Pengembangan Usaha Budidaya Tanaman Pangan Berskala Besar (food estate)Togar Simatupang
Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) memberikan peringatan kemungkinan krisis pangan yang melanda dunia akibat pandemi Covid-19 dan juga pergantian musim dinilai tidak bisa diprediksi.
Pemerintah merespons peringatan FAO untuk menggarap masalah pangan dengan melakukan pengembangan food estate.
Konsep food estate memungkinkan Indonesia mampu memproduksi pangan secara masif sekaligus mengendalikan sistem produksi komoditas keamanan pangan.
Rencana pembangunan dan pengembangan kawasan food Estate di Kalteng dalam rangka memperkuat ketahanan pangan nasional dipandang sebagai bagian dari kedaulatan negara.
Food estate dianggap sebagai upaya memodernisir kegiatan di sektor pertanian karena penyempitan lahan pertanian memperlemah petani untuk swa sembada pangan.
Namun program food estate merupakan cerita lama yang belum membukukan kisah sukses. Proyek food estate memerlukan investasi yang sangat besar dan sebaiknya mempelajari kegagalan program sebelumnya untuk diperbaiki dan tidak mengulangi kesalahan yang sama.
Food estate perlu dirancang secara sistem pangan berkelanjutan. Sejak tahap perencanaan perlu saling bekerja sama mulai dari persiapan lahan, aspek produksi, aspek distribusi, dan aspek pemasaran dengan konsep.
Paparan ini mencoba untuk menawarkan pola pengembangan food estate sebagai konsep pertanian modern yang memiliki pola kemitraan dan pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan peluang sukses.
Peningkatan populasi ternak sapi dan pengetahuan petani dalam pembuatan pupuk...NurdinUng
Peningkatan populasi ternak sapi dapat dilakukan melalui kegiatan Inseminasi Buatan (IB) yang diharapkan juga dapat meningkatkan hasil kotoran ternak (feases) sebagai sumber bahan baku pupuk organik. Kegiatan ini bertujuan untuk: (1) meningkatkan populasi ternak sapi sebagai penghasil bahan baku pupuk organik, dan (2) meningkatkan pengetahuan Kelompok Tani Sumber Rezeki dalam pembuatan pupuk organik. Kegiatan ini dimulai bulan Maret sampai Agustus 2019 di Desa Bualo Kecamatan Paguyaman Kabupaten Boalemo. Kegiatan ini terdiri dari: (1) Kegiatan IB terhadap sapi induk yang sehat dan siap (masa birahi) oleh inseminator., dan (2) Pembuatan pupuk organik yang dilakukan melalui kegiatan pelatihan dan pendampingan. Sebelum dan sesudah pelatihan, dilakukan tes tingkat pengetahuan tentang pupuk organik kepada 25 orang peserta pelatihan yang dianalisis menggunakan Skala Likert. Bahan pembuatan pupuk organik meliputi: limbah jagung, bungkil kakao, feases, urin, EM4, gula dan air. Semua bahan dicampur merata dalam bak fermentasi, ditutup dengan terpal dan dibiarkan selama 3 minggu. Selama kegiatan berlangsung, antusias peserta dalam mengikuti seluruh kegiatan sangat tinggi dengan capaian 100%. Kegiatan IB telah menghasilkan sebanyak 12 ekor sapi bunting. Kegiatan pelatihan dan pendampingan kepada petani di Kelompok Tani Sumber Rezeki telah mampu meningkatkan pengetahuan tentang pembuatan pupuk organik dengan capaian sebesar 88,0% dari total peserta pelatihan.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum. Wr. Wb..
Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul ”DAMPAK GLOBALISASI TERHADAP POLITIK”.
Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Raha, Desember 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 1
C. Tujuan........................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................ 3
1. Pengetian Globalisasi.............................................................................. 3
2. Dampak Globalisasi Terhadap Bidang Politik Di Indonesia................... 4
3. Langkah Langkah Yang Perlu Diambil Indonesia Dalam Menghadapi
Dampak Globalisasi.................................................................................. 8
BAB III PENUTUP..................................................................................... 10
A. Kesimpulan.......................................................................................... 10
B. Saran.............................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 11
Pemanfaatan lahan kosong dan pekarangan melalui pemberdayaan petani horikultu...NurdinUng
Desa Huntu Barat merupakan suatu kawasan yang secara geografis terletak berdekatan dengan Kota Gorontalo dan pusat ibukota Kabupaten Bone Bolango. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, Kota Gorontalo dan pusat ibukota Kabupaten Bone Bolango telah ditetapkan sebagai zona merah dan zona kuning penyebaran wabah Covid-19 sehingga hal tersebut berimbas terhadap tingginya resiko penyebaran Wabah Covid-19 di Desa Huntu Barat. Di sini yang lain, Desa Huntu Barat memiliki potensi pengembangan komoditas hortikultura sebesar 78,62% (BPS Kabupaten Bone Bolango, 2020) yang harus dioptimalkan agar tetap dapat menjadii sumber ketahanan pangan. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petani dalam pemanfaatan lahan kosong dan pekarangan rumah untuk pengembangan hortikultura di masa pandemi Covid-19. Metode pengabdian masyarakat yang digunakan adalah pemberdayaan petani dan ibu PKK melalui perencanaan pengembangan komoditas, pendampingan pemanfaatan lahan kosong, pembuatan sarana dan prasarana budidaya tanaman di pekarangan rumah, sekaligus sosialisasi dan penerapan protokol kesehatan Covid-19. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pelaksanaan program KKN Covid-19 di Desa Huntu Barat melalui kegiatan pemanfaatan lahan kosong dan pekarangan rumah tangga telah menghasilkan perencanaan pengembangan komoditas hortikultura, memanfaatkan lahan kosong untuk budidaya tanaman hortikultura, menghasilkan sarana dan prasarana budidaya hortikultura di pekarangan rumah, serta telah berhasil mensosialisasikan dan menerapkan protokol kesehatan Covid-19. Sebagai tindak lanjut dari kegiatan ini, maka disarankan perlunya pendampingan terus menerus kepada kelompok tani hortikultura dan ibu PKK baik oleh penyuluh pertanian maupun perguruan tinggi agar pengembangan komoditas hortikultura dapat berjalan secara berkelanjutan, perlu adanya ajang kompetisi dalam pembuatan gazebo dan diberikan reward agar motivasi warga dalam memanfaatkan pekarangan semakin meningkat, dan perlunya pendampingan penerapan protokol kesehatan di masa Pandemi Covid-19 sampai pada skala rumah tangga.
Peningkatan kualitas pupuk organik produksi pokta rukun sejahtera desa bualo ...NurdinUng
Provision of organic fertilizers was done as an alternative to reduce dependence on inorganic fertilizers, even though they were substantive in nature. Apart from being one of the solutions to the scarcity of subsidized fertilizers, it was also an effort to increase agricultural production, as well as protect the plant environment from pollution and maintain soil fertility. The production of organic fertilizers from local agricultural waste has been proven and successfully carried out by farmer groups based on visual criteria that are fine-textured, black in color and smell of soil. Testing of the nutritional content of organic fertilizers has been carried out and the results prove that the minimum technical requirements for solid organic fertilizers have been met, so that larger scale production can be carried out by farmer groups. To follow up on this activity, suggestions that need to be made include: (a) the potential for agricultural waste from sugarcane and oil palm plantations that has not been used in the manufacture of organic fertilizers can be used as raw material, so that it will enrich the nutritional content and the novelty of this organic fertilizer; (b) the need for licensing for the production of organic fertilizer for farmer groups requires assistance from the instant dan associated with these authority dan regulation; and (c) the need for good and attractive packaging, so that it will market-oriented.
Pengembangan Usaha Budidaya Tanaman Pangan Berskala Besar (food estate)Togar Simatupang
Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) memberikan peringatan kemungkinan krisis pangan yang melanda dunia akibat pandemi Covid-19 dan juga pergantian musim dinilai tidak bisa diprediksi.
Pemerintah merespons peringatan FAO untuk menggarap masalah pangan dengan melakukan pengembangan food estate.
Konsep food estate memungkinkan Indonesia mampu memproduksi pangan secara masif sekaligus mengendalikan sistem produksi komoditas keamanan pangan.
Rencana pembangunan dan pengembangan kawasan food Estate di Kalteng dalam rangka memperkuat ketahanan pangan nasional dipandang sebagai bagian dari kedaulatan negara.
Food estate dianggap sebagai upaya memodernisir kegiatan di sektor pertanian karena penyempitan lahan pertanian memperlemah petani untuk swa sembada pangan.
Namun program food estate merupakan cerita lama yang belum membukukan kisah sukses. Proyek food estate memerlukan investasi yang sangat besar dan sebaiknya mempelajari kegagalan program sebelumnya untuk diperbaiki dan tidak mengulangi kesalahan yang sama.
Food estate perlu dirancang secara sistem pangan berkelanjutan. Sejak tahap perencanaan perlu saling bekerja sama mulai dari persiapan lahan, aspek produksi, aspek distribusi, dan aspek pemasaran dengan konsep.
Paparan ini mencoba untuk menawarkan pola pengembangan food estate sebagai konsep pertanian modern yang memiliki pola kemitraan dan pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan peluang sukses.
Peningkatan populasi ternak sapi dan pengetahuan petani dalam pembuatan pupuk...NurdinUng
Peningkatan populasi ternak sapi dapat dilakukan melalui kegiatan Inseminasi Buatan (IB) yang diharapkan juga dapat meningkatkan hasil kotoran ternak (feases) sebagai sumber bahan baku pupuk organik. Kegiatan ini bertujuan untuk: (1) meningkatkan populasi ternak sapi sebagai penghasil bahan baku pupuk organik, dan (2) meningkatkan pengetahuan Kelompok Tani Sumber Rezeki dalam pembuatan pupuk organik. Kegiatan ini dimulai bulan Maret sampai Agustus 2019 di Desa Bualo Kecamatan Paguyaman Kabupaten Boalemo. Kegiatan ini terdiri dari: (1) Kegiatan IB terhadap sapi induk yang sehat dan siap (masa birahi) oleh inseminator., dan (2) Pembuatan pupuk organik yang dilakukan melalui kegiatan pelatihan dan pendampingan. Sebelum dan sesudah pelatihan, dilakukan tes tingkat pengetahuan tentang pupuk organik kepada 25 orang peserta pelatihan yang dianalisis menggunakan Skala Likert. Bahan pembuatan pupuk organik meliputi: limbah jagung, bungkil kakao, feases, urin, EM4, gula dan air. Semua bahan dicampur merata dalam bak fermentasi, ditutup dengan terpal dan dibiarkan selama 3 minggu. Selama kegiatan berlangsung, antusias peserta dalam mengikuti seluruh kegiatan sangat tinggi dengan capaian 100%. Kegiatan IB telah menghasilkan sebanyak 12 ekor sapi bunting. Kegiatan pelatihan dan pendampingan kepada petani di Kelompok Tani Sumber Rezeki telah mampu meningkatkan pengetahuan tentang pembuatan pupuk organik dengan capaian sebesar 88,0% dari total peserta pelatihan.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum. Wr. Wb..
Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul ”DAMPAK GLOBALISASI TERHADAP POLITIK”.
Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Raha, Desember 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 1
C. Tujuan........................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................ 3
1. Pengetian Globalisasi.............................................................................. 3
2. Dampak Globalisasi Terhadap Bidang Politik Di Indonesia................... 4
3. Langkah Langkah Yang Perlu Diambil Indonesia Dalam Menghadapi
Dampak Globalisasi.................................................................................. 8
BAB III PENUTUP..................................................................................... 10
A. Kesimpulan.......................................................................................... 10
B. Saran.............................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 11
Pemanfaatan lahan kosong dan pekarangan melalui pemberdayaan petani horikultu...NurdinUng
Desa Huntu Barat merupakan suatu kawasan yang secara geografis terletak berdekatan dengan Kota Gorontalo dan pusat ibukota Kabupaten Bone Bolango. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, Kota Gorontalo dan pusat ibukota Kabupaten Bone Bolango telah ditetapkan sebagai zona merah dan zona kuning penyebaran wabah Covid-19 sehingga hal tersebut berimbas terhadap tingginya resiko penyebaran Wabah Covid-19 di Desa Huntu Barat. Di sini yang lain, Desa Huntu Barat memiliki potensi pengembangan komoditas hortikultura sebesar 78,62% (BPS Kabupaten Bone Bolango, 2020) yang harus dioptimalkan agar tetap dapat menjadii sumber ketahanan pangan. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petani dalam pemanfaatan lahan kosong dan pekarangan rumah untuk pengembangan hortikultura di masa pandemi Covid-19. Metode pengabdian masyarakat yang digunakan adalah pemberdayaan petani dan ibu PKK melalui perencanaan pengembangan komoditas, pendampingan pemanfaatan lahan kosong, pembuatan sarana dan prasarana budidaya tanaman di pekarangan rumah, sekaligus sosialisasi dan penerapan protokol kesehatan Covid-19. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pelaksanaan program KKN Covid-19 di Desa Huntu Barat melalui kegiatan pemanfaatan lahan kosong dan pekarangan rumah tangga telah menghasilkan perencanaan pengembangan komoditas hortikultura, memanfaatkan lahan kosong untuk budidaya tanaman hortikultura, menghasilkan sarana dan prasarana budidaya hortikultura di pekarangan rumah, serta telah berhasil mensosialisasikan dan menerapkan protokol kesehatan Covid-19. Sebagai tindak lanjut dari kegiatan ini, maka disarankan perlunya pendampingan terus menerus kepada kelompok tani hortikultura dan ibu PKK baik oleh penyuluh pertanian maupun perguruan tinggi agar pengembangan komoditas hortikultura dapat berjalan secara berkelanjutan, perlu adanya ajang kompetisi dalam pembuatan gazebo dan diberikan reward agar motivasi warga dalam memanfaatkan pekarangan semakin meningkat, dan perlunya pendampingan penerapan protokol kesehatan di masa Pandemi Covid-19 sampai pada skala rumah tangga.
Peningkatan kualitas pupuk organik produksi pokta rukun sejahtera desa bualo ...NurdinUng
Provision of organic fertilizers was done as an alternative to reduce dependence on inorganic fertilizers, even though they were substantive in nature. Apart from being one of the solutions to the scarcity of subsidized fertilizers, it was also an effort to increase agricultural production, as well as protect the plant environment from pollution and maintain soil fertility. The production of organic fertilizers from local agricultural waste has been proven and successfully carried out by farmer groups based on visual criteria that are fine-textured, black in color and smell of soil. Testing of the nutritional content of organic fertilizers has been carried out and the results prove that the minimum technical requirements for solid organic fertilizers have been met, so that larger scale production can be carried out by farmer groups. To follow up on this activity, suggestions that need to be made include: (a) the potential for agricultural waste from sugarcane and oil palm plantations that has not been used in the manufacture of organic fertilizers can be used as raw material, so that it will enrich the nutritional content and the novelty of this organic fertilizer; (b) the need for licensing for the production of organic fertilizer for farmer groups requires assistance from the instant dan associated with these authority dan regulation; and (c) the need for good and attractive packaging, so that it will market-oriented.
Sektor pertanian merupakan sektor yang memegang peranan penting
di Indonesia dalam mensejahterakan kehidupan penduduk Indonesia, karena
sebagian besar penduduknya hidup dari hasil bertani. Salah satu komoditi
pangan pokok diIndonesia adalah padi yang mampu menstabilkan pembangunan
nasional di Indonesia.
Pemberdayaan petani melalui peningkatan pengetahuan dan ketrampilan pembuatan...NurdinUng
Pemberdayaan petani merupakan salah satu upaya untuk menjadikan petani lebih berdaya dan mengurangi
ketergantungan terhadap subsidi pemerintah serta meningkatkan partisipasinya dalam pembangunan, tetapi
sering sulit dijalankan karena tingkat pengetahuan dan ketrampilan petani masih rendah. Kegiatan ini bertujuan
untuk: (1) meningkatkan pengetahuan petani tentang pupuk organik, dan (2) meningkatkan ketrampilan petani
dalam pembuatan pupuk organik. Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Juli 2019 di Kelompok Tani Rukun
Sejahtera Desa Bualo Kecamatan Paguyaman Kabupaten Boalemo. Kegiatan ini berupa pelatihan pembuatan
pembuatan pupuk organik yang dilakukan melalui ceramah dan praktek (demonstrasi). Sebelum dan sesudah
pelatihan, dilakukan tes tingkat pengetahuan tentang pupuk organik dengan menggunakan kuisioner kepada
peserta pelatihan. Penilaian pengetahuan peserta didasarkan pada lima item pertanyaan, yaitu: 1). Pengetahuan
tentang pupuk organik; 2). Penggunaan pupuk organik; 3). Sumber bahan pupuk organik; 4). Kandungan hara
dalam pupuk organik; dan 5). Jenis pupuk organik. Jumlah peserta pelatihan adalah 25 orang yang semuanya
dijadikan sampel. Analisis data meliputi: analisis validitas, reliabilitas, dan analisis tabel menggunakan software
SPSS 23. Tingkat pengetahuan peserta dilakukan dengan analisis skor terhadap jawaban pertanyaan
menggunakan Skala Likert dan digambarkan dalam garis continuum. Praktek pembuatan pupuk organik
dilakukan dengan pendekatan learning by doing. Bahan yang digunakan meliputi: limbah jagung, bungkil
kakao, feases, urin, EM4, gula dan air. Limbah jagung dan bungkil kakao dicacah dengan mesin copper,
kemudian semua bahan dicampur dan diaduk dalam bak fermentasi sampai merata dan percikkan dengan air
sampai lembab merata serta ditutup dengan terpal dan dibiarkan selama 2-3 minggu untuk proses fermentasi
dan pengomposan. Hasil kegiatan menunjukkan sebelum pelatihan, mayoritas peserta pelatihan (76,0%) tidak
tahu tentang pupuk organik, sedangkan setelah pelatihan dan prektek pembuatan pupuk organik, mayoritas
peserta pelatihan (88,6%) sudah tahu tentang pupuk organik dan cara pembuatannya. Tingkat ketrampilan
petani dalam pembuatan pupuk organik juga telah meningkat yang ditunjukkan oleh indikator kemampuan
mengoperasikan perangkat mesin pencacah, kemampuan memformulasikan dosis atau takaran bahan baku
pupuk berupa larutan EM4+molase+air, kemampuan mencampuradukan bahan-bahan pupuk organik secara
merata, dan kemampuan mengidentifikasi keberhasilan pupuk organik yang dibuat.
Analisis Masalah-Masalah dalam Pembangunan PertanianUjang Apriansyah
Sektor pertanian dihadapkan pada berbagai tantangan yang kompleks, termasuk salah satunya adalah akses terhadap teknologi dan lain sebagainya. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan pendekatan holistik yang melibatkan kerjasama antara pemerintah, lembaga riset, dan masyarakat petani. Penyediaan pelatihan dan aksesibilitas terhadap teknologi pertanian yang inovatif perlu ditingkatkan, sambil memperkuat kebijakan yang mendukung pertanian berkelanjutan. Selain itu, penting untuk membangun kapasitas petani dalam mengelola hasil produksi dan memperkuat resiliensi mereka terhadap risiko ekonomi. Langkah-langkah ini akan memberikan kontribusi positif dalam meningkatkan produktivitas pertanian, kesejahteraan petani, dan ketahanan pangan nasional secara keseluruhan.
Pengajian Ramadhan KOMUNITAS HATI adalah pengajian keliling selama Ramadhan 1431 H yang mengambil lokasi di perkantoran dan perusahaan, melalui metode dakwah yang dikemas secara interaktif dan menghibur, pengajian komunitas hati bertujuan untuk menebarkan rasa damai dan menyemai nilai-nilai islam dalam membangun pribadi muslim yang berkarakter dan beretos kerja tinggi.
Pengajian Ramadhan KOMUNITAS HATI adalah pengajian keliling selama Ramadhan 1431 H yang mengambil lokasi di perkantoran dan perusahaan, melalui metode dakwah yang dikemas secara interaktif dan menghibur, pengajian komunitas hati bertujuan untuk menebarkan rasa damai dan menyemai nilai-nilai islam dalam membangun pribadi muslim yang berkarakter dan beretos kerja tinggi.
Shopping and Sharing adalah Layanan berbelanja sambil berbagi. Customer yang berbelanja produk anda, secara otomatis pula telah melakukan donasi (infaq) dengan nilai nominal tertentu yang akan disalurkan melalui LAZISMU. Semisal Customer membeli 1 potong baju dengan harga Rp. 100 ribu, maka customer sudah termasuk berinfaq Rp. 2000.
Layanan SHOPPING AND SHARING bertujuan untuk menyemarakkan Ramadhan 1431 H dengan aksi nyata kepedulian dan kedermawanan sosial melalui berbagai paket Belanja Peduli. Dimana hasil dari aksi kepedulian dan kedermawanan ini akan dimanfaatkan untuk mengembangkan program-program pemberdayaan masyarakat.
Shopping and Sharing adalah Layanan berbelanja sambil berbagi. Customer yang berbelanja produk anda, secara otomatis pula telah melakukan donasi (infaq) dengan nilai nominal tertentu yang akan disalurkan melalui LAZISMU. Semisal Customer membeli 1 potong baju dengan harga Rp. 100 ribu, maka customer sudah termasuk berinfaq Rp. 2000.
Layanan SHOPPING AND SHARING bertujuan untuk menyemarakkan Ramadhan 1431 H dengan aksi nyata kepedulian dan kedermawanan sosial melalui berbagai paket Belanja Peduli. Dimana hasil dari aksi kepedulian dan kedermawanan ini akan dimanfaatkan untuk mengembangkan program-program pemberdayaan masyarakat.
3. Ü Penanggulangan kemiskinan di kalangan masyarakat tani dengan
menitikberatkan pemberdayaan petani sebagai pendekatan operasional,
merupakan komitmen LAZISMU | MPM Muhammadiyah dalam
mewujudkan kesejahteraan sosial bagi masyarakat Indonesia. Program
pemberdayaan petani merupakan perwujudan nyata bagi upaya
menanggulangi kemiskinan di Indonesia.
Ü Kemiskinan yang terjadi di kalangan petani Indonesia diduga disebabkan juga
DASAR karena mereka di dalam melakukan budidaya pertanian tidak menggunakan
PEMIKIRAN pengetahuan yang benar. Hampir semua petani lebih mengedepankan rasa di
dalam budidaya dibandingkan dengan menggunakan pengetahuan dan
pengamatan
Ü Akibat dari perlakuan petani yang seperti itu maka yang terjadi adalah
kekeliruan yang mengakibatkan kondisi tanaman turun, baik dari segi
kuantitas maupun kualitasnya. Penurunan kuantitas dan kualitas tersebut
dapat mengakibatkan terjadinya kemiskinan di kalangan petani, karena
harga jual menjadi rendah, sementara jumlah produksi pun tidak seberapa.
4. Ü Berdasarkan pengalaman di lapangan, penurunan kuantitas dan kualitas
produksi pertanian disebabkan oleh tiga hal berikut :
1. Karena ketidaktahuan petani maka jumlah pupuk kimia yang digunakan
akan meningkat dan terus meningkat setiap tahun sesuai dengan ciri
kebutuhan pupuk kimia di lahan pertanian. Hal ini akan mengakibatkan
kelangkaan pupuk dan naiknya harga pupuk di lapangan.
2. Dengan banyaknya pupuk kimia yang digunakan ternyata kualitas tanaman
justru akan menurun, seperti sebelum selesai pengisian padi tanaman
sudah kering sehingga banyak gabah yang kosong dan jika kena hujan akan
terisi air, jika digiling maka rendemen akan turun
DASAR 3. Dengan kondisi tersebut maka jumlah gabah yang dipanen akan berkurang
PEMIKIRAN karena banyak yang kosong, dan jika digiling maka rendemennya akan
jauh di bawah standar Dolog
Ü Ketiga sebab tersebut berpengaruh langsung pada pendapatan petani, dalam
hal ini pendapatan petani akan semakin berkurang. Hal ini dikarenakan:
1. Biaya produksi akan besar dan cenderung meningkat terus
2. Hasil produksi akan turun karena jumlah dan kualitas turun
3. Kadang-kadang biaya produksi akan lebih besar dari hasil produksi
4. Karena rendahnya kulitas produksi posisi tawar petani juga akan lemah
5. 5. Rendahnya kualitas mengakibatkan turunnya harga jual
6. Turunnya pendapatan dari usaha tani mengakibatkan petani enggan
melakukan budidaya dan mengalihkan hak kepemilikan kepada
pengusaha kaya dan pemilik modal
7. Banyaknya lahan yang beralih fungsi mengakibatkan sedikitnya usaha
budidaya pertanian
8. Over dosisnya penggunaan pupuk kimia mengakibatkan tanah rusak dan
tidak baik ditanami lagi
DASAR Ü Hal-hal seperti itulah yang mendorong LAZISMU | MPM Muhammadiyah
melakukan upaya untuk membantu mengembalikan kondisi petani dari yang
PEMIKIRAN sebelumnya terpuruk menjadi bangkit dan memiliki pendapatan yang cukup
sebagai bekal beribadah kepada Allah swt.
Ü Untuk membangkitkan gairah pertanian mereka, LAZISMU |MPM
Muhammadiyah membuat program pemberdayaan petani, yang diharapkan
dapat dikembangkan di seluruh provinsi di Indonesia, sebagai salah satu
wujud implementasi Teologi Al-Ma'un.
6. TUJUAN UMUM
Secara umum tujuan pemberdayaan petani adalah mempercepat penanggulangan
kemiskinan petani berdasar pemngembangan kemandirian masyarakat tani melalui
peningkatan kapasitas petani dan kelembagaan dalam kegiatan budidaya pertanian.
TUJUAN KHUSUS
Tujuan khusus pemberdayaan petani adalah,
1 Memberikan ilmu budidaya tanaman kepada petani agar
a. Lahan tanaman tidak rusak dan dapat digunakan selamanya
b. Biaya produksi ditekan sejauh mungkin sampai minimal 50%
TUJUAN c. Peningkatan jumlah produksi
d. Peningkatan kualitas produksi
e. Didapatnya hasil produksi yang sehat dan tidak mengandung racun dan zat
kimia yang membahayakan manusia.
f. Peningkatan posisi tawar dan pendapatan petani
2 Mendorong berdirinya kelompok tani yang bermanfaat bagi anggotanya
3 Membentuk jaringan usaha produksi kelompok tani dengan mendirikakan usaha
pengeringan gabah
4 Membentuk jaringan pemasaran hasil produksi.
5 Terjadinya mata rantai usaha tani yang sehat.
7. Sasaran utama kegiatan pemberdayaan petani adalah para
petani dan kelompok di pedesaan diseluruh Propinsi secara
bertahap menurut skala prioritas.
SASARAN
PEMBERDAYAAN
8. Indikator yang digunakan dalam menilai keberhasilan program
pemberdayaan petani yaitu:
1 Adanya perubahan perilaku dalam budidaya pertanian
2 Adanya keterlibatan petani didalam menentukan kebijakan yang akan
diberlakukan untuk mereka
3 Perbaikan perhatian dan peran pemerintah didalam merespon
kebutuhan petani
4 Meningkatnya penghasilan petani sebagai hasil dari budidaya
pertanian yang baik dan benar
5 Tanah yang digunakan budidaya berangsur angsur menjadi semakin
INDIKATOR baik dan dapat digunakan untuk budidaya yang sehat
KEBERHASILAN 6 Hasil budi daya merupakan suatu komoditi pertanian yang sehat dan
dan ramah lingkungan
7 Terreplikasinya model kegiatan pemberdayaan petani sehingga hasil
pertanian di Indonesia merupakan hasil pertanian yang sehat.
10. Prinsip pemberdayaan petani harus disesuaikan dengan tuntutan pembangunan masyarakat
yang tumbuh dari partisipasi masyarakat, prinsip memposisikan masyarakat sebagai pelaku dan
orang luar sebagai fasilitator, prinsip saling belajar dan menghargai perbedaan, prinsip santai
dan informal, prinsip triangulasi (check and recheck) dan prinsip belajar dari kesalahan serta
berkelanjutan. Penerapan teknis pelaksanaannya bervariasi sesuai dengan harapan yang ingin
dicapai. Oleh karena didasari hal tersebut di atas, maka penerapan prinsip program dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1. Acceptable
Prinsip ini diimplementasikan dalam wujud pelaksanaan pengambilan keputusan yang
didasarkan pada proses musyawarah sehingga memperoleh legitimasi dan dukungan dari
seluruh anggota masyarakat. Hal ini perlu dilakukan karena pada dasarnya pelaksanaan
program sibermas dirumuskan dan dilaksanakan sendiri oleh masyarakat. Agar proses
musyawarah ini dapat benar-benar mencer-minkan kata mufakat dari semua pihak , maka
dengan sendirinya dalam kegiatan musyawarah ini semua pihak terkait harus dapat diwakili.
2. Transparan
Salah satu unsur penting yang perlu mendapat perhatian guna menunjang keberhasilan
pelaksanaan program pemberdayaan petani adalah faktor keterbukaan/transparansi dalam
pengelolaan dan pelaksanaan program, sehingga;
a. Masyarakat dapat memperoleh gambaran dengan jelas maksud, tujuan dan sasaran
program serta pinjaman yang dialokasikan. Upaya penye-baran informasi tersebut
dilakukan melalui kegiatan sosialisasi ditingkat Provinsi, Kabupaten, Kecamatan dan yang
utama di setiap Desa.
11. b. Dengan mengetahui dan memahami karakteristik program, maka masyarakat akan
mendukung dan membantu pelaksanaan program sepenuhnya, sekaligus melakukan
pengawasan dalam pelaksanaan sehingga dapat menghindari terjadinya penyimpangan.
c. Transparansi dapat mencegah ketertutupan dan kesimpangsiuran informasi yang dapat
menghambat pelaksanaan program.
3. Accountable.
Pendekatan ini berarti pelaksanaan seluruh kegiatan pemberdayaan petani dan hasil-hasil
yang dicapainya harus dapat dipertanggungjawabkan, tidak hanya kepada pimpinan, tetapi
yang paling utama pertanggungjawaban adalah kepada masyarakat sebagai penerima
manfaat dari program. Perlunya pertanggungjawaban kepada masyarakat karena pada
dasar-nya masyarakat sendiri yang akan menanggung lansung hasil dan dam-pak
palaksanaan program pemberdayaan petani.
4. Sustainable
Pelaksanaan program pemberdayaan petani, hasilnya harus dapat memberikan manfaat
kepada masyarakat secara berkelanjutan dan berkesinambungan, baik dalam lingkungan
internal maupun eksternal. Manfaat ini dapat bersifat nyata (peningkatan pendapatan/tarap
hidup, adanya jaringan kemitraan, pemasaran dll), maupun tidak nyata. Pelaksanaan
pemberdyaan petani didasarkan pada prinsip kesinambungan yang berarti pemanfaatan
sumberdaya pertanian lewat pemberdayaan petani sehingga faktor kelestarian tetap terjaga.
Dengan kata lain program pemberdayaan petani harus dilakukan dengan dijiwai oleh prinsip
pembangunan pertanian berwawasan lingkungan.
13. MESKI pembangunan pertanian memperlihatkan banyak ”catatan keberhasilan”, sulit
dipungkiri bahwa terdapat bias yang mengarah pada proses pemiskinan sistemik dan masif.
Mengambil contoh pada pertanian tanaman pangan misalnya, berapa pun in-put diberikan
MUQODIMAH produksi padi petani tidak bertambah. Kondisi levelling-off ini terjadi karena unsur organik
PROGRAM dan hara tanah (makro maupun mikro) lekang akibat asupan kimiawi sintetik sistemik dan
masif. Begitu pula kenaikan harga dasar gabah dan beras tak mampu mengangkat petani dari
keterpurukan. Petani-petani dengan berbagai produk pertanian lainya mengalami nasib
serupa. Pertanian Indonesia dan masyarakat-tani kebanyakan berada pada titik nadir.
Proses pemiskinan itu datang dari banyak sisi. Kebijakan pertanian misalnya, sering tidak
berangkat dari kondisi objektif masyarakat tani dan pertanian nasional. Nasib petani
semakin dipertanyakan dalam gonjang-ganjing politik ekonomi perberasan saat ini.
Beriring dengan itu petani dihadang masalah tata-niaga, pemasaran, termasuk distribusi
dan sebagainya. Sebagian besar petani tampak lebih sebagai sapi perah korporasi besar
saprotan, baik pupuk, pestisida, benih hingga perniagaan produk-produk pertanian.
Sementara kepemilikan dan pengusahaan lahan pertanian terus mengecil. Kemerosotan
kesuburan tanah tidak diiringi kemampuan pembudidayaan yang kian tertinggal dibanding
sejawat mereka di berbagai negara manca.
Dalam titik-nadir itu pertanian sebagai in-put terpenting dalam pembangunan keamanan
pangan nasional memiliki hambatan besar. Tak pelak lagi pertanian dan masyarakat tani
memerlukan perubahan besar yang mendasar dan sekaligus berkelanjutan.
14. KEBIJAKAN Indonesia go Organic 2010 yang dicanangkan Departemen
Pertanian dapat menjadi salah satu entry point penguatan masyarakat tani dan
ENTRY POINT pertanian nasional. Banyak alasan yang mendasari pilihan ini. Di antaranya,
PROGRAM gerakan pertanian organik yang terus menguat sebagai buah kesadaran akan
dampak buruk pertanian agro-kimia (sintetik). Gerakan itu telah dimulai sejak
awal tahun 80-an, terutama dimotori oleh LSM.
Pasar produk-produk pertanian organik dalam negeri yang terus tumbuh juga
menjadi alasan penting. Berbagai pemberitaan memperlihatkan bahwa
pertumbuhan itu tidak karena gaya hidup, melainkan kesadaran akan konsumsi
sehat (healthy foods & beverages).
Titik-masuk ini sangat berpeluang untuk membangun kembali kearifan
pertanian berkelanjutan yang dilakukan oleh masyarakat-tani generasi lampau.
Pertanian organik memiliki back-ward dan forward linkage yang besar.
Keduanya akan memberikan kontribusi besar pada penumbuhan banyak jenis
pekerjaan dan lapangan kerja. Sehingga berpotensi untuk menjawan masalah
pengangguran dan kemiskinan yang kian serius.
15. AKTIFITAS
1 ADVOKASI KEBIJAKAN
Keberadaan dan concern LAZISMU | MPM Muhammadiyah terhadap
PROGRAM
pembangunan pertanian dan masyarakat-tani dapat mempengaruhi kebijakan
pertanian. Advokasi di bidang ini dapat berujung pada reformasi kebijakan
pertanian agar berfihak pada masyarakat-tani kebanyakan serta mendorong
pembangunan pertanian yang beretika dan berkelanjutan, yakni
pembangunan pertanian organik itu sendiri. Dukungan sumberdaya di dalam
kelembagaan Muhammadiyah memungkinkan untuk mengambil peran dalam
mendorong perubahan berikut:
a. Kebijakan yang berkenaan dengan tata-niaga saprotan
b. Kebijakan yang berkenaan dengan tata-niaga produk pertanian, termasuk
perbenihan.
c. Kebijakan yang berkenaan dengan pembiayaan dan penjaminan
d. Kebijakan yang berkenaan dengan wilayah / kawasan pembudidayaan
produk pertanian organik
16. AKTIFITAS
1 COMMUNITY DEVELOPMENT
Community Development adalah aktifitas inti dari program pemberdayaan
PROGRAM
petani. Community Development terdiri atas agenda :
1. Pembentukan Kelompok Petani.
2. Pendampingan petani:
a. Pendampingan Pembuatan pupuk organik
b. Pendampingan pengelolaan lahan
c. Pendampingan cara taman
d. Pendampingan manajemen pengairan
3. Pembentukan koperasi/ Unit usaha bersama.
Pendampingan dalam pembentukan dan pengembangan Unit Usaha
Bersama dalam bentuk pendampingan pengelolaan paska panen
dan pemasaran.
17. AKTIFITAS
1 PERMODALAN
Permodalan untuk petani dalam program ini dikhususkan untuk :
PROGRAM
a. Permodalan untuk pengadaan bibit, pupuk, tanam dan pemeliharaan
bagi setiap petani.
b. Permodalan kelompok (koperasi) untuk usaha pertanian bersama dan
pengelolaan hasil paska panen ( Packaging dan pemasaran)
19. Study Kelayakan
Inisiasi
Pembentukan Pembentukan Formulasi Pelaksanaan dan Monitoring
Tim Pendamping Kelompok Rencana Aksi Pengorganisasian Evaluasi
Pengembangan
Modul
Pendampingan
20. 1. Studi Kelayakan; Studi awal bertujuan mengeksplorasi gambaran lingkungan komunitas di.
Studi ini akan memberi manfaat bagi pelaksana program untuk mendisain kegiatan
pendampingan dan sebagai proses belajar tentang lingkungan program dan kawasan yang
Tahap Implementasi akan dituju.
Program 2. Pendampingan Teknis; Pendampingan langsung kepada kelompok sasaran program yang
meliputi
a. Tahap Pertama; Inisiasi Pembentukan Inti Jamaah (Kelompok)
Untuk tahap awal, jumlah kelompok yang akan dibentuk adalah sebanyak dua kelompok.
Satu kelompok beranggotakan 5 kepala keluarga (KK) yang akan mendapat jatah 2 ekor
bibit sapi lokal (jantan dan betina) per orang. Dengan demikian, jumlah sapi yang akan
diberikan sebanyak 20 ekor. Kelompok induk akan difasilitasi oleh tim fasilitator dengan
latar belakang yang heterogen. Pembentukan kelompok juga dapat dibentuk dari
kelompok atau jamaah-jamaah pengajian yang secara rutin melakukan pertemuan
sebelumnya.
b. Tahap Kedua; (Formulasi Rencana Aksi Kolektif).
Rancangan yang direncanakan dengan partisipasi penuh dari semua unsur yang terkait
dalam kelompok dirancang untuk mengatasi permasalahan-permasalahan sebagai
prioritas penanganan sebelumnya. Rencana ini merupakan upaya untuk
mengorganisasikan seluruh sumber daya yang telah diidentifikasi dalam suatu urutan
kegiatan yang kongkrit dan waktu yang diatur dengan seksama. Perencanaan ini akan
disosialisasikan kepada anggota kelompok melalui berbagai pertemuan agar dalam
pelaksanaan nanti dapat dikembangkan mekanisme kerjasama yang baik.
21. b. Tahap Pelaksanaan dan Pengorganisasian
Kegiatan ini merupakan realisasi dari gagasan yang telah diwujudkan dalam perencanaan.
Tahap Implementasi Pelaksanaan melibatkan siapa yang bekerja, kapan pekerjaan dimulai dan selesai,
Program bagaimana teknis prosedurnya, berapa jumlah biaya yang diperlukan dan lain-lainnya.
Kegiatan-kegiatan yang dapat dikembangkan diantaranya, yaitu pelatihan perencanaan
program usaha di tingkat desa, pemanfaatan teknologi pertanian (dari tanam sampai
panen) dan teknologi tepat guna, pendampingan pasca produksi, peningkatan kerjasama
sinergis dengan pihak ketiga, peningkatan manajemen usaha, pelatihan keterampilan-
keterampilan kerja tertentu, pengembangan kawasan usaha dan pertanian yang
berawasan lingkungan (ecofarming), pengembangan sistem, teknologi, dan media
informasi usaha, dan lain-lain.
c. Tahap Evaluasi dan Refleksi
Pada tahap terminasi program ini tiap-tiap kelompok distimulasi untuk mampu menilai
tingkat keberhasilan dan capaian-capaian yang telah diperoleh selama proses
pendampingan usaha. Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah anggota kelompok juga
dibiasakan untuk mampu merefleksikan pengalaman belajar mereka dan merasakan
dampak apa yang diperoleh pasca program. Melalui kegiatan ini diharapkan anggota
kelompok lebih mandiri dan memiliki kemampuan untuk mengembangkan usaha-usaha
produktif.
27. Partisipasi Bagaimana cara berpartisipasi
dalam program TANI BANGKIT ?
Kemitraan & Sinergy Program
Pengembangan kapasitas dan teknologi
Linkage Perbankan
Melakukan donasi
28. BENTUK DONASI
Donasi
1. Paket Donasi
Adalah bentuk donasi untuk pelaksanaan 1 paket program
(per kelompok) yang terdiri atas:
1. Permodalan petani
2. Pelatihan petani (pembuatan pupuk organik,
manajemen air, cocok tanam)
3. Pengelolaan paska panen melalui unit usaha bersama
Nominal Donasi : Rp. 50.000.000
1I. Donasi Umum
Adalah dukungan terhadap program melalui donasi yang berupa :
1. Zakat
2. Infaq
29. Rekening Donasi
a. BCA sentral Cikini Jakarta d. Bank Niaga Syariah i. Bank Mandiri Cab. Cut Meutia
Zakat : 8780040077 Zakat : 520.01.00186.00.0 Zakat : 123.000.5117.405
Infaq : 8780040051 Infaq : 520.01.00187.00.6 Infaq : 123.000.5117.371
b. BNI Syariah Cab. Jakarta Selatan e. BRI Cabang Cut Meutia Qurban : 123.000.4652.584
Zakat : 00.91539400 Zakat : 0230.01.001403.30.9 j. Bank Danamon Syariah
Infaq : 00.91539411 Infaq : 0230.01.001404.30.5 Qurban : 890.666.17
Wakaf Tunai : 00.91539433 | f. Bank Muammalat - Arthalola k. Bank Bukopin Syariah
Bantuan Kemanusiaan : 00.91539444 Zakat : 301.0054715 Zakat : 8800211 108
Rekening dolar USA : 144258435 g. Bank Syariah Mega Indonesia Infaq : 8800212 104
c. Bank Syariah Mandiri (BSM) Zakat : 100000 6764 m. BII Syariah Platinum Thamrin
Cab.Thamrin - Jakarta Infaq : 10000 14800 Zakat : 2.700.002888
Zakat : 009.0033333 h. Bank BTN Syariah Infaq : 2.700.002929
Infaq : 009.0066666 Rek : 720. 1000 400
31. LAZISMU adalah lembaga nirlaba tingkat nasional yang berkhidmat dalam pemberdayaan
Sejarah masyarakat melalui pendayagunaan secara produktif dana zakat, infaq, wakaf dan dana
kedermawanan lainnya baik dari perseorangan, lembaga, perusahaan dan instansi lainnya.
Berdiri pada tahun 2002 yang ditandai dengan penandatangan deklarasi oleh Prof. Dr. HA. Syafi'i
Ma'arif, MA (Buya Syafi'i) dan selanjutnya dikukuhkan oleh Menteri Agama Republik Indonesia
sebagai Lembaga Amil Zakat Nasional melalui SK No. 457/21 November 2002.
Latar belakang berdirinya LAZISMU terdiri atas dua faktor. Pertama, fakta Indonesia yang
berselimut dengan kemiskinan yang masih meluas, kebodohan dan indeks pembangunan
manusia yang sangat rendah. Semuanya berakibat dan sekaligus disebabkan tatanan keadilan
sosial yang lemah.
Kedua, zakat diyakini mampu bersumbangsih dalam mendorong keadilan sosial, pembangunan
manusia dan mampu mengentaskan kemiskinan. Sebagai Negara berpenduduk muslim terbesar
di dunia, Indonesia memiliki potensi zakat, infaq dan wakaf yang terbilang cukup tinggi. Namun,
potensi yang ada belum dapat dikelola dan didayagunakan secara maksimal sehingga tidak
memberi dampak yang signifikan bagi penyelesaian persoalan yang ada.
Berdirinya LAZISMU dimaksudkan sebagai institusi pengelola zakat dengan manajemen modern
yang dapat menghantarkan zakat menjadi bagian dari penyelesai masalah (problem solver)
32. kondisi kebangsaan yang terus berkembang.
Sejarah Dengan budaya kerja amanah, professional dan transparan, LAZISMU berusaha
mengembangkan diri menjadi Lembaga Zakat terpercaya. Dan seiring waktu, kepercayaan
public semakin menguat.
Dengan spirit kreatifitas dan inovasi, LAZISMU senantiasa menproduksi program-program
pendayagunaan yang mampu menjawab tantangan perubahan dan problem sosial masyarakat
yang berkembang.
Kepengurusan LAZISMU pada periode awal dipimpin oleh Prof. Dr. HM. Din Syamsuddin, MA (
Tokoh umat Islam dan pimpinan ormas terbesar, Muhammadiyah ) dengan sekretaris Drs. H.
Hajriyanto Y. Thohari MA.
Dan memasuki periode ke-2 ini, kepengurusan LAZISMU dipegang oleh Drs. H. Hajriyanto Y.
Thohari, MA dan Sekretarisnya adalah Ahmad Imam Mujadid Rais, S.Ip.
Dalam operasional programnya, LAZISMU didukung oleh Jaringan Multi Lini, sebuah jaringan
konsolidasi lembaga zakat yang tersebar di seluruh propinsi yang menjadikan program-program
pendayagunaan LAZISMU mampu menjangkau seluruh wilayah Indonesia secara cepat,
terfokus dan tepat sasaran.
Legalitas LAZISMU memperoleh pengukuhan sebagai Lembaga Amil Zakat Nasional sesuai dengan
Surat Keputusan :
SK Menteri Agama nomor : 457 tanggal 21 Nopember 2002
33. Visi & Misi Visi
Menjadi Lembaga Amil Zakat Terpercaya
Misi
þ Optimalisasi kualitas pengelolaan ZIS yang amanah, profesional dan
transparan.
þ Optimalisasi pendayagunaan ZIS yang kreatif, inovatif dan produktif
þ Optimalisasi pelayanan donatur.
ì Amanah
Corporate Culture
ì Profesional
ì Transparan
ì Melayani
ì Kreatif dan inovatif
34. Management
WALI AMANAH
Prof. Dr. H.M. Amin Rais, M.A.
Prof. Dr. H.A. Syafii Maarif, M.A.
Prof. Dr. H.M. Din Syamsuddin, M.A.
Prof. Dr. H.A. Malik Fadjar, M.Sc. BADAN PELAKSANA
BADAN PENGURUS
Ketua : President Director
DEWAN SYARIAH
Prof. Dr. H. Yunahar Ilyas, Lc.,M.A. Drs. H. Hajriyanto Y. Thohari, M.A. Ir. M. Khoirul Muttaqin
Prof. Dr. H. Syamsul Anwar, M.A. Wakil Ketua : Fundraising Director
Prof. Dr. H. Fathurrahman Jamil, M.A. H. Syafruddin Anhar, S.E., M.E. Nanang Q el-Ghazal, ST
Wakil Ketua : Financial Director
.BADAN PENGAWAS Drs. H. Irsyadul Halim Upik Rahmawati, SE
Drs. H.A. Dahlan Rais, M.Hum. Sekretaris : Program Director
Prof. Dr. H. Fasichulisan, Apt.
Ahmad Imam Mujadid Rais, S.Ip Hari Eko Purwanto, S.Sos
Drs. H. Goodwill Zuber
35. Micro Economic Empowerment Education Development
Micro Finance Development Integrated Development for Education
Youth Entrepreneurship (YES)
1000 Sarjana
Kampoeng Creative
Beasiswa SLTA
Programs Bina Usaha Ekonomi Keluarga
[Women Empowerment]
Social and Dakwah Services Agriculture & Livestock Empowerment
Humanitarian Rescue Tani Bangkit !
Da’i Mandiri Peternakan Masyarakat Mandiri
(PMM)
Komunitas Hati
36. Head Office :
Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah
Jl. Menteng Raya 62 Jakarta Pusat 10340
Telp. 021 - 31 50 400 Faks. 021 - 31 432 30
Email : info@lazismu.org
Website: www.lazismu.org