Dokumen tersebut membahas tentang kunjungan awal asuhan kehamilan yang meliputi tujuan kunjungan, riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik dan laboratorium, diagnosis kehamilan, serta ketidaknyamanan umum selama kehamilan."
Komplikasi dan penyulit kehamilan trimester I dan II meliputi anemia pada ibu hamil, hiperemesis gravidarum, kelainan lamanya kehamilan seperti abortus, kehamilan ektopik, kehamilan abdominal, mola hidatidosa, dan koriokarsinoma. Berbagai kondisi tersebut dapat berdampak buruk bagi ibu dan janin, sehingga pencegahan dan penanganan tepat menjadi penting.
Dokumen tersebut membahas mengenai komplikasi dan penyulit kehamilan pada trimester pertama dan kedua, termasuk anemia pada ibu hamil, hiperemesis gravidarum, kelainan lamanya kehamilan seperti abortus, kehamilan ektopik, kehamilan abdominal, dan mola hidatidosa. Dokumen ini juga membahas mengenai klasifikasi, gejala, diagnosa, dan penatalaksanaan kondisi-kondisi tersebut.
Makalah ini membahas konsep dasar asuhan kegawatdaruratan maternal dan neonatal. Beberapa kegawatdaruratan maternal yang dijelaskan adalah abortus, mola hidatidosa, kehamilan ektopik, plasenta previa, dan preeklamsia. Sementara kegawatdaruratan neonatal yang disebutkan adalah hipotermia, hipertermia, hiperglikemia, dan tetanus neonatorum. Penyebab dan tanda-tanda dari setiap kegawatdaruratan tersebut juga
Dokumen tersebut membahas tentang kunjungan awal asuhan kehamilan yang meliputi tujuan kunjungan, riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik dan laboratorium, diagnosis kehamilan, serta ketidaknyamanan umum selama kehamilan."
Komplikasi dan penyulit kehamilan trimester I dan II meliputi anemia pada ibu hamil, hiperemesis gravidarum, kelainan lamanya kehamilan seperti abortus, kehamilan ektopik, kehamilan abdominal, mola hidatidosa, dan koriokarsinoma. Berbagai kondisi tersebut dapat berdampak buruk bagi ibu dan janin, sehingga pencegahan dan penanganan tepat menjadi penting.
Dokumen tersebut membahas mengenai komplikasi dan penyulit kehamilan pada trimester pertama dan kedua, termasuk anemia pada ibu hamil, hiperemesis gravidarum, kelainan lamanya kehamilan seperti abortus, kehamilan ektopik, kehamilan abdominal, dan mola hidatidosa. Dokumen ini juga membahas mengenai klasifikasi, gejala, diagnosa, dan penatalaksanaan kondisi-kondisi tersebut.
Makalah ini membahas konsep dasar asuhan kegawatdaruratan maternal dan neonatal. Beberapa kegawatdaruratan maternal yang dijelaskan adalah abortus, mola hidatidosa, kehamilan ektopik, plasenta previa, dan preeklamsia. Sementara kegawatdaruratan neonatal yang disebutkan adalah hipotermia, hipertermia, hiperglikemia, dan tetanus neonatorum. Penyebab dan tanda-tanda dari setiap kegawatdaruratan tersebut juga
Dokumen tersebut membahas tentang tiga jenis pendarahan pada kehamilan muda, yaitu abortus, kehamilan ektopik, dan mola hidatidosa. Abortus adalah berakhirnya kehamilan sebelum 20 minggu dengan gejala perdarahan dan keluarnya daging. Kehamilan ektopik terjadi di luar rahim dengan gejala nyeri perut dan perdarahan. Mola hidatidosa adalah tumor janin dengan gejala perdarahan dan keluarnya gumpalan
Dokumen tersebut membahas tentang hipertensi pada kehamilan yang mencakup definisi, gejala, faktor risiko, penatalaksanaan preeklampsia ringan dan berat, eklampsia, serta komplikasi pasca persalinan seperti subinvolusi dan infeksi jalan lahir beserta penanganannya.
Preeklampsia dan eklampsia adalah penyakit kehamilan yang ditandai dengan hipertensi, edema, dan proteinuria. Preeklampsia dapat berkembang menjadi eklampsia yang ditandai dengan kejang. Penatalaksanaannya meliputi pengobatan, pengakhiran kehamilan, serta pencegahan komplikasi melalui diet dan pola hidup sehat.
Dokumen tersebut membahas berbagai keadaan kegawatdaruratan dalam bidang obstetri dan ginekologi seperti perdarahan, hipertensi dalam kehamilan, distosia bahu, dan ruptur uteri. Prinsip penanganannya meliputi resusitasi, penatalaksanaan definitif seperti operasi atau obat, serta rujukan ke fasilitas kesehatan lebih lanjut bila diperlukan.
Dokumen tersebut membahas berbagai komplikasi kehamilan lanjut, termasuk perdarahan, plasenta previa, solusio plasenta, ruptur uteri, preeklampsia, eklampsia, kehamilan ganda, dan partus lama. Komplikasi-komplikasi ini dapat berbahaya bagi ibu dan janin jika tidak ditangani dengan tepat.
Dalam Kursus Persiapan Perkawinan Katolik, pihak kesehatan diberikan kesempatan untuk menyampaikan materi terkait kesehatan bagi pasangan calon pengantin, maka disini kami mengambil bagian dengan membagikan materi tentang kesehatan reproduksi, mempersiapkan kehamilan yang sehat, dll.
Sangat berterima kasih, karena dengan ini, gereja pun menjadi stakeholder kesehatan, dan akan semakin banyak calon pengantin yang terpapar dengan ilmu tentang hubungan pasangan yang sehat, dll.
Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu selama kehamilan mencakup pemeriksaan fisik, laboratorium, dan intervensi sesuai risiko. Pemeriksaan antenatal minimal 1 kali tiap trimester dan meliputi 10 aspek: status gizi, tekanan darah, denyut jantung janin, posisi janin, tinggi fundus, berat dan tinggi badan, tablet besi, vaksin TT, tes PMS, dan tatalaksana kasus. Tujuannya untuk memantau kesehat
Dokumen tersebut membahas tentang tiga jenis pendarahan pada kehamilan muda, yaitu abortus, kehamilan ektopik, dan mola hidatidosa. Abortus adalah berakhirnya kehamilan sebelum 20 minggu dengan gejala perdarahan dan keluarnya daging. Kehamilan ektopik terjadi di luar rahim dengan gejala nyeri perut dan perdarahan. Mola hidatidosa adalah tumor janin dengan gejala perdarahan dan keluarnya gumpalan
Dokumen tersebut membahas tentang hipertensi pada kehamilan yang mencakup definisi, gejala, faktor risiko, penatalaksanaan preeklampsia ringan dan berat, eklampsia, serta komplikasi pasca persalinan seperti subinvolusi dan infeksi jalan lahir beserta penanganannya.
Preeklampsia dan eklampsia adalah penyakit kehamilan yang ditandai dengan hipertensi, edema, dan proteinuria. Preeklampsia dapat berkembang menjadi eklampsia yang ditandai dengan kejang. Penatalaksanaannya meliputi pengobatan, pengakhiran kehamilan, serta pencegahan komplikasi melalui diet dan pola hidup sehat.
Dokumen tersebut membahas berbagai keadaan kegawatdaruratan dalam bidang obstetri dan ginekologi seperti perdarahan, hipertensi dalam kehamilan, distosia bahu, dan ruptur uteri. Prinsip penanganannya meliputi resusitasi, penatalaksanaan definitif seperti operasi atau obat, serta rujukan ke fasilitas kesehatan lebih lanjut bila diperlukan.
Dokumen tersebut membahas berbagai komplikasi kehamilan lanjut, termasuk perdarahan, plasenta previa, solusio plasenta, ruptur uteri, preeklampsia, eklampsia, kehamilan ganda, dan partus lama. Komplikasi-komplikasi ini dapat berbahaya bagi ibu dan janin jika tidak ditangani dengan tepat.
Dalam Kursus Persiapan Perkawinan Katolik, pihak kesehatan diberikan kesempatan untuk menyampaikan materi terkait kesehatan bagi pasangan calon pengantin, maka disini kami mengambil bagian dengan membagikan materi tentang kesehatan reproduksi, mempersiapkan kehamilan yang sehat, dll.
Sangat berterima kasih, karena dengan ini, gereja pun menjadi stakeholder kesehatan, dan akan semakin banyak calon pengantin yang terpapar dengan ilmu tentang hubungan pasangan yang sehat, dll.
Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu selama kehamilan mencakup pemeriksaan fisik, laboratorium, dan intervensi sesuai risiko. Pemeriksaan antenatal minimal 1 kali tiap trimester dan meliputi 10 aspek: status gizi, tekanan darah, denyut jantung janin, posisi janin, tinggi fundus, berat dan tinggi badan, tablet besi, vaksin TT, tes PMS, dan tatalaksana kasus. Tujuannya untuk memantau kesehat
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
3. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian
tanda bahaya kehamilan dengan benar
Mahasiswa mampu menyebutkan tanda
bahaya kehamilan trimester I, II dan III
dengan benar
Mahasiswa mampu menjelaskan
penatalaksanaan tanda bahaya kehamilan
dengan benar
Mahasiswa mampu menyebutkan komplikasi
tanda bahaya kehamilan dengan benar
4. tanda -tanda yang mengindikasikan adanya
bahaya yang dapat terjadi selama
kehamilan/periode antenatal, yang apabila
tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa
menyebabkan kematian ibu maupun janin
5. Perdarahan pervaginam / Perdarahan dari
jalan lahir
Abortus
Kehamilan ektopik
Molahydatidosa (hamil anggur)
6. Penanganan Komplikasi
Makan sedikit tapi sering
Hindari makanan yang berlemak
Jaga masukan cairan, karena
cairan lebih mudah ditolelir dari
pada makanan padat.
Selingi makanan berkuah dengan
makanan kering.
Hindari hal hal yang memicu
mual, seperti bau, gerakan atau
bunyi
Istirahat cukup
Hindari hal hal yang membuat
Anda berkeringat atau
kepanasan, yang dapat memicu
rasa mual
Perdarahan pada retina
7. Penanganan Komplikasi
Jika ibu tidak sadar atau
kejang, segera mobilisasi
seluruh tenaga yang ada
dan siapkan fasilitas
tindakan gawat daruratan.
Segera lakukan observasi
terhadap keadaan umum
termasuk tanda vital (nadi,
tekanan darah, dan
pernafasan) sambil mencari
riwayat penyakit sekarang
dan terdahulu dari pasien
dan keluarganya
kejang maternal,
stroke,
koagulopati dan
kematian.
8. Penanganan Komplikasi
Lakukan segera
pemeriksaan umum
meliputi tanda vital (nadi,
tensi, respirasi, suhu)
Jika dicurigai syok, mulai
pengobatan sekalipun
gejala syok tidak jelas,
waspada dan evaluasi
ketat karena keadaan
dapat memburuk dengan
cepat.
Jika ada syok segera
terapi dengan baik
kehamilan ektopik,
pre-eklampsia,
persalinan
premature, solusio
plasenta, abortus, rup
tur uteri imminens
9. Penanganan Komplikasi
Demam tinggi dapat
ditangani dengan:
istirahat baring,
minum banyak,
kompres untuk
menurunkan suhu
sistitis (infeksi
kandung kencing),
pielonefritis Akut
(infeksi saluran kemih
atas).
10. Penanganan Komplikasi
Istirahat cukup
Mengatur diet, yaitu
meningkatkan konsumsi
makanan yang
mengandung protein dan
mengurangi makanan yang
mengandung karbohidrat
serta lemak.
Kalau keadaan memburuk
namun memungkinkan
dokter akan
mempertimbangkan untuk
segera melahirkan bayi
demi keselamatan ibu dan
bayi
Keracunan kehamilan
Bengkak Pada Wajah, Kaki dan Tangan
11. Penanganan Komplikasi
Konfirmasi usia
kehamilan, kalau ada
dengan USG
Dilakukan pemeriksaan
inspekulo (dengan
speculum DTT) untuk
menilai cairan yang
keluar (jumlah, warna,
bau) dan membedakan
dengan urin.
Mengobservasi tanda
tanda inpartu
Perdarahan
pervaginam dengan
nyeri perut, pikirkan
solusio plasenta
Tanda-tanda infeksi
(demam, cairan vagina
berbau)
Jika terdapat his dan
darah lendir,
kemungkinan terjadi
persalinan preterm
13. Penanganan Komplikasi
Jika tidak sadar atau
kejang. Segera dilakukan
mobilisasi seluruh tenaga
yang ada dan
menyiapkan fasilitas
tindakan gawat darurat.
Segera dilakukan
penilaian terhadap
keadaan umum termasuk
tanda tanda vital sambil
menanyakan riwayat
penyakit sekarang dan
terdahulu dari pasien
atau keluarganya.
Kejang
Eklamsia
Penglihatan Kabur
14. Penanganan Komplikasi
Memberikan dukungan
emosional pada ibu
Menilai denyut jantung
janin (DJJ)
Komplikasi yang timbul
adalah IUFD dan featal
distress.
15. Penanganan Komplikasi
Baringkan pada sisi kiri
tempat tidur arah kepala
ditinggikan sedikit untuk
mengurangi
kemungkinan aspirasi
secret, muntahan atau
darah
Bebaskan jalan nafas
Hindari jatuhnya pasien
dari tempat tidur
Lakukan pengawasan
ketat
syok, eklamsia,
hipertensi, proteinuria
17. Tanda bahaya TM I:
Perdarahan pervaginam
Mual muntah berlebihan
Sakit kepala yang hebat
Nyeri perut yang hebat
Demam tinggi
Tanda bahaya TM II:
Bengkak pada wajah, kaki dan tangan
Keluar air ketuban sebelum waktunya
Perdarahan
Pusing yang hebat
Gerakan janin berkurang
Tanda bahaya TM III
Penglihatan kabur
Gerakan janin berkurang
Kejang
Demam tinggi
Bengkak pada wajah, kaki dan tangan
18. Syafrudin, dan Hamidah. (2009). Kebidanan
Komunitas. Jakarta: EGC
Morgan, G. (2009). Obstetri dan Ginekologi-
panduan praktik. Jakarta: EGC