SlideShare a Scribd company logo
SITI AISYAH, SKM.,M.Kes
PENGELOLAAN SAMPAH
Referensi
 Pasal 28H ayat (1) Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945
 Undang-Undang RI No. 18 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sampah.
 Environmental Health, 2nd edition (1980), P. W.
Purdom.
 Environmental Health, Revised Edition (1997),
Dade W. Mueller.
 Kesehatan Lingkungan (1985), Haryoto
Kusnoputranto, Dr.
Pendahuluan
 Pertambahan penduduk dan perubahan pola
konsumsi masyarakat  bertambahnya volume,
jenis, dan karakteristik sampah yang semakin
beragam.
 Pengelolaan sampah selama ini belum sesuai dengan
metode dan teknik pengelolaan sampah yang
berwawasan lingkungan sehingga menimbulkan
dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat dan
lingkungan.
 Sampah telah menjadi permasalahan nasional
sehingga pengelolaannya perlu dilakukan secara
komprehensif dan terpadu dari hulu ke hilir agar
memberikan manfaat secara ekonomi, sehat bagi
masyarakat, dan aman bagi lingkungan, serta dapat
mengubah perilaku masyarakat.
DEFINISI
 DEFINISI SAMPAH (SOLID WASTE The Third
Pollution)
1.Sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau
proses alam yang berbentuk padat (UU No.
18/2008).
2.Sesuatu bahan/benda padat/yang terjadi karena
berhubungan dengan aktifitas manusia yang tak
dipakai lagi, tak disenangi dan dibuang dengan
cara-cara saniter, kecuali buangan yang berasal
dari tubuh manusia (FKM-UI, 1985).
DEFINISI
3. Sesuatu yang tidak digunakan, tidak terpakai, tidak
disenangi atau sesuatu yang dibuang, yang berasal
dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dngan
sendirinya. APHA (American Public Health
Association)
4. Bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak
berharga untuk maksud biasa atau utama dalam
pembikinan atau pemakaian barang rusak atau
bercacat dalam pembikinan manufktur atau materi
berkelebihan atau ditolak atau buangan (Kementerian
Lingkungan Hidup, 2005)
Prinsip :
- Suatu benda atau zat padat atau bahan.
- Ada hub.langsung/tidak dengan aktivitas manusia.
- Tidak dipakai, disenangi dan dibuang.
JENIS SAMPAH
JENIS SAMPAH
1. Berdasarkan zat kimia yang terkandung di
dalamnya.
a.In-organik.
b.Organik.
2. Berdasarkan dapat tidaknya dibakar.
a. Mudah terbakar.
b. Tidak mudah terbakar. Cth: sisa potongan besi.
3. Berdasarkan dapat tidaknya membusuk.
a. Sukar membusuk.
b. Mudah membusuk.
JENIS SAMPAH
4. Berdasarkan karakteristik sampah.
a. Garbage, cth : sisa makanan
Sifat : mudah membusuk, lembab, mengandung air
bebas.
b. Rubbish (sampah mudah terbakar atau yang sukar
terbakar).
c. Ashes (abu) : sisa pembakaran.
d. Street Sweeping (sampah jalanan).
e. Dead Animal (bangkai)
f. Household Refuse (gabungan rubbish, garbage, shes)
dari daerah perumahan.
g. Abandoned vehicles.
h. Sampah Industri.
JENIS SAMPAH
i. Demolition waste (sisa penghancuran gedung).
j. Construction waste (sisa pembangunan)
k. Sewage Solids (dari pintu masuk pengolahan
limbah).
l. Special Waste (perlu penanganan khusus)
contoh : radio aktif.
SUMBER SAMPAH
1. Domestic Waste (Daerah pemukiman)
2. Daerah Perdagangan.
3. Jalan Raya.
4. Industrial Waste (termasuk industri makanan).
5. Agricultural waste (pertanian), peternakan &
perikanan.
6. Daerah Pertambangan.
7. Gedung Perkantoran.
8. Penghancuran gedung.
9. Tempat-tempat Umum (TTU)
10. Pusat Pengolahan air buangan.
PRODUKSI SAMPAH
 Asumsi : 2 lt/org/hari (Indonesia)
350 gr/org/hari (Asia)
 Produksi Sampah tergantung beberapa faktor :
1. Jumlah penduduk, kepadatan & Aktivitas.
2. Sistem pengumpulan & pembuangan sampah.
3. Reuse & Recycle sampah.
4. Faktor Geografis.
5. Waktu (pagi, siang, sore/musim panas, musim hujan.)
6. Sosial Ekonomi.
7. Budaya.
8. Teknologi.
9. Sumber Sampah
UKURAN SAMPAH
1. Ukuran berat
a. Ton/hari (jumlah produksi sampah suatu
daerah)
b. Kg/Orang/hari (produkso sampah/orang)
2. Ukuran berat jenis/Kepadatan dipengaruhi oleh:
a. Jenis sampah dan Komposisinya
b. Cara pengisian alat ukur volume.
3. Ukuran volume: m³/hari atau l/orang/hari
(biasanya diterapkan pada alat pengumpul
sampah)
PROSES PENGELOLAAN SAMPAH
1. Pemilahan
 Pemilahan dari sumber dihasilkannya sampah
yang terdiri dari sampah organik dan anorgainik
 Pemilihan sampah yang masih memiliki sumber
energi tinggi
 Pemanfaatan kembali sampah yang memiliki
resources bernilai tinggi
PROSES PENGELOLAAN SAMPAH
2. Pewadahan
 Pewadahan individual disediakan di tingkat
rumah dengan menyediakan 2 unit penampungan
sampah terdiri dari sampah organic dan
anorganik
 Pewadahan komunal (container atau TPS)
khusus untuk menampung berbagai jenis sampah
baik organik maupun anorganik seperti untuk
sampah plastik, gelas, kertas, pakaian/tekstil,
logam, sampah besar (bulky waste), sampah B3
(batu baterai, lampu neon, dll) dan lain-lain.
PROSES PENGELOLAAN SAMPAH
3. Pengumpulan
 Waktu pengumpulan door to door setiap 1
sampai 2 hari
 Waktu pengumpulan sampah dari TPS 1 x
seminggu
4. Pengangkutan
 Pengumpulan sampah dengan compactor truck
berbeda untuk setiap jenis sampah.
PROSES PENGELOLAAN SAMPAH
5. Daur Ulang
 Contoh kegiatan daur ulang adalah antara lain adalah :
 Pemanfaatan kembali kertas bekas yang dapat
digunakan terutama untuk keperluan eksternal
 Plastik bekas diolah kembali untuk dijadikan sebagai
bijih plastik untuk dijadikan berbagai peralatan rumah
tangga seperti ember dll
 Peralatan elektronik bekas dipisahkan setiap komponen
pembangunnya (logam, plastik/kabel, baterai dll) dan
dilakukan pemilahan untuk setiap komponen yang
dapat digunakan kembali
 Gelas/botol kaca dipisahkan berdasarkan warna gelas
(putih, hijau dan gelap) dan dihancurkan
PROSES PENGELOLAAN SAMPAH
6. Composting
 Composting dilakukan secara manual atau semi
mekanis baik untuk skala individual, komunal maupun
skala besar (di lokasi landfill).
 Pembuatan lubang biopori yang berfungsi upaya
composting juga dan sebagai lubang resapan air.
7. Biogas
 Sampah organik sebagian diolah dengan alat digester
sebagai energi (gas bio).
 Pemanfaatan gas bio antara lain untuk district
heating, energi listrik, dan kompor untuk memasak.
PROSES PENGELOLAAN SAMPAH
8. Incinerator
 Incinerator komunal dengan kapasitas minimal
per unitnya 500 ton per hari.
 Energi panas dari incinerator digunakan untuk
district heating (T 50 – 70 derajat Celcius) dan
supplai listrik (20 – 40 % pasokan listrik berasal
dari incinerator).
 Emisi gas dari Incinerator sesuai dengan
ketentuan standar kualitas udara termasuk
komponen dioxin.
PROSES PENGELOLAAN SAMPAH
9. Landfill
 Landfill di fasilitasi oleh sarana utama dan saran penunjang yang
lengkap
 Pemadatan sampah mencapai kepadatan 700 – 800 ton/m3
 Penutupan tanah harian dengan geo textile
 Penutupan tanah intermediate memanfaatkan sisa konstruksi
bangunan
 Penutupan tanah akhir dilakukan dengan sangat ketat dan
mencapai ketebalan 2 – 10m
 Pengolahan gas dilengkapi dengan gas regulator, pompa
pengisap gas, alat deteksi gas, turbin, boiler dan lain-lain.
 Pengolahan lindi (leachate) dilakukan dengan aerator atau
oxidation pond
 Efluennya harus dialirkan ke pipa sewerage yang menuju
instalasi pengolahan air limbah (IPAL)
PENGELOLAAN SAMPAH
1. Metode pengumpulan & pengangkutan
Paradigma EOP (End Of Pipe)
Sumber
Sampah
TPS Depo
TPA
PENGELOLAAN SAMPAH
2. Pemusnahan/pembuangan sampah :
a. Sanitary Landfill (pengembangan open dumping).
b. Incineration.
c. Composting.
3. Ketenagaan & Organisasi.
4. Alat.
- APD, APAR, P3K , ATK, Fly Grill.
5. Dana
- Honor petugas.
- Pengadaan alat-alat.
- Operasional.
PENDANAAN
 Prioritisasi dan alokasi dalam APBN/APBD.
 Polluters Pay Principle – Corporate Social
Responsibility – Extended Produser
Responsibulity
 Pemberlakuan Insentif dan Disinsentif
Pelaku:
- Pemerintah baik pusat, kabupaten, kota
- DPR, DPRD
- Private Sector/ masyarakat
PENGELOLAAN SAMPAH
 Kebijakan pengelolaan sampah perkotaan yang
ditetapkan di kota-kota di Indonesia meliputi 5
(lima) kegiatan, yaitu:
1. Penerapan teknologi yang tepat guna
2. Peran serta masyarakat dalam pengelolaan
sampah
3. Perlunya mekanisme keuntungan dalam
pengelolaan sampah
4. Optimalisasi TPA sampah
5. Sistem kelembagaan pengelolaan sampah yang
terintegrasi
PENGELOLAAN SAMPAH
 Pengelolaan Sampah adalah kegiatan yang
sistematis dan berkesinambungan yang meliputi
pengurangan dan penanganan sampah
(Kementrian Lingkungan Hidup,
2007)..PERUNDANG-UNDANGAN
SANITASIuu-ri-no-18-tahun-2008-tentang-
pengelolaan-sampah.pdf
PENGELOLAAN SAMPAH PADAT
Gambar perjalanan setumpuk sampah di DKI Jakarta
menuju TPA Bantargebang (Berdasarkan data Dinas
Kebersihan DKI Jakarta)
PENGELOLAAN SAMPAH PADAT
CONTOH PENGELOLAAN SAMPAH
DOMESTIK
PENGARUH PENGELOLAAN SAMPAH
TERHADAP MASYARAKAT & LINGKUNGAN
A. PENGARUH POSITIF
Pengelolaan sampah yg baik berpengaruh positif
sbb:
1.Untuk menimbun tanah yg kurang baik & tidak
dapat diolah shg dpt digunakan untuk
kepentingan lain.
2.Sebagai pupuk untuk menyuburkan tanah serta
memperbaiki kondisi tanah.
3.Untuk pakan ternak yang telah diolah leih dulu.
4.Didaur ulang menghasilkan barang-barang baru.
5.Estetika Lingkungan lebih saniter shg
lingk.nyaman.
PENGARUH PENGELOLAAN SAMPAH
TERHADAP MASYARAKAT & LINGKUNGAN
B. PENGARUH NEGATIF
Pengelolaan sampah yg buruk berpengaruh
negatif sbb :
1.Terhadap kesehatan
Menyediakan tempat untuk vektor penyakit :
serangga & rodent  Insiden penyakit
meningkat.
a. Peny. Sal.perncernaan.
b. Demam berdarah.
c. Jamur (kulit/parasit).
d. Peny. Melalui binatang, spt. Cacing pita.
e. Potongan besi/kalengkecelakaan
PENGARUH PENGELOLAAN SAMPAH
TERHADAP MASYARAKAT & LINGKUNGAN
2. Terhadap Lingkungan
a. Estetika  Kenyamanan lingkungan terganggu.
b. Proses pembusukan  bau busuk.
c. Debu beterbangan  penglihatan & pernapasan
terganggu.
d.Pembakaran sampah (sengaja/tidak)  penurunan kualitas
udara. sampah yang dibakar ternyata dapat menghasilkan
dioksin yaitu ratusan jenis senyawa kimia berbahaya
seperti CDD (chlorinated dibenzo-p-dioxin), CDF (
chlorinated dibenzo furan) dan PCB (poly chlorinated
biphenyl).
e.Pendangkalan saluran air, bila hujan akan terjadi luapan.
f.Pencemaran air permukaan tanah.
g.Asam organik dalam air kerusakan fasilitas jalan dll.
PENGARUH PENGELOLAAN SAMPAH
TERHADAP MASYARAKAT & LINGKUNGAN
3. Terhadap keadaan sosial masyarakat.
a. Cermin status keadaan sosial masyarakat.
b. Kunjungan wisata menurun.
c. Meningkatnya kriminalitas.
4. Terhadap perekonomian
a. Produktifitas menurun karena sakit.
b. Dana diprioritaskan untuk kuratif.
c. Kunjungan menurun devisa menurun
d. Kualitas lingk menurun  produktifitas alam
e. Kemacetan lalu lintas  menghambat
transportasi.
HUBUNGAN SAMPAH VS
PENYAKIT
 Penyimpanan dan Pembuangan sampah yang
tidak sempurna :
1. Menimbulkan bau (disimpan lama pada udara
panas & lembab terjadi dekomposisi).
2. Mengundang datangnya vektor : Lalat & Tikus.
 Dalam transimis penyakit menular, dengan
penularan melalui air dan serangga.
 Penularan melalui binatang piaraan, contoh: babi
diberi pakan garbage (harus dimasak dulu),
menyebabkan peny. Trichinosis & Exanthema.
PERMASALAHAN SAMPAH
1. Bau & Lalat..PERUNDANG-
UNDANGAN
SANITASISAMPAHCara
Mengukur Kepadatan
Lalat.docx
Cara : membuang sampah
sesering mungkin & pakai
kantung kertas atau plastik.
2. Kebisingan
Bersumber dari truk
sampah.
BUDAYA KELOLA SAMPAH
 Reduce atau mengurangi
Sebisa mungkin lakukan minimalisis barang
atau material yang dipergunakan pasalnya
semakin banyak kita menggunakan material
semakin banyak pula sampah yang
dihasilkan. Dengan demikian bukan hanya
listrik, air, bahan bakar yang perlu dihemat
tetapi juga barang-barang lain agar tidak
terjadi pemborosan.
BUDAYA KELOLA SAMPAH
Reuse atau memakai kembali
Sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang
bisa di pakai kembali. Hindari pemakaian
barang-barang yang hanya bisa sekali
digunakan (disposable). Hal ini dapat
memperpanjang waktu pemakaian barang
sebelumn dijadikan sampah. Selain itu
berkreasi dan berimajinasilah agar barang-
barang yang sudah usang dan tidak terpakai
bisa menjadi barang baru dan bermanfaat.
BUDAYA KELOLA SAMPAH
 - Recycle atau mendaur ulang
Sebisa mungkin barang-barang yang sudah
tidak terpakai didaur ulang walaupun tidak
semua barang bisa didaur ulang. Saat ini
sudah banyak industri non-formal dan industri
rumah tangga yang memanfaatkan sampah
menjadi barang baru yang lebih berguna.
BUDAYA KELOLA SAMPAH
- Replace atau mengganti
Teliti barang yang kita pakai sehari-hari
gantilah barang yang hanya bisa dipakai sekali
dengan barang yang lebih tahan lama.
Gunakanlah barang-barang yang ramah
lingkungan misalnya ganti kantong kresek
dengan keranjang saat berbelanja. Selain itu
hindari pemakaian styrofoam karena bahan ini
tidak bisa dedegradasi secara alami.
MONITORING/PEMANTAUAN
Wewenang PEMKAB/KOTA
 melakukan pemantauan dan evaluasi secara
berkala setiap 6 (enam) bulan selama 20 (dua
puluh) tahun terhadap tempat pemrosesan akhir
sampah dengan sistem pembuangan terbuka
yang telah ditutup; dan
 menyusun dan menyelenggarakan sistem
tanggap darurat pengelolaan sampah sesuai
dengan kewenangannya.
PENGAWASAN DAN PARTISIPASI
 Penyadaran bahwa tiap orang / badan adalah
sumber sampah.
 Kombinasi pemberdayaan masyarakat baik
top-down maupun bottom-up.
 Mekanisme pemantauan dan pengawasan.
Pelaku:
- Pemerintah
- Masyarakat
- Private sector/ LSM
PELAKU PENGELOLAAN SAMPAH
1. MASYARAKAT
 Masyarakat memiliki kesadaran untuk
mengurangi jumlah sampah dari sumbernya
 Masyarakat memiliki kesadaran (willingness to
pay) yang tinggi terhadap biaya pengelolaan
sampah
 Masyarakat merasa bangga dapat menjaga
lingkungan tetap bersih
PELAKU PENGELOLAAN SAMPAH
2. Peran Swasta
 Diperlukan peran serta swasta dalam pengelolaan
sampah (pengumpulan/pengangkutan, incinerator,
daur ulang, landfill, dll) yang dilakukan dengan
professional, transparan dan accountable.
 Diperlukan perangkat kebijakan dalam pengelolaan
sampah oleh swasta seperti kemudahan dalam
memenuhi ketentuan dan adanya intensif yang
menarik dari pemerintah terhadap swasta yang
melakukan bisnis pengolahan sampah.
 Adanya kompetisi yang sehat dalam memenangkan
tender dan kualitas pekerjaan yang sangat baik (tidak
ada KKN).
PELAKU PENGELOLAAN SAMPAH
3. PEMERINTAH
a. Kapasitas kebijakan
Kebijakan penanganan sampah diperlukan
scenario, jangka waktu dan target yang jelas.
Contoh :Swedia berencana pengurangan sampah
sebesar 70 % pada tahun 2015.  untuk
mendapatkan energi sampah semaksimal
mungkin.
PELAKU PENGELOLAAN SAMPAH
b. Kapasitas Kelembagaan
 Diperlukan adanya pemisahan peran stakeholder
antara pembuat kebijakan dan operator.
 Diperlukan peran Pemerintah (Pusat maupun kota)
yang lebih dominan sebagai pembuat kebijakan dan
fasilitator.
 Kemampuan SDM yang handal dan profesional
dalam sistem pengelolaan sampah merupakan modal
yang kuat dalam menentukan keberhasilan program
kebersihan di swedia, untuk itu diperlukan upaya
serius dalam meningkatkan kualitas SDM.
PELAKU PENGELOLAAN SAMPAH
c. Kapasitas Keuangan
 Retribusi yang dibebankan kepada masyarakat
dibayarkan per tahun dengan nilai yang sesuai
dengan jumlah sampah yang dihasilkan
 Insentif diberikan kepada mereka yang secara
signifikan dapat mengurangi jumlah sampah
(untuk kompos maupun daur ulang).
 Pendapatan dari retribusi 100 % dikembalikan
untuk biaya pengelolaan sampah melalui kontrak
dengan pihak swasta.
PELAKU PENGELOLAAN SAMPAH
d. Kapasitas Peraturan
Peraturan yang dibuat oleh Pemerintah yang
berkaitan dengan ketentuan pengelolaan sampah
harus realistis, sistematis dan menjadi acuan
dalam pelaksanaan penanganan sampah di
lapangan baik oleh pihak pengelola maupun
masyarakat.
Apakah akan
dipertahankan ??
Pengelolaan sampah

More Related Content

What's hot

Penanganan Sampah
Penanganan SampahPenanganan Sampah
Penanganan Sampah
Joy Irman
 
Pengelolaan limbah B3
Pengelolaan limbah B3Pengelolaan limbah B3
Pengelolaan limbah B3
Instansi
 
Penyuluhan pemilahan sampah di sumber
Penyuluhan pemilahan sampah di sumberPenyuluhan pemilahan sampah di sumber
Penyuluhan pemilahan sampah di sumberTalitha Amalia
 
Kebijakan Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga
Kebijakan Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah TanggaKebijakan Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga
Kebijakan Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga
Joy Irman
 
Aspek Teknis Operasional Pengelolaan Sampah (3/4)
Aspek Teknis Operasional Pengelolaan Sampah (3/4)Aspek Teknis Operasional Pengelolaan Sampah (3/4)
Aspek Teknis Operasional Pengelolaan Sampah (3/4)
Joy Irman
 
Pengolahan Sampah Dengan 3R
Pengolahan Sampah Dengan 3RPengolahan Sampah Dengan 3R
Pengolahan Sampah Dengan 3R
Irmawan Nugroho
 
SOSIALISASI SAMPAH - PROGAM ADIWIYATA
SOSIALISASI SAMPAH - PROGAM ADIWIYATASOSIALISASI SAMPAH - PROGAM ADIWIYATA
SOSIALISASI SAMPAH - PROGAM ADIWIYATA
Siti Farida
 
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
Pengelolaan Sampah Rumah TanggaPengelolaan Sampah Rumah Tangga
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
Lidia Fibriana
 
Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah
Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah
Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah
Joy Irman
 
Pemilahan Sampah Organik dan Anorganik
Pemilahan Sampah Organik dan AnorganikPemilahan Sampah Organik dan Anorganik
Pemilahan Sampah Organik dan AnorganikAli Murtadho
 
Pengelolaan limbah b3
Pengelolaan limbah b3Pengelolaan limbah b3
Pengelolaan limbah b3
Arfanhandrah
 
Sosialisasi pp 22 tahun 2021 pengelolaan limbah non b3
Sosialisasi pp 22 tahun 2021 pengelolaan limbah non b3Sosialisasi pp 22 tahun 2021 pengelolaan limbah non b3
Sosialisasi pp 22 tahun 2021 pengelolaan limbah non b3
Instansi
 
Sistem pengelolaan persampahan
Sistem pengelolaan persampahanSistem pengelolaan persampahan
Sistem pengelolaan persampahan
Joy Irman
 
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)
Joy Irman
 
Ppt jenis limbah
Ppt jenis limbahPpt jenis limbah
Ppt jenis limbah
Lanange Jagad Buana
 
Dampak sampah plastik terhadap lingkungan hidup
Dampak sampah plastik terhadap lingkungan hidupDampak sampah plastik terhadap lingkungan hidup
Dampak sampah plastik terhadap lingkungan hidup
MEFI KARTIKASARI
 
Bank Sampah
Bank SampahBank Sampah
Bank Sampah
Oswar Mungkasa
 
Rincian Teknis Penyimpanan Limbah B3.pdf
Rincian Teknis Penyimpanan Limbah B3.pdfRincian Teknis Penyimpanan Limbah B3.pdf
Rincian Teknis Penyimpanan Limbah B3.pdf
ssuserc7b49e
 

What's hot (20)

Penanganan Sampah
Penanganan SampahPenanganan Sampah
Penanganan Sampah
 
Pengelolaan limbah B3
Pengelolaan limbah B3Pengelolaan limbah B3
Pengelolaan limbah B3
 
Penyuluhan pemilahan sampah di sumber
Penyuluhan pemilahan sampah di sumberPenyuluhan pemilahan sampah di sumber
Penyuluhan pemilahan sampah di sumber
 
Kebijakan Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga
Kebijakan Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah TanggaKebijakan Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga
Kebijakan Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga
 
Aspek Teknis Operasional Pengelolaan Sampah (3/4)
Aspek Teknis Operasional Pengelolaan Sampah (3/4)Aspek Teknis Operasional Pengelolaan Sampah (3/4)
Aspek Teknis Operasional Pengelolaan Sampah (3/4)
 
Pengolahan Sampah Dengan 3R
Pengolahan Sampah Dengan 3RPengolahan Sampah Dengan 3R
Pengolahan Sampah Dengan 3R
 
SOSIALISASI SAMPAH - PROGAM ADIWIYATA
SOSIALISASI SAMPAH - PROGAM ADIWIYATASOSIALISASI SAMPAH - PROGAM ADIWIYATA
SOSIALISASI SAMPAH - PROGAM ADIWIYATA
 
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
Pengelolaan Sampah Rumah TanggaPengelolaan Sampah Rumah Tangga
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
 
Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah
Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah
Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah
 
Pemilahan Sampah Organik dan Anorganik
Pemilahan Sampah Organik dan AnorganikPemilahan Sampah Organik dan Anorganik
Pemilahan Sampah Organik dan Anorganik
 
Pengelolaan limbah b3
Pengelolaan limbah b3Pengelolaan limbah b3
Pengelolaan limbah b3
 
Sosialisasi pp 22 tahun 2021 pengelolaan limbah non b3
Sosialisasi pp 22 tahun 2021 pengelolaan limbah non b3Sosialisasi pp 22 tahun 2021 pengelolaan limbah non b3
Sosialisasi pp 22 tahun 2021 pengelolaan limbah non b3
 
Sistem pengelolaan persampahan
Sistem pengelolaan persampahanSistem pengelolaan persampahan
Sistem pengelolaan persampahan
 
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)
 
pengukuran timbulan sampah
pengukuran timbulan sampahpengukuran timbulan sampah
pengukuran timbulan sampah
 
PEMBUATAN KOMPOS
PEMBUATAN KOMPOSPEMBUATAN KOMPOS
PEMBUATAN KOMPOS
 
Ppt jenis limbah
Ppt jenis limbahPpt jenis limbah
Ppt jenis limbah
 
Dampak sampah plastik terhadap lingkungan hidup
Dampak sampah plastik terhadap lingkungan hidupDampak sampah plastik terhadap lingkungan hidup
Dampak sampah plastik terhadap lingkungan hidup
 
Bank Sampah
Bank SampahBank Sampah
Bank Sampah
 
Rincian Teknis Penyimpanan Limbah B3.pdf
Rincian Teknis Penyimpanan Limbah B3.pdfRincian Teknis Penyimpanan Limbah B3.pdf
Rincian Teknis Penyimpanan Limbah B3.pdf
 

Viewers also liked

Pembinaan dan Pengawasan dalam Penanganan Sampah
Pembinaan dan Pengawasan dalam Penanganan SampahPembinaan dan Pengawasan dalam Penanganan Sampah
Pembinaan dan Pengawasan dalam Penanganan Sampah
Joy Irman
 
Presentasi Bank Sampah
Presentasi Bank SampahPresentasi Bank Sampah
Presentasi Bank Sampah
Dicky Supriatna
 
Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat. Saatnya Masyarakat Berkawan.
Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat. Saatnya Masyarakat Berkawan.Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat. Saatnya Masyarakat Berkawan.
Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat. Saatnya Masyarakat Berkawan.
Oswar Mungkasa
 
Opsi Teknologi Pengelolaan Persampahan
Opsi Teknologi Pengelolaan PersampahanOpsi Teknologi Pengelolaan Persampahan
Opsi Teknologi Pengelolaan Persampahan
infosanitasi
 
Penyakit akibat sampah
Penyakit akibat sampahPenyakit akibat sampah
Penyakit akibat sampah
Arsya Wina
 
Presentasi bank sampah hasil revisi akhir
Presentasi bank sampah hasil revisi akhirPresentasi bank sampah hasil revisi akhir
Presentasi bank sampah hasil revisi akhirAdi Prayogo
 
Mengenal Bank Sampah
Mengenal Bank SampahMengenal Bank Sampah
Mengenal Bank Sampah
nandanintya
 
Karya Ilmiah Remaja "Sampah"
Karya Ilmiah Remaja "Sampah"Karya Ilmiah Remaja "Sampah"
Karya Ilmiah Remaja "Sampah"
Adityswah Anugraha
 
Pembinaan Pengelolaan Sampah
Pembinaan Pengelolaan Sampah Pembinaan Pengelolaan Sampah
Pembinaan Pengelolaan Sampah
Joy Irman
 
Perencanaan tps dan pengelolaan sampah produktif
Perencanaan tps dan pengelolaan sampah produktifPerencanaan tps dan pengelolaan sampah produktif
Perencanaan tps dan pengelolaan sampah produktif
Rafi Perdana Setyo
 
Bank sampah
Bank sampahBank sampah
Bank sampah
Nimas Putri
 
Sampah
SampahSampah
Karya Ilmiah Daur Ulang Limbah Plastik
Karya Ilmiah Daur Ulang Limbah PlastikKarya Ilmiah Daur Ulang Limbah Plastik
Karya Ilmiah Daur Ulang Limbah Plastik
inezya thalita
 
cara mudah mendirikan bank sampah
cara mudah mendirikan bank sampahcara mudah mendirikan bank sampah
cara mudah mendirikan bank sampah
banksampah
 
Sampah dan kesehatan masyarakat
Sampah dan kesehatan masyarakatSampah dan kesehatan masyarakat
Sampah dan kesehatan masyarakat
sanjayabisma
 
Sampah dan kesehatan masyarakat
Sampah dan kesehatan masyarakatSampah dan kesehatan masyarakat
Sampah dan kesehatan masyarakat
sanjayabisma
 

Viewers also liked (20)

Pembinaan dan Pengawasan dalam Penanganan Sampah
Pembinaan dan Pengawasan dalam Penanganan SampahPembinaan dan Pengawasan dalam Penanganan Sampah
Pembinaan dan Pengawasan dalam Penanganan Sampah
 
Presentasi Bank Sampah
Presentasi Bank SampahPresentasi Bank Sampah
Presentasi Bank Sampah
 
Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat. Saatnya Masyarakat Berkawan.
Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat. Saatnya Masyarakat Berkawan.Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat. Saatnya Masyarakat Berkawan.
Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat. Saatnya Masyarakat Berkawan.
 
Opsi Teknologi Pengelolaan Persampahan
Opsi Teknologi Pengelolaan PersampahanOpsi Teknologi Pengelolaan Persampahan
Opsi Teknologi Pengelolaan Persampahan
 
Penyakit akibat sampah
Penyakit akibat sampahPenyakit akibat sampah
Penyakit akibat sampah
 
KARYA ILMIAH SAMPAH
KARYA ILMIAH SAMPAHKARYA ILMIAH SAMPAH
KARYA ILMIAH SAMPAH
 
Presentasi bank sampah hasil revisi akhir
Presentasi bank sampah hasil revisi akhirPresentasi bank sampah hasil revisi akhir
Presentasi bank sampah hasil revisi akhir
 
Mengenal Bank Sampah
Mengenal Bank SampahMengenal Bank Sampah
Mengenal Bank Sampah
 
Karya Ilmiah Remaja "Sampah"
Karya Ilmiah Remaja "Sampah"Karya Ilmiah Remaja "Sampah"
Karya Ilmiah Remaja "Sampah"
 
Pembinaan Pengelolaan Sampah
Pembinaan Pengelolaan Sampah Pembinaan Pengelolaan Sampah
Pembinaan Pengelolaan Sampah
 
Perencanaan tps dan pengelolaan sampah produktif
Perencanaan tps dan pengelolaan sampah produktifPerencanaan tps dan pengelolaan sampah produktif
Perencanaan tps dan pengelolaan sampah produktif
 
Bank sampah
Bank sampahBank sampah
Bank sampah
 
Pengertian Sampah
Pengertian SampahPengertian Sampah
Pengertian Sampah
 
Bank sampah
Bank sampahBank sampah
Bank sampah
 
Sampah
SampahSampah
Sampah
 
Karya Ilmiah Daur Ulang Limbah Plastik
Karya Ilmiah Daur Ulang Limbah PlastikKarya Ilmiah Daur Ulang Limbah Plastik
Karya Ilmiah Daur Ulang Limbah Plastik
 
cara mudah mendirikan bank sampah
cara mudah mendirikan bank sampahcara mudah mendirikan bank sampah
cara mudah mendirikan bank sampah
 
Sampah dan kesehatan masyarakat
Sampah dan kesehatan masyarakatSampah dan kesehatan masyarakat
Sampah dan kesehatan masyarakat
 
Masalah persampahan
Masalah persampahanMasalah persampahan
Masalah persampahan
 
Sampah dan kesehatan masyarakat
Sampah dan kesehatan masyarakatSampah dan kesehatan masyarakat
Sampah dan kesehatan masyarakat
 

Similar to Pengelolaan sampah

Limbah Padat
Limbah PadatLimbah Padat
Limbah Padat
Nurul Angreliany
 
Presentation1 proker
Presentation1 prokerPresentation1 proker
Presentation1 proker
rizky nofri
 
Makalah ekologi
Makalah ekologiMakalah ekologi
Makalah ekologiArdianti
 
Peran serta masyarakat dalam penanganan
Peran serta masyarakat dalam penangananPeran serta masyarakat dalam penanganan
Peran serta masyarakat dalam penangananmuhsyahdam
 
Limbah
LimbahLimbah
Limbahkynz
 
Pengelolaan sampah
Pengelolaan sampahPengelolaan sampah
KKN Sampah_Universitas dan pengelolaan nya
KKN Sampah_Universitas dan pengelolaan nyaKKN Sampah_Universitas dan pengelolaan nya
KKN Sampah_Universitas dan pengelolaan nya
ssusera9462d1
 
PENGOLAHAN-SAsdsadsadsadsaddsasMPAH-3R.ppt
PENGOLAHAN-SAsdsadsadsadsaddsasMPAH-3R.pptPENGOLAHAN-SAsdsadsadsadsaddsasMPAH-3R.ppt
PENGOLAHAN-SAsdsadsadsadsaddsasMPAH-3R.ppt
LHKALPATARU
 
Ekonomi Sumber daya Alam dan lingkungan sub bahasan Co
Ekonomi Sumber daya Alam dan lingkungan sub bahasan CoEkonomi Sumber daya Alam dan lingkungan sub bahasan Co
Ekonomi Sumber daya Alam dan lingkungan sub bahasan CoAlief Setyanto
 
Makalah limbah-padatgapra
Makalah limbah-padatgapraMakalah limbah-padatgapra
Makalah limbah-padatgapra
Budinta Lubizz
 
Laporan Bank sampah todopuli
Laporan Bank sampah todopuliLaporan Bank sampah todopuli
Laporan Bank sampah todopuli
muhbaskoro
 
Pengelolaan dan pengolahan sampah anorganik
Pengelolaan dan pengolahan sampah anorganikPengelolaan dan pengolahan sampah anorganik
Pengelolaan dan pengolahan sampah anorganik
'Dimas Keren
 
BAB II Tinjauan Pustaka.pdf
BAB II Tinjauan Pustaka.pdfBAB II Tinjauan Pustaka.pdf
BAB II Tinjauan Pustaka.pdf
NiyaCimut
 

Similar to Pengelolaan sampah (20)

Limbah Padat
Limbah PadatLimbah Padat
Limbah Padat
 
Presentation1 proker
Presentation1 prokerPresentation1 proker
Presentation1 proker
 
Makalah ekologi
Makalah ekologiMakalah ekologi
Makalah ekologi
 
Peran serta masyarakat dalam penanganan
Peran serta masyarakat dalam penangananPeran serta masyarakat dalam penanganan
Peran serta masyarakat dalam penanganan
 
Limbah
LimbahLimbah
Limbah
 
Paper
PaperPaper
Paper
 
Ppt ipl
Ppt iplPpt ipl
Ppt ipl
 
Plh powerpoint citra
Plh powerpoint citraPlh powerpoint citra
Plh powerpoint citra
 
Limbah
LimbahLimbah
Limbah
 
Pengelolaan sampah
Pengelolaan sampahPengelolaan sampah
Pengelolaan sampah
 
Pengelolaan Sampah
Pengelolaan SampahPengelolaan Sampah
Pengelolaan Sampah
 
KKN Sampah_Universitas dan pengelolaan nya
KKN Sampah_Universitas dan pengelolaan nyaKKN Sampah_Universitas dan pengelolaan nya
KKN Sampah_Universitas dan pengelolaan nya
 
PENGOLAHAN-SAsdsadsadsadsaddsasMPAH-3R.ppt
PENGOLAHAN-SAsdsadsadsadsaddsasMPAH-3R.pptPENGOLAHAN-SAsdsadsadsadsaddsasMPAH-3R.ppt
PENGOLAHAN-SAsdsadsadsadsaddsasMPAH-3R.ppt
 
Ekonomi Sumber daya Alam dan lingkungan sub bahasan Co
Ekonomi Sumber daya Alam dan lingkungan sub bahasan CoEkonomi Sumber daya Alam dan lingkungan sub bahasan Co
Ekonomi Sumber daya Alam dan lingkungan sub bahasan Co
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Makalah limbah-padatgapra
Makalah limbah-padatgapraMakalah limbah-padatgapra
Makalah limbah-padatgapra
 
Laporan Bank sampah todopuli
Laporan Bank sampah todopuliLaporan Bank sampah todopuli
Laporan Bank sampah todopuli
 
Pengelolaan dan pengolahan sampah anorganik
Pengelolaan dan pengolahan sampah anorganikPengelolaan dan pengolahan sampah anorganik
Pengelolaan dan pengolahan sampah anorganik
 
BAB II Tinjauan Pustaka.pdf
BAB II Tinjauan Pustaka.pdfBAB II Tinjauan Pustaka.pdf
BAB II Tinjauan Pustaka.pdf
 
Makalah kesehatan lingkungan
Makalah kesehatan lingkunganMakalah kesehatan lingkungan
Makalah kesehatan lingkungan
 

More from Siti Aisyah

3. iapi jatim pbj blud online
3. iapi jatim pbj blud online3. iapi jatim pbj blud online
3. iapi jatim pbj blud online
Siti Aisyah
 
1. penyediaan air bersih kedalam bangunan
1. penyediaan air bersih kedalam bangunan1. penyediaan air bersih kedalam bangunan
1. penyediaan air bersih kedalam bangunan
Siti Aisyah
 
Pengendalian vektor
Pengendalian vektorPengendalian vektor
Pengendalian vektor
Siti Aisyah
 
Birrul walidain
Birrul walidainBirrul walidain
Birrul walidain
Siti Aisyah
 
Sanitasi bandara
Sanitasi bandaraSanitasi bandara
Sanitasi bandaraSiti Aisyah
 
Kuliah pencemaran air
Kuliah  pencemaran airKuliah  pencemaran air
Kuliah pencemaran airSiti Aisyah
 
Identifikasi hitung-kepadatan-nyamuk
Identifikasi hitung-kepadatan-nyamukIdentifikasi hitung-kepadatan-nyamuk
Identifikasi hitung-kepadatan-nyamukSiti Aisyah
 
Indikator angka klinis
Indikator angka klinisIndikator angka klinis
Indikator angka klinisSiti Aisyah
 

More from Siti Aisyah (9)

3. iapi jatim pbj blud online
3. iapi jatim pbj blud online3. iapi jatim pbj blud online
3. iapi jatim pbj blud online
 
1. penyediaan air bersih kedalam bangunan
1. penyediaan air bersih kedalam bangunan1. penyediaan air bersih kedalam bangunan
1. penyediaan air bersih kedalam bangunan
 
Pengendalian vektor
Pengendalian vektorPengendalian vektor
Pengendalian vektor
 
Birrul walidain
Birrul walidainBirrul walidain
Birrul walidain
 
Sanitasi bandara
Sanitasi bandaraSanitasi bandara
Sanitasi bandara
 
Kesling ttu
Kesling ttuKesling ttu
Kesling ttu
 
Kuliah pencemaran air
Kuliah  pencemaran airKuliah  pencemaran air
Kuliah pencemaran air
 
Identifikasi hitung-kepadatan-nyamuk
Identifikasi hitung-kepadatan-nyamukIdentifikasi hitung-kepadatan-nyamuk
Identifikasi hitung-kepadatan-nyamuk
 
Indikator angka klinis
Indikator angka klinisIndikator angka klinis
Indikator angka klinis
 

Pengelolaan sampah

  • 2. Referensi  Pasal 28H ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945  Undang-Undang RI No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.  Environmental Health, 2nd edition (1980), P. W. Purdom.  Environmental Health, Revised Edition (1997), Dade W. Mueller.  Kesehatan Lingkungan (1985), Haryoto Kusnoputranto, Dr.
  • 3. Pendahuluan  Pertambahan penduduk dan perubahan pola konsumsi masyarakat  bertambahnya volume, jenis, dan karakteristik sampah yang semakin beragam.  Pengelolaan sampah selama ini belum sesuai dengan metode dan teknik pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan sehingga menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan.  Sampah telah menjadi permasalahan nasional sehingga pengelolaannya perlu dilakukan secara komprehensif dan terpadu dari hulu ke hilir agar memberikan manfaat secara ekonomi, sehat bagi masyarakat, dan aman bagi lingkungan, serta dapat mengubah perilaku masyarakat.
  • 4. DEFINISI  DEFINISI SAMPAH (SOLID WASTE The Third Pollution) 1.Sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat (UU No. 18/2008). 2.Sesuatu bahan/benda padat/yang terjadi karena berhubungan dengan aktifitas manusia yang tak dipakai lagi, tak disenangi dan dibuang dengan cara-cara saniter, kecuali buangan yang berasal dari tubuh manusia (FKM-UI, 1985).
  • 5. DEFINISI 3. Sesuatu yang tidak digunakan, tidak terpakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang, yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dngan sendirinya. APHA (American Public Health Association) 4. Bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud biasa atau utama dalam pembikinan atau pemakaian barang rusak atau bercacat dalam pembikinan manufktur atau materi berkelebihan atau ditolak atau buangan (Kementerian Lingkungan Hidup, 2005) Prinsip : - Suatu benda atau zat padat atau bahan. - Ada hub.langsung/tidak dengan aktivitas manusia. - Tidak dipakai, disenangi dan dibuang.
  • 7. JENIS SAMPAH 1. Berdasarkan zat kimia yang terkandung di dalamnya. a.In-organik. b.Organik. 2. Berdasarkan dapat tidaknya dibakar. a. Mudah terbakar. b. Tidak mudah terbakar. Cth: sisa potongan besi. 3. Berdasarkan dapat tidaknya membusuk. a. Sukar membusuk. b. Mudah membusuk.
  • 8. JENIS SAMPAH 4. Berdasarkan karakteristik sampah. a. Garbage, cth : sisa makanan Sifat : mudah membusuk, lembab, mengandung air bebas. b. Rubbish (sampah mudah terbakar atau yang sukar terbakar). c. Ashes (abu) : sisa pembakaran. d. Street Sweeping (sampah jalanan). e. Dead Animal (bangkai) f. Household Refuse (gabungan rubbish, garbage, shes) dari daerah perumahan. g. Abandoned vehicles. h. Sampah Industri.
  • 9. JENIS SAMPAH i. Demolition waste (sisa penghancuran gedung). j. Construction waste (sisa pembangunan) k. Sewage Solids (dari pintu masuk pengolahan limbah). l. Special Waste (perlu penanganan khusus) contoh : radio aktif.
  • 10. SUMBER SAMPAH 1. Domestic Waste (Daerah pemukiman) 2. Daerah Perdagangan. 3. Jalan Raya. 4. Industrial Waste (termasuk industri makanan). 5. Agricultural waste (pertanian), peternakan & perikanan. 6. Daerah Pertambangan. 7. Gedung Perkantoran. 8. Penghancuran gedung. 9. Tempat-tempat Umum (TTU) 10. Pusat Pengolahan air buangan.
  • 11. PRODUKSI SAMPAH  Asumsi : 2 lt/org/hari (Indonesia) 350 gr/org/hari (Asia)  Produksi Sampah tergantung beberapa faktor : 1. Jumlah penduduk, kepadatan & Aktivitas. 2. Sistem pengumpulan & pembuangan sampah. 3. Reuse & Recycle sampah. 4. Faktor Geografis. 5. Waktu (pagi, siang, sore/musim panas, musim hujan.) 6. Sosial Ekonomi. 7. Budaya. 8. Teknologi. 9. Sumber Sampah
  • 12. UKURAN SAMPAH 1. Ukuran berat a. Ton/hari (jumlah produksi sampah suatu daerah) b. Kg/Orang/hari (produkso sampah/orang) 2. Ukuran berat jenis/Kepadatan dipengaruhi oleh: a. Jenis sampah dan Komposisinya b. Cara pengisian alat ukur volume. 3. Ukuran volume: m³/hari atau l/orang/hari (biasanya diterapkan pada alat pengumpul sampah)
  • 13. PROSES PENGELOLAAN SAMPAH 1. Pemilahan  Pemilahan dari sumber dihasilkannya sampah yang terdiri dari sampah organik dan anorgainik  Pemilihan sampah yang masih memiliki sumber energi tinggi  Pemanfaatan kembali sampah yang memiliki resources bernilai tinggi
  • 14. PROSES PENGELOLAAN SAMPAH 2. Pewadahan  Pewadahan individual disediakan di tingkat rumah dengan menyediakan 2 unit penampungan sampah terdiri dari sampah organic dan anorganik  Pewadahan komunal (container atau TPS) khusus untuk menampung berbagai jenis sampah baik organik maupun anorganik seperti untuk sampah plastik, gelas, kertas, pakaian/tekstil, logam, sampah besar (bulky waste), sampah B3 (batu baterai, lampu neon, dll) dan lain-lain.
  • 15. PROSES PENGELOLAAN SAMPAH 3. Pengumpulan  Waktu pengumpulan door to door setiap 1 sampai 2 hari  Waktu pengumpulan sampah dari TPS 1 x seminggu 4. Pengangkutan  Pengumpulan sampah dengan compactor truck berbeda untuk setiap jenis sampah.
  • 16. PROSES PENGELOLAAN SAMPAH 5. Daur Ulang  Contoh kegiatan daur ulang adalah antara lain adalah :  Pemanfaatan kembali kertas bekas yang dapat digunakan terutama untuk keperluan eksternal  Plastik bekas diolah kembali untuk dijadikan sebagai bijih plastik untuk dijadikan berbagai peralatan rumah tangga seperti ember dll  Peralatan elektronik bekas dipisahkan setiap komponen pembangunnya (logam, plastik/kabel, baterai dll) dan dilakukan pemilahan untuk setiap komponen yang dapat digunakan kembali  Gelas/botol kaca dipisahkan berdasarkan warna gelas (putih, hijau dan gelap) dan dihancurkan
  • 17. PROSES PENGELOLAAN SAMPAH 6. Composting  Composting dilakukan secara manual atau semi mekanis baik untuk skala individual, komunal maupun skala besar (di lokasi landfill).  Pembuatan lubang biopori yang berfungsi upaya composting juga dan sebagai lubang resapan air. 7. Biogas  Sampah organik sebagian diolah dengan alat digester sebagai energi (gas bio).  Pemanfaatan gas bio antara lain untuk district heating, energi listrik, dan kompor untuk memasak.
  • 18. PROSES PENGELOLAAN SAMPAH 8. Incinerator  Incinerator komunal dengan kapasitas minimal per unitnya 500 ton per hari.  Energi panas dari incinerator digunakan untuk district heating (T 50 – 70 derajat Celcius) dan supplai listrik (20 – 40 % pasokan listrik berasal dari incinerator).  Emisi gas dari Incinerator sesuai dengan ketentuan standar kualitas udara termasuk komponen dioxin.
  • 19. PROSES PENGELOLAAN SAMPAH 9. Landfill  Landfill di fasilitasi oleh sarana utama dan saran penunjang yang lengkap  Pemadatan sampah mencapai kepadatan 700 – 800 ton/m3  Penutupan tanah harian dengan geo textile  Penutupan tanah intermediate memanfaatkan sisa konstruksi bangunan  Penutupan tanah akhir dilakukan dengan sangat ketat dan mencapai ketebalan 2 – 10m  Pengolahan gas dilengkapi dengan gas regulator, pompa pengisap gas, alat deteksi gas, turbin, boiler dan lain-lain.  Pengolahan lindi (leachate) dilakukan dengan aerator atau oxidation pond  Efluennya harus dialirkan ke pipa sewerage yang menuju instalasi pengolahan air limbah (IPAL)
  • 20. PENGELOLAAN SAMPAH 1. Metode pengumpulan & pengangkutan Paradigma EOP (End Of Pipe) Sumber Sampah TPS Depo TPA
  • 21. PENGELOLAAN SAMPAH 2. Pemusnahan/pembuangan sampah : a. Sanitary Landfill (pengembangan open dumping). b. Incineration. c. Composting. 3. Ketenagaan & Organisasi. 4. Alat. - APD, APAR, P3K , ATK, Fly Grill. 5. Dana - Honor petugas. - Pengadaan alat-alat. - Operasional.
  • 22. PENDANAAN  Prioritisasi dan alokasi dalam APBN/APBD.  Polluters Pay Principle – Corporate Social Responsibility – Extended Produser Responsibulity  Pemberlakuan Insentif dan Disinsentif Pelaku: - Pemerintah baik pusat, kabupaten, kota - DPR, DPRD - Private Sector/ masyarakat
  • 23. PENGELOLAAN SAMPAH  Kebijakan pengelolaan sampah perkotaan yang ditetapkan di kota-kota di Indonesia meliputi 5 (lima) kegiatan, yaitu: 1. Penerapan teknologi yang tepat guna 2. Peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah 3. Perlunya mekanisme keuntungan dalam pengelolaan sampah 4. Optimalisasi TPA sampah 5. Sistem kelembagaan pengelolaan sampah yang terintegrasi
  • 24. PENGELOLAAN SAMPAH  Pengelolaan Sampah adalah kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah (Kementrian Lingkungan Hidup, 2007)..PERUNDANG-UNDANGAN SANITASIuu-ri-no-18-tahun-2008-tentang- pengelolaan-sampah.pdf
  • 25. PENGELOLAAN SAMPAH PADAT Gambar perjalanan setumpuk sampah di DKI Jakarta menuju TPA Bantargebang (Berdasarkan data Dinas Kebersihan DKI Jakarta)
  • 28. PENGARUH PENGELOLAAN SAMPAH TERHADAP MASYARAKAT & LINGKUNGAN A. PENGARUH POSITIF Pengelolaan sampah yg baik berpengaruh positif sbb: 1.Untuk menimbun tanah yg kurang baik & tidak dapat diolah shg dpt digunakan untuk kepentingan lain. 2.Sebagai pupuk untuk menyuburkan tanah serta memperbaiki kondisi tanah. 3.Untuk pakan ternak yang telah diolah leih dulu. 4.Didaur ulang menghasilkan barang-barang baru. 5.Estetika Lingkungan lebih saniter shg lingk.nyaman.
  • 29. PENGARUH PENGELOLAAN SAMPAH TERHADAP MASYARAKAT & LINGKUNGAN B. PENGARUH NEGATIF Pengelolaan sampah yg buruk berpengaruh negatif sbb : 1.Terhadap kesehatan Menyediakan tempat untuk vektor penyakit : serangga & rodent  Insiden penyakit meningkat. a. Peny. Sal.perncernaan. b. Demam berdarah. c. Jamur (kulit/parasit). d. Peny. Melalui binatang, spt. Cacing pita. e. Potongan besi/kalengkecelakaan
  • 30. PENGARUH PENGELOLAAN SAMPAH TERHADAP MASYARAKAT & LINGKUNGAN 2. Terhadap Lingkungan a. Estetika  Kenyamanan lingkungan terganggu. b. Proses pembusukan  bau busuk. c. Debu beterbangan  penglihatan & pernapasan terganggu. d.Pembakaran sampah (sengaja/tidak)  penurunan kualitas udara. sampah yang dibakar ternyata dapat menghasilkan dioksin yaitu ratusan jenis senyawa kimia berbahaya seperti CDD (chlorinated dibenzo-p-dioxin), CDF ( chlorinated dibenzo furan) dan PCB (poly chlorinated biphenyl). e.Pendangkalan saluran air, bila hujan akan terjadi luapan. f.Pencemaran air permukaan tanah. g.Asam organik dalam air kerusakan fasilitas jalan dll.
  • 31. PENGARUH PENGELOLAAN SAMPAH TERHADAP MASYARAKAT & LINGKUNGAN 3. Terhadap keadaan sosial masyarakat. a. Cermin status keadaan sosial masyarakat. b. Kunjungan wisata menurun. c. Meningkatnya kriminalitas. 4. Terhadap perekonomian a. Produktifitas menurun karena sakit. b. Dana diprioritaskan untuk kuratif. c. Kunjungan menurun devisa menurun d. Kualitas lingk menurun  produktifitas alam e. Kemacetan lalu lintas  menghambat transportasi.
  • 32. HUBUNGAN SAMPAH VS PENYAKIT  Penyimpanan dan Pembuangan sampah yang tidak sempurna : 1. Menimbulkan bau (disimpan lama pada udara panas & lembab terjadi dekomposisi). 2. Mengundang datangnya vektor : Lalat & Tikus.  Dalam transimis penyakit menular, dengan penularan melalui air dan serangga.  Penularan melalui binatang piaraan, contoh: babi diberi pakan garbage (harus dimasak dulu), menyebabkan peny. Trichinosis & Exanthema.
  • 33. PERMASALAHAN SAMPAH 1. Bau & Lalat..PERUNDANG- UNDANGAN SANITASISAMPAHCara Mengukur Kepadatan Lalat.docx Cara : membuang sampah sesering mungkin & pakai kantung kertas atau plastik. 2. Kebisingan Bersumber dari truk sampah.
  • 34. BUDAYA KELOLA SAMPAH  Reduce atau mengurangi Sebisa mungkin lakukan minimalisis barang atau material yang dipergunakan pasalnya semakin banyak kita menggunakan material semakin banyak pula sampah yang dihasilkan. Dengan demikian bukan hanya listrik, air, bahan bakar yang perlu dihemat tetapi juga barang-barang lain agar tidak terjadi pemborosan.
  • 35. BUDAYA KELOLA SAMPAH Reuse atau memakai kembali Sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa di pakai kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang hanya bisa sekali digunakan (disposable). Hal ini dapat memperpanjang waktu pemakaian barang sebelumn dijadikan sampah. Selain itu berkreasi dan berimajinasilah agar barang- barang yang sudah usang dan tidak terpakai bisa menjadi barang baru dan bermanfaat.
  • 36. BUDAYA KELOLA SAMPAH  - Recycle atau mendaur ulang Sebisa mungkin barang-barang yang sudah tidak terpakai didaur ulang walaupun tidak semua barang bisa didaur ulang. Saat ini sudah banyak industri non-formal dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang baru yang lebih berguna.
  • 37. BUDAYA KELOLA SAMPAH - Replace atau mengganti Teliti barang yang kita pakai sehari-hari gantilah barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama. Gunakanlah barang-barang yang ramah lingkungan misalnya ganti kantong kresek dengan keranjang saat berbelanja. Selain itu hindari pemakaian styrofoam karena bahan ini tidak bisa dedegradasi secara alami.
  • 38. MONITORING/PEMANTAUAN Wewenang PEMKAB/KOTA  melakukan pemantauan dan evaluasi secara berkala setiap 6 (enam) bulan selama 20 (dua puluh) tahun terhadap tempat pemrosesan akhir sampah dengan sistem pembuangan terbuka yang telah ditutup; dan  menyusun dan menyelenggarakan sistem tanggap darurat pengelolaan sampah sesuai dengan kewenangannya.
  • 39. PENGAWASAN DAN PARTISIPASI  Penyadaran bahwa tiap orang / badan adalah sumber sampah.  Kombinasi pemberdayaan masyarakat baik top-down maupun bottom-up.  Mekanisme pemantauan dan pengawasan. Pelaku: - Pemerintah - Masyarakat - Private sector/ LSM
  • 40. PELAKU PENGELOLAAN SAMPAH 1. MASYARAKAT  Masyarakat memiliki kesadaran untuk mengurangi jumlah sampah dari sumbernya  Masyarakat memiliki kesadaran (willingness to pay) yang tinggi terhadap biaya pengelolaan sampah  Masyarakat merasa bangga dapat menjaga lingkungan tetap bersih
  • 41. PELAKU PENGELOLAAN SAMPAH 2. Peran Swasta  Diperlukan peran serta swasta dalam pengelolaan sampah (pengumpulan/pengangkutan, incinerator, daur ulang, landfill, dll) yang dilakukan dengan professional, transparan dan accountable.  Diperlukan perangkat kebijakan dalam pengelolaan sampah oleh swasta seperti kemudahan dalam memenuhi ketentuan dan adanya intensif yang menarik dari pemerintah terhadap swasta yang melakukan bisnis pengolahan sampah.  Adanya kompetisi yang sehat dalam memenangkan tender dan kualitas pekerjaan yang sangat baik (tidak ada KKN).
  • 42. PELAKU PENGELOLAAN SAMPAH 3. PEMERINTAH a. Kapasitas kebijakan Kebijakan penanganan sampah diperlukan scenario, jangka waktu dan target yang jelas. Contoh :Swedia berencana pengurangan sampah sebesar 70 % pada tahun 2015.  untuk mendapatkan energi sampah semaksimal mungkin.
  • 43. PELAKU PENGELOLAAN SAMPAH b. Kapasitas Kelembagaan  Diperlukan adanya pemisahan peran stakeholder antara pembuat kebijakan dan operator.  Diperlukan peran Pemerintah (Pusat maupun kota) yang lebih dominan sebagai pembuat kebijakan dan fasilitator.  Kemampuan SDM yang handal dan profesional dalam sistem pengelolaan sampah merupakan modal yang kuat dalam menentukan keberhasilan program kebersihan di swedia, untuk itu diperlukan upaya serius dalam meningkatkan kualitas SDM.
  • 44. PELAKU PENGELOLAAN SAMPAH c. Kapasitas Keuangan  Retribusi yang dibebankan kepada masyarakat dibayarkan per tahun dengan nilai yang sesuai dengan jumlah sampah yang dihasilkan  Insentif diberikan kepada mereka yang secara signifikan dapat mengurangi jumlah sampah (untuk kompos maupun daur ulang).  Pendapatan dari retribusi 100 % dikembalikan untuk biaya pengelolaan sampah melalui kontrak dengan pihak swasta.
  • 45. PELAKU PENGELOLAAN SAMPAH d. Kapasitas Peraturan Peraturan yang dibuat oleh Pemerintah yang berkaitan dengan ketentuan pengelolaan sampah harus realistis, sistematis dan menjadi acuan dalam pelaksanaan penanganan sampah di lapangan baik oleh pihak pengelola maupun masyarakat.