Teks tersebut membahas tentang tegangan tinggi dan korona pada sistem transmisi listrik. Secara singkat, tegangan tinggi dapat menyebabkan fenomena korona pada kawat transmisi akibat ionisasi udara, yang menimbulkan efek seperti hilangnya daya, gangguan radio, dan bunyi desisan. Untuk meminimalkan dampaknya diperlukan isolasi yang baik.
Tugas Kelompok 2 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...Anggita Mentari
Tugas Pertemuan 1 Teknik Tegangan Tinggi
Dosen : Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D
Disusun Oleh :
Anggita Mentari Putri 062.13.004
Vera Irene M. S. 062.13.007
Dandy Nurwidi N. 062.13.011
Mekanisme breakdown adalah sebuah fenomena yang komplek di dalam bentuk padat dan tergantung pada variasi tegangan dan waktu penerapannya.
Pada prinsipnya mekanisme kegagalan (breakdown) dalam zat padat sama dengan proses yang terjadi di gas dan udara. Suatu zat padat tergantung dari cara dan kondisi pengukuran.
mekanisme kegagalan tembus pada gas
Kegagalan tembus pada gas sendiri terdiri dari dua yaitu:
Mekanisme Townsend
Mekanisme strimer (streamer) atau kanal
Partial discharge (PD) atau biasa juga disebut dengan peluahan merupakan fenomena peluahan muatan elektrik yang bisa menjembatani system isolasi baik secara sebagian maupun menyeluruh di dalam suatu bahan dielektrik. Fenomena tersebut timbul diakibatkan oleh banyak factor diantaranya adalah kualitas bahan dielektrik, celah/rongga dalam bahan dielektrik, maupun adanya kerusakan ataupun ketidak sempurnaan dalam proses pengerjaan. Apabila fenomena partial discharge terjadi secara terus menerus maka akan menimbulkan panas berlebih pada daerah tertentu yang nantinya akan merusak bahan isolasi dan mengarah kepada terjadinya kegagalan system.
Pengertian korona berdasarkan American Standards Association adalah peluahan sebagian (partial discharge) ditandai dengan timbulnya cahaya violet karena terjadi ionisasi udara disekitar permukaan konduktor ketika gradien tegangan permukaan konduktor melebihi nilai kuat medan kritis disruptifnya. Terjadinya korona juga ditandai dengan suara mendesis (hissing) dan bau ozone (O3). Korona makin nyata kelihatan pada bagian yang kasar, runcing dan kotor. Peristiwa korona semakin sering terjadi jika pada saluran transmisi diterapkan tegangan yang lebih tinggi daripada tegangan kritis dan ketika udara yang lembab serta cuaca buruk. Peristiwa korona menimbulkan rugi-rugi penyaluran, merusak bahan isolasiserta gejala tegangan tinggi berupa Audible Noise (AN) dan Radio Interference (RI).
Tugas Kelompok 2 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...Anggita Mentari
Tugas Pertemuan 1 Teknik Tegangan Tinggi
Dosen : Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D
Disusun Oleh :
Anggita Mentari Putri 062.13.004
Vera Irene M. S. 062.13.007
Dandy Nurwidi N. 062.13.011
Mekanisme breakdown adalah sebuah fenomena yang komplek di dalam bentuk padat dan tergantung pada variasi tegangan dan waktu penerapannya.
Pada prinsipnya mekanisme kegagalan (breakdown) dalam zat padat sama dengan proses yang terjadi di gas dan udara. Suatu zat padat tergantung dari cara dan kondisi pengukuran.
mekanisme kegagalan tembus pada gas
Kegagalan tembus pada gas sendiri terdiri dari dua yaitu:
Mekanisme Townsend
Mekanisme strimer (streamer) atau kanal
Partial discharge (PD) atau biasa juga disebut dengan peluahan merupakan fenomena peluahan muatan elektrik yang bisa menjembatani system isolasi baik secara sebagian maupun menyeluruh di dalam suatu bahan dielektrik. Fenomena tersebut timbul diakibatkan oleh banyak factor diantaranya adalah kualitas bahan dielektrik, celah/rongga dalam bahan dielektrik, maupun adanya kerusakan ataupun ketidak sempurnaan dalam proses pengerjaan. Apabila fenomena partial discharge terjadi secara terus menerus maka akan menimbulkan panas berlebih pada daerah tertentu yang nantinya akan merusak bahan isolasi dan mengarah kepada terjadinya kegagalan system.
Pengertian korona berdasarkan American Standards Association adalah peluahan sebagian (partial discharge) ditandai dengan timbulnya cahaya violet karena terjadi ionisasi udara disekitar permukaan konduktor ketika gradien tegangan permukaan konduktor melebihi nilai kuat medan kritis disruptifnya. Terjadinya korona juga ditandai dengan suara mendesis (hissing) dan bau ozone (O3). Korona makin nyata kelihatan pada bagian yang kasar, runcing dan kotor. Peristiwa korona semakin sering terjadi jika pada saluran transmisi diterapkan tegangan yang lebih tinggi daripada tegangan kritis dan ketika udara yang lembab serta cuaca buruk. Peristiwa korona menimbulkan rugi-rugi penyaluran, merusak bahan isolasiserta gejala tegangan tinggi berupa Audible Noise (AN) dan Radio Interference (RI).
Teori kegagalan zat isolasi cair dapat
dibagi menjadi empat jenis sebagai berikut :
1. Teori kegagalan zat murni atau elektronik
2. Teori kegagalan gelembung udara atau kavitasi
3. Teori kegagalan bola cair
4. Teori kegagalan tak murnian padat
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...Rio Afdhala
Tugas Pertemuan 1 Teknik Tegangan Tinggi
Dosen : Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D
Disusun Oleh :
Addo Suryo 062.13.027
Andrew Jussac 062.13.029
Rio Afdhala 062.13.019
Thesar Pramanda 062.13.033
Isolator rantai dapat dianggap sebagai susunan dari beberapa unit kapasitor yang terhubung seri ataupun paralel.
Satu unit isolator hantaran udara ditunjukkan pada Gambar 2.1. Oleh karena itu suatu isolator dapat dianggap merupakan suatu kapasitor.
Koordinasi isolasi dinyatakan dalam bentuk langkah-langkah yang diambil untuk menghindarkan kerusakan terhadap alat-alat listrik karena tegangan lebih dan membatasi lompatan (yang tak dapat dihindarkan karena alasan-alasan ekonomis)sehingga tak menimbulkan kerusakan.
Koordinasi isolasi mempunyai dua tujuan :
Perlindungan terhadap peralatan dan
Penghematan (ekonomi)
Prinsip dan Pengertian Dasar
Rasionalisasi dari pada daya isolasi suatu sistim dan implementasi dari pada koordinasi isolasi menyangkut prinsip-prinsip tertentu yang didalam praktek berupa aturan-aturan sebagai berikut :
Arester petir (lightning arrester) dipakai sebagai alat pelindung pokok
Tegangan sistim mempunyai tiga harga :
Tegangan nominal,
Tegangan dasar (rated)
Tegangan maksimum
Ada dua macam sistim : yang netralnya diisolasikan (isolated neutral system) dan yang dibumikan secara efektif
Tegangan dasar (rating) yang dipakai pada arrester adalah tegangan maksimum frekuensi rendah (50 c/s) dimana arrester tersebut bekerja dengan baik.
Dalam penentuan isolasi trafo, dipakai isolasi yang dikurangi (reduced insulation), yaitu tingkat isolasi yang lebih rendah dari apa yang telah ditetapkan dalam standar
Dua unsur utama koordinasi isolasi yang penting ialah karakteristik volt-waktu dari isolasi yang harus dilindungi dan karakteristik pelindung dari arester
Karakteristik Alat Pelindung
Alat pelindung berfungsi melindungi peralatan tenaga listrik dengan cara membatasi surja (surge) tegangan lebih yang datang dan mengalirkannya ke tanah.
7.4.2 Karakteristik Alat Pelindung Sederhana
Sela batang adalah alat pelindung yang paling sederhana. Sela ini diadakan oleh dua buah batang logam yang mempunyai penampang tertentu (biasanya persegi), yang satu dihubungkan dengan kawat transmisi, satunya dihubungkan dengan tanah. Oleh karena jarak suatu sela berkorespondensi dengan suatu tegangan percikan untuk suatu bentuk gelombang tegangan tertentu, maka untuk beberapa macam karakteristik isolasi alat ini dapat dipakai sebagai pelindung. Keuntungan dari sela batang ialah bentuknya yang sederhana, mudah dibuat dan kuat (rugged). Kekurangannya ialah bahwa sekali tejadi percikan karena tegangan lebih, api (arc) timbul terus meskipun tegangan lebihnya sudah tidak ada.
Prinsip Kerja Arester
Alat pelindung yang paling sempurna adalah arester (lightning arrester, kadang-kadang juga disebut surge diverter). Pada pokoknya arester ini terdiri dari dua unsur sela api (spark gap) dan tahanan tak linear atau tahanan kran (valve resistor). Sebenarnya srester terdiri dari tiga unsur sela api, tahanan kran atau tahanan katup, dan sistim pengaturan atau pembagian tegangan (grading system).
Tegangan impuls diperlakukan dalam pengujian tegangan tinggi untuk mensimulasi terpaan akibat tegangan lebih dalam dan luar serta untuk meneliti mekanisme tembus. Umumnya tegangan impuls dibangkitkan dengan meliuahkan
muatan kapasitor tegangan tinggi (melalui sela) pada suatu rangkaian resistor dan
kapasitor, untuk itu sering digunakan rangkaian pengali tegangan. Nilai puncak dari tegangan impuls dapat ditentukan dengan bantuan sela ukur atau dengan rangkaianelektronik yang dikombinasikan dengan pembagi tegangan.
Sistem proteksi pada instalasi penyaluran, dengan ruang lingkup sistem proteksi pada Gardu Induk ( GI ) / Gardu Induk Tegangan Extra Tinggi (GITET ) dan Saluran Udara Tegangan Tinggi ( SUTT ) / Saluran Kabel Tegangan Tinggi ( SKTT ) / Saluran Tegangan Extra Tinggi ( SUTET ), harus mampu bekerja sesuai dengan tujuan dan persyaratan serta fungsinya yang ditentukan terhadap jenis gangguan yang terjadi. Karena apabila tidak mampu, akan mengakibatkan kerugian yang besar, dilihat dari segikerusakanyang lebih luas terhadap peralatan instalasi itu sendiri maupun tidak lancarnya penyaluran tenaga listrik.
Dalam laboratorium diperlukan tegangan tinggi bolak-balik untuk percobaan dan
pengujian dengan arus bolak-balik serta untuk membangkitkan tegangan tinggi searah
dan pulsa.
Trafo uji yang biasa digunakan untuk keperluan tersebut memiliki daya
yang lebih rendah serta perbandingan belitan yang jauh lebih besar daripada trafo daya.
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...Rio Afdhala
Tugas Pertemuan 5 Teknik Tegangan Tinggi
Dosen : Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D
Disusun Oleh :
Addo Suryo 062.13.027
Andrew Jussac 062.13.029
Rio Afdhala 062.13.019
Thesar Pramanda 062.13.033
Partial discharge (peluahan parsial) adalah peristiwa pelepasan/loncatan bunga api listrik yang terjadi pada suatu bagian isolasi (pada rongga dalam atau pada permukaan) sebagai akibat adanya beda potensial yang tinggi dalam isolasi tersebut.
Didalam sistem AC ada sistem satu fasa dan sistem tiga fasa. Sistem tiga fasa mempunyai kelebihan dibandingkan sistem satu fasa karena :
1. Daya yang disalurkan lebih besar
2. Nilai sesaatnya konstan
3. Mempunyai medan magnet putar
Teori kegagalan zat isolasi cair dapat
dibagi menjadi empat jenis sebagai berikut :
1. Teori kegagalan zat murni atau elektronik
2. Teori kegagalan gelembung udara atau kavitasi
3. Teori kegagalan bola cair
4. Teori kegagalan tak murnian padat
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...Rio Afdhala
Tugas Pertemuan 1 Teknik Tegangan Tinggi
Dosen : Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D
Disusun Oleh :
Addo Suryo 062.13.027
Andrew Jussac 062.13.029
Rio Afdhala 062.13.019
Thesar Pramanda 062.13.033
Isolator rantai dapat dianggap sebagai susunan dari beberapa unit kapasitor yang terhubung seri ataupun paralel.
Satu unit isolator hantaran udara ditunjukkan pada Gambar 2.1. Oleh karena itu suatu isolator dapat dianggap merupakan suatu kapasitor.
Koordinasi isolasi dinyatakan dalam bentuk langkah-langkah yang diambil untuk menghindarkan kerusakan terhadap alat-alat listrik karena tegangan lebih dan membatasi lompatan (yang tak dapat dihindarkan karena alasan-alasan ekonomis)sehingga tak menimbulkan kerusakan.
Koordinasi isolasi mempunyai dua tujuan :
Perlindungan terhadap peralatan dan
Penghematan (ekonomi)
Prinsip dan Pengertian Dasar
Rasionalisasi dari pada daya isolasi suatu sistim dan implementasi dari pada koordinasi isolasi menyangkut prinsip-prinsip tertentu yang didalam praktek berupa aturan-aturan sebagai berikut :
Arester petir (lightning arrester) dipakai sebagai alat pelindung pokok
Tegangan sistim mempunyai tiga harga :
Tegangan nominal,
Tegangan dasar (rated)
Tegangan maksimum
Ada dua macam sistim : yang netralnya diisolasikan (isolated neutral system) dan yang dibumikan secara efektif
Tegangan dasar (rating) yang dipakai pada arrester adalah tegangan maksimum frekuensi rendah (50 c/s) dimana arrester tersebut bekerja dengan baik.
Dalam penentuan isolasi trafo, dipakai isolasi yang dikurangi (reduced insulation), yaitu tingkat isolasi yang lebih rendah dari apa yang telah ditetapkan dalam standar
Dua unsur utama koordinasi isolasi yang penting ialah karakteristik volt-waktu dari isolasi yang harus dilindungi dan karakteristik pelindung dari arester
Karakteristik Alat Pelindung
Alat pelindung berfungsi melindungi peralatan tenaga listrik dengan cara membatasi surja (surge) tegangan lebih yang datang dan mengalirkannya ke tanah.
7.4.2 Karakteristik Alat Pelindung Sederhana
Sela batang adalah alat pelindung yang paling sederhana. Sela ini diadakan oleh dua buah batang logam yang mempunyai penampang tertentu (biasanya persegi), yang satu dihubungkan dengan kawat transmisi, satunya dihubungkan dengan tanah. Oleh karena jarak suatu sela berkorespondensi dengan suatu tegangan percikan untuk suatu bentuk gelombang tegangan tertentu, maka untuk beberapa macam karakteristik isolasi alat ini dapat dipakai sebagai pelindung. Keuntungan dari sela batang ialah bentuknya yang sederhana, mudah dibuat dan kuat (rugged). Kekurangannya ialah bahwa sekali tejadi percikan karena tegangan lebih, api (arc) timbul terus meskipun tegangan lebihnya sudah tidak ada.
Prinsip Kerja Arester
Alat pelindung yang paling sempurna adalah arester (lightning arrester, kadang-kadang juga disebut surge diverter). Pada pokoknya arester ini terdiri dari dua unsur sela api (spark gap) dan tahanan tak linear atau tahanan kran (valve resistor). Sebenarnya srester terdiri dari tiga unsur sela api, tahanan kran atau tahanan katup, dan sistim pengaturan atau pembagian tegangan (grading system).
Tegangan impuls diperlakukan dalam pengujian tegangan tinggi untuk mensimulasi terpaan akibat tegangan lebih dalam dan luar serta untuk meneliti mekanisme tembus. Umumnya tegangan impuls dibangkitkan dengan meliuahkan
muatan kapasitor tegangan tinggi (melalui sela) pada suatu rangkaian resistor dan
kapasitor, untuk itu sering digunakan rangkaian pengali tegangan. Nilai puncak dari tegangan impuls dapat ditentukan dengan bantuan sela ukur atau dengan rangkaianelektronik yang dikombinasikan dengan pembagi tegangan.
Sistem proteksi pada instalasi penyaluran, dengan ruang lingkup sistem proteksi pada Gardu Induk ( GI ) / Gardu Induk Tegangan Extra Tinggi (GITET ) dan Saluran Udara Tegangan Tinggi ( SUTT ) / Saluran Kabel Tegangan Tinggi ( SKTT ) / Saluran Tegangan Extra Tinggi ( SUTET ), harus mampu bekerja sesuai dengan tujuan dan persyaratan serta fungsinya yang ditentukan terhadap jenis gangguan yang terjadi. Karena apabila tidak mampu, akan mengakibatkan kerugian yang besar, dilihat dari segikerusakanyang lebih luas terhadap peralatan instalasi itu sendiri maupun tidak lancarnya penyaluran tenaga listrik.
Dalam laboratorium diperlukan tegangan tinggi bolak-balik untuk percobaan dan
pengujian dengan arus bolak-balik serta untuk membangkitkan tegangan tinggi searah
dan pulsa.
Trafo uji yang biasa digunakan untuk keperluan tersebut memiliki daya
yang lebih rendah serta perbandingan belitan yang jauh lebih besar daripada trafo daya.
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...Rio Afdhala
Tugas Pertemuan 5 Teknik Tegangan Tinggi
Dosen : Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D
Disusun Oleh :
Addo Suryo 062.13.027
Andrew Jussac 062.13.029
Rio Afdhala 062.13.019
Thesar Pramanda 062.13.033
Partial discharge (peluahan parsial) adalah peristiwa pelepasan/loncatan bunga api listrik yang terjadi pada suatu bagian isolasi (pada rongga dalam atau pada permukaan) sebagai akibat adanya beda potensial yang tinggi dalam isolasi tersebut.
Didalam sistem AC ada sistem satu fasa dan sistem tiga fasa. Sistem tiga fasa mempunyai kelebihan dibandingkan sistem satu fasa karena :
1. Daya yang disalurkan lebih besar
2. Nilai sesaatnya konstan
3. Mempunyai medan magnet putar
PRESENTASI - TEKNIK TEGANGAN TINGGI - KABEL TENAGA LISTRIK - RAFI REZA & GAL...RafiReza4
Presentasi Kabel Tenaga Listrik. Matakuliah Teknik Tegangan Tinggi
Dosen Prof. Syamsir Abduh
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Universitas Trisakti
Tugas Kelompok 2 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...Anggita Mentari
Tugas Pertemuan 3 Teknik Tegangan Tinggi
Dosen : Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D
Disusun Oleh :
Anggita Mentari Putri 062.13.004
Vera Irene M. S. 062.13.007
Dandy Nurwidi N. 062.13.011
Adalah proses penghantaran tenaga listrik secara besar-besaran dari pembangkit listrik, ke gardu induk. Jalur yang terinterkoneksi untuk memfasilitasi penghantaran ini dikenal sebagai jaringan transmisi listrik
Adalah proses penghantaran tenaga listrik secara besar-besaran dari pembangkit listrik, ke gardu induk. Jalur yang terinterkoneksi untuk memfasilitasi penghantaran ini dikenal sebagai jaringan transmisi listrik
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...Rio Afdhala
Tugas Kelompok Teknik Tegangan Tinggi
Dosen : Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D
Disusun Oleh :
Addo Suryo 062.13.027
Andrew Jussac 062.13.029
Rio Afdhala 062.13.019
Thesar Pramanda 062.13.033
2. Tegangan tinggi dalam dunia teknik tenaga
listrik(electric power engineering) adalah semua
tegangan yang dianggap cukup tinggi oleh para
teknisi listrik sehingga diperlukan pengujian dan
pengukuran dengan tegangan tinggi yang
semuannya bersifat khusus dan memerlukan teknik-
teknik tertentu (subyektif), atau dimana gejala-
gejala tegangan tinggi mulai terjadi (obyektif).
Pengertian Tegangan Tinggi
3. Korona
Bila dua kawat sejajar yang penampangnya kecil
dibandingkan dengan jarak antar kawat tersebut diberi
tegangan, maka akan terjadi korona.
Korona terjadi karena adanya ionisasi dalam udara,
yaitu adanya kehilangan elektron dari molekul udara.
Oleh karena lepasnya elektron dan ion, maka jika
disekitarnya terdapat medan listrik, maka elektron-
elektron bebas ini mengalami gaya yang mempercepat
geraknya, sehingga terjadilah tabrakan dengan molekul
lainnya
4. Faktor yang mempengaruhi terjadinya korona
1. Kondisi atmosfer
2. Diameter konduktor
3. Kondisi permukaan konduktor
4. Jarak konduktor antar fasa
5. Tegangan
5. Efek korona pada saluran tegangan tinggi tidak dapat
dihilangkan, akan tetapi dapat dikurangi dengan isolasi
yang bagus. Oleh karena itu solasi memiliki peranan yang
sangat penting dalam suatu sistem tenaga listrik. Fungsi
isolator adalah memisahkan bagian yang bertegangan dan
yang tidak bertegangan serta mencegah terjadinya aliran
arus dari kawat penghantar ke bagian bodi menara atau
tiang. Jika tegangan transmisi semakin tinggi, maka
peralatan transmisi dan gardu induk membutuhkan isolasi
yang volumenya semakin banyak agar peralatan mampu
memikul tegangan tinggi tersebut
7. Rugi-rugi Daya Korona
Ion dan elektron yang bergerak pada udara dapat
bergerak dan memiliki percepatan karena energi
kinetik yang diberikan. Energi kinetik tersebut
didapat dari sistem dan dikatakan energi yang
hilang. Energi yang hilang ini terdisipasi dalam
bentuk panas, suara, dan cahaya. Energi yang
terdisipasi dalam bentuk panas, suara, dan cahaya
inilah yang dimaksud dengan rugi daya korona.
8. Menurut Formula Peek, Rugi – Rugi Daya Korona Perphasa
Dapat Dihitung Dengan Persamaan Sebagai Berikut :
PK =
keterangan :
δ = Faktor kerapatan udara
f = frekuensi (Hz)
r = Jari-jari kawat (cm)
D = Jarak antara kawat (cm)
V = Tegangan fasa ke netral (kVrms)
Vd = Tegangan disruptif kritis (kVrms)
5
2
10
25
241
Vd
V
D
r
f
9. Ada Tiga Faktor Yang Mempengaruhi Rugi-rugi
Daya Yang Ditimbulkan Oleh Peristiwa Korona Yaitu
1. Faktor listrik
a. Frekuensi dari supply Frekuensi dapat
memperbesar (menaikkan)arus dan rugi-rugi
daya korona pada saluran transmisi tegangan
tinggi
b. Kuat medan atau gradien tegangan di sekitar
kawat penghantar Rugi-rugi daya korona
merupakan fungsi dari kuat medan atau
gradien tegangan.
10. 2. Faktor cuaca di sekitar kawat penghantar
a. Kerapatan udara dan temperatur Rugi-rugi daya korona
pada kawat penghantar yang melalui daerah dataran
tinggi lebih besar daripada daerah dataran rendah karena
turunnya harga kerapatan udara relatif pada daerah
yang tinggi
b. Hujan, kabut, salju, hujan es Hujan dapat menaikkan rugi-
rugi daya korona karena titik hujan pada permukaan
kawat penghantar dapat mengawali tembus korona lokal,
sedangkan kabut, salju dan hujan es juga dapat menaikkan
rugi-rugi daya korona tetapi efeknya kurang bila
dibandingkan dengan pengaruh hujan
c. Konduktivitas udara (daya hantar udara) Daya hantar ion
dari udara sangat tergantung pada daerah.
11. 3. Faktor dari kawat penghantar
a. Diameter dari kawat penghantar Dengan memperbesar
diameter kawat penghantar maka kuat medan pada
permukaan kawat penghantar akan diperkecil sehingga
rugi-rugi daya korona akan berkurang
b. Jumlah penghantar per phasa Pada penghantar berkas
efek perisaian bersama (mutual shielding effects) dari
sub penghantar akan mengurangi gradien tegangan
masing-masing penghantar yang akan menyebabkan
berkurangnya rugi-rugi daya korona
12. Kondisi permukaan kawat penghantar Karena kawat
penghantar beroperasi pada atmosphir normal maka
pada permukaan kawat penghantar akan terdapat
kotoran, minyak dan lain-lain. Pengotoran
permukaan dan ketidakrataan permukaan akan
dapat menyebabkan terjadinya tegangan tembus
yang lebih awal sehingga rugi-rugi daya korona akan
menjadi bertambah besar
13. d. Pemanasan kawat penghantar karena arus beban
Kawat penghantar yang panas akan mencegah
terjadinya kondensasi uap air, sehingga secara tidak
langsung mencegah terbentuknya titik-titik embun
pada kawat penghantar yang dapat menyebabkan
terjadinya korona dengan tegangan tampak lebih
rendah sehingga rugi-rugi daya korona akan
bertambah besar
e. Konduktivitas material Konduktivitas hanya
tergantung pada temperatur. Pada kawat penghantar
yang panas, kuat medan permukaan konduktor akan
berkurang.
14. Gejala tegangan tinggi corona menimbulkan empat efek,
yaitu:
1. Audible Noise (AN) atau suara berisik audio.
Suara berisik ini mirip dengan suara desis.
2. Radio Interference (RI) atau gangguan
interferensi radio, yaitu penerimaan radio jenis
AM terganggu oleh suara desis corona.
3. Cahaya kebiruan pada titik terjadinya corona.
4. Ozonisasi, yaitu timbulnya gas Ozon
15. Audible Noise (AN)
Gangguan Berisik (Audible Noise) atau sering
disingkat dengan AN adalah bunyi yang terdengar
terus-menerus baik yang merata,tak teratur serta
tidak nyaman didengar oleh indra pendengaran
manusia normal yang disebabkan oleh suara mesin
industri, transportasi maupun suara akibat korona
pada saluran transmisi. Tingkat AN diukur
dalamsatuan dB (A) yang sesuai dengan satuan
pendengaranmanusia. Besar AN sebanding dengan
peningkatantegangan saluran.
16. Beberapa faktor yang mempengaruhi besarnyaAN antara
lain:
a. Gradien tegangan permukaan konduktor
b. Jumlah berkas
c. Diameter konduktor
d. Kondisi atmosfer
e. Jarak lateral objek yang akan dievaluasi AN-nya
dari kawat konduktor
17. Batas AN menurut kriteria Perry berdasarkan tingkat
kenyamanan masyarakat dibedakan menjadi tiga,
yaitu:
a. Tanpa teguran : lebih kecil dari 52,5 dB (A)
b. Teguran sedang : 52,5 sampai 59 dB (A)
c. Banyak teguran : lebih besar dari 59 dB (A)
18. Audible noise yang dihasilkan oleh korona pada
transmisi daya dianggap terdiri dari dua komponen
besar. Pertama adalah komponen broad-band yang
mempunyai frekuensi tinggi yang mempunyai
keistimewaan dari noise-noise yang berada
disekitarnya. Hubungan phasa yang acak dengan
tekanan gelombang yang dihasilkan oleh tiap
sumber korona sepanjang transmisi digabungkan
dengan frekuensi tinggi yang berguna menyebabkan
gemercik atau percikan, desiran kharakteristik dari
noise transmisi.
19. Komponen kedua adalah nada asli dengan frekuensi
rendah yangh dilapiskan diatas broad-band noise.
Pelepasan noise menghasilkan ion positif dan ion
negatif, dibawah pengaruh medan listrik ac
disekeliling konduktor, secara berubah-ubah dtarik
dan ditolak dari konduktor. Gerakan ini menentukan
sebuah gelombang bunyi bertekanan yang
mempunyai frekuensi dua kali lebih besar, yaitu 120
Hz untuk sistem 60 Hz. Harmonik yang lebih tinggi
240 Hz mungkin juga ada tetapi secara umum tidak
begitu penting.