Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan sampah, termasuk definisi sampah, jenis dan sumber sampah, pengolahan sampah, dan pengelolaan tempat pembuangan akhir (TPA). Dibahas pula tantangan dan strategi pengelolaan sampah di Indonesia, seperti belum optimalnya pengurangan sampah dari sumber dan pengolahan sampah di TPA yang belum memenuhi standar.
Sampah dapat dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan sifatnya, sumbernya, dan cara pengelolaannya. Komposisi dan jumlah sampah dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti jumlah penduduk, aktivitas, gaya hidup, dan iklim. Sampah dapat berdampak buruk pada kesehatan dan lingkungan jika tidak dikelola dengan baik, namun di masa mendatang dapat pula dimanfaatkan sebagai
Makalah ini membahas tentang sampah dan limbah sebagai penyebab kerusakan ekosistem bumi. Sampah dan limbah yang dibuang sembarangan dapat mencemari lingkungan dan menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Makalah ini menjelaskan jenis dan sumber limbah serta dampaknya terhadap lingkungan dan kesehatan jika tidak dikelola dengan baik. Perlunya kebijakan pengelolaan sampah yang menyeluruh dari pemerintah
Limbah berasal dari berbagai aktivitas manusia dan alam yang berbentuk padat, cair, dan gas. Sampah kota umumnya terdiri atas organik dan anorganik yang tidak berguna lagi tetapi dapat didaur ulang. Pengelolaan sampah perkotaan meliputi pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, dan pembuangan yang berkelanjutan untuk mencegah pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan.
Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan sampah padat yang meliputi definisi, sumber, jenis, dan pengaruhnya bagi lingkungan. Dokumen tersebut menjelaskan bahwa sampah merupakan masalah yang terus meningkat di kota-kota, terutama di negara berkembang. Dokumen tersebut juga menjelaskan proses pengelolaan sampah yang meliputi pengumpulan, pengangkutan, dan pemusnahan sampah seperti pembuatan tempat
Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan sampah, termasuk definisi sampah, jenis dan sumber sampah, pengolahan sampah, dan pengelolaan tempat pembuangan akhir (TPA). Dibahas pula tantangan dan strategi pengelolaan sampah di Indonesia, seperti belum optimalnya pengurangan sampah dari sumber dan pengolahan sampah di TPA yang belum memenuhi standar.
Sampah dapat dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan sifatnya, sumbernya, dan cara pengelolaannya. Komposisi dan jumlah sampah dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti jumlah penduduk, aktivitas, gaya hidup, dan iklim. Sampah dapat berdampak buruk pada kesehatan dan lingkungan jika tidak dikelola dengan baik, namun di masa mendatang dapat pula dimanfaatkan sebagai
Makalah ini membahas tentang sampah dan limbah sebagai penyebab kerusakan ekosistem bumi. Sampah dan limbah yang dibuang sembarangan dapat mencemari lingkungan dan menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Makalah ini menjelaskan jenis dan sumber limbah serta dampaknya terhadap lingkungan dan kesehatan jika tidak dikelola dengan baik. Perlunya kebijakan pengelolaan sampah yang menyeluruh dari pemerintah
Limbah berasal dari berbagai aktivitas manusia dan alam yang berbentuk padat, cair, dan gas. Sampah kota umumnya terdiri atas organik dan anorganik yang tidak berguna lagi tetapi dapat didaur ulang. Pengelolaan sampah perkotaan meliputi pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, dan pembuangan yang berkelanjutan untuk mencegah pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan.
Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan sampah padat yang meliputi definisi, sumber, jenis, dan pengaruhnya bagi lingkungan. Dokumen tersebut menjelaskan bahwa sampah merupakan masalah yang terus meningkat di kota-kota, terutama di negara berkembang. Dokumen tersebut juga menjelaskan proses pengelolaan sampah yang meliputi pengumpulan, pengangkutan, dan pemusnahan sampah seperti pembuatan tempat
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian limbah, jenis-jenis limbah, dan upaya penanggulangan limbah. Limbah didefinisikan sebagai buangan yang tidak memiliki nilai ekonomis dan dapat mencemari lingkungan. Jenis limbah dibedakan menjadi limbah organik dan anorganik. Upaya penanggulangan limbah antara lain mengolah limbah menjadi kompos atau bahan daur ulang.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian lingkungan sampah, jenis-jenisnya, dan pengelolaan sampah dalam masyarakat.
Bab I menjelaskan latar belakang tentang limbah industri dan rumah tangga yang dapat mencemari lingkungan bila tidak ditangani. Bab II membahas definisi dan jenis-jenis limbah serta dampaknya. Bab III menjelaskan pengolahan limbah melalui penanganan, daur ulang, dan contoh pemanfaatan bungkus rokok menjadi asbak. Bab IV menyimpulkan pentingnya pengolahan limbah untuk mengurangi resiko lingkungan dan kesehatan.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian sampah menurut para ahli dan jenis-jenis sampah. Sampah didefinisikan sebagai bahan atau barang yang tidak dipakai lagi dan dibuang. Terdapat dua jenis sampah yaitu organik dan anorganik. Dokumen juga menjelaskan dampak negatif tumpukan sampah terhadap kesehatan dan lingkungan serta prinsip-prinsip pengolahan sampah.
Dokumen tersebut membahas tentang permasalahan pengelolaan sampah di Jakarta yang belum terkelola dengan baik. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta masih kewalahan menangani sampah di ibu kota. Manajemen pengangkutan dan pengolahan sampah belum memadai sehingga menyebabkan tumpukan sampah di ruang publik. Diperlukan kesadaran masyarakat dan peningkatan sarana dalam pengelolaan sampah.
Lingkungan hidup merupakan kesatuan ruang yang terdiri atas faktor abiotik, biotik, dan budaya yang saling berinteraksi dan mempengaruhi. Kegiatan pengelolaan lingkungan dapat berdampak positif atau negatif, sehingga diperlukan penanggulangan dan pelestarian lingkungan. Sampah merupakan benda yang tidak dipakai lagi namun masih dapat dimanfaatkan kembali melalui mekanisme 3R dan pengolahan sesuai
Limbah rumah tangga terdiri atas sisa makanan, kertas, dan baterai yang dapat beracun. Limbah ini dapat
dibedakan menjadi sampah, air limbah, dan sampah manusia. Pengelolaan limbah rumah tangga meliputi
penerapan sistem 3R (reuse, reduce, recycle) dan pengolahan organik menjadi kompos.
Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan sampah dan dampaknya bagi lingkungan. Terdapat beberapa poin penting yaitu definisi sampah, jenis-jenis sampah, cara pengelolaan sampah, serta dampak sampah bagi kesehatan dan lingkungan. Dokumen ini bertujuan meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan sampah yang baik.
Dokumen tersebut membahas tentang permasalahan pengelolaan sampah di Jakarta yang belum terkelola dengan baik. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta masih kewalahan menangani sampah di ibu kota. Manajemen pengangkutan dan pengolahan sampah belum memadai sehingga menyebabkan tumpukan sampah di ruang publik.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian limbah, jenis-jenis limbah, dan upaya penanggulangan limbah. Limbah didefinisikan sebagai buangan yang tidak memiliki nilai ekonomis dan dapat mencemari lingkungan. Jenis limbah dibedakan menjadi limbah organik dan anorganik. Upaya penanggulangan limbah antara lain mengolah limbah menjadi kompos atau bahan daur ulang.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian lingkungan sampah, jenis-jenisnya, dan pengelolaan sampah dalam masyarakat.
Bab I menjelaskan latar belakang tentang limbah industri dan rumah tangga yang dapat mencemari lingkungan bila tidak ditangani. Bab II membahas definisi dan jenis-jenis limbah serta dampaknya. Bab III menjelaskan pengolahan limbah melalui penanganan, daur ulang, dan contoh pemanfaatan bungkus rokok menjadi asbak. Bab IV menyimpulkan pentingnya pengolahan limbah untuk mengurangi resiko lingkungan dan kesehatan.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian sampah menurut para ahli dan jenis-jenis sampah. Sampah didefinisikan sebagai bahan atau barang yang tidak dipakai lagi dan dibuang. Terdapat dua jenis sampah yaitu organik dan anorganik. Dokumen juga menjelaskan dampak negatif tumpukan sampah terhadap kesehatan dan lingkungan serta prinsip-prinsip pengolahan sampah.
Dokumen tersebut membahas tentang permasalahan pengelolaan sampah di Jakarta yang belum terkelola dengan baik. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta masih kewalahan menangani sampah di ibu kota. Manajemen pengangkutan dan pengolahan sampah belum memadai sehingga menyebabkan tumpukan sampah di ruang publik. Diperlukan kesadaran masyarakat dan peningkatan sarana dalam pengelolaan sampah.
Lingkungan hidup merupakan kesatuan ruang yang terdiri atas faktor abiotik, biotik, dan budaya yang saling berinteraksi dan mempengaruhi. Kegiatan pengelolaan lingkungan dapat berdampak positif atau negatif, sehingga diperlukan penanggulangan dan pelestarian lingkungan. Sampah merupakan benda yang tidak dipakai lagi namun masih dapat dimanfaatkan kembali melalui mekanisme 3R dan pengolahan sesuai
Limbah rumah tangga terdiri atas sisa makanan, kertas, dan baterai yang dapat beracun. Limbah ini dapat
dibedakan menjadi sampah, air limbah, dan sampah manusia. Pengelolaan limbah rumah tangga meliputi
penerapan sistem 3R (reuse, reduce, recycle) dan pengolahan organik menjadi kompos.
Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan sampah dan dampaknya bagi lingkungan. Terdapat beberapa poin penting yaitu definisi sampah, jenis-jenis sampah, cara pengelolaan sampah, serta dampak sampah bagi kesehatan dan lingkungan. Dokumen ini bertujuan meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan sampah yang baik.
Dokumen tersebut membahas tentang permasalahan pengelolaan sampah di Jakarta yang belum terkelola dengan baik. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta masih kewalahan menangani sampah di ibu kota. Manajemen pengangkutan dan pengolahan sampah belum memadai sehingga menyebabkan tumpukan sampah di ruang publik.
Dokumen tersebut membahas pengelolaan sampah, termasuk definisi, jenis, sumber, dan metode pengelolaan sampah. Dibahas pula undang-undang terkait dan prinsip-prinsip penyusunan rancangan undang-undang tentang pengelolaan sampah.
Dokumen tersebut membahas model pengelolaan sampah perkotaan dan perdesaan di Provinsi Bali. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengelolaan sampah antara lain sosial politik, sosial demografi, sosial budaya, ketersediaan lahan, dan koordinasi antar lembaga. Pengelolaan sampah saat ini belum optimal dan perlu pengembangan model baru yang melibatkan partisipasi masyarakat secara mandiri serta pendekatan teknologi.
Is Mia Andina (20333010) - Permasalahan Sampah kota dan desa - Prodi EP UGKUGK
Tugas Mahasiswa Program Studi Ekonomi (Prodi EP) Universitas Gunung Kidul (UGK) Topik Permasalahan Sampah kota dan desa (Matkul Ekonomi Perkotaan dan Perdesaan)
Peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah komprehensif menuju zero wasteazizah affandy
Penelitian mengenai potensi peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah secara komprehensif di Kecamatan Lamongan, Jawa Timur. Penelitian menemukan bahwa peran masyarakat, seperti melakukan pemilahan sampah dan mengolah sampah organik menjadi pupuk, telah membantu mengurangi jumlah sampah di Kecamatan Lamongan."
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya penerapan good governance dalam pengelolaan sampah dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan termasuk pemerintah, swasta dan masyarakat. Dokumen tersebut juga menjelaskan tentang jenis dan sumber sampah serta pendekatan komprehensif yang dibutuhkan dalam pengelolaan sampah mulai dari hulu sampai hilir. "
RENCANA PENGELOLAAN SAMPAH KOTA TANGERANGAnton Riyanto
Sistem pengelolaan sampah di Kota Tangerang belum berjalan dengan optimal karena belum adanya grand design yang jelas dan terintegrasi. Dokumen ini membahas analisis kondisi pengelolaan sampah saat ini dan memberikan rekomendasi untuk meningkatkan sistem pengelolaan sampah secara menyeluruh yang memperhatikan aspek teknis, kelembagaan, pembiayaan, peraturan, dan peran masyarakat."
Teks tersebut membahas tentang pengertian, jenis, komposisi, dan karakteristik sampah serta faktor yang mempengaruhi timbulan sampah. Dibahas pula sumber dan jumlah timbulan sampah dari berbagai aktivitas seperti permukiman, pasar, dan industri.
Dokumen tersebut membahas tentang pencemaran dan sampah, sumber, sifat, bentuk, dan dampak sampah terhadap kesehatan, lingkungan, sosial, dan ekonomi. Dokumen ini juga membahas isu sampah di sekitar kawasan Jurug dan Kentingan, Surakarta yang membahayakan masyarakat, serta berbagai cara untuk menangani masalah sampah seperti 3R, pembuangan, daur ulang, dan pengolahan biologis.
Dokumen tersebut membahas tentang permasalahan pengelolaan sampah di Kota Palu. Ringkasannya adalah: (1) Sampah merupakan masalah lingkungan yang perlu mendapat perhatian masyarakat di Kota Palu, (2) Diperlukan kesadaran masyarakat untuk mengelola sampah secara benar sesuai UU No. 18 tahun 2008, (3) Pemerintah perlu memberikan fasilitas penanganan sampah yang memadai.
DAMPAK KEBAKARAN LAHAN GAMBUT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KESEHATAN MASYARAKAT.pdfd1051231031
Kebakaran hutan dan lahan gambut merupakan kebakaran permukaan dimana api membakar bahan bakar yang ada di atas permukaan seperti pepohonan maupun semak-semak, kemudian api menyebar tidak menentu secara perlahan di bawah permukaan (Ground fire), membakar bahan organicmelalui pori-pori gambut dan melalui akar semak belukar ataupun pohon yang bagian atasnya terbakar. Selanjutnya api menjalar secara vertical dan horizontal berbentuk seperti kantong asap dengan pembakaran yang tidak menyala (smoldering) sehingga hanya asap yang berwarna putih saja yang Nampak di atas permukaan, yang sering dikenal dengan kabut asap yang terjadi akibat kebakaran hutan yang bersifat masiv. Oleh karena peristiwa kebakaran tersebut terjadi di bawah tanah dan tidak nampak di permukaanselain itu tanahnya merupakan tanah basah/gambut yang mengandung air maka proses kegiatan pemadamannya tentu akan menimbulkan kesulitan.
DAMPAK PIRIT ANTARA MANFAAT DAN BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN.pdfd1051231033
Tanah merupakan bagian terpenting dalam bidang pertanian, peranan tanah juga sangat kompleks bagi media perakaran tanaman. Tanah mampu menopang dan menyediakan unsur hara yang sangat dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan vegetatif dan generatif. Tanah tersusun dari bahan mineral, bahan organik, udara dan air. Bahan mineral tersusun dari hasil aktivitas pelapukan bebatuan, sedangkan bahan organik berasal dari pelapukan serasah tumbuhan akibat adanya aktivitas mikroorganisme di dalam tanah. Salah satu jenis tanah adalah tanah sulfat masam. Tanah sulfat masam ini keberadaannya di daerah rawa pasang surut. Sering kali tanah sulfat masam dijumpai pada lahan gambut terdegradasi yang mengakibatkan tanah mengandung pirit (FeS2) naik kepermukaan. Tanah sulfat masam yang mengandung pirit ini juga mengganggu pertumbuhan tanaman. Terganggunya pertumbuhan tanaman menyebabkan lahan ini nantinya akan ditinggalkan petani bila tidak dilakukan usaha perbaikan atau menjadi lahan bongkor.
“ANALISIS DINAMIKA DAN KONDISI ATMOSFER AKIBAT PENINGKATAN POLUTAN DAN EMISI...aisyrahadatul14
Pencemaran udara adalah pelepasan zat-zat berbahaya ke atmosfer, seperti polusi industri, kendaraan bermotor, dan pembakaran sampah. Dampaknya terhadap lingkungan sangat serius. Udara yang tercemar dapat merusak lapisan ozon, memicu perubahan iklim, dan mengurangi kualitas udara yang kita hirup setiap hari. Bagi makhluk hidup, pencemaran udara dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti penyakit pernapasan, iritasi mata, dan bahkan kematian. Lingkungan juga terdampak dengan terganggunya ekosistem dan berkurangnya keanekaragaman hayati.
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...d1051231039
Lahan gambut merupakan salah satu ekosistem yang unik dan penting secara global. Terbentuk dari endapan bahan organik yang terdekomposisi selama ribuan tahun, lahan gambut memiliki peran yang sangat signifikan dalam menjaga keanekaragaman hayati, menyimpan karbon, serta mengatur siklus air. Kerusakan lahan gambut dapat menyebabkan hilangnya habitat, degradasi lingkungan, dan penurunan kesuburan tanah. Kerusakan lahan gambut di Indonesia telah meningkat seiring waktu, dengan laju deforestasi dan degradasi lahan gambut yang signifikan. Menurut data, sekitar 70% dari lahan gambut di Indonesia telah rusak, dan angka tersebut terus meningkat. Kerusakan lahan gambut memiliki dampak yang luas dan serius, tidak hanya secara lokal tetapi juga global. Selain menyebabkan hilangnya habitat bagi berbagai spesies tumbuhan dan hewan yang khas bagi ekosistem gambut, kerusakan lahan gambut juga melepaskan jumlah karbon yang signifikan ke atmosfer, berkontribusi pada perubahan iklim global.Kerusakan lahan gambut memiliki dampak negatif yang luas pada masyarakat, lingkungan, dan ekonomi. Dalam jangka panjang, kerusakan lahan gambut dapat menyebabkan hilangnya sumber daya alam, penurunan kesuburan tanah, dan peningkatan risiko bencana alam.
Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...d1051231053
Gambut merupakan tanah yang memiliki karakteristik unik. Lahan gambut yang begitu luas di beberapa pulau besar di Indonesia, menjadikan pengelolaan lahan gambut sering dilakukan, terutama dalam peralihan fungsi menjadi perkebunan, pertanian, hingga pemukiman. Pada studi kasus ini lebih berfokus pada degradasi lahan gambut menjadi media tanam, proses, dampak, serta upaya pemulihan dampak yang dihasilkan dari degradasi lahan gambut tersebut
ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...d1051231079
Hujan asam merupakan kombinasi ringan dari asam sulfat dan asam nitrat. Hujan asam biasanya terjadi di daerah-daerah yang padat penduduk dan banyaknya aktivitas manusia dalam kegiatan transportasi. Emisi gas SO2 dan NO2 yang berasal dari kegiatan industri dan transportasi merupakan penyebab terjadinya peristiwa hujan asam apabila emisi gas tersebut bereaksi dengan air hujan, dimana senyawa yang bersifat asam terbentuk. Emisi gas SO2 dan NO2 yang berasal dari aktivitas manusia dapat berubah menjadi nitrat (NO3 - ) dan sulfat (SO4 2-) melalui proses fisika dan kimia yang kompleks. Sulfat dan nitrat lebih banyak berbentuk asam yang terlarut dalam air hujan. Keasaman air hujan berhubungan erat dengan konsentrasi SO2 dan NO2 yang terlarut di dalam air hujan. Semakin tinggi konsentrasi SO2 dan NO2 , maka dapat mengakibatkan nilai keasaman air hujan semakin asam .Deposisi asam yang berasal dari emisi antropogenik SO2 dan NOx , memiliki pengaruh besar pada biogeokimia, dan menyebabkan pengasaman tanah dan air permukaan, eutrofikasi ekosistem darat dan air dan penurunan keanekaragaman hayati di banyak wilayah.
ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...
Teknis pewadahan sampah
1. TEKNIS PEWADAHAN SAMPAH
Muhamad Afifaldi
Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Arsitektur Lanskap dan Teknologi Lingkungan,
Universitas Trisakti, Jakarta, Indonesia
Email korespondensi: muhamad08212039@std.trisakti.ac.id
ABSTRAK
Pengelolaan sampah perkotaan terdiri dari kegiatan pewadahan sampai dengan pembuangan akhir sampah.
Pengelolaan harus bersifat terpadu dengan melakukan pemilahan sejak dari sumbernya. Salah satu teknis dalam
kegiatan pengelolaan sampah adalah pewadahan. Pewadahan merupakan tahap awal dari rangkaian pengelolaan
sampah yang nantinya akan berpengaruh terhadap kualitas dari tahap-tahap pengelolaan berikutnya. Pewadahan
sampah yang kurang optimal akan menyebabkan timbulnya timbunan sampah liar yang berpotensi menimbulkan
permasalahan pada lingkungan dan kesehatan masyarakat. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kegiatan
pewadahan, antara lain ketersediaan fasilitas pewadahan, kegiatan pemilahan, serta prilaku dari masyarakat yang
terlibat langsung dalam permasalahan berikut solusi penanganan sampah. Faktor ketersediaan fasilitas pewadahan
sampah berpengaruh terhadap prilaku dari masyarakat, karena masyarakat terdorong berprilaku membuang sampah
sembarangan akibat dari ketiadaan tempat sampah. Kegiatan pemilahan dilakukan sebagai dasar penentuan sistem
managemen limbah padat yang didukung dengan data komposisi sampah. Komposisi sampah sendiri merupakan
penggambaran dari masing-masing komponen yang terdapat pada sampah dan distribusinya. Kedua faktor
sebelumnya sangat dipengaruhi oleh perilaku dari masyarakat yang ada, maka dari itu masyarakat perlu untuk
memahami pentingnya kegiatan pemilahan di sumber serta dampak dari membuang sampah sembarangan. Kondisi
tersebut yang mendorong karya ilmiah ini dibuat dengan maksud dan tujuan untuk mengevaluasi teknis pewadahan
dalam pengelolaan sampah terhadap SNI 19-2454-2002 Tentang Tata Cara Teknik Operasional Pengelolaan
Sampah Perkotaan bagian pewadahan.
Kata Kunci: Sampah; Pewadahan; Teknis Operasional; Pengelolaan Sampah
PENDAHULUAN
Seiring dengan perkembangan suatu wilayah, maka jumlah penduduk akan ikut bertambah,
jumlah penduduk yang bertambah berkaitan dengan semakin banyaknya kebutuhan hidup
perorangan yang harus terpenuhi, baik itu kebutuhan primer, sekunder maupun tersier. Produk
dari kebutuhan tersebut mempunyai waktu pakai yang berbeda-beda, sehingga cepat atau lambat
akan menjadi sampah. Meningkatnya jumlah sampah apabila tidak diimbangi dengan
kemampuan pengelolaannya, maka berpotensi menimbulkan permasalahan pada lingkungan
antara lain berkurangnya kenyamanan masyarakat akibat bau tidak sedap dan berkurangnya nilai
estetika di kawasan tersebut. Selain permasalahan lingkungan, kesehatan masyarakat juga akan
terganggu akibat penyakit yang dibawa oleh vektor dari timbunan sampah liar. Dari keseluruhan
teknis operasional dalam pengelolaan sampah yaitu pewadahan, pengumpulan, pemindahan,
pengangkutan, pengolahan, dan tempat pemrosesan akhir, salah satu aspek teknis operasional
yang harus diperhatikan dalam pengelolaan sampah adalah teknis pewadahan, sebab kegiatan
pewadahan merupakan tahap awal dari rangkaian pengelolaan sampah yang nantinya akan
berpengaruh terhadap kualitas dari tahap-tahap pengelolaan berikutnya. Karya ilmiah ini dibuat
dengan maksud dan tujuan untuk mengevaluasi teknis pewadahan dalam pengelolaan sampah
terhadap SNI 19-2454-2002 Tentang Tata Cara Teknik Operasional Pengelolaan Sampah
Perkotaan bagian pewadahan.
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi sampah
Undang-Undang Nomor 18 tahun 2008 (UU Nomor 18 tahun 2008) tentang Pengelolaan Sampah
mendefinisikan sampah sebagai sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang
berbentuk padat. Sampah dapat didefinisikan sebagai limbah yang bersifat padat terdiri dari
2. bahan organik dan bahan anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar
tidak membahayakan lingkungan dan melindungi investasi pembangunan (SNI 19-2454-2002).
Komposisi Sampah
Menurut SNI 19-3964-1994 tentang Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh Timbulan dan
Komposisi Sampah Perkotaan, Komposisi sampah adalah komponen fisik sampah seperti sisa-
sisa makanan, kertas-karton, kayu, kain-tekstil, karet-kulit, plastik, logam besi-non besi, kaca
dan lain-lain. Sumber lain mengartikan komposisi sampah sebagai penggambaran dari masing-
masing komponen yang terdapat pada sampah dan distribusinya.
Berdasarkan penelitian sebelumnya komposisi sampah terbesar di permukiman adalah sampah
sisa makanan (sampah organik) dan sampah anorganik terbesar adalah plastik.
Pada penelitian lainnya, komposisi sampah sumber non permukiman didominasi organik jika
berasal dari pasar, jalan, dan rumah makan, plastik jika berasal dari sekolah, pertokoan, lokasi
wisata, dan hotel, serta kertas jika berasal dari kantor. Sisanya adalah logam, kaca, dan kain yang
kurang dari 1%.
Untuk keseluruhan komposisi sampah kota yaitu sampah permukiman dan non permukiman,
penelitian lain menjelaskan secara umum komposisi sampah kota terdiri dari sampah organik
61,12 %, sampah anorganik 30,55 %, sampah B3 3,7 % dan residu 4,63 %.
Data mengenai komposisi sampah sangat diperlukan dalam penentuan sistem managemen
limbah padat yang akan di terapkan, yaitu dalam penentuan teknis operasional pengelolaan
sampah, salah satunya adalah pewadahan.
Teknis Operasional Pengelolaan Sampah
Pengelolaan sampah perkotaan terdiri dari kegiatan pewadahan sampai dengan pembuangan
akhir sampah yang harus bersifat terpadu dengan melakukan pemilahan sejak dari sumbernya
(SNI 19-2454-2002). Pengelolaan sampah meliputi kegiatan pewadahan, pengumpulan,
pemindahan, pengangkutan, pengolahan dan pemrosesan. kegiatan pengelolaan sampah
disesuaikan berdasarkan kondisi wilayah dan daya dukung lingkungan di wilayah tersebut (UU
Nomor 18 tahun 2008). Berdasarkan SNI 19-2454-1991 rnengenai Tata Cara Pengelolaan
Teknik Sampah Perkotaan, Teknis Operasional Pengelolaan Sampah Perkotaan dimulai dari
pewadahan sampah, yaitu aktivitas menampung sampah sementara dalam suatu wadah
individual atau komunal di tempat sumber sampah, pengumpulan sampah adalah aktivitas
penanganan yang tidak hanya mengumpulkan sampah dari wadah individual dan atau dari wadah
komunal (bersama) melainkan juga mengangkutnya ke tempat terminal tertentu, baik dengan
pengangkutan langsung maupun tidak langsung, pemindahan sampah adalah kegiatan
memindahkan sampah hasil pengumpulan ke dalam alat pengangkut untuk dibawa ke tempat
pembuangan akhir, pengangkutan sampah adalah kegiatan membawa sampah dan lokasi
pemindahan langsung dan sumber sampah rnenuju ke tempat pembuangan akhir, pengolahan
sampah adalah suatu proses untuk mengurangi volume sampah dan atau mengubah bentuk
sampah menjadi yang bermanfaat, antara lain dengan cara pembakaran, pengomposan,
pemadatan, penghancuran, pengeringan,dan pendaur ulangan, pemilahan sampah adalah proses
pemisahan sampah berdasarkan jenis sampah yang dilakukan sejak dari sumber sampai dengan
pembuangan akhir, dan pembuangan akhir sampah adalah tempat dimana dilakukan kegiatan
untuk mengisolasi sampah sehingga aman bagi lingkungan. Pewadahan sebagai kegiatan awal
pengelolaan sampah memiliki peranan penting guna menunjang teknis operasional kedepannya.
Terdapat dua jenis pewadahan yaitu pewadahan individual dan pewadahan komunal. Wadah
individual ditempatkan di halaman muka, sedangkan untuk sumber sampah dari hotel dan
restoran, wadah sampah ditempatkan di halaman belakang. Untuk wadah komunal, wadah
ditempatkan dengan ketentuan sedekat mungkin dari sumber sampah, tidak mengganggu
pemakai jalan atau sarana umum Iainnya, di luar jalur lalu lintas, pada lokasi yang mudah untuk
pengoperasiannya, di ujung gang kecil, di sekitar taman dan di pusat keramaian. Persyaratan
bahan yang dapat digunakan untuk pewadahan diantaranya tidak mudah rusak dan tahan air,
ekonomis, mudah didapatkan atau dibuat oleh masyarakat, dan mudah digunakan. Pengadaan
wadah individual dilakukan oleh pribadi/instansi/pengelola, sedangkan untuk wadah komunal
3. pengadaan dilakukan oleh instansi pengelola. Teknis pewadahan yang ideal harus berdasarkan
keseimbangan antara sampah yang ditimbulkan dan perilaku masyarakat. Untuk kebutuhan,
kapasitas dan jumlah wadah disesuaikan dengan timbulan sampah yang dihasilkan oleh sumber
sampah dengan periode pengumpulan sampah yang dilakukan. Kegiatan pemilahan harus
dilakukan mulai dari sumber dan selanjutnya ditempatkan sesuai dengan jenis sampah yang telah
terpilah, yaitu sampah organik seperti daun sisa, sayuran, kulit buah lunak, sisa makanan, dengan
warna gelap, sampah anorganik seperti gelas, plastik, logam, dan lainnya, dengan wadah warna
terang, dan sampah bahan berbahaya beracun (B3) rumah tangga dengan warna merah yang
diberi lambang khusus atau semua ketentuan yang berlaku.
Evaluasi Teknis Pewadahan
Pada penelitian yang telah dilakukan, faktor penyebab penerapan teknis pewadahan tidak sesuai
dengan SNI 19-2454-2002 adalah karena masyarakat kurang memahami konsep pemilahan dan
perilaku dari masyarakat tersebut yang membuang sampah sembarangan akibat dari kurangnya
fasilitas pewadahan sampah yang tersedia.
Menyikapi hal tersebut, terdapat beberapa upaya yang dapat dilakukan berupa memberikan
pembinaan terhadap masyarakat mengenai pemilahan sampah di sumber serta dampak dan
bahaya dari membuang sampah sembarangan, wadah sampah juga harus disesuaikan dengan
timbulan sampah yang dihasilkan dan periode pengumpulan atau pengangkutan sampah. Namun
dari penelitian lainnya didapat bahwa masyarakat menyatakan tidak sempat, malas, sulit
memisahkan, dan belum menyadari padahal sudah mengetahui dan menerima sosialisasi. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa faktor predisposisi yang membentuk perilaku masyarakat
mengarah ke perilaku negatif.
Kegiatan pemilahan di sumber sesuai dengan SNI 19-2454-2002 bagian pewadahan penting
untuk dilakukan guna mendukung teknis pewadahan sebab berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan, penggunaan wadah antara sampah organik dan anorganik sebaiknya dipisahkan
karena dapat meningkatkan nilai estetika dan mencegah penyakit yang akan ditimbulkan.
Kapasitas wadah antara sampah organik dan anorganik harus memiliki kapasitas yang sama.
Pengaruh warna pada wadah juga berdampak positif karena dapat meningkatkan minat
masyarakat untuk membuang sampah sesuai dengan tempat yang telah disediakan.
PENUTUP
Berdasarkan uraian diatas maka diperlukan penelitian dan perencanaan lebih lanjut terhadap
teknis operasional dalam pengelolaan sampah khususnya bagian pewadahan guna menindak
lanjuti permasalahan ketersediaan wadah, kegiatan pemilahan, dan prilaku dari masyarakat yang
terlibat langsung dalam permasalahan berikut solusi penanganan sampah.
DAFTAR PUSTAKA
Indrawati, Dwi dkk. 2013. Perencanaan Teknis Operasional Pengelolaan Sampah Pemukiman Di
Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi. Indonesian Journal of Urban and Environmental
Technology. 4(6): 101 – 107.
DOI : 10.25105/urbanenvirotech.v6i4.706
Pratiwi, Puspa Shinta dkk. 2018. Evaluasi Dan Perencanaan Aspek Teknik Operasional
Pengelolaan Sampah Kota Yogyakarta. Jurnal Universitas Islam Indonesia:
Yogyakarta.
J.B. Israwati dkk. Rencana Peningkatan Teknis Operasional Pengelolaan Persampahan Di Kota
Bau – Bau. Jurnal Teknik Lingkungan ITS : Surabaya.
Guritno, M. Ganang dkk.
Saugi, Agung Ananda. 2016. Evaluasi Teknik Operasional Persampahan Kecamatan Sambas.
Jurnal Teknik Lingkungan Universitas Tanjungpura: Pontianak
Darmawan, Awan. 2014. Perilaku Masyarakat dalam Mengelola Sampah di Kota Bima Nusa
Tenggara Barat. Jurnal Pembangunan Wilayah dan Kota. Biro Penerbit Planologi
Undip. 10(2): 175 – 186.
4. Ramandhani, Tri Astuti. 2011. Analisis Timbulan Dan Komposisi Sampah Non Permukiman Di
Wilayah Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta. Jurnal Universitas Indonesia : Depok.
Ikhsandri. 2014. Kajian Infrastruktur Pengolahan Sampah Di Kawasan Berkembang Jakabaring
Kelurahan 15 Ulu Kota Palembang. Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan. 1(2) : ISSN
2355 – 374X.