SlideShare a Scribd company logo
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kegiatan agroindustri merupakan bagian integral dari sektor pertanian mempunyai
kontribusi penting dalam proses industrialisasi terutama di wilayah pedesaan. Efek
agroindustri tidak hanya mentransformasikan produk primer ke produk olahan tetapi juga
budaya kerja dari agraris tradisional yang menciptakan nilai tambah rendah menjadi budaya
kerja industrial modern yang menciptakan nilai tambah tinggi. Kebijakan pembangunan
agroindustri antara lain kebijakan investasi, teknologi dan lokasi agroindustri harus mendapat
pertimbangan utama. (Suryana, 2005) Upaya peningkatan nilai tambah melalui agroindustri,
selain meningkatkan pendapatan juga berperan dalam penyediaan pangan yang beragam dan
bermutu. Teknologi merupakan salah satu faktor menunjang keberhasilan pengembangan
sistem agroindustri di pedesaan dengan aspek tepat guna, efisien, dan mudah diterapkan
(Departemen Pertanian, 2008). Industrialisasi pedesaan merupakan suatu proses yang
dicirikan dengan penggunaan alat-alat mekanis dalam sektor pertanian dan semakin
berkembangnya industri pengolahan hasil-hasil pertanian. Dampak dari industrialisasi
tersebut dapat diwujudkan melalui keterkaitan yang saling menguntungkan antara petani
produsen dengan industri pengolahan dalam mewujudkan pembangunan ekonomi pedesaan.
Implementasi diversifikasi pangan dapat berjalan dengan baik bila tersedia bahan pangan
sumber karbohidrat secara beragam dengan kualitas dan kuantitas yang terjamin mutunya.
Tanaman gandum merupakan tanaman sumber karbohidrat utama dengan nilai gizi
setara beras bahkan mempunyai kelebihan mengandung gluten untuk daya kembang adonan
yang pada serealia lainnya jumlah sangat kecil bahkan tidak ada. Ketergantungan masyarakat
Indonesia pada tepung terigu sudah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan. Indonesia
terpaksa melakukan impor karena gandum bukan merupakan tanaman asli Indonesia. Jumlah
impor gandum tahun 2004 yang mencapai kurang lebih 4.5 juta ton memposisikan Indonesia
sebagai negara importir gandum kelima terbesar di dunia setelah Mesir, China, Jepang dan
Brasil. (Departemen Pertanian, 2008)
Ketergantungan bahan pangan impor tersebut sangat membahayakan ketahanan
pangan negara kita. Oleh sebab itu, sudah saatnya Indonesia mulai melepaskan
ketergantungan pada gandum impor. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk
mengurangi ketergantungan atas gandum impor adalah mensubstitusi tepung terigu dengan
bahan baku tepung lokal yang belum dimanfaatkan secara optimal. Pengembangan gandum di
dalam negeri diharapkan menjadi alternatif ketersediaan pangan di dalam negeri. Sampai saat
ini, kontribusi industri terigu terhadap perekonomian nasional juga pantas untuk
diperhitungkan.
Nilai penjualan rata-rata per tahun mencapai 6 trilyun. Dari jumlah ini, sektor Usaha
Kecil Menegah (UKM) berbasis gandum (industri kecil pembuat roti, mie, kue kering dan
lainnya) yang berjumlah sekitar 30 ribu unit, menyerap 64.8 persen produk tepung terigu.
Dengan pangsa pasar yang sedemikian besar maka pemerintah mempunyai kebijakan untuk
memperkecil impor gandum dengan substitusi produk tepung-tepungan yang diproduksi
melalui budidaya seperti gandum, ubijalar dan talas serta tanaman penghasil pati lainnya.
Dengan kondisi ini, pengembangan industri tepung gandum memiliki prospek yang cukup
menjanjikan. Dalam kondisi perekonomian saat ini serta nilai tukar rupiah yang rendah,
pemenuhan kebutuhan gandum dalam negeri melalui impor sangat memberatkan. Dampak
kenaikan harga gandum telah berdampak luas khususnya pada industri yang menggunakan
bahan-baku gandum, sedangkan pola konsumsi makanan akibat pertumbuhan ekonomi dan
pertumbuhan penduduk mengakibatkan kebutuhan gandum yang makin tinggi dari tahun ke
tahun.
1.2. Perumusan Masalah
Pengolahan gandum menjadi tepung di Kabupaten Bandung dilakukan oleh unit usaha
agroindustri skala kecil yang masih menggunakan teknologi pengolahan yang cukup
sederhana. Unit usaha agroindustri tepung gandum ini diharapkan berkembang menjadi unit
usaha mandiri dan profesional serta dikelola secara profesional dengan ciri berorientasi bisnis
yang sehat, baik secara teknis, ekonomi, sosial, layak dan menguntungkan serta
berkelanjutan.
Dengan demikian, pengembangan usaha perlu ditelaah lebih lanjut apakah layak atau
tidak untuk dikembangkan serta biaya yang ada dapat digunakan agar dapat memberikan
manfaat yang sebesar-besarnya untuk pengembangan usaha lebih lanjut. Selanjutnya, perlu
dilakukan analisis finansial yang lebih terinci untuk mengetahui keuntungan yang akan
diperoleh gapoktan, mengingat unit usaha agroindustri tepung gandum tersebut baru
beroperasi. Agroindustri tepung gandum dapat bertahan dan semakin berkembang seiring
dengan permintaan produk olahannya yang semakin meningkat apabila pengelola dapat
mengidentifikasi kelemahan dan potensi yang ada. Apabila pengelola telah mengetahui
faktor-faktor strategik internal dan eksternal yang dimiliki tepung berbasis gandum, maka
mereka dapat menyusun strategi yang paling tepat untuk pengembangan tepung gandum di
masa mendatang. Faktor yang melemahkan hendaknya dapat diminimumkan atau dicari
pemecahannya, sementara potensi yang dimiliki harus dimanfaatkan sebaik-baiknya supaya
dapat memberikan hasil yang maksimum. Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka
secara khusus masalah pokok penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1) Faktor-faktor strategik apakah yang mempengaruhi pengembangan usaha
agroindustri tepung gandum?
2) Apakah unit usaha agroindustri tepung gandum ini layak dikembangkan?.
3) Bagaimana bentuk strategi pengembangan usaha agroindustri tepung gandum?
1.3. Tujuan masalah
1) Mengetahui faktor-faktor strategik yang mempengaruhi usaha agroindustri tepung
gandum
2) Mengetahui kelayakan usaha agroindustri tepung gandum.
3) Menyusun strategi yang tepat dalam rangka pengembangan usaha agorindustri
tepung gandum kedepan .
1.4. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan dampak yang positif bagi berbagai pihak,
antara lain :
1) Pihak-pihak yang terlibat dalam kawasan usaha agroindustri gandum baik
para petani maupun masyarakat di sekitarnya.
2) Pemerintah, sebagai bahan pertimbangan dalam pengembangan
agroindustri tepung gandum selanjutnya.
3) Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan studi dan
pertimbangan dalam penelitian selanjutnya.
1.5. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian ini dilakukan di unit pengolahan tepung gandum yang
mengolah gandum kering menjadi tepung dan dikelola oleh gabungan kelompok tani . Unit
usaha pengolahan gandum merupakan unit usaha mesin pengolahan gandum yang terdiri dari
: perontok dan pembersih, penyosoh, penepung, purifier, dan timbangan digital yang dikelola
oleh gabungan kelompok tani (gapoktan) gandum yakni gapoktan Laksana Mekar dan
Rahayu. Adapun aspek yang dikaji dalam penelitian ini adalah kelayakan usaha dari aspek
keuangan unit usaha dan analisa alternatif strategi yang perlu di lakukan dalam rangka
pengembangan unit usaha agroindustri tepung gandum .
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran
Dari karakteristik unit usaha agroindustri tepung gandum di Kabupaten Bandung, dilakukan
kajian terhadap kondisi umum, kelayakan usaha dari keuangan, identifikasi faktor-faktor
strategi internal dan eksternal serta strategi usaha unit agroindustri tepung gandum.
Berdasarkan data yang ada, kemudian dilakukan analisa baik secara kualitatif maupun
kuantitatif. Hasil analisa tersebut kemudian diinterpretasikan dan diperoleh hasil analisa
kelayakan usaha dan strategi pengembangan unit usaha agroindustri tepung gandum sehingga
diperoleh unit usaha agroindustri tepung gandum yang prospektif.
Karakteristik Unit Usaha
Agroindustri Tepung Gandum Kajian
Kajian Terhadap:
- Kondisi Umum
- Aspek Kelayakan
- Identifikasi Faktor-Faktor Strategik Internal dan Eksternal
- Aspek Kajian Strategi
Analisis Kualitatif Analisis Kuantitatif
Interpretasi Hasil Analisa
Kelayakan UsahaInterpetasi hasil analisa
Kelayakan usaha (1) Strategi pengembangan
usaha (2)
Unit usaha agro industry gandum
yang propektif
Gambar : kerangka pemikiran penelitian
3.2. Penentuan Lokasi
Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive), yaitu didasarkan pada
pertimbangan : (1) Kabupaten Bandung merupakan salah satu daerah pengembangan
areal penanaman gandum yang dilakukan departemen Pertanian (Dinas Pertanian
Kabupaten Bandung, 2009). (2) unit usaha agroindustri tepung gandum di Kabupaten
Bandung merupakan salah satu unit usaha binaan di Departemen Pertanian, (3)
adanya ketersediaan data yang diperlukan pada unit usaha agroindustri di Kab.
Bandung, menjadikan lokasi tersebut menjadi lokasi kajian.
3.3. Data dan Sumber Data
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini berupa data primer yang berasal dari
sumber data yakni: petani, Gapoktan, pedagang (mitra usaha), serta instansi terkait
dan data sekunder berupa tinjauan pustaka dan dokumen. Responden di tingkat
Gapoktan, responden terdiri atas Ketua Gapoktan, Kepala Unit Usaha Gapoktan dan
Sekretaris Gapoktan. Sedangkan ditingkat petani yang menjadi responden adalah
petani gandum yang menjadi anggota Gapoktan Gandum. Responden ditingkat
pedagang adalah pengusaha tepung gandum. Ditingkat instansi pemerintahan,
responden merupakan petugas dinas pertanian Kabupaten Bandung.
3.4. Penarikan Sampel
Penarikan sampel dilakukan secara purposive samplingterhadap responden dan
jumlah seluruh responden yang digunakan sebanyak 35 orang. 3.5. Metode
Pengumpulan Data Metode kerja yang digunakan dalam studi adalah dengan metode
deskriptif, yaitu metode yang menggambarkan keadaan yang ada di lapangan,
selanjutnya berdasarkan fakta – fakta yang tampak dilakukan analisis berdasarkan
teori – teori terkait.
a. Pengumpulan data primer dilakukan melalui survei lapangan, wawancara
(interview) dengan alat bantu kuesioner (terlampir) terhadap anggota kelompok tani,
ketua gapoktan, seksi pemberdayaan alat unit usaha agroindustri tepung gandum,
pengusaha makanan dan petugas dari instansi bidang terkait melalui alat bantu
kuesioner. 28
b. Pengumpulan data sekunder melalui penelusuran pustaka, dokumen dan
laporan instansi terkait.
3.6. Pengolahan dan Analisis Data.
Pengolahan data dilakukan secara manual dan bantuan komputer dengan program
excel. Analisis data yang dilakukan adalah analisis kelayakan dan SWOT. Metode
analisis yang digunakan untuk menganalisa dan menginterpretasikan data adalah :
1. Metode Deskriptif, yaitu pengumpulan data mengenai informasi potensi bahan
baku, prospek pasar dan keuangan yang berkaitan dengan pasokan bahan baku yang
telah dikeluarkan oleh unit usaha.
2. Metode analisis yang dilakukan adalah analisis kelayakan usaha dari aspek berupa
Matriks Pay Back Period(PBP), Net Benefit Cost Ratio(Net B/C), Break Even
Point(BEP), Net Present Value(NPV) dan Internal Rate of Return(IRR),
MatriksExternal Factor Evaluation(EFE), Internal Factor Evaluation(IFE) dan
Analisis SWOT.
1). Analisa Kelayakan Usaha Dari Aspek Keuangan
Dalam penelitian ini dilakukan pengkajian analisa kelayakan usaha dari aspek
keuangan yang terdiri dari :
a. Komponen dan struktur biaya.
Komponen biaya mencakup pengadaan sarana dan prasarana, biaya operasi
dan biaya lain-lain. Biaya pengadaan prasarana adalah meliputi biaya
investasi, yaitu biaya perijinan, bangunan dan pembelian peralatan untuk
proses produksi. Biaya operasi meliputi biaya pembelian gandum, biaya
bahan pembantu, biaya pengemasan, upah pekerja, pembelian bahan
pembantu produksi, biaya peralatan, kendaraan dan biaya overhead.
b. Pendapatan
Pendapatan adalah total hasil penjualan unit usaha agroindustri, yang
didasarkan pada proyeksi selama berdirinya unit usaha ini .
c. Kebutuhan Modal dan Kredit
Dalam menunjang pengembangan perusahaan diperlukan modal kerja dan
modal.
d. BEP
BEP atau titik impas adalah suatu keadaan dimana besarnya pendapatan
sama dengan besarnya biaya/pengeluaran yang dilakukan oleh proyek.
2). Analisis Matriks Evaluasi Faktor Internal dan Eksternal
Penilaian internal ditujukan untuk mengukur sejauh mana kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki perusahaan. Langkah yang ringkas dalam melakukan
penilaian internal adalah dengan menggunakan matriks Internal factor
Evaluation (IFE).
3). Analisis Matriks Internal dan Eksternal
Gabungan kedua matriks tersebut menghasilkan matriks Internal Eksternal(IE)
yang berisikan sembilan macam sel yang memperlihatkan kombinasi total nilai
terboboti dari matriks-matriks IFE dan EFE.
4). Analisisis Pengembangan Usaha.
Alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategik perusahaan adalah
matriks SWOT. Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana
peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan untuk disesuaikan
dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matriks ini dapat
menghasilkan empat kemungkinan alternatif strategi. Setelah memperoleh
gambaran yang jelas mengenai kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman
yang dihadapi perusahaan, maka selanjutnya dapat dipilih alternatif strategi
yang akan diterapkan perusahaan dalam mengembangkan usahanya. Dengan
pilihan strategi yang tepat, perusahaan diharapkan dapat memanfaatkan
kekuatan dan peluangnya untuk mengurangi kelemahan dan menghadapi
ancaman yang ada. Melalui matriks SWOT didapatkan alternatif strategi untuk
menentukan critical decision, agar perusahaan dapat menerapkan strategi yang
tepat.
DAFTAR PUSTAKA
• Drjen BPPHP. 2005. REVITALISASI PERTANIAN MELALUI AGROINDUSTRI
PERDESAAN.
DIREKTORAT JENDERAL BINA PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL
PERTANIAN,
DEPARTEMEN PERTANIAN
• Supriati dan E. Suryani. 2006. Peranan, Peluang dan Kendala Pengembangan
AGROINDUSTRI di Indonesia. Forum Penelitian Agroekonomi. 24(2):92-106.
• Amini Hidayati dan Mudrajad Kuncoro. 2004. KONSENTRASI GEOGRAFIS INDUSTRI
MANUFAKTUR DI GREATER JAKARTA DAN BANDUNG PERIODE 1980-2000:
MENUJU SATU
DAERAH AGLOMERASI? Empirika, Vol. 17, No. 2, Desember 2004
• Deptan. 2005. Rencana Pembangunan Pertanian Tahun 2005-2009.
• Thomas Darmawan (GAPMMI). 2004. The Linkages Between Agriculture Development,
Industry Development, and Regional Development”. Disajikan dalam Agriculture Policy for
The Future (UNSFIR) Jakarta, February 12-13, 2004
• Iskandar A. Nuhung. 2002. Tantangan Usaha bagi UKM di Bidang Agribisnis.
USAHAWAN
NO. 07 TH XXXI JULI 2002
• Rusastra, I. W., B Rahman, Sumedi, dan T Sudaryanto. 2004. Struktur Pasar dan
Pemasaran Gabah-Beras dan Komoditi Kompetitor Utama. Forum Penelitian Agroekonomi.
24(2):227-260.
• Daryanto, A dan H.K.S. Daryanto. 2000.MODEL KEPEMIMPINAN DAN PEMIMPIN
AGRIBISNIS DI MASA DEPAN. IPB BOGOR
• Daryanto, A. 2007. EKONOMI POLITIK IMPOR CHICKEN LEG QUARTER (CLQ)
DI INDONESIA. IPB Bogor
• Drajad, B. 2004. DINAMIKA LINGKUNGAN NASIONAL DAN GLOBAL
PERKEBUNAN:
IMPLIKASI STRATEGIS BAGI PEMBANGUNAN PERKEBUNAN, LRPI Bogor

More Related Content

What's hot

Baku Mutu - AMDAL
Baku Mutu - AMDALBaku Mutu - AMDAL
Baku Mutu - AMDALReski Aprilia
 
Pemberian air-dan-efisiensi-irigasi
Pemberian air-dan-efisiensi-irigasiPemberian air-dan-efisiensi-irigasi
Pemberian air-dan-efisiensi-irigasiNayla Rahmi
 
Dampak perubahan iklim thdp tanaman
Dampak perubahan iklim thdp tanamanDampak perubahan iklim thdp tanaman
Dampak perubahan iklim thdp tanaman
Khairdin Jaya
 
Soal ujian i dasar ilmu tanah 08
Soal ujian i dasar ilmu tanah 08Soal ujian i dasar ilmu tanah 08
Soal ujian i dasar ilmu tanah 08
Reni Ustiatik
 
Pupuk dan pemupukan
Pupuk dan pemupukanPupuk dan pemupukan
Pupuk dan pemupukanbelongstoj2000
 
Laporan Praktikum Kesuburan Tanah
Laporan Praktikum Kesuburan TanahLaporan Praktikum Kesuburan Tanah
Laporan Praktikum Kesuburan Tanahedhie noegroho
 
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannyaMakalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
Warnet Raha
 
Pertanian organik
Pertanian organikPertanian organik
Pertanian organik
Pekerja Sosial Masyarakat
 
Permasalahan Sumber Daya Air
Permasalahan Sumber Daya AirPermasalahan Sumber Daya Air
Permasalahan Sumber Daya Air
Yahya M Aji
 
Penyiapan lahan tanpa bakar untuk pencegahan kebakaran lahan dan hutan
Penyiapan lahan tanpa bakar untuk pencegahan kebakaran lahan dan hutanPenyiapan lahan tanpa bakar untuk pencegahan kebakaran lahan dan hutan
Penyiapan lahan tanpa bakar untuk pencegahan kebakaran lahan dan hutan
CIFOR-ICRAF
 
Pemanfaatan lahan kering
Pemanfaatan lahan keringPemanfaatan lahan kering
Pemanfaatan lahan kering
Frederick_zihu
 
Budidaya Tanaman Padi
Budidaya Tanaman PadiBudidaya Tanaman Padi
Budidaya Tanaman Padi
tani57
 
Pengolahan limbah
Pengolahan limbahPengolahan limbah
Pengolahan limbah
Hasya Nabilah Fathan
 
Kerusakan tanah
Kerusakan tanahKerusakan tanah
Kerusakan tanah
rizki siregar
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMANLAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
dyahpuspita73
 
1.PENGANTAR HORT.ppt
1.PENGANTAR HORT.ppt1.PENGANTAR HORT.ppt
1.PENGANTAR HORT.ppt
e_firmansyah
 
Jenis tanaman fitoremediasi
Jenis tanaman fitoremediasiJenis tanaman fitoremediasi
Jenis tanaman fitoremediasi
Keylala Hawkins
 
Pengendalian hama
Pengendalian hamaPengendalian hama
Pengendalian hama
Yuliana Wita
 

What's hot (20)

Baku Mutu - AMDAL
Baku Mutu - AMDALBaku Mutu - AMDAL
Baku Mutu - AMDAL
 
Pemberian air-dan-efisiensi-irigasi
Pemberian air-dan-efisiensi-irigasiPemberian air-dan-efisiensi-irigasi
Pemberian air-dan-efisiensi-irigasi
 
Dampak perubahan iklim thdp tanaman
Dampak perubahan iklim thdp tanamanDampak perubahan iklim thdp tanaman
Dampak perubahan iklim thdp tanaman
 
Soal ujian i dasar ilmu tanah 08
Soal ujian i dasar ilmu tanah 08Soal ujian i dasar ilmu tanah 08
Soal ujian i dasar ilmu tanah 08
 
Pupuk dan pemupukan
Pupuk dan pemupukanPupuk dan pemupukan
Pupuk dan pemupukan
 
Laporan Praktikum Kesuburan Tanah
Laporan Praktikum Kesuburan TanahLaporan Praktikum Kesuburan Tanah
Laporan Praktikum Kesuburan Tanah
 
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannyaMakalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
 
Pertanian organik
Pertanian organikPertanian organik
Pertanian organik
 
Permasalahan Sumber Daya Air
Permasalahan Sumber Daya AirPermasalahan Sumber Daya Air
Permasalahan Sumber Daya Air
 
Penyiapan lahan tanpa bakar untuk pencegahan kebakaran lahan dan hutan
Penyiapan lahan tanpa bakar untuk pencegahan kebakaran lahan dan hutanPenyiapan lahan tanpa bakar untuk pencegahan kebakaran lahan dan hutan
Penyiapan lahan tanpa bakar untuk pencegahan kebakaran lahan dan hutan
 
Pemanfaatan lahan kering
Pemanfaatan lahan keringPemanfaatan lahan kering
Pemanfaatan lahan kering
 
Budidaya Tanaman Padi
Budidaya Tanaman PadiBudidaya Tanaman Padi
Budidaya Tanaman Padi
 
Pengolahan limbah
Pengolahan limbahPengolahan limbah
Pengolahan limbah
 
Kerusakan tanah
Kerusakan tanahKerusakan tanah
Kerusakan tanah
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMANLAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
 
Alih fungsi lahan
Alih fungsi lahanAlih fungsi lahan
Alih fungsi lahan
 
1.PENGANTAR HORT.ppt
1.PENGANTAR HORT.ppt1.PENGANTAR HORT.ppt
1.PENGANTAR HORT.ppt
 
6. komposter aerob
6. komposter aerob6. komposter aerob
6. komposter aerob
 
Jenis tanaman fitoremediasi
Jenis tanaman fitoremediasiJenis tanaman fitoremediasi
Jenis tanaman fitoremediasi
 
Pengendalian hama
Pengendalian hamaPengendalian hama
Pengendalian hama
 

Similar to Manajemen Agro industri

Agroindustri
Agroindustri  Agroindustri
Agroindustri
uria darmawanto
 
Agroindustri
AgroindustriAgroindustri
AgroindustriYada Daniel
 
Sucik Puji Utami, Dr. Ceacilia Sri Midarti, M.Si, Diskusi 2.1 Contoh Peneliti...
Sucik Puji Utami, Dr. Ceacilia Sri Midarti, M.Si, Diskusi 2.1 Contoh Peneliti...Sucik Puji Utami, Dr. Ceacilia Sri Midarti, M.Si, Diskusi 2.1 Contoh Peneliti...
Sucik Puji Utami, Dr. Ceacilia Sri Midarti, M.Si, Diskusi 2.1 Contoh Peneliti...
SUCIK PUJI UTAMI
 
Pertanian bioindustri berbasis padi
Pertanian bioindustri berbasis padiPertanian bioindustri berbasis padi
Pertanian bioindustri berbasis padiIAARD/Bogor, Indonesia
 
Perspektif Agribisnis
Perspektif AgribisnisPerspektif Agribisnis
Perspektif Agribisniskodok666
 
Beras harga
Beras hargaBeras harga
Beras harga
maner b1
 
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptxKelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
ghaibgp
 
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptxKelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
ghaibgp
 
Laporan Ekonomi Sumber Daya Pertanian
Laporan Ekonomi Sumber Daya PertanianLaporan Ekonomi Sumber Daya Pertanian
Laporan Ekonomi Sumber Daya Pertanian
Athifah Ningtyas
 
Power_Point_Agribisnis.pptx
Power_Point_Agribisnis.pptxPower_Point_Agribisnis.pptx
Power_Point_Agribisnis.pptx
PuteriAprilani2
 
Perspektif Agribisnis
Perspektif AgribisnisPerspektif Agribisnis
Perspektif AgribisnisBBPP_Batu
 
Pola pengembangan kelembagaan upja untuk menunjang
Pola pengembangan kelembagaan upja untuk menunjangPola pengembangan kelembagaan upja untuk menunjang
Pola pengembangan kelembagaan upja untuk menunjang
Khairul Amri
 
Analisis usaha industri emping melinjo
Analisis usaha industri emping melinjoAnalisis usaha industri emping melinjo
Analisis usaha industri emping melinjo
Titan Net
 
Pengembangan usaha agribisnis beras
Pengembangan usaha agribisnis beras Pengembangan usaha agribisnis beras
Pengembangan usaha agribisnis beras
NaaRonaa
 
Pengembangan usaha agribisnis beras Dian Dwi wijaksana
Pengembangan usaha agribisnis beras  Dian Dwi wijaksana Pengembangan usaha agribisnis beras  Dian Dwi wijaksana
Pengembangan usaha agribisnis beras Dian Dwi wijaksana
DiandwiwWijaksana
 
Rdhp bioindustri pasut
Rdhp bioindustri pasutRdhp bioindustri pasut
22 35-1-sm
22 35-1-sm22 35-1-sm
22 35-1-sm
HendraYudhistira3
 

Similar to Manajemen Agro industri (20)

Agroindustri
Agroindustri  Agroindustri
Agroindustri
 
Agroindustri
AgroindustriAgroindustri
Agroindustri
 
Sucik Puji Utami, Dr. Ceacilia Sri Midarti, M.Si, Diskusi 2.1 Contoh Peneliti...
Sucik Puji Utami, Dr. Ceacilia Sri Midarti, M.Si, Diskusi 2.1 Contoh Peneliti...Sucik Puji Utami, Dr. Ceacilia Sri Midarti, M.Si, Diskusi 2.1 Contoh Peneliti...
Sucik Puji Utami, Dr. Ceacilia Sri Midarti, M.Si, Diskusi 2.1 Contoh Peneliti...
 
Pertanian bioindustri berbasis padi
Pertanian bioindustri berbasis padiPertanian bioindustri berbasis padi
Pertanian bioindustri berbasis padi
 
Perspektif Agribisnis
Perspektif AgribisnisPerspektif Agribisnis
Perspektif Agribisnis
 
67594733 pembangunan-pertanian
67594733 pembangunan-pertanian67594733 pembangunan-pertanian
67594733 pembangunan-pertanian
 
67594733 pembangunan-pertanian
67594733 pembangunan-pertanian67594733 pembangunan-pertanian
67594733 pembangunan-pertanian
 
Beras harga
Beras hargaBeras harga
Beras harga
 
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptxKelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
 
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptxKelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
 
Laporan Ekonomi Sumber Daya Pertanian
Laporan Ekonomi Sumber Daya PertanianLaporan Ekonomi Sumber Daya Pertanian
Laporan Ekonomi Sumber Daya Pertanian
 
Power_Point_Agribisnis.pptx
Power_Point_Agribisnis.pptxPower_Point_Agribisnis.pptx
Power_Point_Agribisnis.pptx
 
Perspektif Agribisnis
Perspektif AgribisnisPerspektif Agribisnis
Perspektif Agribisnis
 
Pola pengembangan kelembagaan upja untuk menunjang
Pola pengembangan kelembagaan upja untuk menunjangPola pengembangan kelembagaan upja untuk menunjang
Pola pengembangan kelembagaan upja untuk menunjang
 
Analisis usaha industri emping melinjo
Analisis usaha industri emping melinjoAnalisis usaha industri emping melinjo
Analisis usaha industri emping melinjo
 
Strategi pengembangan ii
Strategi pengembangan  iiStrategi pengembangan  ii
Strategi pengembangan ii
 
Pengembangan usaha agribisnis beras
Pengembangan usaha agribisnis beras Pengembangan usaha agribisnis beras
Pengembangan usaha agribisnis beras
 
Pengembangan usaha agribisnis beras Dian Dwi wijaksana
Pengembangan usaha agribisnis beras  Dian Dwi wijaksana Pengembangan usaha agribisnis beras  Dian Dwi wijaksana
Pengembangan usaha agribisnis beras Dian Dwi wijaksana
 
Rdhp bioindustri pasut
Rdhp bioindustri pasutRdhp bioindustri pasut
Rdhp bioindustri pasut
 
22 35-1-sm
22 35-1-sm22 35-1-sm
22 35-1-sm
 

More from Ahya Alamsyah

Pkl PT Semen gresik tbk-pabriktuba
Pkl PT Semen gresik tbk-pabriktubaPkl PT Semen gresik tbk-pabriktuba
Pkl PT Semen gresik tbk-pabriktuba
Ahya Alamsyah
 
Skripsi analisis
Skripsi  analisisSkripsi  analisis
Skripsi analisis
Ahya Alamsyah
 
Makalah msdm pengembangan pegawai
Makalah msdm pengembangan pegawai Makalah msdm pengembangan pegawai
Makalah msdm pengembangan pegawai
Ahya Alamsyah
 
Pohon industri jagung
Pohon industri jagungPohon industri jagung
Pohon industri jagung
Ahya Alamsyah
 
Manajemen pemasaran
Manajemen pemasaranManajemen pemasaran
Manajemen pemasaran
Ahya Alamsyah
 
contoh kata pengantar
contoh kata pengantarcontoh kata pengantar
contoh kata pengantar
Ahya Alamsyah
 

More from Ahya Alamsyah (6)

Pkl PT Semen gresik tbk-pabriktuba
Pkl PT Semen gresik tbk-pabriktubaPkl PT Semen gresik tbk-pabriktuba
Pkl PT Semen gresik tbk-pabriktuba
 
Skripsi analisis
Skripsi  analisisSkripsi  analisis
Skripsi analisis
 
Makalah msdm pengembangan pegawai
Makalah msdm pengembangan pegawai Makalah msdm pengembangan pegawai
Makalah msdm pengembangan pegawai
 
Pohon industri jagung
Pohon industri jagungPohon industri jagung
Pohon industri jagung
 
Manajemen pemasaran
Manajemen pemasaranManajemen pemasaran
Manajemen pemasaran
 
contoh kata pengantar
contoh kata pengantarcontoh kata pengantar
contoh kata pengantar
 

Recently uploaded

Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
gloriosaesy
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
EkoPutuKromo
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Rima98947
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Galang Adi Kuncoro
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
ozijaya
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
erlita3
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
setiatinambunan
 
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi KomunikasiKarakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
AdePutraTunggali
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
mohfedri24
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
LucyKristinaS
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
 

Recently uploaded (20)

Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
 
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi KomunikasiKarakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
 

Manajemen Agro industri

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan agroindustri merupakan bagian integral dari sektor pertanian mempunyai kontribusi penting dalam proses industrialisasi terutama di wilayah pedesaan. Efek agroindustri tidak hanya mentransformasikan produk primer ke produk olahan tetapi juga budaya kerja dari agraris tradisional yang menciptakan nilai tambah rendah menjadi budaya kerja industrial modern yang menciptakan nilai tambah tinggi. Kebijakan pembangunan agroindustri antara lain kebijakan investasi, teknologi dan lokasi agroindustri harus mendapat pertimbangan utama. (Suryana, 2005) Upaya peningkatan nilai tambah melalui agroindustri, selain meningkatkan pendapatan juga berperan dalam penyediaan pangan yang beragam dan bermutu. Teknologi merupakan salah satu faktor menunjang keberhasilan pengembangan sistem agroindustri di pedesaan dengan aspek tepat guna, efisien, dan mudah diterapkan (Departemen Pertanian, 2008). Industrialisasi pedesaan merupakan suatu proses yang dicirikan dengan penggunaan alat-alat mekanis dalam sektor pertanian dan semakin berkembangnya industri pengolahan hasil-hasil pertanian. Dampak dari industrialisasi tersebut dapat diwujudkan melalui keterkaitan yang saling menguntungkan antara petani produsen dengan industri pengolahan dalam mewujudkan pembangunan ekonomi pedesaan. Implementasi diversifikasi pangan dapat berjalan dengan baik bila tersedia bahan pangan sumber karbohidrat secara beragam dengan kualitas dan kuantitas yang terjamin mutunya. Tanaman gandum merupakan tanaman sumber karbohidrat utama dengan nilai gizi setara beras bahkan mempunyai kelebihan mengandung gluten untuk daya kembang adonan yang pada serealia lainnya jumlah sangat kecil bahkan tidak ada. Ketergantungan masyarakat Indonesia pada tepung terigu sudah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan. Indonesia terpaksa melakukan impor karena gandum bukan merupakan tanaman asli Indonesia. Jumlah impor gandum tahun 2004 yang mencapai kurang lebih 4.5 juta ton memposisikan Indonesia sebagai negara importir gandum kelima terbesar di dunia setelah Mesir, China, Jepang dan Brasil. (Departemen Pertanian, 2008) Ketergantungan bahan pangan impor tersebut sangat membahayakan ketahanan pangan negara kita. Oleh sebab itu, sudah saatnya Indonesia mulai melepaskan ketergantungan pada gandum impor. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk
  • 2. mengurangi ketergantungan atas gandum impor adalah mensubstitusi tepung terigu dengan bahan baku tepung lokal yang belum dimanfaatkan secara optimal. Pengembangan gandum di dalam negeri diharapkan menjadi alternatif ketersediaan pangan di dalam negeri. Sampai saat ini, kontribusi industri terigu terhadap perekonomian nasional juga pantas untuk diperhitungkan. Nilai penjualan rata-rata per tahun mencapai 6 trilyun. Dari jumlah ini, sektor Usaha Kecil Menegah (UKM) berbasis gandum (industri kecil pembuat roti, mie, kue kering dan lainnya) yang berjumlah sekitar 30 ribu unit, menyerap 64.8 persen produk tepung terigu. Dengan pangsa pasar yang sedemikian besar maka pemerintah mempunyai kebijakan untuk memperkecil impor gandum dengan substitusi produk tepung-tepungan yang diproduksi melalui budidaya seperti gandum, ubijalar dan talas serta tanaman penghasil pati lainnya. Dengan kondisi ini, pengembangan industri tepung gandum memiliki prospek yang cukup menjanjikan. Dalam kondisi perekonomian saat ini serta nilai tukar rupiah yang rendah, pemenuhan kebutuhan gandum dalam negeri melalui impor sangat memberatkan. Dampak kenaikan harga gandum telah berdampak luas khususnya pada industri yang menggunakan bahan-baku gandum, sedangkan pola konsumsi makanan akibat pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan penduduk mengakibatkan kebutuhan gandum yang makin tinggi dari tahun ke tahun. 1.2. Perumusan Masalah Pengolahan gandum menjadi tepung di Kabupaten Bandung dilakukan oleh unit usaha agroindustri skala kecil yang masih menggunakan teknologi pengolahan yang cukup sederhana. Unit usaha agroindustri tepung gandum ini diharapkan berkembang menjadi unit usaha mandiri dan profesional serta dikelola secara profesional dengan ciri berorientasi bisnis yang sehat, baik secara teknis, ekonomi, sosial, layak dan menguntungkan serta berkelanjutan. Dengan demikian, pengembangan usaha perlu ditelaah lebih lanjut apakah layak atau tidak untuk dikembangkan serta biaya yang ada dapat digunakan agar dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya untuk pengembangan usaha lebih lanjut. Selanjutnya, perlu dilakukan analisis finansial yang lebih terinci untuk mengetahui keuntungan yang akan diperoleh gapoktan, mengingat unit usaha agroindustri tepung gandum tersebut baru beroperasi. Agroindustri tepung gandum dapat bertahan dan semakin berkembang seiring dengan permintaan produk olahannya yang semakin meningkat apabila pengelola dapat mengidentifikasi kelemahan dan potensi yang ada. Apabila pengelola telah mengetahui
  • 3. faktor-faktor strategik internal dan eksternal yang dimiliki tepung berbasis gandum, maka mereka dapat menyusun strategi yang paling tepat untuk pengembangan tepung gandum di masa mendatang. Faktor yang melemahkan hendaknya dapat diminimumkan atau dicari pemecahannya, sementara potensi yang dimiliki harus dimanfaatkan sebaik-baiknya supaya dapat memberikan hasil yang maksimum. Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka secara khusus masalah pokok penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1) Faktor-faktor strategik apakah yang mempengaruhi pengembangan usaha agroindustri tepung gandum? 2) Apakah unit usaha agroindustri tepung gandum ini layak dikembangkan?. 3) Bagaimana bentuk strategi pengembangan usaha agroindustri tepung gandum? 1.3. Tujuan masalah 1) Mengetahui faktor-faktor strategik yang mempengaruhi usaha agroindustri tepung gandum 2) Mengetahui kelayakan usaha agroindustri tepung gandum. 3) Menyusun strategi yang tepat dalam rangka pengembangan usaha agorindustri tepung gandum kedepan . 1.4. Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan dampak yang positif bagi berbagai pihak, antara lain : 1) Pihak-pihak yang terlibat dalam kawasan usaha agroindustri gandum baik para petani maupun masyarakat di sekitarnya. 2) Pemerintah, sebagai bahan pertimbangan dalam pengembangan agroindustri tepung gandum selanjutnya. 3) Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan studi dan pertimbangan dalam penelitian selanjutnya. 1.5. Ruang Lingkup Ruang lingkup penelitian ini dilakukan di unit pengolahan tepung gandum yang mengolah gandum kering menjadi tepung dan dikelola oleh gabungan kelompok tani . Unit usaha pengolahan gandum merupakan unit usaha mesin pengolahan gandum yang terdiri dari : perontok dan pembersih, penyosoh, penepung, purifier, dan timbangan digital yang dikelola oleh gabungan kelompok tani (gapoktan) gandum yakni gapoktan Laksana Mekar dan
  • 4. Rahayu. Adapun aspek yang dikaji dalam penelitian ini adalah kelayakan usaha dari aspek keuangan unit usaha dan analisa alternatif strategi yang perlu di lakukan dalam rangka pengembangan unit usaha agroindustri tepung gandum .
  • 5. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Dari karakteristik unit usaha agroindustri tepung gandum di Kabupaten Bandung, dilakukan kajian terhadap kondisi umum, kelayakan usaha dari keuangan, identifikasi faktor-faktor strategi internal dan eksternal serta strategi usaha unit agroindustri tepung gandum. Berdasarkan data yang ada, kemudian dilakukan analisa baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Hasil analisa tersebut kemudian diinterpretasikan dan diperoleh hasil analisa kelayakan usaha dan strategi pengembangan unit usaha agroindustri tepung gandum sehingga diperoleh unit usaha agroindustri tepung gandum yang prospektif. Karakteristik Unit Usaha Agroindustri Tepung Gandum Kajian Kajian Terhadap: - Kondisi Umum - Aspek Kelayakan - Identifikasi Faktor-Faktor Strategik Internal dan Eksternal - Aspek Kajian Strategi Analisis Kualitatif Analisis Kuantitatif Interpretasi Hasil Analisa Kelayakan UsahaInterpetasi hasil analisa Kelayakan usaha (1) Strategi pengembangan usaha (2) Unit usaha agro industry gandum yang propektif
  • 6. Gambar : kerangka pemikiran penelitian 3.2. Penentuan Lokasi Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive), yaitu didasarkan pada pertimbangan : (1) Kabupaten Bandung merupakan salah satu daerah pengembangan areal penanaman gandum yang dilakukan departemen Pertanian (Dinas Pertanian Kabupaten Bandung, 2009). (2) unit usaha agroindustri tepung gandum di Kabupaten Bandung merupakan salah satu unit usaha binaan di Departemen Pertanian, (3) adanya ketersediaan data yang diperlukan pada unit usaha agroindustri di Kab. Bandung, menjadikan lokasi tersebut menjadi lokasi kajian. 3.3. Data dan Sumber Data Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini berupa data primer yang berasal dari sumber data yakni: petani, Gapoktan, pedagang (mitra usaha), serta instansi terkait dan data sekunder berupa tinjauan pustaka dan dokumen. Responden di tingkat Gapoktan, responden terdiri atas Ketua Gapoktan, Kepala Unit Usaha Gapoktan dan Sekretaris Gapoktan. Sedangkan ditingkat petani yang menjadi responden adalah petani gandum yang menjadi anggota Gapoktan Gandum. Responden ditingkat pedagang adalah pengusaha tepung gandum. Ditingkat instansi pemerintahan, responden merupakan petugas dinas pertanian Kabupaten Bandung. 3.4. Penarikan Sampel Penarikan sampel dilakukan secara purposive samplingterhadap responden dan jumlah seluruh responden yang digunakan sebanyak 35 orang. 3.5. Metode Pengumpulan Data Metode kerja yang digunakan dalam studi adalah dengan metode deskriptif, yaitu metode yang menggambarkan keadaan yang ada di lapangan, selanjutnya berdasarkan fakta – fakta yang tampak dilakukan analisis berdasarkan teori – teori terkait. a. Pengumpulan data primer dilakukan melalui survei lapangan, wawancara (interview) dengan alat bantu kuesioner (terlampir) terhadap anggota kelompok tani, ketua gapoktan, seksi pemberdayaan alat unit usaha agroindustri tepung gandum, pengusaha makanan dan petugas dari instansi bidang terkait melalui alat bantu kuesioner. 28 b. Pengumpulan data sekunder melalui penelusuran pustaka, dokumen dan
  • 7. laporan instansi terkait. 3.6. Pengolahan dan Analisis Data. Pengolahan data dilakukan secara manual dan bantuan komputer dengan program excel. Analisis data yang dilakukan adalah analisis kelayakan dan SWOT. Metode analisis yang digunakan untuk menganalisa dan menginterpretasikan data adalah : 1. Metode Deskriptif, yaitu pengumpulan data mengenai informasi potensi bahan baku, prospek pasar dan keuangan yang berkaitan dengan pasokan bahan baku yang telah dikeluarkan oleh unit usaha. 2. Metode analisis yang dilakukan adalah analisis kelayakan usaha dari aspek berupa Matriks Pay Back Period(PBP), Net Benefit Cost Ratio(Net B/C), Break Even Point(BEP), Net Present Value(NPV) dan Internal Rate of Return(IRR), MatriksExternal Factor Evaluation(EFE), Internal Factor Evaluation(IFE) dan Analisis SWOT. 1). Analisa Kelayakan Usaha Dari Aspek Keuangan Dalam penelitian ini dilakukan pengkajian analisa kelayakan usaha dari aspek keuangan yang terdiri dari : a. Komponen dan struktur biaya. Komponen biaya mencakup pengadaan sarana dan prasarana, biaya operasi dan biaya lain-lain. Biaya pengadaan prasarana adalah meliputi biaya investasi, yaitu biaya perijinan, bangunan dan pembelian peralatan untuk proses produksi. Biaya operasi meliputi biaya pembelian gandum, biaya bahan pembantu, biaya pengemasan, upah pekerja, pembelian bahan pembantu produksi, biaya peralatan, kendaraan dan biaya overhead. b. Pendapatan Pendapatan adalah total hasil penjualan unit usaha agroindustri, yang didasarkan pada proyeksi selama berdirinya unit usaha ini . c. Kebutuhan Modal dan Kredit Dalam menunjang pengembangan perusahaan diperlukan modal kerja dan modal. d. BEP BEP atau titik impas adalah suatu keadaan dimana besarnya pendapatan sama dengan besarnya biaya/pengeluaran yang dilakukan oleh proyek. 2). Analisis Matriks Evaluasi Faktor Internal dan Eksternal
  • 8. Penilaian internal ditujukan untuk mengukur sejauh mana kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan. Langkah yang ringkas dalam melakukan penilaian internal adalah dengan menggunakan matriks Internal factor Evaluation (IFE). 3). Analisis Matriks Internal dan Eksternal Gabungan kedua matriks tersebut menghasilkan matriks Internal Eksternal(IE) yang berisikan sembilan macam sel yang memperlihatkan kombinasi total nilai terboboti dari matriks-matriks IFE dan EFE. 4). Analisisis Pengembangan Usaha. Alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategik perusahaan adalah matriks SWOT. Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan untuk disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matriks ini dapat menghasilkan empat kemungkinan alternatif strategi. Setelah memperoleh gambaran yang jelas mengenai kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan, maka selanjutnya dapat dipilih alternatif strategi yang akan diterapkan perusahaan dalam mengembangkan usahanya. Dengan pilihan strategi yang tepat, perusahaan diharapkan dapat memanfaatkan kekuatan dan peluangnya untuk mengurangi kelemahan dan menghadapi ancaman yang ada. Melalui matriks SWOT didapatkan alternatif strategi untuk menentukan critical decision, agar perusahaan dapat menerapkan strategi yang tepat.
  • 9. DAFTAR PUSTAKA • Drjen BPPHP. 2005. REVITALISASI PERTANIAN MELALUI AGROINDUSTRI PERDESAAN. DIREKTORAT JENDERAL BINA PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN, DEPARTEMEN PERTANIAN • Supriati dan E. Suryani. 2006. Peranan, Peluang dan Kendala Pengembangan AGROINDUSTRI di Indonesia. Forum Penelitian Agroekonomi. 24(2):92-106. • Amini Hidayati dan Mudrajad Kuncoro. 2004. KONSENTRASI GEOGRAFIS INDUSTRI MANUFAKTUR DI GREATER JAKARTA DAN BANDUNG PERIODE 1980-2000: MENUJU SATU DAERAH AGLOMERASI? Empirika, Vol. 17, No. 2, Desember 2004 • Deptan. 2005. Rencana Pembangunan Pertanian Tahun 2005-2009. • Thomas Darmawan (GAPMMI). 2004. The Linkages Between Agriculture Development, Industry Development, and Regional Development”. Disajikan dalam Agriculture Policy for The Future (UNSFIR) Jakarta, February 12-13, 2004 • Iskandar A. Nuhung. 2002. Tantangan Usaha bagi UKM di Bidang Agribisnis. USAHAWAN NO. 07 TH XXXI JULI 2002 • Rusastra, I. W., B Rahman, Sumedi, dan T Sudaryanto. 2004. Struktur Pasar dan Pemasaran Gabah-Beras dan Komoditi Kompetitor Utama. Forum Penelitian Agroekonomi. 24(2):227-260. • Daryanto, A dan H.K.S. Daryanto. 2000.MODEL KEPEMIMPINAN DAN PEMIMPIN AGRIBISNIS DI MASA DEPAN. IPB BOGOR • Daryanto, A. 2007. EKONOMI POLITIK IMPOR CHICKEN LEG QUARTER (CLQ) DI INDONESIA. IPB Bogor • Drajad, B. 2004. DINAMIKA LINGKUNGAN NASIONAL DAN GLOBAL PERKEBUNAN: IMPLIKASI STRATEGIS BAGI PEMBANGUNAN PERKEBUNAN, LRPI Bogor