SlideShare a Scribd company logo
Rural Empowerment and Agricultural
   Development (READ) Program


      (SELAYANG PANDANG)
I.   Latar Belakang
       Dukungan pada program pemberdayaan perdesaan dan pembangunan pertanian
di Sulawesi Tengah dianggap penting bagi IFAD.
      Pertama, kawasan perdesaan di Sulawesi Tengah meliputi sejumlah besar
rumah tangga miskin dan propinsi ini merupakan salah satu propinsi miskin di
Indonesia. Kondisi ini mencerminkan keterisolasian sejumlah besar kawasan di
dataran tinggi akibat kontur lahannya yang berbukit-bukit dan ketiadaan akses dan
pelayanan.
      Kedua, lembaga ditingkat desa yang ada sedang dalam proses perubahan
sebagai akibat terjadinya perubahan administratif karena desentralisasi, yang
membuka peluang pengembangan proses perencanaan yang partisipatif dan
menyeluruh di tingkat desa. Selain itu, sejumlah kelompok yang terbentuk oleh
program lain, dapat menjadi tumpuan awal kegiatan Program.
       Ketiga, adanya peluang perbaikan mata pencaharian yang cukup signifikan,
baik melalui pengembangan pertanian maupun usaha non pertanian. Saat ini tingkat
produktivitas pertanian masih rendah, meski upaya peningkatan pertanian sederhana
dapat mendorong peningkatan produktivitas dan kualitas pertanian secara
substansial. Sulawesi Tengah memiliki keunggulan komparatif dalam berbagai produk
pertanian, seperti: coklat, tembakau, kopi, vanila dan lada, namun rantai
pemasarannya tidak efisien dan nilai tambah komoditi tersebut kecil, komoditi
tersebut sebagian besar diekspor dalam bentuk mentah. Ada peluang untuk mengatasi
hal ini.
      Keempat, desentralisasi membuka peluang bagi pemerintah daerah untuk
mengatasi kemiskinan dengan cara melaksanakan program mereka sendiri, seperti:
melalui investasi prasarana perdesaan. Hal yang sama, terdapat peluang bagi
Pemerintah Propinsi untuk mendukung upaya pengurangan kemiskinan di kawasan
perdesaan atas nama Deptan.
      Menurut hasil penilaian sosial-ekonomi yang dilakukan tahun 2003, untuk
memperbaiki matapencaharian di perdesaan, diperlukan investasi sebagai berikut: (i)
bantuan keuangan bagi para petani untuk memulai atau memperbaiki kegiatan
pertanian; (ii) perbaikan prasarana perdesaan; (iii) pelatihan dan dukungan bagi
petani miskin dalam produksi coklat dan kegiatan lainya; dan (iv) pelaksanaan
kegiatan-kegiatan yang fokus pada kaum perempuan, termasuk dalam hortikultur dan
peternakan skala kecil.
       Dari investigasi selanjutnya teridentifikasi kebutuhan: (i) investasi untuk
meningkatkan kualitas bibit bagi para petani, khususnya bibit jagung dan padi; (ii)
perbaikan rantai pemasaran sehingga para petani dapat memperoleh harga yang lebih
tinggi; (iii) pengelolaan sumber daya alam untuk mengatasi meningkatnya ancaman
degradasi lingkungan di wilayah dataran tinggi.
      Program READ akan mendukung Deparetemen Pertanian dalam mengembangkan
kapasitas yang lebih besar untuk melaksanakan analisis kebijakan berdasarkan
berbagai pengalaman keberhasilan yang ada serta berbagai inovasi yang diambil dari
proyek-proyek IFAD dan program-program pengurangan kemiskinan lainnya dan untuk
melakukan analisis implikasi kebijakan untuk pengembangan kebijakan dimasa
datang. Analisis yang dapat dikembangkan dari Country Protfolio Evaluation yang

                                                                                  1
dirumuskan IFAD akan memberikan input bagi perumusan kebijakan pemerintah dan
selanjutnya mendukung upaya perbaikan Dokumen Strategi Pengurangan Kemiskinan
yang fokus pada upaya mencapaian target Millenium Development Goal (MDG).


II.    Tujuan dan Sasaran
      Program READ bermaksud untuk memperbaiki mata pencaharian kaum miskin
perdesaan secara berkelanjutan di 150 desa sasaran di lima kabupaten di propinsi
Sulawesi tengah (Banggai, Buol, Parigi Moutong, Poso dan Toli-toli).
      Adapun tujuan yang hendak dicapai adalah pertumbuhan kegiatan ekonomi
yang berkelanjutan, dan perbaikan pengelolaan sumberdaya alam di desa-desa
tersebut.


III.   Output yang diharapkan
1. Kelembagaan tingkat desa dan kegiatan kelompok yang berfungsi secara efektif
2. Kelompok petani sasaran menerapkan sistem produksi dan pemasaran serta
   memahami sistem pengelolaan sumber daya alam yang lebih baik dan mampu
   membentuk usaha non pertanian baru dan/atau pengembangan usaha yang telah
   ada
3. Perbaikan prasarana yang ada di desa-desa sasaran melalui partisipasi masyarakat
   dalam pelaksanaan operasi dan pemeliharaannya
4. Meningkatnya kapasitas Departemen Pertanian dalam melakukan analisis kebijakan
   dan merumuskan kebijakan bagi kaum miskin di perdesaan, disamping pula
   meningkatnya kapasitas mereka dalam menekankan permasalahan gender


IV.    Pendekatan
      Pendekatan program READ akan difokuskan pada elemen utama sebagai
berikut:
1. Mendukung inisiatif untuk meningkatkan kemampuan masyarakat lokal dalam
   mengelola pembangunan sosial-ekonominya sehingga menjadi lembaga masyarakat
   yang lebih transparan, akuntabel, adil dan kompeten.
2. Mendukung sistem desentralisasi pemerintahan untuk mendekatkan sumberdaya
   pemerintah pada masyarakat, meningkatkan kepekaan pada kebutuhan lokal dan
   akuntabilitas pemerintah pada masyarakat lokal.
3. Membantu mengatasi kendala yang dialami oleh para petani miskin agar mencapai
   tingkat pendapatan yang lebih tinggi dan perbaikan ketahanan pangan dari Usaha
   Pertanian Budidaya dan Non-Budidaya.
4. Memperbaiki kondisi prasarana perdesaan yang kurang memadai karena dapat
   menghambat kegiatan produksi dan pemasaran yang dilakukan para petani dan
   pengusaha lainnya, melalui kesepakatan antara masyarakat dan pemerintah



                                                                                  2
daerah. Investasi akan disesuaikan dengan kebutuhan dan prioritas masyarakat
     yang dituangkan dalam rencana pembangunan desa.
5. Mendukung kebijakan desentralisasi pemerintahan dan Depertemen Pertanian
   untuk melaksanakan perannya sebagai lembaga yang memfasilitasi dan
   mengkoordinasikan program pengurangan kemiskinan


V.      Kelompok Sasaran dan Ruang Lingkup Program
     Bedasarkan kriteria strategi mata pencaharian, di wilayah perdesaan propinsi
Sulawesi Tengah, terdapat tujuh tipologi rumah tangga seperti pada tabel 1
      Sasaran Program READ adalah rumah tangga yang masuk dalam kelompok 1 – 4.
Seleksi kelompok sasaran akan dilakukan bersama-sama oleh dinas/instansi
pemerintah ditingkat propinsi, kabupaten dan masyarakat. Pemerintah propinsi dan
kabupaten dengan bantuan dari penyedia jasa masyarakat yang direkrut akan
membantu desa potensi READ untuk mengidentfikasi dan memilih anggota kelompok
target. Program akan menyediakan dukungan yang diperlukan untuk membantu rumah
tangga yang masuk kelompok 1 – 4 meningkat ke kelompok 5 dan 6. Program juga
akan membantu rumah tangga kelompok 7 dan unit usaha yang lebih besar melalui
penguatan keterkaitan rantai pasokan untuk memberikan manfaat bagi kelompok
sasaran utama

                                         Tabel .1
                      Tipologi Rumah Tangga Menurut Matapencaharian

     Tipologi   Karakteristik Matapencaharian Rumah Tangga
     Tipe 1     Tidak memiliki lahan, matapencaharian utama buruh tani tidak tetap /
                musiman, sebagian anggota keluarga separuh menganggur dalam jangka waktu
                tertentu setiap tahunnya;
     Tipe 2     Petani subsisten di sektor produksi pertanian tanaman pangan, bekerja
                sampingan sebagai buruh tani tidak tetap, sebagian lainnya bekerja disektor
                pertanian komersial yang menghasilkan surplus produksi;
     Tipe 3     Petani di sektor pertanian yang lebih komersial, tetapi pada dasarnya masih
                berorientasi subsisten, dengan tambahan pengahasilan dari anggota keluarga
                yang bekerja di luar desa;
     Tipe 4     Petani subsisten dan komersial, dengan tambahan penghasilan dari bekerja
                diluar sektor pertanian;
     Tipe 5     Penghasilan utama keluarga lebih berorientasi pada kegiatan yang menghasilkan
                pendapatan, pertanian subsisten menjadi kurang penting;
     Tipe 6     Penghasilan utama dari pertanian komersial dan usaha skala kecil; dan
     Tipe 7     Pengusaha perdesaan di sektor pertanian komersial, telah bertransisi dari
                pengusaha skala kecil ke pengusaha skala kecil dan menengah yang
                mempekerjakan masyarakat setempat dalam jumlah yang cukup signifikan.


      Program READ akan mencakup 150 desa miskin di lima kabupaten peserta
program, yaitu : Banggai, Buol, Parigi Moutong, Poso dan Toli-toli. Adapun seleksi
desa-desa tersebut akan didasarkan pada empat indikator, yakni:
1. Index potensi lahan;
2. Index keterisolasian;

                                                                                                3
3. Index akses pada pelayanan umum;
4. Index organisasi.


VI.   Manfaat Program
1. Peningkatan nilai tambah hasil pertanian, peternakan dan produk kehutanan non
   kayu (NTFP) .Adanya perbaikan pasar serta tambahan pendapatan dari usaha non
   pertanian, diharapkan dapat mendorong peningkatan pendapatan rumah tangga
   miskin sebagai pemanfaat langsung Program.
2. Penyediaan prasarana, antara lain seperti: pembangunan saluran irigasi, fasilitas
   air bersih dan jalan akses desa serta jalan usaha tani.
3. Meningkatkan kapasitas kaum miskin baik laki-laki maupun perempuan, organisasi
   desa dan administrasi desa dalam mengelola pembangunan pertanian di
   perdesaan, termasuk perencanaan, pembiayaan dan pengelolaan serta
   operasionalisasi dan pemeliharaan prasarana yang dibangun.
4. Membangun transparansi dan akuntabilitas administratif aparat di tingkat desa dan
   kabupaten
5. Memberikan dampak positif pada kaum perempuan serta perbaikan gizi dan
   ketahanan pangan rumah tangga, membuka peluang yang lebih luas bagi
   perempuan sebagai agen perubahan dalam proses pembangunan sosial dan
   ekonomi.
6. Staff program dari dinas pertanian akan mampu mengelola proyek pembangunan
   pertanian dengan pendekatan partisipatif.
7. Otoritas ditingkat propinsi dan kabupaten akan memiliki pengalaman dan
   kecakapan dalam melaksanakan program pengurangan kemiskinan perdesaan
   dalam konteks desentralisasi tata pemerintahan. Pada.
8. BPSDMP akan memiliki kapasitas dan pengalaman untuk melaksanakan peran
   fasilitasi dalam pembangunan pertanian yang terdesentralisasi.
9. Memberikan manfaat pada sekitar 220.000 penduduk di 48.500 rumah tangga
   dalam 150 desa. Disamping itu sejumlah penduduk di luar 150 desa tersebut juga
   akan mendapatkan manfaat dari kegiatan program melalui penerapan teknologi
   yang diperkenalkan Program, pemanfaatan prasarana yang dibangun melalui
   Program dst.




                                                                                   4
VII.   Komponen Program
       Program READ terdiri dari empat komponen:
1. Komponen A : Community Empowerment
                (Pemberdayaan Masyarakat);
2. Komponen B : Farm and Off-farm Enterprise Development
                (Pengembangan Usaha Pertanian Budidaya dan Non-Budidaya);
3. Komponen C : Rural Infrastructure
                (Prasarana Perdesaan);
4. Komponen D : Program Management and Policy Analysis
                ( Pengelolaan Program dan Analisis Kebijakan).

   A. Komponen A
      Pemberdayaan Masyarakat.
             Komponen ini akan meningkatkan kemampuan kaum miskin untuk
       melakukan perencanaan, pelaksanaan dan pengelolaan prioritas pembangunan
       mereka secara menyeluruh dan transparan sesuai dengan sumber daya yang
       dimilikinya dan peluang yang ada, melalui:
       1. Pemberdayaan      keterampilan administrator desa dalam melakukan
          identifikasi, perencanaan,    pengelolaan  dan  memonitor kegiatan
          pembangunan;
       2. Pelibatan kaum miskin dan kelompok tersisih lainnya dalam proses tersebut;
          dan
       3. Perbaikan keterkaitan antara proses perencanaan tingkat desa dengan
          perencanaan dan manajemen di tingkat kecamatan dan kabupaten.
             Komponen A terdiri dari 6 (enam) sub komponen kegiatan yang meliputi:
       1. Seleksi desa sasaran
       2. Pembentukan fasilitator desa
       3. Identifikasi mitra potensial dari pemerintah dan non-pemerintah
       4. Pengenalan program READ ke desa sasaran
       5. Pengambilan keputusan dan perencanaan di tingkat desa
       6. Pembangunan kapasitas sosial dalam mendukung pengelolaan ekonomi.
             Adapun urutan pelaksanaan Komponen A ini adalah sesuai dengan seperti
       yang tercantum pada table 2




                                                                                   5
Tabel 2.
                         Ruang lingkup Pemberdayaan Masyarakat

                                                                                  KELUARAN YANG
 KOMPONEN KEGIATAN       PELAKU UTAMA              METODA/PROSES
                                                                                   DIHARAPKAN
SELEKSI DESA TARGET     PMU & DMU          PMU menyusun daftar 200 calon      Daftar desa : Th 1 – 20;
                                           desa lokasi menurut criteria :     Th 2 – 30; Th 3 - 100
                                           potensi lahan, keterisolasian,
                                           pelayanan umum, organisasi
REKRUTMEN LSM           PMU & DMU          Pemilihan LSM sesuai prosedur      LSM Pemberdayaan
MELATIH &                                  pengadaan yang berlaku.            Masya rakat
MENSUPERVISI
FASILITATOR DESA
REKRUTMEN               DMU                Fasilitator diupayakan berasal dari Th 1 – 20 FD; Th 2 – 30
FASILITATOR DESA / FD                      desa ybs, bekerja selama 4 tahun     FD; Th 3 – 100 FD
                                           dengan kontrak yang akan
                                           diperbaharui setiap tahunnta. Setiap
                                           desa = 1 fasilitator desa.
IDENTIFIKASI MITRA      LSM                Survey program pemerintah & non    Peta program & potensi
POTENSIAL                                  pemerintah berbasis masyarakat     sinergi dengan READ
PEMERINTAH
 DAN NON PEMERINTAH
PENGENALAN PROGRAM STAF PROGRAM    Beberapa pertemuan awal di tingkat         Konfirmasi keikutsertaan
DI TINGKAT DESA                    desa untuk pengenalan program &            desa dalam program
                                   konfirmasi keikutsertaan dalam
                                   program
PENGAMBILAN KEPUTUSAN & PERENCANAAN DITINGKAT DESA
PENGUATAN           STAF SENIOR    Metoda PRA, pertemuan kelomok /         Kapasitas kepemimpinan
PERENCANAAN         PROGRAM DI     desa pelatihan, fasilitas tatap muka    desa antara lain untuk
DESA & TATA         TINGKAT                                                menyiapkan rencana &
PEMERINTAHAN DESA   PROPINSI DAN                                           anggaran tahunan,
                    KABUPATEN & FD                                         prioritas pembagunan
                                                                           prasarana desa,dsb
PELIBATAN           FASILITATR DESA Fasilitasi ( termasuk pengembangan Keterlibatan kaum miskin
KEPENTINGAN KAUM    / FD            kapasitas) bagi kaum miskin            & kelompok marginal lain
MISKIN                              dan/atau perempuan perlu               dalam proses
                                    dilakukan terpisah                     perencanaan desa
PENINGKATAN         FASILITATOR     Memperbaiki keterkaitan
KEMAMPUAN           DESA / FD       perencanaan desa dengan
KEPEMIMPINAN DESA                   kabupaten, melalui fasilitasi dan
                                    advokasi pada aparat pemerintah
                                    desa
PEMBANGUNAN KAPASITAS SOSIAL UNTUK MENDUKUNG PENGELOLAAN EKONOMI
PENGUATAN KAPASITAS FASILITATOR     Pelatihan,penilaian partisipatif, loka Landasan bagi
ORGANISASI          DESA dan PPL    karya, kunjungan lapangan dsb &        pengembang an lembaga
MASYARAKAT DLM                      bantuan teknis, fasiltasi bagi         masyarakat
PENGELOLAAN ASET &                  kelompok simpan pinjam
KEGIATAN EKONOMI
PROMOSI PARTISIPASI FASILITATOR     Pengembangan organisasi yg             Peningkatan kapasitas &
KAUM MISKIN &       DESA / FD       melibatkan kaum                        partisipasi kaum miskin
TERSISIH DLM                        miskin,meningkatkan kemampuan          dlm mengelola usaha dan
PENGELOLAAN                         kaummiskin                             kegiatan pertanian
EKONOMI
MENINGKATKAN        FASILITATOR     Bekerjasam dgn perbankkan tingkat Studi & material untuk
KAPASITAS LEMBAGA   DESA DAN        kecamatan & Kabupaten untuk            mempromosikan sector
MASYARAKAT &         STAF PROGRAM membangun jaringan dng kelompok komersial bagi kaum
MENGAITKANNYA DGN                   simpan pinjam, bersinergi dgn          miskin
SEKTOR KOMERSIAL                    kegiatan dalam komponen B




                                                                                                         6
B. Komponen B
   Pengembangan Usaha Pertanian Budidaya dan Non-Budidaya.
        Komponen ini dimaksudkan untuk menyediakan akses pada teknologi,
  keterampilan manajemen dan keterkaitan komersial dengan pasar dan entitas
  swasta yang bergerak dalam rantai pemasok barang dan jasa bagi petani miskin
  dalam masyarakat marginal secara berkelanjutan.
        Komponen B ini terdiri dari 3 (tiga) sub komponen kegiatan yang
  meliputi:
  1. Penigkatan produktivitas usaha perdesaan
  2. Integrasi komersial usaha-usaha perdesaan
  3. Perbaikan pengelolaan sumber daya alam.

  Penigkatan produktivitas usaha pertanian,
  Sub-komponen ini terdiri dari sejumlah kegiatan yang mencakup penyuluhan;
  penyediaan dana bergulir bagi petani (pengembangan dan penguatan kelompok
  yang akan menerima dana bergulir difasilitasi melalui kegiatan Komponen– A)
  Integrasi komersial usaha-usaha perdesaan
  Sub-komponen ini mencakup diantaranya pengembangan usaha pembenihan
  komersial; dan intensifikasi usaha produksi pertanian tingkat rumah tangga.
  Kegiatan ini akan difasilitasi secara intensif oleh fasilitator Desa, Petugas
  Penyuluh Lapangan (PPL), dan konsultan.
  Perbaikan pengelolaan sumber daya alam
  Sub-komponen ini meliputi pelaksanaan proyek-proyek percontohan (pilot
  project) yang ada dalam Program Pengelolaan Sumber Daya Alam atau Natural
  Resources Management (NRM). antara lain seperti: Sloping Agricultural Land
  Technologies (SALT); Pengembangan kebijakan desentralisasi pertanahan; atau
  pemasaran produk berlabel “Agri-eco”.

C. Komponen C
   Prasarana Perdesaan.
        Komponen ini akan membiayai berbagai investasi prasarana perdesaan
  dengan menggunakan berbagai pendekatan yang sesuai dengan jenis prasarana
  yang akan dibangun. Fasilitas prasarana perdesaan akan dipilih dan dirancang
  secara partisipatif yang melibatkan kerjasama erat antara masyarakat
  penerima manfaat dan dinas teknis terkait ditingkat kabupaten. Semua fasilitas
  prasarana perdesaan yang diusulkan akan diseleksi, dirancang, dibangun,
  dioperasikan dan dipelihara sesuai dengan kesepakatan bersama antara
  masyarakat dengan pemerintah daerah. Usulan investasi prasarana perdesaan
  merupakan bagian dari rencana pembangunan desa yang disusun melalui
  Komponen A.
        Semua proposal yang disampaikan masyarakat yang akan dibiayai
  Program akan dinilai sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan.
        Program READ akan menyediakan kontribusi tunai, material lokal dan
  tenaga kerja, sedangkan masyarakat akan bertanggung jawab dalam

                                                                               7
pelaksanaan dan pemeliharaan prasarana antara lain irigasi serta jalan usaha
  tani. Pemerintah kabupaten akan melakukan pemeliharaan jalan untuk akses
  hasil pertanian.
        Persyaratan umum pembiayaan proyek yang harus dipenuhi adalah:
  1. Pengadaan prasarana disetujui setelah Annual Work Plan and Budget (AWPB)
     tahun pertama telah disetujui IFAD;
  2. Semua usulan pengadaan prasarana harus dipilih dan dirancang secara
     partisipatif;
  3. Masyarakat harus membuat permohonan tertulis kepada dinas teknis yang
     berwenang ditingkat kabupaten;
  4. Rancangan prasarana yang akan dibangun telah              dikonsultasikan/
     direkomendasikan oleh Dinas Pekerjaan Umum kabupaten;
  5. Pelaksanaan supervisi pelaksanaan pembangunan prasarana dilakukan oleh
     konsultan atau Dinas Prasarana Kabupaten dan melibatkan partisipasi
     masyarakat;
  6. Seluruh kontrak di sampaikan pada IFAD untuk dikaji sesuai dengan aplikasi
     pencairan dana.
       Adapun persyaratan teknis yang perlu dipenuhi untuk proposal
  pembangunan prasarana perdesaan seperti pada Bab Pelaksanaan Program.

D. Komponen D
   Pengelolaan Proyek dan Analisis Kebijakan.
        Komponen ini dimaksudkan untuk mendukung pengelolaan dan koordinasi
  program READ melalui struktur tata pemerintahan yang ada. Disamping itu
  komponen ini juga akan memperkuat kapasitas pemerintah pusat dalam
  melakukan analisis kebijakan di sektor pertanian dan memberikan masukan
  untuk penyusunan kebijakan dan advokasi pada departemen terkait mengenai
  kebijakan desentralisasi pembangunan pertanian, pengurangan kemiskinan
  perdesaan, melaksanakan pilot alternatif penyediaan pelayanan umum dan
  pendekatan analisis gender.
        Komponen ini akan mendukung pembentukan:
  1. National Support Unit di BPSDMP, Departemen Pertanian untuk mendukung
     pelaksanaan program di tingkat propinsi, kabupaten dan desa;
  2. National Steering Committee yang menyiapkan panduan kebijakan;
  3. Provincial Management Unit/ PMU          yang bertanggung jawab untuk
     mengelola dan melakukan supervisi pelaksanaan program ditingkat
     kabupaten, mengembangkan kapasitas, melaksanakan pelaporan dan
     penilaian dampak, jaringan dan komunikasi;
  4. District Management Unit yang akan menjamin bahwa investasi prasarana
     dilakukan dengan baik dan terciptanya keterkaitan antara masyarakat
     dengan perbankan, perusahaan komersial, masyarakat madani, pusat-pusat
     penelitian dan dinas pemerintah secara berkelanjutan.

                                                                              8

More Related Content

Viewers also liked

Selayang Pandang Memorandum Program Sektor Sanitasi
Selayang Pandang Memorandum Program Sektor SanitasiSelayang Pandang Memorandum Program Sektor Sanitasi
Selayang Pandang Memorandum Program Sektor Sanitasi
infosanitasi
 
PENGELOLAAN BASAN BARAN 2
PENGELOLAAN BASAN BARAN 2PENGELOLAAN BASAN BARAN 2
PENGELOLAAN BASAN BARAN 2
Ahmad Syafiuddin BinSuyono
 
Selayang pandang rupbasan
Selayang pandang rupbasanSelayang pandang rupbasan
Selayang pandang rupbasan
Hermina Mina
 
Standarisasi penulisan jenis dan jumlah basan dan baran
Standarisasi penulisan jenis dan jumlah basan dan baranStandarisasi penulisan jenis dan jumlah basan dan baran
Standarisasi penulisan jenis dan jumlah basan dan baranrupbasanjaksel
 
Dasar hukum rupbasan
Dasar hukum rupbasanDasar hukum rupbasan
Dasar hukum rupbasan
rupbasanjaksel
 

Viewers also liked (6)

Selayang Pandang Memorandum Program Sektor Sanitasi
Selayang Pandang Memorandum Program Sektor SanitasiSelayang Pandang Memorandum Program Sektor Sanitasi
Selayang Pandang Memorandum Program Sektor Sanitasi
 
PENGELOLAAN BASAN BARAN 2
PENGELOLAAN BASAN BARAN 2PENGELOLAAN BASAN BARAN 2
PENGELOLAAN BASAN BARAN 2
 
Selayang pandang rupbasan
Selayang pandang rupbasanSelayang pandang rupbasan
Selayang pandang rupbasan
 
Standarisasi penulisan jenis dan jumlah basan dan baran
Standarisasi penulisan jenis dan jumlah basan dan baranStandarisasi penulisan jenis dan jumlah basan dan baran
Standarisasi penulisan jenis dan jumlah basan dan baran
 
Dasar hukum rupbasan
Dasar hukum rupbasanDasar hukum rupbasan
Dasar hukum rupbasan
 
Dasar hukum
Dasar hukumDasar hukum
Dasar hukum
 

Similar to Selayang pandang

Presentation8 peranan sektor pertanian
Presentation8 peranan sektor pertanianPresentation8 peranan sektor pertanian
Presentation8 peranan sektor pertanian
iswah yuni
 
Pembinaan dan pendampingan
Pembinaan dan pendampinganPembinaan dan pendampingan
Pembinaan dan pendampingan
Bbpp Ketindan
 
Pelatihan pendamping & tpd
Pelatihan  pendamping & tpdPelatihan  pendamping & tpd
Pelatihan pendamping & tpd
bbppketindanlawang
 
Pelatihan pendamping & tpd
Pelatihan  pendamping & tpdPelatihan  pendamping & tpd
Pelatihan pendamping & tpdBbpp Ketindan
 
Rencana pengembangan kawasan desa
Rencana pengembangan kawasan desaRencana pengembangan kawasan desa
Rencana pengembangan kawasan desa
Teguh Kristyanto
 
1-paradigma-baru-penyuluhan-pertanian.pptx
1-paradigma-baru-penyuluhan-pertanian.pptx1-paradigma-baru-penyuluhan-pertanian.pptx
1-paradigma-baru-penyuluhan-pertanian.pptx
RosmalahUMK
 
(8)peranan sektor pertanian
(8)peranan sektor pertanian(8)peranan sektor pertanian
(8)peranan sektor pertanian
Elisabeth Marina
 
Tani bangkit [farmers empowerment]
Tani bangkit [farmers empowerment]Tani bangkit [farmers empowerment]
Tani bangkit [farmers empowerment]
LAZISMU
 
Tani bangkit [farmers empowerment]
Tani bangkit [farmers empowerment]Tani bangkit [farmers empowerment]
Tani bangkit [farmers empowerment]
LAZISMU
 
Tani bangkit [farmers empowerment]
Tani bangkit [farmers empowerment]Tani bangkit [farmers empowerment]
Tani bangkit [farmers empowerment]
LAZISMU
 
TANI BANGKIT [farmers empowerment]
TANI BANGKIT  [farmers empowerment]TANI BANGKIT  [farmers empowerment]
TANI BANGKIT [farmers empowerment]
LAZISMU
 
7 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
7 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan7 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
7 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
firman sahari
 
MENGAJAK MASYARAKAT PETANI DARI LINGKUP SUBSISTEN KE AGRIBISNIS MELALUI SIAR...
MENGAJAK MASYARAKAT PETANI DARI LINGKUP SUBSISTEN KE AGRIBISNIS  MELALUI SIAR...MENGAJAK MASYARAKAT PETANI DARI LINGKUP SUBSISTEN KE AGRIBISNIS  MELALUI SIAR...
MENGAJAK MASYARAKAT PETANI DARI LINGKUP SUBSISTEN KE AGRIBISNIS MELALUI SIAR...
Simon Raharjo
 
Pembangunan pertanian dan pedesaan.pptx
Pembangunan pertanian dan pedesaan.pptxPembangunan pertanian dan pedesaan.pptx
Pembangunan pertanian dan pedesaan.pptx
Muhammad Khoirul Fuddin
 
Lumbung Pangan Darwo, SP.ppt
Lumbung Pangan Darwo, SP.pptLumbung Pangan Darwo, SP.ppt
Lumbung Pangan Darwo, SP.ppt
benyukhalalkand
 
Strategi pengembangan potensi desa nurul
Strategi pengembangan potensi desa nurulStrategi pengembangan potensi desa nurul
Strategi pengembangan potensi desa nurul
nurulaulia_
 
Pemberdayaan masnyarakat
Pemberdayaan masnyarakatPemberdayaan masnyarakat
Pemberdayaan masnyarakat
milalvy
 
MENDORONG KEBIJAKAN YANG BERPIHAK PADA PETANI.pptx
MENDORONG KEBIJAKAN YANG BERPIHAK PADA PETANI.pptxMENDORONG KEBIJAKAN YANG BERPIHAK PADA PETANI.pptx
MENDORONG KEBIJAKAN YANG BERPIHAK PADA PETANI.pptx
TPPP3MDMunaBarat
 
Presentasi launching pkkpm
Presentasi launching pkkpmPresentasi launching pkkpm
Presentasi launching pkkpm
Tubagus Enoy
 

Similar to Selayang pandang (20)

Presentation8 peranan sektor pertanian
Presentation8 peranan sektor pertanianPresentation8 peranan sektor pertanian
Presentation8 peranan sektor pertanian
 
Pembinaan dan pendampingan
Pembinaan dan pendampinganPembinaan dan pendampingan
Pembinaan dan pendampingan
 
Pembinaan dan pendampingan
Pembinaan dan pendampinganPembinaan dan pendampingan
Pembinaan dan pendampingan
 
Pelatihan pendamping & tpd
Pelatihan  pendamping & tpdPelatihan  pendamping & tpd
Pelatihan pendamping & tpd
 
Pelatihan pendamping & tpd
Pelatihan  pendamping & tpdPelatihan  pendamping & tpd
Pelatihan pendamping & tpd
 
Rencana pengembangan kawasan desa
Rencana pengembangan kawasan desaRencana pengembangan kawasan desa
Rencana pengembangan kawasan desa
 
1-paradigma-baru-penyuluhan-pertanian.pptx
1-paradigma-baru-penyuluhan-pertanian.pptx1-paradigma-baru-penyuluhan-pertanian.pptx
1-paradigma-baru-penyuluhan-pertanian.pptx
 
(8)peranan sektor pertanian
(8)peranan sektor pertanian(8)peranan sektor pertanian
(8)peranan sektor pertanian
 
Tani bangkit [farmers empowerment]
Tani bangkit [farmers empowerment]Tani bangkit [farmers empowerment]
Tani bangkit [farmers empowerment]
 
Tani bangkit [farmers empowerment]
Tani bangkit [farmers empowerment]Tani bangkit [farmers empowerment]
Tani bangkit [farmers empowerment]
 
Tani bangkit [farmers empowerment]
Tani bangkit [farmers empowerment]Tani bangkit [farmers empowerment]
Tani bangkit [farmers empowerment]
 
TANI BANGKIT [farmers empowerment]
TANI BANGKIT  [farmers empowerment]TANI BANGKIT  [farmers empowerment]
TANI BANGKIT [farmers empowerment]
 
7 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
7 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan7 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
7 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
 
MENGAJAK MASYARAKAT PETANI DARI LINGKUP SUBSISTEN KE AGRIBISNIS MELALUI SIAR...
MENGAJAK MASYARAKAT PETANI DARI LINGKUP SUBSISTEN KE AGRIBISNIS  MELALUI SIAR...MENGAJAK MASYARAKAT PETANI DARI LINGKUP SUBSISTEN KE AGRIBISNIS  MELALUI SIAR...
MENGAJAK MASYARAKAT PETANI DARI LINGKUP SUBSISTEN KE AGRIBISNIS MELALUI SIAR...
 
Pembangunan pertanian dan pedesaan.pptx
Pembangunan pertanian dan pedesaan.pptxPembangunan pertanian dan pedesaan.pptx
Pembangunan pertanian dan pedesaan.pptx
 
Lumbung Pangan Darwo, SP.ppt
Lumbung Pangan Darwo, SP.pptLumbung Pangan Darwo, SP.ppt
Lumbung Pangan Darwo, SP.ppt
 
Strategi pengembangan potensi desa nurul
Strategi pengembangan potensi desa nurulStrategi pengembangan potensi desa nurul
Strategi pengembangan potensi desa nurul
 
Pemberdayaan masnyarakat
Pemberdayaan masnyarakatPemberdayaan masnyarakat
Pemberdayaan masnyarakat
 
MENDORONG KEBIJAKAN YANG BERPIHAK PADA PETANI.pptx
MENDORONG KEBIJAKAN YANG BERPIHAK PADA PETANI.pptxMENDORONG KEBIJAKAN YANG BERPIHAK PADA PETANI.pptx
MENDORONG KEBIJAKAN YANG BERPIHAK PADA PETANI.pptx
 
Presentasi launching pkkpm
Presentasi launching pkkpmPresentasi launching pkkpm
Presentasi launching pkkpm
 

Selayang pandang

  • 1. Rural Empowerment and Agricultural Development (READ) Program (SELAYANG PANDANG)
  • 2. I. Latar Belakang Dukungan pada program pemberdayaan perdesaan dan pembangunan pertanian di Sulawesi Tengah dianggap penting bagi IFAD. Pertama, kawasan perdesaan di Sulawesi Tengah meliputi sejumlah besar rumah tangga miskin dan propinsi ini merupakan salah satu propinsi miskin di Indonesia. Kondisi ini mencerminkan keterisolasian sejumlah besar kawasan di dataran tinggi akibat kontur lahannya yang berbukit-bukit dan ketiadaan akses dan pelayanan. Kedua, lembaga ditingkat desa yang ada sedang dalam proses perubahan sebagai akibat terjadinya perubahan administratif karena desentralisasi, yang membuka peluang pengembangan proses perencanaan yang partisipatif dan menyeluruh di tingkat desa. Selain itu, sejumlah kelompok yang terbentuk oleh program lain, dapat menjadi tumpuan awal kegiatan Program. Ketiga, adanya peluang perbaikan mata pencaharian yang cukup signifikan, baik melalui pengembangan pertanian maupun usaha non pertanian. Saat ini tingkat produktivitas pertanian masih rendah, meski upaya peningkatan pertanian sederhana dapat mendorong peningkatan produktivitas dan kualitas pertanian secara substansial. Sulawesi Tengah memiliki keunggulan komparatif dalam berbagai produk pertanian, seperti: coklat, tembakau, kopi, vanila dan lada, namun rantai pemasarannya tidak efisien dan nilai tambah komoditi tersebut kecil, komoditi tersebut sebagian besar diekspor dalam bentuk mentah. Ada peluang untuk mengatasi hal ini. Keempat, desentralisasi membuka peluang bagi pemerintah daerah untuk mengatasi kemiskinan dengan cara melaksanakan program mereka sendiri, seperti: melalui investasi prasarana perdesaan. Hal yang sama, terdapat peluang bagi Pemerintah Propinsi untuk mendukung upaya pengurangan kemiskinan di kawasan perdesaan atas nama Deptan. Menurut hasil penilaian sosial-ekonomi yang dilakukan tahun 2003, untuk memperbaiki matapencaharian di perdesaan, diperlukan investasi sebagai berikut: (i) bantuan keuangan bagi para petani untuk memulai atau memperbaiki kegiatan pertanian; (ii) perbaikan prasarana perdesaan; (iii) pelatihan dan dukungan bagi petani miskin dalam produksi coklat dan kegiatan lainya; dan (iv) pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang fokus pada kaum perempuan, termasuk dalam hortikultur dan peternakan skala kecil. Dari investigasi selanjutnya teridentifikasi kebutuhan: (i) investasi untuk meningkatkan kualitas bibit bagi para petani, khususnya bibit jagung dan padi; (ii) perbaikan rantai pemasaran sehingga para petani dapat memperoleh harga yang lebih tinggi; (iii) pengelolaan sumber daya alam untuk mengatasi meningkatnya ancaman degradasi lingkungan di wilayah dataran tinggi. Program READ akan mendukung Deparetemen Pertanian dalam mengembangkan kapasitas yang lebih besar untuk melaksanakan analisis kebijakan berdasarkan berbagai pengalaman keberhasilan yang ada serta berbagai inovasi yang diambil dari proyek-proyek IFAD dan program-program pengurangan kemiskinan lainnya dan untuk melakukan analisis implikasi kebijakan untuk pengembangan kebijakan dimasa datang. Analisis yang dapat dikembangkan dari Country Protfolio Evaluation yang 1
  • 3. dirumuskan IFAD akan memberikan input bagi perumusan kebijakan pemerintah dan selanjutnya mendukung upaya perbaikan Dokumen Strategi Pengurangan Kemiskinan yang fokus pada upaya mencapaian target Millenium Development Goal (MDG). II. Tujuan dan Sasaran Program READ bermaksud untuk memperbaiki mata pencaharian kaum miskin perdesaan secara berkelanjutan di 150 desa sasaran di lima kabupaten di propinsi Sulawesi tengah (Banggai, Buol, Parigi Moutong, Poso dan Toli-toli). Adapun tujuan yang hendak dicapai adalah pertumbuhan kegiatan ekonomi yang berkelanjutan, dan perbaikan pengelolaan sumberdaya alam di desa-desa tersebut. III. Output yang diharapkan 1. Kelembagaan tingkat desa dan kegiatan kelompok yang berfungsi secara efektif 2. Kelompok petani sasaran menerapkan sistem produksi dan pemasaran serta memahami sistem pengelolaan sumber daya alam yang lebih baik dan mampu membentuk usaha non pertanian baru dan/atau pengembangan usaha yang telah ada 3. Perbaikan prasarana yang ada di desa-desa sasaran melalui partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan operasi dan pemeliharaannya 4. Meningkatnya kapasitas Departemen Pertanian dalam melakukan analisis kebijakan dan merumuskan kebijakan bagi kaum miskin di perdesaan, disamping pula meningkatnya kapasitas mereka dalam menekankan permasalahan gender IV. Pendekatan Pendekatan program READ akan difokuskan pada elemen utama sebagai berikut: 1. Mendukung inisiatif untuk meningkatkan kemampuan masyarakat lokal dalam mengelola pembangunan sosial-ekonominya sehingga menjadi lembaga masyarakat yang lebih transparan, akuntabel, adil dan kompeten. 2. Mendukung sistem desentralisasi pemerintahan untuk mendekatkan sumberdaya pemerintah pada masyarakat, meningkatkan kepekaan pada kebutuhan lokal dan akuntabilitas pemerintah pada masyarakat lokal. 3. Membantu mengatasi kendala yang dialami oleh para petani miskin agar mencapai tingkat pendapatan yang lebih tinggi dan perbaikan ketahanan pangan dari Usaha Pertanian Budidaya dan Non-Budidaya. 4. Memperbaiki kondisi prasarana perdesaan yang kurang memadai karena dapat menghambat kegiatan produksi dan pemasaran yang dilakukan para petani dan pengusaha lainnya, melalui kesepakatan antara masyarakat dan pemerintah 2
  • 4. daerah. Investasi akan disesuaikan dengan kebutuhan dan prioritas masyarakat yang dituangkan dalam rencana pembangunan desa. 5. Mendukung kebijakan desentralisasi pemerintahan dan Depertemen Pertanian untuk melaksanakan perannya sebagai lembaga yang memfasilitasi dan mengkoordinasikan program pengurangan kemiskinan V. Kelompok Sasaran dan Ruang Lingkup Program Bedasarkan kriteria strategi mata pencaharian, di wilayah perdesaan propinsi Sulawesi Tengah, terdapat tujuh tipologi rumah tangga seperti pada tabel 1 Sasaran Program READ adalah rumah tangga yang masuk dalam kelompok 1 – 4. Seleksi kelompok sasaran akan dilakukan bersama-sama oleh dinas/instansi pemerintah ditingkat propinsi, kabupaten dan masyarakat. Pemerintah propinsi dan kabupaten dengan bantuan dari penyedia jasa masyarakat yang direkrut akan membantu desa potensi READ untuk mengidentfikasi dan memilih anggota kelompok target. Program akan menyediakan dukungan yang diperlukan untuk membantu rumah tangga yang masuk kelompok 1 – 4 meningkat ke kelompok 5 dan 6. Program juga akan membantu rumah tangga kelompok 7 dan unit usaha yang lebih besar melalui penguatan keterkaitan rantai pasokan untuk memberikan manfaat bagi kelompok sasaran utama Tabel .1 Tipologi Rumah Tangga Menurut Matapencaharian Tipologi Karakteristik Matapencaharian Rumah Tangga Tipe 1 Tidak memiliki lahan, matapencaharian utama buruh tani tidak tetap / musiman, sebagian anggota keluarga separuh menganggur dalam jangka waktu tertentu setiap tahunnya; Tipe 2 Petani subsisten di sektor produksi pertanian tanaman pangan, bekerja sampingan sebagai buruh tani tidak tetap, sebagian lainnya bekerja disektor pertanian komersial yang menghasilkan surplus produksi; Tipe 3 Petani di sektor pertanian yang lebih komersial, tetapi pada dasarnya masih berorientasi subsisten, dengan tambahan pengahasilan dari anggota keluarga yang bekerja di luar desa; Tipe 4 Petani subsisten dan komersial, dengan tambahan penghasilan dari bekerja diluar sektor pertanian; Tipe 5 Penghasilan utama keluarga lebih berorientasi pada kegiatan yang menghasilkan pendapatan, pertanian subsisten menjadi kurang penting; Tipe 6 Penghasilan utama dari pertanian komersial dan usaha skala kecil; dan Tipe 7 Pengusaha perdesaan di sektor pertanian komersial, telah bertransisi dari pengusaha skala kecil ke pengusaha skala kecil dan menengah yang mempekerjakan masyarakat setempat dalam jumlah yang cukup signifikan. Program READ akan mencakup 150 desa miskin di lima kabupaten peserta program, yaitu : Banggai, Buol, Parigi Moutong, Poso dan Toli-toli. Adapun seleksi desa-desa tersebut akan didasarkan pada empat indikator, yakni: 1. Index potensi lahan; 2. Index keterisolasian; 3
  • 5. 3. Index akses pada pelayanan umum; 4. Index organisasi. VI. Manfaat Program 1. Peningkatan nilai tambah hasil pertanian, peternakan dan produk kehutanan non kayu (NTFP) .Adanya perbaikan pasar serta tambahan pendapatan dari usaha non pertanian, diharapkan dapat mendorong peningkatan pendapatan rumah tangga miskin sebagai pemanfaat langsung Program. 2. Penyediaan prasarana, antara lain seperti: pembangunan saluran irigasi, fasilitas air bersih dan jalan akses desa serta jalan usaha tani. 3. Meningkatkan kapasitas kaum miskin baik laki-laki maupun perempuan, organisasi desa dan administrasi desa dalam mengelola pembangunan pertanian di perdesaan, termasuk perencanaan, pembiayaan dan pengelolaan serta operasionalisasi dan pemeliharaan prasarana yang dibangun. 4. Membangun transparansi dan akuntabilitas administratif aparat di tingkat desa dan kabupaten 5. Memberikan dampak positif pada kaum perempuan serta perbaikan gizi dan ketahanan pangan rumah tangga, membuka peluang yang lebih luas bagi perempuan sebagai agen perubahan dalam proses pembangunan sosial dan ekonomi. 6. Staff program dari dinas pertanian akan mampu mengelola proyek pembangunan pertanian dengan pendekatan partisipatif. 7. Otoritas ditingkat propinsi dan kabupaten akan memiliki pengalaman dan kecakapan dalam melaksanakan program pengurangan kemiskinan perdesaan dalam konteks desentralisasi tata pemerintahan. Pada. 8. BPSDMP akan memiliki kapasitas dan pengalaman untuk melaksanakan peran fasilitasi dalam pembangunan pertanian yang terdesentralisasi. 9. Memberikan manfaat pada sekitar 220.000 penduduk di 48.500 rumah tangga dalam 150 desa. Disamping itu sejumlah penduduk di luar 150 desa tersebut juga akan mendapatkan manfaat dari kegiatan program melalui penerapan teknologi yang diperkenalkan Program, pemanfaatan prasarana yang dibangun melalui Program dst. 4
  • 6. VII. Komponen Program Program READ terdiri dari empat komponen: 1. Komponen A : Community Empowerment (Pemberdayaan Masyarakat); 2. Komponen B : Farm and Off-farm Enterprise Development (Pengembangan Usaha Pertanian Budidaya dan Non-Budidaya); 3. Komponen C : Rural Infrastructure (Prasarana Perdesaan); 4. Komponen D : Program Management and Policy Analysis ( Pengelolaan Program dan Analisis Kebijakan). A. Komponen A Pemberdayaan Masyarakat. Komponen ini akan meningkatkan kemampuan kaum miskin untuk melakukan perencanaan, pelaksanaan dan pengelolaan prioritas pembangunan mereka secara menyeluruh dan transparan sesuai dengan sumber daya yang dimilikinya dan peluang yang ada, melalui: 1. Pemberdayaan keterampilan administrator desa dalam melakukan identifikasi, perencanaan, pengelolaan dan memonitor kegiatan pembangunan; 2. Pelibatan kaum miskin dan kelompok tersisih lainnya dalam proses tersebut; dan 3. Perbaikan keterkaitan antara proses perencanaan tingkat desa dengan perencanaan dan manajemen di tingkat kecamatan dan kabupaten. Komponen A terdiri dari 6 (enam) sub komponen kegiatan yang meliputi: 1. Seleksi desa sasaran 2. Pembentukan fasilitator desa 3. Identifikasi mitra potensial dari pemerintah dan non-pemerintah 4. Pengenalan program READ ke desa sasaran 5. Pengambilan keputusan dan perencanaan di tingkat desa 6. Pembangunan kapasitas sosial dalam mendukung pengelolaan ekonomi. Adapun urutan pelaksanaan Komponen A ini adalah sesuai dengan seperti yang tercantum pada table 2 5
  • 7. Tabel 2. Ruang lingkup Pemberdayaan Masyarakat KELUARAN YANG KOMPONEN KEGIATAN PELAKU UTAMA METODA/PROSES DIHARAPKAN SELEKSI DESA TARGET PMU & DMU PMU menyusun daftar 200 calon Daftar desa : Th 1 – 20; desa lokasi menurut criteria : Th 2 – 30; Th 3 - 100 potensi lahan, keterisolasian, pelayanan umum, organisasi REKRUTMEN LSM PMU & DMU Pemilihan LSM sesuai prosedur LSM Pemberdayaan MELATIH & pengadaan yang berlaku. Masya rakat MENSUPERVISI FASILITATOR DESA REKRUTMEN DMU Fasilitator diupayakan berasal dari Th 1 – 20 FD; Th 2 – 30 FASILITATOR DESA / FD desa ybs, bekerja selama 4 tahun FD; Th 3 – 100 FD dengan kontrak yang akan diperbaharui setiap tahunnta. Setiap desa = 1 fasilitator desa. IDENTIFIKASI MITRA LSM Survey program pemerintah & non Peta program & potensi POTENSIAL pemerintah berbasis masyarakat sinergi dengan READ PEMERINTAH DAN NON PEMERINTAH PENGENALAN PROGRAM STAF PROGRAM Beberapa pertemuan awal di tingkat Konfirmasi keikutsertaan DI TINGKAT DESA desa untuk pengenalan program & desa dalam program konfirmasi keikutsertaan dalam program PENGAMBILAN KEPUTUSAN & PERENCANAAN DITINGKAT DESA PENGUATAN STAF SENIOR Metoda PRA, pertemuan kelomok / Kapasitas kepemimpinan PERENCANAAN PROGRAM DI desa pelatihan, fasilitas tatap muka desa antara lain untuk DESA & TATA TINGKAT menyiapkan rencana & PEMERINTAHAN DESA PROPINSI DAN anggaran tahunan, KABUPATEN & FD prioritas pembagunan prasarana desa,dsb PELIBATAN FASILITATR DESA Fasilitasi ( termasuk pengembangan Keterlibatan kaum miskin KEPENTINGAN KAUM / FD kapasitas) bagi kaum miskin & kelompok marginal lain MISKIN dan/atau perempuan perlu dalam proses dilakukan terpisah perencanaan desa PENINGKATAN FASILITATOR Memperbaiki keterkaitan KEMAMPUAN DESA / FD perencanaan desa dengan KEPEMIMPINAN DESA kabupaten, melalui fasilitasi dan advokasi pada aparat pemerintah desa PEMBANGUNAN KAPASITAS SOSIAL UNTUK MENDUKUNG PENGELOLAAN EKONOMI PENGUATAN KAPASITAS FASILITATOR Pelatihan,penilaian partisipatif, loka Landasan bagi ORGANISASI DESA dan PPL karya, kunjungan lapangan dsb & pengembang an lembaga MASYARAKAT DLM bantuan teknis, fasiltasi bagi masyarakat PENGELOLAAN ASET & kelompok simpan pinjam KEGIATAN EKONOMI PROMOSI PARTISIPASI FASILITATOR Pengembangan organisasi yg Peningkatan kapasitas & KAUM MISKIN & DESA / FD melibatkan kaum partisipasi kaum miskin TERSISIH DLM miskin,meningkatkan kemampuan dlm mengelola usaha dan PENGELOLAAN kaummiskin kegiatan pertanian EKONOMI MENINGKATKAN FASILITATOR Bekerjasam dgn perbankkan tingkat Studi & material untuk KAPASITAS LEMBAGA DESA DAN kecamatan & Kabupaten untuk mempromosikan sector MASYARAKAT & STAF PROGRAM membangun jaringan dng kelompok komersial bagi kaum MENGAITKANNYA DGN simpan pinjam, bersinergi dgn miskin SEKTOR KOMERSIAL kegiatan dalam komponen B 6
  • 8. B. Komponen B Pengembangan Usaha Pertanian Budidaya dan Non-Budidaya. Komponen ini dimaksudkan untuk menyediakan akses pada teknologi, keterampilan manajemen dan keterkaitan komersial dengan pasar dan entitas swasta yang bergerak dalam rantai pemasok barang dan jasa bagi petani miskin dalam masyarakat marginal secara berkelanjutan. Komponen B ini terdiri dari 3 (tiga) sub komponen kegiatan yang meliputi: 1. Penigkatan produktivitas usaha perdesaan 2. Integrasi komersial usaha-usaha perdesaan 3. Perbaikan pengelolaan sumber daya alam. Penigkatan produktivitas usaha pertanian, Sub-komponen ini terdiri dari sejumlah kegiatan yang mencakup penyuluhan; penyediaan dana bergulir bagi petani (pengembangan dan penguatan kelompok yang akan menerima dana bergulir difasilitasi melalui kegiatan Komponen– A) Integrasi komersial usaha-usaha perdesaan Sub-komponen ini mencakup diantaranya pengembangan usaha pembenihan komersial; dan intensifikasi usaha produksi pertanian tingkat rumah tangga. Kegiatan ini akan difasilitasi secara intensif oleh fasilitator Desa, Petugas Penyuluh Lapangan (PPL), dan konsultan. Perbaikan pengelolaan sumber daya alam Sub-komponen ini meliputi pelaksanaan proyek-proyek percontohan (pilot project) yang ada dalam Program Pengelolaan Sumber Daya Alam atau Natural Resources Management (NRM). antara lain seperti: Sloping Agricultural Land Technologies (SALT); Pengembangan kebijakan desentralisasi pertanahan; atau pemasaran produk berlabel “Agri-eco”. C. Komponen C Prasarana Perdesaan. Komponen ini akan membiayai berbagai investasi prasarana perdesaan dengan menggunakan berbagai pendekatan yang sesuai dengan jenis prasarana yang akan dibangun. Fasilitas prasarana perdesaan akan dipilih dan dirancang secara partisipatif yang melibatkan kerjasama erat antara masyarakat penerima manfaat dan dinas teknis terkait ditingkat kabupaten. Semua fasilitas prasarana perdesaan yang diusulkan akan diseleksi, dirancang, dibangun, dioperasikan dan dipelihara sesuai dengan kesepakatan bersama antara masyarakat dengan pemerintah daerah. Usulan investasi prasarana perdesaan merupakan bagian dari rencana pembangunan desa yang disusun melalui Komponen A. Semua proposal yang disampaikan masyarakat yang akan dibiayai Program akan dinilai sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan. Program READ akan menyediakan kontribusi tunai, material lokal dan tenaga kerja, sedangkan masyarakat akan bertanggung jawab dalam 7
  • 9. pelaksanaan dan pemeliharaan prasarana antara lain irigasi serta jalan usaha tani. Pemerintah kabupaten akan melakukan pemeliharaan jalan untuk akses hasil pertanian. Persyaratan umum pembiayaan proyek yang harus dipenuhi adalah: 1. Pengadaan prasarana disetujui setelah Annual Work Plan and Budget (AWPB) tahun pertama telah disetujui IFAD; 2. Semua usulan pengadaan prasarana harus dipilih dan dirancang secara partisipatif; 3. Masyarakat harus membuat permohonan tertulis kepada dinas teknis yang berwenang ditingkat kabupaten; 4. Rancangan prasarana yang akan dibangun telah dikonsultasikan/ direkomendasikan oleh Dinas Pekerjaan Umum kabupaten; 5. Pelaksanaan supervisi pelaksanaan pembangunan prasarana dilakukan oleh konsultan atau Dinas Prasarana Kabupaten dan melibatkan partisipasi masyarakat; 6. Seluruh kontrak di sampaikan pada IFAD untuk dikaji sesuai dengan aplikasi pencairan dana. Adapun persyaratan teknis yang perlu dipenuhi untuk proposal pembangunan prasarana perdesaan seperti pada Bab Pelaksanaan Program. D. Komponen D Pengelolaan Proyek dan Analisis Kebijakan. Komponen ini dimaksudkan untuk mendukung pengelolaan dan koordinasi program READ melalui struktur tata pemerintahan yang ada. Disamping itu komponen ini juga akan memperkuat kapasitas pemerintah pusat dalam melakukan analisis kebijakan di sektor pertanian dan memberikan masukan untuk penyusunan kebijakan dan advokasi pada departemen terkait mengenai kebijakan desentralisasi pembangunan pertanian, pengurangan kemiskinan perdesaan, melaksanakan pilot alternatif penyediaan pelayanan umum dan pendekatan analisis gender. Komponen ini akan mendukung pembentukan: 1. National Support Unit di BPSDMP, Departemen Pertanian untuk mendukung pelaksanaan program di tingkat propinsi, kabupaten dan desa; 2. National Steering Committee yang menyiapkan panduan kebijakan; 3. Provincial Management Unit/ PMU yang bertanggung jawab untuk mengelola dan melakukan supervisi pelaksanaan program ditingkat kabupaten, mengembangkan kapasitas, melaksanakan pelaporan dan penilaian dampak, jaringan dan komunikasi; 4. District Management Unit yang akan menjamin bahwa investasi prasarana dilakukan dengan baik dan terciptanya keterkaitan antara masyarakat dengan perbankan, perusahaan komersial, masyarakat madani, pusat-pusat penelitian dan dinas pemerintah secara berkelanjutan. 8