SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
Download to read offline
UU No.13 Th 2003
Ketenagakerjaan
Setiap perusahaan sudah pasti mempunyai
kebijakannya masing-masing dalam mengelola
para karyawannya. Namun, undang-undang
ketenagakerjaan pun harus tetap dijadikan
patokan. Jangan sampai, inovasi dalam rancangan
pertautan perusahaan sendiri bertentangan
dengan undang-undang ketenagakerjaan. Adapun
undang-undang ketenagakerjaan tersebut
terdapat di dalam UU No 13 Tahun 2003 yang
terdiri atas 193 pasal. Adapun ringkasan dari
undang-undang ketenagakerjaan tersebut
diantaranya sebagai berikut.
1. Tentang Status Karyawan
UU ketenagakerjaan no.13 th 2003 mengatur perjanjian kerja
antara karyawan dengan perusahaan, yang akan menentukan
yang bersangkutan dalam perusahaan itu. Perjanjian kerja untuk
waktu tertentu (PKWT) mengacu pada karyawan kontrak.
Perjanjiannya didasarkan pada jangka waktu tertentu atau
selesainya sebuah pekerjaan. Sedangkan perjanjian kerja untuk
waktu tidak tertentu (PKWTT) merupakan perjanjian kerja untuk
karyawan tetap. Pasal yang mengatur perjanjian kerja untuk
karyawan tetap dan karyawan kontrak yakni Pasal 56 – Pasal 60
UU Ketenagakerjaan. Di dalamnya juga dirinci mengenai jenis-
jenis pekerjaan yang boleh diserahkan kepada karyawan kontrak
(PKWT).
Untuk karyawan kontrak, departemen HR harus selalu
memperhatikan kapan kontrak kerja berakhir, diperpanjang,
atau diangkat sebagai karyawan tetap.
2. Tentang Upah
“Setiap pekerja/buruh berhak memperoleh penghasilan yang
memenuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”
Untuk mewujudkan Pasal 88 ayat 1 dari UU Ketanagekerjaan di
atas, pemerintah kemudian menetapkan kebijakan-kebijakan
pengupahan yang meliputi upah minimum, upah kerja lembur,
upah tidak masuk kerja karena berhalangan, upah tidak masuk
kerja karena melakukan kegiatan lain di luar pekerjaan, upah
karena menjalankan hak waktu istirahat, dan lain-lain.
Lanjutan..
Ditekankan pula dalam UU Ketenagakerjaan tersebut bahwa
upah untuk pekerja/karyawan tidak boleh lebih rendah dari
ketentuan pemerintah. Dalam menetapkan struktur dan skala
upah pun perusahaan perlu memperhatikan golongan, jabatan,
masa kerja, pendidikan, serta kompetensi para karyawannya.
Jika perusahaan kemudian menyusun komponen upah karyawan
terdiri atas gaji pokok dan tunjangan tetap, maka persentase gaji
pokok minimal 75% dari total upah tetap.
Penghitungan gaji sendiri pada praktiknya biasa dilakukan
bersamaan dengan berbagai macam komponen kompensasi dan
benefit, misalnya tunjangan kehadiran, upah lembur, BPJS,
potongan untuk cicilan kasbon, dan lain-lain.
Lanjutan..
Berdasarkan UU, upah tidak diberikan jika karyawan tidak melakukan pekerjaannya.
Namun, ada beberapa kondisi di mana perusahaan tetap wajib menggaji karyawan yang
tidak bekerja. Kondisi-kondisi tersebut, yaitu:
1. Karyawan sakit,
2. Karyawati sakit karena haid pada hari pertama dan kedua,
3. Karyawan menikah, menikahkan, mengkhitankan, membaptiskan anaknya, isteri
melahirkan atau keguguran, suami/ isteri/ anak/ menantu/ orang tua/ mertua/
anggota keluarga dalam satu rumah meninggal dunia,
4. Sedang menjalankan kewajiban terhadap negara,
5. Karyawan menjalankan ibadah agamanya,
6. Karyawan telah bersedia melakukan pekerjaan yang dijanjikan tetapi pengusaha
tidak mempekerjakannya, baik karena kesalahan sendiri maupun halangan
yang seharusnya dapat dihindari pengusaha,
7. Karyawan melaksanakan hak istirahat,
8. Karyawan melaksanakan tugas serikat pekerja/serikat buruh atas persetujuan
pengusaha,
9. Karyawan melaksanakan tugas pendidikan dari perusahaan.
Selengkapnya, Undang-Undang Ketenagakerjaan mengatur soal pengupahan dalam
sebelas pasal, yaitu Pasal 88 s.d. 98.
3. Lembur
Pasal 77 UU Ketenagakerjaan mengatur waktu
kerja karyawan, yaitu selama 40 jam/minggu (7
jam/hari untuk 6 hari kerja, atau 8 jam/hari untuk
5 hari kerja). Selebihnya, perusahaan diwajibkan
membayar upah lembur kepada karyawan.
Meskipun begitu, UU tersebut juga membatasi
waktu kerja lembur karyawan, yaitu maksimal
selama 3 jam/ hari dan 14 jam/minggu. Jangan
lupa, penugasan untuk bekerja lembur ini pun
harus atas persetujuan karyawan yang
bersangkutan.
4. Cuti dan Istirahat
Seperti apa aturan cuti itu sendiri di Indonesia? Dalam Pasal 79 UU
Ketenagakerjaan disebutkan bahwa perusahaan diwajibkan memberikan
waktu istirahat dan cuti bagi karyawannya. Waktu istirahat dan cuti yang
dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Istirahat antara jam kerja, minimal 30 menit setelah bekerja selama
4 jam terus menerus. Waktu istirahat ini tidak dihitung sebagai
jam kerja;
2. Istirahat mingguan: 1 hari untuk 6 hari kerja/minggu, atau 2 hari
untuk 5 hari kerja/minggu;
3. Cuti tahunan minimal 12 hari kerja setelah karyawan bekerja
selama 12 (dua belas) bulan terus menerus;
4. Istirahat panjang untuk karyawan yang telah bekerja selama 6
tahun secara terus-menerus pada perusahaan yang sama. Total
waktu yang dapat digunakan untuk istirahat panjang minimal 2
bulan, yang dilaksanakan pada tahun ke-7 dan ke-8 bekerja
(masing-masing 1 bulan). Dengan diambilnya cuti panjang oleh
karyawan, ia tidak berhak lagi atas istirahat tahunannya dalam 2
tahun berjalan. Selanjutnya, hal yang sama berlaku untuk setiap
kelipatan masa kerja 6 tahun.
5. Tentang Hak Karyawan
Perempuan
Pasal-pasal yang mengatur tentang hak-hak khusus untuk
karyawan perempuan, adalah:
1. Pasal 81, tentang hak bagi karyawan perempuan yang
merasakan sakit untuk tidak bekerja pada hari pertama
dan kedua masa haid
2. Pasal 82 ayat 1, tentang waktu istirahat untuk karyawati
(karyawan perempuan) yang melahirkan
3. Pasal 82 ayat 2, tentang hak waktu istirahat bagi karyawati
yang mengalami keguguran
4. Pasal 83, tentang kesempatan bagi karyawati menyusui
anaknya
6. Tentang Pekerja Asing
Pemerintah Indonesia pun mengatur tentang tenaga kerja asing
melalui UU Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003. Bagi
perusahaan yang ingin mempekerjakan tenaga kerja asing, ada
beberapa kewajiban yang perlu diketahui, antara lain:
1. Perusahaan wajib terlebih dahulu mendapatkan izin
tertulis dari Menteri Ketenagakerjaan atau pejabat yang
ditunjuk. Sedangkan pemberi kerja perseorangan (bukan
perusahaan) dilarang sama sekali untuk mempekerjakan
tenaga kerja asing.
2. Perusahaan wajib memastikan tenaga kerja asing itu
dipekerjakan dalam jabatan dan waktu yang sesuai
dengan Keputusan Menteri terkait hal tersebut
4. Perusahaan wajib menunjuk tenaga kerja WNI sebagai tenaga
pendamping bagi tenaga kerja asing yang dipekerjakan, dengan
tujuan alih teknologi dan alih keahlian dari tenaga kerja asing
tersebut
5. Perusahaan wajib melaksanakan pendidikan dan pelatihan
kerja bagi tenaga kerja Indonesia sesuai dengan kualifikasi
jabatan yang diduduki oleh tenaga kerja asing yang sedang
dipekerjakan
6. Perusahaan wajib memulangkan tenaga kerja asing ke negara
asalnya setelah hubungan kerjanya berakhir
Lebih lanjut, sebanyak 8 Pasal telah mengatur mengenai
keberadaan tenaga kerja asing yang dipekerjakan di Indonesia,
yaitu dari Pasal 42 hingga Pasal 49.
7. Pemutusan Hubungan Kerja
Bagaimana perhitungan uang pesangon apabila terjadi PHK?
Perhitungan uang pesangon yang ditetapkan berdasarkan pasal 156
ayat 2 Undang – Undang no. 13 tahun 2003 adalah :
• masa kerja kurang dari 1 tahun = 1 bulan upah
• masa kerja 1 tahun atau lebih tetapi kurang dari 2 tahun = 2 bulan
upah
• masa kerja 2 tahun atau lebih tetapi kurang dari 3 tahun = 3 bulan
upah
• masa kerja 3 tahun atau lebih tetapi kurang dari 4 tahun = 4 bulan
upah
• masa kerja 4 tahun atau lebih tetapi kurang dari 5 tahun = 5 bulan
upah
• masa kerja 5 tahun atau lebih tetapi kurang dari 6 tahun = 6 bulan
upah
• masa kerja 6 tahun atau lebih tetapi kurang dari 7 tahun = 7 bulan
upah
• masa kerja 7 tahun atau lebih tetapi kurang dari 8 tahun = 8 bulan
upah
• masa kerja 8 tahun atau lebih = 9 bulan upah
Bagaimana perhitungan uang penghargaan apabila terjadi PHK?
Perhitungan uang penghargaan berdasarkan pasal 156 ayat 3 Undang –
Undang no. 13 tahun 2003 sebagai berikut :
• masa kerja 3 tahun atau lebih tetapi kurang dari 6 tahun = 2 bulan
upah
• masa kerja 6 tahun atau lebih tetapi kurang dari 9 tahun = 3 bulan
upah
• masa kerja 9 tahun atau lebih tetapi kurang dari 12 tahun = 4 bulan
upah
• masa kerja 12 tahun atau lebih tetapi kurang dari 15 tahun = 5 bulan
upah
• masa kerja 15 tahun atau lebih tetapi kurang dari 18 tahun = 6 bulan
upah
• masa kerja 18 tahun atau lebih tetapi kurang dari 21 tahun = 7 bulan
upah
• masa kerja 21 tahun atau lebih tetapi kurang dari 24 tahun = 8 bulan
upah
• masa kerja 24 tahun atau lebih = 10 bulan upah.
Apa saja uang penggantian hak yang seharusnya diterima oleh
pekerja apabila terjadi PHK?
Uang penggantian hak yang seharusnya diterima berdasarkan
pasal 156 UU No.13/2003 :
• Cuti tahunan yang belum diambil dan belum gugur;
• Biaya atau ongkos pulang untuk pekerja/buruh dan
keluarganya ke tempat dimana pekerja/buruh diterima
bekerja
• Penggantian perumahan serta pengobatan dan perawatan
ditetapkan 15% dari uang pesangon dan atau uang
penghargaan masa kerja bagi yang memenuhi syarat
• Hal-hal lain yang ditetapkan dalam perjanjian kerja,
peraturan perusanaan atau perjanjian kerja bersama
Apa saja komponen yang digunakan dalam perhitungan uang
pesangon dan uang penghargaan?
Komponen upah yang digunakan sebagai dasar perhitungan
uang pesangon, uang penghargaan masa kerja, dan uang
pengganti hak yang seharusnya diterima yang tertunda, terdiri
atas :
• upah pokok
• segala macam bentuk tunjangan yang bersifat tetap yang
diberikan kepada pekerja dan keluarganya, termasuk
harga pembelian dari catu yang diberikan kepada
pekerja/buruh secara cuma-cuma, yang apabila catu
harus dibayar pekerja dengan subsidi, maka sebagai upah
dianggap selisih antara harga pembelian dengan harga
yang harus dibayar oleh pekerja.
Apakah peraturan mengatur
mengenai jangka waktu
pengunduran diri?
Dalam Pasal 162 ayat (3) Undang – Undang No. 13 tahun 2003
mengenai Ketenagakerjaan diatur mengenai syarat bagi
pekerja/buruh yang mengundurkan diri adalah:
• Mengajukan permohonan pengunduran diri secara tertulis
selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sebelum tanggal
mulai pengunduran diri;
• Tidak terikat dalam ikatan dinas; dan
• Tetap melaksanakan kewajibannya sampai tanggal mulai
pengunduran diri.
• Dalam waktu paling lambat 14 hari sebelum tanggal mulai
pengunduran diri (tanggal terakhir bekerja), pengusaha harus
memberikan jawaban atas permohonan pengunduran diri
tersebut. Dan dalam hal pengusaha tidak memberi jawaban
dalam batas waktu 14 hari, maka pengusaha dianggap telah
menyetujui pengunduran diri secara baik tersebut (Pasal 26
ayat [3] dan [4] Kepmenakertrans 78/2001).
• Dari ketentuan-ketentuan tersebut di atas dapat kita lihat
bahwa hukum ketenagakerjaan Indonesia menetapkan
permohonan pengunduran diri paling lambat/setidaknya
harus sudah diajukan 30 hari atau sering dikenal dengan “one
month notice” sebelum tanggal pengunduran diri/tanggal
terakhir bekerja. Sehingga, UUK maupun Kepmenakertrans
tidak menetapkan batas maksimal permohonan pengunduran
diri diajukan tapi justru menetapkan paling lambat 30 hari
sebelum tanggal pengunduran diri.
Apakah pekerja yang
mengundurkan diri berhak
mendapatkan uang pesangon
dan/atau uang penghargaan?
• Dalam UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan tidak
diatur mengenai “hak pesangon” bagi pekerja yang
mengundurkan diri secara sukarela. Hak pesangon yang
dimaksud disini adalah uang pesangon dan uang penghargaan
masa kerja.
• Namun, bagi karyawan yang mengundurkan diri atas kemauan
sendiri hanya berhak atas Uang Penggantian Hak (Pasal 162
ayat (1) UU No.13/2003).
Berdasarkan ketentuan Pasal 156 ayat (4) UU No.13/2003, Uang
Penggantian Hak meliputi:
1.Hak cuti tahunan yang belum diambil (belum gugur) saat
timbulnya di masa tahun berjalan, perhitungannya: 1/25 x
(upah pokok + tunjangan tetap) x sisa masa cuti yang belum
diambil.
2.Biaya ongkos pulang ke tempat (kota) di mana diterima pada
awal kerja (beserta keluarga).
3.Uang penggantian perumahan/pengobatan 15%* dari UP dan
UPMK (berdasarkan Surat Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi kepada para Kepala Dinas yang bertanggung
jawab di bidang Ketenagakerjaan No. 600/MEN/SJ-
HK/VIII/2005 tanggal 31 Agustus 2005).
*Catatan: Uang ini tidak didapatkan bagi yang resign
(mengundurkan diri secara sukarela), karena faktor perkaliannya
(yakni Uang pesangon dan Uang Penghargaan Masa Kerja) nihil.
Sehingga: 15% x nihil = nol.
Hal-hal lain yang timbul dari perjanjian (baik dalam perjanjian
kerja, dan/atau peraturan perusahaan atau perjanjian kerja
bersama), seperti bonus, insentif dan lain-lain yang memenuhi
syarat.
• Hak Penggantian Hak di atas hanya dapat diperoleh jika syarat
dan ketentuan mengenai pengunduran diri (resign) dipatuhi
dan/atau dipenuhi. Maksudnya hak atas Uang Penggantian
Hak hanya dapat diberikan jika syarat dan ketentuan mengenai
pengunduran diri sudah dijalankan sesuai ketentuan.
Walaupun pengusaha dapat melepaskan haknya jika pekerja
menyimpang dari ketentuan dimaksud, khususnya mengenai
jangka waktu 30 hari sebelum benar-benar off (tidak lagi aktif
bekerja) atau melepaskan haknya atas ikatan dinas.
“Apakah Perusahaan yang Melanggar
UU Ketenagakerjaan Mendapatkan
Sanksi Pidana?”
Dapus
• https://www.gadjian.com/blog/2018/04/13/ringkasan-
lengkap-uu-ketenagakerjaan-di-indonesia/ diakses tgl
29/08/2019
• https://gajimu.com/pekerjaan-yanglayak/kontrak-
kerja/pesangon diakses tgl 29/08/2019
• https://www.gadjian.com/blog/2018/03/20/sanksi-pidana-
bagi-perusahaan-yang-melanggar-uu diakses tgl 29/08/2019

More Related Content

What's hot

Hkm ketenagakerjaan
Hkm ketenagakerjaanHkm ketenagakerjaan
Hkm ketenagakerjaanBenny Benny
 
B90e84da7b658e8bd8b1f65153e259af
B90e84da7b658e8bd8b1f65153e259afB90e84da7b658e8bd8b1f65153e259af
B90e84da7b658e8bd8b1f65153e259afGarfild Posumah
 
Makalah tentang ketenagakerjaan
Makalah tentang ketenagakerjaanMakalah tentang ketenagakerjaan
Makalah tentang ketenagakerjaanEllys Panggabean
 
Matakuliah ketenagakerjaan
Matakuliah  ketenagakerjaanMatakuliah  ketenagakerjaan
Matakuliah ketenagakerjaanZul Kifli
 
4. pengertian, dasar dan sumber ketenagakerjaan
4. pengertian, dasar dan sumber  ketenagakerjaan4. pengertian, dasar dan sumber  ketenagakerjaan
4. pengertian, dasar dan sumber ketenagakerjaanGindha Wayka
 
Matakuliah ketenagakerjaan
Matakuliah ketenagakerjaanMatakuliah ketenagakerjaan
Matakuliah ketenagakerjaanBagoes Prasetya
 
Pertanyaan mengenai gaji atau upah kerja
Pertanyaan mengenai gaji atau upah kerjaPertanyaan mengenai gaji atau upah kerja
Pertanyaan mengenai gaji atau upah kerjaMuhammmad Alfan
 
Tentang upah ditinjau dari segi hukum
Tentang upah ditinjau dari segi hukum Tentang upah ditinjau dari segi hukum
Tentang upah ditinjau dari segi hukum EriRomadhon
 
Resume Hukum Ketenagakerjaan - Perjanjian Kerja Bersama
Resume Hukum Ketenagakerjaan - Perjanjian Kerja BersamaResume Hukum Ketenagakerjaan - Perjanjian Kerja Bersama
Resume Hukum Ketenagakerjaan - Perjanjian Kerja BersamaRachardy Andriyanto
 
11. pemutusan hubungan kerja
11. pemutusan hubungan kerja11. pemutusan hubungan kerja
11. pemutusan hubungan kerjaGindha Wayka
 
1 uu perlindungan upah
1 uu perlindungan upah1 uu perlindungan upah
1 uu perlindungan upahAntonius Psb
 
PHK sesuai PP 35 tahun 2021 (pelaksana UU Cipta Kerja)
PHK sesuai PP 35 tahun 2021 (pelaksana UU Cipta Kerja)PHK sesuai PP 35 tahun 2021 (pelaksana UU Cipta Kerja)
PHK sesuai PP 35 tahun 2021 (pelaksana UU Cipta Kerja)AmirahPFardhan
 
Makalah hukum dalam tenaga kerja
Makalah hukum dalam tenaga kerjaMakalah hukum dalam tenaga kerja
Makalah hukum dalam tenaga kerjadede nurcholis
 

What's hot (20)

Hkm ketenagakerjaan
Hkm ketenagakerjaanHkm ketenagakerjaan
Hkm ketenagakerjaan
 
B90e84da7b658e8bd8b1f65153e259af
B90e84da7b658e8bd8b1f65153e259afB90e84da7b658e8bd8b1f65153e259af
B90e84da7b658e8bd8b1f65153e259af
 
Makalah tentang ketenagakerjaan
Makalah tentang ketenagakerjaanMakalah tentang ketenagakerjaan
Makalah tentang ketenagakerjaan
 
Matakuliah ketenagakerjaan
Matakuliah  ketenagakerjaanMatakuliah  ketenagakerjaan
Matakuliah ketenagakerjaan
 
4. pengertian, dasar dan sumber ketenagakerjaan
4. pengertian, dasar dan sumber  ketenagakerjaan4. pengertian, dasar dan sumber  ketenagakerjaan
4. pengertian, dasar dan sumber ketenagakerjaan
 
Matakuliah ketenagakerjaan
Matakuliah ketenagakerjaanMatakuliah ketenagakerjaan
Matakuliah ketenagakerjaan
 
1. pendahuluan
1. pendahuluan1. pendahuluan
1. pendahuluan
 
Pertanyaan mengenai gaji atau upah kerja
Pertanyaan mengenai gaji atau upah kerjaPertanyaan mengenai gaji atau upah kerja
Pertanyaan mengenai gaji atau upah kerja
 
Hak hak pekerja
Hak hak pekerjaHak hak pekerja
Hak hak pekerja
 
Tentang upah ditinjau dari segi hukum
Tentang upah ditinjau dari segi hukum Tentang upah ditinjau dari segi hukum
Tentang upah ditinjau dari segi hukum
 
Resume Hukum Ketenagakerjaan - Perjanjian Kerja Bersama
Resume Hukum Ketenagakerjaan - Perjanjian Kerja BersamaResume Hukum Ketenagakerjaan - Perjanjian Kerja Bersama
Resume Hukum Ketenagakerjaan - Perjanjian Kerja Bersama
 
11. pemutusan hubungan kerja
11. pemutusan hubungan kerja11. pemutusan hubungan kerja
11. pemutusan hubungan kerja
 
1 uu perlindungan upah
1 uu perlindungan upah1 uu perlindungan upah
1 uu perlindungan upah
 
14. omnibus law
14. omnibus law14. omnibus law
14. omnibus law
 
PHK sesuai PP 35 tahun 2021 (pelaksana UU Cipta Kerja)
PHK sesuai PP 35 tahun 2021 (pelaksana UU Cipta Kerja)PHK sesuai PP 35 tahun 2021 (pelaksana UU Cipta Kerja)
PHK sesuai PP 35 tahun 2021 (pelaksana UU Cipta Kerja)
 
Undang-undang No.13 Th.2003 tentang Ketenagakerjaan
Undang-undang No.13 Th.2003 tentang KetenagakerjaanUndang-undang No.13 Th.2003 tentang Ketenagakerjaan
Undang-undang No.13 Th.2003 tentang Ketenagakerjaan
 
Hukum perburuhan
Hukum perburuhanHukum perburuhan
Hukum perburuhan
 
Makalah hukum dalam tenaga kerja
Makalah hukum dalam tenaga kerjaMakalah hukum dalam tenaga kerja
Makalah hukum dalam tenaga kerja
 
Outsourcing
OutsourcingOutsourcing
Outsourcing
 
Ketenagakerjaan
Ketenagakerjaan Ketenagakerjaan
Ketenagakerjaan
 

Similar to UU Ketenagakerjaan

kasus PHK karena karyawan meninggal dunia
kasus PHK karena karyawan meninggal duniakasus PHK karena karyawan meninggal dunia
kasus PHK karena karyawan meninggal duniaKartika Febriyanti
 
Presentasi Kontrak kerja PP 35 2021.pptx
Presentasi Kontrak kerja PP 35 2021.pptxPresentasi Kontrak kerja PP 35 2021.pptx
Presentasi Kontrak kerja PP 35 2021.pptxmelzmelone
 
Bagaimana cara menghitung uang pesangon
Bagaimana cara menghitung uang pesangonBagaimana cara menghitung uang pesangon
Bagaimana cara menghitung uang pesangonBagas Ar-Rosyd
 
Hukum_Ketenagakerjaan 14.ppt
Hukum_Ketenagakerjaan 14.pptHukum_Ketenagakerjaan 14.ppt
Hukum_Ketenagakerjaan 14.pptAdityaKurniawan95
 
Peraturan perusahaan pt mipacko farrela 2017
Peraturan perusahaan pt mipacko  farrela  2017Peraturan perusahaan pt mipacko  farrela  2017
Peraturan perusahaan pt mipacko farrela 2017Pt.Mipacko Farrela
 
7 hak cuti karyawan yang wajib anda ketahui
7 hak cuti karyawan yang wajib anda ketahui7 hak cuti karyawan yang wajib anda ketahui
7 hak cuti karyawan yang wajib anda ketahuiBenny Benny
 
KOMPENSASI_HUMAN_CAPITALLLLLLLLLLLL.pptx
KOMPENSASI_HUMAN_CAPITALLLLLLLLLLLL.pptxKOMPENSASI_HUMAN_CAPITALLLLLLLLLLLL.pptx
KOMPENSASI_HUMAN_CAPITALLLLLLLLLLLL.pptxnelvy2
 
Materidasar dasarpengupahan-120327063726-phpapp01
Materidasar dasarpengupahan-120327063726-phpapp01Materidasar dasarpengupahan-120327063726-phpapp01
Materidasar dasarpengupahan-120327063726-phpapp01Ammar Akmal
 
Apindo - Resume PP UUCK - Naker_25 Feb 2021.pdf
Apindo - Resume PP UUCK - Naker_25 Feb 2021.pdfApindo - Resume PP UUCK - Naker_25 Feb 2021.pdf
Apindo - Resume PP UUCK - Naker_25 Feb 2021.pdfRickyNoverto1
 
F kepmomt2004 102_waktu_kerja_lembur
F kepmomt2004 102_waktu_kerja_lemburF kepmomt2004 102_waktu_kerja_lembur
F kepmomt2004 102_waktu_kerja_lemburJulis Marinaldi
 
Resume PP UU Cipta Kerja - Klaster Ketenagakerjaan.pptx
Resume PP UU Cipta Kerja - Klaster Ketenagakerjaan.pptxResume PP UU Cipta Kerja - Klaster Ketenagakerjaan.pptx
Resume PP UU Cipta Kerja - Klaster Ketenagakerjaan.pptxAfvialAffansyah1
 
TEMPLATE PERATURAN PERUSAHAAN.doc
TEMPLATE PERATURAN PERUSAHAAN.docTEMPLATE PERATURAN PERUSAHAAN.doc
TEMPLATE PERATURAN PERUSAHAAN.docMeneerGultom
 
Hbl, dimas triadi, hapzi ali, hukum perburuhan, universitas mercu buana, 2018...
Hbl, dimas triadi, hapzi ali, hukum perburuhan, universitas mercu buana, 2018...Hbl, dimas triadi, hapzi ali, hukum perburuhan, universitas mercu buana, 2018...
Hbl, dimas triadi, hapzi ali, hukum perburuhan, universitas mercu buana, 2018...Affiah Jannah
 
Permenakertrans No. 28 Tahun 2014 Tentang Tata Cara Pembuatan dan Pengesahan ...
Permenakertrans No. 28 Tahun 2014 Tentang Tata Cara Pembuatan dan Pengesahan ...Permenakertrans No. 28 Tahun 2014 Tentang Tata Cara Pembuatan dan Pengesahan ...
Permenakertrans No. 28 Tahun 2014 Tentang Tata Cara Pembuatan dan Pengesahan ...Imam Prastio
 
Permenakertrans no28 Tahun 2014 tentang tata cara pembuatan dan pengesahan pe...
Permenakertrans no28 Tahun 2014 tentang tata cara pembuatan dan pengesahan pe...Permenakertrans no28 Tahun 2014 tentang tata cara pembuatan dan pengesahan pe...
Permenakertrans no28 Tahun 2014 tentang tata cara pembuatan dan pengesahan pe...Daniel Krismantoro
 
PERMENAKERTRANS NO. 28 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PEMBUATAN DAN PENGESAHAN ...
PERMENAKERTRANS NO. 28 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PEMBUATAN DAN PENGESAHAN ...PERMENAKERTRANS NO. 28 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PEMBUATAN DAN PENGESAHAN ...
PERMENAKERTRANS NO. 28 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PEMBUATAN DAN PENGESAHAN ...PT. Trinity Auto
 
Permen 28 tahun_2014 mencabut No.16 tahun 2011 tentang PP/ PKB
Permen 28 tahun_2014 mencabut No.16 tahun 2011 tentang PP/ PKBPermen 28 tahun_2014 mencabut No.16 tahun 2011 tentang PP/ PKB
Permen 28 tahun_2014 mencabut No.16 tahun 2011 tentang PP/ PKBFardalaw Labor
 

Similar to UU Ketenagakerjaan (20)

kasus PHK karena karyawan meninggal dunia
kasus PHK karena karyawan meninggal duniakasus PHK karena karyawan meninggal dunia
kasus PHK karena karyawan meninggal dunia
 
Presentasi Kontrak kerja PP 35 2021.pptx
Presentasi Kontrak kerja PP 35 2021.pptxPresentasi Kontrak kerja PP 35 2021.pptx
Presentasi Kontrak kerja PP 35 2021.pptx
 
Bagaimana cara menghitung uang pesangon
Bagaimana cara menghitung uang pesangonBagaimana cara menghitung uang pesangon
Bagaimana cara menghitung uang pesangon
 
Hukum_Ketenagakerjaan 14.ppt
Hukum_Ketenagakerjaan 14.pptHukum_Ketenagakerjaan 14.ppt
Hukum_Ketenagakerjaan 14.ppt
 
Peraturan perusahaan pt mipacko farrela 2017
Peraturan perusahaan pt mipacko  farrela  2017Peraturan perusahaan pt mipacko  farrela  2017
Peraturan perusahaan pt mipacko farrela 2017
 
Waktu kerja lembur.pdf
Waktu kerja lembur.pdfWaktu kerja lembur.pdf
Waktu kerja lembur.pdf
 
7 hak cuti karyawan yang wajib anda ketahui
7 hak cuti karyawan yang wajib anda ketahui7 hak cuti karyawan yang wajib anda ketahui
7 hak cuti karyawan yang wajib anda ketahui
 
KOMPENSASI_HUMAN_CAPITALLLLLLLLLLLL.pptx
KOMPENSASI_HUMAN_CAPITALLLLLLLLLLLL.pptxKOMPENSASI_HUMAN_CAPITALLLLLLLLLLLL.pptx
KOMPENSASI_HUMAN_CAPITALLLLLLLLLLLL.pptx
 
PP Nomor 78 Tahun 2015
PP Nomor 78 Tahun 2015PP Nomor 78 Tahun 2015
PP Nomor 78 Tahun 2015
 
PP-nomor-78-tahun-2015
PP-nomor-78-tahun-2015PP-nomor-78-tahun-2015
PP-nomor-78-tahun-2015
 
Materidasar dasarpengupahan-120327063726-phpapp01
Materidasar dasarpengupahan-120327063726-phpapp01Materidasar dasarpengupahan-120327063726-phpapp01
Materidasar dasarpengupahan-120327063726-phpapp01
 
Apindo - Resume PP UUCK - Naker_25 Feb 2021.pdf
Apindo - Resume PP UUCK - Naker_25 Feb 2021.pdfApindo - Resume PP UUCK - Naker_25 Feb 2021.pdf
Apindo - Resume PP UUCK - Naker_25 Feb 2021.pdf
 
F kepmomt2004 102_waktu_kerja_lembur
F kepmomt2004 102_waktu_kerja_lemburF kepmomt2004 102_waktu_kerja_lembur
F kepmomt2004 102_waktu_kerja_lembur
 
Resume PP UU Cipta Kerja - Klaster Ketenagakerjaan.pptx
Resume PP UU Cipta Kerja - Klaster Ketenagakerjaan.pptxResume PP UU Cipta Kerja - Klaster Ketenagakerjaan.pptx
Resume PP UU Cipta Kerja - Klaster Ketenagakerjaan.pptx
 
TEMPLATE PERATURAN PERUSAHAAN.doc
TEMPLATE PERATURAN PERUSAHAAN.docTEMPLATE PERATURAN PERUSAHAAN.doc
TEMPLATE PERATURAN PERUSAHAAN.doc
 
Hbl, dimas triadi, hapzi ali, hukum perburuhan, universitas mercu buana, 2018...
Hbl, dimas triadi, hapzi ali, hukum perburuhan, universitas mercu buana, 2018...Hbl, dimas triadi, hapzi ali, hukum perburuhan, universitas mercu buana, 2018...
Hbl, dimas triadi, hapzi ali, hukum perburuhan, universitas mercu buana, 2018...
 
Permenakertrans No. 28 Tahun 2014 Tentang Tata Cara Pembuatan dan Pengesahan ...
Permenakertrans No. 28 Tahun 2014 Tentang Tata Cara Pembuatan dan Pengesahan ...Permenakertrans No. 28 Tahun 2014 Tentang Tata Cara Pembuatan dan Pengesahan ...
Permenakertrans No. 28 Tahun 2014 Tentang Tata Cara Pembuatan dan Pengesahan ...
 
Permenakertrans no28 Tahun 2014 tentang tata cara pembuatan dan pengesahan pe...
Permenakertrans no28 Tahun 2014 tentang tata cara pembuatan dan pengesahan pe...Permenakertrans no28 Tahun 2014 tentang tata cara pembuatan dan pengesahan pe...
Permenakertrans no28 Tahun 2014 tentang tata cara pembuatan dan pengesahan pe...
 
PERMENAKERTRANS NO. 28 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PEMBUATAN DAN PENGESAHAN ...
PERMENAKERTRANS NO. 28 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PEMBUATAN DAN PENGESAHAN ...PERMENAKERTRANS NO. 28 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PEMBUATAN DAN PENGESAHAN ...
PERMENAKERTRANS NO. 28 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PEMBUATAN DAN PENGESAHAN ...
 
Permen 28 tahun_2014 mencabut No.16 tahun 2011 tentang PP/ PKB
Permen 28 tahun_2014 mencabut No.16 tahun 2011 tentang PP/ PKBPermen 28 tahun_2014 mencabut No.16 tahun 2011 tentang PP/ PKB
Permen 28 tahun_2014 mencabut No.16 tahun 2011 tentang PP/ PKB
 

UU Ketenagakerjaan

  • 1. UU No.13 Th 2003 Ketenagakerjaan
  • 2. Setiap perusahaan sudah pasti mempunyai kebijakannya masing-masing dalam mengelola para karyawannya. Namun, undang-undang ketenagakerjaan pun harus tetap dijadikan patokan. Jangan sampai, inovasi dalam rancangan pertautan perusahaan sendiri bertentangan dengan undang-undang ketenagakerjaan. Adapun undang-undang ketenagakerjaan tersebut terdapat di dalam UU No 13 Tahun 2003 yang terdiri atas 193 pasal. Adapun ringkasan dari undang-undang ketenagakerjaan tersebut diantaranya sebagai berikut.
  • 3. 1. Tentang Status Karyawan UU ketenagakerjaan no.13 th 2003 mengatur perjanjian kerja antara karyawan dengan perusahaan, yang akan menentukan yang bersangkutan dalam perusahaan itu. Perjanjian kerja untuk waktu tertentu (PKWT) mengacu pada karyawan kontrak. Perjanjiannya didasarkan pada jangka waktu tertentu atau selesainya sebuah pekerjaan. Sedangkan perjanjian kerja untuk waktu tidak tertentu (PKWTT) merupakan perjanjian kerja untuk karyawan tetap. Pasal yang mengatur perjanjian kerja untuk karyawan tetap dan karyawan kontrak yakni Pasal 56 – Pasal 60 UU Ketenagakerjaan. Di dalamnya juga dirinci mengenai jenis- jenis pekerjaan yang boleh diserahkan kepada karyawan kontrak (PKWT). Untuk karyawan kontrak, departemen HR harus selalu memperhatikan kapan kontrak kerja berakhir, diperpanjang, atau diangkat sebagai karyawan tetap.
  • 4. 2. Tentang Upah “Setiap pekerja/buruh berhak memperoleh penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan” Untuk mewujudkan Pasal 88 ayat 1 dari UU Ketanagekerjaan di atas, pemerintah kemudian menetapkan kebijakan-kebijakan pengupahan yang meliputi upah minimum, upah kerja lembur, upah tidak masuk kerja karena berhalangan, upah tidak masuk kerja karena melakukan kegiatan lain di luar pekerjaan, upah karena menjalankan hak waktu istirahat, dan lain-lain.
  • 5. Lanjutan.. Ditekankan pula dalam UU Ketenagakerjaan tersebut bahwa upah untuk pekerja/karyawan tidak boleh lebih rendah dari ketentuan pemerintah. Dalam menetapkan struktur dan skala upah pun perusahaan perlu memperhatikan golongan, jabatan, masa kerja, pendidikan, serta kompetensi para karyawannya. Jika perusahaan kemudian menyusun komponen upah karyawan terdiri atas gaji pokok dan tunjangan tetap, maka persentase gaji pokok minimal 75% dari total upah tetap. Penghitungan gaji sendiri pada praktiknya biasa dilakukan bersamaan dengan berbagai macam komponen kompensasi dan benefit, misalnya tunjangan kehadiran, upah lembur, BPJS, potongan untuk cicilan kasbon, dan lain-lain.
  • 6. Lanjutan.. Berdasarkan UU, upah tidak diberikan jika karyawan tidak melakukan pekerjaannya. Namun, ada beberapa kondisi di mana perusahaan tetap wajib menggaji karyawan yang tidak bekerja. Kondisi-kondisi tersebut, yaitu: 1. Karyawan sakit, 2. Karyawati sakit karena haid pada hari pertama dan kedua, 3. Karyawan menikah, menikahkan, mengkhitankan, membaptiskan anaknya, isteri melahirkan atau keguguran, suami/ isteri/ anak/ menantu/ orang tua/ mertua/ anggota keluarga dalam satu rumah meninggal dunia, 4. Sedang menjalankan kewajiban terhadap negara, 5. Karyawan menjalankan ibadah agamanya, 6. Karyawan telah bersedia melakukan pekerjaan yang dijanjikan tetapi pengusaha tidak mempekerjakannya, baik karena kesalahan sendiri maupun halangan yang seharusnya dapat dihindari pengusaha, 7. Karyawan melaksanakan hak istirahat, 8. Karyawan melaksanakan tugas serikat pekerja/serikat buruh atas persetujuan pengusaha, 9. Karyawan melaksanakan tugas pendidikan dari perusahaan. Selengkapnya, Undang-Undang Ketenagakerjaan mengatur soal pengupahan dalam sebelas pasal, yaitu Pasal 88 s.d. 98.
  • 7. 3. Lembur Pasal 77 UU Ketenagakerjaan mengatur waktu kerja karyawan, yaitu selama 40 jam/minggu (7 jam/hari untuk 6 hari kerja, atau 8 jam/hari untuk 5 hari kerja). Selebihnya, perusahaan diwajibkan membayar upah lembur kepada karyawan. Meskipun begitu, UU tersebut juga membatasi waktu kerja lembur karyawan, yaitu maksimal selama 3 jam/ hari dan 14 jam/minggu. Jangan lupa, penugasan untuk bekerja lembur ini pun harus atas persetujuan karyawan yang bersangkutan.
  • 8. 4. Cuti dan Istirahat Seperti apa aturan cuti itu sendiri di Indonesia? Dalam Pasal 79 UU Ketenagakerjaan disebutkan bahwa perusahaan diwajibkan memberikan waktu istirahat dan cuti bagi karyawannya. Waktu istirahat dan cuti yang dimaksud adalah sebagai berikut: 1. Istirahat antara jam kerja, minimal 30 menit setelah bekerja selama 4 jam terus menerus. Waktu istirahat ini tidak dihitung sebagai jam kerja; 2. Istirahat mingguan: 1 hari untuk 6 hari kerja/minggu, atau 2 hari untuk 5 hari kerja/minggu; 3. Cuti tahunan minimal 12 hari kerja setelah karyawan bekerja selama 12 (dua belas) bulan terus menerus; 4. Istirahat panjang untuk karyawan yang telah bekerja selama 6 tahun secara terus-menerus pada perusahaan yang sama. Total waktu yang dapat digunakan untuk istirahat panjang minimal 2 bulan, yang dilaksanakan pada tahun ke-7 dan ke-8 bekerja (masing-masing 1 bulan). Dengan diambilnya cuti panjang oleh karyawan, ia tidak berhak lagi atas istirahat tahunannya dalam 2 tahun berjalan. Selanjutnya, hal yang sama berlaku untuk setiap kelipatan masa kerja 6 tahun.
  • 9. 5. Tentang Hak Karyawan Perempuan Pasal-pasal yang mengatur tentang hak-hak khusus untuk karyawan perempuan, adalah: 1. Pasal 81, tentang hak bagi karyawan perempuan yang merasakan sakit untuk tidak bekerja pada hari pertama dan kedua masa haid 2. Pasal 82 ayat 1, tentang waktu istirahat untuk karyawati (karyawan perempuan) yang melahirkan 3. Pasal 82 ayat 2, tentang hak waktu istirahat bagi karyawati yang mengalami keguguran 4. Pasal 83, tentang kesempatan bagi karyawati menyusui anaknya
  • 10. 6. Tentang Pekerja Asing Pemerintah Indonesia pun mengatur tentang tenaga kerja asing melalui UU Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003. Bagi perusahaan yang ingin mempekerjakan tenaga kerja asing, ada beberapa kewajiban yang perlu diketahui, antara lain: 1. Perusahaan wajib terlebih dahulu mendapatkan izin tertulis dari Menteri Ketenagakerjaan atau pejabat yang ditunjuk. Sedangkan pemberi kerja perseorangan (bukan perusahaan) dilarang sama sekali untuk mempekerjakan tenaga kerja asing. 2. Perusahaan wajib memastikan tenaga kerja asing itu dipekerjakan dalam jabatan dan waktu yang sesuai dengan Keputusan Menteri terkait hal tersebut
  • 11. 4. Perusahaan wajib menunjuk tenaga kerja WNI sebagai tenaga pendamping bagi tenaga kerja asing yang dipekerjakan, dengan tujuan alih teknologi dan alih keahlian dari tenaga kerja asing tersebut 5. Perusahaan wajib melaksanakan pendidikan dan pelatihan kerja bagi tenaga kerja Indonesia sesuai dengan kualifikasi jabatan yang diduduki oleh tenaga kerja asing yang sedang dipekerjakan 6. Perusahaan wajib memulangkan tenaga kerja asing ke negara asalnya setelah hubungan kerjanya berakhir Lebih lanjut, sebanyak 8 Pasal telah mengatur mengenai keberadaan tenaga kerja asing yang dipekerjakan di Indonesia, yaitu dari Pasal 42 hingga Pasal 49.
  • 12. 7. Pemutusan Hubungan Kerja Bagaimana perhitungan uang pesangon apabila terjadi PHK? Perhitungan uang pesangon yang ditetapkan berdasarkan pasal 156 ayat 2 Undang – Undang no. 13 tahun 2003 adalah : • masa kerja kurang dari 1 tahun = 1 bulan upah • masa kerja 1 tahun atau lebih tetapi kurang dari 2 tahun = 2 bulan upah • masa kerja 2 tahun atau lebih tetapi kurang dari 3 tahun = 3 bulan upah • masa kerja 3 tahun atau lebih tetapi kurang dari 4 tahun = 4 bulan upah • masa kerja 4 tahun atau lebih tetapi kurang dari 5 tahun = 5 bulan upah • masa kerja 5 tahun atau lebih tetapi kurang dari 6 tahun = 6 bulan upah • masa kerja 6 tahun atau lebih tetapi kurang dari 7 tahun = 7 bulan upah • masa kerja 7 tahun atau lebih tetapi kurang dari 8 tahun = 8 bulan upah • masa kerja 8 tahun atau lebih = 9 bulan upah
  • 13. Bagaimana perhitungan uang penghargaan apabila terjadi PHK? Perhitungan uang penghargaan berdasarkan pasal 156 ayat 3 Undang – Undang no. 13 tahun 2003 sebagai berikut : • masa kerja 3 tahun atau lebih tetapi kurang dari 6 tahun = 2 bulan upah • masa kerja 6 tahun atau lebih tetapi kurang dari 9 tahun = 3 bulan upah • masa kerja 9 tahun atau lebih tetapi kurang dari 12 tahun = 4 bulan upah • masa kerja 12 tahun atau lebih tetapi kurang dari 15 tahun = 5 bulan upah • masa kerja 15 tahun atau lebih tetapi kurang dari 18 tahun = 6 bulan upah • masa kerja 18 tahun atau lebih tetapi kurang dari 21 tahun = 7 bulan upah • masa kerja 21 tahun atau lebih tetapi kurang dari 24 tahun = 8 bulan upah • masa kerja 24 tahun atau lebih = 10 bulan upah.
  • 14. Apa saja uang penggantian hak yang seharusnya diterima oleh pekerja apabila terjadi PHK? Uang penggantian hak yang seharusnya diterima berdasarkan pasal 156 UU No.13/2003 : • Cuti tahunan yang belum diambil dan belum gugur; • Biaya atau ongkos pulang untuk pekerja/buruh dan keluarganya ke tempat dimana pekerja/buruh diterima bekerja • Penggantian perumahan serta pengobatan dan perawatan ditetapkan 15% dari uang pesangon dan atau uang penghargaan masa kerja bagi yang memenuhi syarat • Hal-hal lain yang ditetapkan dalam perjanjian kerja, peraturan perusanaan atau perjanjian kerja bersama
  • 15. Apa saja komponen yang digunakan dalam perhitungan uang pesangon dan uang penghargaan? Komponen upah yang digunakan sebagai dasar perhitungan uang pesangon, uang penghargaan masa kerja, dan uang pengganti hak yang seharusnya diterima yang tertunda, terdiri atas : • upah pokok • segala macam bentuk tunjangan yang bersifat tetap yang diberikan kepada pekerja dan keluarganya, termasuk harga pembelian dari catu yang diberikan kepada pekerja/buruh secara cuma-cuma, yang apabila catu harus dibayar pekerja dengan subsidi, maka sebagai upah dianggap selisih antara harga pembelian dengan harga yang harus dibayar oleh pekerja.
  • 16. Apakah peraturan mengatur mengenai jangka waktu pengunduran diri?
  • 17. Dalam Pasal 162 ayat (3) Undang – Undang No. 13 tahun 2003 mengenai Ketenagakerjaan diatur mengenai syarat bagi pekerja/buruh yang mengundurkan diri adalah: • Mengajukan permohonan pengunduran diri secara tertulis selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sebelum tanggal mulai pengunduran diri; • Tidak terikat dalam ikatan dinas; dan • Tetap melaksanakan kewajibannya sampai tanggal mulai pengunduran diri.
  • 18. • Dalam waktu paling lambat 14 hari sebelum tanggal mulai pengunduran diri (tanggal terakhir bekerja), pengusaha harus memberikan jawaban atas permohonan pengunduran diri tersebut. Dan dalam hal pengusaha tidak memberi jawaban dalam batas waktu 14 hari, maka pengusaha dianggap telah menyetujui pengunduran diri secara baik tersebut (Pasal 26 ayat [3] dan [4] Kepmenakertrans 78/2001). • Dari ketentuan-ketentuan tersebut di atas dapat kita lihat bahwa hukum ketenagakerjaan Indonesia menetapkan permohonan pengunduran diri paling lambat/setidaknya harus sudah diajukan 30 hari atau sering dikenal dengan “one month notice” sebelum tanggal pengunduran diri/tanggal terakhir bekerja. Sehingga, UUK maupun Kepmenakertrans tidak menetapkan batas maksimal permohonan pengunduran diri diajukan tapi justru menetapkan paling lambat 30 hari sebelum tanggal pengunduran diri.
  • 19. Apakah pekerja yang mengundurkan diri berhak mendapatkan uang pesangon dan/atau uang penghargaan?
  • 20. • Dalam UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan tidak diatur mengenai “hak pesangon” bagi pekerja yang mengundurkan diri secara sukarela. Hak pesangon yang dimaksud disini adalah uang pesangon dan uang penghargaan masa kerja. • Namun, bagi karyawan yang mengundurkan diri atas kemauan sendiri hanya berhak atas Uang Penggantian Hak (Pasal 162 ayat (1) UU No.13/2003).
  • 21. Berdasarkan ketentuan Pasal 156 ayat (4) UU No.13/2003, Uang Penggantian Hak meliputi: 1.Hak cuti tahunan yang belum diambil (belum gugur) saat timbulnya di masa tahun berjalan, perhitungannya: 1/25 x (upah pokok + tunjangan tetap) x sisa masa cuti yang belum diambil. 2.Biaya ongkos pulang ke tempat (kota) di mana diterima pada awal kerja (beserta keluarga). 3.Uang penggantian perumahan/pengobatan 15%* dari UP dan UPMK (berdasarkan Surat Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi kepada para Kepala Dinas yang bertanggung jawab di bidang Ketenagakerjaan No. 600/MEN/SJ- HK/VIII/2005 tanggal 31 Agustus 2005). *Catatan: Uang ini tidak didapatkan bagi yang resign (mengundurkan diri secara sukarela), karena faktor perkaliannya (yakni Uang pesangon dan Uang Penghargaan Masa Kerja) nihil. Sehingga: 15% x nihil = nol.
  • 22. Hal-hal lain yang timbul dari perjanjian (baik dalam perjanjian kerja, dan/atau peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama), seperti bonus, insentif dan lain-lain yang memenuhi syarat. • Hak Penggantian Hak di atas hanya dapat diperoleh jika syarat dan ketentuan mengenai pengunduran diri (resign) dipatuhi dan/atau dipenuhi. Maksudnya hak atas Uang Penggantian Hak hanya dapat diberikan jika syarat dan ketentuan mengenai pengunduran diri sudah dijalankan sesuai ketentuan. Walaupun pengusaha dapat melepaskan haknya jika pekerja menyimpang dari ketentuan dimaksud, khususnya mengenai jangka waktu 30 hari sebelum benar-benar off (tidak lagi aktif bekerja) atau melepaskan haknya atas ikatan dinas.
  • 23. “Apakah Perusahaan yang Melanggar UU Ketenagakerjaan Mendapatkan Sanksi Pidana?”
  • 24. Dapus • https://www.gadjian.com/blog/2018/04/13/ringkasan- lengkap-uu-ketenagakerjaan-di-indonesia/ diakses tgl 29/08/2019 • https://gajimu.com/pekerjaan-yanglayak/kontrak- kerja/pesangon diakses tgl 29/08/2019 • https://www.gadjian.com/blog/2018/03/20/sanksi-pidana- bagi-perusahaan-yang-melanggar-uu diakses tgl 29/08/2019