SlideShare a Scribd company logo
POKOK – POKOK
KEPEGAWAIAN
Drs. Utoyo selaku Sekda Kab. Magelang
PNS selaku Aparatur & Abdi Negara

   Mempunyai peran yang amat penting dalam
    rangka menciptakan masyarakat madani
    yang :
     taat hukum,

     berperadaban modern,

     demokratis,

     Makmur dan adil, serta

     bermoral tinggi

   Untuk menyelenggarakan pelayanan secara
    adil dan merata, menjaga persatuan dan
    kesatuan bangsa dengan penuh kesetiaan
PENGERTIAN PEGAWAI
NEGERI
   Menurut UU Nomor 8 Tahun 1974 jo UU Nomor 43 tahun 1999 tentang
    Pokok-Pokok Kepegawaian
   Pegawai Negeri Sipil  setiap WNI yg telah memenuhi syarat,
    diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam
    suatu jabatan negeri, atau diserahi tugas negara lainnya, dan digaji
    berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
   Pegawai Negeri Sipil adalah mereka yang :
       Bekerja pada Departemen, Lembaga Pemerintah Non Departemen
        (LPND), Sekretariat Lembaga Negara, instansi vertikal di Daerah
        Provinsi/Kabupaten / Kota, Kepaniteraan Pengadilan, instansi TNI
        dan Kepolisian;
       Bekerja pada Pemerintah Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota;
       Diperbantukan atau dipekerjakan pada Daerah Otonom dan
        organisasi yang menyelenggarakan pelayanan publik lainnya;
       Menyelenggarakan tugas negara lainnya, seperti hakim pada
        Pengadilan Negeri, Pengadilan Tinggi dan lain sebagainya;
DEFINISI
   Pejabat yang berwenang  pejabat yang mempunyai
    kewenangan mengangkat, memindahkan dan memberhentikan
    Pegawai Negeri berdasarkan peraturan perundang-undangan
    yang berlaku;
   Pejabat yang berwajib  pejabat yang karena jabatan atau
    tugasnya berwenang melakukan tindakan hukum berdasarkan
    peraturan perundang-undangan yang berlaku;
   Jabatan Negeri  jabatan dalam bidang eksekutif yang
    ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan,
    termasuk didalamnya jabatan dalam kesekretariatan lembaga
    tertinggi atau tinggi negara dan kepaniteraan pengadilan.
   Jabatan Karier  jabatan struktural dan fungsional yang hanya
    diduduki Pegawai Negeri Sipil setelah memenuhi syarat yang
    ditentukan.
   Jabatan Organik  jabatan negeri yang menjadi tugas pokok
DEFINISI
   Pejabat Negara  pimpinan dan anggota lembaga tinggi negara
    sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan
    Pejabat Negara lainnya yang ditentukan oleh Undang-Undang.
   Pejabat Negara terdiri atas:
     Presiden dan Wakil Presiden;
     Ketua, Wakil Ketua dan Anggota MPR;
     Ketua, Wakil Ketua dan Anggota DPR;
     Ketua, Wakil Ketua, Ketua Muda dan Hakim Agung pada
      Mahkamah Agung, serta Ketua, Wakil Ketua dan Hakim pada
      semua Badan Peradilan;
     Ketua, Wakil Ketua dan Anggota Badan Pemeriksa Keuangan;
     Menteri dan jabatan yang setingkat Menteri;
     Kepala Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri yang
      berkedudukan sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa
      Penuh,
     Gubernur dan Wakil Gubernur;
Manajemen Pegawai Negeri Sipil
 Manajemen Pegawai Negeri Sipil adalah
     keseluruhan upaya-upaya untuk
  meningkatkan efisiensi, efektivitas dan
 derajat profesionalisme penyelenggaraan
tugas, fungsi dan kewajiban kepegawaian,
               yang meliputi :
Perencanaan, Pengadaan, Pengembangan
     Kualitas, Penempatan, Promosi,
      Penggajian, Kesejahteraan Dan
              Pemberhentian
Perencanaan
 Perencanaan merupakan kegiatan yang
  dilaksanakan untuk menyusun dan
  menetapkan Formasi PNS.
 Perencanaan berarti juga memikirkan apa

  yang akan dikerjakan dengan sumber daya
  yang dimiliki untuk mencapai tujuan yang
  telah ditetapkan.
 Inti : Agar pegawai memiliki pekerjaan yang

  sesuai dengan kompetensi.
Pengadaan
   Pengadaan atau rekrutmen merupakan 
    kegiatan untuk mengisi formasi yang lowong
    yang dilakukan mulai dari perencanaan,
    pengumuman, pelamaran, penyaringan,
    pengangkatan CPNS sampai dengan
    pengangkatan menjadi PNS.
Pengembangan Kualitas
   Pengembangan Kualitas, didefinisikan sebagai :
    Tahapan pemberian pelatihan dan
    pendidikan pada PNS yang dilakukan guna
    menunjang dan meningkatkan kredibilitas
    dalam bekerja dan melayani masyarakat.
   Kegiatan diklat ini dilakukan guna
    meningkatkan keahlian konseptual, teoritis, dan
    moral;
   Pengembangan kualitas bertujuan akhir 
    untuk peningkatan teknis ketrampilan
    pekerjaan.
Penempatan
   Pada setiap PNS, tahap ini dilaksanakan dengan
    menyesuaikan keahlian dan kriteria agar tugas
    dan fungsi yang diberikan dapat berjalan
    dengan baik.
   Aspek penempatan merupakan aspek kunci
    untuk menunjang keberhasilan organisasi
    pemerintahan;
   Ketepatan dalam menempatkan SDM menjadi
    hal yang mempengaruhi kinerja organisasi
Promosi / Penghargaan
   Promosi dalam jabatan atau kepangkatan
    tertentu diselenggarakan untuk menghargai
    pengorbanan dan pengabdian PNS selama ia
    bekerja.
   Tetapi, yang perlu digaris bawahi juga, bahwa
    promosi bukan hak melainkan lebih pada
    penghargaan
Penggajian
   Bahwa sesuai dengan PP No. 7 Tahun 1977 juncto
    PP 15 Tahun 2012 tentang Perubahan
    Keempat belas tentang Peraturan Gaji PNS;
    menegaskan bahwa Gaji bersifat hak dan
    merupakan balas jasa atas hasil kerja;
   Maka, gaji PNS ditetapkan berdasarkan atas
    pekerjaan dan besarnya tanggung jawab serta
    tidak melupakan aspek “kelayakan” untuk
    hidup
Kesejahteraan
   Diantaranya adalah : Tunjangan Tambahan Penghasilan
    atau Kespeg, Tunjangan Sertifikasi Guru, Taspen, ASKES,
    Taperum Dsb.
   Pada saat ini, Kesejahteraan PNS perlu mendapatkan
    perhatian secara cermat.
   Namun demikian, yang tetap harus diperhatikan adalah
    perbedaan antara kesejahteraan dengan pemanjaan.
   Kesejahteraan bukan merupakan pemanjaan yang
    berlebihan bagi PNS.
   Oleh karena itu, besaran tingkat kesejahteraan sudah
    selayaknya diukur bukan dari suatu nominal yang tinggi,
    namun lebih pada tujuan untuk memenuhi kelayakan
    hidup secara normal dan manusiawi
Pemberhentian
   Pemberhentian sebagai PNS adalah
    pemberhentian yang menyebabkan yang
    bersangkutan tidak lagi berkedudukan sebagai
    PNS.
   Jenis-Jenis Pemberhentian Sebagai PNS, terdiri
    atas :
    1.   pemberhentian dengan hormat sebagai PNS, dan
    2.   pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS
JENIS PEGAWAI NEGERI
   UU No. 8 /1974 jo UU No 43 /1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian,
    Pegawai Negeri terdiri dari :
    1.   Pegawai Negeri Sipil (PNS);
    2.   Anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI); dan
    3.   Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI).
   Pegawai Negeri Sipil (PNS) sendiri terdiri dari :
   PNS Pusat  Pegawai Negeri yang gajinya dibebankan kepada APBN
    dan bekerja pada Departemen, Lembaga Pemerintah Non Departemen,
    Kesekretariatan Lembaga Tinggi Negara, Instansi Vertikal di Daerah
    Provinsi/Kabupaten/Kota, Kepaniteraan Pengadilan, atau bekerja
    menyelenggarakan tugas negara lainnya.
   PNS Daerah  Pegawai Negeri yang bekerja di Daerah Prov./Kab/Kota
    yang gajinya dibebankan kepada APBD dan bekerja pada instansi
    Pemerintah Daerah, atau dipekerjakan diluar instansi induknya.
   PNS Pusat dan PNS Daerah dapat diperbantukan di luar instansi
    induk, dan gajinya dibebankan pada instansi yang menerima
    perbantuan.
NETRALITAS PNS
   Untuk menjamin netralitas  PNS dilarang
    menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik.
   Sesuai PP Nomor 5 Tahun 1999 jo PP Nomor 12
    Tahun 1999 tentang PNS yang menjadi anggota
    Partai Politik.
   PNS harus memiliki kebebasan dari pengaruh-
    pengaruh eksternal (seperti pengaruh dari partai
    politik tertentu).
   Ketiadaan pengaruh  agar dapat menjalankan
    tugas dan tanggung jawab secara demokratis
   Sehingga hasil pelaksanaan pekerjaan tidak hanya
    menguntungkan salah satu pihak tertentu saja.
   Dimaksudkan untuk lebih memperjelas garis
Keanggotaan PNS Dalam Partai Politik

   Sesuai PP Nomor 5 /1959 jo PP Nomor 12 /1999 tentang Perubahan atas PP
    Nomor 5 /1999 tentang PNS yang menjadi Anggota Partai Politik.
   Sebagai aparatur negara, abdi negara, & abdi masyarakat dalam
    menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan, maka PNS harus
    bersikap netral dan menghindari penggunaan fasilitas negara untuk
    golongan tertentu. Selain itu juga dituntut tidak diskriminatif khususnya
    dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat;
   PNS yang telah menjadi anggota/pengurus parpol pada saat PP ditetapkan
    dianggap telah melepaskan keanggotaan dan/atau kepengurusannya (hapus
    secara otomatis);
   PNS yang tidak melaporkan keanggotaan dan/atau kepengurusannya dalam
    partai politik, diberhentikan tidak dengan hormat sebagai PNS;
   PNS yang ingin menjadi anggota atau pengurus harus mengajukan
    permohonan kepada atasan langsungnya.
   PNS yang mengajukan permohonan sebagai anggota dan/atau pengurus
    partai politik diberikan uang tunggu selama satu tahun. Dalam satu tahun
    apabila tetap ingin menjadi anggota atau pengurus partai politik, maka yang
Kewajiban PNS
   Setiap Pegawai Negeri Sipil wajib setia dan taat sepenuhnya
    kepada:
    1.   Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara dan
         Pemerintah Indonesia;
    2.   Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dalam Negara
         Kesatuan Republik Indonesia;
    3.   Mentaati segala peraturan perundang-undangan yang
         berlaku dan melaksanakan tugas kedinasan yang
         dipercayakan kepadanya dengan penuh pengabdian,
         kesadaran dan tanggungjawab;
    4.   Menyimpan rahasia jabatan (Pasal 6 UU Nomor 8 Tahun
         1974);
    5.   Mengucapkan Sumpah/Janji (Pasal 26 UU Nomor 43 Tahun
         1999);
Hak PNS
1.   Memperoleh gaji yang adil & layak sesuai beban pekerjaan dan tanggung
     jawabnya (pasal 7 ayat (1) UU No. 43 /1999 atau pasal 7 UU No. 8 /1974);
2.   Memperoleh cuti (pasal 8 UU No. 8 /1974). Cuti PNS sebagaimana diatur dalam
     Peraturan Pemerintah No. 24 /1976, terdiri dari :
      1. cuti tahunan;
      2. cuti besar;
      3. cutu sakit;
      4. cuti bersalin;
      5. cuti karena alasan penting;
      6. cuti di luar tanggungan negara.
3.   Memperoleh perawatan bagi yang tertimpa kecelakaan dalam dan karena
     menjalankan tugas kewajiban (Pasal 9 UU Nomor 8 Tahun 1974);
4.   Memperoleh tunjangan bagi yang menderita cacat jasmani & rohani dalam &
     karena menjalankan tugas kewajiban yang mengakibatkan tidak dapat bekerja
     lagi dalam jabatan apapun juga;
5.   Memperoleh uang duka bagi keluarga PNS yang tewas (Pasal 9 UU Nomor 8
     /1974);
6.   Memperoleh pensiun bagi yang memenuhi syarat-syarat yang ditentukan;
7.   Menjadi peserta TASPEN, berdasarkan PP Nomor 10 Tahun 1963;
8.   Menjadi peserta ASKES, berdasarkan Keputusan Presiden Tahun 1977;
9.   Menjadi peserta TAPERUM, berdasarkan KEPRES Nomor 64 Tahun 1994.
Cuti Pegawai Negeri Sipil
    Cuti Pegawai Negeri Sipil adalah
    keadaan tidak masuk kerja yang
 diizinkan dalam jangka waktu tertentu
     dan dikeluarkan/diberikan oleh
    pejabat yang berwenang seperti
 Pimpinan Lembaga Tertinggi/Negara,
Menteri, Jaksa Agung, Kepala Lembaga
    Pemerintahan Non-Departemen,
     Pimpinan Sekretariat Lembaga
Tertinggi/Tinggi Negara dan pejabat lain

More Related Content

What's hot

Kesimpulan undang no 5 tahun 2014
Kesimpulan undang no 5 tahun 2014Kesimpulan undang no 5 tahun 2014
Kesimpulan undang no 5 tahun 2014
Parja Negara
 
PPT ZOOM 1 Peran dan Tugas Formasi Jabatan Fungsional Kepegawaian.pdf
PPT ZOOM 1 Peran dan Tugas Formasi Jabatan Fungsional Kepegawaian.pdfPPT ZOOM 1 Peran dan Tugas Formasi Jabatan Fungsional Kepegawaian.pdf
PPT ZOOM 1 Peran dan Tugas Formasi Jabatan Fungsional Kepegawaian.pdf
YemimaGraceTangke
 
Draft Rancangan Aksi Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator
Draft Rancangan Aksi Perubahan Pelatihan Kepemimpinan AdministratorDraft Rancangan Aksi Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator
Draft Rancangan Aksi Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator
Ardi Susanto
 
MSDM SP - Analisa Perbandingan UU Kepegawaian
MSDM SP - Analisa Perbandingan UU KepegawaianMSDM SP - Analisa Perbandingan UU Kepegawaian
MSDM SP - Analisa Perbandingan UU Kepegawaian
Herlambang Bagus
 

What's hot (20)

Manajemen asn
Manajemen asnManajemen asn
Manajemen asn
 
Peran dan Fungsi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Peran dan Fungsi  Badan Perencanaan Pembangunan DaerahPeran dan Fungsi  Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Peran dan Fungsi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
 
Slide UU 23/2014
Slide UU 23/2014Slide UU 23/2014
Slide UU 23/2014
 
Kompetensi Pemerintahan-Bambang Hendarsyah-BPSDM Kemendagri
Kompetensi Pemerintahan-Bambang Hendarsyah-BPSDM KemendagriKompetensi Pemerintahan-Bambang Hendarsyah-BPSDM Kemendagri
Kompetensi Pemerintahan-Bambang Hendarsyah-BPSDM Kemendagri
 
Paparan Reformasi Birokrasi
Paparan Reformasi BirokrasiPaparan Reformasi Birokrasi
Paparan Reformasi Birokrasi
 
Perbandingan Sistem Administrasi Negara
Perbandingan Sistem Administrasi NegaraPerbandingan Sistem Administrasi Negara
Perbandingan Sistem Administrasi Negara
 
3. pemerintahan
3. pemerintahan3. pemerintahan
3. pemerintahan
 
UU 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
UU 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah UU 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
UU 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
 
Spb 3.1 konsep dan sistem perencanaan pembangunan desa
Spb 3.1 konsep dan sistem perencanaan pembangunan desaSpb 3.1 konsep dan sistem perencanaan pembangunan desa
Spb 3.1 konsep dan sistem perencanaan pembangunan desa
 
Kesimpulan undang no 5 tahun 2014
Kesimpulan undang no 5 tahun 2014Kesimpulan undang no 5 tahun 2014
Kesimpulan undang no 5 tahun 2014
 
Anjab-ABK New .ppt
Anjab-ABK New .pptAnjab-ABK New .ppt
Anjab-ABK New .ppt
 
Optimalisasi Fungsi dan Tata Cara Pengawasan DPRD atas Penyelenggaraan Pemer...
Optimalisasi Fungsi dan Tata Cara  Pengawasan DPRD atas Penyelenggaraan Pemer...Optimalisasi Fungsi dan Tata Cara  Pengawasan DPRD atas Penyelenggaraan Pemer...
Optimalisasi Fungsi dan Tata Cara Pengawasan DPRD atas Penyelenggaraan Pemer...
 
PPT ZOOM 1 Peran dan Tugas Formasi Jabatan Fungsional Kepegawaian.pdf
PPT ZOOM 1 Peran dan Tugas Formasi Jabatan Fungsional Kepegawaian.pdfPPT ZOOM 1 Peran dan Tugas Formasi Jabatan Fungsional Kepegawaian.pdf
PPT ZOOM 1 Peran dan Tugas Formasi Jabatan Fungsional Kepegawaian.pdf
 
Proses penyusunan renstra skpd
Proses penyusunan renstra skpdProses penyusunan renstra skpd
Proses penyusunan renstra skpd
 
MANAJEMEN KARIER PNS.pptx
MANAJEMEN KARIER PNS.pptxMANAJEMEN KARIER PNS.pptx
MANAJEMEN KARIER PNS.pptx
 
Penyederhanaan struktur organisasi kementerian lembaga penyederhanaan birokrasi
Penyederhanaan struktur organisasi kementerian  lembaga penyederhanaan birokrasiPenyederhanaan struktur organisasi kementerian  lembaga penyederhanaan birokrasi
Penyederhanaan struktur organisasi kementerian lembaga penyederhanaan birokrasi
 
Draft Rancangan Aksi Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator
Draft Rancangan Aksi Perubahan Pelatihan Kepemimpinan AdministratorDraft Rancangan Aksi Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator
Draft Rancangan Aksi Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator
 
Kajian Penataan Pola Karier PNS Pada Pemerintah Daerah di Kalimantan.
Kajian Penataan Pola Karier PNS Pada Pemerintah Daerah di Kalimantan.Kajian Penataan Pola Karier PNS Pada Pemerintah Daerah di Kalimantan.
Kajian Penataan Pola Karier PNS Pada Pemerintah Daerah di Kalimantan.
 
MSDM SP - Analisa Perbandingan UU Kepegawaian
MSDM SP - Analisa Perbandingan UU KepegawaianMSDM SP - Analisa Perbandingan UU Kepegawaian
MSDM SP - Analisa Perbandingan UU Kepegawaian
 
Pamong praja 1
Pamong praja 1Pamong praja 1
Pamong praja 1
 

Similar to Utoyo pokok – pokok kepegawaian

Makalah hukum kepegawaian (disiplin pegawai negeri umk cabang raha)
Makalah hukum kepegawaian (disiplin pegawai negeri umk cabang raha)Makalah hukum kepegawaian (disiplin pegawai negeri umk cabang raha)
Makalah hukum kepegawaian (disiplin pegawai negeri umk cabang raha)
Septian Muna Barakati
 
Makalah hukum kepegawaian (disiplin pegawai negeri umk cabang raha)
Makalah hukum kepegawaian (disiplin pegawai negeri umk cabang raha)Makalah hukum kepegawaian (disiplin pegawai negeri umk cabang raha)
Makalah hukum kepegawaian (disiplin pegawai negeri umk cabang raha)
Septian Muna Barakati
 
PP 53 2010 DISIPLIN PNS
PP 53 2010 DISIPLIN PNSPP 53 2010 DISIPLIN PNS
PP 53 2010 DISIPLIN PNS
Billy Buhaiba
 
UU Nomor 43 Tahun 1999.pdf
UU Nomor 43 Tahun 1999.pdfUU Nomor 43 Tahun 1999.pdf
UU Nomor 43 Tahun 1999.pdf
deddy63
 

Similar to Utoyo pokok – pokok kepegawaian (20)

Manajemen Aparatur Sipil Negara
Manajemen Aparatur Sipil NegaraManajemen Aparatur Sipil Negara
Manajemen Aparatur Sipil Negara
 
Makalah hukum kepegawaian (disiplin pegawai negeri umk cabang raha)
Makalah hukum kepegawaian (disiplin pegawai negeri umk cabang raha)Makalah hukum kepegawaian (disiplin pegawai negeri umk cabang raha)
Makalah hukum kepegawaian (disiplin pegawai negeri umk cabang raha)
 
dsy
dsydsy
dsy
 
Makalah hukum kepegawaian (disiplin pegawai negeri umk cabang raha)
Makalah hukum kepegawaian (disiplin pegawai negeri umk cabang raha)Makalah hukum kepegawaian (disiplin pegawai negeri umk cabang raha)
Makalah hukum kepegawaian (disiplin pegawai negeri umk cabang raha)
 
4. instrumen kepegawaian
4. instrumen kepegawaian4. instrumen kepegawaian
4. instrumen kepegawaian
 
19040704035_Deva Mahendra C.B._Hukum Kepegawaian.pptx
19040704035_Deva Mahendra C.B._Hukum Kepegawaian.pptx19040704035_Deva Mahendra C.B._Hukum Kepegawaian.pptx
19040704035_Deva Mahendra C.B._Hukum Kepegawaian.pptx
 
Disiplin PNS
Disiplin PNSDisiplin PNS
Disiplin PNS
 
Manajemen Kepegawaian
Manajemen KepegawaianManajemen Kepegawaian
Manajemen Kepegawaian
 
MATERI UI.ppt
MATERI UI.pptMATERI UI.ppt
MATERI UI.ppt
 
Devi makalah
Devi makalahDevi makalah
Devi makalah
 
Kepegawaian
KepegawaianKepegawaian
Kepegawaian
 
Manajemen ASN BPSDM Tahun 2018
Manajemen ASN BPSDM Tahun 2018Manajemen ASN BPSDM Tahun 2018
Manajemen ASN BPSDM Tahun 2018
 
Review UU No 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
Review UU No 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil NegaraReview UU No 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
Review UU No 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
 
PP 53 2010 DISIPLIN PNS
PP 53 2010 DISIPLIN PNSPP 53 2010 DISIPLIN PNS
PP 53 2010 DISIPLIN PNS
 
Disiplin pns 2010.53. pp
Disiplin pns 2010.53. ppDisiplin pns 2010.53. pp
Disiplin pns 2010.53. pp
 
Pp 53 tahun 2010 tentang disiplin pns
Pp 53 tahun 2010 tentang disiplin pnsPp 53 tahun 2010 tentang disiplin pns
Pp 53 tahun 2010 tentang disiplin pns
 
Slide pp 94 2021-kumham
Slide pp 94 2021-kumhamSlide pp 94 2021-kumham
Slide pp 94 2021-kumham
 
UU Nomor 43 Tahun 1999.pdf
UU Nomor 43 Tahun 1999.pdfUU Nomor 43 Tahun 1999.pdf
UU Nomor 43 Tahun 1999.pdf
 
DISIPLIN PNS.pptx
DISIPLIN PNS.pptxDISIPLIN PNS.pptx
DISIPLIN PNS.pptx
 
Pp532010
Pp532010Pp532010
Pp532010
 

More from Ayah Raihaana

Lita apriyana dp3 pp 10 1979
Lita apriyana   dp3 pp 10 1979Lita apriyana   dp3 pp 10 1979
Lita apriyana dp3 pp 10 1979
Ayah Raihaana
 
Lita apriyana pembinaan karir jfk
Lita apriyana   pembinaan karir jfkLita apriyana   pembinaan karir jfk
Lita apriyana pembinaan karir jfk
Ayah Raihaana
 
Lita apriyana pp no. 46 tahun 2011 ttg penilaian kinerja pns
Lita apriyana   pp no. 46 tahun 2011 ttg penilaian kinerja pnsLita apriyana   pp no. 46 tahun 2011 ttg penilaian kinerja pns
Lita apriyana pp no. 46 tahun 2011 ttg penilaian kinerja pns
Ayah Raihaana
 
Jazim ilyas pakaian dinas pns
Jazim ilyas   pakaian dinas pnsJazim ilyas   pakaian dinas pns
Jazim ilyas pakaian dinas pns
Ayah Raihaana
 
Buku layanan administrasi kepegawaian tahun 2013
Buku layanan administrasi kepegawaian tahun 2013Buku layanan administrasi kepegawaian tahun 2013
Buku layanan administrasi kepegawaian tahun 2013
Ayah Raihaana
 
Yusuf aw pengadaan pns
Yusuf aw   pengadaan pnsYusuf aw   pengadaan pns
Yusuf aw pengadaan pns
Ayah Raihaana
 
Yoga aw formasi pns - konversi nip - kpe
Yoga aw   formasi pns - konversi nip - kpeYoga aw   formasi pns - konversi nip - kpe
Yoga aw formasi pns - konversi nip - kpe
Ayah Raihaana
 
Umi han dokumen tata naskah kepegawaian
Umi han   dokumen tata naskah kepegawaianUmi han   dokumen tata naskah kepegawaian
Umi han dokumen tata naskah kepegawaian
Ayah Raihaana
 
Umi han mutasi antar wilayah - paw
Umi han   mutasi antar wilayah - pawUmi han   mutasi antar wilayah - paw
Umi han mutasi antar wilayah - paw
Ayah Raihaana
 
Yoga aw formasi pns - konversi nip - kpe
Yoga aw   formasi pns - konversi nip - kpeYoga aw   formasi pns - konversi nip - kpe
Yoga aw formasi pns - konversi nip - kpe
Ayah Raihaana
 
Yoga aw 2013 - penyusunan formasi pns
Yoga aw   2013 - penyusunan formasi pnsYoga aw   2013 - penyusunan formasi pns
Yoga aw 2013 - penyusunan formasi pns
Ayah Raihaana
 

More from Ayah Raihaana (12)

Lita apriyana dp3 pp 10 1979
Lita apriyana   dp3 pp 10 1979Lita apriyana   dp3 pp 10 1979
Lita apriyana dp3 pp 10 1979
 
Lita apriyana pembinaan karir jfk
Lita apriyana   pembinaan karir jfkLita apriyana   pembinaan karir jfk
Lita apriyana pembinaan karir jfk
 
Lita apriyana pp no. 46 tahun 2011 ttg penilaian kinerja pns
Lita apriyana   pp no. 46 tahun 2011 ttg penilaian kinerja pnsLita apriyana   pp no. 46 tahun 2011 ttg penilaian kinerja pns
Lita apriyana pp no. 46 tahun 2011 ttg penilaian kinerja pns
 
Jazim ilyas pakaian dinas pns
Jazim ilyas   pakaian dinas pnsJazim ilyas   pakaian dinas pns
Jazim ilyas pakaian dinas pns
 
Buku layanan administrasi kepegawaian tahun 2013
Buku layanan administrasi kepegawaian tahun 2013Buku layanan administrasi kepegawaian tahun 2013
Buku layanan administrasi kepegawaian tahun 2013
 
Yusuf aw pengadaan pns
Yusuf aw   pengadaan pnsYusuf aw   pengadaan pns
Yusuf aw pengadaan pns
 
Yoga aw formasi pns - konversi nip - kpe
Yoga aw   formasi pns - konversi nip - kpeYoga aw   formasi pns - konversi nip - kpe
Yoga aw formasi pns - konversi nip - kpe
 
War iriyoko diklat
War iriyoko   diklatWar iriyoko   diklat
War iriyoko diklat
 
Umi han dokumen tata naskah kepegawaian
Umi han   dokumen tata naskah kepegawaianUmi han   dokumen tata naskah kepegawaian
Umi han dokumen tata naskah kepegawaian
 
Umi han mutasi antar wilayah - paw
Umi han   mutasi antar wilayah - pawUmi han   mutasi antar wilayah - paw
Umi han mutasi antar wilayah - paw
 
Yoga aw formasi pns - konversi nip - kpe
Yoga aw   formasi pns - konversi nip - kpeYoga aw   formasi pns - konversi nip - kpe
Yoga aw formasi pns - konversi nip - kpe
 
Yoga aw 2013 - penyusunan formasi pns
Yoga aw   2013 - penyusunan formasi pnsYoga aw   2013 - penyusunan formasi pns
Yoga aw 2013 - penyusunan formasi pns
 

Utoyo pokok – pokok kepegawaian

  • 1. POKOK – POKOK KEPEGAWAIAN Drs. Utoyo selaku Sekda Kab. Magelang
  • 2. PNS selaku Aparatur & Abdi Negara  Mempunyai peran yang amat penting dalam rangka menciptakan masyarakat madani yang :  taat hukum,  berperadaban modern,  demokratis,  Makmur dan adil, serta  bermoral tinggi  Untuk menyelenggarakan pelayanan secara adil dan merata, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dengan penuh kesetiaan
  • 3. PENGERTIAN PEGAWAI NEGERI  Menurut UU Nomor 8 Tahun 1974 jo UU Nomor 43 tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian  Pegawai Negeri Sipil  setiap WNI yg telah memenuhi syarat, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri, atau diserahi tugas negara lainnya, dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.  Pegawai Negeri Sipil adalah mereka yang :  Bekerja pada Departemen, Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND), Sekretariat Lembaga Negara, instansi vertikal di Daerah Provinsi/Kabupaten / Kota, Kepaniteraan Pengadilan, instansi TNI dan Kepolisian;  Bekerja pada Pemerintah Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota;  Diperbantukan atau dipekerjakan pada Daerah Otonom dan organisasi yang menyelenggarakan pelayanan publik lainnya;  Menyelenggarakan tugas negara lainnya, seperti hakim pada Pengadilan Negeri, Pengadilan Tinggi dan lain sebagainya;
  • 4. DEFINISI  Pejabat yang berwenang  pejabat yang mempunyai kewenangan mengangkat, memindahkan dan memberhentikan Pegawai Negeri berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku;  Pejabat yang berwajib  pejabat yang karena jabatan atau tugasnya berwenang melakukan tindakan hukum berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku;  Jabatan Negeri  jabatan dalam bidang eksekutif yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan, termasuk didalamnya jabatan dalam kesekretariatan lembaga tertinggi atau tinggi negara dan kepaniteraan pengadilan.  Jabatan Karier  jabatan struktural dan fungsional yang hanya diduduki Pegawai Negeri Sipil setelah memenuhi syarat yang ditentukan.  Jabatan Organik  jabatan negeri yang menjadi tugas pokok
  • 5. DEFINISI  Pejabat Negara  pimpinan dan anggota lembaga tinggi negara sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan Pejabat Negara lainnya yang ditentukan oleh Undang-Undang.  Pejabat Negara terdiri atas:  Presiden dan Wakil Presiden;  Ketua, Wakil Ketua dan Anggota MPR;  Ketua, Wakil Ketua dan Anggota DPR;  Ketua, Wakil Ketua, Ketua Muda dan Hakim Agung pada Mahkamah Agung, serta Ketua, Wakil Ketua dan Hakim pada semua Badan Peradilan;  Ketua, Wakil Ketua dan Anggota Badan Pemeriksa Keuangan;  Menteri dan jabatan yang setingkat Menteri;  Kepala Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri yang berkedudukan sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh,  Gubernur dan Wakil Gubernur;
  • 6. Manajemen Pegawai Negeri Sipil Manajemen Pegawai Negeri Sipil adalah keseluruhan upaya-upaya untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas dan derajat profesionalisme penyelenggaraan tugas, fungsi dan kewajiban kepegawaian, yang meliputi : Perencanaan, Pengadaan, Pengembangan Kualitas, Penempatan, Promosi, Penggajian, Kesejahteraan Dan Pemberhentian
  • 7. Perencanaan  Perencanaan merupakan kegiatan yang dilaksanakan untuk menyusun dan menetapkan Formasi PNS.  Perencanaan berarti juga memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.  Inti : Agar pegawai memiliki pekerjaan yang sesuai dengan kompetensi.
  • 8. Pengadaan  Pengadaan atau rekrutmen merupakan  kegiatan untuk mengisi formasi yang lowong yang dilakukan mulai dari perencanaan, pengumuman, pelamaran, penyaringan, pengangkatan CPNS sampai dengan pengangkatan menjadi PNS.
  • 9. Pengembangan Kualitas  Pengembangan Kualitas, didefinisikan sebagai : Tahapan pemberian pelatihan dan pendidikan pada PNS yang dilakukan guna menunjang dan meningkatkan kredibilitas dalam bekerja dan melayani masyarakat.  Kegiatan diklat ini dilakukan guna meningkatkan keahlian konseptual, teoritis, dan moral;  Pengembangan kualitas bertujuan akhir  untuk peningkatan teknis ketrampilan pekerjaan.
  • 10. Penempatan  Pada setiap PNS, tahap ini dilaksanakan dengan menyesuaikan keahlian dan kriteria agar tugas dan fungsi yang diberikan dapat berjalan dengan baik.  Aspek penempatan merupakan aspek kunci untuk menunjang keberhasilan organisasi pemerintahan;  Ketepatan dalam menempatkan SDM menjadi hal yang mempengaruhi kinerja organisasi
  • 11. Promosi / Penghargaan  Promosi dalam jabatan atau kepangkatan tertentu diselenggarakan untuk menghargai pengorbanan dan pengabdian PNS selama ia bekerja.  Tetapi, yang perlu digaris bawahi juga, bahwa promosi bukan hak melainkan lebih pada penghargaan
  • 12. Penggajian  Bahwa sesuai dengan PP No. 7 Tahun 1977 juncto PP 15 Tahun 2012 tentang Perubahan Keempat belas tentang Peraturan Gaji PNS; menegaskan bahwa Gaji bersifat hak dan merupakan balas jasa atas hasil kerja;  Maka, gaji PNS ditetapkan berdasarkan atas pekerjaan dan besarnya tanggung jawab serta tidak melupakan aspek “kelayakan” untuk hidup
  • 13. Kesejahteraan  Diantaranya adalah : Tunjangan Tambahan Penghasilan atau Kespeg, Tunjangan Sertifikasi Guru, Taspen, ASKES, Taperum Dsb.  Pada saat ini, Kesejahteraan PNS perlu mendapatkan perhatian secara cermat.  Namun demikian, yang tetap harus diperhatikan adalah perbedaan antara kesejahteraan dengan pemanjaan.  Kesejahteraan bukan merupakan pemanjaan yang berlebihan bagi PNS.  Oleh karena itu, besaran tingkat kesejahteraan sudah selayaknya diukur bukan dari suatu nominal yang tinggi, namun lebih pada tujuan untuk memenuhi kelayakan hidup secara normal dan manusiawi
  • 14. Pemberhentian  Pemberhentian sebagai PNS adalah pemberhentian yang menyebabkan yang bersangkutan tidak lagi berkedudukan sebagai PNS.  Jenis-Jenis Pemberhentian Sebagai PNS, terdiri atas : 1. pemberhentian dengan hormat sebagai PNS, dan 2. pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS
  • 15. JENIS PEGAWAI NEGERI  UU No. 8 /1974 jo UU No 43 /1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian, Pegawai Negeri terdiri dari : 1. Pegawai Negeri Sipil (PNS); 2. Anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI); dan 3. Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI).  Pegawai Negeri Sipil (PNS) sendiri terdiri dari :  PNS Pusat  Pegawai Negeri yang gajinya dibebankan kepada APBN dan bekerja pada Departemen, Lembaga Pemerintah Non Departemen, Kesekretariatan Lembaga Tinggi Negara, Instansi Vertikal di Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota, Kepaniteraan Pengadilan, atau bekerja menyelenggarakan tugas negara lainnya.  PNS Daerah  Pegawai Negeri yang bekerja di Daerah Prov./Kab/Kota yang gajinya dibebankan kepada APBD dan bekerja pada instansi Pemerintah Daerah, atau dipekerjakan diluar instansi induknya.  PNS Pusat dan PNS Daerah dapat diperbantukan di luar instansi induk, dan gajinya dibebankan pada instansi yang menerima perbantuan.
  • 16. NETRALITAS PNS  Untuk menjamin netralitas  PNS dilarang menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik.  Sesuai PP Nomor 5 Tahun 1999 jo PP Nomor 12 Tahun 1999 tentang PNS yang menjadi anggota Partai Politik.  PNS harus memiliki kebebasan dari pengaruh- pengaruh eksternal (seperti pengaruh dari partai politik tertentu).  Ketiadaan pengaruh  agar dapat menjalankan tugas dan tanggung jawab secara demokratis  Sehingga hasil pelaksanaan pekerjaan tidak hanya menguntungkan salah satu pihak tertentu saja.  Dimaksudkan untuk lebih memperjelas garis
  • 17. Keanggotaan PNS Dalam Partai Politik  Sesuai PP Nomor 5 /1959 jo PP Nomor 12 /1999 tentang Perubahan atas PP Nomor 5 /1999 tentang PNS yang menjadi Anggota Partai Politik.  Sebagai aparatur negara, abdi negara, & abdi masyarakat dalam menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan, maka PNS harus bersikap netral dan menghindari penggunaan fasilitas negara untuk golongan tertentu. Selain itu juga dituntut tidak diskriminatif khususnya dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat;  PNS yang telah menjadi anggota/pengurus parpol pada saat PP ditetapkan dianggap telah melepaskan keanggotaan dan/atau kepengurusannya (hapus secara otomatis);  PNS yang tidak melaporkan keanggotaan dan/atau kepengurusannya dalam partai politik, diberhentikan tidak dengan hormat sebagai PNS;  PNS yang ingin menjadi anggota atau pengurus harus mengajukan permohonan kepada atasan langsungnya.  PNS yang mengajukan permohonan sebagai anggota dan/atau pengurus partai politik diberikan uang tunggu selama satu tahun. Dalam satu tahun apabila tetap ingin menjadi anggota atau pengurus partai politik, maka yang
  • 18. Kewajiban PNS  Setiap Pegawai Negeri Sipil wajib setia dan taat sepenuhnya kepada: 1. Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara dan Pemerintah Indonesia; 2. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia; 3. Mentaati segala peraturan perundang-undangan yang berlaku dan melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepadanya dengan penuh pengabdian, kesadaran dan tanggungjawab; 4. Menyimpan rahasia jabatan (Pasal 6 UU Nomor 8 Tahun 1974); 5. Mengucapkan Sumpah/Janji (Pasal 26 UU Nomor 43 Tahun 1999);
  • 19. Hak PNS 1. Memperoleh gaji yang adil & layak sesuai beban pekerjaan dan tanggung jawabnya (pasal 7 ayat (1) UU No. 43 /1999 atau pasal 7 UU No. 8 /1974); 2. Memperoleh cuti (pasal 8 UU No. 8 /1974). Cuti PNS sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 24 /1976, terdiri dari : 1. cuti tahunan; 2. cuti besar; 3. cutu sakit; 4. cuti bersalin; 5. cuti karena alasan penting; 6. cuti di luar tanggungan negara. 3. Memperoleh perawatan bagi yang tertimpa kecelakaan dalam dan karena menjalankan tugas kewajiban (Pasal 9 UU Nomor 8 Tahun 1974); 4. Memperoleh tunjangan bagi yang menderita cacat jasmani & rohani dalam & karena menjalankan tugas kewajiban yang mengakibatkan tidak dapat bekerja lagi dalam jabatan apapun juga; 5. Memperoleh uang duka bagi keluarga PNS yang tewas (Pasal 9 UU Nomor 8 /1974); 6. Memperoleh pensiun bagi yang memenuhi syarat-syarat yang ditentukan; 7. Menjadi peserta TASPEN, berdasarkan PP Nomor 10 Tahun 1963; 8. Menjadi peserta ASKES, berdasarkan Keputusan Presiden Tahun 1977; 9. Menjadi peserta TAPERUM, berdasarkan KEPRES Nomor 64 Tahun 1994.
  • 20. Cuti Pegawai Negeri Sipil Cuti Pegawai Negeri Sipil adalah keadaan tidak masuk kerja yang diizinkan dalam jangka waktu tertentu dan dikeluarkan/diberikan oleh pejabat yang berwenang seperti Pimpinan Lembaga Tertinggi/Negara, Menteri, Jaksa Agung, Kepala Lembaga Pemerintahan Non-Departemen, Pimpinan Sekretariat Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara dan pejabat lain