Makalah farmakologi efek samping obat dan cara pengatasannyaWarung Bidan
MAKALAH FARMAKOLOGI
EFEK SAMPING OBAT DAN CARA PENGATASANNYA
Setiap obat mempunyai kemungkinan untuk menyebabkan efek samping, oleh karena seperti halnya efek farmakologik, efek samping obat juga merupakan hasil interaksi yang kompleks antara molekul obat dengan tempat kerja spesifik dalam sistem biologik tubuh. Kalau suatu efek farmakologik terjadi secara ekstrim, inipun akan menimbulkan pengaruh buruk terhadap sistem biologik tubuh.
Selengkapnya: http://warungbidan.blogspot.com/2017/09/makalah-farmakologi-efek-samping-obat.html
Makalah farmakologi efek samping obat dan cara pengatasannyaWarung Bidan
MAKALAH FARMAKOLOGI
EFEK SAMPING OBAT DAN CARA PENGATASANNYA
Setiap obat mempunyai kemungkinan untuk menyebabkan efek samping, oleh karena seperti halnya efek farmakologik, efek samping obat juga merupakan hasil interaksi yang kompleks antara molekul obat dengan tempat kerja spesifik dalam sistem biologik tubuh. Kalau suatu efek farmakologik terjadi secara ekstrim, inipun akan menimbulkan pengaruh buruk terhadap sistem biologik tubuh.
Selengkapnya: http://warungbidan.blogspot.com/2017/09/makalah-farmakologi-efek-samping-obat.html
Materi Penggunaan Obat Rasional.
Pengobatan dapat disebut rasional apabila pasien menerima terapi yang tepat sesuai dengan kebutuhan kliniknya, sesuai dengan dosis yang dibutuhkannya, pada periode waktu yang adekuat, dan dengan harga yang terjangkau untuk pasien dan masyarakat (WHO,1985).
Peraturan Menteri Kesehatan RI No.46 Thn.2012 ttg Petunjuk Teknis Pelaksanaan Rehabilitasi Medis bagi Pecandu, Penyalahguna, dan Korban Penyalahgunaan Narkotika yang Dalam Proses atau yang Telah Diputus oleh Pengadilan
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Yang Perlu Anda Ketahui tentang PTRM (Program Terapi Rumatan Metadon)
1. :: PMTCT.net :: Jaringan Pencegahan HIV dari Ibu ke Anak
Yang perlu Anda Ketahui Tentang Methadone
Kontribusi Dari
Wednesday, 06 August 2008
Methadone (Dolophine, Amidone, Methadose, Physeptone, Heptadon dan masih banyak lagi nama persamaannya)
adalah sejenis sintetik opioid yang secara medis digunakan sebagai analgesic (pereda nyeri), antitusif (pereda batuk)
dan sebagai terapi rumatan pada pasien dengan ketergantungan opoid. Pertama kali dikembangkan di Jerman pada
tahun 1937. Meskipun secara kimia berbeda dengan morphine atau heroin, methadone sama halnya dengan kedua zat
tadi sehingga mempunyai mekanisme kerja yang sama pada reseptor opoid dan karenanya akan menghasilkan efek
yang sama. Methadone juga digunakan sebagai zat dalam penanganan kasus-kasus nyeri kronis. Hal ini disebabkan
karena durasi kerjanya yang lama dan harganya yang relative murah. Sekitar akhir tahun 2004, biaya yang dibutuhkan
untuk menyediakan kebutuhan methadone dalam satu bulan untuk satu bulan adalah sekitar $20. Hal ini masih lebih
murah jika dibandingkan dengan obat anti nyeri lainnya, misalnya Demerol (pethidine) yang membutuhkan sekitar $120,
Palladone (Hydromorphone), MS-Contin (Morphine), Duragesic (Fentanyl), Opana (Oxymorphone) yang masing-masing
membutuhkan sekitar $500 atau lebih.
Methadone mempunyai efek toleransi silang yang baik dengan golongan opioid lainnya seperti heroin atau morphine
dan oleh karenanya methadone cukup bermanfaat jika digunakan sebagai agen rumatan ketergantungan opoid. Selain
itu juga karena waktu paruh dan jangka kerjanya yang lama, akan membuat stabilisasi pasien lebih baik sehingga proses
kecanduan terhadap opoid akan berkurang. Dengan demikian usaha-usaha pasien untuk mengkonsumsi substansi
heroin, morfin atau obat sejenisnya melalui suntikan juga akan berkurang. Sejarah Methadone pertama kali
dikembangkan di Jerman pada akhir tahun 1930an untuk mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan minimnya pasokan
opium mentah selama perang berlangsung. Opium mentah ini penting digunakan sebagai bahan baku morfin yang pada
saat itu digunakan untuk keperluan di medan perang. Secara medis telah dilakukan uji coba oleh para ahli militer Jerman
selama masa 1939-1940. Namun pada saat itu didapatkan hasil bahwa methadone ini mempunyai efek toksik dan efek
ketergantunagn yang terlampau besar. Tidak ideal jika digunakan oleh tentara yang terluka di medan perang. Obat ini
selanjutnya diberikan nama Dolophine yang berasal dari bahasa latin dolor yang artinya nyeri. Kebanyakan obat untuk
mengatasi rasa nyeri akan menggunakan DOL misalnya dipidolor (piritramide) dan dolantin (pethidine). Istilah ini tidak
hanya dipakai di Jerman saja, namun juga dipakai di seluruh Negara di dunia. Ada rumor yang menyebutkan bahwa
penamaan Dolophine adalah untuk menghormati pemimpin jerman pada saat itu, Adolph Hitler, sehingga diambil dari
nama depan Hitler. Pada Bulan September 1942, Bockmuhl dan Ehrhart mempatenkan substansi ini yang kemudian
mereka sebut sebagai Hoecsht 10820 atau polamidon yang pada saat itu strukturnya tidak ada hubungannya dengan
morfin atau alkaloid opoid. Methadone diperkenalkan pertama kali di AS pada tahun 1947 oleh Eli Lilly sebagai sebuah
analgesic. Pada saat itu diberikan nama dagang Dolophine, yang sekarang penamaan ini dipakai oleh Roxane
Laboratories. Semenjak saat itu, methadone dikenal sebagai substansi penanganan rumatan kecanduan narkotik. Pada
awalnya methadone banyak beredar di jalanan dan ternyata terbukti mengurangi efek sakau pada par apecandu. Pada
saat itu methadone juga sudah dipakai di banyak rumah sakit. Secara resmi methadone mulai diperkenalkan sebagai
rumatan kecanduan opoid semenjak dipublikasikannya sebuah penelitian oleh Prof Vincent Dole dari Rockefeller
University di New York. Bersama-sama dengan koleganya, Marie Nyswander dan Mary Jeanne Kreek, mereka mulai
mengenalkan konsep bahwa kecanduan adalah sebuah penyakit yang bisa disembuhkan. Sampai saat ini, terapi
rumatan methadone telah banyak diteliti secara sistematik dan mempunyai cerita sukses yang banyak dan paling bisa
diterima secara politis jika dibandingkan dengan model lainnya dalam penanganan farmakologi pada kecanduan opoid.
Farmakologi Methadone bekerja dengen cara berikatan pada reseptor mu opoid, namun juga mempunyai ikatan kecil
dengan reseptor NMDA ionotropic glumatamate. Methadone akan di metabolism oleh enzyme CYP3A4 dan CYP2D6
dengan variasi individual. Route utamanya adalah per oral. Efek sampingnya mulai dari hypoventilasi, kosntipasi dan
miosis. Namun juga kadang terjadi toleransi, dependensi dan withdrawal (sakau). Gejala sakau ini bisa lebih berat
dibandingkan golongan opioid lainnya dan bisa terjadi kapan saja pada dua minggu sampai dengan enam bulan
pertama. Mekanisme Kerja Methadone adalah agonis penuh tedahadp reseptor Mu Opioid. Methadone juga berikatan
terhadap reseptor Glutamatergic NMDA (N-Methyl-D-Aspartate), yang mana akan bertindak sebagai reseptor antagonis
terhadap glutamate.Glutamat adalah neurotransmitor pembangkit utama pada system saraf pusat. Reseptor NMDA ini
empunyai peran yang sangat penting dalam menyampaikan pembangkitan jangka panjang dan pembentukan memori.
Antagonis NMDA seperti dekstromethorpan, ketamin dan ibogaine saat ini sedang diteliti perannya dalam penurunan
toleransi terhadap opoid dan kemungkinan untuk pengurangan toleransi stau withdrawal (sakau). Pola kerjanya adalah
dengan merusak sirkuit memori. Peran methadone sebagai antagonis terhadap NMDA ini lah yang memungkinkan
metadhone berkerja dalam menurunkan kemungkinan sakau dan toleransi obat. Peran ini juga penting dalam
manajemen nyeri neuropathy. Metabolisme Methadone akan di metaboisme secara lambat dan mempunyai solubilitas
lemak yang tinggi. Hal ini akan membuat methadone mempunyai efek kerja yang lebih lama dibandingkan dengan
goongan morphine lainnya. Methadone memunyai aktu paruh anatara 15 sampai 60 jam dengan rata-rata antara 22 jam.
Namun metabolism ini juga bergantung pada variasi individual, tidak sama antara satu orang dengan orang lainnya.
Variasi individual ini kemungkinan disebabkan oleh pengeluaran enzyme CYPA4 dan CYP2D6 yang berbeda juga pada
masing-masing manusia. Waktu paruh yang lebih lama menyebabkan methadone mampu diberikan selang satu hari
dalam terapi rumatan. Namun pada pasien yang mempunyai waktu paruh lebih singkat, kemungkinan akan memerlukan
dua kalipemberian obat dalam waktu satu hari. Hal ini diperlukann untukmemberikan efek ikatan yang cukup pada
reseptor Mu opoid sehingga akan mengurangi efek tleransi atau sakau. Jika digunakan sebagai agent analgesic,
mungkin memerlukan pemberian yang berulang dalam satu hari. Hal ini karena efek analgesic nya tidak selama efek
http://pmtct.bikinsitus.com Menggunakan Joomla! Generated: 11 March, 2009, 19:59
2. :: PMTCT.net :: Jaringan Pencegahan HIV dari Ibu ke Anak
ikatan dengn Mu Reseptor tadi. Jika terjadi efek toksi pada pemberian methadone, dapat diberikan naloxone, yangaman
akan bekerja secara cepat untuk mem blok reseptor Mu opoid. Rute pemberian Rute pemberian yang paling sering
digunakan adalah secara per oral dalam bentuk cairan. Methadone juga tersedia dalam bentuk pil sublingual (bawah
lidah), namun bentuk methadone cairan merupakan bentuk paling umum yang paling banyak diproduksi oleh indistri
farmasi. Bentuk cair ini juga memungkinkan pemberian dosis dengan lebih tepat jika dibandingkan dengan pil.
Pemberian melalui perenteral (lewat suntikan misalnya) justru terbutkti tidak efektif, karena methadone akan terdapat
dalam jumlah yang banyak dalam peredaran darah dan justru sebagaian besar akan masuk ke dalam jaringan lain
terutama jaringan lemak dan akan bertendensi untukberikatan di sana dibandingkan berikatan dengan reseptor Mu.
Efek samping Efek samping yang dapat ditimbulkan antara lain : Hypoventilasi (depresi pernafasan) Konstipasi
(penurunan kerja usus, sehingga akan menimbulkan sulit BAB) Pupil yang miosis (pupil berkontriksi, sehingga
penglihatan menjadi kurang jelas teruta pada tempat gelap) Nausea (Mual) Hipotensi Halusinasi Pusing Muntah
Aritmia jantung (bunyi jaunting yang ireguler) Anoreksi (penurunan nafsu makan) Peningkatan berat badan Nyeri
perut Xerostomia (mulut kering) Perspiration (keringat berlebih) Flushing (wajh memerah) Kesulitan BAK
Pembengkakan pada tangan, dan kaki Perubahan mood Penglihatan kabur Insomnia Impotensi Ruam kulit Kejang
Jika dikombinasikan dengan obat lain akan berpotensi menimbulkan kematian. Angka Kematian Menurut penelitian
yang dilakukan oleh National Centre for Health Statistic, terjadi peningkatan angka kematian karena methadone menjadi
3849 kasus jika dibandingkan 790 angka kematian pada tahun 1999. Sekitar 82% dari kematian tadi disebabkan karena
penggunaan kombinasi dengan obat lain terutama golongan benzodiazepines. Toleransi dan dependensi Sama halnya
seperti pengobatan dengan golongan opioid lainnya, toleransi dan dependensi biasanya akan muncul seiring dengan
pemberian dosis yang berulang. Toeransi yang disebabkan karena efek fiiolois akan berbeda pada tiap-tiap individu.
Toleransi terhaap analgesia biasanya akanmuncul pada minggu-minggu pertama penggunaan. Sedangkan
hypoventilasi, sedasi dan mual-mual akan terjadi dalam 5-7 hari pertama. Biasanya efek ini akan hilang seiring dengan
berjalannya wwaktu dan akan dipercepat dengan banyak mengkonsumsi makanan berserat atau suplemen makanan
berserat. Withdrawal (Sakau) Gejala sakau karena methadone diantaranya : Lakrimasi berlebih pada kelenjar
airmata dan hidung Bersin-bersin Mual muntah Demam Kedinginan Termor Takikardi (peningkatan denyut jantung)
Nyeri dan sakit pada seluruh badan (terutama pada persendian) Gejala sakau ini mungkin akan lebih ringan
dibandingkan dengan golongan morfin atau heroin lainnya pada dosis yang sama namun secara signifikan akan
berlangsung lebih lama. Gejala putus obat atau sakau karena methadone bisa berlangsung selama beberapa minggu
atau lebih (bandingkan dengan golongan opioid yang hanya 5-7 hari). Oleh karenanya akan sulit untukmelakukan
detoksifikasi dengan methadone karena untuk memperoleh keadaan yang opiod free embutuhkan waktu yang lama dan
biasanya akan menimbulkan masalah kesehatan baru bagi pasien progam rumatan. Seandainya pasien rumatan
methadone ingin melakukan detoksifikasi maka dianjurkan untuk switch terapi ke buphrenorfin di mana buprenorphine
mempunyai efek samping putus obat yang jauh lebih ringan. Secara umum, methadone adalah subtansi yang sangat
ideal untuk rumatan tetapi tidak ideal untuk detoksifikasi. Terapi Rumatan Methadone (MMT – Methadone
Maintenance Therapy) MMT akan mengurangi atau menghilangkan penggunaan heroin, mengurangi angka kematian
dan mengurangi angka kriminalitas yangberhubungan dengan pemakaian heroin. Dengan demikian pasien mempunyai
kesempatan untuk meningkatkan kualitas hidupnya dan meningkatkan produktivitasnya secara social. Secara lebih jauh
lagi MMT berpotensi untuk mengurangi paparan berbagai macam infeksi yang disebabkan karena pemakaian jarum
suntik bergantian. Prinsip utama rumatan methadone adalah untuk meniadakan keadaan sakau (putus obat),
meminimalkan gejala-gejala putus obat dan menghilangkan efek euphoria yang disebabkan heroin. Secara medis,
rumatan methadone terbukti aman dan bahkan bisa diindikasikan juga pada pecandu perempuan yang sedang hamil.
Efek MMT secara signifikan mengurangi laju penularan infeksi HIV. Pada dosis pemberian yang sesuai methadone akan
mengurangi keinginan untuk menggunakan heroin. Secara lebh jauh lagi, dosis yangl= lebih tinggi (biasanya di atas 120
mg) akan membuat toloransi silang dan mampu mem blok efek euphoria opoid lain misalnya heroin. Hal ini akan
menurunkan motivasi untuk kembali mengggunakan heroin. Methadone mampu membukakan pilihan baru kepada
pasien dari perilaku kecanduan menjadi perilaku mencari layanan kesehatan seperti keinginan untuk mendapatkan
layanan psikologis, psikiatri dan perilaku mencari pengobatan terhadap infeksi apapun yang didapatkan (misalnya HIV
dan hepatitis). Yang lebih penting lagi, methadone mampu meningkatkan produktivitas pecandu secara social sehingga
berbagai masalah social yang timbul dapat diminimalisir atau bahkan dapat dihilangkan (seperti masalah pendidikan dan
pekerjaan). Para pecandu yang mengikuti rumatan methadone dapat kembali menjalani kehidupan yang normal,
meningkatkan kemampuan diri sendiri dan lebih jauh lagi mampu menolong teman sebaya dalam mengatasi masalah
ketergantungan. Terapi rumatan berbasis methadone secara signifikan lebih efektif dan lebih hemat biaya jika
dibandingkan dengan perawatan kecanduan tanpa pengobatan (no drug treatment). Dosis Sebagian besar pasien
membutihkan dosis antara 80-120 mg untukmencapai kadar terapi yang dibutuhkan. Ini diperlukan sampai kurun waktu
yang belum bisa dibuktikan. Hal inidikarenakan methadone bukanlah obat penyembuh. Methadone adalah obat untuk
maintenance (rumatan). Yang perlu diingat adalah bahwa methadone tersebut “corrective not curative”.
Dosis yang kurang kemungkinan tidak akan mampu menutup kebutuhan untuk mengkonsumsi heroin, sehingga
dikhawatirkan masih aka nada keinginan untuk menggunakan heroin atau opiod lainnya. Biasanya klinik rumatan akan
memulai dengan dosis yang kecil untuk kemudian dosis ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan pasien. Setelah semua
efek samping bisa kita amati dan dipastikan tidak ada, dosis bisa mulai dinaikkan secara perlahan. Contohnya, klinik
biasanya akan mulai dosis 30 mg dan akan meningkatkan dosis dengan 5 mg perhari sampai pasien merasa bahwa dia
cukup nyaman dengan dosisnya saat itu. Seandainya pasien merasa nyaman dengan dosis 80 mg, maka peningkatan
dosis dihentikan dan untuk selanjutnya dosis dipertahankan 80mg. Namun observasi tetap harus dilakukan, karena
kemungkinan masih akan muncul toleransi obat, sehingga mungkin dosis perlu dinaikkan lagi. Toleransi disini diartikan
dengan respon alamiah tubuh ketika memerlukan dosis yang lebih tinggi. Durasi Meskipun sampai saat ini banyak
http://pmtct.bikinsitus.com Menggunakan Joomla! Generated: 11 March, 2009, 19:59
3. :: PMTCT.net :: Jaringan Pencegahan HIV dari Ibu ke Anak
perdebatan mengenai jadwal pemberian dan durasi yang diperlukan, penatalaksanaan terapi rumatan methadone di
masih digunakan sebagai terapi jangka panjang sampai waktu yang tidak ditentukan, selama pasien masih memerlukan.
Banyak faktor yang menentukan dosis pemberian. Secara umum, bisa dikatakan bahwa terapi rumatan adalah terapi
berdasarkan gejala dan bukan terapi untuk penyembuhan. Jika dibandingkan dengan narkotik lainnya (morfin,
hidrocodone, heroin), penggunaan methadone terbukti lebih aman (jika digunakan sesuai dengan arahan klinis) dan
tidak menyebabkan kerusakan pada organ vital tubuh manusia (otak, hati, paru atau ginjal), meskipun telah dikonsumsi
selama lebih dari 30 tahun. Kunjungan Klinik Methadone secara tradisional boleh disediakan bagi siapa saja yang
mengalami ketergantungan opium di bawah pengawasan klinik methadone, biasanya dihubungkan dengan bagian
pasien rawat jalan di rumah sakit, Walaupun berbeda-beda di tiap negara, sebagai contoh di australia, terapi rumatan
methadone (MMT) disediakan secara gratis oleh subsidi dari pemerintah. Di banyak negara-negara barat, dibutuhkan
kesabaran untuk mengunjungi klinik secara harian sehingga mereka dapat dilakukan pengamatan mengenai dosis dan
efek samping oleh perawat, Tetapi perawat mungkin akan mengizinkan pasien meninggalkan klinik dengan menyediakan
” dosis rumah” setelah beberapa bulan kunjungan klinik. Beberapa cara MMTdi beberapa negara justru
membuat penghalang ke perluasan akses pada layanan terapi. Sebagai contoh, di australia, orang bisa diberikan resep
oleh apotek di depan pelanggan lain. Hal ini dapat menghalangi kesudian masyarakat pada akses dikarenakan
ketiadaan kerahasiaan. Dalam beberapa negara atau wilayah, hukum menetapkan syarat klinik MMT boleh menyediakan
methadone untuk dibawa pulang oleh pasien paling banyak untuk persediaan satu minggu, (dua minggu di amerika
serikat) kecuali pada keadaan tertentu pasien tidak mampu mendatangi klinik dikarenakan ada gangguan kesehatan
atau lokasinya yang jauh, namun kondisi ini juga hanya bisa didapatkan setelah beberapa tahun klinik berjalan dengan
hasil yang optimal. Tulisan ini juga terdapat di www.dokterbagus.com
http://pmtct.bikinsitus.com Menggunakan Joomla! Generated: 11 March, 2009, 19:59