1. Rangkuman dokumen tersebut memberikan informasi tentang proses perencanaan campuran aspal dan metode perhitungan aspal yang digunakan, jenis-jenis kerusakan pada perkerasan aspal beserta penyebab dan perbaikannya.
Analisa Perbandingan Beberapa Metode Perkerasan Beton Semen untuk Jalan Akses...Debora Elluisa Manurung
Dokumen ini membandingkan beberapa metode perkerasan beton semen untuk jalan akses jembatan, mencakup jenis perkerasan kaku, bahan-bahan konstruksi seperti tanah dasar, lapis pondasi, dan sambungan. Jenis sambungan yang dijelaskan termasuk sambungan melintang, memanjang, dan konstruksi. Prinsip-prinsip perencanaan campuran beton juga dibahas, termasuk perbandingan semen dan air serta kontrol gradasi agregat
Dokumen ini membahas tentang konkrit, bahan yang terbuat dari campuran semen, pasir, dan batu. Ia menjelaskan bahwa kekuatan konkrit bergantung pada rasio campurannya, dan kualitasnya dipengaruhi oleh kualitas bahan dan proses pembuatannya. Dokumen ini juga menjelaskan karakteristik dan aplikasi utama konkrit serta uji kekuatan yang dilakukan.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai berbagai jenis ujian konkrit yang dilakukan untuk menentukan kekuatan dan kualitasnya. Terdapat tiga jenis ujian utama yang dijelaskan yaitu: (1) Ujian Kiub untuk mengukur kekuatan mampatan konkrit, (2) Ujian Penurunan untuk menilai kemudahan kerja konkrit, dan (3) Ujian Angkadar Kepadatan untuk mengukur tingkat kepadatan konkrit. Dokumen tersebut
Bab ini membahas pengelompokan agregat berdasarkan ukuran butir nominal, bentuk, berat volume, dan gradasi. Agregat dikelompokan menjadi agregat halus dengan ukuran kurang dari 5 mm, dan agregat kasar dengan ukuran lebih dari 5 mm. Bentuk agregat meliputi bulat, tidak teratur, bersudut, panjang, dan pipih. Berdasarkan beratnya, agregat dibedakan menjadi normal, ringan, dan berat. Gradasi agregat ad
Analisa Perbandingan Beberapa Metode Perkerasan Beton Semen untuk Jalan Akses...Debora Elluisa Manurung
Dokumen ini membandingkan beberapa metode perkerasan beton semen untuk jalan akses jembatan, mencakup jenis perkerasan kaku, bahan-bahan konstruksi seperti tanah dasar, lapis pondasi, dan sambungan. Jenis sambungan yang dijelaskan termasuk sambungan melintang, memanjang, dan konstruksi. Prinsip-prinsip perencanaan campuran beton juga dibahas, termasuk perbandingan semen dan air serta kontrol gradasi agregat
Dokumen ini membahas tentang konkrit, bahan yang terbuat dari campuran semen, pasir, dan batu. Ia menjelaskan bahwa kekuatan konkrit bergantung pada rasio campurannya, dan kualitasnya dipengaruhi oleh kualitas bahan dan proses pembuatannya. Dokumen ini juga menjelaskan karakteristik dan aplikasi utama konkrit serta uji kekuatan yang dilakukan.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai berbagai jenis ujian konkrit yang dilakukan untuk menentukan kekuatan dan kualitasnya. Terdapat tiga jenis ujian utama yang dijelaskan yaitu: (1) Ujian Kiub untuk mengukur kekuatan mampatan konkrit, (2) Ujian Penurunan untuk menilai kemudahan kerja konkrit, dan (3) Ujian Angkadar Kepadatan untuk mengukur tingkat kepadatan konkrit. Dokumen tersebut
Bab ini membahas pengelompokan agregat berdasarkan ukuran butir nominal, bentuk, berat volume, dan gradasi. Agregat dikelompokan menjadi agregat halus dengan ukuran kurang dari 5 mm, dan agregat kasar dengan ukuran lebih dari 5 mm. Bentuk agregat meliputi bulat, tidak teratur, bersudut, panjang, dan pipih. Berdasarkan beratnya, agregat dibedakan menjadi normal, ringan, dan berat. Gradasi agregat ad
Dokumen tersebut membahas tentang perkerasan jalan yang terdiri dari beberapa lapisan dan bahan-bahan yang digunakan untuk membangun perkerasan jalan, seperti agregat, filler, semen, dan aspal sebagai bahan pengikat. Bahan-bahan tersebut harus memenuhi standar kualitas untuk membangun perkerasan jalan yang kuat dan tahan lama.
Perkerasan jalan dirancang berdasarkan jenis kendaraan dan volume lalu lintasnya. Kondisi terberat untuk perkerasan lentur adalah panas tinggi, kecepatan rendah, dan beban berlebih. Perkerasan kaku dilapisi aspal beton untuk mendistribusikan beban ke tanah dasar. Pondasi dan dowel menyalurkan beban, sedangkan flekson memberi fleksibilitas untuk mencegah retak.
Dokumen ini memberikan ringkasan tentang asas dan cerucuk untuk projek bangunan. Ia menjelaskan jenis-jenis asas dan cerucuk, rekabentuk, bahan dan proses pemasangan mereka. Asas dan cerucuk dipilih bergantung pada sifat tanah dan beban struktur. Proses pemasangan perlu diikuti untuk memastikan kestabilan struktur.
Teknologi beton membahas bahan-bahan utama pembuatan beton yaitu semen, air, dan agregat. Semen berfungsi sebagai perekat dan pengisi, air memicu proses kimia semen, sedangkan agregat hanya berfungsi sebagai pengisi namun mempengaruhi sifat mortar. Dokumen ini juga membahas syarat mutu dan penyimpanan bahan-bahan tersebut agar memenuhi standar pembuatan beton yang baik.
makalah ini berisi tentang aplikasi dari semen yang sering digunakan dala kehidup sehari-hari bak skala kecil maupun sekala besar seperti pabrik (iindustri)
Perhitungan Beton Mutu Tinggi Metode ACIArnas Aidil
Dokumen ini memberikan contoh perhitungan beton mutu tinggi menggunakan metode ACI untuk kolom pada bangunan bertingkat. Beton akan memiliki kuat tekan 62,1 MPa pada umur 28 hari dengan ukuran maksimum agregat 20 mm. Agregat halus yang digunakan adalah pasir alam dan agregat kasarnya adalah batu pecah, dengan kadar air masing-masing 6,4% dan 0,5%. Komposisi campuran uji coba untuk 85 liter di
Beton terdiri dari campuran semen, air, dan agregat baik halus maupun kasar serta bahan tambahan. Untuk mendapatkan beton berkualitas, perbandingan campuran harus sesuai standar. Pemeriksaan mutu bahan campuran meliputi semen, air, dan agregat untuk menentukan kelayakannya sebelum digunakan membuat beton.
Distribusi Beban Tegangan, Sejarah Konstruksi Perkerasan, Jenis Konstruksi Lainnya, Struktur Perkerasan, Lapisan Pondasi Bawah (Subbase Course), Lapisan pondasi atas (base course), Lapisan Permukaan (Surface Course), Perkerasan Kaku (rigid pavement) , Perkembangan perkerasan kaku, Jenis-jenis perkerasan jalan beton semen, Perkerasan Komposit
Laporan ini membahas perencanaan campuran beton untuk praktikum teknologi bahan konstruksi. Terdapat penjelasan mengenai perhitungan tegangan karakteristik, deviasi standar, nilai tambah margin, tegangan rata-rata yang dibutuhkan, jenis semen dan agregat, serta perhitungan faktor air-semen yang diperlukan untuk mendapatkan mutu beton yang diinginkan.
Dokumen tersebut membahas teknik konstruksi bawah air untuk pembangunan struktur seperti jembatan dan bendungan. Metode utama yang dijelaskan adalah penggunaan caissons, cofferdams, dan tremie method untuk menuangkan beton bawah air. Tremie method dianggap sebagai cara standar untuk mendapatkan kualitas beton yang tinggi.
Stabilitas tanah dengan kapur (lime in soil stabilization) stjr 2018 - itbHanifa Indira Ryandhini
1) Stabilisasi tanah dengan kapur digunakan untuk meningkatkan stabilitas dan kapasitas daya dukung tanah lempung dan ekspansif. Kapur bereaksi dengan tanah untuk mengurangi kelekatan dan kelunakan tanah.
2) Persyaratan kapur dan tanah meliputi ukuran butir, kadar kalsium oksida, dan kadar air. Perencanaan campuran kapur dan tanah didasarkan pada jenis dan sifat tanah serta tujuan stabilisasi.
Dokumen tersebut membahas tentang pelatihan spesifikasi umum pekerjaan jalan dan jembatan khususnya mengenai spesifikasi perkerasan berbutir dan perkerasan beton semen. Materi pelatihan ini mencakup penjelasan mengenai spesifikasi lapis fondasi agregat, perkerasan berbutir tanpa penutup aspal, perkerasan beton semen, stabilisasi tanah, dan lapis fondasi agregat semen.
Dokumen tersebut membahas tentang perkerasan jalan yang terdiri dari beberapa lapisan dan bahan-bahan yang digunakan untuk membangun perkerasan jalan, seperti agregat, filler, semen, dan aspal sebagai bahan pengikat. Bahan-bahan tersebut harus memenuhi standar kualitas untuk membangun perkerasan jalan yang kuat dan tahan lama.
Perkerasan jalan dirancang berdasarkan jenis kendaraan dan volume lalu lintasnya. Kondisi terberat untuk perkerasan lentur adalah panas tinggi, kecepatan rendah, dan beban berlebih. Perkerasan kaku dilapisi aspal beton untuk mendistribusikan beban ke tanah dasar. Pondasi dan dowel menyalurkan beban, sedangkan flekson memberi fleksibilitas untuk mencegah retak.
Dokumen ini memberikan ringkasan tentang asas dan cerucuk untuk projek bangunan. Ia menjelaskan jenis-jenis asas dan cerucuk, rekabentuk, bahan dan proses pemasangan mereka. Asas dan cerucuk dipilih bergantung pada sifat tanah dan beban struktur. Proses pemasangan perlu diikuti untuk memastikan kestabilan struktur.
Teknologi beton membahas bahan-bahan utama pembuatan beton yaitu semen, air, dan agregat. Semen berfungsi sebagai perekat dan pengisi, air memicu proses kimia semen, sedangkan agregat hanya berfungsi sebagai pengisi namun mempengaruhi sifat mortar. Dokumen ini juga membahas syarat mutu dan penyimpanan bahan-bahan tersebut agar memenuhi standar pembuatan beton yang baik.
makalah ini berisi tentang aplikasi dari semen yang sering digunakan dala kehidup sehari-hari bak skala kecil maupun sekala besar seperti pabrik (iindustri)
Perhitungan Beton Mutu Tinggi Metode ACIArnas Aidil
Dokumen ini memberikan contoh perhitungan beton mutu tinggi menggunakan metode ACI untuk kolom pada bangunan bertingkat. Beton akan memiliki kuat tekan 62,1 MPa pada umur 28 hari dengan ukuran maksimum agregat 20 mm. Agregat halus yang digunakan adalah pasir alam dan agregat kasarnya adalah batu pecah, dengan kadar air masing-masing 6,4% dan 0,5%. Komposisi campuran uji coba untuk 85 liter di
Beton terdiri dari campuran semen, air, dan agregat baik halus maupun kasar serta bahan tambahan. Untuk mendapatkan beton berkualitas, perbandingan campuran harus sesuai standar. Pemeriksaan mutu bahan campuran meliputi semen, air, dan agregat untuk menentukan kelayakannya sebelum digunakan membuat beton.
Distribusi Beban Tegangan, Sejarah Konstruksi Perkerasan, Jenis Konstruksi Lainnya, Struktur Perkerasan, Lapisan Pondasi Bawah (Subbase Course), Lapisan pondasi atas (base course), Lapisan Permukaan (Surface Course), Perkerasan Kaku (rigid pavement) , Perkembangan perkerasan kaku, Jenis-jenis perkerasan jalan beton semen, Perkerasan Komposit
Laporan ini membahas perencanaan campuran beton untuk praktikum teknologi bahan konstruksi. Terdapat penjelasan mengenai perhitungan tegangan karakteristik, deviasi standar, nilai tambah margin, tegangan rata-rata yang dibutuhkan, jenis semen dan agregat, serta perhitungan faktor air-semen yang diperlukan untuk mendapatkan mutu beton yang diinginkan.
Dokumen tersebut membahas teknik konstruksi bawah air untuk pembangunan struktur seperti jembatan dan bendungan. Metode utama yang dijelaskan adalah penggunaan caissons, cofferdams, dan tremie method untuk menuangkan beton bawah air. Tremie method dianggap sebagai cara standar untuk mendapatkan kualitas beton yang tinggi.
Stabilitas tanah dengan kapur (lime in soil stabilization) stjr 2018 - itbHanifa Indira Ryandhini
1) Stabilisasi tanah dengan kapur digunakan untuk meningkatkan stabilitas dan kapasitas daya dukung tanah lempung dan ekspansif. Kapur bereaksi dengan tanah untuk mengurangi kelekatan dan kelunakan tanah.
2) Persyaratan kapur dan tanah meliputi ukuran butir, kadar kalsium oksida, dan kadar air. Perencanaan campuran kapur dan tanah didasarkan pada jenis dan sifat tanah serta tujuan stabilisasi.
Dokumen tersebut membahas tentang pelatihan spesifikasi umum pekerjaan jalan dan jembatan khususnya mengenai spesifikasi perkerasan berbutir dan perkerasan beton semen. Materi pelatihan ini mencakup penjelasan mengenai spesifikasi lapis fondasi agregat, perkerasan berbutir tanpa penutup aspal, perkerasan beton semen, stabilisasi tanah, dan lapis fondasi agregat semen.
Metode perbaikan kerusakan bangunan perlengkapan jalan meliputi kegiatan pemeliharaan rutin seperti pembersihan, perbaikan sederhana, dan pemeliharaan berkala untuk menjaga fungsi dan keamanan perlengkapan jalan. Kegiatan tersebut dijadwalkan secara teratur oleh petugas pemeliharaan jalan.
Dokumen tersebut membahas tentang konstruksi perkerasan beraspal yang terdiri dari beberapa lapisan, fungsi masing-masing lapisan, bahan-bahan yang digunakan seperti tanah dasar, agregat, dan aspal beserta jenis pengujiannya. Kerusakan yang mungkin terjadi pada perkerasan lentur dijelaskan seperti deformasi plastis, alur, dan retak."
Dokumen ini membahas perencanaan pelapisan tambahan pada perkerasan beton yang sudah aus usia. Ada dua metode pelapisan yaitu langsung yang menghubungkan lapisan baru dengan lama, dan dengan pemisah menggunakan bahan pemisah. Perhitungan tebal lapisan menggunakan metode AASHTO 1993 mempertimbangkan beban lalu lintas, kuat material, dan kondisi lapisan lama. Contoh perhitungan untuk jalan arteri menghasilkan tebal 5-
Desain perkerasan jalan untuk jalan arteri dua lajur dua arah dengan umur rencana 20-40 tahun. Lalu lintas harian sebesar 240 kendaraan dan CBR tanah 6. Dilakukan perancangan struktur perkerasan lentur berupa AC-WC modifikasi tebal 40 mm untuk umur 20 tahun, dan perkerasan kaku tebal 340 mm untuk umur 40 tahun. Kedua desain mempertimbangkan kondisi tanah, lalu lintas, dan biaya pemeliharaan.
Dokumen membahas tentang pelaksanaan pekerjaan perkerasan kaku (rigid pavement) dan karakteristiknya seperti kekakuan yang tinggi, ketahanan terhadap beban, dan kebutuhan pemeliharaan yang lebih rendah dibanding perkerasan fleksibel. Juga dibahas mengenai unsur-unsur penting perkerasan kaku seperti sambungan, tulangan dowel dan tie bar, serta persyaratan material dan konstruksinya.
Dokumen tersebut memberikan pedoman tentang spesifikasi teknis lining beton pracetak untuk saluran irigasi. Terdapat informasi mengenai ruang lingkup, acuan normatif, istilah dan definisi, tipe beton pracetak, detail beton pracetak seperti kait pengangkat dan sambungan, persyaratan panel dan bahan, serta persyaratan peralatan seperti cetakan dan sistem pencampuran.
2. RANGKAIAN PERENCANAAN CAMPURAN :
1. Pemeriksaansumber bahan
Bahan bakusesuaisyaratkualitas
‘Stock pile’ mencukupidengan kualitas yang sama
2. Rencana Pendahuluan
Gradasiagregat mendekatinilai tengahdari batas spesifikasi
Komposisi yang diperoleh merupakan dasar dariperhitungan harga/biaya
3. PemeriksaanRutin dari Mix Design
Bahan baku(sesuai denganvolumeyang disyaratkan dalam spec)
Pemeriksaan saatproduksi campuran
Pemeriksaan pasca campuran(pada pengangkutan)
Pemeriksaan sebelumdansebelum dihampar,sesudahdihampar,setelahdipadatkan
PERKIRAAN ASPAL YANGDIGUNAKAN :
1.ASPHALTINSTITUT FORMULA
r = 0,035 A +0,045B +0,18C
A : % Agg. Tertahan#No. 8 (2,38mm)
B : % Agg. Lolos #No. 8 (2,38mm) danTertahan #No. 200(0,074mm)
C : % Agg. Lolos #No. 200(0,074mm)
2. JAPAN ROAD ASSOCIATION
r = 0,02 A+0,065 B1+0,065 B2 +0,065C +1,13
A : % Agg. Tertahan#No. 8 (2,38mm)
B1 : % Agg. Lolos #No. 8 (2,38mm) dan Tertahan#No. 50 (0,279mm)
B2 : % Agg. Lolos #No. 50 (0,279mm) dan Tertahan#No. 200(0,074mm)
A : % Agg. Lolos #No. 200 (0,074 mm)
3. MENGGUNAKAN ASPAL CAIR (CUTBACK ASPHALT)
r = 0,02 A+0,07 B+0,13C +0,020D
A : % Agg. Tertahan#No. 50 (0,279mm)
B : % Agg. Lolos #No. 50 (0,279 mm) danTertahan #No. 100 (0,149mm)
C : % Agg. Lolos #No. 100(0,149mm) danTertahan#No. 200(0,074mm)
D : % Agg. Lolos #No. 200(0,074mm)
4. MENGGUNAKAN ASPAL EMULSI
r = 0,05 A+0,10 B+0,50C
A : % Agg. Tertahan#No. 8 (2,38mm)
B : % Agg. Lolos #No. 8 (2,38mm) danTertahan #No. 200(0,074mm)
C : % Agg. Lolos #No. 200(0,074mm)
KERUSAKAN PADA PERKERASAN ASPAL
1. Fatigue(alligator) cracking
(retak kelelahan/retak buaya)
2. Bleeding (keluar aspal dari permukaan jalan)
3. Block Cracking (retakblok)
4. Corrugattion and shoving (renjuldan terdorong)
5. Depression (melendut)
6. Joint reflectioncracking (retak refleksi sambungan)
7. Lane/shoulderdrop-of(penurunan lajur/bahu)
8. Longitudinalcracking (retak memanjang)
9. Patching (tambalan)
10. Polished aggregate(agregat melicin)
11. Potholes (berlobang)
12. Ravelling (tergerus)
13. Rutting (beralur)
14. Slippagecracking (retak menggeser)
15. Stripping
16. Transverse(thermal) cracking (retak termal melintang)
17. Water bleeding and pumping
1. FATIGUE(ALLIGATOR)CRACKING
Deskripsi :
elelahan pada permukaan
hot mix akibat lalu lintas berulang.
tensile stress cukupbesar
kemudian menjalar kepermukaandalam bentuksatuataulebih retak memanjang.
“klasik”ataudisebut“bottom–up”.
Pada perkerasan yg cukup tebalretak biasanya dimulaidariatas pada lokasi tensile tress
yang tinggi yg dihasilkandari interaksiban dan asphalt binderaging (top-down cracking).
memanjang akansaling tersambung membentuk bersudut
banyak dan terbentuksepertikulitbuaya.
Masalah yg timbul :
indikasi kerusakanstruktural, retak dapatdimasuki air, roughness, dapat berlanjut menjadi
rusak berlobang.
Penyebab yg mungkin : tidak cukupmenanggung struktur,yg dapat disebabkan hal-hal
berikut :
a) menurunnya karakteristikmenanggung beban, pada base, subbase akibat drainaseyg
buruk ataukualitas base yg mengandung clay.
b) Stripping pada dasar hotmix, bagianyg stripping berkontribusimelemahkan kekuatan
perkerasan akibatnya efektiftebalperkerasan berkurang.
c) Meningkatnya beban (umpama beban berlebihdibanding dgndisain)
d) Tidak memadainya disain struktur perkerasan
e). Pelaksanaan yg tidak baik ,misalnya karena pemadatan yg tidak tercapai sesuai
ketentuan.
Perbaikan:
kerusakanharus ditelitiuntuk menentukanakar penyebab termasuk test pit atau coring
untuk mengetahui adanya airdi bawahperkerasan, perbaikan umumnya ada dua kategori,
yakni :
a). rusak setempat menunjukansubgrade yg lemah,ganti dgnpenggalian dan perbaiki
drainasenya,laludi tambal dgnmaterial baru
b) retak yg luas menunjukkankerusakanstruktursecara umum,lakukan overlayyg cukup
kuat untuk menanggung bebanyg ada.
2. BLEEDING
Deskripsi : suatufilmaspalpada permukaan perkerasan, yg biasanya terlihat licindan
sepertikaca yg seterusnya dapat lengketpada roda kendaraan.
Masalah: hilangnya skidresistance terutama saat hujan.
Penyebab yg mungkin:
obleeding terjadi bila ruang antar agregat diisi seluruhnya olehaspalterutama saat cuaca
panas yg mengembang ke permukaanperkerasan.
oPada saatcuaca dingin aspal tidak bisa masuk lagi pada perkerasanmaka aspalakan
terakumulasipada permukaanperkerasan, hal initerjadiakibatkombinasi:
a) kelebihan aspal pada campuran bisa darisalah mix designatausaat produksinya
b) kelebihan takaran pada penyemprotan chipseal
c) rendahnya kadarporipada campuran.
3. BLOCK CRACKING
Deskripsi :
iperkerasanmenjadibeberapa bagianpersegi,
blok berukuran kira-kira 0,1m2–9 m2.
.
Penyebab yg mungkin:
HMAshringkageakibattemperatur berulang,umumnya disebabkanketidakmampuan aspal
mengembang danmengkerutakibatcyles temperatur,akibatdari
a) aspalbinder aging
b) pemilihanaspalyg jeleksaat mix disain
Perbaikan:
tergantung pada parah tidaknya kerusakan :
a). Kerusakanyg rendah(lebar <1/2 inci) cukup retak disealing untuk mencegah masuk air
dan tidak terjadiravelling pada sisi retak,
b). Retak parah(lebar >1/2 incidan reveled pada sisiretak) bongkardangantidgn overlay
4. CORUGATION DAN SHOVING (RENJUL DAN TERDORONG)
Deskripsi :
suatu pergerakan plastis biasanya keriting atauterdorong melintang permukaan
perkerasan,kerusakan biasanya melintang arah lalu lintas,yg biasa terjadi dipersimpangan.
roughness
3. Kemungkinan penyebab :
biasanya disebabkan olehgerakanlalulintas (bergerak danberhenti) dikombinasidgn low
stiffness HMA, disebabkancampuran terkontaminasi,disaincampuranyg salah,produksiyg
salahataupenguapan, penggunaan aspal emulsi yg terhambat,kadar air yg berlebihandi
subgrade.
perbaikanantara laindengan :
a) bila rusak terbatas, buang yg rusak dan ditambal
b) bila rusak meluas, mengindikasikankerusakan umum campuran,bongkardanlapisi dgn
overlay.
5. DEPRESSION (MELENDUT)
Deskripsi;
daerahsetempat yang perkerasannya lebihrendah darielevasiyg sesungguhnya, lendutan
ini umumnya terjadisetelahhujandan air masukke tepiperkerasan.
Masalah yg timbul : roughness‟,lendutan yg diisi oleh air dapat menyebabkan „vehicle
hydroplaning‟.
Kemungkinan penyebab:
settlementsubgradeakibatpemadatan yg tidak cukup, atauada bagian subgrade yg lemah.
Perbaikan:
harus ditelitiakar masalahpenyebabnya apakah akibatsubgrade yg turunatausebab
lainnya, daerah yg turun dibongkar dandiganti dgn material yg baik,lalututup dgn
tambalan.
6. JOINTREFLECTION CRACKING (retak refleksi sambungan)
Deskripsi :
retak initerjadipada overlaydi atas perkerasankaku, retak terjaditepat diatas sambungan
perkerasan kaku,
Masalah yg timbul:
memungkinkan air masukperkerasan, roughness.
Kemungkinan Penyebab:
pergerakanplat beton dibawahperkerasanhotmixkarena thermalatau perubahan kadar
air, biasanya tidakdisebabkanoleh bebanlalulintas, namun demikian lalu lintas dapat
memperparahkerusakan.
Perbaikan:
strategi tergantung pada keparahan retaknya,
ountuk retak tidak parah(<1/2 inci lebarretak), retak disealing untukmencegah masuknya
air dan ravelling pada sisi retak,
obila retak parah (>1/2 incilebar retak danretaknya banyak) bongkar retak dandiganti dgn
overlay.
8. LONGITUDINAL CRACKING (retak memanjang)
Deskripsi:
retak yg paralelterhadap as jalan atau arah penghamparan, biasanya jenis ‘fatigue
cracking’.
Masalah yg timbul:
bisa kemasukan air,roughness,indikasiakanterjadiretak buaya dan kerusakanstruktur.
Penyebab yg mungkin:
a). pelaksanaan sambunganyg jelekatausalahlokasinya,sambungan merupakan daerah
perkerasan yg kurang padat,oleh sebab itu harus dibuat diluarjejak roda sehingga beban
berkurang,
b) reflektifretakdari lapisan dibawahnya
c) ‘fatigue hotmix’ yg dapat berlanjut menjadiretak buaya
d) top-down cracking.
Perbaikan :
strategi tergantung tingkatkerusakan,
a). rusak ringan dgn lebar retak <1/2 inciseal retak untuk menghindari masukair dan
terjadinya raveling pada sisiretak,
b) resak beratdgn lebarretak>1/2 incibongkardandiperbaiki dgnoverlay.
9. PATCHING (TAMBALAN)
Deskripsi :
daerahperkerasanyg telahdigantidgn material baruuntuk memperbaiki perkerasan lama
Masalah : roughness
Kemungkinan penyebab :
kerusakanperkerasansetempat yg dibuang danditambal, sepertipada pemotongan
perkerasan untuk pemasangan utilitas.
Perbaikan :
tambalan sendiri merupakan tindakan perbaikan.
Cuma perbaikan sendiriharus diperhitungkan sebagai struktural ataunon struktural ?
10. POLISHED AGGREGATE
Deskripsi :
daerahpada perkerasandimana bagianagregat bagian permukaan perkerasan beraspal
sangat sedikitatautidak ada sama sekali butiran agregat yang bersudut
Masalah yang timbul : menurunnya skidresistance
Penyebab yang mungkin :
penggerusan lalulintas yg berulang,umumnya akibat perkerasan menua yg menyebabkan
butiran bersudutmenjadi licin,halini terjadi dgncepat apabila agregat rentanterhadap
abrasiatau terkena studded tirewearyang berlebihan.
Perbaikan :
berikan lapisan skid resistanceseperti slurry sealatauBSTatauoverlay
11. POTHOLES (BERLOBANG)
Deskripsi :
openurunanberbentuk cekungan daripermukaanperkerasansampai seluruhlapisan
hotmix sampai kebasecoursenya,
oumumnya mempunyaisisiyg tajam danvertikaldekat sisi dari lobang,lobang biasa terjadi
pada jalan yg mempunyai hotmix yg tipis 25sampai50 mm dan jarang terjadipada jalan
hot mix yg tebal 100mm.
Masalah yg timbul:
roughness, infiltrasiair pada perkerasan
Penyebab yg mungkin:
umumnya ,lobang merupakanhasildari retak buaya, lalu berlanjut akibatlalulintas
erlepasnya bagian retak menjadilobang.
Perbaikan: dengan penambalan.
12. RAVELING (PELEPASAN BUTIR)
Deskripsi:
kerusakanyg berlanjut pada lapisanhot mix dari permukaan berlanjut kebawahnya
sebagai akibat terlepasnya butiranagregat.
Masalah yg timbul :
•terlepasnya ikatanpada perkerasan,
•roughness,
•air yg terkumpul pada bagian yg raveling bisa menyebabkan hydroplaning,
•dan hilangnya skidresistance.
Kemungkinan Penyebab:
hilangnya ikatan butiran agregate danaspalsebagaiakibat,
a). debu menyelimuti butiran agregat sehingga aspal melekatpada debu bukan pada
agregat
b) segregasi agregat, apabila butiranhalus hilang dari matrikagregat,laluaspalhanya
mampu merekatpada agregatkasar yg relatifmempunyaititik kontak yang terbatas
c) tidak cukuppemadatansaat pelaksanaan, kepadatanyg tinggi diperlukan untuk
membuatkohesi dalam hotmix,Pelepasan mekanis oleh jenis lalulintas tertentu.
Perbaikan:
perkerasan yg raveling harus diteliti penyebab kerusakannya, umumnya dibagi dua
kategori,
orusak yg kecildibuang dan ditambalulang,
orusak yg besar mengindikasikan kerusakan umum, buang bagian yg rusak dan dioverlay.
13. RUTTING (BERALUR)
Deskripsi:
odepresi permukaan perkerasan pada jejak roda,terjadijembulansepanjang sisiyang
beralur tersebut,alur akan nampak setelah turun hujandanterisiair,
oada dua jenis rutting yaitu rutting campuran dan rutting subgrade.
oRutting campuranterjadibila subgradebelum rutting,tetapiterjadidepresi permukaan
pada jejak roda sebagai akibat masalah pemadatan/ disaincampuran.
oSubgrade rutting terjadibila menunjukan subgrade depresiakibatbeban, dalam halini
perkerasan settlepada subgrade yg diikutioleh depresipermukaanpada jejak roda.
Masalah yg timbul:
alur yg terisiair akan menyebabkan ‘vechilehydroplaning’,dapat berbahaya karena akan
menarik kendaraan tetap berada pada lajur alur.
Penyebab yg mungkin:
deformasi permanen pada suatulapisanperkerasanatau subgrade biasanya disebabkan
konsolidasiatau pergerakan lateral material akibat bebanlalulintas, penyebabkhususnya
adalah:
a) kurang pemadatan lapisan hot mix saatpelaksanaan,bila kepadatan awalnya belum
cukup, perkerasan akan terus memadat dibawahpengaruhbeban lalu lintas.
b) Subgrade rutting akibattidak memadainya struktur perkerasan,
c) tidak memadainya perencanaancampuran misal akibat terlalutingginya kadaraspal,
kebanyakan material filler,tidakmemadainya jumlahbutiranagregat yang bersudut.
Rutting yg diakibatkan ‘studdedtire wear’ menunjukkanmasalah yang sama seperti rutting
yang dibicarakandi atas, tetapi haliniakibatmechanical disloading (kurang beban mekanis)
akibat pemakaian,bukan deformasi perkerasan.
Perbaikan :
rutting yg berat harus ditelitiakar penyebabnya apakahkurang pemadatan,subgrade
rutting, disain campuransalahatau studded tirewear, rutting yg dalamnya kecil<1/3 inci
(7 mm) biasanya dibiarkan saja, sedangkan yg berat harus diratakan dandioverlay.
52 14. SLIPPAGECRACKING (RETAK BERGESER)
Deskripsi :
retak bentuk bulansabit atausetengah lingkaran umumnya mempunyaidua titik akhir
sesuai arah lalu lintas.
Masalah yg timbul :bisa kemasukan air,danroughness.
Penyebab yg mungkin :
pengeremanatau belokan roda kendaran yg menyebabkan permukaan perkerasan slip dan
berubah posisi, terjadinya slip dandeformasidisebabkanrendahnya kekuatan permukaan
campuran atau ikatan yg lemahantara permukan hot mix dengan lapisan dibawahnya pad
suatu susunanstruktur perkerasan.
Perbaikan :
bongkar dangantibagian daerah yg rusak tersebut.
15. Stripping
Deskripsi :
hilangnya ikatan antara agregat dan aspalpengikatyg umumnya dimulai pada dasarhotmix
dan berlanjutkearahatas,apabila stripping mulaidari permukaan danberlanjutke bawah
hal ini dinamakanravelling.
Masalah yg timbul :
menurunnya daya dukung struktural, rutting,shoving/corugation, ravelling atau craking
alligator ataulongitudinal.
Penyebab yg mungkin:
obottom-up stripping susah dikenali karenamerupakan manifestasi padapermukaan
perkerasan itu sendiri akibat bentuk distresyg lainnyatermasuk rutting,
shoving/corugation,ravelling, atau cracking
4. obiasanyaperlu dilakukan coring untuk menentukan secarajelasakibat kerusakan
tersebut, hal ini terjadiakibat
a) sifat kimia permukaan agregatyg jelek
b) air pada campuran hot mix menyebabkan kerusakan
c) overlay diatas lapisan existing open graded menurutpengalaman WSDOToverlay diatas
ini cenderung stripping.
Perbaikan :
ostripping pada perkerasan harus diteliti penyebabnya,misal bagaimana air bisa masuk
perkerasan,
oumumnya perkerasanyang rusak dibongkardan digantisetelahdilakukanperbaikan
drainasebawah permukaan(subsurfacedrainage)
16. TRANSVERSE(THERMAL)CRACKING (retak termal melintang)
Deskripsi :
retak pada perkerasanarahmelintang sumbujalan atauarahpengaspalan, biasanya
merupakanjenis retak thermal.
Masalah yg timbul :
memungkinkan infiltrasi air, roughness
Kemungkinan penyebab :
a) shringkage pada permukaancampuran akibat temperatur rendah ataupenuaan aspal
b) reflectivecrack akibatretak dibawah lapisan permukaan
c) top-down cracking
Perbaikan :
strategi tergantung tingkatkerusakan dan berlanjutnya retak,
a) retak ringanlebar (<1/2 incidan tidak meluas),sealing retak untuk mencegah masuknya
air ke subgrademelalui retak danterjadinya raveling pada sisiretak
b) retak berat,lebar >1/2 inci dan meluas),bongkar danganti perkerasan yg retak dgn
overlay
17. WATER BLEEDING/ PUMPING
Deskripsi :
Hal ini terjadi apabila airmerembes keluar joint atau retak atau melalui lapisan hotmix yg
sangat porous, pumping terjadi apabila air dan material halus ikut keluardari bawah lapisan
pekerasan melaluiretak akibatpengaruhbeban lalu lintas
Masalah yang timbul :
menurunnya skid reistance, suatuindikasitingginya porositas perkerasan (water bleeding),
menurunnya daya dukung struktural(pumping).
Penyebab yg mungkin:
a) perkerasanyg porous akibatkurang pemadatan sewaktupelaksanaan atau perencanaan
campuran yg salah
b) tingginya muka air tanah
c) drainaseyg jelek
Perbaikan :
Water bleeding atau pumping harus diteliti akar penyebabnya apabila masalah disebabkan
muka air tanahyg tinggiatau drainaseyg jelek, drainasesubgrade harus diperbaiki, apabila
masalah campuranyg jeleklakukanslurryseal.