SlideShare a Scribd company logo
USAHA PENGELOLAHAN
MODAL YANG
DISYARIATKAN
 KELOMPOK 10:
 YODI RIZMANTO (11390036)
 AGENG ASMARA SANI (11390045)
PENDAHULUAN
  Islam tidak mengenal pemisahaan total
    antara agama dengan keduniaan. Islam
    juga tidak menjadikan dunia ini sebagai
    pengikat antara Allah dengan para thaghut
    manusia, sehingga timbul fenomena seperti
    agama yang menyimpang.
 Problematika     dunia    usaha   termusak
  problematika yang diperhatikan oleh ajaran
  syariat islam. Islam memberikan konsep-
  konsep serta hukum dalam menetapkan
  usaha yang beragam, sehingga bisa
  dijadikan naungan bagi usahawan sepanjang
  perputaran masa.
SYIRKAH

  Syirkah dalam bahasa Arab berarti
  pencampuran atau interaksi. Disebut
  juga membagikan sesuatu antara dua
  orang atau lebih.
 Dalam terminologi fiqh arti syirkah
  berarti: Persekutuan usaha untuk
  mengambil hak atau beroperasi.
  Sementra aliansi dalam beroperasi
  mengisyaratkan Syirkatul Uqud (Syirkah
  Transaksional)
 Dalil tentang syirkah:
  An-Nisa:12
  An-Anfal: 41
MACAM-MACAM SYIRKAH
Syirkah ada 2 macam:
 Pertama: Syirkah Hak milik (Syirkatul
  Amlak). Yaitu persekutuan antara dua
  orang atau lebih dalam kepemilikan
  satu barang dengan salah satu sebab
  kepemilikan. Ex: Warisan
 Kedua: Syrikah Transaksional
  (syirkatul Uqud). Yaitu akad kerjasama
  antara dua orang yang bersekutu
  dalam modal dan keuntungan.
MACAM-MACAM SYIRKAH
          TRANSAKSIONAL
                            SYIRKAH INAN
Pengertian:
 Yakni persekutuan dalam modal, usahan dan keuntungan. Dalam hal ini
modal berasal dari mereka semua, dan usaha dilakukan bersama, dan
keuntungan juga dibagi bersama.
Hukum:
Syirkah ini doperbolehkan berdasarkan ijma. Dan ini merupakan bentuk
kerjasama yang disyariatkan.
Rukunnya:
 Pertama; adanya dua transaktor. Keduanya harus memiliki kompetensi, yakni
akil baligh. Dan boleh beraliansi dengan NON MUSLIM.
Kedua; Objek Transaksi. Objek transaksi ini meliputi modal, usaha, dan
keuntungan
                                                       Keuntungan
                                                       1.   Harus diketahui
Modal harus bersifat:       Usaha
                                                            Jumlahnya
1. Diketahui Jumlahnya           masing-masing pihak
                                                       2.   Harus merupakan
2. Modalnya itu Rill             bebas menggunakan
                                                            sejumlah keuntungan
3. Tidak merupakan hutang        modalnya
                                                            denga prosentase
                                                            tertentu.
Lanjud
Berakhirnya Sirkah:
 Asal daripada sirkah ini adalah bentuk
  kerja usaha yang lazim. Sirkah ini berakhir
  apabila masing-masing pihalk
  membatalkan perjanjiannya
 Namun kalangan Malikiyah mengatak:
  apabila ingin mengakhiri sirkah tersebut
  harus melalui hakim. Agar dapat
  diputuskan keutungan dari harga layak
  jual sahamnya.
Lanjud
Kemudian Muncul pertanyaan:
 Apakah Syirkah itu batal dengan habisnya Modal slah
 stu pihak?


= Apabila modal salah satu pihak habis Seblum dicampur maka syirkah itu
   batal. Dan apabila setelah di campur, maka harus diterima syirkah (syirkah
 Bagaimana cara memfungsikan Syirkah agar dapat
   tetap berjalan)
 menggantikan posisi pengembangan Modal berbasis Riba?




 = Syirkah Simultan; dengan melayangkan modal para pengelola modal muslim
    ke dalam musyarakah yang simultan pada berbagai proyek prencanaan.
1.   Musyarakah dengan kriteria khusus
     dengan mengarahkan investor untuk kerjasama pada proyek tertentu.
     Kemudian hasilnya dibagikan untung atau pun rugi
2. Musyarakah Non Permanen
     semacam syirkah dimana seorang terlibat dalam memberikan hak kepada
     pihak lain untuk menempati kepemilikan secara langsung/bertahap. Yakni
     dengan cara penyusunan konsep yang menyisihkan devisa menjadi
     cicilan untuk menutupi kontribusi pihak lain.
Lanjud
Gambaran 1:
  Pihak investor sepakat menetapkan jumlah jatah masing-masing yang
  berkaitan dengan syaraynta.kemudian saham2 investor dijual kepada
  pengelolah setelah syirkah berakhir dengan perjanjian baru. Dimana
  investor bebas menjual sahamnya baik kepada orang lain maupun
  partnernya dan hal itu juga berlaku kepada penanam saham.
 Hal    ini diperbolehkan berdasarkan kesepakatan ulama karena
  perjanjiannya mengandung akar yang terpisah dan secara hukum
  diperbolehkan.
Gambaran 2
  Investor dan pengelolah bersepakat dalam syirkah untuk pendanaan penuh
  sebagai pelaksanaa proyek yang punya prospek keuntungan. Berdasarkan
  kesepakatan bank dengan penanam saham lain, dimana bank mendapat
  keuntungan secara rill, disamping haknya untuk menyimpan sisa dana yang
  dikeluarkan, untuk menutupi kekurangan pendanaan pihak bank.
> Hal ini merupakan perjanjian syirkah yang tidak diharamkan, namun ada
  kerancuan . Karena pihak bank telah bekerjasama sejak awal dengan
  persyaratan modal itu akan kemabali denganprosenatse tertentu dari
  keuntungan proyek. Yang mengkibatkan rancu: adanya syirkah dan jual beli
  dalam satu perjanjian.
SYIRKAH ABDAN (USAHA)
 Pengertian:
 Kerjasama antara dua pihak atau lebih dalam usaha yabg dilakukanoleh
 tubuh/keterkaitan dengan mereka sendiri. Ex. Dokter di klinik.
  Hukum:
 Para ahli Fiqh berpendpat: membolehkan syirkah ini mereka adlah dari kalangan
 “Hanafiyyah”
           = berasarkan riwayat Abu Ubaidah Ibnu Abdillah (ayah Abdullah bin Mas’ud).
 Abdullah bin mas’ud dan Sa’ad melakukan kerjasama pada hari Badar. Namun hanya
 Sa’ad yang mendapat 2 tawanan, sedangkan Mas’ud tidak. Dan nabi menarkan apa
 yang dilakukan mereka.
 Namun dalam hal ini Imam Syafi’I melarangnya, karena dilakukan tanpa modal
 sehingga tidak akan mencapai tujuan, yakni keuntingan.
           = karena syirkah dalam keuntungan itu dibangun diatas syirkah dalam modal.
 Kemudian 2 hal ini tidak hanya modal harta saja tapi juga ada dengan modal kerja.
Rukunnya:
Dua Transaktor; masing-masing harus memiliki kompetensi beraktivitas. Objek transaksi;
usaha dan keuntungan. Palafalan akad/perjanjian.
Usaha. Ulama berpendpat: usaha syirkah tidak disyariatkan karena tujuannya
memperoleh keuntungan. Namun ada riwyat yang menyatakn syirkah ini disyariatkan
karena konsekuensi syiah ini bahwa usaha yang duterima masing2 pihak juga ditekankan
kepada pihak lain.
Keuntungan. Keuntungan diperoleh berdasarkan kesepakatan pihak yang beraliansi.
Lanjud

Dasar kerja dalam Keuntungan pada Syirkah ini
Berasaskan kerja sama antar sesama mitra usaha dalam syirkah ini adalah
jaminan/garansi. Karena setiap usaha yang diterima masing2 pihak berada
dalam jaminan semua pihak.

Jaminan dalam syirkah
          jaminannya terdapat pada masing2 pihak. Sehingga masing2 pihak
dituntut melakukan usaha, dan berhak menuntut mitra ushanya untuk
mendapat keuntungan.

Berakhirnya Syirkah ini
Berakhir apabila: pemabatalan oleh salah satu transaktor, atau kematian slah
satu dari pihak yang bekerja sama, karena sudah tercekal akibar bangkrut
terlilit hutang, karena idiot dan sejenisnya
SYIRKAH WUJUH
Pengertian
 Yakni kerjasama dlam keuntungan dari apa yang mereka beli dengan
nama baik mereka. Tidak seorangpun memiliki modal namun masing2
punya nama baik di masyarakat, membeli secara utang kemudian untung di
bagi bersama. Dibolehkan oleh Hanfiyah dan Hambali namun ditentang oleh
Syafi’I dan Malikiyah
Sebab disebut sebagai Syirkatul Wujuh
 Karena anggotanya tidaj bisa membeli barang
  dengan hutang tanpa memiliki prestige (nama baik).
  Dalil Al-Ahzab:69
Disyariatkan Syirkah Ini
Kalangan Hanafiyah dan Hambaliyah, membolehkan secara mutlak;
karena syiah itu mengandung unsur membeli dengan pembayaran
tertunda, dan memberi pinjmana untuk jual beli, di bolehkan
Kalangan Syafi’I dan Malikiyah melarang aplikatifnya tapi membolehkan
sebagian bentuk lainnya
Syirkah Mufawaddah
Pengertian:
Sebuah syirkah yang di dalamnya itu semua anggota sepakat
melakukan aliansi dalam semua jenis kerjasama, seperti
inan, abdan, wujuh. Masing2 pihak menyerahkan kepada pihak lain
untuk mengoperasikan segala aktivitas kerja, sperti; jula
beli, pinjaman, sewa, dll. Keuntungan dibagikan sesuai persyaratan.
Alasan Penamaan dan Syariat:
Para ahli berpendapat kata mufawaddah diambil dari kata tafwied yang
artinya penyerahan. Karena masing2 pihak menyerahkan hak operasionla
kepada mitranya
Hannafiyah; artinya adlah penyamaan. Maka kerjasama ini syartnya adalah
kesamaan modal.
Disyariatkan karena sirkah ini menggabungkan macam-macam bentuk
syirkah
Karena masyarakat di berbagai tempat telah terbiasa melakukan syirkah ini
Syarat-syarat Syirkah Mufawaddah
Kesamaan modal, keumuman dalam syirkah, satu pihak tidak memiliki
saham di syirkah lain.
Hendaknya dengan pelafalan mufawaddah.
MUDHARABAH (SISTEM
INVESTASI)
   Definisi: mudhrabah/penanaman modal; menyerahkan modal uang kepada
    orang yang berniagabsehingga mendpatkan keuntungan. Melbatkan kedua
    bela pihak.
   Disyariatkan Penanaman Modal
    Diriwyatkan dalam Al- Muwaththa: ketika Abdullah bin Ubaidullah ke negeri
    Iraq kemudian menjumpai Gubernur Bashrah, lalu ketika itu beliau
    meminjamkan uang yang seharusnya akan diberikan kepada Amirul
    Mukminin. Agar Gubernur tersebut membelanjkan uang itu kemudian
    brangnya di jual ke Madinah. Lalu ia mengatakan agar mengembalikan
    modalnya kepada Amirul Mukmnin dan keuntungannya menjadi milik
    mereka.
   Rukun-rukun Bisnis Investasi
    Pertama; Dua atau lebih pelaku, keduannya berkompetensi dalam
MODAL
 Modal disyariatkan
   harus merupakan alat tukar seperti emas, perak atau
    uang. Penanaman modal seogianya harus dengan
    uang tidak barang.
 Penambahan atau Penarikan Modal
   Investor boleh menambahkan dana segar ke dalam
    modal yang ditanam, dengan syrat harus meneliti
    modal yang digerakkan para pengelola.
   Investor boleh saja menarik modalnya kembali dan
    membatalkan kerjasama. Namun jika itu dilakukan
    sebelum keuntungannya jelas maka yang diambil
    modalnya saja. Tpi apabila stelah
    keuntungan, investor berhak mengambil modal dan
    keuntungannya.
USAHA
 Landasan
  Asal dari usaha dalam penanaman modal adalah di
  bidang perniagaan/ bidang terkaitlainnya. Pengelola
  modal tidak boleh kerjasama dalm penjualan barang
  HARAM.
 Investasi dengan Kriteria Tertentu
   penanaman modal dengan kriteria tertentu adalah
    dengan menetukan dari salah satu faktor; mitra
    usaha, jenis ussha, tempat usha, dll.
   Parameter untuk menentukan apakah kriteria itu
    bermanfaat adalah hukum KEBIASAAN.
 Pembatasan Waktu penanaman Modal
   Tidak ada masalah dalam pembatasan waktu
    (menurut ulama Hanffiyah)
Lanjud
 Memperkerjakan      Orang Untuk melakukan Investasi
   Seirang pengelola dapat menyewa orang untuk melakukan
    hal2 yang tidaj harus dikerjaknnya sendiri. Pembatasan hal
    ini hanya dikemblikan kepada kebiasaan, namun alangkah
    lebuh baik pengelola modal mengurus sendiri usahanya.
 Melakukan    usaha berantai dengan penanaman
  modal
   Dibolehkan bagi pengelola modal untuk mengurus usaha
    stelah diizinkan pemilik modal, dan juga pengelola modal
    boleh saja menanamkan modal itu kembali kepada orang
    lain (berantai)
 Syirkah   dengan Penanaman Modal
   Boleh saja mengajak orang lain untu bersyirkah dengan
    modal tadi. Hal ni didukung oleh Hanafiyyah dan
    Hambaliyyah, dan mreka boleh mencapur dengan harta
    pribadinya.
Hukum-Hukum Keuntungan
 Syarat-syarat keuntungan; Hendaknya jelas
  keuntungan antara pengelola dan pemilik modal
 Kode Etik Pembagian Keuntungan; Berdasarkan
  Kesepakatan kedua belah pihak, Keuntungan
  sebagai cadangan modal, keuntungan diambil
  setelah masa pembagian, Hak pengambilan
  keuntungan diambil saat perhitungan akhir
 Berakhirnya Usaha Investasi; Usaha ini berakhir
  dengan pembatalan satu pihak, karena masing-
  masing pihak bisa membatalkannya kapan saja.
  Namun sebaiknya perjanjian wajib dilaksanakan
  ketika telah memulai
Murabahah (Usaha Fixed Profit)

 Definisi;Murabahah adalah menjual dengan
  modal asli bersama tambahan keuntungan
 Syarat2 Murabahah; Modal dan keuntungan
  sama2 diketahui dengan jelas, dan hendaknya
  modal adalah harus berupa barang yang ada
  padananya, serta sahnya jual beli apabila
  perjanjiannya sah.
 Agar Murabahah terhindar dari
  kecurangan, caranya harus menjelaskan segala
  hal dengan jelas terkait transaksi yang
  dilakukan.
 Implementasinya, barang dagangan berada di
Konstruksi Teoritis Aplikasi
Murabahah            Kemudian bank membelikan barang
Pihak bank bank menerima pesanan                        tersebut dan berlakulah sistem
     dari pelanggan untuk                               (fixed price), yakni bahwa pihak
     membelikan barang tertentu                         bank menjual barang setelah
     (dengan perjanjian tertulis)                       terjadi kesepakatan dengan
                                                        pembeli
          Pihak bank dalam hal ini tidak berarti menjual barang
               yang tidak dimilkinya, karena transaksi terjadi
               sebelum bank membeli barang. Maka yang terjadi
               antara pihak bank dan pembeli sebelumnya disebut
               perjanjian pembelian

                     Keputusan majelis Terkai sistem Fixed price
 Pertama; jual beli dengan cara fixed price dianggap sah selama penjual bertanggung
      jawab apabila barang terjadi kerusakan sebelum serah terima
 Kedua; perjanjian. Janji dari pihak pemesan dan penjual terpisah. Sehingga adanya
      keharusan menepati janji tau kompensasi atas bahaya dari tidak dapat
      menempati janji tersebut.
 Ketiga; Saling berjanji, yakni berasal dari kedua belah pihak. Agar perjanjian tersebut
      dkatakan sah
Bentuk Usaha Jual beli As-Salm dan Hukumnya
 Definisi; adalah transaksi terhadap suatu barang yang digambarkan dan
 dalam kepemilikan dengan harga kontan dalam waktu perjanjian namun
 penyerahan barngnya tertunda. Jual beli as-salm disyriatkan oleh dalil:
 Al;qur’an Al:baqarah:282

 Rukun2; adanya dua transaktor, objek transaksi (barang), Pelafalan Perjanjian
 Syarat barang; Hendaknya barang itu diketahui ukuran jumlahnya,
                Harus tepat gambarnnya, (harga)
                hendaknya barang itu menjadi utang, namun dalam kepemilikan
                Hendaknya penyerahannya jelas diketahui
                Tidak diberlakukan riba


 Jual beli As-salm secara kredit
      Ulama mengatakn pembayaran secara kredit diperbolehkan.
      Namun kalangan syafiiah melarang jual beli ini, karena harga
      barang       yang lebih lama diserahkan lebih sedikit harganya
      daripada harga        barang yang lebih dulu diserahkan
Apakah Sah Adanya Hak Pilih terhadap Persyaratan dalam Jual Beli as-
                                salm?
= Ulama Fiqh hak pilih tersebut tidak sah. Karena penerimaan uang
  muka merupakn syarat sah. Namun pihak Malikayah membolehkan
  adanya hak pilih hingga 3 hari (penangguhan pembayaran.

    Bolehkah Hutang Dijadikan Pembayaran Dalam Jual Beli as-salm?

= Moyaritas ulama melarangnya. Karena hal itu serupa dengan
  menjual piutang dan itu dilarang dan perbuatan itu mirip dengan
  riba.
Bolehkah menjual Kembali Barang yang dibeli dengan sistem as-salm ini
sebelum diserahterimakan?


= Aplikasi 1. Menjual Kembali barang tersebut dengan pihak ketiga
  sebelum menerimanya dari pihak penjual.
  > Menjual barang yang akan diterima secra tertunda berarti juga
  menerima keuntungan dari sesuatu yang belum dijamin menjadi
  pemiliknya. Hal itu dilarang oleh Nabi.
= Aplikasi 2. Menjual barang kembali barang itu kepada penjualnya
  sebelum diserahkan kepadanya.
  > Mayoritas ulama melarang nya, karena mengoperasikan barang
  sebelum diterima atau mencari untung dari barang yang belum
  pasti itu dilarang.
  > Namun Maliyah dan Hambaliyyah membolehkan jual beli dengan
  syarat barang dengan pembayaran harus diserahkan secara
  langsung
           Kemudia ini adalah jawaban dari Lembaga Ulama:
   1. Barang transaksi tidak boleh dijual sebelum diserahterimakan
   2. Namun sistem as-salm mebolehkan menjual brang yang sejenis
      tanpa menghubungkan perjanjian yang telah ada
   3. Tidak boleh menjadikan jual beli yang dibolehkan ini sebagai usaha
      perniagaan.
Perjanjian Pemesana (istishna) dan Hukum
Definisi Istishna (pemesanan); Penjualan terhadap barang jualan yang
berbeda dalam kepemilikan pejual dengan syarat dibuatkan oleh penjual.
 Hukum Pemesanan;
 Apabila dikiyaskan perjanjian ini tidak dibolehkan karena sama dengan
 menjual barang yang belum ada wujudnya.
 Namun perjanjian ini akhirnya dibolehkan karena manusia telah
 terbiasa melakukan jual beli itu dan umat amat membutuhkannya.
 Hanaffiyah Membolehkan dengan syrat; adanya penjelasan tentang
 pesanan, dan kriteria barang, dan dan barang tersebut harus memiliki
 kebiasaan yang sudah bisas di pesan, kemudaian tidak boleh ada
 penanggalan waktu.
 Kriteria pemesanan:
 Menurut Hanaffiyah;
 1. Kedua pihak mempunyai hak pilik untuk membatalkan perjanjian
 2. Hak pilih berlaku kepada pembuat barang untuk menjual barnagnya pada
     siapapun
 3. Apabila barang pesanan sudah dibuat sesuai yang diminta pemesan, dan
     pemesan sudahmelihatnya. Hak pilih kemudian dimiliki oleh si
     pemesan, apakah dia mau membeli atau tidak.
Ijarah dan Hukumnya
Definisi:
 Ijarah atau menyewakan dalam arti kata ajr adalah
  imbalan
 Ijarah adalah memindahkan kepemilikan fasilitas dengan
  imbalan
 Ijarah disyariatkan dlam al’quran surah al- Qashash ayat
  26-27 dan ath-talaq: ayat 6
 Para ulama berijma tentang bolehnya perjanjian sewa
  menyewa.
Macam-macam Penyewaan
 Penyewaan terhadap fasilitas sesuatu seperti tempat
  tinggal’ tanah garapan dan mobil angkutam
 Penyewaan terhadap posisi atausumber daya manusia.
Rukun-Rukun Penyewaan
1. Ada dua Transaktor dan Syarat-syarat yang berkaitan
  Dengannya
  kedua transaktor harus berkompetensi, serta dapat
     membedakan yang baik dan yang buruk (akil baliq). Dalil
   An-Nisa:6
          Bolehkah Seorang Muslim Menjadi Pekerja Kafir?


  = Ulama fiqh membolehkan akan tetapi pekerjaan tersebut
    harus sesuai syariat islam. Namun apabila pekerjaan
    tersebut terlanjur dilakukan maka upah yang diterima oleh
    pekerja tersebut harus disedekahkan.
  = Ahli Fiqh Hambaliyah membolehkan dengan syarat
    pekerjaan itu tidak bersifat hina dan rendah bagi si muslim
  = Hanaffiyah menebarkan perjanjian namun menganggapnya
    makruh.
2. Objek Transaksi, Yakni Fasilitas dan Upah
        Syarat-syarat berkaitan Fasilitas:
      Hendaknya fasilitasnya mubah
      Hendaknya fasilitas itu diketahui
      Objek transaksi bisa diserah terimakan
      Hendaknya penggunaan fasilitas objek
       sewaan tidak menghabiskan
       substantinya
      Hendaknya fasilitas objek sewaan itu
       memnpunyai nilai
      Hendaknya fasilitas objek sewaan
       kembali kepada penyewa.
Syarat-syarat berkaitan upah
Syarat2 upah; upah harus merupakan harta yang halal dan
bersih
Mengetahui humlah upah; upah harus jelas dan sama2
diketahui
Menyewa dengan upah sebagian hasil produksi;
    Hal ini tidak dibolehkan manurut “syafii dan hanafii”,karena
upah          tidak diketahui jumlahnya. Namun “hambali”
membolehkan            dengan syarat.
Penyewaan dengan upah jumlah tertentu dari hasil produksi;
    Kalangan syafii dan hanafii berpendapat penyewaan itu
tidak sah, karena ketidak jelasan. Namun Malikiyah
membolehkan, karena             ada proses produksi untuk
menghasilkannya.
Syarat Memperoleh Upah;
    Pertama: Pekerja umum
    Kedua : Pekerja pribadi
3. Pelafalan Janji
 Pelafalan secara lisan;
   ucapan yang menunjukkan dilaksanakannya pejanjian
  tersebut
 Pelafalan Perjanjian melalui Tindakan
  = Maksudnya melakukan sesuatu tanpa          ucapan.
 Terlaksananya perjanjian dengan Tulisan; perjanjian
  terlaksana melalui tulisan meskipun terpisah jarak dan
  waktu. Dan cara seperti sah menurut ulama fiqh
 Pengaruh Perjanjian Penyewaan; pihak penyewa
  melakukan pemberian kesempatan kepada si penyewa
  atas objek sewa.
  jika objeknya manusia pihak yang disewa menjlankan
  kerjannya sesuai perjanjian
Apakah seorang pekerja bertanggung jawab terhadap alat atau
               barang produksi yang rusak di tangannya?
 = Ulama Fiqh mengatakan; bahwa tangan pkerja adalah
    amanah, sehingga dia tidak bertanggung jawab kecuali akibat
    keteledorannya.
 = Malikiyah berpendapat; si pkerja bertanggung jawab bila dilihat dari
    kemaslahatannya
 = kemudian apabila kerusakan terjadi akibat sesuatu yang bisa tidak
    bisa di elak (banjir, kebakran, dll) merek tidak tanggung jawab, dan
    apabila kejadian bisa di elak (karena teledor) mereka tanggung
    jawab
Komitmen bagi penyewa                 Biaya Operasional perwatan barang dan
1.   Membayar upah sewa yang              transaksi
     disepakati                      1.   Yang berkaian dengan objek sewaan
2.   Memeprlakukan pekerja dengan         semuanya dibebankan kepada pemilik.
     baik                            2.   Yang berkaitan kepada optimalisasi
3.   Memberikan waktu libur seuai         fasilitas yang disewa tanggung jwab
     kebiasaan yang ada.                  penyewa.
Apakah pihak penyewa bertanggung jawab terhadap kecelakaan
                  yang menimpa orang sewaannya?

= di beda menjadi 2 oleh ahli Fiqh
 Jika pekerjanya masih muda (belum aqil baliq) dan si sewa tanpa
  izin walinya, maka penyewa yang bertanggung jawab apabila
  pekerja mengalami kecelakaan.
 Jika orang tua (sudah aqil baliq) penyewa tidak tanggung jawab
  apabila terjadi kecelakaan. Kecuali kecelakaan disebabkan
  majikannya sendiri.
         Bolehkah Penyewa Mengembangkan Objek Sewanya?



= Abu Hanifah dal riwayatnya; membolehkan karena tidak ada dalil
  yang melarangnya. Kecuali memang adanya kesepakatan yang
  tegas untuk tidak boleh melakukan pengembangan penyewaan
  tersebut.
Berakhirnya Perjanjian Penyewaan
1.   Adanya pemabatalan
2.   Tercapainya target tertentu dari perjanjian
3.   Berakhirnya masa tertntu seuai jumlah upah dalam perjanjian
     penyewaan yang tidak dibatasi oleh waktu

         Apakah penyewaan itu berakhir Karena alsan tiba-tiba
= ahli fiqh mengatakan; masing2 transaktor tidak berhak
   membatalkannya sendirian tanpa kesepakatan pihak lain. Kecuali
   karena adanyatuntutan yang membatalkan perjanjian tersebut.
=Hanafiyyah mengtakan; alasan tersebut perlu diperhatikan untuk
   menghindari bahaya yang terpaksa ditanggung karena menunaikan
   perjanjian.
= yang jelas bahwa mengharuskan orang berhalangan tersebut tetap
   meneruskan transaksi meskipun jelas ada halangan
   mendadak/tiba2, tidak lah sesuai dengankompleksitas ajaran islam.
   (penulis)
Kiat Memfungsikan sewa menyewa dalam
  Manejemen
          Pengembangan Modal kolektif
 Seiring perkembangan ada aplikais lain dari perjanjian
  sewa menyewa yang diciptakan oleh bank2
  modern,Sebagian Metode Penyewaan Finansial berbasis riba.
           baik bank islam maupun bank



 Jual beli plus sewa menyewa; metode bisa menjadi
  pengganti dari pinjaman berbunga dengan dasar
  pengadaian
 Sewa menyewa peralatan kerja;
 Penyewaan Finansial
 Jual beli Penyewaan atau Penyewaan yang berakhir
  dengan Janji pemindahan Kepemilikan
Pengkajian Fiqh Untuk Perjanjian Jual beli plus Sewa Menyewa ini


Perjanjian penyewa dan pemilik dalam transaksi secara pembayaran (cicilan) sah
apabila akad sebagai berikut:
◦ Menetapkan batas waktu penyewaan dan menerapkan hukum sepanjang
  penyewaan
◦ Menetapkan jumlah cicilan upah dari barang sewaan
◦ Pemindahan kepemilikan setelah berakhirnya masa sewaan
Menurut majelis Fatwa telah ditetapkan bahwa sisitem tersebut sah.
    Beberapa aplikasi lain dari bentuk sewa menyewa yang berakhir
                  dengan pemindahan kepemilikan

  Aplikasi dapat dilihat seperti seseorang yang sengaja memberikan mobilnya
  kepada orang lain dengan melakukan pembagian nilai saham yang dibayarkan.
  Hingga pada akhirnya kepemilikan mobil berpindah kepada orang lain tersebut
  Bentuk perjanjian ini merealisasikan secara sempurna keadilan antara kedua
  belah pihak

More Related Content

What's hot

Kel.1 mudharabah
Kel.1 mudharabahKel.1 mudharabah
Kel.1 mudharabahMulyanah
 
Presentasi Fiqh SiyasahMuamalah 12
Presentasi Fiqh SiyasahMuamalah 12Presentasi Fiqh SiyasahMuamalah 12
Presentasi Fiqh SiyasahMuamalah 12
Marhamah Saleh
 
Sistem Keuangan Syariah
Sistem Keuangan SyariahSistem Keuangan Syariah
Sistem Keuangan Syariah
Syafril Djaelani,SE, MM
 
Agama Islam - Muamalah (Kelas XI Seemester 2)
Agama Islam - Muamalah (Kelas XI Seemester 2)Agama Islam - Muamalah (Kelas XI Seemester 2)
Agama Islam - Muamalah (Kelas XI Seemester 2)
maghfiraputeri
 
Fikih Syirkah
Fikih SyirkahFikih Syirkah
Fikih Syirkah
Imam Basrurrohman
 
Kerjasama Ekonomi dalam Agama Islam
Kerjasama Ekonomi dalam Agama IslamKerjasama Ekonomi dalam Agama Islam
Kerjasama Ekonomi dalam Agama Islam
rendrafauzi
 
Akad musyarakah akuntansi keuangan syariah
Akad musyarakah akuntansi keuangan syariahAkad musyarakah akuntansi keuangan syariah
Akad musyarakah akuntansi keuangan syariah
Edwin Irwanto
 
Praktik ekonomi dalam islam
Praktik ekonomi dalam islamPraktik ekonomi dalam islam
Praktik ekonomi dalam islam
Alya Titania Annisaa
 
MUDHARABAH DALAM SISTEM PERBANKAN ISLAM
MUDHARABAH DALAM SISTEM PERBANKAN ISLAMMUDHARABAH DALAM SISTEM PERBANKAN ISLAM
MUDHARABAH DALAM SISTEM PERBANKAN ISLAM
نور عتيقه محمد زين
 
AKAD KEUANGAN AKUNTANSI SYARIAH
AKAD KEUANGAN AKUNTANSI SYARIAHAKAD KEUANGAN AKUNTANSI SYARIAH
AKAD KEUANGAN AKUNTANSI SYARIAH
Propaningtyas Windardini
 
Investasi
InvestasiInvestasi
SISTEM KEUANGAN AKUNTANSI SYARIAH
SISTEM KEUANGAN AKUNTANSI SYARIAHSISTEM KEUANGAN AKUNTANSI SYARIAH
SISTEM KEUANGAN AKUNTANSI SYARIAH
Propaningtyas Windardini
 
Makalah Mudhabarah
Makalah MudhabarahMakalah Mudhabarah
Makalah Mudhabarah
aan riky
 
Ppt tekpen 2
Ppt tekpen 2Ppt tekpen 2
Ppt tekpen 2
dinanurfadhilah
 
Mudharabah
MudharabahMudharabah
Mudharabah
Paisal Tanjung
 
Bab 11 mudharabah
Bab 11 mudharabahBab 11 mudharabah
Bab 11 mudharabah
Doel Ngabdullah
 
Tugas Agama Islam (Prinsip Ekonomi Islam)
Tugas Agama Islam (Prinsip Ekonomi Islam)Tugas Agama Islam (Prinsip Ekonomi Islam)
Tugas Agama Islam (Prinsip Ekonomi Islam)
Fadli Nur Rahmat
 
Prinsip prinsip dan praktik ekonomi dalam islam
Prinsip prinsip dan praktik ekonomi dalam islamPrinsip prinsip dan praktik ekonomi dalam islam
Prinsip prinsip dan praktik ekonomi dalam islam
Putri Aisyah
 
Lembaga Keuangan Syariah
Lembaga Keuangan SyariahLembaga Keuangan Syariah
Lembaga Keuangan Syariah
Arimbi Priadipa
 
mudharabah dlm quran hadits
mudharabah dlm quran haditsmudharabah dlm quran hadits
mudharabah dlm quran hadits
Alalan Tanala
 

What's hot (20)

Kel.1 mudharabah
Kel.1 mudharabahKel.1 mudharabah
Kel.1 mudharabah
 
Presentasi Fiqh SiyasahMuamalah 12
Presentasi Fiqh SiyasahMuamalah 12Presentasi Fiqh SiyasahMuamalah 12
Presentasi Fiqh SiyasahMuamalah 12
 
Sistem Keuangan Syariah
Sistem Keuangan SyariahSistem Keuangan Syariah
Sistem Keuangan Syariah
 
Agama Islam - Muamalah (Kelas XI Seemester 2)
Agama Islam - Muamalah (Kelas XI Seemester 2)Agama Islam - Muamalah (Kelas XI Seemester 2)
Agama Islam - Muamalah (Kelas XI Seemester 2)
 
Fikih Syirkah
Fikih SyirkahFikih Syirkah
Fikih Syirkah
 
Kerjasama Ekonomi dalam Agama Islam
Kerjasama Ekonomi dalam Agama IslamKerjasama Ekonomi dalam Agama Islam
Kerjasama Ekonomi dalam Agama Islam
 
Akad musyarakah akuntansi keuangan syariah
Akad musyarakah akuntansi keuangan syariahAkad musyarakah akuntansi keuangan syariah
Akad musyarakah akuntansi keuangan syariah
 
Praktik ekonomi dalam islam
Praktik ekonomi dalam islamPraktik ekonomi dalam islam
Praktik ekonomi dalam islam
 
MUDHARABAH DALAM SISTEM PERBANKAN ISLAM
MUDHARABAH DALAM SISTEM PERBANKAN ISLAMMUDHARABAH DALAM SISTEM PERBANKAN ISLAM
MUDHARABAH DALAM SISTEM PERBANKAN ISLAM
 
AKAD KEUANGAN AKUNTANSI SYARIAH
AKAD KEUANGAN AKUNTANSI SYARIAHAKAD KEUANGAN AKUNTANSI SYARIAH
AKAD KEUANGAN AKUNTANSI SYARIAH
 
Investasi
InvestasiInvestasi
Investasi
 
SISTEM KEUANGAN AKUNTANSI SYARIAH
SISTEM KEUANGAN AKUNTANSI SYARIAHSISTEM KEUANGAN AKUNTANSI SYARIAH
SISTEM KEUANGAN AKUNTANSI SYARIAH
 
Makalah Mudhabarah
Makalah MudhabarahMakalah Mudhabarah
Makalah Mudhabarah
 
Ppt tekpen 2
Ppt tekpen 2Ppt tekpen 2
Ppt tekpen 2
 
Mudharabah
MudharabahMudharabah
Mudharabah
 
Bab 11 mudharabah
Bab 11 mudharabahBab 11 mudharabah
Bab 11 mudharabah
 
Tugas Agama Islam (Prinsip Ekonomi Islam)
Tugas Agama Islam (Prinsip Ekonomi Islam)Tugas Agama Islam (Prinsip Ekonomi Islam)
Tugas Agama Islam (Prinsip Ekonomi Islam)
 
Prinsip prinsip dan praktik ekonomi dalam islam
Prinsip prinsip dan praktik ekonomi dalam islamPrinsip prinsip dan praktik ekonomi dalam islam
Prinsip prinsip dan praktik ekonomi dalam islam
 
Lembaga Keuangan Syariah
Lembaga Keuangan SyariahLembaga Keuangan Syariah
Lembaga Keuangan Syariah
 
mudharabah dlm quran hadits
mudharabah dlm quran haditsmudharabah dlm quran hadits
mudharabah dlm quran hadits
 

Similar to Usaha pengelolahan modal yg disyariatkan

Presentasi Fiqh SiyasahMuamalah 10
Presentasi Fiqh SiyasahMuamalah 10Presentasi Fiqh SiyasahMuamalah 10
Presentasi Fiqh SiyasahMuamalah 10Marhamah Saleh
 
Bab_Syirkah.pptx
Bab_Syirkah.pptxBab_Syirkah.pptx
Bab_Syirkah.pptx
KukuhSuprapto
 
Presentasi BAB pendidikan agama islam kelas 11 Prinsip dan praktik ekonomi islam
Presentasi BAB pendidikan agama islam kelas 11 Prinsip dan praktik ekonomi islamPresentasi BAB pendidikan agama islam kelas 11 Prinsip dan praktik ekonomi islam
Presentasi BAB pendidikan agama islam kelas 11 Prinsip dan praktik ekonomi islam
ikarahma97
 
Pendidikan Agama Islam XI : Prinsip dan Praktik Ekonomi Islam K-13
Pendidikan Agama Islam XI : Prinsip dan Praktik Ekonomi Islam K-13Pendidikan Agama Islam XI : Prinsip dan Praktik Ekonomi Islam K-13
Pendidikan Agama Islam XI : Prinsip dan Praktik Ekonomi Islam K-13
Trie Nakita Sabrina
 
PAI kelas 11 #smakbo59
PAI kelas 11 #smakbo59PAI kelas 11 #smakbo59
PAI kelas 11 #smakbo59
Dhanti Utari
 
7. Kerja Sama Bisnis Islami.pptx
7. Kerja Sama Bisnis Islami.pptx7. Kerja Sama Bisnis Islami.pptx
7. Kerja Sama Bisnis Islami.pptx
Aceng Badruzzaman
 
Bab 8 Kontrak Musawwamah
Bab 8   Kontrak MusawwamahBab 8   Kontrak Musawwamah
Bab 8 Kontrak MusawwamahWanBK Leo
 
Resume Perbankan Syariah.pptx
Resume Perbankan Syariah.pptxResume Perbankan Syariah.pptx
Resume Perbankan Syariah.pptx
MayaAyuLestari1
 
Bab 2 Instrumen Keuangan Syariah (sistem keuangan syariah).pptx
Bab 2 Instrumen Keuangan Syariah (sistem keuangan syariah).pptxBab 2 Instrumen Keuangan Syariah (sistem keuangan syariah).pptx
Bab 2 Instrumen Keuangan Syariah (sistem keuangan syariah).pptx
noramunawarah88
 
Tugas perbankan syariah UAS
Tugas perbankan syariah UASTugas perbankan syariah UAS
Tugas perbankan syariah UAS
Devia13
 
Berusaha secara halal
Berusaha secara halalBerusaha secara halal
Berusaha secara halal
Amin_abdul
 
Azas Azas Kerjasama Ekonomi
Azas Azas Kerjasama EkonomiAzas Azas Kerjasama Ekonomi
Azas Azas Kerjasama Ekonomi
guest3148e4
 
Profit Lost Sharing PPT kel.9
Profit Lost Sharing PPT kel.9Profit Lost Sharing PPT kel.9
Profit Lost Sharing PPT kel.9
Taqiya Hanifanti
 
Perbankan Syariah
Perbankan SyariahPerbankan Syariah
Perbankan Syariah
asksalman
 
Analisis laporan keuangan bank syariah
Analisis laporan keuangan bank syariahAnalisis laporan keuangan bank syariah
Analisis laporan keuangan bank syariahImba Alfiani
 
Tugas Kel 6 PPT AK Syariah.pptx
Tugas Kel 6 PPT AK Syariah.pptxTugas Kel 6 PPT AK Syariah.pptx
Tugas Kel 6 PPT AK Syariah.pptx
StefannyAngelina
 
Perbedaan ekonomi islam dan ekonomi pertemuan ke 2
Perbedaan ekonomi islam dan ekonomi pertemuan ke 2Perbedaan ekonomi islam dan ekonomi pertemuan ke 2
Perbedaan ekonomi islam dan ekonomi pertemuan ke 2
Hamdani Rizal
 
Makalah fiqih muamalah
Makalah fiqih muamalahMakalah fiqih muamalah
Makalah fiqih muamalah
Winda nawangasari
 
Al Syirkah dalam mudharabah oleh ziyana walidah.pptx
Al Syirkah dalam mudharabah oleh ziyana walidah.pptxAl Syirkah dalam mudharabah oleh ziyana walidah.pptx
Al Syirkah dalam mudharabah oleh ziyana walidah.pptx
ZiyanaWalidah3
 

Similar to Usaha pengelolahan modal yg disyariatkan (20)

Presentasi Fiqh SiyasahMuamalah 10
Presentasi Fiqh SiyasahMuamalah 10Presentasi Fiqh SiyasahMuamalah 10
Presentasi Fiqh SiyasahMuamalah 10
 
Presentasi Fiqh 9
Presentasi Fiqh 9Presentasi Fiqh 9
Presentasi Fiqh 9
 
Bab_Syirkah.pptx
Bab_Syirkah.pptxBab_Syirkah.pptx
Bab_Syirkah.pptx
 
Presentasi BAB pendidikan agama islam kelas 11 Prinsip dan praktik ekonomi islam
Presentasi BAB pendidikan agama islam kelas 11 Prinsip dan praktik ekonomi islamPresentasi BAB pendidikan agama islam kelas 11 Prinsip dan praktik ekonomi islam
Presentasi BAB pendidikan agama islam kelas 11 Prinsip dan praktik ekonomi islam
 
Pendidikan Agama Islam XI : Prinsip dan Praktik Ekonomi Islam K-13
Pendidikan Agama Islam XI : Prinsip dan Praktik Ekonomi Islam K-13Pendidikan Agama Islam XI : Prinsip dan Praktik Ekonomi Islam K-13
Pendidikan Agama Islam XI : Prinsip dan Praktik Ekonomi Islam K-13
 
PAI kelas 11 #smakbo59
PAI kelas 11 #smakbo59PAI kelas 11 #smakbo59
PAI kelas 11 #smakbo59
 
7. Kerja Sama Bisnis Islami.pptx
7. Kerja Sama Bisnis Islami.pptx7. Kerja Sama Bisnis Islami.pptx
7. Kerja Sama Bisnis Islami.pptx
 
Bab 8 Kontrak Musawwamah
Bab 8   Kontrak MusawwamahBab 8   Kontrak Musawwamah
Bab 8 Kontrak Musawwamah
 
Resume Perbankan Syariah.pptx
Resume Perbankan Syariah.pptxResume Perbankan Syariah.pptx
Resume Perbankan Syariah.pptx
 
Bab 2 Instrumen Keuangan Syariah (sistem keuangan syariah).pptx
Bab 2 Instrumen Keuangan Syariah (sistem keuangan syariah).pptxBab 2 Instrumen Keuangan Syariah (sistem keuangan syariah).pptx
Bab 2 Instrumen Keuangan Syariah (sistem keuangan syariah).pptx
 
Tugas perbankan syariah UAS
Tugas perbankan syariah UASTugas perbankan syariah UAS
Tugas perbankan syariah UAS
 
Berusaha secara halal
Berusaha secara halalBerusaha secara halal
Berusaha secara halal
 
Azas Azas Kerjasama Ekonomi
Azas Azas Kerjasama EkonomiAzas Azas Kerjasama Ekonomi
Azas Azas Kerjasama Ekonomi
 
Profit Lost Sharing PPT kel.9
Profit Lost Sharing PPT kel.9Profit Lost Sharing PPT kel.9
Profit Lost Sharing PPT kel.9
 
Perbankan Syariah
Perbankan SyariahPerbankan Syariah
Perbankan Syariah
 
Analisis laporan keuangan bank syariah
Analisis laporan keuangan bank syariahAnalisis laporan keuangan bank syariah
Analisis laporan keuangan bank syariah
 
Tugas Kel 6 PPT AK Syariah.pptx
Tugas Kel 6 PPT AK Syariah.pptxTugas Kel 6 PPT AK Syariah.pptx
Tugas Kel 6 PPT AK Syariah.pptx
 
Perbedaan ekonomi islam dan ekonomi pertemuan ke 2
Perbedaan ekonomi islam dan ekonomi pertemuan ke 2Perbedaan ekonomi islam dan ekonomi pertemuan ke 2
Perbedaan ekonomi islam dan ekonomi pertemuan ke 2
 
Makalah fiqih muamalah
Makalah fiqih muamalahMakalah fiqih muamalah
Makalah fiqih muamalah
 
Al Syirkah dalam mudharabah oleh ziyana walidah.pptx
Al Syirkah dalam mudharabah oleh ziyana walidah.pptxAl Syirkah dalam mudharabah oleh ziyana walidah.pptx
Al Syirkah dalam mudharabah oleh ziyana walidah.pptx
 

Recently uploaded

Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
nasrudienaulia
 
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos ValidasiAksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
DinaSetiawan2
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
jodikurniawan341
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
esmaducoklat
 
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptxObservasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
akram124738
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
MildayantiMildayanti
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
MashudiMashudi12
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
junarpudin36
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
GusniartiGusniarti5
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
ananda238570
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
inganahsholihahpangs
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
fadlurrahman260903
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
NavaldiMalau
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
margagurifma2023
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
Kanaidi ken
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 

Recently uploaded (20)

Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
 
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos ValidasiAksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
 
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptxObservasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 

Usaha pengelolahan modal yg disyariatkan

  • 1. USAHA PENGELOLAHAN MODAL YANG DISYARIATKAN KELOMPOK 10: YODI RIZMANTO (11390036) AGENG ASMARA SANI (11390045)
  • 2. PENDAHULUAN  Islam tidak mengenal pemisahaan total antara agama dengan keduniaan. Islam juga tidak menjadikan dunia ini sebagai pengikat antara Allah dengan para thaghut manusia, sehingga timbul fenomena seperti agama yang menyimpang. Problematika dunia usaha termusak problematika yang diperhatikan oleh ajaran syariat islam. Islam memberikan konsep- konsep serta hukum dalam menetapkan usaha yang beragam, sehingga bisa dijadikan naungan bagi usahawan sepanjang perputaran masa.
  • 3. SYIRKAH  Syirkah dalam bahasa Arab berarti pencampuran atau interaksi. Disebut juga membagikan sesuatu antara dua orang atau lebih.  Dalam terminologi fiqh arti syirkah berarti: Persekutuan usaha untuk mengambil hak atau beroperasi. Sementra aliansi dalam beroperasi mengisyaratkan Syirkatul Uqud (Syirkah Transaksional)  Dalil tentang syirkah: An-Nisa:12 An-Anfal: 41
  • 4. MACAM-MACAM SYIRKAH Syirkah ada 2 macam:  Pertama: Syirkah Hak milik (Syirkatul Amlak). Yaitu persekutuan antara dua orang atau lebih dalam kepemilikan satu barang dengan salah satu sebab kepemilikan. Ex: Warisan  Kedua: Syrikah Transaksional (syirkatul Uqud). Yaitu akad kerjasama antara dua orang yang bersekutu dalam modal dan keuntungan.
  • 5. MACAM-MACAM SYIRKAH TRANSAKSIONAL SYIRKAH INAN Pengertian: Yakni persekutuan dalam modal, usahan dan keuntungan. Dalam hal ini modal berasal dari mereka semua, dan usaha dilakukan bersama, dan keuntungan juga dibagi bersama. Hukum: Syirkah ini doperbolehkan berdasarkan ijma. Dan ini merupakan bentuk kerjasama yang disyariatkan. Rukunnya: Pertama; adanya dua transaktor. Keduanya harus memiliki kompetensi, yakni akil baligh. Dan boleh beraliansi dengan NON MUSLIM. Kedua; Objek Transaksi. Objek transaksi ini meliputi modal, usaha, dan keuntungan Keuntungan 1. Harus diketahui Modal harus bersifat: Usaha Jumlahnya 1. Diketahui Jumlahnya masing-masing pihak 2. Harus merupakan 2. Modalnya itu Rill bebas menggunakan sejumlah keuntungan 3. Tidak merupakan hutang modalnya denga prosentase tertentu.
  • 6. Lanjud Berakhirnya Sirkah:  Asal daripada sirkah ini adalah bentuk kerja usaha yang lazim. Sirkah ini berakhir apabila masing-masing pihalk membatalkan perjanjiannya  Namun kalangan Malikiyah mengatak: apabila ingin mengakhiri sirkah tersebut harus melalui hakim. Agar dapat diputuskan keutungan dari harga layak jual sahamnya.
  • 7. Lanjud Kemudian Muncul pertanyaan: Apakah Syirkah itu batal dengan habisnya Modal slah stu pihak? = Apabila modal salah satu pihak habis Seblum dicampur maka syirkah itu batal. Dan apabila setelah di campur, maka harus diterima syirkah (syirkah Bagaimana cara memfungsikan Syirkah agar dapat tetap berjalan) menggantikan posisi pengembangan Modal berbasis Riba? = Syirkah Simultan; dengan melayangkan modal para pengelola modal muslim ke dalam musyarakah yang simultan pada berbagai proyek prencanaan. 1. Musyarakah dengan kriteria khusus dengan mengarahkan investor untuk kerjasama pada proyek tertentu. Kemudian hasilnya dibagikan untung atau pun rugi 2. Musyarakah Non Permanen semacam syirkah dimana seorang terlibat dalam memberikan hak kepada pihak lain untuk menempati kepemilikan secara langsung/bertahap. Yakni dengan cara penyusunan konsep yang menyisihkan devisa menjadi cicilan untuk menutupi kontribusi pihak lain.
  • 8. Lanjud Gambaran 1: Pihak investor sepakat menetapkan jumlah jatah masing-masing yang berkaitan dengan syaraynta.kemudian saham2 investor dijual kepada pengelolah setelah syirkah berakhir dengan perjanjian baru. Dimana investor bebas menjual sahamnya baik kepada orang lain maupun partnernya dan hal itu juga berlaku kepada penanam saham.  Hal ini diperbolehkan berdasarkan kesepakatan ulama karena perjanjiannya mengandung akar yang terpisah dan secara hukum diperbolehkan. Gambaran 2 Investor dan pengelolah bersepakat dalam syirkah untuk pendanaan penuh sebagai pelaksanaa proyek yang punya prospek keuntungan. Berdasarkan kesepakatan bank dengan penanam saham lain, dimana bank mendapat keuntungan secara rill, disamping haknya untuk menyimpan sisa dana yang dikeluarkan, untuk menutupi kekurangan pendanaan pihak bank. > Hal ini merupakan perjanjian syirkah yang tidak diharamkan, namun ada kerancuan . Karena pihak bank telah bekerjasama sejak awal dengan persyaratan modal itu akan kemabali denganprosenatse tertentu dari keuntungan proyek. Yang mengkibatkan rancu: adanya syirkah dan jual beli dalam satu perjanjian.
  • 9. SYIRKAH ABDAN (USAHA) Pengertian: Kerjasama antara dua pihak atau lebih dalam usaha yabg dilakukanoleh tubuh/keterkaitan dengan mereka sendiri. Ex. Dokter di klinik.  Hukum: Para ahli Fiqh berpendpat: membolehkan syirkah ini mereka adlah dari kalangan “Hanafiyyah” = berasarkan riwayat Abu Ubaidah Ibnu Abdillah (ayah Abdullah bin Mas’ud). Abdullah bin mas’ud dan Sa’ad melakukan kerjasama pada hari Badar. Namun hanya Sa’ad yang mendapat 2 tawanan, sedangkan Mas’ud tidak. Dan nabi menarkan apa yang dilakukan mereka. Namun dalam hal ini Imam Syafi’I melarangnya, karena dilakukan tanpa modal sehingga tidak akan mencapai tujuan, yakni keuntingan. = karena syirkah dalam keuntungan itu dibangun diatas syirkah dalam modal. Kemudian 2 hal ini tidak hanya modal harta saja tapi juga ada dengan modal kerja. Rukunnya: Dua Transaktor; masing-masing harus memiliki kompetensi beraktivitas. Objek transaksi; usaha dan keuntungan. Palafalan akad/perjanjian. Usaha. Ulama berpendpat: usaha syirkah tidak disyariatkan karena tujuannya memperoleh keuntungan. Namun ada riwyat yang menyatakn syirkah ini disyariatkan karena konsekuensi syiah ini bahwa usaha yang duterima masing2 pihak juga ditekankan kepada pihak lain. Keuntungan. Keuntungan diperoleh berdasarkan kesepakatan pihak yang beraliansi.
  • 10. Lanjud Dasar kerja dalam Keuntungan pada Syirkah ini Berasaskan kerja sama antar sesama mitra usaha dalam syirkah ini adalah jaminan/garansi. Karena setiap usaha yang diterima masing2 pihak berada dalam jaminan semua pihak. Jaminan dalam syirkah jaminannya terdapat pada masing2 pihak. Sehingga masing2 pihak dituntut melakukan usaha, dan berhak menuntut mitra ushanya untuk mendapat keuntungan. Berakhirnya Syirkah ini Berakhir apabila: pemabatalan oleh salah satu transaktor, atau kematian slah satu dari pihak yang bekerja sama, karena sudah tercekal akibar bangkrut terlilit hutang, karena idiot dan sejenisnya
  • 11. SYIRKAH WUJUH Pengertian  Yakni kerjasama dlam keuntungan dari apa yang mereka beli dengan nama baik mereka. Tidak seorangpun memiliki modal namun masing2 punya nama baik di masyarakat, membeli secara utang kemudian untung di bagi bersama. Dibolehkan oleh Hanfiyah dan Hambali namun ditentang oleh Syafi’I dan Malikiyah Sebab disebut sebagai Syirkatul Wujuh  Karena anggotanya tidaj bisa membeli barang dengan hutang tanpa memiliki prestige (nama baik). Dalil Al-Ahzab:69 Disyariatkan Syirkah Ini Kalangan Hanafiyah dan Hambaliyah, membolehkan secara mutlak; karena syiah itu mengandung unsur membeli dengan pembayaran tertunda, dan memberi pinjmana untuk jual beli, di bolehkan Kalangan Syafi’I dan Malikiyah melarang aplikatifnya tapi membolehkan sebagian bentuk lainnya
  • 12. Syirkah Mufawaddah Pengertian: Sebuah syirkah yang di dalamnya itu semua anggota sepakat melakukan aliansi dalam semua jenis kerjasama, seperti inan, abdan, wujuh. Masing2 pihak menyerahkan kepada pihak lain untuk mengoperasikan segala aktivitas kerja, sperti; jula beli, pinjaman, sewa, dll. Keuntungan dibagikan sesuai persyaratan. Alasan Penamaan dan Syariat: Para ahli berpendapat kata mufawaddah diambil dari kata tafwied yang artinya penyerahan. Karena masing2 pihak menyerahkan hak operasionla kepada mitranya Hannafiyah; artinya adlah penyamaan. Maka kerjasama ini syartnya adalah kesamaan modal. Disyariatkan karena sirkah ini menggabungkan macam-macam bentuk syirkah Karena masyarakat di berbagai tempat telah terbiasa melakukan syirkah ini Syarat-syarat Syirkah Mufawaddah Kesamaan modal, keumuman dalam syirkah, satu pihak tidak memiliki saham di syirkah lain. Hendaknya dengan pelafalan mufawaddah.
  • 13. MUDHARABAH (SISTEM INVESTASI)  Definisi: mudhrabah/penanaman modal; menyerahkan modal uang kepada orang yang berniagabsehingga mendpatkan keuntungan. Melbatkan kedua bela pihak.  Disyariatkan Penanaman Modal Diriwyatkan dalam Al- Muwaththa: ketika Abdullah bin Ubaidullah ke negeri Iraq kemudian menjumpai Gubernur Bashrah, lalu ketika itu beliau meminjamkan uang yang seharusnya akan diberikan kepada Amirul Mukminin. Agar Gubernur tersebut membelanjkan uang itu kemudian brangnya di jual ke Madinah. Lalu ia mengatakan agar mengembalikan modalnya kepada Amirul Mukmnin dan keuntungannya menjadi milik mereka.  Rukun-rukun Bisnis Investasi Pertama; Dua atau lebih pelaku, keduannya berkompetensi dalam
  • 14. MODAL  Modal disyariatkan  harus merupakan alat tukar seperti emas, perak atau uang. Penanaman modal seogianya harus dengan uang tidak barang.  Penambahan atau Penarikan Modal  Investor boleh menambahkan dana segar ke dalam modal yang ditanam, dengan syrat harus meneliti modal yang digerakkan para pengelola.  Investor boleh saja menarik modalnya kembali dan membatalkan kerjasama. Namun jika itu dilakukan sebelum keuntungannya jelas maka yang diambil modalnya saja. Tpi apabila stelah keuntungan, investor berhak mengambil modal dan keuntungannya.
  • 15. USAHA  Landasan Asal dari usaha dalam penanaman modal adalah di bidang perniagaan/ bidang terkaitlainnya. Pengelola modal tidak boleh kerjasama dalm penjualan barang HARAM.  Investasi dengan Kriteria Tertentu  penanaman modal dengan kriteria tertentu adalah dengan menetukan dari salah satu faktor; mitra usaha, jenis ussha, tempat usha, dll.  Parameter untuk menentukan apakah kriteria itu bermanfaat adalah hukum KEBIASAAN.  Pembatasan Waktu penanaman Modal  Tidak ada masalah dalam pembatasan waktu (menurut ulama Hanffiyah)
  • 16. Lanjud  Memperkerjakan Orang Untuk melakukan Investasi  Seirang pengelola dapat menyewa orang untuk melakukan hal2 yang tidaj harus dikerjaknnya sendiri. Pembatasan hal ini hanya dikemblikan kepada kebiasaan, namun alangkah lebuh baik pengelola modal mengurus sendiri usahanya.  Melakukan usaha berantai dengan penanaman modal  Dibolehkan bagi pengelola modal untuk mengurus usaha stelah diizinkan pemilik modal, dan juga pengelola modal boleh saja menanamkan modal itu kembali kepada orang lain (berantai)  Syirkah dengan Penanaman Modal  Boleh saja mengajak orang lain untu bersyirkah dengan modal tadi. Hal ni didukung oleh Hanafiyyah dan Hambaliyyah, dan mreka boleh mencapur dengan harta pribadinya.
  • 17. Hukum-Hukum Keuntungan  Syarat-syarat keuntungan; Hendaknya jelas keuntungan antara pengelola dan pemilik modal  Kode Etik Pembagian Keuntungan; Berdasarkan Kesepakatan kedua belah pihak, Keuntungan sebagai cadangan modal, keuntungan diambil setelah masa pembagian, Hak pengambilan keuntungan diambil saat perhitungan akhir  Berakhirnya Usaha Investasi; Usaha ini berakhir dengan pembatalan satu pihak, karena masing- masing pihak bisa membatalkannya kapan saja. Namun sebaiknya perjanjian wajib dilaksanakan ketika telah memulai
  • 18. Murabahah (Usaha Fixed Profit)  Definisi;Murabahah adalah menjual dengan modal asli bersama tambahan keuntungan  Syarat2 Murabahah; Modal dan keuntungan sama2 diketahui dengan jelas, dan hendaknya modal adalah harus berupa barang yang ada padananya, serta sahnya jual beli apabila perjanjiannya sah.  Agar Murabahah terhindar dari kecurangan, caranya harus menjelaskan segala hal dengan jelas terkait transaksi yang dilakukan.  Implementasinya, barang dagangan berada di
  • 19. Konstruksi Teoritis Aplikasi Murabahah Kemudian bank membelikan barang Pihak bank bank menerima pesanan tersebut dan berlakulah sistem dari pelanggan untuk (fixed price), yakni bahwa pihak membelikan barang tertentu bank menjual barang setelah (dengan perjanjian tertulis) terjadi kesepakatan dengan pembeli Pihak bank dalam hal ini tidak berarti menjual barang yang tidak dimilkinya, karena transaksi terjadi sebelum bank membeli barang. Maka yang terjadi antara pihak bank dan pembeli sebelumnya disebut perjanjian pembelian Keputusan majelis Terkai sistem Fixed price Pertama; jual beli dengan cara fixed price dianggap sah selama penjual bertanggung jawab apabila barang terjadi kerusakan sebelum serah terima Kedua; perjanjian. Janji dari pihak pemesan dan penjual terpisah. Sehingga adanya keharusan menepati janji tau kompensasi atas bahaya dari tidak dapat menempati janji tersebut. Ketiga; Saling berjanji, yakni berasal dari kedua belah pihak. Agar perjanjian tersebut dkatakan sah
  • 20. Bentuk Usaha Jual beli As-Salm dan Hukumnya Definisi; adalah transaksi terhadap suatu barang yang digambarkan dan dalam kepemilikan dengan harga kontan dalam waktu perjanjian namun penyerahan barngnya tertunda. Jual beli as-salm disyriatkan oleh dalil: Al;qur’an Al:baqarah:282 Rukun2; adanya dua transaktor, objek transaksi (barang), Pelafalan Perjanjian Syarat barang; Hendaknya barang itu diketahui ukuran jumlahnya, Harus tepat gambarnnya, (harga) hendaknya barang itu menjadi utang, namun dalam kepemilikan Hendaknya penyerahannya jelas diketahui Tidak diberlakukan riba Jual beli As-salm secara kredit Ulama mengatakn pembayaran secara kredit diperbolehkan. Namun kalangan syafiiah melarang jual beli ini, karena harga barang yang lebih lama diserahkan lebih sedikit harganya daripada harga barang yang lebih dulu diserahkan
  • 21. Apakah Sah Adanya Hak Pilih terhadap Persyaratan dalam Jual Beli as- salm? = Ulama Fiqh hak pilih tersebut tidak sah. Karena penerimaan uang muka merupakn syarat sah. Namun pihak Malikayah membolehkan adanya hak pilih hingga 3 hari (penangguhan pembayaran. Bolehkah Hutang Dijadikan Pembayaran Dalam Jual Beli as-salm? = Moyaritas ulama melarangnya. Karena hal itu serupa dengan menjual piutang dan itu dilarang dan perbuatan itu mirip dengan riba. Bolehkah menjual Kembali Barang yang dibeli dengan sistem as-salm ini sebelum diserahterimakan? = Aplikasi 1. Menjual Kembali barang tersebut dengan pihak ketiga sebelum menerimanya dari pihak penjual. > Menjual barang yang akan diterima secra tertunda berarti juga menerima keuntungan dari sesuatu yang belum dijamin menjadi pemiliknya. Hal itu dilarang oleh Nabi.
  • 22. = Aplikasi 2. Menjual barang kembali barang itu kepada penjualnya sebelum diserahkan kepadanya. > Mayoritas ulama melarang nya, karena mengoperasikan barang sebelum diterima atau mencari untung dari barang yang belum pasti itu dilarang. > Namun Maliyah dan Hambaliyyah membolehkan jual beli dengan syarat barang dengan pembayaran harus diserahkan secara langsung Kemudia ini adalah jawaban dari Lembaga Ulama: 1. Barang transaksi tidak boleh dijual sebelum diserahterimakan 2. Namun sistem as-salm mebolehkan menjual brang yang sejenis tanpa menghubungkan perjanjian yang telah ada 3. Tidak boleh menjadikan jual beli yang dibolehkan ini sebagai usaha perniagaan.
  • 23. Perjanjian Pemesana (istishna) dan Hukum Definisi Istishna (pemesanan); Penjualan terhadap barang jualan yang berbeda dalam kepemilikan pejual dengan syarat dibuatkan oleh penjual. Hukum Pemesanan; Apabila dikiyaskan perjanjian ini tidak dibolehkan karena sama dengan menjual barang yang belum ada wujudnya. Namun perjanjian ini akhirnya dibolehkan karena manusia telah terbiasa melakukan jual beli itu dan umat amat membutuhkannya. Hanaffiyah Membolehkan dengan syrat; adanya penjelasan tentang pesanan, dan kriteria barang, dan dan barang tersebut harus memiliki kebiasaan yang sudah bisas di pesan, kemudaian tidak boleh ada penanggalan waktu. Kriteria pemesanan: Menurut Hanaffiyah; 1. Kedua pihak mempunyai hak pilik untuk membatalkan perjanjian 2. Hak pilih berlaku kepada pembuat barang untuk menjual barnagnya pada siapapun 3. Apabila barang pesanan sudah dibuat sesuai yang diminta pemesan, dan pemesan sudahmelihatnya. Hak pilih kemudian dimiliki oleh si pemesan, apakah dia mau membeli atau tidak.
  • 24. Ijarah dan Hukumnya Definisi:  Ijarah atau menyewakan dalam arti kata ajr adalah imbalan  Ijarah adalah memindahkan kepemilikan fasilitas dengan imbalan  Ijarah disyariatkan dlam al’quran surah al- Qashash ayat 26-27 dan ath-talaq: ayat 6  Para ulama berijma tentang bolehnya perjanjian sewa menyewa. Macam-macam Penyewaan  Penyewaan terhadap fasilitas sesuatu seperti tempat tinggal’ tanah garapan dan mobil angkutam  Penyewaan terhadap posisi atausumber daya manusia.
  • 25. Rukun-Rukun Penyewaan 1. Ada dua Transaktor dan Syarat-syarat yang berkaitan Dengannya kedua transaktor harus berkompetensi, serta dapat membedakan yang baik dan yang buruk (akil baliq). Dalil An-Nisa:6 Bolehkah Seorang Muslim Menjadi Pekerja Kafir? = Ulama fiqh membolehkan akan tetapi pekerjaan tersebut harus sesuai syariat islam. Namun apabila pekerjaan tersebut terlanjur dilakukan maka upah yang diterima oleh pekerja tersebut harus disedekahkan. = Ahli Fiqh Hambaliyah membolehkan dengan syarat pekerjaan itu tidak bersifat hina dan rendah bagi si muslim = Hanaffiyah menebarkan perjanjian namun menganggapnya makruh.
  • 26. 2. Objek Transaksi, Yakni Fasilitas dan Upah Syarat-syarat berkaitan Fasilitas:  Hendaknya fasilitasnya mubah  Hendaknya fasilitas itu diketahui  Objek transaksi bisa diserah terimakan  Hendaknya penggunaan fasilitas objek sewaan tidak menghabiskan substantinya  Hendaknya fasilitas objek sewaan itu memnpunyai nilai  Hendaknya fasilitas objek sewaan kembali kepada penyewa.
  • 27. Syarat-syarat berkaitan upah Syarat2 upah; upah harus merupakan harta yang halal dan bersih Mengetahui humlah upah; upah harus jelas dan sama2 diketahui Menyewa dengan upah sebagian hasil produksi; Hal ini tidak dibolehkan manurut “syafii dan hanafii”,karena upah tidak diketahui jumlahnya. Namun “hambali” membolehkan dengan syarat. Penyewaan dengan upah jumlah tertentu dari hasil produksi; Kalangan syafii dan hanafii berpendapat penyewaan itu tidak sah, karena ketidak jelasan. Namun Malikiyah membolehkan, karena ada proses produksi untuk menghasilkannya. Syarat Memperoleh Upah; Pertama: Pekerja umum Kedua : Pekerja pribadi
  • 28. 3. Pelafalan Janji  Pelafalan secara lisan; ucapan yang menunjukkan dilaksanakannya pejanjian tersebut  Pelafalan Perjanjian melalui Tindakan = Maksudnya melakukan sesuatu tanpa ucapan.  Terlaksananya perjanjian dengan Tulisan; perjanjian terlaksana melalui tulisan meskipun terpisah jarak dan waktu. Dan cara seperti sah menurut ulama fiqh  Pengaruh Perjanjian Penyewaan; pihak penyewa melakukan pemberian kesempatan kepada si penyewa atas objek sewa. jika objeknya manusia pihak yang disewa menjlankan kerjannya sesuai perjanjian
  • 29. Apakah seorang pekerja bertanggung jawab terhadap alat atau barang produksi yang rusak di tangannya? = Ulama Fiqh mengatakan; bahwa tangan pkerja adalah amanah, sehingga dia tidak bertanggung jawab kecuali akibat keteledorannya. = Malikiyah berpendapat; si pkerja bertanggung jawab bila dilihat dari kemaslahatannya = kemudian apabila kerusakan terjadi akibat sesuatu yang bisa tidak bisa di elak (banjir, kebakran, dll) merek tidak tanggung jawab, dan apabila kejadian bisa di elak (karena teledor) mereka tanggung jawab Komitmen bagi penyewa Biaya Operasional perwatan barang dan 1. Membayar upah sewa yang transaksi disepakati 1. Yang berkaian dengan objek sewaan 2. Memeprlakukan pekerja dengan semuanya dibebankan kepada pemilik. baik 2. Yang berkaitan kepada optimalisasi 3. Memberikan waktu libur seuai fasilitas yang disewa tanggung jwab kebiasaan yang ada. penyewa.
  • 30. Apakah pihak penyewa bertanggung jawab terhadap kecelakaan yang menimpa orang sewaannya? = di beda menjadi 2 oleh ahli Fiqh  Jika pekerjanya masih muda (belum aqil baliq) dan si sewa tanpa izin walinya, maka penyewa yang bertanggung jawab apabila pekerja mengalami kecelakaan.  Jika orang tua (sudah aqil baliq) penyewa tidak tanggung jawab apabila terjadi kecelakaan. Kecuali kecelakaan disebabkan majikannya sendiri. Bolehkah Penyewa Mengembangkan Objek Sewanya? = Abu Hanifah dal riwayatnya; membolehkan karena tidak ada dalil yang melarangnya. Kecuali memang adanya kesepakatan yang tegas untuk tidak boleh melakukan pengembangan penyewaan tersebut.
  • 31. Berakhirnya Perjanjian Penyewaan 1. Adanya pemabatalan 2. Tercapainya target tertentu dari perjanjian 3. Berakhirnya masa tertntu seuai jumlah upah dalam perjanjian penyewaan yang tidak dibatasi oleh waktu Apakah penyewaan itu berakhir Karena alsan tiba-tiba = ahli fiqh mengatakan; masing2 transaktor tidak berhak membatalkannya sendirian tanpa kesepakatan pihak lain. Kecuali karena adanyatuntutan yang membatalkan perjanjian tersebut. =Hanafiyyah mengtakan; alasan tersebut perlu diperhatikan untuk menghindari bahaya yang terpaksa ditanggung karena menunaikan perjanjian. = yang jelas bahwa mengharuskan orang berhalangan tersebut tetap meneruskan transaksi meskipun jelas ada halangan mendadak/tiba2, tidak lah sesuai dengankompleksitas ajaran islam. (penulis)
  • 32. Kiat Memfungsikan sewa menyewa dalam Manejemen Pengembangan Modal kolektif Seiring perkembangan ada aplikais lain dari perjanjian sewa menyewa yang diciptakan oleh bank2 modern,Sebagian Metode Penyewaan Finansial berbasis riba. baik bank islam maupun bank Jual beli plus sewa menyewa; metode bisa menjadi pengganti dari pinjaman berbunga dengan dasar pengadaian Sewa menyewa peralatan kerja; Penyewaan Finansial Jual beli Penyewaan atau Penyewaan yang berakhir dengan Janji pemindahan Kepemilikan
  • 33. Pengkajian Fiqh Untuk Perjanjian Jual beli plus Sewa Menyewa ini Perjanjian penyewa dan pemilik dalam transaksi secara pembayaran (cicilan) sah apabila akad sebagai berikut: ◦ Menetapkan batas waktu penyewaan dan menerapkan hukum sepanjang penyewaan ◦ Menetapkan jumlah cicilan upah dari barang sewaan ◦ Pemindahan kepemilikan setelah berakhirnya masa sewaan Menurut majelis Fatwa telah ditetapkan bahwa sisitem tersebut sah. Beberapa aplikasi lain dari bentuk sewa menyewa yang berakhir dengan pemindahan kepemilikan Aplikasi dapat dilihat seperti seseorang yang sengaja memberikan mobilnya kepada orang lain dengan melakukan pembagian nilai saham yang dibayarkan. Hingga pada akhirnya kepemilikan mobil berpindah kepada orang lain tersebut Bentuk perjanjian ini merealisasikan secara sempurna keadilan antara kedua belah pihak