3. Adler berpendapat bahwa manusia
dimotivasi oleh hubungan sosial, bukan
dorongan seksual. Permasalahan
individu pada hakikatnya bersifat sosial.
Dalam tindakan dan interaksi dalam
setiap kelompok, individu
mengekspresikan tujuan mereka, rasa
memiliki, niat mereka dan
keterhubungan sosial. Teori-teori milik
Adler berfokus pada perasaan
inferioritas beserta bagaimana cara
perasaan inferioritas ini mendorong
kreativitas individu.
Rudi adalah seorang mahasiswa yang selalu
merasa kurang mampu dan tidak berarti
dibandingkan dengan teman-temannya. Ia sering
merasa rendah diri karena prestasi akademisnya
yang tidak sebaik teman-temannya. Dalam
pandangan Adlerian, Rudi mungkin mengalami
inferioritas yang mendalam karena dia merasa
tidak mampu memenuhi standar yang dia
tetapkan untuk dirinya sendiri. Dia mungkin
telah mengalami pengalaman traumatis di masa
kecil, seperti merasa tidak diakui atau diabaikan,
yang menyebabkan perasaan inferioritasnya.
Dalam terapi Adlerian, fokus akan diberikan pada
membantu Rudi membangun kepercayaan diri
yang lebih baik dan memahami bahwa nilai sejati
seseorang tidak hanya ditentukan oleh prestasi
akademis.
4. Dalam Konteks Adlerian atau Psikologi
Individual, konsep persepsi subyektif
mengacu pada cara individu menghadapi
dan memandang dunianya secara pribadi.
Hal ini mencakup cara individu memahami
diri sendiri, orang lain, dan lingkungan
sekitarnya. Persepsi subjektif merupakan
bagian integral dari pandangan Adlerian
mengenai psikologi individu dan
pembentukan kepribadian.
Seseorang yang merasa rendah diri
mungkin melihat dunia sebagai tempat
yang tidak ramah dan sulit untuk
mencapai kesuksesan. Mereka mungkin
menginterpretasikan tindakan orang lain
sebagai bentuk konfirmasi dari keyakinan
mereka tentang ketidakmampuan mereka.
Dalam pandangan Adler, pengalaman
individu dan bagaimana mereka mengatasi
tantangan hidup mereka dapat
mempengaruhi persepsi mereka terhadap
realitas.
5. Menurut pendapat Adler, individu
dipandang sebagai sesuatu yang tidak
dapat dibagi, lahir, tumbuh, dan hidup
dalam konteks budaya, sosial, dan
keluarga.
Adler menekankan bahwa kepribadian
manusia menjadi satu kesatuan melalui
pengembangan tujuan hidup, pikiran,
perasaan, keyakinan, sikap, dan tindakan
setiap individu merupakan ekspresi
keunikannya.
Seorang remaja bernama Jono, yang
kehilangan kedua kakinya akibat
kecelakaan Dalam analisis kasus ini,
teori Adlerian digunakan untuk
menjelaskan bagaimana kehilangan
kedua kakinya mempengaruhi
perilaku, perasaan, dan kepribadian
Jono. Adler menganggap bahwa
kepribadian manusia terhubung
dengan lingkungan dan orang lain, dan
kepribadian Jono dapat dibentuk oleh
gaya hidup yang salah yang diikuti
oleh ayahnya.
6. Adler memperkenalkan konsep kepentingan
sosial atau Gemeinschaftsgefuehl, yaitu
perasaan komunitas dalam tindakan. Menurut
Adler, pengembangan minat sosial atau rasa
tanggung jawab sosial merupakan tujuan
terapi untuk banyak klien. Kepentingan sosial
menjadi arah yang sehat secara mental bagi
perjuangan bawaan menuju kesempurnaan
bagi manusia, sebab ketika minat sosial
seseorang berkembang, kapasitas empati dan
altruisme juga meningkat.
Seorang ibu tunggal yang bekerja keras
membesarkan anak tunggalnya di lingkungan
perkotaan yang padat. Meskipun dia menghadapi
tekanan ekonomi dan tantangan dalam menjaga
keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan
pribadi, dia secara aktif terlibat dalam kegiatan
sosial dan komunitas di sekitarnya. Ibu ini mungkin
menjadi sukarelawan di tempat penitipan anak
setempat, berpartisipasi dalam kelompok dukungan
untuk orang tua tunggal, atau terlibat dalam
inisiatif lingkungan seperti membersihkan taman
kota atau memperjuangkan fasilitas umum yang
lebih baik. Melalui keterlibatannya dalam kegiatan
sosial dan dukungannya terhadap komunitas, ibu
ini tidak hanya merasa didukung dan terhubung
dengan orang lain, tetapi juga merasa memiliki
peran yang bermakna di luar perannya sebagai ibu
tunggal.
7. Adlerian menekankan kegunaan konstelasi
keluarga, menyelidiki hubungan orang tua,
interaksi orang tua-anak, suasana keluarga, dan
hubungan urutan kelahiran/saudara kandung
(Bitter et al., 2002). Dari semua pengaruh dalam
konstelasi keluarga, Adler paling dikenal karena
konseptualisasi fenomenologisnya tentang
urutan kelahiran dan dampaknya. Penganut
Adler memandang urutan kelahiran sebagai
“sudut pandang yang menguntungkan dalam
memandang kehidupan. Adler mengidentifikasi
lima posisi kelahiran yang ia gambarkan secara
rinci: satu-satunya, tertua, kedua dari dua,
tengah, dan termuda.
Seorang anak pertama dalam keluarga mungkin
merasa tekanan untuk menjadi teladan bagi adik-
adiknya. Mereka mungkin merasa tanggung jawab
untuk mencapai kesuksesan dan memenuhi
harapan orang tua. Namun, tekanan ini juga bisa
membuat mereka merasa tertekan dan kehilangan
kebebasan untuk mengeksplorasi minat dan bakat
mereka sendiri. Di sisi lain, anak-anak yang lebih
muda mungkin merasa kurang diperhatikan atau
diabaikan oleh orang tua karena fokus yang lebih
besar pada anak pertama. Hal ini bisa membuat
mereka merasa perlu bersaing untuk mendapatkan
perhatian dan pengakuan, atau mungkin
mengembangkan rasa inferioritas karena merasa
tidak sebanding dengan kakak mereka dalam hal
prestasi atau perhatian.
8. Pendekatan Adlerian memberikan pemahaman yang
dalam tentang sifat manusia, motivasi, dan dinamika
dalam konteks sosial dan individu. Adler menekankan
pentingnya hubungan sosial, perasaan inferioritas,
kesatuan kepribadian, kepentingan sosial, serta
pengaruh urutan kelahiran dalam membentuk
kepribadian dan perilaku seseorang.