Basis Data terdiri dari 2 kata, yaitu Basis dan Data. Basis dapat diartikan sebagai markas atau gudang dimana tempat bersarang/berkumpul. Sedangkan Data adalah represntasi fakta dunia nyata yang mewakili suatu objek seperti manusia (pegawai, siswa, pembeli, pelanggan), barang, hewan, peristiwa, konsep, keadaan, dan sebagainya, yang direkam dalam bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi, atau kombinasisnya.
Basis Data terdiri dari 2 kata, yaitu Basis dan Data. Basis dapat diartikan sebagai markas atau gudang dimana tempat bersarang/berkumpul. Sedangkan Data adalah represntasi fakta dunia nyata yang mewakili suatu objek seperti manusia (pegawai, siswa, pembeli, pelanggan), barang, hewan, peristiwa, konsep, keadaan, dan sebagainya, yang direkam dalam bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi, atau kombinasisnya.
Dalam Era Global saat ini Sistem Informasi merupakan bagian yang tak terpiasahkan dari suatu organisasi di mana sistem informasi menghasilkan hasil keluaran (output) dengan menggunakan masukan (input) dan berbagai proses yang diperlukan untuk memenuhi tujuan tertentu dalam suatu kegiatan manajemen. Database manajemen sistem merupakan perangkat lunak yang dapat digunakan untuk mendefinisikan, menciptakan, mengola, dan mengendalikan pengaksesan basis data. Tugas dari database manajemen sistem adalah menyediakan lingkungan yang nyaman dan efisien untuk penyimpanan dan pengambilan data dari basis data. Pengelolaan manajemen basis data membutuhkan suatu perangkat / tools untuk dapat mengelolanya, sehingga manajemen basis data dapat terus dikelola dan terus ditingkatkan kinerjanya. Dengan adanya sistem informasi maka suatu organisasi akan berusaha untuk lebih kompetitif dan efisien yang pada akhirnya menambah nilai untuk mendapatkan, mengubah dan mendistribusikan informasi dengan tujuan meningkatkan pengambilan keputusan, meningkatkan kirnerja organisasi dalam mencapai tujuan organsisasinya. Sebuah Sistem Informasi yang efektif menyediakan informasi yang akurat, tepat waktu dan relevan bagi penggunanya sehingga dapat digunakan untuk pengambilan keputusan.
Sedangkan dari tahun ke tahun sistem informasi semakin maju, semakin modern dan semakin luas cakupan informasinya. Pengembangan sistem informasi dimulai dari tingkat kebutuhan masyarakat. Dengan tingginya kebutuhan masyarakat akan informasi maka akan semakin cepat pula sistem informasi mengalami pengembangan. Informasi yang disampaikan pun berkembang. Dari sekedar menggambarkan keadaan sampai taktik bertempur.
Basis data adalah kumpulan informasi yang disimpan di dalam komputer secara sistematik sehingga dapat diperiksa menggunakan suatu program komputer untuk memperoleh informasi dari basis data tersebut. Database berfungsi untuk menampung atau menyimpan data – data, dimana masing – masing data yang ada pada table atau file tersebut saling berhubungan dengan satu sama lainnya.
Basis data telah digunakan pada hampir seluruh area dimana komputer digunakan, termasuk bisnis, teknik, kesehatan, hukum, pendidikan dan sebagainya. Tujuan basis data pada suatu perusahaan pada dasarnya adalah kemudahan dan kecepatan dalam pengambilan kembali data.
Basis data (database) merupakan suatu kumpulan data yang disusun dalam bentuk tabel-tabel yang saling berkaitan maupun berdiri sendiri dan disimpan secara bersama-sama pada suatu media. Basis data dapat digunakan oleh satu atau lebih program aplikasi secara optimal, data disimpan tanpa mengalami ketergantungan pada program yang akan menggunakannya.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Tugas sim 6, walillah gias wiridianti, yananto mihadi putra se, msi,sistem manajemen basis data , 2018
1. Implementasi/Aplikasi Sistem Manajemen Basis Data
pada organsasi
Pengertian Basis Data
• Kumpulan file-file yang saling berelasi, relasi tersebut ditunjukkan dengan kunci dari tiap
file yang ada untuk digunakan dalam satu lingkup perusahaan, instansi (Kristanto, 1994).
• Kumpulan file data yang terorganisasi, terintegrasi, dan bisa dipakai bersama (C.J Date,
1981).
• Kumpulan rekaman data berbagai tipe yang memiliki relasi satu sama lain (Martin,
1977).
• Sekumpulan data organisasi untuk melayani banyak aplikasi secara efisien dengan
memusatkan data dan mengendalikan redundansi data. (Kenneth C. Laudon. Jane P.
Louden, 2010).
• Kumpulan dari data yang saling terintegrasi satu dengan yang lainnya tersimpan dalam
perangkat keras komputer dan menggunakan perangkat lunak untuk bantuan dalam
mengoperasikannya ( ICT Database/Data Resources Management, Dr. Syopiansyah Jaya
Putra, M.Sis, 2010)
Database / Basisdata adalah sekumpulan informasi yang diatur dalam cara tertentu hingga
sebuah program komputer dapat dengan cepat memilih data yang diinginkan. Basisdata
dapat diibaratkan sebagai sistem pengarsipan elektronis. Basisdata tradisional terdiri dari
field, record, dan file. Field adalah item tertentu dari informasi; file adalah kumpulan record.
Sebagai contoh, buku telepon dapat dianalogikan sebuah file yang terdiri dari banyak record
dan setiap record terdiri dari tiga field, yaitu nama, alamat, dan nomor telepon. Konsep
alternatif rancangan basisdata disebut hypertext. Dalam basisdata hypertext, setiap obyek,
apakah itu merupakan teks, gambar atau film, dapat dihubungkan dengan obyek lainnya.
Basisdata hypertext sangat berguna untuk mengatur informasi yang sangat besar tetapi
tidak digunakan dalam analisis numerik. Untuk mengakses informasi dari basisdata,
2. diperlukan data base management system (DBMS). DBMS adalah kumpulan program yang
memungkinkan pengguna memasukan, mengatur, atau memilih data dari basisdata.
Basis data adalah kumpulan file-file yang mempunyai kaitan antara satu file dengan file lain
sehingga membentuk suatu bangunan data untuk menginformasikan suatu perusahaan atau
instansi dalam batasan tertentu.
Istilah-istilah Basis data
Beberapa hal yang termaksud unsur-unsur dari basis data adalah sebagai berikut:
Entititas
Entititas adalah orang, tempat, kejadian atau konsep yang informasinya direkam. Pada
bidang kesehatan Entity adalah Pasien, Dokter, Kamar.
Field
Setiap entity mempunyai atribut atau sebutan untuk mewakili suatu entity. Seorang siswa
dapat dilihat dari atributnya misalnya, NIM, Nama_siswa, Alamat.
Record
Record adalah kumpulan isi elemen data (atribut) yang saling berhubungan
menginformasikan tentang suatu entity secara lengkap.
Contoh Kumpulan atribut NIP, Nama, dan alamat berisikan “01001245566”, Sanusi, Jl. Hati
suci No 2 Kupang.
Data Value
Merupakan data aktual atau infomasi yang disimpan ditiap data elemen. Isi atribut disebut
nilai data.
3. Kunci Elemen Data ( Key Data Element )
Tanda pengenal yang secara unik mengidentifikasikan entitas dari suatu kumpulan entitas.
Contoh Entitas Mahasiswa yang mempunyai atribut-atribut npm, nama, alamat, tanggal
lahir menggunakan Kunci Elemen Data npm.
Komponen-komponen Sistem Basis Data ( Database )
Ciri-ciri data didalam database :
• Data disimpan secara terintegrasi (integrated)
Database merupakan kumpulan dari berbagai macam file dari aplikasi-aplikasi yang
berbeda, yang disusun dengan cara menghilangkan bagian-bagian yang rangkap
(redundant).
• Data dapat dipakai secara bersama-sama (shared)
Masing-masing bagian dari database dapat diakses oleh pemakai dalam waktu yang
bersamaan, untuk aplikasi yang berbeda.
Basis data merupakan sistem yang terdiri atas kumpulan file atau tabel yang saling
berhubungan dan Database Management System ( DBMS ) yang memungkinkan beberapa
pemakai untuk mengakses dan manipulasi file-file tersebut ( Fathansyah, 1999 ). Dalam
Sistem Basis data memiliki beberapa komponen yaitu:
Perangkat Keras ( Hardware )
Perangkat keras yang biasanya terdapat dalam sistem basis data adalah memori sekunder
hardisk.
• Server
1) Database yang terdapat di komputer server biasanya berisi data-data
yang digunakan bersama-sama oleh komputer-komputer client. Terkadang
4. database server dibuat terpisah. Jika jaringan terhubung dengan internet,
server dapat berfungsi juga sebagai gateway atau gerbang
komputer client untuk mengakses internet.
2) Client
Client merupakan komputer yang digunakan untuk melakukan
pengolahan data yang diambil dari server. Client menerima layanan dari
server.
3) Kartu jaringan / LAN Card
LAN Card adalah perangkat keras jaringan yang dipasangkan di
motherboard komputer yang terdapat pada jaringan (baik server maupun
client). Pada beberapa motherboard juga terpasang LAN Card atau disebut
LAN Card On-Board. LAN Card memungkinkan komputer pada jaringan
saling berkomunikasi dan mempertukarkan data.
4) HUB
HUB suatu perangkat yang memiliki banyak port yang akan
menghubungkan beberapa node (komputer) sehingga membentuk suatu
jaringan pada topologi star.
5) Kabel dan Konektor
Terdapat beberapa jenis kabel untuk jaringan. Yang umum digunakan
ialah kabel UTP dengan konektor RJ-45
6) Repeater
Repeater berfungsi untuk memperkuat sinyal di jaringan sehingga sinyal
yang diterima dari komputer pengirim, sama dengan kekuatan aslinya.
Dengan menempatkan repeater maka jarak antar komputer di jaringan dapat
dibuat semakin jauh.
7) Bridge
Bridge berfungsi menghubungkan dua buah LAN yang sejenis, sehingga
dapat memiliki satu LAN yang jauh lebih besar dari ketentuan konfigurasi
LAN tanpa bridge.
8) Router
Router berfungsi untuk mengatur aliran data dari satu jaringan ke
jaringan yang lain. Dengan adanya router maka arus data dari satu LAN dapat
diisolasi dari arus LAN yang lain. Sehingga arus data tidak bercampur baur
dengan arus data dari LAN yang lain. Ada 2 jenis router, yaitu router
dedicated
(keluaran
pabrik) dan
router
PC (komputer PC yang dibuat
menjadi router).
5. Sistem Operasi ( Operating System )
Sistem Operasi (Operating System) merupakan program yang mengaktifkan atau
mengfungsikan sistem komputer, mengendalikan seluruh sumber daya (resource) dan
melakukan operasi-operasi dalam komputer. Sistem Operasi yang banyak digunakan seperti:
MS-DOS, MS-Windows 95 MS Windows NT, dan Unix.
Basis data ( Database )
Sebuah basis data ( Database ) dapat memiliki beberapa basis data. Setiap basis data dapat
berisi atau memiliki sejumlah objek basis data seperi file atau tabel.Database
Management System ( DBMS )
Pengolahan basis data secara fisik tidak dilakukan oleh pemakai secara langsung, tetapi
ditangani oleh sebuah perangkat lunak yang disebut DBMS yang menentukan bagaimana
data disimpan, diubah dan diambil kembali.
Pemakai ( User )
Bagi pemakai dapat berinteraksi dengan basis data dan memanipulasi data dalam program
yang ditulis dalam bahasa pemograman.
Tujuan dan Manfaat Basis Data
Tujuan utama dalam pengolahan data dalam sebuah basis data adalah agar kita dapat
memperoleh data yang kita cari dengan mudah dan cepat (Fathansyah,1999). Pemanfaatan
basis data dilakukan dengan tujuan yaitu:
Kecepatan dan kemudahan (Speed )
Pemanfaatan Database memungkinkan kita untuk dapat menyimpan data atau melakukan
perubahan ( manipulasi ) dan menampilkan kembali data tersebut dengan cepat dan
mudah, dari pada kita menyimpan data secara manual.
6. Efisien ruang penyimpanan (Space)
Dengan Database penggunaan ruang penyimpanan data dapat dilakukan karena kita dapat
melakukan penekanan jumlah pengulangan data dengan menerapkan sejumlah pengkodean
Keakuratan (Acuracy)
Pemanfatan pengkodean atau pembentukan relasi antar data dengan penerapan aturan
atau batasan tipe data dapat diterapkan dalam Database yang berguna untuk menentukan
ketidakakuratan pemasukan atau penyimpanan.
Keamanan (Security)
Dalam sejumlah sistem ( apilkasi ) pengelolah database tidak menerapkan aspek keamanan
dalam penggunaan database. Tetapi untuk sistem yang besar dan serius, aspek keamanan
juga dapat diterapkan. Dengan begitu kita dapat menentukan siapa yang boleh
menggunakan database dan menentukan jenis operasi-operasi apa saja yang boleh
dilakukan.
Terpeliharanya keselarasan data (Consitant)
Apabila ada perubahan data pada aplikasi yang berbeda maka secara otomatis perubahan
itu berlaku untuk keseluruhan
Data dapat dipakai secara bersama (shared)
Data dapat dipakai secara bersama-sama oleh beberapa program aplikasi (secara batch
maupun on-line) pada saat bersamaan.
Dapat diterapkan standarisasi (standardization)
Dengan adanya pengontrolan yang terpusat maka DBA dapat menerapkan standarisasi data
yang disimpan sehingga memudahkan pemakaian, pengiriman maupun pertukaran data.
Kelemahan Sistem Basis Data
7. • Memerlukan tenaga spesialIS
• Kompleks
• Memerlukan tempat yang besar
• Mahal
Pengguna Basis Data
System Engineer
Tenaga ahli yang bertanggung jawab atas pemasangan Sistem Basis Data, dan juga
mengadakan peningkatan dan melaporkan kesalahan dari sistem tersebut kepada pihak
penjual
Database Administrator (DBA)
Tenaga ahli yang mempunyai tugas untuk mengontrol sistem basis data secara keseluruhan,
meramalkan kebutuhan akan sistem basis data, merencanakannya dan mengaturnya.
Tugas DBA
• Mengontrol DBMS dan software-software
• Memonitor siapa yang mengakses basis data
• Mengatur pemakaian basis data
• Memeriksa security, integrity, recovery dan concurency
Program Utilitas yang digunakan oleh DBA :
• Loading Routines, Membangun versi utama dari basis data
• Reorganization Routines, Mengatur / mengorganisasikan kembali basis data
• Journaling Routines, Mencatat semua operasi pemakaian basis data
• Recovery Routines, Menempatkan kembali data, sebelum terjadinya kerusakan
• Statistical Analysis Routines, Membantu memonitor kehandalan sistem
8. End User (Pemakai Akhir)
Ada beberapa jenis (tipe) pemakai terhadap suatu sistem basis data yang dapat dibedakan
berdasarkan cara mereka berinteraksi terhadap sistem :
Programmer aplikasi
Pemakai yang berinteraksi dengan basis data melalui Data Manipulation Language (DML),
yang disertakan (embedded) dalam program yang ditulis pada bahasa pemrograman induk
(seperti C, pascal, cobol, dll)
Pemakai Mahir (Casual User)
Pemakai yang berinteraksi dengan sistem tanpa menulis modul program. Mereka
menyatakan query (untuk akses data) dengan bahasa query yang telah disediakan oleh
suatu DBMS
Pemakai Umum (End User / Naïve User)
Pemakai yang berinteraksi dengan sistem basis data melalui pemanggilan satu program
aplikasi permanen (executable program) yang telah ditulis (disediakan) sebelumnya
Pemakai Khusus (Specialized/Sophisticated User)
Pemakai yang menulis aplikasi basis data non konvensional, tetapi untuk keperluan-
keperluan khusus seperti aplikasi AI, Sistem Pakar, Pengolahan Citra, dll, yang bisa saja
mengakses basis data dengan atau tanpa DBMS yang bersangkutan.
Contoh penggunaan Aplikasi basis data dalam dunia bisnis
• Bank : Pengelolaan data nasabah, akunting, semua transaksi perbankan
• Bandara : Pengelolaan data reservasi, penjadualan
• Universitas : Pengelolaan pendaftaran, alumni
• Penjualan : Pengelolaan data customer, produk, penjualan
9. • Pabrik : Pengelolaan data produksi, persediaan barang, pemesanan, agen
• Kepegawaian: Pengelolaan data karyawan, gaji, pajak
• Telekomunikasi : Pengelolaan data tagihan, jumlah pulsa
Contoh basis data
contoh basis data dapat dinyatakan dalam bentuk skema
10. Pengertian Sistem Manajemen Basis Data
Sistem Manajemen Basis-Data (Data Base Management System / DBMS) adalah perangkat
lunak sistem yang memungkinkan para pemakai membuat, memelihara, mengontrol, dan
meng-akses basis data dengan cara praktis dan efisien. DBMS dapat digunakan untuk meng-
akomodasikan berbagai macam pemakai yang memiliki kebutuhan akses yang berbeda-
beda. DBMS pada umumnya menyediakan fasilitas atau fitur-fitur yang memungkinkan data
dapat diakses dengan mudah, aman, dan cepat.
Sistem Manajemen Basis Data atau yang lebih dikenal dengan DBMS (Database
Management System) adalah sebuah teknologi sistem informasi untuk penyimpanan dan
pengambilan data pengguna dengan efisienl dengan tindakan pengamanan yang tepat
11. Database adalah kumpulan data dan data terkait yang merupakan koleksi fakta, bisa berupa
tulisan atau gambar yang bisa diolah untuk menghasilkan informasi.
Sebagian besar data mewakili fakta yang dapat direkam. Alat bantu data dalam
menghasilkan informasi, yang didasarkan pada fakta. Misalnya, jika kita memiliki data
tentang nilai yang diperoleh oleh semua siswa di kelas, kita dapat menyimpulkan tentang
siapa murid yang mendapatkan 10 nilai tertinggi untuk menyimpulkan ranking siswa dikelas.
Beberapa fitur yang secara umum tersedia adalah:
• Keamanan : DBMS menyediakan sistem pengamanan data sehingga tidak mudah diakses
oleh orang yang tidak memiliki hak akses.
• Independensi : DBMS menjamin independensi antara data dan program, data tidak
bergantung pada program yang meng-akses-nya, karena struktur data-nya dirancang
berdasarkan kebutuhan informasi, bukan berdasarkan struktur program. Sebaliknya
program juga tidak bergantung pada data, sehingga walaupun struktur data diubah,
program tidak perlu berubah.
• Konkruensi / data sharing : data dapat diakses secara bersamaan oleh beberapa
pengguna karena manajemen data dilaksanakan oleh DBMS.
• Integritas : DBMS mengelola file-file data serta relasi-nya dengan tujuan agar data selalu
dalam keadaan valid dan konsisten
• Pemulihan : DBMS menyediakan fasilitas untuk memulihkan kembali file-file data ke
keadaan semula sebelum terjadi-nya kesalahan (error) atau gangguan baik kesalahan
perangkat keras maupun kegagalan perangkat lunak.
• Kamus / katalog sistem : DBMS menyediakan fasilitas kamus data atau katalog sistem
yang menjelaskan deskripsi dari field-field data yang terkandung dalam basisdata.
• Perangkat Produktivitas : DBMS menyediakan sejumlah perangkat produktivitas
sehingga memudahkan para pengguna untuk menarik manfaat dari database, misalnya
report generator (pembangkit laporan) dan query generator (pembangkit query /
pencarian informasi).
12. Komponen penyusun data pada database manajemen sistem (DBMS)
a. Query Processor
Merubah bentuk query ke dalam instruksi tingkat rendah ke database manager.
Menterjemahkan pernyataan-pernyataan bahasa query ke dalam instruksi-instruksi low-
level yang dimengerti oleh database manager.
Database Manager
Menerima query dan menguji skema eksternal dan konseptual untuk menentukan apakah
record-record dibutuhkan untuk memenuhi permintaan. Menyediakan interface antara data
low-level yang disimpan didalam basisdata dengan program-program aplikasi dan queries
yang dikirimkan ke system.
File Manager
Manipulasi penyimpanan file dan mengatur alokasi ruang penyimpanan pada disk.
DML Preprocessor
Merubah perintah DML embedded ke dalam program aplikasi dalam bentuk fungsi-fungsi
yang memanggil dalam host language. Mengkonversi pernyataan-pernyataan DML yang
dimasukkan di dalam program aplikasi ke dalam pemanggilan prosedur normal di dalam
bahasa induknya. Procompiler harus berinteraksi dengan query processor untuk membuat
kode-kode yang diperlukan.
DDL Compiller
Merubah perintah DDL menjadi kumpulan tabel yang berisi metadata. Mengkonversi
pernyataan DDL ke dalam sekumpulan table yang mengandung metadata atau “data
mengenai data”.
Dictionary Manager
13. Mengatur akses dan memelihara data dictionary.
Tujuan database manajemen sistem
Tujuan utama DBMS adalah untuk menyediakan tinjauan abstrak dari data bagi user. Jadi
sistem menyembunyikan informasi mengenai bagaimana data disimpan dan dirawat, tetapi
data tetap dapat diambil dengan efisien. Pertimbangan efisien yang digunakan adalah
bagaimana merancang struktur data yang kompleks, tetapi tetap dapat digunakan oleh
pengguna yang masih awam, tanpa mengetahui kompleksitas struktur data. Basis data
menjadi penting karena munculnya beberapa masalah bila tidak menggunakan data yang
terpusat, seperti adanya duplikasi data, hubungan antar data tidak jelas, organisasi data dan
update menjadi rumit.
Jadi tujuan dari pengaturan data dengan menggunakan basis data adalah:
• Menyediakan penyimpanan data untuk dapat digunakan oleh organisasi saat sekarang
dan masa yang akan datang.
• Kemudahan pemasukan data, sehingga meringankan tugas operator dan menyangkut
pula waktu yang diperlukan oleh pemakai untuk mendapatkan data serta hak-hak yang
dimiliki terhadap data yang ditangani.
• Pengendalian data untuk setiap siklus agar data selalu up-to-date dan dapat
mencerminkan perubahan spesifik yang terjadi di setiap sistem.
• Pengamanan data terhadap kemungkinan penambahan, pengubahan, pengerusakan dan
gangguan-gangguan lain.
Fungsi database manajemen sistem (DBMS)
• Penyimpanan, pengambilan dan perubahan data
• Katalog yang dapat diakses pemakai
• Mendukung Transaksi
• Melayani kontrol concurrency
14. • Melayani recovery
• Melayani autorisasi
• Mendukung komunikasi data
• Melayani integrity
• Melayani data independence
• Melayani utility
Manfaat database manajemen sistem (DBMS)
• Mengatasi kerangka (redundancy) data.
• Menghindari terjadinya inkonsistensi data.
• Mengatasi kesulitan dalam mengakses data.
• Menyusun format yang standar dari sebuah data.
• Penggunaan oleh banyak pemakai (multiple user).
• Melakukan perlindungan dan pengamanan data (data security).
• Menyusun integritas dan independensi data.
Karakteristik Sistem Manajemen Basis Data / DBMS
Secara umum, data diorganisasikan dalam format file. Sistem manajemen basis data adalah
sebuah konsep baru, dan semua penelitian dilakukan untuk mengatasi kekurangan dalam
pengelolaan data secara traditional (data yang ditulis melalui kertas). Data modern memiliki
karakteristik sebagai berikut:
• Tabel yang saling berhubungan - Sistem Manajemen Basis Data memungkinkan entitas
dan relasi antar mereka membentuk tabel. Seorang pengguna sistem tersebut bisa
memahami arsitektur database hanya dengan melihat nama tabel.
15. • Isolasi Data - Sistem basis data sangat berbeda dari datanya. Database adalah entitas
yang aktif, sedangkan data dikatakan bersifat pasif, dimana basis data bekerja dan
mengatur. DBMS juga menyimpan metadata, yaitu data tentang data, untuk
memudahkan prosesnya sendiri.
• Berkurangnya Duplikat Data - Sistem basis data mengikuti aturan normalisasi, yang
membagi relasi ketika atributnya memiliki nilai redundansi / sama. Normalisasi adalah
proses matematis yang kaya dan ilmiah yang mengurangi duplikat data.
• Konsistensi - Konsistensi adalah keadaan dimana setiap relasi dalam database tetap
konsisten. Ada metode dan teknik yang ada, yang dapat mendeteksi usaha untuk
meninggalkan database dalam keadaan tidak konsisten. Sistem basis data dapat
memberikan konsistensi yang lebih besar dibandingkan dengan bentuk penyimpanan
data sebelumnya yang menyimpan aplikasi seperti sistem pemrosesan file.
• Bahasa'Query' - Sistem basis data dilengkapi dengan bahasa query, yang membuatnya
lebih efisien untuk mengambil dan memanipulasi data. Seorang pengguna dapat
menerapkan sebanyak dan sebagai pilihan penyaringan yang berbeda seperti yang
diperlukan untuk mengambil satu set data. Secara tradisional tidak mungkin sistem file-
processing seperti ini digunakan.
• ACID Properties - DBMS mengikuti konsep Atomicity, Consistency, Isolation, and
Durability (biasanya disingkat sebagai ACID). Konsep ini diterapkan pada transaksi, yang
memanipulasi data dalam database. Properti ACID membantu database tetap sehat di
lingkungan multi-transaksional dan jika terjadi kegagalan
• Multiuser dan Concurrent Access - Sistem basis data mendukung multi-user dan
memungkinkan mereka mengakses dan memanipulasi data secara paralel. Meskipun
ada batasan pada transaksi saat pengguna mencoba menangani item data yang sama.
• Multiple views − Sistem basis data menawarkan beberapa tampilan untuk pengguna
yang berbeda. Seorang pengguna yang berada di departemen Penjualan akan memiliki
pandangan yang berbeda tentang database daripada orang yang bekerja di departemen
Produksi. Fitur ini memungkinkan pengguna untuk memiliki tampilan konsentrat
database sesuai dengan kebutuhan mereka.
16. • Keamanan - Sistem basis data menawarkan berbagai tingkat fitur keamanan, yang
memungkinkan beberapa pengguna memiliki tampilan berbeda dengan fitur yang
berbeda. Misalnya, pengguna di departemen Penjualan tidak dapat melihat data milik
departemen Pembelian. Selain itu, juga dapat dikelola berapa banyak data departemen
Penjualan yang harus ditampilkan kepada pengguna. Karena DBMS tidak disimpan di
disk sebagai sistem file tradisional, sangat sulit bagi penjahat untuk memecahkan kode
Sistem Manajemen Basis-Data (DBMS) memiliki berbagai keunggulan dibandingkan
dengan pengelolaan data tanpa DBMS, walaupun tidak terlepas dari beberapa kelemahan.
Keunggulan DBMS antara lain sbb:
• Mengurangi duplikasi data atau data redundancy
• Menjaga konsistensi dan integritas data
• Meningkatkan keamanan data
• Meningkatkan effisiensi dan effektivitas penggunaan data
• Meningkatkan produktivitas para pengguna data
• Memudahkan pengguna dalam menggali informasi dari kumpulan data
• Meningkatkan pemeliharaan data melalui independensi data
• Meningkatkan pemakaian bersama dari data
• Meningkatkan layanan backup dan recovery data
• Mengurangi konflik antar pengguna data
Kelemahan DBMS antara lain sbb:
17. • Memerlukan suatu skill tertentu untuk bisa melakukan administrasi dan manajemen
database agar dapat diperoleh struktur dan relasi data yang optimal.
• Memerlukan kapasitas penyimpanan baik eksternal (disk) maupun internal (memory)
agar DBMS dapat bekerja cepat dan efisien.
• Harga DBMS yang handal biasanya sangat mahal
• Kebutuhan akan sumber daya (resources) biasanya cukup tinggi
• Konversi dari sistem lama ke sistem DBMS terkadang sangat mahal, disamping biaya
pengadaan perangkat keras dan perangkat lunak, diperlukan pula biaya pelatihan.
• Apabila DBMS gagal menjalankan misinya maka tingkat kegagalan menjadi lebih tinggi
karena banyak pengguna yang bergantung pada sistem ini.
User Sistem Manajemen Basis Data
Sistem Manajemen Basis Data memiliki pengguna dengan hak akses dan izin berbeda yang
menggunakannya untuk tujuan yang berbeda. Beberapa pengguna bisa edit, delete,
menambahkan, mengubah data dan beberapa pengguna hanya bisa melihat data dan tidak
bisa, edit, delete, create dan update data. Pengguna Sistem basis data dapat dikategorikan
secara luas sebagai berikut:
• Administrator - Administrator menjaga sistem basis data dan bertanggung jawab untuk
mengadministrasikan database. Mereka bertanggung jawab untuk menjaga
penggunaannya dan mengatur user siapa aja yang bisa mengakses database.
Administrator juga menjaga sumber daya DBMS seperti lisensi sistem, alat yang
dibutuhkan, dan maintenance software dan hardware database.
18. • Desainer - Desainer adalah kelompok orang yang benar-benar bekerja pada bagian
perancangan database. Mereka terus mencermati data apa yang harus disimpan dan
dalam format apa. Mereka mengidentifikasi dan merancang keseluruhan entitas, relasi,
batasan, dan pandangan.
• End Users - End Users adalah mereka yang benar-benar menggunakan database dari
sistem basis data itu sendiri .
BAHASA DBMS
Implementasi bahasa DBMS bervariasi sesuai dengan variasi perusahaan yang
merancangnya, namun pada prinsipnya bahasa ini bisa dikategorikan ke dalam tiga
komponen bahasa, yaitu:
1. Data Definition/Decription Language (DDL)
2. Data Manipulation Language (DML)
3. Device Control Media Language (DCML)
DDL adalah komponen bahasa DBMS yang digunakan untuk mendefinisikan struktur
data antara lain perintah untuk membuat tabel baru (CREATE) dimana terdefinisi
komponen/field data dengan tipe dan panjangnya, mengubah index (INDEX, REINDEX)
agar setiap rekord dalam satu file data dapat diakses melalui indeks-nya, mengubah
struktur (MODIFY STRUCT) dari file data, dan sebagainya. Komponen bahasa ini banyak
digunakan oleh para administrator basisdata pada saat merencanakan atau membangun
file-file basisdata.
DML adalah komponen bahasa DBMS yang digunakan untuk memanipulasi data,
komponen ini diperlukan oleh para pengguna untuk memanipulasi data, antara lain
perintah-perintah untuk melakukan hal-hal berikut ini:
• mengambil data dari basisdata (LIST, DISPLAY)
• menambah data kedalam basisdata (INSERT, APPEND)
• meremajakan data yang ada dalam basisdata (UPDATE)
19. • menghapus data yang tidak diperlukan (DELETE)
• meng-urutkan data (SORT)
• menghitung frekuensi data (COUNT)
• mencari data (SEEK, FIND)
DML dapat dibedakan atas dua macam, yaitu DML Prosedural dan DML Non-Prosedural.
Pada DML Prosedural ketika data akan dimanipulasi maka perintah harus disertai
dengan perintah-perintah bagaimana data diakses dari file database.
Perintah DML Prosedural biasanya termuat dalam bahasa pemrograman tingkat tinggi
(high level programming language) seperti COBOL, C, C++ dan sebagainya. Pada DML
non-Prosedural data dapat dimanipulasi langsung tanpa harus memerintahkan
bagaimana data dibaca dari file. Perintah DML non-Prosedural biasanya digunakan
dalam bahasa-bahasa DBMS seperti pada dBase, Access, Paradox, FoxPro, SQL, dan
sebagainya.
DCML adalah komponen bahasa DBMS yang digunakan untuk mengatur perekaman atau
penyimpanan data secara fisik. Komponen bahasa DCML digunakan oleh operator-
operator sistem basisdata didalam mengatur file-file data secara fisik. Perintah-perintah
yang termuat dalam komponen ini, antara lain perintah perintah: merekam (Write
Record, Create Table), menghapus (Drop, Delete Table).
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI
Pengertian Pengembangan Sistem Informasi
Pengembangan Sistem Informasi sering disebut sebagai proses pengembangan sistem
(System Development). Dapat didefinisikan sebagai penyusunan suatu sistem yang baru
untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang
telah ada.
20. 3 Alasan Diperlukannya Pengembangan Sistem Informasi :
• Terdapat masalah-masalah yang timbul dari sistem yang lama.
• Untuk meraih kesempatan-kesempatan dalam berbagai hal.
• Adanya instruksi dari pimpinan atau pemerintah.
Harapan yang ada pada sistem yang baru adalah sebagai berikut :
• Kinerja : bagaimana kinerja system yang baru bekerja, apakah kinerjanya lebih baik
atau tidak.
• Kualitas informasi yang disajikan : kualitas yang disajikan dalam sistem yang baru
harus lebih baik daripada sistem yang lama.
• Keuntungan : dalam hal ini maksudnya adalah pengembangan system apakah ada
penurunan biaya atau tidak.
• Kontrol : bagaimana pengendalian yang dapat dilakukan dengan system yang baru,
apakah sudah sesuai atau tidak.
• Efisiensi : di dalam suatu sistem yang baru diharapkan efisiensi yang bisa menghemat
waktu dan lebih cepat.
• Pelayanan : sistem yang baru diharapkan dapat memberikan pelayanan yang baik
dibandingkan dengan system yang lama.
Metodologi Pengembangan Sistem Informasi
Adalah suatu proses pengembangan sistem yang formal dan presisi yang mendefinisikan
serangkaian aktivitas, metode, best practices dan tools yang ter-automasi bagi para
pengembang dan manager proyek dalam rangka mengembangkan dan merawat sebagai
keseluruhan sistem informasi atau software.
Adapun Alasan Diperlukannya Metodologi Pengembangan Sistem :
• Menjamin adanya konsistensi proses.
• Dapat diterapkan dalam berbagai jenis proyek.
21. • Mengurangi resiko kesalahan dan pengambilan jalan pintas.
• Menuntut adanya dokumentasi yang konsisten yang bermanfaat bagi personal baru
dalam tim proyek.
Beberapa Macam Metodologi Pengembangan Sistem :
1. Metodologi System Development Life Cycle (SDLC)
Disebut juga Siklus Hidup Pengembangan Sistem. SDLC merupakan metode pengembangan
sistem paling tua dan sangat cocok untuk pengembangan sistem yang besar dan tidak
terlalu disarankan untuk small scale project karena : Resource intensive, tidak fleksibel dan
sulit untuk aplikasi dengan perubahan cara pengambilan keputusan yang cepat. Dalam
rekayasa sistem dan rekayasa perangkat lunak, SDLC merupakan proses pembuatan dan
pengubahan sistem serta model dan metodologi yang digunakan untuk mengembangkan
sistem-sistem tersebut. Metode ini mengusulkan sebuah pendekatan perkembangan
perangkat lunak yang sistematik dan sekuensial yang dimulai pada tingkat dan kemajuan
sistem pada seluruh analisis, desain, kode, pengujian, dan pemeliharaan. Tahapan-tahapan
SDLC :
• Perencanaan
Bertujuan untuk mengidentifikasi dan memprioritaskan sistem informasi apa yang akan
dikembangkan dan sasaran-sasaran yang ingin dicapai.
• Analisis
Bertujuan untuk melakukan survei dan menilai kelayakan proyek pengembangan sistem
informasi, mempelajari dan menganalisis sistem informasi yang sedang berjalan,
menentukan permintaan pemakai sistem informasi, memilih solusi atau pemecahan
masalah yang paliing baik, menentukan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak
(software).
22. • Desain
Bertujuan untuk merancang sistem informasi baru.
• Implementasi
Bertujuan untuk membangun sistem informasi baru.
• Mengkomunikasikan dan mengimplementasikan sistem informasi baru.
• Maintenance
Bertujuan untuk memelihara dan melakukan perbaikan/peningkatan sistem informasi baru
bila diperlukan.
Kelebihan SDLC :
• Proses pengembangan sangat terstruktur dan sistematik.
• Mudah diaplikasikan.
• Memberikan template tentang metode analisis, desain, pengkodean, pengujian, dan
pemeliharaan.
Kekurangan SDLC :
• Jarang adanya proyek yang mengikuti aliran sekuensial yang dianjurkan metode ini
karena metode ini bisa melakukan itersi (pengulangan) tidak langsung.
• Pelanggan sulit untuk menyatakan kebutuhan secara eksplisit sehingga sulit untuk
mengakomodasi ketidakpastian pada saat awal proyek.
• Pelanggan harus bersikap sabar karena harus menunggu sampai akhir proyek.
Sebuah kesalahan jika tidak diketahui dari awal akan menjadi masalah besar karena
harus mengulang dari awal.
23. • Pengembangan sering melakukan penundaan yang tidak perlu karena anggota tim
proyek harus menunggu tim lain untuk melengkapi tugas karena memiliki
ketergantungan, hal ini menyebabkan penggunaan waktu tidak efisien.
2. Metodologi WATERFALL
Metode ini digunakan untuk menganalisa sistem yang menggunakan tahapan secara
beruntun sehingga mengerjakannya secara teratur sesuai dengan tahapan-tahapan yang
ada. Maka cocok untuk pengembangan perangkat lunak dengan spesifikasi yang tidak
berubah-ubah. Metode ini menyediakan pendekatan alur hidup perangkat lunak secara
sequential atau terurut dimulai dari analisa, desain, pengkodean, pengujian dan tahap
pendukung.
• Analisa
Analisa terhadap kebutuhan perangkat lunak seperti melakukan pengumpulan data, dalam
tahapan ini dapat melakukan sebuah penelitian.
• Desain
Proses ini menterjemahkan syarat kebutuhan ke sebuah perencanaan, hal yang harus
diperhatikan dalam tahapan ini antara lain dalam struktur data arsitektur perangkat lunak,
representasi interface dan detail (algoritma) prosedural.
• Koding dan Testing
Menerjemahkan desain ke dalam bahasa pemrograman sehingga dapat dibaca oleh
komputer. Setelah dilakukan pengkodingan, tahap selanjutnya testing. Testing memiliki
manfaat menemukan kesalahan terhadap sistem lalu diperbaiki.
• Penerapan
• Pemeliharaan
Perkembangan sistem yang telah diterapkan sesuai dengan berkembangnya kebutuhan.
Kelebihan WATERFALL :
24. • Kualitas dari sistem yang dihasilkan akan baik. Ini dikarenakan oleh pelaksanaannya
secara bertahap. Sehingga tidak terfokus pada tahapan tertentu.
• Dokumen pengembangan sistem sangat terorganisir, karena setiap tahapan harus
terselesaikan dengan lengkap sebelum melangkah ke tahapan berikutnya.
Kekurangan WATERFALL :
• Memiliki metode yang bersifat kaku sehingga sulit untuk melakukan perubahan pada
sistem perangkat lunak.
• Kesalahan kecil akan menjadi masalah besar jika tidak diketahui sejak awal
pengembangan.
• Pelanggan harus bersabar untuk menanti produk selesai, karena dikerjakan tahap
per tahap.
3. Metodologi Prototyping
Adalah proses itterative dalam pengembangan sistem, dimana requirement diubah ke
dalam sistem yang bekerja (working system) yang secara terus menerus diperbaiki melalui
kerjasama antara user dan analisis. Prototype juga bisa dibangun melalui beberapa tool
pengembangan untuk menyederhanakan proses.
• Pengumpulan Kebutuhan
Pelanggan dan pengembang bersama-sama mendefinisikan format seluruh perangkat lunak,
mengidentifisikan semua kebutuhan dan garis besar sistem yang akan dibuat.
• Membangun Prototyping
Membangun prototyping dengan membuat perancangan sementara yang berfokus pada
penyajian kepada pelanggan (misalnya dengan membuat input dan format output).
• Menggunakan Sistem
Tahapan ini dilakukan oleh pelanggan apakah prototyping yang sudah dibangun dan sesuai
dengan keinginan pelanggan.
25. • Mengkodekan Sistem
Dalam tahap ini, prototyping yang sudah di sepakati diterjemahkan ke dalam bahasa
pemrograman yang sesuai.
• Menguji Sistem
Setelah sistem sudah menjadi suatu perangkat lunak yang siap pakai, harus di tes dahulu
sebelum digunakan. Pengujian ini dilakukan dengan White Box, Black Box, Basis Path,
pengujian arsitektur dan lain-lain.
• Evaluasi Sistem
Pelanggan mengevaluasi apakah sistem yang sudah jadi, sudah sesuai dengan yang
diharapkan.
• Evaluasi prototyping
Perangkat lunak yang telah diuji dan diterima pelanggan siap untuk digunakan.
Kelebihan Prototyping :
• Prototype melibatkan user dalam analisa dan desain.
• Mempunyai kemampuan menangkap requirement secara konkret
• Digunakan untuk memperluas SDLC. Kekurangan Prototyping :
• Proses analisis dan perancangan terlalu singkat.
• Mengesampingkan alternatif pemecahan masalah.
• Biasanya kurang fleksibel dalam menghadapi perubahan.
• Prototype yang dihasilkan tidak selamanya mudah dirubah dan cepat selesai.
4. Metodologi Rapid Application Development (RAD)
26. Adalah penggabungan beberapa metode atau teknik terstruktur. RAD menggunakan
metode prototyping dan teknik terstruktur lainnya untuk menentukan kebutuhan user dan
perancangan sistem informasi. Selain itu RAD menekankan siklus perkembangan dalam
waktu yang singkat (60 sampai 90 hari) dengan pendekatan konstruksi berbasis komponen
• Bussiness Modelling
Tahapan ini untuk mencari aliran informasi seperti : informasi mengendalikan proses bisnis,
dimana informasi digunakan, siapa yang memprosesnya, dan informasi apa yang
dimunculkan.
• Testing and Turnover
Karena menggunakan kembali komponen yang telah ada, maka akan mengurangi waktu
pengujian. Tetapi komponen baru harus diuji dan semua interface harus dilatih secara
penuh.
• Application Generation
Selain menggunakan bahasa pemrograman generasi ketiga, RAD juga memakai komponen
program yang telah ada atau menciptakan komponen yang bisa dipakai lagi. Alat-alat bantu
bisa dipakai untuk memfasilitasi konstruksi perangkat lunak.
• Process Modelling
Aliran informasi pada fase data modelling ditransformasikan untuk mendapatkan aliran
informasi yang diperlukan pada implementasi fungsi bisnis. Pemrosesan diciptakan untuk
menambah, memodifikasi, menghapus, atau mendapatkan kembali objek data tertentu.
• Data Modelling
Tahapan ini menjelaskan objek data yang dibutuhkan dalam proyek. Karakteristik (atribut)
masing-masing data diidentifikasikan dan hubungan antar objek didefinisikan.
Kelebihan RAD :
27. • RAD mengikuti tahapan pengembangan sistem seperti pada umumnya, tetapi
mempunyai kemampuan untuk menggunakan kembali komponen yang ada.
• Setiap fungsi dapat dimodulkan dalam waktu tertentu dan dapat dibicarakan oleh
tim RAD yang terpisah dan kemudian diintegrasikan sehingga waktunya lebih efisien.
Kekurangan RAD :
• Tidak cocok untuk proyek skala besar.
• Proyek bisa gagal karena waktu yang disepakati tidak dipenuhi.
• Sistem yang tidak bisa dimodularisasi tidak cocok untuk model ini.
• Memiliki resiko teknis yang tinggi. Metodologi Spiral
Adalah proses perangkat lunak evolusioner yang merangkai sifat iteratif dari prototype
dengan cara kontrol dan aspek sistematis model sequensial linier. Model iteratif ditandai
dengan tingkah laku yang memungkinkan pengembang mengembangkan versi perangkat
lunak yang lebih lengkap secara bertahap.
• Komunikasi Pelanggan
Yaitu tugas-tugas untuk membangun komunikasi antara pelanggan dan kebutuhan-
kebutuhan yang diinginkan oleh pelanggan.
• Perencanaan
Yaitu tugas-tugas untuk mendefinisikan sumber daya, ketepatan waktu, dan proyek
informasi lain yang berhubungan.
• Analisis Resiko
Yaitu tugas-tugas yang dibutuhkan untuk menaksir resiko manajemen dan teknis.
• Perekayasaan
Yaitu tugas yang dibutuhkan untuk membangun satu atau lebih representasi dari aplikasi
tersebut.
28. • Konstruksi dan Peluncuran
Yaitu tugas-tugas yang dibutuhkan untuk mengkonstruksi, menguji, memasang, dan
memberi pelayanan kepada pemakai.
• Evaluasi Pelanggan
Yaitu tugas-tugas untuk mendapatkan umpan balik dari pelanggan.
Kelebihan Spiral :
• Dapat disesuaikan agar perangkat lunak bisa dipakai selama hidup perangkat lunak
komputer.
• Lebih cocok untuk pengembangan sistem dan perangkat lunak skala besar.
• Pengembang dan pemakai dapat lebih mudah memahami dan bereaksi terhadap
resiko setiap tingkat evolusi karena perangkat lunak terus bekerja selama proses.
• Membutuhkan pertimbangan langsung terhadap resiko teknis sehingga mengurangi
resiko sebelum menjadi permasalahan yang serius. Kekurangan Spiral :
• Sulit untuk meyakinkan pelanggan bahwa pendekatan evolusioner ini bisa dikontrol.
• Memerlukan penaksiran resiko yang masuk akal dan akan menjadi masalah yang
serius jika resiko mayor tidak ditemukan dan diatur.
• Butuh waktu lama untuk menerapkan paradigma ini menuju kepastian yang
absolute.
5. Metodologi Object Oriented Technology
Merupakan cara pengembangan perangkat lunak berdasarkan abstraksi objek-objek yang
ada di dunia nyata. Dasar pembuatan adalah objek, yang merupakan kombinasi antra
struktur data dan perilaku dalam satu entitas. Filosofi object oriented sangat luar biasa
sepanjang siklus pengembangan lunak sehingga dapat diterapkan pada perancangan sistem
secara umum ; menyangkut perangkat lunak, perangkat keras dan sistem secara
keseluruhan.
29. Tahapan pada Object Oriented Technology :
• Pada Object Oriented Technology ada beberapa metode yang digunakan dalam
pengembangan. Salah satu yang terkenal adalah OMT (Object Oriented Technology).
Aktivitas-aktivitas yang dilakukan dalam OMT adalah : Model objek, model dinamis
dan model fungsional.
Kelebihan Object Oriented Technology :
• Uniformity, memungkinkan merancang user interface secara terintegrasi bersama
dengan perancangan perangkat lunak sekaligus dengan perancangan basis data.
• Understandability, kode-kode yang dihasilkan dapat diorganisasi ke dalam kelas-
kelas yang berhubungan dengan masalah sesungguhnya sehingga lebih mudah
dipahami.
• Stability, kode program yang dihasilkan relatif stabil sebab mendekati permasalahan
sesungguhnya dilapangan.
• Reusability, dimungkinkan penggunaan kembali kode-kode sehingga akan
mempercepat waktu pengembangan perangkat lunak. Kekurangan Object Oriented
Technology :
• Metode berorientasi objek merupakan konsep yang relatif baru sehingga belum ada
standar yang diterima semua pihak dalam menentukan tool apa yang digunakan
sebagai dasar analisis serat perancangan perangkat lunak.
6. Metodologi End-User Development (EUD)
Pada metode ini, pengembangan dilakukan langsung oleh und-user. Keterlibatan langsung
end-user sangat menguntungkan, karena memahami
benar bagaimana sistem bekerja. Artinya, tahap analisis sistem dapat dilakukan lebih cepat.
Tahapan-tahapan EUD :
• Initiation (inisasi)
30. Yaitu tahap dimana organisasi (perusahaan) mulai pertama kali mengenal teknologi
informasi.
• Contagion (ketularan)
Yaitu tahap dimana organisasi (perusahaan) sudah mulai banyak yg menggunakan teknologi
informasi meskipun ini dilakukan atau tidak terlalu mempertimbangkan untung ruginya dari
penggunaan teknologi informasi ini.
• Control (kendali)
Pada tahap ini, organisasi (perusahaan) sudah mulai selektif di dalam penggunaan teknologi
informasi. Ada hal yang dijadikan pertimbangan sebelum memutuskan penggunaan
teknologi informasi seperti untung rugi.
• Mature (matang)
Pada tahap ini, organisasi (perusahaan) menggunakan teknologi informasi tidak hanya
mempertimbangkan keuntungan yang akan didapatkan serta berapa biaya yang harus
dikeluarkan tetapi lebih dari itu bagaimana teknologi informasi yang digunakan dapat
dijadikan sebagai alat keunggulan di dalam bersaing.
Kelebihan EUD :
• Dapat mrnghindari permasalahan kemacetan di departemen sistem informasi.
• Kebutuhan pemakai sistem dapat lebih terpenuhi karena dapat dikembangkan
sendiri oleh pemakai.
• Menambah atau meningkatkan partisipasi aktif pemakai dalam proses
pengembangan sistemnya sehingga akan ada kepuasan sendiri dari pemakai sistem
Kekurangan EUD :
• Karena pemakai sistem harus mengembangkan aplikasinya sendiri, maka dalam
hal ini pemakai sekaligus pengembang sistem dituntut untuk memiliki pemahaman
31. mengenai teknologi informasi serta pemahaman tentang pengembangan sistem
informasi.
• End user computing memiliki resiko dapat menganggu bahkan merusak sistem
informasi di luar yang dikembangkan oleh pemakai sistem.
• End user computing pasti akan berhadapan dengan masalah kemampuan teknis
pemakai sekaligus pengembang sistem.
Basis data / database sangat penting karena basis data berperan dalam proses
pengumpulan dan pengolahan dari sekumpulan data. Namun jika kita jabarkan lagi secara
lebih detail, basis data bisa memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Penyimpanan
Dengan basis data, data yang sudah kita kumpulkan bisa disimpan sehingga data akan
tersusun dengan ringkas dan rapi, serta kita juga dapat memeriksa apakah terdapat data
ganda, invalid, atau data yang tidak penting.
2. Mudah diakses
Dengan basis data, data yang sudah disimpan bisa diakses kapanpun dan dimanapun oleh
siapapun dengan syarat terhubung dengan basis data melalui internet.
3. Membantu dalam pemilihan keputusan
Dalam penentuan sebuah keputusan pasti kita membutuhkan data data yang valid agar
keputusan yang kita buat menjadi efektif. Dengan bantuan basis data, kita bisa memeriksa
data data yang sudah dikumpulkan untuk membantu dalam pemilihan keputusan tersebut
dengan mudah.
4. Menghemat waktu
Basis data bisa dikatakan mirip dengan perpustakaan. Disaat mencari buku di perpustakaan
pasti membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menemukannya apalagi jika
perpustakaannya sangat besar. Perbedaannya dengan basis data terletak pada kecepatan
pencarian datanya, dengan basis data pencarian akan dilakukan oleh proses komputer yang
32. memiliki kecepatan luar biasa dalam pencarian data sehingga waktu kita tidak terbuang sia
sia.
5. Menghubungkan banyak orang
Basis data juga berperan dalam hal ini karena dengan bantuan internet, banyak orang bisa
terhubung serta data yang saling dibagikan akan tersimpan pada basis data dimana orang
orang tersebut menggunakannya.
Berdasarkan data diatas, bisa kita simpulkan bahwa basis data / database memiliki peran
penting dalam kehidupan kita sehari hari terutama dalam pengolahan data.
Berikut beberapa keuntungan dalam penggunaan Database:
1. Mengurangi redundancy, data yang sama pada beberapa aplikasi cukup disimpan
sekali saja.
2. Integrity, data tersimpan secara akurat.
3. Menghindari inkonsisten, karena redundancy berkurang, maka update data jadi lebih
efisien.
4. Penggunaan data bersama, data yang sama dapat diakses oleh beberapa user pada
saat bersamaan.
5. Menyangkut keseragaman penyajian data.
6. Menyeimbangkan kebutuhan, dapat ditentukan prioritas suatu operasi, misal
antaraupdate dengan retrieval.
Studi Kasus
Perancangan Database
Perancangan Database
33. Di dalam suatu organisasi yang besar, sistem database merupakan bagian penting pada
sistem informasi, karena di perlukan untuk mengelola sumber informasi pada organisasi
tersebut. Untuk mengelola sumber informasi tersebut yang pertama kali di lakukan adalah
merancang suatu sistem database agar informasi yang ada pada organisasi tersebut dapat
digunakan secara maksimal.
Tujuan Perancangan Database
• Untuk memenuhi kebutuhan akan informasi dari pengguna dan aplikasi
• Menyediakan struktur informasi yang natural dan mudah di mengerti oleh pengguna
• Mendukung kebutuhan pemrosesan dan beberapa obyek kinerja dari suatu sistem
database
Berikut ini siklus kehidupan sistem informasi di mana terdapat siklus kehidupan sistem
database.
Siklus Kehidupan Sistem Informasi (Macro Life Cycle )
Tahapan–tahapan yang ada pada siklus kehidupan sistem informasi yaitu :
1. Analisa Kelayakan
Tahapan ini memfokuskan pada penganalisaan areal aplikasi yang unggul ,
mengidentifikasi pengumpulan informasi dan penyebarannya, mempelajari keuntungan
dan kerugian , penentuan kompleksitas data dan proses, dan menentukan prioritas
aplikasi yang akan digunakan.
2. Analisa dan Pengumpulan Kebutuhan Pengguna
Kebutuhan–kebutuhan yang detail dikumpulkan dengan berinteraksi pada sekelompok
pemakai atau pemakai individu. Mengidentifikasikan masalah yang ada dan kebutuhan-
butuhan, ketergantungan antar aplikasi, komunikasi dan prosedur laporan.
3. Perancangan
34. Perancangan terbagi menjadi dua yaitu : perancangan sistem database dan sistem
aplikasi
4. Implementasi
Mengimplementasikan sistem informasi dengan database yang ada
5. Pengujian dan Validasi
Pengujian dan validasi sistem database dengan kriteria kinerja yang diinginkan oleh
pengguna.
6. Pengoperasian dan Perawatan
Pengoperasian sistem setelah di validasi disertai dengan pengawasan dan perawatan
sistem
Siklus Keh idupan Aplikasi Database ( Micro Life Cycle )
Tahapan yang ada pada siklus kehidupan aplikasi database yaitu :
1. Pendefinisian Sistem
Pendefinisian ruang lingkup dari sistem database, pengguna dan aplikasinya.
2. Perancangan Database
Perancangan database secara logika dan fisik pada suatu sistem database sesuai dengan
sistem manajemen database yang diinginkan.
3. Implementasi Database
Pendefinisian database secara konseptual, eksternal dan internal, pembuatan file–file
database yang kosong serta implementasi aplikasi software.
4. Pengambilan dan Konversi Data
35. Database ditempatkan dengan baik, sehingga jika ingin memanggil data secara langsung
ataupun merubah file–file yang ada dapat di tempatkan kembali sesuai dengan format
sistem databasenya.
5. Konversi Aplikasi
Software-software aplikasi dari sistem database sebelumnya di konversikan ke dalam
sistem database yang baru
6. Pengujian dan Validasi
Sistem yang baru telah di test dan di uji kinerja nya
7. Pengoperasian
Pengoperasian database sistem dan aplikasinya
8. Pengawasan dan Pemeliharaan
Pengawasan dan pemeliharaan sistem database dan aplikasi software
Proses Perancangan Database
Ada 6 tahap untuk proses perancangan suatu database :
1. Pengumpulan data dan analisis
2. Perancangan database secara konseptual
3. Pemilihan sistem manajemen database
4. Perancangan database secara logika
5. Perancangan database secara fisik
6. Implementasi sistem database
Struktur dan Aplikasi
Isi Data Database
36. Tahap 1 : Analisis dan Pengumpulan kebutuhan pengguna Pengumpulan data
Pengumpulan Pemrosesan
Tahap 2 : Perancangan Konseptual Perancangan Konseptual skema Perancangan
Transaksi dan Aplikasi
Tahap 3 : Pemilihan Sistem Manajemen Database
Tahap 4 : Perancangan Logik Perancangan Konseptual dan Eksternal skema Seberapa
Batasan Kinerjanya
Tahap 5 : Perancangan Fisik Skema internal
Tahap 6 : Implementasi Perintah DDL Perintah SDL Implementasi transaksinya
Keterangan :
Secara khusus proses perancangan berisikan 2 aktifitas paralel. Aktifitas yang pertama
melibatkan perancangan dari isi data dan struktur database, sedangkan aktifitas kedua
mengenai perancangan pemrosesan database dan aplikasi–aplikasi perangkat lunak.
Dua aktifitas ini saling berkaitan , misalnya mengidentifikasi data item yang akan disimpan
dalam database dengan cara menganalisa aplikasi–aplikasi database. Dua aktifitas ini juga
saling mempengaruhi satu sama lain. Contohnya tahap perancangan database secara fisik,
pada saat memilih struktur penyimpanan dan jalur akses dari file suatu database dimana
bergantung dengan aplikasi–aplikasi yang akan menggunakan file tersebut.
Penentuan perancangan aplikasi–aplikasi database yang mengarah ke konstruksi skema
database telah ditentukan selama aktifitas pertama.
Ke-enam tahap yang telah disebutkan sebelumnya dapat di proses secara tidak berurutan .
Dalam beberapa hal, dapat dilakukan modifikasi perancangan kembali ke tahap yang
pertama (feedback loop) setelah melakukan tahap selanjutnya.
Tahap 1 : Pengumpulan data dan analisis
37. Sebelum merancang suatu database, yang harus dilakukan adalah mengetahui dan
menganalisis apa yang diinginkan dari pengguna aplikasi, sehingga proses ini disebut
pengumpulan data dan analisis. Untuk menspesifikasikan kebutuhan yang pertama kali
dilakukan adalah mengidentifikasi bagian lain di dalam sistem informasi yang berinteraksi
dengan sistem database. Termasuk pengguna yang baru atau yang sudah lama juga
aplikasinya, kebutuhan–kebutuhan tersebut dikumpulkan dan di analisa.
Kegiatan pengumpulan data dan analisis :
• Menentukan kelompok pemakai dan areal bidang aplikasinya.
Pengguna yang menguasai aplikasi yang lama dari setiap bagian dipilih untuk
menyampaikan kebutuhan-kebutuhan dan menspesifikasikannya.
• Peninjauan dokumentasi yang ada.
Dokumen yang berhubungan dengan aplikasi yang akan dibuat dipelajari dan dianalisa,
sedangkan dokumen lainnya seprti kebijakan manual, form, laporan–laporan dan bagan-
bagan organisasi diuji dan ditinjau kembali untuk mengetahui apakah dokumen tersebut
berpengaruh terhadap pengumpulan data dan proses spesifikasi
• Analisa lingkungan operasi dan kebutuhan pemrosesan.
Lingkungan operasional yang sekarang dan informasi yang direncanakan akan di
gunakan dipelajari, termasuk menganalisa jenis–jenis dari transaksi dan frekuensi
transaksinya seperti halnya alur informasi dengan sistem. Input dan output data untuk
transaksi tersebut harus diperinci.
• Pengumpulan respon terhadap daftar pertanyaan dan angket yang telah dibuat
sebelumnya.
Pengumpulan respon dari angket dan daftar pertanyaan berisikan prioritas para
pengguna dan penempatan mereka di dalam berbagai aplikasi. Ketua kelompok mungkin
akan ditanya untuk membantu para pengguna dalam memberikan informasi yang
penting dan menentukan prioritas.
38. Teknik yang digunakan dalam penspesifikasian kebutuhan secara formal :
• OOA ( Object Oriented Analysis )
• DFD ( Data Flow Diagram )
• HIPO ( Hierarchical Input Process Output )
• SADT ( Structured Analysis & Design )
Tahap 2 : Perancangan database secara konseptual
Tujuan dari tahap ini adalah untuk menghasilkan skema konseptual untuk databse yang
tidak tergantung pada sistem manajemen database yang spesifik. Penggunaan model data
tingkat tinggi seperti ER/EER sering digunakan didalam tahap ini. Di dalam skema konseptual
dilakukan perincian aplikasi–aplikasi database dan transaksi–transaksi yang diketahui .
Ada dua kegiatan di dalam perancangan database secara konseptual :
• Perancangan skema konseptual :
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan mengecek tentang kebutuhan– kebutuhan
pemakai terhadap data yang dihasilkan dari tahap 1, dimana
tujuan dari proses perancangan skema konseptual adalah menyatukan pemahaman
dalam struktur database, pengertian semantik, keterhubungan dan batasan-batasannya,
dengan membuat sebuah skema database konseptual dengan menggunakan model data
ER/EER tanpa tergantung dengan sistem manajemen database
Ada dua pendekatan perancangan skema konseptual :
• Terpusat
Kebutuhan–kebutuhan dari aplikasi atau kelompok–kelompok pemakai yang berbeda
digabungkan menjadi satu set kebutuhan pemakai kemudian dirancang menjadi satu skema
konseptual.
• Integrasi view–view yang ada
39. Untuk masing–masing aplikasi atau kelompok–kelompok pemakai yang berbeda dirancang
sebuah skema eksternal ( view ) kemudian view – view tersebut disatukan ke dalam sebuah
skema konseptual.
Ada 4 strategi dalam perancangan skema konseptual :
1. Top down
2. Bottom Up
3. Inside Out
4. Mixed
• Transaksi
Merancangan karakteristik dari transaksi–transaksi yang akan di implementasikan tanpa
tergantung dengan DBMS yang telah dipilih. Transaksi–transaksi ini digunakan untuk
memanipulasi database sewaktu diimplementasikan . Pada tahap ini diidentifikasikan input,
output dan fungsional . Transaksi ini antara lain : retrieval, update dan delete, select dll.
Tahap 3 : Pemilihan Sistem Manajemen Database
Pemilihan sistem manajemen database ditentukan oleh beberapa faktor a.l : Teknik,
Ekonomi, dan Politik Organisasi
Faktor Teknik :
1. Tipe model data ( hirarki, jaringan atau relasional )
2. Struktur penyimpanan dan jalur pengaksesan yang didukung sistem manajemen
database
3. Tipe interface dan programmer
4. Tipe bahasa queri
40. Faktor Ekonomi :
1. Biaya penyiadaan hardware dan software
2. Biaya konversi pembuatan database
3. Biaya personalia
4. Biaya pelatihan
5. Biaya pengoperasian
6. Biaya pemeliharaan
Faktor Organisasi :
1. Struktur data Jika data yang disimpan dalam database mengikuti struktur hirarki, maka
suatu jenis hirarki dari sistem manajemen database harus dipikirkan.
2. Personal yang terbiasa dengan sistem yang terdahulu Jika staff programmer dalam suatu
organisasi sudah terbiasa dengan sautu sistem manajemen database maka hal ini dapat
mengurangi biaya latihan dan waktu belajar.
3. Ketersediaan dari service vendor Keberadaan fasilitas pelayanan penjual sangat
dibutuhkan untuk membantu memecahkan masalah sistem.
Tahap 4 : Perancangan database secara logika ( Transformasi model data )
Transformasi dari skema konseptual dan eksternal ( Tahap 2 ) ke model data sistem
manajemen database yang terpilih, ada dua proses yaitu :
1. Transformasi yang tidak tergantung pada sistem, pada tahap ini transformasi tidak
mempertimbangkan karakteristik yang spesifik atau hal– hal khusus yang akan
diaplikasikan pada sistem manajemen database
2. Penyesuaian skema ke sistem manajemen database yang spesifik, di lakukan suatu
penyesuaian skema yang dihasilkan dari tahap 1 untuk dikonfirmasikan pada bentuk
implementasi yang spesifik dari suatu model data seperti yang digunakan oleh sistem
manajemen database yang terpilih
41. Hasil dari tahap ini dituliskan dengan perintah DDL ke dalam bahasa sistem manajemen
database terpilih. Tapi jika perintah DDL tersebut termasuk dalam parameter–parameter
perancangan fisik , maka perintah DDL yang lengkap harus menunggu sampai tahap
perancangan database secara fisik telah lengkap.
Tahap 5 : Perancangan Database Secara Fisik
Proses pemilihan struktur penyimpanan yang spesifik dan pengaksesan file– file database
untuk mencapai kinerja yang terbaik di bermacam–macam aplikasi
Kriteria pemilihan perancangan fisik :
1. Waktu respon
Waktu transaksi database selama eksekusi untuk menerima respon
2. Penggunaan ruang penyimpanan
Jumlah ruang penyimpanan yang digunakan oleh database file dan struktur jalur
pengaksesannya
3. Terobosan yang dilakukan file transaksin (Transaction troughput )
Merupakan nilai rata–rata transaksi yang dapat di proses permenit oleh sistem
database dan merupakan parameter kritis dari sistem transaksi
Apabila waktu respon dari database tidak mencapai optimalisasi, maka pada tahap
perancangan fisik ini dapat dilakukan denormalisasi.
Denormalisasi
Denormalisasi merupakan proses yang dilakukan pada database yang sudah dinormalisasi,
dengan cara memodifikasi struktur tabel dan mengabaikan kerangkapan data (yang
terkontrol) untuk meningkatkan kinerja database.
Proses denormalisasi termasuk :
Mengkombinasikan tabel-tabel yang terpisah dengan join
42. Mereplikasi/menduplikat data pada tabel
Tahap 6 : Implementasi
Implementasi skema database logik dan fisik ke dalam penyataan DDL dan SDL dari sistem
manajemen database yang telah dipilih, untuk digunakan dalam pembuatan file–file
database yang masih kosong
Studi Kasus :
Di bawah ini deskripsi mengenai suatu perusahaan yang akan di representasikan dalam
database dan buat sesuai dengan proses perancangan database dari tahap 1 s/d tahap 4.
1. Suatu perusahaan terdiri atas bagian–bagian, masing–masing bagian mempunyai nama,
nomor bagian dan lokasi . Setiap bagian mempunyai seorang pegawai yang mempunyai
seorang pimpinan yang memimpin bagian tersebut.
2. Setiap bagian mengontrol sejumlah proyek dimana masing–masing proyek mempunyai
nama, nomor proyek dan lokasi .
3. Setiap pegawai menjadi anggota pada salah satu bagian tapi dapat bekerja di beberapa
proyek . Untuk setiap pegawai yang bekerja di proyek mempunyai jam kerja per-minggu.
Seorang pegawai mempunyai nama, nomor pegawai, alamat, jenis kelamin, tanggal lahir
dan usia serta supervisor / penyelia langsung. Pegawai juga mempunyai tanggungan
yang terdiri atas nama, jenis kelamin dan hubungannya dengan si pegawai.
Catatan = Kasus diambil dari contoh Diagram ER pada materi Model Entity Relationship
(Sistem Basis Data 1/Pengantar Sistem Basis Data)
Tantangan Pengelolaan Data dan Solusinya
Seiring dengan berjalannya bisnis perusahaan, masalah dalam penyimpanan dan
pengelolaan data pun akan semakin kompleks. Temukan tantangan pengelolaan data yang
mungkin dihadapi dan bagaimana cara menghindarinya dengan memilih solusi yang efektif.
43. Tantangan: Pemetaan data tidak terstruktur dengan baik
Pengkategorian yang kurang tepat, format data tidak konsisten, dan adanya duplikat, dapat
mempersulit dan memperlambat proses pencarian data.
Solusi: Buat rencana secara detail sejak awal. Fokus membangun sistem struktur dasar
terlebih dahulu untuk memudahkan dalam menemukan, mengakses, dan menganalisis data
di kemudian hari.
Tantangan: Entri data tidak akurat dan terpercaya, serta inkonsisten
Data berasal dari berbagai sumber dan administrator. Kemajemukan ini menciptakan
tumpukan data dengan bermacam tipe yang memiliki standarnya sendiri, yang dapat
berdampak pada integritas data.
Solusi: Otomatisasi, atau pengaturan pekerjaan dengan mesin dalam industri, adalah cara
yang dapat diandalkan untuk mengelola data jika dibandingkan dengan proses manual,
karena manusia pada dasarnya rentan terhadap kesalahan. Mengelola data yang akurat dan
terstandardisasi adalah upaya yang rumit, namun jika dilakukan dengan benar, otomatisasi
data dapat merevolusi cara perusahaan mengelola data jadi lebih rapi dan terstruktur.
Tantangan: Data tersimpan dalam sumber yang berbeda
Perusahaan menghadapi tantangan utama ketika data harus dikumpulkan dari variasi sistem
manajemen database dengan kompatibilitas operasional yang berbeda. Kesenjangan ini
akan menimbulkan masalah dalam penarikan data.
Solusi: Gunakan penerjemah antar sistem. Gunakan aplikasi pendamping yang dapat
terhubung dengan koneksi multi-database dan platform dengan operasi multi-sistem.
Tantangan: Mencari data dalam waktu singkat
Volume data yang bisa jadi sangat besar akan menyulitkan dalam mencari data tertentu di
dalam tumpukan data.
44. Solusi: Gunakan aplikasi yang akan memudahkan mencari objek dan relasi data dengan fitur
keyword search yang dapat menghasilkan pemetaan antar objek pada sebuah database.
Tantangan: Integritas data tidak terjamin
Integritas adalah aspek penting lain dari keamanan database. Kewenangan administrator
yang tak terbatas dalam mengubah data akan mengurangi integritas database. Banyaknya
jumlah pemegang akses ke penyimpanan data tentunya akan mempersulit pengawasan
aktivitas login, yang nantinya rentan terhadap cyber attack.
Solusi: Batasi sistem keamanan dengan kontrol akses. Pastikan bahwa hanya orang
terpercaya yang dapat melihat informasi perusahaan. Gunakan sistem Kontrol Akses
Pengguna yang menentukan izin siapa yang dapat mengakses data tersebut. Kelola akses
database dengan mekanisme ticketing, yang membuat pengajuan hak akses admin harus
melalui proses approval dari tingkat manajemen yang lebih tinggi seperti manajer IT.
Tantangan-tantangan di atas dapat menimbulkan dampak yang signifikan terhadap
perusahaan, baik dalam sumber daya hingga biaya. Pastikan Anda menggunakan pilihan
aplikasi terbaik sebagai solusinya, demi menjaga efisiensi cost dan operasional perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Putra, Yananto Mihadi. (2018). Sistem Manajemen Basis Data. Modul Kuliah Sistem
Informasi Manajemen. FEB – Universitas Mercu Buana: Jakarta.