SlideShare a Scribd company logo
KUMPULAN SLIDE
PENGANTAR EKONOMI MIKRO
Dosen pengampu:
Dr.sigit sardjono, M.Ec.
Kelompok 10:
1. Silvi Kurnia (1222300084)
2. Aura Shavina U. S (1222300085)
3. Achmad Alfin N. F. (1222300086)
PROGAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
TAHUN 2023
BAB 1
1.1 SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU EKONOMI
• Pada tahun 1270 ekonomi dikembangkan oleh Thomas Aquinas
• Pada tahun 1758 Francois Quesnay mencoba untuk menjelaskan lebih jauh
• Pada tahun 1776 muncul tokoh baru,yaitu Adam Smith,yang berhasil mengangkat
penelaah ekonomi menjadi suatu disiplin baru yang disebut ekonomi
• Pada tahun 1930-an melahirkan ahli ekonomi baru.yaitu John Maynard
Keynes,yang menjadi dasar bagi perkembangan ekonomi makro
1.2 MAZHAB – MAZHAB ILMU EKONOMI
• Mazhab merkantilis
• Mazhab fisiokrat
• Mazhab klasik
• Mazhab sosialis
• Mazhab historis
• Mazhab marjinalis
• Mazhab institusionalis
• Mazhab kesejahteraan
1.3 PENGERTIAN ILMU EKONOMI
• Definisi ilmu ekonomi secara umum merupakan suatu studi tentang perilaku
Masyarakat dalam menggunakan sumber daya yang langka dalam berbagai
individu dan kelompok yang ada dalam suatu Masyarakat.
1.4 KELANGKAAN DAN PROBLEM EKONOMI
• 1.4.1 pengertian dasar barang dan jasa
1. Jasa merupakan layanan seseorang/instansi.barang yang akan memenuhi
kebutuhan Masyarakat.
2. Barang, dapat dibedakan menjadi benda yang dapat diraba dan dilihat secara
fisik.
1.4.2 kelangkaan (scarcity) dan alternatif pilihan
Dasar masalah inti ekonomi dimana alokasi sarana yang terbatas untuk memenuhi
keinginan dan kebutuhan yang tidak terbatas.
• 1.4.3 Problem dalam ilmu ekonomi
1. Mekanisme ekonomi
2. Mekanisme perencanaan pusat
3. Mekanisme pasar
1.5 KEGIATAN EKONOMI
• Kebutuhan manusia
• Sumber pemuas
• Teknik produksi
• Sumber daya dan teknologi
• Sumber daya alam
• Sumber daya manusia
1.6 PENGGUNAAN ASUMSI, RUANG LINGKUP, UNSUR
PENTING, DAN ALAT ANALISIS TEORI EKONOMI
• 1.6.1 penggunaan asusmsi dalam teori ekonomi
• Asumsi rasionalitas
• Asumsi ceteris paribus
• Asumsi penyederhanaan
• 1.6.2 unsur – unsur penting dalam teori ekonomi mikro
• Definisi
• Pemisalan (asumsi)
• Hipotesis
• Membuat ramalan
• 1.6.3 Pendekatan ilmiah untuk menjelaskan teori ekonomi
1. Pengamatan
2. Analisis ekonomi
3. Analisis statistic
4. Eksperimen
• 1.6.4 Perangkap dalam menjelaskan ilmu ekonomi
1. Kegagalan untuk menjaga “hal-hal lainnya tetap sama” (ceteris paribus”
2. Kegagalan karena adanya kekeliruan Post Hoc
3. Kekeliruan komposisi
1.7 EKONOMI MIKRO DALAM KERANGKA ILMU
EKONOMI
• 1.7.1 penggunaan ilmu ekonomi
1. Kegunaan ilmu ekonomi
2. Teori harga
• 1.7.2 lingkup pembahasan ilmu ekonomi
BAB 2
TEORI PERMINTAAN, PENAWARAN, DAN
HARGA PASAR
2.1 HARGA SUATU BARANG DAN JASA
Harga adalah nilai barang dan jasa yang dinyatakan dengan jumlah uang tertentu
Barang dan jasa itu mempunyai harga bila barang dan jasa itu mempunyai nilai dan
guna
Terbentuknya harga di karenakan ada dua pihak,yaitu pihak yang memiliki dan
bersedia untuk menawarkan serta pihak yang memiliki dan bersedia untuk
menawarkan serta pihak yang memerlukan dan bersedia untuk memintanya
2.2 TEORI PERMINTAAN
• Permintaan akan barang dan jasa timbul dari kebutuhan konsumen untuk
menguasai barang dan jasa tersebut.
• Keinginan ini timbul karena barang dan jasa itu mempunyai “nilai”.
• Yang dimaksud “permintaan” adalah keinginan konsumen untuk memiliki dan
menguasai barang dan jasa,dan keinginan ini didukung oleh kekuatan untuk
membeli atau menukar barang dan jasa tersebut.
RUMUS FUNGSI PERMINTAAN
• DX=f(Px;Py…….P,I,S)
Dimana
• Dx=permintaan akan barang
• Px=harga barang itu sendiri
• P2= harga barang yang lain
• I =pendapatan konsumen
• S = selera
2.2.1 HUKUM PERMINTAAN
• Hukum permintaan merupakan hukum umum yang menyangkut pengaruh harga
terhadap jumlah barang yang diminta mekanisme.
2.3 TEORI PENAWARAN
• Penawaran dapat diartikan dengan “Berbagai kuantitas barang yang akan dijual
oleh penjual pasar dengan berbagai kemungkinan harga, dengan asumsi keadaan
lain dianggap tetap tak berubah”.
• Penawaran adalah hubungan antara harga dengan kuantitas untuk setiap unit
waktu yang akan dijual oleh penjual.
• Biasanya kurva penawaran naik ke arah kanan atas karena harga yang lebih tinggi
akan mendorong penjual untuk menjual lebih banyak dan dapat menarik penjual
lain masuk ke pasar.
2.3.1 HUKUM PENAWARAN
• “jika suatu barang/jasa naik maka jumlah barang yang ditawarkan akan bertambah
dan sebaliknya jika harga turun maka jumlah barang yang ditawarkan akan berkurang
dengan anggapan ceteris paribus.”
• Hukum penawaran juga dapat diartikan “Ada hubungan (positif) langsung antara
jumlah barang yang ditawarkan dengan harganya dengan anggapan ceteris paribus”.
• Hukum tersebut berarti kalua suatu harga barang maka jumlah barang yang
ditawarkan akan meningkat (karena produsen semakin menguntungkan), dan
sebaliknya kalua harga turun, jumlah barang yang ditawarkan juga menurun (karena
kurang menguntungkan bagi produsen).
• Kurva penawaran dapat dapat digambarkan dalam bentuk table, bentuk grafik, atau
bentuk persamaan matematik.
2.3.2. BENTUK KURVA PENAWARAN
1. Bentuk kurva penawaran yang tunduk dengan hukum penawaran
Bentuk grafik :
Bentuk persamaan matematika
Qs= F(Px)
Qs= a+bP
2. BENTUK KURVA PENAWARAN YANG TIDAK
TUNDUK KEPADA HUKUM PENAWARAN
• Kurva E merupakan kurva penawaran untuk jangka waktu yang sangat pendek,
dimana produsen tidak dapat menambah/tidak sempat menambah jumlah
produksinya.
• Kurva F dan G merupakan kurva penawaran jangka Panjang
2.3.3. PERUBAHAN PENAWARAN
Dapat dikatakan jika terjadi perubahan faktor yang memengaruhi jumlah barang
yang ditawarkan berakibat bertambahnya penawaran, maka kurva penawaran akan
bergeser ke kanan, sebaliknya jika berakibat berkurangnya penawaran maka kurva
akan bergeser ke kiri.
FAKTOR YANG MENYEBABKAN TERJADINYA
PERUBAHAN PENAWARAN:
• Berubahnya harga input variable
• Perubahan teknologi
• Perubahan iklim
• Harga komoditas lain
• Biaya untuk memperoleh factor produksi
• Pajak dan subsidi
• Harapan harga
• Tujuan Perusahaan
2.4 PENENTUAN HARGA PASAR
• Harga pasar terjadi karena adanya interaksi permintaan dan penawaran
• Harga pasar adalah suatu tingkat harga tertentu dimana penjual mau menjual
sejumlah barangnya dan konsumen mau membeli sejumlah harga tersebut.
1. Secara grafik
2. SECARA MATEMATIS
• Persamaan fungsi demand = Qd= 400 – 0.5 P sedang fungsi penawaran Qs=100
+ P. Ditanya berapa Q dan P keseimbangan pasar.
Keseimbangan terjadi pada Qd=Qs
400 – 0,5 P= 100 +P
1.5 P = 300
P = 200
Q = 300
3. PERUBAHAN PERMINTAAN DAN PENAWARAN MENGUBAH HARA
DAN KUANTITAS PASAR
• Harga pasar berubah jika penawaran
bertambah sedang permintaan tetap
• Harga pasar berubah jika terjadi
perubahan permintaan meningkat
sefang penawaran tetap
• Perubahan keseimbangan jika terjadi perubahan permintaan
meningkat sedang penawaran turun
BAB 4
PERILAKU KONSUMEN
BAB IV PERILAKU KONSUMEN
• 4.1 BEBERAPA KONSEP BERKAITAN DENGAN PERILAKU KONSUMEN
Permintaan timbul karena konsumen memerlukan manfaat dan barang yang
diminta. Manfaat inilah yang dikenal dengan istilah utilitas (utility). Sesuai dengan
konsep Gossen II, maka ada dua pendekatan dalam mempelajari pendayagunaan
(utility)
Nilai barang dapat dibedakan menjadi:
a) Nilai penggunaan objektif atau nilai guna ialah kesanggupan suatu barang dan jasa
untuk memenuhi keperluan manusia.
b) Nilai pengunaan subjektif yaitu arti yang diberikan oleh seseorang kepada suatu
barang yang tertentu untuk memuaskan kebutuhannya.
PERILAKU KONSUMEN
Di antaranya adalah Gossen yang dikenal dengan Hukum Gossen,yaitu:
• Hukum Gossen I : Jika pemuasan kebutuhan dijalankan terus-menerus,
maka kenikmatannya akan terus-menerus berkurang, sampai akhirnya
datang kekenyangan (kejenuhan).
• Hukum Gossen II : Tiap-tiap manusia akan berusaha memenuhi berbagai
kebutuhannya supaya semua kebutuhannya tersebut dipuaskan dengan
seimbang. Berdasarkan pendapat Gossen ini timbullah berbagai teori
guna dan kepuasan (marginal_utility).
4.2 PENDEKATAN TRADISIONAL UNTUK
MENGUNGKAPKAN PERILAKU KOSUMEN
Salah satu tujuan pokok teori ekonomi mikro adalah usaha untuk menjelaskan
perilaku konsumen di pasar barang. Atas dasar anggapan dapat diukurnya daya
guna barang, pendekatan tradisional ini merumuskan hubungan anatar jumlah daya
guna dengan barang yang dikonsumsikan dalam bentuk suatu fungsi:
U = f(X1; X2; …….Xn)
Di mana U adalah banyaknya daya guna bagi seseorang konsumen dan X2 adalah
banyaknya barang tertentu yang dikonsumsikan oleh konsumen tersebut. Ia
mengonsumsikan enam jenis barang (X1;X2;X3 … X6).
Pendekatan tradisional terpecah menjadi dua. Pendekatan pertama berkembang
menjadi teori daya guna kardinal (cardinal utility) dan yang kedua teori daya guna
ordinal (ordinal utility). Masing-masing pendekatan ini sangat berguna dalam
menganalisis tingkah laku (perilaku) konsumen dan juga dapat dipergunakan untuk
menjelaskan permintaan konsumen perseorangan.
Dua pendekatan untuk menjelaskan perilaku konsumen dalam buku ini ialah:
a) Cardinal approach.
b) Ordinal aproach.
4.3. CARDINAL APPROACH
• Menurut teori ini kita tidak perlu mengetahui secara absolut besarnya daya guna
bagi seorang konsumen, karena seseorang yang mampu membuat order atau
urutan-urutan kombinasi barang yang dikonsumsikan berdasarkan besarnya daya
guna yang diterimanya.
• Dalam pendekatan utilitas cardinal, dianggap bahwa manfaat atau kenikamatan
yang diperoleh oleh seorang konsumen dapat dinyatakan secara kuantitatif dan
dapat diukur secara pasti. Untuk setiap unit yang dikonsumsi akan dapat dihitung
nilai gunanya. Dalam teori nilai guna ini dikenal nilai guna total (total utility/TU)
dan nilai guna marginal (marginal utility/MU)
• Nilai guna total berkenaan dengan jumlah seluruh kepuasan yang diperoleh dan
mengonsumsi sejumlah komoditas tertentu. Nilai guna marginal adalah
pertambahan atau pengurangan kepuasan sebagai akibat dan pertambahan atau
pengurangna penggunaan satu unit komoditas tertentu.
• Berkaitan dengan fenomena ini dalam teori nilai guna dikenal hukum dimishing
marginal utility, yaitu pertambahan utilitas yang menurun karena pertambahan
satu unit komoditas yang dikonsumsi.
• Pada pendeketan cardinal atau ada yang menyebut pendekatan marginal utility,
pendekatan ini bertitik tolak pada anggapan bahwa kepuasan konsumen bisa
diukur.
4.3.1. KONSEP GUNA BATAS DAN GUNA TOTAL (MU
DAN TU)
1. GUNA BATAS (MARGINAL UTILITY)
• Guna batas ialah sumbangan kepuasan yang diberikan oleh barang terakhir yang
dimiliki oleh orang tersebut.
• Menurut Hukum Gossen maka semakin banyak jumlah barang yang sejenis yang
dipunyai oleh seseorang maka sumbangan kepuasan dari barang yang terakhir
semakin kecil.
• Kepuasan maksimum yang diberikan oleh sejumlah barang tersebut akan menjadi
maksimum bila barang terakhir yang dimilikinya tidak dapat memberikan
tambahan kepuasan lagi.
2. GUNA TOTAL (TOTAL UTILITY)
• Guna total ialah tingkat kepuasan yang diperoleh karena mengonsumen berbagai
jumlah barang. Guna total ini akan semakin besar jika barang yang dikonsumsi
semakin banyak pada tingkat tertentu dimana guna total ini akan mencapai titik
maksimum, maka kepuasan konsumen tidak akan bertambah lagi dan total
gunanya akan menurun walaupun konsumen terus menambah barang.
• Dari data di atas dapat digambarkan kurva TU
dan MU-nya. Kurva TU bentuknya mula-mula
meningkat namun pada titik puncaknya kurva TU
itu menurun. Kurva MU bentuknya terus
menurun. MU bisa bertanda negatif. MU bernilai
negatif ditandai dengan bentuk kurva MU-nya
memotong sumbu horizontal bagian bawah.
Kurva TU setelah titik puncak akan cenderung
menurun. Akan tetapi, bentuk kurva TU tidak bisa
memotong sumbu horizontal.
• Pada waktu konsumen mengonsumsi unit ketiga maka
pada waktu itu kepuasan telah mencapai titik maksimum
dan pada unit ketujuh kepuasan total tidak bertambah.
Jika konsumen menambah barang-barang yang
dikonsumsinya dengan unit selanjutnya maka total
gunanya akan menurun Kalau tambahan ini terus-menerus
dilakukan maka guna totalnya dapat menjadi 0 bahkan
bisa menjadi negatif. Hal ini sangatlah jarang terjadi di
dunia nyata
• ada waktu TU maksimal (unit ke-3) maka MU-nya = 0
Marginal utility terus menurun. Hal ini disebabkan
tambahan guna itu selalu menurun dengan adanya
tambahan unit barang yang dikonsumsikan. Hal ini sudah
diselidiki oleh para ahli ekonomi. Salah satu di antaranya
ialah H.K. Gossen dan hasil penyelidikannya itu dikenal
dengan Hukum Gossen I (Law of Diminishing Marginal
Utility).
4.3.2. ASUMSI (ANGGAPAN) DALAM TEORI
CARDINAL
• Terdapat tiga asumsi dalam Teori Cardinal, yaitu
• (1) utility bisa diukur dengan uang,
• (2) berlakunya Hukum Gossen (Law of Diminishing Marginal Utility), yaitu bahwa
semakin banyak suatu barang dikonsumsik, maka tambahan kepuasan (marginal
utility) yang diperoleh dari setiap satuan tambahan yang dikonsumsikan akan
menurun,
• (3) konsumen selalu berusaha mencapai kepuasan total yang maksimal.
1. UTILITY SESEORANG BISA DIUKUR DENGAN
UANG
• Asumsi dasar yang digunakan pada pendekatan ini adalah tingkat kepuasan
konsumen mengonsumsi barang/jasa dapat dihitung secara numerik.
• Misalkan, total utility seseorang mengonsumsi satu buah mangga adalah sebesar
sepuluh dan jika mengonsumsi dua buah total utility-nya sebesar delapan belas,
dan seterusnya. Di sini yang dimaksudkan dengan kepuasan mengonsumsi
barang/jasa dapat diukur secara numerik.
• Daya guna mengandung pengertian subjektif sehingga sukar untuk mengukur
util. Kesukaran ini merupakan penghambat bagi pendekatan ini dalam usaha
untuk memahami perilaku konsumen
• Oleh karena itu, diperlukan asumsi lain, yaitu bahwa utility dapat diukur dalam
satuan uang. Kesulitan berikutnya yang timbul adalah bahwa daya guna
merupakan konsep yang bersifat subjektif, sedang uang merupakan alat
pengukur yang bersifat objektif.
• Dengan demikian, asumsi tentang ukuran ini harus diartikan sebagai jumlah uang
yang bersedia dibayar konsumen untuk mendapatkan satu satuan barang lagi.
Dengan demikian, ukuran uang dapat digunakan untuk membahas perilaku
konsumen.
2. BERLAKUNYA HUKUM GOSSEN (LAW OF
DIMINISHING MARGINAL UTILITY)
• Berkaitan dengan fenomena ini dalam teori nilai guna dikenal hukum Diminishing
of Marginal Utility, yaitu pertambahan utilitas yang menurun karena pertambahan
satu unit barang yang dikonsumsi.
• Seperti telah dinyatakan sebelumnya, setiap barang mempunyai kemampuan
untuk memberikan daya guna kepada pemakainya. Dengan demikian, makin
banyak barang yang dikonsumsikan makin besar pula jumlah daya guna total
yang diperoleh. Akan tetapi, laju pertambahan daya guna yang diperoleh karena
mengonsumsikan satu kesatuan barang makin lama makin rendah. Jumlah
pertambahannya dapat menjadi nol dan bila penambahan konsumsinya
diteruskan jumlahnya bahkan menjadi negatif.
• Secara grafis, hubungan antara jumlah barang yang dikonsumsikan
denganbarang bila daya guna total dan laju pertambahan daya guna
dapat ditunjukkan pada gambar di bawah ini. Sumbu absis adalah untuk
skala kuantitas barang X. Sumbu ordinat merupakan skala untuk daya
guna Kurva U (X) menggambarkan hubungan antara besarnya daya guna
dengan banyaknya barang yang dikonsumsi. Jelas bahwa kurva tersebut
harus dimulai dari titik asal atau titik nol sebab daya guna baru diperoleh
bila barang telah dikonsumsi
Semakin banyak barang yang dikonsumsi semakin besar pula jumlah
daya guna yang diperoleh konsumen. Hal ini dikarenakan sampai
dengan X3 lereng kurva U (X) adalah positif yang berarti selalu ada
pertambahan daya guna bila konsumsi barang X bertambah. Akan
tetapi, bila jumlah X3 sudah dilewati dan penambah jumlah barang X
diteruskan, jumlah daya guna justru akanlebih rendah dari jumlah
sebelumnya. Titik X3 mencerminkan jumlah barang Xyang
memberikan tingkat daya guna maksimal atau titik kepuasan
maksimal.
• dilihat dariX2 dapat dibayangkan bila seorang konsumen yang
sedang haus mengonsumsi segelas minuman es. Sesudah
tegukan pertama ia memperoleh daya guna tertentu. Terasa
ada secercah rasa "kepuasan" dalam dirinya. Tegukan kedua
akan menambah jumlah daya guna yang diperolehnya. Begitu
seterusnya sampai rasa hausnya hilang. Tegukan terakhir ini
digambarkan sebagai X3 sebagai titik kurva U(X). Apabila
minumnya diteruskan, tegukan berikutnya justru akan
membuat konsumen tersebut sakit perut karena kekenyangan
sehingga jumlah daya guna yang diperoleh justru lebih rendah
dan semula. Dengan demikian, dapatXIgambar di atas bahwa
arah kurva U(X) membalik menurun sesudah X3. Implikasi
pertambahan kepuasan AX1, lain dari pola U(X) seperti dalam
gambar tersebut adalah laju daya guna yang menurun. Gelas
pertama memberikan tambahan gelas kedua menurun
menjadi BB1, dan gelas ketiga hanya CC1. tegukan
memberikan tambahan jumlah daya guna yang makin Setiap
tambahan sedikit. Dengan perkataan lain daya guna marginal
menurun. Bahkan pada titik D daya guna marginal menjadi
negatif.
• Jadi asumsi ini diperlukan untuk menggambarkan perilaku konsumen secara lebih
riil. Bila tidak, daya guna akan bertambah terus tanpa batas, yang berarti
konsumen tidak pernah merasa puas sehingga berusaha terus menambah tingkat
konsumsinya. Hal ini bertentangan dengan realita sehingga pendekatan ini tidak
akan mampu untuk menganalisis konsumen
3. KONSUMEN BERSIFAT RASIONAL
• Konsumen bersifat rasional sehingga perilakunya harus dapat dipahami menurut
logika umum.
• Setiap konsumen dianggap mempunyai tujuan ideal, yaitu daya guna maksimum.
Perilaku konsumen dalam membelanjakan uangnya harus dapat dimengerti
apabila selalu diarahkan kepada pencapaian daya guna maksimum.
• Asumsi ini dikembangkan dari konsep bahwa manusia pada hakikatnya adalah
homo economicus.
• Jadi konsumen yang tidak berusaha
memaksimumkan daya guna dengan kendala
pendapatannya yang tertentu tidak dapat
dijadikan objek pembahasan di sini.
Perbedaannya adalah antara kepuasan total (total
utility) dan kepuasan marjinal (marginal utility).
Semakin banyak barang X yang dikonsumsi,
semakin kecil marginal utility yang diperoleh dari
barang X.
4.3.3. KRITIK PADA PENDEKATAN CARDINAL
1. ASUMSI UTILITY BISA DIUKUR ADALAH
PEMIKIRAN YANG KELIRU
Aliran ini menganggap bahwa tinggi rendahnya nilai suatu barangtergantung dari
subjek yang memberikan penilaian. Jadi suatu barang baru mempunyai arti bagi
seseorang konsumen apabila barang tersebut mempunyai daya guna baginya.
Besarnya daya guna tergantung dan konsumen bersangkutan.
2. MARGINAL UTILITY DARI UANG TIDAKLAH
KONSTAN
• Semakin banyak jumlah uang yang dimiliki, semakin memberikan kepuasan yang lebih
besar.
• Kriteria pokok dari suatu alat pengukur adalah bahwa alat pengukur tersebut harus
mempunyai nilai yang tetap. Dapat terjadi kemungkinan bahwa makin kaya seseorang
makin besar kesediaannya untuk memperoleh satu satuan daya guna yang sama.
• Hal ini disebabkan oleh semakin banyak uang yang dimilikinya semakin rendah
penilaiannya terhadap uang. Untuk menghindari kemungkinan tersebut diperlukan asumsi.
Disamping itu juga sukar kita bayangkan ada orang Indonesia yang mempunyai daya guna
marginal terhadap uang sama dengan nol, yang berarti bahwa ia sudah cukup "puas"
dengan jumlah uang yang dimilikinya dan tidak berusaha untuk menambahnya karena
setiap penambahan uang yang diperolehnya justru akan menurunkan tingkat daya guna.
• Dengan singkat dapat dikatakan bahwa uang harus mempunyai nilai subjektif yang tetap.
BAB 5
PERILAKU PRODUSEN
PERILAKU PRODUSEN
• Dalam teori ekonomi seorang produsen merumuskan dua macam
keputusan yang penting, yaitu berapa output yang harus diproduksi
dan bagaimana kombinasi factor produksi yang hendak
dipergunakan.
• Produksi adalah transformasi atau pengubahan factor produksi
menjadi barang produksi menjadi barang produksi atau suatu
proses dimana masukkan (input) diubah menjadi output.
• Faktor produksi dalam pembahasan perilaku produsen ini adalah
land, man, capital, dan skill (bahan baku, tenaga kerja, modal, dan
keterampilan).
• Perilaku produsen itu sendiri diartikan sebagai suatu tindakan
seorang produsen untuk mendapatkan keuntungan yang
semaksimum mungkin dengan menggunakan beberapa input yang
dimilikinya.
• Perilaku produsen juga dinamakan Tindakan atau tingkah laku
produsen atau dengan istilah ProducerS Beharviour.
• Untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya merupakan
tujuan yang prinsipiel.
• Pada saat memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya inilah
seorang produsen dikatakan dalam keadaan keseimbangan atau
ekuilibrium produsen.
• Misalkan proses produksi hanya ada dua input, yaitu labor dan capital, dalam
proses produksi dapat dilakukan dengan beberpa kombinasi.
• Tiga proses diatas bila digambarkan sebagai berikut:
Input Proses P1 Proses P2 Proses P3
Labor 2 3 4
Capital 3 2 1
5.1. KONSEP JANGKA WAKTU DALAM PROSES
PRODUKSI
• Dalam analisis produksi terdapat jangka waktu yang dinamakan
“jangka pendek” dan “jangka panjang”.
• Ukuran jangka waktu tidak sama antara industry satu dengan
industry lainnya. Ada proses produksi yang memerlukan waktu
hanya hitungan jam, ada yang hitungan hari, tetapi ada yang
hitungan bulan bahkan tahun.
• Umumnya adalah dalam industry dimana sumber-sumber tetap
yang digunakan oleh Perusahaan dalam industry tersebut sangat
sedikit jumlahnya atau dapat ditambah dan dikurangi dalam jangka
pendek.
• Adanya kesulitan mengklasifikasi secara general ini
menyebabkan teori ekonomi acuan jangka panjang dan jangka
pendek bukan berdasarkan waktu tetapi apakah produsen
dapat mengubah faktor produksi yang ia gunakan atau tidak.
Dalam kurun waktu satu hari mungkin lebih intensif apabila
produsen tetap mengutamakan mesin yang ada. Dalam kurun
waktu satu bulan produsen tersebut akan merasa lebih untung
apabila menyewa tambahn alat produksinya, dan dalam kurun
waktu satu tahun akan lebih menguntungkan lagi apabila
produsen tersebut membayar sendiri tambahan produksi yang
baru lagi.
• Jangka pendek adalah jangka waktu yang sedemikian pendek sehingga
Perusahaan tidak dapat mengubah jumlah beberapa sumber yang digunakan.
Hanya satu input yang bervariabel.
• Periode jangka pendek yaitu suatu jangka waktu proses produksi tertentu di
mana hanya ada satu factor produksi yang bervariabel. Sedang factor lain
tidak dapat ditambah atau dikurangi jumlahnya oleh produsen berapapun
output yang dihasilkan.
• Konsep jangka pendek digunakan dalam waktu yang demikian pendek
sehingga Perusahaan tak punya waktu untuk mengubah jumlah sumber-
sumber seperti tanah, Gedung, mesin-mesin, dan manajemen. Dalam kurun
waktu yang lebih Panjang kemungkinan produsen untuk mengadakan
penggantian dan penyesuaian factor-factor produksi yang ia gunakan
menjadi lebih besar.
• Para ekonom mengartikan jangka Panjang sebagai keadaan proses
produksi di mana semua factor produksi bersifat variable. Artinya
jumlahnya dapat diubah-ubah.
• Keadaan produksi jangka Panjang merupakan rangkaian saja dari
keadaan produksi jangka pendek atau dapat dikatakan sebaliknya.
• Dalam jangka Panjang semua faktor produksi dapat diubah-ubah
jumlahnya sehingga produsen mempunyai kesempatan untuk
mendapatkan kombinasi-kombinasi faktor produksi yang efisien.
5.2. FUNGSI PRODUKSI
• Produksi adalah kegiatan mengubah input menjadi output. Biasanya
dalam ekonomi dinyatakan dalam fungsi produksi.
• Fungsi produksi ialah hubungan teknis antara factor produksi dan
barang produksi yang dihasilkan dalam proses produksi.
• Fungsi produksi adalah hubungan fisik antara input (bersumber
masukan) dengan output (barang atau jasa yang dihasilkan) tanpa
memperhitungkan harga. Fungsi produksi dapat dinyatakan secara
matematis.
• Jumlah output yang dihasilkan suatu Perusahaan tergantung pada jumlah
input yang digunakan. Perusahaan dapat menaikkan atau mengurangi
output dengan menambah atau mengurangi input yang digunakan.
• Output uang dihasilkan oleh Perusahaan tergantung pada Teknik produksi
yang digunakan
• Dengan jumlah input yang tetap, dengan
menggunakan Teknik produksi yang lebih efisien,
maka output Perusahaan akan lebih besar. Semakin
kurang efisien Teknik yang digunakan maka akan
semakin kecil output yang dihasilkan.
• Dalam bentuk umumnya fungsi produksi itu
menunjukkan bahwa jumlah barang produksi
bergantung pada jumlah factor produksi yang
digunakan. Jadi barang produksi merupakan variable
tidak bebas dan factor produksi merupakan variabel
bebas.
SECARA MATEMATIS FUNGSI PRODUKSI DAPAT
DITULISKAN SEBAGAI BERIKUT:
• Q= F(C,L,B,S) dimana Q: output; C: capital; L: labor; B: bahan baku; S:
skill.
• Sebagai contoh, fungsi produksi tambak udang menunjukkan
jumlah udang yang dihasilkan dari luas tambak, jumlah bibit yang
ditebar, banyaknya makanan dan obat-obatan yang dipakai, dan
jam kerja karyawannya.
• Hubungan antara output dan input itu bisa dalam bentuk linier
ataupun tidak linier.
• Bentuk fungsi linier : Q= a+bX
• Bentuk kurvanya:
• Bentuk fungsi Quadratik:
Q=a+b1X+b2X²
• Bentuk kurvanya:
• Bentuk fungsi cubic: Q= a+b1X+b2X²+b3X³
• Bentuk kurvanya:
5.3. ANALISIS PROSES PRODUKSI JANGKA PENDEK
• Untuk menjelaskan analisis proses produksi jangka pendek dalam teori ekonomi
diungkapkan dengan kurva TP (total product), AP (average product), dan MP
(marginal product). Di mana TP adalah total produksi yang dihasilkan oleh
sejumlah tenaga kerja (labor). AP adalah rata-rata yang dihasilkan oleh seorang
tenaga kerja. MP adalah tambahan hasil produksi apabila menambah satu tenaga
kerja (labor).
• AP = TP/Labor
• MP = TP2 – TP1
• Jika TP berupa fungsi maka turunan pertama TP adalah MP
• MP = ∂ TP/∂L
5.3.1. HUKUM TAMBAHAN HASIL YANG SEMAKIN
BERKURANG (THE LAW OF DIMINISHING RETURNS)
• Dalam hubungan produksi jangka pendek, dimana satu factor
produksi bersifat variable dan faktor-faktor produksi lainnya tetap,
akan dijumpai suatu kenaikan produksi total apabila kita menambah
faktor produksi variable itu secara terus-menerus. Produksi total itu
akan bertambah terus tetapi dengan tambahan yang semakin kecil,
dan setelah suatu jumlah tertentu akan mencapai maksimum dan
kemudian menurun. Hal ini terjadi karena adanya Hukum Tambahan
Hasil yang Semakin Berkurang (Law of Diminishing Returns).
Keadaan ini dapat dilihat pada Gambar 5.1.
• Dari table 5.1 hasil yang semakin bertambah
terjadi sampai pada penggunaan 3 labor. Mulai
labor ke-4, Law of Diminishing Returns mulai
bekerja. Hukum ini juga disebut dengan Law of
Diminishing Marginal Physical Product. Dalam
Gambar 5.2 digambarkan kurva TP yang
cekung ke atas untuk satuan labor pertama.
Berarti jika sumber yang bervariabel (berubah)
yang sedikit digunakan sumber yang tetap
(tanah) maka hasilnya tidak efisien. Dengan
menambah sumber variabel terus- menerus,
maka TP akan terus-menerus bertambah
sampai pada titik B. Pada titik 8 ini Law of
Diminishing Returns mulai bekerja dan
penambahan sumber variabel dengan jumlah
yang terus-menerus akan mengakibatkan
pertambahan TP yang semakin berkurang.
• Pada gambar 5.2 sumbu horizontal menunjukkan jumlah
faktor produksi tenaga kerja yang digunakan dalam proses
produksi dan sumbu vertikal menunjukkan jumlah barang
yang dihasilkan (Q): Dalam hal ini faktor produksi tanah
dianggap sebagai faktor produksi tetap. Dengan tambahan
tenaga kerja yang terus menerus, mula-mula jumlah
produksi meningkat dan biasanya dengan tambahan yang
semakin besar, kemudian dengan tambahan tenaga kerja
berikutnya jumlah produksi total juga meningkat tetapi
dengan tambahan produksi yang semakin kecil. Akhirnya
tambahan jumlah tenaga kerja selanjutnya akan tetap
meningkatkan jumlah produksi tetapi sampai pada jumlah
tenaga kerja tertentu, produksi total akan mencapai
maksimum, yang berarti pada tambahan tenaga kerja
berikutnya justru akan menurunkan jumlah produksi total
(TP)
• Sifat dari produksi marjinal mula mula meningkat sejalan
dengan peningkatan produksi total (TP), kemudian
mencapai titik maksimal padi titik belok dari kurva
produksi total (TP), yaitu pada saat peningkatan produksi
total menjadi mulai semakin menurun, dan menurun
terus sampai sama dengan nol pada saat produksi total
mencapai titik maksimum. Secara grafis produksi
marjinal (MP) ini dapat ditunjukkan oleh lereng dan
kurva produksi total (TP), yaitu ditunjukkan oleh garis
singgung pada setiap titik pada kurva produksi total.
Sebagai contoh pada jumlan tenaga kerja sebanyak 0L1
produksi marjinalnya (MP) adalah lereng garis singgung
LA.
• Dari produksi total (TP) itu kita dapat mengetahui pula besarnya
produksi rata-rata tenaga kerja. Pada umumnya tingkat produksi
rata-rata ini dipakai sebagai ukuran tingkat efisiensi penggunaan
tenaga kerja. Semakin tinggi tingkat produksi rata-rata, semakin
efisien pula faktor produksi tenaga kerja yang dipergunakan.
Semakin banyak jumlah tenaga kerja yang digunakan, tambahan
tenaga kerja tersebut akan meningkatkan produksi rata-rata.
Kemudian tambahan tenaga kerja selanjutnya sampai pada
jumian tertentu akan menyebabkan produksi rata-rata mencapai
titik maksimum. Kemudian produksi rata-rata (AP) itu menurun
terus dengan tambahan jumlah tenaga kerja lebih lanjut. Kurva
produksi rata-rata (AP) dapat diturunkan dengan cara menarik
garis lurus yang menghubungkan kurva produksi total (TP)
dengan titik asal (0). Sebagai misal pada jumiah tenaga kerja
OL1 tingkat produksi total adalah AL sehingga produksi rata-rata
(AP) adalah lereng dari garis lurus OA. Pada jumlan tenaga kerja
L1 berarti bahwa produksi marjinal (MP) lebih tinggi daripada
produksi rata-rata(AP).
5.3.2. HUBUNGAN ANTARA TP, AP, DAN MP
• Dalam hubungan produksi jangka pendek, di mana satu faktor produksi bersifat
variabel dan faktor-faktor produksi lainnya tetap, akan dijumpal suatu kenaikan
produksi total apabila kita menambah faktor produksi variabel itu secara terus-
menerus. Produksi total itu akan bertambah terus tetapi dengan tambahan yang
semakin kecil dan setelah suatu jumlah tertentu mencapai maksimum kemudian
menurun. Hal ini terjadi karena adanya Hukum Tambahan Hasil yang Semakin
Berkurang (Law of Diminishing Returns).
HUBUNGAN ANTARA AP, MP, DAN TP
• Pertama, hubungan antara produksi marjinal (MP) dan produksi total (TP). Pada saat produksi total (TP)
mengalami perubahan peningkatan produksi dari yang menaik menjadi yang menurun, maka pada saat itu
kurva produksi marjinal (MP) mencapai titik maksimumnya. Kemudian pada saat kurva produksi total(TP)
mencapai titik maksimum, maka kurva MP memotong sumbu horizontal,artinya produksi marjinal (MP) sama
dengan nol.
• Kedua, hubungan antara produksi rata-rata (AP) dan produksi marjinal (MP). Pada saat produk rata-rata (AP)
meningkat, produksi marjinal (MP) lebih tinggi daripada produk rata-rata (AP), dan pada saat produksi rata-
rata (AP) menurun produksi marjinal (MP) lebih rendah daripada produksi rata-rata (AP). Hal ini menunjukkan
bahwa pada saat produksi rata-rata (AP) mencapai titikmaksimum produksi marjinal (MP) sama dengan
produksi rata-rata (AP), atau kurva produksi rata-rata (AP) berpotongan dengan kurva produksi marjinal(MP).
• Kesimpulan dari hubungan MP dan AP adalah.
• 1. Jika AP semakin bertambah maka MP > AP
• 2. Jika AP maximum maka MPP = AP
• 3. Jika AP semakin berkurang, maka MP < AP.
5.3.3. TAHAPAN DALAM FUNGSI PRODUKSI
• Tahap 1 : Mulai dari titik asal (0) sampai titik maksimum produksi rata-rata (AP),
yaitu pada saat produksi marjinal (MP) sama dengan produksi rata-rata (AP). Jika
labor ditambah, AP bertambah. Bertambahnya AP ini menunjukkan terjadinya
efisiensi labor. Pada stage (tahap) ini TP juga bertambah.
• Tahap II : Dari titik pada saat produk rata-rata (AP) mencapai titik maksimal
sampai pada saat produksi total (TP) mencapai maksimal atau pada saat produksi
marjinal (MP) sama dengan nol, AP dan MP semakin berkurang tetapi MP masih
positif. Hal ini dikarenakan TP masin terus bertambah. Masih meningkatnya TP
karena efisiensi tanah masih terus bertambah. Dalam suatu proses produksi
semakin banyak labor yang dipakai menyebabkan tingkat efisiensi dari labor
semakin berkurang.
• Tahap III : AP dan TP pada tahap ini semakin berkurang dan MP menjadi negatif
karena luas tanah tetap dan labor ditambah terus sehingga terjadi
ketidakefisiensian tanah dan labor. Akibatnya pada tahap ini produksi total (TP)
menurun terus.
5.4. PRODUKSI JANGKA PANJANG
• Produksi jangka panjang adalah suatu proses produksi di mana semua faktor
produksi dapat diubah-ubah jumlahnya atau semua faktor produksi bersifat
variabel. Untuk menjelasken fungsi produksi jangka panjang kita akan
menggunakan apa yang disebut dengan kurva isoquant (isoproduct atau
isoquant).
5.4.1. ISOQUANT
1. Pengertian kurva isoquant
Isoproduk atau isoquant adalah "kurva yang menunjukkan berbagai kemungkinan kombinasi teknis
antara dua input yang bervariabel yang menghasilkan suatu tingkat output tertentu". Isoquant
memperlihatkan berbagai kombinasi yang berbeda-beda dari dua sumber yang bisa menghasilkan
jumlah produk yang sama. Kurva isoquant ini digambarkan pada Gambar 5.3 dengan sumbu
horizontal menunjukkan faktor produksi tenaga kerja dan sumbu vertikal menunjukkan factor
capital. Titik-titik disepanjang kurva itu menunjukkan kombinasi sumber labor dan capital yang
menghasilkan 100 unit.
Tabel 5.2 kombinasi kemungkinan produksi
Output Tenaga Kerja Mesin
100 10 10
100 20 8
100 30 5
2. Sifat dari kurva isoquant
Ciri-ciri umum isoquant pada dasarnya sama dengan ciri-ciri kurva indifference, yaitu:
• Cembung kearah titik origin
• Menurun dari kiri atas ke kanan bawah
• Kurva isoquant yang terletak di kanan atas menunjukkan jumlah produksi yang lebih banyak atau
dengan kata lain semakin jauh kurva isoquant ini dari titik asal menunjukkan semakin tinggi tingkat
produksi barang tersebut.
• Antara kurva yang satu dengan yang lain tidak saling berpotongan atau saling bersinggungan.
• Bentuk kurva IQ turun dari kiri atas ke kanan bawah. Hal ini
dikarenakan jika faktor produksi yang satu dikurangi maka faktor
produksi lainnya harus ditambah. Apabila faktor produksi itu dapat
saling menggantikan secara teknis maka jika sesuatu faktor digunakan
dalam jumlah lebih kecil maka faktor lainnya harus ditambahkan.
Tingkat saling menggantikannya ini tergantung dari technical
substittability dari satu faktor menggantikan faktor lainnya dalam
proses produksi. Misalkan, labor dapat menggantikan kapital dan
kapital dapat menggantikan labor. Namun, dalam suatu proses
produksi harus ada minimal labor dan minimal kapital. Tidak mungkin
proses produksi itu hanya menggunakan faktor produksi labor saja
atau kapital saja. Oleh karena itu, diperlihatkan bentuk kurva IQ yang
nonlinier dan di kedua ujungnya ada titik belok ke atas. Kurva IQ
berbentuk cembung terhadap titik nol menggambarkan tingkat
marjinal penggantian teknis yang semakin menurun. Menurunnya
tingkat penggantian ini menggambarkan tenaga kerja yang
menggunakan suatu faktor produksi yang semakin banyak semakin
terampil.
• Untuk memproduksi sebanyak 100 unit bisa menggunakan
berbagai kombinasikapital dan labor. Bisa dengan kombinasi A, B,
C, atau D. Kombinasi B menggunakan kapital sebanyak OK1 dan
labor sebanyak OL1 atau dengan kombinasi C yang menggunakan
kapital sebanyak OK2 dan labor sebanyak OL2.
• Perhatikan dari kombinasi B beralih ke kombinasi C. Kapital
dikurangi tetapi konsekuensinya jumlah labor harus ditambah.
Demikian sebaliknya dari kombinasi C ke kombinasi B, jika
menambah kapital maka konsekuensinya jumlah labor harus
ditambah.
• Titik A adalah titik minimum labor yang harus ada guna
memproduksi 100 unit Sedang titik D adalah titik minimum kapital
yang harus ada guna memproduksi 100 unit.
• Kurva IQ tidak saling memotong sehingga tidak perlu lagi
dibicarakan. Apabila dua isoquant berpotongan maka titik potong
itu berarti ada dua jumlah produk yang berbeda dapat dihasilkan
dengan kombinasi faktor produksi yang sama.
3. MRTS (Marginal Rate Technical of Substitution)
MRTS adalah sejumlah faktor X yang harus dikompensasi oleh tambahan faktor Y
sehingga tingkat output tidak berubah. Jadi, tingkat MRTS itu adalah kemiringan
isoquant pada titik khusus.
Dari Gambar 5.3 besarnya slope MRTS di titik C adalah:
MRTS di C = - AK/AL
Jika terjadi substitusi dari kombinasi satu ke lainnya menghasilkan rasio K dan L-nya:
• K1/L1 > K2/L2 proses produksinya capital intensif.
• K1/L1 < K2/L2 proses produksinya labor intensif
4. Bentuk Isoquant Lain
Bentuk isoquant yang linier
Bentuk isoquant yang linier seperti di samping
menunjukkan adanya subtitusi input kapital dan labor
adalah sempurna. Subtitusi kapital dan labor sempurna
ini dalam dunia nyata tidak pernah bisa terjadi. Dalam
suatu proses produksi tidak mungkin hanya dilakukan
labor saja atau kapital saja. Dalam proses produksi mesti
Bentuk isoquant yang input output
Bentuk Isoquant yang berupa huruf L seperti di
samping menunjukkan tidak adanya substitusi input
kapital dan labor. Substitusi kapital dan labor hanya
terjadi pada kebutuhan minimum saja. Setelah itu tidak
terjadi substitusi. Sebagai contoh, di suatu perusahan
yang sudah menggunakan peralatan yang modern,
dibutuhkan sedikit operator mesin saja. Demikian
sebaliknya, pada usaha kerajinan yang membutuhkan
peralatan minimal saja.
5.4.2. ISO-BIAYA (ISOCOST)
1. Pengertian isocot
Iso-biaya (Isocost) adalah:
"Kurva yang menunjukkan kedudukan dan titik-titik yang menunjukkan kombinasi
barang-barang atau faktor produksi yang dibeli oleh produsen dengan sejumlah
anggaran tertentu.”
"Kurva yang memperlihatkan berbagai kombinasi dari sumber-sumber yang dapat
dibeli oleh perusahan dengan harga tertentu dari masing-masing sumber
persatuan dan pengeluaran ongkos yang tertentu dilakukan oleh perusahaan itu.”
2. Gambar kurva isocost
Melihat gambar di atas, jika harga faktor produksi kapital
adalah Pk, harga labor adalah Pl dan besarnya dana yang
tersedia adalah M. Kalau semua dana yang ada dibelikan
kapital maka akan didapat barang kapital sebanyak M/Pk unit.
Jika semua dana dibelikan labor maka akan didapat labor
sebanyak M/PI unit. Jika kedua titik itu dihubungkan maka akan
mendapat sebuah garis yang disebut dengan "garis Isocost".
Slope kurva Isocost adalah =M/Pk : M/PI=M/Pk x PI/M = PI/Pk
Sedang Fungsi TC = PIL + Pk K
3. Perubahan isocost
Perubahan isocost dapat berubah disebabkan:
• Harga faktor produksi labor turun atau naik sedang lainnya tetap.
• Harga factor produksi kapital turun atau naik sedang lainnya tetap.
• Jumlah modal (dana) berubah berkurang atau bertambah.
a. Kurva isocost berubah jika harga factor produksi labor
turun atau naik sedang lainnya tetap.
Jika harga labor bertambah murah maka kurva isocost
bergesar ke kanan dari KL.2 menjadi KL3. Dan jika harga
labor bertambah mahal maka kurva isocost bergesar ke
kiri dari KL2 menjadi KL3.
b. Kurva isocost berubah jika harga factor produksi
kapital turun atau naik sedang lainnya tetap.
Jika harga kapital bertambah murah maka kurva
isocost bergesar ke atas dari K2L menjadi K3L. Dan jika
harga kapital bertambah mahal maka kurva isocost
bergesar ke bawah dari K2L menjadi K3L.
c. Kurva isocost berubah jika jumlah modal (dana)
berubah berkurang atau bertambah
Jika jumlah modal bertambah besar maka kurva
isocost bergesar ke atas dari K2L2 menjadi K3L3.
Jika harga kapital bertambah mahal maka kurva
isocost bergesar ke bawah dari K2L2 menjadi
K1L1.
5.4.3. EKUILIBRIUM PRODUSEN
• Ekuilibrium produsen analog dengan ekuilibrium konsumen. Untuk
menjelaskannya membutuhkan dua alat pokok, yaitu garis anggaran belanja
(isocost) dan peta isoquant. Ekuillbrium produsen bisa diartikan sebagai "suatu
keadaan seimbang di mana produsen mendapat keuntungan maksimum dan
tidak ada dorongan untuk mengubah-ubah tingkat produksi atau dalam
penggunaan faktor-faktor produksinya". Artinya, apabila produsen mengurangi
atau menambah tingkat produksinya maka keuntungan yang diperoleh akan
berkurang, atau apabila penggunaan kombinasi input ditambah atau dikurangi
maka keuntungan akan menjadi lebih kecil.
• Maka pada titik singgung antara garis isocost dan isoquant inilah merupakan titik
terbaik bagi produsen atau titik yang memberikan tingkat produksi, yang
memberikan keuntungan yang paling besar dengan biaya yang paling kecil.
Maksudnya, keuntungan dalam penggunaan kombinasi dan kedua faktor
produksi tersebut. Dalam keadaan ini produsen tidak ada dorongan untuk
mengubah posisi produksi maupun penggunaan kombinasi faktor-faktor
produksi tersebut. Titik ini juga disebut titik keseimbangan produsen atau
"Equilibrium Producen".
• Pada Gambar 5.5 di atas, titik C menunjukkan produksi yang
optimum di mana pada saat itu produsen dalam posisi
keseimbangan, Dengan demikian, posisi keseimbangan
produsen dicapai pada saat kurva isoquant bersinggungan
dengan kurva isocost. Pada saat itu dalam posisi:
• MRTS = Slope Iso Quant
• -MPI/MPk-Pl/Pk
• Pl. MPkPk. MPI
• Persamaan diatas masing-masing ruas kiri dan kanan dibagi Pl.
PC maka hasil:
5.4.4. JALUR EKSPANSI (EXPANSION PATH)
• Expantion path atau jalur perluasan adalah suatu garis
yang menunjukkan titik- titik least cost combination
(LCC) di berbagai isoquant. Least cost combination
adalah suatu titik yang menunjukkan ongkos terkecil
untuk menghasilkan sejumlah produk tertentu. Jadi
produsen yang mempunyai uang yang akan digunakan
untuk ongkos produksi yang semakin lama semakin
besar dan ingin memperluas produksinya, maka agar
diperoleh ongkos yang paling kecil dia harus
mengombinasikan penggunaan input-input L dan K
pada titik-titik garis expantion path.
• Kalau kemudian katakanlah terjadi peningkatan dalam jumlah
anggaran perusahaan, sedangkan harga faktor produksi kapital
dan labor tetap, maka ini berarti bahwa perusahaan akan mampu
meningkatkan jumlah faktor produksi yang digunakannya dan
akan mampu pula meningkatkan jumlah produksi barang x yang
dihasilkannya. Kedudukan perusahaan yang baru adalah pada titik
persinggungan yang baru, misalnya pada titik E2. Peningkatan
anggaran perusahaan lebih lanjut akan menggeser kurva isocost-
nya ke kanan dan akan tercapai titik persinggungan yang baru,
misalnya pada titik E3. Apabila titik-titik keseimbangan itu (E1, E2,
dan E3) dihubungkan satu sama lain, maka kita akan
mendapatkan apa yang disebut dengan garis jalur ekspansi
perusahaan (expansion path). Perlu dimengerti bahwa jalur
ekspansi E1-E2-E3 adalah jalur ekspansi untuk jangka panjang
karena perusahaan mengubah-ubah jumlah semua masukan atau
faktor produksi, yaitu faktor produksi L dan faktor produksi K.
• Jika input ditambah maka output akan bertambah. Jika L adalah labor dan C adalah
kapital dan Q adalah output maka:= L + C akan menghasilkan QJika input L dan C
ditambah maka Q juga akan berubah:bQHasil penambahan input (a) berakibat
perubahan output (b) bisa dalam keadaan (1) b > a; (2) b = a; dan (3) b < a.
• B › a disebut dengan increasing return to scaleMisalkan input labor dan kapital
ditambahkan 20% maka output akan meningkat sebesar 30%.
• 2. b = a disebut dengan cosntant return to scaleMisalkan input labor dan kapital
ditambah 20% maka output meningkat sebesar20%.3. b < a disebut dengan
decreasing return to scaleMisalkan input labor dan kapital ditambahkan 20% maka
output akan meningkatsebesar 10%.
INCREASING RETURN TO SCALE
• Jika input ditambah dua kali lipat, output bertambah lebih dari 2 kali lipat. Dari
gambar di atas jika input ditingkatkan dua kali lipat output seharusnya meningkat
menjadi 200 unit tetapi meningkat lebih dari 200 unit. Pada gambar di atas
diperlihatkan dengan isoquant yang titik-titik.
• Jika input ditambah dua kali lipat, output bertambah lebih dari 2 kali lipat. Dari
gambar di atas jika input ditingkatkan dua kali lipat output meningkat menjadi
200 unit. Pada gambar di atas diperlihatkan dengan isoquant yang titik-titik.
DECREASING RETURN TO SCALE
• Jika input ditambah dua kali lipat, output bertambah lebih dari 2 kali lipat. Dari
gambar di atas jika input ditingkatkan dua kali lipat output meningkat tidak
menjadi 200 unit tetapi meningkat kurang dari 200 unit. Pada gambar di atas
diperlihatkan dengan isoquant yang titik-titik.
• Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan proses produksi lebih efisien,
yaitu:1. Terjadi spesialisasi dari para pekerja. Semakin banyak terlibat dalam
proses produksi tenaga kerjanya semakin terampil.2. Penggunaan teknologi.3.
Ada beberapa biaya yang bisa digunakan bersama.4. Semakin besar skala
produksinya, semakin efisien.
• Skala ekonomi produksi ini bersumber dari beberapa faktor, antara lain
specialization and division of labor, sebagaimana yang dikemukakan oleh Adam
Smith. Sampai pada tingkat skala tertentu, semakin besar skala perusahaan
memungkinkan spesialisasi dan pengelompokan tenaga kerja yang lebih efisien
dan efektif. Spesialisasi meningkatkan kemampuan para pekerja dalam bidangnya
masing-masing, sedangkan pengelompokan pekerjaan sedemikian rupa akan
menghemat waktu dan tenaga yang digunakan untuk menghasilkan suatu
produksi. Kedua aspek yang dikemukakan tersebut akan meningkatkan
produktivitas para pekerja yang sekaligus menurunkan relatif terlalu besar biaya
produksi per unit akanbiaya produksi
• skala perusahaan yang relatif terlalu besar biaya produksi per unit akan naik
sehubungan dengan keterbatasan kemampuan manajemen untuk mengelola
perusahaan tersebut. Pada skala tersebut, pucuk pimpinan harus mengadakan
pendelegasian tugas dan tanggung jawab kepada tingkat manajer yang lebih
rendah, dan manajer yang lebih rendah ini akan mengadakan pendelegasian
kepada tingkat yang lebih rendah lagi, dan demikian selanjutnya. Semakin besar
skala perusahaan tersebut, semakin panjang jenjang pendelegasian wewenang
dan tanggung jawab. Dengan demikian, pucuk pimpinan semakin jauh dari
pelaksanaan operasi produksi.
5.4.6. MEMILIH KOMBINASI INPUT YANG EFISIEN
(RIDGE LINE)
• Pada umumnya setiap fungsi produksi akan membentuk satu peta isoquant di
mana antara isoquant yang satu dengan isoquant yang lain tidak saling
berpotongan. Isoquant yang terletak semakin jauh dan titik O menunjukkan
tingkat output yang semakin besar. Dalam memproduksi suatu tingkat output ada
batas dalam memilih kombinasi input labor atau kapital. Dengan
mempertimbangkan peta isoquant pada gambar di bawah kita dapat membaca
sejumlah kombinasi faktor produksi yang akan menghasilkan suatu tingkat
output tertentu
• Pada gambar di atas, kurva IQ1 di titik L1 menunjukkan minimum labor dan di
titik K1 minimum kapital guna menghasilkan produk tertentu. Demikian juga
pada IQ2 di titik L2 yang menunjukkan minimum labor dan K2 menunjukkan
minimal kapital.
• Pada IQ3 titik L3 adalah minimal labor dan K3 adalah minimal kapital. Jika titik-
titik K1, K2, dan K3 juga titik-titik L1, L2, dan L3 dihubungkan akan membentuk
gambar bagai ridge-line. Daerah yang dibatasi ke dua ridge-line itu disebut
"daerah relevant". menggunakan input labor dan kapital.
• Pada IQ1 kombinasi labor dan kapital terletak antara garis rentang K1 - L1. Pada
IQ2 kombinasi labor dan kapital yang ekonomis adalah kombinasi yang terletak
antara garis rentang K2 - L2. Pada IQ3 kombinasi labor dan kapital yang
ekonomis adalah kombinasi yang terletak antara garis rentang K3 - L3.
Bagaimana jika kombinasi yang digunakan di luar daerah relevan? Jawabnya,
kombinasi itu menjadi tidak ekonomis karena jika satu faktor ditambah
5.4.7. KOMBINASI ONGKOS TERKECIL (LEAST COST
COMBINATION)
• Jika terjadi perubahan dalam ongkos (dana perusahaan) sedang lainnyatetap
akan menyebabkan pergeseran kurva isocost ke kanan atau ke kiri. Garis yang
menghubungkan semua titik keseimbangan produsen, yaitu titik singgung antara
isoquant dan isocost dinamakan jalur perluasan (expansion path). Bagi
perusahaan yang ingin meminimumkan ongkos produksi untuk suatu tingkat
output tertentu disebut dengan least cost resources combinations. Perbedaan
Gambar 5.7 dan 5.8 adalah kalau Gambar 5.7 ridge-line hanya menunjukkan
berbagai kombinasi faktor produksi mana yang efisien. Sedangkan Gambar 5.8
menunjukkan kombinasi faktor produksi tertentu yang memberikan ongkos
terkecil.
BAB 8
PENENTUAN HARGA DALAM
PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
BAB VIII
PENENTUAN HARGA DALAM PASAR PERSAINGAN
SEMPURNA
• 8.1.1. Pengertian pasar
Pengertian pasar dalam teori ekonomi berbeda dengan pengertian fisik. pengertian pasar secara
fisik adalah suatu tempat berkumpulnya para penjual.
Sedang yang dimaksudkan dengan persaingan adalah jika sesama produsen/penjual bersaing agar
konsumen membeli produknya dan sesama konsumen bersaing untuk mendapatkan barang/jasa
yang dibutuhkan.Para ahli ekonomi menggolongkan pasar secara teori ekonomi mikro menjadi
empat golongan besar, yaitu:a.
a) Pasar Persaingan Sempurna.
b) Pasar Persaingan Monopolistikc.
c) Pasar Monopolid.
d) Pasar Oligopoli
8.2 PASAR PERSAINGAN SEMPURNAPASAR
persaingan sempurna adalah suatu pasar yang terdapat banyak penjual dan
pembeli. Masing-masing penjual dan pembeli tidak dapat memengaruhi harga
pasar
8.2.1. CIRI-CIRI PASAR PERSAINGAN
MURNI/SEMPURNA
Pasar persaingan murni memiliki ciri sebagai berikut:
1. Jumlah Penjual dan Pembell Sangat BanyakJumlah pembeli dan penjual barang sangat banyak
sehingga masing-masing pembeli maupun penjual tidak dapat memengaruhi pasar.
2. Barang yang Diperjualbelikan Homogen/IdentikDi samping itu, jenis barang yang
diperjualbelikan di pasar tersebut adalah homogen atau satu jenis saja (identik).
3. Penjual Bisa Keluar Masuk di Pasar dengan MudahPembeli maupun penjual bebas keluar
ataupun masuk ke pasar
4. Informasi terhadap Pasar SempurnaTerdapat informasi yang sempurna, artinya jika ada
konsumen yang mengetahui harga yang lebih murah maka konsumen yang lain juga
segera mengetahuinya
8.2.2. PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI DAN HARGA
Agar perusahaan mendapatkan laba maksimal atau rugi minimal, harga dan jumlah
produk yang diperjualbelikan ditetapkan dengan kaidah MC MR
1. Penentuan Harga dalam Pasar Persaingan Sempurna yang Memperoleh Laba
2. Penentuan Harga dalam Pasar Persaingan Sempurna yang Memperoleh
Kerugian yang Minimum
3. Penentuan Harga dalam Pasar Persaingan Sempurna yang Memperoleh Normal Profit
(Break Even Income)
8.2.3 PERIODE JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG
YANG DIALAMI PERUSA HAAN DALAM PERSAINGAN
SEMPURNA
1. Kondisi Perusahaan dalam Persaingan Sempurna dalam Periode Jangka Pendek
Maksud jangka pendek adalah jangka waktu yang demikian pendeknya sehingga
apabila terjadi kenaikan permintaan barang dan setiap produsen tidak mampu
untuk menaikkan produksinya serta tidak cukup waktu bagi perusahaan perusahaan
untuk menambah perusahaan-perusahaan yang baru.
Dalam jangka pendek perusahaan dalam persaingan sempurna dapat mengalami tiga
hal, yaitu:
a) Mendapat laba super normal.
b) Mendapat laba normal
c) Menderita kerugian
2. Kondisi Perusahaan dalam Persaingan Sempurna dalam Periode Jangka PanjangMaksud
jangka panjang adalah jangka waktu yang cukup lama di mana produsen masih ada
kesempatan untuk memperbanyak produksinya untuk dipasarkan atau masih dapat mendirikan
perusahaan-perusahaan baru untuk menaikkan produksinya apabila terjadi kenaikan
permintaan barang
Kesimpulannya bahwa dalam jangka panjang perusahaan-perusahaan "selalu" hanya akan
memperoleh keuntungan normal saja dengan MR = MC = AC pada saat AC minimum.
8.2.4. KEBURUKAN DAN KEBAIKAN PERUSAHAAN YANG
BERADA DALAM PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
• Keburukannya
Tidak ada inovasi dan membatasi pilihan konsumen. Produk yang diperjualbelikan
identik dan perusahaan harus bekerja yang paling efisien agar tidak mengalami
kerugian sehingga produk yang diperjualbelikan tidak ada Inovasi
• Kebaikannya
Adanya alokasi sumber daya yang efisien dan adanya kebebasan bertindak
Persaingan pada perusahaan yang berada dalam persaingan sempurna sangat ketat
BAB IX
BENTUK PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK
• Pasar persaingan monopolistik adalah pasar yang terdapat banyak penjual dan
masing-masing penjual dapat memengaruhi harga dengan jalan deferensiasi
produk.Terdapat dua unsur model pasar persaingan monopoli. Pertama, terdapat
unsur monopoli karena jenis barang tersebut memang hanya satu macam. Maka
kurva permintaannya miring dari kiri atas ke kanan bawah, meskipun mendekati
horizontal. Kedua, terdapat juga unsur persaingannya karena jumlah penjual
banyak sehingga tindakan dari seorang penjual tidak mempunyai pengaruh yang
berarti terhadap penjual lainnya.
Bentuk kurva demand dari perusahaan
monopolistik berada di antara
perusahaan monopoli dan persaingan
sempurna. Bila pada persaingan
sempurna bentuk kurva demand-nya
horizontal atau elastis sempurna, kurva
demand dari monopoli bersifat
inelastis. Kurva demand perusahaan
yang monopolistik berbentuk elastis.
Kemiringannya di antara kedua kurva
demand dari monopoli dan persaingan
sempurna.
TIGA KONDISI YANG BISA DIALAMI PERSAINGAN
MONOPOLISTIK
Dalam jangka pendek perusahaan dalam persaingan monopoli dapat mengalami
tiga hal, yaitu:
• Dapatkan keuntungan supernormal.
• Dapatkan keuntungan normal.
• Menderita kerugian.
PERUSAHAAN DALAM PERSAINGAN MONOPOLISTIK
YANG MENDAPAT LABA SUPERNORMAL
• Dari gambar di samping, harga dan
output yang menjamin laba maksimal
dengan menggunakan kaidah MR =
MC. Pada kaidah MR = MC harga jual
produk sebesar OP1 dan output yang
dijual sebanyak OQ1 dan besarnya
laba P1P2LK.
PERUSAHAAN DALAM PERSAINGAN
MONOPOLISTIK YANG MENDAPAT LABA NORMAL
• MR = MC adalah kaidah guna
menetapkan harga dan output yang
menjamin laba maksimal. Pada
kaidah MR = MC harga jual produk
sebesar OP1 dan output yang dijual
sebanyak OQ1 dan besarnya TC = TR,
yaitu sebesar OP1KQ1.
PERUSAHAANDALAMPERSAINGAN
MONOPOLISTIKYANGMENDAPAT LABA NORMAL
• MR = MC adalah kaidah guna
menetapkan harga dan output yang
menjamin kalau laba, laba yang maksimal
tetapi kalau rugi kerugian yang minimal.
Pada kaidah MR = MC harga jual produk
sebesar OP2, sedang biaya rata-ratanya
OP1. Biaya rata-rata (AC) lebih besar dari
penerimaan rata-rata (AR). Kerugian yang
minimal ini output/jumlah produksi yang
dijual harus sebanyak OQ1 dan besarnya
TC (OQ1KP1), sedang besarnya TR
(OQ1LP2).
AKIBAT PERSAINGAN MONOPOLI TERHADAP
OUTPUT DAN HARGA
1. Perubahan Harga Berakibat Perubahan Permintaan yang Besar
Bentuk kurva demand-nya bersifat sangat elastis sehingga dengan sedikit menaikkan harga maka output
akan mengalami banyak pengurangan. Kurva permintaan yang dihadapi oleh persaingan monopolis
sangat elastis
2. Efisiensi Masing-Masing Perusahaan
perusahaan tidak akan dirangsang untuk membangun skala optimum perusahaan atau untuk
menjalankan skala perusahaan yang telah dibangunnya pada tingkat output optimum. Perusahaan baru
akan terus masuk sehingga tidak lagi ada laba yang diperoleh. Kerugian diderita bila kurva biaya rata-
rata jangka panjang terletak di atas kurva permintaan untuk semua output. Keluarnya perusahaan dan
industri akan terus berlangsung sehingga kurva biaya rata-rata jangka panjang untuk setiap perusahaan
bersinggungan kembali dengan kurva permintaan yang dihadapinya
3. Promosi Penjualan
Usaha masing-masing perusahaan untuk memperluas pasarnya dengan cara ini
akan diimbangi dengan kegiatan yang sama oleh penjual lainnya, dan sumber yang
digunakan untuk usaha tersebut hanyalah menambah biaya produksi. Pemborosan
seperti ini lebih kecil dalam persaingan monopoli dibandingkan dengan oligopoli.
Dalam oligopoli usaha penjual yang satu untuk memperluas pasarnya akan
mendorong pihak lain untuk melakukan usaha yang sama untuk mempertahankan
bagian pasarnya. Persaingan yang seperti itu tidak ada dalam persaingan monopoli.
Iklan yang dilakukan oleh salah satu perusahaan tidak menimbulkan tindakan
balasan dan yang lain.
4. Jenis Produk yang Tersedia
Konsumen dapat memilih jenis, gaya, atau warna yang sangat mendekati selera dan
kemampuan. Akan tetapi, suatu peringatan perlu diberikan di sini ragam produk
tertentu demikian banyak sehingga membingungkan konsumen, dan persoalan
pemilihan dapat menjadi lebih sulit. Masa bodoh terhadap perbedaan mutu yang
sebenarnya karena kesediaan untuk membayar harga yang lebih tinggi untuk merek
tertentu yang dalam kenyataannya tidak lebih baik dari merek dengan harga yang
lebih rendah.
BAB 10
PENENTUAN HARGA PADA
PASAR MONOPOLI
10.1. ARTI MONOPOLI
Monopoli murni adalah keadaan di pasar di mana hanya ada satu penjual
tanpa adanya pesaing, dengan produk yang tidak memiliki substitusi.
Contoh nyata jarang ditemukan, seperti industri aluminium sebelum Perang
Dunia II. Meskipun sulit menemukan monopoli murni, prinsip-prinsipnya
memberikan alat analisis berguna untuk memahami penentuan harga,
output, dan alokasi sumber. Persaingan tidak langsung dan potensi
persaingan dapat membatasi kekuasaan monopoli. Dalam analisis
monopoli, penting memahami konsep dasar dan hubungannya dengan
struktur pasar lainnya seperti persaingan oligopoli dan monopolistik.
Meskipun monopoli jarang terjadi, pemahaman mendalam tentang pasar
monopoli penting untuk mengkaji ekonomi pengaturan, yang relevan bagi
manajer bisnis.
10.2. CIRI-CIRI DAN FAKTOR
PENYEBAB PASAR MONOPOLI
10.2.1. CIRI-CIRI PASAR MONOPOLI
• PASAR MONOPOLI ADALAH INDUSTRI SATU PERUSAHAAN
Barang atau jasa yang dihasilkannya tidak dapat dibeli dari tempat
lain. Para pembeli tidak mempunyai pilihan lain. Kalau mereka
menginginkan barang tersebut maka mereka harus membeli dari
perusahaan monopoli tersebut. Syarat- syarat penjualan sepenuhnya
ditentukan oleh monopoli itu dan para pembeli tidak dapat berbuat
apa pun dalam menentukan syarat jual beli.
• TIDAK MEMPUNYAI BARANG PENGGANTI YANG MIRIP
Barang tersebut merupakan satu-satunya jenis barang yang seperti
itu dan tidak terdapat barang mirip (close subtitute) yang dapat
menggantikan barang tersebut. Aliran listrik adalah contoh dari
barang yang tidak mempunyai barang pengganti yang mirip; yang
ada hanyalah barang pengganti yang sangat berbeda sifatnya, yaitu
lampu minyak.
• TIDAK TERDAPAT KEMUNGKINAN UNTUK MASUK DALAM
INDUSTRI
Tanpa sifat ini pasar monopoli tidak akan terwujud karena tanpa
adanya halangan tersebut pada akhirnya akan terdapat beberapa
perusahaan dalam industri Keuntungan perusahaan monopoli tidak
akan menyebabkan perusahaan- perusahaan lain memasuki industri
tersebut.
• DAPAT MEMENGARUHI PENENTUAN HARGA
Oleh karena perusahaan monopoli merupakan satu-satunya penjual
dalam pasar, maka penentuan harga dapat dikuasainya. Oleh sebab
itu, perusahaan monopoli dipandang sebagai penentu harga atau
price setter.
• PROMOSI IKLAN KURANG DIPERLUKAN
Oleh karena perusahaan monopoli adalah satu-satunya perusahaan
dalam industri, ia tidak perlu mempromosikan barangnya dengan
menggunakan iklan, Pembeli yang memerlukan barang yng
diproduksinya terpaksa membeli darinya. Walau bagaimanapun
perusahaan monopoli sering membuat iklan. Iklan tersebut
bukanlah bertujuan untuk menarik pembeli, tetapi untuk
memelihara hubungn baik dengan masyarakat.
10.2.1. FAKTOR-FAKTOR YANG MENIMBULKAN
ADANYA PASAR MONOPOLI
• Perusahaan monopoli mempunyai suatu sumber daya tertentu yang unik
dan tidak dimiliki oleh perusahaan lain.
• Perusahaan monopoli pada umumnya dapat menikmati skala ekonomi
(economicof scale) hingga ke tingkat produksi yang sangat tinggi.
• Monopoli ada dan berkembang melalui undang-undang, yaitu
pemerintahmemberi hak monopoli kepada perusahaan.
10.3. HAMBATAN BAGI PERUSAHAAN YANG AKAN
MEMASUKI PASAR
• Masuknya perusahaan baru ke dalam industri persaingan murni dapat
mengancam posisi monopolis, karena perusahaan baru berusaha
memperoleh laba murni. Mereka menggerogoti pasar perusahaan yang
sudah ada, menyebabkan pergeseran kurva permintaan dan pendapatan
marginal. Sang Monopolis dapat menghalangi masuknya perusahaan baru
dengan mengendalikan bahan baku, memiliki paten, atau memanfaatkan
hak monopoli dalam public utility. Strategi lain melibatkan kepemilikan
tunggal atas bahan mentah atau menciptakan barang pengganti.
Meskipun upaya ini dapat merugikan laba perusahaan, masuknya
perusahaan baru terus berlanjut hingga laba murni industri lenyap.
SEBAB PERUSAHAAN MONOPOLI BISA TIMBUL:
• Penguasaan barang mentah
Kalau X adalah input utama untuk produk Y, maka penguasaan sumber X
akan bisa menimbulkan perusahaan monopoli untuk barang Y, dengan jalan
menolak penjualan X kepada perusahaan lain. Contoh: PDAM, Pertamina.
• Hak paten
Merupakan suatu sumber terjadinya monopoli untuk suatu macam barang
tertentu atau cara produksi tertentu. Contoh: produk-produk Microsft-
Windows.
• Terbatasnya pasar
Dibanding dengan skala minimum perusahaan pasar yang ada masih terbatas,
mungkin hanya bisa memberikan "ruang hidup untuk satu perusahaan saja.
Dengan istilah lain, karena adanya economies of scale yang besar, tetapi luas
pasar yang terbatas, maka satu perusahaan saja sudah mampu memenuhi
permintaan pasar Akibatnya kalau ada perusahaan baru yang berminat masuk
ke dalam pasar tersebut akan mengalami kesulitan dalam menjual barangnya.
Jadi di dalam pasar tetap hanya ada satu penjual.
• Pemberian hak monopoli oleh pemerintah
Ada kalanya hak monopili diberikan oleh pemerintah. Contoh: PELNI pada jalur
tertentu.
10.4. PENENTUAN BESARNYA HARGA DAN OUTPUT
• Jika suatu perusahaan yang monopolistik menyamakan MR dengan MC-
nya, maka pada saat yang sama ia menentukan pula tingkat output dan
tingkat harga pasar untuk produknya. Keputusan ini dilukiskan dalam
gambar di bawah ini. Di situ perusahaan tersebut menghasilkan output
sebesar Q unit pada tingkat biaya C biaya per unit dan ia menjual output-
nya tersebut pada tingkat harga P. Laba, yaitu sama dengan (P - C) kali Q,
ditunjukkan oleh bidang PP'C'C dan itu merupakan laba maksimum.
Walaupun Qmerupakan tingkat output-nya optimal jangka pendek, perusahaan tersebut akan berproduksi
hanya jika penerimaan rata-rata (AR) atau harga (P) lebih besar daripada AVC. Keadaan ini terjadi dalam
gambar di atas, tetapi jika P di bawah AVC, kerugian akan diminimumkan dengan berhenti berproduksi.
Jika MR > MC, berarti jika produksi ditambah, kenaikan penerimaan yang diperoleh akan lebih besar dari
kenaikan biayanya. Hal ini berarti bahwa seorang manajer dapat meningkatkan laba perusahaan dengan
meningkatkan produksi jika ingin meningkatkan laba perusahaan. Kondisi laba maksimal yaitu kondisi tingkat
output optimal pada saat MC = MR yang secara matematis kondisi laba maksimal pada perusahaan monopoli
dapat ditunjukkan sebagai berikut:
∏ = R – B
Laba maksimal akan diperoleh jika turunan pertama dari fungsi laba terhadap tingkat output sama dengan
nol.
Gambar di samping menunjukkan
bagaimana seorang monopolis dalam
menentukan tingkat output optimal. Kurva
MR memotong kurva MC pada tingkat
output Q, yang sekaligius menunjukkan
tingkat output optimal.
Harga maksimal yang masih dapat diterima
oleh konsumen untuk output Q adalah P. Jadi
kombinasi harga dan output yang
memaksimalkan laba bagi monopoli adalah
Q dan P. Besar laba yang diperoleh monopoli
ditunjukkan oleh daerah CPP'C'. Laba itu
diperoleh TR (OPC'Q) dikurangi dengan TC
(OCC'Q).
10.5. POSISI KESEIMBANGAN
• Seorang produsen monopoli adalah satu-satunya pemain dalam pasar, menghadapi kurva
permintaan pasar. Dalam perbedaan dengan persaingan sempurna, produsen monopoli dapat
memengaruhi harga dengan mengatur output. Perusahaan monopoli harus menentukan
output dan harga untuk maksimalkan keuntungan, sedangkan dalam persaingan sempurna,
hanya perlu menentukan output. Perbedaan lainnya adalah bahwa dalam monopoli,
keseimbangan perusahaan juga merupakan keseimbangan pasar. Laba tidak selalu dihasilkan
bergantung pada hubungan antara kurva permintaan dan biaya. Dalam penjualan, monopolis
menghadapi kurva permintaan, menjual lebih banyak dengan harga yang lebih rendah,
mempengaruhi pendapatan marginal. Perbedaan signifikan terletak pada pengaruh monopolis
terhadap harga dan output dibandingkan dengan persaingan sempurna.
10.5.1. HUBUNGAN P, TR, DAN MR
• Penentuan harga dan output dalam keadaan monopoli murni pada dasarnya sama dengan
yang berlaku untuk perusahaan dalam persaingan murni bila tujuan perusahaan adalah
mencapai laba yang maksimal dicapai pada saat MR = MC. Perbedaan kurva permintaan
monopolis dengan persaingan lain adalah jika persaingan sempurna kecondongan kurva
permintaannya horizontal, kurva permintaan persaingan monopolis kecondongannya bersifat
elastis yang cukup besar dengan kemiringan yang landai. Sementara itu, kurva permintaan
seorang monopolis berbentuk miring dengan kecondongan yang bersifat inelastis. Bentuk
kurva seperti ini dikarenakan untuk menjual output yang lebih besar Sang Monopolis harus
menurunkan harga ini. Artinya, bahwa pada output tertentu monopolis akan mencapai
penerimaan total maksimum. Penjualan yang lebih besar akan menyebabkan penerimaan total
berkurang, bukannya bertambah. Pendapatan marginal pada berbagai tingkat penjualan per
unit waktu untuk Sang Monopolis akan lebih rendah dari harga per unit pada tingkat penjualan
ini. Untuk lebih jelasnya bisa kita lihat pada tabel dan gambar di bawah ini
• Artinya, bahwa pada output tertentu monopolis akan mencapai penerimaan total
maksimum. Penjualan yang lebih besar akan menyebabkan penerimaan total
berkurang, bukannya bertambah. Pendapatan marginal pada berbagai tingkat
penjualan per unit waktu untuk Sang Monopolis akan lebih rendah dari harga per
unit pada tingkat penjualan ini. Untuk lebih jelasnya bisa kita lihat pada tabel dan
gambar di bawah ini.
10.5.2. LABA, RUGI, DAN IMPAS BAGI MONOPOLIS
• Seorang monopolis tidak selalu mendapatkan laba, tergantung pada
hubungan antara kurva permintaan dan biaya produksi.
• Monopoli dapat mengalami kerugian jangka pendek karena biaya awal
besar atau permintaan yang belum berkembang.
• Jangka panjang, monopoli cenderung memperoleh keuntungan ekonomi
dan mencegah pesaing masuk.
• Laba monopoli dipengaruhi oleh permintaan relatif terhadap biaya
produksi.
• Skala perusahaan yang terlalu besar bisa menyebabkan kerugian
ekonomis; optimalitas tercapai dengan skala yang tepat untuk mencapai
efisiensi produksi.
• Penggunaan skala yang lebih kecil dari optimal dapat menghasilkan biaya
per unit yang lebih rendah.
• Pemahaman dan manajemen optimal dari skala perusahaan penting untuk
mencapai laba maksimal dalam jangka panjang.
1. MONOPOLIS YANG MENDAPATKAN
KEUNTUNGAN
Analisis perilaku perusahaan monopoli dalam
mencapai posisi ekuilibrium, yaitu posisi
keuntungan maksimum akan dicapai pada
saat MR = MC. Kurva D dan MR apabila
digabungkan dengan kurva ongkos, maka
dapat diperoleh "ekuilibrium perusahaan"
yang sekaligus sama dengan "equal pasar".
Monopolis merupakan satu-satunya
penjual/perusahaan di dalam pasar/industri
sehingga equilibrium perusahaan individual
sama dengan ekuilibrium pasar. Equal pasar
yang menjamin diperolehnya keuntungan
maksimum pada saat MR MC, yaitu pada
produksi sebesar Q.
• Keuntungan maksimum yang merupakan
tujuan pokok dari seorang produsen dapat
dilihat dari gambar di bawah ini, laba maksimal
(P1KLP2) dicapai pada saat MC = MR. Laba
maksimal dicapai bila monopolis menjual
produksinya dengan tingkat harga sebesar
OP1 dengan jumlah barang yang dijual
sebanyak OQ Jika monopolis menjual dengan
jumlah lebih banyak atau lebih sedikit laba
yang diperolehnya tidak maksimal atau belum
maksimal. Hal ini dikarenakan produk yang
dijual tidak menuruti kaidah MR= MC. Lebih
lanjut dari gambar di bawah ini, dengan harga
sebesar OP1 biaya rata.
2. DALAM JANGKA PENDEK MONOPOLIS
MENGALAMI IMPAS
• Sejalan dengan penjelasan
gambar di samping, maka
besarnya harga TR = TC Hal ini
terjadi karena adanya kenaikan
ongkos rata-rata sehingga
besarnya AC jangka pendek
naik menjadi sama dengan
harga (P) sehingga TR =
OP1KQ dan TC= OQKP1.
3. MONOPOLIS YANG MENDAPATKAN KERUGIAN
• Sejalan dengan penjelasan gambar di atas, maka besarnya
TC lebih besar daripada TR. Hal ini terjadi apabila terjadi
kenaikan ongkos rata-rata yang terus- menerus sehingga
AC jangka pendek lebih besar daripada harga per unit (P).
Dengan demikian, dalam jangka pendek dapat
menimbulkan kerugian sebesar P1P2KL karena TR =0P1LQ
dan TC = OP2KQ.
• Perlu diketahui bahwa seorang monopolis hanya dapat
mengatur banyak sedikitnya jumlah barang yang
ditawarkan dan tinggi rendahnya harga saja. Monopolis
tidak mampu mengatur ongkos rata-rata karena AC
tergantung kepada harga faktor-faktor produksi yang
diperlukan, seperti upah tenaga kerja. Oleh karena itu,
dalam jangka pendek seorang monopolis dapat menderita
rugi. Artinya, monopolis tidak selalu untung.
• Ada beberapa salah pengertian dalam
monopoli. Pertama, bahwa monopolis akan
selalu untung. Hal ini tidaklah salah karena
dalam jangka pendek kemungkinan
monopolis dapat mengalami kerugian,
yang disebabkan oleh SAC demikian tinggi
sedang harga (P) demikian rendah sehingga
P <AC jangka pendek.
• Kedua, bahwa kurva permintaan monopolis
selalu inelastis. Hal ini tidaklah salah juga
sebab kurva permintaan monopoli tidak
selalu inelastis. Elastis atau inelastis ini
tergantung dan kurva permintaannya.
Beberapa cara usaha monopolis untuk mempertahankan agar dia tetap
sebagai monopolis yaitu:
a. Selalu mengontrol sumber-sumber bahan mentah yang dipakainya.
b. Selalu memegang hak paten atas produksinya, supaya perusahaan lain
tidak bisa meniru.
c. Pasar sedemikian terbatasnya relatif dibanding dengan akala perusahaan
optimum sehingga masuknya perusahain lain akan menekan harga
sedemikian rendahnya hingga menghilangkan keuntungan yang ada dan
kedua-duanya akan menderita rugi.
10.6. KERUGIAN DAN
PENGATURAN MONOPOLI
10.6.1. KERUGIAN ADANYA MONOPOLI
1. UOTPUT YANG LEBIH KECIL
• Jika suatu industri dengan persaingan murni dijadikan monopoli, maka
monopoli akan menaikkan harga dan memperkecil output dari sebelumnya.
Dalam menjelaskan hal ini, kita akan menganggap bahwa biaya produksi rata-
rata minimum sama saja. Sebenarnya kita memperkirakan kurva biaya Sang
Monopolis seperti ini akan lebih tinggi daripada dalam persaingan murni. Jika
industri adalah suatu industri dengan persaingan bebas, masing-masing
perusahaan akan mempergunakan skala perusahaan yang cukup besar untuk
dapat mengambil keuntungan dan skala. Artinya, mereka akan bekerja dengan
skala optimum perusahaan. Pengubahan jadi monopoli tak membawa lebih
banyak keuntungan ekonomis skala, tetapi sebaliknya akan mengakibatkan
adanya kerugian ekonomi.
2. HALANGAN BAGI PERUSAHAAN LAIN YANG
HENDAK MASUK PASAR
• Dalam industri monopoli, dihalanginya perusahaan baru untuk masuk
memungkinkan diperolehnya laba jangka panjang. Bila terdapat laba,
konsumen membayar lebih mahal untuk produk tersebut dari biaya
produksinya. Artinya, konsumen membayar lebih banyak untuk produk
tersebut dari yang diperlukan untuk menarik berbagai sumber yang
diperlukan untuk tetap dalam industri tersebut. Dihalanginya perusahaan
baru untuk masuk dalam pasar merupakan isyarat untuk meluaskan
output dalam industri yang bersangkutan.
3. EFISIENSI EKONOMI
• Perusahaan monopoli biasanya tidak menggunakan sumber-
sumber pada tingkat efisiensi puncaknya. Monopoli
mempergunakan sumber-sumber tetap yang tidak digunakan
dengan efisiensi sebaik-baiknya. Berbeda dengan perusahaan
dalam persaingan murni, dalam ekuilibrium jangka panjang
menggunakan skala optimum perusahaan pada tingkat output
optimum.
4. PROMOSI PENJUALAN
• Kegiatan promosi penjualan mungkin akan menguntungkan Sang Monopolis.
Dalam pasar dengan persaingan murni tak ada gunanya melakukan kegiatan
seperti itu. Sang Monopolis mungkin menggunakan kegiatan promosi penjualan
untuk memperbesar pasarnya, artinya untuk menggeser kurva permintaannya
ke kanan. Juga jika monopolis dapat meyakinkan masyarakat bahwa pemakaian
produknya sangat diperlukan atau tak dapat digantikan dan harus disediakan
dalam setiap rumah tangga, maka elastisitas permintaan pada tingkat harga
dapat dikurangi. Di samping itu, kegiatan seperti itu digunakan untuk
melindungi diri dari persaingan yang mungkin timbul dan untuk melindungi
kedudukan monopolinya. Tujuannya untuk mengaitkan namanya dengan
produk tersebut sehingga calon saingan akan sukar memasuki pasar tersebut.
Tindakan-tindakan yang bisa dilakukan pemerintah yang
bisa mengurangi dampak negatif dari monopoli terhadap
masyarakat adalah:
1. Menetapkn Undang-Undang antimonopoli.
2. Pemerintah bisa mendirikan perusahaan tandingan.
3. Pemerintah bisa mendirikan perusahaan tandingan di
dalam pasar dengan tujuan membatasi kekuasaan monopoli.
Dengan adanya perusahaan tandingan harga dan output
dapat dikendalikan
4. Mengimpor barang sejenis yang diproduksi monopolis.
10.6.2. PENGATURAN MONOPOLI OLEH
PEMERINTAH
PENENTUAN HARGA
• Pemerintah memiliki peran dalam mengawasi dan mengatur harga pada
perusahaan monopoli negara, seperti gas dan listrik, untuk mencegah
keuntungan monopolis yang dianggap tidak wajar. Dengan menetapkan
harga maksimum di bawah tingkat keseimbangan MR-MC, pemerintah
dapat menguntungkan konsumen dengan harga yang lebih rendah dan
jumlah barang yang lebih banyak. Hal ini juga mendorong perusahaan
monopoli untuk memperluas output hingga biaya marginal sama dengan
harga produknya. Campur tangan pemerintah diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat dan menghindari eksploitasi keuntungan monopoli.
Meskipun produsen monopoli berusaha maksimalkan laba, perbedaan
antara harga dan biaya rata-rata menciptakan laba monopolis.
• Sekarang kita perhatikan Gambar 10.6 yang
menunjukkan seorang produsen monopolis sedang
mendapatkan laba dengan memproduksi barang X
sebanyak OQ dengan tingkat harga setinggi OP1.
Laba maksimum yang dicapai monopolis tidak perlu
bekerja dengan AC yang terendah (tidak efisien).
Keadaan ini berbeda bila dibandingkan dengan
keadaan seorang pesaing sempurna yang bekerja
untuk memaksimumkan laba.
• Dalam pasar persaingan sempurna seorang
pengusaha atau produsen akan menghasilkan barang
dengan berpedoman pada kesamaan antara biaya
marjinal (MC) dan penerimaan marjinal (MR) yang
juga sama dengan penerimaan rata-rata (AR) atau
sama dengan tingkat harga (P), yang mana dapat
ditunjukkan pada perpotongan antara kurva biaya
marjinal (MC) dan kurva penerimaan rata-rata (AR)
• Pada titik keseimbangan K itu berarti produsen
akan menghasilkan barang sebanyak OQ dengan
tingkat harga barang setinggi P ini berarti bahwa
dengan adanya produsen monopolis jumlah
barang yang dihasilkan bagi masyarakat lebih
sedikit, yaitu setinggi 01' dibanding dengan
apabila produsen bekerja dalam pasar
persaingan sempurna (X) dan juga harga barang
dalam pasar monopoli lebih tinggi dibanding
dengan harga pada pasar persaingan sempuma
(P). Dengan demikian, dapat dikatakan pula
bahwa masyarakat mendapatkan kerugian (social
loss) karena adanya pasar monopoli. Kerugian
masyarakat itu ditunjukkan oleh segitiga EFG,
yaitu perbedaan antara berkurangnya
penerimaan total dan berkurangnya biaya total
apabila kita mengurangi produksi dari OQ1
menjadi OX2.
BAB 11
MENENTUKAN HARGA PADA
PASAR OLIGOPOLI
11.1. PENGERTIAN PASAR OLIGOPOLI
• Bentuk lain dan pasar yang banyak ditemui dalam praktik adalah pasar oligopoli,
yaitu keadaan di mana hanya sedikit penjual sehingga tindakan seorang
produsen akan mendorong produsen lain untuk bereaksi, Secara teoritis sulit
sekali untuk menetapkan berapa jumlah perusahaan dalam pasar agar dapat
dikatakan oligopoli. Penetapan jumlah perusahaan dalam pasar sebagai oligopoli
sulit secara teoritis, namun sering diasumsikan kurang dari sepuluh perusahaan.
Analisis dapat juga dilakukan berdasarkan rasio konsentrasi, dengan pasar
dianggap oligopoli jika empat perusahaan besar menguasai lebih dari 40 persen.
Interdependency di antara penjual dalam oligopoli memengaruhi penentuan
output dan harga.
CIRI LAIN OLIGOPOLY YANG DITEMUKAN OLEH
DOUGLAS ADALAH:
No Asumsi Keterangan
1. Jumlah penjual Lebih dari satu bisa 2,3,4, atau 10. penelitian dari Herfindal jika ada 4 Perusahaan
besar (CR Four) di pasar itu yang mampu menguasai lebih dari 40 persen harga pasar.
2. Kondisi biaya Dalam jangka pendek MC bisa mengalami penurunan, konstan, dan meningkat.
3. Jumlah pembeli Produsen oligopoly dihadapkan dengan jumlah pembeli yang sangat banyak.
4. Kondisi demand Close substitute tetapi bisa homogen atau terdiferensiasi.
5. Fungsi tujuannya Dalam jangka pendek menginginkan laba yang maksimal. Sedang jangka Panjang
menginginkan menguasai pasar.
6. Strategi
penjualan
Strategi penjualan dilakukan dengan mendorong promosi, desain produk, dan
distribusi channel.
7. Reaksi rival Setiap tindakan yang berkaitan dengan harga, servis, dan kuantitas akan mendapat
reaksi dari pesaing.
• Berdasarkan kriteria CR4, struktur pasar sektor industri di Indonesia
menurut Dumairy (dalam Perekonomian Indonesia) pada tahun 1997
umumnya industri di Indonesia adalah oligopoli, seperti (1) industri
makanan, minuman, dan tembakau 67 persen; (2) industri kertas dan
penerbitan 56 persen; (3) industri kimia 47 persen; (4) industri minyak bumi
dan batubara 55 persen; (5) industri logam dasar 55 persen: (6) industri
barang jadi dari logam, mesin, dan peralatannya 60 persen; (7)
industripengolahan lainnya 60 persen.Pasar oligopoli merupakan pasar
yang terdiri dari beberapa produsen (dua sampai dengan lima produsen),
sedangkan apabila terdiri dua perusahaan disebut duopoli.
• Karakter pasar oligopoli yaitu:
1. Perusahaan saling bersepakat untuk melakukan penentuan harga dan
jumlah produksi.
2. Perusahaan tidak saling melakukan kesepakatan
11.2. DEMAND OLIGOPOLI
• Struktur pasar oligopoli bisa juga terjadi dalam industri di mana wilayah
pasar suatu perusahaan sangat kecil, misalnya industri pompa bensin.
Pasar oligopoli terjadi ketika sedikit perusahaan dominan bersaing dalam
wilayah geografis kecil, seperti industri pompa bensin. Duopoli, bentuk
khusus oligopoli, melibatkan dua perusahaan dengan produk homogen.
Jika salah satu perusahaan menurunkan harga untuk meningkatkan
penjualan, pesaingnya akan merespons dengan penurunan harga juga.
Tidak ada perusahaan yang dapat bertindak secara bebas karena setiap
tindakan menimbulkan reaksi dari yang lain dalam upaya
mempertahankan pangsa pasar.
11.2.1. MODEL OLIGOPOLI
Ada beberapa model pasar oligolopoli, antara lain:
• 1. Model CournotModel
Model Cournot adalah model pasar duopoli yang pertama kali diteliti
oleh Augustin Cournot pada tahun 1838. Dalam model ini, dua
perusahaan memproduksi barang substitusi sempurna dengan struktur
ongkos produksi per unit yang sama. Dalam contoh air mineral, anggap
dua perusahaan memiliki sumber air yang identik tanpa biaya
operasional.Perusahaan pertama memproduksi output A dengan harga
PA untuk maksimalkan keuntungan dan memastikan MCMR 0.
Perusahaan kedua masuk ke pasar, mengasumsikan output perusahaan
pertama tetap, dan menghadapi kurva permintaan CD', memproduksi
output setengah dari perusahaan pertama (AB) dengan harga PB untuk
maksimalkan keuntungan. Elasticity of demand adalah 1, dan keduanya
berusaha memaksimalkan laba dalam bagian pasar mereka masing-
masing.
• 2. Model Bertrand
Model pasar duopoli yang kedua adalah model Bertrand yang dirumuskan pertama kali
pada tahun 1883 oleh J. Bertrand yang menyatakan bahwa masing- masing perusahaan
dalam pasar duopoli memperkirakan perusahaan pesaingnya untuk tetap
mempertahankan tingkat harga jualnya apa pun yang ditentukan oleh perusahaan.
Model Bertrand menggunakan alat analisis yang sama dengan model Cournot, yaitu
menggunakanfungsi reaksi untuk menentukan posisi keseimbangan yang stabil dari pasar.
Namun, model inipun tidak lepas dari kritik seperti halnya model Cournot, yaitu:
a. Anggapan dalam model Bertrand mengenai perilaku produsen yang tidak pernah
menggunakan pengalamannya untuk mengantisipasi pesaingnya tidaklah realistis.
b.b. Masing-masing perusahaan dapat memaksimumkan keuntungannya, tetapi tidak
untuk pasar.
c. c. Harga keseimbangan yang terbentuk di pasar mengarah pada tingkat harga
persaingan pasar, tetapi bersifat tertutup dan tidak dimungkinkan perusahaan atau
pesaing baru untuk masuk/keluar pasar.
 3. Model Chamberlin (Model untuk Pasar Kelompok Kecil)
• Model Chamberlin menyatakan bahwa keseimbangan stabil di pasar terjadi apabila pasar
ditetapkan satu harga. Tingkat harga ini merupakan kesepakatan bersama dari beberapa
perusahaan yang ada di pasar untuk memaksimumkan keuntungannya.
 4. Model Kurva Permintaan Patah (The Kinked - Demand Model)
• P. Sweezy mengemukakan model ini pertama kali pada tahun 1939. Ada tiga asumsi yang
merupakan dasar bagi penelaahan kurva permintaan yang patah, yaitu:
• a. Terdapat industri yang dewasa dan berpengalaman dengan atau tanpa deferensiasi produk.
• b. Apabila suatu perusahaan menurunkan harga, maka perusahaan-perusahaan lainnya dalam
industri akan mengikuti menandingi penurunan harga tersebut.
• c. Apabila perusahaan menaikkan harga, maka perusahaan-perusahaan lainnya dalam industri
tidak akan mengikutinya.
 5. Model Stackelberg
• Model ini pertama kali diperkenalkan oleh Heinrich von
Stackelberg tahun 1952, yang merupakan pengembangan
dari model Cournot
• Pada gambar di atas terlihat bentuk kurva isoprofit dan kurva
reaksi yang dimiliki oleh masing-masing duopolis. Apabila
perusahaan A yang kuat menduga bahwa perusahaan pesaingnya
akan bereaksi atas dasar kurva reaksinya. Dengan demikian,
perusahaan A akan menentukan tingkat output, yaitu di titik a
(Qa) yang dapat memaksimumkan keuntungannya. Sedangkan
perusahaan B sebagai pengikut menghasilkan output sebesar Qb.
Akan tetapi, apabila di pasar ada dua perusahaan yang sama kuat
dan keduanya berharap menjadi pemimpin pasar, maka dalam
keadaan ini keseimbangan pasar yang bersifat stabil tidak akan
tercapai. Keadaan seperti ini disebut dengan "ketidakseimbangan
Stakelberg" (Stackelberg disequilibrium) dan gejalanya terlihat
dengan adanya perang harga.
CIRI-CIRI PASAR OLIGOPOLI:
• 1. Menghasilkan atau menjual barang standar atau barang berbeda Menghasilkan
barang standar misalnya perusahaan baja, aluminium, Sedangkan yang
menghasilkan barang berbeda misalnya perusahaan mobil, truk, sepeda motor,
dan sebagainya.
• 2. Kekuatan menentukan harga kadang-kadang lemah/kuatApabila tanpa adanya
kerja sama, kekuatan menentukan harga sangat terbatas. Suatu perusahaan
menurunkan harga, perusahaan lain akan membalas menurunkan yang lebih
besar lagi sehingga keduanya akan sama atau kehilangan pelanggan.
• 3. Promosi masih diperlukanKegiatan promosi bertujuan untuk meraih pembeli
baru dan mempertahankan pembeli lama, terutama pada perusahaan yang
menghasilkan barang yang berbeda.
11.3. MODEL PENETAPAN HARGA PASAR OLIGOPOLI
Pasar oligopoli ini mempunyai beberapa model dalam menetapkan
harga produknya, di antaranya yang paling banyak ditemui adalah:
• 1. Pasar kartel.
• 2. Pasar dengan kepemimpinan harga (price leadership).
11.3.1. PASAR DENGAN KETEGARAN HARGA
(KINKED DEMAND CURVE MODEL)
• Salah satu tipe keadaan yang ditimbulkannya adalah kinked demand
curve atau kurva permintaan yang patah. Seorang penjual dapat
menaikkan jumlah penjualannya dengan jalan menurunkan harganya.
• Perang harga dalam duopoli, bentuk ketergantungan antara dua penjual,
sering terjadi karena kurangnya reaksi yang terduga. Kesepakatan harga
dan kekakuan harga dapat menghasilkan kurva permintaan yang patah.
Dalam kasus ketegaran harga, produsen cenderung menurunkan harga
untuk mempertahankan pasar, menciptakan dinamika perang harga.
Sebagai hasilnya, kurva penawaran marjinal memiliki bagian vertikal di
bawah kurva permintaan yang patah.
11.4. PENGARUH OLIGOPOLI TERHADAP
KESEJAHTERAAN
Efek kesejahteraan dan bentuk pasar oligopoli kurang lebih sama dengan monopoli. Di satu pihak
oligopoli menimbul efek yang negatif dalam bentuk:
• 1. Adanya keuntungan yang terlalu besar (excess profit) yang dinikmati oleh para produsen
oligopoli dalam jangka panjang.
• 2. Adanya ketidakefisienan produksi karena setiap produsen tidak beroperasi pada AC yang
minimal.
• 3. Kemungkinan adanya eksploitasi terhadap konsumen maupun buruh (karena P > MC; seperti
dalam kasus monopoli).
• 4. Ketegaran harga sering dikatakan menunjang adanya inflasi yang dapat merugikan
masyarakat makro.
TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro Kelas H Kelompok 10.

PENGANTAR MIKRO SIGIT SARDJONO KELOMPOK 11.pptx
PENGANTAR MIKRO SIGIT SARDJONO KELOMPOK 11.pptxPENGANTAR MIKRO SIGIT SARDJONO KELOMPOK 11.pptx
PENGANTAR MIKRO SIGIT SARDJONO KELOMPOK 11.pptx
ragapranata64
 
tugas membuat slide ekonomi mikro desember.pptx
tugas membuat slide ekonomi mikro desember.pptxtugas membuat slide ekonomi mikro desember.pptx
tugas membuat slide ekonomi mikro desember.pptx
FikriAminullah2
 
MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 8
MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 8 MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 8
MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 8
Radhika ayu Maulidia
 
Tugas Akhir Pengantar Mikro Kel 9, Prodi Akuntansi, Kelas U.pptx
Tugas Akhir Pengantar Mikro Kel 9, Prodi Akuntansi, Kelas U.pptxTugas Akhir Pengantar Mikro Kel 9, Prodi Akuntansi, Kelas U.pptx
Tugas Akhir Pengantar Mikro Kel 9, Prodi Akuntansi, Kelas U.pptx
kholishfahmi14
 
KELOMPOK 6 PE MIKRO
KELOMPOK 6 PE MIKROKELOMPOK 6 PE MIKRO
KELOMPOK 6 PE MIKRO
OctaviaDwiSagitaS
 
PENGANTAR MIKRO SIGIT SARDJONO KELOMPOK 11.pptx
PENGANTAR MIKRO SIGIT SARDJONO KELOMPOK 11.pptxPENGANTAR MIKRO SIGIT SARDJONO KELOMPOK 11.pptx
PENGANTAR MIKRO SIGIT SARDJONO KELOMPOK 11.pptx
Alvino Oktavierdinand Sodikin
 
Pengantar Ekonomi Mikro - Kelompok 14
Pengantar Ekonomi Mikro - Kelompok 14Pengantar Ekonomi Mikro - Kelompok 14
Pengantar Ekonomi Mikro - Kelompok 14
febygalih
 
TUGAS AKHIR PENGANTAR EKONOMI MIKRO
TUGAS AKHIR PENGANTAR EKONOMI MIKROTUGAS AKHIR PENGANTAR EKONOMI MIKRO
TUGAS AKHIR PENGANTAR EKONOMI MIKRO
PUTRI NABILAH
 
Tugas Membuat Slide Ekonomi Mikro Kelompok 8.pptx
Tugas Membuat Slide Ekonomi Mikro Kelompok 8.pptxTugas Membuat Slide Ekonomi Mikro Kelompok 8.pptx
Tugas Membuat Slide Ekonomi Mikro Kelompok 8.pptx
MarcellWillardS
 
Tugas Akhir Kumpulan PPT Bab 1-11 Teori Ekonomi Mikro (Kelompok 7) - Dr.Sigit...
Tugas Akhir Kumpulan PPT Bab 1-11 Teori Ekonomi Mikro (Kelompok 7) - Dr.Sigit...Tugas Akhir Kumpulan PPT Bab 1-11 Teori Ekonomi Mikro (Kelompok 7) - Dr.Sigit...
Tugas Akhir Kumpulan PPT Bab 1-11 Teori Ekonomi Mikro (Kelompok 7) - Dr.Sigit...
ochamailissa
 
MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 7.pptx
MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 7.pptxMATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 7.pptx
MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 7.pptx
Maurheen Queena Hamada
 
MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 7.pptx
MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 7.pptxMATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 7.pptx
MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 7.pptx
Maurheen Queena Hamada
 
Tugas Akhir Pengantar Mikro Kel 9, Prodi Akuntansi, Kelas U.potx
Tugas Akhir Pengantar Mikro Kel 9, Prodi Akuntansi, Kelas U.potxTugas Akhir Pengantar Mikro Kel 9, Prodi Akuntansi, Kelas U.potx
Tugas Akhir Pengantar Mikro Kel 9, Prodi Akuntansi, Kelas U.potx
kholishfahmi14
 
modul 1 dan 2
modul 1 dan 2modul 1 dan 2
modul 1 dan 2
Jefry Martha
 
Materi Pengantar Ekonomi Mikro_Kelompok 5
Materi Pengantar Ekonomi Mikro_Kelompok 5Materi Pengantar Ekonomi Mikro_Kelompok 5
Materi Pengantar Ekonomi Mikro_Kelompok 5
CharismaBayuRamadhan
 
TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 8.pptx
TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 8.pptxTUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 8.pptx
TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 8.pptx
MuhammadRiza62
 
Pengantar ekonomi mikro kelompok 2
Pengantar ekonomi mikro kelompok 2Pengantar ekonomi mikro kelompok 2
Pengantar ekonomi mikro kelompok 2
MiranaLavenia
 
TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 4
TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 4TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 4
TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 4
SalsabilaAlyaMaharan
 
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO KELOMPOK 5.pptx
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO KELOMPOK 5.pptxPENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO KELOMPOK 5.pptx
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO KELOMPOK 5.pptx
SukmaAsri
 
KELOMPOK 5 PENGANTAR EKONOMI MIKRO J.pptx
KELOMPOK 5 PENGANTAR EKONOMI MIKRO J.pptxKELOMPOK 5 PENGANTAR EKONOMI MIKRO J.pptx
KELOMPOK 5 PENGANTAR EKONOMI MIKRO J.pptx
HestyTyas1
 

Similar to Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro Kelas H Kelompok 10. (20)

PENGANTAR MIKRO SIGIT SARDJONO KELOMPOK 11.pptx
PENGANTAR MIKRO SIGIT SARDJONO KELOMPOK 11.pptxPENGANTAR MIKRO SIGIT SARDJONO KELOMPOK 11.pptx
PENGANTAR MIKRO SIGIT SARDJONO KELOMPOK 11.pptx
 
tugas membuat slide ekonomi mikro desember.pptx
tugas membuat slide ekonomi mikro desember.pptxtugas membuat slide ekonomi mikro desember.pptx
tugas membuat slide ekonomi mikro desember.pptx
 
MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 8
MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 8 MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 8
MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 8
 
Tugas Akhir Pengantar Mikro Kel 9, Prodi Akuntansi, Kelas U.pptx
Tugas Akhir Pengantar Mikro Kel 9, Prodi Akuntansi, Kelas U.pptxTugas Akhir Pengantar Mikro Kel 9, Prodi Akuntansi, Kelas U.pptx
Tugas Akhir Pengantar Mikro Kel 9, Prodi Akuntansi, Kelas U.pptx
 
KELOMPOK 6 PE MIKRO
KELOMPOK 6 PE MIKROKELOMPOK 6 PE MIKRO
KELOMPOK 6 PE MIKRO
 
PENGANTAR MIKRO SIGIT SARDJONO KELOMPOK 11.pptx
PENGANTAR MIKRO SIGIT SARDJONO KELOMPOK 11.pptxPENGANTAR MIKRO SIGIT SARDJONO KELOMPOK 11.pptx
PENGANTAR MIKRO SIGIT SARDJONO KELOMPOK 11.pptx
 
Pengantar Ekonomi Mikro - Kelompok 14
Pengantar Ekonomi Mikro - Kelompok 14Pengantar Ekonomi Mikro - Kelompok 14
Pengantar Ekonomi Mikro - Kelompok 14
 
TUGAS AKHIR PENGANTAR EKONOMI MIKRO
TUGAS AKHIR PENGANTAR EKONOMI MIKROTUGAS AKHIR PENGANTAR EKONOMI MIKRO
TUGAS AKHIR PENGANTAR EKONOMI MIKRO
 
Tugas Membuat Slide Ekonomi Mikro Kelompok 8.pptx
Tugas Membuat Slide Ekonomi Mikro Kelompok 8.pptxTugas Membuat Slide Ekonomi Mikro Kelompok 8.pptx
Tugas Membuat Slide Ekonomi Mikro Kelompok 8.pptx
 
Tugas Akhir Kumpulan PPT Bab 1-11 Teori Ekonomi Mikro (Kelompok 7) - Dr.Sigit...
Tugas Akhir Kumpulan PPT Bab 1-11 Teori Ekonomi Mikro (Kelompok 7) - Dr.Sigit...Tugas Akhir Kumpulan PPT Bab 1-11 Teori Ekonomi Mikro (Kelompok 7) - Dr.Sigit...
Tugas Akhir Kumpulan PPT Bab 1-11 Teori Ekonomi Mikro (Kelompok 7) - Dr.Sigit...
 
MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 7.pptx
MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 7.pptxMATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 7.pptx
MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 7.pptx
 
MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 7.pptx
MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 7.pptxMATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 7.pptx
MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 7.pptx
 
Tugas Akhir Pengantar Mikro Kel 9, Prodi Akuntansi, Kelas U.potx
Tugas Akhir Pengantar Mikro Kel 9, Prodi Akuntansi, Kelas U.potxTugas Akhir Pengantar Mikro Kel 9, Prodi Akuntansi, Kelas U.potx
Tugas Akhir Pengantar Mikro Kel 9, Prodi Akuntansi, Kelas U.potx
 
modul 1 dan 2
modul 1 dan 2modul 1 dan 2
modul 1 dan 2
 
Materi Pengantar Ekonomi Mikro_Kelompok 5
Materi Pengantar Ekonomi Mikro_Kelompok 5Materi Pengantar Ekonomi Mikro_Kelompok 5
Materi Pengantar Ekonomi Mikro_Kelompok 5
 
TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 8.pptx
TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 8.pptxTUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 8.pptx
TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 8.pptx
 
Pengantar ekonomi mikro kelompok 2
Pengantar ekonomi mikro kelompok 2Pengantar ekonomi mikro kelompok 2
Pengantar ekonomi mikro kelompok 2
 
TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 4
TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 4TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 4
TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 4
 
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO KELOMPOK 5.pptx
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO KELOMPOK 5.pptxPENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO KELOMPOK 5.pptx
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO KELOMPOK 5.pptx
 
KELOMPOK 5 PENGANTAR EKONOMI MIKRO J.pptx
KELOMPOK 5 PENGANTAR EKONOMI MIKRO J.pptxKELOMPOK 5 PENGANTAR EKONOMI MIKRO J.pptx
KELOMPOK 5 PENGANTAR EKONOMI MIKRO J.pptx
 

Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro Kelas H Kelompok 10.

  • 1. KUMPULAN SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO Dosen pengampu: Dr.sigit sardjono, M.Ec. Kelompok 10: 1. Silvi Kurnia (1222300084) 2. Aura Shavina U. S (1222300085) 3. Achmad Alfin N. F. (1222300086) PROGAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA TAHUN 2023
  • 3. 1.1 SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU EKONOMI • Pada tahun 1270 ekonomi dikembangkan oleh Thomas Aquinas • Pada tahun 1758 Francois Quesnay mencoba untuk menjelaskan lebih jauh • Pada tahun 1776 muncul tokoh baru,yaitu Adam Smith,yang berhasil mengangkat penelaah ekonomi menjadi suatu disiplin baru yang disebut ekonomi • Pada tahun 1930-an melahirkan ahli ekonomi baru.yaitu John Maynard Keynes,yang menjadi dasar bagi perkembangan ekonomi makro
  • 4. 1.2 MAZHAB – MAZHAB ILMU EKONOMI • Mazhab merkantilis • Mazhab fisiokrat • Mazhab klasik • Mazhab sosialis • Mazhab historis • Mazhab marjinalis • Mazhab institusionalis • Mazhab kesejahteraan
  • 5. 1.3 PENGERTIAN ILMU EKONOMI • Definisi ilmu ekonomi secara umum merupakan suatu studi tentang perilaku Masyarakat dalam menggunakan sumber daya yang langka dalam berbagai individu dan kelompok yang ada dalam suatu Masyarakat.
  • 6. 1.4 KELANGKAAN DAN PROBLEM EKONOMI • 1.4.1 pengertian dasar barang dan jasa 1. Jasa merupakan layanan seseorang/instansi.barang yang akan memenuhi kebutuhan Masyarakat. 2. Barang, dapat dibedakan menjadi benda yang dapat diraba dan dilihat secara fisik. 1.4.2 kelangkaan (scarcity) dan alternatif pilihan Dasar masalah inti ekonomi dimana alokasi sarana yang terbatas untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan yang tidak terbatas.
  • 7. • 1.4.3 Problem dalam ilmu ekonomi 1. Mekanisme ekonomi 2. Mekanisme perencanaan pusat 3. Mekanisme pasar
  • 8. 1.5 KEGIATAN EKONOMI • Kebutuhan manusia • Sumber pemuas • Teknik produksi • Sumber daya dan teknologi • Sumber daya alam • Sumber daya manusia
  • 9. 1.6 PENGGUNAAN ASUMSI, RUANG LINGKUP, UNSUR PENTING, DAN ALAT ANALISIS TEORI EKONOMI • 1.6.1 penggunaan asusmsi dalam teori ekonomi • Asumsi rasionalitas • Asumsi ceteris paribus • Asumsi penyederhanaan • 1.6.2 unsur – unsur penting dalam teori ekonomi mikro • Definisi • Pemisalan (asumsi) • Hipotesis • Membuat ramalan
  • 10. • 1.6.3 Pendekatan ilmiah untuk menjelaskan teori ekonomi 1. Pengamatan 2. Analisis ekonomi 3. Analisis statistic 4. Eksperimen • 1.6.4 Perangkap dalam menjelaskan ilmu ekonomi 1. Kegagalan untuk menjaga “hal-hal lainnya tetap sama” (ceteris paribus” 2. Kegagalan karena adanya kekeliruan Post Hoc 3. Kekeliruan komposisi
  • 11. 1.7 EKONOMI MIKRO DALAM KERANGKA ILMU EKONOMI • 1.7.1 penggunaan ilmu ekonomi 1. Kegunaan ilmu ekonomi 2. Teori harga • 1.7.2 lingkup pembahasan ilmu ekonomi
  • 12. BAB 2 TEORI PERMINTAAN, PENAWARAN, DAN HARGA PASAR
  • 13. 2.1 HARGA SUATU BARANG DAN JASA Harga adalah nilai barang dan jasa yang dinyatakan dengan jumlah uang tertentu Barang dan jasa itu mempunyai harga bila barang dan jasa itu mempunyai nilai dan guna Terbentuknya harga di karenakan ada dua pihak,yaitu pihak yang memiliki dan bersedia untuk menawarkan serta pihak yang memiliki dan bersedia untuk menawarkan serta pihak yang memerlukan dan bersedia untuk memintanya
  • 14. 2.2 TEORI PERMINTAAN • Permintaan akan barang dan jasa timbul dari kebutuhan konsumen untuk menguasai barang dan jasa tersebut. • Keinginan ini timbul karena barang dan jasa itu mempunyai “nilai”. • Yang dimaksud “permintaan” adalah keinginan konsumen untuk memiliki dan menguasai barang dan jasa,dan keinginan ini didukung oleh kekuatan untuk membeli atau menukar barang dan jasa tersebut.
  • 15. RUMUS FUNGSI PERMINTAAN • DX=f(Px;Py…….P,I,S) Dimana • Dx=permintaan akan barang • Px=harga barang itu sendiri • P2= harga barang yang lain • I =pendapatan konsumen • S = selera
  • 16. 2.2.1 HUKUM PERMINTAAN • Hukum permintaan merupakan hukum umum yang menyangkut pengaruh harga terhadap jumlah barang yang diminta mekanisme.
  • 17. 2.3 TEORI PENAWARAN • Penawaran dapat diartikan dengan “Berbagai kuantitas barang yang akan dijual oleh penjual pasar dengan berbagai kemungkinan harga, dengan asumsi keadaan lain dianggap tetap tak berubah”. • Penawaran adalah hubungan antara harga dengan kuantitas untuk setiap unit waktu yang akan dijual oleh penjual. • Biasanya kurva penawaran naik ke arah kanan atas karena harga yang lebih tinggi akan mendorong penjual untuk menjual lebih banyak dan dapat menarik penjual lain masuk ke pasar.
  • 18. 2.3.1 HUKUM PENAWARAN • “jika suatu barang/jasa naik maka jumlah barang yang ditawarkan akan bertambah dan sebaliknya jika harga turun maka jumlah barang yang ditawarkan akan berkurang dengan anggapan ceteris paribus.” • Hukum penawaran juga dapat diartikan “Ada hubungan (positif) langsung antara jumlah barang yang ditawarkan dengan harganya dengan anggapan ceteris paribus”. • Hukum tersebut berarti kalua suatu harga barang maka jumlah barang yang ditawarkan akan meningkat (karena produsen semakin menguntungkan), dan sebaliknya kalua harga turun, jumlah barang yang ditawarkan juga menurun (karena kurang menguntungkan bagi produsen). • Kurva penawaran dapat dapat digambarkan dalam bentuk table, bentuk grafik, atau bentuk persamaan matematik.
  • 19. 2.3.2. BENTUK KURVA PENAWARAN
  • 20. 1. Bentuk kurva penawaran yang tunduk dengan hukum penawaran Bentuk grafik : Bentuk persamaan matematika Qs= F(Px) Qs= a+bP
  • 21. 2. BENTUK KURVA PENAWARAN YANG TIDAK TUNDUK KEPADA HUKUM PENAWARAN • Kurva E merupakan kurva penawaran untuk jangka waktu yang sangat pendek, dimana produsen tidak dapat menambah/tidak sempat menambah jumlah produksinya. • Kurva F dan G merupakan kurva penawaran jangka Panjang
  • 22. 2.3.3. PERUBAHAN PENAWARAN Dapat dikatakan jika terjadi perubahan faktor yang memengaruhi jumlah barang yang ditawarkan berakibat bertambahnya penawaran, maka kurva penawaran akan bergeser ke kanan, sebaliknya jika berakibat berkurangnya penawaran maka kurva akan bergeser ke kiri.
  • 23. FAKTOR YANG MENYEBABKAN TERJADINYA PERUBAHAN PENAWARAN: • Berubahnya harga input variable • Perubahan teknologi • Perubahan iklim • Harga komoditas lain • Biaya untuk memperoleh factor produksi • Pajak dan subsidi • Harapan harga • Tujuan Perusahaan
  • 24. 2.4 PENENTUAN HARGA PASAR • Harga pasar terjadi karena adanya interaksi permintaan dan penawaran • Harga pasar adalah suatu tingkat harga tertentu dimana penjual mau menjual sejumlah barangnya dan konsumen mau membeli sejumlah harga tersebut. 1. Secara grafik
  • 25. 2. SECARA MATEMATIS • Persamaan fungsi demand = Qd= 400 – 0.5 P sedang fungsi penawaran Qs=100 + P. Ditanya berapa Q dan P keseimbangan pasar. Keseimbangan terjadi pada Qd=Qs 400 – 0,5 P= 100 +P 1.5 P = 300 P = 200 Q = 300
  • 26. 3. PERUBAHAN PERMINTAAN DAN PENAWARAN MENGUBAH HARA DAN KUANTITAS PASAR • Harga pasar berubah jika penawaran bertambah sedang permintaan tetap • Harga pasar berubah jika terjadi perubahan permintaan meningkat sefang penawaran tetap
  • 27. • Perubahan keseimbangan jika terjadi perubahan permintaan meningkat sedang penawaran turun
  • 29. BAB IV PERILAKU KONSUMEN • 4.1 BEBERAPA KONSEP BERKAITAN DENGAN PERILAKU KONSUMEN Permintaan timbul karena konsumen memerlukan manfaat dan barang yang diminta. Manfaat inilah yang dikenal dengan istilah utilitas (utility). Sesuai dengan konsep Gossen II, maka ada dua pendekatan dalam mempelajari pendayagunaan (utility) Nilai barang dapat dibedakan menjadi: a) Nilai penggunaan objektif atau nilai guna ialah kesanggupan suatu barang dan jasa untuk memenuhi keperluan manusia. b) Nilai pengunaan subjektif yaitu arti yang diberikan oleh seseorang kepada suatu barang yang tertentu untuk memuaskan kebutuhannya.
  • 30. PERILAKU KONSUMEN Di antaranya adalah Gossen yang dikenal dengan Hukum Gossen,yaitu: • Hukum Gossen I : Jika pemuasan kebutuhan dijalankan terus-menerus, maka kenikmatannya akan terus-menerus berkurang, sampai akhirnya datang kekenyangan (kejenuhan). • Hukum Gossen II : Tiap-tiap manusia akan berusaha memenuhi berbagai kebutuhannya supaya semua kebutuhannya tersebut dipuaskan dengan seimbang. Berdasarkan pendapat Gossen ini timbullah berbagai teori guna dan kepuasan (marginal_utility).
  • 31. 4.2 PENDEKATAN TRADISIONAL UNTUK MENGUNGKAPKAN PERILAKU KOSUMEN Salah satu tujuan pokok teori ekonomi mikro adalah usaha untuk menjelaskan perilaku konsumen di pasar barang. Atas dasar anggapan dapat diukurnya daya guna barang, pendekatan tradisional ini merumuskan hubungan anatar jumlah daya guna dengan barang yang dikonsumsikan dalam bentuk suatu fungsi: U = f(X1; X2; …….Xn) Di mana U adalah banyaknya daya guna bagi seseorang konsumen dan X2 adalah banyaknya barang tertentu yang dikonsumsikan oleh konsumen tersebut. Ia mengonsumsikan enam jenis barang (X1;X2;X3 … X6).
  • 32. Pendekatan tradisional terpecah menjadi dua. Pendekatan pertama berkembang menjadi teori daya guna kardinal (cardinal utility) dan yang kedua teori daya guna ordinal (ordinal utility). Masing-masing pendekatan ini sangat berguna dalam menganalisis tingkah laku (perilaku) konsumen dan juga dapat dipergunakan untuk menjelaskan permintaan konsumen perseorangan. Dua pendekatan untuk menjelaskan perilaku konsumen dalam buku ini ialah: a) Cardinal approach. b) Ordinal aproach.
  • 33. 4.3. CARDINAL APPROACH • Menurut teori ini kita tidak perlu mengetahui secara absolut besarnya daya guna bagi seorang konsumen, karena seseorang yang mampu membuat order atau urutan-urutan kombinasi barang yang dikonsumsikan berdasarkan besarnya daya guna yang diterimanya. • Dalam pendekatan utilitas cardinal, dianggap bahwa manfaat atau kenikamatan yang diperoleh oleh seorang konsumen dapat dinyatakan secara kuantitatif dan dapat diukur secara pasti. Untuk setiap unit yang dikonsumsi akan dapat dihitung nilai gunanya. Dalam teori nilai guna ini dikenal nilai guna total (total utility/TU) dan nilai guna marginal (marginal utility/MU)
  • 34. • Nilai guna total berkenaan dengan jumlah seluruh kepuasan yang diperoleh dan mengonsumsi sejumlah komoditas tertentu. Nilai guna marginal adalah pertambahan atau pengurangan kepuasan sebagai akibat dan pertambahan atau pengurangna penggunaan satu unit komoditas tertentu. • Berkaitan dengan fenomena ini dalam teori nilai guna dikenal hukum dimishing marginal utility, yaitu pertambahan utilitas yang menurun karena pertambahan satu unit komoditas yang dikonsumsi. • Pada pendeketan cardinal atau ada yang menyebut pendekatan marginal utility, pendekatan ini bertitik tolak pada anggapan bahwa kepuasan konsumen bisa diukur.
  • 35. 4.3.1. KONSEP GUNA BATAS DAN GUNA TOTAL (MU DAN TU)
  • 36. 1. GUNA BATAS (MARGINAL UTILITY) • Guna batas ialah sumbangan kepuasan yang diberikan oleh barang terakhir yang dimiliki oleh orang tersebut. • Menurut Hukum Gossen maka semakin banyak jumlah barang yang sejenis yang dipunyai oleh seseorang maka sumbangan kepuasan dari barang yang terakhir semakin kecil. • Kepuasan maksimum yang diberikan oleh sejumlah barang tersebut akan menjadi maksimum bila barang terakhir yang dimilikinya tidak dapat memberikan tambahan kepuasan lagi.
  • 37. 2. GUNA TOTAL (TOTAL UTILITY) • Guna total ialah tingkat kepuasan yang diperoleh karena mengonsumen berbagai jumlah barang. Guna total ini akan semakin besar jika barang yang dikonsumsi semakin banyak pada tingkat tertentu dimana guna total ini akan mencapai titik maksimum, maka kepuasan konsumen tidak akan bertambah lagi dan total gunanya akan menurun walaupun konsumen terus menambah barang.
  • 38. • Dari data di atas dapat digambarkan kurva TU dan MU-nya. Kurva TU bentuknya mula-mula meningkat namun pada titik puncaknya kurva TU itu menurun. Kurva MU bentuknya terus menurun. MU bisa bertanda negatif. MU bernilai negatif ditandai dengan bentuk kurva MU-nya memotong sumbu horizontal bagian bawah. Kurva TU setelah titik puncak akan cenderung menurun. Akan tetapi, bentuk kurva TU tidak bisa memotong sumbu horizontal.
  • 39. • Pada waktu konsumen mengonsumsi unit ketiga maka pada waktu itu kepuasan telah mencapai titik maksimum dan pada unit ketujuh kepuasan total tidak bertambah. Jika konsumen menambah barang-barang yang dikonsumsinya dengan unit selanjutnya maka total gunanya akan menurun Kalau tambahan ini terus-menerus dilakukan maka guna totalnya dapat menjadi 0 bahkan bisa menjadi negatif. Hal ini sangatlah jarang terjadi di dunia nyata • ada waktu TU maksimal (unit ke-3) maka MU-nya = 0 Marginal utility terus menurun. Hal ini disebabkan tambahan guna itu selalu menurun dengan adanya tambahan unit barang yang dikonsumsikan. Hal ini sudah diselidiki oleh para ahli ekonomi. Salah satu di antaranya ialah H.K. Gossen dan hasil penyelidikannya itu dikenal dengan Hukum Gossen I (Law of Diminishing Marginal Utility).
  • 40. 4.3.2. ASUMSI (ANGGAPAN) DALAM TEORI CARDINAL • Terdapat tiga asumsi dalam Teori Cardinal, yaitu • (1) utility bisa diukur dengan uang, • (2) berlakunya Hukum Gossen (Law of Diminishing Marginal Utility), yaitu bahwa semakin banyak suatu barang dikonsumsik, maka tambahan kepuasan (marginal utility) yang diperoleh dari setiap satuan tambahan yang dikonsumsikan akan menurun, • (3) konsumen selalu berusaha mencapai kepuasan total yang maksimal.
  • 41. 1. UTILITY SESEORANG BISA DIUKUR DENGAN UANG • Asumsi dasar yang digunakan pada pendekatan ini adalah tingkat kepuasan konsumen mengonsumsi barang/jasa dapat dihitung secara numerik. • Misalkan, total utility seseorang mengonsumsi satu buah mangga adalah sebesar sepuluh dan jika mengonsumsi dua buah total utility-nya sebesar delapan belas, dan seterusnya. Di sini yang dimaksudkan dengan kepuasan mengonsumsi barang/jasa dapat diukur secara numerik. • Daya guna mengandung pengertian subjektif sehingga sukar untuk mengukur util. Kesukaran ini merupakan penghambat bagi pendekatan ini dalam usaha untuk memahami perilaku konsumen
  • 42. • Oleh karena itu, diperlukan asumsi lain, yaitu bahwa utility dapat diukur dalam satuan uang. Kesulitan berikutnya yang timbul adalah bahwa daya guna merupakan konsep yang bersifat subjektif, sedang uang merupakan alat pengukur yang bersifat objektif. • Dengan demikian, asumsi tentang ukuran ini harus diartikan sebagai jumlah uang yang bersedia dibayar konsumen untuk mendapatkan satu satuan barang lagi. Dengan demikian, ukuran uang dapat digunakan untuk membahas perilaku konsumen.
  • 43. 2. BERLAKUNYA HUKUM GOSSEN (LAW OF DIMINISHING MARGINAL UTILITY) • Berkaitan dengan fenomena ini dalam teori nilai guna dikenal hukum Diminishing of Marginal Utility, yaitu pertambahan utilitas yang menurun karena pertambahan satu unit barang yang dikonsumsi. • Seperti telah dinyatakan sebelumnya, setiap barang mempunyai kemampuan untuk memberikan daya guna kepada pemakainya. Dengan demikian, makin banyak barang yang dikonsumsikan makin besar pula jumlah daya guna total yang diperoleh. Akan tetapi, laju pertambahan daya guna yang diperoleh karena mengonsumsikan satu kesatuan barang makin lama makin rendah. Jumlah pertambahannya dapat menjadi nol dan bila penambahan konsumsinya diteruskan jumlahnya bahkan menjadi negatif.
  • 44. • Secara grafis, hubungan antara jumlah barang yang dikonsumsikan denganbarang bila daya guna total dan laju pertambahan daya guna dapat ditunjukkan pada gambar di bawah ini. Sumbu absis adalah untuk skala kuantitas barang X. Sumbu ordinat merupakan skala untuk daya guna Kurva U (X) menggambarkan hubungan antara besarnya daya guna dengan banyaknya barang yang dikonsumsi. Jelas bahwa kurva tersebut harus dimulai dari titik asal atau titik nol sebab daya guna baru diperoleh bila barang telah dikonsumsi Semakin banyak barang yang dikonsumsi semakin besar pula jumlah daya guna yang diperoleh konsumen. Hal ini dikarenakan sampai dengan X3 lereng kurva U (X) adalah positif yang berarti selalu ada pertambahan daya guna bila konsumsi barang X bertambah. Akan tetapi, bila jumlah X3 sudah dilewati dan penambah jumlah barang X diteruskan, jumlah daya guna justru akanlebih rendah dari jumlah sebelumnya. Titik X3 mencerminkan jumlah barang Xyang memberikan tingkat daya guna maksimal atau titik kepuasan maksimal.
  • 45. • dilihat dariX2 dapat dibayangkan bila seorang konsumen yang sedang haus mengonsumsi segelas minuman es. Sesudah tegukan pertama ia memperoleh daya guna tertentu. Terasa ada secercah rasa "kepuasan" dalam dirinya. Tegukan kedua akan menambah jumlah daya guna yang diperolehnya. Begitu seterusnya sampai rasa hausnya hilang. Tegukan terakhir ini digambarkan sebagai X3 sebagai titik kurva U(X). Apabila minumnya diteruskan, tegukan berikutnya justru akan membuat konsumen tersebut sakit perut karena kekenyangan sehingga jumlah daya guna yang diperoleh justru lebih rendah dan semula. Dengan demikian, dapatXIgambar di atas bahwa arah kurva U(X) membalik menurun sesudah X3. Implikasi pertambahan kepuasan AX1, lain dari pola U(X) seperti dalam gambar tersebut adalah laju daya guna yang menurun. Gelas pertama memberikan tambahan gelas kedua menurun menjadi BB1, dan gelas ketiga hanya CC1. tegukan memberikan tambahan jumlah daya guna yang makin Setiap tambahan sedikit. Dengan perkataan lain daya guna marginal menurun. Bahkan pada titik D daya guna marginal menjadi negatif.
  • 46. • Jadi asumsi ini diperlukan untuk menggambarkan perilaku konsumen secara lebih riil. Bila tidak, daya guna akan bertambah terus tanpa batas, yang berarti konsumen tidak pernah merasa puas sehingga berusaha terus menambah tingkat konsumsinya. Hal ini bertentangan dengan realita sehingga pendekatan ini tidak akan mampu untuk menganalisis konsumen
  • 47. 3. KONSUMEN BERSIFAT RASIONAL • Konsumen bersifat rasional sehingga perilakunya harus dapat dipahami menurut logika umum. • Setiap konsumen dianggap mempunyai tujuan ideal, yaitu daya guna maksimum. Perilaku konsumen dalam membelanjakan uangnya harus dapat dimengerti apabila selalu diarahkan kepada pencapaian daya guna maksimum. • Asumsi ini dikembangkan dari konsep bahwa manusia pada hakikatnya adalah homo economicus.
  • 48. • Jadi konsumen yang tidak berusaha memaksimumkan daya guna dengan kendala pendapatannya yang tertentu tidak dapat dijadikan objek pembahasan di sini. Perbedaannya adalah antara kepuasan total (total utility) dan kepuasan marjinal (marginal utility). Semakin banyak barang X yang dikonsumsi, semakin kecil marginal utility yang diperoleh dari barang X.
  • 49. 4.3.3. KRITIK PADA PENDEKATAN CARDINAL
  • 50. 1. ASUMSI UTILITY BISA DIUKUR ADALAH PEMIKIRAN YANG KELIRU Aliran ini menganggap bahwa tinggi rendahnya nilai suatu barangtergantung dari subjek yang memberikan penilaian. Jadi suatu barang baru mempunyai arti bagi seseorang konsumen apabila barang tersebut mempunyai daya guna baginya. Besarnya daya guna tergantung dan konsumen bersangkutan.
  • 51. 2. MARGINAL UTILITY DARI UANG TIDAKLAH KONSTAN • Semakin banyak jumlah uang yang dimiliki, semakin memberikan kepuasan yang lebih besar. • Kriteria pokok dari suatu alat pengukur adalah bahwa alat pengukur tersebut harus mempunyai nilai yang tetap. Dapat terjadi kemungkinan bahwa makin kaya seseorang makin besar kesediaannya untuk memperoleh satu satuan daya guna yang sama. • Hal ini disebabkan oleh semakin banyak uang yang dimilikinya semakin rendah penilaiannya terhadap uang. Untuk menghindari kemungkinan tersebut diperlukan asumsi. Disamping itu juga sukar kita bayangkan ada orang Indonesia yang mempunyai daya guna marginal terhadap uang sama dengan nol, yang berarti bahwa ia sudah cukup "puas" dengan jumlah uang yang dimilikinya dan tidak berusaha untuk menambahnya karena setiap penambahan uang yang diperolehnya justru akan menurunkan tingkat daya guna. • Dengan singkat dapat dikatakan bahwa uang harus mempunyai nilai subjektif yang tetap.
  • 53. PERILAKU PRODUSEN • Dalam teori ekonomi seorang produsen merumuskan dua macam keputusan yang penting, yaitu berapa output yang harus diproduksi dan bagaimana kombinasi factor produksi yang hendak dipergunakan. • Produksi adalah transformasi atau pengubahan factor produksi menjadi barang produksi menjadi barang produksi atau suatu proses dimana masukkan (input) diubah menjadi output. • Faktor produksi dalam pembahasan perilaku produsen ini adalah land, man, capital, dan skill (bahan baku, tenaga kerja, modal, dan keterampilan).
  • 54. • Perilaku produsen itu sendiri diartikan sebagai suatu tindakan seorang produsen untuk mendapatkan keuntungan yang semaksimum mungkin dengan menggunakan beberapa input yang dimilikinya. • Perilaku produsen juga dinamakan Tindakan atau tingkah laku produsen atau dengan istilah ProducerS Beharviour. • Untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya merupakan tujuan yang prinsipiel. • Pada saat memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya inilah seorang produsen dikatakan dalam keadaan keseimbangan atau ekuilibrium produsen.
  • 55. • Misalkan proses produksi hanya ada dua input, yaitu labor dan capital, dalam proses produksi dapat dilakukan dengan beberpa kombinasi. • Tiga proses diatas bila digambarkan sebagai berikut: Input Proses P1 Proses P2 Proses P3 Labor 2 3 4 Capital 3 2 1
  • 56. 5.1. KONSEP JANGKA WAKTU DALAM PROSES PRODUKSI • Dalam analisis produksi terdapat jangka waktu yang dinamakan “jangka pendek” dan “jangka panjang”. • Ukuran jangka waktu tidak sama antara industry satu dengan industry lainnya. Ada proses produksi yang memerlukan waktu hanya hitungan jam, ada yang hitungan hari, tetapi ada yang hitungan bulan bahkan tahun. • Umumnya adalah dalam industry dimana sumber-sumber tetap yang digunakan oleh Perusahaan dalam industry tersebut sangat sedikit jumlahnya atau dapat ditambah dan dikurangi dalam jangka pendek.
  • 57. • Adanya kesulitan mengklasifikasi secara general ini menyebabkan teori ekonomi acuan jangka panjang dan jangka pendek bukan berdasarkan waktu tetapi apakah produsen dapat mengubah faktor produksi yang ia gunakan atau tidak. Dalam kurun waktu satu hari mungkin lebih intensif apabila produsen tetap mengutamakan mesin yang ada. Dalam kurun waktu satu bulan produsen tersebut akan merasa lebih untung apabila menyewa tambahn alat produksinya, dan dalam kurun waktu satu tahun akan lebih menguntungkan lagi apabila produsen tersebut membayar sendiri tambahan produksi yang baru lagi.
  • 58. • Jangka pendek adalah jangka waktu yang sedemikian pendek sehingga Perusahaan tidak dapat mengubah jumlah beberapa sumber yang digunakan. Hanya satu input yang bervariabel. • Periode jangka pendek yaitu suatu jangka waktu proses produksi tertentu di mana hanya ada satu factor produksi yang bervariabel. Sedang factor lain tidak dapat ditambah atau dikurangi jumlahnya oleh produsen berapapun output yang dihasilkan. • Konsep jangka pendek digunakan dalam waktu yang demikian pendek sehingga Perusahaan tak punya waktu untuk mengubah jumlah sumber- sumber seperti tanah, Gedung, mesin-mesin, dan manajemen. Dalam kurun waktu yang lebih Panjang kemungkinan produsen untuk mengadakan penggantian dan penyesuaian factor-factor produksi yang ia gunakan menjadi lebih besar.
  • 59. • Para ekonom mengartikan jangka Panjang sebagai keadaan proses produksi di mana semua factor produksi bersifat variable. Artinya jumlahnya dapat diubah-ubah. • Keadaan produksi jangka Panjang merupakan rangkaian saja dari keadaan produksi jangka pendek atau dapat dikatakan sebaliknya. • Dalam jangka Panjang semua faktor produksi dapat diubah-ubah jumlahnya sehingga produsen mempunyai kesempatan untuk mendapatkan kombinasi-kombinasi faktor produksi yang efisien.
  • 60. 5.2. FUNGSI PRODUKSI • Produksi adalah kegiatan mengubah input menjadi output. Biasanya dalam ekonomi dinyatakan dalam fungsi produksi. • Fungsi produksi ialah hubungan teknis antara factor produksi dan barang produksi yang dihasilkan dalam proses produksi. • Fungsi produksi adalah hubungan fisik antara input (bersumber masukan) dengan output (barang atau jasa yang dihasilkan) tanpa memperhitungkan harga. Fungsi produksi dapat dinyatakan secara matematis.
  • 61. • Jumlah output yang dihasilkan suatu Perusahaan tergantung pada jumlah input yang digunakan. Perusahaan dapat menaikkan atau mengurangi output dengan menambah atau mengurangi input yang digunakan. • Output uang dihasilkan oleh Perusahaan tergantung pada Teknik produksi yang digunakan
  • 62. • Dengan jumlah input yang tetap, dengan menggunakan Teknik produksi yang lebih efisien, maka output Perusahaan akan lebih besar. Semakin kurang efisien Teknik yang digunakan maka akan semakin kecil output yang dihasilkan. • Dalam bentuk umumnya fungsi produksi itu menunjukkan bahwa jumlah barang produksi bergantung pada jumlah factor produksi yang digunakan. Jadi barang produksi merupakan variable tidak bebas dan factor produksi merupakan variabel bebas.
  • 63. SECARA MATEMATIS FUNGSI PRODUKSI DAPAT DITULISKAN SEBAGAI BERIKUT: • Q= F(C,L,B,S) dimana Q: output; C: capital; L: labor; B: bahan baku; S: skill. • Sebagai contoh, fungsi produksi tambak udang menunjukkan jumlah udang yang dihasilkan dari luas tambak, jumlah bibit yang ditebar, banyaknya makanan dan obat-obatan yang dipakai, dan jam kerja karyawannya. • Hubungan antara output dan input itu bisa dalam bentuk linier ataupun tidak linier.
  • 64. • Bentuk fungsi linier : Q= a+bX • Bentuk kurvanya: • Bentuk fungsi Quadratik: Q=a+b1X+b2X² • Bentuk kurvanya:
  • 65. • Bentuk fungsi cubic: Q= a+b1X+b2X²+b3X³ • Bentuk kurvanya:
  • 66. 5.3. ANALISIS PROSES PRODUKSI JANGKA PENDEK • Untuk menjelaskan analisis proses produksi jangka pendek dalam teori ekonomi diungkapkan dengan kurva TP (total product), AP (average product), dan MP (marginal product). Di mana TP adalah total produksi yang dihasilkan oleh sejumlah tenaga kerja (labor). AP adalah rata-rata yang dihasilkan oleh seorang tenaga kerja. MP adalah tambahan hasil produksi apabila menambah satu tenaga kerja (labor). • AP = TP/Labor • MP = TP2 – TP1 • Jika TP berupa fungsi maka turunan pertama TP adalah MP • MP = ∂ TP/∂L
  • 67. 5.3.1. HUKUM TAMBAHAN HASIL YANG SEMAKIN BERKURANG (THE LAW OF DIMINISHING RETURNS) • Dalam hubungan produksi jangka pendek, dimana satu factor produksi bersifat variable dan faktor-faktor produksi lainnya tetap, akan dijumpai suatu kenaikan produksi total apabila kita menambah faktor produksi variable itu secara terus-menerus. Produksi total itu akan bertambah terus tetapi dengan tambahan yang semakin kecil, dan setelah suatu jumlah tertentu akan mencapai maksimum dan kemudian menurun. Hal ini terjadi karena adanya Hukum Tambahan Hasil yang Semakin Berkurang (Law of Diminishing Returns). Keadaan ini dapat dilihat pada Gambar 5.1.
  • 68. • Dari table 5.1 hasil yang semakin bertambah terjadi sampai pada penggunaan 3 labor. Mulai labor ke-4, Law of Diminishing Returns mulai bekerja. Hukum ini juga disebut dengan Law of Diminishing Marginal Physical Product. Dalam Gambar 5.2 digambarkan kurva TP yang cekung ke atas untuk satuan labor pertama. Berarti jika sumber yang bervariabel (berubah) yang sedikit digunakan sumber yang tetap (tanah) maka hasilnya tidak efisien. Dengan menambah sumber variabel terus- menerus, maka TP akan terus-menerus bertambah sampai pada titik B. Pada titik 8 ini Law of Diminishing Returns mulai bekerja dan penambahan sumber variabel dengan jumlah yang terus-menerus akan mengakibatkan pertambahan TP yang semakin berkurang.
  • 69. • Pada gambar 5.2 sumbu horizontal menunjukkan jumlah faktor produksi tenaga kerja yang digunakan dalam proses produksi dan sumbu vertikal menunjukkan jumlah barang yang dihasilkan (Q): Dalam hal ini faktor produksi tanah dianggap sebagai faktor produksi tetap. Dengan tambahan tenaga kerja yang terus menerus, mula-mula jumlah produksi meningkat dan biasanya dengan tambahan yang semakin besar, kemudian dengan tambahan tenaga kerja berikutnya jumlah produksi total juga meningkat tetapi dengan tambahan produksi yang semakin kecil. Akhirnya tambahan jumlah tenaga kerja selanjutnya akan tetap meningkatkan jumlah produksi tetapi sampai pada jumlah tenaga kerja tertentu, produksi total akan mencapai maksimum, yang berarti pada tambahan tenaga kerja berikutnya justru akan menurunkan jumlah produksi total (TP)
  • 70. • Sifat dari produksi marjinal mula mula meningkat sejalan dengan peningkatan produksi total (TP), kemudian mencapai titik maksimal padi titik belok dari kurva produksi total (TP), yaitu pada saat peningkatan produksi total menjadi mulai semakin menurun, dan menurun terus sampai sama dengan nol pada saat produksi total mencapai titik maksimum. Secara grafis produksi marjinal (MP) ini dapat ditunjukkan oleh lereng dan kurva produksi total (TP), yaitu ditunjukkan oleh garis singgung pada setiap titik pada kurva produksi total. Sebagai contoh pada jumlan tenaga kerja sebanyak 0L1 produksi marjinalnya (MP) adalah lereng garis singgung LA.
  • 71. • Dari produksi total (TP) itu kita dapat mengetahui pula besarnya produksi rata-rata tenaga kerja. Pada umumnya tingkat produksi rata-rata ini dipakai sebagai ukuran tingkat efisiensi penggunaan tenaga kerja. Semakin tinggi tingkat produksi rata-rata, semakin efisien pula faktor produksi tenaga kerja yang dipergunakan. Semakin banyak jumlah tenaga kerja yang digunakan, tambahan tenaga kerja tersebut akan meningkatkan produksi rata-rata. Kemudian tambahan tenaga kerja selanjutnya sampai pada jumian tertentu akan menyebabkan produksi rata-rata mencapai titik maksimum. Kemudian produksi rata-rata (AP) itu menurun terus dengan tambahan jumlah tenaga kerja lebih lanjut. Kurva produksi rata-rata (AP) dapat diturunkan dengan cara menarik garis lurus yang menghubungkan kurva produksi total (TP) dengan titik asal (0). Sebagai misal pada jumiah tenaga kerja OL1 tingkat produksi total adalah AL sehingga produksi rata-rata (AP) adalah lereng dari garis lurus OA. Pada jumlan tenaga kerja L1 berarti bahwa produksi marjinal (MP) lebih tinggi daripada produksi rata-rata(AP).
  • 72. 5.3.2. HUBUNGAN ANTARA TP, AP, DAN MP • Dalam hubungan produksi jangka pendek, di mana satu faktor produksi bersifat variabel dan faktor-faktor produksi lainnya tetap, akan dijumpal suatu kenaikan produksi total apabila kita menambah faktor produksi variabel itu secara terus- menerus. Produksi total itu akan bertambah terus tetapi dengan tambahan yang semakin kecil dan setelah suatu jumlah tertentu mencapai maksimum kemudian menurun. Hal ini terjadi karena adanya Hukum Tambahan Hasil yang Semakin Berkurang (Law of Diminishing Returns).
  • 73. HUBUNGAN ANTARA AP, MP, DAN TP • Pertama, hubungan antara produksi marjinal (MP) dan produksi total (TP). Pada saat produksi total (TP) mengalami perubahan peningkatan produksi dari yang menaik menjadi yang menurun, maka pada saat itu kurva produksi marjinal (MP) mencapai titik maksimumnya. Kemudian pada saat kurva produksi total(TP) mencapai titik maksimum, maka kurva MP memotong sumbu horizontal,artinya produksi marjinal (MP) sama dengan nol. • Kedua, hubungan antara produksi rata-rata (AP) dan produksi marjinal (MP). Pada saat produk rata-rata (AP) meningkat, produksi marjinal (MP) lebih tinggi daripada produk rata-rata (AP), dan pada saat produksi rata- rata (AP) menurun produksi marjinal (MP) lebih rendah daripada produksi rata-rata (AP). Hal ini menunjukkan bahwa pada saat produksi rata-rata (AP) mencapai titikmaksimum produksi marjinal (MP) sama dengan produksi rata-rata (AP), atau kurva produksi rata-rata (AP) berpotongan dengan kurva produksi marjinal(MP). • Kesimpulan dari hubungan MP dan AP adalah. • 1. Jika AP semakin bertambah maka MP > AP • 2. Jika AP maximum maka MPP = AP • 3. Jika AP semakin berkurang, maka MP < AP.
  • 74. 5.3.3. TAHAPAN DALAM FUNGSI PRODUKSI • Tahap 1 : Mulai dari titik asal (0) sampai titik maksimum produksi rata-rata (AP), yaitu pada saat produksi marjinal (MP) sama dengan produksi rata-rata (AP). Jika labor ditambah, AP bertambah. Bertambahnya AP ini menunjukkan terjadinya efisiensi labor. Pada stage (tahap) ini TP juga bertambah. • Tahap II : Dari titik pada saat produk rata-rata (AP) mencapai titik maksimal sampai pada saat produksi total (TP) mencapai maksimal atau pada saat produksi marjinal (MP) sama dengan nol, AP dan MP semakin berkurang tetapi MP masih positif. Hal ini dikarenakan TP masin terus bertambah. Masih meningkatnya TP karena efisiensi tanah masih terus bertambah. Dalam suatu proses produksi semakin banyak labor yang dipakai menyebabkan tingkat efisiensi dari labor semakin berkurang.
  • 75. • Tahap III : AP dan TP pada tahap ini semakin berkurang dan MP menjadi negatif karena luas tanah tetap dan labor ditambah terus sehingga terjadi ketidakefisiensian tanah dan labor. Akibatnya pada tahap ini produksi total (TP) menurun terus.
  • 76. 5.4. PRODUKSI JANGKA PANJANG • Produksi jangka panjang adalah suatu proses produksi di mana semua faktor produksi dapat diubah-ubah jumlahnya atau semua faktor produksi bersifat variabel. Untuk menjelasken fungsi produksi jangka panjang kita akan menggunakan apa yang disebut dengan kurva isoquant (isoproduct atau isoquant).
  • 77. 5.4.1. ISOQUANT 1. Pengertian kurva isoquant Isoproduk atau isoquant adalah "kurva yang menunjukkan berbagai kemungkinan kombinasi teknis antara dua input yang bervariabel yang menghasilkan suatu tingkat output tertentu". Isoquant memperlihatkan berbagai kombinasi yang berbeda-beda dari dua sumber yang bisa menghasilkan jumlah produk yang sama. Kurva isoquant ini digambarkan pada Gambar 5.3 dengan sumbu horizontal menunjukkan faktor produksi tenaga kerja dan sumbu vertikal menunjukkan factor capital. Titik-titik disepanjang kurva itu menunjukkan kombinasi sumber labor dan capital yang menghasilkan 100 unit. Tabel 5.2 kombinasi kemungkinan produksi Output Tenaga Kerja Mesin 100 10 10 100 20 8 100 30 5
  • 78. 2. Sifat dari kurva isoquant Ciri-ciri umum isoquant pada dasarnya sama dengan ciri-ciri kurva indifference, yaitu: • Cembung kearah titik origin • Menurun dari kiri atas ke kanan bawah • Kurva isoquant yang terletak di kanan atas menunjukkan jumlah produksi yang lebih banyak atau dengan kata lain semakin jauh kurva isoquant ini dari titik asal menunjukkan semakin tinggi tingkat produksi barang tersebut. • Antara kurva yang satu dengan yang lain tidak saling berpotongan atau saling bersinggungan.
  • 79. • Bentuk kurva IQ turun dari kiri atas ke kanan bawah. Hal ini dikarenakan jika faktor produksi yang satu dikurangi maka faktor produksi lainnya harus ditambah. Apabila faktor produksi itu dapat saling menggantikan secara teknis maka jika sesuatu faktor digunakan dalam jumlah lebih kecil maka faktor lainnya harus ditambahkan. Tingkat saling menggantikannya ini tergantung dari technical substittability dari satu faktor menggantikan faktor lainnya dalam proses produksi. Misalkan, labor dapat menggantikan kapital dan kapital dapat menggantikan labor. Namun, dalam suatu proses produksi harus ada minimal labor dan minimal kapital. Tidak mungkin proses produksi itu hanya menggunakan faktor produksi labor saja atau kapital saja. Oleh karena itu, diperlihatkan bentuk kurva IQ yang nonlinier dan di kedua ujungnya ada titik belok ke atas. Kurva IQ berbentuk cembung terhadap titik nol menggambarkan tingkat marjinal penggantian teknis yang semakin menurun. Menurunnya tingkat penggantian ini menggambarkan tenaga kerja yang menggunakan suatu faktor produksi yang semakin banyak semakin terampil.
  • 80. • Untuk memproduksi sebanyak 100 unit bisa menggunakan berbagai kombinasikapital dan labor. Bisa dengan kombinasi A, B, C, atau D. Kombinasi B menggunakan kapital sebanyak OK1 dan labor sebanyak OL1 atau dengan kombinasi C yang menggunakan kapital sebanyak OK2 dan labor sebanyak OL2. • Perhatikan dari kombinasi B beralih ke kombinasi C. Kapital dikurangi tetapi konsekuensinya jumlah labor harus ditambah. Demikian sebaliknya dari kombinasi C ke kombinasi B, jika menambah kapital maka konsekuensinya jumlah labor harus ditambah. • Titik A adalah titik minimum labor yang harus ada guna memproduksi 100 unit Sedang titik D adalah titik minimum kapital yang harus ada guna memproduksi 100 unit. • Kurva IQ tidak saling memotong sehingga tidak perlu lagi dibicarakan. Apabila dua isoquant berpotongan maka titik potong itu berarti ada dua jumlah produk yang berbeda dapat dihasilkan dengan kombinasi faktor produksi yang sama.
  • 81. 3. MRTS (Marginal Rate Technical of Substitution) MRTS adalah sejumlah faktor X yang harus dikompensasi oleh tambahan faktor Y sehingga tingkat output tidak berubah. Jadi, tingkat MRTS itu adalah kemiringan isoquant pada titik khusus. Dari Gambar 5.3 besarnya slope MRTS di titik C adalah: MRTS di C = - AK/AL Jika terjadi substitusi dari kombinasi satu ke lainnya menghasilkan rasio K dan L-nya: • K1/L1 > K2/L2 proses produksinya capital intensif. • K1/L1 < K2/L2 proses produksinya labor intensif
  • 82. 4. Bentuk Isoquant Lain Bentuk isoquant yang linier Bentuk isoquant yang linier seperti di samping menunjukkan adanya subtitusi input kapital dan labor adalah sempurna. Subtitusi kapital dan labor sempurna ini dalam dunia nyata tidak pernah bisa terjadi. Dalam suatu proses produksi tidak mungkin hanya dilakukan labor saja atau kapital saja. Dalam proses produksi mesti
  • 83. Bentuk isoquant yang input output Bentuk Isoquant yang berupa huruf L seperti di samping menunjukkan tidak adanya substitusi input kapital dan labor. Substitusi kapital dan labor hanya terjadi pada kebutuhan minimum saja. Setelah itu tidak terjadi substitusi. Sebagai contoh, di suatu perusahan yang sudah menggunakan peralatan yang modern, dibutuhkan sedikit operator mesin saja. Demikian sebaliknya, pada usaha kerajinan yang membutuhkan peralatan minimal saja.
  • 84. 5.4.2. ISO-BIAYA (ISOCOST) 1. Pengertian isocot Iso-biaya (Isocost) adalah: "Kurva yang menunjukkan kedudukan dan titik-titik yang menunjukkan kombinasi barang-barang atau faktor produksi yang dibeli oleh produsen dengan sejumlah anggaran tertentu.” "Kurva yang memperlihatkan berbagai kombinasi dari sumber-sumber yang dapat dibeli oleh perusahan dengan harga tertentu dari masing-masing sumber persatuan dan pengeluaran ongkos yang tertentu dilakukan oleh perusahaan itu.”
  • 85. 2. Gambar kurva isocost Melihat gambar di atas, jika harga faktor produksi kapital adalah Pk, harga labor adalah Pl dan besarnya dana yang tersedia adalah M. Kalau semua dana yang ada dibelikan kapital maka akan didapat barang kapital sebanyak M/Pk unit. Jika semua dana dibelikan labor maka akan didapat labor sebanyak M/PI unit. Jika kedua titik itu dihubungkan maka akan mendapat sebuah garis yang disebut dengan "garis Isocost". Slope kurva Isocost adalah =M/Pk : M/PI=M/Pk x PI/M = PI/Pk Sedang Fungsi TC = PIL + Pk K
  • 86. 3. Perubahan isocost Perubahan isocost dapat berubah disebabkan: • Harga faktor produksi labor turun atau naik sedang lainnya tetap. • Harga factor produksi kapital turun atau naik sedang lainnya tetap. • Jumlah modal (dana) berubah berkurang atau bertambah.
  • 87. a. Kurva isocost berubah jika harga factor produksi labor turun atau naik sedang lainnya tetap. Jika harga labor bertambah murah maka kurva isocost bergesar ke kanan dari KL.2 menjadi KL3. Dan jika harga labor bertambah mahal maka kurva isocost bergesar ke kiri dari KL2 menjadi KL3.
  • 88. b. Kurva isocost berubah jika harga factor produksi kapital turun atau naik sedang lainnya tetap. Jika harga kapital bertambah murah maka kurva isocost bergesar ke atas dari K2L menjadi K3L. Dan jika harga kapital bertambah mahal maka kurva isocost bergesar ke bawah dari K2L menjadi K3L.
  • 89. c. Kurva isocost berubah jika jumlah modal (dana) berubah berkurang atau bertambah Jika jumlah modal bertambah besar maka kurva isocost bergesar ke atas dari K2L2 menjadi K3L3. Jika harga kapital bertambah mahal maka kurva isocost bergesar ke bawah dari K2L2 menjadi K1L1.
  • 90. 5.4.3. EKUILIBRIUM PRODUSEN • Ekuilibrium produsen analog dengan ekuilibrium konsumen. Untuk menjelaskannya membutuhkan dua alat pokok, yaitu garis anggaran belanja (isocost) dan peta isoquant. Ekuillbrium produsen bisa diartikan sebagai "suatu keadaan seimbang di mana produsen mendapat keuntungan maksimum dan tidak ada dorongan untuk mengubah-ubah tingkat produksi atau dalam penggunaan faktor-faktor produksinya". Artinya, apabila produsen mengurangi atau menambah tingkat produksinya maka keuntungan yang diperoleh akan berkurang, atau apabila penggunaan kombinasi input ditambah atau dikurangi maka keuntungan akan menjadi lebih kecil.
  • 91. • Maka pada titik singgung antara garis isocost dan isoquant inilah merupakan titik terbaik bagi produsen atau titik yang memberikan tingkat produksi, yang memberikan keuntungan yang paling besar dengan biaya yang paling kecil. Maksudnya, keuntungan dalam penggunaan kombinasi dan kedua faktor produksi tersebut. Dalam keadaan ini produsen tidak ada dorongan untuk mengubah posisi produksi maupun penggunaan kombinasi faktor-faktor produksi tersebut. Titik ini juga disebut titik keseimbangan produsen atau "Equilibrium Producen".
  • 92. • Pada Gambar 5.5 di atas, titik C menunjukkan produksi yang optimum di mana pada saat itu produsen dalam posisi keseimbangan, Dengan demikian, posisi keseimbangan produsen dicapai pada saat kurva isoquant bersinggungan dengan kurva isocost. Pada saat itu dalam posisi: • MRTS = Slope Iso Quant • -MPI/MPk-Pl/Pk • Pl. MPkPk. MPI • Persamaan diatas masing-masing ruas kiri dan kanan dibagi Pl. PC maka hasil:
  • 93. 5.4.4. JALUR EKSPANSI (EXPANSION PATH) • Expantion path atau jalur perluasan adalah suatu garis yang menunjukkan titik- titik least cost combination (LCC) di berbagai isoquant. Least cost combination adalah suatu titik yang menunjukkan ongkos terkecil untuk menghasilkan sejumlah produk tertentu. Jadi produsen yang mempunyai uang yang akan digunakan untuk ongkos produksi yang semakin lama semakin besar dan ingin memperluas produksinya, maka agar diperoleh ongkos yang paling kecil dia harus mengombinasikan penggunaan input-input L dan K pada titik-titik garis expantion path.
  • 94. • Kalau kemudian katakanlah terjadi peningkatan dalam jumlah anggaran perusahaan, sedangkan harga faktor produksi kapital dan labor tetap, maka ini berarti bahwa perusahaan akan mampu meningkatkan jumlah faktor produksi yang digunakannya dan akan mampu pula meningkatkan jumlah produksi barang x yang dihasilkannya. Kedudukan perusahaan yang baru adalah pada titik persinggungan yang baru, misalnya pada titik E2. Peningkatan anggaran perusahaan lebih lanjut akan menggeser kurva isocost- nya ke kanan dan akan tercapai titik persinggungan yang baru, misalnya pada titik E3. Apabila titik-titik keseimbangan itu (E1, E2, dan E3) dihubungkan satu sama lain, maka kita akan mendapatkan apa yang disebut dengan garis jalur ekspansi perusahaan (expansion path). Perlu dimengerti bahwa jalur ekspansi E1-E2-E3 adalah jalur ekspansi untuk jangka panjang karena perusahaan mengubah-ubah jumlah semua masukan atau faktor produksi, yaitu faktor produksi L dan faktor produksi K.
  • 95. • Jika input ditambah maka output akan bertambah. Jika L adalah labor dan C adalah kapital dan Q adalah output maka:= L + C akan menghasilkan QJika input L dan C ditambah maka Q juga akan berubah:bQHasil penambahan input (a) berakibat perubahan output (b) bisa dalam keadaan (1) b > a; (2) b = a; dan (3) b < a. • B › a disebut dengan increasing return to scaleMisalkan input labor dan kapital ditambahkan 20% maka output akan meningkat sebesar 30%. • 2. b = a disebut dengan cosntant return to scaleMisalkan input labor dan kapital ditambah 20% maka output meningkat sebesar20%.3. b < a disebut dengan decreasing return to scaleMisalkan input labor dan kapital ditambahkan 20% maka output akan meningkatsebesar 10%.
  • 96. INCREASING RETURN TO SCALE • Jika input ditambah dua kali lipat, output bertambah lebih dari 2 kali lipat. Dari gambar di atas jika input ditingkatkan dua kali lipat output seharusnya meningkat menjadi 200 unit tetapi meningkat lebih dari 200 unit. Pada gambar di atas diperlihatkan dengan isoquant yang titik-titik. • Jika input ditambah dua kali lipat, output bertambah lebih dari 2 kali lipat. Dari gambar di atas jika input ditingkatkan dua kali lipat output meningkat menjadi 200 unit. Pada gambar di atas diperlihatkan dengan isoquant yang titik-titik.
  • 97. DECREASING RETURN TO SCALE • Jika input ditambah dua kali lipat, output bertambah lebih dari 2 kali lipat. Dari gambar di atas jika input ditingkatkan dua kali lipat output meningkat tidak menjadi 200 unit tetapi meningkat kurang dari 200 unit. Pada gambar di atas diperlihatkan dengan isoquant yang titik-titik. • Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan proses produksi lebih efisien, yaitu:1. Terjadi spesialisasi dari para pekerja. Semakin banyak terlibat dalam proses produksi tenaga kerjanya semakin terampil.2. Penggunaan teknologi.3. Ada beberapa biaya yang bisa digunakan bersama.4. Semakin besar skala produksinya, semakin efisien.
  • 98. • Skala ekonomi produksi ini bersumber dari beberapa faktor, antara lain specialization and division of labor, sebagaimana yang dikemukakan oleh Adam Smith. Sampai pada tingkat skala tertentu, semakin besar skala perusahaan memungkinkan spesialisasi dan pengelompokan tenaga kerja yang lebih efisien dan efektif. Spesialisasi meningkatkan kemampuan para pekerja dalam bidangnya masing-masing, sedangkan pengelompokan pekerjaan sedemikian rupa akan menghemat waktu dan tenaga yang digunakan untuk menghasilkan suatu produksi. Kedua aspek yang dikemukakan tersebut akan meningkatkan produktivitas para pekerja yang sekaligus menurunkan relatif terlalu besar biaya produksi per unit akanbiaya produksi
  • 99. • skala perusahaan yang relatif terlalu besar biaya produksi per unit akan naik sehubungan dengan keterbatasan kemampuan manajemen untuk mengelola perusahaan tersebut. Pada skala tersebut, pucuk pimpinan harus mengadakan pendelegasian tugas dan tanggung jawab kepada tingkat manajer yang lebih rendah, dan manajer yang lebih rendah ini akan mengadakan pendelegasian kepada tingkat yang lebih rendah lagi, dan demikian selanjutnya. Semakin besar skala perusahaan tersebut, semakin panjang jenjang pendelegasian wewenang dan tanggung jawab. Dengan demikian, pucuk pimpinan semakin jauh dari pelaksanaan operasi produksi.
  • 100. 5.4.6. MEMILIH KOMBINASI INPUT YANG EFISIEN (RIDGE LINE) • Pada umumnya setiap fungsi produksi akan membentuk satu peta isoquant di mana antara isoquant yang satu dengan isoquant yang lain tidak saling berpotongan. Isoquant yang terletak semakin jauh dan titik O menunjukkan tingkat output yang semakin besar. Dalam memproduksi suatu tingkat output ada batas dalam memilih kombinasi input labor atau kapital. Dengan mempertimbangkan peta isoquant pada gambar di bawah kita dapat membaca sejumlah kombinasi faktor produksi yang akan menghasilkan suatu tingkat output tertentu
  • 101. • Pada gambar di atas, kurva IQ1 di titik L1 menunjukkan minimum labor dan di titik K1 minimum kapital guna menghasilkan produk tertentu. Demikian juga pada IQ2 di titik L2 yang menunjukkan minimum labor dan K2 menunjukkan minimal kapital. • Pada IQ3 titik L3 adalah minimal labor dan K3 adalah minimal kapital. Jika titik- titik K1, K2, dan K3 juga titik-titik L1, L2, dan L3 dihubungkan akan membentuk gambar bagai ridge-line. Daerah yang dibatasi ke dua ridge-line itu disebut "daerah relevant". menggunakan input labor dan kapital.
  • 102. • Pada IQ1 kombinasi labor dan kapital terletak antara garis rentang K1 - L1. Pada IQ2 kombinasi labor dan kapital yang ekonomis adalah kombinasi yang terletak antara garis rentang K2 - L2. Pada IQ3 kombinasi labor dan kapital yang ekonomis adalah kombinasi yang terletak antara garis rentang K3 - L3. Bagaimana jika kombinasi yang digunakan di luar daerah relevan? Jawabnya, kombinasi itu menjadi tidak ekonomis karena jika satu faktor ditambah
  • 103. 5.4.7. KOMBINASI ONGKOS TERKECIL (LEAST COST COMBINATION) • Jika terjadi perubahan dalam ongkos (dana perusahaan) sedang lainnyatetap akan menyebabkan pergeseran kurva isocost ke kanan atau ke kiri. Garis yang menghubungkan semua titik keseimbangan produsen, yaitu titik singgung antara isoquant dan isocost dinamakan jalur perluasan (expansion path). Bagi perusahaan yang ingin meminimumkan ongkos produksi untuk suatu tingkat output tertentu disebut dengan least cost resources combinations. Perbedaan Gambar 5.7 dan 5.8 adalah kalau Gambar 5.7 ridge-line hanya menunjukkan berbagai kombinasi faktor produksi mana yang efisien. Sedangkan Gambar 5.8 menunjukkan kombinasi faktor produksi tertentu yang memberikan ongkos terkecil.
  • 104. BAB 8 PENENTUAN HARGA DALAM PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
  • 105. BAB VIII PENENTUAN HARGA DALAM PASAR PERSAINGAN SEMPURNA • 8.1.1. Pengertian pasar Pengertian pasar dalam teori ekonomi berbeda dengan pengertian fisik. pengertian pasar secara fisik adalah suatu tempat berkumpulnya para penjual. Sedang yang dimaksudkan dengan persaingan adalah jika sesama produsen/penjual bersaing agar konsumen membeli produknya dan sesama konsumen bersaing untuk mendapatkan barang/jasa yang dibutuhkan.Para ahli ekonomi menggolongkan pasar secara teori ekonomi mikro menjadi empat golongan besar, yaitu:a. a) Pasar Persaingan Sempurna. b) Pasar Persaingan Monopolistikc. c) Pasar Monopolid. d) Pasar Oligopoli
  • 106. 8.2 PASAR PERSAINGAN SEMPURNAPASAR persaingan sempurna adalah suatu pasar yang terdapat banyak penjual dan pembeli. Masing-masing penjual dan pembeli tidak dapat memengaruhi harga pasar
  • 107. 8.2.1. CIRI-CIRI PASAR PERSAINGAN MURNI/SEMPURNA Pasar persaingan murni memiliki ciri sebagai berikut: 1. Jumlah Penjual dan Pembell Sangat BanyakJumlah pembeli dan penjual barang sangat banyak sehingga masing-masing pembeli maupun penjual tidak dapat memengaruhi pasar. 2. Barang yang Diperjualbelikan Homogen/IdentikDi samping itu, jenis barang yang diperjualbelikan di pasar tersebut adalah homogen atau satu jenis saja (identik). 3. Penjual Bisa Keluar Masuk di Pasar dengan MudahPembeli maupun penjual bebas keluar ataupun masuk ke pasar 4. Informasi terhadap Pasar SempurnaTerdapat informasi yang sempurna, artinya jika ada konsumen yang mengetahui harga yang lebih murah maka konsumen yang lain juga segera mengetahuinya
  • 108. 8.2.2. PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI DAN HARGA Agar perusahaan mendapatkan laba maksimal atau rugi minimal, harga dan jumlah produk yang diperjualbelikan ditetapkan dengan kaidah MC MR 1. Penentuan Harga dalam Pasar Persaingan Sempurna yang Memperoleh Laba
  • 109. 2. Penentuan Harga dalam Pasar Persaingan Sempurna yang Memperoleh Kerugian yang Minimum
  • 110. 3. Penentuan Harga dalam Pasar Persaingan Sempurna yang Memperoleh Normal Profit (Break Even Income)
  • 111. 8.2.3 PERIODE JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG YANG DIALAMI PERUSA HAAN DALAM PERSAINGAN SEMPURNA 1. Kondisi Perusahaan dalam Persaingan Sempurna dalam Periode Jangka Pendek Maksud jangka pendek adalah jangka waktu yang demikian pendeknya sehingga apabila terjadi kenaikan permintaan barang dan setiap produsen tidak mampu untuk menaikkan produksinya serta tidak cukup waktu bagi perusahaan perusahaan untuk menambah perusahaan-perusahaan yang baru. Dalam jangka pendek perusahaan dalam persaingan sempurna dapat mengalami tiga hal, yaitu: a) Mendapat laba super normal. b) Mendapat laba normal c) Menderita kerugian
  • 112. 2. Kondisi Perusahaan dalam Persaingan Sempurna dalam Periode Jangka PanjangMaksud jangka panjang adalah jangka waktu yang cukup lama di mana produsen masih ada kesempatan untuk memperbanyak produksinya untuk dipasarkan atau masih dapat mendirikan perusahaan-perusahaan baru untuk menaikkan produksinya apabila terjadi kenaikan permintaan barang Kesimpulannya bahwa dalam jangka panjang perusahaan-perusahaan "selalu" hanya akan memperoleh keuntungan normal saja dengan MR = MC = AC pada saat AC minimum.
  • 113. 8.2.4. KEBURUKAN DAN KEBAIKAN PERUSAHAAN YANG BERADA DALAM PASAR PERSAINGAN SEMPURNA • Keburukannya Tidak ada inovasi dan membatasi pilihan konsumen. Produk yang diperjualbelikan identik dan perusahaan harus bekerja yang paling efisien agar tidak mengalami kerugian sehingga produk yang diperjualbelikan tidak ada Inovasi • Kebaikannya Adanya alokasi sumber daya yang efisien dan adanya kebebasan bertindak Persaingan pada perusahaan yang berada dalam persaingan sempurna sangat ketat
  • 114. BAB IX BENTUK PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK • Pasar persaingan monopolistik adalah pasar yang terdapat banyak penjual dan masing-masing penjual dapat memengaruhi harga dengan jalan deferensiasi produk.Terdapat dua unsur model pasar persaingan monopoli. Pertama, terdapat unsur monopoli karena jenis barang tersebut memang hanya satu macam. Maka kurva permintaannya miring dari kiri atas ke kanan bawah, meskipun mendekati horizontal. Kedua, terdapat juga unsur persaingannya karena jumlah penjual banyak sehingga tindakan dari seorang penjual tidak mempunyai pengaruh yang berarti terhadap penjual lainnya.
  • 115. Bentuk kurva demand dari perusahaan monopolistik berada di antara perusahaan monopoli dan persaingan sempurna. Bila pada persaingan sempurna bentuk kurva demand-nya horizontal atau elastis sempurna, kurva demand dari monopoli bersifat inelastis. Kurva demand perusahaan yang monopolistik berbentuk elastis. Kemiringannya di antara kedua kurva demand dari monopoli dan persaingan sempurna.
  • 116. TIGA KONDISI YANG BISA DIALAMI PERSAINGAN MONOPOLISTIK Dalam jangka pendek perusahaan dalam persaingan monopoli dapat mengalami tiga hal, yaitu: • Dapatkan keuntungan supernormal. • Dapatkan keuntungan normal. • Menderita kerugian.
  • 117. PERUSAHAAN DALAM PERSAINGAN MONOPOLISTIK YANG MENDAPAT LABA SUPERNORMAL • Dari gambar di samping, harga dan output yang menjamin laba maksimal dengan menggunakan kaidah MR = MC. Pada kaidah MR = MC harga jual produk sebesar OP1 dan output yang dijual sebanyak OQ1 dan besarnya laba P1P2LK.
  • 118. PERUSAHAAN DALAM PERSAINGAN MONOPOLISTIK YANG MENDAPAT LABA NORMAL • MR = MC adalah kaidah guna menetapkan harga dan output yang menjamin laba maksimal. Pada kaidah MR = MC harga jual produk sebesar OP1 dan output yang dijual sebanyak OQ1 dan besarnya TC = TR, yaitu sebesar OP1KQ1.
  • 119. PERUSAHAANDALAMPERSAINGAN MONOPOLISTIKYANGMENDAPAT LABA NORMAL • MR = MC adalah kaidah guna menetapkan harga dan output yang menjamin kalau laba, laba yang maksimal tetapi kalau rugi kerugian yang minimal. Pada kaidah MR = MC harga jual produk sebesar OP2, sedang biaya rata-ratanya OP1. Biaya rata-rata (AC) lebih besar dari penerimaan rata-rata (AR). Kerugian yang minimal ini output/jumlah produksi yang dijual harus sebanyak OQ1 dan besarnya TC (OQ1KP1), sedang besarnya TR (OQ1LP2).
  • 120. AKIBAT PERSAINGAN MONOPOLI TERHADAP OUTPUT DAN HARGA 1. Perubahan Harga Berakibat Perubahan Permintaan yang Besar Bentuk kurva demand-nya bersifat sangat elastis sehingga dengan sedikit menaikkan harga maka output akan mengalami banyak pengurangan. Kurva permintaan yang dihadapi oleh persaingan monopolis sangat elastis 2. Efisiensi Masing-Masing Perusahaan perusahaan tidak akan dirangsang untuk membangun skala optimum perusahaan atau untuk menjalankan skala perusahaan yang telah dibangunnya pada tingkat output optimum. Perusahaan baru akan terus masuk sehingga tidak lagi ada laba yang diperoleh. Kerugian diderita bila kurva biaya rata- rata jangka panjang terletak di atas kurva permintaan untuk semua output. Keluarnya perusahaan dan industri akan terus berlangsung sehingga kurva biaya rata-rata jangka panjang untuk setiap perusahaan bersinggungan kembali dengan kurva permintaan yang dihadapinya
  • 121. 3. Promosi Penjualan Usaha masing-masing perusahaan untuk memperluas pasarnya dengan cara ini akan diimbangi dengan kegiatan yang sama oleh penjual lainnya, dan sumber yang digunakan untuk usaha tersebut hanyalah menambah biaya produksi. Pemborosan seperti ini lebih kecil dalam persaingan monopoli dibandingkan dengan oligopoli. Dalam oligopoli usaha penjual yang satu untuk memperluas pasarnya akan mendorong pihak lain untuk melakukan usaha yang sama untuk mempertahankan bagian pasarnya. Persaingan yang seperti itu tidak ada dalam persaingan monopoli. Iklan yang dilakukan oleh salah satu perusahaan tidak menimbulkan tindakan balasan dan yang lain.
  • 122. 4. Jenis Produk yang Tersedia Konsumen dapat memilih jenis, gaya, atau warna yang sangat mendekati selera dan kemampuan. Akan tetapi, suatu peringatan perlu diberikan di sini ragam produk tertentu demikian banyak sehingga membingungkan konsumen, dan persoalan pemilihan dapat menjadi lebih sulit. Masa bodoh terhadap perbedaan mutu yang sebenarnya karena kesediaan untuk membayar harga yang lebih tinggi untuk merek tertentu yang dalam kenyataannya tidak lebih baik dari merek dengan harga yang lebih rendah.
  • 123. BAB 10 PENENTUAN HARGA PADA PASAR MONOPOLI
  • 124. 10.1. ARTI MONOPOLI Monopoli murni adalah keadaan di pasar di mana hanya ada satu penjual tanpa adanya pesaing, dengan produk yang tidak memiliki substitusi. Contoh nyata jarang ditemukan, seperti industri aluminium sebelum Perang Dunia II. Meskipun sulit menemukan monopoli murni, prinsip-prinsipnya memberikan alat analisis berguna untuk memahami penentuan harga, output, dan alokasi sumber. Persaingan tidak langsung dan potensi persaingan dapat membatasi kekuasaan monopoli. Dalam analisis monopoli, penting memahami konsep dasar dan hubungannya dengan struktur pasar lainnya seperti persaingan oligopoli dan monopolistik. Meskipun monopoli jarang terjadi, pemahaman mendalam tentang pasar monopoli penting untuk mengkaji ekonomi pengaturan, yang relevan bagi manajer bisnis.
  • 125. 10.2. CIRI-CIRI DAN FAKTOR PENYEBAB PASAR MONOPOLI
  • 126. 10.2.1. CIRI-CIRI PASAR MONOPOLI • PASAR MONOPOLI ADALAH INDUSTRI SATU PERUSAHAAN Barang atau jasa yang dihasilkannya tidak dapat dibeli dari tempat lain. Para pembeli tidak mempunyai pilihan lain. Kalau mereka menginginkan barang tersebut maka mereka harus membeli dari perusahaan monopoli tersebut. Syarat- syarat penjualan sepenuhnya ditentukan oleh monopoli itu dan para pembeli tidak dapat berbuat apa pun dalam menentukan syarat jual beli.
  • 127. • TIDAK MEMPUNYAI BARANG PENGGANTI YANG MIRIP Barang tersebut merupakan satu-satunya jenis barang yang seperti itu dan tidak terdapat barang mirip (close subtitute) yang dapat menggantikan barang tersebut. Aliran listrik adalah contoh dari barang yang tidak mempunyai barang pengganti yang mirip; yang ada hanyalah barang pengganti yang sangat berbeda sifatnya, yaitu lampu minyak. • TIDAK TERDAPAT KEMUNGKINAN UNTUK MASUK DALAM INDUSTRI Tanpa sifat ini pasar monopoli tidak akan terwujud karena tanpa adanya halangan tersebut pada akhirnya akan terdapat beberapa perusahaan dalam industri Keuntungan perusahaan monopoli tidak akan menyebabkan perusahaan- perusahaan lain memasuki industri tersebut.
  • 128. • DAPAT MEMENGARUHI PENENTUAN HARGA Oleh karena perusahaan monopoli merupakan satu-satunya penjual dalam pasar, maka penentuan harga dapat dikuasainya. Oleh sebab itu, perusahaan monopoli dipandang sebagai penentu harga atau price setter. • PROMOSI IKLAN KURANG DIPERLUKAN Oleh karena perusahaan monopoli adalah satu-satunya perusahaan dalam industri, ia tidak perlu mempromosikan barangnya dengan menggunakan iklan, Pembeli yang memerlukan barang yng diproduksinya terpaksa membeli darinya. Walau bagaimanapun perusahaan monopoli sering membuat iklan. Iklan tersebut bukanlah bertujuan untuk menarik pembeli, tetapi untuk memelihara hubungn baik dengan masyarakat.
  • 129. 10.2.1. FAKTOR-FAKTOR YANG MENIMBULKAN ADANYA PASAR MONOPOLI • Perusahaan monopoli mempunyai suatu sumber daya tertentu yang unik dan tidak dimiliki oleh perusahaan lain. • Perusahaan monopoli pada umumnya dapat menikmati skala ekonomi (economicof scale) hingga ke tingkat produksi yang sangat tinggi. • Monopoli ada dan berkembang melalui undang-undang, yaitu pemerintahmemberi hak monopoli kepada perusahaan.
  • 130. 10.3. HAMBATAN BAGI PERUSAHAAN YANG AKAN MEMASUKI PASAR • Masuknya perusahaan baru ke dalam industri persaingan murni dapat mengancam posisi monopolis, karena perusahaan baru berusaha memperoleh laba murni. Mereka menggerogoti pasar perusahaan yang sudah ada, menyebabkan pergeseran kurva permintaan dan pendapatan marginal. Sang Monopolis dapat menghalangi masuknya perusahaan baru dengan mengendalikan bahan baku, memiliki paten, atau memanfaatkan hak monopoli dalam public utility. Strategi lain melibatkan kepemilikan tunggal atas bahan mentah atau menciptakan barang pengganti. Meskipun upaya ini dapat merugikan laba perusahaan, masuknya perusahaan baru terus berlanjut hingga laba murni industri lenyap.
  • 131. SEBAB PERUSAHAAN MONOPOLI BISA TIMBUL: • Penguasaan barang mentah Kalau X adalah input utama untuk produk Y, maka penguasaan sumber X akan bisa menimbulkan perusahaan monopoli untuk barang Y, dengan jalan menolak penjualan X kepada perusahaan lain. Contoh: PDAM, Pertamina. • Hak paten Merupakan suatu sumber terjadinya monopoli untuk suatu macam barang tertentu atau cara produksi tertentu. Contoh: produk-produk Microsft- Windows.
  • 132. • Terbatasnya pasar Dibanding dengan skala minimum perusahaan pasar yang ada masih terbatas, mungkin hanya bisa memberikan "ruang hidup untuk satu perusahaan saja. Dengan istilah lain, karena adanya economies of scale yang besar, tetapi luas pasar yang terbatas, maka satu perusahaan saja sudah mampu memenuhi permintaan pasar Akibatnya kalau ada perusahaan baru yang berminat masuk ke dalam pasar tersebut akan mengalami kesulitan dalam menjual barangnya. Jadi di dalam pasar tetap hanya ada satu penjual. • Pemberian hak monopoli oleh pemerintah Ada kalanya hak monopili diberikan oleh pemerintah. Contoh: PELNI pada jalur tertentu.
  • 133. 10.4. PENENTUAN BESARNYA HARGA DAN OUTPUT • Jika suatu perusahaan yang monopolistik menyamakan MR dengan MC- nya, maka pada saat yang sama ia menentukan pula tingkat output dan tingkat harga pasar untuk produknya. Keputusan ini dilukiskan dalam gambar di bawah ini. Di situ perusahaan tersebut menghasilkan output sebesar Q unit pada tingkat biaya C biaya per unit dan ia menjual output- nya tersebut pada tingkat harga P. Laba, yaitu sama dengan (P - C) kali Q, ditunjukkan oleh bidang PP'C'C dan itu merupakan laba maksimum.
  • 134. Walaupun Qmerupakan tingkat output-nya optimal jangka pendek, perusahaan tersebut akan berproduksi hanya jika penerimaan rata-rata (AR) atau harga (P) lebih besar daripada AVC. Keadaan ini terjadi dalam gambar di atas, tetapi jika P di bawah AVC, kerugian akan diminimumkan dengan berhenti berproduksi. Jika MR > MC, berarti jika produksi ditambah, kenaikan penerimaan yang diperoleh akan lebih besar dari kenaikan biayanya. Hal ini berarti bahwa seorang manajer dapat meningkatkan laba perusahaan dengan meningkatkan produksi jika ingin meningkatkan laba perusahaan. Kondisi laba maksimal yaitu kondisi tingkat output optimal pada saat MC = MR yang secara matematis kondisi laba maksimal pada perusahaan monopoli dapat ditunjukkan sebagai berikut: ∏ = R – B Laba maksimal akan diperoleh jika turunan pertama dari fungsi laba terhadap tingkat output sama dengan nol.
  • 135. Gambar di samping menunjukkan bagaimana seorang monopolis dalam menentukan tingkat output optimal. Kurva MR memotong kurva MC pada tingkat output Q, yang sekaligius menunjukkan tingkat output optimal. Harga maksimal yang masih dapat diterima oleh konsumen untuk output Q adalah P. Jadi kombinasi harga dan output yang memaksimalkan laba bagi monopoli adalah Q dan P. Besar laba yang diperoleh monopoli ditunjukkan oleh daerah CPP'C'. Laba itu diperoleh TR (OPC'Q) dikurangi dengan TC (OCC'Q).
  • 136. 10.5. POSISI KESEIMBANGAN • Seorang produsen monopoli adalah satu-satunya pemain dalam pasar, menghadapi kurva permintaan pasar. Dalam perbedaan dengan persaingan sempurna, produsen monopoli dapat memengaruhi harga dengan mengatur output. Perusahaan monopoli harus menentukan output dan harga untuk maksimalkan keuntungan, sedangkan dalam persaingan sempurna, hanya perlu menentukan output. Perbedaan lainnya adalah bahwa dalam monopoli, keseimbangan perusahaan juga merupakan keseimbangan pasar. Laba tidak selalu dihasilkan bergantung pada hubungan antara kurva permintaan dan biaya. Dalam penjualan, monopolis menghadapi kurva permintaan, menjual lebih banyak dengan harga yang lebih rendah, mempengaruhi pendapatan marginal. Perbedaan signifikan terletak pada pengaruh monopolis terhadap harga dan output dibandingkan dengan persaingan sempurna.
  • 137. 10.5.1. HUBUNGAN P, TR, DAN MR • Penentuan harga dan output dalam keadaan monopoli murni pada dasarnya sama dengan yang berlaku untuk perusahaan dalam persaingan murni bila tujuan perusahaan adalah mencapai laba yang maksimal dicapai pada saat MR = MC. Perbedaan kurva permintaan monopolis dengan persaingan lain adalah jika persaingan sempurna kecondongan kurva permintaannya horizontal, kurva permintaan persaingan monopolis kecondongannya bersifat elastis yang cukup besar dengan kemiringan yang landai. Sementara itu, kurva permintaan seorang monopolis berbentuk miring dengan kecondongan yang bersifat inelastis. Bentuk kurva seperti ini dikarenakan untuk menjual output yang lebih besar Sang Monopolis harus menurunkan harga ini. Artinya, bahwa pada output tertentu monopolis akan mencapai penerimaan total maksimum. Penjualan yang lebih besar akan menyebabkan penerimaan total berkurang, bukannya bertambah. Pendapatan marginal pada berbagai tingkat penjualan per unit waktu untuk Sang Monopolis akan lebih rendah dari harga per unit pada tingkat penjualan ini. Untuk lebih jelasnya bisa kita lihat pada tabel dan gambar di bawah ini
  • 138. • Artinya, bahwa pada output tertentu monopolis akan mencapai penerimaan total maksimum. Penjualan yang lebih besar akan menyebabkan penerimaan total berkurang, bukannya bertambah. Pendapatan marginal pada berbagai tingkat penjualan per unit waktu untuk Sang Monopolis akan lebih rendah dari harga per unit pada tingkat penjualan ini. Untuk lebih jelasnya bisa kita lihat pada tabel dan gambar di bawah ini.
  • 139. 10.5.2. LABA, RUGI, DAN IMPAS BAGI MONOPOLIS • Seorang monopolis tidak selalu mendapatkan laba, tergantung pada hubungan antara kurva permintaan dan biaya produksi. • Monopoli dapat mengalami kerugian jangka pendek karena biaya awal besar atau permintaan yang belum berkembang. • Jangka panjang, monopoli cenderung memperoleh keuntungan ekonomi dan mencegah pesaing masuk. • Laba monopoli dipengaruhi oleh permintaan relatif terhadap biaya produksi.
  • 140. • Skala perusahaan yang terlalu besar bisa menyebabkan kerugian ekonomis; optimalitas tercapai dengan skala yang tepat untuk mencapai efisiensi produksi. • Penggunaan skala yang lebih kecil dari optimal dapat menghasilkan biaya per unit yang lebih rendah. • Pemahaman dan manajemen optimal dari skala perusahaan penting untuk mencapai laba maksimal dalam jangka panjang.
  • 141. 1. MONOPOLIS YANG MENDAPATKAN KEUNTUNGAN Analisis perilaku perusahaan monopoli dalam mencapai posisi ekuilibrium, yaitu posisi keuntungan maksimum akan dicapai pada saat MR = MC. Kurva D dan MR apabila digabungkan dengan kurva ongkos, maka dapat diperoleh "ekuilibrium perusahaan" yang sekaligus sama dengan "equal pasar". Monopolis merupakan satu-satunya penjual/perusahaan di dalam pasar/industri sehingga equilibrium perusahaan individual sama dengan ekuilibrium pasar. Equal pasar yang menjamin diperolehnya keuntungan maksimum pada saat MR MC, yaitu pada produksi sebesar Q.
  • 142. • Keuntungan maksimum yang merupakan tujuan pokok dari seorang produsen dapat dilihat dari gambar di bawah ini, laba maksimal (P1KLP2) dicapai pada saat MC = MR. Laba maksimal dicapai bila monopolis menjual produksinya dengan tingkat harga sebesar OP1 dengan jumlah barang yang dijual sebanyak OQ Jika monopolis menjual dengan jumlah lebih banyak atau lebih sedikit laba yang diperolehnya tidak maksimal atau belum maksimal. Hal ini dikarenakan produk yang dijual tidak menuruti kaidah MR= MC. Lebih lanjut dari gambar di bawah ini, dengan harga sebesar OP1 biaya rata.
  • 143. 2. DALAM JANGKA PENDEK MONOPOLIS MENGALAMI IMPAS • Sejalan dengan penjelasan gambar di samping, maka besarnya harga TR = TC Hal ini terjadi karena adanya kenaikan ongkos rata-rata sehingga besarnya AC jangka pendek naik menjadi sama dengan harga (P) sehingga TR = OP1KQ dan TC= OQKP1.
  • 144. 3. MONOPOLIS YANG MENDAPATKAN KERUGIAN • Sejalan dengan penjelasan gambar di atas, maka besarnya TC lebih besar daripada TR. Hal ini terjadi apabila terjadi kenaikan ongkos rata-rata yang terus- menerus sehingga AC jangka pendek lebih besar daripada harga per unit (P). Dengan demikian, dalam jangka pendek dapat menimbulkan kerugian sebesar P1P2KL karena TR =0P1LQ dan TC = OP2KQ. • Perlu diketahui bahwa seorang monopolis hanya dapat mengatur banyak sedikitnya jumlah barang yang ditawarkan dan tinggi rendahnya harga saja. Monopolis tidak mampu mengatur ongkos rata-rata karena AC tergantung kepada harga faktor-faktor produksi yang diperlukan, seperti upah tenaga kerja. Oleh karena itu, dalam jangka pendek seorang monopolis dapat menderita rugi. Artinya, monopolis tidak selalu untung.
  • 145. • Ada beberapa salah pengertian dalam monopoli. Pertama, bahwa monopolis akan selalu untung. Hal ini tidaklah salah karena dalam jangka pendek kemungkinan monopolis dapat mengalami kerugian, yang disebabkan oleh SAC demikian tinggi sedang harga (P) demikian rendah sehingga P <AC jangka pendek. • Kedua, bahwa kurva permintaan monopolis selalu inelastis. Hal ini tidaklah salah juga sebab kurva permintaan monopoli tidak selalu inelastis. Elastis atau inelastis ini tergantung dan kurva permintaannya.
  • 146. Beberapa cara usaha monopolis untuk mempertahankan agar dia tetap sebagai monopolis yaitu: a. Selalu mengontrol sumber-sumber bahan mentah yang dipakainya. b. Selalu memegang hak paten atas produksinya, supaya perusahaan lain tidak bisa meniru. c. Pasar sedemikian terbatasnya relatif dibanding dengan akala perusahaan optimum sehingga masuknya perusahain lain akan menekan harga sedemikian rendahnya hingga menghilangkan keuntungan yang ada dan kedua-duanya akan menderita rugi.
  • 149. 1. UOTPUT YANG LEBIH KECIL • Jika suatu industri dengan persaingan murni dijadikan monopoli, maka monopoli akan menaikkan harga dan memperkecil output dari sebelumnya. Dalam menjelaskan hal ini, kita akan menganggap bahwa biaya produksi rata- rata minimum sama saja. Sebenarnya kita memperkirakan kurva biaya Sang Monopolis seperti ini akan lebih tinggi daripada dalam persaingan murni. Jika industri adalah suatu industri dengan persaingan bebas, masing-masing perusahaan akan mempergunakan skala perusahaan yang cukup besar untuk dapat mengambil keuntungan dan skala. Artinya, mereka akan bekerja dengan skala optimum perusahaan. Pengubahan jadi monopoli tak membawa lebih banyak keuntungan ekonomis skala, tetapi sebaliknya akan mengakibatkan adanya kerugian ekonomi.
  • 150. 2. HALANGAN BAGI PERUSAHAAN LAIN YANG HENDAK MASUK PASAR • Dalam industri monopoli, dihalanginya perusahaan baru untuk masuk memungkinkan diperolehnya laba jangka panjang. Bila terdapat laba, konsumen membayar lebih mahal untuk produk tersebut dari biaya produksinya. Artinya, konsumen membayar lebih banyak untuk produk tersebut dari yang diperlukan untuk menarik berbagai sumber yang diperlukan untuk tetap dalam industri tersebut. Dihalanginya perusahaan baru untuk masuk dalam pasar merupakan isyarat untuk meluaskan output dalam industri yang bersangkutan.
  • 151. 3. EFISIENSI EKONOMI • Perusahaan monopoli biasanya tidak menggunakan sumber- sumber pada tingkat efisiensi puncaknya. Monopoli mempergunakan sumber-sumber tetap yang tidak digunakan dengan efisiensi sebaik-baiknya. Berbeda dengan perusahaan dalam persaingan murni, dalam ekuilibrium jangka panjang menggunakan skala optimum perusahaan pada tingkat output optimum.
  • 152. 4. PROMOSI PENJUALAN • Kegiatan promosi penjualan mungkin akan menguntungkan Sang Monopolis. Dalam pasar dengan persaingan murni tak ada gunanya melakukan kegiatan seperti itu. Sang Monopolis mungkin menggunakan kegiatan promosi penjualan untuk memperbesar pasarnya, artinya untuk menggeser kurva permintaannya ke kanan. Juga jika monopolis dapat meyakinkan masyarakat bahwa pemakaian produknya sangat diperlukan atau tak dapat digantikan dan harus disediakan dalam setiap rumah tangga, maka elastisitas permintaan pada tingkat harga dapat dikurangi. Di samping itu, kegiatan seperti itu digunakan untuk melindungi diri dari persaingan yang mungkin timbul dan untuk melindungi kedudukan monopolinya. Tujuannya untuk mengaitkan namanya dengan produk tersebut sehingga calon saingan akan sukar memasuki pasar tersebut.
  • 153. Tindakan-tindakan yang bisa dilakukan pemerintah yang bisa mengurangi dampak negatif dari monopoli terhadap masyarakat adalah: 1. Menetapkn Undang-Undang antimonopoli. 2. Pemerintah bisa mendirikan perusahaan tandingan. 3. Pemerintah bisa mendirikan perusahaan tandingan di dalam pasar dengan tujuan membatasi kekuasaan monopoli. Dengan adanya perusahaan tandingan harga dan output dapat dikendalikan 4. Mengimpor barang sejenis yang diproduksi monopolis.
  • 154. 10.6.2. PENGATURAN MONOPOLI OLEH PEMERINTAH
  • 155. PENENTUAN HARGA • Pemerintah memiliki peran dalam mengawasi dan mengatur harga pada perusahaan monopoli negara, seperti gas dan listrik, untuk mencegah keuntungan monopolis yang dianggap tidak wajar. Dengan menetapkan harga maksimum di bawah tingkat keseimbangan MR-MC, pemerintah dapat menguntungkan konsumen dengan harga yang lebih rendah dan jumlah barang yang lebih banyak. Hal ini juga mendorong perusahaan monopoli untuk memperluas output hingga biaya marginal sama dengan harga produknya. Campur tangan pemerintah diperlukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan menghindari eksploitasi keuntungan monopoli. Meskipun produsen monopoli berusaha maksimalkan laba, perbedaan antara harga dan biaya rata-rata menciptakan laba monopolis.
  • 156. • Sekarang kita perhatikan Gambar 10.6 yang menunjukkan seorang produsen monopolis sedang mendapatkan laba dengan memproduksi barang X sebanyak OQ dengan tingkat harga setinggi OP1. Laba maksimum yang dicapai monopolis tidak perlu bekerja dengan AC yang terendah (tidak efisien). Keadaan ini berbeda bila dibandingkan dengan keadaan seorang pesaing sempurna yang bekerja untuk memaksimumkan laba. • Dalam pasar persaingan sempurna seorang pengusaha atau produsen akan menghasilkan barang dengan berpedoman pada kesamaan antara biaya marjinal (MC) dan penerimaan marjinal (MR) yang juga sama dengan penerimaan rata-rata (AR) atau sama dengan tingkat harga (P), yang mana dapat ditunjukkan pada perpotongan antara kurva biaya marjinal (MC) dan kurva penerimaan rata-rata (AR)
  • 157. • Pada titik keseimbangan K itu berarti produsen akan menghasilkan barang sebanyak OQ dengan tingkat harga barang setinggi P ini berarti bahwa dengan adanya produsen monopolis jumlah barang yang dihasilkan bagi masyarakat lebih sedikit, yaitu setinggi 01' dibanding dengan apabila produsen bekerja dalam pasar persaingan sempurna (X) dan juga harga barang dalam pasar monopoli lebih tinggi dibanding dengan harga pada pasar persaingan sempuma (P). Dengan demikian, dapat dikatakan pula bahwa masyarakat mendapatkan kerugian (social loss) karena adanya pasar monopoli. Kerugian masyarakat itu ditunjukkan oleh segitiga EFG, yaitu perbedaan antara berkurangnya penerimaan total dan berkurangnya biaya total apabila kita mengurangi produksi dari OQ1 menjadi OX2.
  • 158. BAB 11 MENENTUKAN HARGA PADA PASAR OLIGOPOLI
  • 159. 11.1. PENGERTIAN PASAR OLIGOPOLI • Bentuk lain dan pasar yang banyak ditemui dalam praktik adalah pasar oligopoli, yaitu keadaan di mana hanya sedikit penjual sehingga tindakan seorang produsen akan mendorong produsen lain untuk bereaksi, Secara teoritis sulit sekali untuk menetapkan berapa jumlah perusahaan dalam pasar agar dapat dikatakan oligopoli. Penetapan jumlah perusahaan dalam pasar sebagai oligopoli sulit secara teoritis, namun sering diasumsikan kurang dari sepuluh perusahaan. Analisis dapat juga dilakukan berdasarkan rasio konsentrasi, dengan pasar dianggap oligopoli jika empat perusahaan besar menguasai lebih dari 40 persen. Interdependency di antara penjual dalam oligopoli memengaruhi penentuan output dan harga.
  • 160. CIRI LAIN OLIGOPOLY YANG DITEMUKAN OLEH DOUGLAS ADALAH: No Asumsi Keterangan 1. Jumlah penjual Lebih dari satu bisa 2,3,4, atau 10. penelitian dari Herfindal jika ada 4 Perusahaan besar (CR Four) di pasar itu yang mampu menguasai lebih dari 40 persen harga pasar. 2. Kondisi biaya Dalam jangka pendek MC bisa mengalami penurunan, konstan, dan meningkat. 3. Jumlah pembeli Produsen oligopoly dihadapkan dengan jumlah pembeli yang sangat banyak. 4. Kondisi demand Close substitute tetapi bisa homogen atau terdiferensiasi. 5. Fungsi tujuannya Dalam jangka pendek menginginkan laba yang maksimal. Sedang jangka Panjang menginginkan menguasai pasar. 6. Strategi penjualan Strategi penjualan dilakukan dengan mendorong promosi, desain produk, dan distribusi channel. 7. Reaksi rival Setiap tindakan yang berkaitan dengan harga, servis, dan kuantitas akan mendapat reaksi dari pesaing.
  • 161. • Berdasarkan kriteria CR4, struktur pasar sektor industri di Indonesia menurut Dumairy (dalam Perekonomian Indonesia) pada tahun 1997 umumnya industri di Indonesia adalah oligopoli, seperti (1) industri makanan, minuman, dan tembakau 67 persen; (2) industri kertas dan penerbitan 56 persen; (3) industri kimia 47 persen; (4) industri minyak bumi dan batubara 55 persen; (5) industri logam dasar 55 persen: (6) industri barang jadi dari logam, mesin, dan peralatannya 60 persen; (7) industripengolahan lainnya 60 persen.Pasar oligopoli merupakan pasar yang terdiri dari beberapa produsen (dua sampai dengan lima produsen), sedangkan apabila terdiri dua perusahaan disebut duopoli. • Karakter pasar oligopoli yaitu: 1. Perusahaan saling bersepakat untuk melakukan penentuan harga dan jumlah produksi. 2. Perusahaan tidak saling melakukan kesepakatan
  • 162. 11.2. DEMAND OLIGOPOLI • Struktur pasar oligopoli bisa juga terjadi dalam industri di mana wilayah pasar suatu perusahaan sangat kecil, misalnya industri pompa bensin. Pasar oligopoli terjadi ketika sedikit perusahaan dominan bersaing dalam wilayah geografis kecil, seperti industri pompa bensin. Duopoli, bentuk khusus oligopoli, melibatkan dua perusahaan dengan produk homogen. Jika salah satu perusahaan menurunkan harga untuk meningkatkan penjualan, pesaingnya akan merespons dengan penurunan harga juga. Tidak ada perusahaan yang dapat bertindak secara bebas karena setiap tindakan menimbulkan reaksi dari yang lain dalam upaya mempertahankan pangsa pasar.
  • 163. 11.2.1. MODEL OLIGOPOLI Ada beberapa model pasar oligolopoli, antara lain: • 1. Model CournotModel Model Cournot adalah model pasar duopoli yang pertama kali diteliti oleh Augustin Cournot pada tahun 1838. Dalam model ini, dua perusahaan memproduksi barang substitusi sempurna dengan struktur ongkos produksi per unit yang sama. Dalam contoh air mineral, anggap dua perusahaan memiliki sumber air yang identik tanpa biaya operasional.Perusahaan pertama memproduksi output A dengan harga PA untuk maksimalkan keuntungan dan memastikan MCMR 0. Perusahaan kedua masuk ke pasar, mengasumsikan output perusahaan pertama tetap, dan menghadapi kurva permintaan CD', memproduksi output setengah dari perusahaan pertama (AB) dengan harga PB untuk maksimalkan keuntungan. Elasticity of demand adalah 1, dan keduanya berusaha memaksimalkan laba dalam bagian pasar mereka masing- masing.
  • 164. • 2. Model Bertrand Model pasar duopoli yang kedua adalah model Bertrand yang dirumuskan pertama kali pada tahun 1883 oleh J. Bertrand yang menyatakan bahwa masing- masing perusahaan dalam pasar duopoli memperkirakan perusahaan pesaingnya untuk tetap mempertahankan tingkat harga jualnya apa pun yang ditentukan oleh perusahaan. Model Bertrand menggunakan alat analisis yang sama dengan model Cournot, yaitu menggunakanfungsi reaksi untuk menentukan posisi keseimbangan yang stabil dari pasar. Namun, model inipun tidak lepas dari kritik seperti halnya model Cournot, yaitu: a. Anggapan dalam model Bertrand mengenai perilaku produsen yang tidak pernah menggunakan pengalamannya untuk mengantisipasi pesaingnya tidaklah realistis. b.b. Masing-masing perusahaan dapat memaksimumkan keuntungannya, tetapi tidak untuk pasar. c. c. Harga keseimbangan yang terbentuk di pasar mengarah pada tingkat harga persaingan pasar, tetapi bersifat tertutup dan tidak dimungkinkan perusahaan atau pesaing baru untuk masuk/keluar pasar.
  • 165.  3. Model Chamberlin (Model untuk Pasar Kelompok Kecil) • Model Chamberlin menyatakan bahwa keseimbangan stabil di pasar terjadi apabila pasar ditetapkan satu harga. Tingkat harga ini merupakan kesepakatan bersama dari beberapa perusahaan yang ada di pasar untuk memaksimumkan keuntungannya.  4. Model Kurva Permintaan Patah (The Kinked - Demand Model) • P. Sweezy mengemukakan model ini pertama kali pada tahun 1939. Ada tiga asumsi yang merupakan dasar bagi penelaahan kurva permintaan yang patah, yaitu: • a. Terdapat industri yang dewasa dan berpengalaman dengan atau tanpa deferensiasi produk. • b. Apabila suatu perusahaan menurunkan harga, maka perusahaan-perusahaan lainnya dalam industri akan mengikuti menandingi penurunan harga tersebut. • c. Apabila perusahaan menaikkan harga, maka perusahaan-perusahaan lainnya dalam industri tidak akan mengikutinya.
  • 166.  5. Model Stackelberg • Model ini pertama kali diperkenalkan oleh Heinrich von Stackelberg tahun 1952, yang merupakan pengembangan dari model Cournot • Pada gambar di atas terlihat bentuk kurva isoprofit dan kurva reaksi yang dimiliki oleh masing-masing duopolis. Apabila perusahaan A yang kuat menduga bahwa perusahaan pesaingnya akan bereaksi atas dasar kurva reaksinya. Dengan demikian, perusahaan A akan menentukan tingkat output, yaitu di titik a (Qa) yang dapat memaksimumkan keuntungannya. Sedangkan perusahaan B sebagai pengikut menghasilkan output sebesar Qb. Akan tetapi, apabila di pasar ada dua perusahaan yang sama kuat dan keduanya berharap menjadi pemimpin pasar, maka dalam keadaan ini keseimbangan pasar yang bersifat stabil tidak akan tercapai. Keadaan seperti ini disebut dengan "ketidakseimbangan Stakelberg" (Stackelberg disequilibrium) dan gejalanya terlihat dengan adanya perang harga.
  • 167. CIRI-CIRI PASAR OLIGOPOLI: • 1. Menghasilkan atau menjual barang standar atau barang berbeda Menghasilkan barang standar misalnya perusahaan baja, aluminium, Sedangkan yang menghasilkan barang berbeda misalnya perusahaan mobil, truk, sepeda motor, dan sebagainya. • 2. Kekuatan menentukan harga kadang-kadang lemah/kuatApabila tanpa adanya kerja sama, kekuatan menentukan harga sangat terbatas. Suatu perusahaan menurunkan harga, perusahaan lain akan membalas menurunkan yang lebih besar lagi sehingga keduanya akan sama atau kehilangan pelanggan. • 3. Promosi masih diperlukanKegiatan promosi bertujuan untuk meraih pembeli baru dan mempertahankan pembeli lama, terutama pada perusahaan yang menghasilkan barang yang berbeda.
  • 168. 11.3. MODEL PENETAPAN HARGA PASAR OLIGOPOLI Pasar oligopoli ini mempunyai beberapa model dalam menetapkan harga produknya, di antaranya yang paling banyak ditemui adalah: • 1. Pasar kartel. • 2. Pasar dengan kepemimpinan harga (price leadership).
  • 169. 11.3.1. PASAR DENGAN KETEGARAN HARGA (KINKED DEMAND CURVE MODEL) • Salah satu tipe keadaan yang ditimbulkannya adalah kinked demand curve atau kurva permintaan yang patah. Seorang penjual dapat menaikkan jumlah penjualannya dengan jalan menurunkan harganya. • Perang harga dalam duopoli, bentuk ketergantungan antara dua penjual, sering terjadi karena kurangnya reaksi yang terduga. Kesepakatan harga dan kekakuan harga dapat menghasilkan kurva permintaan yang patah. Dalam kasus ketegaran harga, produsen cenderung menurunkan harga untuk mempertahankan pasar, menciptakan dinamika perang harga. Sebagai hasilnya, kurva penawaran marjinal memiliki bagian vertikal di bawah kurva permintaan yang patah.
  • 170. 11.4. PENGARUH OLIGOPOLI TERHADAP KESEJAHTERAAN Efek kesejahteraan dan bentuk pasar oligopoli kurang lebih sama dengan monopoli. Di satu pihak oligopoli menimbul efek yang negatif dalam bentuk: • 1. Adanya keuntungan yang terlalu besar (excess profit) yang dinikmati oleh para produsen oligopoli dalam jangka panjang. • 2. Adanya ketidakefisienan produksi karena setiap produsen tidak beroperasi pada AC yang minimal. • 3. Kemungkinan adanya eksploitasi terhadap konsumen maupun buruh (karena P > MC; seperti dalam kasus monopoli). • 4. Ketegaran harga sering dikatakan menunjang adanya inflasi yang dapat merugikan masyarakat makro.