Teks ini membahas pola pertumbuhan perusahaan multibisnis, dimulai dari satu produk yang sukses hingga berkembang secara horizontal dan vertikal melalui ekspansi wilayah, produk, dan integrasi hulu-hilir, lalu berdiversifikasi. Akan tetapi, banyak perusahaan tumbuh secara serentak tanpa pola tersebut karena godaan bisnis baru, sehingga menimbulkan banyak pusat biaya dan sedikit pusat laba.
Mengulas pentingnya pasar global dan peran keunggulan kompetitif dalam perdagangan global, impor dan ekspor, strategi menjangkau pasar global, korporasi multinasional, evaluasi kekuatan yang mempengaruhi perdagangan dalam pasar global, dan mengenai proteksionisme perdagangan.
from Understanding Business, 8th ed. by Nickels, McHugh, and McHugh.
Mengulas pentingnya pasar global dan peran keunggulan kompetitif dalam perdagangan global, impor dan ekspor, strategi menjangkau pasar global, korporasi multinasional, evaluasi kekuatan yang mempengaruhi perdagangan dalam pasar global, dan mengenai proteksionisme perdagangan.
from Understanding Business, 8th ed. by Nickels, McHugh, and McHugh.
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
Â
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
SM, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Strategi Multi Bisnis ,Universitas Mercubuana,2018.PDF
1. Nama : Intan Wachyuni
NIM : 55117110064
Mata Kuliah : Strategi Marketing ( Strategi Multi Bisnis)
Dosen Pengampu : Prof. Hapzi, Ali
Perusahaan Multibisnis dan Pola Pertumbuhannya
Siapa yang tidak kenal dengan Harry Tanoesoedibyo, pemilik dan pemimpin kelompok
usaha MNC. Bisnis MNC Corporation membentang dari bidang media, keuangan, energi, dan
investasi. Namun tulisan ini tidak ditujukan untuk membahas Harry Tanoe yang kini sedang
semangat dengan karier politiknya. Tulisan ini berisi pembahasan mengenai perusahaan
multibisnis, khususnya pola bertumbuh perusahaan-perusahaan multibisnis.
Perusahaan multi bisnis adalah perusahaan yang memiliki dan mengelola lebih dari
satu bisnis. Di Indonesia saja contohnya sangat banyak. Misalnya kelompok bisnis Cipaganti
yang memiliki bisnis di bidang transportasi darat (taksi, travel, rental mobil), bisnis pariwisata
(tour, ticketing, penyewaan bis), bisnis perhotelan, bisnis kargo, bisnis tambang (emas, batu
bara), bisnis rental alat berat, bisnis properti, dan bisnis keuangan syariah (BPRS). Juga
kelompok bisnis Kompas Gramedia yang memiliki bisnis di bidang media (koran, majalah,
tabloid, televisi, penerbitan buku, percetakan, toko buku), bisnis penyelenggaraan MICE, bisnis
perhotelan, bisnis pendidikan dan pelatihan, bisnis elektronika dan multimedia, serta bisnis
produsen (manufaktur) tisu. Badan usaha milik negara (BUMN) seperti PT. Wijaya Karya, Tbk.
Juga mengelola banyak bisnis di berbagai industri.
Di dunia, contoh perusahaan multibisnis tak terhitung. Misalnya saja raksasa Mitsubishi
Corporation dari Jepang. Konglomerat yang dipimpin oleh Ken Kobayashi sebagai CEOnya ini
terdiri dari delapan sub perusahaan induk yang mengelola jejaring sekitar 600 anak perusahaan.
2. Kemudian, siapa yang tidak kenal dengan kelompok bisnis Berkshire Hathaway, Inc. yang
dipimpin oleh investor jenius Warren Buffet, sebagai Chairman, didampingi oleh Charles T.
Munger sebagai Vice Chairman. Dalam kelompok bisnis Berkshire Hathaway ada banyak sub
perusahaan induk. Misalnya saja salah satu “anggota” kelompok bisnis Berkshire Hathaway,
yaitu Marmon Group yang terdiri dari kurang lebih 150 perusahaan manufaktur.
Awalnya perusahaan multi bisnis merupakan satu perusahaan yang mempunyai satu
produk yang sangat sukses di pasar. Operasionalisasi perusahaan dikendalikan dengan struktur
fungsional, sehingga lebih mudah mengendalikan kegiatan-kegatan pemasaran, produksi, SDM
dan tentunya keuangan. Kemudian perusahaan melakukan pengembangan bisnis dengan
memasuki wilayah yang berbeda atau divisionalisasi geografis, dan/atau meningkatkan jenis
produk yang ditawarkan atau divisionalisasi produk.
Strategi bertumbuh yang dipilih perusahaan pada tahap ini umumnya adalah integrasi
horisontal. Yaitu terus bertumbuh melalui perluasan bisnisnya saat ini, dengan masih
mempertahankan struktur produk-pasar yang sama dengan saat ini. Hal tersebut dapat dilakukan
dengan melakukan perluasan geografis, dari satu wilayah ke wilayah lain, bahkan dari skop lokal
menjadi internasional bahkan global. Selanjutnya, perluasan wilayah biasanya diikuti dengan
perluasan produk dan perluasan pasar.
Setelah bertumbuh secara horisontal tidak lagi memberikan manfaat yang signifikan,
umumnya perusahaan akan bertumbuh melalui integrasi vertikal. Pemicu strategi ini terutama
adalah keinginan perusahaan untuk mengendalikan kegiatan-kegiatan atau sumber daya yang
sangat signifikan bagi bisnisnya. Terutama kegiatan dan sumber daya yang penting untuk kreasi
nilai yang membuatnya berbeda secara strategis dibandingkan pesaing.
Ada dua macam integrasi vertikal, ke arah hulu mendekati pemasok atau integrasi
vertikal ke belakang (backward vertical integration) dan ke arah hilir mendekati konsumen atau
integrasi vertikal ke depan (forward vertical integration).
Bila titik jenuh pertumbuhan secara vertikal tercapai, maka langkah logis selanjutnya
adalah bertumbuh dengan memasuki bisnis baru melalui strategi diversifikasi. Sifat diversifikasi
bisnis bisa berhubungan atau memasuki bidang-bidang bisnis yang berkaitan dengan bisnis inti
3. atau concentric diversification, bisa pula tidak berkaitan. Jenis terakhir ini biasa disebut sebagai
konglomerasi atau conglomerate diversification.
Pola ini merupakan hasil pengamatan empiris keputusan yang dilakukan banyak
perusahaan multibisnis selama 10 tahun. Yang menarik, banyak perusahaan multibisnis tidak
menganut pola yang diuraikan di atas. Pada beberapa wawancara dan pengamatan, keputusan
perusahaan untuk melakukan perluasan pasar (wilayah, produk) dan pengembangan ke bisnis
berbeda dilakukan secara serentak.
Dalam salah satu wawancara, pemilik menyampaikan banyaknya “godaan” yang muncul dalam
bentuk tawaran kerja sama, tawaran untuk membeli perusahaan, pemikiran untuk
mengembangkan produk ke lini yang tak berhubungan dengan lini produk saat ini, atau
keinginan untuk ekspansi ke wilayah/negara-negara lain. Akibatnya terlalu banyak pusat biaya
(cost center) atau pengguna kas (cash user) dalam pengelolaan kelompok bisnis tersebut.
Sementara pusat laba (profit center) dan penghasil kas nya (cash generator) jumlahnya terbatas,
atau tidak menghasilkan sebanyak yang dibutuhkan. Akibatnya tidak terjadi kreasi nilai,
pertumbuhan bisnis melambat, pendapatan tergerus dan pemilik terpaksa harus melego
perusahaan-perusahaan miliknya. Dan kalau pembeli, tentu inginnya perusahaan yang
menguntungkan bukan?
4. Perusahaan yang menjalankan Multi Bisnis MNC Group
Siapa yang tidak kenal dengan Harry Tanoesoedibyo, pemilik dan pemimpin kelompok usaha
MNC. Bisnis MNC Corporation membentang dari bidang media, keuangan, energi, dan
investasi. Namun tulisan ini tidak ditujukan untuk membahas Harry Tanoe yang kini sedang
semangat dengan karier politiknya. Tulisan ini berisi pembahasan mengenai perusahaan
multibisnis, khususnya pola bertumbuh perusahaan-perusahaan multibisnis.
Perusahaan multi bisnis adalah perusahaan yang memiliki dan mengelola lebih dari satu bisnis.
Di Indonesia saja contohnya sangat banyak. Misalnya kelompok bisnis Cipaganti yang memiliki
bisnis di bidang transportasi darat (taksi, travel, rental mobil), bisnis pariwisata (tour, ticketing,
penyewaan bis), bisnis perhotelan, bisnis kargo, bisnis tambang (emas, batu bara), bisnis rental
alat berat, bisnis properti, dan bisnis keuangan syariah (BPRS). Juga kelompok bisnis Kompas
Gramedia yang memiliki bisnis di bidang media (koran, majalah, tabloid, televisi, penerbitan
buku, percetakan, toko buku), bisnis penyelenggaraan MICE, bisnis perhotelan, bisnis
pendidikan dan pelatihan, bisnis elektronika dan multimedia, serta bisnis produsen (manufaktur)
tisu. Badan usaha milik negara (BUMN) seperti PT. Wijaya Karya, Tbk. Juga mengelola banyak
bisnis di berbagai industri.
Di dunia, contoh perusahaan multibisnis tak terhitung. Misalnya saja raksasa Mitsubishi
Corporation dari Jepang. Konglomerat yang dipimpin oleh Ken Kobayashi sebagai CEOnya ini
terdiri dari delapan sub perusahaan induk yang mengelola jejaring sekitar 600 anak perusahaan.
Kemudian, siapa yang tidak kenal dengan kelompok bisnis Berkshire Hathaway, Inc. yang
dipimpin oleh investor jenius Warren Buffet, sebagai Chairman, didampingi oleh Charles T.
Munger sebagai Vice Chairman. Dalam kelompok bisnis Berkshire Hathaway ada banyak sub
perusahaan induk. Misalnya saja salah satu “anggota” kelompok bisnis Berkshire Hathaway,
yaitu Marmon Group yang terdiri dari kurang lebih 150 perusahaan manufaktur.
Awalnya perusahaan multi bisnis merupakan satu perusahaan yang mempunyai satu produk yang
sangat sukses di pasar. Operasionalisasi perusahaan dikendalikan dengan struktur fungsional,
sehingga lebih mudah mengendalikan kegiatan-kegatan pemasaran, produksi, SDM dan tentunya
keuangan. Kemudian perusahaan melakukan pengembangan bisnis dengan memasuki wilayah
5. yang berbeda atau divisionalisasi geografis, dan/atau meningkatkan jenis produk yang
ditawarkan atau divisionalisasi produk.
Strategi bertumbuh yang dipilih perusahaan pada tahap ini umumnya adalah integrasi horisontal.
Yaitu terus bertumbuh melalui perluasan bisnisnya saat ini, dengan masih mempertahankan
struktur produk-pasar yang sama dengan saat ini. Hal tersebut dapat dilakukan dengan
melakukan perluasan geografis, dari satu wilayah ke wilayah lain, bahkan dari skop lokal
menjadi internasional bahkan global. Selanjutnya, perluasan wilayah biasanya diikuti dengan
perluasan produk dan perluasan pasar.
Setelah bertumbuh secara horisontal tidak lagi memberikan manfaat yang signifikan, umumnya
perusahaan akan bertumbuh melalui integrasi vertikal. Pemicu strategi ini terutama adalah
keinginan perusahaan untuk mengendalikan kegiatan-kegiatan atau sumber daya yang sangat
signifikan bagi bisnisnya. Terutama kegiatan dan sumber daya yang penting untuk kreasi nilai
yang membuatnya berbeda secara strategis dibandingkan pesaing.
Ada dua macam integrasi vertikal, ke arah hulu mendekati pemasok atau integrasi vertikal ke
belakang (backward vertical integration) dan ke arah hilir mendekati konsumen atau integrasi
vertikal ke depan (forward vertical integration).
Bila titik jenuh pertumbuhan secara vertikal tercapai, maka langkah logis selanjutnya adalah
bertumbuh dengan memasuki bisnis baru melalui strategi diversifikasi. Sifat diversifikasi bisnis
bisa berhubungan atau memasuki bidang-bidang bisnis yang berkaitan dengan bisnis inti atau
concentric diversification, bisa pula tidak berkaitan. Jenis terakhir ini biasa disebut sebagai
konglomerasi atau conglomerate diversification.
Pola ini merupakan hasil pengamatan empiris keputusan yang dilakukan banyak perusahaan
multibisnis selama 10 tahun. Yang menarik, banyak perusahaan multibisnis tidak menganut pola
yang diuraikan di atas. Pada beberapa wawancara dan pengamatan, keputusan perusahaan untuk
melakukan perluasan pasar (wilayah, produk) dan pengembangan ke bisnis berbeda dilakukan
secara serentak.
Dalam salah satu wawancara, pemilik menyampaikan banyaknya “godaan” yang muncul dalam
bentuk tawaran kerja sama, tawaran untuk membeli perusahaan, pemikiran untuk
mengembangkan produk ke lini yang tak berhubungan dengan lini produk saat ini, atau
keinginan untuk ekspansi ke wilayah/negara-negara lain. Akibatnya terlalu banyak pusat biaya
(cost center) atau pengguna kas (cash user) dalam pengelolaan kelompok bisnis tersebut.
6. Sementara pusat laba (profit center) dan penghasil kas nya (cash generator) jumlahnya terbatas,
atau tidak menghasilkan sebanyak yang dibutuhkan. Akibatnya tidak terjadi kreasi nilai,
pertumbuhan bisnis melambat, pendapatan tergerus dan pemilik terpaksa harus melego
perusahaan-perusahaan miliknya. Dan kalau pembeli, tentu inginnya perusahaan yang
menguntungkan bukan?
7. DAFTAR PUSTAKA
Munir, Ningky.2013.Perushaan multibisnis dan pola
pertumbuhannya.https://ningkymunir.wordpress.com/2013/12/28/perusahaan-multibisnis-dan-
pola-pertumbuhannya/
Fahmi, Rizal. Strategi Multi bisnis..http://tugas-makalah-
skripsi.blogspot.co.id/2016/10/strategi-multi-bisnis.html