SlideShare a Scribd company logo
1 of 25
Download to read offline
Yesus Tidak Mati di Tiang Salib Yesus Tidak Mati di Tiang Salib
| 2 |
Yesus Tidak Mati
Menggugat Soal Pembunuhan Yesus
di Tiang Salib
Robert Spencer
| 1 |
Yesus Tidak Mati di Tiang Salib
Paus Yohanes Paulus II mengkritik ajaran Kristen tentang
embunuhan Yesus oleh orang-orang Yahudi. Demikian pernyataan
Taht
lam tiga bulan terakhir itu, Vatikan telah mengeluarkan
bebera
p
a Suci Vatikan pada perayaan hari wafatnya Isa Al Masih, 10 April
1998 yang lalu.
Sebagaimana dimuat dalam majalah Ummat, no. 45/ tahun III Juni
1998, bahwa da
pa pernyataan yang bisa membuat lega agama lain, khususnya
agama Yahudi. Pertengahan Maret 1998 lalu, lembaga tertinggi agama
Katolik itu mengeluarkan Sebuah Refleksi atas Shoah, sebuah
dokumen yang mengevaluasi kembali hubungan agama Kristen dan
Yahudi.
Dalam dokumen tersebut dijelaskan, pihak Vatikan bersikap positif
terhadap agama Yahudi (perubahan sikap ini terjadi sebagai hasil lobi
da
i salah satu sebab pembunuhan Yahudi di jaman
Hitl
n desakan dari para Rabi Yahudi yang berpengaruh di Roma).
Menurut Paus, sebagian umat Kristen telah salah memahami sejarah
pembunuhan Yesus.
Yesus tidak dibunuh oleh orang-orang Yahudi (karena pemikiran
inilah yang menjad
er), sebagaimana kepercayaan orang Kristen selama ini. Tapi, “Kita
semua bertanggung jawab atas penyaliban Yesus”, kata Sang Paus
(inilah hebatnya Yahudi, kesalahan sejarah nenek moyangnya [ini
secara nyata tercatat dalam sejarah, bahkan dalam Bible sendiri!] kini
ingin ditimpakan ke pundak semua orang, tentu saja kepada semua
orang Kristen sendiri). Bahkan, lanjut Paus, “Kitalah yang telah
menyalib orang-orang Yahudi karena tuduhan kita yang salah tentang
kenyataan sejarah ini”.
Ungkapan Paus tersebut tentu disambut gembira oleh umat
Yahudi. Agen berita Israel, Jewish Telegraphic Agency (JTA), 13 Maret
Yesus Tidak Mati di Tiang Salib
| 4 |
199
merupakan penguatan atas deklarasi Nostra Aetate
yan
itu
ada
8, menyambut gembira pernyataan petinggi umat Katolik itu.
Mereka menganggap ucapan itu sebagai fajar baru hubungan Kristen -
Yahudi. Kritik diri (self criticism) yang dilakukan oleh Paus adalah
bagian dari prosesi perayaan kebaktian Jumat pada peringatan
wafatnya Isa Al Masih. Acara itu disiarkan langsung oleh beberapa
stasiun TV di Eropa.
Beberapa pengamat keagamaan menilai pernyataan Paus sebagai
ungkapan tulus dan
g dikeluarkan pada tahun 1965. Dalam deklarasi ini, Vatikan secara
resmi menolak anggapan bahwa orang-orang Yahudi bertanggung
jawab atas pembunuhan Yesus. Namun beberapa pengamat lain
menganggap pernyataan Paus itu sebagai ungkapan “politis”. Karena
dalam tahun-tahun terakhir, lobi Yahudi sangat kuat menekan Vatikan
agar bersikap simpatik kepada bangsa yang pernah ditimpa holocaust
(pembunuhan massal oleh pasukan Nazi di jaman Hitler berkuasa).
Soal pembunuhan Yesus, memang merupakan persoalan pelik dan
sensitif, baik bagi agama Kristen maupun Yahudi. Bagi umat Kristen,
lah pilihan sejarah pada satu sisi, dan beban moral pada sisi yang
lain (dan sepertinya umat Kristen lebih memilih “penghiburan” ini
ketimbang menerima fakta sejarah yang terekam dalam Biblenya).
Sedangkan bagi agama Yahudi, keyakinan itu tak lepas dari gerakan
anti-Semitisme yang pernah mencoreng harga diri dan hidup mereka.
Sensitivitas ajaran itu dapat dilihat, misalnya dalam buku terkenal
yang ditulis John Dominic Crossan, Who Killed Jesus (1995). Buku ini
menggambarkan adanya keterkaitan erat antara munculnya anti-
Semitisme di daratan Eropa dan doktrin pembunuhan Yesus oleh
orang-orang Yahudi.
| 3 |
Yesus Tidak Mati di Tiang Salib
kan keterlibatan umat Yahudi pada awalnya
Kondisi ini su
pemuka agama K isebut anti-Semit.
Me
i memang
san
telah diperdaya dan diperalat
Yah
Yesus Tidak Mati di Tiang Salib
| 6 |
etahui bahwa menurut
Pau
Dari fakta-fakta tersebut di atas, kita meng
s, Yesus tidak “dibunuh” oleh kaum Ya
Menurut buku itu, keyakinan orang-orang Kristen
a hudi sebagaimana
kepercayaan umat Kristen selama ini, artinya selama ini umat Kristen
beranggapan, bahwa yang “membunuh” Yesus di palang salib adalah
kaum Yahudi. Jadi pernyataan Paus ini sesungguhnya bukan hanya
meralat kepercayaan kaum Katolik yang telah berjalan lebih dari 2000
tahun itu saja, tetapi juga (berarti) meralat ayat-ayat yang tercantum
dalam Alkitab.
Bahwa dalam Alkitab kita mengetahui usaha pembunuhan atas
Yesus di pala
melahirkan kebencian. Dan kebencian itu
terakumulasi hingga pada kebencian ras. Lalu,
muncullah anti-Semitisme dikalangan orang-orang
Eropa sejak pra-Perang Dunia I.
ngguh sangat tidak menyenangkan bagi pemuka-
risten. Mereka keberatan jika d
skipun sulit juga mengingkari kaitan sejarah yang erat antara orang-
orang Yahudi dengan kehidupan Yesus. Karenanya secara resmi pada
28 Oktober 1965, Vatikan mengeluarkan pernyataan (Nostra Aetate)
tentang penolakan lembaga tertinggi agama Katolik itu terhadap
keterlibatan orang-orang Yahudi dalam pembunuhan Yesus.
Sejak berakhirnya Perang Dunia II, gerakan pemulihan orang-orang
Yahudi dan kampanye dukungan terhadap warga Yahud
ng salib itu sesungguhnya melibatkan para pemuka
Yahudi, walaupun usaha pembunuhan itu gagal sama sekali.
Sebelum peristiwa salib itu Yesus dibawa kepada Imam Besar
Yahudi, di mana telah berhimpun segala Kepala Imam dan orang-orang
tua ahli Torat (Markus 14:53). Imam Besar ini namanya Kayafas (Matius
26:3 dan 57). Mereka bersepakat untuk menangkap dan membunuh
Yesus (Matius 26:4). Atas pertanyaan Pilatus, maka Kepala Imam dan
orang-orang tua ahli Torat itu meminta kepada Pemerintah pada masa
raya itu melepaskan penjahat bernama Barabbas, serta merta
menghukum mati Yesus di tiang salib (Matius 27:15-23), di mana orang-
orang Yahudi berkata, “Tertanggunglah darahnya atas kami sekalian
dan anak-anak kami” (Matius 27:25-26). Mereka memperolok-olok
Yesus (Matius 27:41-43). Akhirnya Yesus dihukum salib yang kemudian
ia berteriak: ”Eli, Eli, lama sabakhtani?” (Matius 27:45-46).
Dalam ayat-ayat ini jelas bahwa kaum Yahudi-lah yang bersikeras
agar Yesus dihukum mati di salib, dan menyatakan merek
gat gencar dilakukan. Bahkan, melalui diplomasi kebudayaan pun
dilakukan, diantaranya dibuatlah film Schlinder List, untuk menimbul-
kan simpati kepada Yahudi, yang mengatas-namakan kebudayaan
mengutuk pembunuhan massal tersebut. Negara-negara Eropa,
termasuk Jerman, mulai mengakui bahkan memanjakan warga Yahudi
di wilayah mereka. Termasuk pada tingkat lembaga keagamaan Katolik,
mereka gencar melakukan berbagai lobi.
Persoalannya sekarang, bila bukan orang-orang Yahudi, lalu siapa
yang membunuh Yesus? Tahta Vatikan
a sendiri serta
anak-anak mereka yang akan menanggung resiko (darah/ dosa)
pembunuhan itu. Pilatus melepaskan tanggung-jawab itu dengan jalan
udi untuk mempersalahkan orang Kristen sendiri! Menyedihkan!
History Ignorance? (Pengabaian Fakta Sejarah?)
| 5 |
Yesus Tidak Mati di Tiang Salib Yesus Tidak Mati di Tiang Salib
| 8 |
Pendapat Kristen Awal (Kristen Gnostic)mencuci tangannya (Matius 27:24), walaupun beliau sendiri terpaksa
harus menyalibnya. Para pemeluk Kristen Awal (abad kedua dan ketiga Masehi) yang
dikenal dengan Kristen Gnostic, memiliki kepercayaan bahwa ketika
orang-orang Yahudi sedang mencari Yesus untuk menyalibnya, Tuhan
menjadikan dua-belas murid serupa dengan Yesus (Yesus dan dua-belas
muridnya sedang berada bersama di dalam rumah, ketika orang-orang
Yahudi masuk ke dalam rumah untuk menyalibnya). Orang-orang
Yahudi mengancam akan membunuh mereka semuanya tetapi
kemudian mereka hanya mengambil salah seorang diantara mereka dan
menyalibnya, mengira dia sebagai Yesus.
Namun sebagian orang dari gereja di Indonesia dengan ngeyel
menterjemahkan “Eli, Eli, lama sabakhtani?” sebagai “Bapak, Bapak,
mengapa Engkau meninggalkan aku?”. Padahal kalimat ini adalah
kalimat bahasa Ibrani, jadi harus diterjemahkan dengan cara bahasa
Ibrani. Didalam bahasa Ibrani; bapak adalah abba. Jadi bila Yesus
menganggap Tuhan Allah adalah Ayahnya dan bermaksud memanggil
dengan bermaksud demikian, maka ia akan menggunakan kalimat:
“Abba, abba, lama sabakhtani?” dan bukannya “Eli, Eli, lama
sabakhtani?” karena dalam bahasa Ibrani; Abba adalah bapak atau
ayah, sedangkan Eli adalah Allah atau Tuhan.
Dalam masa perkembangan selanjutnya ada teori pergantian, yang
menyebutkan bahwa salah seorang murid Yesus dengan rela menerima
untuk di salib demi keselamatan gurunya. Kisah seperti itu mungkin
sudah dibuat untuk menghindari masalah besar yang berkaitan dengan
ide pergantian. Contohnya, mengapa Tuhan memaksa seorang tak
bersalah menderita untuk menyelamatkan orang lain?
Dalam pernyataan Paus di atas (Nostra Aetate), yang menyatakan
untuk mengevaluasi kembali hubungan Kristen dan Yahudi untuk
bersikap positif terhadap agama Yahudi dengan menolak pertanggung-
jawaban Yahudi seperti yang mereka nyatakan sendiri dalam ayat-ayat
tentang “pembunuhan” Yesus di kayu salib dengan mengakui umat
katoliklah yang bertanggung-jawab atas penyaliban Yesus. Namun
celakanya, bahwa “evaluasi” ini dilakukan dengan cara “meralat” yang
berarti memperkosa ayat-ayat Alkitab sendiri, dan dalam hal ini hanya
untuk menggembirakan kaum Yahudi saja.
Dari sumber penganut Kristen Gnostic lainnya menyebutkan
bahwa seorang yang menawarkan diri untuk menyerupai Yesus
bukanlah salah seorang dari dua-belas murid, tetapi seorang laki-laki
bernama Sergus.
Pada versi lain, mukjizat mengganti seseorang kedalam rupa Yesus
adalah merupakan bentuk hukuman Illahi atas penyiksaan dan
penghianatan orang itu terhadap Yesus. Disebutkan bahwa para musuh
Yesus mengirim seseorang bernama Tityanus untuk membunuh beliau.
Tapi, Tuhan menggagalkan rencana itu dan menyelamatkan Yesus, dan
secara mukjizat menjadikan Tityanus menyerupai Yesus. Maka
Tityanus-lah selanjutnya yang disalib oleh orang-orang Yahudi.
Tidaklah begitu keliru apabila beberapa pengamat menganggap
pernyataan Paus ini merupakan ungkapan “politis”. Nampaknya dalam
hal ini ada pertaliannya dengan berdirinya Negara Israel yang
didukung Inggris dan Amerika Serikat. Ternyata “kebijaksanaan” ini
meninggalkan teka-teki yang tiada terjawab: Kalau bukan Yahudi yang
“membunuh” Yesus di kayu salib, maka siapa?.
| 7 |
Yesus Tidak Mati di Tiang Salib Yesus Tidak Mati di Tiang Salib
| 10 |
Pada riwayat lain, dari seorang Kristen Gnostic yang kemudian
memeluk Islam, menyebutkan bahwa Yudas Iskariot membawa orang-
orang Yahudi kepada Yesus. Sebagai hukuman atas pengkhianatan
Yudas, Tuhan mengubah Yudas menjadi rupa wujud Yesus, dan ia
disalib.
Dua dokumen yang ditemukan di Nag Hammadi dengan jelas
membuktikan pandangan docetic tentang Yesus. The Apocalypse of Peter
mengisahkan sebuah vision (kasyaf/pengalaman gaib) dari Petrus. Dia
melihat Yesus dengan jelas dipaku pada salib dan Yesus yang lain ada
di atas salib. Yesus menerangkan kepada Petrus: “Dia yang engkau lihat
di atas pohon (salib), gembira dan tertawalah, adalah Yesus yang hidup.
Tetapi orang yang tangan dan kakinya mereka paku adalah bagian
dagingnya, itulah si pengganti… seseorang dibuat serupa dengan dia”.
Namun Kristen sekte Gnostic ini kemudian dipandang sebagai
heretical oleh Gereja (Katolik) Roma. Beberapa tokoh gereja, termasuk
Ireneus, Ignatius, dan Tertullian, menulis karangan yang menghukum
sekte Gnostic, dan sampai ditemukannya dokumen-dokumen Nag
Hammadi di tahun 1950-an, karangan-karangan ini sajalah yang
menjadi sumber yang tersedia bagi para sarjana untuk mendapatkan
pemahaman tentang Teologi Kristen Gnostic.
Satu teks Nag Hammadi yang lain, The Second Treatise of the Great
Seth, mengutip perkataan Yesus tentang akan dihukum salibnya beliau:
“Bukanlah aku yang mereka pukul dengan buluh. Ialah orang lain yang
memikul salib di bahunya—Simon. Ialah orang lain yang di kepalanya
mereka letakkan mahkota duri. Tapi saya diangkat di atas, bergembira
ria atas semua kekayaan yang utama dan buah kesalahan dari
kegembiraan mereka yang hampa. Dan aku tertawa atas kebodohan
mereka”.
Disini bukanlah tujuan kita untuk membahas tentang Gnosticisme.
Hanya filsafat Docetisme yang akan sedikit dibahas. Docetisme adalah
satu segi dari Gnosticisme, yang meyakini bahwa materi (tubuh) dan
jiwa (rohani) adalah saling berlawanan; materi (tubuh) dianggap
sebagai keburukan dan rohani dianggap sebagai kebaikan atau suci.
Docetisme mengemukakan bahwa Kristus ‘muncul’ hanya untuk
memiliki suatu tubuh nyata manusia, dan bahwa Kristus ‘muncul’
hanya untuk menderita dan mati disalib. Ada salah satu di antara dua
kemungkinan, suatu khayalan atau seseorang lain digantikan baginya.
Pandangan Islam tentang Penyaliban Yesus
Sejarah mencatat, Islam merupakan agama yang berkembang
dengan cepat. Pada masa-masa awal perkembangan Islam, ketika
sebagian penganut Kristen Gnostic berpindah menganut Islam, mereka
masih membawa serta adat kebiasaan dan filosofi mereka, sehingga
pada perkembangannya sebagian pandangan Islam tentang penyaliban
Yesus dipengaruhi oleh pemeluk Islam yang berasal dari penganut
Gnostic tersebut, yang menafsirkan ayat-ayat suci Al Quran dengan cara
pemahaman mereka yang mantan Kristen Gnostic.
Kecendrungan menolak atau paling tidak mengurangi hakikat
kemanusiaan Kristus dan penderitaannya ini adalah pokok bagi
pandangan Docetic. Dipercayai bahwa Doceticisme mempunyai dasar-
dasar pemikiran yang sulit, sebagian merasa dalam paham penjelmaan
Tuhan dalam diri Kristus—sulit dan tidak dapat mempersekutukan
Tuhan—menjelma pada Anak (Roh) dengan wadah manusia (materi)
untuk menderita dan mati.
Tentang penyaliban, Al Quran menyatakan dengan jelas: “Dan
perkataan mereka, ‘Kami betul-betul sudah membunuh Al Masih, Isa
| 9 |
Yesus Tidak Mati di Tiang Salib
Ibnu Maryam, Rasul Allah’, padahal mereka tidak membunuhnya dan
tidak pula menyalibnya, tetapi dia dibuat tampak kepada mereka
seperti disalib; dan mereka yang berselisih pendapat di dalamnya
benar-benar berada dalam keraguan mengenainya; mereka tidak punya
pengetahuan yang pasti tentang hal itu, melainkan hanya mengikuti
dugaan, dan mereka tidak dapat mengubah keraguan ini menjadi
kepastian”. 1
Sehubungan dengan kepercayaan tentang penyaliban Yesus ini,
terdapat pegangan yang jelas di kalangan umat Islam di masa hidup
Nabi Muhammad, yang berasal dari Kitab dan Hadist. Bahwa Isa anak
Maryam tidak mati di salib, tapi diselamatkan dan wafat secara biasa
dan alami. Tak ada kepercayaan tentang kenaikan ke langit. Beberapa
kutipan dari berbagai kitab Hadist diberikan:
1. Nabi Muhammad bersabda, “Jika Musa dan Isa (Yesus)
masih hidup, mereka berdua harus mengikutiku” (karena
Nabi adalah melanjutkan penyampaian Firman-Firman
Tuhan yang belum selesai penurunannya, dan bahkan
terdistorsi oleh tangan-tangan manusia.
2. Nabi bersabda, Sesungguhnya Isa Ibnu Maryam hidup
berusia 120 tahun, dan aku melihat diriku sudah masuk 60
tahun”.
3. Selama Mi’raj, Nabi Muhammad SAW melihat Nabi Isa dan
Nabi Yahya (orang Kristen memanggilnya Yohanes) di langit
kedua. Kesimpulan yang masuk akal kemudian dapat
ditarik, karena Nabi Yahya sudah wafat, Nabi Isa pun sudah
wafat.
Yesus Tidak Mati di Tiang Salib
| 12 |
Dari apa yang telah dijelaskan diatas, terdapat beberapa perbedaan
pendapat yang mengatakan bahwa yang disalib itu orang lain yang
wajahnya diserupakan dengan Yesus. Ada yang mengatakan Sergus,
ada yang mengatakan Tityanus, ada yang mengatakan Yudas Iskariot
(sebagaimana tercantum dalam Injil Barnabas), ada pula yang
mengatakan Simon (yang dimaksudkan adalah Simon Kirene yang
memanggul salib Nabi Isa, tercantum dalam Matius 27:32. Tapi menurut
Yahya 19:17, Yesus sendirilah yang memikul salib itu).
Sebagian umat Islam juga berpendapat, bahwa Yesus betul disalib,
tetapi tidak mati (di Philipina para pemeluk Kristen setiap tahun
mengadakan ritual penyaliban, tetapi dari ritual penyaliban tersebut tak
ada satu pun yang mati. Padahal pada acara tsb. terkadang melebihi
kesakitan peristiwa aslinya), tetapi hanya pingsan di kayu salib,
diserupakan seolah-olah mati di kayu salib, padahal hanya pingsan.
Teori Penebusan Dosa
Ajaran-ajaran pokok dari agama Kristen dilandaskan pada
kematian Yesus di atas salib, kebangkitannya kembali, dan kenaikannya
secara jasmani ke langit. Meski pun kaum Kristen dengan kata-kata
masih terus mempercayai ajaran-ajaran ini, namun pada masa ini
sedikit sekali ahli pikir, bahkan di negeri-negeri Kristen, yang mampu
atau berani mengemukakan bukti-bukti sejarah dari peristiwa yang
dilukiskan itu. Pertimbangan-pertimbangan sementara pun tak ada
untuk menguatkan anggapan kematian di atas salib dan sekeping bukti
pun tidak ada untuk menunjang peristiwa yang tidak sesuai dengan
hukum alam tentang hidup kembali dan kenaikan ke langit.
Malahan Injil-injil sendiri pun menyediakan bantahan-bantahan
yang sangat keras terhadap pemahaman-pemahaman ini. Ajaran pokok
1 Kitab Suci Al Quran 4:158
| 11 |
Yesus Tidak Mati di Tiang Salib
dari Kristen ialah, bahwa Isa selaku anak Tuhan telah muncul dalam
bentuk manusia untuk memikul beban dosa manusia yang turun-
temurun dan untuk menebusnya di atas salib, sehingga dengan
kepercayaan pada penebusan itu manusia dapat memperoleh
keselamatan. Oleh karena Yesus adalah “anak Tuhan” maka ia sendiri
adalah Tuhan dan dengan kematiannya di atas salib ia menjadi tumbal
untuk kepentingan manusia dan ia berada dalam keadaan itu selama
tiga hari untuk menebus dosa manusia. Ia kemudian hidup kembali dan
naik ke langit dengan tubuh kasarnya. Ia akan turun kembali ke bumi
pada masa datang untuk mengadili manusia.
Sumber Ajaran
Tiada satu pun dari perkataan dan ajaran asli Nabi Isa yang
menunjang atau membenarkan salah satu dari kepercayaan itu.
Menurut katanya sendiri ia adalah seorang Nabi yang dibangkitkan
dalam kaum Israil, terutama sekali untuk memimpin segala domba yang
sesat dari antara Bani Israil (Matius 15:24). Sekiranya benar bahwa ia
sendiri adalah Tuhan dan tujuan keberadaannya di bumi hanya semata-
mata untuk menebus dosa manusia di atas salib, maka ia tak akan
mendoa dengan sangat gelisah, dan meminta murid-muridnya agar
mendoa dalam taman Getsemani supaya, kalau mungkin, cawan
(kematian di atas salib) dihindarkan dari padanya (Matius 26:39).
Yesus percaya bahwa Tuhan telah mendengar doanya. Ia juga harus
percaya bahwa doanya ini juga akan didengar. Seandainya tujuan
kedatangannya ke dunia adalah semata-mata untuk menebus dosa
manusia dengan kematiannya di atas salib, kenapa juga dia mendoa
dengan sangat gelisah supaya terhindar dari kematian semacam itu?
Doa ini adalah bantahan yang sempurna terhadap seluruh tujuan
Yesus Tidak Mati di Tiang Salib
| 14 |
kedatangannya sebagaimana yang diasumsikan/ disangkakan orang-
orang Kristen.
Ia pasti telah menerima jaminan dari Tuhan untuk kelepasannya
dari maut, sebagai jawaban terhadap do’anya (Iberani 5:7). Karena,
selaku seorang manusia, ketika ia melihat di atas salib, bahwa segala
harapan akan terhindarnya ia dari kematian di atas salib yang penuh
kehinaan dan kesedihan itu tampak telah lenyap, maka ia ditimpa rasa
kecemasan, jangan-jangan karena beberapa kesalahannya sendiri telah
menggagalkan maksud Tuhan untuk menyelamatkannya, untuk mana
ia telah memperoleh jaminan sesudah do’anya di Taman Getsemani.
Kecemasan ini menimbulkan kegelisahan baru dan ia berseru: “Ya
Tuhanku, ya Tuhanku, apakah sebabnya Engkau meninggalkan aku?”
(Matius 27:46).
Sekiranya kematian Yesus di atas salib adalah untuk me-
nyempurnakan tujuannya bagi manusia, maka kematian yang sudah
mendekat itu, tentulah akan dipenuhinya dengan rasa gembira, bahwa
ia hampir menunaikan tujuan tugasnya, dan bahwa dalam beberapa jam
lagi maksud itu akan dicapai seluruhnya. Kalau inilah yang sebenarnya,
maka seruannya tidaklah akan merupakan kegelisahan dan hampir
putus asa, tetapi akan merupakan seruan kegembiraan. Ia seharusnya
menyerukan: “Bersyukurlah aku! Bersyukurlah aku! Maksud
kedatanganku sudah hampir tercapai. Manusia-manusia akan
diselamatkan karena aku,” dan bukan menyerukan: “Ya Tuhanku, ya
Tuhanku, apakah sebabnya Engkau meninggalkan aku?”.
Sekiranya ia betul mati di atas salib dan kemudian hidup kembali
maka ia akan pergi ke suatu tempat tinggi dan dari sana ia
mengumumkan kemenangannya atas kematian kepada kaum Yahudi
yang tidak percaya, dan dengan mengumumkan bukti tak terbantah ini
| 13 |
Yesus Tidak Mati di Tiang Salib Yesus Tidak Mati di Tiang Salib
| 16 |
tentang ia anak Tuhan, ia akan mengundang mereka supaya
mempercayainya. Ini tidak dilaksanakannya. Sebaliknya ia menemui
murid-muridnya (secara sembunyi-sembunyi) beberapa kali untuk
meyakinkan mereka, bahwa ia tidak mati di atas salib, dan masih hidup
dengan tubuh kasarnya (Lukas 24:39, 40). Ia berusaha keras menemui
murid-muridnya dengan rahasia dan kadang-kadang ia menukar
rupanya (menyamar) sampai mereka tidak mengenalnya (Markus
16:12).
Lukisan no. 2 menunjukkan Yesus pada masa pertengahan umur.
Keterangan tentang lukisan itu berbunyi: “Lukisan kepala Kristus di
atas kain lenan, abad kedua, Gereja St. Bartolomeus, Genua”.
Lukisan ke 3 adalah yang paling menarik. Gambar ini jelas
menunjukkan Yesus dalam usia yang sudah sangat tua. Pada lukisan ini
diberikan keterangan: “Lukisan ini di atas kain lenan, dalam Sakristie
Gereja St. Pieter, Roma. Sejarah yang sudah dipastikan dari lukisan ini
bermula pada abad kedua.”
Bagaimana kesangsian kaum Yahudi tentang matinya Yesus di
tiang salib dapat dilihat dalam Injil. Rasa heran Pilatus tentang berita
Yesus sudah mati, sangat pendeknya masa Yesus berada di tiang salib
untuk menyebabkannya mati, padahal tidak dipatahkan kakinya seperti
yang dilakukan terhadap dua pencuri yang disalib bersamanya, adalah
beberapa hal yang menimbulkan kesangsian pada Pilatus dan sebagian
kaum Yahudi.
Gb. 1 Gb. 2 Gb. 3
Kaum Kristen pada masa permulaan juga mempercayai bahwa
Yesus tidak mati di atas salib dalam umur 30 tahun sebagaimana
dipercayai umat Kristen di masa kemudian. Umat Kristen pada masa
permulaan percaya bahwa Yesus masih hidup sesudah disalib dan
mempunyai umur yang panjang. Hal ini terbukti dari lukisan-lukisan
Yesus yang dibuat pada masa itu, sebagaimana terdapat dalam
Encyclopaedia Britannica, Vol. XIV.
Semua itu membantah anggapan bahwa Yesus meninggal di atas
salib, dan dengan demikian membantah pula anggapan bahwa
kematian di atas salib adalah maksud dari kedatangannya ke dunia, dan
bahwa tujuan itu telah dicapai.
Mengenai penyaliban ini, seorang penginjil besar dari Korea, Rev.
Sun Myung Moon, mengemukakan pendapat yang menarik. Di depan
25.000 pengunjung di Madison Square Garden, New York, ia
melontarkan pendapatnya.
Tiga buah dari lukisan-lukisan itu memperlihatkan Yesus dalam
masa muda dengan keterangan: “Kepala Kristus, yang dilukiskan di
atas kayu cypress. Menurut riwayat lukisan ini dibikin oleh Lucas,
tetapi mungkin sekali lukisan ini dari abad ketiga. Perpustakaan
Vatikan, Roma.” (gb. No. 1).
“Baiklah saya bertanya kepada Anda, ‘Apa yang akan Anda
lakukan bila Jesus Kristus kembali kepada Anda hari ini?” Tak syak lagi
semua kaum Kristen akan menjawab, ’Kami akan menerimanya.
| 15 |
Yesus Tidak Mati di Tiang Salib
Menyambutnya! Bersatu dengannya! Mengikutinya!’ Baiklah saya
bertanya lebih lanjut, ‘Apakah Anda akan menyalib Kristus bila ia
muncul?’ Jawaban Anda tentulah, ‘Tidak!’
“Kalau demikian halnya, bagaimana dengan orang-orang pada
waktu 2000 tahun lalu? Sekiranya mereka menerima Jesus—seperti
yang akan Anda lakukan hari ini—masih perlu jugakah mereka
menyalibnya? Tidak!
“Itu adalah suatu kekeliruan! Adalah kebodohan yang
menyebabkan kita telah menyalib Jesus Kristus.
“Adalah kehendak Tuhan supaya kaumnya menerima Al Masih.
Tetapi sebaliknya kita telah menyalibnya. Lalu orang-orang Kristen
melemparkan tanggung jawab dengan mengatakan bahwa itu adalah
kehendak Tuhan. Menggelikan! Ini tidak dapat diterima oleh akal sehat
kita. Ada sesuatu yang sudah sangat keliru terjadi” (Rev. Sun Myung
Moon: “The New Future of Christianity, The Holy Spirit Association for
the Unification of World Christianity, 1974, hal. 87,88).
Jalan Keselamatan?
Yesus sendiri tak pernah mengajarkan ajaran penebusan itu. Ia
selalu mengatakan bahwa jalan untuk keselamatan adalah dengan cara
berpegang teguh pada “Hukum dan Nabi-nabi.” Hukum mana?
Nyatalah, Hukum Musa. Nabi-nabi yang mana? Jelaslah, Nabi-nabi
yang menggantikan Musa di dalam Bani Israil. Ia mengulangi bahwa ia
tidaklah datang untuk menghancurkan Hukum melainkan meng-
genapinya, dan bahwa “sehingga langit dan bumi lenyap, satu titik pun
sekali-kali tidak akan lenyap dari hukum Torat itu sampai semuanya
telah jadi” (Matius 5:18). Ia menganjurkan kepada murid-murid dan
pengikut-pengikutnya supaya melakukan apa yang disuruhkan ahli
Torat dan orang-orang Parisi, sebab mereka itu duduk pada kedudukan
Nabi Musa dan karena itu adalah orang-orang yang berwewenang dan
berhak untuk menjelaskan Hukum Musa, walaupun ia memperingatkan
supaya jangan mencontoh kelakuan mereka “karena mereka itu
berkata-kata saja, tetapi tidak mengamalkannya” (Matius 23: 2, 3).
Yesus Tidak Mati di Tiang Salib
| 18 |
Sedangkan ajaran-ajaran yang menyatakan bahwa Torat adalah
kutuk, dan bahwa jalan keselamatan hanya mungkin diperoleh dengan
perantaraan penebusan, adalah ajaran yang diciptakan di abad-abad
kemudian dan tidak memiliki dasar-dasar yang berasal dari perbuatan
(cara sembahyang, misalnya) dan perkataan Yesus (yang hanya 8% dari
Injil, sedangkan ayat-ayat lain kebanyakan hanya perkataan orang-
orang lain dan catatan kisah-kisah sejarah).
Orang-orang yang mengatakan bahwa Yesus adalah anak Tuhan,
adalah kata-kata kiasan yang juga biasa digunakan bagi orang-orang
penganut yang taat, sebagaimana juga penggunaannya di dalam kitab-
kitab suci, sejak jaman-jaman itu (contoh: anggota kelompok pemain
musik, disebut anak atau anak-anak musik). Ketika Yesus dituduh
karena ucapan kiasannya yang ambigu itu, Yesus menjawab kepada
musuh-musuhnya dengan mengatakan bahwa kalau orang-orang yang
menerima kata-kata Tuhan disebut tuhan-tuhan atau malahan anak
sulung2 Tuhan kenapa ia dituduh menghujat Tuhan karena
menggunakan kata-kata itu juga? Kalau mereka berhak memberikan arti
secara kias mengapa ia dilarang? (Yahya 10:34-36). Bible melukiskan
Israil (Yakub) sebagai anak Tuhan, bahkan “anak-Ku yang sulung”
(Keluaran 4:22). Orang-orang yang mendamaikan dikatakan “anak-anak
Tuhan” (Matius 5:9). Dalam doa umum Tuhan dipanggil oleh orang-
orang yang beriman dengan kata “Bapak” yang berarti bahwa orang-
2 Pada masa itu, orang Israel menyebut diri mereka ‘Putra Sulung Tuhan’.
| 17 |
Yesus Tidak Mati di Tiang Salib
orang itu adalah anak-anak Tuhan. Ini semua adalah kata-kata kiasan,
alegori (anak musik, sebutan untuk pemain musik—anak band). Bible
sering menggunakan ucapan ini secara kias untuk melukiskan orang-
orang pilihan Tuhan, orang-orang saleh, dan malahan seluruh manusia
saleh.
Seperti Nabi Yunus yang Selamat
Ketika orang-orang Yahudi meminta Yesus untuk menunjukkan
tanda3 maka ia mengatakan bahwa tidak akan diberikan tanda kecuali
tanda Nabi Yunus (Matius 16:4). Kita hendaklah ingat, bahwa Nabi
Yunus masuk ke perut ikan dalam keadaan hidup, tinggal di sana
selama beberapa hari (meskipun tidak sadarkan diri) dan tetap hidup,
dan keluar dari sana juga dalam keadaan hidup (Yunus, fasal 2).
Dengan begitu, Yesus ketika diturunkan dari salib, harus juga
dalam keadaan hidup sekalipun tidak sadarkan diri, tinggal di gua
kuburan selama beberapa hari dalam keadaan hidup, dan keluar dari
sana dalam keadaan hidup. Sekiranya ia mati di atas salib maka tak ada
persamaan di antara keadaan Nabi Yunus dan Yesus, kecuali kalau
orang harus percaya pula bahwa Nabi Yunus juga mati di perut ikan
dan hidup kembali setelah ia keluar dari sana—suatu teori yang
hampir-hampir tak dapat diterima oleh orang Kristen.
Suatu hal yang menarik ialah bahwa dalam teks Injil dari Revised
Standard Version (1946) bagian Perjanjian Baru, yang diterbitkan oleh
Thomas Nelson and Sons, New York, tidak lagi disebutkan Kenaikan
Yesus dengan tubuh kasarnya ke langit.
Yesus Tidak Mati di Tiang Salib
| 20 |
Utusan Tuhan bagi Bangsa Israel
Orang Islam percaya, sebagaimana diajarkan dalam kitab suci
mereka, bahwa Yesus adalah seorang Nabi yang benar, yang diutus
Tuhan bagi bangsa Israel. Dikisahkan pula seperti tercatat dalam Al
Quran bahwa Yesus berkata: “Wahai bangsa Israel, sesungguhnya aku
adalah utusan Tuhan kepadamu” (61:7). Dan dalam ayat lainnya
dikatakan: “Dan kerasulan Isa Al Masih adalah untuk bangsa Israel”
(3:50).
Yesus sendiri menekankan bahwa ia adalah utusan terakhir yang
dibangkitkan di antara kaum Israel, dan kalau orang Yahudi
menolaknya maka kerajaan Tuhan akan diberikan kepada bangsa lain.
Oleh karena itu kenabian berakhir bagi bangsa Israel, dan Penghibur
atau Roh Kebenaran kemudian dibangkitkan dalam keturunan Ismail,
yakni “di antara segala saudara” kaum Israel (Ulangan 18:18).
Ruh Kebenaran keturunan Nabi Ismail itu adalah Nabi
Muhammad, ia adalah Pembawa Syariat terakhir. Dan hukum yang
disampaikan dengan perantaraan beliau dalam Kata-kata Tuhan, yakni
Al Quran, adalah “segala kebenaran” yang akan menuntun manusia,
seperti dinyatakan Yesus (Yohanes 16:13).
Do’a Yesus yang bersungguh-sungguh di Taman Getsemani, jeritan
yang memilukan dari atas kayu salib, cara hati-hati yang dilakukannya
ketika menemui murid-muridnya sesudah ia siuman kembali dari
pingsan yang dialaminya di atas salib—semua ini sesuai dengan ayat-
ayat yang terungkap dalam Al Quran. Do’a di taman Getsemani timbul
karena keinginan yang wajar dari Yesus untuk terhindar dari kehinaan
dan penderitaan di atas salib (ketika itu Yesus telah mendengar bahwa
ia tengah dicari-cari orang Yahudi untuk dihukum salib). Keinginan ini
makin keras karena Yesus paham bahwa orang-orang Yahudi itu akan
3 Tanda yang dimaksudkan adalah keajaiban atau mukjizat.
| 19 |
Yesus Tidak Mati di Tiang Salib
sengaja menggantung mayatnya berlama-lama di tiang salib agar ia
menjadi mayat yang dinajiskan dan terkutuk4, agar kemudian ia tak
mungkin akan dianggap sebagai Utusan yang benar karena menjadi
mayat yang terkutuk dan dinajiskan (Ulangan 21:23).
Sebaliknya, ketimbang membiarkan pasrah dirinya akan dijadikan
seperti demikian, Yesus malah berkeras ingin menghindari keadaan
seperti itu, karena itu Yesus berdo’a di Taman Getsemani dengan
demikian sungguh-sungguh dan sangat ketakutan hingga mengalir
peluhnya seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah (Lukas 22:44).
Ketika mengetahui bahwa tampaknya tak ada lagi jalan
menghindar maka Yesus agak mulai menyesuaikan diri pada
kemungkinan mati, sekiranya itulah kehendak Tuhan yang tak dapat
dipahami, walaupun ia masih kecut akan kemungkinan akibat yang
mengerikan yang akan dilakukan kaum Yahudi, kalau-kalau ia satu
ketika menjadi mayat “terkutuk” dalam pandangan mereka.
Darah dan Air adalah Bukti Nyata
Yesus diturunkan dari salib karena hari Sabbath tidak diperboleh-
kan menginapkan mayat, sebagaimana ajaran Taurat, yang kemudian
disisipkan oleh para rabi Yahudi menjadi bagian Injil (Kitab Ulangan
21:23).
Pada saat tubuh Yesus akan diturunkan dari salib untuk diserahkan
kepada Yusuf Arimatea dan rusuknya ditusuk (mungkin sekali pada
bagian pleura) oleh seorang prajurit Roma dengan tombaknya, maka
darah dan air keluar—suatu bukti yang pasti bahwa nyawa belum
hilang dari tubuh itu (Yohanes 19:34).
Yesus Tidak Mati di Tiang Salib
| 22 |
Hal ini menyebabkan seorang pujangga H. Spencer Lewis berkata
tegas dalam bukunya The Mystical Life of Jesus, halaman 266: “Ketika
Badai sudah reda, maka suluh-suluh didatangkanlah, dan setelah tubuh
itu diperiksa ternyata bahwa itu masih bernyawa. Darah yang masih
mengalir dari luka-luka membuktikan bahwa tubuh itu masih hidup
dan karena itu Yesus diturunkan dari salib.
Karena itu dapatlah diterima bantahan bahwa Yesus tidak mati di
atas salib. Ia pingsan, hingga diturunkan dari salib dan dibawa ke
kuburan gua. Dengan rasa kasih sayang ia dirawat. Salep-salep dan
rempah-rempah obat sebanyak 100 kati dilekatkan pada luka-lukanya,
yang menyebabkan ia sembuh pada hari ketiga dan menyebabkan ia
mampu meninggalkan gua kuburan itu. Kemudian ia bertemu dengan
murid-muridnya pada berbagai kesempatan, dan selalu berdaya upaya
supaya kehadirannya di tengah-tengah mereka dirahasiakan dan jangan
sampai diketahui oleh musuh-musuhnya agar ia terhindar dari usaha
pembunuhan yang selalu diancamkan kepadanya oleh orang-orang
Yahudi.
Cerita tentang penyaliban dan tidak matinya Yesus di atas kayu
salib juga dilukiskan dengan jelas oleh seorang yang menyaksikan
penyaliban itu dari dekat dengan mata kepalanya, dalam buku The
Crucifixion, by An Eye Witness, Chicago, Indo American Book Co. 1907.
Kesaksian Kain Kafan
Dalam bidang ilmiah beberapa tahun yang lalu telah diperoleh
penemuan yang membuktikan bahwa Yesus tidak mati di salib.
Penemuan itu diungkapkan oleh suatu Lembaga yang bernama The
International Foundation for the Holy Shroud, yang diketuai oleh seorang
sarjana Katolik bernama Kurt Berna dan berkedudukan di Zurich.
4 Para Rabi Yahudi memanipulasi Taurat agar tertanam ke dalam kepercayaan dan tradisi
para anak cucu dan bangsa-bangsa bahwa tanah Palestina adalah tanah yang diwariskan
bagi mereka karena mereka adalah yang ‘sulung’ dari bangsa-bangsa (Ulangan 21:23).
| 21 |
Yesus Tidak Mati di Tiang Salib Yesus Tidak Mati di Tiang Salib
| 24 |
Keseluruhan inisiatif itu bermula pada keterangan yang diberikan
Bible (Yohanes, fasal 19). Tubuh Yesus diturunkan dari salib oleh dua
orang yang menjadi pengikutnya, Yusuf Arimatea dan Nikodemus.
Kedua orang ini adalah juga anggota dari golongan Esseen, suatu ordo
(perkumpulan rahasia) Yahudi yang kemudian sejak tahun 1947
menarik perhatian sarjana-sarjana ilmu agama, karena penemuan
naskah-naskah tua pada tahun itu dan tahun-tahun berikutnya di gua-
gua lembah Qamran, dekat Laut Mati, dipelopori oleh ordo tersebut.
Setelah melekatkan 100 kati campuran mur dan gaharu (myrrh and
aloes) kedua pengikut ini membungkus badan guru mereka dengan
suatu kain kafan. Kemudian mereka menaruh tubuh Yesus dalam suatu
gua.
Foto copy pengumuman The International Foundation for the Holy Shroud, Kain Kafan Suci
Yesus, pengumuman ini disiarkan kepada pers internasional.
| 23 |
Yesus Tidak Mati di Tiang Salib
Pada hari Minggu pagi berikutnya datanglah seorang murid yang
lain, Petrus, untuk menengok Yesus. Tetapi didapatinya gua itu sudah
kosong, yang terlihat hanya kain kafan itu yang tergulung. Sebagai
seorang murid yang cinta pada gurunya tentulah Petrus dan pengikut-
pengikut lainnya kemudian menyimpan kain kafan itu dengan hemat
dan hormat secara turun-temurun.
Di mana dan kapan kain kafan itu kemudian ditemukan kembali
belum dapat diketahui dengan pasti. Tetapi menurut suatu riwayat kain
itu ditemukan di Katakombe (gua-gua tempat persembunyian kaum
Kristen Awal di Roma). Dalam tahun 438 Ratu Endoxia mengirimnya ke
Konstantinopel. Dalam tahun 1204 seorang ksatria Perancis, Otto de la
Roche, melarikan kain kafan itu dari Konstantinopel ketika kota itu
terancam oleh serangan tentara asing, dan membawanya ke Perancis.
Sejak tahun 1578 benda itu disimpan di Katedral Turin, Italia. Pada
waktu-waktu tertentu kain itu dikeluarkan dari simpanannya dan
dipertunjukkan kepada umum.
Pada pertunjukkan yang dilakukan bulan September dan awal
Oktober 1978, menurut taksiran dikunjungi oleh tidak kurang dari tiga
juta penonton (Newsweek, 18 September 1978).
Kain yang berukuran 4,36 m panjang dan 1,10 m lebar itu terbikin
dari lenan yang sejenis dengan tenunan Pompei, kota yang tertutup
oleh letusan gunung Vesuvius.
Potret yang Mempesona
Pada tahun 1898, Secondo Pia memotret kain kafan itu. Hasil potret
itu ternyata mencengangkannya. Karena, setelah dicuci maka potret
memperlihatkan bekas muka dan badan. Setelah foto diperbesar dan
diperiksa lebih seksama ternyata bahwa bekas muka dan badan, dan
tetesan-tetesan yang terdapat juga pada kain kafan itu, berasal dari
Yesus. Terdapatnya bekas-bekas itu dimungkinkan oleh karena
dipakainya gaharu (aloes) yang efeknya sama dengan efek zat kimia
fotografis dalam zaman modern ini.
Yesus Tidak Mati di Tiang Salib
| 26 |
Atas perintah Gereja Katolik, seorang pemotret Guiseppe Enrie,
melakukan pemotretan ulang pada tahun 1933. Hasil potret Enrie
membenarkan foto Pia. Keaslian foto-foto Enrie dikuatkan oleh
kesaksian lima orang ahli potret dan seorang pengacara Italia, G.
Turbulio.
Mengenai hasil potret itu sendiri Enrie berkata bahwa “Jejak-jejak
itu adalah reproduksi tulen dari bekas bagian-bagian badan manusia.”
Paus Pius XI sendiri berkata pada tanggal 5 September 1936 tentang
keaslian bekas-bekas badan manusia dalam kain kafan itu: “Non e opera
umana.” (Ini bukanlah pekerjaan tangan manusia).
Dari hasil-hasil pemotretan itu diketahui beberapa kenyataan yang
mempesonakan. Pada foto bekas kepala terlihat 12 tetesan darah hidup
yang keluar dari luka-luka bekas mahkota duri yang dipakaikan ke
kepala Yesus oleh orang-orang Yahudi. Dan juga terlihat 16 tetesan
darah bekas paku di tangan dan di kaki, dan bekas luka di sisi dan dada
yang disebabkan tusukan tombak. Tusukan tombak itu ternyata tidak
mengenai jantung dan paru-paru, meski pun ia menembus sisi kanan
sampai ke dada kiri. Pada foto bekas muka dan kepala terlihat pipi
kanan yang bengkak dan rambut keriting yang panjangnya sampai ke
bahu, suatu model potongan rambut yang lazim pada kaum Yahudi di
masa Yesus hidup.
Dari adanya darah hidup yang mengalir ke kain kafan dan dari
kenyataan jantung tidak kena tusukan tombak, diperoleh kesimpulan
yang tak terbantah bahwa jantung Yesus masih berdenyut setelah ia
| 25 |
Yesus Tidak Mati di Tiang Salib
diturunkan dari salib dan ketika ia sudah dipakaikan kain kafan. Dan
kesimpulan logis dari semua itu ialah: Yesus tidak mati di atas salib.
Kesimpulan itu disetujui pula oleh seorang guru besar Universitas
Turin, Prof. Yudicia Cordiglia, yang berkata tentang noda-noda darah
itu bahwa “…sifat darah itu menarik hati sekali, karena dari luka-luka
di kepala yang jelas disebabkan oleh mahkota duri, kita dapat melihat
bahwa ia adalah darah yang keluar dari seorang yang masih hidup,
karena orang yang sudah mati tidak mengeluarkan darah, disamping
itu kita juga melihat bahwa area di sekitar noda-noda darah gelap yang
timbul dari serum darah yang hanya terjadi pada orang hidup.”
Disampaikan Kepada Vatikan
Kesimpulan ini dengan 28 foto bukti disampaikan oleh Lembaga
yang dipimpin Kurt Berna itu kepada pimpinan Katolik di Roma pada
tanggal 28 Juli 1969. Di samping itu dikirimkan pula berkas-berkas
dokumen tentang penemuan itu kepada pers di seluruh dunia, yang
menyiarkannya dengan luas. Kantor Berita Antara menyiarkannya
tanggal 30 Juli 1969.
Pers Luar Negeri juga membuat komentar tentang berita itu.
Umpamanya mingguan Sunday Express di London menganggap bahwa
peristiwa penemuan itu jauh lebih penting dari pada peristiwa
pendaratan manusia di bulan. Dalam suatu mingguan Weekend tanggal
18 Maret 1970 di Sailan terdapat tulisan H. Hurze, wartawan United
Press International, yang berjudul “Jesus Did Not Die on the Cross”.
Dalam tulisan itu antara lain dikatakan bahwa: “Pada waktu yang sama,
darah yang mengalir dari luka-luka Kristus, membasahi kain kafan.
Darah ini benarlah yang menyebabkan kain kafan itu berharga sekali
bagi orang-orang Kristen Pertama, dan dari noda-noda darah pada kain
kafan inilah timbul penyelidikan-penyelidikan yang semuanya
membuktikan bahwa Kristus tidak mati di atas salib.”
Yesus Tidak Mati di Tiang Salib
| 28 |
Betapa anggapan pimpinan tertinggi Katolik tentang kain kafan dan
noda-noda darah itu dapat dilihat dari suatu laporan yang diberikan
oleh seorang anggota Komisi Rahasia Vatikan yang memeriksa kain
kafan itu pada tanggal 16-18 Juni 1969. Laporan itu berbunyi:
“Chriarissimi colleghi,
“Komisi setuju dengan bulat bahwa Kain Kafan Suci betul-betul
adalah kain kafan Tuhan Yesus Kristus kita. Persoalan-persoalan
mengenai usianya yang sebenarnya, masih belum disepakati, tetapi tak
dapat lagi dibantah bahwa kain kafan itu berasal dari masa Kristus.
Gambar-gambar foto berwarna, yang memperlihatkan reproduksi yang
baik sekali tentang noda-noda darah, mengingat jangka waktu yang
panjang itu, akan diumumkan dalam waktu dekat dengan persetujuan
Sri Paus Paulus VI.
Kurt Berna (kanan), Ketua Lembaga Internasional Untuk Kain Kafan Suci Yesus, sedang
menyerahkan dokumen-dokumen tentang rahasia-rahasia yang terbuka dari kain kafan
kepada wakil dari Sri Paus Paulus VI, Charles Moeller, di Vatikan, tanggal 28 Juli 1969.
| 27 |
Yesus Tidak Mati di Tiang Salib Yesus Tidak Mati di Tiang Salib
| 30 |
“Voglia Gradite, chiarmi colleghi, il mio piu deferente saluto,
Sottoscrittore” (bulletin International Foundation for the Holy Shroud,
21 Maret 1970).
Suatu pernyataan tertulis telah disampaikan oleh Kurt Berna
kepada Konferensi Internasional awal Juni 1978, di London, tentang
tidak matinya Yesus di atas salib. Dalam pernyataan itu Kurt Berna
mengatakan bahwa ia tidak dapat hadir sendiri dalam konferensi,
karena ia sedang dicekal oleh Pemerintah Jerman Barat bertalian dengan
dua buku yang diterbitkannya mengenai kain kafan suci yang
membuktikan bahwa Yesus tidak mati di atas salib.
“Bukti dari kebenaran bahwa Yesus tidak mati di atas salib ialah
kain kafan dari tubuh Yesus sendiri dan ia menyokong kenyataan itu. Ia
adalah suatu hasil penyelidikan ilmiah berdasarkan suatu pengujian
obyektif dan tak terbantah; karena 28 noda darah, yang diperas dari
lebih dari 100 buah bercak pada kain kafan itu, menunjukkan secara
ilmiah bahwa Yesus masih hidup ketika diturunkan dari salib. Satu
mayat tidak akan dapat meneteskan darah seperti ini, sebagaimana
yang terdapat pada tubuh Yesus sesudah ia disalibkan, dan ia bukan
mayat (Truth about the Crucifixion, published by The London Mosque,
1978, hal. 153, 154; Sinar Islam, No. 5, Mei 1979, hal. 35, 36).
Pada tanggal 9-13 Oktober 1978 satu tim 50 ahli sains Amerika
dalam berbagai bidang selama 120 jam mengadakan penelitian ilmiah
terhadap kain kafan itu.
Ujung panah atas menunjukkan gambar noda-noda darah Yesus yang terdapat pada
bagian bawah kain kafan yang mengenai bagian belakang kepala Yesus. Ujung panah
bawah menunjukkan noda-noda darah itu juga yang sudah diperbesar.
| 29 |
Yesus Tidak Mati di Tiang Salib Yesus Tidak Mati di Tiang Salib
| 32 |
Laporan hasil pemeriksaan itu dituangkan oleh seorang anggota
tim itu, Dr. John H. Heller, dalam buku berjudul Report on the Shroud of
Turin. Kelima puluh anggota tim itu tidak dapat membantah keaslian
kain kafan itu. Berkata Dr. Heller:
“Tak satu pun dalam seluruh pemeriksaan kami selama tiga tahun
terdapat data yang bertentangan dengan riwayat dalam injil. Tanda-
tanda yang terdapat di tubuh tidak mengisyaratkan seni lukis atau
dongeng. Tanda-tanda itu menunjukkan hayat. Semua itu merupakan
bukti medis akurat tentang seorang manusia yang dicambuk dengan
alat yang menyerupai bentuk flagrum, baik di muka maupun di
punggung; yang memikul suatu benda kasar dan berat di bahunya;
yang menjadi memar; yang pada kepalanya ditaruh barang suatu yang
menimbulkan luka-luka tajam pada kulit kepala dan kening; yang
hidung dan lututnya lecet bekas terjatuh; yang mendapat pukulan di
wajah; yang telah disalib pada tempat-tempat yang tepat secara
anatomi, pergelangan-pergelangan; yang darahnya mengalir melalui
tangan dan menetes sesuai dengan hokum gravitasi pada sudut-sudut
tepat dengan posisi tangan dalam suatu penyaliban; yang kedua
kakinya ternyata tidak dipatahkan; yang mendapat luka di rusuk dari
mana keluar sel-sel dan serum; yang ketika terbaring di atas kain, darah
post mortemnya mengucur keluar dari luka dan menggenang di bagian
punggung; yang kakinya telah ditusuk dengan paku, dan menimbulkan
pendarahan; dan yang pada telapak kakinya terdapat kotoran.
Selama 120 jam (9-13 Okt. 1978) sarjana-sarjana ahli berbagai bidang dari Amerika
melakukan riset terhadap Kain Kafan Turin.
Pendeknya semua adalah dokumentasi medis mengherankan
tentang hal-hal yang dilukiskan ringkas dalam injil-injil (Readers Digest,
Juni 1984).
| 31 |
Yesus Tidak Mati di Tiang Salib
Meninggalkan Palestina
Setelah memperlihatkan bukti-bukti kepada para muridnya bahwa
ia tidak mati di atas salib maka Yesus memutuskan atas perintah Tuhan
untuk meninggalkan Palestina dan pergi menjelajahi berbagai negeri di
mana berdiam suku-suku Israel yang hilang, sehingga ia dapat
menyampaikan pesan Tuhan kepada mereka.
Di Palestina hanya terdapat dua suku Yahudi. Sepuluh suku
lainnya bertebaran di daerah-daerah lain. Bible mengatakan bahwa
sebelum masa Almasih orang-orang Yahudi sudah bertebaran di
daerah-daerah sebelah timur Palestina. Dalam kitab Ester (3:6)
diceritakan bagaimana Raja Ahasyweros (yang identik dengan Xerxes,
memerintah tahun 485-465 SM) pernah mengeluarkan perintah umum
untuk memusnahkan semua kaum Yahudi yang tinggal dalam 127
propinsi dari wilayah kerajaannya yang membentang dari India sampai
ke Kusy atau Ethiopia (Ester 1:1).
Kaum Yahudi ini ialah turunan dari kaum Israel yang diangkut dari
Palestina oleh Raja Tijlat Pilezer (Tiglat Pelezer) dalam tahun 740 SM (II
Raja-raja 15:29) dan oleh Raja Nebukadnezar (Ester 2:6) yang
memerintah tahun 604-561 SM. Sebagian kecil dari kaum Yahudi ini
memang kembali ke Palestina dalam masa pemerintahan Raja Cyprus
(536 SM). Tetapi sebagian besar dari mereka itu yang terkenal dengan
nama “Bani Israil” tetap tinggal dalam negeri-negeri Timur itu dan ini
masih terjadi dalam masa Isa almasih.
Itulah sebabnya Yesus menganggap Bani Israil itu sebagai “domba
yang sesat dari antara Bani Israil” (Matius 15:24) dan sebagai “the
Children of God that were scattered abroad” (St. John 11:52), yakni anak-
anak Tuhan yang bertebaran di luar negeri (perkataan “di luar negeri”
ini dihilangkan dalam Bible bahasa Indonesia). Dan Bani Israil di luar
negeri itu pulalah yang dimaksud Almasih dengan “domba lain yang
bukan masuk kandang domba ini” (Yohanes 10:16). Untuk
menghimpunkan dan mengajar mereka maka ia harus meninggalkan
Palestina dan menuju ke timur. Dalam perjalanan ke timur itu ia
memakai nama Yus Asaf.
Yesus Tidak Mati di Tiang Salib
| 34 |
Di dalam kitab suci umat Islam juga disebutkan bahwa kenabian Isa
Almasih adalah untuk Bani Israil (QS 61:7 dan 3:49), sehingga karena itu
adalah kewajiban Yesus menyampaikan ajarannya kepada orang-orang
Israil di luar negeri itu, bukan hanya kepada yang di Palestina saja.
Dalam Al Quran terdapat keterangan tentang kepindahan Yesus dari
Palestina. Tuhan berfirman dalam Al Quran:
“Aku selamatkan (awaina) keduanya (Isa Ibnu Maryam dan ibunya)
ke dataran tinggi (ila rabwatin) dengan lembah-lembah dan sumber-
sumber air yang mengalir” (QS 23:51). Maksudnya, Tuhan
menyelamatkan Yesus setelah mengalami malapetaka penyaliban itu
dengan membawanya dari Palestina menuju lembah Kashmir yang
subur dan indah, yang oleh seorang pujangga besar Persia,
dinyanyikan: “Andai ada surga di bumi, maka negeri iniliah, negeri
inilah!”.
Seorang ahli tafsir terkenal (Ibnu Jarir) berkata dalam bukunya at-
Tabri bahwa: “Yesus sama seperti Musa dan Muhammad (dikejar-kejar
Yahudi): Musa pindah menyebrangi lautan karena di kejar-kejar tentara
Faraoh, Muhammad terpaksa pindah dari Mekah ke Madinah karena
menghindar dari serangan orang-orang Yahudi, dan Yesus pindah dari
Palestina ke suatu negeri yang jauh sekali, ke suatu negeri yang lain”
(at-Tabri jilid III, hal 197).
Dalam suatu kitab kumpulan hadist terkenal, Kanzul Umal,
diriwayatkan bahwa Tuhan memerintahkan kepada Yesus: “Wahai Isa,
| 33 |
Yesus Tidak Mati di Tiang Salib
pindahlah dari satu tempat ke tempat lainnya agar engkau jangan
dikenali dan dikejar-kejar” (jilid II, 34). Begitu pula dalam bagian
lainnya diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad mengatakan kepada
para murid dan pengikutnya bahwa orang yang paling diridhai Tuhan
ialah gharib. Ketika ditanya apa arti gharib beliau menjawab: Orang-
orang seperti Isa Almasih yang menyingkir dari negeri mereka dengan
membawa agama mereka” (Jilid II 34, 71, dan Jilid VI, 51).
Nadiri, ahli kitab tarikh pertama di negeri Kashmir, India,
menceritakan dalam bukunya Tarihk-I-Kashmir (332 Hijri) tentang raja
India Gopadatta: “… Gopananda mengambil tampuk pemerintahan dan
memerintah negeri dengan gelar Gopadatta. (Dalam masa
pemerintahannya) banyak (didirikan) candi, dan di puncak bukit
Sulaiman kubah (dari candi) menjadi rusak. Ia mengirimkan salah
seorang menterinya bernama Sulaiman, yang berasal dari Persia, untuk
memperbaikinya. Kaum Hindu menolaknya karena ia (menteri) itu
seorang kafir dari agama lain. Dalam masa ini Yus Asaf, yang datang
dari tanah suci (Baitul Muqaddas) ke lembah suci ini, memaklumkan
kenabiannya. Ia beribadat kepada Tuhan siang malam, dan setelah
mencapai puncak kesalihan dan kesucian ia menyatakan dirinya sebagai
Pesuruh Tuhan untuk penduduk Kashmir. Ia memanggil orang-orang
kepada agamanya…. Saya melihat dalam sebuah buku Hindu bahwa
pesuruh ini sebenarnya adalah Isa, Rasulullah (Pesuruh Tuhan, Rasul
Allah) dan ia menggunakan nama Yus Asaf” (hal. 69).
Bertemu dengan Raja Hindu di India
Dalam suatu kitab berbahasa Sanskrit Bhavishya Maha Purama yang
ditulis oleh Sutta dalam tahun 3191 Laukika atau tahun 115 Masehi
diceritakan pertemuan Raja Shalewahin (pada tahun 78 Masehi) dengan
Yesus di Wien (kira-kira 15 km dari Srinagar), dan dikatakan: “Di negeri
itu ia (Shalewahin) menampak di Wien seorang yang kelihatannya
sebagai seorang raja Saka, yang berkulit putih dan memakai baju putih.
Yesus Tidak Mati di Tiang Salib
| 36 |
Ayat-ayat 17-31 dari Kitab Bacishya Maha Purana, yang dicetak kembali, yang ditulis
tahun 115 Masehi, yang menceritakan pertemuan Yesus dengan Raja Shalewahin sekitar
tahun 78 Masehi.
Dia (Shalewahin) bertanya siapa ia. Jawabnya ialah bahwa ia
Yusashaphat (Yus Asaf), dan dilahirkan oleh seorang dara dan (karena
Shalewahin tercengang) ia berkata bahwa ia mengatakan yang
sebenarnya dan ia berkewajiban membersihkan agama. Raja itu
bertanya apa agamanya. Ia menjawab: “Wahai Raja, kalau kebenaran
telah lenyap dan tak ada pembatasan (terhadap perbuatan buruk) di
negeri maleech, saya muncul di sana dan karena pekerjaan saya maka
yang bersalah dan jahat menderita, dan saya juga menderita karena
tangan mereka.” Raja itu bertanya lagi kepadanya, apa agamanya. Ia
| 35 |
Yesus Tidak Mati di Tiang Salib
menjawab: “Agamaku untuk (menimbulkan) cinta, kebenaran dan
kesucian dalam hati dan karena itu saya disebut Isa Masih”. Raja itu pergi
setelah memberikan penghormatan kepadanya…” (hal. 282, Kitab
Parwa (bab) III, Kitab Adhayaya (bagian) II, Kitab Shalok (ayat) 9-31,
dari terjemahan Inggris oleh Dr. Widyavaridi Shiv Nath Shastri).
Dalam sebuah Kitab tafsir kuno yang ditulis tahun 1417 Masehi
berjudul Raudhat-us-Safa fi Siratil Anbiya wal Muluk wal Khulafa (Kebun
Kesucian tentang Riwayat Hidup Nabi-nabi, Raja-raja, dan Khalifah-
khalifah) karya Mir Muhammad bin Khawand Shah Ibn Muhammad,
terdiri dari tujuh jilid, dan diterbitkan di Bombay tahun 1852 Masehi,
diriwayatkan perjalanan Isa Almasih dalam dua bab yang masing-
masing berjudul “Pindahnya Isa Almasih dari Yerusalem” dan
“Perjalanan Isa Almasih ke Nasibain (Nisibis)”. Dalam bab pertama
dikatakan antara lain bahwa: “Oleh karena kaum Yahudi (berusaha)
mendustakan5 Nabi itu, maka mereka (boleh dikatakan) mengusirnya
dari kota itu. Isa dan Maria keluar (dari kota itu) dan pergi ke Siria” (Jilid I,
hal. 134).
Penyelidikan-penyelidikan modern menunjukkan bahwa orang-
orang Afghanistan dan Kashmir adalah keturunan Bangsa Israel dan
kepada mereka inilah Yesus akhirnya pergi untuk melaksanakan tugas
yang diserahkan Tuhan kepadanya.
J.B. Frazer dalam bukunya An Historical and Descriptive Account of
Persia and Afghanistan, terbit tahun 1843, berkata: “Menurut riwayat
mereka (bangsa Afghanistan) sendiri mereka percaya bahwa mereka
adalah keturunan Yahudi… mereka mempertahankan kemurnian
agama mereka sampai mereka memeluk Islam” (hal. 289).
Yesus Tidak Mati di Tiang Salib
| 38 |
Francis Bernier, yang pernah bekerja pada istana Aurungzeb, Raja
Moghul di India, menulis dalam bukunya Travels in the Moghul Empire:
Journey to Kashmir the Paradise of Indians, bahwa “Anda lihat, saya tak
ingin untuk membantah bahwa bangsa Yahudi mungkin telah bermukim di
Kashmir… kemurnian hukum mereka, setelah lewat beberapa abad,
mungkin rusak, sehingga setelah terperosok kedalam penyembahan
berhala, kemudian mereka terdorong masuk agama Muhammad,
sebagaimana terjadi pada banyak kaum kafir lainnya” (hal. 433).
Dalam mengemukakan bahwa bangsa Afghanistan dan Kashmir
adalah keturunan bangsa Israel, George Moore berkata dalam bukunya
The Lost Tribes, yang terbit tahun 1861: “Dan kita lihat bahwa watak asli
dari suku-suku Israel sendiri muncul kembali dalam kehidupan dan
kejadian sehari-hari pada negeri-negeri di mana orang-orang menyebut
mereka Bani Israel dan secara umum mengaku keturunan suku yang
hilang itu. Nama dari suku-suku dan daerah-daerah mereka, baik dalam
ilmu bumi lama maupun ilmu bumi dewasa ini, membenarkan riwayat
alami universal ini. Akhirnya kita mengenal jalan-jalan yang dilalui
orang-orang Israel dari Tanah Arab ke Afghanistan dan India yang ditandai
oleh serangkaian tempat-tempat berhenti yang memakai nama berbagai
suku mereka dan menunjukkan tingkat-tingkat perjalanan mereka yang
panjang dan berat” (hal. 151).
Pandit Jawaharlal Nehru juga berpendapat bahwa Yesus datang ke
India. Berkata ia: “Di seluruh daerah Asia Pusat, di Kashmir, Ladakh,
dan Tibet dan bahkan juga lebih jauh ke utara masih ada kepercayaan
yang kuat bahwa Yesus (Nabi Isa) pernah pergi mengembara ke sana.
Beberapa orang juga percaya bahwa ia pernah mengunjungi India…
tetapi boleh jadi juga ia telah sampai di sini” (Lintasan Sejarah Dunia,
5 Mendustakan= orang-orang meneriakkan “dusta..dusta...” ketika pengajaran sedang
dilakukan.
| 37 |
Yesus Tidak Mati di Tiang Salib
terjemahan B. Rangkuti, cetakan II, hal. 127, penerbit Balai Pustaka,
1966). Buku aslinya Glimpses of World History, oleh Jawaharlal Nehru.
Seorang pengarang Rusia, Nicholas Notovitch, telah menerbitkan
bukunya berjudul The Unknown Life of Jesus dalam tahun 1890 di New
York. Satu bagian dari buku itu berjudul “Life of Saint Isa” dan ia
adalah terjemahan dari satu kitab tua yang ditemukannya di kuil Budha
di Himis, Tibet. Dalam buku itu dilukiskan perjalanan Isa Almasih dari
Palestina ke daerah-daerah timur, di antaranya India, Afghanistan, dan
Kashmir.
Kutipan-kutipan dari berbagai buku sejarah ini menunjukkan
dengan nyata bahwa Yesus meninggalkan Palestina menuju daerah-
daerah timur dan akhirnya sampai di Kashmir, di mana berdiam
sebagian suku-suku Israel yang hilang.
Rekonstruksi Perjalanan
Berdasarkan riwayat yang terdapat dalam Bible dan kitab-kitab
sejarah itu dapatlah direkonstruksikan perjalanan Yesus dari Yerusalem
ke Kashmir.
Setelah sembuh dari luka-luka bekas salib, Yesus meninggalkan
Yerusalem dengan cara sembunyi dan menyamar. Ia pergi ke Emmaus
seiring dengan dua orang muridnya, tetapi tidak mengenalnya (Lukas
24:18). Dari sana ia pergi ke Laut Tiberias di mana murid-muridnya
tidak mengetahui bahwa ia adalah Yesus” (Yohanes 21:4). Dari situ ia
pergi ke Damascus, di mana murid-muridnya sudah berkumpul. Untuk
menangkap murid-muridnya itu Paulus pergi ke Damascus dengan
berkekuatan surat kuasa dari Pendeta Tinggi di Yerusalem (Kisah 9:2).
Karena merasa tidak aman lagi di Damascus, Yesus pergi ke Nasibain
(Nisibis) di Siria. Perjalanan Yesus dari Damascus disertai oleh ibunya,
Maryam, dan muridnya Thomas alias Didimus alias Ba’bad (yang kelak
mengurus penguburan Yesus di Kashmir).
Yesus Tidak Mati di Tiang Salib
| 40 |
Mulai dari Nisibis Yesus melakukan perjalanan panjang menuju
India Tengah. Dalam kitab kuno Raudhat-us-Safa dikatakan bahwa
dalam perjalanan itu Yesus sering tidur di tanah saja dengan berbantal
batu. Ia memakai sebuah tongkat (asa) yang agak panjang. Tongkat ini
masih terdapat hingga sekarang di Aish Muqam (Kashmir) pada
kuburan Hadhrat Zainuddin Wali, orang terakhir yang menyimpan
tongkat itu.
Dari Nasibain (Nisibis) ia berangkat ke Persia. Pada gapura salah
satu kota di negeri Persia, yaitu kota Kashan, ternukil salah satu
perkataan Yesus atau Yus Asaf, “Istana Raja-raja terjauh, dari tiga
kebajikan: Kebijaksanaan, Kesabaran, dan Kekayaan Agama” (Arustu,
Tentang Yus Asaf, dalam Maarif Vol. XXXIV, hal. 37, tahun 1934). Dari
Persia Yesus menuju Afghanistan dengan melalui Ghazni dan Jalalabad,
di kedua kota mana terdapat tempat-tempat yang memakai nama Yus
Asaf, karena Yesus duduk dan mengajar di sana.
Kemudian Yesus masuk ke Taxila, di daerah utara Pakistan. Di kota
ini ia bertemu dengan Raja Gondaphares yang memerintah kira-kira
pada tahun 60 Masehi (Acta Thomae, Ante – Nicene Christian Library,
Vol. XX, hal. 46). Setelah meninggalkan kota itu Yesus masuk kota
Murree, yang sampai tahun 1875 bernama Mari. Di tempat ini, Maria,
ibu Yesus wafat dan dikuburkan. Kuburannya masih terdapat hingga
sekarang di kota itu dan penduduk di sekitar itu mengenal pusara itu
sebagai Mai Mari da Asthan, tempat istirahat ibu Maria. Nama kota itu
diambil dari nama Maria, ibunda Yesus.
Dari Murree Yesus masuk ke Kashmir. Ia sampai di suatu daerah
yang terletak kira-kira 70 km dari Srinagar, di mana ia tinggal dan
| 39 |
Yesus Tidak Mati di Tiang Salib
kemudian meninggal dan berkubur. Kemudian tempat itu dinamakan
Aish Muqam, dimana kata “Aish” itu berasal dari nama “Isa”.
Kesaksian Sejarah Tentang Kuburan Yesus
Demikianlah, Yesus telah menyempurnakan tugasnya hingga ia
meninggal dunia, sebagaimana biasanya manusia dan dikuburkan di
Aish Muqam, Srinagar, Kashmir. Atas penyelidikannya Hadhrat Mirza
Ghulam Ahmad, pendiri Jemaat Ahmadiyah, telah menunjukkan
kuburan Yesus di daerah Mohalla Khan Yar, di kota Srinagar, dan
kuburan itu masih dapat dikunjungi di sana.
Kuburan Maria, ibunda Yesus, di atas sebuah bukit di kota Murree, Pakistan Utara.
Berikut ini adalah beberapa kesaksian sejarah tertulis mengenai
kuburan itu.
“Disamping kuburan itu ada kuburan lain. Di kalangan penduduk,
tempat itu terkenal sekali bahwa di sana berkubur seorang Nabi yang
datang ke Kashmir pada masa dahulu kala sekali. Tempat itu kini
termashur kini sebagai kuburan Nabi. Saya telah melihat dalam sebuah
kitab tarikh bahwa ia datang dari tempat yang jauh sekali setelah
mengalami bencana besar. Diceritakan bahwa seorang pangeran, setelah
mengalami bencana dan penderitaan yang banyak, dan berkat ibadat
dan sembahyang, telah menjadi Pesuruh Tuhan buat Kashmir. Sesampai
di Kashmir ia menyeru orang (kepada agamanya) dan sesudah
meninggal ia dikuburkan di Anzmarah. Dalam buku ini nama Nabi itu
disebutkan Yus Asaf. Anzmarah terletak di Khaniyar. Banyak orang
saleh dan terutama sekali penuntun rohani, berkata bahwa di waktu
mengunjungi kuburan itu terlihat rahmat dan berkat Tuhan dari
kenabian” (Aqiqat-I-Kashmir atau terkenal juga dengan Tarikh-i-Azami,
hal. 82 yang ditulis tahun 1729 oleh Khwaja Muhammad Azam).
Yesus Tidak Mati di Tiang Salib
| 42 |
Dalam sebuah bangunan yang dinamai Rozabal (kuburan nabi) di Srinagar, Kashmir,
terdapat kuburan ini, yang sesungguhnya adalah kuburan Yus Asaf, atau Yesus.
| 41 |
Yesus Tidak Mati di Tiang Salib Yesus Tidak Mati di Tiang Salib
| 44 |
Kemudian setelah menjelajahi banyak tempat, Yus Asaf tiba pada
daerah yang bernama Kashmir. Ia menjalani seluruh daerah itu dan
tinggal di situ dan menghabiskan sisa umurnya di sana, sampai
kematian mendatanginya, dan ia meninggalkan badan dunia ini dan
diangkat ke Cahaya. Tetapi sebelum meninggal ia memanggil seorang
muridnya, Ba’bad namanya, yang biasa membantunya dan ahli dalam
berbagai hal. Ia (Yus Asaf) mengemukakan keinginannya yang terakhir
kepadanya dan berkata: “Waktuku untuk meninggalkan dunia ini
sudah datang. Kerjakanlah kewajiban-kewajibanmu sebaik-baiknya dan
jangan berbalik surut dari kebenaran dan lakukanlah sembahyangmu
secara teratur”. Ia kemudian memerintahkan Ba’bad untuk
membuatkan sebuah kuburan untuknya (tepat pada tempat di mana ia
meninggal). Ia kemudian mengunjurkan kakinya ke barat dan
kepalanya ke timur dan menghembuskan napas penghabisan.
(Ikmaluddin, hal. 359, kitab tarikh yang ditulis oleh Shaikh Al Said-us-
Sadiq, yang wafat tahun 962 Masehi di Khorasan).
Sir Francis Younghusband, Residen (Wakil) Pemerintah Inggris di
Kashmir dalam tahun 1909-1911, menulis:
“Kira-kira 1900 tahun lalu di Kashmir tinggal seorang suci bernama
Yus Asaf, yang mengajar dengan menggunakan perumpamaan-
perumpamaan yang sama dengan yang digunakan Kristus, contohnya
perumpamaan penyemai benih. Kuburannya terdapat di Srinagar dan
menurut teori pendiri Sekte Qodiani, Yus Asaf dan Yesus adalah satu
dan itu juga orangnya” (Kashmir, hal. 129, 130, London 1911).
Batu penutup makam Yesus yang terdapat di Rozabal (kuburan Nabi), Srinagar, Kashmir.
| 43 |
Yesus Tidak Mati di Tiang Salib
“Di Mohana Khan-i-yar dari kota itu (Srinagar) terdapat sebuah
kuburan. Penduduk daerah itu menyebutkannya sebagai kuburan Nabi
Yus Asaf. Penduduk biasa dari daerah itu melawat ke kuburan itu
secara teratur. Dalam beberapa kitab tarikh dikatakan bahwa Yus Asaf
adalah seorang Nabi yang datang dari suatu negeri yang jauh sekali. Ia
meninggal di sana dan dikuburkan di tempat itu” (Editorial bulletin
Kristen, terbit di Beirut, Al Hilal, Vol. 11, Bagian IV, 1903).
Seorang arkeolog dan sejarahwan India, Prof. Dr. Fida Muhammad
Hassnain telah melakukan penyelidikan atas kuburan yang terletak di
Mohalla, Khan-i-yar, Srinagar itu. Dari penyelidikan itu ia memperoleh
kesimpulan, yang untuk kebenarannya ia berani mempertaruhkan
reputasinya, bahwa yang berkubur di situ ialah Nabi Isa, yang datang
ke sana dari Palestina kira-kira 2000 tahun lalu. Penyelidikan dan
kesimpulan Prof. Dr. Hassnain itu dibentangkan oleh Klaus Liedtke
dalam majalah Stern Magazine, No. 16, yang terbit di Hamburg, Jerman,
12 April 1973, 6 halaman, dengan gambar-gambar. Uraian ini kemudian
dikutip oleh majalah-majalah di Indonesia, yakni Varia, No. 786, 9 Mei
1973, dan Selecta No. 616 dan 617.
Prof. Dr. Fida Muhammad Hassnain, MA, LLB, D.Arch,
dari India. Berdasarkan penyelidikannya secara ilmiah ia
membenarkan bahwa ‘Rozabal’ (kuburan nabi) yang
terletak di Khaniyar Street, Srinagar, Kashmir, adalah
kuburan Yesus, atau Nabi Isa. Dimana untuk
penyelidikkannya ini ia bersedia mempertaruhkan nama
baik dan reputasi dari profesionalismenya.
Dalam konferensi Internasional di London awal Juni 1978, Prof. Dr.
Hassnain juga diundang untuk bicara. Tetapi ia tidak dapat hadir pada
konferensi itu, karena di saat-saat terakhir permintaan exit permit-nya
ditolak atas desakan orang-orang Islam fanatik, yang tidak
menginginkan sarjana itu mengemukakan penyelidikan dan
kesimpulannya dalam konferensi internasional itu, karena hal itu hanya
akan memperkuat pendirian Ahmadiyah.
Yesus Tidak Mati di Tiang Salib
| 46 |
Oleh karena itu Prof. Dr. Hassnain mengirimkan teks pokok-pokok
uraiannya, yang memang sudah dipersiapkan lebih dulu. Pokok-pokok
uraian itu dimuat dalam buku Truth about the Crucifixtion, published by
the London Mosque. 1978, hal. 79-87. Antara lain disebutkan oleh Dr.
Hassnain, “Kuburan Yesus terletak di Anzimar, Khaniyar, Srinagar,
ibukota musim panas dari Kashmir. Srinagar, yang berarti Kota
Matahari, adalah sebuah kota tua. Ia terbagi dalam dua bagian, kota
lama dan kota baru, dan kuburan itu terletak di kota tua. Orang-orang
Kashmir menamainya Rozabal, yang berarti makam mulia dan mereka
mengatakan bahwa itu adalah kuburan Yus Asaf. Nabi ini datang ke
Kashmir 1900 tahun lalu dan ia menyebarkan ajarannya dengan
menggunakan perlambang-perlambang yang biasa digunakan oleh
Yesus” (hal. 85).
Dalam kesaksian-kesaksian sejarah tertulis ini nama penghuni
makam itu ialah Yus Asaf. Nama ini adalah nama bahasa Ibrani. Kata
Yus adalah suatu bentuk lain dari Yeschu, Isa atau Yasu dalam bahasa
Persia lama, seperti juga dalam Perjanjian Baru bahasa Arab yang
diterjemahkan dari bahasa Yunani. Karena itu kata Yus sebenarnya
adalah Isa. Asaf adalah nama yang terdapat dalam Bible bahasa Persia
dan artinya ialah “Pengumpul” atau “Penghimpun”.
Tugas Yesus ialah untuk mengumpulkan, menghimpun, dan
mempersatukan semua suku Israel. Karena itu Isa dinamakan Asaf.
Ketika ia datang mengajar sepuluh suku Israel yang hilang di Persia,
Afghanistan, dan Kashmir, ia tepat sekali dinamakan Yus Asaf, yakni
Isa Penghimpun.
| 45 |
Yesus Tidak Mati di Tiang Salib Yesus Tidak Mati di Tiang Salib
| 48 |
Manipulasi Kitab Suci oleh Kaum Yahudi Namun dewasa ini dikalangan para ilmuwan dan filosof, banyak
yang meragukan kepercayaan mereka sendiri yang penuh kontradiksi.
Kita bisa melihat para cendikia barat seperti Paul Davies (fisikawan
terkenal penulis The Mind of God) atau Karen Armstrong filosof terkenal
penulis The God History, atau pun Umberto Eco penulis In The Name of
Roses, bahkan terakhir Dan Brown melalui Da Vinci Code
menggambarkan keraguan itu (bahwa ia mengemasnya dalam bentuk
fiksi adalah sebagai cara yang cerdas untuk menjaga keselamatan
dirinya dari serangan-serangan para fanatik; ini mengambil pengalaman
yang pernah dialami John Lennon yang dalam suatu wawancaranya
dengan media pernah mengatakan “I’m greater than Jesus” sehingga ia
ditembak oleh seorang Kristen yang fanatic). Banyak lagi yang lainnya,
para cendikia dan cerdik pandai Barat yang menyangsikan kepercayaan
Kristen mereka. Mereka bahkan lebih memilih menjadi Atheis (seperti
yang diakui sendiri oleh Umberto Eco dalam satu wawancara dengan
TIMES) ketimbang menganut Kepercayaan yang membuat mereka
menjadi naïf, karena bagi mereka mempercayai sesuatu yang
bertentangan dengan logika akan berarti sama dengan melecehkan
intelektualitas mereka sendiri.
Sejak jaman Nabi Musa, Yahudi selalu menolak ajaran yang dibawa
oleh Utusan Tuhan. Ini bisa dilihat di semua Kitab Suci agama samawi
(agama yang dibawa oleh nabi-nabi keturunan nabi Ibrahin/ Abraham),
baik kitab Taurat itu sendiri (yang diimplant menjadi bagian Injil
Perjanjian lama setelah diutak-atik oleh para rabi yahudi), Injil, maupun
Al Quran. Bahkan semua utusan Tuhan yang dikirim selalu dicelakai,
bahkan dibunuh oleh mereka, karena ajaran yang dibawa tidak sesuai
dengan kehendak mereka.
Akhirnya mereka menciptakan/ menulis sendiri sebuah Kitab Suci
bagi bangsa mereka, Kitab Talmud, yang disarikan dari tradisi dan
berbagai pemikiran para rabi-rabi mereka. Mereka merekayasa
kepercayaan yang sesuai dengan kehendak mereka. Maka terciptalah
sebuah kitab dengan isi yang sangat kontroversial bagi orang-orang
non-Yahudi, karena isinya begitu melecehkan semua bangsa selain
Yahudi. Mereka membuat agama bagi mereka sendiri, agama Yahudi.
Taurat menjadi Kitab kedua mereka, yang pertama adalah Talmud.
Bagaimana Cara Orang Kristen Memahami Agama Mereka?
Para jenius lain yang meragukan kepercayaan Kristen mereka
adalah E.F. Schumacher, penulis Small is Beautiful yang terkenal, kita
bisa melihat keraguannya dalam A Guide To The Perflexed yang
ditulisnya. Nicolas Copernicus ahli astronomi, atau juga Rene Descartes
seorang bapak pelopor filsafat modern Amerika keturunan Perancis
malah memilih menjadi Atheis. Sedangkan jenius Yahudi lain seperti
Karl Marx, Sigmund Freud, Einstein, adalah para Yahudi yang
menganggap kepercayaan Kristen sebagai tahayul dan tak sesuai logika.
Meskipun dalam pergaulan sehari-hari mereka menyembunyikan
Penganut Kristen telah dibiasakan selama berabad-abad—dalam
setiap acara kebaktian mereka—mengambil ayat per ayat dan mengulas
panjang lebar menurut kebutuhan dan penafsiran mereka masing-
masing, tanpa mengulas tentang bagaimana dan dalam konteks apa,
atau dalam kondisi bagaimana dan kaitan apa ayat tersebut diturunkan.
Mereka terbiasa mengunyah mentah-mentah ayat per ayat tanpa boleh
(ditabukan) mengkritisi dan menganalisa konteks sejarahnya. Mereka
telah dibungkam oleh pendapat yang ditanamkan bahwa ‘setiap kata,
titik, dan koma, adalah telah didiktekan langsung dari Tuhan’.
| 47 |
Yesus Tidak Mati di Tiang Salib
pendapatnya, namun melalui Masterpiece yang ditulisnya akan terlihat
opini mereka yang sebenarnya itu.
Jutaan penganut Kristen yang masih ada di masyarakat Barat saat
ini kebanyakan adalah orang-orang awam biasa dan bukan lagi dari
golongan cendikia, karena golongan cendikianya telah meninggalkan
Kristen menjadi Atheis. Daya kritis dan analisis orang-orang cerdas
dibandingkan orang-orang biasa tentu amatlah berbeda!
Di Indonesia, pemeluk baru Kristen pada umumnya adalah rakyat
miskin dengan pendidikan rendah yang tinggal di desa-desa. Mereka
menjadi pengikut Kristen karena sebab lain seperti diiming-imingi
bantuan finansial atau beasiswa. Sangat jarang orang Islam yang
berpindah ke Kristen disebabkan oleh karena kekritisan dan analisanya.
Dengarlah siapa yang mau mendengar!
“Seberapa banyak hal yang anda tahu, lebih banyak lagi hal
yang anda tidak tahu”.
| 49 |

More Related Content

Similar to Yesus tidakmati

10 alasan utuk percaya kebangkitan kristus
10 alasan utuk percaya kebangkitan kristus10 alasan utuk percaya kebangkitan kristus
10 alasan utuk percaya kebangkitan kristusNunuk Joko Nugroho
 
(TUGAS PRESENTASI) TEKS EKSPLANASI.pptx
(TUGAS PRESENTASI) TEKS EKSPLANASI.pptx(TUGAS PRESENTASI) TEKS EKSPLANASI.pptx
(TUGAS PRESENTASI) TEKS EKSPLANASI.pptxssuser39b092
 
Kekejaman holokaus. indonesian. bahasa indonesia
Kekejaman holokaus. indonesian. bahasa indonesiaKekejaman holokaus. indonesian. bahasa indonesia
Kekejaman holokaus. indonesian. bahasa indonesiaHarunyahyaBahasaIndonesia
 
Kompendium Konsili Vatikan II
Kompendium Konsili Vatikan IIKompendium Konsili Vatikan II
Kompendium Konsili Vatikan IIGiovanni Promesso
 
Bahaya budaya natal bersama
Bahaya budaya natal bersamaBahaya budaya natal bersama
Bahaya budaya natal bersamaHavid Indra guna
 
Sejarah perkembangan ilmu perbandingan agama
Sejarah perkembangan ilmu perbandingan agamaSejarah perkembangan ilmu perbandingan agama
Sejarah perkembangan ilmu perbandingan agamaKodogg Kritingg
 
Perkembangan agama kristen protestan
Perkembangan agama kristen protestanPerkembangan agama kristen protestan
Perkembangan agama kristen protestanEly Goro Leba
 
ALIRAN-ALIRAN DI DALAM DAN DI SEKITAR GEREJA.pptx
ALIRAN-ALIRAN DI DALAM DAN DI SEKITAR GEREJA.pptxALIRAN-ALIRAN DI DALAM DAN DI SEKITAR GEREJA.pptx
ALIRAN-ALIRAN DI DALAM DAN DI SEKITAR GEREJA.pptxHansTobing
 
Seminar deuterokanonika bandung
Seminar deuterokanonika bandungSeminar deuterokanonika bandung
Seminar deuterokanonika bandungalbertus purnomo
 
Penjelasan Sebenarnya Tentang-Islam
Penjelasan Sebenarnya Tentang-IslamPenjelasan Sebenarnya Tentang-Islam
Penjelasan Sebenarnya Tentang-IslamAdotbdotz Sokawati
 
Obsesi 24 kenapa barat menjadi sekuler liberal
Obsesi 24 kenapa barat menjadi sekuler liberalObsesi 24 kenapa barat menjadi sekuler liberal
Obsesi 24 kenapa barat menjadi sekuler liberalAMIR HAMZAH
 
Makalah dokma iv pandangan gereja kepada masyarakat di masa cov 19
Makalah dokma iv pandangan gereja kepada masyarakat di masa cov 19Makalah dokma iv pandangan gereja kepada masyarakat di masa cov 19
Makalah dokma iv pandangan gereja kepada masyarakat di masa cov 19markustuturmutu
 
Pengertian & Sejarah Apologetika
Pengertian & Sejarah ApologetikaPengertian & Sejarah Apologetika
Pengertian & Sejarah ApologetikaKirenius Wadu
 
OSAT Sejarah Gereja - History of Churches
OSAT Sejarah Gereja - History of ChurchesOSAT Sejarah Gereja - History of Churches
OSAT Sejarah Gereja - History of ChurchesPrayPutraHasianroNad
 
Sejarah Gereja (jaman purba).pptx
Sejarah Gereja (jaman purba).pptxSejarah Gereja (jaman purba).pptx
Sejarah Gereja (jaman purba).pptximeldagozali1
 

Similar to Yesus tidakmati (20)

10 alasan utuk percaya kebangkitan kristus
10 alasan utuk percaya kebangkitan kristus10 alasan utuk percaya kebangkitan kristus
10 alasan utuk percaya kebangkitan kristus
 
(TUGAS PRESENTASI) TEKS EKSPLANASI.pptx
(TUGAS PRESENTASI) TEKS EKSPLANASI.pptx(TUGAS PRESENTASI) TEKS EKSPLANASI.pptx
(TUGAS PRESENTASI) TEKS EKSPLANASI.pptx
 
Kekejaman holokaus. indonesian. bahasa indonesia
Kekejaman holokaus. indonesian. bahasa indonesiaKekejaman holokaus. indonesian. bahasa indonesia
Kekejaman holokaus. indonesian. bahasa indonesia
 
Buku komunis-musuh-islam
Buku komunis-musuh-islamBuku komunis-musuh-islam
Buku komunis-musuh-islam
 
Pertemuan XI
Pertemuan XIPertemuan XI
Pertemuan XI
 
Injil injil sesat
Injil injil sesatInjil injil sesat
Injil injil sesat
 
Are the Gospels True?
Are the Gospels True?Are the Gospels True?
Are the Gospels True?
 
Kompendium Konsili Vatikan II
Kompendium Konsili Vatikan IIKompendium Konsili Vatikan II
Kompendium Konsili Vatikan II
 
Bahaya budaya natal bersama
Bahaya budaya natal bersamaBahaya budaya natal bersama
Bahaya budaya natal bersama
 
Sejarah perkembangan ilmu perbandingan agama
Sejarah perkembangan ilmu perbandingan agamaSejarah perkembangan ilmu perbandingan agama
Sejarah perkembangan ilmu perbandingan agama
 
Perkembangan agama kristen protestan
Perkembangan agama kristen protestanPerkembangan agama kristen protestan
Perkembangan agama kristen protestan
 
ALIRAN-ALIRAN DI DALAM DAN DI SEKITAR GEREJA.pptx
ALIRAN-ALIRAN DI DALAM DAN DI SEKITAR GEREJA.pptxALIRAN-ALIRAN DI DALAM DAN DI SEKITAR GEREJA.pptx
ALIRAN-ALIRAN DI DALAM DAN DI SEKITAR GEREJA.pptx
 
Seminar deuterokanonika bandung
Seminar deuterokanonika bandungSeminar deuterokanonika bandung
Seminar deuterokanonika bandung
 
Penjelasan Sebenarnya Tentang-Islam
Penjelasan Sebenarnya Tentang-IslamPenjelasan Sebenarnya Tentang-Islam
Penjelasan Sebenarnya Tentang-Islam
 
Obsesi 24 kenapa barat menjadi sekuler liberal
Obsesi 24 kenapa barat menjadi sekuler liberalObsesi 24 kenapa barat menjadi sekuler liberal
Obsesi 24 kenapa barat menjadi sekuler liberal
 
Makalah dokma iv pandangan gereja kepada masyarakat di masa cov 19
Makalah dokma iv pandangan gereja kepada masyarakat di masa cov 19Makalah dokma iv pandangan gereja kepada masyarakat di masa cov 19
Makalah dokma iv pandangan gereja kepada masyarakat di masa cov 19
 
Pengertian & Sejarah Apologetika
Pengertian & Sejarah ApologetikaPengertian & Sejarah Apologetika
Pengertian & Sejarah Apologetika
 
OSAT Sejarah Gereja - History of Churches
OSAT Sejarah Gereja - History of ChurchesOSAT Sejarah Gereja - History of Churches
OSAT Sejarah Gereja - History of Churches
 
Agama 1
Agama 1Agama 1
Agama 1
 
Sejarah Gereja (jaman purba).pptx
Sejarah Gereja (jaman purba).pptxSejarah Gereja (jaman purba).pptx
Sejarah Gereja (jaman purba).pptx
 

Recently uploaded

WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUSWJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUSRobert Siby
 
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga BahagiaSEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga BahagiaRobert Siby
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5Adam Hiola
 
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAHWJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAHRobert Siby
 
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdfPenampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdfDianNovitaMariaBanun1
 
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURANAYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURANBudiSetiawan246494
 
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 ShortRenungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 ShortRobert Siby
 

Recently uploaded (7)

WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUSWJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
 
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga BahagiaSEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5
 
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAHWJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
 
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdfPenampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
 
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURANAYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURAN
 
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 ShortRenungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
 

Yesus tidakmati

  • 1. Yesus Tidak Mati di Tiang Salib Yesus Tidak Mati di Tiang Salib | 2 | Yesus Tidak Mati Menggugat Soal Pembunuhan Yesus di Tiang Salib Robert Spencer | 1 |
  • 2. Yesus Tidak Mati di Tiang Salib Paus Yohanes Paulus II mengkritik ajaran Kristen tentang embunuhan Yesus oleh orang-orang Yahudi. Demikian pernyataan Taht lam tiga bulan terakhir itu, Vatikan telah mengeluarkan bebera p a Suci Vatikan pada perayaan hari wafatnya Isa Al Masih, 10 April 1998 yang lalu. Sebagaimana dimuat dalam majalah Ummat, no. 45/ tahun III Juni 1998, bahwa da pa pernyataan yang bisa membuat lega agama lain, khususnya agama Yahudi. Pertengahan Maret 1998 lalu, lembaga tertinggi agama Katolik itu mengeluarkan Sebuah Refleksi atas Shoah, sebuah dokumen yang mengevaluasi kembali hubungan agama Kristen dan Yahudi. Dalam dokumen tersebut dijelaskan, pihak Vatikan bersikap positif terhadap agama Yahudi (perubahan sikap ini terjadi sebagai hasil lobi da i salah satu sebab pembunuhan Yahudi di jaman Hitl n desakan dari para Rabi Yahudi yang berpengaruh di Roma). Menurut Paus, sebagian umat Kristen telah salah memahami sejarah pembunuhan Yesus. Yesus tidak dibunuh oleh orang-orang Yahudi (karena pemikiran inilah yang menjad er), sebagaimana kepercayaan orang Kristen selama ini. Tapi, “Kita semua bertanggung jawab atas penyaliban Yesus”, kata Sang Paus (inilah hebatnya Yahudi, kesalahan sejarah nenek moyangnya [ini secara nyata tercatat dalam sejarah, bahkan dalam Bible sendiri!] kini ingin ditimpakan ke pundak semua orang, tentu saja kepada semua orang Kristen sendiri). Bahkan, lanjut Paus, “Kitalah yang telah menyalib orang-orang Yahudi karena tuduhan kita yang salah tentang kenyataan sejarah ini”. Ungkapan Paus tersebut tentu disambut gembira oleh umat Yahudi. Agen berita Israel, Jewish Telegraphic Agency (JTA), 13 Maret Yesus Tidak Mati di Tiang Salib | 4 | 199 merupakan penguatan atas deklarasi Nostra Aetate yan itu ada 8, menyambut gembira pernyataan petinggi umat Katolik itu. Mereka menganggap ucapan itu sebagai fajar baru hubungan Kristen - Yahudi. Kritik diri (self criticism) yang dilakukan oleh Paus adalah bagian dari prosesi perayaan kebaktian Jumat pada peringatan wafatnya Isa Al Masih. Acara itu disiarkan langsung oleh beberapa stasiun TV di Eropa. Beberapa pengamat keagamaan menilai pernyataan Paus sebagai ungkapan tulus dan g dikeluarkan pada tahun 1965. Dalam deklarasi ini, Vatikan secara resmi menolak anggapan bahwa orang-orang Yahudi bertanggung jawab atas pembunuhan Yesus. Namun beberapa pengamat lain menganggap pernyataan Paus itu sebagai ungkapan “politis”. Karena dalam tahun-tahun terakhir, lobi Yahudi sangat kuat menekan Vatikan agar bersikap simpatik kepada bangsa yang pernah ditimpa holocaust (pembunuhan massal oleh pasukan Nazi di jaman Hitler berkuasa). Soal pembunuhan Yesus, memang merupakan persoalan pelik dan sensitif, baik bagi agama Kristen maupun Yahudi. Bagi umat Kristen, lah pilihan sejarah pada satu sisi, dan beban moral pada sisi yang lain (dan sepertinya umat Kristen lebih memilih “penghiburan” ini ketimbang menerima fakta sejarah yang terekam dalam Biblenya). Sedangkan bagi agama Yahudi, keyakinan itu tak lepas dari gerakan anti-Semitisme yang pernah mencoreng harga diri dan hidup mereka. Sensitivitas ajaran itu dapat dilihat, misalnya dalam buku terkenal yang ditulis John Dominic Crossan, Who Killed Jesus (1995). Buku ini menggambarkan adanya keterkaitan erat antara munculnya anti- Semitisme di daratan Eropa dan doktrin pembunuhan Yesus oleh orang-orang Yahudi. | 3 |
  • 3. Yesus Tidak Mati di Tiang Salib kan keterlibatan umat Yahudi pada awalnya Kondisi ini su pemuka agama K isebut anti-Semit. Me i memang san telah diperdaya dan diperalat Yah Yesus Tidak Mati di Tiang Salib | 6 | etahui bahwa menurut Pau Dari fakta-fakta tersebut di atas, kita meng s, Yesus tidak “dibunuh” oleh kaum Ya Menurut buku itu, keyakinan orang-orang Kristen a hudi sebagaimana kepercayaan umat Kristen selama ini, artinya selama ini umat Kristen beranggapan, bahwa yang “membunuh” Yesus di palang salib adalah kaum Yahudi. Jadi pernyataan Paus ini sesungguhnya bukan hanya meralat kepercayaan kaum Katolik yang telah berjalan lebih dari 2000 tahun itu saja, tetapi juga (berarti) meralat ayat-ayat yang tercantum dalam Alkitab. Bahwa dalam Alkitab kita mengetahui usaha pembunuhan atas Yesus di pala melahirkan kebencian. Dan kebencian itu terakumulasi hingga pada kebencian ras. Lalu, muncullah anti-Semitisme dikalangan orang-orang Eropa sejak pra-Perang Dunia I. ngguh sangat tidak menyenangkan bagi pemuka- risten. Mereka keberatan jika d skipun sulit juga mengingkari kaitan sejarah yang erat antara orang- orang Yahudi dengan kehidupan Yesus. Karenanya secara resmi pada 28 Oktober 1965, Vatikan mengeluarkan pernyataan (Nostra Aetate) tentang penolakan lembaga tertinggi agama Katolik itu terhadap keterlibatan orang-orang Yahudi dalam pembunuhan Yesus. Sejak berakhirnya Perang Dunia II, gerakan pemulihan orang-orang Yahudi dan kampanye dukungan terhadap warga Yahud ng salib itu sesungguhnya melibatkan para pemuka Yahudi, walaupun usaha pembunuhan itu gagal sama sekali. Sebelum peristiwa salib itu Yesus dibawa kepada Imam Besar Yahudi, di mana telah berhimpun segala Kepala Imam dan orang-orang tua ahli Torat (Markus 14:53). Imam Besar ini namanya Kayafas (Matius 26:3 dan 57). Mereka bersepakat untuk menangkap dan membunuh Yesus (Matius 26:4). Atas pertanyaan Pilatus, maka Kepala Imam dan orang-orang tua ahli Torat itu meminta kepada Pemerintah pada masa raya itu melepaskan penjahat bernama Barabbas, serta merta menghukum mati Yesus di tiang salib (Matius 27:15-23), di mana orang- orang Yahudi berkata, “Tertanggunglah darahnya atas kami sekalian dan anak-anak kami” (Matius 27:25-26). Mereka memperolok-olok Yesus (Matius 27:41-43). Akhirnya Yesus dihukum salib yang kemudian ia berteriak: ”Eli, Eli, lama sabakhtani?” (Matius 27:45-46). Dalam ayat-ayat ini jelas bahwa kaum Yahudi-lah yang bersikeras agar Yesus dihukum mati di salib, dan menyatakan merek gat gencar dilakukan. Bahkan, melalui diplomasi kebudayaan pun dilakukan, diantaranya dibuatlah film Schlinder List, untuk menimbul- kan simpati kepada Yahudi, yang mengatas-namakan kebudayaan mengutuk pembunuhan massal tersebut. Negara-negara Eropa, termasuk Jerman, mulai mengakui bahkan memanjakan warga Yahudi di wilayah mereka. Termasuk pada tingkat lembaga keagamaan Katolik, mereka gencar melakukan berbagai lobi. Persoalannya sekarang, bila bukan orang-orang Yahudi, lalu siapa yang membunuh Yesus? Tahta Vatikan a sendiri serta anak-anak mereka yang akan menanggung resiko (darah/ dosa) pembunuhan itu. Pilatus melepaskan tanggung-jawab itu dengan jalan udi untuk mempersalahkan orang Kristen sendiri! Menyedihkan! History Ignorance? (Pengabaian Fakta Sejarah?) | 5 |
  • 4. Yesus Tidak Mati di Tiang Salib Yesus Tidak Mati di Tiang Salib | 8 | Pendapat Kristen Awal (Kristen Gnostic)mencuci tangannya (Matius 27:24), walaupun beliau sendiri terpaksa harus menyalibnya. Para pemeluk Kristen Awal (abad kedua dan ketiga Masehi) yang dikenal dengan Kristen Gnostic, memiliki kepercayaan bahwa ketika orang-orang Yahudi sedang mencari Yesus untuk menyalibnya, Tuhan menjadikan dua-belas murid serupa dengan Yesus (Yesus dan dua-belas muridnya sedang berada bersama di dalam rumah, ketika orang-orang Yahudi masuk ke dalam rumah untuk menyalibnya). Orang-orang Yahudi mengancam akan membunuh mereka semuanya tetapi kemudian mereka hanya mengambil salah seorang diantara mereka dan menyalibnya, mengira dia sebagai Yesus. Namun sebagian orang dari gereja di Indonesia dengan ngeyel menterjemahkan “Eli, Eli, lama sabakhtani?” sebagai “Bapak, Bapak, mengapa Engkau meninggalkan aku?”. Padahal kalimat ini adalah kalimat bahasa Ibrani, jadi harus diterjemahkan dengan cara bahasa Ibrani. Didalam bahasa Ibrani; bapak adalah abba. Jadi bila Yesus menganggap Tuhan Allah adalah Ayahnya dan bermaksud memanggil dengan bermaksud demikian, maka ia akan menggunakan kalimat: “Abba, abba, lama sabakhtani?” dan bukannya “Eli, Eli, lama sabakhtani?” karena dalam bahasa Ibrani; Abba adalah bapak atau ayah, sedangkan Eli adalah Allah atau Tuhan. Dalam masa perkembangan selanjutnya ada teori pergantian, yang menyebutkan bahwa salah seorang murid Yesus dengan rela menerima untuk di salib demi keselamatan gurunya. Kisah seperti itu mungkin sudah dibuat untuk menghindari masalah besar yang berkaitan dengan ide pergantian. Contohnya, mengapa Tuhan memaksa seorang tak bersalah menderita untuk menyelamatkan orang lain? Dalam pernyataan Paus di atas (Nostra Aetate), yang menyatakan untuk mengevaluasi kembali hubungan Kristen dan Yahudi untuk bersikap positif terhadap agama Yahudi dengan menolak pertanggung- jawaban Yahudi seperti yang mereka nyatakan sendiri dalam ayat-ayat tentang “pembunuhan” Yesus di kayu salib dengan mengakui umat katoliklah yang bertanggung-jawab atas penyaliban Yesus. Namun celakanya, bahwa “evaluasi” ini dilakukan dengan cara “meralat” yang berarti memperkosa ayat-ayat Alkitab sendiri, dan dalam hal ini hanya untuk menggembirakan kaum Yahudi saja. Dari sumber penganut Kristen Gnostic lainnya menyebutkan bahwa seorang yang menawarkan diri untuk menyerupai Yesus bukanlah salah seorang dari dua-belas murid, tetapi seorang laki-laki bernama Sergus. Pada versi lain, mukjizat mengganti seseorang kedalam rupa Yesus adalah merupakan bentuk hukuman Illahi atas penyiksaan dan penghianatan orang itu terhadap Yesus. Disebutkan bahwa para musuh Yesus mengirim seseorang bernama Tityanus untuk membunuh beliau. Tapi, Tuhan menggagalkan rencana itu dan menyelamatkan Yesus, dan secara mukjizat menjadikan Tityanus menyerupai Yesus. Maka Tityanus-lah selanjutnya yang disalib oleh orang-orang Yahudi. Tidaklah begitu keliru apabila beberapa pengamat menganggap pernyataan Paus ini merupakan ungkapan “politis”. Nampaknya dalam hal ini ada pertaliannya dengan berdirinya Negara Israel yang didukung Inggris dan Amerika Serikat. Ternyata “kebijaksanaan” ini meninggalkan teka-teki yang tiada terjawab: Kalau bukan Yahudi yang “membunuh” Yesus di kayu salib, maka siapa?. | 7 |
  • 5. Yesus Tidak Mati di Tiang Salib Yesus Tidak Mati di Tiang Salib | 10 | Pada riwayat lain, dari seorang Kristen Gnostic yang kemudian memeluk Islam, menyebutkan bahwa Yudas Iskariot membawa orang- orang Yahudi kepada Yesus. Sebagai hukuman atas pengkhianatan Yudas, Tuhan mengubah Yudas menjadi rupa wujud Yesus, dan ia disalib. Dua dokumen yang ditemukan di Nag Hammadi dengan jelas membuktikan pandangan docetic tentang Yesus. The Apocalypse of Peter mengisahkan sebuah vision (kasyaf/pengalaman gaib) dari Petrus. Dia melihat Yesus dengan jelas dipaku pada salib dan Yesus yang lain ada di atas salib. Yesus menerangkan kepada Petrus: “Dia yang engkau lihat di atas pohon (salib), gembira dan tertawalah, adalah Yesus yang hidup. Tetapi orang yang tangan dan kakinya mereka paku adalah bagian dagingnya, itulah si pengganti… seseorang dibuat serupa dengan dia”. Namun Kristen sekte Gnostic ini kemudian dipandang sebagai heretical oleh Gereja (Katolik) Roma. Beberapa tokoh gereja, termasuk Ireneus, Ignatius, dan Tertullian, menulis karangan yang menghukum sekte Gnostic, dan sampai ditemukannya dokumen-dokumen Nag Hammadi di tahun 1950-an, karangan-karangan ini sajalah yang menjadi sumber yang tersedia bagi para sarjana untuk mendapatkan pemahaman tentang Teologi Kristen Gnostic. Satu teks Nag Hammadi yang lain, The Second Treatise of the Great Seth, mengutip perkataan Yesus tentang akan dihukum salibnya beliau: “Bukanlah aku yang mereka pukul dengan buluh. Ialah orang lain yang memikul salib di bahunya—Simon. Ialah orang lain yang di kepalanya mereka letakkan mahkota duri. Tapi saya diangkat di atas, bergembira ria atas semua kekayaan yang utama dan buah kesalahan dari kegembiraan mereka yang hampa. Dan aku tertawa atas kebodohan mereka”. Disini bukanlah tujuan kita untuk membahas tentang Gnosticisme. Hanya filsafat Docetisme yang akan sedikit dibahas. Docetisme adalah satu segi dari Gnosticisme, yang meyakini bahwa materi (tubuh) dan jiwa (rohani) adalah saling berlawanan; materi (tubuh) dianggap sebagai keburukan dan rohani dianggap sebagai kebaikan atau suci. Docetisme mengemukakan bahwa Kristus ‘muncul’ hanya untuk memiliki suatu tubuh nyata manusia, dan bahwa Kristus ‘muncul’ hanya untuk menderita dan mati disalib. Ada salah satu di antara dua kemungkinan, suatu khayalan atau seseorang lain digantikan baginya. Pandangan Islam tentang Penyaliban Yesus Sejarah mencatat, Islam merupakan agama yang berkembang dengan cepat. Pada masa-masa awal perkembangan Islam, ketika sebagian penganut Kristen Gnostic berpindah menganut Islam, mereka masih membawa serta adat kebiasaan dan filosofi mereka, sehingga pada perkembangannya sebagian pandangan Islam tentang penyaliban Yesus dipengaruhi oleh pemeluk Islam yang berasal dari penganut Gnostic tersebut, yang menafsirkan ayat-ayat suci Al Quran dengan cara pemahaman mereka yang mantan Kristen Gnostic. Kecendrungan menolak atau paling tidak mengurangi hakikat kemanusiaan Kristus dan penderitaannya ini adalah pokok bagi pandangan Docetic. Dipercayai bahwa Doceticisme mempunyai dasar- dasar pemikiran yang sulit, sebagian merasa dalam paham penjelmaan Tuhan dalam diri Kristus—sulit dan tidak dapat mempersekutukan Tuhan—menjelma pada Anak (Roh) dengan wadah manusia (materi) untuk menderita dan mati. Tentang penyaliban, Al Quran menyatakan dengan jelas: “Dan perkataan mereka, ‘Kami betul-betul sudah membunuh Al Masih, Isa | 9 |
  • 6. Yesus Tidak Mati di Tiang Salib Ibnu Maryam, Rasul Allah’, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya, tetapi dia dibuat tampak kepada mereka seperti disalib; dan mereka yang berselisih pendapat di dalamnya benar-benar berada dalam keraguan mengenainya; mereka tidak punya pengetahuan yang pasti tentang hal itu, melainkan hanya mengikuti dugaan, dan mereka tidak dapat mengubah keraguan ini menjadi kepastian”. 1 Sehubungan dengan kepercayaan tentang penyaliban Yesus ini, terdapat pegangan yang jelas di kalangan umat Islam di masa hidup Nabi Muhammad, yang berasal dari Kitab dan Hadist. Bahwa Isa anak Maryam tidak mati di salib, tapi diselamatkan dan wafat secara biasa dan alami. Tak ada kepercayaan tentang kenaikan ke langit. Beberapa kutipan dari berbagai kitab Hadist diberikan: 1. Nabi Muhammad bersabda, “Jika Musa dan Isa (Yesus) masih hidup, mereka berdua harus mengikutiku” (karena Nabi adalah melanjutkan penyampaian Firman-Firman Tuhan yang belum selesai penurunannya, dan bahkan terdistorsi oleh tangan-tangan manusia. 2. Nabi bersabda, Sesungguhnya Isa Ibnu Maryam hidup berusia 120 tahun, dan aku melihat diriku sudah masuk 60 tahun”. 3. Selama Mi’raj, Nabi Muhammad SAW melihat Nabi Isa dan Nabi Yahya (orang Kristen memanggilnya Yohanes) di langit kedua. Kesimpulan yang masuk akal kemudian dapat ditarik, karena Nabi Yahya sudah wafat, Nabi Isa pun sudah wafat. Yesus Tidak Mati di Tiang Salib | 12 | Dari apa yang telah dijelaskan diatas, terdapat beberapa perbedaan pendapat yang mengatakan bahwa yang disalib itu orang lain yang wajahnya diserupakan dengan Yesus. Ada yang mengatakan Sergus, ada yang mengatakan Tityanus, ada yang mengatakan Yudas Iskariot (sebagaimana tercantum dalam Injil Barnabas), ada pula yang mengatakan Simon (yang dimaksudkan adalah Simon Kirene yang memanggul salib Nabi Isa, tercantum dalam Matius 27:32. Tapi menurut Yahya 19:17, Yesus sendirilah yang memikul salib itu). Sebagian umat Islam juga berpendapat, bahwa Yesus betul disalib, tetapi tidak mati (di Philipina para pemeluk Kristen setiap tahun mengadakan ritual penyaliban, tetapi dari ritual penyaliban tersebut tak ada satu pun yang mati. Padahal pada acara tsb. terkadang melebihi kesakitan peristiwa aslinya), tetapi hanya pingsan di kayu salib, diserupakan seolah-olah mati di kayu salib, padahal hanya pingsan. Teori Penebusan Dosa Ajaran-ajaran pokok dari agama Kristen dilandaskan pada kematian Yesus di atas salib, kebangkitannya kembali, dan kenaikannya secara jasmani ke langit. Meski pun kaum Kristen dengan kata-kata masih terus mempercayai ajaran-ajaran ini, namun pada masa ini sedikit sekali ahli pikir, bahkan di negeri-negeri Kristen, yang mampu atau berani mengemukakan bukti-bukti sejarah dari peristiwa yang dilukiskan itu. Pertimbangan-pertimbangan sementara pun tak ada untuk menguatkan anggapan kematian di atas salib dan sekeping bukti pun tidak ada untuk menunjang peristiwa yang tidak sesuai dengan hukum alam tentang hidup kembali dan kenaikan ke langit. Malahan Injil-injil sendiri pun menyediakan bantahan-bantahan yang sangat keras terhadap pemahaman-pemahaman ini. Ajaran pokok 1 Kitab Suci Al Quran 4:158 | 11 |
  • 7. Yesus Tidak Mati di Tiang Salib dari Kristen ialah, bahwa Isa selaku anak Tuhan telah muncul dalam bentuk manusia untuk memikul beban dosa manusia yang turun- temurun dan untuk menebusnya di atas salib, sehingga dengan kepercayaan pada penebusan itu manusia dapat memperoleh keselamatan. Oleh karena Yesus adalah “anak Tuhan” maka ia sendiri adalah Tuhan dan dengan kematiannya di atas salib ia menjadi tumbal untuk kepentingan manusia dan ia berada dalam keadaan itu selama tiga hari untuk menebus dosa manusia. Ia kemudian hidup kembali dan naik ke langit dengan tubuh kasarnya. Ia akan turun kembali ke bumi pada masa datang untuk mengadili manusia. Sumber Ajaran Tiada satu pun dari perkataan dan ajaran asli Nabi Isa yang menunjang atau membenarkan salah satu dari kepercayaan itu. Menurut katanya sendiri ia adalah seorang Nabi yang dibangkitkan dalam kaum Israil, terutama sekali untuk memimpin segala domba yang sesat dari antara Bani Israil (Matius 15:24). Sekiranya benar bahwa ia sendiri adalah Tuhan dan tujuan keberadaannya di bumi hanya semata- mata untuk menebus dosa manusia di atas salib, maka ia tak akan mendoa dengan sangat gelisah, dan meminta murid-muridnya agar mendoa dalam taman Getsemani supaya, kalau mungkin, cawan (kematian di atas salib) dihindarkan dari padanya (Matius 26:39). Yesus percaya bahwa Tuhan telah mendengar doanya. Ia juga harus percaya bahwa doanya ini juga akan didengar. Seandainya tujuan kedatangannya ke dunia adalah semata-mata untuk menebus dosa manusia dengan kematiannya di atas salib, kenapa juga dia mendoa dengan sangat gelisah supaya terhindar dari kematian semacam itu? Doa ini adalah bantahan yang sempurna terhadap seluruh tujuan Yesus Tidak Mati di Tiang Salib | 14 | kedatangannya sebagaimana yang diasumsikan/ disangkakan orang- orang Kristen. Ia pasti telah menerima jaminan dari Tuhan untuk kelepasannya dari maut, sebagai jawaban terhadap do’anya (Iberani 5:7). Karena, selaku seorang manusia, ketika ia melihat di atas salib, bahwa segala harapan akan terhindarnya ia dari kematian di atas salib yang penuh kehinaan dan kesedihan itu tampak telah lenyap, maka ia ditimpa rasa kecemasan, jangan-jangan karena beberapa kesalahannya sendiri telah menggagalkan maksud Tuhan untuk menyelamatkannya, untuk mana ia telah memperoleh jaminan sesudah do’anya di Taman Getsemani. Kecemasan ini menimbulkan kegelisahan baru dan ia berseru: “Ya Tuhanku, ya Tuhanku, apakah sebabnya Engkau meninggalkan aku?” (Matius 27:46). Sekiranya kematian Yesus di atas salib adalah untuk me- nyempurnakan tujuannya bagi manusia, maka kematian yang sudah mendekat itu, tentulah akan dipenuhinya dengan rasa gembira, bahwa ia hampir menunaikan tujuan tugasnya, dan bahwa dalam beberapa jam lagi maksud itu akan dicapai seluruhnya. Kalau inilah yang sebenarnya, maka seruannya tidaklah akan merupakan kegelisahan dan hampir putus asa, tetapi akan merupakan seruan kegembiraan. Ia seharusnya menyerukan: “Bersyukurlah aku! Bersyukurlah aku! Maksud kedatanganku sudah hampir tercapai. Manusia-manusia akan diselamatkan karena aku,” dan bukan menyerukan: “Ya Tuhanku, ya Tuhanku, apakah sebabnya Engkau meninggalkan aku?”. Sekiranya ia betul mati di atas salib dan kemudian hidup kembali maka ia akan pergi ke suatu tempat tinggi dan dari sana ia mengumumkan kemenangannya atas kematian kepada kaum Yahudi yang tidak percaya, dan dengan mengumumkan bukti tak terbantah ini | 13 |
  • 8. Yesus Tidak Mati di Tiang Salib Yesus Tidak Mati di Tiang Salib | 16 | tentang ia anak Tuhan, ia akan mengundang mereka supaya mempercayainya. Ini tidak dilaksanakannya. Sebaliknya ia menemui murid-muridnya (secara sembunyi-sembunyi) beberapa kali untuk meyakinkan mereka, bahwa ia tidak mati di atas salib, dan masih hidup dengan tubuh kasarnya (Lukas 24:39, 40). Ia berusaha keras menemui murid-muridnya dengan rahasia dan kadang-kadang ia menukar rupanya (menyamar) sampai mereka tidak mengenalnya (Markus 16:12). Lukisan no. 2 menunjukkan Yesus pada masa pertengahan umur. Keterangan tentang lukisan itu berbunyi: “Lukisan kepala Kristus di atas kain lenan, abad kedua, Gereja St. Bartolomeus, Genua”. Lukisan ke 3 adalah yang paling menarik. Gambar ini jelas menunjukkan Yesus dalam usia yang sudah sangat tua. Pada lukisan ini diberikan keterangan: “Lukisan ini di atas kain lenan, dalam Sakristie Gereja St. Pieter, Roma. Sejarah yang sudah dipastikan dari lukisan ini bermula pada abad kedua.” Bagaimana kesangsian kaum Yahudi tentang matinya Yesus di tiang salib dapat dilihat dalam Injil. Rasa heran Pilatus tentang berita Yesus sudah mati, sangat pendeknya masa Yesus berada di tiang salib untuk menyebabkannya mati, padahal tidak dipatahkan kakinya seperti yang dilakukan terhadap dua pencuri yang disalib bersamanya, adalah beberapa hal yang menimbulkan kesangsian pada Pilatus dan sebagian kaum Yahudi. Gb. 1 Gb. 2 Gb. 3 Kaum Kristen pada masa permulaan juga mempercayai bahwa Yesus tidak mati di atas salib dalam umur 30 tahun sebagaimana dipercayai umat Kristen di masa kemudian. Umat Kristen pada masa permulaan percaya bahwa Yesus masih hidup sesudah disalib dan mempunyai umur yang panjang. Hal ini terbukti dari lukisan-lukisan Yesus yang dibuat pada masa itu, sebagaimana terdapat dalam Encyclopaedia Britannica, Vol. XIV. Semua itu membantah anggapan bahwa Yesus meninggal di atas salib, dan dengan demikian membantah pula anggapan bahwa kematian di atas salib adalah maksud dari kedatangannya ke dunia, dan bahwa tujuan itu telah dicapai. Mengenai penyaliban ini, seorang penginjil besar dari Korea, Rev. Sun Myung Moon, mengemukakan pendapat yang menarik. Di depan 25.000 pengunjung di Madison Square Garden, New York, ia melontarkan pendapatnya. Tiga buah dari lukisan-lukisan itu memperlihatkan Yesus dalam masa muda dengan keterangan: “Kepala Kristus, yang dilukiskan di atas kayu cypress. Menurut riwayat lukisan ini dibikin oleh Lucas, tetapi mungkin sekali lukisan ini dari abad ketiga. Perpustakaan Vatikan, Roma.” (gb. No. 1). “Baiklah saya bertanya kepada Anda, ‘Apa yang akan Anda lakukan bila Jesus Kristus kembali kepada Anda hari ini?” Tak syak lagi semua kaum Kristen akan menjawab, ’Kami akan menerimanya. | 15 |
  • 9. Yesus Tidak Mati di Tiang Salib Menyambutnya! Bersatu dengannya! Mengikutinya!’ Baiklah saya bertanya lebih lanjut, ‘Apakah Anda akan menyalib Kristus bila ia muncul?’ Jawaban Anda tentulah, ‘Tidak!’ “Kalau demikian halnya, bagaimana dengan orang-orang pada waktu 2000 tahun lalu? Sekiranya mereka menerima Jesus—seperti yang akan Anda lakukan hari ini—masih perlu jugakah mereka menyalibnya? Tidak! “Itu adalah suatu kekeliruan! Adalah kebodohan yang menyebabkan kita telah menyalib Jesus Kristus. “Adalah kehendak Tuhan supaya kaumnya menerima Al Masih. Tetapi sebaliknya kita telah menyalibnya. Lalu orang-orang Kristen melemparkan tanggung jawab dengan mengatakan bahwa itu adalah kehendak Tuhan. Menggelikan! Ini tidak dapat diterima oleh akal sehat kita. Ada sesuatu yang sudah sangat keliru terjadi” (Rev. Sun Myung Moon: “The New Future of Christianity, The Holy Spirit Association for the Unification of World Christianity, 1974, hal. 87,88). Jalan Keselamatan? Yesus sendiri tak pernah mengajarkan ajaran penebusan itu. Ia selalu mengatakan bahwa jalan untuk keselamatan adalah dengan cara berpegang teguh pada “Hukum dan Nabi-nabi.” Hukum mana? Nyatalah, Hukum Musa. Nabi-nabi yang mana? Jelaslah, Nabi-nabi yang menggantikan Musa di dalam Bani Israil. Ia mengulangi bahwa ia tidaklah datang untuk menghancurkan Hukum melainkan meng- genapinya, dan bahwa “sehingga langit dan bumi lenyap, satu titik pun sekali-kali tidak akan lenyap dari hukum Torat itu sampai semuanya telah jadi” (Matius 5:18). Ia menganjurkan kepada murid-murid dan pengikut-pengikutnya supaya melakukan apa yang disuruhkan ahli Torat dan orang-orang Parisi, sebab mereka itu duduk pada kedudukan Nabi Musa dan karena itu adalah orang-orang yang berwewenang dan berhak untuk menjelaskan Hukum Musa, walaupun ia memperingatkan supaya jangan mencontoh kelakuan mereka “karena mereka itu berkata-kata saja, tetapi tidak mengamalkannya” (Matius 23: 2, 3). Yesus Tidak Mati di Tiang Salib | 18 | Sedangkan ajaran-ajaran yang menyatakan bahwa Torat adalah kutuk, dan bahwa jalan keselamatan hanya mungkin diperoleh dengan perantaraan penebusan, adalah ajaran yang diciptakan di abad-abad kemudian dan tidak memiliki dasar-dasar yang berasal dari perbuatan (cara sembahyang, misalnya) dan perkataan Yesus (yang hanya 8% dari Injil, sedangkan ayat-ayat lain kebanyakan hanya perkataan orang- orang lain dan catatan kisah-kisah sejarah). Orang-orang yang mengatakan bahwa Yesus adalah anak Tuhan, adalah kata-kata kiasan yang juga biasa digunakan bagi orang-orang penganut yang taat, sebagaimana juga penggunaannya di dalam kitab- kitab suci, sejak jaman-jaman itu (contoh: anggota kelompok pemain musik, disebut anak atau anak-anak musik). Ketika Yesus dituduh karena ucapan kiasannya yang ambigu itu, Yesus menjawab kepada musuh-musuhnya dengan mengatakan bahwa kalau orang-orang yang menerima kata-kata Tuhan disebut tuhan-tuhan atau malahan anak sulung2 Tuhan kenapa ia dituduh menghujat Tuhan karena menggunakan kata-kata itu juga? Kalau mereka berhak memberikan arti secara kias mengapa ia dilarang? (Yahya 10:34-36). Bible melukiskan Israil (Yakub) sebagai anak Tuhan, bahkan “anak-Ku yang sulung” (Keluaran 4:22). Orang-orang yang mendamaikan dikatakan “anak-anak Tuhan” (Matius 5:9). Dalam doa umum Tuhan dipanggil oleh orang- orang yang beriman dengan kata “Bapak” yang berarti bahwa orang- 2 Pada masa itu, orang Israel menyebut diri mereka ‘Putra Sulung Tuhan’. | 17 |
  • 10. Yesus Tidak Mati di Tiang Salib orang itu adalah anak-anak Tuhan. Ini semua adalah kata-kata kiasan, alegori (anak musik, sebutan untuk pemain musik—anak band). Bible sering menggunakan ucapan ini secara kias untuk melukiskan orang- orang pilihan Tuhan, orang-orang saleh, dan malahan seluruh manusia saleh. Seperti Nabi Yunus yang Selamat Ketika orang-orang Yahudi meminta Yesus untuk menunjukkan tanda3 maka ia mengatakan bahwa tidak akan diberikan tanda kecuali tanda Nabi Yunus (Matius 16:4). Kita hendaklah ingat, bahwa Nabi Yunus masuk ke perut ikan dalam keadaan hidup, tinggal di sana selama beberapa hari (meskipun tidak sadarkan diri) dan tetap hidup, dan keluar dari sana juga dalam keadaan hidup (Yunus, fasal 2). Dengan begitu, Yesus ketika diturunkan dari salib, harus juga dalam keadaan hidup sekalipun tidak sadarkan diri, tinggal di gua kuburan selama beberapa hari dalam keadaan hidup, dan keluar dari sana dalam keadaan hidup. Sekiranya ia mati di atas salib maka tak ada persamaan di antara keadaan Nabi Yunus dan Yesus, kecuali kalau orang harus percaya pula bahwa Nabi Yunus juga mati di perut ikan dan hidup kembali setelah ia keluar dari sana—suatu teori yang hampir-hampir tak dapat diterima oleh orang Kristen. Suatu hal yang menarik ialah bahwa dalam teks Injil dari Revised Standard Version (1946) bagian Perjanjian Baru, yang diterbitkan oleh Thomas Nelson and Sons, New York, tidak lagi disebutkan Kenaikan Yesus dengan tubuh kasarnya ke langit. Yesus Tidak Mati di Tiang Salib | 20 | Utusan Tuhan bagi Bangsa Israel Orang Islam percaya, sebagaimana diajarkan dalam kitab suci mereka, bahwa Yesus adalah seorang Nabi yang benar, yang diutus Tuhan bagi bangsa Israel. Dikisahkan pula seperti tercatat dalam Al Quran bahwa Yesus berkata: “Wahai bangsa Israel, sesungguhnya aku adalah utusan Tuhan kepadamu” (61:7). Dan dalam ayat lainnya dikatakan: “Dan kerasulan Isa Al Masih adalah untuk bangsa Israel” (3:50). Yesus sendiri menekankan bahwa ia adalah utusan terakhir yang dibangkitkan di antara kaum Israel, dan kalau orang Yahudi menolaknya maka kerajaan Tuhan akan diberikan kepada bangsa lain. Oleh karena itu kenabian berakhir bagi bangsa Israel, dan Penghibur atau Roh Kebenaran kemudian dibangkitkan dalam keturunan Ismail, yakni “di antara segala saudara” kaum Israel (Ulangan 18:18). Ruh Kebenaran keturunan Nabi Ismail itu adalah Nabi Muhammad, ia adalah Pembawa Syariat terakhir. Dan hukum yang disampaikan dengan perantaraan beliau dalam Kata-kata Tuhan, yakni Al Quran, adalah “segala kebenaran” yang akan menuntun manusia, seperti dinyatakan Yesus (Yohanes 16:13). Do’a Yesus yang bersungguh-sungguh di Taman Getsemani, jeritan yang memilukan dari atas kayu salib, cara hati-hati yang dilakukannya ketika menemui murid-muridnya sesudah ia siuman kembali dari pingsan yang dialaminya di atas salib—semua ini sesuai dengan ayat- ayat yang terungkap dalam Al Quran. Do’a di taman Getsemani timbul karena keinginan yang wajar dari Yesus untuk terhindar dari kehinaan dan penderitaan di atas salib (ketika itu Yesus telah mendengar bahwa ia tengah dicari-cari orang Yahudi untuk dihukum salib). Keinginan ini makin keras karena Yesus paham bahwa orang-orang Yahudi itu akan 3 Tanda yang dimaksudkan adalah keajaiban atau mukjizat. | 19 |
  • 11. Yesus Tidak Mati di Tiang Salib sengaja menggantung mayatnya berlama-lama di tiang salib agar ia menjadi mayat yang dinajiskan dan terkutuk4, agar kemudian ia tak mungkin akan dianggap sebagai Utusan yang benar karena menjadi mayat yang terkutuk dan dinajiskan (Ulangan 21:23). Sebaliknya, ketimbang membiarkan pasrah dirinya akan dijadikan seperti demikian, Yesus malah berkeras ingin menghindari keadaan seperti itu, karena itu Yesus berdo’a di Taman Getsemani dengan demikian sungguh-sungguh dan sangat ketakutan hingga mengalir peluhnya seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah (Lukas 22:44). Ketika mengetahui bahwa tampaknya tak ada lagi jalan menghindar maka Yesus agak mulai menyesuaikan diri pada kemungkinan mati, sekiranya itulah kehendak Tuhan yang tak dapat dipahami, walaupun ia masih kecut akan kemungkinan akibat yang mengerikan yang akan dilakukan kaum Yahudi, kalau-kalau ia satu ketika menjadi mayat “terkutuk” dalam pandangan mereka. Darah dan Air adalah Bukti Nyata Yesus diturunkan dari salib karena hari Sabbath tidak diperboleh- kan menginapkan mayat, sebagaimana ajaran Taurat, yang kemudian disisipkan oleh para rabi Yahudi menjadi bagian Injil (Kitab Ulangan 21:23). Pada saat tubuh Yesus akan diturunkan dari salib untuk diserahkan kepada Yusuf Arimatea dan rusuknya ditusuk (mungkin sekali pada bagian pleura) oleh seorang prajurit Roma dengan tombaknya, maka darah dan air keluar—suatu bukti yang pasti bahwa nyawa belum hilang dari tubuh itu (Yohanes 19:34). Yesus Tidak Mati di Tiang Salib | 22 | Hal ini menyebabkan seorang pujangga H. Spencer Lewis berkata tegas dalam bukunya The Mystical Life of Jesus, halaman 266: “Ketika Badai sudah reda, maka suluh-suluh didatangkanlah, dan setelah tubuh itu diperiksa ternyata bahwa itu masih bernyawa. Darah yang masih mengalir dari luka-luka membuktikan bahwa tubuh itu masih hidup dan karena itu Yesus diturunkan dari salib. Karena itu dapatlah diterima bantahan bahwa Yesus tidak mati di atas salib. Ia pingsan, hingga diturunkan dari salib dan dibawa ke kuburan gua. Dengan rasa kasih sayang ia dirawat. Salep-salep dan rempah-rempah obat sebanyak 100 kati dilekatkan pada luka-lukanya, yang menyebabkan ia sembuh pada hari ketiga dan menyebabkan ia mampu meninggalkan gua kuburan itu. Kemudian ia bertemu dengan murid-muridnya pada berbagai kesempatan, dan selalu berdaya upaya supaya kehadirannya di tengah-tengah mereka dirahasiakan dan jangan sampai diketahui oleh musuh-musuhnya agar ia terhindar dari usaha pembunuhan yang selalu diancamkan kepadanya oleh orang-orang Yahudi. Cerita tentang penyaliban dan tidak matinya Yesus di atas kayu salib juga dilukiskan dengan jelas oleh seorang yang menyaksikan penyaliban itu dari dekat dengan mata kepalanya, dalam buku The Crucifixion, by An Eye Witness, Chicago, Indo American Book Co. 1907. Kesaksian Kain Kafan Dalam bidang ilmiah beberapa tahun yang lalu telah diperoleh penemuan yang membuktikan bahwa Yesus tidak mati di salib. Penemuan itu diungkapkan oleh suatu Lembaga yang bernama The International Foundation for the Holy Shroud, yang diketuai oleh seorang sarjana Katolik bernama Kurt Berna dan berkedudukan di Zurich. 4 Para Rabi Yahudi memanipulasi Taurat agar tertanam ke dalam kepercayaan dan tradisi para anak cucu dan bangsa-bangsa bahwa tanah Palestina adalah tanah yang diwariskan bagi mereka karena mereka adalah yang ‘sulung’ dari bangsa-bangsa (Ulangan 21:23). | 21 |
  • 12. Yesus Tidak Mati di Tiang Salib Yesus Tidak Mati di Tiang Salib | 24 | Keseluruhan inisiatif itu bermula pada keterangan yang diberikan Bible (Yohanes, fasal 19). Tubuh Yesus diturunkan dari salib oleh dua orang yang menjadi pengikutnya, Yusuf Arimatea dan Nikodemus. Kedua orang ini adalah juga anggota dari golongan Esseen, suatu ordo (perkumpulan rahasia) Yahudi yang kemudian sejak tahun 1947 menarik perhatian sarjana-sarjana ilmu agama, karena penemuan naskah-naskah tua pada tahun itu dan tahun-tahun berikutnya di gua- gua lembah Qamran, dekat Laut Mati, dipelopori oleh ordo tersebut. Setelah melekatkan 100 kati campuran mur dan gaharu (myrrh and aloes) kedua pengikut ini membungkus badan guru mereka dengan suatu kain kafan. Kemudian mereka menaruh tubuh Yesus dalam suatu gua. Foto copy pengumuman The International Foundation for the Holy Shroud, Kain Kafan Suci Yesus, pengumuman ini disiarkan kepada pers internasional. | 23 |
  • 13. Yesus Tidak Mati di Tiang Salib Pada hari Minggu pagi berikutnya datanglah seorang murid yang lain, Petrus, untuk menengok Yesus. Tetapi didapatinya gua itu sudah kosong, yang terlihat hanya kain kafan itu yang tergulung. Sebagai seorang murid yang cinta pada gurunya tentulah Petrus dan pengikut- pengikut lainnya kemudian menyimpan kain kafan itu dengan hemat dan hormat secara turun-temurun. Di mana dan kapan kain kafan itu kemudian ditemukan kembali belum dapat diketahui dengan pasti. Tetapi menurut suatu riwayat kain itu ditemukan di Katakombe (gua-gua tempat persembunyian kaum Kristen Awal di Roma). Dalam tahun 438 Ratu Endoxia mengirimnya ke Konstantinopel. Dalam tahun 1204 seorang ksatria Perancis, Otto de la Roche, melarikan kain kafan itu dari Konstantinopel ketika kota itu terancam oleh serangan tentara asing, dan membawanya ke Perancis. Sejak tahun 1578 benda itu disimpan di Katedral Turin, Italia. Pada waktu-waktu tertentu kain itu dikeluarkan dari simpanannya dan dipertunjukkan kepada umum. Pada pertunjukkan yang dilakukan bulan September dan awal Oktober 1978, menurut taksiran dikunjungi oleh tidak kurang dari tiga juta penonton (Newsweek, 18 September 1978). Kain yang berukuran 4,36 m panjang dan 1,10 m lebar itu terbikin dari lenan yang sejenis dengan tenunan Pompei, kota yang tertutup oleh letusan gunung Vesuvius. Potret yang Mempesona Pada tahun 1898, Secondo Pia memotret kain kafan itu. Hasil potret itu ternyata mencengangkannya. Karena, setelah dicuci maka potret memperlihatkan bekas muka dan badan. Setelah foto diperbesar dan diperiksa lebih seksama ternyata bahwa bekas muka dan badan, dan tetesan-tetesan yang terdapat juga pada kain kafan itu, berasal dari Yesus. Terdapatnya bekas-bekas itu dimungkinkan oleh karena dipakainya gaharu (aloes) yang efeknya sama dengan efek zat kimia fotografis dalam zaman modern ini. Yesus Tidak Mati di Tiang Salib | 26 | Atas perintah Gereja Katolik, seorang pemotret Guiseppe Enrie, melakukan pemotretan ulang pada tahun 1933. Hasil potret Enrie membenarkan foto Pia. Keaslian foto-foto Enrie dikuatkan oleh kesaksian lima orang ahli potret dan seorang pengacara Italia, G. Turbulio. Mengenai hasil potret itu sendiri Enrie berkata bahwa “Jejak-jejak itu adalah reproduksi tulen dari bekas bagian-bagian badan manusia.” Paus Pius XI sendiri berkata pada tanggal 5 September 1936 tentang keaslian bekas-bekas badan manusia dalam kain kafan itu: “Non e opera umana.” (Ini bukanlah pekerjaan tangan manusia). Dari hasil-hasil pemotretan itu diketahui beberapa kenyataan yang mempesonakan. Pada foto bekas kepala terlihat 12 tetesan darah hidup yang keluar dari luka-luka bekas mahkota duri yang dipakaikan ke kepala Yesus oleh orang-orang Yahudi. Dan juga terlihat 16 tetesan darah bekas paku di tangan dan di kaki, dan bekas luka di sisi dan dada yang disebabkan tusukan tombak. Tusukan tombak itu ternyata tidak mengenai jantung dan paru-paru, meski pun ia menembus sisi kanan sampai ke dada kiri. Pada foto bekas muka dan kepala terlihat pipi kanan yang bengkak dan rambut keriting yang panjangnya sampai ke bahu, suatu model potongan rambut yang lazim pada kaum Yahudi di masa Yesus hidup. Dari adanya darah hidup yang mengalir ke kain kafan dan dari kenyataan jantung tidak kena tusukan tombak, diperoleh kesimpulan yang tak terbantah bahwa jantung Yesus masih berdenyut setelah ia | 25 |
  • 14. Yesus Tidak Mati di Tiang Salib diturunkan dari salib dan ketika ia sudah dipakaikan kain kafan. Dan kesimpulan logis dari semua itu ialah: Yesus tidak mati di atas salib. Kesimpulan itu disetujui pula oleh seorang guru besar Universitas Turin, Prof. Yudicia Cordiglia, yang berkata tentang noda-noda darah itu bahwa “…sifat darah itu menarik hati sekali, karena dari luka-luka di kepala yang jelas disebabkan oleh mahkota duri, kita dapat melihat bahwa ia adalah darah yang keluar dari seorang yang masih hidup, karena orang yang sudah mati tidak mengeluarkan darah, disamping itu kita juga melihat bahwa area di sekitar noda-noda darah gelap yang timbul dari serum darah yang hanya terjadi pada orang hidup.” Disampaikan Kepada Vatikan Kesimpulan ini dengan 28 foto bukti disampaikan oleh Lembaga yang dipimpin Kurt Berna itu kepada pimpinan Katolik di Roma pada tanggal 28 Juli 1969. Di samping itu dikirimkan pula berkas-berkas dokumen tentang penemuan itu kepada pers di seluruh dunia, yang menyiarkannya dengan luas. Kantor Berita Antara menyiarkannya tanggal 30 Juli 1969. Pers Luar Negeri juga membuat komentar tentang berita itu. Umpamanya mingguan Sunday Express di London menganggap bahwa peristiwa penemuan itu jauh lebih penting dari pada peristiwa pendaratan manusia di bulan. Dalam suatu mingguan Weekend tanggal 18 Maret 1970 di Sailan terdapat tulisan H. Hurze, wartawan United Press International, yang berjudul “Jesus Did Not Die on the Cross”. Dalam tulisan itu antara lain dikatakan bahwa: “Pada waktu yang sama, darah yang mengalir dari luka-luka Kristus, membasahi kain kafan. Darah ini benarlah yang menyebabkan kain kafan itu berharga sekali bagi orang-orang Kristen Pertama, dan dari noda-noda darah pada kain kafan inilah timbul penyelidikan-penyelidikan yang semuanya membuktikan bahwa Kristus tidak mati di atas salib.” Yesus Tidak Mati di Tiang Salib | 28 | Betapa anggapan pimpinan tertinggi Katolik tentang kain kafan dan noda-noda darah itu dapat dilihat dari suatu laporan yang diberikan oleh seorang anggota Komisi Rahasia Vatikan yang memeriksa kain kafan itu pada tanggal 16-18 Juni 1969. Laporan itu berbunyi: “Chriarissimi colleghi, “Komisi setuju dengan bulat bahwa Kain Kafan Suci betul-betul adalah kain kafan Tuhan Yesus Kristus kita. Persoalan-persoalan mengenai usianya yang sebenarnya, masih belum disepakati, tetapi tak dapat lagi dibantah bahwa kain kafan itu berasal dari masa Kristus. Gambar-gambar foto berwarna, yang memperlihatkan reproduksi yang baik sekali tentang noda-noda darah, mengingat jangka waktu yang panjang itu, akan diumumkan dalam waktu dekat dengan persetujuan Sri Paus Paulus VI. Kurt Berna (kanan), Ketua Lembaga Internasional Untuk Kain Kafan Suci Yesus, sedang menyerahkan dokumen-dokumen tentang rahasia-rahasia yang terbuka dari kain kafan kepada wakil dari Sri Paus Paulus VI, Charles Moeller, di Vatikan, tanggal 28 Juli 1969. | 27 |
  • 15. Yesus Tidak Mati di Tiang Salib Yesus Tidak Mati di Tiang Salib | 30 | “Voglia Gradite, chiarmi colleghi, il mio piu deferente saluto, Sottoscrittore” (bulletin International Foundation for the Holy Shroud, 21 Maret 1970). Suatu pernyataan tertulis telah disampaikan oleh Kurt Berna kepada Konferensi Internasional awal Juni 1978, di London, tentang tidak matinya Yesus di atas salib. Dalam pernyataan itu Kurt Berna mengatakan bahwa ia tidak dapat hadir sendiri dalam konferensi, karena ia sedang dicekal oleh Pemerintah Jerman Barat bertalian dengan dua buku yang diterbitkannya mengenai kain kafan suci yang membuktikan bahwa Yesus tidak mati di atas salib. “Bukti dari kebenaran bahwa Yesus tidak mati di atas salib ialah kain kafan dari tubuh Yesus sendiri dan ia menyokong kenyataan itu. Ia adalah suatu hasil penyelidikan ilmiah berdasarkan suatu pengujian obyektif dan tak terbantah; karena 28 noda darah, yang diperas dari lebih dari 100 buah bercak pada kain kafan itu, menunjukkan secara ilmiah bahwa Yesus masih hidup ketika diturunkan dari salib. Satu mayat tidak akan dapat meneteskan darah seperti ini, sebagaimana yang terdapat pada tubuh Yesus sesudah ia disalibkan, dan ia bukan mayat (Truth about the Crucifixion, published by The London Mosque, 1978, hal. 153, 154; Sinar Islam, No. 5, Mei 1979, hal. 35, 36). Pada tanggal 9-13 Oktober 1978 satu tim 50 ahli sains Amerika dalam berbagai bidang selama 120 jam mengadakan penelitian ilmiah terhadap kain kafan itu. Ujung panah atas menunjukkan gambar noda-noda darah Yesus yang terdapat pada bagian bawah kain kafan yang mengenai bagian belakang kepala Yesus. Ujung panah bawah menunjukkan noda-noda darah itu juga yang sudah diperbesar. | 29 |
  • 16. Yesus Tidak Mati di Tiang Salib Yesus Tidak Mati di Tiang Salib | 32 | Laporan hasil pemeriksaan itu dituangkan oleh seorang anggota tim itu, Dr. John H. Heller, dalam buku berjudul Report on the Shroud of Turin. Kelima puluh anggota tim itu tidak dapat membantah keaslian kain kafan itu. Berkata Dr. Heller: “Tak satu pun dalam seluruh pemeriksaan kami selama tiga tahun terdapat data yang bertentangan dengan riwayat dalam injil. Tanda- tanda yang terdapat di tubuh tidak mengisyaratkan seni lukis atau dongeng. Tanda-tanda itu menunjukkan hayat. Semua itu merupakan bukti medis akurat tentang seorang manusia yang dicambuk dengan alat yang menyerupai bentuk flagrum, baik di muka maupun di punggung; yang memikul suatu benda kasar dan berat di bahunya; yang menjadi memar; yang pada kepalanya ditaruh barang suatu yang menimbulkan luka-luka tajam pada kulit kepala dan kening; yang hidung dan lututnya lecet bekas terjatuh; yang mendapat pukulan di wajah; yang telah disalib pada tempat-tempat yang tepat secara anatomi, pergelangan-pergelangan; yang darahnya mengalir melalui tangan dan menetes sesuai dengan hokum gravitasi pada sudut-sudut tepat dengan posisi tangan dalam suatu penyaliban; yang kedua kakinya ternyata tidak dipatahkan; yang mendapat luka di rusuk dari mana keluar sel-sel dan serum; yang ketika terbaring di atas kain, darah post mortemnya mengucur keluar dari luka dan menggenang di bagian punggung; yang kakinya telah ditusuk dengan paku, dan menimbulkan pendarahan; dan yang pada telapak kakinya terdapat kotoran. Selama 120 jam (9-13 Okt. 1978) sarjana-sarjana ahli berbagai bidang dari Amerika melakukan riset terhadap Kain Kafan Turin. Pendeknya semua adalah dokumentasi medis mengherankan tentang hal-hal yang dilukiskan ringkas dalam injil-injil (Readers Digest, Juni 1984). | 31 |
  • 17. Yesus Tidak Mati di Tiang Salib Meninggalkan Palestina Setelah memperlihatkan bukti-bukti kepada para muridnya bahwa ia tidak mati di atas salib maka Yesus memutuskan atas perintah Tuhan untuk meninggalkan Palestina dan pergi menjelajahi berbagai negeri di mana berdiam suku-suku Israel yang hilang, sehingga ia dapat menyampaikan pesan Tuhan kepada mereka. Di Palestina hanya terdapat dua suku Yahudi. Sepuluh suku lainnya bertebaran di daerah-daerah lain. Bible mengatakan bahwa sebelum masa Almasih orang-orang Yahudi sudah bertebaran di daerah-daerah sebelah timur Palestina. Dalam kitab Ester (3:6) diceritakan bagaimana Raja Ahasyweros (yang identik dengan Xerxes, memerintah tahun 485-465 SM) pernah mengeluarkan perintah umum untuk memusnahkan semua kaum Yahudi yang tinggal dalam 127 propinsi dari wilayah kerajaannya yang membentang dari India sampai ke Kusy atau Ethiopia (Ester 1:1). Kaum Yahudi ini ialah turunan dari kaum Israel yang diangkut dari Palestina oleh Raja Tijlat Pilezer (Tiglat Pelezer) dalam tahun 740 SM (II Raja-raja 15:29) dan oleh Raja Nebukadnezar (Ester 2:6) yang memerintah tahun 604-561 SM. Sebagian kecil dari kaum Yahudi ini memang kembali ke Palestina dalam masa pemerintahan Raja Cyprus (536 SM). Tetapi sebagian besar dari mereka itu yang terkenal dengan nama “Bani Israil” tetap tinggal dalam negeri-negeri Timur itu dan ini masih terjadi dalam masa Isa almasih. Itulah sebabnya Yesus menganggap Bani Israil itu sebagai “domba yang sesat dari antara Bani Israil” (Matius 15:24) dan sebagai “the Children of God that were scattered abroad” (St. John 11:52), yakni anak- anak Tuhan yang bertebaran di luar negeri (perkataan “di luar negeri” ini dihilangkan dalam Bible bahasa Indonesia). Dan Bani Israil di luar negeri itu pulalah yang dimaksud Almasih dengan “domba lain yang bukan masuk kandang domba ini” (Yohanes 10:16). Untuk menghimpunkan dan mengajar mereka maka ia harus meninggalkan Palestina dan menuju ke timur. Dalam perjalanan ke timur itu ia memakai nama Yus Asaf. Yesus Tidak Mati di Tiang Salib | 34 | Di dalam kitab suci umat Islam juga disebutkan bahwa kenabian Isa Almasih adalah untuk Bani Israil (QS 61:7 dan 3:49), sehingga karena itu adalah kewajiban Yesus menyampaikan ajarannya kepada orang-orang Israil di luar negeri itu, bukan hanya kepada yang di Palestina saja. Dalam Al Quran terdapat keterangan tentang kepindahan Yesus dari Palestina. Tuhan berfirman dalam Al Quran: “Aku selamatkan (awaina) keduanya (Isa Ibnu Maryam dan ibunya) ke dataran tinggi (ila rabwatin) dengan lembah-lembah dan sumber- sumber air yang mengalir” (QS 23:51). Maksudnya, Tuhan menyelamatkan Yesus setelah mengalami malapetaka penyaliban itu dengan membawanya dari Palestina menuju lembah Kashmir yang subur dan indah, yang oleh seorang pujangga besar Persia, dinyanyikan: “Andai ada surga di bumi, maka negeri iniliah, negeri inilah!”. Seorang ahli tafsir terkenal (Ibnu Jarir) berkata dalam bukunya at- Tabri bahwa: “Yesus sama seperti Musa dan Muhammad (dikejar-kejar Yahudi): Musa pindah menyebrangi lautan karena di kejar-kejar tentara Faraoh, Muhammad terpaksa pindah dari Mekah ke Madinah karena menghindar dari serangan orang-orang Yahudi, dan Yesus pindah dari Palestina ke suatu negeri yang jauh sekali, ke suatu negeri yang lain” (at-Tabri jilid III, hal 197). Dalam suatu kitab kumpulan hadist terkenal, Kanzul Umal, diriwayatkan bahwa Tuhan memerintahkan kepada Yesus: “Wahai Isa, | 33 |
  • 18. Yesus Tidak Mati di Tiang Salib pindahlah dari satu tempat ke tempat lainnya agar engkau jangan dikenali dan dikejar-kejar” (jilid II, 34). Begitu pula dalam bagian lainnya diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad mengatakan kepada para murid dan pengikutnya bahwa orang yang paling diridhai Tuhan ialah gharib. Ketika ditanya apa arti gharib beliau menjawab: Orang- orang seperti Isa Almasih yang menyingkir dari negeri mereka dengan membawa agama mereka” (Jilid II 34, 71, dan Jilid VI, 51). Nadiri, ahli kitab tarikh pertama di negeri Kashmir, India, menceritakan dalam bukunya Tarihk-I-Kashmir (332 Hijri) tentang raja India Gopadatta: “… Gopananda mengambil tampuk pemerintahan dan memerintah negeri dengan gelar Gopadatta. (Dalam masa pemerintahannya) banyak (didirikan) candi, dan di puncak bukit Sulaiman kubah (dari candi) menjadi rusak. Ia mengirimkan salah seorang menterinya bernama Sulaiman, yang berasal dari Persia, untuk memperbaikinya. Kaum Hindu menolaknya karena ia (menteri) itu seorang kafir dari agama lain. Dalam masa ini Yus Asaf, yang datang dari tanah suci (Baitul Muqaddas) ke lembah suci ini, memaklumkan kenabiannya. Ia beribadat kepada Tuhan siang malam, dan setelah mencapai puncak kesalihan dan kesucian ia menyatakan dirinya sebagai Pesuruh Tuhan untuk penduduk Kashmir. Ia memanggil orang-orang kepada agamanya…. Saya melihat dalam sebuah buku Hindu bahwa pesuruh ini sebenarnya adalah Isa, Rasulullah (Pesuruh Tuhan, Rasul Allah) dan ia menggunakan nama Yus Asaf” (hal. 69). Bertemu dengan Raja Hindu di India Dalam suatu kitab berbahasa Sanskrit Bhavishya Maha Purama yang ditulis oleh Sutta dalam tahun 3191 Laukika atau tahun 115 Masehi diceritakan pertemuan Raja Shalewahin (pada tahun 78 Masehi) dengan Yesus di Wien (kira-kira 15 km dari Srinagar), dan dikatakan: “Di negeri itu ia (Shalewahin) menampak di Wien seorang yang kelihatannya sebagai seorang raja Saka, yang berkulit putih dan memakai baju putih. Yesus Tidak Mati di Tiang Salib | 36 | Ayat-ayat 17-31 dari Kitab Bacishya Maha Purana, yang dicetak kembali, yang ditulis tahun 115 Masehi, yang menceritakan pertemuan Yesus dengan Raja Shalewahin sekitar tahun 78 Masehi. Dia (Shalewahin) bertanya siapa ia. Jawabnya ialah bahwa ia Yusashaphat (Yus Asaf), dan dilahirkan oleh seorang dara dan (karena Shalewahin tercengang) ia berkata bahwa ia mengatakan yang sebenarnya dan ia berkewajiban membersihkan agama. Raja itu bertanya apa agamanya. Ia menjawab: “Wahai Raja, kalau kebenaran telah lenyap dan tak ada pembatasan (terhadap perbuatan buruk) di negeri maleech, saya muncul di sana dan karena pekerjaan saya maka yang bersalah dan jahat menderita, dan saya juga menderita karena tangan mereka.” Raja itu bertanya lagi kepadanya, apa agamanya. Ia | 35 |
  • 19. Yesus Tidak Mati di Tiang Salib menjawab: “Agamaku untuk (menimbulkan) cinta, kebenaran dan kesucian dalam hati dan karena itu saya disebut Isa Masih”. Raja itu pergi setelah memberikan penghormatan kepadanya…” (hal. 282, Kitab Parwa (bab) III, Kitab Adhayaya (bagian) II, Kitab Shalok (ayat) 9-31, dari terjemahan Inggris oleh Dr. Widyavaridi Shiv Nath Shastri). Dalam sebuah Kitab tafsir kuno yang ditulis tahun 1417 Masehi berjudul Raudhat-us-Safa fi Siratil Anbiya wal Muluk wal Khulafa (Kebun Kesucian tentang Riwayat Hidup Nabi-nabi, Raja-raja, dan Khalifah- khalifah) karya Mir Muhammad bin Khawand Shah Ibn Muhammad, terdiri dari tujuh jilid, dan diterbitkan di Bombay tahun 1852 Masehi, diriwayatkan perjalanan Isa Almasih dalam dua bab yang masing- masing berjudul “Pindahnya Isa Almasih dari Yerusalem” dan “Perjalanan Isa Almasih ke Nasibain (Nisibis)”. Dalam bab pertama dikatakan antara lain bahwa: “Oleh karena kaum Yahudi (berusaha) mendustakan5 Nabi itu, maka mereka (boleh dikatakan) mengusirnya dari kota itu. Isa dan Maria keluar (dari kota itu) dan pergi ke Siria” (Jilid I, hal. 134). Penyelidikan-penyelidikan modern menunjukkan bahwa orang- orang Afghanistan dan Kashmir adalah keturunan Bangsa Israel dan kepada mereka inilah Yesus akhirnya pergi untuk melaksanakan tugas yang diserahkan Tuhan kepadanya. J.B. Frazer dalam bukunya An Historical and Descriptive Account of Persia and Afghanistan, terbit tahun 1843, berkata: “Menurut riwayat mereka (bangsa Afghanistan) sendiri mereka percaya bahwa mereka adalah keturunan Yahudi… mereka mempertahankan kemurnian agama mereka sampai mereka memeluk Islam” (hal. 289). Yesus Tidak Mati di Tiang Salib | 38 | Francis Bernier, yang pernah bekerja pada istana Aurungzeb, Raja Moghul di India, menulis dalam bukunya Travels in the Moghul Empire: Journey to Kashmir the Paradise of Indians, bahwa “Anda lihat, saya tak ingin untuk membantah bahwa bangsa Yahudi mungkin telah bermukim di Kashmir… kemurnian hukum mereka, setelah lewat beberapa abad, mungkin rusak, sehingga setelah terperosok kedalam penyembahan berhala, kemudian mereka terdorong masuk agama Muhammad, sebagaimana terjadi pada banyak kaum kafir lainnya” (hal. 433). Dalam mengemukakan bahwa bangsa Afghanistan dan Kashmir adalah keturunan bangsa Israel, George Moore berkata dalam bukunya The Lost Tribes, yang terbit tahun 1861: “Dan kita lihat bahwa watak asli dari suku-suku Israel sendiri muncul kembali dalam kehidupan dan kejadian sehari-hari pada negeri-negeri di mana orang-orang menyebut mereka Bani Israel dan secara umum mengaku keturunan suku yang hilang itu. Nama dari suku-suku dan daerah-daerah mereka, baik dalam ilmu bumi lama maupun ilmu bumi dewasa ini, membenarkan riwayat alami universal ini. Akhirnya kita mengenal jalan-jalan yang dilalui orang-orang Israel dari Tanah Arab ke Afghanistan dan India yang ditandai oleh serangkaian tempat-tempat berhenti yang memakai nama berbagai suku mereka dan menunjukkan tingkat-tingkat perjalanan mereka yang panjang dan berat” (hal. 151). Pandit Jawaharlal Nehru juga berpendapat bahwa Yesus datang ke India. Berkata ia: “Di seluruh daerah Asia Pusat, di Kashmir, Ladakh, dan Tibet dan bahkan juga lebih jauh ke utara masih ada kepercayaan yang kuat bahwa Yesus (Nabi Isa) pernah pergi mengembara ke sana. Beberapa orang juga percaya bahwa ia pernah mengunjungi India… tetapi boleh jadi juga ia telah sampai di sini” (Lintasan Sejarah Dunia, 5 Mendustakan= orang-orang meneriakkan “dusta..dusta...” ketika pengajaran sedang dilakukan. | 37 |
  • 20. Yesus Tidak Mati di Tiang Salib terjemahan B. Rangkuti, cetakan II, hal. 127, penerbit Balai Pustaka, 1966). Buku aslinya Glimpses of World History, oleh Jawaharlal Nehru. Seorang pengarang Rusia, Nicholas Notovitch, telah menerbitkan bukunya berjudul The Unknown Life of Jesus dalam tahun 1890 di New York. Satu bagian dari buku itu berjudul “Life of Saint Isa” dan ia adalah terjemahan dari satu kitab tua yang ditemukannya di kuil Budha di Himis, Tibet. Dalam buku itu dilukiskan perjalanan Isa Almasih dari Palestina ke daerah-daerah timur, di antaranya India, Afghanistan, dan Kashmir. Kutipan-kutipan dari berbagai buku sejarah ini menunjukkan dengan nyata bahwa Yesus meninggalkan Palestina menuju daerah- daerah timur dan akhirnya sampai di Kashmir, di mana berdiam sebagian suku-suku Israel yang hilang. Rekonstruksi Perjalanan Berdasarkan riwayat yang terdapat dalam Bible dan kitab-kitab sejarah itu dapatlah direkonstruksikan perjalanan Yesus dari Yerusalem ke Kashmir. Setelah sembuh dari luka-luka bekas salib, Yesus meninggalkan Yerusalem dengan cara sembunyi dan menyamar. Ia pergi ke Emmaus seiring dengan dua orang muridnya, tetapi tidak mengenalnya (Lukas 24:18). Dari sana ia pergi ke Laut Tiberias di mana murid-muridnya tidak mengetahui bahwa ia adalah Yesus” (Yohanes 21:4). Dari situ ia pergi ke Damascus, di mana murid-muridnya sudah berkumpul. Untuk menangkap murid-muridnya itu Paulus pergi ke Damascus dengan berkekuatan surat kuasa dari Pendeta Tinggi di Yerusalem (Kisah 9:2). Karena merasa tidak aman lagi di Damascus, Yesus pergi ke Nasibain (Nisibis) di Siria. Perjalanan Yesus dari Damascus disertai oleh ibunya, Maryam, dan muridnya Thomas alias Didimus alias Ba’bad (yang kelak mengurus penguburan Yesus di Kashmir). Yesus Tidak Mati di Tiang Salib | 40 | Mulai dari Nisibis Yesus melakukan perjalanan panjang menuju India Tengah. Dalam kitab kuno Raudhat-us-Safa dikatakan bahwa dalam perjalanan itu Yesus sering tidur di tanah saja dengan berbantal batu. Ia memakai sebuah tongkat (asa) yang agak panjang. Tongkat ini masih terdapat hingga sekarang di Aish Muqam (Kashmir) pada kuburan Hadhrat Zainuddin Wali, orang terakhir yang menyimpan tongkat itu. Dari Nasibain (Nisibis) ia berangkat ke Persia. Pada gapura salah satu kota di negeri Persia, yaitu kota Kashan, ternukil salah satu perkataan Yesus atau Yus Asaf, “Istana Raja-raja terjauh, dari tiga kebajikan: Kebijaksanaan, Kesabaran, dan Kekayaan Agama” (Arustu, Tentang Yus Asaf, dalam Maarif Vol. XXXIV, hal. 37, tahun 1934). Dari Persia Yesus menuju Afghanistan dengan melalui Ghazni dan Jalalabad, di kedua kota mana terdapat tempat-tempat yang memakai nama Yus Asaf, karena Yesus duduk dan mengajar di sana. Kemudian Yesus masuk ke Taxila, di daerah utara Pakistan. Di kota ini ia bertemu dengan Raja Gondaphares yang memerintah kira-kira pada tahun 60 Masehi (Acta Thomae, Ante – Nicene Christian Library, Vol. XX, hal. 46). Setelah meninggalkan kota itu Yesus masuk kota Murree, yang sampai tahun 1875 bernama Mari. Di tempat ini, Maria, ibu Yesus wafat dan dikuburkan. Kuburannya masih terdapat hingga sekarang di kota itu dan penduduk di sekitar itu mengenal pusara itu sebagai Mai Mari da Asthan, tempat istirahat ibu Maria. Nama kota itu diambil dari nama Maria, ibunda Yesus. Dari Murree Yesus masuk ke Kashmir. Ia sampai di suatu daerah yang terletak kira-kira 70 km dari Srinagar, di mana ia tinggal dan | 39 |
  • 21. Yesus Tidak Mati di Tiang Salib kemudian meninggal dan berkubur. Kemudian tempat itu dinamakan Aish Muqam, dimana kata “Aish” itu berasal dari nama “Isa”. Kesaksian Sejarah Tentang Kuburan Yesus Demikianlah, Yesus telah menyempurnakan tugasnya hingga ia meninggal dunia, sebagaimana biasanya manusia dan dikuburkan di Aish Muqam, Srinagar, Kashmir. Atas penyelidikannya Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad, pendiri Jemaat Ahmadiyah, telah menunjukkan kuburan Yesus di daerah Mohalla Khan Yar, di kota Srinagar, dan kuburan itu masih dapat dikunjungi di sana. Kuburan Maria, ibunda Yesus, di atas sebuah bukit di kota Murree, Pakistan Utara. Berikut ini adalah beberapa kesaksian sejarah tertulis mengenai kuburan itu. “Disamping kuburan itu ada kuburan lain. Di kalangan penduduk, tempat itu terkenal sekali bahwa di sana berkubur seorang Nabi yang datang ke Kashmir pada masa dahulu kala sekali. Tempat itu kini termashur kini sebagai kuburan Nabi. Saya telah melihat dalam sebuah kitab tarikh bahwa ia datang dari tempat yang jauh sekali setelah mengalami bencana besar. Diceritakan bahwa seorang pangeran, setelah mengalami bencana dan penderitaan yang banyak, dan berkat ibadat dan sembahyang, telah menjadi Pesuruh Tuhan buat Kashmir. Sesampai di Kashmir ia menyeru orang (kepada agamanya) dan sesudah meninggal ia dikuburkan di Anzmarah. Dalam buku ini nama Nabi itu disebutkan Yus Asaf. Anzmarah terletak di Khaniyar. Banyak orang saleh dan terutama sekali penuntun rohani, berkata bahwa di waktu mengunjungi kuburan itu terlihat rahmat dan berkat Tuhan dari kenabian” (Aqiqat-I-Kashmir atau terkenal juga dengan Tarikh-i-Azami, hal. 82 yang ditulis tahun 1729 oleh Khwaja Muhammad Azam). Yesus Tidak Mati di Tiang Salib | 42 | Dalam sebuah bangunan yang dinamai Rozabal (kuburan nabi) di Srinagar, Kashmir, terdapat kuburan ini, yang sesungguhnya adalah kuburan Yus Asaf, atau Yesus. | 41 |
  • 22. Yesus Tidak Mati di Tiang Salib Yesus Tidak Mati di Tiang Salib | 44 | Kemudian setelah menjelajahi banyak tempat, Yus Asaf tiba pada daerah yang bernama Kashmir. Ia menjalani seluruh daerah itu dan tinggal di situ dan menghabiskan sisa umurnya di sana, sampai kematian mendatanginya, dan ia meninggalkan badan dunia ini dan diangkat ke Cahaya. Tetapi sebelum meninggal ia memanggil seorang muridnya, Ba’bad namanya, yang biasa membantunya dan ahli dalam berbagai hal. Ia (Yus Asaf) mengemukakan keinginannya yang terakhir kepadanya dan berkata: “Waktuku untuk meninggalkan dunia ini sudah datang. Kerjakanlah kewajiban-kewajibanmu sebaik-baiknya dan jangan berbalik surut dari kebenaran dan lakukanlah sembahyangmu secara teratur”. Ia kemudian memerintahkan Ba’bad untuk membuatkan sebuah kuburan untuknya (tepat pada tempat di mana ia meninggal). Ia kemudian mengunjurkan kakinya ke barat dan kepalanya ke timur dan menghembuskan napas penghabisan. (Ikmaluddin, hal. 359, kitab tarikh yang ditulis oleh Shaikh Al Said-us- Sadiq, yang wafat tahun 962 Masehi di Khorasan). Sir Francis Younghusband, Residen (Wakil) Pemerintah Inggris di Kashmir dalam tahun 1909-1911, menulis: “Kira-kira 1900 tahun lalu di Kashmir tinggal seorang suci bernama Yus Asaf, yang mengajar dengan menggunakan perumpamaan- perumpamaan yang sama dengan yang digunakan Kristus, contohnya perumpamaan penyemai benih. Kuburannya terdapat di Srinagar dan menurut teori pendiri Sekte Qodiani, Yus Asaf dan Yesus adalah satu dan itu juga orangnya” (Kashmir, hal. 129, 130, London 1911). Batu penutup makam Yesus yang terdapat di Rozabal (kuburan Nabi), Srinagar, Kashmir. | 43 |
  • 23. Yesus Tidak Mati di Tiang Salib “Di Mohana Khan-i-yar dari kota itu (Srinagar) terdapat sebuah kuburan. Penduduk daerah itu menyebutkannya sebagai kuburan Nabi Yus Asaf. Penduduk biasa dari daerah itu melawat ke kuburan itu secara teratur. Dalam beberapa kitab tarikh dikatakan bahwa Yus Asaf adalah seorang Nabi yang datang dari suatu negeri yang jauh sekali. Ia meninggal di sana dan dikuburkan di tempat itu” (Editorial bulletin Kristen, terbit di Beirut, Al Hilal, Vol. 11, Bagian IV, 1903). Seorang arkeolog dan sejarahwan India, Prof. Dr. Fida Muhammad Hassnain telah melakukan penyelidikan atas kuburan yang terletak di Mohalla, Khan-i-yar, Srinagar itu. Dari penyelidikan itu ia memperoleh kesimpulan, yang untuk kebenarannya ia berani mempertaruhkan reputasinya, bahwa yang berkubur di situ ialah Nabi Isa, yang datang ke sana dari Palestina kira-kira 2000 tahun lalu. Penyelidikan dan kesimpulan Prof. Dr. Hassnain itu dibentangkan oleh Klaus Liedtke dalam majalah Stern Magazine, No. 16, yang terbit di Hamburg, Jerman, 12 April 1973, 6 halaman, dengan gambar-gambar. Uraian ini kemudian dikutip oleh majalah-majalah di Indonesia, yakni Varia, No. 786, 9 Mei 1973, dan Selecta No. 616 dan 617. Prof. Dr. Fida Muhammad Hassnain, MA, LLB, D.Arch, dari India. Berdasarkan penyelidikannya secara ilmiah ia membenarkan bahwa ‘Rozabal’ (kuburan nabi) yang terletak di Khaniyar Street, Srinagar, Kashmir, adalah kuburan Yesus, atau Nabi Isa. Dimana untuk penyelidikkannya ini ia bersedia mempertaruhkan nama baik dan reputasi dari profesionalismenya. Dalam konferensi Internasional di London awal Juni 1978, Prof. Dr. Hassnain juga diundang untuk bicara. Tetapi ia tidak dapat hadir pada konferensi itu, karena di saat-saat terakhir permintaan exit permit-nya ditolak atas desakan orang-orang Islam fanatik, yang tidak menginginkan sarjana itu mengemukakan penyelidikan dan kesimpulannya dalam konferensi internasional itu, karena hal itu hanya akan memperkuat pendirian Ahmadiyah. Yesus Tidak Mati di Tiang Salib | 46 | Oleh karena itu Prof. Dr. Hassnain mengirimkan teks pokok-pokok uraiannya, yang memang sudah dipersiapkan lebih dulu. Pokok-pokok uraian itu dimuat dalam buku Truth about the Crucifixtion, published by the London Mosque. 1978, hal. 79-87. Antara lain disebutkan oleh Dr. Hassnain, “Kuburan Yesus terletak di Anzimar, Khaniyar, Srinagar, ibukota musim panas dari Kashmir. Srinagar, yang berarti Kota Matahari, adalah sebuah kota tua. Ia terbagi dalam dua bagian, kota lama dan kota baru, dan kuburan itu terletak di kota tua. Orang-orang Kashmir menamainya Rozabal, yang berarti makam mulia dan mereka mengatakan bahwa itu adalah kuburan Yus Asaf. Nabi ini datang ke Kashmir 1900 tahun lalu dan ia menyebarkan ajarannya dengan menggunakan perlambang-perlambang yang biasa digunakan oleh Yesus” (hal. 85). Dalam kesaksian-kesaksian sejarah tertulis ini nama penghuni makam itu ialah Yus Asaf. Nama ini adalah nama bahasa Ibrani. Kata Yus adalah suatu bentuk lain dari Yeschu, Isa atau Yasu dalam bahasa Persia lama, seperti juga dalam Perjanjian Baru bahasa Arab yang diterjemahkan dari bahasa Yunani. Karena itu kata Yus sebenarnya adalah Isa. Asaf adalah nama yang terdapat dalam Bible bahasa Persia dan artinya ialah “Pengumpul” atau “Penghimpun”. Tugas Yesus ialah untuk mengumpulkan, menghimpun, dan mempersatukan semua suku Israel. Karena itu Isa dinamakan Asaf. Ketika ia datang mengajar sepuluh suku Israel yang hilang di Persia, Afghanistan, dan Kashmir, ia tepat sekali dinamakan Yus Asaf, yakni Isa Penghimpun. | 45 |
  • 24. Yesus Tidak Mati di Tiang Salib Yesus Tidak Mati di Tiang Salib | 48 | Manipulasi Kitab Suci oleh Kaum Yahudi Namun dewasa ini dikalangan para ilmuwan dan filosof, banyak yang meragukan kepercayaan mereka sendiri yang penuh kontradiksi. Kita bisa melihat para cendikia barat seperti Paul Davies (fisikawan terkenal penulis The Mind of God) atau Karen Armstrong filosof terkenal penulis The God History, atau pun Umberto Eco penulis In The Name of Roses, bahkan terakhir Dan Brown melalui Da Vinci Code menggambarkan keraguan itu (bahwa ia mengemasnya dalam bentuk fiksi adalah sebagai cara yang cerdas untuk menjaga keselamatan dirinya dari serangan-serangan para fanatik; ini mengambil pengalaman yang pernah dialami John Lennon yang dalam suatu wawancaranya dengan media pernah mengatakan “I’m greater than Jesus” sehingga ia ditembak oleh seorang Kristen yang fanatic). Banyak lagi yang lainnya, para cendikia dan cerdik pandai Barat yang menyangsikan kepercayaan Kristen mereka. Mereka bahkan lebih memilih menjadi Atheis (seperti yang diakui sendiri oleh Umberto Eco dalam satu wawancara dengan TIMES) ketimbang menganut Kepercayaan yang membuat mereka menjadi naïf, karena bagi mereka mempercayai sesuatu yang bertentangan dengan logika akan berarti sama dengan melecehkan intelektualitas mereka sendiri. Sejak jaman Nabi Musa, Yahudi selalu menolak ajaran yang dibawa oleh Utusan Tuhan. Ini bisa dilihat di semua Kitab Suci agama samawi (agama yang dibawa oleh nabi-nabi keturunan nabi Ibrahin/ Abraham), baik kitab Taurat itu sendiri (yang diimplant menjadi bagian Injil Perjanjian lama setelah diutak-atik oleh para rabi yahudi), Injil, maupun Al Quran. Bahkan semua utusan Tuhan yang dikirim selalu dicelakai, bahkan dibunuh oleh mereka, karena ajaran yang dibawa tidak sesuai dengan kehendak mereka. Akhirnya mereka menciptakan/ menulis sendiri sebuah Kitab Suci bagi bangsa mereka, Kitab Talmud, yang disarikan dari tradisi dan berbagai pemikiran para rabi-rabi mereka. Mereka merekayasa kepercayaan yang sesuai dengan kehendak mereka. Maka terciptalah sebuah kitab dengan isi yang sangat kontroversial bagi orang-orang non-Yahudi, karena isinya begitu melecehkan semua bangsa selain Yahudi. Mereka membuat agama bagi mereka sendiri, agama Yahudi. Taurat menjadi Kitab kedua mereka, yang pertama adalah Talmud. Bagaimana Cara Orang Kristen Memahami Agama Mereka? Para jenius lain yang meragukan kepercayaan Kristen mereka adalah E.F. Schumacher, penulis Small is Beautiful yang terkenal, kita bisa melihat keraguannya dalam A Guide To The Perflexed yang ditulisnya. Nicolas Copernicus ahli astronomi, atau juga Rene Descartes seorang bapak pelopor filsafat modern Amerika keturunan Perancis malah memilih menjadi Atheis. Sedangkan jenius Yahudi lain seperti Karl Marx, Sigmund Freud, Einstein, adalah para Yahudi yang menganggap kepercayaan Kristen sebagai tahayul dan tak sesuai logika. Meskipun dalam pergaulan sehari-hari mereka menyembunyikan Penganut Kristen telah dibiasakan selama berabad-abad—dalam setiap acara kebaktian mereka—mengambil ayat per ayat dan mengulas panjang lebar menurut kebutuhan dan penafsiran mereka masing- masing, tanpa mengulas tentang bagaimana dan dalam konteks apa, atau dalam kondisi bagaimana dan kaitan apa ayat tersebut diturunkan. Mereka terbiasa mengunyah mentah-mentah ayat per ayat tanpa boleh (ditabukan) mengkritisi dan menganalisa konteks sejarahnya. Mereka telah dibungkam oleh pendapat yang ditanamkan bahwa ‘setiap kata, titik, dan koma, adalah telah didiktekan langsung dari Tuhan’. | 47 |
  • 25. Yesus Tidak Mati di Tiang Salib pendapatnya, namun melalui Masterpiece yang ditulisnya akan terlihat opini mereka yang sebenarnya itu. Jutaan penganut Kristen yang masih ada di masyarakat Barat saat ini kebanyakan adalah orang-orang awam biasa dan bukan lagi dari golongan cendikia, karena golongan cendikianya telah meninggalkan Kristen menjadi Atheis. Daya kritis dan analisis orang-orang cerdas dibandingkan orang-orang biasa tentu amatlah berbeda! Di Indonesia, pemeluk baru Kristen pada umumnya adalah rakyat miskin dengan pendidikan rendah yang tinggal di desa-desa. Mereka menjadi pengikut Kristen karena sebab lain seperti diiming-imingi bantuan finansial atau beasiswa. Sangat jarang orang Islam yang berpindah ke Kristen disebabkan oleh karena kekritisan dan analisanya. Dengarlah siapa yang mau mendengar! “Seberapa banyak hal yang anda tahu, lebih banyak lagi hal yang anda tidak tahu”. | 49 |