1. Waktu Yang Baik untuk Hubungan Intim Suami Istri Menurut Islam
Hubungan Intim suami istri dalam islam – Hubungan Intim secara islami. Melakukan
hubungan intim antara suami-istri merupakan hal yang lumrah, bahkan setiap orang
menyukainya (termasuk yang belum menikah = DOSA). Dalam agama islam hubungan
badan suami istri tidak hanya sekedar untuk melampiaskan nafsu belaka, melainkan
juga sebagai ibadah kepada Allah SWT, dan islam pun menganjurkan suami istri
bercinta pada waktu-waktu yang baik.
Islam bukan agama yang mengkebiri nafsu syahwat manusia, begitupula bukan agama
yang memperbolehkan pemeluknya untuk mengumbar nafsu syahwat. Akan tetapi ia
memberikan jalan penyaluran nafsu syahwat melalui jalan yang benar yaitu pernikahan.
Walaupun pernikahan dalam Islam tidak dipandang dari segi seksualnya saja. Bahkan
lebih dari itu, ia pun dianggap sebagai salah satu pintu untuk menuju kesempurnaan
dan kebahagiaan yang ingin dicapai oleh manusia. Setelah mereka memasuki
kehidupan berumah tangga, maka peranan kedua orang tua semakin terasa.
Di bawah ini adalah beberapa waktu-waktu yang baik untuk melakukan hubungan
biologis (hubungan intim) suami istri.
Malam Senin (Minggu malam)
Dalam wasiatnya terhadap Imam Ali as, Nabi Muhamad saww bersabda: “Wahai Ali,
dan hendaknya engkau melakukan hubungan dengan istrimu pada malam senin.
Karena apabila anak terlahir darinya maka ia menjadi penghapal al-Qur’an dan rela
terhadap yang telah ditentukan Allah swt atasnya”.
[Syeikh Radhiyuddin Abi Nashril Hasan bin Al-Fadl ath-Thabarsi, ulama besar pada
abad ke-6 HQ, Makarimal-Akhlak, hal 211, Wasail asy-Syi’ah, al-Hurr al-Amili jilid 20
halaman 254 dinukil dari Adab Zafaf halaman 84]
Malam Selasa (Senin malam)
Dalam wasiatnya terhadap Imam Ali as Nabi Muhamad SAW bersabda: “Wahai Ali, jika
engkau melakukan hubungan dengan istrimu pada malam selasa, maka anak yang
terlahir darinya akan dikaruniai kesyahidan, ia tidak akan menyimpang dari kebenaran.
Manusia suci dan bersih, wangi, pengasih , penyayang, serta lisannya akan tersucikan
dari ghibah, bohong dan menuduh”.
2. [Wasail asy-Syi’ah, al-Hurr al-Amili jilid 20 halaman 254 dinukil dari Adab Zafaf halaman
84]
Malam Kamis (Rabu malam)
Dalam wasiatnya terhadap Imam Ali as Nabi Muhamad saww bersabda: “Wahai Ali, jika
engkau melakukan hubungan dengan istrimu pada malam kamis maka anak yang
terlahir darinya akan menjadi penguasa yang adil dari para penguasa dan atau akan
menjadi salah seorang ulama dari para ulama”.
[Syeikh Radhiyuddin Abi Nashril Hasan bin Al-Fadl ath-Thabarsi, ulama besar pada
abad ke-6 HQ, Makarimal-Akhlak, hal 211, Wasail asy-Syi’ah, al-Hurr al-Amili jilid 20
halaman 254 dinukil dari Adab Zafaf halaman 84]
Hari Kamis; ketika menjelang tergelincir matahari (menjelang dhuhur)
Dalam wasiatnya terhadap Imam Ali as Nabi Muhamad saww bersabda: “Wahai Ali, jika
engkau melakukan hubungan dengan istrimu pada malam kamis maka anak yang
terlahir darinya maka syetan tidak akan mendekatinya, ia akan memiliki pemahaman
yang sangat (cerdas) dan Allah swt akan menganugrahkan kepadanya keselamatan
dalam agama dan dunia.
[Syeikh Radhiyuddin Abi Nashril Hasan bin Al-Fadl ath-Thabarsi, ulama besar pada
abad ke-6 HQ, Makarimal-Akhlak, hal 211, Wasail asy-Syi’ah, al-Hurr al-Amili jilid 20
halaman 254 dinukil dari Adab Zafaf halaman 85]
Malam Jum’at (Kamis malam)
Dalam wasiatnya terhadap Imam Ali as, Nabi Muhamad saww bersabda: “Wahai Ali,
jika engkau melakukan hubungan dengan istrimu pada malam jum’at maka anak yang
terlahir darinya akan menjadi seorang orator ulung”.
[Syeikh Radhiyuddin Abi Nashril Hasan bin Al-Fadl ath-Thabarsi, ulama besar pada
abad ke-6 HQ, Makarimal-Akhlak, hal 211]
Jum’at sore (setelah ashar, sebelum maghrib)
Dalam wasiatnya terhadap Imam Ali as, Nabi Muhamad saww bersabda: “Wahai Ali,
jika engkau melakukan hubungan dengan istrimu pada waktu jum’at sore maka anak
yang akan terlahir darinya akan menjadi seorang figur yang terkenal dan atau ilmuwan
(ulama).
Malam Jum’at; setelah waktu isya’ berlalu (akhir malam/dekat subuh)
Dalam wasiatnya terhadap Imam Ali as Nabi Muhamad saww bersabda: “Wahai Ali, jika
engkau melakukan hubungan biologis dengan istrimu pada akhir malam jum’at maka
anak yang akan terlahir darinya akan menjadi seorang wali (ibdal)
Pada Malam Awal Puasa / Tanggal Satu Ramadhan
Berkenaan dengan hal ini Imam Ali as berkata: “Disunahkan pada malam awal bulan
Ramadhan laki-laki berhubungan dengan istrinya; karena Allah dalam surat al-Baqarah
ayat 187 telah berfirman: “ Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa
bercampur dengan isteri-isteri kamu…”.
[Wasail asy-Syi’ah, al-Hurr al-Amili jilid 20 halaman 254 dinukil dari Adab Zafaf halaman
85]
3. Ya Allah, ampunilah dosa kami dan dosa kedua orang tua kami.
Masih terbayang air mata ibu yang mengalir & rintihannya disetiap
malam ketika berdoa memohon kepadaMu untuk kebahagiaan kami,
anaknya.
Sayangilah Ibu & ayah kami sebagaimana beliau meyayangi kami
sewaktu kecil. Ya Allah, Muliakanlah mereka, tiada pernah kami sanggup
menggantikan setiap tetes air mata ibu & keringat ayah."