3. Ratusan buruh tenaga kerja alih daya (outsourcing) Pertamina
kembali melakukan aksi unjuk rasa di beberapa titik di Kabupaten
Indramayu.
Terakhir pada 18 Agustus 2012 lalu, sejumlah perwakilan buruh
bertemu dengan perwakilan Pertamina pusat, serta pemerintah melalui
Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi di Jakarta. Dalam pertemuan
tersebut dicapai kesepakatan berisi 10 poin. Inti yang dicapai dalam
kesepakatan itu berkaitan dengan peningkatan kesejahteraan tenaga kerja
ahli daya.Komponen yang tercakup di dalamnya meliputi upah, tunjangan,
bonus, serta sejumlah hal terkait hak-hak tenaga kerja.
Selama unjuk rasa berlangsung, arus kendaraan sempat dialihkan
sementara dengan pengawalan aparat kepolisian. Rencananya, unjuk rasa
serupa serta mogok kerja.
4. Pengertian
Menurut Kotler (1988) kepuasan adalah tingkat kepuasan seseorang
setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan dibandingkan
dengan harapannya. Istilah kepuasan kerja (job satisfaction) dapat
didefinisikan sebagai suatu perasaan positif tentang pekerjaan seseorang yang
merupakan hasil dari sebuah evaluasi karakteristiknya.
Faktor-faktor
Segi kepuasan kerja ( kerja itu sendiri, bayaran, kenaikan jabatan,
pengawasan,dan rekan kerja), menikmati kerja itu sendiri hampir selalu
melupakan segi yang paling bekaitan erat dengan tingkat kepuasan kerja yang
tinggi secara keseluruhan. Pekerjaan menarik yang memberikan pelatihan,
variasi, kemerdekaan, dan kendali memuaskan sebagian besar karyawan.
Bayaran dan kepuasan kerja juga memiliki suatu hubungan yang menarik.
Kepribadian juga memainkan sebuah peran. Kepuasan kerja juga seharusnya
menjadi faktor penentu utama dari perilaku kewargaan organisasional
(organizational citizenship behavior-OCB) seorang karyawan.
5. Konflik (conflict) adalah sebuah proses yang dimulai ketika satu pihak
memiliki persepsi bahwa pihak lain telah memengaruhi secara negatif, atau
akan memengaruhi secara negatif, sesuatu yang menjadi perhatian dan
kepentingan pihak pertama.
Proses konflik adalah proses dengan lima tahapan: potensi
pertentangan atau ketidakselerasan, kognisi dan personalisasi , maksud
prilaku, dan akibat.
7. Pada intinya meminta agar menjadi karyawan tetap
dan menutut penghapusan sistem outsourcing. Dalam
kasus ini buruh outsoucing pertamina cenderung tidak
begitu puas dengan bayaran dan kebijakan yang
diberikan perusahaan. Tetapi dalam kasus ini seperti
yang diketahui tuntutan pegawai outsourcing tersebut
adalah agar dijadikan pegawai tetap dan tidak ingin ada
sistem outsourcing. Namun sebernarnya ini merupakan
masalah nasional karena negara masih
memperbolehkan adanya sistem outsourcing.
8. Tetapi PTPertamina (Persero) mengungkapkan praktik
sistem kerja outsourcing masih ada dalam UU No 12 Tahun
2003. Oleh karena itu, Pertamina tetap mempergunakan
sistem tersebut. Dan outsourcing bukanlah menjadi suatu
pelanggaran karena negara memperbolehkan sistem tersebut
dan masih tertera dalam UU.
Tetapi disisi lain perusahaan harus tetap bertanggung
jawab dan harus memberikan kebijaksanaan untuk
kesejahteraan pegawai outsourcing agar tidak terjadinya
konflik. Perusahaan juga harus menerapkan sistem
outsourcing sesuai dengan prosedur yang jelas dan tegas
dengan peraturan yang telah disepakati oleh kedua pihak
sebelumnya.