Prepared for the Emerging Harbormaster Network, May 2015, this presentation highlights the needs and strengths of the state's ecosystem for next gen learning and a vision and strategy to support personalized learning schools statewide.
Deliver training to suit varying learning stylesSimon Misiewicz
Optimise-GB provides you with a presentation on how to create and deliver training materials that caters for various learning styles. Not one of us are identical in the way that we learn, however, there are some training sessions that follow a similar. There is a teacher at the front who talks, and students that sit and listen. How effective is this? Have you ever seen people switch off whilst you are in a training environment? Is it because they are bored of the material or bored of how the training is being delivered? This presentations provides some suggestions of how people’s learning styles can be catered for in different ways of delivering training materials. If you have any questions on simon@optimise-gb.com and visit www.optimise-gb.com for more details. Many thanks Simon Misiewicz
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM
PEMBERANTASAN KORUPSI
Presentasi oleh:
Sarwono Sutikno, Dr.Eng.,CISA,CISSP,CISM,CSX-F
Penasihat KPK 2018-2021
di Bung Hatta Anti Corruption Award – Universitas Muhammadiyah Tanggerang, Rabu 5 Sept 2018
Prepared for the Emerging Harbormaster Network, May 2015, this presentation highlights the needs and strengths of the state's ecosystem for next gen learning and a vision and strategy to support personalized learning schools statewide.
Deliver training to suit varying learning stylesSimon Misiewicz
Optimise-GB provides you with a presentation on how to create and deliver training materials that caters for various learning styles. Not one of us are identical in the way that we learn, however, there are some training sessions that follow a similar. There is a teacher at the front who talks, and students that sit and listen. How effective is this? Have you ever seen people switch off whilst you are in a training environment? Is it because they are bored of the material or bored of how the training is being delivered? This presentations provides some suggestions of how people’s learning styles can be catered for in different ways of delivering training materials. If you have any questions on simon@optimise-gb.com and visit www.optimise-gb.com for more details. Many thanks Simon Misiewicz
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM
PEMBERANTASAN KORUPSI
Presentasi oleh:
Sarwono Sutikno, Dr.Eng.,CISA,CISSP,CISM,CSX-F
Penasihat KPK 2018-2021
di Bung Hatta Anti Corruption Award – Universitas Muhammadiyah Tanggerang, Rabu 5 Sept 2018
2. PP REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 48 TAHUN 2008 PASAL 2
AYAT 1
Pendanaan pendidikan menjadi
tanggung jawab bersama antara
Pemerintah, pemerintah daerah, dan
masyarakat.
5. T.P.P. OLEH MASYARAKAT
Penyelenggara atau satuan pendidikan yang
didirikan masyarakat; peserta didik, orang
tua atau wali peserta didik; dan pihak lain
selain yang dimaksud diatas mempunyai
perhatian dan peranan dalam bidang
pendidikan.
6. INFORMASI
• Jakarta - Indonesia Corruption Watch (ICW)
menemukan 37 kasus dugaan korupsi di
Perguruan Tinggi selama 10 tahun terakhir.
Temuan ini berdasarkan hasil pemantauan ICW
yang dilakukan pada bulan Oktober 2016.
"Berdasarkan pemantauan ICW sejak tahun 2006
hingga Agustus 2016, terdapat sedikitnya 37 kasus
dugaan korupsi di Perguruan Tinggi yang telah
dan sedang diproses oleh institusi penegak hukum
maupun pengawas internal," kata Peneliti ICW Siti
Juliantari di Jakarta, Minggu (30/10).
7. • Kemudian, Siti mengatakan jumlah
kerugian keuangan negara yang
ditimbulkan oleh praktek korupsi yang
terjadi di Perguruan Tinggi tersebut
sebesar Rp 218,804 miliar. Sementara,
pada sisi aktor, dari 37 kasus korupsi di
Perguruan Tinggi yang berhasil
terpantau diduga melibatkan sedikitnya
65 pelaku yang merupakan civitas
akademika, pegawai pemerintah daerah
dan pihak swasta.
8. • "Pelaku paling banyak adalah pegawai
maupun pejabat struktural di fakultas maupun
universitas yaitu sebanyak 32 orang. Rektor
atau wakil rektor termasuk mantan rektor
adalah pelaku terbanyak kedua dengan
jumlah 13 orang pelaku. Selebihnya adalah
pihak swasta sebanyak 10 orang, dosen
berjumlah 5 orang, Dekan Fakultas terdapat
3 orang dan pejabat pemerintah daerah yaitu
2 orang," papar Siti.
9. • Terdapat sedikitnya 12 (dua belas) pola
korupsi di Perguruan Tinggi. Ke-12 pola
tersebut, antara lain: korupsi dalam
pengadaan barang dan jasa; korupsi dana
hibah pendidikan dan CSR; korupsi
anggaran internal Perguruan Tinggi;
korupsi dana penelitian; korupsi dana
beasiswa mahasiswa; dan korupsi
penjualan asset milik Perguruan Tinggi.
10. • "Pola lain seperti suap dalam penerimaan
mahasiswa baru; suap dalam pemilihan
pejabat di internal Perguruan Tinggi; suap
atau “jual beli” nilai; suap terkait akreditasi
(Program Studi/ Perguruan Tinggi);
korupsi dana Sumbangan Pembinaan
Pendidikan (SPP) mahasiwa dan
gratifikasi mahasiswa kepada Dosen,"
ungkap Siti menambahkan.