Ada tiga poin utama dalam dokumen tersebut:
1. ISO 26000 mendefinisikan CSR sebagai tanggung jawab organisasi atas dampak keputusan dan aktivitasnya terhadap masyarakat dan lingkungan.
2. Ada tujuh dimensi CSR menurut ISO 26000, yaitu tata kelola organisasi, hak asasi manusia, praktik ketenagakerjaan, lingkungan, operasi yang adil, isu konsumen dan kontribusi terhadap masyarakat.
3. Ada
3. Trainer / Resume Profile
Adrie Kaunang, MBA, CCH
WORKING EXPERIENCE :
. 2012 – Present : Independent Professional Trainer &MOTIVATOR
• 2003 –2012
• 2000 –2003
• 1995 –1999
• 1991 –1995
: As Senior Credit & Risk Officer – HSBC
: As Manager Credit Risk & Collection, Mortgage and Personal Loan – ABN AMRO
: As Credit Settlement Head – Bank Kharisma
: As Credit & Marketing Officer – Bank Danamon
Senior Trainer
Trainer of :
•Motivation dan Etos Kerja
•Sales Fighter
•Enhancement Supervisory Skill
•Communication Through D.I.S.C
•CollectionSkill
•NLP forSelling
•Handling Customer Complaint
•Customer Service Excellent
•Problem Solving and DecisionMaking
•Motivation Program
•Time Management
•Personal Loan Program
•Business Presentation Skill
•Leadership
•Personal Loan
•Negotiation Skill
“Deliver Training and seminars for many companies such as PLN,
Daihatsu Motor, TEMPO, ADIRA Finance, Thamrin University,
Pegadaian, HSBC, Suzuki Finance, Sriwijaya Hotel, Panin Bank, GMAHK,
Mettler Toledo, Sinarmas Insurance, Olympic Furniture, Sondo College,
ASI, PT. HAKA Motor, Bank Danamon, Sun Prima Finance, OCBC NISP,
Chevron, Mawar Sharon Church, Tigaraksa Satria, PT. Pindo Deli
Karawang (Sinarmas Group), Bank Sinarmas, Dep Kes, Rs. Advent
Bandar Lampung, Bank Mandiri, Angkasa Pura 2, Kementerian
Kesehatan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementrian
Koperasi dan UKM, Metro Group, PT. Reasuransi, Lion Group,
ASABRI1,ASABRI2, ICBC, PT. Batam, Bank DKI, Bank KalSel, BNI, Jasa
raharja, BI, dll.
4
6. FUNCTIONAL ORGANIZATION
STRUCTURE
STRUKTUR OR FUNGSIONAL
GANISASI
BOARD OF DIRECTOR
CHIEF EXECUTIVE OFFICER
MARKETING DIVISION ACCOUNTING DIVISION FINANCE DIVISION
PRODUCTION DIVISION LEGAL DIVISION R&D DIVISION
PURCHASING DIVISION Your Position ?
ADVANTAGES:
-EACH UNIT FOCUSES ITS OWNWORK
-EASIER TO SOLVE PROBLEM
-TEAMWORK IS MORE ENCOURAGED
-PEOPLE TEND TO SUPERVISE EACHOTHER
-MANAGEMENT FUNCTION (POAC)
12. Regulasi yang Mengatur CSR di Indonesia
Antara lain:
1. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 tentang
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan
Terbatas.
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang
Penanaman Modal.
4. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak
dan Gas Bumi
13. Regulasi …
5. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang
Pertambangan Mineral dan Batubara.
6. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2014 tentang Panas
Bumi.
7. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 Tentang
Penanganan Fakir Miskin.
8. dll
Sumber: Mengenal Sejumlah Regulasi yang Mengatur CSR di Indonesia | KlikLegal
15. ISO 26000 bersifat sukarela:
Dan tidak mengikat. Artinya perusahaan
masih diperbolehkan untuk ikut
mengembangkan program CSRnya yang
disesuaikan dengan kondisi objektif
internal maupun external perusahaan.
Oleh karena itu tidak ada satu lembaga
yang ditunjuk yg secara resmi untuk
melakukan sertifikasi ISO 26000.
17. KEDUA: Hak asasi manusia
(human
berkaitan
rights).
dengan
Hal ini
hak dasar
yang berhaak dimiliki semua
orang sebagai manusia, yang
antara lain mencakup hk sipil,
politik, ekonomi, social, dan
budaya.
18. KETIGA: Praktek-praktek
ketenagakerjaan (labour
Hal ini mengenai
dan
practice).
kebijakan
terkait dengan
praktik yang
pekerjaan.
Misalnya tenaga kerja dibayar
dengan upah rendah, disiksa
atau kerja dengan 20 jam/15
jam perhari, its not fair.
21. KEENAM: isu konsumen
(consumer issues). Ada hak-hak
konsumen yang harus dipenuhi
oleh perusahaan seperti
memberi tahu tentang produk
atau layanan, memberitahukan
tentang produk dan layanan dan
tidak memberitahukan
pemasaran yg menyesatkan.
24. Human Capital:
Jika manusia memperlakukan manusia
sebagai modal
perusahaan
(human capital), maka
dapat memperoleh
keuntungan lebih besar. Artinya jangan
memperlakukan manusia sebagai sumber
daya (human resources), melainkan
pandanglah mereka sebagai modal. Exam.
Accounting, marketing, sales, production,
finance, collection and etc)
25. Pengertian Human Capital:
• Banyak perusahaan yang memperlakukan karyawannya sebagai
sumber daya manusia semata. What the meaning? Hal ini
menyebabkan perusahaan memperoleh keuntungan seadanya. Example:
accounting, collection, finance, production, marketing, sales and others
related as Human Resources.
26. Lima Manfaat HCM:
1. HCM mampu membantu praktisi HR
untuk merekrut orang yg tepat di
posisi yg tepat
2. HCM mampu berfokus pada pilihan
tepat untuk pelatihan dan
pengembangan skill karyawan
3. HCM membantu karyawan
menganalisa kekurangan dan
mendukung strategi skill improvement
27. Lima Manfaat HCM:
1. HCM mampu mendukung perusahaan
dalam menentuhkan biaya
sepandan setelah melihat
setiap karyawannya. Dengan
yang
potensi
begitu
perusahaan bisa memaksimalkan
return on investment (ROI).
2. HCM mampu meningkatkan rasio
retensi karyawan dan meningkatkan
employee engagement
28. Pengertian Human Capital:
Banyak yang bertanya apa yang dimaksud
dengan modal manusia ini? Secara
harafiah modal manusia (human capital)
merupakan
keahliaan
(knowledge),
kemampuan
(ability), dan
pengetahuan
(expertise),
ketrampilan (skill) yang
akan menjadihkan manusia sebagai modal
atau asset dari sebuah organisasi atau
perusahaan. How to get it?
29. Human Capital (Tangible
Asset):
• Sumber Daya Manusia (SDM) disini dinilai sebagai factor sentral yang
strategis dibentuk untuk mejalankan berbagai kepentingan visi
perusahaan. Jadi, pada lingkungan dunia dewasa ini, terlah terjadi
perubahan pandangan mengenai
berbagai sumber daya yang bersifat
strategis bagi perusahaan. Perubahan
tersebut yaitu dari dominasi sumber daya
yang bersifat fisik (tangible asset ) ke
(intangible asset).
30. Human Capital (5 component):
Capability (Kemampuan
Motivation (Motivasi
1. Individual
Individu)
2. Individual
Individu)
3. Leadership (Kepemimpinan)
4. The Organization Climate (Suasana
Organisasi)
5. Workgroup Effectiveness (Efektivitas
Kelompok Kerja).
31. Human Capital (Intangible
Asset):
Aset yang tidak terlihat (intangible asset)
merupakan lawan dari asset terlihat
(tangible asset) meski keduanya memiliki
kepentingan yang sama. Sebagai contoh
intangible assets dapat dilihat
pengenalan produk, pengenalan
pada
merek,
inovasi, pengetahuan, modal, sumber daya
manusia dan sebagainya
32. Human Capital (Intangible
Asset) by Raymond A. Noe:
Today more and more companies are
interested in using intangible asset and
human capital as a way to gain an
advantage over competitors. A company
value includes three types of asset that are
critical for the company to provide goods
and services: financial asset (cash and
securities),
34. Quote
Ram Charan
RAM CHARAN
World-Renowned Business Advisor,
Execution Expert and Best Selling Author
“ 70%
Strategi yang
direncanakan
gagal, karena
buruknya
Eksekusi ”
36. SIKAP POSITIF YANG HARUS
DIBANGUN
• Terhadap produk / jasa
– Harus bangga
• Terhadap perusahaan
– “Jangan meludah di sumur sendiri”
• Terhadap diri sendiri
– Yakin & mau berubah
– Kesungguh-sungguhan akan membuahkan hasil
• Terhadap pelanggan
– Jaga hubungan baik
40. ISO 26000 bersifat sukarela:
Dan tidak mengikat. Artinya perusahaan
masih diperbolehkan untuk ikut
mengembangkan program CSRnya yang
disesuaikan dengan kondisi objektif
internal maupun external perusahaan.
Oleh karena itu tidak ada satu lembaga
yang ditunjuk yg secara resmi untuk
melakukan sertifikasi ISO 26000.
41. CSR DALAM ISO 26000, CSR:
Adalah “Responsibility of an organization of
the impacts of its decision and activities on
society and the environment, through
and ethical behaviour that
transparent
contributes to sustainable development,
with applicable law and consistent with
international norms of behaviour and
health and the welfare; take into account the
expectations stakeholders; is in compliance
integrated throughout the organization and
practiced in its relationships”.
42. CSR DALAM ISO 26000, CSR:
Adalah tanggung jawab sebuah organisasi
terhadap dampak-dampak dari
keputusan-keputusan dan kegiatan-kegiatan
pada masyarakat dan lingkungan yang
diwujudkan dalam bentuk transparansi dan
etis dan sejalan dengan pembangunan yang
berkelanjutan termasuk kesehatan dan
kesejatraan
mempertimbangkan harapan
masyarakat;
pemangku
kepentingan ; sejalan dengan hukum yang
ditetapkan dengan norma-norma perilaku
international; serta terintegrasi dengan
organisasi secara menyeluruh.
43. CSR DALAM ISO 26000, CSR:
Ada 7 dimensi CSR yang terdapat dalam
ISO 26000, yaitu tata kelola organisasi, hak
asasi manusia, aktifitas tenaga kerja,
yang fair, isu
lingkungan, operasional
konsumen dan kontribusi terhadap
masyarakat. Artinya CSR sangat luas tidak
hanya berbicara tentang tanggungjawab
social kepada pihak eksternal (masyarakat,
pemerintah, LSM dll), namun ada tanggung
perusahaan (pemilik perusahaan,
jawab juga terhadap pihak internal
tenaga
kerja, manajemen, pemegang saham dll)
46. ❑ Trasparansi mewajibkan adanya informasi yang
terbuka, tepat waktu, serta jelas, dan dapat
dibandingkan yang menyangkut keadaan keuangan,
pengelolaan perusahaan dan kepemilikan
perusahaan
❑ Faktor-factor yang mempengaruhi penerapan
tansparansi
`-tuntutan stakeholders
-budaya korporasi
TRANSPARANSI
47. ❑ Merupakan kewajiban
pertanggungjawaban kinerja kepada
memberikan
pihak yang
memiliki hak atau kewenangan untuk meminta
pertanggunjawaban atau keterangan
❑ Faktor-factor yang mempengaruhi penerapan prinsip
akuntabilitas
-struktur organisasi(wewenang)
-sistim internal control
-tingkat moral individu
AKUNTABILITAS
48. ❑ merupakan perlakuan yang setara terhadap semua
pihak yang berkepentingan sesuai dengan kriteria
dan proporsi yang seharusnya
❑ Faktor-factor yang mempengaruhi penerapan prinsip
kewajaran
-adanya kejelasankesimbangan antara hak dan
kewajiban, tanggungjawab dan wewenang yang dapat
diterima stakeholders
-pemberrian sanksi
FAIRNESS
49. ❑ Kemandiriaan adalah suatu keadaan dimana
korporasi bebas dari pengaruh-pengaruh pemerintah
serta tekanan pihak lainnya yang tidak sesuai dengan
mekanisme korporasi
penerapan
❑ Faktor-factor yang mempengaruhi
kemadirian
-komitmen dewan komisaris
-pengawas atau direksi
-bantuan kepentingan
KEMANDIRIAAN
50. ❑ Merupakan komitmen
perusahaan
yang tinggi dari para
untuk berbuat jujur dan
dengan keyakinan yang baik untuk
pengurus
dilandasi
berbuat yang terbaik untuk kepentingan
perusahaan dan para stakeholdersnya
mempengaruhi penerapan
❑ Faktor-factor yang
prinsip integritas:
-sistim recruitmen
-penegakan hukum
INTEGRITAS
51. ❑ Partisipasi merupakan keterlibatan aktif dari para
pelaku/organ perusahaan dalam menunjang
peningkatan nilai perusahaan
penerangan
❑ Faktor-factor yang mempengaruhi
prinsip kewajaran
-kapabilitas
-budaya/nilai-nilai dari perusahaan
-sistim penghargaan
-control dari masyarakat
PARTISIPASI
52. Model dan Cakupan CSR
▪ Seperti Fairness, Transparancy, accountability dan
responsibility kemudian menjadi pijakan untuk
mengukur keberhasilan program DC.
▪ Sebagai contoh Shell Foundation do Flower Valley,
Afrika Selatan, membangun early learning centre
untuk membantu anak-anak dan mengmbangkan
ketrampilan-ketrampilan baru bagi orang dewasa di
komunintas itu.
▪ Di Indonesia, perusahaan-perusahaan seperti
Freeport, Rio Tinto, Inco, Pulp, Kaltim Prima -
65
53. Model dan Cakupan CSR
▪ Pertamina serta perusahaan BUMN lainnya telah
cukup lama terlihat dalam menjalankan CSR.
▪ Kegiatan DC yang dilakukan saat ini juga sering
mulai beragam, disesuaikan dengan kebutuhan
masyarakat setempat berdasarkan need
assessment.
▪ Mulai dari pembagunan fasilitas pendidikan
kesehatan, pemberiaan modal bagi UKM. Social
forestry, penakaran kupu-kupu, pemberiaan
beasiswa, penuluhan AIDS, penguatan kearifan -
66
54. Model dan Cakupan CSR
▪ Kearifan local, , pengembangan skema
perlindungan social berbasis masyarakat dan
seterusnya. CD pada tatanan ini tidak sekedar do
good dan to look good, melainkan pula to make
good, menciptakan kebaikan atau meningakatkan
kesejateraan masyarakat.
67
55. CSR menurut Kotler
▪ CSR sendiri menurut Kotler adalah bentuk
“discretionary” yang artinya sesuatu yang perlu
dilakukan tapi bukan sesuatu yang diwajibkan .
▪ Apabila tidak dilakukan akan berdampak
negative terhadap operasional perusahaan.
68
56. CSR menurut World Business
Council for Sustainable(WBCS)
▪ CSR komitmen berkelanjutan oleh dunia usaha
untuk terus menerus bertindak etis, beroperasi
secara legal dan memberikan kontribusi kepada
pengembangan ekonomi dari komunitas
setempat ataupun masyarakat luas, bersamaan
dengan peningkatan taraf hidup pekerjanya
beserta keluarga.
69
57. DEFENISI COMMUNITY DEVELOPMENT BY
WORLD BUSINESS COUNCIL
• Komitmen bersinabungan dari kalangan
business untuk berperilaku etis dan
memberi kontribusi bagi pembagunan
ekonomi seraya meningkatkan kualitas
kehidupan karyawan dan keluarga serta
komunitas lokal dan msyarakat pada
umumnya.
70
58. DEFENISI CSR BY
INTERNATIONAL FINANCE
CORPORATION
dunia business untuk
• Komitmen
kontribusi terhadap pembagunan
berkelanjutan melalui kerjasama
memberi
ekonomi
dengan
karyawan, keluarga mereka, komunitas local
dan masyarakat
kehidupan mereka
untuk meningkatkan
melalui cara cara yang
baik bagi bisnis maupun pembagunan.
71
59. DEFENISI CSR BY
European Commission
persuahaan mengintegrasikan
• Sebuah konsep dengan mana bagaimana
perhatian
terhadap social dan lingkungan dalam operasi
bisnis mereka dalam interaksinya dengan
para pemangku kepentingan (stakeholders)
berdasarkan prinsip sukarela.
72
60. CASE STUDY – PART ONE
• EARLY LEARNING CENTRE
• - ENGLISH CERDAS
• - KAMPUNG WARNA WARNI
• - KREDIT MODAL KERJA
• - BEASISWA CERDAS
• -GROUP SMART
73
61. CASE STUDY – PART ONE
• EARLY LEARNING CENTRE
• - BUDGET
• - PANITIA
• - LOKASI
• -TIME TABLE PROGRAM ACARA
• -TIMES
74
62. CASE STUDY – PART ONE
• EARLY LEARNING CENTRE
• - CEK LOKASI
• - APPRAISAL LOKASI
• - TENDER
• - EXSEKUSI
• -CEK AND BALANCE
75
63. CSR
• CSR PLAN;
• - PENDIDIKAN
• - KESEHATAN
• - SOCIAL
• -KEAGAMAAN
76
64. • EKONOMI – BANTUAN MODAL
• PENDIDIKAN – BANTUAN SARANA&
PRASARANA
• KESEHATAN – PELAYANAN KESEHATAN/COI
• PEMUDA DAN OLAH RAGA - PELATIHAN
• SOSIAL – BANTUAN SOCIAL
• SARANA JALAN – MEMBUKA DAERAH TERISOLIR
• PERIBADATAN – PRASARANA&SARANA
PROGRAM CD
71. CSR in ISO 26000
• Berdasarkan konsep ISO 26000, maka untuk penerapan
CSR terdapat prinsip-prinsip dasar pelaksanaan CSR
yang menjiwai atau menjadi informasi dalam pembuatan
keputusan dan kegiatan CSR, meliputi:
1. Kepatuhan kepada hukum;
2. Menghormati instrumen/badan-badan internasional;
3. Menghormati stakeholders dan kepentingannya;
4. Akuntabilitas;
5. Transparansi;
6. Perilaku yang beretika;
7. Melakukan tindakan pencegahan;
8. Menghormati dasar-dasar hak asasi manusia.
72. Mengapa CSR Penting bagi
Perusahaan?
• Dengan adanya CSR akan memperlihatkan bahwa
perusahaan tersebut adalah perusahaan yang peduli kepada
kepentingan sosial yang luas, selain mencari keuntungan.
• Dengan peduli kepada lingkungan, maka pelanggannya
akan memandang perusahaan tersebut sebagai perusahaan
yang memiliki rasa kepedulian yang tinggi.
• Kepedulian perusahaan tersebut akan dinilai positif oleh
pelanggan. Oleh karenanya, menjadi praktek yang terpuji
bagi perusahaan yang secara rutin menerapkan CSR.
73. Ruang Lingkup CSR
• Keterlibatan perusahaan dalam kegiatan –
kegiatan sosial yang berguna bagi masyarakat
luas.
• Mematuhi aturan hukum yang berlaku dalam
suatu masyarakat, baik yang berkaitan dengan
kegiatan bisnis maupun kegiatan sosial pada
umumnya.
• Hormat pada hak dan kepentingan stakeholders
yang mempunyai kepentingan langsung ataupun
tidak langsung terhadap kepentingan bisnis.
75. Tujuan CSR
Tujuan dari CSR adalah :
• Untuk meningkatkan citra perusahaan, biasanya
secara implisit, asumsi bahwa perilaku
perusahaan secara fundamental adalah baik.
• Untuk membebaskan akuntabilitas organisasi atas
dasar asumsi adanya kontrak sosial di antara
organisasi dan masyarakat.
• Sebagai perpanjangan dari pelaporan keuangan
tradisional dan tujuannya adalah untuk
memberikan informasi kepada investor.
(Saputri, 2011)
76. CSR ala Kotler and Lee
Dalam CSR konsep Kotler dan Lee disebutkan ada
6 pendekatan :
1. Cause Promotion.
2. Cause-related Marketing.
3. Corporate Social Marketing.
4. Corporate Philanthropy.
5. Community Volunteering.
6. Social Responsible Business Practices.
77. • yaitu inisiatif korporasi untuk mengalokasikan dana atau bantuan dalam bentuk barang
dan sumber daya lain untuk meningkatkan kesadaran dan perhatian tentang masalah
sosial tertentu atau dalam rangka rekruitmen sukarelawan.
• Perusahaan mensponsori sebuah kegiatan sosial yang sedang jadi perhatian
masyarakat, untuk meningkatkan citra perusahaan. Misalnya, fun walk, gerakan
hijau, atau soal endemi flu burung. Atau bisa saja seperti yang dilakukan
perusahaan telekomunikasi XL yang menyediakan fasilitas telepon gratis di lokasi-
lokasi bencana alam. Contoh lain, Unilever yang mendukung kampanye hijau.
• Contoh yang ekstrem adalah PT Djarum. Perusahaan rokok ini habis-habisan
melakukan CSR di bidang bulutangkis; mendirikan
sekolah bulutangkis, membuat klub, memberikan beasiswa, dan rutin melakukan
aneka lomba dan mensponsori berbagai acara bulutangkis baik nasional maupun
internasional. Meski tak ada korelasi antara produk (rokok) dengan olahraga
(prestasi), tapi orang dengan gampang bisa membaca aktivitas Djarum tersebut. Bulu
tangkis adalah salah satu cabang olah raga yang menjadi kebanggaan Indonesia, yang
sampai saat ini prestasinya masih punya pomor di dunia internasional. Dan Kudus
(Djarum) adalah salah satu sumber pemain bulu tangkis yang berkelas.
1. Cause Promotion.
78. • yang berarti korporasi berkomitmen untuk mendonasikan
sejumlah persentase tertentu dari pendapatan untuk hal
tertentu yang berkait dengan penjualan produk.
• Sumbangan (persentase) hasil penjualan untuk didonasikan. Ini
paling banyak dilakukan perusahaan-perusahaan di Indonesia.
Misalnya, persentase dari hasil SMS pelanggan selama kurun
waktu tertentu didonasikan untuk kepentingan pendidikan.
• Contoh lain pernah dilakukan oleh produsen sabun, makanan,
dan masih banyak lagi. Selain relatif lebih mudah, cara ini
sekaligus melibatkan pelanggan. Ada unsur emotional
relationship yang bisa dikembangkan antara produsen dan
pelanggan, dimana melalui program ini, kedua belah pihak
terlibat dalam sebuah program sosial.
2. Cause-related Marketing.
79. • yaitu upaya korporasi memberi dukungan pada pembangunan dan/atau
pelaksanaan kegiatan yang ditujukan untuk mengubah sikap dan perilaku
dalam rangka memperbaiki kesehatan masyarakat, pelestarian lingkungan,
dll
• Dalam konteks ini perusahaan biasanya berupa kampanye untuk perubahan
perilaku masyarakat. Bisa untuk tujuan meningakatkan kesadaran akan
hidup sehat, pemeliharaan lingkungan, dan lainnya.
• Gerakan cuci tangan yang dilakukan oleh sebuah produsen sabun,
bertujuan membiasakan masyakarat mencuci tangan sebelum melakukan
pelbagai aktifitas.
• Katakanlah kampanye ”Internet sehat” yang dilakukan dalam konteks
untuk membawa masyarakat agar bisa memanfaatkan Internet secara
sehat.
3. Corporate Social Marketing.
80. 4. Corporate Philanthropy.
• Yaitu berupa pemberian sumbangan sebagai kegiatan
amal (charity). Seringkali dalam bentuk hibah tunai,
donasi dan/atau dalam bentuk barang.
• Ini yang paling jamak. Perusahaan memberikan donasi bagi
masyarakat yang memerlukan.
• Belakangan, konteks donasi ini dilakukan secara lebih
strategis. Artinya, philantropy dilakukan untuk mendukung
tujuan bisnis perusahaan.
• Seperti perusahaan ICT memberikan donasi berupa fasilitas
internet gratis di sebuah desa. Ini
bisa dikolaborasikan dengan bentuk ketiga di atas, di mana
donasi ini dimanfaatkan untuk membiasakan masyarakat
menggunakan Internet, misalnya.
81. • Dalam perwujudan dukungan dan dorongan korporasi kepada
para karyawan, mitra pemasaran dan/atau anggota franchise
untuk menyediakan dan mengabdikan waktu dan tenaga
mereka untuk membantu kegiatan organisasi sosial tertentu.
• Saat ini sudah banyak perusahaan yang mengalokasikan
sekian jam per tahun dari jam kerja karyawannya untuk
pekerjaan sosial.
• Kegiatan ini dihitung dalam KPI (key perfomance
indicator) setiap karyawan. Karyawan bisa
melakukan kerja sebagai sukarelawan misalnya.
5. Community Volunteering.
82. • Yaitu adopsi praktik-praktik bisnis yang bersifat
diskresi serta berbagai investasi yang
mendukung pemecahan masalah sosial tertentu.
• Intinya mengadopsi praktek bisnis yang sesuai
dengan isu sosial yang terjadi.
• Contohnya, perusahaan eceran yang mulai
menggunakan kertas daur ulang untuk
kemasan produknya.
6. Social Responsible Business Practices.
83. Ke-enam pendekatan …
• Ke-enam pendekatan di atas bisa menjadi acuan
bagi perusahaan yang ingin menyertakan CSR
sebagai bagian operasional bisnisnya.
• Tentunya, apapun inisitif yang dipilih harus
disesuikan dengan visi dan sasaran perusahaan.
• Sebab, menurut Kotler, patokan kesuksesan
sebuah CSR adalah kemampuannya menunjang
pencapaian strategi dan tujuan perusahaan.
85. Undang-undang No. 40 Thn 2007 tentang PT
Psl 74 dijelaskan …
• Perseroaan yang menjalankan kegiatan usahanya
di bidang dan/ atau berkaitan dengan sumber
daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab
social dan lingkungan
• Dimana biaya yang diperluhkan utk itu
dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya
perseroaan serta pelaksanaannya dilakukan
dengan memperhatikan kepatuhan dan kewajaran
(pelatihan budaya ikan lele dan jamur tiram,
pengelolaan sampah pabrik dan lingkungan
pabrik, bantuan pembuatan pagar, beasiswa dll)
86. Regulasi yang Mengatur CSR di Indonesia
Antara lain:
1. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 tentang
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan
Terbatas.
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang
Penanaman Modal.
4. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak
dan Gas Bumi
87. Regulasi …
5. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang
Pertambangan Mineral dan Batubara.
6. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2014 tentang Panas
Bumi.
7. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 Tentang
Penanganan Fakir Miskin.
8. dll
Sumber: Mengenal Sejumlah Regulasi yang Mengatur CSR di Indonesia | KlikLegal
88. Faktor Mempengaruhi
Implementasi CSR
• Pada umumnya implementasi CSR di
perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor,
antara lain:
1. Komitmen pimpinan perusahaan
2. Ukuran dan kematangan perusahaan
3. Regulasi dan sistem perpajakan yang
diatur pemerintah
89. • Perusahaan yang pimpinannya tidak tanggap
dengan masalah-masalah sosial dan
lingkungan, kecil kemungkinan akan
mempedulikan aktivitas sosial.
1. Komitmen pimpinan perusahaan
90. • Perusahaan besar dan mapan lebih
mempunyai potensi memberikan kontribusi
ketimbang perusahaan kecil dan belum
mapan.
• Namun, bukan berarti perusahaan
menengah, kecil, dan belum mapan tersebut
tidak dapat menerapkan CSR.
2. Ukuran dan kematangan perusahaan
91. • Semakin meluasnya regulasi dan penataan
pajak akan membuat semakin kecil ketertarikan
perusahaan untuk memberikan donasi dan
sumbangan sosial kepada masyarakat.
• Sebaliknya, semakin kondusif regulasi atau
semakin besar insentif pajak yang diberikan,
akan lebih berpotensi memberi semangat
kepada perusahaan untuk berkontribusi kepada
masyarakat.
3. Regulasi dan sistem perpajakan yang
diatur pemerintah
92. Argumen yang Menentang CSR
• Tujuan utama bisnis adalah mengejar
keuntungan sebesar – besarnya.
• Perhatian perusahaan menjadi terbagi – bagi
dan tidak fokus.
• Biaya keterlibatan sosial.
• Kurangnya tenaga terampil dalam bidang
kegiatan sosial.
93. Argumen yang Mendukung
CSR
• Kebutuhan dan harapan masyarakat yang
berubah.
• Terbatasnya sumber daya alam.
• Lingkungan sosial yang lebih baik.
• Perimbangan tanggung jawab dan kekuasaan.
• Bisnis mempunyai sumber – sumber daya yang
berguna.
• Keuntungan jangka panjang.
96. • CSR diawali sejak adanya kesadaran terhadap
sustainability perusahaan dalam jangka panjang
yang dipandang lebih penting dibandingkan
sekedar profitability dalam jangka pendek.
Introduction
97. Fungsi CSR
• Pada umumnya fungsi dari CSR yaitu sebagai bentuk
rasa tanggung jawab perusahaan kepada berbagai
pihak yang ikut serta ataupun yang terkena
dampaknya, baik secara langsung atau tidak langsung,
terhadap aktivitas perusahaan dengan memberikan
perhatian yang lebih kepada pihak-pihak terkait.
98. Fungsi CSR …
• Menjalin Hubungan Baik dengan Pemangku
Kepentingan.
• Melebarkan Akses Sumber Daya.
• Melebarkan Akses Menuju Market.
• Mereduksi Biaya & Mengurangi Risiko Bisnis
Perusahaan.
• Peluang Mendapatkan Penghargaan.
• Meningkatkan Semangat Karyawan.
99. Manfaat CSR Untuk Masyarakat
• Menaikkan kesejahteraan masyarakat dan lingkungan yang luas.
• Hadirnya beasiswa untuk anak muda tidak mampu berada di daerah
tersebut.
• Terdapat pembangunan pedesaan fasilitas masyarakat yang bersifat
sosial dan berguna untuk masyarakat umum yang berada di sekitar
perusahaan tersebut.
Manfaat CSR Untuk perusahaan
• Meningkatkan citra perusahaan.
• Menumbuhkan kerjasama dengan perusahaan yang berbeda.
• Menguatkan brand perusahaan di hati masyarakat.
• Membedakan perusahaan dengan kompetitornya.
Manfaat CSR
100. Triple Bottom Line dalam implementasi CSR
bertumpu kepada keharmonisan antara:
• Kepentingan bisnis,
• Peningkatan kualitas sosial, dan
• Kelestarian lingkungan.
Dalam kaitannya dengan fungsi CSR korporat, ketiga
hal tersebut merupakan satu kesatuan aktifitas
perusahaan yang dapat dilakukan secara simultan,
sesuai dengan kondisi sosio-kemasyarakatan yang
berkembang.
Dialogue to Stakeholder
101. • Peranan CSR perusahaan sangat penting agar
perusahaan tetap dapat menjalankan fungsi
bisnisnya dengan baik.
• Sebagai entitas bisnis, keberadaan sebuah
korporat tidak dapat berdiri sendiri tanpa adanya
dukungan dan suport dari masyarakat.
• Secara ekonomi, filosofi profit maximizing
perusahaan tidak akan tercapai manakala produk
yang dijual tidak laku di tengah masyarakat.
Dialogue …
102. • Pada sisi lain, keberadaan perusahaan di suatu lingkungan
masyarakat akan terasa nyaman dan tenang dalam
kegiatan operasionalnya, manakala masyarakat sekitar
perusahaan bersifat kooperatif dengan perusahaan.
• Implementasi program-program CSR dilakukan sedemikian
rupa secara sistematis, terstruktur dan periodik.
Dialogue …
103. • Kegiatan yang dilakukan senantiasa mengedepankan
persoalan-persoalan vital yang dihadapi masyarakat dalam
peningkatan kesejahteraannya, seperti bidang agama,
ekonomi, pendidikan dan kesehatan.
• Berbagai kegiatan tersebut dapat dilaksanakan manakala
perusahaan telah memiliki visi, misi, strategi, kebijakan
dan program yang jelas dan terarah dalam
pelaksanaannya.
Dialogue …
104. Dialogue …
• Isu-isu sosial akan terus berkembang seiring dengan
dinamika yang terjadi dalam kehidupan sosial
kemasyarakatan, sebagai wujud dari adanya perubahan
dalam cara pandang hidup masyarakat yang harus segera
direspon oleh perusahaan.
• Ekses dari ketidakmampuan perusahaan dalam
menangkap isu sosial yang berkembang di masyarakat
akan berdampak pada gesekan/bentrokan yang terjadi di
tengah-tengah komunitas kehidupan sosial masyarakat.
Andi Mapisangka. JESP Vol. 1, No. 1, 2009
105. • Apalagi dalam suasana krisis ekonomi dunia yang
sedang terjadi, persoalan-persoalan perburuhan,
komunikasi pemerintah dan perusahaan, bahkan
hubungan pekerja di dalam perusahaan sendiri akan
dapat terganggu dari mencuatnya isu sosial dalam
masyarakat.
• Isu-isu sosial yang hangat berkembang di masyarakat
dimaksud dapat dirumuskan oleh perusahaan setelah
melalui komunikasi yang inten dan dialog yang baik,
yang dilakukan secara berkesinambungan dengan
stakeholder, yaitu pengusaha berikut karyawannya,
komunitas masyarakat dan lingkungan hidup sekitarnya.
Dialogue …
106. • Penyusunan program CSR perusahaan harus
senantiasa memperhatikan isu-isu sosial yang hangat
berkembang di masyarakat.
• Hal ini dapat dilihat dengan jelas pada kebijakan
umum perusahaan dalam menempatkan CSR sebagai
instrumen investasi sosial perusahaan, guna tercipta
lingkungan bisnis yang harmonis di antara
kepentingan para stakeholdernya.
Dialogue …
107. Manajemen ISU
• Isu adalah peristiwa yang terjadi di luar kendali
perusahaan, yang berdampak pada tujuan
strategis perusahaan, core business nya dan
keberadaan perusahaan, yang mungkin
memerlukan respons tertentu dari perusahaan.
• Isu dapat juga berupa suatu usaha aktif untuk ikut
serta memengaruhi dan membentuk persepsi,
opini dan sikap masyarakat yang mempunyai
dampak terhadap perusahaan.
108. Munculnya Isu
• Isu muncul dan berkembang ketika:
✔ ada perubahan atau
✔ ketidaksesuaian antara lingkungan atau
harapan publik/masyarakat terhadap
organisasi.
109. Tujuan Manajemen Isu
Tujuan Manajemen Isu, antara lain untuk :
• Melestarikan pasar
• Mengurangi resiko
• Menciptakan peluang
• Mengelola citra sebagai aset
organisasi/perusahaan, baik untuk
kepentingan organisasi itu sendiri maupun
para stakeholder
110. Kegiatan Manajemen Isu
Kegiatan manajemen isu dilakukan dengan:
• Mengantisipasi, meneliti, dan memprioritaskan
berbagai isu yang beredar.
• Pengendalian dan pengelolaan isu serta krisis
menjadi sebuah bidang khusus yang harus
ditangani. Pada saat isu beredar, reputasi
perusahaan berada dalam taruhan.
• Reaksi manajemen isu yang efektif didasarkan
pada bagaimana mengidentifikasi isu di awal
perkembangannya dan memberikan reaksi yang
terorganisasi dalam upaya menangani isu yang
beredar di publik/masyarakat.
112. 1. Pendekatan sistem.
• Manajemen isu berupaya meminimalisasi
‘kejutan’ dengan berfungsi sebagai sistem
peringatan dini bagi ancaman potensial
• Pendekatan ini mempromosikan respon yang
lebih sistematis dan efektif dengan bertindak
sebagai kekuatan koordinasi dan integrasi di
dalam organisasi.
113. • Pendekatan ini mempertimbangkan berbagai faktor
seperti kajian keputusan stratejik, proses organisasi,
perilaku manajemen dan perilaku sosio-politik untuk
mengembangkan suatu pemahaman atas peristiwa
yang terjadi dan aksi organisasi.
• Secara sederhana, pendekatan stratejik menekankan
pada orientasi kognitif aksi organisasi dan perilaku
individu. Perhatian utama adalah interpretasi individu
dan kelompok terhadap sebuah isu berhubungan
dengan aksi di tingkat organisasi.
2. Pendekatan stratejik.
114. • Pendekatan ini berasumsi bahwa organisasi memiliki
wewenang yang sama dengan pemerintah ketika
berhubungan dengan penciptaan kebijakan publik.
• Memandang isu sebagai sebuah masalah yang belum
terselesaikan dan siap untuk sebuah keputusan.
• Isu tercipta jika satu orang atau lebih berhubungan
secara intens di tengah sebuah masalah yang terjadi.
• Mereka merekomendasikan 3 strategi respons
terhadap isu, yaitu: reaktif, adaptif dan catalystic yang
artinya organisasi berupaya membawa isu melalui
siklusnya, sehingga dapat diselesaikan sesuai dengan
tujuan organisasi.
3. Pendekatan Retoris.
115. • Manajemen isu membantu organisasi tumbuh dan
bertahan hidup, karena memberikan organisasi
alat untuk memaksimalkan peluang.
• Konsekuensi dari asumsi ini, yaitu:
✔ Publik tidak hanya terbatas pada kelompok
aktivitas atau pemerintah. Publik
mengharapkan kepedulian yang lebih besar
dalam tindakan organisasi.
✔ Konvergensi dari kepentingan publik dan
organisasi akan memberikan kedua belah pihak
peluang menyelesaikan isu melalui komunikasi.
4. Pendekatan Terintegrasi.
118. Program CSR merupakan sebuah komitmen yang menjadi
kebutuhan perusahaan itu sendiri. Jika mampu memberikan
manfaat bagi manusia dan lingkungan, perusahaan tersebut
akan mampu bertahan dalam jangka panjang.
Karena itulah, pelaksanaan CSR harus didasari oleh empat
motif berikut ini:
• Kewajiban Moral: untuk meraih keberhasilan secara
komersial dengan tetap menghormati etika;
• Keberlanjutan: memenuhi kebutuhan di masa depan.
• Izin operasi: membangun citra perusahaan untuk
mendapatkan persetujuan dari pemerintah dan para
pemangku kepentingan.
• Reputasi: menaikkan brand dan reputasi di mata
konsumen, investor, dan karyawan.
Introduction
119. • Pastikan bahwa keterlibatan dengan masyarakat
akan membawa dampak negatif sesedikit
mungkin dan dampak positif sebanyak mungkin
bagi seluruh anggota masyarakat.
• Lakukan kerja sama dengan perusahan lainnya
atau organisasi setempat dalam meraih hasil
terbaik bagi masyarakat.
• Perusahaan dapat memanfaatkan berbagai
kecakapan yang ada di perusahaan untuk
melibatkan masyarakat.
Introduction …
121. • Melihat dari besarnya manfaat yang akan didapat
dan luasnya tenggung jawab atas implementasi CSR,
maka dibutuhkan para karyawan pengelola CSR di
Perusahaan, dengan kriteria a.l:
□ Memiliki Integritas
□ Dorongan untuk berprestasi.
□ Terbuka dan transparan.
□ Sanggup mengambil keputusan.
□ Memiliki Inteligensi yang baik.
Who Works in CSR?
122. □ Memiliki Integritas ;
Siapa DiriAnda Bagi DiriAnda
□ Memiliki Integritas ;
• Patuh terhadap hukum dan peraturan.
• Mampu melebarkan akses sumber daya.
• Mampu melebarkan akses menuju market.
• Dapat mereduksi biaya & mengurangi risiko
bisnis perusahaan.
123. □ Dorongan untuk berprestasi
• Energik (jasmani dan rohani)
• Antusias
• Percaya diri
• Memiliki inisiatif
• Mampu meningkatkan semangat diri, karyawan
lain dan masyarakat/lingkungan.
• Komitmen yang tinggi.
124. □ Dorongan untuk berprestasi …
• Ciri-ciri Motif Berprestasi:
✔ Adanya dorongan untuk menjadi lebih
unggul,
✔ Adanya dorongan untuk berprestasi sesuai
dengan bidang tugasnya,
✔ Adanya dorongan untuk berprestasi pada
setiap kesempatan,
✔ Adanya dorongan untuk berusaha keras
mencapai kesuksesan.
125. □ Terbuka & Transparansi
• Mudah menyesuaikan diri.
• Memiliki interpersonal relationship yang baik.
• Menghormati stakeholders dan kepentingannya.
• Menghormati dasar-dasar hak asasi manusia.
• Mampu bekerja sama.
126. □ Sanggup mengambil keputusan.
• Memahami proses pengambilan keputusan.
• Mampu memprediksi dan menyusun
perencanaan, serta fungsi-fungsi manajemen
lainnya.
• Memahami manajemen krisis dan mampu
melakukan tindakan pencegahan.
• Bertanggung jawab.
127. 1. Identify the problem
2. Gather information and
list possible alternatives
3. Consider consequences of each
alternative
4. Select the best course of action
5. Evaluate the results
128. □ Memiliki Inteligensi yang baik.
• Perilaku yang beretika.
• Positive thinking.
• Mampu memanfaatkan kemampuan diri (IQ,
EQ, dan ESQ).
Zohar dan Marshall (2001):
• SQ merupakan kecerdasan
tertinggi dan
dibutuhkan untuk memfungsikan
IQ dll.
• EQ merupakan landasan
129. • Perilaku yang beretika:
✔ Sistem nilai (nilai-nilai dan norma-normamoral).
✔ Profesional ethics (kumpulan prinsip dan nilai moral
yang mengatur perilaku kelompok).
✔ Filsafat moral (apa yang baik dan apa yang buruk;
apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh
dilakukan).
132. Tanggung Jawab Legal dan Moral
Perusahaan
Mengapa CSR merupakan tanggung jawab legal
dari perusahaan?. Karena:
• Perusahaan sebagai badan hukum ia memiliki
status legal.
• Perusahaan mempunyai hak dan kewajiban dari
aspek legal.
• Perusahaan harus menaati peraturan hukum dan
bila terjadi pelanggaran harus memenuhi
hukumannya .
133. Tanggung jawab …
Apakah CSR mempunyai tanggung jawab moral
perusahaan?
• Perusahaan perlu berstatus moral ─ merupakan pelaku
moral ─ bisa jadi dalam operasi bisnisnya melakukan
perbuatan etis atau tidak etis.
• Kalaupun orang-orang yang bekerja di dalamnya
perusahaan ─ tidak merupakan pelaku moral dan karena
itu tidak bisa memikul tanggung jawab moral, namun
pimpinan perusahaan tetap pelaku moral dan harus
memikul tanggung jawab moral atas keputusan yang
diambilnya.
• Hal ini sangat berkaitan erat dengan etika bisnis
(business ethics) sebagaimana pembahasan berikut
ini…..>
134. E T I K A (ETHICS)
adalah :
• The study of how our decisions affect other people
(studi tentang bagaimana keputusan-keputusan kita
mempengaruhi orang lain).
• The study of people’s rights and duties and of the rules
that people apply in making decisions (studi tentang
hak dan kewajiban manusia dan tentang aturan-aturan
yang digunakan oleh manusia dalam pengambilan
keputusannya).
• The studi of rights and of who is-or should
be-benefited or harmed by an action (studi tentang
hak dan tentang siapa yang memperoleh-atau yang
seharusnya memperoleh-manfaat atau kerugian dari
suatu tindakan).
135. Pendapat lain …
Pendapat lain mengatakan bahwa etika mengandung sejumlah
pengertian :
• Pertama : Etika sebagai nilai-nilai dan norma-norma moral
yang digunakan oleh seseorang atau sebuah kelompok
sebagai pegangan bagi tingkah lakunya. Atau singkatnya, etika
adalah sistem nilai (Bertens, 1993).
• Kedua : Etika sebagai kumpulan prinsip dan nilai moral
yang mengatur perilaku sebuah kelompok, khususnya suatu
profesi. Dalam pengertian ini etika sering disebut sebagai
kode etik atau etika profesi (profesional ethics). P.F.
Camenisch mengatakan bahwa profesi adalah moral
community yang memiliki cita-cita dan nilai-nilai bersama
(dalam Bertens, 1993).
• Ketiga: Etika sebagai ilmu tentang apa yang baik dan buruk;
tentang apa yang harus dilakukan manusia dan apa yang tidak
boleh dilakukan. Di sini etika adalah filsafat moral.
136. • Etika berkenaan dengan pendapat tentang benar
dan salah, lebih khusus kewajiban moral
seseorang pada masyarakat.
• Etika ini merupakan sistem ungkapan-ungkapan
yang menyangkut perilaku, perbuatan dan sikap
manusia terhadap peristiwa-peristiwa yang
dianggap penting dalam hidupnya.
• Etika para manajer akan sangat mempengaruhi
keputusan-keputusan dan kegiatan-kegiatan
organisasi, yang harus berdasarkan pada nilai-nilai
atau standar moral yang dianggap baik dan luhur
dalam suatu lingkungan atau masyarakat.
E T I K A (ETHICS) …
137. B E N T U K - B E N T U K E T I K A
M A N A J E M E N
1. Moral Management; an approach that strives to follow ethical
principles and precepts (suatu pendekatan yang berusaha secara
sungguh-sungguh untuk mengikuti/ mematuhi prinsip-prinsip
dan aturan etika).
2. Immoral Management; an approach that not only lacks
ethical principles but is actively opposed to ethical behavior
(suatu pendekatan yang tidak hanya mengabaikan
prinsip-prinsip etika, tetapi juga secara aktif menantang
perilaku etis).
3. Amoral Management; an approach that neither immoral nor moral,
but rather, ignores or is oblivious to ethical considerations (suatu
pendekatan yang tidak bersifat immoral atau moral, tetapi lebih
bersifat mengabaikan/melalaikan pertimbangan-pertimbangan
etika).
138. P R I N S I P - P R I N S I P
M A N A J E M E N YANG E T I S
• Pilih orang yang tepat (Hire the right people).
• Tetapkan standar, bukan aturan-aturan (Set standards
more than rules).
• Jangan biarkan diri anda terasing (Don’t let yourself
get isolated).
• Tindakan yang paling penting; pastikan bahwa teladan
etika yang anda tunjukkan adalah contoh yang selalu
tanpa cela ( Most important, make sure your ethical
example is absolutely impeccable at all times).
139. P E D O M A N E T I K A
b a g i M A N A J E M E N
• Patuhi hukum (Obey the law).
• Katakan yang benar itu adalah benar (Tell the truth).
• Hormati orang lain (Show respect for people).
• “Lakukan sesuatu untuk orang lain sebagaimana anda
inginkan orang lain melakukannya terhadap dirimu” (Do
unto others as you would have them do unto you).
• Di atas segalanya ; jangan lakukan kekerasan (Above all :
Do No Harm).
• Praktekkan partisipasi, bukan paternalisme (Practice
participation, not paternalism).
• Selalu bertindak ketika anda punya kewajiban (Always act
when you have responsibility).
140. • Etika Bisnis (business ethic) dapat diartikan sebagai pengetahuan
tentang tata cara ideal dalam pengaturan dan pengelolaan bisnis
yang memperhatikan norma dan moralitas yang berlaku secara
universal dan secara ekonomi/sosial, dan pengetrapan norma dan
moralitas ini menunjang maksud dan tujuan kegiatan bisnis
(Muslich, 1998: 4).
• Karena etika tidak hanya menyangkut masalah pemahaman
terhadap aturan penyelenggaraan perusahaan, maka dapat
diartikan etika bisnis sebagai batasan-batasan sosial, ekonomi,
dan hukum yang bersumber dari nilai-nilai moral masyarakat
yang harus dipertanggungjawabkan oleh perusahaan dalam
setiap aktivitasnya.
B U S I N E S S E T H I C S (Etika
Bisnis)
141. • Pengelolaan perusahaan yang dibatasi oleh
ketersediaan sumber daya menuntut perilaku
perusahaan (corporate behavior) yang dapat
membangun etika dalam berbisnis.
• Sebagai contoh, dalam meningkatkan penjualan,
perilaku perusahaan terhadap pelanggan atau
konsumen tampak pada upaya-upaya yang dilakukan
untuk mempertinggi nilai guna yang dipersepsi
konsumen (perceived use value) dan memperendah
harga yang dipersepsi (perceived price) terhadap
produk yang ditawarkan, seperti terlihat dalam aktivitas
pemasaran terutama periklanan (advertising) dan
promosi penjualan (sales promotion).
BUSINESS ETHICS (Etika
Bisnis) …
142. • Etika bisnis dalam perusahaan merupakan suatu hal
yang sangat penting karena untuk membentuk suatu
perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang
tinggi, serta mempunyai kemampuan menciptakan
nilai (value-creation) yang tinggi, diperlukan suatu
landasan yang kokoh.
• Biasanya dimulai dari perencanaan strategis,
organisasi yang baik, sistem prosedur yang transparan
didukung oleh budaya perusahaan yang andal serta
etika perusahaan yang dilaksanakan secara konsisten
dan konsekuen.
BUSINESS ETHICS (Etika
Bisnis) …
143. • Tindakan yang tidak etis, bagi perusahaan akan
memancing tindakan balasan dari konsumen dan
masyarakat dan akan sangat kontra produktif, misalnya
melalui gerakan pemboikotan, larangan beredar,
larangan beroperasi. Hal ini akan dapat menurunkan
nilai penjualan maupun nilai perusahaan.
• Sedangkan perusahaan yang menjunjung tinggi
nilai-nilai etika pada umumnya perusahaan yang
memiliki peringkat kepuasan bekerja yang tinggi pula,
terutama apabila perusahaan tidak mentolerir tindakan
yang tidak etis, misalnya diskriminasi dalam sistem
remunerasi atau jenjang karier.
• Karyawan yang berkualitas adalah aset yang paling
berharga bagi perusahaan, oleh karena itu semaksimal
mungkin harus tetap dipertahankan.
BUSINESS ETHICS (Etika
Bisnis) …
144. • Meningkatkan persaingan antara kelompok bisnis
menjadikan masing-masing pelaku bisnis meningkatkan
daya saingnya melalui peningkatan keunggulan bersaing
(competitive advantage) agar tetap bertahan (survive)
dan meningkatkan kinerja perusahaan (performance
corporate) secara keseluruhan.
• Batasan-batasan sumber daya, baik sumber daya alam,
modal, manusia, teknologi, dan keterampilan menuntut
perusahaan untuk selalu beroperasi dalam batas-batas
etika yang disepakati.
BUSINESS ETHICS (Etika
Bisnis) …
145. • Etika bisnis adalah salah satu cara melakukan kegiatan
bisnis yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan
dengan individu, perusahaan, dan masyarakat.
• Dalam perusahaan, etika bisnis dapat membentuk
nilai, norma, dan perilaku karyawan hingga pimpinan
dalam membangun hubungan yang baik, adil, dan
sehat dengan pelanggan, rekan kerja, pemegang
saham, hingga masyarakat.
BUSINESS ETHICS (Etika
Bisnis) …
146. • Perubahan-perubahan besar dalam praktik
pengelolaan bisnis dewasa ini menyebabkan
perhatian terhadap etika bisnis (business ethic)
semakin penting.
• Chandra.R (1995: 20) mengamati
sekurang-kurangnya terdapat enam perubahan besar
di dunia bisnis, terutama di Indonesia dalam tiga
dekade terakhir ini.
Perubahan yg Berpengaruh terhadap
BUSINESS ETHICS
147. Perubahan yg Berpengaruh
terhadap BUSINESS ETHICS …
Keenam perubahan yang mempengaruhi berbagai faktor
ini diduga membuat etika menjadi persoalan yang
mendasar, yakni sebagai berikut:
1. Perkembangan di lingkungan nasional secara umum.
2. Perkembangan di lingkungan nasional akibat
intervensi atau bimbingan pemerintah.
3. Perkembangan di lingkungan global/internasional.
4. Perubahan tuntutan konsumen bagi perusahaan.
5. Perkembangan hubungan pemasok-perusahaan.
6. Perkembangan tuntutan agar perusahaan
menjalankan fungsi sosial lebih baik.
148. Ciri-ciri dari Masalah Etika
Bisnis
• Perilaku perusahaan beserta perangkat internalnya dalam
interaksi dengan lingkungan sekitar akan menentukan
kualitas keberadan perusahaan.
• Sama halnya dengan interakasi manusia dalam masyarakat,
di mana eksistensi dan kualitas hidup manusia ditentukan
berdasarkan pada referensi nilai dan norma-norma.
• Secara sederhana, masalah etika bisnis muncul bila terjadi
konflik tanggung jawab, atau konflik loyalitas.
• Hal ini muncul karena kepentingan diri sendiri dan
kepentingan orang lain bertabrakan dan kepentingan orang
lain mungkin dikorbankan demi diri sendiri atau kelompok
sendiri dalam praktik bisnis.
149. ciri-ciri lain dari masalah etika bisnis adalah adanya dilema di
mana orang harus:
• memilih antara hal yang benar dan yang salah, atau salah
dengan lebih salah;
• memilih antara baik dan buruk;
• memilih antara tujuan atau secara baik;
• mempertimbangkan situasi yang kompleks;
• memilih antara survival atau hati nurani;
• memilih antara kekurangan dengan tertib administrasi;
• ada konflik antara motivasi dan hasil/akibat yang
ditimbulkannya;
• apapun keputusan ada harga yang mesti dibayar/resiko
yang harus diambil;
• apapun keputusannya, tidak mungkin orang menghindar
dari masalah ini;
• salah satu tanda yang paling sering muncul ialah adanya
pergulatan dalam hati si pemeran bisnis yang menghadapi
masalah tersebut.
150. Code of Conduct & Sistem
Pengawasan
Untuk memudahkan penerapan etika perusahaan dalam
kegiatan sehari-hari maka nilai-nilai yang terkandung
dalam etika bisnis harus dituangkan ke dalam
manajemen korporasi, yaitu dengan cara :
• Menuangkan etika bisnis dalam suatu kode etik (code
of conduct).
• Memperkuat sistem pengawasan.
• Menyelenggarakan pelatihan (training) untuk
karyawan secara terus-menerus.
153. • Saat ini, banyak calon karyawan yang mencari lebih
dari sekedar gaji tetap dari tempat dia bekerja,
alih-alih berusaha menyeimbangkan pengembangan
profesional dengan menciptakan nilai sosial. CSR
semakin dilirik sebagai inisiatif yang sangat
diperlukan untuk individu yang cenderung memilih
untuk bekerja di perusahaan atau organisasi yang
melibatkan mereka di luar lingkungan kerja yang
khas.
• Salah satu cara untuk berkontribusi kepada
komunitas adalah menjadi sukarelawan perusahaan
(Corporate Volunteering).
Introduction
155. Insight# 1: Sukarelawan Perusahaan menjadi bagian
integral dari pengembangan profesional
karyawan.
• Corporate volunteering untuk tujuan pelatihan
profesional didasarkan pada harapan akan
memberi peluang bagi karyawan untuk
mempraktikkan keterampilan terkait bisnis
dalam situasi kehidupan nyata, untuk
beradaptasi dengan audiens yang tidak dikenal,
serta untuk menjelajahi sektor/hal-hal baru.
156. Insight# 1:
• Semakin banyak perusahaan tampaknya telah
mengidentifikasi peluang ini, sehingga 46% dari
sedemikian banyak perusahaan AS (yang paling
berpikiran komunitas) secara formal
menggunakan kegiatan keterlibatan masyarakat
untuk tujuan pengembangan keterampilan
profesional (Corporate Volunteering) ini.
• Perusahaan Jerman juga semakin
mengintegrasikan Corporate Volunteering di
antara program pelatihan dan pengembangan
resminya.
157. Insight# 2 : Untuk mengimplementasikan kerja sukarela
perusahaan, perusahaan harus
mempertimbangkan manfaat dan biayanya.
• Untuk menggunakan kerja sukarela perusahaan
(Corporate Volunteering) sebagai alat pelatihan
strategis, perusahaan perlu memahami cara mengukur
serta meningkatkan kemampuannya untuk
mengembangkan karyawan secara profesional.
• Dua kriteria inti yang harus dicari saat mengukur
dampak pada pengembangan profesional karyawan
adalah kinerja pelatihan (keterampilan yang diperoleh)
dan kinerja transfer (keterampilan yang digunakan
untuk kepentingan perusahaan). Tanpa yang terakhir,
menjadi sukarelawan hanya terbatas pada
pengembangan pribadi, jadi tidak ada kasus bisnis
untuk perusahaan.
158. Insight# 3: Untuk memperoleh keterampilan yang
tepat, kerja sukarela perusahaan harus
terstruktur dengan jelas
• Kinerja pelatihan yang paling baik dicapai ketika
menempatkan kerja sukarela perusahaan
(Corporate Volunteering) dalam konteks yang
sama seperti setiap aktivitas pengembangan
profesional lainnya - bahwa kerja sukarela
menawarkan kesempatan kepada karyawan untuk
memperoleh keterampilan baru.
• Pola pikir yang benar memang akan membuat
perbedaan penting. Kuncinya adalah sesi
pelatihan persiapan yang memperkenalkan tujuan
pelatihan, dan mengajarkan konsep,
pengetahuan, dan struktur baru.
159. • Relawan perlu memiliki pemahaman yang
jelas tentang perilaku apa yang diinginkan dan
bagaimana mereka bisa mendapatkannya.
Dalam pengaturan yang ideal, sukarelawan
juga menerima umpan balik terus-menerus
tentang kinerja mereka selama dan setelah
menjadi sukarelawan.
Insight# 3:
160. • Untuk mencapai kinerja transfer, perusahaan
harus memilih jenis sukarelawan yang
menumbuhkan keterampilan yang relevan
dengan keberhasilan operasional mereka
dan, tentu saja, dapat diterapkan pada
pekerjaan itu.
• Kesamaan antara tugas harian karyawan dan
tugas sukarela meningkatkan peluang
pencapaian kinerja transfer.
Insight# 3:
161. • Lebih lanjut, seperti halnya keterampilan apa
pun, semakin banyak seseorang berlatih,
semakin ia mengotomatiskan keterampilan
tersebut, menghasilkan format sukarela yang
efektif dan berintensitas tinggi.
• Melihat semua keahlian yang dibutuhkan untuk
mengelola relawan, maka kolaborasi erat
dengan departemen SDM internal akan sangat
membantu.
Insight# 3:
162. Insight# 4: Menjadi sukarelawan perusahaan
harus sama-sama menguntungkan bagi
semua yang terlibat.
• Tergantung pada pengaturannya, kerja sukarela
perusahaan dapat bermanfaat bagi semua yang
terlibat. Namun, sangat penting bagi perusahaan
untuk mempertimbangkan bahwa pengembangan
profesional melalui relawan tidak boleh
diminimalkan, juga tidak boleh menjadi gangguan
dari tujuan sosial.
• Kesukarelaan tidak boleh digunakan sebagai
platform pembelajaran untuk meningkatkan
pengembangan karyawan yang buruk dengan
mengorbankan beneficiary.
163. Insight# 4:
• Ini harus menghasilkan win-win untuk semua
pihak yang terlibat - dan pada akhirnya, akan
memperkaya pengalaman dan positif bagi
semua.
173. What is Negotiation?
• An interactive communication process that may
take place whenever we want something from
someone else or another person wants something
from us
• To confer with another or others to come to terms
or reach an agreement
• From Latin: to transact business
• Negotiation is basically “deal-making”
• “Problem solving” is what we do on a daily basis
with family and friends. This is not negotiation
174. Why Negotiate?
• Gain greater understanding of the other
side’s motives, objectives, and
constraints
• Allow the other side to learn some of
your motives, objectives, constraints
• Seek common ground (Win/Win)
• Build relationships
175. When to Negotiate?
•Win/ Win outcome is desirable
to both parties
•You occupy a defensible
position
•Both parties have options
176. When are you Negotiating?
• Influencing
• Selling
• Bargaining
• Bartering
• Arranging
• Contracting
• Developing
• Coordinating
• Getting Commitment
177. • Equal parties
• Employer/Employee
• Superior/Subordinate
(or other recipient)
• Agent/Beneficiary
• Seller/Customer
– Where does Doctor/Patient fit in?
Negotiator Roles
178. • Your role determines:
– What latitude youhave
– What behavior is expected ofyou
– Behavior you expect from theother
party
–Constraints
Negotiator Roles
180. Know your BATNA !
• Best Alternative to a Negotiated
Agreement (BATNA)
• Typical example: negotiate or go to court
• Improving your situation
– Improve your BATNA
– Identify the other side’s BATNA
– Weaken the other party’s BATNA
181. • The least favorable point at which one will
accept a deal
• The “walk-away”
• Example: you are looking for larger office
space. You set your BATNA at $20/SF and
your Reservation Price at $30/SF
• If owner won’t budge from $35, you walk
away and take advantage of your BATNA
Reservation Price
182. ZOPA
• Zone of Possible Agreement (ZOPA)
• The difference between the Seller’s Reservation
Price and the Buyer’s Reservation Price
• What happens if positions below are reversed?
ZOPA
$275k
$250k
Seller’s
Reservation Price
Buyer’s
Reservation Price
188. Getting Off to a Good Start
• Express respect for the other side
• Frame the task positively, as a joint
endeavor
• Emphasize openness to the other side’s
interests and concerns
• Start by ‘breaking bread’
190. What’s Negotiable?
• Everything!!!
• Rank, Title, Salary, Space, Support Staff,
Clinic
duration
Time, % “protected”
of appointment, Time
time,
for
FD/Cont Ed, Responsibilities
193. • The platinum(padat) rule: Do unto others as
they want to be done unto
• Understand/know your counterpart’s style
Amiable: values relationship/feelings (ramah
Driver: values bottom-line, winning
Analytic: Cautious, methodical, organized
Blend: combination of styles, flexible
What Style Negotiator?
194. • Competing: results oriented, self-confident,
assertive. High assertive(tegas)/low cooperative
• Avoiding: passive, avoid conflict, little attempt to
get a solution: Low assertive/low Cooperative
• Collaborating: Open and honest communication,
creative solutions, suggest alternatives: High
assertive/high cooperative
Other Style Categories
195. • Accommodating: Maintains relationships,
downplays differences, wants to satisfies
needs of others: Low assertive/high
cooperative
• Compromising: finds middle ground, splits
positions, trades-off. Moderate
Assertive/moderate cooperative
Other Styles cont’d
196. How Can You Determine Style?
• Observation
• Listening
• Asking questions
198. Negotiation Outcomes
• Accommodating – I lose, you win
• Avoiding – I lose, you lose
• Competing – I win, you lose
• Compromising – both win, both lose
• Collaborating – I win, you win
199. • Engage in systematic preparation
• Have high expectations
• Maintain reputation for integrity and
reliability
• Exhibit strong listening skills, knowledge of
subject, verbal skills and self confidence
Effective Negotiators
200. Think about your influencing style
Inspirational
Logical
Personal
Forceful