SlideShare a Scribd company logo
ICITECH 2016
Halaman 1
Fakultas Sains dan Teknologi USD
Analisis Kinerja Protokol Routing Social Aware Berbasis Konten Pada
Opportunistic Network
Ricky Yonas1
, Bambang Soelistijanto2
Mahasiswa Teknik Informatika USD1
, Dosen Teknik Informatika USD2
Jalan Afandi, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55281
Email : rjonas34@gmail.com1
, b.soelistijanto@usd.ac.id2
Abstract
Opportunistic Networks (OppNet) is one of Delay Tolerant Network (DTN) application.It is a wireless communication that
is not require any infrastrusture thus, the difference between OppNet and conventional cellular communication is obvious.
In OppNet, nodes are communicating via other node’s radiowave (in this case, we used Bluetooth). Messages are handed
over node by node until it reaches its destination node. In social aware routing protocol, social weights are given to each
node. Social weights will determine node’s movement and it’s transitivity or even it’s community to help messages reachs
it’s destination faster. With transitivity, the delivery probability can reach an optimum number of 80%, that means in every
10 messages, 8 messages are successfully delivered.
Keywords : Opportunistic Networks, Social Weights, Node Movement, Node Transitivity, Wireless Communication.
1. Pendahuluan
Saat ini Internet telah menjadi salah satu media atau sarana penyaji dan pertukaran informasi yang banyak digunakan
oleh masyarakat di seluruh dunia. Dalam proses mengakses Internet, terkadang kita memiliki kendala. Kini kendala tersebut
dapat diatasi dengan memanfaatkan salah satu arsitektur dan protokol jaringan yang bernama Opportunistic Network.
Opportunistic Network adalah salah satu evolusi yang paling menarik dari MANET (Mobile Ad-hoc Network). Dalam
Opportunistic Network, setiap node tetap dapat bertukar informasi walaupun tidak ada rute yang menghubungkan.
Dengan Opportunistic Network, layanan Internet dapat diterapkan dan disajikan untuk suatu area yang memiliki
karakteristik menantang seperti tingkat delay dan packet loss yang tinggi, dan tingkat konektivitas yang rendah.
Pada Opportunistic Network, perangkat memiliki mobilitas yang tinggi dan resource yang sangat terbatas. Berbagai macam
jenis protokol pada Opportunistic Network mencoba untuk mencari titik optimal pengiriman pesan dengan meminimalisir
performa aspek lainnya.
Berangkat dari sebuah ide tentang ketergantungan manusia dan Internet yang telah berubah, kini Opportunistic Network
terus dikembangkan. Dahulu, manusia harus mencari tempat yang terhubung dengan Internet jika ingin menggunakan
Internet. Saat ini Internet dirancang untuk tidak dicari oleh manusia, melainkan Internetlah yang akan mencari manusia.
Oleh sebab itu pendekatan psikologis juga turut terlibat dalam proses perkembangannya.
1.1 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah utama yang akan dibahas adalah mengenai analisa unjuk kerja dari
protokol social aware berbasis konten pada Opportunistic Network.
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui unjuk kerja protokol social aware, kelebihan, serta kekurangannya pada
Opportunistic Network, yang diukur dengan beberapa parameter unjuk kerja, yaitu delivery ratio, latency, dan overhead
ratio.
1.3 Metologi Penelitian
Adapaun metodologi dan langkah–langkah yang digunakan dalam pelaksanaan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
1. Studi Literatur
Mencari dan mengumpulkan referensi serta mempelajari teori yang mendukung tugas akhir ini, seperti:
a. Teori jaringan opportunistic
b. Teori protokol social-aware
c. Teori protokol social-aware (content-based)
d. Teori delivery probability, overhead ratio, latency, dan buffer occupancy.
e. Teori ONE simulator
f. Tahap-tahap dalam membangun simulasi
ICITECH 2016
Halaman 2
Fakultas Sains dan Teknologi USD
2. Perancangan
Dalam tahap ini penulis merancang skenario sebagai berikut:
a. Luas jaringan tetap
b. Penambahan jumlah node (density)
c. Penambahan TTL (time-to-live)
d. Penambahan kapasitas penyimpanan (buffersize)
e. Pergerakan node berdasarkan random waypoint
f. Pergerakan node berdasarkan working day movement
g. Pergerakan node berdasarkan real-human trace
3. Pembangunan Simulasi dan Pengumpulan Data
Simulasi jaringanopportunistic pada tugas akhir ini menggunakan ONE simulator (discret-event
simulator) berbasis java.
4. Analisis Data Simulasi
Dalam tahap ini penulis menganalisa hasil pengukuran yang diperoleh pada proses simulasi.
Analisa dihasilkan dengan melakukan pengamatan dari beberapa kali pengukuran yang
menggunakan parameter simulasi yang berbeda.
5. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan didasarkan pada beberapa parameter unjuk kerja yang diperoleh pada
proses analisis data.
2. Dasar Teori
Jaringan wireless adalah jaringan dengan menggunakan teknologi nirkabel, dalam hal ini adalah hubungan
telekomunikasi suara maupun data dengan menggunakan gelombang elektromagnetik sebagai sarana pengganti kabel.
Teknologi nirkabel ini lebih sering disingkat dengan istilah jaringan wireless. Teknologi wireless juga dapat digunakan
untuk komunikasi, dikenal dengan istilah wireless communication atau transfer informasi secara jarak jauh tanpa batasan
penggunaan kabel, misalnya telepon seluler, jaringan komputer wireless dan komunikasi satelit.
Pengontrolan secara jarak jauh tanpa menggunakan kabel adalah salah satu aplikasi wireless. Misalnya penggunaan
remote TV. Sekarang ini penggunaan wireless semakin marak sejak masyarakat menggunakan ponsel atau penggunaan
layanan wifi atau hotspot. Sebagai contoh, si pengguna bisa mengakses internet di dapur, bahkan di basement gedung-
gedung. Pengguna bisa saja mentransfer file antara komputer melalui jaringan wireless.
Jaringan wireless menggunakan Standard Institute of Electical and Electronics Engineers 802.11 atau IEEE 802.11. IEEE
merupakan organisasi yang mengatur Standard mengenai teknologi wireless. Frekuensi kerja jaringan wireless adalah 2,4
GHz, 3,7 GHz dan 5 GHz.
Topologi pada jaringan nirkabel ini dibagi menjadi dua, yaitu topologi nirkabel dengan berbasis infrastruktur (access
point) dan topologi nirkabel tanpa memanfaatkan infrastruktur. Jaringan wireless infrastruktur kebanyakan digunakan
untuk memperluas jaringan jaringan LAN atau untuk berbagi jaringan agar dapat terkoneksi ke internet. Untuk membangun
jaringan infrastruktur diperlukan sebuah perangkat yaitu wireless access point untuk menghubungkan client yang
terhubung dan manajemen jaringan wireless.
2.1 Opportunistic Network
Opportunistic Network (OppNet) atau biasa disebut juga sebagai Delay-tolerant Network (DTN) adalah sebuah
metode komunikasi dan pertukaran informasi pada perangkat bergerak tanpa menggunakan infrastruktur seperti
access point, Base Transceiver Station (BTS), maupun satelit. Berbeda dengan MANETs, OppNet memungkinkan
perangkat tetap bisa berkomunikasi meskipun terputus dalam waktu yang cenderung lama atau jarak yang jauh.
Dalam Opportunistic Network terdapat sebuah mekanisme yang disebut sebagai store, carry, and forward.
Mekanisme ini adalah aspek yang sangat penting dalam OppNet karena memungkinkan untuk menyampaikan pesan
dari node pengirim (source) ke node tujuan (destination).
OppNet merupakan arsitektur yang cocok pada jaringan yang ekstrim. Maksud dari ekstrim adalah jaringan
yang penuh dengan tantangan, seperti delay yang tinggi, koneksi yang sering terputus dan tingkat error yang tinggi
Perlu diketahui terciptanya konsep OppNet adalah untuk komunikasi luar angkasa. Komunikasi luar angkasa
memiliki karakter delay pengiriman yang lama (akibat jarak yang jauh) dan koneksi end-to-end yang tidak selalu ada
(bahkan tidak ada). Misalkan pada pengiriman data dari stasiun bumi ke sebuah kendaraan di Mars. Pengiriman ini
memerlukan beberapa satelit dan stasiun luar angkasa sebagai router. Koneksi end-to-end hampir mustahil dibangun
sehingga pengiriman data dengan TCP/IP tidak mungkin dilakukan. Yang memungkinkan adalah mengirim data
secara bertahap dari satu node ke node berikutnya, kemudian disimpan. Selanjutnya dapat diteruskan ke
nodeberikutnya setelah ada koneksi. Dengan DTN, model pengiriman data seperti ini sangat mungkin untuk
dilakukan.
2.2 Store, Carry, Forward
Fase store, carry, and forward terjadi pada saat pesan baru saja dibuat pada sebuah node (source), sampai pesan
disampaikan kepada destination. Pada OppNet, source tidak langsung terhubung dengan destination, oleh karena itu
source harus menitipkan pesannya kepada node lain yang ada pada jangkauan
ICITECH 2016
Halaman 3
Fakultas Sains dan Teknologi USD
radionya. Node perantara yang membawa pesan titipan dari source biasa disebut sebagai relay node. Relay akan
menyimpan pesan yang dititipkan ke dalam buffer nya. Relay juga bertugas untuk membawa (carry) atau
menyampaikan pesan (forward) jika ternyata destination masuk ke jangkauan radionya.
Gambar 1 menunjukkan proses pengiriman data dari source node dengan tujuan akhir destinationnode. Saat
melewati node R2 data akan disimpan terlebih dahulu, kemudian node R2 akan menyimpan pesan terdahulu dan
kemudian ia akan mebawa pesan tersebut menuju node R3. R3 akan menyimpan pesan tersebut dan kemudiian
membawa pesan ke destination. Metode store, carry and forward berbeda dengan proses pengiriman data pada
TCP/IP. Pada TCP/IP, router hanya menerima data dan langsung mem-forward. Akibatnya, jika koneksi putus di
suatu tempat, data yang sedang dalam proses pengiriman tersebut akan hilang (drop).
Metode store, carry dan forward memiliki konsekuensi yaitu setiap node harus memiliki media penyimpanan
(storage). Storage digunakan untuk menyimpan data apabila koneksi dengan node berikutnya belum tersedia. Oleh
karena itu, router yang hanya terdiri atas routerboard seperti yang biasa dipakai dalam jaringan TCP/IP tidak dapat
digunakan di OppNet. Router pada jaringanOppNet harus memiliki media penyimpan, contohnya pada router yang
berupa PC.
Dalam OppNet, proses store, carry and forward dilakukan pada sebuah layer tambahan yang disebut Bundle layer,
dan data yang tersimpan sementara disebut dengan bundle. Bundle layer adalah sebuah layer tambahan untuk
memodifikasi paket data dengan fasilitas-fasilitas yang disediakan OppNet. Bundle layer terletak langsung di bawah
layer aplikasi. Dalam bundle layer, data dari layer aplikasi akan dipecah-pecah menjadi bundle. Bundle inilah yang
akan dikirim ke transport layer untuk diproses lebih lanjut.
2.3 Protokol Routing pada Opportunistic Network
OppNet adalah jaringan nirkabel di mana pemutusan dan delay sangat sering terjadi karena mobility node,
terputusnya aliran listrik dan sebagainya. OppNet berperan penting ketika delay dalam jaringan mulai diamati. Salah
satu penyebabnya adalah karena gerakan node perantara bergerak secara acak yang bekerja sebagai pembawa data
dari source ke destination. Untuk mencapai pengiriman data, akan dilakukan mekanisme “store, carry, and forward”.
Mekanisme ini diambil di mana data secara bertahap disimpan terlebih dahulu di seluruh jaringan dan diharapkan
pesan yang dikirim bisa sampai ke destination.
Routing merupakan perpindahan informasi di seluruh jaringan dari node sumber ke node tujuan dengan minimal
satu yang berperan sebagai perantara.
Strategi routing di OppNet:
a) Strategi Flooding: setiap node dibanjiri oleh pesan sehingga nodedestination menerima pesan tersebut.
Beberapa duplikat dari pesan yang sama akan dibuat dan dikirim ke satu set node yang disebut relay node.
Node tersebut akan menyimpan pesan sampai ia dapat menghubungi node tujuan.
Keuntungan:
1) Kemungkinan yang besar agarsource terhubung dengan destination.
2) Tingkat keberhasilan yang tinggi pada pengiriman pesan.
b) Strategi Forwarding: menggunakan pengetahuan jaringan untuk memilih jalur terbaik (shortest one) ke
destination serta membuat penggunaan topologi jaringan dan pengetahuan lokal/global untuk menemukan rute
terbaik dalam menyampaikan pesan ke tujuan.
Keuntungan:
1) Tidak ada replikasi (lebih sedikit bandwidth).
2) Lebih cepat karena menggunakan jalur routingyang terbaik.
2.4 Social Aware Opportunistic Network
Seiring dengan perkembangannya, OppNet berusaha untuk lebih mendekati beragam pergerakan manusia,
khususnya dari segi psikologis. Pada mulanya, pergerakan manusia diasumsikan sebagai sebuah gerakan acak
(random) dengan probabilitas pertemuan satu manusia dan satu manusia lainnya yang cenderung sama. Tetapi dalam
penerapannya, ternyata pergerakan manusia tidaklah random. Pergerakan manusia ditentukan oleh beberapa faktor
seperti tempat favoritnya, siapa teman-temannya, dimana komunitasnya berada dan lain-lain. Pemilihan relay terbaik
Gambar 1 : Proses store, carry, and forward pada Opportunistic Networks
ICITECH 2016
Halaman 4
Fakultas Sains dan Teknologi USD
sangatlah berbeda-beda menurut setiap protokol. Relay terbaik adalah node yang dianggap memiliki probabilitas
tertinggi untuk bertemu dengan destination dengan delay yang relatif cepat.
Social Aware berbasis konten pada Opportunistic Network adalah salah satu metode routing yang bersifat
multicast (satu source dengan banyak destination). Protokol jenis ini mengadopsi cara kerja dari protokol berbasis
konten sebelumnya yaitu Publish-subscribe (Pub-sub), hanya saja jika pada jaringan Pub-sub sebuah node harus
mengetahui seluruh topologi jaringan (karena biasanya jaringan Pub-sub diimplementasi pada jaringan wired), pada
jaringan Social-aware ini sebuah node sumber informasi hanya perlu mengenal node satu hop disekitarnya dan node
tersebut dapat mengenali node tetangganya dengan memanfaatkan node transitivity.
Pada protokol ini, ada sebuah aspek yang melekat pada setiap node yang disebut sebagai interest. Interest adalah
sebuah parameter bawaan pada setiap node yang menentukan minat akses dari node tersebut. Sebagai contoh, terdapat
node dengan interest A, dengan demikian node tersebut hanya menghasilkan atau menerima konten ber-interest A
juga. Tetapi, node dengan interest A dapat berfungsi sebagai relay untuk node dengan interest lainnya tergantung dari
hasil kalkulasi transitivity kedua node yang saling kontak.
Transitivity pada protokol ini menggunakan model encounters frequency transitivity, yaitu intensitas sebuah node
bertemu dengan node lainnya. Kedua node yang saling kontak akan mengukur frekuensi pertemuannya dan node
dengan frekuensi pertemuan yang sudah mencapai treshold akan dianggap memiliki transitivity yang kuat dan
dianggap baik untuk menjadi relay node.
Gambar 2 menunjukkan proses forwarding pesan pada protokol content-based social aware. Node dengan interest
A akan menyebarkan atau melakukan forwarding ke node yang memiliki interst yang sama. Pada gambar 2b
dijelaskan bahwa node dengan interest A dapat juga melakukan forwarding pesan kepada node dengan interest yang
berbeda dengan catatan node yang akan menerima pesan harus memiliki transitivity yang kuat dengan node
destination. Node transitivity pada protokol routing content-based social aware diukur dengan model encounters
frequency.
2.5 Node Transitivity
Setiap pertemuan antar node akan dicatat dan diukur intensitas pertemuannya. Dalam protokol content-based
social aware, dua buah node yang memiliki intensitas pertemuan (encounters) yang tinggi akan dianggap saling
memiliki transitivity yang kuat pula. Jika kedua node sangat jarang bertemu, berarti kedua node tersebut bukan
merupakan node yang baik untuk saling forward satu dengan lainnya. Transitivity adalah hal yang terpenting bagi
sebuah node untuk membuat keputusan apakah node yang dijumpainnya cocok untuk menjadi relay node dimana jika
node A sering bertemu dengan node B, dan node B juga sering bertemu dengan node C, maka node C menjadi relay
node yang baik bagi node A.
Saat dua buah node bertemu, ada dua hal yang saling dipertukarkan, yaitu message summary vectors yang
digunakan untuk meminta pesan yang unik (belum pernah diterima sebelumnya), dan delivery predictability vectors,
yaitu vektor yang digunakan untuk mengidentifikasi manakah dari kedua node tersebut yang lebih baik untuk
Gambar 2 : Message Forwarding dengan model Multicast
Gambar 3 : Transitivity 3 buah node
ICITECH 2016
Halaman 5
Fakultas Sains dan Teknologi USD
menyampaikan pesan ke destination. Encounters Frequency Transitivity dapat diukur dengan persamaan sebagai
berikut : P(𝑎,b) = P(𝑎,𝑏) 𝑜𝑙𝑑 + (1 − 𝑃(𝑎,𝑏) 𝑜𝑙𝑑) × 𝑃𝑖𝑛𝑖𝑡 dimana 𝑃𝑖𝑛𝑖𝑡 merepresentasikan sebuah bilangan awal.
3. Rancangan Skenario Simulasi
Simulasi yang akan dilakukan menggunakan beberapa skenario dan parameter pengujian guna mendapatkan hasil yang
paling akurat. Beberapa parameter akan diubah seperti jumlah node, TTL, dan buffersize. Simulasi juga dilakukan di
beberapa model pergerakan node (node movement) yang berbeda.
3.1 Node Movement
Simulasi pada OppNet dapat menggunakan bermacam-macam jenis pergerakan. Jenis pergerakan pada simulasi
OppNet kebanyakan merupakan jenis pergerakan yang terdapat pada teori graph. Tetapi seiring dengan
perkembangannya simulasi OppNet kini telah menyediakan berbagai macam pergerakan yang terjadi pada dunia nyata
seperti pergerakan manusia (real-human trace), pergerakan kendaraan, dan lain-lain. Dalam simulasi kali ini, model
pergerakan yang digunakan meliputi random waypoint, workingday movement, dan real-human trace versi MIT serta
Haggle4 (Cambridge) sebagai pembanding.
3.1.1 Random Waypoint
Dalam teori pergerakan mobile node, model pergerakan random waypoint adalah sebuah gerakan pada node
bergerak dimana kecepatan, akselerasi dan arah gerak berubah seiring dengan berjalannya waktu. Pergerakan
random waypoint banyak digunakan untuk mensimulasikan pergerakan mobile node pada Mobile Ad-hoc
Networks (MANET) dan Opportunistic Networks karena dianggap memiliki kompleksitas yang rendah tetapi
tetap efektif. Dalam simulasi yang berbasis pergerakan random, setiap node bergerak tanpa batasan. Dengan kata
lain, tujuan, kecepatan, dan arah semuanya ditentukan secara random tanpa pengaruh dari node lainnya.
3.1.2 Stationary Movement (Workingday)
Kegiatan utama node pada pergerakan ini adalah di rumah, bekerja, dan aktivitas bersama teman-teman di
malam hari. Hal seperti ini akan diulang setiap harinya hingga simulasi berakhir. Hubungan sosial akan terbentuk
ketika beberapa node melakukan kegiatan yang sama. Misalnya node dengan lokasi kantor yang sama adalah
rekan-rekan kerja. Aktivitas setiap node akan dimulai di pagi hari dari dalam rumah. Waktu untuk bangun pagi di
dalam simulasi dirancang berbeda dari kehidupan nyata. Pada saat bangun, node akan meninggalkan rumah
menggunakan transportasi dalam melakukan perjalanan ke tempat kerja. Setelah jam kerja selesai, node akan
memutuskan untuk pergi mengikuti kegiatan malam atau pulang ke rumah.
3.1.3 Real-human Trace
Jenis pergerakan Real-human Trace adalah sebuah model pergerakan yang ditemukan oleh beberapa
Universitas dan pusat penelitian besar diseluruh dunia seperti Reality Mining dari Massachusetts Institute of
Technology (MIT), Haggle dari Cambridge University, dan lain-lain.
Reality Mining (MIT) adalah sebuah penambangan data riil yang dilakukan oleh Massachusetts Institute of
Technology. Reality Mining berisi koleksi dan analisis tentang pergerakan sekelompok manusia yang diambil
dengan perangkat wireless yang terkoneksi dengan GPS.
Jenis pergerakan Real-human Trace mengimitasi aspek-aspek penting pada kehidupan sosial manusia di dunia
nyata yang kemudian dimodelkan ke dalam simulasi. Salah satu aspek yang terpenting adalah bobot sosial (social
weights) pada setiap node. Bobot sosial pada kehidupan manusia di dunia nyata dapat berupa banyak sekali hal
seperti tingkat popularitas, komunitas kegemaran atau hobi, tempat favorit, komunitas formal (sekolah, kampus,
kantor), dan hal lainnya yang dapat membuat sebuah node untuk menemukan cluster nya.
Permodelan pergerakan Real-human Trace didapatkan dari sekelompok manusia yang masing-masing dibekali
sebuah perangkat yang dapat menginformasikan gerakan dari tiap-tiap manusia itu selama beberapa minggu,
bulan, bahkan tahun. Perangkat tersebut akan mengetahui tempat-tempat yang dituju, orang-orang yang ditemui,
bahkan konten apa saja yang disukai.
3.2 Skenario Simulasi
Simulasi ini menggunakan tiga jenis pergerakan yaitu RandomWaypoint, WorkingDay Movement,dan Real
Human Trace (MIT). Beberapa parameter untuk simulasi akan diubah mengikuti interval tertentu. Khusus untuk
model pergerakan workingday movement dan real human trace, data yang diambil masing-masing berjumlah dua.
Data pertama berisi hasil simulasi dengan node yang di kelompokkan ke dalam interest tertentu, lalu simulasi
kedua berisi data dengan kelompok node dan interest yang telah diacak (randomize). Perubahan untuk beberapa
parameter simulasi dijelaskan dalam tabel-tabel berikut ini :
ICITECH 2016
Halaman 6
Fakultas Sains dan Teknologi USD
Tiga parameter yang dipakai dalam penelitian ini adalah :
1. Delivery Probability
Delivery probability adalah rasio antara pesan yang sampai ke destination dan jumlah pesan yang
dikirim. Jaringan memiliki kinerja yang baik apabila memiliki delivery probability yang tinggi. Delivery
Ratio direpresentasikan dengan persamaan :
𝐷𝑒𝑙𝑖𝑣𝑒𝑟𝑦 𝑃𝑟𝑜𝑏𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦 =
Jumlah Pesan yang Sampai ke 𝐷𝑒𝑠𝑡𝑖𝑛𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛
Jumlah Paket Yang Dibuat
2. Delay atau Latency
Delay yang dimaksud adalah rata-rata waktu antara pesan dibuat dan pesan diterima oleh destination.
Jaringan opportunistic memiliki rata-rata delay yang tinggi karena sifat dari jaringan itu sendiri. Jaringan
memiliki kinerja yang baik apabila memiliki rata-rata delay yang rendah. Delay direpresentasikan dengan
persamaan :
𝐷𝑒𝑙𝑎𝑦 =
Waktu Saat Pesan Diterima − Waktu Saat Pesan Dibuat
Jumlah Pesan Yang DiTerima
3. Overhead
Overhead adalah metrik yang digunakan untuk memperkirakan copy pesan dari original pesan yang
disebarkan di dalam jaringan. Jaringan dikatakan memiliki kinerja yang baik apabila memiliki overhead yang
rendah.Overhead ratio direpresentasikan dengan persamaan :
𝑂𝑣𝑒𝑟ℎ𝑒𝑎𝑑 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
Jumlah 𝐶𝑜𝑝𝑦 yang Diteruskan − Jumlah 𝐶𝑜𝑝𝑦 yang Diterima
Jumlah 𝐶𝑜𝑝𝑦 yang Diterima
No Node TTL (Menit) Buffer (MB)
1 60 1440 25
2 90 1440 25
3 120 1440 25
4 150 1440 25
5 180 1440 25
No Node TTL (Menit) Buffer (MB)
1 180 300 25
2 180 720 25
3 180 1440 25
4 180 2880 25
5 180 5760 25
No Node TTL (Menit) Buffer (MB)
1 180 1440 5
2 180 1440 10
3 180 1440 15
4 180 1440 20
5 180 1440 25
Tabel 1 : Tabel skenario penambahan jumlah node
Tabel 2 : Tabel skenario penambahan TTL
Tabel 3 : Tabel skenario penambahan kapasitas buffer
ICITECH 2016
Halaman 7
Fakultas Sains dan Teknologi USD
4. Hasil Pengujian
Pada sub-bab sebelumnya, data telah terkumpul dari simulasi. Dengan demikian, pada sub-bab ini akan dijelaskan lebih
lanjut mengenai dampak pengubahan nilai parameter terhadap hasil simulasi. Pada sub-bab ini juga akan dijelaskan tentang
perbandingan unjuk kerja protokol social-aware berbasis konten pada jenis pergerakan random waypoint, workingday
movement, dan real-human trace. Pada model pergerakan workingday movement dan real human trace, data yang diambil
masing-masing berjumlah dua. Data pertama berisi hasil simulasi dengan node yang di kelompokkan ke dalam interest
tertentu, lalu simulasi kedua berisi data dengan kelompok node dan interest yang telah diacak (randomize).
Grafik 1 diatas menunjukkan dampak yang terjadi pada penambahan jumlah node terhadap delivery probability.
Terlihat angka delivery probability yang sangat optimal dari kedua jenis pergerakan yang disimulasikan (random waypoint,
dan workingday movement). Seiring dengan bertambahnya jumlah node, delivery probability semakin meningkat
dikarenakan semakin banyaknya node yang membantu me-relay-kan setiap pesan yang akan didistribusikan. Seperti
terlihat pada grafik diatas, angka delivery probability berada di bawah 20% pada jumlah node 60, dan naik menjadi 79-
80% pada jumlah node 180 yang dibagi menjadi 3 interest.
Pada model pergerakan random waypoint, rata-rata latency dapat dikatakan lebih baik dibandingkan pada model
pergerakan workingday movement. Hal ini dikarenakan pada model pergerakan random waypoint setiap node bergerak
secara random (kecepatan, dan arah) sehingga probabilitas pertemuan setiap node dengan node lainnya sama. Hal ini sangat
ideal dalam proses relaying pesan. Latency pada pergerakan workingday wovement lebih besar karena node pada jenis
pergerakan ini cenderung berkumpul (di kantor) dan akan mulai berpencar saat jam pulang kerja.
Grafik 2 menunjukkan dampak perubahan durasi TTL (time-to-live) yang terjadi pada delivery probability. Dapat dilihat
pada grafik tersebut bahwa titik optimal durasi TTL pada random waypoint berada pada 2880 menit yang menghasilkan
angka delivery probability yang sangat baik yaitu 80%. Pada model pergerakan workingday movement, titik optimal dari
durasi TTL adalah 3-4 hari yang mengakibatkan delivery probability meningkat menjadi diatas 80%. Delivery probability
akan kembali menurun pesat jika durasi TTL ditambah karena akan menyebabkan buffer overflow. Pada model pergerakan
Random Waypoint, latency cenderung naik karena TTL juga semakin tinggi yang menyebabkan semakin banyaknya pesan
yang disimpan. Sedangkan pada jenis pergerakan Workingday Movement, latency sempat menurun pada saat durasi TTL
berkisar antara 7-10 jam dikarenakan pada saat itu adalah jam pulang kerja dan banyak node yang melanjutkan distribusi
pesan.
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
60 90 120 150 180
DeliveryProbability
Nodes
RWP
WDM
Grafik 1 : Hasil pengujian delivery probability terhadap perubahan node
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
300 720 1440 2880 5760
DeliveryProbability
TTL (Menit)
RWP
WDM
Grafik 2 : Hasil pengujian delivery probability terhadap perubahan TTL
ICITECH 2016
Halaman 8
Fakultas Sains dan Teknologi USD
Grafik 3 menunjukkan dampak penambahan buffersize terhadap delivery probability. Dengan bertambambahnya
kapasitas penyimpanan (buffer), delivery probability juga mengalami kenaikan karena semakin banyak juga pesan yang
ditampung (tidak mengalami drop) untuk didistribusikan. Tetapi pertambahan kapasitas buffer juga memiliki dampak
negatif yaitu overhead yang tinggi. Hasil pengujian juga menunjukkan latency pada model pergerakan randomway point
lebih rendah dibandingkan model pergerakan workingday movement. hal ini disebabkan karena distribusi pesan pada model
pergerakan random waypoint berjalan secara terus menerus yang mengakibatkan penyampaian pesan lebih cepat
dibandingkan model pergerakan workingday movement. latency pada model pergerakan random waypoint tidak melebihi
2000s. jauh berbeda dengan model pergerakan workingday movement yang mencapai diatas 7000s.
Grafik 4 menunjukkan hasil simulasi protokol content-based social aware pada dua jenis pergerakan manusia yaitu
Haggle4 (Cambridge) dan Reality Mining (MIT). Terlihat jelas angka delivery probability yang sangat jauh berbeda antara
kedua versi pergerakan manusia diatas. Pada versi Reality Mining, delivery probability jauh lebih besar karena pada versi
tersebut node yang digunakan untuk simulasi berjumlah lebih banyak dibandingkan dengan versi pergerakan manusia
Haggle4 (97:36). Grafik diatas menunjukkan latency pada kedua versi pergerakan manusia yaitu Haggle4 (Cambridge)
dan Reality Mining (MIT). Pada versi Haggle4, angka latency lebih tinggi dibandingkan Reality Mining. Hal ini disebabkan
karena pada versi Reality Mining jumlah node lebih banyak dibandingkan versi Haggle4 sehingga semakin banyaknya
node yang menjadi relay untuk node lainnya, hal itu akan menurunkan angka latency secara signifikan.
Grafik diatas menunjukkan latency pada kedua versi pergerakan manusia yaitu Haggle4 (Cambridge) dan Reality
Mining (MIT). Pada versi Haggle4, angka latency lebih tinggi dibandingkan Reality Mining. Hal ini disebabkan karena
pada versi Reality Mining jumlah node lebih banyak dibandingkan versi Haggle4 sehingga semakin banyaknya node yang
menjadi relay untuk node lainnya, hal itu akan menurunkan angka latency secara signifikan.
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
5M 10M 15M 20M 25M
DeliveryProbability
BufferSize
RWP
WDM
Grafik 3 : Hasil pengujian delivery probability terhadap perubahan Buffersize
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9
1
Haggle4 MIT
Delivery Probability
Normal
Random
Grafik 4 : Hasil pengujian delivery probability pada jenis pergerakan Real-human trace
ICITECH 2016
Halaman 9
Fakultas Sains dan Teknologi USD
5. Kesimpulan dan Saran
Dari hasil simulasi dan pengujian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Protokol social-aware berbasis konten memberikan unjuk kerja yang baik pada area simulasi dengan density yang
tinggi. Hal ini dibuktikan dengan angka delivery probability yang bisa dibilang sangat baik pada skenario simulasi
dengan density tinggi.
2. Tingkat density pada protokol ini juga mempengaruhi angka latency. Pada simulasi yang melibatkan 180 node
(density tinggi), latency menurun secara signifikan karena jumlah next-hop berkurang yang disebabkan oleh
semakin banyaknya node yang membantu me-relay kan pesan.
3. Pada pergerakan manusia, protokol ini menunjukkan angka delivery probability yang cukup tinggi, terutama pada
pergerakan versi Reality Mining (MIT).
Saran
Penelitian lebih lanjut tentang protokol social-aware pada OppNet perlu dikembangkan mengingat banyaknya aspek bobot
sosial yang mungkin belum diterapkan pada protokol ini.
6. Daftar Pustaka
[1] P. Costa, C. Mascolo, M. Musolesi, G. P. Picco, Socially-aware routing for publishsubscribe in delay-tolerant mobile
ad hoc networks, IEEE J.Sel. A. Commun. 26 (5) (2008) 748–760. doi:10.1109/JSAC.2008.080602.
[2] C. Boldrini, M. Conti, A. Passarella, Design and performance evaluation of contentplace, a social-aware data
dissemination system for opportunistic networks, Comput. Netw. 54 (4) (2010) 589–604.
doi:10.1016/j.comnet.2009.09.001.
[3] P. Hui, J. Crowcroft, E. Yoneki, Bubble rap: Social-based forwarding in delaytolerant networks, IEEE Transactions on
Mobile Computing 10 (11) (2011) 1576– 1589. doi:10.1109/TMC.2010.246.
[4] W. Moreira, P. Mendes, S. Sargento, Opportunistic routing based on daily routines, in: Proceedings of the IEEE
International Symposium on a World of Wireless, Mobile and Multimedia Networks (WoWMoM), 2012, pp. 1–6.
doi:10.1109/WoWMoM.2012.6263749.
[5] H. A. Nguyen, S. Giordano, Context information prediction for social-based routing in opportunistic networks, Ad Hoc
Netw. 10 (8) (2012) 1557–1569. doi:10.1016/j.adhoc.2011.05.007.
[6] W. Moreira, P. Mendes, Social-aware Opportunistic Routing: The New Trend, in: I. Woungang, S. Dhurandher, A.
Anpalagan, A. V. Vasilakos (Eds.), Routing in Opportunistic Networks, Springer Verlag, 2013.
[7] A. Mtibaa, M. May, C. Diot, M. Ammar, Peoplerank: Social opportunistic forwarding, in: Proceedings of the IEEE
INFOCOM, 2010, pp. 1–5. doi:10.1109/INFCOM.2010.5462261.
[8] T. Spyropoulos, K. Psounis, C. S. Raghavendra, Spray and wait: an efficient routing scheme for Intermittently
connected mobile networks, in: Proceedings of the 2005 ACM SIGCOMM workshop on Delay-tolerant networking,
WDTN ’05, ACM, New York, NY, USA, 2005, pp. 252–259. doi:10.1145/1080139.1080143.
[9] W. Moreira, P. Mendes, R. Ferreira, D. Cirqueira, E. Cerqueira, Opportunistic routing based on users daily life routine,
Internet Draft, draft-moreira- dlife-02, work in progress, 2013. URL http://www.ietf.org/id/draft-moreira-dlife-02.txt
[10]A. Ker¨anen, J. Ott, T. K¨arkk¨ainen, The one simulator for dtn protocol evaluation, in: Proceedings of the 2nd
International Conference on Simulation Tools and Techniques, Simutools ’09, ICST (Institute for Computer Sciences,
Social-Informatics and Telecommunications Engineering), ICST, Brussels, Belgium, Belgium, 2009, pp.55:1–55:10.
doi:10.4108/ICST.SIMUTOOLS2009.5674.

More Related Content

What's hot

Administrasi Jaringan
Administrasi JaringanAdministrasi Jaringan
Administrasi Jaringan
Nataniel Papalangi
 
Pengenalan Jaringan Komputer
Pengenalan Jaringan KomputerPengenalan Jaringan Komputer
Pengenalan Jaringan Komputer
Mrirfan
 
Rancang bangun media pembelajaran topologi jaringan berdasarkan multimedia
Rancang bangun media pembelajaran topologi jaringan berdasarkan multimediaRancang bangun media pembelajaran topologi jaringan berdasarkan multimedia
Rancang bangun media pembelajaran topologi jaringan berdasarkan multimedia
Arief JR
 
Komunikasi data kuliah online ke 5
Komunikasi data  kuliah online ke 5Komunikasi data  kuliah online ke 5
Komunikasi data kuliah online ke 5
Muhammad Irwan
 
Ta jurnal jarkom asvina natasari(09061002040)
Ta jurnal jarkom asvina natasari(09061002040)Ta jurnal jarkom asvina natasari(09061002040)
Ta jurnal jarkom asvina natasari(09061002040)
Rizki Fajri
 
BAB 5 KELAS 9
BAB 5 KELAS 9BAB 5 KELAS 9
BAB 5 KELAS 9
widyadwiariyani31
 
5.tki tkj-c3-silb-xi- rancang bangunjaringan
5.tki tkj-c3-silb-xi- rancang bangunjaringan5.tki tkj-c3-silb-xi- rancang bangunjaringan
5.tki tkj-c3-silb-xi- rancang bangunjaringan
smooth51
 
Makalah jaringan
Makalah jaringanMakalah jaringan
Makalah jaringan
Robert Kleinb
 
Installasi Perangkat Jaringan Lokal (LAN) (Pengertian Jaringan Komputer, Topo...
Installasi Perangkat Jaringan Lokal (LAN) (Pengertian Jaringan Komputer, Topo...Installasi Perangkat Jaringan Lokal (LAN) (Pengertian Jaringan Komputer, Topo...
Installasi Perangkat Jaringan Lokal (LAN) (Pengertian Jaringan Komputer, Topo...
Anca Septiawan
 
Makalah jaringan komputer
Makalah jaringan komputer Makalah jaringan komputer
Makalah jaringan komputer
Aryana R
 
Teknologi informasi dan komunikasi
Teknologi informasi dan komunikasiTeknologi informasi dan komunikasi
Teknologi informasi dan komunikasiAnikmahtul Choiriah
 
Teknologi informasi dan komunikasi
Teknologi informasi dan komunikasiTeknologi informasi dan komunikasi
Teknologi informasi dan komunikasiAnikmahtul Choiriah
 
Konsep dasar jaringan komputer
Konsep dasar jaringan komputerKonsep dasar jaringan komputer
Konsep dasar jaringan komputer
ashrinmasyhudi
 
Rangkaian komputer dan komunikasi.
Rangkaian komputer dan komunikasi.Rangkaian komputer dan komunikasi.
Rangkaian komputer dan komunikasi.
Cikgu Comel
 
Makalah topologi jaringan
Makalah topologi jaringanMakalah topologi jaringan
Makalah topologi jaringan
anwarsyarif
 
Sim, dedy hariyanto, hapzi ali,telekomunikasi, internet, dan teknologi nirkab...
Sim, dedy hariyanto, hapzi ali,telekomunikasi, internet, dan teknologi nirkab...Sim, dedy hariyanto, hapzi ali,telekomunikasi, internet, dan teknologi nirkab...
Sim, dedy hariyanto, hapzi ali,telekomunikasi, internet, dan teknologi nirkab...
Dedy Hariyanto
 
P1 jaringan komputer
P1 jaringan komputerP1 jaringan komputer
P1 jaringan komputer
Mr Nahot Frastian
 

What's hot (18)

Administrasi Jaringan
Administrasi JaringanAdministrasi Jaringan
Administrasi Jaringan
 
Pengenalan Jaringan Komputer
Pengenalan Jaringan KomputerPengenalan Jaringan Komputer
Pengenalan Jaringan Komputer
 
Rancang bangun media pembelajaran topologi jaringan berdasarkan multimedia
Rancang bangun media pembelajaran topologi jaringan berdasarkan multimediaRancang bangun media pembelajaran topologi jaringan berdasarkan multimedia
Rancang bangun media pembelajaran topologi jaringan berdasarkan multimedia
 
Komunikasi data kuliah online ke 5
Komunikasi data  kuliah online ke 5Komunikasi data  kuliah online ke 5
Komunikasi data kuliah online ke 5
 
Modul tik11
Modul tik11Modul tik11
Modul tik11
 
Ta jurnal jarkom asvina natasari(09061002040)
Ta jurnal jarkom asvina natasari(09061002040)Ta jurnal jarkom asvina natasari(09061002040)
Ta jurnal jarkom asvina natasari(09061002040)
 
BAB 5 KELAS 9
BAB 5 KELAS 9BAB 5 KELAS 9
BAB 5 KELAS 9
 
5.tki tkj-c3-silb-xi- rancang bangunjaringan
5.tki tkj-c3-silb-xi- rancang bangunjaringan5.tki tkj-c3-silb-xi- rancang bangunjaringan
5.tki tkj-c3-silb-xi- rancang bangunjaringan
 
Makalah jaringan
Makalah jaringanMakalah jaringan
Makalah jaringan
 
Installasi Perangkat Jaringan Lokal (LAN) (Pengertian Jaringan Komputer, Topo...
Installasi Perangkat Jaringan Lokal (LAN) (Pengertian Jaringan Komputer, Topo...Installasi Perangkat Jaringan Lokal (LAN) (Pengertian Jaringan Komputer, Topo...
Installasi Perangkat Jaringan Lokal (LAN) (Pengertian Jaringan Komputer, Topo...
 
Makalah jaringan komputer
Makalah jaringan komputer Makalah jaringan komputer
Makalah jaringan komputer
 
Teknologi informasi dan komunikasi
Teknologi informasi dan komunikasiTeknologi informasi dan komunikasi
Teknologi informasi dan komunikasi
 
Teknologi informasi dan komunikasi
Teknologi informasi dan komunikasiTeknologi informasi dan komunikasi
Teknologi informasi dan komunikasi
 
Konsep dasar jaringan komputer
Konsep dasar jaringan komputerKonsep dasar jaringan komputer
Konsep dasar jaringan komputer
 
Rangkaian komputer dan komunikasi.
Rangkaian komputer dan komunikasi.Rangkaian komputer dan komunikasi.
Rangkaian komputer dan komunikasi.
 
Makalah topologi jaringan
Makalah topologi jaringanMakalah topologi jaringan
Makalah topologi jaringan
 
Sim, dedy hariyanto, hapzi ali,telekomunikasi, internet, dan teknologi nirkab...
Sim, dedy hariyanto, hapzi ali,telekomunikasi, internet, dan teknologi nirkab...Sim, dedy hariyanto, hapzi ali,telekomunikasi, internet, dan teknologi nirkab...
Sim, dedy hariyanto, hapzi ali,telekomunikasi, internet, dan teknologi nirkab...
 
P1 jaringan komputer
P1 jaringan komputerP1 jaringan komputer
P1 jaringan komputer
 

Viewers also liked

PDM Open Hours - Aufbau, Verwendung und Pflege von Bennennungskatalogen
PDM Open Hours - Aufbau, Verwendung und Pflege von BennennungskatalogenPDM Open Hours - Aufbau, Verwendung und Pflege von Bennennungskatalogen
PDM Open Hours - Aufbau, Verwendung und Pflege von Bennennungskatalogen
Intelliact AG
 
Pest is not_a_pest
Pest is not_a_pestPest is not_a_pest
Pest is not_a_pest
Johanna Heinonen
 
Một số biện pháp nâng cao hiệu quả công tác hoạch định nguồn...
Một số biện pháp nâng cao hiệu quả công tác hoạch định nguồn...Một số biện pháp nâng cao hiệu quả công tác hoạch định nguồn...
Một số biện pháp nâng cao hiệu quả công tác hoạch định nguồn...
https://www.facebook.com/garmentspace
 
Plm Open Hours - Detailkonzepte welcher Art führen zu erfolgreichen Implement...
Plm Open Hours - Detailkonzepte welcher Art führen zu erfolgreichen Implement...Plm Open Hours - Detailkonzepte welcher Art führen zu erfolgreichen Implement...
Plm Open Hours - Detailkonzepte welcher Art führen zu erfolgreichen Implement...
Intelliact AG
 
Kinotehnik - designing the Practilite
Kinotehnik - designing the PractiliteKinotehnik - designing the Practilite
Kinotehnik - designing the Practilite
MobileMonday Estonia
 
PLM Open Hours - PDM-ERP Schnittstellen (Prozesse und Technologien)
PLM Open Hours - PDM-ERP Schnittstellen (Prozesse und Technologien)PLM Open Hours - PDM-ERP Schnittstellen (Prozesse und Technologien)
PLM Open Hours - PDM-ERP Schnittstellen (Prozesse und Technologien)
Intelliact AG
 
The marketers pocket_guide_to_writing_good
The marketers pocket_guide_to_writing_goodThe marketers pocket_guide_to_writing_good
The marketers pocket_guide_to_writing_good
Connecticut SEO Experts
 
CV_HENOCQ Christophe-012016-V1.0
CV_HENOCQ Christophe-012016-V1.0CV_HENOCQ Christophe-012016-V1.0
CV_HENOCQ Christophe-012016-V1.0Christophe Hénocq
 
AJPR Company and Business Profile 2016_
AJPR Company and Business Profile 2016_AJPR Company and Business Profile 2016_
AJPR Company and Business Profile 2016_Hendra Ocky Willyanto
 
Agile design pattern
Agile design patternAgile design pattern
Agile design pattern
Poppy Martono
 
The Mission Driven Startup
The Mission Driven StartupThe Mission Driven Startup
The Mission Driven Startup
Nilan Peiris
 
Intro to Lean UX with UserTesting
Intro to Lean UX with UserTestingIntro to Lean UX with UserTesting
Intro to Lean UX with UserTesting
Carlos González de Villaumbrosia
 
Product = People
Product = PeopleProduct = People
Product = People
Nilan Peiris
 
Characteristics of soil
Characteristics of soilCharacteristics of soil
Characteristics of soil
Durant Road Middle
 
PLM Open Hours - Das Potential generischer Produkstrukturen
PLM Open Hours - Das Potential generischer ProdukstrukturenPLM Open Hours - Das Potential generischer Produkstrukturen
PLM Open Hours - Das Potential generischer Produkstrukturen
Intelliact AG
 
Modelon FMI Tutorial NAMUG 2016
Modelon FMI Tutorial NAMUG 2016Modelon FMI Tutorial NAMUG 2016
Modelon FMI Tutorial NAMUG 2016
Modelon
 
LMS Imagine.Lab Amesim / STAR-CCM+ co-simulation - Thermal analysis of a comb...
LMS Imagine.Lab Amesim / STAR-CCM+ co-simulation - Thermal analysis of a comb...LMS Imagine.Lab Amesim / STAR-CCM+ co-simulation - Thermal analysis of a comb...
LMS Imagine.Lab Amesim / STAR-CCM+ co-simulation - Thermal analysis of a comb...
Siemens PLM Software
 
COE 2016: Technical Data Migration Made Simple
COE 2016: Technical Data Migration Made SimpleCOE 2016: Technical Data Migration Made Simple
COE 2016: Technical Data Migration Made Simple
Razorleaf Corporation
 

Viewers also liked (19)

PDM Open Hours - Aufbau, Verwendung und Pflege von Bennennungskatalogen
PDM Open Hours - Aufbau, Verwendung und Pflege von BennennungskatalogenPDM Open Hours - Aufbau, Verwendung und Pflege von Bennennungskatalogen
PDM Open Hours - Aufbau, Verwendung und Pflege von Bennennungskatalogen
 
Margus Tiru - Positium LBS
Margus Tiru - Positium LBSMargus Tiru - Positium LBS
Margus Tiru - Positium LBS
 
Pest is not_a_pest
Pest is not_a_pestPest is not_a_pest
Pest is not_a_pest
 
Một số biện pháp nâng cao hiệu quả công tác hoạch định nguồn...
Một số biện pháp nâng cao hiệu quả công tác hoạch định nguồn...Một số biện pháp nâng cao hiệu quả công tác hoạch định nguồn...
Một số biện pháp nâng cao hiệu quả công tác hoạch định nguồn...
 
Plm Open Hours - Detailkonzepte welcher Art führen zu erfolgreichen Implement...
Plm Open Hours - Detailkonzepte welcher Art führen zu erfolgreichen Implement...Plm Open Hours - Detailkonzepte welcher Art führen zu erfolgreichen Implement...
Plm Open Hours - Detailkonzepte welcher Art führen zu erfolgreichen Implement...
 
Kinotehnik - designing the Practilite
Kinotehnik - designing the PractiliteKinotehnik - designing the Practilite
Kinotehnik - designing the Practilite
 
PLM Open Hours - PDM-ERP Schnittstellen (Prozesse und Technologien)
PLM Open Hours - PDM-ERP Schnittstellen (Prozesse und Technologien)PLM Open Hours - PDM-ERP Schnittstellen (Prozesse und Technologien)
PLM Open Hours - PDM-ERP Schnittstellen (Prozesse und Technologien)
 
The marketers pocket_guide_to_writing_good
The marketers pocket_guide_to_writing_goodThe marketers pocket_guide_to_writing_good
The marketers pocket_guide_to_writing_good
 
CV_HENOCQ Christophe-012016-V1.0
CV_HENOCQ Christophe-012016-V1.0CV_HENOCQ Christophe-012016-V1.0
CV_HENOCQ Christophe-012016-V1.0
 
AJPR Company and Business Profile 2016_
AJPR Company and Business Profile 2016_AJPR Company and Business Profile 2016_
AJPR Company and Business Profile 2016_
 
Agile design pattern
Agile design patternAgile design pattern
Agile design pattern
 
The Mission Driven Startup
The Mission Driven StartupThe Mission Driven Startup
The Mission Driven Startup
 
Intro to Lean UX with UserTesting
Intro to Lean UX with UserTestingIntro to Lean UX with UserTesting
Intro to Lean UX with UserTesting
 
Product = People
Product = PeopleProduct = People
Product = People
 
Characteristics of soil
Characteristics of soilCharacteristics of soil
Characteristics of soil
 
PLM Open Hours - Das Potential generischer Produkstrukturen
PLM Open Hours - Das Potential generischer ProdukstrukturenPLM Open Hours - Das Potential generischer Produkstrukturen
PLM Open Hours - Das Potential generischer Produkstrukturen
 
Modelon FMI Tutorial NAMUG 2016
Modelon FMI Tutorial NAMUG 2016Modelon FMI Tutorial NAMUG 2016
Modelon FMI Tutorial NAMUG 2016
 
LMS Imagine.Lab Amesim / STAR-CCM+ co-simulation - Thermal analysis of a comb...
LMS Imagine.Lab Amesim / STAR-CCM+ co-simulation - Thermal analysis of a comb...LMS Imagine.Lab Amesim / STAR-CCM+ co-simulation - Thermal analysis of a comb...
LMS Imagine.Lab Amesim / STAR-CCM+ co-simulation - Thermal analysis of a comb...
 
COE 2016: Technical Data Migration Made Simple
COE 2016: Technical Data Migration Made SimpleCOE 2016: Technical Data Migration Made Simple
COE 2016: Technical Data Migration Made Simple
 

Similar to Social Aware

Dasar Jaringan komputer Lengkap
Dasar Jaringan komputer LengkapDasar Jaringan komputer Lengkap
Dasar Jaringan komputer Lengkap
setioaribowo
 
Sim,lisa andriyani,hapzi ali,telekomunikasi.internet.dan teknologi nirkabel,u...
Sim,lisa andriyani,hapzi ali,telekomunikasi.internet.dan teknologi nirkabel,u...Sim,lisa andriyani,hapzi ali,telekomunikasi.internet.dan teknologi nirkabel,u...
Sim,lisa andriyani,hapzi ali,telekomunikasi.internet.dan teknologi nirkabel,u...
Lisa Andriyani
 
SIM,Deden krisdyanto,prof.dr.ir.hapzi ali,mm,cma ,Telekomunikasi, intenet dan...
SIM,Deden krisdyanto,prof.dr.ir.hapzi ali,mm,cma ,Telekomunikasi, intenet dan...SIM,Deden krisdyanto,prof.dr.ir.hapzi ali,mm,cma ,Telekomunikasi, intenet dan...
SIM,Deden krisdyanto,prof.dr.ir.hapzi ali,mm,cma ,Telekomunikasi, intenet dan...
DedenKrisdyanto
 
Pengenalan dan dasar jaringan komputer
Pengenalan dan dasar jaringan komputerPengenalan dan dasar jaringan komputer
Pengenalan dan dasar jaringan komputer
Imadudin Alif
 
Sim, nurfanida putri hikmalia, hapzi ali, telecommunication internet & wirele...
Sim, nurfanida putri hikmalia, hapzi ali, telecommunication internet & wirele...Sim, nurfanida putri hikmalia, hapzi ali, telecommunication internet & wirele...
Sim, nurfanida putri hikmalia, hapzi ali, telecommunication internet & wirele...
Nurfanida Hikmalia
 
Tugas terstruktur kkpi (sejarah jaringan komputer)
Tugas terstruktur kkpi (sejarah jaringan komputer)Tugas terstruktur kkpi (sejarah jaringan komputer)
Tugas terstruktur kkpi (sejarah jaringan komputer)srimanisaja
 
Microsoft PowerPoint 2007 Bab 5
Microsoft PowerPoint 2007 Bab 5Microsoft PowerPoint 2007 Bab 5
Microsoft PowerPoint 2007 Bab 5
fabian9h
 
Ms Power Point BAB 5
Ms Power Point BAB 5Ms Power Point BAB 5
Ms Power Point BAB 5
farhanIXH
 
MA POWER POINT 2007 BAB5
MA POWER POINT 2007 BAB5MA POWER POINT 2007 BAB5
MA POWER POINT 2007 BAB5
noelcahsongoH
 
Sim, gita septianingsih, hapzi ali, telekomunikasi internet dan teknologi nir...
Sim, gita septianingsih, hapzi ali, telekomunikasi internet dan teknologi nir...Sim, gita septianingsih, hapzi ali, telekomunikasi internet dan teknologi nir...
Sim, gita septianingsih, hapzi ali, telekomunikasi internet dan teknologi nir...
Ricky Setiawan
 
Komunikasi Dengan OSI Layer
Komunikasi Dengan OSI LayerKomunikasi Dengan OSI Layer
Komunikasi Dengan OSI Layer
Rowell Ronny
 
Rangkumantiksemester1 111211011705-phpapp02
Rangkumantiksemester1 111211011705-phpapp02Rangkumantiksemester1 111211011705-phpapp02
Rangkumantiksemester1 111211011705-phpapp02Fauzi Din
 
Jaringan komputer
Jaringan komputerJaringan komputer
Jaringan komputer
imam damo
 
BAB 5 KELAS 9
BAB 5 KELAS 9BAB 5 KELAS 9
BAB 5 KELAS 9
sekarayupuspitaningrum
 
BAB 5 KELAS 9
BAB 5 KELAS 9BAB 5 KELAS 9
BAB 5 KELAS 9
sucizerlinaelvitanaomi
 
BAB 5 KELAS 9
BAB 5 KELAS 9BAB 5 KELAS 9
TIK Kelas IX SMP 18 Semarang
TIK Kelas IX SMP 18 SemarangTIK Kelas IX SMP 18 Semarang
TIK Kelas IX SMP 18 Semarang
viersa30
 
Jaringan komputer
Jaringan komputerJaringan komputer
Jaringan komputer
Melody Grace
 
Latar belakang dan sejarah internettt
Latar belakang dan sejarah internetttLatar belakang dan sejarah internettt
Latar belakang dan sejarah internetttfahmieirham
 
SIM, Aswi Ruhana, Hapzi Ali, S1 Akuntansi, Telekomunikasi, Internet, dan Tekh...
SIM, Aswi Ruhana, Hapzi Ali, S1 Akuntansi, Telekomunikasi, Internet, dan Tekh...SIM, Aswi Ruhana, Hapzi Ali, S1 Akuntansi, Telekomunikasi, Internet, dan Tekh...
SIM, Aswi Ruhana, Hapzi Ali, S1 Akuntansi, Telekomunikasi, Internet, dan Tekh...
aswi ruhana
 

Similar to Social Aware (20)

Dasar Jaringan komputer Lengkap
Dasar Jaringan komputer LengkapDasar Jaringan komputer Lengkap
Dasar Jaringan komputer Lengkap
 
Sim,lisa andriyani,hapzi ali,telekomunikasi.internet.dan teknologi nirkabel,u...
Sim,lisa andriyani,hapzi ali,telekomunikasi.internet.dan teknologi nirkabel,u...Sim,lisa andriyani,hapzi ali,telekomunikasi.internet.dan teknologi nirkabel,u...
Sim,lisa andriyani,hapzi ali,telekomunikasi.internet.dan teknologi nirkabel,u...
 
SIM,Deden krisdyanto,prof.dr.ir.hapzi ali,mm,cma ,Telekomunikasi, intenet dan...
SIM,Deden krisdyanto,prof.dr.ir.hapzi ali,mm,cma ,Telekomunikasi, intenet dan...SIM,Deden krisdyanto,prof.dr.ir.hapzi ali,mm,cma ,Telekomunikasi, intenet dan...
SIM,Deden krisdyanto,prof.dr.ir.hapzi ali,mm,cma ,Telekomunikasi, intenet dan...
 
Pengenalan dan dasar jaringan komputer
Pengenalan dan dasar jaringan komputerPengenalan dan dasar jaringan komputer
Pengenalan dan dasar jaringan komputer
 
Sim, nurfanida putri hikmalia, hapzi ali, telecommunication internet & wirele...
Sim, nurfanida putri hikmalia, hapzi ali, telecommunication internet & wirele...Sim, nurfanida putri hikmalia, hapzi ali, telecommunication internet & wirele...
Sim, nurfanida putri hikmalia, hapzi ali, telecommunication internet & wirele...
 
Tugas terstruktur kkpi (sejarah jaringan komputer)
Tugas terstruktur kkpi (sejarah jaringan komputer)Tugas terstruktur kkpi (sejarah jaringan komputer)
Tugas terstruktur kkpi (sejarah jaringan komputer)
 
Microsoft PowerPoint 2007 Bab 5
Microsoft PowerPoint 2007 Bab 5Microsoft PowerPoint 2007 Bab 5
Microsoft PowerPoint 2007 Bab 5
 
Ms Power Point BAB 5
Ms Power Point BAB 5Ms Power Point BAB 5
Ms Power Point BAB 5
 
MA POWER POINT 2007 BAB5
MA POWER POINT 2007 BAB5MA POWER POINT 2007 BAB5
MA POWER POINT 2007 BAB5
 
Sim, gita septianingsih, hapzi ali, telekomunikasi internet dan teknologi nir...
Sim, gita septianingsih, hapzi ali, telekomunikasi internet dan teknologi nir...Sim, gita septianingsih, hapzi ali, telekomunikasi internet dan teknologi nir...
Sim, gita septianingsih, hapzi ali, telekomunikasi internet dan teknologi nir...
 
Komunikasi Dengan OSI Layer
Komunikasi Dengan OSI LayerKomunikasi Dengan OSI Layer
Komunikasi Dengan OSI Layer
 
Rangkumantiksemester1 111211011705-phpapp02
Rangkumantiksemester1 111211011705-phpapp02Rangkumantiksemester1 111211011705-phpapp02
Rangkumantiksemester1 111211011705-phpapp02
 
Jaringan komputer
Jaringan komputerJaringan komputer
Jaringan komputer
 
BAB 5 KELAS 9
BAB 5 KELAS 9BAB 5 KELAS 9
BAB 5 KELAS 9
 
BAB 5 KELAS 9
BAB 5 KELAS 9BAB 5 KELAS 9
BAB 5 KELAS 9
 
BAB 5 KELAS 9
BAB 5 KELAS 9BAB 5 KELAS 9
BAB 5 KELAS 9
 
TIK Kelas IX SMP 18 Semarang
TIK Kelas IX SMP 18 SemarangTIK Kelas IX SMP 18 Semarang
TIK Kelas IX SMP 18 Semarang
 
Jaringan komputer
Jaringan komputerJaringan komputer
Jaringan komputer
 
Latar belakang dan sejarah internettt
Latar belakang dan sejarah internetttLatar belakang dan sejarah internettt
Latar belakang dan sejarah internettt
 
SIM, Aswi Ruhana, Hapzi Ali, S1 Akuntansi, Telekomunikasi, Internet, dan Tekh...
SIM, Aswi Ruhana, Hapzi Ali, S1 Akuntansi, Telekomunikasi, Internet, dan Tekh...SIM, Aswi Ruhana, Hapzi Ali, S1 Akuntansi, Telekomunikasi, Internet, dan Tekh...
SIM, Aswi Ruhana, Hapzi Ali, S1 Akuntansi, Telekomunikasi, Internet, dan Tekh...
 

Social Aware

  • 1. ICITECH 2016 Halaman 1 Fakultas Sains dan Teknologi USD Analisis Kinerja Protokol Routing Social Aware Berbasis Konten Pada Opportunistic Network Ricky Yonas1 , Bambang Soelistijanto2 Mahasiswa Teknik Informatika USD1 , Dosen Teknik Informatika USD2 Jalan Afandi, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55281 Email : rjonas34@gmail.com1 , b.soelistijanto@usd.ac.id2 Abstract Opportunistic Networks (OppNet) is one of Delay Tolerant Network (DTN) application.It is a wireless communication that is not require any infrastrusture thus, the difference between OppNet and conventional cellular communication is obvious. In OppNet, nodes are communicating via other node’s radiowave (in this case, we used Bluetooth). Messages are handed over node by node until it reaches its destination node. In social aware routing protocol, social weights are given to each node. Social weights will determine node’s movement and it’s transitivity or even it’s community to help messages reachs it’s destination faster. With transitivity, the delivery probability can reach an optimum number of 80%, that means in every 10 messages, 8 messages are successfully delivered. Keywords : Opportunistic Networks, Social Weights, Node Movement, Node Transitivity, Wireless Communication. 1. Pendahuluan Saat ini Internet telah menjadi salah satu media atau sarana penyaji dan pertukaran informasi yang banyak digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia. Dalam proses mengakses Internet, terkadang kita memiliki kendala. Kini kendala tersebut dapat diatasi dengan memanfaatkan salah satu arsitektur dan protokol jaringan yang bernama Opportunistic Network. Opportunistic Network adalah salah satu evolusi yang paling menarik dari MANET (Mobile Ad-hoc Network). Dalam Opportunistic Network, setiap node tetap dapat bertukar informasi walaupun tidak ada rute yang menghubungkan. Dengan Opportunistic Network, layanan Internet dapat diterapkan dan disajikan untuk suatu area yang memiliki karakteristik menantang seperti tingkat delay dan packet loss yang tinggi, dan tingkat konektivitas yang rendah. Pada Opportunistic Network, perangkat memiliki mobilitas yang tinggi dan resource yang sangat terbatas. Berbagai macam jenis protokol pada Opportunistic Network mencoba untuk mencari titik optimal pengiriman pesan dengan meminimalisir performa aspek lainnya. Berangkat dari sebuah ide tentang ketergantungan manusia dan Internet yang telah berubah, kini Opportunistic Network terus dikembangkan. Dahulu, manusia harus mencari tempat yang terhubung dengan Internet jika ingin menggunakan Internet. Saat ini Internet dirancang untuk tidak dicari oleh manusia, melainkan Internetlah yang akan mencari manusia. Oleh sebab itu pendekatan psikologis juga turut terlibat dalam proses perkembangannya. 1.1 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah utama yang akan dibahas adalah mengenai analisa unjuk kerja dari protokol social aware berbasis konten pada Opportunistic Network. 1.2 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui unjuk kerja protokol social aware, kelebihan, serta kekurangannya pada Opportunistic Network, yang diukur dengan beberapa parameter unjuk kerja, yaitu delivery ratio, latency, dan overhead ratio. 1.3 Metologi Penelitian Adapaun metodologi dan langkah–langkah yang digunakan dalam pelaksanaan tugas akhir ini adalah sebagai berikut : 1. Studi Literatur Mencari dan mengumpulkan referensi serta mempelajari teori yang mendukung tugas akhir ini, seperti: a. Teori jaringan opportunistic b. Teori protokol social-aware c. Teori protokol social-aware (content-based) d. Teori delivery probability, overhead ratio, latency, dan buffer occupancy. e. Teori ONE simulator f. Tahap-tahap dalam membangun simulasi
  • 2. ICITECH 2016 Halaman 2 Fakultas Sains dan Teknologi USD 2. Perancangan Dalam tahap ini penulis merancang skenario sebagai berikut: a. Luas jaringan tetap b. Penambahan jumlah node (density) c. Penambahan TTL (time-to-live) d. Penambahan kapasitas penyimpanan (buffersize) e. Pergerakan node berdasarkan random waypoint f. Pergerakan node berdasarkan working day movement g. Pergerakan node berdasarkan real-human trace 3. Pembangunan Simulasi dan Pengumpulan Data Simulasi jaringanopportunistic pada tugas akhir ini menggunakan ONE simulator (discret-event simulator) berbasis java. 4. Analisis Data Simulasi Dalam tahap ini penulis menganalisa hasil pengukuran yang diperoleh pada proses simulasi. Analisa dihasilkan dengan melakukan pengamatan dari beberapa kali pengukuran yang menggunakan parameter simulasi yang berbeda. 5. Penarikan Kesimpulan Penarikan kesimpulan didasarkan pada beberapa parameter unjuk kerja yang diperoleh pada proses analisis data. 2. Dasar Teori Jaringan wireless adalah jaringan dengan menggunakan teknologi nirkabel, dalam hal ini adalah hubungan telekomunikasi suara maupun data dengan menggunakan gelombang elektromagnetik sebagai sarana pengganti kabel. Teknologi nirkabel ini lebih sering disingkat dengan istilah jaringan wireless. Teknologi wireless juga dapat digunakan untuk komunikasi, dikenal dengan istilah wireless communication atau transfer informasi secara jarak jauh tanpa batasan penggunaan kabel, misalnya telepon seluler, jaringan komputer wireless dan komunikasi satelit. Pengontrolan secara jarak jauh tanpa menggunakan kabel adalah salah satu aplikasi wireless. Misalnya penggunaan remote TV. Sekarang ini penggunaan wireless semakin marak sejak masyarakat menggunakan ponsel atau penggunaan layanan wifi atau hotspot. Sebagai contoh, si pengguna bisa mengakses internet di dapur, bahkan di basement gedung- gedung. Pengguna bisa saja mentransfer file antara komputer melalui jaringan wireless. Jaringan wireless menggunakan Standard Institute of Electical and Electronics Engineers 802.11 atau IEEE 802.11. IEEE merupakan organisasi yang mengatur Standard mengenai teknologi wireless. Frekuensi kerja jaringan wireless adalah 2,4 GHz, 3,7 GHz dan 5 GHz. Topologi pada jaringan nirkabel ini dibagi menjadi dua, yaitu topologi nirkabel dengan berbasis infrastruktur (access point) dan topologi nirkabel tanpa memanfaatkan infrastruktur. Jaringan wireless infrastruktur kebanyakan digunakan untuk memperluas jaringan jaringan LAN atau untuk berbagi jaringan agar dapat terkoneksi ke internet. Untuk membangun jaringan infrastruktur diperlukan sebuah perangkat yaitu wireless access point untuk menghubungkan client yang terhubung dan manajemen jaringan wireless. 2.1 Opportunistic Network Opportunistic Network (OppNet) atau biasa disebut juga sebagai Delay-tolerant Network (DTN) adalah sebuah metode komunikasi dan pertukaran informasi pada perangkat bergerak tanpa menggunakan infrastruktur seperti access point, Base Transceiver Station (BTS), maupun satelit. Berbeda dengan MANETs, OppNet memungkinkan perangkat tetap bisa berkomunikasi meskipun terputus dalam waktu yang cenderung lama atau jarak yang jauh. Dalam Opportunistic Network terdapat sebuah mekanisme yang disebut sebagai store, carry, and forward. Mekanisme ini adalah aspek yang sangat penting dalam OppNet karena memungkinkan untuk menyampaikan pesan dari node pengirim (source) ke node tujuan (destination). OppNet merupakan arsitektur yang cocok pada jaringan yang ekstrim. Maksud dari ekstrim adalah jaringan yang penuh dengan tantangan, seperti delay yang tinggi, koneksi yang sering terputus dan tingkat error yang tinggi Perlu diketahui terciptanya konsep OppNet adalah untuk komunikasi luar angkasa. Komunikasi luar angkasa memiliki karakter delay pengiriman yang lama (akibat jarak yang jauh) dan koneksi end-to-end yang tidak selalu ada (bahkan tidak ada). Misalkan pada pengiriman data dari stasiun bumi ke sebuah kendaraan di Mars. Pengiriman ini memerlukan beberapa satelit dan stasiun luar angkasa sebagai router. Koneksi end-to-end hampir mustahil dibangun sehingga pengiriman data dengan TCP/IP tidak mungkin dilakukan. Yang memungkinkan adalah mengirim data secara bertahap dari satu node ke node berikutnya, kemudian disimpan. Selanjutnya dapat diteruskan ke nodeberikutnya setelah ada koneksi. Dengan DTN, model pengiriman data seperti ini sangat mungkin untuk dilakukan. 2.2 Store, Carry, Forward Fase store, carry, and forward terjadi pada saat pesan baru saja dibuat pada sebuah node (source), sampai pesan disampaikan kepada destination. Pada OppNet, source tidak langsung terhubung dengan destination, oleh karena itu source harus menitipkan pesannya kepada node lain yang ada pada jangkauan
  • 3. ICITECH 2016 Halaman 3 Fakultas Sains dan Teknologi USD radionya. Node perantara yang membawa pesan titipan dari source biasa disebut sebagai relay node. Relay akan menyimpan pesan yang dititipkan ke dalam buffer nya. Relay juga bertugas untuk membawa (carry) atau menyampaikan pesan (forward) jika ternyata destination masuk ke jangkauan radionya. Gambar 1 menunjukkan proses pengiriman data dari source node dengan tujuan akhir destinationnode. Saat melewati node R2 data akan disimpan terlebih dahulu, kemudian node R2 akan menyimpan pesan terdahulu dan kemudian ia akan mebawa pesan tersebut menuju node R3. R3 akan menyimpan pesan tersebut dan kemudiian membawa pesan ke destination. Metode store, carry and forward berbeda dengan proses pengiriman data pada TCP/IP. Pada TCP/IP, router hanya menerima data dan langsung mem-forward. Akibatnya, jika koneksi putus di suatu tempat, data yang sedang dalam proses pengiriman tersebut akan hilang (drop). Metode store, carry dan forward memiliki konsekuensi yaitu setiap node harus memiliki media penyimpanan (storage). Storage digunakan untuk menyimpan data apabila koneksi dengan node berikutnya belum tersedia. Oleh karena itu, router yang hanya terdiri atas routerboard seperti yang biasa dipakai dalam jaringan TCP/IP tidak dapat digunakan di OppNet. Router pada jaringanOppNet harus memiliki media penyimpan, contohnya pada router yang berupa PC. Dalam OppNet, proses store, carry and forward dilakukan pada sebuah layer tambahan yang disebut Bundle layer, dan data yang tersimpan sementara disebut dengan bundle. Bundle layer adalah sebuah layer tambahan untuk memodifikasi paket data dengan fasilitas-fasilitas yang disediakan OppNet. Bundle layer terletak langsung di bawah layer aplikasi. Dalam bundle layer, data dari layer aplikasi akan dipecah-pecah menjadi bundle. Bundle inilah yang akan dikirim ke transport layer untuk diproses lebih lanjut. 2.3 Protokol Routing pada Opportunistic Network OppNet adalah jaringan nirkabel di mana pemutusan dan delay sangat sering terjadi karena mobility node, terputusnya aliran listrik dan sebagainya. OppNet berperan penting ketika delay dalam jaringan mulai diamati. Salah satu penyebabnya adalah karena gerakan node perantara bergerak secara acak yang bekerja sebagai pembawa data dari source ke destination. Untuk mencapai pengiriman data, akan dilakukan mekanisme “store, carry, and forward”. Mekanisme ini diambil di mana data secara bertahap disimpan terlebih dahulu di seluruh jaringan dan diharapkan pesan yang dikirim bisa sampai ke destination. Routing merupakan perpindahan informasi di seluruh jaringan dari node sumber ke node tujuan dengan minimal satu yang berperan sebagai perantara. Strategi routing di OppNet: a) Strategi Flooding: setiap node dibanjiri oleh pesan sehingga nodedestination menerima pesan tersebut. Beberapa duplikat dari pesan yang sama akan dibuat dan dikirim ke satu set node yang disebut relay node. Node tersebut akan menyimpan pesan sampai ia dapat menghubungi node tujuan. Keuntungan: 1) Kemungkinan yang besar agarsource terhubung dengan destination. 2) Tingkat keberhasilan yang tinggi pada pengiriman pesan. b) Strategi Forwarding: menggunakan pengetahuan jaringan untuk memilih jalur terbaik (shortest one) ke destination serta membuat penggunaan topologi jaringan dan pengetahuan lokal/global untuk menemukan rute terbaik dalam menyampaikan pesan ke tujuan. Keuntungan: 1) Tidak ada replikasi (lebih sedikit bandwidth). 2) Lebih cepat karena menggunakan jalur routingyang terbaik. 2.4 Social Aware Opportunistic Network Seiring dengan perkembangannya, OppNet berusaha untuk lebih mendekati beragam pergerakan manusia, khususnya dari segi psikologis. Pada mulanya, pergerakan manusia diasumsikan sebagai sebuah gerakan acak (random) dengan probabilitas pertemuan satu manusia dan satu manusia lainnya yang cenderung sama. Tetapi dalam penerapannya, ternyata pergerakan manusia tidaklah random. Pergerakan manusia ditentukan oleh beberapa faktor seperti tempat favoritnya, siapa teman-temannya, dimana komunitasnya berada dan lain-lain. Pemilihan relay terbaik Gambar 1 : Proses store, carry, and forward pada Opportunistic Networks
  • 4. ICITECH 2016 Halaman 4 Fakultas Sains dan Teknologi USD sangatlah berbeda-beda menurut setiap protokol. Relay terbaik adalah node yang dianggap memiliki probabilitas tertinggi untuk bertemu dengan destination dengan delay yang relatif cepat. Social Aware berbasis konten pada Opportunistic Network adalah salah satu metode routing yang bersifat multicast (satu source dengan banyak destination). Protokol jenis ini mengadopsi cara kerja dari protokol berbasis konten sebelumnya yaitu Publish-subscribe (Pub-sub), hanya saja jika pada jaringan Pub-sub sebuah node harus mengetahui seluruh topologi jaringan (karena biasanya jaringan Pub-sub diimplementasi pada jaringan wired), pada jaringan Social-aware ini sebuah node sumber informasi hanya perlu mengenal node satu hop disekitarnya dan node tersebut dapat mengenali node tetangganya dengan memanfaatkan node transitivity. Pada protokol ini, ada sebuah aspek yang melekat pada setiap node yang disebut sebagai interest. Interest adalah sebuah parameter bawaan pada setiap node yang menentukan minat akses dari node tersebut. Sebagai contoh, terdapat node dengan interest A, dengan demikian node tersebut hanya menghasilkan atau menerima konten ber-interest A juga. Tetapi, node dengan interest A dapat berfungsi sebagai relay untuk node dengan interest lainnya tergantung dari hasil kalkulasi transitivity kedua node yang saling kontak. Transitivity pada protokol ini menggunakan model encounters frequency transitivity, yaitu intensitas sebuah node bertemu dengan node lainnya. Kedua node yang saling kontak akan mengukur frekuensi pertemuannya dan node dengan frekuensi pertemuan yang sudah mencapai treshold akan dianggap memiliki transitivity yang kuat dan dianggap baik untuk menjadi relay node. Gambar 2 menunjukkan proses forwarding pesan pada protokol content-based social aware. Node dengan interest A akan menyebarkan atau melakukan forwarding ke node yang memiliki interst yang sama. Pada gambar 2b dijelaskan bahwa node dengan interest A dapat juga melakukan forwarding pesan kepada node dengan interest yang berbeda dengan catatan node yang akan menerima pesan harus memiliki transitivity yang kuat dengan node destination. Node transitivity pada protokol routing content-based social aware diukur dengan model encounters frequency. 2.5 Node Transitivity Setiap pertemuan antar node akan dicatat dan diukur intensitas pertemuannya. Dalam protokol content-based social aware, dua buah node yang memiliki intensitas pertemuan (encounters) yang tinggi akan dianggap saling memiliki transitivity yang kuat pula. Jika kedua node sangat jarang bertemu, berarti kedua node tersebut bukan merupakan node yang baik untuk saling forward satu dengan lainnya. Transitivity adalah hal yang terpenting bagi sebuah node untuk membuat keputusan apakah node yang dijumpainnya cocok untuk menjadi relay node dimana jika node A sering bertemu dengan node B, dan node B juga sering bertemu dengan node C, maka node C menjadi relay node yang baik bagi node A. Saat dua buah node bertemu, ada dua hal yang saling dipertukarkan, yaitu message summary vectors yang digunakan untuk meminta pesan yang unik (belum pernah diterima sebelumnya), dan delivery predictability vectors, yaitu vektor yang digunakan untuk mengidentifikasi manakah dari kedua node tersebut yang lebih baik untuk Gambar 2 : Message Forwarding dengan model Multicast Gambar 3 : Transitivity 3 buah node
  • 5. ICITECH 2016 Halaman 5 Fakultas Sains dan Teknologi USD menyampaikan pesan ke destination. Encounters Frequency Transitivity dapat diukur dengan persamaan sebagai berikut : P(𝑎,b) = P(𝑎,𝑏) 𝑜𝑙𝑑 + (1 − 𝑃(𝑎,𝑏) 𝑜𝑙𝑑) × 𝑃𝑖𝑛𝑖𝑡 dimana 𝑃𝑖𝑛𝑖𝑡 merepresentasikan sebuah bilangan awal. 3. Rancangan Skenario Simulasi Simulasi yang akan dilakukan menggunakan beberapa skenario dan parameter pengujian guna mendapatkan hasil yang paling akurat. Beberapa parameter akan diubah seperti jumlah node, TTL, dan buffersize. Simulasi juga dilakukan di beberapa model pergerakan node (node movement) yang berbeda. 3.1 Node Movement Simulasi pada OppNet dapat menggunakan bermacam-macam jenis pergerakan. Jenis pergerakan pada simulasi OppNet kebanyakan merupakan jenis pergerakan yang terdapat pada teori graph. Tetapi seiring dengan perkembangannya simulasi OppNet kini telah menyediakan berbagai macam pergerakan yang terjadi pada dunia nyata seperti pergerakan manusia (real-human trace), pergerakan kendaraan, dan lain-lain. Dalam simulasi kali ini, model pergerakan yang digunakan meliputi random waypoint, workingday movement, dan real-human trace versi MIT serta Haggle4 (Cambridge) sebagai pembanding. 3.1.1 Random Waypoint Dalam teori pergerakan mobile node, model pergerakan random waypoint adalah sebuah gerakan pada node bergerak dimana kecepatan, akselerasi dan arah gerak berubah seiring dengan berjalannya waktu. Pergerakan random waypoint banyak digunakan untuk mensimulasikan pergerakan mobile node pada Mobile Ad-hoc Networks (MANET) dan Opportunistic Networks karena dianggap memiliki kompleksitas yang rendah tetapi tetap efektif. Dalam simulasi yang berbasis pergerakan random, setiap node bergerak tanpa batasan. Dengan kata lain, tujuan, kecepatan, dan arah semuanya ditentukan secara random tanpa pengaruh dari node lainnya. 3.1.2 Stationary Movement (Workingday) Kegiatan utama node pada pergerakan ini adalah di rumah, bekerja, dan aktivitas bersama teman-teman di malam hari. Hal seperti ini akan diulang setiap harinya hingga simulasi berakhir. Hubungan sosial akan terbentuk ketika beberapa node melakukan kegiatan yang sama. Misalnya node dengan lokasi kantor yang sama adalah rekan-rekan kerja. Aktivitas setiap node akan dimulai di pagi hari dari dalam rumah. Waktu untuk bangun pagi di dalam simulasi dirancang berbeda dari kehidupan nyata. Pada saat bangun, node akan meninggalkan rumah menggunakan transportasi dalam melakukan perjalanan ke tempat kerja. Setelah jam kerja selesai, node akan memutuskan untuk pergi mengikuti kegiatan malam atau pulang ke rumah. 3.1.3 Real-human Trace Jenis pergerakan Real-human Trace adalah sebuah model pergerakan yang ditemukan oleh beberapa Universitas dan pusat penelitian besar diseluruh dunia seperti Reality Mining dari Massachusetts Institute of Technology (MIT), Haggle dari Cambridge University, dan lain-lain. Reality Mining (MIT) adalah sebuah penambangan data riil yang dilakukan oleh Massachusetts Institute of Technology. Reality Mining berisi koleksi dan analisis tentang pergerakan sekelompok manusia yang diambil dengan perangkat wireless yang terkoneksi dengan GPS. Jenis pergerakan Real-human Trace mengimitasi aspek-aspek penting pada kehidupan sosial manusia di dunia nyata yang kemudian dimodelkan ke dalam simulasi. Salah satu aspek yang terpenting adalah bobot sosial (social weights) pada setiap node. Bobot sosial pada kehidupan manusia di dunia nyata dapat berupa banyak sekali hal seperti tingkat popularitas, komunitas kegemaran atau hobi, tempat favorit, komunitas formal (sekolah, kampus, kantor), dan hal lainnya yang dapat membuat sebuah node untuk menemukan cluster nya. Permodelan pergerakan Real-human Trace didapatkan dari sekelompok manusia yang masing-masing dibekali sebuah perangkat yang dapat menginformasikan gerakan dari tiap-tiap manusia itu selama beberapa minggu, bulan, bahkan tahun. Perangkat tersebut akan mengetahui tempat-tempat yang dituju, orang-orang yang ditemui, bahkan konten apa saja yang disukai. 3.2 Skenario Simulasi Simulasi ini menggunakan tiga jenis pergerakan yaitu RandomWaypoint, WorkingDay Movement,dan Real Human Trace (MIT). Beberapa parameter untuk simulasi akan diubah mengikuti interval tertentu. Khusus untuk model pergerakan workingday movement dan real human trace, data yang diambil masing-masing berjumlah dua. Data pertama berisi hasil simulasi dengan node yang di kelompokkan ke dalam interest tertentu, lalu simulasi kedua berisi data dengan kelompok node dan interest yang telah diacak (randomize). Perubahan untuk beberapa parameter simulasi dijelaskan dalam tabel-tabel berikut ini :
  • 6. ICITECH 2016 Halaman 6 Fakultas Sains dan Teknologi USD Tiga parameter yang dipakai dalam penelitian ini adalah : 1. Delivery Probability Delivery probability adalah rasio antara pesan yang sampai ke destination dan jumlah pesan yang dikirim. Jaringan memiliki kinerja yang baik apabila memiliki delivery probability yang tinggi. Delivery Ratio direpresentasikan dengan persamaan : 𝐷𝑒𝑙𝑖𝑣𝑒𝑟𝑦 𝑃𝑟𝑜𝑏𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦 = Jumlah Pesan yang Sampai ke 𝐷𝑒𝑠𝑡𝑖𝑛𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 Jumlah Paket Yang Dibuat 2. Delay atau Latency Delay yang dimaksud adalah rata-rata waktu antara pesan dibuat dan pesan diterima oleh destination. Jaringan opportunistic memiliki rata-rata delay yang tinggi karena sifat dari jaringan itu sendiri. Jaringan memiliki kinerja yang baik apabila memiliki rata-rata delay yang rendah. Delay direpresentasikan dengan persamaan : 𝐷𝑒𝑙𝑎𝑦 = Waktu Saat Pesan Diterima − Waktu Saat Pesan Dibuat Jumlah Pesan Yang DiTerima 3. Overhead Overhead adalah metrik yang digunakan untuk memperkirakan copy pesan dari original pesan yang disebarkan di dalam jaringan. Jaringan dikatakan memiliki kinerja yang baik apabila memiliki overhead yang rendah.Overhead ratio direpresentasikan dengan persamaan : 𝑂𝑣𝑒𝑟ℎ𝑒𝑎𝑑 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = Jumlah 𝐶𝑜𝑝𝑦 yang Diteruskan − Jumlah 𝐶𝑜𝑝𝑦 yang Diterima Jumlah 𝐶𝑜𝑝𝑦 yang Diterima No Node TTL (Menit) Buffer (MB) 1 60 1440 25 2 90 1440 25 3 120 1440 25 4 150 1440 25 5 180 1440 25 No Node TTL (Menit) Buffer (MB) 1 180 300 25 2 180 720 25 3 180 1440 25 4 180 2880 25 5 180 5760 25 No Node TTL (Menit) Buffer (MB) 1 180 1440 5 2 180 1440 10 3 180 1440 15 4 180 1440 20 5 180 1440 25 Tabel 1 : Tabel skenario penambahan jumlah node Tabel 2 : Tabel skenario penambahan TTL Tabel 3 : Tabel skenario penambahan kapasitas buffer
  • 7. ICITECH 2016 Halaman 7 Fakultas Sains dan Teknologi USD 4. Hasil Pengujian Pada sub-bab sebelumnya, data telah terkumpul dari simulasi. Dengan demikian, pada sub-bab ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai dampak pengubahan nilai parameter terhadap hasil simulasi. Pada sub-bab ini juga akan dijelaskan tentang perbandingan unjuk kerja protokol social-aware berbasis konten pada jenis pergerakan random waypoint, workingday movement, dan real-human trace. Pada model pergerakan workingday movement dan real human trace, data yang diambil masing-masing berjumlah dua. Data pertama berisi hasil simulasi dengan node yang di kelompokkan ke dalam interest tertentu, lalu simulasi kedua berisi data dengan kelompok node dan interest yang telah diacak (randomize). Grafik 1 diatas menunjukkan dampak yang terjadi pada penambahan jumlah node terhadap delivery probability. Terlihat angka delivery probability yang sangat optimal dari kedua jenis pergerakan yang disimulasikan (random waypoint, dan workingday movement). Seiring dengan bertambahnya jumlah node, delivery probability semakin meningkat dikarenakan semakin banyaknya node yang membantu me-relay-kan setiap pesan yang akan didistribusikan. Seperti terlihat pada grafik diatas, angka delivery probability berada di bawah 20% pada jumlah node 60, dan naik menjadi 79- 80% pada jumlah node 180 yang dibagi menjadi 3 interest. Pada model pergerakan random waypoint, rata-rata latency dapat dikatakan lebih baik dibandingkan pada model pergerakan workingday movement. Hal ini dikarenakan pada model pergerakan random waypoint setiap node bergerak secara random (kecepatan, dan arah) sehingga probabilitas pertemuan setiap node dengan node lainnya sama. Hal ini sangat ideal dalam proses relaying pesan. Latency pada pergerakan workingday wovement lebih besar karena node pada jenis pergerakan ini cenderung berkumpul (di kantor) dan akan mulai berpencar saat jam pulang kerja. Grafik 2 menunjukkan dampak perubahan durasi TTL (time-to-live) yang terjadi pada delivery probability. Dapat dilihat pada grafik tersebut bahwa titik optimal durasi TTL pada random waypoint berada pada 2880 menit yang menghasilkan angka delivery probability yang sangat baik yaitu 80%. Pada model pergerakan workingday movement, titik optimal dari durasi TTL adalah 3-4 hari yang mengakibatkan delivery probability meningkat menjadi diatas 80%. Delivery probability akan kembali menurun pesat jika durasi TTL ditambah karena akan menyebabkan buffer overflow. Pada model pergerakan Random Waypoint, latency cenderung naik karena TTL juga semakin tinggi yang menyebabkan semakin banyaknya pesan yang disimpan. Sedangkan pada jenis pergerakan Workingday Movement, latency sempat menurun pada saat durasi TTL berkisar antara 7-10 jam dikarenakan pada saat itu adalah jam pulang kerja dan banyak node yang melanjutkan distribusi pesan. 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 60 90 120 150 180 DeliveryProbability Nodes RWP WDM Grafik 1 : Hasil pengujian delivery probability terhadap perubahan node 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 300 720 1440 2880 5760 DeliveryProbability TTL (Menit) RWP WDM Grafik 2 : Hasil pengujian delivery probability terhadap perubahan TTL
  • 8. ICITECH 2016 Halaman 8 Fakultas Sains dan Teknologi USD Grafik 3 menunjukkan dampak penambahan buffersize terhadap delivery probability. Dengan bertambambahnya kapasitas penyimpanan (buffer), delivery probability juga mengalami kenaikan karena semakin banyak juga pesan yang ditampung (tidak mengalami drop) untuk didistribusikan. Tetapi pertambahan kapasitas buffer juga memiliki dampak negatif yaitu overhead yang tinggi. Hasil pengujian juga menunjukkan latency pada model pergerakan randomway point lebih rendah dibandingkan model pergerakan workingday movement. hal ini disebabkan karena distribusi pesan pada model pergerakan random waypoint berjalan secara terus menerus yang mengakibatkan penyampaian pesan lebih cepat dibandingkan model pergerakan workingday movement. latency pada model pergerakan random waypoint tidak melebihi 2000s. jauh berbeda dengan model pergerakan workingday movement yang mencapai diatas 7000s. Grafik 4 menunjukkan hasil simulasi protokol content-based social aware pada dua jenis pergerakan manusia yaitu Haggle4 (Cambridge) dan Reality Mining (MIT). Terlihat jelas angka delivery probability yang sangat jauh berbeda antara kedua versi pergerakan manusia diatas. Pada versi Reality Mining, delivery probability jauh lebih besar karena pada versi tersebut node yang digunakan untuk simulasi berjumlah lebih banyak dibandingkan dengan versi pergerakan manusia Haggle4 (97:36). Grafik diatas menunjukkan latency pada kedua versi pergerakan manusia yaitu Haggle4 (Cambridge) dan Reality Mining (MIT). Pada versi Haggle4, angka latency lebih tinggi dibandingkan Reality Mining. Hal ini disebabkan karena pada versi Reality Mining jumlah node lebih banyak dibandingkan versi Haggle4 sehingga semakin banyaknya node yang menjadi relay untuk node lainnya, hal itu akan menurunkan angka latency secara signifikan. Grafik diatas menunjukkan latency pada kedua versi pergerakan manusia yaitu Haggle4 (Cambridge) dan Reality Mining (MIT). Pada versi Haggle4, angka latency lebih tinggi dibandingkan Reality Mining. Hal ini disebabkan karena pada versi Reality Mining jumlah node lebih banyak dibandingkan versi Haggle4 sehingga semakin banyaknya node yang menjadi relay untuk node lainnya, hal itu akan menurunkan angka latency secara signifikan. 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 5M 10M 15M 20M 25M DeliveryProbability BufferSize RWP WDM Grafik 3 : Hasil pengujian delivery probability terhadap perubahan Buffersize 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 Haggle4 MIT Delivery Probability Normal Random Grafik 4 : Hasil pengujian delivery probability pada jenis pergerakan Real-human trace
  • 9. ICITECH 2016 Halaman 9 Fakultas Sains dan Teknologi USD 5. Kesimpulan dan Saran Dari hasil simulasi dan pengujian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa: 1. Protokol social-aware berbasis konten memberikan unjuk kerja yang baik pada area simulasi dengan density yang tinggi. Hal ini dibuktikan dengan angka delivery probability yang bisa dibilang sangat baik pada skenario simulasi dengan density tinggi. 2. Tingkat density pada protokol ini juga mempengaruhi angka latency. Pada simulasi yang melibatkan 180 node (density tinggi), latency menurun secara signifikan karena jumlah next-hop berkurang yang disebabkan oleh semakin banyaknya node yang membantu me-relay kan pesan. 3. Pada pergerakan manusia, protokol ini menunjukkan angka delivery probability yang cukup tinggi, terutama pada pergerakan versi Reality Mining (MIT). Saran Penelitian lebih lanjut tentang protokol social-aware pada OppNet perlu dikembangkan mengingat banyaknya aspek bobot sosial yang mungkin belum diterapkan pada protokol ini. 6. Daftar Pustaka [1] P. Costa, C. Mascolo, M. Musolesi, G. P. Picco, Socially-aware routing for publishsubscribe in delay-tolerant mobile ad hoc networks, IEEE J.Sel. A. Commun. 26 (5) (2008) 748–760. doi:10.1109/JSAC.2008.080602. [2] C. Boldrini, M. Conti, A. Passarella, Design and performance evaluation of contentplace, a social-aware data dissemination system for opportunistic networks, Comput. Netw. 54 (4) (2010) 589–604. doi:10.1016/j.comnet.2009.09.001. [3] P. Hui, J. Crowcroft, E. Yoneki, Bubble rap: Social-based forwarding in delaytolerant networks, IEEE Transactions on Mobile Computing 10 (11) (2011) 1576– 1589. doi:10.1109/TMC.2010.246. [4] W. Moreira, P. Mendes, S. Sargento, Opportunistic routing based on daily routines, in: Proceedings of the IEEE International Symposium on a World of Wireless, Mobile and Multimedia Networks (WoWMoM), 2012, pp. 1–6. doi:10.1109/WoWMoM.2012.6263749. [5] H. A. Nguyen, S. Giordano, Context information prediction for social-based routing in opportunistic networks, Ad Hoc Netw. 10 (8) (2012) 1557–1569. doi:10.1016/j.adhoc.2011.05.007. [6] W. Moreira, P. Mendes, Social-aware Opportunistic Routing: The New Trend, in: I. Woungang, S. Dhurandher, A. Anpalagan, A. V. Vasilakos (Eds.), Routing in Opportunistic Networks, Springer Verlag, 2013. [7] A. Mtibaa, M. May, C. Diot, M. Ammar, Peoplerank: Social opportunistic forwarding, in: Proceedings of the IEEE INFOCOM, 2010, pp. 1–5. doi:10.1109/INFCOM.2010.5462261. [8] T. Spyropoulos, K. Psounis, C. S. Raghavendra, Spray and wait: an efficient routing scheme for Intermittently connected mobile networks, in: Proceedings of the 2005 ACM SIGCOMM workshop on Delay-tolerant networking, WDTN ’05, ACM, New York, NY, USA, 2005, pp. 252–259. doi:10.1145/1080139.1080143. [9] W. Moreira, P. Mendes, R. Ferreira, D. Cirqueira, E. Cerqueira, Opportunistic routing based on users daily life routine, Internet Draft, draft-moreira- dlife-02, work in progress, 2013. URL http://www.ietf.org/id/draft-moreira-dlife-02.txt [10]A. Ker¨anen, J. Ott, T. K¨arkk¨ainen, The one simulator for dtn protocol evaluation, in: Proceedings of the 2nd International Conference on Simulation Tools and Techniques, Simutools ’09, ICST (Institute for Computer Sciences, Social-Informatics and Telecommunications Engineering), ICST, Brussels, Belgium, Belgium, 2009, pp.55:1–55:10. doi:10.4108/ICST.SIMUTOOLS2009.5674.