Dokumen ini berisi tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) pemeriksaan pasien kusta baru di Puskesmas Wongsorej. SOP ini menjelaskan tentang pengertian pemeriksaan pasien kusta baru, tujuan, kebijakan, alat dan bahan yang diperlukan, langkah-langkah pemeriksaan, serta unit terkait yang bekerja sama. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendiagnosa secara tepat pasien kust
Dokumen ini menjelaskan alur pelayanan pasien tuberkulosis di layanan 24 jam Puskesmas Kecamatan Gambir. Alur dimulai dari penjaringan suspek TB, diagnosis dan klasifikasi pasien, pemberian pengobatan sesuai standar, hingga pemantauan pengobatan pasien TB.
SOP ini memberikan pedoman tentang pengelolaan linen di Puskesmas Plaosan, mulai dari verbeden (penggantian linen), proses laundry, hingga pendistribusian linen bersih. SOP ini bertujuan untuk mencegah penyebaran infeksi dengan melakukan pengelolaan linen secara benar menggunakan prosedur kebersihan yang tepat.
1. Dokumen ini menjelaskan alur pelayanan pasien di Puskesmas Kertak Hanyar mulai dari pendaftaran, pelayanan di unit-unit terkait, rujukan, dan pengambilan obat.
2. Terdapat 12 langkah pelayanan yang meliputi pendaftaran, pelayanan di unit sesuai kebutuhan, pemeriksaan penunjang, diagnosis, pemberian resep, rujukan, dan pengambilan obat.
3. Unit-unit terkait bekerja sama d
Dokumen ini berisi tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) pemeriksaan pasien kusta baru di Puskesmas Wongsorej. SOP ini menjelaskan tentang pengertian pemeriksaan pasien kusta baru, tujuan, kebijakan, alat dan bahan yang diperlukan, langkah-langkah pemeriksaan, serta unit terkait yang bekerja sama. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendiagnosa secara tepat pasien kust
Dokumen ini menjelaskan alur pelayanan pasien tuberkulosis di layanan 24 jam Puskesmas Kecamatan Gambir. Alur dimulai dari penjaringan suspek TB, diagnosis dan klasifikasi pasien, pemberian pengobatan sesuai standar, hingga pemantauan pengobatan pasien TB.
SOP ini memberikan pedoman tentang pengelolaan linen di Puskesmas Plaosan, mulai dari verbeden (penggantian linen), proses laundry, hingga pendistribusian linen bersih. SOP ini bertujuan untuk mencegah penyebaran infeksi dengan melakukan pengelolaan linen secara benar menggunakan prosedur kebersihan yang tepat.
1. Dokumen ini menjelaskan alur pelayanan pasien di Puskesmas Kertak Hanyar mulai dari pendaftaran, pelayanan di unit-unit terkait, rujukan, dan pengambilan obat.
2. Terdapat 12 langkah pelayanan yang meliputi pendaftaran, pelayanan di unit sesuai kebutuhan, pemeriksaan penunjang, diagnosis, pemberian resep, rujukan, dan pengambilan obat.
3. Unit-unit terkait bekerja sama d
Keputusan Kepala UPT Puskesmas Sibela membentuk Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi untuk menerapkan protokol kesehatan di puskesmas. Tim ini terdiri dari perwakilan setiap unit dan bertanggung jawab mengendalikan risiko infeksi serta memantau pelaksanaan prosedur kesehatan.
Dokumen ini memberikan panduan langkah-langkah melakukan penjahitan luka pada pasien yang mengalami luka robek, dengan tujuan mencegah infeksi dan membantu proses penyembuhan luka. Langkah-langkahnya meliputi persiapan alat dan bahan, membersihkan luka, memberikan anestesi, menjahit luka dengan benang dan jarum sesuai kebutuhan, membalut luka, serta memberitahu pasien tentang perawatan di rumah.
Dokumen tersebut merupakan instrumen penilaian kinerja kepala Instalasi Pelayanan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit (IPSRS) yang mencakup tiga aspek yaitu perilaku, pengembangan profesionalisme, dan layanan non klinis. Kepala IPSRS dinilai berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan pada masing-masing aspek tersebut. Hasil penilaian akan menentukan kinerja kepala IPSRS apakah baik, cukup
SOP ini menjelaskan tentang monitoring kinerja Puskesmas Harry Porter. SOP ini mendefinisikan monitoring sebagai kegiatan untuk mengikuti pelaksanaan program secara teratur dan berkelanjutan dengan cara mendengar, melihat, dan mencatat perkembangannya. SOP ini juga menjelaskan tujuan, kebijakan, dan langkah-langkah monitoring yang meliputi perencanaan, pelaksanaan monitoring, analisis hasil, dan pembuatan rekomendasi.
Keselamatan pasien merupakan prinsip dasar pelayanan kesehatan yang penting untuk mencegah kejadian tidak diinginkan pada pasien. Dokumen ini membahas berbagai aspek keselamatan pasien mulai dari beban global akibat kejadian tidak aman sampai dengan pentingnya pelaporan insiden untuk meningkatkan mutu pelayanan.
Jadwal audit internal Puskesmas Gorang-Gareng Taji tahun 2018 meliputi audit terhadap seluruh unit kerja puskesmas setiap bulan, mencakup tata usaha, bendahara, farmasi, dan program kesehatan. Audit dilakukan untuk memastikan kepatuhan terhadap standar dan kriteria yang telah ditetapkan. Laporan hasil audit digunakan sebagai bahan evaluasi dan perbaikan berkelanjutan.
Dokumen ini membahas tentang kalibrasi alat medis di Rumah Sakit Prima Pekanbaru. Kalibrasi alat bertujuan untuk menjamin akurasi dan fungsi alat sesuai standar. Prosedur kalibrasi meliputi identifikasi alat yang perlu dikalibrasi, konfirmasi jadwal dengan pihak kalibrator, pelaksanaan kalibrasi, penempelan stiker hasil kalibrasi, dan dilakukan secara berkala setiap satu tahun.
Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Tambakboyo menetapkan jenis-jenis pelayanan yang terdiri dari Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Esensial dan Pengembangan serta Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) yang meliputi 14 poliklinik dan layanan lainnya. Keputusan ini berlaku sejak tanggal 2 Januari 2016.
Dokumen ini menjelaskan standar prosedur operasional penggunaan alat pelindung diri (APD) di RS X. Dokumen ini mendefinisikan APD, tujuan penggunaannya untuk melindungi tenaga kesehatan dan pasien dari transmisi infeksi, serta kebijakan wajib menggunakan APD secara benar. Diberikan pula prosedur penggunaan berbagai APD seperti masker, kacamata, gaun, sarung tangan, penutup kepal
(L amp 1.21) standar pelayanan bangsal penyakit dalamArmin Kobain
(L amp 1.21) standar pelayanan bangsal penyakit dalam
PERWAKO No.50 Tahun 2018 Tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah dr. Abdul Aziz Singkawang
Keputusan Kepala UPT Puskesmas Sibela membentuk Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi untuk menerapkan protokol kesehatan di puskesmas. Tim ini terdiri dari perwakilan setiap unit dan bertanggung jawab mengendalikan risiko infeksi serta memantau pelaksanaan prosedur kesehatan.
Dokumen ini memberikan panduan langkah-langkah melakukan penjahitan luka pada pasien yang mengalami luka robek, dengan tujuan mencegah infeksi dan membantu proses penyembuhan luka. Langkah-langkahnya meliputi persiapan alat dan bahan, membersihkan luka, memberikan anestesi, menjahit luka dengan benang dan jarum sesuai kebutuhan, membalut luka, serta memberitahu pasien tentang perawatan di rumah.
Dokumen tersebut merupakan instrumen penilaian kinerja kepala Instalasi Pelayanan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit (IPSRS) yang mencakup tiga aspek yaitu perilaku, pengembangan profesionalisme, dan layanan non klinis. Kepala IPSRS dinilai berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan pada masing-masing aspek tersebut. Hasil penilaian akan menentukan kinerja kepala IPSRS apakah baik, cukup
SOP ini menjelaskan tentang monitoring kinerja Puskesmas Harry Porter. SOP ini mendefinisikan monitoring sebagai kegiatan untuk mengikuti pelaksanaan program secara teratur dan berkelanjutan dengan cara mendengar, melihat, dan mencatat perkembangannya. SOP ini juga menjelaskan tujuan, kebijakan, dan langkah-langkah monitoring yang meliputi perencanaan, pelaksanaan monitoring, analisis hasil, dan pembuatan rekomendasi.
Keselamatan pasien merupakan prinsip dasar pelayanan kesehatan yang penting untuk mencegah kejadian tidak diinginkan pada pasien. Dokumen ini membahas berbagai aspek keselamatan pasien mulai dari beban global akibat kejadian tidak aman sampai dengan pentingnya pelaporan insiden untuk meningkatkan mutu pelayanan.
Jadwal audit internal Puskesmas Gorang-Gareng Taji tahun 2018 meliputi audit terhadap seluruh unit kerja puskesmas setiap bulan, mencakup tata usaha, bendahara, farmasi, dan program kesehatan. Audit dilakukan untuk memastikan kepatuhan terhadap standar dan kriteria yang telah ditetapkan. Laporan hasil audit digunakan sebagai bahan evaluasi dan perbaikan berkelanjutan.
Dokumen ini membahas tentang kalibrasi alat medis di Rumah Sakit Prima Pekanbaru. Kalibrasi alat bertujuan untuk menjamin akurasi dan fungsi alat sesuai standar. Prosedur kalibrasi meliputi identifikasi alat yang perlu dikalibrasi, konfirmasi jadwal dengan pihak kalibrator, pelaksanaan kalibrasi, penempelan stiker hasil kalibrasi, dan dilakukan secara berkala setiap satu tahun.
Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Tambakboyo menetapkan jenis-jenis pelayanan yang terdiri dari Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Esensial dan Pengembangan serta Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) yang meliputi 14 poliklinik dan layanan lainnya. Keputusan ini berlaku sejak tanggal 2 Januari 2016.
Dokumen ini menjelaskan standar prosedur operasional penggunaan alat pelindung diri (APD) di RS X. Dokumen ini mendefinisikan APD, tujuan penggunaannya untuk melindungi tenaga kesehatan dan pasien dari transmisi infeksi, serta kebijakan wajib menggunakan APD secara benar. Diberikan pula prosedur penggunaan berbagai APD seperti masker, kacamata, gaun, sarung tangan, penutup kepal
(L amp 1.21) standar pelayanan bangsal penyakit dalamArmin Kobain
(L amp 1.21) standar pelayanan bangsal penyakit dalam
PERWAKO No.50 Tahun 2018 Tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah dr. Abdul Aziz Singkawang
Dokumen ini memberikan panduan tentang penatalaksanaan pasien dengan dislipidemia di Puskesmas Titeue. Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan atau penurunan lipid dalam darah. Prosedur penatalaksanaannya meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan kadar kolesterol. Terapi yang diberikan adalah simvastatin dan konseling edukasi.
Dokumen ini memberikan pedoman tentang penatalaksanaan disentri basiler di Puskesmas Titeue. Disentri adalah diare berbahaya yang sering menyebabkan kematian dibandingkan jenis diare lainnya, yang disebabkan oleh bakteri Shigella dan ameba. Pedoman ini menjelaskan prosedur diagnosis dan terapi disentri basiler dengan memberikan fluorokuinolon atau azithromisin. Tujuannya adalah sebagai acuan bagi tenaga medis dalam menangani pasien dise
SOP Pelayanan Medis di Puskesmas Tinondo menjelaskan prosedur pelayanan medis yang dilakukan oleh dokter untuk 144 penyakit yang dapat ditangani di fasilitas kesehatan primer. Prosedur tersebut meliputi pemeriksaan pasien, penetapan diagnosis, pengobatan atau rujukan, serta edukasi kesehatan. SOP ini bertujuan sebagai pedoman kerja bagi dokter dalam memberikan pelayanan klinis sesuai standar di Pus
Dokumen ini memberikan panduan tentang pelaksanaan layanan medis di Puskesmas Abuk. Layanan medis meliputi kajian awal pasien, diagnosis, tindakan medis, terapi, rujukan, pencatatan rekam medis, dan penginputan data ke sistem informasi kesehatan. Langkah-langkah layanan medis harus sesuai dengan standar operasional prosedur dan peraturan keselamatan pasien.
1. IGD memberikan pelayanan kegawatdaruratan untuk menangani kondisi akut dan menyelamatkan nyawa serta merujuk kasus yang tidak dapat ditangani.
2. Terdapat pedoman dan regulasi pelayanan IGD seperti pedoman organisasi, pelayanan, program kerja, indikator mutu, dan struktur organisasi.
3. Terdapat layanan khusus seperti PONEK, penanganan TB, rujukan, dan program gizi.
asuhan keperawatan pada Steven Johnsonpjj_kemenkes
Asuhan keperawatan pada pasien dengan sindrom Stevens Johnson membutuhkan penatalaksanaan yang cepat dan tepat untuk mencegah komplikasi berbahaya. Terapi utama adalah kortikosteroid sistemik dan perawatan luka serta pencegahan infeksi sekunder.
Asuhan Keperawatan Pada Steven Johnson pjj_kemenkes
Asuhan keperawatan pada pasien dengan sindrom Stevens Johnson membutuhkan penatalaksanaan yang cepat dan tepat untuk mencegah komplikasi berbahaya. Terapi utama adalah kortikosteroid sistemik dan perawatan luka serta pencegahan infeksi sekunder.
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxEmohAsJohn
PENGKAJIAN MUSKULOSKELETAL
Gangguan neurologi sangat beragam bentuknya, banyak dari pasien yang menderita gangguan memori dan tidak mampu menjalani aktivitas sehari-hari secara normal. Penyakit-penyakit neurologi kebanyakan memiliki efek melemahkan kehidupan pasien, sehingga memberikan pengobatan neurologis sangat penting bagi kehidupan pasien.
1. PENANGANAN KUSTA
SOP
No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 1-2
Puskesmas
Darit
EDI, S.Tr Gizi
NIP. 19800426 200502 1 001
1. Pengertian Penyakit Kusta adalah penyakit kronik (menular menahun) yang
disebabkan oleh kuman Mycobacterium leprae yang pertama kali
menyerang susunan saraf tepi, selanjutnya menyerang kulit, mukosa
(mulut), saluran pernafasan bagian atas, system retikulo endoterial,
mata, otot, tulang dan testis.
Penderita peyakit kusta menimbulkan gejala yang jelas pada stadium
lanjut dan cukup didiagnosis dengan pemeriksaan fisik tanpa
pemeriksaan pemeriksaan bakteriologi
Ada 3 tanda-tanda utama yang dapat menetapkan diagnosis penyakit
kusta yaitu: lesi (kelainan) kulit yang mati rasa, penebalan saraf tepi
yang disertai gangguan fungsi saraf dan adanya bakteri tahan asam di
dalam kerokan jaringan kulit
Pemeriksaan kerokan hanya dilakukan pada kasus yang meragukan
Apabila ditemukan pada seseorang salah satu tanda-tanda utama
seperti diatas maka orang tersebut dinyatakan penderita kusta
Pelayanan pada pasien memerlukan penanganan, perawatan dan
pengawasan tenaga medis dan paramedic
2. Tujuan 1. Terlaksananya pelayanan pasien kusta sesuai SOP
2. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah melakukan penanganan
atau perawatan sehingga pasien mendapat pelayanan sesuai dengan
yang diharapkan
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Darit Nomor 001/SK/PKM-D/I/2018 tentang
Penanggung Jawab Program di Puskesmas Darit
4. Referensi Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2006) Pedoman Penanganan
Penderita Kusta di Sarana Pelayanan Kesehatan, Dirjen P2PL
2. 5. Prosedur a. Pasien datang mendaftarkan diri di loket pendaftaran
b. Anamnase meliputi: nama, alamat, umur dan keluhan utama
c. Pemeriksaan fisik meliputi: tensi, nadi, suhu POD untuk pasien reaksi
d. Konsul dokter untuk pemberian terapi atau tindakan yang diperlukan
e. Mencatat hasil konsultasi di kartu status pasien
f. Melaksanakan instruksi sesuai advis dokter
g. Melaksanakan tindakan perawatan sesuai dengan keadaan umum
pasien
h. Kerjasama dengan unit pnunjang (laboratorium fisioterapi dan loket
obat)
i. Adapun indikasi pasien MRS:
1. Pasien dengan reaksi berat
2. Pasien dengan luka yang memerlukan perawatan khusus
3. Pasien dengan rencana tindakan operasi
4. Pasien kusta dengan komplikasi
6. Diagram Alir
7. Unit Terkait 1. Poli umum
2. Laboratorium
3. Petugas Loket Obat Puskesmas
4. Rumah Sakit Rujukan
8. Rekaman
Historis
Perubahan
No Yang diubah Isi Perubahan
Tanggal mulai
diberlakukan
Pasien datang &
mendaftar di loket
Anamnase Pemeriksaan
Fisik
Konsul Dokter
Mencatat hasil
konsultasi
Melaksanakan
advis dokter
Melaksanakan
tindakan perawatan
Indikasi pasien
MRS
3. PENANGANAN KUSTA
DAFTAR
TILIK
No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman :
PUSKESMAS
DARIT
EDI, S.Tr Gizi
NIP. 19800426 200502 1 001
Unit :
Petugas :
Pelaksana :
No Prosedur Ada Tidak TB
1. Apakah pasien datang mendaftarkan diri di loket pendaftaran
2. Apakah anamnase meliputi: nama, alamat, umur dan keluhan
utama
3. Apakah pemeriksaan fisik meliputi: tensi, nadi, suhu POD untuk
pasien reaksi
4. Apakah konsul dokter untuk pemberian terapi atau tindakan yang
diperlukan
5. Apakah mencatat hasil konsultasi di kartu status pasien
6. Apakah melaksanakan instruksi sesuai advis dokter
7. Apakah melaksanakan tindakan perawatan sesuai dengan
keadaan umum pasien
8. Apakah kerjasama dengan unit pnunjang (laboratorium fisioterapi
dan loket obat)
9. Apakah adapun indikasi pasien MRS
4. Compliance Rate (CR) = Jumlah Ya X 100%
Jumlah Ya + Jumlah Tidak
= X 100%
=
Darit,………………..2018
Pelaksana Pemeriksa
……………………… ……………………