Dokumen tersebut membahas tentang jenis-jenis cacat pada pengecoran logam dan penyebabnya, termasuk kesalahan pembentukan, inklusi, cacat gas, penyusutan, dimensi, komposisi dan segregasi. Ringkasannya adalah dokumen tersebut menjelaskan berbagai jenis cacat yang dapat terjadi pada proses pengecoran logam dan faktor-faktor penyebabnya.
Pengecoran adalah proses yang melibatkan pencairan, penuangan ke cetakan, pendinginan, dan pembekuan logam. Bahan yang diproses meliputi besi cor kelabu, besi cor nodular, paduan tembaga, dan paduan aluminium untuk membuat komponen mobil dan mesin seperti blok silinder, cylinder head, poros engkol, bantalan, dan rumah katup. Sifat logam cair dipengaruhi oleh temperatur, dimana kekentalannya berkurang seiring peningkatan suhu
1. Proses pembentukan biji besi menjadi besi kasar melalui proses reduksi di dapur tinggi dengan bahan bakar arang kokas.
2. Bahan yang diperlukan dalam proses di dapur tinggi adalah bijih besi, bahan tambah, dan udara panas.
3. Hasil akhir proses di dapur tinggi adalah besi kasar dan terak yang terpisah.
Pengetahuan Bahan Teknik Cast Iron (Besi Tuang)Dewi Izza
Dokumen tersebut membahas tentang jenis-jenis besi tuang dan karakteristiknya serta pemanfaatannya dalam dunia teknik. Ada empat jenis besi tuang yang dijelaskan yaitu besi tuang putih, mampu tempa, kelabu dan nodular, yang masing-masing memiliki kandungan karbon dan struktur grafit berbeda serta karakteristik dan aplikasinya.
Makalah ini membahas tentang proses manufaktur mekanik, khususnya proses pengecoran. Terdapat penjelasan mengenai definisi pengecoran, jenis logam yang digunakan seperti besi cor dan baja cor, tahapan proses pengecoran, jenis cetakan, serta keunggulan dan kelemahan dari proses pengecoran.
Proses pengecoran logam telah dikembangkan sejak zaman kuno untuk membentuk logam cair menjadi berbagai bentuk yang kompleks. Pengecoran memungkinkan produksi massal komponen dengan biaya rendah serta mampu membentuk logam ke dalam bentuk yang rumit. Bahan yang umum digunakan untuk pengecoran antara lain besi, aluminium, dan tembaga.
Pengecoran adalah proses yang melibatkan pencairan, penuangan ke cetakan, pendinginan, dan pembekuan logam. Bahan yang diproses meliputi besi cor kelabu, besi cor nodular, paduan tembaga, dan paduan aluminium untuk membuat komponen mobil dan mesin seperti blok silinder, cylinder head, poros engkol, bantalan, dan rumah katup. Sifat logam cair dipengaruhi oleh temperatur, dimana kekentalannya berkurang seiring peningkatan suhu
1. Proses pembentukan biji besi menjadi besi kasar melalui proses reduksi di dapur tinggi dengan bahan bakar arang kokas.
2. Bahan yang diperlukan dalam proses di dapur tinggi adalah bijih besi, bahan tambah, dan udara panas.
3. Hasil akhir proses di dapur tinggi adalah besi kasar dan terak yang terpisah.
Pengetahuan Bahan Teknik Cast Iron (Besi Tuang)Dewi Izza
Dokumen tersebut membahas tentang jenis-jenis besi tuang dan karakteristiknya serta pemanfaatannya dalam dunia teknik. Ada empat jenis besi tuang yang dijelaskan yaitu besi tuang putih, mampu tempa, kelabu dan nodular, yang masing-masing memiliki kandungan karbon dan struktur grafit berbeda serta karakteristik dan aplikasinya.
Makalah ini membahas tentang proses manufaktur mekanik, khususnya proses pengecoran. Terdapat penjelasan mengenai definisi pengecoran, jenis logam yang digunakan seperti besi cor dan baja cor, tahapan proses pengecoran, jenis cetakan, serta keunggulan dan kelemahan dari proses pengecoran.
Proses pengecoran logam telah dikembangkan sejak zaman kuno untuk membentuk logam cair menjadi berbagai bentuk yang kompleks. Pengecoran memungkinkan produksi massal komponen dengan biaya rendah serta mampu membentuk logam ke dalam bentuk yang rumit. Bahan yang umum digunakan untuk pengecoran antara lain besi, aluminium, dan tembaga.
Besi cor adalah paduan besi dan karbon dengan temperatur leleh relatif rendah sekitar 1200 derajat Celcius. Karbon dan unsur kimia lain seperti silikon dan mangan mempengaruhi sifat besi cor. Temperatur leleh yang rendah membuat besi cor mudah dicairkan sehingga proses peleburannya lebih hemat energi.
Besi tuang terbuat dari paduan besi dan karbon. Terdapat tiga jenis besi tuang yang umum digunakan yaitu besi tuang kelabu, besi tuang nodular, dan besi tuang putih, yang memiliki struktur dan sifat yang berbeda akibat perbedaan proses pembuatannya. Standar dan kodifikasi seperti SAE, AISI, dan UNS digunakan untuk mengklasifikasi jenis besi tuang. Kandungan unsur seperti karbon, silikon,
Dokumen tersebut membahas proses pembuatan besi tuang secara tradisional dan modern serta karakteristik besi tuang jenis kelabu, nodular, putih, dan paduan. Jenis besi tuang dan proses pembuatannya mempengaruhi sifat mekanik dan aplikasinya, seperti kekuatan, keuletan, dan kemampuan menahan tekanan.
Dokumen tersebut berisi daftar pertanyaan tentang proses pengecoran logam, mencakup topik seperti keuntungan dan kerugian pengecoran, jenis cetakan, hukum kontinuitas, turbulensi, penyusutan, dan fungsi riser dan chill dalam penuangan logam cair. Terdapat 15 pertanyaan yang mencakup aspek-aspek kunci dalam proses pengecoran logam.
Terak merupakan produk sampingan dari proses pirometalurgi yang terdiri atas oksida, seperti CaO, FeO, MgO, dan SiO2. Terak berperan penting dalam memisahkan gangue dan menghilangkan kotoran dari logam cair, serta menyerap inklusi non-logam. Komposisi dan sifat fisikokimia terak mempengaruhi kualitas produk peleburan. Terak dapat digunakan kembali sebagai bahan baku industri se
Proses pengolahan bijih besi meliputi pemurnian bijih besi, proses agglomerasi, reduksi bijih besi menjadi besi spons melalui reduksi langsung menggunakan gas alam, dan pengolahan besi kasar menjadi baja melalui steelmaking dan pengecoran.
Dokumen tersebut membahas proses pelapisan logam, khususnya seng, dengan cara celup panas. Metode ini bekerja dengan mencelupkan logam dasar ke dalam cairan seng panas untuk membentuk lapisan paduan antara logam dasar dan seng. Lapisan ini membentuk struktur kristal yang melindungi logam dari korosi. Proses pelapisan seng meliputi pembersihan permukaan, pencelupan ke dalam cairan seng panas, dan pendinginan unt
Dokumen tersebut membahas proses ekstraksi besi dan pembuatan baja serta proses pembuatan pipa. Secara singkat, proses ekstraksi besi melibatkan reduksi bijih besi menjadi besi cair melalui tanur tiup dengan menggunakan kokas dan udara panas. Baja dibuat dengan menghilangkan karbon dari besi cair melalui oksigenasi. Pipa dibuat menggunakan berbagai proses seperti cor, las, dan ekstrusi dengan mandrel
Praktikum peleburan dan penuangan logam membahas proses pembuatan cetakan pasir dan coran logam. Terdapat beberapa tahapan penting yaitu persiapan cetakan dan bahan, peleburan logam di tungku krusibel, penuangan logam cair ke dalam cetakan, hingga analisis cacat pada coran hasilnya. Praktikum ini bertujuan membuat coran logam aluminium dan menganalisis kemungkinan cacat yang muncul.
Dokumen tersebut membahas proses pendinginan logam dan pengolahan baja. Secara umum, dibahas proses annealing, normalizing, hardening, dan tempering untuk mengubah sifat baja. Juga dibahas metalurgi fisik dan proses pengolahan besi dari biji hingga menjadi benda jadi, serta sifat-sifat fisik logam seperti kekuatan dan kekerasan.
1. Dokumen ini membahas tentang teknologi baja, mulai dari pengertian baja paduan, kandungan atom utama, struktur mikro, dan cara pembuatan baja melalui proses dapur tinggi dan peleburan.
Padatan CaF2 dan Fe2O3 telah disintesis menggunakan metode sol-gel dan impregnasi. Sintesis CaF2 dilakukan dengan sol-gel untuk memperoleh tingkat kemurnian tinggi pada suhu rendah, sedangkan sintesis Fe2O3/CaF2 dilakukan dengan variasi loading Fe2O3 2,5-15% untuk mempelajari pengaruh konsentrasi logam. Karakterisasi menggunakan XRD menunjukkan struktur kubus CaF2 dan semak
1. Dokumen ini membahas peranan bijih besi dalam pembuatan baja untuk pembangunan nasional. Bijih besi diolah menjadi besi kasar di dapur tinggi, kemudian menjadi baja di dapur konversi. Baja dipakai untuk infrastruktur seperti bangunan dan transportasi.
Dokumen ini membahas proses pembuatan baja dari scrap besi melalui beberapa tahapan. Tahapan pertama adalah peleburan scrap di dalam tungku listrik untuk menghasilkan baja cair, diikuti dengan pengaturan komposisi kimia dan suhu di dalam tungku ladle. Langkah selanjutnya adalah pencetakan baja cair menjadi billet melalui mesin pencetakan berkelanjutan. Billet kemudian dipotong men
Dokumen tersebut membahas tentang logam besi, mulai dari sejarah penemuan besi, keberadaan besi di alam, sifat-sifat besi, proses pembuatan besi, senyawa-senyawa besi, identifikasi besi, kegunaan besi, bahaya besi, dan penanganan besi.
Makalah ini membahas proses pengecoran, mulai dari sejarah pengecoran, cara membuat coran, bahan-bahan yang digunakan, sifat logam cair, pembekuan logam, jenis pola dan cetakan, proses pengecoran khusus, cacat pada coran, dan pabrik pengecoran.
Besi cor adalah paduan besi dan karbon dengan temperatur leleh relatif rendah sekitar 1200 derajat Celcius. Karbon dan unsur kimia lain seperti silikon dan mangan mempengaruhi sifat besi cor. Temperatur leleh yang rendah membuat besi cor mudah dicairkan sehingga proses peleburannya lebih hemat energi.
Besi tuang terbuat dari paduan besi dan karbon. Terdapat tiga jenis besi tuang yang umum digunakan yaitu besi tuang kelabu, besi tuang nodular, dan besi tuang putih, yang memiliki struktur dan sifat yang berbeda akibat perbedaan proses pembuatannya. Standar dan kodifikasi seperti SAE, AISI, dan UNS digunakan untuk mengklasifikasi jenis besi tuang. Kandungan unsur seperti karbon, silikon,
Dokumen tersebut membahas proses pembuatan besi tuang secara tradisional dan modern serta karakteristik besi tuang jenis kelabu, nodular, putih, dan paduan. Jenis besi tuang dan proses pembuatannya mempengaruhi sifat mekanik dan aplikasinya, seperti kekuatan, keuletan, dan kemampuan menahan tekanan.
Dokumen tersebut berisi daftar pertanyaan tentang proses pengecoran logam, mencakup topik seperti keuntungan dan kerugian pengecoran, jenis cetakan, hukum kontinuitas, turbulensi, penyusutan, dan fungsi riser dan chill dalam penuangan logam cair. Terdapat 15 pertanyaan yang mencakup aspek-aspek kunci dalam proses pengecoran logam.
Terak merupakan produk sampingan dari proses pirometalurgi yang terdiri atas oksida, seperti CaO, FeO, MgO, dan SiO2. Terak berperan penting dalam memisahkan gangue dan menghilangkan kotoran dari logam cair, serta menyerap inklusi non-logam. Komposisi dan sifat fisikokimia terak mempengaruhi kualitas produk peleburan. Terak dapat digunakan kembali sebagai bahan baku industri se
Proses pengolahan bijih besi meliputi pemurnian bijih besi, proses agglomerasi, reduksi bijih besi menjadi besi spons melalui reduksi langsung menggunakan gas alam, dan pengolahan besi kasar menjadi baja melalui steelmaking dan pengecoran.
Dokumen tersebut membahas proses pelapisan logam, khususnya seng, dengan cara celup panas. Metode ini bekerja dengan mencelupkan logam dasar ke dalam cairan seng panas untuk membentuk lapisan paduan antara logam dasar dan seng. Lapisan ini membentuk struktur kristal yang melindungi logam dari korosi. Proses pelapisan seng meliputi pembersihan permukaan, pencelupan ke dalam cairan seng panas, dan pendinginan unt
Dokumen tersebut membahas proses ekstraksi besi dan pembuatan baja serta proses pembuatan pipa. Secara singkat, proses ekstraksi besi melibatkan reduksi bijih besi menjadi besi cair melalui tanur tiup dengan menggunakan kokas dan udara panas. Baja dibuat dengan menghilangkan karbon dari besi cair melalui oksigenasi. Pipa dibuat menggunakan berbagai proses seperti cor, las, dan ekstrusi dengan mandrel
Praktikum peleburan dan penuangan logam membahas proses pembuatan cetakan pasir dan coran logam. Terdapat beberapa tahapan penting yaitu persiapan cetakan dan bahan, peleburan logam di tungku krusibel, penuangan logam cair ke dalam cetakan, hingga analisis cacat pada coran hasilnya. Praktikum ini bertujuan membuat coran logam aluminium dan menganalisis kemungkinan cacat yang muncul.
Dokumen tersebut membahas proses pendinginan logam dan pengolahan baja. Secara umum, dibahas proses annealing, normalizing, hardening, dan tempering untuk mengubah sifat baja. Juga dibahas metalurgi fisik dan proses pengolahan besi dari biji hingga menjadi benda jadi, serta sifat-sifat fisik logam seperti kekuatan dan kekerasan.
1. Dokumen ini membahas tentang teknologi baja, mulai dari pengertian baja paduan, kandungan atom utama, struktur mikro, dan cara pembuatan baja melalui proses dapur tinggi dan peleburan.
Padatan CaF2 dan Fe2O3 telah disintesis menggunakan metode sol-gel dan impregnasi. Sintesis CaF2 dilakukan dengan sol-gel untuk memperoleh tingkat kemurnian tinggi pada suhu rendah, sedangkan sintesis Fe2O3/CaF2 dilakukan dengan variasi loading Fe2O3 2,5-15% untuk mempelajari pengaruh konsentrasi logam. Karakterisasi menggunakan XRD menunjukkan struktur kubus CaF2 dan semak
1. Dokumen ini membahas peranan bijih besi dalam pembuatan baja untuk pembangunan nasional. Bijih besi diolah menjadi besi kasar di dapur tinggi, kemudian menjadi baja di dapur konversi. Baja dipakai untuk infrastruktur seperti bangunan dan transportasi.
Dokumen ini membahas proses pembuatan baja dari scrap besi melalui beberapa tahapan. Tahapan pertama adalah peleburan scrap di dalam tungku listrik untuk menghasilkan baja cair, diikuti dengan pengaturan komposisi kimia dan suhu di dalam tungku ladle. Langkah selanjutnya adalah pencetakan baja cair menjadi billet melalui mesin pencetakan berkelanjutan. Billet kemudian dipotong men
Dokumen tersebut membahas tentang logam besi, mulai dari sejarah penemuan besi, keberadaan besi di alam, sifat-sifat besi, proses pembuatan besi, senyawa-senyawa besi, identifikasi besi, kegunaan besi, bahaya besi, dan penanganan besi.
Makalah ini membahas proses pengecoran, mulai dari sejarah pengecoran, cara membuat coran, bahan-bahan yang digunakan, sifat logam cair, pembekuan logam, jenis pola dan cetakan, proses pengecoran khusus, cacat pada coran, dan pabrik pengecoran.
Dokumen tersebut membahas tentang proses pengecoran dan pembentukan logam, mencakup definisi, jenis, dan proses masing-masing. Secara khusus dibahas proses pengecoran pasir, pengecoran mould permanen, serta pembentukan logam dengan metode rolling, forging, extrusion, dan drawing."
Proses pengecoran melibatkan pembuatan cetakan, melelehkan logam, menuang logam cair ke cetakan, membersihkan produk cor, dan mendaur ulang pasir cetakan. Terdapat dua jenis proses pengecoran yaitu pengecoran dan percetakan, yang membedakan cara pengisian logam ke cetakan. Cetakan dapat dibuat dari bahan seperti pasir, logam, atau plastik, sementara pola dibuat untuk memfasilitasi proses p
Dokumen tersebut membahas proses manufaktur logam besi dan baja, mulai dari penambangan bijih besi, proses reduksi, peleburan, hingga pembentukan logam. Proses pembuatan besi dan baja meliputi reduksi bijih besi langsung atau tidak langsung di tanur tinggi, peleburan besi kasar, dan pembentukan logam melalui pengecoran atau bending.
Teks tersebut membahas tentang minyak bumi, korosi, dan scale yang dapat terjadi pada proses produksi minyak. Korosi dan scale dapat merusak peralatan produksi dan mengurangi produksi minyak. Berbagai faktor seperti air, gas, dan padatan dapat mempengaruhi laju korosi.
Dokumen tersebut membahas tentang unsur-unsur transisi periode keempat, meliputi sifat, kegunaan, dan pengolahan mereka. Unsur-unsur tersebut antara lain skandium, titanium, vanadium, kromium, mangan, besi, kobalt, nikel, tembaga dan seng.
Makalah ini membahas tentang mekanisme korosi pada logam. Korosi adalah reaksi redoks antara logam dengan zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa tak diinginkan. Faktor penyebab korosi antara lain air, elektrolit, dan oksigen. Mekanisme korosi melibatkan aliran elektron dari anoda ke katoda. Teknik pencegahan korosi meliputi pengecatan, pelapisan, dan penggunaan anoda korban
Kimia unsur (Unsur Transisi Periode Keempat)mfarsih
Unsur-unsur transisi periode keempat terdiri dari skandium hingga seng. Dokumen menjelaskan sifat kimia dan fisika unsur-unsur tersebut serta keberadaan mereka di alam, termasuk proses ekstraksi besi dan tembaga. Informasi ini berguna untuk mempelajari kereaktifan logam transisi.
Korosi besi dapat dipercepat oleh udara, air, dan larutan asam. Larutan asam seperti HCl dan cuka menghasilkan lebih banyak gelembung daripada udara dan air, menunjukkan korosi yang lebih cepat. Udara membutuhkan waktu lebih lama untuk menghasilkan efek korosi.
Makalah ini membahas tentang korosi, termasuk pengertian korosi sebagai reaksi redoks antara logam dengan lingkungannya, faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya korosi seperti kontak langsung dengan air dan oksigen, keberadaan zat pengotor, kontak dengan elektrolit, temperatur, pH, dan metalurgi logam, serta dampak dan cara mencegah terjadinya korosi."
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
Paper ini bertujuan untuk menganalisis pencemaran udara akibat pabrik aspal. Analisis ini akan fokus pada emisi udara yang dihasilkan oleh pabrik aspal, dampak kesehatan dan lingkungan dari emisi tersebut, dan upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran udara
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
2. Di susun oleh:
Hezron O.H 08.202.201
Suparto Manalu 08.202.189
Gerhana B.T 08.202.038
Rido Afandi 08.202.026
Ivan Hamonangan 08.202.047
Adi Putra B. 08.202.153
3. Definisi cacat coran
Adalah kerusakan atau kesalahan yang
terjadi pada benda cor yang
menyebabkan ditolaknya benda cor
tersebut oleh konsumen (reject)
4.
5. JENIS CACAT CORAN
7 (tujuh kategori cacat yang menjadi pertimbangan
khusus:
Kesalahan pembentukan muncul pada saat penuangan
(shaping, faults arising in pouring)
Inklusi dan cacat akibat pasir (inclusion and sand
defects)
Cacat akibat gas (gas defects)
Cacat akibat penyusutan seperti kontraksi volume
dalam kondisi cair dan selama pembentukan (shrinkage
defects)
6. Cacat akibat penyusutan terajadi sebagian atau
keseluruhan (contraction defects occuring
mainly or wholly after solidification)
kesalahan ukuran atau dimensi (dimensional
errors)
Kesalahan komposisi dan seregasi
(komposional errors and segregation)
7. 1.Kesalahan pembentukan muncul pada
saat penuangan (shaping, faults arising in
pouring)
Peleburan logam merupakan aspek terpenting
dalam operasi-operasi pengecoran karena
berpengaruh langsung pada kualitas produk cor.
Pada proses peleburan, mula-mula muatan yang
terdiri dari logam, unsur-unsur paduan dan
material lainnya seperti fluks dan unsur
pembentuk terak dimasukkan kedalam tungku.
Fluks adalah senyawa inorganic yang dapat
“membersihkan” logam cair dengan
menghilangkan gas-gas yang ikut terlarut dan
juga unsur-unsur pengotor (impurities). Fluks
memiliki beberpa kegunaan yang tergantung
pada logam yang dicairkan, seperti pada paduan
alumunium terdapat cover fluxes (yang
menghalangi oksidasi dipermukaan alumunium
cair),. Cleaning fluxes, drossing fluxes, refining
fluxes, dan wall cleaning fluxes
8. Tungku-tungku peleburan yang biasa digunakan
dalam industri pengecoran logam adalah tungku
busur listrik, tungku induksi, tungku krusibel, dan
tungku kupola.
Bahan coran yang
berupa besi/baja
bekas yang telah
ditimbang,
dan ditambahkan
arang sebagai
bahan bakar serta
batu kapur yang
berfungsi untuk
Gambar 1.1. Proses memasukan bahan coran memisahkan terak
logam cair.
9. Gambar 1.2. Proses Gambar 1.3. Proses penuangan
pemindahan logam cair. logam cair.
10. Logam yang telah dilebur dituangkan ke dalam
cetakan menggunakan wadah yang telah dilapisi
dengan tanah liat.
Gambar 1.4. Proses finishing
11. 2. Inklusi dan cacat akibat pasir (inclusion
and sand defects)
a. Penyebabnya adalah logam cair dari paduan
logam teroksidasi
b. Oksidasi dalam logam cair atau yang
dihasilkan pada waktu penuangan terkumpul
sebagai dross pada permukaan kup atau
dibagian dalam coran
12. 3. Cacat akibat gas (gas defects)
Adalah lubang pada hasil cor dalam
bentuk bulat akibat terperangkapnya
gas dalam lubang cair sewaktu proses
pembekuan. Hal ini bisa akibat
kandungan gas dalam logam cair,
cetakan atau core (inti) yang basah.
13. Penyebab:
Aliran turbulen dalam gating sistem
Kondisi peralatan yang basah (air/minyak)
Scrap basah oleh air atau minyak
14. Cara pencegahan yang dapat
dilakukan:
1. Penghilangan gas
Dengan peniupan gas inert ke dalam cairan logam, seperti
gas nitrogen
Penghilangan dengan klorida
Peghilangan dengan fluks, terutama fluorida dan klorida
dari logam alkali tanah
2. Pencairan kembali
3. Perencanaan yang tidak menyebabkan turbulen pada
aliran logam cair
4. Pemakaian pasir yang mempunyai kadar air rendah dan
permeabilitas yang sesuai
15. 4. Cacat akibat penyusutan seperti
kontraksi volume dalam kondisi cair dan
selama pembentukan (shrinkage defects)
Dapat terjadi sebanyak 5 – 10 %
volume
Umumnya terjadi akibat casting
design (gating sistem) yang kurang
sempurna
Adanya inklusi atau kotoran pada
logam cair
Viskositas logam cair menurun
Temperatur tuang terlalu tinggi atau
terlalu rendah
16. Penyebab:
Perbedaan ketebalan benda cor yang teralalu besar
Terdapatnya bagian tebal yang tidak dapat dialiri
logam cair secara utuh
Saluran masuk dan penambah tidak mendukung
adanya solidifikasi progesif
Saluran masuk dan penambah yang kurang banyak
Saluran masuk dan penambah yang salah dalam
peletakkannya
Penambah terlalu kecil
17.
18. Pencegah:
Digunakan pembekuan mengarah
sehingga penambah dapat bekerja
secara efektif
Penggunaan cil yang dimaksudkan
agar terjadi pembekuan mengarah
dan pengaruh penambah meningkat
Daerah pengisian yang efektif dari
penambah
19. 5.Cacat akibat penyusutan terjadi sebagian
atau keseluruhan (contraction defects
occuring mainly or wholly after solidification)
Cacat penyusutan timbul disebabkan kegagalan
menggantikan kekurangan cairan logam akibat penyusutan.
Kejadian ini biasanya merupakan gejala ketidak-tepatan
sistem saluran dan teknik pengumpanan. Selain itu, cacat ini
juga bisa disebabkan temperatur tuang terlalu tinggi. Cacat
ini dapat dieliminir atau dikurangi dengan mendesain sistem
saluran sedemikian hingga pembekuan terarah (directional
zolidification) dapat tercapai. Cacat penyusutan biasanya
sering terjadi pada bagian yang mengalami perubahan
penampang secara drastis, jaraknya terlalu jauh dari riser
atau penampang yang terlalu tipis. Untuk itu riser lebih
diutamakan ditempatkan pada bagian-bagian dari produk
coran yang diprediksi akan mengalami cacat penyusutan..
22. 7. Kesalahan komposisi dan seregasi
(komposional errors and segregation)
A. Kesalahan komposisi: Paduan besi
seperti Fe-Si, Fe-Mn dan lain sebagainya
ditambahkan untuk mengatur komposisi.
Prosentase karbon berkurang karena
oksidasi logam cair dalam cerobong dan
pengarbonan yang disebabkan oleh reaksi
antar logam cair dengan kokas. Prosentase
karbon terutama diatur oleh
perbandingan besi kasar dan skrap baja.
karena perbedaan komposisi yang jauh
antara keduan logam tersebut
mengakibatkan cacat pada saat
peleburan.
23. B. Segregasi pada Ingot dan Coran
Pada struktur pembekuan terdapat
dua jenis segregasi yaitu segregasi
makro (perubahan komposisi pada
tiap bagian spesimen) dan
segregasi mikro (seperti yang terjadi
antara lengan dendrit sekunder).
Ada empat faktor yang menyebabkan
timbulnya segregasi makro
24. Penyusutan karena pembekuan dan
kontraksi panas
Perbedaan kerapatan antardendritik
cairan logam
Perbedaan kerapatan antara
padatan dan cairan
Temperatur yang menyebabkan
perbedaan kerapatan dalam cairan
Segregasi dalam pembekuan logam tidak
diinginkan karena memberikan pengaruh buruk
pada sifat mekanik. Untuk segregasi mikro,
pengaruhnya dapat dikurangi dengan proses
perlakuan panas (homogenisasi).