Novel ini menceritakan perjalanan spiritual tokoh utama bernama Iqbal yang jatuh cinta pada Zaenab di pesantren. Iqbal berjuang memahami Islam melalui hati daripada hanya melalui ritual. Dia juga terlibat cinta segitiga dengan Priscillia dan gadis lain. Novel ini menggambarkan pergolakan antara cinta dan iman serta tradisi dalam masyarakat modern.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
Syahadat cinta
1. Syahadat Cinta
Pengarang : Taufiqurrahman al-Azizy
Penerbit : PTS Litera Sdn Bhd
Harga : RM31.90
ISBN : 978-983-3892-07-5
Sinopsis
Sangat menggetarkan bertemu pemuda metropolis yang memiliki cinta dari sumber
hati, bukan nafsu, mentafakuri perjalanan cintanya kepada sang Ilahi melalui wajah
kekasih. Membaca novel ini membawa kita kepada pesona Islam yang tidak ekstrim.
Sungguh, selalu ada keindahan di setiap lembarnya.
- K.H Muchotob Hamzah, M.M, Wakil Rektor III Universitas Sains al-Quran
(UNISIQ) Jateng dan pengasuh Ponpes Al-Asy’ariyyah Kalibeber Wonosobo
Saya jarang membaca novel sebab ia hanya bersifat fiksyen (rekaan) belaka, apalagi
novel-novel popular. Tetapi, setelah membaca novel ini, anggapan tersebut hilang.
Bagus sekali dan sayang untuk disudahkan.
- Habib Muhsin al-Maulahela, pengamal spiritual di Banjarnegara
Ini kisah cinta dan agama. Keduanya bergolak di relung terdalam perasaan dan hati
anak muda kota, dalam budaya dan tradisi yang terus bergerak dan kadang kala
penuh ketegangan. Mencari cinta dan agama; menerusi novel ini, Taufiqurrahman al-
Azizy mengolah gesekan-gesekan cinta dan pergolakan pemikiran Islam dengan latar
pesantren (sekolah pondok) yang kian mempesona dalam sastera Indonesia yang
mutakhir.
- Jamal D.Rahman, Pemred Majalah Sastra Horison Jakarta
“Mahukah kamu menciumku?”
“Masya-Allah, kenapa?”
“Sebab ciuman adalah bukti kewujudan cinta. Kamu terpikat kepadaku kerana wajah
ini, maka dia meminta bibirku untuk kamu cium. Jika hati yang membawa cintamu
kepadaku, maka kamu pun harus mencium hatiku. Pilih mana?”
***
Itulah petikan perbualan antara Iqbal, tokoh utama dalam novel ini, dan Zaenab, gadis
yang merupakan perwujudan dari jamaliah Ilahi. Sebagai pemuda metropolis, Iqbal
2. berjuang mengakhiri masa lalunya yang kelam, dan secercah cahaya Ilahi memasuki
relung-relung hatinya, dan membawanya ke alam pesantren.
Tetapi ternyata, perjalanan ini memunculkan amuk pergolakan di dalam hatinya. Baru
sahaja dia mulai belajar berwuduk, membaca al-Quran dan bersembahyang, tetapi dia
terpelanting ke lembah perdebatan, yang pada lahirnya memang dengan sahabat-
sahabat senterinya, tetapi pada hakikatnya adalah antara Iqbal dengan dirinya sendiri.
Baginya, hatilah yang perlu mendapat cahaya Islam, menerangi jiwa. Iqbal berusaha
memasuki Islam melalui jalur hatinya, dan ternyata jalur itu membawa bersama benih-
benih cinta kepada Zaenab, seorang santeriwati di pesantren itu. Tetapi, masih ada dua
gadis lain sedang menunggu cintanya: Priscillia, seorang gadis dari keluarga Kristian
yang taat dan mendapat berbagai kekerasan dari keluarga dan sahabat-sahabatnya
kerana telah memilih memasuki hidayah Islam; sedang gadis yang seorang lagi adalah
pelajar sebuah SMA yang dipaksa menikahi orang yang tidak dicintainya, bahkan
tidak dikenalnya. Iqbal justeru banyak belajar tentang keagungan Islam dari sebuah
keluarga pengemis yang menumpangkannya di teratak mereka ketika dia lari dari
pesantren kerana perseteruan-perseteruan fahaman agama yang sangat tajam.
Novel spiritual ini menjadi kesaksian (syahadat) perjalanan cinta seorang anak kota
dalam tempias wajah Ilahiyah yang sarat aroma spiritual dan pertarungan ragam
tradisi.