Dokumen tersebut merupakan standar nasional Indonesia tentang persyaratan mutu air minum dalam kemasan. Dokumen tersebut menjelaskan tentang ruang lingkup, acuan, istilah, syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara pengujian, syarat lulus pengujian, higiene, pengemasan, dan syarat penandaan untuk air minum dalam kemasan.
Cara uji kadmium (cd) secara asam dengan spektrofotometer serapan atomUIN Alauddin Makassar
Dokumen tersebut membahas tentang kerang hijau, kadmium, dan proses destruksi asam untuk menentukan kadar kadmium pada kerang hijau menggunakan spektrofotometer serapan atom. Kerang hijau dapat mengakumulasi logam berat kadmium melalui rantai makanan dan dapat berbahaya bagi kesehatan manusia. Destruksi asam digunakan untuk memecah senyawa menjadi unsur-unsurnya sehingga dapat dianalis
Cara Uji Nitrit (NO2 N) secara Spektrofotometriinfosanitasi
Standar ini menjelaskan cara pengujian kadar nitrit (NO2-N) secara spektrofotometri dalam air dan air limbah. Metode ini melibatkan reaksi nitrit dengan sulfanilamid dan NED dihidroklorida membentuk senyawa berwarna merah keunguan yang diukur absorbansinya pada panjang gelombang 543 nm. Standar ini menjelaskan prinsip, bahan, peralatan, prosedur persiapan dan penghitungan yang diperlukan untuk pengujian
Laporan praktikum ini membahas tentang pengujian kesadahan air dengan metode titrasi kompleksometri. Metode ini melibatkan pembentukan kompleks antara ion logam Ca2+ dan Mg2+ dengan EDTA sebagai titran. Titik akhir ditandai perubahan warna dari merah anggur menjadi biru. Hasil pengukuran kesadahan air dapat digunakan untuk menentukan tingkat kesadahan air, yaitu air lunak, sedang, keras, atau sangat
Metode pewarnaan kapsul menurut Anthony digunakan untuk mengecat kapsul bakteri dengan larutan kristal violet dan terusi untuk membedakan bakteri yang memiliki kapsul dari yang tidak. Teknik ini melibatkan beberapa tahap seperti persiapan sampel, pewarnaan, dan pengamatan hasil di bawah mikroskop."
Cara uji kadmium (cd) secara asam dengan spektrofotometer serapan atomUIN Alauddin Makassar
Dokumen tersebut membahas tentang kerang hijau, kadmium, dan proses destruksi asam untuk menentukan kadar kadmium pada kerang hijau menggunakan spektrofotometer serapan atom. Kerang hijau dapat mengakumulasi logam berat kadmium melalui rantai makanan dan dapat berbahaya bagi kesehatan manusia. Destruksi asam digunakan untuk memecah senyawa menjadi unsur-unsurnya sehingga dapat dianalis
Cara Uji Nitrit (NO2 N) secara Spektrofotometriinfosanitasi
Standar ini menjelaskan cara pengujian kadar nitrit (NO2-N) secara spektrofotometri dalam air dan air limbah. Metode ini melibatkan reaksi nitrit dengan sulfanilamid dan NED dihidroklorida membentuk senyawa berwarna merah keunguan yang diukur absorbansinya pada panjang gelombang 543 nm. Standar ini menjelaskan prinsip, bahan, peralatan, prosedur persiapan dan penghitungan yang diperlukan untuk pengujian
Laporan praktikum ini membahas tentang pengujian kesadahan air dengan metode titrasi kompleksometri. Metode ini melibatkan pembentukan kompleks antara ion logam Ca2+ dan Mg2+ dengan EDTA sebagai titran. Titik akhir ditandai perubahan warna dari merah anggur menjadi biru. Hasil pengukuran kesadahan air dapat digunakan untuk menentukan tingkat kesadahan air, yaitu air lunak, sedang, keras, atau sangat
Metode pewarnaan kapsul menurut Anthony digunakan untuk mengecat kapsul bakteri dengan larutan kristal violet dan terusi untuk membedakan bakteri yang memiliki kapsul dari yang tidak. Teknik ini melibatkan beberapa tahap seperti persiapan sampel, pewarnaan, dan pengamatan hasil di bawah mikroskop."
1. Praktikum ini bertujuan untuk menentukan kadar besi dalam FeSO4.7H2O dan kadar tembaga dalam CuSO4.5H2O menggunakan analisis volumetri titrasi redoks.
2. Metode yang digunakan adalah titrasi permanganometri untuk menentukan kadar besi dan titrasi iodometri untuk menentukan kadar tembaga.
3. Hasilnya menunjukkan kadar besi 18,59% dan kadar tembaga
SNI 6989.2:2009 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 2: Cara Uji Kebutuhan Oks...Muhamad Imam Khairy
SNI 6989.2:2009 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 2: Cara Uji Kebutuhan Oksigen Kimiawi (Chemical Oxygen Demand/COD) dengan Refluks Tertutup secara Spektrofotometri
Uji kelarutan lemak dilakukan untuk mengetahui kelarutan dua sampel (mayones dan minyak bunga matahari) dalam lima pelarut berbeda (air, alkohol, eter, kloroform, dan n-heksana). Hasilnya menunjukkan bahwa kelarutan mayones sesuai urutan polaritas pelarut dari yang paling polar ke yang paling nonpolar, sedangkan kelarutan minyak bunga matahari sesuai urutan nonpolaritas pelarut. Hal ini
SNI 6989.72:2009 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 72: Cara Uji Kebutuhan O...Muhamad Imam Khairy
Dokumen tersebut merupakan standar nasional Indonesia tentang cara menguji kebutuhan oksigen biokimia (BOD) pada air dan air limbah. Dokumen ini menjelaskan prinsip, bahan, dan prosedur pengujian BOD, termasuk persiapan larutan nutrisi, suspensi bibit mikroba, dan larutan air pengencer yang digunakan dalam pengujian.
Dokumen tersebut menjelaskan tentang spektrofotometer serapan atom (atomic absorption spectrophotometer/AAS) yang digunakan untuk menganalisis kandungan logam dalam suatu sampel. AAS bekerja dengan cara memanaskan sampel hingga teratomisasi, kemudian mengukur absorbsi radiasi oleh atom-atom logam bebas tersebut pada panjang gelombang khas masing-masing unsur logam. Dokumen ini juga menjelaskan berbagai metode penyiapan samp
Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) adalah alat analisis yang menggunakan prinsip serapan radiasi oleh atom bebas untuk menentukan kadar unsur logam dan metaloid dalam sampel. SSA terdiri dari lampu katoda, tabung gas, monokromator, detektor, dan sistem pengolah data untuk mengukur serapan cahaya oleh atom-atom logam yang dihasilkan dari proses atomisasi sampel. Alat ini berfungsi untuk menganalisis kad
Titrasi permanganometri digunakan untuk menentukan konsentrasi larutan sampel dengan mengoksidasi zat tersebut menggunakan larutan kalium permanganat. Prinsipnya adalah reaksi redoks antara ion permanganat dengan bahan baku tertentu dalam suasana asam. Titrasi dilakukan dengan menambahkan larutan KMnO4 secara bertahap hingga terjadi perubahan warna, menunjukkan titik akhir reaksi.
Spora bakteri tahan terhadap pewarnaan karbol fuchsin karena dinding selnya yang tebal, sehingga diperlukan pemanasan agar zat warna dapat masuk. Sedangkan bakteri vegetatif akan melepaskan karbol fuchsin dan mengambil warna biru dari methylene blue. Hal ini menyebabkan spora berwarna merah dan bakteri vegetatif berwarna biru.
1. Praktikum ini bertujuan untuk menentukan kadar besi dalam FeSO4.7H2O dan kadar tembaga dalam CuSO4.5H2O menggunakan analisis volumetri titrasi redoks.
2. Metode yang digunakan adalah titrasi permanganometri untuk menentukan kadar besi dan titrasi iodometri untuk menentukan kadar tembaga.
3. Hasilnya menunjukkan kadar besi 18,59% dan kadar tembaga
SNI 6989.2:2009 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 2: Cara Uji Kebutuhan Oks...Muhamad Imam Khairy
SNI 6989.2:2009 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 2: Cara Uji Kebutuhan Oksigen Kimiawi (Chemical Oxygen Demand/COD) dengan Refluks Tertutup secara Spektrofotometri
Uji kelarutan lemak dilakukan untuk mengetahui kelarutan dua sampel (mayones dan minyak bunga matahari) dalam lima pelarut berbeda (air, alkohol, eter, kloroform, dan n-heksana). Hasilnya menunjukkan bahwa kelarutan mayones sesuai urutan polaritas pelarut dari yang paling polar ke yang paling nonpolar, sedangkan kelarutan minyak bunga matahari sesuai urutan nonpolaritas pelarut. Hal ini
SNI 6989.72:2009 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 72: Cara Uji Kebutuhan O...Muhamad Imam Khairy
Dokumen tersebut merupakan standar nasional Indonesia tentang cara menguji kebutuhan oksigen biokimia (BOD) pada air dan air limbah. Dokumen ini menjelaskan prinsip, bahan, dan prosedur pengujian BOD, termasuk persiapan larutan nutrisi, suspensi bibit mikroba, dan larutan air pengencer yang digunakan dalam pengujian.
Dokumen tersebut menjelaskan tentang spektrofotometer serapan atom (atomic absorption spectrophotometer/AAS) yang digunakan untuk menganalisis kandungan logam dalam suatu sampel. AAS bekerja dengan cara memanaskan sampel hingga teratomisasi, kemudian mengukur absorbsi radiasi oleh atom-atom logam bebas tersebut pada panjang gelombang khas masing-masing unsur logam. Dokumen ini juga menjelaskan berbagai metode penyiapan samp
Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) adalah alat analisis yang menggunakan prinsip serapan radiasi oleh atom bebas untuk menentukan kadar unsur logam dan metaloid dalam sampel. SSA terdiri dari lampu katoda, tabung gas, monokromator, detektor, dan sistem pengolah data untuk mengukur serapan cahaya oleh atom-atom logam yang dihasilkan dari proses atomisasi sampel. Alat ini berfungsi untuk menganalisis kad
Titrasi permanganometri digunakan untuk menentukan konsentrasi larutan sampel dengan mengoksidasi zat tersebut menggunakan larutan kalium permanganat. Prinsipnya adalah reaksi redoks antara ion permanganat dengan bahan baku tertentu dalam suasana asam. Titrasi dilakukan dengan menambahkan larutan KMnO4 secara bertahap hingga terjadi perubahan warna, menunjukkan titik akhir reaksi.
Spora bakteri tahan terhadap pewarnaan karbol fuchsin karena dinding selnya yang tebal, sehingga diperlukan pemanasan agar zat warna dapat masuk. Sedangkan bakteri vegetatif akan melepaskan karbol fuchsin dan mengambil warna biru dari methylene blue. Hal ini menyebabkan spora berwarna merah dan bakteri vegetatif berwarna biru.
Dokumen tersebut merupakan standar nasional Indonesia tentang susu coklat bubuk. Dokumen ini menetapkan persyaratan tentang definisi, komposisi, syarat mutu, cara pengambilan contoh, dan cara pengujian untuk memastikan kualitas susu coklat bubuk sesuai standar.
Standar ini menetapkan syarat mutu dan cara pengujian biskuit. Biskuit harus memenuhi kriteria maksimum untuk kadar air, abu, dan serat kasar, serta kriteria minimum untuk protein, lemak, karbohidrat, dan kalori. Cara pengujiannya meliputi pengukuran kadar air, protein, lemak, serat kasar, abu, dan karbohidrat, serta pengujian logam berbahaya dan jenis tepung.
Standar ini menetabkan syarat mutu dan keamanan, serta penanganan dan pengolahan untuk ikan beku. Termasuk spesifikasi bahan baku, pengolahan, pengemasan, dan pelabelan untuk memastikan mutu dan keamanan ikan beku.
Dokumen tersebut membahas tentang susu, termasuk definisi, jenis, sifat mutu, sifat fisik, komposisi, dan faktor yang mempengaruhinya. Susu didefinisikan sebagai sekresi dari kelenjar susu binatang mamalia yang bernilai gizi tinggi dan mudah rusak. Sifat dan komposisi susu dipengaruhi oleh jenis hewan, pakan, iklim, dan proses penanganannya.
Standar Nasional Indonesia menetapkan standar mutu untuk mi kering. Dokumen ini menjelaskan ruang lingkup, definisi, dan syarat mutu mi kering seperti kadar air maksimal 8-10%, protein minimal 8-11%, dan batasan cemaran logam seperti timbal, tembaga, seng, dan raksa. Cara pengujian mutu meliputi uji organoleptik, kimiawi, dan mikroba sesuai standar nasional.
Standar ini menetapkan persyaratan mutu, pengambilan contoh, pengujian, pengemasan, dan pelabelan untuk susu sapi segar. Susu harus memenuhi syarat mutu seperti kadar lemak minimal 3%, kadar bahan kering tanpa lemak minimal 7,8%, dan jumlah sel somatis maksimal 4x105 sel/ml. Susu diambil dan diuji sesuai standar, dikemas dalam wadah tertutup yang aman, dan dilabeli dengan informasi produk dan produsen.
Tepung terigu, tapioka, tepung beras, tepung ketan, dan tahu memiliki kadar air berkisar antara 10-15% berdasarkan berat basah dan 12-15% berdasarkan berat kering. Kadar air tahu paling tinggi yaitu sekitar 76% berdasarkan berat basah dan 320% berdasarkan berat kering. Kadar air ditentukan dengan memanaskan sampel di oven hingga berat konstan.
Dokumen tersebut merupakan standar nasional Indonesia (SNI) tentang tepung terigu sebagai bahan makanan yang mengatur tentang ruang lingkup, acuan, definisi, komposisi, syarat mutu, pengambilan contoh, cara uji, syarat lulus uji, pengemasan, dan penandaan produk tepung terigu.
SNI 06-6989.2-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 2: Cara Uji Kebutuhan ...Muhamad Imam Khairy
Standar ini menjelaskan metode pengujian parameter Kebutuhan Oksigen Kimiawi (KOK) pada air dan air limbah dengan menggunakan spektrofotometri. KOK diukur dengan mereaksikan contoh uji dengan larutan dikromat dalam suhu 150 derajat selama 2 jam, kemudian mengukur peningkatan konsentrasi kromium trivalen menggunakan spektrofotometri pada panjang gelombang tertentu. Metode ini berlaku untuk KOK antara 100
Dokumen tersebut membahas tentang beberapa metode analisis kualitas air, yaitu penetapan alkalinitas, COD, BOD, TOM, kadar CO2 bebas, DO. Metode yang dijelaskan meliputi prinsip, tujuan, alat dan bahan, tahapan kerja, data pengamatan, perhitungan, dan pembahasan.
Proposal pembangunan laboratorium tambak udangIrJum Jaya
Dokumen tersebut merupakan proposal pengadaan alat-alat laboratorium untuk PT. Asindo Sulawesi guna menganalisis kualitas air tambak udang secara fisika, kimia, dan biologi sesuai standar operasi prosedur. Proposal ini mencakup tujuan, program analisis, alokasi tenaga kerja dan petak tambak, jadwal, serta anggaran yang dibutuhkan.
SNI 19-7119.7-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 7: Cara Uji Kadar Sulfur Dio...Muhamad Imam Khairy
[Ringkasan]
Standar ini menjelaskan cara pengujian kadar sulfur dioksida (SO2) di udara ambien menggunakan metode pararosanilin dan spektrofotometer. Gas SO2 dijerap dalam larutan penjerap dan bereaksi dengan pararosanilin membentuk senyawa berwarna ungu. Konsentrasi diukur pada panjang gelombang 550 nm. Bahan dan peralatan yang diperlukan dijelaskan secara rinci beserta cara pengambilan contoh, persiapan, pengujian
SNI 19-7119.2-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 2: Cara Uji Kadar Nitrogen D...Muhamad Imam Khairy
Standar ini menjelaskan cara pengujian kadar nitrogen dioksida (NO2) di udara ambien menggunakan metode Griess Saltzman dan spektrofotometer. Meliputi cara pengambilan sampel, persiapan larutan standar dan penjerap, pengujian sampel, serta perhitungan konsentrasi NO2. Standar ini digunakan untuk memastikan akurasi dan konsistensi hasil pengujian kadar NO2 di udara.
[Ringkuman]
Standar Nasional Indonesia ini menjelaskan cara uji kadar timbal (Pb) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)-nyala pada kisaran 1,0-20 mg/L pada panjang gelombang 283,3 nm atau 217,0 nm. Metode ini meliputi persiapan bahan, peralatan, pembuatan larutan standar dan contoh uji, pembuatan kurva kalibrasi, pengukuran sampel, perhitungan hasil, dan pengendalian mutu. Metode ini dapat
Dokumen tersebut membahas tentang hubungan antara air dan kesehatan manusia, serta standar mutu air bersih. Air berperan sebagai tempat hidup organisme patogen dan vektor penyakit, serta media penularan penyakit. Standar mutu air ditetapkan berdasarkan peraturan pemerintah dan kementerian terkait, meliputi parameter fisika, kimia, dan mikrobiologi.
SNI 19-7119.1-2005 tentang Udara Amben - Bagian 1: Cara Uji Kadar Amoniak (NH...Muhamad Imam Khairy
Standar ini menjelaskan cara menguji kadar amoniak di udara ambien menggunakan metode indofenol dan spektrofotometer. Meliputi cara pengambilan contoh udara, persiapan bahan dan peralatan, pembuatan kurva kalibrasi, pengujian contoh, dan perhitungan hasil uji. Metode ini dapat mengukur kadar amoniak antara 20-700 μg/Nm3 dengan panjang gelombang 630 nm.
Dokumen ini menjelaskan cara pengujian derajat keasaman (pH) air dan air limbah menggunakan pH meter. Metode ini didasarkan pada pengukuran aktivitas ion hidrogen secara potensiometri. Bahan dan peralatan yang dibutuhkan dijelaskan, termasuk larutan penyangga pH dan pH meter. Prosedur pengujian meliputi kalibrasi pH meter, persiapan contoh, dan pengukuran pH. Jaminan dan pengendalian mutu juga dijelaskan untuk
Dokumen tersebut merupakan standar nasional Indonesia tentang cara menguji kebutuhan oksigen biokimia (BOD) pada air dan air limbah. Dokumen ini menjelaskan prinsip, bahan, dan prosedur pengujian BOD, termasuk persiapan larutan nutrisi, suspensi bibit mikroba, dan larutan air pengencer yang digunakan dalam pengujian.
Cara uji amonia (NH3-N) dalam air laut dengan biru indofenol secara spektrofotometri dalam tiga langkah yaitu (1) amonia bereaksi dengan natrium hipoklorit membentuk senyawa monokloramin, (2) senyawa monokloramin bereaksi dengan fenol dan hipoklorit berlebihan membentuk senyawa indofenol berwarna biru, (3) warna biru diukur absorbansinya pada panjang gelombang 640 nm.
PPT Ekotoksikologi Pusat Perbelanjaan Modern BanjarbaruAfwan Alkarimy
Pembangunan pusat perbelanjaan modern sekarang tidak hanya untuk bertransaksinya penjual dan pembeli namun juga telah menjadi ruang publik tempak masyarakat berinteraksi sosial dan sebagian ada yang menjadikannya sebagai tempat rekreasi.
Q Mall adalah salah satu pusat perbelanjaan modern yang ada dikalimantan selatan tepatnya dikota banjarbaru yang diresmikan pada awal tahun 2013. Lokasi Q Mall sangat strategis yaitu di jalan Ahmad Yani Km. 36,8 Banjarbaru. Dengan luas bangunan 30.000 m2.
Tujuan dari penulisan ini adalah
Untuk mengetahui apakah limbah cair dari pusat perbelanjaan Qmall kota banjarbaru memenuhi baku mutu limbah industry atau tidak
Untuk mengetahui pengaruh dari limbah tersebut terhadap mikroorganisme setempat
Untuk mengetahui bagaimana mengatasi limbah cair Qmall Banjarbaru
Panduan untuk memilih mata pelajaran pilihan yang akan dilaksanakan di jenjang SMK, yang mana sebagian besar sudah melakasanakan kurikulum merdeka. mata pelajaran pilihan bisa dipilih dari konsentrasi yang ada di sekolah, atau bisa juga memilih matqa pelajaran diluar konsentrasi keahlian yang dimiliki, dengan catatan sarana dan prasarana tersedia untuk melaksanakan pembelajaran.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
3. SNI 01-3553-2006
i
Daftar isi
Daftar isi ........................................................................................................................... i
Prakata ............................................................................................................................ ii
1 Ruang lingkup ............................................................................................................ 1
2 Acuan normatif............................................................................................................ 1
3 Istilah dan definisi ...................................................................................................... 1
4 Syarat mutu ................................................................................................................ 2
5 Pengambilan contoh .................................................................................................. 3
6 Cara uji ....................................................................................................................... 3
7 Syarat lulus uji ............................................................................................................ 8
8 Higiene ....................................................................................................................... 8
9 Pengemasan .............................................................................................................. 8
10 Syarat penandaan ...................................................................................................... 8
Bibliografi ......................................................................................................................... 9
4. SNI 01-3553-2006
ii
Prakata
Standar Nasional Indonesia (SNI) Air minum dalam kemasan ini merupakan revisi SNI 01-
3553-1996, Air minum dalam kemasan. Standar ini merupakan revisi yang ketiga dengan
perubahan pada persyaratan mutu air minum dalam kemasan yang meliputi dua kategori
yaitu air mineral dan air demineral.
Maksud dan tujuan penyusunan standar ini adalah sebagai acuan sehingga air minum dalam
kemasan yang beredar di pasaran dapat terjamin mutu dan kemasannya.
Standar ini dirumuskan oleh Panitia Teknis Makanan dan Minuman dan telah dibahas dalam
rapat konsensus nasional pada tanggal 11 Desember 2003 di Jakarta. Hadir dalam rapat
tersebut wakil-wakil dari konsumen, produsen, Lembaga ilmu pengetahuan dan teknologi,
laboratorium uji dan instansi terkait lainnya
Dalam perumusan SNI ini telah memperhatikan hal-hal yang tertera dalam:
1. Undang-undang RI No. 7 Tahun 1996 tentang Pangan
2. Peraturan Pemerintah No. 69 tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan.
3. Surat Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 705/MPPKep/11/2003
tentang Persyaratan Teknis Industri Air minum Dalam kemasan dan Perdagangannya.
4. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 907/MENKES/SK/VII/2002 tentang syarat-syarat
untuk pengawasan Kualitas Air Minum.
.
5. SNI 01-3553-2006
1 dari 9
Air minum dalam kemasan
1 Ruang lingkup
Standar ini meliputi acuan normatif, istilah dan definisi, syarat mutu, pengambilan contoh,
cara uji, syarat lulus uji, higiene, pengemasan dan syarat penandaan untuk air minum dalam
kemasan.
2 Acuan normatif
SNI 01-3554, Cara uji air minum dalam kemasan.
SNI 01-6242-2000, Air mineral alami.
SNI 19-0428-1998, Petunjuk pengambilan contoh padatan.
SNI 06-4162-1996, Metode pengujian kadar perak dalam air dengan alat spektrofotometer
serapan atom secara tungku karbon.
SNI 01-2897-1992, Cara uji cemaran mikroba.
SNI 06-2472-1991, Metode pengujian kadar kobal dalam air dengan alat spektrofotometer
serapan atom secara tungku karbon.
Codex Stan 108-108, (Rev.1 1987), Codex Standard for Natural Water.
3 Istilah dan definisi
3.1
air minum dalam kemasan
air baku yang telah diproses, dikemas, dan aman diminum mencakup air mineral dan air
demineral
3.2
air baku
air yang telah memenuhi persyaratan kualitas air bersih sesuai peraturan yang berlaku
3.3
air mineral
air minum dalam kemasan yang mengandung mineral dalam jumlah tertentu tanpa
menambahkan mineral
3.4
air demineral
air minum dalam kemasan yang diperoleh melalui proses pemurnian seperti destilasi,
deionisasi, reverse osmosis, dan proses setara
6. SNI 01-3553-2006
2 dari 9
4 Syarat mutu
Tabel 1 Persyaratan mutu air minum dalam kemasan
Persyaratan
No. Kriteria uji Satuan
Air mineral Air demineral
1. Keadaan
1.1 Bau - Tidak berbau Tidak berbau
1.2 Rasa Normal Normal
1.3 Warna Unit Pt-Co maks. 5 maks. 5
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20
21
21.1
21.2
21.3
21.4
21.5
21.6
22
23
23.1
23.2
23.3
23.4
23.5
pH
Kekeruhan
Zat yang terlarut
Zat organik (angka KMnO4)
Total organik karbon
Nitrat (sebagai NO3)
Nitrit (sebagai NO2)
Amonium (NH4)
Sulfat (SO4)
Klorida (Cl)
Fluorida (F)
Sianida (CN)
Besi (Fe)
Mangan (Mn)
Klor bebas (Cl2)
Kromium (Cr)
Barium (Ba)
Boron (B)
Selenium (Se)
Cemaran logam
Timbal (Pb)
Tembaga (Cu)
Kadmium (Cd)
Raksa (Hg)
Perak (Ag)
Kobalt (Co)
Cemaran arsen
Cemaran mikroba :
Angka lempeng total awal *)
Angka lempeng total akhir **)
Bakteri bentuk koli
Salmonella
Pseudomonas aeruginosa
-
NTU
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
Koloni/ml
Koloni/ml
APM/100ml
-
Koloni/ml
6,0 – 8,5
maks. 1,5
maks. 500
maks. 1,0
-
maks. 45
maks. 0,005
maks. 0,15
maks. 200
maks. 250
maks. 1
maks. 0,05
maks. 0,1
maks. 0,05
maks. 0,1
maks. 0,05
maks. 0,7
maks. 0,3
maks. 0,01
maks. 0,005
maks. 0,5
maks. 0,003
maks. 0,001
-
-
maks. 0,01
maks. 1,0 x 102
maks. 1,0 x 105
< 2
Negatif/100ml
Nol
5,0 – 7,5
maks. 1,5
maks. 10
-
maks. 0,5
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
maks. 0,005
maks. 0,5
maks. 0,003
maks. 0,001
maks. 0,025
maks. 0,01
maks. 0,01
maks. 1,0 x 102
maks. 1,0 x 105
<2
Negatif/100ml
Nol
Keterangan *) Di Pabrik
**) Di Pasaran
7. SNI 01-3553-2006
3 dari 9
5 Pengambilan contoh
Cara pengambilan contoh sesuai dengan SNI 19-0428-1998, Petunjuk pengambilan contoh
padatan, atau revisinya.
6 Cara uji
6.1 Persiapan contoh
Homogenkan contoh dengan cara mengocok, membolak-balikkan kemasan ke atas dan ke
bawah.
6.2 Keadaan contoh
6.2.1 Bau dan rasa
Cara uji bau dan rasa sesuai SNI. 01-3554, Cara uji air minum dalam kemasan.
6.2.2 Warna
Cara uji warna sesuai SNI 01-3554, Cara uji air minum dalam kemasan.
6.3 pH
Cara uji pH sesuai SNI 01-3554, Cara uji air minum dalam kemasan .
6.4 Kekeruhan
Cara uji kekeruhan sesuai SNI 01-3554, Cara uji air minum dalam kemasan.
6.5 Zat yang terlarut
Cara uji zat yang terlarut sesuai SNI 01-3554, Cara uji air minum dalam kemasan.
6.6 Zat organik (angka KMnO4)
Cara uji zat organik sesuai SNI 01-3554, Cara uji air minum dalam kemasan.
6.7 Total organik karbon
6.7.1 Prinsip
Karbon organik dioksidasi menjadi karbon dioksida (CO2) oleh persulfat dengan adanya sinar
ultraviolet, CO2 yang dihasilkan diukur secara langsung dengan alat inframerah non dispersi,
direduksi menjadi metana dan diukur dengan detektor ionisasi pembakaran (flame ionization
detector).
6.7.2 Peralatan
a) Alat analisa total organik karbon
b) Penyuntik mikro 0 µl – 1 µl ; 0 µl – 50 µl ; 0 µl – 250 µl ;
c) Labu ukur 1000 ml
8. SNI 01-3553-2006
4 dari 9
6.7.3 Pereaksi
a) Air suling bebas CO2
b) Asam fosfat (H3PO3) atau asam sulfat H2SO4
c) Larutan baku karbon organik
- larutkan 2,1254 g kalium biftalat anhidrat (C8H5KO4) dalam air bebas CO2 dan
encerkan menjadi 1000 ml;
- 1,0 ml = 1,00 mg karbon;
- atau dapat menggunakan senyawa lain yang mepunyai kemurnian dan kestabilan yang
cukup serta larut dalam air. Awetkan dengan menambahkan asam fosfat atau asam
sulfat sampai < 2.
d) Larutan baku karbon anorganik
- larutkan 4,4122 g natrium karbonat (Na2CO3) anhidrat dalam air;
- tambahkan 3,497 g natrium bikarbonat (NaHCO3)
1,0 ml = 1,00 mg karbon.
e) Gas pembawa
Oksigen murni atau udara bebas CO2 dan mengandung hidrokarbon (metana) kurang
dari 1 ppm.
f) Purging gas
Gas yang bebas CO2 dan hidrokarbon
6.7.4 Cara kerja
a) Siapkan alat sesuai instruksi alat
b) Penyiapan contoh
- Homogenkan contoh
Jika karbon organik terlarut ditetapkan :
- Saring contoh dan pereaksi air melalui saringan vakum 0,45 µm;
- Sebelumnya rendam alat penyaring dalam larutan HNO3 1:1 selama 1 malam dan
cuci sampai bersih.
Untuk penetapan NPOC (Nonpergeable organic carbon)
- Masukkan 15 ml sampai 30 ml contoh ke dalam labu Erlenmeyer dan asamkan
sampai pH 2 dengan asam fosfat. Alirkan gas pencuci sesuai dengan rekomendasi
pabrik.
c) Injeksi contoh
- ambil bagian contoh yang telah disiapkan dengan alat injeksi;
- pilih ukuran/volume contoh sesuai dengan petunjuk dari manual alat;
- kocok contoh dengan pengaduk magnet, pilih jarum injeksi dengan ukuran partikel
contoh;
- injeksikan contoh dan standar ke alat analisa sesuai dengan petunjuk alat dan catat
respon yang terjadi.
d) Penyiapan kurva standar
- siapkan deret standar karbon organik dengan kisaran konsentrasi karbon organik di
dalam contoh;
- injek standar dan blanko dan catat respon yang dihasilkan;
- tetapkan area peak standar dengan mengurangi area blanko. Penetapan
berdasarkan tinggi peak mungkin tidak cukup karena perbedaan laju oksidasi dari
standar dan contoh;
- koreksi area peak standar dengan mengurangi area blanko air pereaksi dan plot
konsentrasi karbon organik dalam ml/l terhadap area peak yang telah dikoreksi;
- injeksikan contoh dan blanko. Kurangi area peak contoh dengan area peak blanko
dan tetapkan karbon organik dari kurva standar.
9. SNI 01-3553-2006
5 dari 9
6.7.5 Perhitungan
Hitung total organik karbon dengan menggunakan rumus:
Total organik karbon = (KT – KA) mg/l
dengan:
KT adalah Kadar karbon total;
KA adalah karbon anorganik.
6.8 Nitrat
Cara uji nitrat sesuai dengan SNI 01-3554, Cara uji air minum dalam kemasan..
6.9 Nitrit
Cara uji nitrit sesuai dengan SNI 01-3554, Cara uji air minum dalam kemasan.
6.10 Amonium
Cara uji amonium sesuai dengan SNI 01-3554, Cara uji air minum dalam kemasan.
6.11 Sulfat
Cara uji sulfat sesuai dengan SNI 01-3554, Cara uji air minum dalam kemasan.
6.12 Klorida
Cara uji klorida sesuai dengan SNI 01-3554, Cara uji air minum dalam kemasan.
6.13 Fluorida
Cara uji fluorida sesuai dengan SNI 01-3554, Cara uji air minum dalam kemasan.
6.14 Sianida
Cara uji sianida sesuai dengan SNI 01-3554, Cara uji air minum dalam kemasan.
6.15 Besi
Cara uji besi sesuai dengan SNI 01-3554, Cara uji air minum dalam kemasan.
6.16 Mangan
Cara uji mangan sesuai dengan SNI 01-3554, Cara uji air minum dalam kemasan .
6.17 Klor bebas
Cara uji klor bebas sesuai dengan SNI 01-3554, Cara uji air minum dalam kemasan .
6.18 Kromium
Cara uji kromium sesuai dengan SNI 01-3554, Cara uji air minum dalam kemasan.
10. SNI 01-3553-2006
6 dari 9
6.19 Barium
Cara uji barium sesuai dengan SNI 01-3554, Cara uji air minum dalam kemasan.
6.20 Boron
Cara uji boron sesuai dengan SNI 01-3554, Cara uji air minum dalam kemasan.
6.21 Selenium
Cara uji selenium sesuai dengan SNI 01-3554, Cara uji air minum dalam kemasan.
6.22 Cemaran logam
6.22.1 Timbal
Cara uji timbal sesuai dengan SNI 01-3554, Cara uji air minum dalam kemasan.
6.22.2 Tembaga
Cara uji tembaga sesuai dengan SNI 01-3554, Cara uji air minum dalam kemasan.
6.22.3 Kadmium
Cara uji kadmium sesuai dengan SNI 01-3554, Cara uji air minum dalam kemasan.
6.22.4 Raksa
Cara uji raksa sesuai dengan SNI 01-3554, Cara uji air minum dalam kemasan.
6.22.5 Perak
Cara uji perak sesuai dengan SNI 06-4162-1996, Metode pengujian kadar perak dalam air
dengan alat spektrofotometer serapan atom secara tungku karbon atau revisinya.
6.22.6 Kobal
Cara uji kobal sesuai dengan SNI 06-4162-1996, Metode pengujian kadar perak dalam air
dengan alat spektrofotometer serapan atom secara tungku karbon atau revisinya.
6.23 Cemaran arsen
Cara uji cemaran arsen sesuai dengan SNI 01-3554, Cara uji air minum dalam kemasan.
6.24 Cemaran mikroba
6.24.1 Angka lempeng total awal
Cara uji angka lempeng total awal sesuai dengan SNI 01-2897-1992, Cara uji cemaran
mikroba, atau revisinya.
11. SNI 01-3553-2006
7 dari 9
6.24.2 Angka lempeng total akhir
Cara uji angka lempeng total akhir sesuai dengan SNI 01-2897-1992, Cara uji cemaran
mikroba, atau revisinya.
6.24.3 Bakteri bentuk koli
6.24.3.1 Metode APM
Cara uji bakteri bentuk koli metode APM sesuai dengan SNI 01-2897-1992, Cara uji
cemaran mikroba, atau revisinya.
6.24.3.2 Metode penyaringan (Membran filter)
6.24.3.2.1 Prinsip
Pertumbuhan bakteri bentuk koli setelah contoh diinkubasikan dalam pembenihan yang
cocok selama 24 jam sampai 48 jam pada suhu 36 ºC±1 ºC.
6.24.3.2.2 Peralatan
a) pipet ukur 10 ml atau gelas ukur 100ml;
b) cawan Petri diameter 50 – 60 mm;
c) penyaring membran 0,45 µm;
d) pinset;
e) unit alat penyaringan (filtration unit);
f) lemari pengeram 36 ºC±1 ºC.
6.24.3.2.3 Pembenihan
Violet red bile agar.
6.24.3.2.4 Cara kerja
a) pasang peralatan penyaring membran yang terdiri dari corong, membran penyaring dan
penampung yang telah disterilkan lebih dahulu, dan hubungkan dengan sistem vakum;
b) masukkan 100 ml cuplikan contoh atau sejumlah yang diperlukan ke dalam corong dari
alat penyaring dengan menggunakan pipet atau gelas ukur steril;
c) pergunakan vakum untuk menyaring cuplikan melalui membran dan saring cairan
pembilas;
d) bilas seluruh permukaan dalam corong penyaring dengan air pengencer atau air suling
steril yang jumlahnya sama dengan jumlah cuplikan yang disaring dan saring cairan
pembilas;
e) sesudah pembilasan selesai, hentikan vakum;
f) buka kembali peralatan penyaring, dengan menggunakan pinset yang steril angkat
membran penyaring dari alat penyaring;
g) letakkan membran penyaring di atas pembenihan violet red bile agar dalam cawan petri
(usahakan jangan ada gelembung udara di bawah membran);
h) inkubasikan cawan dengan posisi terbalik pada 36 ºC±1 ºC. selama 48 jam;
i) hitung koloni yang berwarna merah gelap yang berukuran 0,5 mm atau lebih pada
membran yang menyatakan jumlah bakteri bentuk koli dalam 100 ml contoh.
12. SNI 01-3553-2006
8 dari 9
6.24.4 Salmonela
Cara uji salmonela sesuai dengan SNI 01-2897-1992, Cara uji cemaran mikroba, atau
revisinya.
6.24.5 Pseudomonas aeruginosa
Cara uji Pseudomonas aeruginosa sesuai dengan SNI 01-6242-2000, Air mineral alami.
7 Syarat lulus uji
Produk dinyatakan lulus uji apabila memenuhi spesifikasi persyaratan mutu air minum dalam
kemasan sesuai pasal 4.
8 Higiene
Air minum dalam kemasan harus diproduksi secara higienis termasuk cara penyiapan dan
penanganan sesuai dengan persyaratan Teknis Industri Air minum Dalam Kemasan dan
Perdagangannya.
9 Pengemasan
Produk dikemas dalam wadah yang tertutup rapat, tidak dipengaruhi atau mempengaruhi isi,
aman selama penyimpanan dan pengangkutan, sesuai Persyaratan Teknis Industri Air
minum Dalam Kemasan dan Perdagangannya.
10 Syarat penandaan
Syarat penandaan sesuai peraturan tentang Label Iklan Pangan.
13. SNI 01-3553-2006
9 dari 9
Bibliografi
Committee of Revision of the United States Pharmacopoeia Convention Inc. 1995. The
United state Pharmacopoeia (USP) 23. The national Formulary (NF) 18. The Board of
Trustees, Washington DC..
Standard Methods for The Examination of water and Wastewater, American Public Health
Association; American Water Works Association; Water Environment Federation 20Th
ed.
Washington DC, 1998.