SlideShare a Scribd company logo
TOLERANSI DAN
SUAIAN
ALAT BANTU DAN
ALAT UKUR KERJA
Toleransi
 Karena ketidaktelitian pada proses pembuatan yang
tidak dapat dihindari,suatu komponen tidak dapat
dibuat setepat ukuran yang diminta.
 Supaya persyaratannya dapat dipenuhi, ukuran
yang sebenarnya yang diukur pada benda kerja
boleh terletak antara dua batas ukuran yang
diizinkan.
 Perbedaan dua batas ukuran tersebut disebut
toleransi.
 Untuk memudahkan, sebuah ukuran dasar
ditentukan dan tiap-tiap batas ukuran ditentukan
oleh penyimpangan terhadap ukuran dasar tersebut.
Besar dan tanda penyimpangan diperoleh dengan
mengurangi ukuran batas dengan ukuran dasarnya.
Toleransi
 Ukuran-ukuran pada gambar suatu
komponen/benda kerja, dalam pengerjaannya pasti
terjadi penyimpangan.
 Penyimpangan-penyimpangan tersebut tergantung
pada:
- Bentuk dan ukuran benda kerja.
- Alat-alat yang dipergunakan.
- Material.
 Agar dapat dicapai ukuran benda kerja yang
diinginkan, maka dalam gambar ditunjukkan:
- ukuran nominal dan
- batas penyimpangan atas (membesar) dan bawah
(mengecil).
Toleransi
 Toleransi adalah perbedaan antara batas
penyimpangan membesar dan batas penyimpangan
mengecil dari ukuran nominal.
 Penentuan toleransi tergantung dari:
- Fungsi benda kerja
- Pasangan benda kerja.
- Penyimpangan bentuk yang diizinkan.
 Ukuran-ukuran toleransi pada gambar detail
- Toleransi ditulis dengan angka yang setingkat lebih
kecil dari angka standar untuk ukuran nominal.
- Contoh: ukuran nominal ditulis dengan ukuran huruf
sebesar 3,5 mm, toleransi dengan ukuran huruf
sebesar 2,5 mm.
Toleransi
 Penyimpangan ditulis setelah ukuran nominal
- Penyimpangan membesar ditulis di atas. Contoh:
25+0,2
- Penyimpangan mengecil ditulis di bawah (sejajar
dengan ukuran nominal).Contoh:25-0,1
- Ukuran luar (seperti poros) dan ukuran dalam (seperti
lubang) masing-masing ditulis sendiri-sendiri.
-Penyimpangan nol (0) juga harus ditulis tanpa tanda +
atau -.
 Penyimpangan ditulis dalam desimal yang sama,
kecuali penyimpangan yang bernilai 0 (nol).
 Penyimpangan yang simetri terhadap ukuran
nominalnya digunakan tanda plus/minus.
Toleransi
 Satuan ukuran dari penyimpangan harus sama
dengan satuan untuk ukuran nominalnya, dan ditulis
dengan huruf yang satu tingkat lebih kecil dari besar
huruf yang dipakai untuk ukuran nominalnya.
 Jika suatu ukuran hanya dibatasi oleh satu batasan
saja, maka singkatan min atau max ditulis di belakang
angka dari ukuran nominalnya.
 Untuk toleransi sudut: satuan ditulis dalam derajat,
menit, dan detik. Penunjukkan ukurannya sama
seperti penunjukkan untuk ukuran-ukuran panjang.
Toleransi
 Toleransi pada gambar susunan:
- Ukuran dari lubang selalu diletakkan di atas
garis penunjukkan ukuran dan ukuran dari
poros diletakkan di bawahnya.
- Penunjukkan ukurannya ditulis
“lubang/poros”, atau nomor posisinya masing-
masing.
- Untuk bagian silindris atau bujur sangkar
dicantumkan simbol yang sesuai.
Gambar
 Gambar definisi toleransi
 Gambar bagan diagram daerah toleransi
Toleransi Umum
 Penunjukkan ukuran dalam gambar pemesinan, pada
prinsipnya selalu ditentukan toleransinya.
 Pada suatu gambar bagian yang tidak memerlukan
suaian dan toleransi khusus, toleransi dituliskan pada
catatan umum dengan menentukan harga yang
diizinkan untuk semua penyimpangan-penyimpangan
dari setiap ukuran yang ada.
 Penulisan toleransi pada catatan umum mewakili
beberapa toleransi dari setiap ukuran pada gambar yang
bersangkutan.
 Toleransi umum disesuaikan menurut tabel.
 Untuk penyimpangan-penyimpangan yang di luar
toleransi umum, dicantumkan langsung pada gambar (di
belakang ukuran nominalnya).
Toleransi Standar
 Bagian-bagian/benda kerja yang telah selesai dibuat,
harus dapat dipasang-pasang/dirakit menjadi suatu
susunan benda jadi yang lengkap.
 Benda kerja hasil produksi harus dapat dipasang
dengan bebas satu dengan yang lain.
 Pemasangan bagian-bagian yang bersesuaian
mempunyai batas-batas ketentuan ukuran yang
berpasangan.
 Batas ketentuan ukuran: standar lokal suatu pabrik,
standar nasional, standar internasional.
Standar Toleransi
Internasional IT
 Toleransi, yaitu perbedaan penyimpangan
atas dan bawah, harus dipilih secara cermat
dan teliti, agar sesuai dengan persyaratan
fungsionalnya.
 Untuk keseragaman nilai toleransi standar
telah ditentukan oleh ISO/R286 (ISO System
of Limits and Fits – Sistem ISO untuk Limit
dan Suaian).
 Toleransi standar ini disebut “Toleransi
Internasional” atau “IT”.
Kualitas Toleransi
 Dalam sistem standar limit dan suaian, sekelompok
toleransi yang dianggap mempunyai ketelitian yang
setaraf untuk semua ukuran dasar, disebut Kualitas
Toleransi.
 Ditetapkan 18 kualitas toleransi mulai dari IT 01, IT
0, IT 1 sampai dengan IT 16.
 IT 01 s/d IT 4 digunakan untuk pekerjaan yang
sangat teliti, seperti alat ukur, instrumen optik dsb.
 IT 05 s/d IT 11 dipakai dalam bidang pemesinan
umum, untuk bagian-bagian mampu tukar, yang
dapat digolongkan dalam pekerjaan sangat teliti dan
pekerjaan biasa.
 IT 12 s/d IT 16 dipakai untuk pekerjaan kasar.
Toleransi Standar
 Untuk kualitas toleransi IT 5 s/d IT 16, nilai
toleransi standar dihitung dengan
menggunakan satuan toleransi, i, sbb:
i = 0,453 D + 0,001D
dalam satuan mikron, dan D, harga rata-rata
geometrik dari kelompok ukuran nominal,
dalam mm.
 Nilai toleransi standar untuk kualitas 5 s/d 16
diberikan dalam tabel berikut.
Toleransi Standar
Kualitas IT 5 IT 6 IT 7 IT 8 IT 9 IT 10
Nilai 7i 10i 16i 25i 40i 64i
Kualitas IT 11 IT 12 IT 13 IT 14 IT 15 IT 16
Nilai 100i 160i 250i 400i 640i 1000i
Toleransi Standar
 Nilai toleransi standar untuk kualitas 01 s/d 1
diberikan dalam tabel berikut.
 Nilai IT 2 s/d 4 telah ditentukan kira-kira
secara geometrik antara nilai IT 1 dan IT 5.
Kualitas IT 01 IT 0 IT 1
Nilai dalam
mikron, untuk
D dalam mm
0,3 +
0,008 D
0,5 +
0,012 D
0,8 +
0,020 D
Suaian
 Dua benda yang berhubungan mempunyai ukuran-
ukuran yang berbeda sebelum dirakit. Perbedaan
ukuran yang diizinkan untuk suatu pemakaian
tertentu dari pasangan ini, disebut Suaian.
 Terdapat tiga jenis suaian berdasarkan kedudukan
masing-masing daerah toleransi dari lubang atau
poros:
1. Suaian longgar (clearance fit)
 Suaian yang selalu menghasilkan kelonggaran
(clearance)
 Daerah toleransi lubang selalu diatas daerah toleransi
poros
Suaian
2. Suaian Pas (transition fit)
 Suaian yang dapat menghasilkan kelonggaran
ataupun kerapatan
 Daerah toleransi lubang dan daerah toleransi poros
berpotongan (sebagian saling menutupi).
3. Suaian Paksa (interference fit)
 Suaian yang selalu menghasilkan kerapatan
(interference)
 Daerah toleransi lubang selalu terletak dibawah
daerah toleransi poros
Sistem Basis Lubang
 Semua toleransi lubang ditentukan di daerah “H” tanpa
mengindahkan tingkatan suaian yang akan dibuat.
 Batas ukuran terkecil dari setiap lubang tergantung dari garis batas
dasar.
 Daerah toleransi-nya terletak pada garis batas dasar.
 Tingkatan suaian yang diinginkan, dibuat dengan cara mengubah-
ubah ukuran “poros”.
 Suaian longgar (clearance fits): toleransi lubang selalu dengan “H”
dan poros dari “a” hingga “h”.
 Suaian pas (transition fits): toleransi lubang selalu dengan “H” dan
poros dari “j” hingga “n”.
 Suaian paksa (interference fits): toleransi lubang selalu dengan “H”
dan poros dari “p” hingga “z”.
 Sistem basis lubang digunakan pada suaian-suaian: alat-alat mesin,
motor, mobil, roda kereta api, kapal terbang.
Sistem Basis Poros
 Semua toleransi poros ditentukan di daerah “h” tanpa
mengindahkan tingkatan suaian yang akan dibuat.
 Batas ukuran terbesar untuk setiap poros tergantung pada garis
batas dasar.
 Daerah toleransi-nya terletak pada garis batas dasar.
 Tingkatan suaian yang diinginkan dibuat dengan cara mengubah-
ubah ukuran “lubang”.
 Suaian longgar (clearance fits): toleransi poros selalu “h” dan
lubang dari “A” hingga “H”.
 Suaian pas (transition fits): toleransi poros selalu “h” dan lubang
dari “J” hingga “N”.
 Suaian paksa (interference fits): toleransi poros selalu “h” dan
lubang dari “P” hingga “Z”.
 Sistem basis poros digunakan pada suaian: alat-alat pemindah,
elektro motor, mesin derek, mesin tekstil, mesin pertanian, alat-
alat mesin yang presisi.
Gambar
 Gambar suaian longgar
 Gambar suaian pas
 Gambar suaian paksa
Sistem Suaian
1. Sistem satuan lubang
 Penyimpangan bawah dari lubang diambil sama
dengan nol
 Poros dengan berbagai penyimpangan
disesuaikan pada lubang dasar
2. Sistem satuan poros
 Penyimpangan atas dari lubang diambil sama
dengan nol
 Lubang dengan berbagai penyimpangan
disesuaikan pada poros dasar
Gambar
 Gambar sistem satuan lubang
 Gambar sistem satuan poros

More Related Content

What's hot

2 mesin dan pemrograman cnc
2 mesin dan pemrograman cnc2 mesin dan pemrograman cnc
2 mesin dan pemrograman cnc
Mahros Darsin
 
Metrologi Industri
Metrologi IndustriMetrologi Industri
Metrologi IndustriOpi Sumardi
 
Dasar perencanaan elemen mesin
Dasar perencanaan elemen mesinDasar perencanaan elemen mesin
Dasar perencanaan elemen mesin
Rinaldi Sihombing
 
Modul Praktikum Pada Mesin CNC TU 2A 2020
Modul Praktikum Pada Mesin CNC TU 2A 2020Modul Praktikum Pada Mesin CNC TU 2A 2020
Modul Praktikum Pada Mesin CNC TU 2A 2020
BrianAwiruddin
 
ATURAN DAN CARA MEMBERI UKURAN GAMBAR
ATURAN DAN CARA MEMBERI UKURAN GAMBARATURAN DAN CARA MEMBERI UKURAN GAMBAR
ATURAN DAN CARA MEMBERI UKURAN GAMBAR
MOSES HADUN
 
Baut dan Mur
Baut dan MurBaut dan Mur
Baut dan Mur
Khairul Fadli
 
Roda gigi dan Proses Perancangan
Roda gigi dan Proses PerancanganRoda gigi dan Proses Perancangan
Roda gigi dan Proses Perancangan
Natalino Fonseca
 
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban PuntirElemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Dewi Izza
 
Presentasi proses pemesinan dasar
Presentasi proses pemesinan dasarPresentasi proses pemesinan dasar
Presentasi proses pemesinan dasar
randy suwandy
 
Perancangan Chassis Mobil Listrik Prototype “Ababil” dan Simulasi Pembebanan ...
Perancangan Chassis Mobil Listrik Prototype “Ababil” dan Simulasi Pembebanan ...Perancangan Chassis Mobil Listrik Prototype “Ababil” dan Simulasi Pembebanan ...
Perancangan Chassis Mobil Listrik Prototype “Ababil” dan Simulasi Pembebanan ...
Meda Aji Saputro
 
Elemen Mesin II - Rantai
Elemen Mesin II - RantaiElemen Mesin II - Rantai
Elemen Mesin II - Rantai
Charis Muhammad
 
Slide Materi - Toleransi dan Suaian_ Sesi 2.pptx
Slide Materi - Toleransi dan Suaian_ Sesi 2.pptxSlide Materi - Toleransi dan Suaian_ Sesi 2.pptx
Slide Materi - Toleransi dan Suaian_ Sesi 2.pptx
MahbubMuttahid2
 
Metrologi industri (2)
Metrologi industri (2)Metrologi industri (2)
Metrologi industri (2)
muhammad ivanto
 
Ukuran etiket dan garis tepi menurut standar iso
Ukuran etiket dan garis tepi menurut standar isoUkuran etiket dan garis tepi menurut standar iso
Ukuran etiket dan garis tepi menurut standar iso
Thoharudin Hanafi
 
Poros present (elemen mesin)
Poros present (elemen mesin)Poros present (elemen mesin)
Poros present (elemen mesin)
Khairul Fadli
 
Kualifikasi Posisi LAS.ppt
Kualifikasi Posisi LAS.pptKualifikasi Posisi LAS.ppt
Kualifikasi Posisi LAS.ppt
AdityaKurniawan95
 
Perawatan Mesin Frais (Maintenance of milling Machine)
Perawatan Mesin Frais (Maintenance of milling Machine)Perawatan Mesin Frais (Maintenance of milling Machine)
Perawatan Mesin Frais (Maintenance of milling Machine)
Hamid Abdillah
 
Modul1 pendahuluan Metrologi Industri
Modul1 pendahuluan Metrologi IndustriModul1 pendahuluan Metrologi Industri
Modul1 pendahuluan Metrologi Industri
Sally Cahyati
 

What's hot (20)

2 mesin dan pemrograman cnc
2 mesin dan pemrograman cnc2 mesin dan pemrograman cnc
2 mesin dan pemrograman cnc
 
Metrologi Industri
Metrologi IndustriMetrologi Industri
Metrologi Industri
 
Rumus perhitungan roda gigi lurus
Rumus perhitungan roda gigi lurusRumus perhitungan roda gigi lurus
Rumus perhitungan roda gigi lurus
 
Dasar perencanaan elemen mesin
Dasar perencanaan elemen mesinDasar perencanaan elemen mesin
Dasar perencanaan elemen mesin
 
Modul Praktikum Pada Mesin CNC TU 2A 2020
Modul Praktikum Pada Mesin CNC TU 2A 2020Modul Praktikum Pada Mesin CNC TU 2A 2020
Modul Praktikum Pada Mesin CNC TU 2A 2020
 
ATURAN DAN CARA MEMBERI UKURAN GAMBAR
ATURAN DAN CARA MEMBERI UKURAN GAMBARATURAN DAN CARA MEMBERI UKURAN GAMBAR
ATURAN DAN CARA MEMBERI UKURAN GAMBAR
 
Toleransi 2
Toleransi 2Toleransi 2
Toleransi 2
 
Baut dan Mur
Baut dan MurBaut dan Mur
Baut dan Mur
 
Roda gigi dan Proses Perancangan
Roda gigi dan Proses PerancanganRoda gigi dan Proses Perancangan
Roda gigi dan Proses Perancangan
 
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban PuntirElemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
 
Presentasi proses pemesinan dasar
Presentasi proses pemesinan dasarPresentasi proses pemesinan dasar
Presentasi proses pemesinan dasar
 
Perancangan Chassis Mobil Listrik Prototype “Ababil” dan Simulasi Pembebanan ...
Perancangan Chassis Mobil Listrik Prototype “Ababil” dan Simulasi Pembebanan ...Perancangan Chassis Mobil Listrik Prototype “Ababil” dan Simulasi Pembebanan ...
Perancangan Chassis Mobil Listrik Prototype “Ababil” dan Simulasi Pembebanan ...
 
Elemen Mesin II - Rantai
Elemen Mesin II - RantaiElemen Mesin II - Rantai
Elemen Mesin II - Rantai
 
Slide Materi - Toleransi dan Suaian_ Sesi 2.pptx
Slide Materi - Toleransi dan Suaian_ Sesi 2.pptxSlide Materi - Toleransi dan Suaian_ Sesi 2.pptx
Slide Materi - Toleransi dan Suaian_ Sesi 2.pptx
 
Metrologi industri (2)
Metrologi industri (2)Metrologi industri (2)
Metrologi industri (2)
 
Ukuran etiket dan garis tepi menurut standar iso
Ukuran etiket dan garis tepi menurut standar isoUkuran etiket dan garis tepi menurut standar iso
Ukuran etiket dan garis tepi menurut standar iso
 
Poros present (elemen mesin)
Poros present (elemen mesin)Poros present (elemen mesin)
Poros present (elemen mesin)
 
Kualifikasi Posisi LAS.ppt
Kualifikasi Posisi LAS.pptKualifikasi Posisi LAS.ppt
Kualifikasi Posisi LAS.ppt
 
Perawatan Mesin Frais (Maintenance of milling Machine)
Perawatan Mesin Frais (Maintenance of milling Machine)Perawatan Mesin Frais (Maintenance of milling Machine)
Perawatan Mesin Frais (Maintenance of milling Machine)
 
Modul1 pendahuluan Metrologi Industri
Modul1 pendahuluan Metrologi IndustriModul1 pendahuluan Metrologi Industri
Modul1 pendahuluan Metrologi Industri
 

Similar to TOLERANSI DAN SUAIAN.ppt

TEKNIK GAMBAR MANUFAKTUR 3.1 Toleransi.pptx
TEKNIK GAMBAR MANUFAKTUR 3.1 Toleransi.pptxTEKNIK GAMBAR MANUFAKTUR 3.1 Toleransi.pptx
TEKNIK GAMBAR MANUFAKTUR 3.1 Toleransi.pptx
BumiRajendra
 
PPT Modul 12.pptx
PPT Modul 12.pptxPPT Modul 12.pptx
PPT Modul 12.pptx
ekoapriantonugroho
 
Materi kd 1
Materi kd 1Materi kd 1
Materi kd 1
gona tri
 
TOLERANSI KONFIGURASI KEKASARAN PERMUKAAN
TOLERANSI KONFIGURASI KEKASARAN PERMUKAANTOLERANSI KONFIGURASI KEKASARAN PERMUKAAN
TOLERANSI KONFIGURASI KEKASARAN PERMUKAAN
nushronali
 
Tolerance .
Tolerance  .Tolerance  .
Tolerance .
theymind
 
Bahan bacaan 2.3 sketsa
Bahan bacaan 2.3 sketsaBahan bacaan 2.3 sketsa
Bahan bacaan 2.3 sketsa
Hendra Arie
 
Bahan bacaan 2.3 sketsa
Bahan bacaan 2.3 sketsaBahan bacaan 2.3 sketsa
Bahan bacaan 2.3 sketsa
arie eric
 
teknikgambarmanufaktur.pptx
teknikgambarmanufaktur.pptxteknikgambarmanufaktur.pptx
teknikgambarmanufaktur.pptx
pes20226
 
Modul Teknik gambar manufaktur 2018
Modul Teknik gambar manufaktur 2018Modul Teknik gambar manufaktur 2018
Modul Teknik gambar manufaktur 2018
Sarwanto.S.Pd.T
 
MATERI TEKNIK GAMBAR MANUFAKTUR UNTUK SMK MESIN
MATERI TEKNIK GAMBAR MANUFAKTUR UNTUK SMK MESINMATERI TEKNIK GAMBAR MANUFAKTUR UNTUK SMK MESIN
MATERI TEKNIK GAMBAR MANUFAKTUR UNTUK SMK MESIN
Sarwanto.S.Pd.T
 
75af5282c83fad73ddc6b2a6bae0a4f0 (3).ppt
75af5282c83fad73ddc6b2a6bae0a4f0 (3).ppt75af5282c83fad73ddc6b2a6bae0a4f0 (3).ppt
75af5282c83fad73ddc6b2a6bae0a4f0 (3).ppt
Dickyharsono1
 
RUMAH 231Pemberian nomor gambar dilakukan dengan 3 sistem cara : 1. Sistem Un...
RUMAH 231Pemberian nomor gambar dilakukan dengan 3 sistem cara : 1. Sistem Un...RUMAH 231Pemberian nomor gambar dilakukan dengan 3 sistem cara : 1. Sistem Un...
RUMAH 231Pemberian nomor gambar dilakukan dengan 3 sistem cara : 1. Sistem Un...
nonidwiki
 
Dasar Gambar Teknik
Dasar Gambar TeknikDasar Gambar Teknik
Dasar Gambar Teknik
ardanlehrer
 
Dasar mengambar Teknik
Dasar mengambar TeknikDasar mengambar Teknik
Dasar mengambar Teknik
SuciAyuLestari9
 
Dasar gambar-teknik 4
Dasar gambar-teknik 4Dasar gambar-teknik 4
Dasar gambar-teknik 4
MOSES HADUN
 
Dasar gambar teknik
Dasar gambar teknikDasar gambar teknik
Dasar gambar teknik
MOSES HADUN
 
Dasar gambar teknik 3
Dasar gambar teknik 3Dasar gambar teknik 3
Dasar gambar teknik 3
MOSES HADUN
 
dasar GAMBAR manufaktur teknik mesin .ppt
dasar GAMBAR manufaktur teknik mesin .pptdasar GAMBAR manufaktur teknik mesin .ppt
dasar GAMBAR manufaktur teknik mesin .ppt
Dyahseptiwi
 
Ppt modul 5 kb2
Ppt modul 5 kb2Ppt modul 5 kb2
Ppt modul 5 kb2
PPGhybrid3
 
metrologi-industri-12120409101
metrologi-industri-12120409101metrologi-industri-12120409101
metrologi-industri-12120409101
anggah12
 

Similar to TOLERANSI DAN SUAIAN.ppt (20)

TEKNIK GAMBAR MANUFAKTUR 3.1 Toleransi.pptx
TEKNIK GAMBAR MANUFAKTUR 3.1 Toleransi.pptxTEKNIK GAMBAR MANUFAKTUR 3.1 Toleransi.pptx
TEKNIK GAMBAR MANUFAKTUR 3.1 Toleransi.pptx
 
PPT Modul 12.pptx
PPT Modul 12.pptxPPT Modul 12.pptx
PPT Modul 12.pptx
 
Materi kd 1
Materi kd 1Materi kd 1
Materi kd 1
 
TOLERANSI KONFIGURASI KEKASARAN PERMUKAAN
TOLERANSI KONFIGURASI KEKASARAN PERMUKAANTOLERANSI KONFIGURASI KEKASARAN PERMUKAAN
TOLERANSI KONFIGURASI KEKASARAN PERMUKAAN
 
Tolerance .
Tolerance  .Tolerance  .
Tolerance .
 
Bahan bacaan 2.3 sketsa
Bahan bacaan 2.3 sketsaBahan bacaan 2.3 sketsa
Bahan bacaan 2.3 sketsa
 
Bahan bacaan 2.3 sketsa
Bahan bacaan 2.3 sketsaBahan bacaan 2.3 sketsa
Bahan bacaan 2.3 sketsa
 
teknikgambarmanufaktur.pptx
teknikgambarmanufaktur.pptxteknikgambarmanufaktur.pptx
teknikgambarmanufaktur.pptx
 
Modul Teknik gambar manufaktur 2018
Modul Teknik gambar manufaktur 2018Modul Teknik gambar manufaktur 2018
Modul Teknik gambar manufaktur 2018
 
MATERI TEKNIK GAMBAR MANUFAKTUR UNTUK SMK MESIN
MATERI TEKNIK GAMBAR MANUFAKTUR UNTUK SMK MESINMATERI TEKNIK GAMBAR MANUFAKTUR UNTUK SMK MESIN
MATERI TEKNIK GAMBAR MANUFAKTUR UNTUK SMK MESIN
 
75af5282c83fad73ddc6b2a6bae0a4f0 (3).ppt
75af5282c83fad73ddc6b2a6bae0a4f0 (3).ppt75af5282c83fad73ddc6b2a6bae0a4f0 (3).ppt
75af5282c83fad73ddc6b2a6bae0a4f0 (3).ppt
 
RUMAH 231Pemberian nomor gambar dilakukan dengan 3 sistem cara : 1. Sistem Un...
RUMAH 231Pemberian nomor gambar dilakukan dengan 3 sistem cara : 1. Sistem Un...RUMAH 231Pemberian nomor gambar dilakukan dengan 3 sistem cara : 1. Sistem Un...
RUMAH 231Pemberian nomor gambar dilakukan dengan 3 sistem cara : 1. Sistem Un...
 
Dasar Gambar Teknik
Dasar Gambar TeknikDasar Gambar Teknik
Dasar Gambar Teknik
 
Dasar mengambar Teknik
Dasar mengambar TeknikDasar mengambar Teknik
Dasar mengambar Teknik
 
Dasar gambar-teknik 4
Dasar gambar-teknik 4Dasar gambar-teknik 4
Dasar gambar-teknik 4
 
Dasar gambar teknik
Dasar gambar teknikDasar gambar teknik
Dasar gambar teknik
 
Dasar gambar teknik 3
Dasar gambar teknik 3Dasar gambar teknik 3
Dasar gambar teknik 3
 
dasar GAMBAR manufaktur teknik mesin .ppt
dasar GAMBAR manufaktur teknik mesin .pptdasar GAMBAR manufaktur teknik mesin .ppt
dasar GAMBAR manufaktur teknik mesin .ppt
 
Ppt modul 5 kb2
Ppt modul 5 kb2Ppt modul 5 kb2
Ppt modul 5 kb2
 
metrologi-industri-12120409101
metrologi-industri-12120409101metrologi-industri-12120409101
metrologi-industri-12120409101
 

TOLERANSI DAN SUAIAN.ppt

  • 1. TOLERANSI DAN SUAIAN ALAT BANTU DAN ALAT UKUR KERJA
  • 2. Toleransi  Karena ketidaktelitian pada proses pembuatan yang tidak dapat dihindari,suatu komponen tidak dapat dibuat setepat ukuran yang diminta.  Supaya persyaratannya dapat dipenuhi, ukuran yang sebenarnya yang diukur pada benda kerja boleh terletak antara dua batas ukuran yang diizinkan.  Perbedaan dua batas ukuran tersebut disebut toleransi.  Untuk memudahkan, sebuah ukuran dasar ditentukan dan tiap-tiap batas ukuran ditentukan oleh penyimpangan terhadap ukuran dasar tersebut. Besar dan tanda penyimpangan diperoleh dengan mengurangi ukuran batas dengan ukuran dasarnya.
  • 3. Toleransi  Ukuran-ukuran pada gambar suatu komponen/benda kerja, dalam pengerjaannya pasti terjadi penyimpangan.  Penyimpangan-penyimpangan tersebut tergantung pada: - Bentuk dan ukuran benda kerja. - Alat-alat yang dipergunakan. - Material.  Agar dapat dicapai ukuran benda kerja yang diinginkan, maka dalam gambar ditunjukkan: - ukuran nominal dan - batas penyimpangan atas (membesar) dan bawah (mengecil).
  • 4. Toleransi  Toleransi adalah perbedaan antara batas penyimpangan membesar dan batas penyimpangan mengecil dari ukuran nominal.  Penentuan toleransi tergantung dari: - Fungsi benda kerja - Pasangan benda kerja. - Penyimpangan bentuk yang diizinkan.  Ukuran-ukuran toleransi pada gambar detail - Toleransi ditulis dengan angka yang setingkat lebih kecil dari angka standar untuk ukuran nominal. - Contoh: ukuran nominal ditulis dengan ukuran huruf sebesar 3,5 mm, toleransi dengan ukuran huruf sebesar 2,5 mm.
  • 5. Toleransi  Penyimpangan ditulis setelah ukuran nominal - Penyimpangan membesar ditulis di atas. Contoh: 25+0,2 - Penyimpangan mengecil ditulis di bawah (sejajar dengan ukuran nominal).Contoh:25-0,1 - Ukuran luar (seperti poros) dan ukuran dalam (seperti lubang) masing-masing ditulis sendiri-sendiri. -Penyimpangan nol (0) juga harus ditulis tanpa tanda + atau -.  Penyimpangan ditulis dalam desimal yang sama, kecuali penyimpangan yang bernilai 0 (nol).  Penyimpangan yang simetri terhadap ukuran nominalnya digunakan tanda plus/minus.
  • 6. Toleransi  Satuan ukuran dari penyimpangan harus sama dengan satuan untuk ukuran nominalnya, dan ditulis dengan huruf yang satu tingkat lebih kecil dari besar huruf yang dipakai untuk ukuran nominalnya.  Jika suatu ukuran hanya dibatasi oleh satu batasan saja, maka singkatan min atau max ditulis di belakang angka dari ukuran nominalnya.  Untuk toleransi sudut: satuan ditulis dalam derajat, menit, dan detik. Penunjukkan ukurannya sama seperti penunjukkan untuk ukuran-ukuran panjang.
  • 7. Toleransi  Toleransi pada gambar susunan: - Ukuran dari lubang selalu diletakkan di atas garis penunjukkan ukuran dan ukuran dari poros diletakkan di bawahnya. - Penunjukkan ukurannya ditulis “lubang/poros”, atau nomor posisinya masing- masing. - Untuk bagian silindris atau bujur sangkar dicantumkan simbol yang sesuai.
  • 8. Gambar  Gambar definisi toleransi  Gambar bagan diagram daerah toleransi
  • 9. Toleransi Umum  Penunjukkan ukuran dalam gambar pemesinan, pada prinsipnya selalu ditentukan toleransinya.  Pada suatu gambar bagian yang tidak memerlukan suaian dan toleransi khusus, toleransi dituliskan pada catatan umum dengan menentukan harga yang diizinkan untuk semua penyimpangan-penyimpangan dari setiap ukuran yang ada.  Penulisan toleransi pada catatan umum mewakili beberapa toleransi dari setiap ukuran pada gambar yang bersangkutan.  Toleransi umum disesuaikan menurut tabel.  Untuk penyimpangan-penyimpangan yang di luar toleransi umum, dicantumkan langsung pada gambar (di belakang ukuran nominalnya).
  • 10. Toleransi Standar  Bagian-bagian/benda kerja yang telah selesai dibuat, harus dapat dipasang-pasang/dirakit menjadi suatu susunan benda jadi yang lengkap.  Benda kerja hasil produksi harus dapat dipasang dengan bebas satu dengan yang lain.  Pemasangan bagian-bagian yang bersesuaian mempunyai batas-batas ketentuan ukuran yang berpasangan.  Batas ketentuan ukuran: standar lokal suatu pabrik, standar nasional, standar internasional.
  • 11. Standar Toleransi Internasional IT  Toleransi, yaitu perbedaan penyimpangan atas dan bawah, harus dipilih secara cermat dan teliti, agar sesuai dengan persyaratan fungsionalnya.  Untuk keseragaman nilai toleransi standar telah ditentukan oleh ISO/R286 (ISO System of Limits and Fits – Sistem ISO untuk Limit dan Suaian).  Toleransi standar ini disebut “Toleransi Internasional” atau “IT”.
  • 12. Kualitas Toleransi  Dalam sistem standar limit dan suaian, sekelompok toleransi yang dianggap mempunyai ketelitian yang setaraf untuk semua ukuran dasar, disebut Kualitas Toleransi.  Ditetapkan 18 kualitas toleransi mulai dari IT 01, IT 0, IT 1 sampai dengan IT 16.  IT 01 s/d IT 4 digunakan untuk pekerjaan yang sangat teliti, seperti alat ukur, instrumen optik dsb.  IT 05 s/d IT 11 dipakai dalam bidang pemesinan umum, untuk bagian-bagian mampu tukar, yang dapat digolongkan dalam pekerjaan sangat teliti dan pekerjaan biasa.  IT 12 s/d IT 16 dipakai untuk pekerjaan kasar.
  • 13. Toleransi Standar  Untuk kualitas toleransi IT 5 s/d IT 16, nilai toleransi standar dihitung dengan menggunakan satuan toleransi, i, sbb: i = 0,453 D + 0,001D dalam satuan mikron, dan D, harga rata-rata geometrik dari kelompok ukuran nominal, dalam mm.  Nilai toleransi standar untuk kualitas 5 s/d 16 diberikan dalam tabel berikut.
  • 14. Toleransi Standar Kualitas IT 5 IT 6 IT 7 IT 8 IT 9 IT 10 Nilai 7i 10i 16i 25i 40i 64i Kualitas IT 11 IT 12 IT 13 IT 14 IT 15 IT 16 Nilai 100i 160i 250i 400i 640i 1000i
  • 15. Toleransi Standar  Nilai toleransi standar untuk kualitas 01 s/d 1 diberikan dalam tabel berikut.  Nilai IT 2 s/d 4 telah ditentukan kira-kira secara geometrik antara nilai IT 1 dan IT 5. Kualitas IT 01 IT 0 IT 1 Nilai dalam mikron, untuk D dalam mm 0,3 + 0,008 D 0,5 + 0,012 D 0,8 + 0,020 D
  • 16. Suaian  Dua benda yang berhubungan mempunyai ukuran- ukuran yang berbeda sebelum dirakit. Perbedaan ukuran yang diizinkan untuk suatu pemakaian tertentu dari pasangan ini, disebut Suaian.  Terdapat tiga jenis suaian berdasarkan kedudukan masing-masing daerah toleransi dari lubang atau poros: 1. Suaian longgar (clearance fit)  Suaian yang selalu menghasilkan kelonggaran (clearance)  Daerah toleransi lubang selalu diatas daerah toleransi poros
  • 17. Suaian 2. Suaian Pas (transition fit)  Suaian yang dapat menghasilkan kelonggaran ataupun kerapatan  Daerah toleransi lubang dan daerah toleransi poros berpotongan (sebagian saling menutupi). 3. Suaian Paksa (interference fit)  Suaian yang selalu menghasilkan kerapatan (interference)  Daerah toleransi lubang selalu terletak dibawah daerah toleransi poros
  • 18. Sistem Basis Lubang  Semua toleransi lubang ditentukan di daerah “H” tanpa mengindahkan tingkatan suaian yang akan dibuat.  Batas ukuran terkecil dari setiap lubang tergantung dari garis batas dasar.  Daerah toleransi-nya terletak pada garis batas dasar.  Tingkatan suaian yang diinginkan, dibuat dengan cara mengubah- ubah ukuran “poros”.  Suaian longgar (clearance fits): toleransi lubang selalu dengan “H” dan poros dari “a” hingga “h”.  Suaian pas (transition fits): toleransi lubang selalu dengan “H” dan poros dari “j” hingga “n”.  Suaian paksa (interference fits): toleransi lubang selalu dengan “H” dan poros dari “p” hingga “z”.  Sistem basis lubang digunakan pada suaian-suaian: alat-alat mesin, motor, mobil, roda kereta api, kapal terbang.
  • 19. Sistem Basis Poros  Semua toleransi poros ditentukan di daerah “h” tanpa mengindahkan tingkatan suaian yang akan dibuat.  Batas ukuran terbesar untuk setiap poros tergantung pada garis batas dasar.  Daerah toleransi-nya terletak pada garis batas dasar.  Tingkatan suaian yang diinginkan dibuat dengan cara mengubah- ubah ukuran “lubang”.  Suaian longgar (clearance fits): toleransi poros selalu “h” dan lubang dari “A” hingga “H”.  Suaian pas (transition fits): toleransi poros selalu “h” dan lubang dari “J” hingga “N”.  Suaian paksa (interference fits): toleransi poros selalu “h” dan lubang dari “P” hingga “Z”.  Sistem basis poros digunakan pada suaian: alat-alat pemindah, elektro motor, mesin derek, mesin tekstil, mesin pertanian, alat- alat mesin yang presisi.
  • 20. Gambar  Gambar suaian longgar  Gambar suaian pas  Gambar suaian paksa
  • 21. Sistem Suaian 1. Sistem satuan lubang  Penyimpangan bawah dari lubang diambil sama dengan nol  Poros dengan berbagai penyimpangan disesuaikan pada lubang dasar 2. Sistem satuan poros  Penyimpangan atas dari lubang diambil sama dengan nol  Lubang dengan berbagai penyimpangan disesuaikan pada poros dasar
  • 22. Gambar  Gambar sistem satuan lubang  Gambar sistem satuan poros