Materi Pengolahan Sampah ini akan menjelaskan berbagai hal mulai dari latar belakang, tujuan, dan materi terkait mengenai berbagai cara dalam mengolah sampah.
FKM UNSRI ALIH PROGRAM 2013
Pengolahan Sampah Terpadu Berbasis MasyarakatIrmawan Nugroho
Pengolahan Sampah Terpadu Berbasis Masyarakat menggunakan metode 3 R (reduce, reuse dan recycle) merupakan program untuk memberikan konsep baru dalam pengelolaan sampah di masyarakat yang kian hari kian meningkat volume sampah yang dikelola.
TPS 3R (Reduce, Reuse & Recycle) Berbasis MasyarakatJoy Irman
TPS 3R (Reduce, Reuse & Recycle) Berbasis Masyarakat dalam rangka Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga
Persyaratan Teknis Penyediaan TPS dan TPS-3RJoy Irman
Persyaratan Teknis Penyediaan TPS dan TPS-3R dalam rangka Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga
Materi Pengolahan Sampah ini akan menjelaskan berbagai hal mulai dari latar belakang, tujuan, dan materi terkait mengenai berbagai cara dalam mengolah sampah.
FKM UNSRI ALIH PROGRAM 2013
Pengolahan Sampah Terpadu Berbasis MasyarakatIrmawan Nugroho
Pengolahan Sampah Terpadu Berbasis Masyarakat menggunakan metode 3 R (reduce, reuse dan recycle) merupakan program untuk memberikan konsep baru dalam pengelolaan sampah di masyarakat yang kian hari kian meningkat volume sampah yang dikelola.
TPS 3R (Reduce, Reuse & Recycle) Berbasis MasyarakatJoy Irman
TPS 3R (Reduce, Reuse & Recycle) Berbasis Masyarakat dalam rangka Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga
Persyaratan Teknis Penyediaan TPS dan TPS-3RJoy Irman
Persyaratan Teknis Penyediaan TPS dan TPS-3R dalam rangka Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga
Aspek Teknis dan Operasional dalam Pengelolaan Sampah.Dasar-dasar Sistem Pengelolaan Sampah. Pokok bahasan : sumber sampah, timbulan sampah, komposisi sampah, sistem pengelolaan sampah, dll.
Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah Joy Irman
Persyaratan Teknis Pengoperasian, Penutupan dan Rehabilitasi TPA Sampah dalam rangka Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) dalam rangka Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga
Pembinaan dan Pengawasan dalam Penanganan SampahJoy Irman
Pembinaan dan Pengawasan dalam Penanganan Sampah dalam Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga
Aspek Teknis dan Operasional dalam Pengelolaan Sampah.Dasar-dasar Sistem Pengelolaan Sampah. Pokok bahasan : sumber sampah, timbulan sampah, komposisi sampah, sistem pengelolaan sampah, dll.
Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah Joy Irman
Persyaratan Teknis Pengoperasian, Penutupan dan Rehabilitasi TPA Sampah dalam rangka Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) dalam rangka Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga
Pembinaan dan Pengawasan dalam Penanganan SampahJoy Irman
Pembinaan dan Pengawasan dalam Penanganan Sampah dalam Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga
Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat. Saatnya Masyarakat Berkawan.Oswar Mungkasa
Buku ini dimaksudkan sebagai panduan ringkas dan padat tentang pengelolaan sampah berbasis masyarakat. Diterbitkan oleh Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan bekerjasama dengan Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum. Tim penyusun dan tata letak ditangani oleh Qipra. Tahun terbit 2008.
Opsi Teknologi Pengelolaan Persampahaninfosanitasi
Opsi Teknologi Pengelolaan Persampahan. Terdapat berbagai pilihan teknologi tepat guna dalam rangka menunjang kegiatan pengurangan sampah dan pengelolaan sampah.
Pada hari Selasa, 5 mey 2015 pukul 16.00 WITA kami berkunjung ke pasar todopuli, untuk melakukan observasi di tempat penumpukan sampah. Sebelum kami melakukan observasi kami wawancara di lokasi tersebut terlebih dahulu bersama penjual. kami yang beranggotakan 3 orang yang ditugaskan oleh dosen untuk melakuakan penelitian timbulan sampah
2. Referensi
Pasal 28H ayat (1) Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Undang-Undang RI No. 18 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sampah.
Environmental Health, 2nd edition (1980), P. W.
Purdom.
Environmental Health, Revised Edition (1997),
Dade W. Mueller.
Kesehatan Lingkungan (1985), Haryoto
Kusnoputranto, Dr.
3. Pendahuluan
Pertambahan penduduk dan perubahan pola
konsumsi masyarakat bertambahnya volume,
jenis, dan karakteristik sampah yang semakin
beragam.
Pengelolaan sampah selama ini belum sesuai dengan
metode dan teknik pengelolaan sampah yang
berwawasan lingkungan sehingga menimbulkan
dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat dan
lingkungan.
Sampah telah menjadi permasalahan nasional
sehingga pengelolaannya perlu dilakukan secara
komprehensif dan terpadu dari hulu ke hilir agar
memberikan manfaat secara ekonomi, sehat bagi
masyarakat, dan aman bagi lingkungan, serta dapat
mengubah perilaku masyarakat.
4. DEFINISI
DEFINISI SAMPAH (SOLID WASTE The Third
Pollution)
1.Sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau
proses alam yang berbentuk padat (UU No.
18/2008).
2.Sesuatu bahan/benda padat/yang terjadi karena
berhubungan dengan aktifitas manusia yang tak
dipakai lagi, tak disenangi dan dibuang dengan
cara-cara saniter, kecuali buangan yang berasal
dari tubuh manusia (FKM-UI, 1985).
5. DEFINISI
3. Sesuatu yang tidak digunakan, tidak terpakai, tidak
disenangi atau sesuatu yang dibuang, yang berasal
dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dngan
sendirinya. APHA (American Public Health
Association)
4. Bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak
berharga untuk maksud biasa atau utama dalam
pembikinan atau pemakaian barang rusak atau
bercacat dalam pembikinan manufktur atau materi
berkelebihan atau ditolak atau buangan (Kementerian
Lingkungan Hidup, 2005)
Prinsip :
- Suatu benda atau zat padat atau bahan.
- Ada hub.langsung/tidak dengan aktivitas manusia.
- Tidak dipakai, disenangi dan dibuang.
7. JENIS SAMPAH
1. Berdasarkan zat kimia yang terkandung di
dalamnya.
a.In-organik.
b.Organik.
2. Berdasarkan dapat tidaknya dibakar.
a. Mudah terbakar.
b. Tidak mudah terbakar. Cth: sisa potongan besi.
3. Berdasarkan dapat tidaknya membusuk.
a. Sukar membusuk.
b. Mudah membusuk.
8. JENIS SAMPAH
4. Berdasarkan karakteristik sampah.
a. Garbage, cth : sisa makanan
Sifat : mudah membusuk, lembab, mengandung air
bebas.
b. Rubbish (sampah mudah terbakar atau yang sukar
terbakar).
c. Ashes (abu) : sisa pembakaran.
d. Street Sweeping (sampah jalanan).
e. Dead Animal (bangkai)
f. Household Refuse (gabungan rubbish, garbage, shes)
dari daerah perumahan.
g. Abandoned vehicles.
h. Sampah Industri.
9. JENIS SAMPAH
i. Demolition waste (sisa penghancuran gedung).
j. Construction waste (sisa pembangunan)
k. Sewage Solids (dari pintu masuk pengolahan
limbah).
l. Special Waste (perlu penanganan khusus)
contoh : radio aktif.
10. SUMBER SAMPAH
1. Domestic Waste (Daerah pemukiman)
2. Daerah Perdagangan.
3. Jalan Raya.
4. Industrial Waste (termasuk industri makanan).
5. Agricultural waste (pertanian), peternakan &
perikanan.
6. Daerah Pertambangan.
7. Gedung Perkantoran.
8. Penghancuran gedung.
9. Tempat-tempat Umum (TTU)
10. Pusat Pengolahan air buangan.
11. PRODUKSI SAMPAH
Asumsi : 2 lt/org/hari (Indonesia)
350 gr/org/hari (Asia)
Produksi Sampah tergantung beberapa faktor :
1. Jumlah penduduk, kepadatan & Aktivitas.
2. Sistem pengumpulan & pembuangan sampah.
3. Reuse & Recycle sampah.
4. Faktor Geografis.
5. Waktu (pagi, siang, sore/musim panas, musim hujan.)
6. Sosial Ekonomi.
7. Budaya.
8. Teknologi.
9. Sumber Sampah
12. UKURAN SAMPAH
1. Ukuran berat
a. Ton/hari (jumlah produksi sampah suatu
daerah)
b. Kg/Orang/hari (produkso sampah/orang)
2. Ukuran berat jenis/Kepadatan dipengaruhi oleh:
a. Jenis sampah dan Komposisinya
b. Cara pengisian alat ukur volume.
3. Ukuran volume: m³/hari atau l/orang/hari
(biasanya diterapkan pada alat pengumpul
sampah)
13. PROSES PENGELOLAAN SAMPAH
1. Pemilahan
Pemilahan dari sumber dihasilkannya sampah
yang terdiri dari sampah organik dan anorgainik
Pemilihan sampah yang masih memiliki sumber
energi tinggi
Pemanfaatan kembali sampah yang memiliki
resources bernilai tinggi
14. PROSES PENGELOLAAN SAMPAH
2. Pewadahan
Pewadahan individual disediakan di tingkat
rumah dengan menyediakan 2 unit penampungan
sampah terdiri dari sampah organic dan
anorganik
Pewadahan komunal (container atau TPS)
khusus untuk menampung berbagai jenis sampah
baik organik maupun anorganik seperti untuk
sampah plastik, gelas, kertas, pakaian/tekstil,
logam, sampah besar (bulky waste), sampah B3
(batu baterai, lampu neon, dll) dan lain-lain.
15. PROSES PENGELOLAAN SAMPAH
3. Pengumpulan
Waktu pengumpulan door to door setiap 1
sampai 2 hari
Waktu pengumpulan sampah dari TPS 1 x
seminggu
4. Pengangkutan
Pengumpulan sampah dengan compactor truck
berbeda untuk setiap jenis sampah.
16. PROSES PENGELOLAAN SAMPAH
5. Daur Ulang
Contoh kegiatan daur ulang adalah antara lain adalah :
Pemanfaatan kembali kertas bekas yang dapat
digunakan terutama untuk keperluan eksternal
Plastik bekas diolah kembali untuk dijadikan sebagai
bijih plastik untuk dijadikan berbagai peralatan rumah
tangga seperti ember dll
Peralatan elektronik bekas dipisahkan setiap komponen
pembangunnya (logam, plastik/kabel, baterai dll) dan
dilakukan pemilahan untuk setiap komponen yang
dapat digunakan kembali
Gelas/botol kaca dipisahkan berdasarkan warna gelas
(putih, hijau dan gelap) dan dihancurkan
17. PROSES PENGELOLAAN SAMPAH
6. Composting
Composting dilakukan secara manual atau semi
mekanis baik untuk skala individual, komunal maupun
skala besar (di lokasi landfill).
Pembuatan lubang biopori yang berfungsi upaya
composting juga dan sebagai lubang resapan air.
7. Biogas
Sampah organik sebagian diolah dengan alat digester
sebagai energi (gas bio).
Pemanfaatan gas bio antara lain untuk district
heating, energi listrik, dan kompor untuk memasak.
18. PROSES PENGELOLAAN SAMPAH
8. Incinerator
Incinerator komunal dengan kapasitas minimal
per unitnya 500 ton per hari.
Energi panas dari incinerator digunakan untuk
district heating (T 50 – 70 derajat Celcius) dan
supplai listrik (20 – 40 % pasokan listrik berasal
dari incinerator).
Emisi gas dari Incinerator sesuai dengan
ketentuan standar kualitas udara termasuk
komponen dioxin.
19. PROSES PENGELOLAAN SAMPAH
9. Landfill
Landfill di fasilitasi oleh sarana utama dan saran penunjang yang
lengkap
Pemadatan sampah mencapai kepadatan 700 – 800 ton/m3
Penutupan tanah harian dengan geo textile
Penutupan tanah intermediate memanfaatkan sisa konstruksi
bangunan
Penutupan tanah akhir dilakukan dengan sangat ketat dan
mencapai ketebalan 2 – 10m
Pengolahan gas dilengkapi dengan gas regulator, pompa
pengisap gas, alat deteksi gas, turbin, boiler dan lain-lain.
Pengolahan lindi (leachate) dilakukan dengan aerator atau
oxidation pond
Efluennya harus dialirkan ke pipa sewerage yang menuju
instalasi pengolahan air limbah (IPAL)
21. PENGELOLAAN SAMPAH
2. Pemusnahan/pembuangan sampah :
a. Sanitary Landfill (pengembangan open dumping).
b. Incineration.
c. Composting.
3. Ketenagaan & Organisasi.
4. Alat.
- APD, APAR, P3K , ATK, Fly Grill.
5. Dana
- Honor petugas.
- Pengadaan alat-alat.
- Operasional.
22. PENDANAAN
Prioritisasi dan alokasi dalam APBN/APBD.
Polluters Pay Principle – Corporate Social
Responsibility – Extended Produser
Responsibulity
Pemberlakuan Insentif dan Disinsentif
Pelaku:
- Pemerintah baik pusat, kabupaten, kota
- DPR, DPRD
- Private Sector/ masyarakat
23. PENGELOLAAN SAMPAH
Kebijakan pengelolaan sampah perkotaan yang
ditetapkan di kota-kota di Indonesia meliputi 5
(lima) kegiatan, yaitu:
1. Penerapan teknologi yang tepat guna
2. Peran serta masyarakat dalam pengelolaan
sampah
3. Perlunya mekanisme keuntungan dalam
pengelolaan sampah
4. Optimalisasi TPA sampah
5. Sistem kelembagaan pengelolaan sampah yang
terintegrasi
24. PENGELOLAAN SAMPAH
Pengelolaan Sampah adalah kegiatan yang
sistematis dan berkesinambungan yang meliputi
pengurangan dan penanganan sampah
(Kementrian Lingkungan Hidup,
2007)..PERUNDANG-UNDANGAN
SANITASIuu-ri-no-18-tahun-2008-tentang-
pengelolaan-sampah.pdf
25. PENGELOLAAN SAMPAH PADAT
Gambar perjalanan setumpuk sampah di DKI Jakarta
menuju TPA Bantargebang (Berdasarkan data Dinas
Kebersihan DKI Jakarta)
28. PENGARUH PENGELOLAAN SAMPAH
TERHADAP MASYARAKAT & LINGKUNGAN
A. PENGARUH POSITIF
Pengelolaan sampah yg baik berpengaruh positif
sbb:
1.Untuk menimbun tanah yg kurang baik & tidak
dapat diolah shg dpt digunakan untuk
kepentingan lain.
2.Sebagai pupuk untuk menyuburkan tanah serta
memperbaiki kondisi tanah.
3.Untuk pakan ternak yang telah diolah leih dulu.
4.Didaur ulang menghasilkan barang-barang baru.
5.Estetika Lingkungan lebih saniter shg
lingk.nyaman.
29. PENGARUH PENGELOLAAN SAMPAH
TERHADAP MASYARAKAT & LINGKUNGAN
B. PENGARUH NEGATIF
Pengelolaan sampah yg buruk berpengaruh
negatif sbb :
1.Terhadap kesehatan
Menyediakan tempat untuk vektor penyakit :
serangga & rodent Insiden penyakit
meningkat.
a. Peny. Sal.perncernaan.
b. Demam berdarah.
c. Jamur (kulit/parasit).
d. Peny. Melalui binatang, spt. Cacing pita.
e. Potongan besi/kalengkecelakaan
30. PENGARUH PENGELOLAAN SAMPAH
TERHADAP MASYARAKAT & LINGKUNGAN
2. Terhadap Lingkungan
a. Estetika Kenyamanan lingkungan terganggu.
b. Proses pembusukan bau busuk.
c. Debu beterbangan penglihatan & pernapasan
terganggu.
d.Pembakaran sampah (sengaja/tidak) penurunan kualitas
udara. sampah yang dibakar ternyata dapat menghasilkan
dioksin yaitu ratusan jenis senyawa kimia berbahaya
seperti CDD (chlorinated dibenzo-p-dioxin), CDF (
chlorinated dibenzo furan) dan PCB (poly chlorinated
biphenyl).
e.Pendangkalan saluran air, bila hujan akan terjadi luapan.
f.Pencemaran air permukaan tanah.
g.Asam organik dalam air kerusakan fasilitas jalan dll.
31. PENGARUH PENGELOLAAN SAMPAH
TERHADAP MASYARAKAT & LINGKUNGAN
3. Terhadap keadaan sosial masyarakat.
a. Cermin status keadaan sosial masyarakat.
b. Kunjungan wisata menurun.
c. Meningkatnya kriminalitas.
4. Terhadap perekonomian
a. Produktifitas menurun karena sakit.
b. Dana diprioritaskan untuk kuratif.
c. Kunjungan menurun devisa menurun
d. Kualitas lingk menurun produktifitas alam
e. Kemacetan lalu lintas menghambat
transportasi.
32. HUBUNGAN SAMPAH VS
PENYAKIT
Penyimpanan dan Pembuangan sampah yang
tidak sempurna :
1. Menimbulkan bau (disimpan lama pada udara
panas & lembab terjadi dekomposisi).
2. Mengundang datangnya vektor : Lalat & Tikus.
Dalam transimis penyakit menular, dengan
penularan melalui air dan serangga.
Penularan melalui binatang piaraan, contoh: babi
diberi pakan garbage (harus dimasak dulu),
menyebabkan peny. Trichinosis & Exanthema.
33. PERMASALAHAN SAMPAH
1. Bau & Lalat..PERUNDANG-
UNDANGAN
SANITASISAMPAHCara
Mengukur Kepadatan
Lalat.docx
Cara : membuang sampah
sesering mungkin & pakai
kantung kertas atau plastik.
2. Kebisingan
Bersumber dari truk
sampah.
34. BUDAYA KELOLA SAMPAH
Reduce atau mengurangi
Sebisa mungkin lakukan minimalisis barang
atau material yang dipergunakan pasalnya
semakin banyak kita menggunakan material
semakin banyak pula sampah yang
dihasilkan. Dengan demikian bukan hanya
listrik, air, bahan bakar yang perlu dihemat
tetapi juga barang-barang lain agar tidak
terjadi pemborosan.
35. BUDAYA KELOLA SAMPAH
Reuse atau memakai kembali
Sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang
bisa di pakai kembali. Hindari pemakaian
barang-barang yang hanya bisa sekali
digunakan (disposable). Hal ini dapat
memperpanjang waktu pemakaian barang
sebelumn dijadikan sampah. Selain itu
berkreasi dan berimajinasilah agar barang-
barang yang sudah usang dan tidak terpakai
bisa menjadi barang baru dan bermanfaat.
36. BUDAYA KELOLA SAMPAH
- Recycle atau mendaur ulang
Sebisa mungkin barang-barang yang sudah
tidak terpakai didaur ulang walaupun tidak
semua barang bisa didaur ulang. Saat ini
sudah banyak industri non-formal dan industri
rumah tangga yang memanfaatkan sampah
menjadi barang baru yang lebih berguna.
37. BUDAYA KELOLA SAMPAH
- Replace atau mengganti
Teliti barang yang kita pakai sehari-hari
gantilah barang yang hanya bisa dipakai sekali
dengan barang yang lebih tahan lama.
Gunakanlah barang-barang yang ramah
lingkungan misalnya ganti kantong kresek
dengan keranjang saat berbelanja. Selain itu
hindari pemakaian styrofoam karena bahan ini
tidak bisa dedegradasi secara alami.
38. MONITORING/PEMANTAUAN
Wewenang PEMKAB/KOTA
melakukan pemantauan dan evaluasi secara
berkala setiap 6 (enam) bulan selama 20 (dua
puluh) tahun terhadap tempat pemrosesan akhir
sampah dengan sistem pembuangan terbuka
yang telah ditutup; dan
menyusun dan menyelenggarakan sistem
tanggap darurat pengelolaan sampah sesuai
dengan kewenangannya.
39. PENGAWASAN DAN PARTISIPASI
Penyadaran bahwa tiap orang / badan adalah
sumber sampah.
Kombinasi pemberdayaan masyarakat baik
top-down maupun bottom-up.
Mekanisme pemantauan dan pengawasan.
Pelaku:
- Pemerintah
- Masyarakat
- Private sector/ LSM
40. PELAKU PENGELOLAAN SAMPAH
1. MASYARAKAT
Masyarakat memiliki kesadaran untuk
mengurangi jumlah sampah dari sumbernya
Masyarakat memiliki kesadaran (willingness to
pay) yang tinggi terhadap biaya pengelolaan
sampah
Masyarakat merasa bangga dapat menjaga
lingkungan tetap bersih
41. PELAKU PENGELOLAAN SAMPAH
2. Peran Swasta
Diperlukan peran serta swasta dalam pengelolaan
sampah (pengumpulan/pengangkutan, incinerator,
daur ulang, landfill, dll) yang dilakukan dengan
professional, transparan dan accountable.
Diperlukan perangkat kebijakan dalam pengelolaan
sampah oleh swasta seperti kemudahan dalam
memenuhi ketentuan dan adanya intensif yang
menarik dari pemerintah terhadap swasta yang
melakukan bisnis pengolahan sampah.
Adanya kompetisi yang sehat dalam memenangkan
tender dan kualitas pekerjaan yang sangat baik (tidak
ada KKN).
42. PELAKU PENGELOLAAN SAMPAH
3. PEMERINTAH
a. Kapasitas kebijakan
Kebijakan penanganan sampah diperlukan
scenario, jangka waktu dan target yang jelas.
Contoh :Swedia berencana pengurangan sampah
sebesar 70 % pada tahun 2015. untuk
mendapatkan energi sampah semaksimal
mungkin.
43. PELAKU PENGELOLAAN SAMPAH
b. Kapasitas Kelembagaan
Diperlukan adanya pemisahan peran stakeholder
antara pembuat kebijakan dan operator.
Diperlukan peran Pemerintah (Pusat maupun kota)
yang lebih dominan sebagai pembuat kebijakan dan
fasilitator.
Kemampuan SDM yang handal dan profesional
dalam sistem pengelolaan sampah merupakan modal
yang kuat dalam menentukan keberhasilan program
kebersihan di swedia, untuk itu diperlukan upaya
serius dalam meningkatkan kualitas SDM.
44. PELAKU PENGELOLAAN SAMPAH
c. Kapasitas Keuangan
Retribusi yang dibebankan kepada masyarakat
dibayarkan per tahun dengan nilai yang sesuai
dengan jumlah sampah yang dihasilkan
Insentif diberikan kepada mereka yang secara
signifikan dapat mengurangi jumlah sampah
(untuk kompos maupun daur ulang).
Pendapatan dari retribusi 100 % dikembalikan
untuk biaya pengelolaan sampah melalui kontrak
dengan pihak swasta.
45. PELAKU PENGELOLAAN SAMPAH
d. Kapasitas Peraturan
Peraturan yang dibuat oleh Pemerintah yang
berkaitan dengan ketentuan pengelolaan sampah
harus realistis, sistematis dan menjadi acuan
dalam pelaksanaan penanganan sampah di
lapangan baik oleh pihak pengelola maupun
masyarakat.