Artikel ini membahas tentang pentingnya melakukan kampanye di media sosial untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental pada remaja. Penggunaan media sosial yang berlebihan dapat menyebabkan gangguan mental pada remaja, seperti depresi dan rendahnya self-esteem. Kampanye daring melalui foto dan video dapat menyebarkan informasi secara luas dan mudah dipahami remaja untuk mendorong peningkatan kesadaran
Media sosial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pembentukan kesadaran sosial di kalangan belia. Namun, penggunaan yang tidak bertanggungjawab dapat menyebabkan penyebaran informasi palsu dan konten-konten negatif yang berpotensi merusak. Oleh karena itu, diperlukan upaya peningkatan kesadaran dan pengawasan yang lebih ketat untuk memaksimalkan manfaat media sosial bagi pembangunan belia
Review Jurnal: Does Time Spent Using Social Media Impact Mental Health?: An E...Wajoku Digital Library
The rise of the use of social media has become part of the development of adolescent life. Many people say that the massive use of social media affects the mental health of adolescents. Even so, there is no research that conclusively states that various adolescent mental health problems are caused entirely by social media use. This is mainly because the research conducted is still cross-sectional in nature and ignores long-term changes so that many factors can influence simultaneously. This paper reviews a scientific article entitled: Does Time Spent Using Social Media Impact Mental Health?: An Eight-Year Longitudinal Study (Coyne, Rogers, Zurcher, Stockdale, & Booth, 2020). This study tries to investigate over a long period of time, whether the use of social media affects mental health in adolescents? Or is there something else that is the real cause? And how should the use of social media not harm teenagers?
Kajian ini membahas kampanye pengurangan stigma dan diskriminasi terhadap orang dengan HIV/AIDS (ODHA) melalui perspektif agama. Peneliti akan mengkaji pandangan agama mengenai stigma dan diskriminasi, serta merancang kampanye persuasif yang melibatkan tokoh agama untuk mengubah paradigma masyarakat. Tujuannya adalah merumuskan kampanye efektif, mengubah pandangan masyarakat, serta menghilangkan stigma dan diskriminasi agar h
Dampak rendahnya literasi penggunaan media sosial pada generasi baby boomer RegitaWyartiningtyaz
Generasi tua cenderung kesulitan menyerap informasi baru dari media sosial sehingga mudah percaya berita hoaks, seperti yang terjadi pada seorang kakek yang meminum minyak kayu putih untuk mengobati batuknya akibat berita di WhatsApp tanpa konfirmasi, menimbulkan konflik dengan anaknya.
Media sosial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pembentukan kesadaran sosial di kalangan belia. Namun, penggunaan yang tidak bertanggungjawab dapat menyebabkan penyebaran informasi palsu dan konten-konten negatif yang berpotensi merusak. Oleh karena itu, diperlukan upaya peningkatan kesadaran dan pengawasan yang lebih ketat untuk memaksimalkan manfaat media sosial bagi pembangunan belia
Review Jurnal: Does Time Spent Using Social Media Impact Mental Health?: An E...Wajoku Digital Library
The rise of the use of social media has become part of the development of adolescent life. Many people say that the massive use of social media affects the mental health of adolescents. Even so, there is no research that conclusively states that various adolescent mental health problems are caused entirely by social media use. This is mainly because the research conducted is still cross-sectional in nature and ignores long-term changes so that many factors can influence simultaneously. This paper reviews a scientific article entitled: Does Time Spent Using Social Media Impact Mental Health?: An Eight-Year Longitudinal Study (Coyne, Rogers, Zurcher, Stockdale, & Booth, 2020). This study tries to investigate over a long period of time, whether the use of social media affects mental health in adolescents? Or is there something else that is the real cause? And how should the use of social media not harm teenagers?
Kajian ini membahas kampanye pengurangan stigma dan diskriminasi terhadap orang dengan HIV/AIDS (ODHA) melalui perspektif agama. Peneliti akan mengkaji pandangan agama mengenai stigma dan diskriminasi, serta merancang kampanye persuasif yang melibatkan tokoh agama untuk mengubah paradigma masyarakat. Tujuannya adalah merumuskan kampanye efektif, mengubah pandangan masyarakat, serta menghilangkan stigma dan diskriminasi agar h
Dampak rendahnya literasi penggunaan media sosial pada generasi baby boomer RegitaWyartiningtyaz
Generasi tua cenderung kesulitan menyerap informasi baru dari media sosial sehingga mudah percaya berita hoaks, seperti yang terjadi pada seorang kakek yang meminum minyak kayu putih untuk mengobati batuknya akibat berita di WhatsApp tanpa konfirmasi, menimbulkan konflik dengan anaknya.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang strategi komunikasi petugas kesehatan melawan berita hoax dalam pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Kabupaten Ajung Jember.
2. Ada dua permasalahan utama yaitu strategi komunikasi petugas kesehatan melawan berita hoax dan penyebab masyarakat tidak antusias mengikuti vaksinasi Covid-19.
3. Petugas kesehatan melak
Dunia maya; Informasi Sampah dan Alat PropagandaLSP3I
Dokumen tersebut membahas tentang informasi sampah dan propaganda yang marak di media sosial Indonesia. Konten negatif seperti berita bohong, ujaran kebencian, dan isu SARA digunakan oleh beberapa pihak untuk memengaruhi pengguna media sosial. Influencer dan akun palsu juga turut memperparah masalah ini dengan menyebarkan informasi yang belum terverifikasi.
filsafat komunikasi ppt [Autosaved].pptxEkoPurnomo80
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak penggunaan media sosial terhadap kesehatan mental selama pandemi Covid-19. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara paparan media sosial dan tingkat kesehatan mental. Namun demikian, peneliti menyarankan agar pengguna media sosial tetap bijak dalam menggunakannya."
Dokumen tersebut membahas tentang cabaran terhadap keharmonian masyarakat akibat penggunaan media sosial yang tidak bertanggungjawab. Media sosial memudahkan penyebaran informasi namun juga menimbulkan berbagai masalah sosial seperti ketagihan, isolasi diri, gangguan mental, penipuan, provokasi, dan ancaman keamanan siber. Untuk mengatasi cabaran ini diperlukan kerja sama dari berbagai pihak termasuk pengguna
Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan media massa dan sosial media saat ini. Media massa memiliki empat fungsi sosial yaitu surveillance, social correlation, socialization, dan entertainment. Sosial media seperti Facebook dan Twitter semakin populer dan telah mengubah pola penyebaran informasi. Media massa dan sosial media memiliki pengaruh besar dalam mempengaruhi pendapat publik. Kampanye Obama menggunakan sosial media untuk mempengaruhi pendapat publik.
KONTROL KONSUMSI MEDIA PADA ANAK-ANAK DI INDONESIA DALAM MENGHADAPI DAMPAK NE...Alvin Agustino Saputra
Makalah ini membahas tentang kontrol konsumsi media pada anak-anak di Indonesia khususnya media layar kaca. Media layar kaca memiliki dampak positif dan negatif bagi anak, namun dampak negatif lebih dominan. Anak rentan terpengaruh oleh media layar kaca karena belum bisa berpikir kritis. Orang tua perlu mengontrol konsumsi media anak melalui diet media dan pendampingan untuk mengurangi dampak negatifnya.
Humas merupakan ilmu pengetahuan yang masih relatif baru di Indonesia namun telah mengalami perkembangan yang pesat. Tujuan utama humas antara lain membangun citra positif organisasi, menciptakan saling pengertian dengan publik, serta mendukung kegiatan pemasaran.
Konseling kelompok dengan teknik self kontrol diujicobakan untuk mengurangi sifat narsis pada remaja pengguna Instagram. Remaja cenderung narsis untuk mendapat perhatian lewat postingan mereka. Konseling kelompok diharapkan membantu remaja mengontrol diri sehingga postingan sesuai norma dan tidak impulsif.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang strategi komunikasi petugas kesehatan melawan berita hoax dalam pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Kabupaten Ajung Jember.
2. Ada dua permasalahan utama yaitu strategi komunikasi petugas kesehatan melawan berita hoax dan penyebab masyarakat tidak antusias mengikuti vaksinasi Covid-19.
3. Petugas kesehatan melak
Dunia maya; Informasi Sampah dan Alat PropagandaLSP3I
Dokumen tersebut membahas tentang informasi sampah dan propaganda yang marak di media sosial Indonesia. Konten negatif seperti berita bohong, ujaran kebencian, dan isu SARA digunakan oleh beberapa pihak untuk memengaruhi pengguna media sosial. Influencer dan akun palsu juga turut memperparah masalah ini dengan menyebarkan informasi yang belum terverifikasi.
filsafat komunikasi ppt [Autosaved].pptxEkoPurnomo80
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak penggunaan media sosial terhadap kesehatan mental selama pandemi Covid-19. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara paparan media sosial dan tingkat kesehatan mental. Namun demikian, peneliti menyarankan agar pengguna media sosial tetap bijak dalam menggunakannya."
Dokumen tersebut membahas tentang cabaran terhadap keharmonian masyarakat akibat penggunaan media sosial yang tidak bertanggungjawab. Media sosial memudahkan penyebaran informasi namun juga menimbulkan berbagai masalah sosial seperti ketagihan, isolasi diri, gangguan mental, penipuan, provokasi, dan ancaman keamanan siber. Untuk mengatasi cabaran ini diperlukan kerja sama dari berbagai pihak termasuk pengguna
Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan media massa dan sosial media saat ini. Media massa memiliki empat fungsi sosial yaitu surveillance, social correlation, socialization, dan entertainment. Sosial media seperti Facebook dan Twitter semakin populer dan telah mengubah pola penyebaran informasi. Media massa dan sosial media memiliki pengaruh besar dalam mempengaruhi pendapat publik. Kampanye Obama menggunakan sosial media untuk mempengaruhi pendapat publik.
KONTROL KONSUMSI MEDIA PADA ANAK-ANAK DI INDONESIA DALAM MENGHADAPI DAMPAK NE...Alvin Agustino Saputra
Makalah ini membahas tentang kontrol konsumsi media pada anak-anak di Indonesia khususnya media layar kaca. Media layar kaca memiliki dampak positif dan negatif bagi anak, namun dampak negatif lebih dominan. Anak rentan terpengaruh oleh media layar kaca karena belum bisa berpikir kritis. Orang tua perlu mengontrol konsumsi media anak melalui diet media dan pendampingan untuk mengurangi dampak negatifnya.
Humas merupakan ilmu pengetahuan yang masih relatif baru di Indonesia namun telah mengalami perkembangan yang pesat. Tujuan utama humas antara lain membangun citra positif organisasi, menciptakan saling pengertian dengan publik, serta mendukung kegiatan pemasaran.
Konseling kelompok dengan teknik self kontrol diujicobakan untuk mengurangi sifat narsis pada remaja pengguna Instagram. Remaja cenderung narsis untuk mendapat perhatian lewat postingan mereka. Konseling kelompok diharapkan membantu remaja mengontrol diri sehingga postingan sesuai norma dan tidak impulsif.
Similar to SOSIAL MEDIA CAMPAIGN WUJUD KEPEDULIAN MENANGGULANGI MENTAL HEALTH PADA REMAJA (20)
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
SOSIAL MEDIA CAMPAIGN WUJUD KEPEDULIAN MENANGGULANGI MENTAL HEALTH PADA REMAJA
1. SOCIAL MEDIA CAMPAIGN WUJUD KEPEDULIAN MENANGGULANGI MENTAL
HEALTH PADA REMAJA
Oleh :
Erryka Yusnita Rahmadani
Putri Ayu Mei Andini
errykayusuf@student.ub.ac.id
Universitas Brawijaya
Abstrak : Penelitian menunjukkan bahwa media sosial sangat erat hubungannya dengan remaja,
apalagi penggunaan internet merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari. Tetapi, penggunaan
media sosial yang tidak bijak dapat meningkatkan risiko gangguan mental terutama pada remaja.
Oleh karena itu, diperlukan sebuah pemahaman mengenai pentingnya kesehatan mental dan cara
penggunaan media sosial yang baik. Penyebaran informasi tersebut dilakukan adalah dengan
memanfaatkan media sosial sebagai sarana komunikasi dan edukasi, salah satu metode penyebaran
gagasan adalah kampanye. Kampanye daring dapat berupa foto atau video penjelasan pada media
sosial yang menyajikan informasi visual maupun audio yang mudah diakses dan dipahami. Tujuan
dari penyebaran foto atau video tersebut agar para remaja membaca dan memahami pesan yang
terkandung sehingga mereka bisa menjadikan informasi tersebut sebagai motivasi dan semangat
untuk meningkatkan kualitas kesehatan mental.
Kata Kunci : Media Sosial, Kesehatan Mental, Kampanye
Di era digital, penggunaan internet merupakan suatu hal yang tidak bisa dihindari.
Khususnya media sosial yang saat ini seakan tidak bisa dipisahkan dari kehidupan remaja. Remaja
menjadikan media sosial sebagai wadah mereka untuk mengekspresikan setiap perasaan yang
mereka rasakan, mengabadikan momen yang sedang dialami, atau hanya sekedar membagikan
foto dan video diri mereka. Media sosial yang memiliki akses yang tak terbatas dalam penyajian
kontennya sering menjadi inspirasi dalam berkreasi. Dalam bermedia sosial tidak jarang remaja
merasa minder dengan apa yang disajikan oleh orang lain dalam konten medsosnya bahkan ada
juga yang langsung memberi komentar bernada miring yang menyinggung bagi creator. Hal yang
seperti itu secara tidak langsung akan berpengaruh ke kesehatan mental para remaja. Gangguan
kesehatan mental yang bisa muncul dapat kecemasan, depresi, gangguan tidur, rendahnya self-
esteem, dan body image.
Penelitian yang dilakukan oleh Pew Research Center, media sosial sangat erat
hubungannya dengan kehidupan remaja. Selain memberi dampak positif,di sisi lain, media sosial
tentunya memiliki dampak negatif pada remaja termasuk gangguan mental. National Institute of
Mental Health melaporkan bahwa penggunaan media sosial dapat meningkatkan risiko gangguan
mental pada remaja usia 18 hingga 25 tahun. Menurut data yang dimuat dalam laman dettik.com
per Januari 2021 sebanyak 30,7% hasil dari total 170 juta pengguna media sosial aktif di Indonesia
2. dengan rentang usia remaja 18-24 tahun. Dari banyaknya pengguna media sosial usia remaja di
Indonesia masih sedikit yang menyadari tentang dampak media sosial yang berpengaruh terhadap
kesehatan mental.
Dilansir dari Medical News Today, seiring dengan perkembangan media sosial, semakin
banyak orang yang mulai menggunakannya sebagai sumber berita. Karena pandemi COVID-19
muncul baru-baru ini, para ilmuwan baru mulai memahami peran media sosial terhadap kesehatan
mental pengguna. Misalnya, menggunakan kuesioner, para peneliti di Cina mewawancarai 512
mahasiswa dari 24 Maret hingga 1 April 2020, untuk menentukan apakah media sosial
membahayakan kesehatan mental selama pandemi COVID-19. Hasil menunjukkan hubungan
antara penggunaan media sosial yang lebih tinggi dan peningkatan risiko depresi.
Menurut Van Dijk (2013) (Fuchs dalam Nasrullah, 2015:11), media sosial merupakan
media yang berfokus kepada eksistensi penggunanya untuk mewadahi mereka dalam beraktivitas
maupun berkolaborasi. Maka dari itu, media sosial sebagai perantara online yang menguatkan
hubungan tiap-tiap pengguna sekaligus sebagai sebuah ikatan sosial. Namun, para pengguna media
sosial yang diberi label netizen sebagian darinya menggunakan media sosial tidak dengan bijak.
Mereka menganggap media sosial adalah ruang yang bebas bagi mereka untuk menyuarakan
opininya sehingga mereka bertindak tidak bijak dengan mengkritisi postingan seseorang yang bagi
menurut mereka tidak sejalan dengan pendapatnya.
Media sosial adalah platform yang mempertemukan banyak orang yang memiliki
pemikiran tersendiri dalam menyikapi konten yang disuguhkan. Dengan bermedia sosial kita akan
menemukan bermacam-macam hal yang ada mulai dari prestasi yang membuat iri hingga
kontroversi yang menimbulkan banyak hujatan dari para netizen. Maka dari itu, agar bisa bermedia
sosial secara positif sebaiknya menggunakan platform ini secukupnya dan pandai memilah konten
yang dikonsumsi.
Sebagai contoh kasus yang juga cukup menggegerkan di jagat maya adalah berita tentang
kematian artis cantik dari Korea Selatan, Sulli. Dengan nama lengkap Choi Jinri tersebut
ditemukan tewas bunuh diri di rumahnya yang terletak di Kawasan Seongnam pada tanggal 14
Oktober 2019. Dilansir dari CNBC indonesia, Sulli, yang memulai debutnya sebagai salah satu
anggota grup vokal f(x), menangguhkan kariernya pada tahun 2014 di grup vokal tersebut setelah
mengalami serangan komentar dan rumor miring yang berbahaya dari warganet Korea Selatan.
Berita ini langsung menjadi bahan perbincangan di negara asal gadis berusia 25 tahun tersebut
tetapi juga di seluruh dunia. Tak hanya para penggemar K-Pop yang merasa prihatin, tetapi juga
semua orang yang menyaksikan berita tersebut merasakan duka yang mendalam. Hal ini
membuktikan bahwa depresi dan tekanan yang berkepanjangan dari lingkungan sekitar amatlah
berdampak buruk bagi kesehatan mental seseorang
Selain membatasi diri untuk mengakses media sosial secara berlebihan dan memfilter
konten yang dikonsumsi, perlu adanya langkah tambahan dari luar untuk menjangkau remaja
dengan gangguan kesehatan mental maupun remaja yang rentan terkena gangguan kesehatan
mental. Tindakan kampanye di sosial media atau yang lebih dikenal dengan social media
campaign adalah suatu bentuk kepedulian sosial dengan menyuarakan semangat maupun
3. keresahan terkait dengan topik kesehatan mental sehingga nantinya muncul kesadaran dari setiap
pengguna media sosial. Dengan menjalankan kampanye media sosial maka akan menjangkau
banyak remaja pengguna aktif medsos, bentuk kampanye yang efektif dan efisien karena
dilaksanakan secara online, dan bentuk kampanye yang terukur dan terkontrol. Harapannya setelah
digalakkan kegiatan ini kewaspadaan netizen terkait kesehatan mental akibat penggunaan media
sosial bisa meningkat.
Berdasarkan uraian singkat di atas, artikel ini difokuskan pada pemahaman dan
pengetahuan mengenai pentingnya kesehatan mental dan penggunaan media sosial yang sehat di
kalangan remaja. Adapun tujuan dari penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui cara
merancang online campaign sebagai wujud kepedulian terhadap kesehatan mental remaja.
KESEHATAN MENTAL PADA REMAJA
Kesehatan mental didefinisikan sebagai suatu kondisi di mana seseorang menyadari
kemampuannya, menghadapi tekanan normal dalam kehidupan sehari-hari, bekerja secara
produktif, dan secara aktif berkontribusi pada lingkungan (World's Health Organization, 2004).
Isu mengenai kesehatan mental menjadi penting dalam beberapa waktu terakhir. Kesehatan mental
tidak lagi dipandang sebagai masalah sekunder, tetapi dianggap sama pentingnya dengan
kesehatan fisik. Definisi sehat menurut WHO bukan hanya bebas dari penyakit fisik, melainkan
dalam kondisi ketika seseorang dapat mencapai kesejahteraan yaitu secara fisik, mental, maupun
sosial.
Sebuah studi The Global Burden of Disease pada tahun 2015 yang dilakukan oleh IMHE
(The Institute for Health Metrics and Evaluation) mengungkapkan data mengenai peta penyakit di
seluruh dunia. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa 6 dari 20 jenis penyakit yang
dianggap paling berpengaruh menyebabkan disabilitas adalah gangguan mental. Lebih lanjut, pada
studi yang sama diketahui bahwa gangguan depresi berada pada peringkat 9 dari 20 penyakit
utama, apabila dibandingkan dengan penyakit menular dan penyakit tidak menular (Ridlo, I.A. &
Zein, 2018). Data tersebut secara tidak langsung menunjukkan bahwa banyaknya orang yang
menderita gangguan jiwa.
Belakangan ini, penyakit gangguan mental seringkali dikaitkan dengan penggunaan media
sosial. Penggunaan media sosial yang berlebihan menjadi perhatian para orangtua, peneliti, dan
masyarakat. Media sosial menjadi bentuk komunikasi primer dan menyediakan berbagai platform
yang bervariasi seperti Facebook, Instagram, Twitter, Youtube, dan sebagainya. Situs-situs
tersebut semakin berkembang dan bertindak sebagai portal yang mudah digunakan untuk saling
berinteraksi dan juga untuk hiburan. Penggunaan media sosial yang tidak tepat dapat menyebabkan
seseorang mengalami gangguan mental seperti kecemasan, depresi, rendahnya self esteem,
gangguan tidur, dan juga body image. Banyak hasil penelitian yang memfokuskan permasalahan
ini kepada remaja. Hal ini disebabkan karena para remaja merupakan salah satu pengguna aktif
terbesar yang telah menggunakan media sosial sebagai sarana komunikasi yang utama.
Terkait dengan remaja, diketahui bahwa remaja perempuan cenderung memiliki literasi
kesehatan mental yang tinggi daripada dengan laki-laki (Coles, et al., 2016; Furnham, Cook,
4. Martin, & Batey, 2014;Furnham & Lousley, 2013; Gibbons, Thorsteinsson, & Loi, 2015; Melas,
Tartani, Forsner, Edhborg, & Forsell, 2013). Hal ini disebabkan remaja perempuan lebih memiliki
tingkat kesadaran yang tinggi untuk memahami gangguan jiwa.
Tingkat depresi berdasarkan jenis kelamin. Foto : Bipolar Care Indonesia
Remaja perempuan lebih berisiko mengalami gangguan jiwa dibandingkan dengan laki-
laki (Furnham & Lousley, 2013). Berdasarkan gambar di atas dapat diperoleh informasi bahwa
depresi ini sendiri kerap kali dijumpai pada perempuan (5.1%) dibanding laki-laki(3.6%) (WHO
2015). Selain itu, remaja saat ini sangat didukung oleh mudahnya akses informasi yang mudah
melalui teknologi, yaitu internet. Bahkan, Tapscott (2009) menggunakan istilah net generation,
untuk menggambarkan bahwa remaja saat ini tumbuh dan berkembang seiring dengan
perkembangan teknologi sehingga internet sudah menjadi bagian dari kehidupannya sehari-hari.
Remaja menggunakan internet untuk untuk menjalin relasi dengan orang lain dan juga mencari
informasi. (Burns, Davenport, Durkin, Luscombe, & Hickie, 2010). Melalui internet tersebut,
semestinya juga para remaja mudah untuk mengakses informasi mengenai kesehatan mental.
ONLINE CAMPAIGN WUJUD KEPEDULIAN TERHADAP KESEHATAN MENTAL
REMAJA
Sistem demokrasi di Indonesia memberikan kebebasan berpendapat kepada warganya. Hal
itu mengungkapkan bahwa setiap orang bisa dan memiliki hak untuk menyampaikan gagasan atau
pendapatnya di muka publik. Proses pengkomunikasian itu disebut dengan komunikasi publik
(Bruno, 2019). Seiring dengan perkembangan zaman, masyarakat memiliki media baru dalam
penyampaian pesan. Media sosial muncul sebagai bentuk digital media komunikasi. Dalam hal ini,
masyarakat bebas mengekspresikan pendapatnya dalam suatu forum media sosial yang mana
pendapat tersebut dipublikasikan dan dapat diakses oleh semua orang.
Salah satu metode penyebaran gagasan adalah kampanye. Kampanye merupakan kegiatan
terencana untuk mengomunikasikan gagasan yang bertujuan untuk memberi pengaruh terhadap
khalayak luas yang dilakukan secara berkala dalam kurun waktu tertentu (Rogers dan Storey,
5. 1987). Kampanye menjadi suatu hal yang digunakan sebagai sarana perubahan sosial di
masyarakat. Di masa pandemi seperti sekarang ini, social distancing tidak menjadi hambatan
dalam melakukan kampanye dikarenakan telah tersedia teknologi yang memberi kemudahan untuk
berkomunikasi dan menyebarkan informasi secara online yaitu melalui media sosial.
“WHO mencatat 450 juta orang di dunia menderita gangguan mental, dan hampir 1 juta
orang melakukan bunuh diri setiap tahun” (sumber: Riskesdas). Pernyataan ini menjadi dasar
bahwa kampanye mengenai kesehatan mental penting untuk dilakukan. Ini mengasumsikan bahwa
masalah kesehatan mental penting untuk diperhatikan. Untuk mendapatkan perhatian tersebut,
diperlukan suatu proses komunikasi untuk menyampaikan pesan kepada sasaran komunikasi yaitu
remaja secara keseluruhan guna mencapai efek yang diharapkan, termasuk kewaspadaan terhadap
gangguan mental.
Dalam mengoptimalkan penggunaan media sosial sebagai wadah komunikasi yang dapat
menyebarkan informasi dengan luas muncul gerakan positif dengan istilah online campaign.
Online campaign yaitu kampanye yang dikemas secara daring. Kampanye daring dapat berupa
foto atau video penjelasan pada media sosial yang menyajikan informasi visual maupun audio
yang mudah diakses dan dipahami (Estetika, 2021). Tujuan dari penyebaran foto atau video
tersebut agar para remaja membaca dan memahami pesan yang terkandung sehingga mereka bisa
menjadikan informasi tersebut sebagai motivasi dan semangat untuk meningkatkan kualitas
kesehatan mental.
Kelompok umur pengguna medsos di Indonesia. Foto: We Are Social/Hootsuite
Media sosial merupakan platform yang sangat relevan dalam penyelenggaraan online
campaign terkait penanggulangan mental health pada sasaran remaja karena berdasarkan data yang
dimuat dari lama detik.com sebagian besar pengguna media sosial berusia 18-20 tahun sebanyak
30,7% dari total 170 juta pengguna aktif. Dengan banyaknya target sasaran, online campaign
membawa dampak signifikan pada penyampaian informasi kesehatan mental. Sehingga tujuan
kampanye kesehatan mental untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat umum,
terutama kaum muda yang rentan terhadap masalah kesehatan jiwa serta membantu orang-orang
dengan dukungan sosial kesehatan mental dapat terwujud.
6. PENUTUP
Upaya untuk menanggulangi permasalahan kesehatan mental pada remaja dapat dilakukan
melalui gerakan yang dinamakan online campaign atau kampanye yang dilakukan secara daring
menggunakan perantara media sosial. Media sosial digunakan sebagai sarana kampanye karena
merupakan platform yang paling sering digunakan oleh remaja. Maka dari itu, media sosial
digunakan dengan tujuan agar target sasaran kampanye yaitu remaja terpenuhi.
Kampanye daring dilakukan dengan menyebarkan postingan bernada positif berupa foto
atau video penjelasan pada media sosial yang menyajikan informasi visual maupun audio yang
mudah diakses dan dipahami. Dari penyebaran foto atau video tersebut para remaja akan membaca
dan memahami pesan yang terkandung sehingga mereka bisa menjadikan informasi tersebut
sebagai motivasi dan semangat untuk meningkatkan kualitas kesehatan mental.
Dari perluasan kampanye yang dilakukan, remaja akan lebih memahami dan sadar
bahwasanya tidak hanya kesehatan fisik saja yang perlu dijaga tetapi kesehatan mental juga
penting. Setelah remaja memahami pentingnya mental healt tingkat kewaspadaan akan lebih tinggi
sehingga kualitas kesehatan mental remaja di Indonesia akan terus meningkat.
DAFTAR RUJUKAN
MBP, R.L. and Saputra, W.T., 2020. Penggunaan Media Sosial Sehat Untuk
Mencegah Gangguan Mental. IKRA-ITH ABDIMAS, 3(3), pp.189-197.
Estetika, R.T., 2021. Perancangan Kampanye Daring Untuk Mencegah Glorifikasi
Gangguan Mental d Sosi Mediaial (Doctoral dissertation, Institut Seni
Indonesia Yogyakarta).
Dipraja, U.M., Prabawa, B. and Komariah, S.H., 2018. Perancangan Media Visual
Kampanye Sosial Dukungan Keluarga Untuk Mencegah Depresi Pada Lansia.
eProceedings of Art & Design, 5(3).
Soewito, D.G.B., 2021. Strategi pemasaran sosial Ubah Stigma dalam meningkatkan
kesadaran mengenai isu kesehatan mental pada generasi muda= Ubah
Stigma's social marketing strategy to boost awareness on mental health issue
on the young generation (Doctoral dissertation, Universitas Pelita Harapan).
Estetika, Rantique. 2021. PERANCANGAN KAMPANYE DARING UNTUK MENCEGAH
GLORIFIKASI GANGGUAN MENTAL DI MEDIA SOSIAL. Yogyakarta: UPT
Perpustakaan ISI Yogyakarta.