1. Dokumen tersebut membahas upaya peningkatan pelayanan kesehatan bagi usia lanjut di Puskesmas melalui strategi promosi kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan, dan rehabilitasi.
2. Pelayanan dirancang untuk meningkatkan kualitas hidup usia lanjut dengan menjaga kemandirian secara fisik dan mental serta mendukung peran sosial mereka.
3. Indikator keberhasilan program antara lain peningkatan juml
Tiga perubahan utama yang terjadi pada lansia adalah:
1. Perubahan fisiologis seperti penurunan massa otot, kerusakan kulit dan organ reproduksi, serta penurunan fungsi kardiovaskular dan pernapasan
2. Perubahan psikososial seperti penurunan kognitif dan psikomotorik serta kehilangan peran sosial
3. Berbagai gangguan kesehatan seperti osteoporosis, katarak, dan penyakit jantung menj
Dokumen tersebut membahas tentang pelatihan kader usila di Puskesmas Bungah pada 19 April 2016. Dokumen tersebut menjelaskan tentang usia biologis, psikologis, dan sosial; tanda-tanda menuju tua; tingkat kemandirian usila; tipe-tipe kepribadian usila; fenomena yang terjadi pada usila; dasar hukum pembinaan usila; informasi yang perlu disampaikan kepada kelompok usila; gangguan kesehatan yang sering dialami
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai gangguan jiwa yang umum terjadi di masyarakat seperti skizofrenia, gangguan bipolar, gangguan depresi dan gangguan cemas. Gangguan-gangguan ini ditandai dengan gejala gangguan pikiran, perasaan dan perilaku yang dapat mengganggu fungsi sehari-hari seseorang. Dokumen juga menjelaskan pentingnya deteksi dini, pengobatan, dukungan keluarga dan ter
1. Dokumen tersebut membahas upaya peningkatan pelayanan kesehatan bagi usia lanjut di Puskesmas melalui strategi promosi kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan, dan rehabilitasi.
2. Pelayanan dirancang untuk meningkatkan kualitas hidup usia lanjut dengan menjaga kemandirian secara fisik dan mental serta mendukung peran sosial mereka.
3. Indikator keberhasilan program antara lain peningkatan juml
Tiga perubahan utama yang terjadi pada lansia adalah:
1. Perubahan fisiologis seperti penurunan massa otot, kerusakan kulit dan organ reproduksi, serta penurunan fungsi kardiovaskular dan pernapasan
2. Perubahan psikososial seperti penurunan kognitif dan psikomotorik serta kehilangan peran sosial
3. Berbagai gangguan kesehatan seperti osteoporosis, katarak, dan penyakit jantung menj
Dokumen tersebut membahas tentang pelatihan kader usila di Puskesmas Bungah pada 19 April 2016. Dokumen tersebut menjelaskan tentang usia biologis, psikologis, dan sosial; tanda-tanda menuju tua; tingkat kemandirian usila; tipe-tipe kepribadian usila; fenomena yang terjadi pada usila; dasar hukum pembinaan usila; informasi yang perlu disampaikan kepada kelompok usila; gangguan kesehatan yang sering dialami
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai gangguan jiwa yang umum terjadi di masyarakat seperti skizofrenia, gangguan bipolar, gangguan depresi dan gangguan cemas. Gangguan-gangguan ini ditandai dengan gejala gangguan pikiran, perasaan dan perilaku yang dapat mengganggu fungsi sehari-hari seseorang. Dokumen juga menjelaskan pentingnya deteksi dini, pengobatan, dukungan keluarga dan ter
1. Kebijakan yang dilakukan Pemda dalam penyelenggaraan pelayanan Kesehatan jiwa yang bersifat promotif :
Sesuai dengan amanat Undang – Undang Nomor 18 tahun 2014 tentang kesehatan jiwa bahwa pemerintah wajib memberikan pelayanan kesehatan secara terintegrasi, komprehensif, dan berkesinambungan sepanjang siklus kehidupan manusia melalui upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Salah satu upaya Promotif primer adalah dengan berorientasi pada kelompok masyarakat yang belum mengalami masalah maupun gangguan jiwa.
Lembaga yang menjadi target utama dalam meningkatkan Kesehatan jiwa yang yaitu pada : Keluarga, Lembaga Pendidikan, Tempat Kerja, Masyarakat, Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Media Massa, Lembaga Keagaaman dan tempat ibadah; dan Lembaga Pemasyarakatan yang membutuhkan upaya promotif kesehatan jiwa, di antaranya dengan melaksanakan kebijakan operasional kesehatan jiwa yang berbasis masyarakat dan diharapkan akan mampu dan memandirikan masyarakat melalui edukasi peningkatan ketahanan mental/jiwa terutama dalam Pola Asuh, Life skill dan Pencegahan perilaku berisiko/Napza/Perilaku Bunuh diri.
Kegiatan yang dilakukan dalam upaya promotif diantaranya :
a) Advokasi, sosialisasi dan promosi kesehatan jiwa (psikoedukasi);
b) Penyediaan materi dan media KIE;
c) Pemberdayaan masyarakat dalam Kesehatan jiwa melalui pelatihan kader;
d) Membuat inovasi dan terobosan baru dalam mensosialisasikan dan mendekatkan akses layanan kesehatan jiwa kepada masyarakat yaitu dengan membuat Layanan Psikososial dan Kesehatan Jiwa ;
e) Meningkatkan koordinasi dan kerjasama dengan lintas sektor, organisasi profesi, akademisi, pemerhati masalah kesehatan jiwa, dan lain- lain.
Dalam kerangka regulasi, untuk meningkatkan peran serta Pemerintah daerah dalam menghadapi masalah kesehatan jiwa masyarakat, maka Pemerintah Daerah Maluku dengan menerbitkan kebijakan terkait yaitu :
1. SK Gubernur Maluku Nomor 182 Tahun 2022 tentang TIM PENGARAH KESEHATAN JIWA MASYARAKAT (TPKJM) Provinsi Maluku yang bertugas merumuskan kebijakan Pemerintah Provinsi dalam upaya pencegahan dan penanggulangan masalah kesehatan jiwa masyarakat melalui pendekatan multi disiplin dan peran serta masyarakat, guna meningkatkan kondisi Kesehatan Jiwa Masyarakat yang optimal di wilayahnya.
2. SK Gubernur Maluku Nomor 183 Tahun 2022 tentang TIM DUKUNGAN KESEHATAN JIWA DAN PSIKOSOSIAL (DKPJS) PROVINSI MALUKU yang bertugas untuk : Melakukan Psychological First Aid (PFA) dan follow up PFA pada anggota masyarakat/komunitas yang membutuhkan pada saat terjadi Kedaruratan (permasalahan kesehatan masyarakat, bencana alam, konflik sosial, permasalahan hukum dan lainnya), Membentuk jejaring dukungan kesehatan jiwa dan psikososial dengan lintas sektor terkait, Melakukan edukasi, pendampingan, peningkatan kapasitas masyarakat dalam menghadapi pandemi maupun bencana lainnya dan Melakukan kegiatan dukungan kesehatan jiwa dan psikososial untuk masyarakat, kelompok khusus yang membutuhkan melalui la
Dokumen tersebut membahas tentang lanjut usia di Indonesia. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain definisi lanjut usia menurut WHO dan UU Indonesia yaitu berusia 60 tahun ke atas. Dokumen ini juga menyebutkan persentase populasi lanjut usia Indonesia dari tahun ke tahun yang terus meningkat, serta menunjukkan data penyakit yang sering diderita oleh lanjut usia di Indonesia seperti hipertensi, diabetes, dan osteoartritis.
Kesehatan Jiwa di Masyarakat (Versi Grafis Sangat Menarik)Lautan Jiwa
Dokumen tersebut membahas tentang kesehatan jiwa di masyarakat. Secara singkat, dibahas definisi kesehatan jiwa yang sehat secara fisik, jiwa, dan sosial. Dibahas pula gangguan stres, depresi, dan psikotik beserta gejala dan penanganannya. Terakhir, diberikan panduan bagaimana masyarakat dapat membantu mereka yang mengalami gangguan jiwa.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang asuhan keperawatan gerontik. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan tentang (1) perubahan fisik, mental, psikososial, dan spiritual yang terjadi pada lansia, (2) tujuan dari asuhan keperawatan gerontik, dan (3) proses pemberian asuhan keperawatan pada pasien geriatri yang meliputi pengkajian dan identifikasi diagnosa keperawatan.
Masalah kesehatan reproduksi remaja meliputi berbagai masalah fisik, mental, dan perilaku yang dihadapi remaja. Masalah fisik seperti gangguan pertumbuhan, kelainan ortopedi, infeksi menular seksual. Masalah mental seperti depresi dan bunuh diri. Masalah perilaku berisiko seperti merokok, penyalahgunaan narkoba, hubungan seks pra nikah. Penanganannya meliputi terapi, konseling, pencegahan, dan rujuk
Mengenal Lebih Dalam Masalah dan Gangguan JiwaLautan Jiwa
PowerPoint oleh dr. Lahargo Kembaren, SpKJ, psikiater di RS Marzoeki Mahdi, Bogor. Dipresentasikan di Seminar Awam Kesehatan Jiwa “Lebih Dalam tentang Macam dan Gejala Gangguan Jiwa” yang diselenggarakan oleh Yayasan Cahaya Jiwa pada tanggal 23 Januari 2017 di Cianjur, Jawa Barat.
Apakah gangguan/masalah kejiwaan itu? Apa sajakah jenis-jenis gangguan/masalah kejiwaan itu? PowerPoint ini menjelaskan hal-hal tersebut dengan bahasa yang mudah dipahami. Ini adalah dokumen yang sangat lengkap, yang memperkenalkan definisi, cara menguji apakah seseorang mengalami gangguan/masalah kejiwaan atau tidak, serta penjelasan secara agak detail tentang jenis-jenis gangguan/masalah kejiwaan yang sering ditemui di masyarakat.
Dokumen ini tidak berada dalam domain publik, oleh karena itu harap cantumkan nama penulisnya, dan silakan minta izin kepada penulisnya tersebut jika ingin mereproduksi presentasi ini. Silakan kontak penulisnya melalui Facebook di https://www.facebook.com/lahargo.kembaren .
Kader kesehatan jiwa membantu tenaga medis dalam merawat pasien gangguan jiwa di masyarakat. Gangguan jiwa seperti skizofrenia memengaruhi berbagai aspek kehidupan seseorang dan membutuhkan dukungan keluarga dan masyarakat. Kader berperan mendeteksi kasus baru, merujuk pasien ke fasilitas kesehatan, mengawasi pasien minum obat, serta mengedukasi masyarakat untuk menerima dan
Buku petunjuk media KIE membahas topik kesehatan reproduksi, narkoba, gaya hidup dan pornografi, serta HIV dan AIDS. Isinya mencakup penjelasan anatomi dan perkembangan remaja, bahaya narkoba dan pornografi, serta penjelasan tentang HIV dan proses perkembangannya menjadi AIDS."
Dokumen tersebut membahas tentang kesehatan jiwa, gangguan jiwa, dan upaya penanganannya. Kesehatan jiwa adalah kondisi dimana seseorang dapat berkembang secara utuh dan memberikan kontribusi kepada masyarakat, sedangkan gangguan jiwa dapat menyerang siapa saja dan menyebabkan berbagai gejala seperti gangguan mood, pikiran, dan perilaku. Upaya penanganan gangguan jiwa dilakukan se
3.1Peran Perawat dalam Kesehatan Keperawatan Jiwa.pptssuserc9e926
Perawat jiwa memainkan peran penting dalam pelayanan kesehatan jiwa melalui aktivitas prevensi primer, sekunder, dan tersier. Peran tersebut meliputi memberikan edukasi kesehatan, skrining gangguan jiwa, rehabilitasi, dan kolaborasi dengan tim kesehatan serta pasien dan keluarga. Kolaborasi diperlukan untuk merencanakan dan mengambil keputusan bersama dalam penanganan masalah kesehatan jiwa.
1. Kebijakan yang dilakukan Pemda dalam penyelenggaraan pelayanan Kesehatan jiwa yang bersifat promotif :
Sesuai dengan amanat Undang – Undang Nomor 18 tahun 2014 tentang kesehatan jiwa bahwa pemerintah wajib memberikan pelayanan kesehatan secara terintegrasi, komprehensif, dan berkesinambungan sepanjang siklus kehidupan manusia melalui upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Salah satu upaya Promotif primer adalah dengan berorientasi pada kelompok masyarakat yang belum mengalami masalah maupun gangguan jiwa.
Lembaga yang menjadi target utama dalam meningkatkan Kesehatan jiwa yang yaitu pada : Keluarga, Lembaga Pendidikan, Tempat Kerja, Masyarakat, Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Media Massa, Lembaga Keagaaman dan tempat ibadah; dan Lembaga Pemasyarakatan yang membutuhkan upaya promotif kesehatan jiwa, di antaranya dengan melaksanakan kebijakan operasional kesehatan jiwa yang berbasis masyarakat dan diharapkan akan mampu dan memandirikan masyarakat melalui edukasi peningkatan ketahanan mental/jiwa terutama dalam Pola Asuh, Life skill dan Pencegahan perilaku berisiko/Napza/Perilaku Bunuh diri.
Kegiatan yang dilakukan dalam upaya promotif diantaranya :
a) Advokasi, sosialisasi dan promosi kesehatan jiwa (psikoedukasi);
b) Penyediaan materi dan media KIE;
c) Pemberdayaan masyarakat dalam Kesehatan jiwa melalui pelatihan kader;
d) Membuat inovasi dan terobosan baru dalam mensosialisasikan dan mendekatkan akses layanan kesehatan jiwa kepada masyarakat yaitu dengan membuat Layanan Psikososial dan Kesehatan Jiwa ;
e) Meningkatkan koordinasi dan kerjasama dengan lintas sektor, organisasi profesi, akademisi, pemerhati masalah kesehatan jiwa, dan lain- lain.
Dalam kerangka regulasi, untuk meningkatkan peran serta Pemerintah daerah dalam menghadapi masalah kesehatan jiwa masyarakat, maka Pemerintah Daerah Maluku dengan menerbitkan kebijakan terkait yaitu :
1. SK Gubernur Maluku Nomor 182 Tahun 2022 tentang TIM PENGARAH KESEHATAN JIWA MASYARAKAT (TPKJM) Provinsi Maluku yang bertugas merumuskan kebijakan Pemerintah Provinsi dalam upaya pencegahan dan penanggulangan masalah kesehatan jiwa masyarakat melalui pendekatan multi disiplin dan peran serta masyarakat, guna meningkatkan kondisi Kesehatan Jiwa Masyarakat yang optimal di wilayahnya.
2. SK Gubernur Maluku Nomor 183 Tahun 2022 tentang TIM DUKUNGAN KESEHATAN JIWA DAN PSIKOSOSIAL (DKPJS) PROVINSI MALUKU yang bertugas untuk : Melakukan Psychological First Aid (PFA) dan follow up PFA pada anggota masyarakat/komunitas yang membutuhkan pada saat terjadi Kedaruratan (permasalahan kesehatan masyarakat, bencana alam, konflik sosial, permasalahan hukum dan lainnya), Membentuk jejaring dukungan kesehatan jiwa dan psikososial dengan lintas sektor terkait, Melakukan edukasi, pendampingan, peningkatan kapasitas masyarakat dalam menghadapi pandemi maupun bencana lainnya dan Melakukan kegiatan dukungan kesehatan jiwa dan psikososial untuk masyarakat, kelompok khusus yang membutuhkan melalui la
Dokumen tersebut membahas tentang lanjut usia di Indonesia. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain definisi lanjut usia menurut WHO dan UU Indonesia yaitu berusia 60 tahun ke atas. Dokumen ini juga menyebutkan persentase populasi lanjut usia Indonesia dari tahun ke tahun yang terus meningkat, serta menunjukkan data penyakit yang sering diderita oleh lanjut usia di Indonesia seperti hipertensi, diabetes, dan osteoartritis.
Kesehatan Jiwa di Masyarakat (Versi Grafis Sangat Menarik)Lautan Jiwa
Dokumen tersebut membahas tentang kesehatan jiwa di masyarakat. Secara singkat, dibahas definisi kesehatan jiwa yang sehat secara fisik, jiwa, dan sosial. Dibahas pula gangguan stres, depresi, dan psikotik beserta gejala dan penanganannya. Terakhir, diberikan panduan bagaimana masyarakat dapat membantu mereka yang mengalami gangguan jiwa.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang asuhan keperawatan gerontik. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan tentang (1) perubahan fisik, mental, psikososial, dan spiritual yang terjadi pada lansia, (2) tujuan dari asuhan keperawatan gerontik, dan (3) proses pemberian asuhan keperawatan pada pasien geriatri yang meliputi pengkajian dan identifikasi diagnosa keperawatan.
Masalah kesehatan reproduksi remaja meliputi berbagai masalah fisik, mental, dan perilaku yang dihadapi remaja. Masalah fisik seperti gangguan pertumbuhan, kelainan ortopedi, infeksi menular seksual. Masalah mental seperti depresi dan bunuh diri. Masalah perilaku berisiko seperti merokok, penyalahgunaan narkoba, hubungan seks pra nikah. Penanganannya meliputi terapi, konseling, pencegahan, dan rujuk
Mengenal Lebih Dalam Masalah dan Gangguan JiwaLautan Jiwa
PowerPoint oleh dr. Lahargo Kembaren, SpKJ, psikiater di RS Marzoeki Mahdi, Bogor. Dipresentasikan di Seminar Awam Kesehatan Jiwa “Lebih Dalam tentang Macam dan Gejala Gangguan Jiwa” yang diselenggarakan oleh Yayasan Cahaya Jiwa pada tanggal 23 Januari 2017 di Cianjur, Jawa Barat.
Apakah gangguan/masalah kejiwaan itu? Apa sajakah jenis-jenis gangguan/masalah kejiwaan itu? PowerPoint ini menjelaskan hal-hal tersebut dengan bahasa yang mudah dipahami. Ini adalah dokumen yang sangat lengkap, yang memperkenalkan definisi, cara menguji apakah seseorang mengalami gangguan/masalah kejiwaan atau tidak, serta penjelasan secara agak detail tentang jenis-jenis gangguan/masalah kejiwaan yang sering ditemui di masyarakat.
Dokumen ini tidak berada dalam domain publik, oleh karena itu harap cantumkan nama penulisnya, dan silakan minta izin kepada penulisnya tersebut jika ingin mereproduksi presentasi ini. Silakan kontak penulisnya melalui Facebook di https://www.facebook.com/lahargo.kembaren .
Kader kesehatan jiwa membantu tenaga medis dalam merawat pasien gangguan jiwa di masyarakat. Gangguan jiwa seperti skizofrenia memengaruhi berbagai aspek kehidupan seseorang dan membutuhkan dukungan keluarga dan masyarakat. Kader berperan mendeteksi kasus baru, merujuk pasien ke fasilitas kesehatan, mengawasi pasien minum obat, serta mengedukasi masyarakat untuk menerima dan
Buku petunjuk media KIE membahas topik kesehatan reproduksi, narkoba, gaya hidup dan pornografi, serta HIV dan AIDS. Isinya mencakup penjelasan anatomi dan perkembangan remaja, bahaya narkoba dan pornografi, serta penjelasan tentang HIV dan proses perkembangannya menjadi AIDS."
Dokumen tersebut membahas tentang kesehatan jiwa, gangguan jiwa, dan upaya penanganannya. Kesehatan jiwa adalah kondisi dimana seseorang dapat berkembang secara utuh dan memberikan kontribusi kepada masyarakat, sedangkan gangguan jiwa dapat menyerang siapa saja dan menyebabkan berbagai gejala seperti gangguan mood, pikiran, dan perilaku. Upaya penanganan gangguan jiwa dilakukan se
3.1Peran Perawat dalam Kesehatan Keperawatan Jiwa.pptssuserc9e926
Perawat jiwa memainkan peran penting dalam pelayanan kesehatan jiwa melalui aktivitas prevensi primer, sekunder, dan tersier. Peran tersebut meliputi memberikan edukasi kesehatan, skrining gangguan jiwa, rehabilitasi, dan kolaborasi dengan tim kesehatan serta pasien dan keluarga. Kolaborasi diperlukan untuk merencanakan dan mengambil keputusan bersama dalam penanganan masalah kesehatan jiwa.
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
slide lansia skrining.ppt
1.
2. Tujuan Umum
Mandiri
Produktif
Berguna
Tujuan Khusus
Untuk meningkatkan :
Kesadaran menjaga kesehatan
Peran serta kel & masyarakat
Mutu pembinaan& pelayanan
Koordinasi LS
3. TAK LANGSUNG
Keluarga
Masyarakat
Organisasi sosial
Petugas kesehatan
LANGSUNG
Pra usila (45-59 th)
Usia lanjut (60-69 tg)
Usila Risti (>70 th/ 60 dg masalah kes)
4.
5. 1. Kesehatan (fisik & mental)
2. Sosial
3. Ekonomi
4. Psikologis
5. Spiritualitas / religiusitas
6. Hak azasi (human right)
6. Multipatologi
80 % usila: 1 penyakit
PHBS (life style)
Asuransi kesehatan
Successful aging
Quality of life
7. Pensiun
Anak sibuk
Tak punya aktivitas
Pasangan meninggal
Terisolasi sosial
Tak ada teman bicara
8. Peran sosial usia lanjut (masyarakat dan keluarga)
Pergeseran peran (IRT, KK pasif)
Kesepian, frustasi, depresi
Post power syndrome
Gangguan adaptasi
9. Penghasilan menurun
Masa persiapan pensiun,
Tak ada penghasilan
Tingkatkan aktivitas, kreativitas
Kembangkan hobi, ciptakan hobi
Independensi keuangan?
10. Kepribadian masa dewasa muda
Coping mechanism, problem solving
Kegagalan beradaptasi potensial
gangguan jiwa dan fisik lainnya
Integrity vs isolation
Dignity in old age !
Arti hidup / cara pandang kehidupan
11. Penghayatan keimanan
Sikap hidup / persepsi diri
Minat keagamaan meningkat
Fungsi kognitif maningkat saat puasa
Penelitian Larson:
- Non religius: kurang tabah, kurang
kuat mengatasi stres, kurang tenang,
takut mati dsb dibandingkan yang usia
lanjut yang “religius”
12. Hindari abuse dan neglect
(mental, emosional & fisik)
Hak untuk mengatur diri sendiri
Hak & kewajiban dalam masyarakat
Hak berobat dan bertempat tinggal
Mendapat perlakuan yang pantas
Human right of people with dementia
(Kyoto, 17 Oct 2004, ADI conference)
13. Case finding: temuan kasus dini
Intervensi segera
Cegah disabilitas
Optimalkan fungsi
Identifikasi faktor risiko
Kendalikan penyakit
15. Tertekan, sedih, menetap dan tidak dapat
berfungsi sehari-hari
Penyebab: berbagai ‘kehilangan’
Sikap anggota keluarga
Peka terhadap tanda-tanda dini !
Gejala depresi pada usia lanjut tidak khas, gejala
somatik menonjol !
16. Ada perasaan kosong / hampa
Pesimis, kuatir masa depan
Tak ada kepuasan hidup
Merasa hidupnya tidak bahagia
17. Gejala fisik muncul dahulu
Cemas & kuatir berlebih
Ketegangan fisik dan mental
Gejala otonom (keringat, debar-debar, sakit
perut, pusing dll)
Berlangsung kronis, hilang timbul
PTSD: pada usila lebih berat
18. Kemunduran mental progresif
Defisit berbagai fungsi kognitif
Sindrom ABC (Activity,
Behavior, Cognitive)
Penyebab: AD, Stroke, Parkinson, dll
Tanda – tanda dini demensia!
BPSD (behavior & psychological symptoms of
dementia)
19. 1. PENINGKATAN DAN PEMANTAPAN UPAYA
YANKES USILA DI SARANA YANKES DASAR,
PUSKESMAS
STRATEGI PUSKESMAS
SANTUN USILA
20. 2. Peningkatan upaya rujukan kesehatan bagi Usila.
POLI GERIATRI
RS STRATA II RS STRATA III
21. 3. Penyuluhan & penyebaran informasi kesehatan bagi
Usila.
4. Perawatan kesehatan bagi Usila dan
keluarga di rumah (Home Care).
6. Pengembangan lembaga tempat
perawatan bagi Usila
5. Peningkatan pemberdayaan masyarakat
melalui kelompok Usila
22. Hospital based Community based
-Acute and chronic med care
-Health assesment facilities
- Day-hospital
- Special therapy/rehabilitation
- Respite care
- Hospice care
- Orthopedic
-Pramu Rukti Werda
-Community nurses
-Sosial workers
- Home care
- Nursing home
- Dementia care
- Hostels/Posyandu
- Religious service
Manpower : LSM, Kr. Taruna, Darmawanita
Funding : Pemerintah, LSM, Asuransi kesehatan.
23. Melakukan pelayanan kepada usia
lanjut, meliputi aspek promotif,
preventif, disamping aspek kuratif &
rehabilitatif, secara pro-aktif, baik &
sopan serta memberikan kemudahan
dukungan bagi usia lanjut.
24. Kegiatan promotif:
Dilakukan kepada usila, keluarga, masy
- penyuluhan kesehatan, gizi
- upaya peningkatan kebugaran jasmani
- pemeliharaan kemandirian
- pemeliharaan produktivitas
25. Kegiatan preventif:
Dilakukan kepada pra usila & usila,
- deteksi dini
- pemantauan kondisi kes.
- sarana KMS Usila
Kegiatan kuratif:
- Berupa pengobatan ringan kepada usila
di klpk usila
- Pengobatan lanjutan di Puskesmas
- Rujukan kasus ke RS
26. Kegiatan rehabilitatif:
Dapat berupa : - upaya medis
- upaya psikososial
- upaya edukatif
Tujuan: mengembalikan kemampuan &
kepercayaan diri usila
27. Pelayanan dalam gedung
Memberikan kemudahan dalam akses dan biaya
Pelayanan dilakukan : pemeriksaan fisik,
pemeriksaan laboratorium, penyuluhan/konseling
dan pengobatan.
Pelayanan Luar Gedung :
1. Pembinaan pada kelompok Lansia
2. Perawatan Kesehatan Masyarakat
3. Pelayanan kesehatan di Panti Sosial Tresna Wredha
28. 1. Pemeriksaan aktivitas sehari-hari
2. Pemeriksaan status mental
3. Pemeriksaan status gizi
4. Pengukuran tekanan darah, denyut nadi
5. Pemeriksaan Hb, gula darah, protein
6. Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas
7. Penyuluhan kesehatan
8. Kunjungan kader dan tenaga kesehatan
kerumah usila yang tidak datang
29. 1. Pemberian makanan tambahan sebagai contoh
menu makanan
2. Kegiatan olahraga
3. Kerohaniaan
4. Rekreasi
5. Forum diskusi
6. Penyaluran dan pengembangan hobi
30. BEBERAPA INDIKATOR KEBERHASILAN DAN TARGET YANG
DIHARAKAN DAPAT DICAPAI.
1. PELAYANAN MEDIS:
- Skrining kesehatan pada usia lanjut = 30 %
- Skrining Kes pada usia alnjut di Panti Wredha = 100 %
- Puskesmas melaksanakan konseling Lansia = 30 %
2. KEGIATAN NON MEDIS:
- Puskesmas membina kelolpok usia lanjut = 70 %
- Desa mempunyai kelompok usia lanjut = 50 %
- Klpk usia lanjut melaksanakan senam usia lanjut = 50 %
30
31. 1. Sosialisasi posyandu lansia ke masyarakat dan
pendekatan ke keluarga lansia
2. Jemput lansia atau tangani ditempat
3. Pelayanan terpadu tanpa pungutan Posyandu
lansia didirikan dan digerakkan tanpa memungut
biaya dari para lansia karena telah ada anggaran dari
pemerintah untuk dana kesehatan masyarakat
khususnya lansia.
4. Tengok lansia
32. Program kes. Usila mengupayakan agar para lansia
menikmati masa tua bahagia dan berguna
Upaya promotif & preventif lbh diutamakan
Perilaku positif (pengakuan, perhatian,
penghargaan) keluarga sangat membantu
Para Usila harus mempertahankan pola hidup sehat