SlideShare a Scribd company logo
RANGKAIAN PERENCANAAN CAMPURAN :
1. Pemeriksaansumber bahan
Bahan bakusesuaisyaratkualitas
‘Stock pile’ mencukupidengan kualitas yang sama
2. Rencana Pendahuluan
Gradasiagregat mendekatinilai tengahdari batas spesifikasi
Komposisi yang diperoleh merupakan dasar dariperhitungan harga/biaya
3. PemeriksaanRutin dari Mix Design
Bahan baku(sesuai denganvolumeyang disyaratkan dalam spec)
Pemeriksaan saatproduksi campuran
Pemeriksaan pasca campuran(pada pengangkutan)
Pemeriksaan sebelumdansebelum dihampar,sesudahdihampar,setelahdipadatkan
PERKIRAAN ASPAL YANGDIGUNAKAN :
1.ASPHALTINSTITUT FORMULA
r = 0,035 A +0,045B +0,18C
A : % Agg. Tertahan#No. 8 (2,38mm)
B : % Agg. Lolos #No. 8 (2,38mm) danTertahan #No. 200(0,074mm)
C : % Agg. Lolos #No. 200(0,074mm)
2. JAPAN ROAD ASSOCIATION
r = 0,02 A+0,065 B1+0,065 B2 +0,065C +1,13
A : % Agg. Tertahan#No. 8 (2,38mm)
B1 : % Agg. Lolos #No. 8 (2,38mm) dan Tertahan#No. 50 (0,279mm)
B2 : % Agg. Lolos #No. 50 (0,279mm) dan Tertahan#No. 200(0,074mm)
A : % Agg. Lolos #No. 200 (0,074 mm)
3. MENGGUNAKAN ASPAL CAIR (CUTBACK ASPHALT)
r = 0,02 A+0,07 B+0,13C +0,020D
A : % Agg. Tertahan#No. 50 (0,279mm)
B : % Agg. Lolos #No. 50 (0,279 mm) danTertahan #No. 100 (0,149mm)
C : % Agg. Lolos #No. 100(0,149mm) danTertahan#No. 200(0,074mm)
D : % Agg. Lolos #No. 200(0,074mm)
4. MENGGUNAKAN ASPAL EMULSI
r = 0,05 A+0,10 B+0,50C
A : % Agg. Tertahan#No. 8 (2,38mm)
B : % Agg. Lolos #No. 8 (2,38mm) danTertahan #No. 200(0,074mm)
C : % Agg. Lolos #No. 200(0,074mm)
KERUSAKAN PADA PERKERASAN ASPAL
1. Fatigue(alligator) cracking
(retak kelelahan/retak buaya)
2. Bleeding (keluar aspal dari permukaan jalan)
3. Block Cracking (retakblok)
4. Corrugattion and shoving (renjuldan terdorong)
5. Depression (melendut)
6. Joint reflectioncracking (retak refleksi sambungan)
7. Lane/shoulderdrop-of(penurunan lajur/bahu)
8. Longitudinalcracking (retak memanjang)
9. Patching (tambalan)
10. Polished aggregate(agregat melicin)
11. Potholes (berlobang)
12. Ravelling (tergerus)
13. Rutting (beralur)
14. Slippagecracking (retak menggeser)
15. Stripping
16. Transverse(thermal) cracking (retak termal melintang)
17. Water bleeding and pumping
1. FATIGUE(ALLIGATOR)CRACKING
Deskripsi :
elelahan pada permukaan
hot mix akibat lalu lintas berulang.
tensile stress cukupbesar
kemudian menjalar kepermukaandalam bentuksatuataulebih retak memanjang.
“klasik”ataudisebut“bottom–up”.
Pada perkerasan yg cukup tebalretak biasanya dimulaidariatas pada lokasi tensile tress
yang tinggi yg dihasilkandari interaksiban dan asphalt binderaging (top-down cracking).
memanjang akansaling tersambung membentuk bersudut
banyak dan terbentuksepertikulitbuaya.
Masalah yg timbul :
indikasi kerusakanstruktural, retak dapatdimasuki air, roughness, dapat berlanjut menjadi
rusak berlobang.
Penyebab yg mungkin : tidak cukupmenanggung struktur,yg dapat disebabkan hal-hal
berikut :
a) menurunnya karakteristikmenanggung beban, pada base, subbase akibat drainaseyg
buruk ataukualitas base yg mengandung clay.
b) Stripping pada dasar hotmix, bagianyg stripping berkontribusimelemahkan kekuatan
perkerasan akibatnya efektiftebalperkerasan berkurang.
c) Meningkatnya beban (umpama beban berlebihdibanding dgndisain)
d) Tidak memadainya disain struktur perkerasan
e). Pelaksanaan yg tidak baik ,misalnya karena pemadatan yg tidak tercapai sesuai
ketentuan.
Perbaikan:
kerusakanharus ditelitiuntuk menentukanakar penyebab termasuk test pit atau coring
untuk mengetahui adanya airdi bawahperkerasan, perbaikan umumnya ada dua kategori,
yakni :
a). rusak setempat menunjukansubgrade yg lemah,ganti dgnpenggalian dan perbaiki
drainasenya,laludi tambal dgnmaterial baru
b) retak yg luas menunjukkankerusakanstruktursecara umum,lakukan overlayyg cukup
kuat untuk menanggung bebanyg ada.
2. BLEEDING
Deskripsi : suatufilmaspalpada permukaan perkerasan, yg biasanya terlihat licindan
sepertikaca yg seterusnya dapat lengketpada roda kendaraan.
Masalah: hilangnya skidresistance terutama saat hujan.
Penyebab yg mungkin:
obleeding terjadi bila ruang antar agregat diisi seluruhnya olehaspalterutama saat cuaca
panas yg mengembang ke permukaanperkerasan.
oPada saatcuaca dingin aspal tidak bisa masuk lagi pada perkerasanmaka aspalakan
terakumulasipada permukaanperkerasan, hal initerjadiakibatkombinasi:
a) kelebihan aspal pada campuran bisa darisalah mix designatausaat produksinya
b) kelebihan takaran pada penyemprotan chipseal
c) rendahnya kadarporipada campuran.
3. BLOCK CRACKING
Deskripsi :
iperkerasanmenjadibeberapa bagianpersegi,
blok berukuran kira-kira 0,1m2–9 m2.
.
Penyebab yg mungkin:
HMAshringkageakibattemperatur berulang,umumnya disebabkanketidakmampuan aspal
mengembang danmengkerutakibatcyles temperatur,akibatdari
a) aspalbinder aging
b) pemilihanaspalyg jeleksaat mix disain
Perbaikan:
tergantung pada parah tidaknya kerusakan :
a). Kerusakanyg rendah(lebar <1/2 inci) cukup retak disealing untuk mencegah masuk air
dan tidak terjadiravelling pada sisi retak,
b). Retak parah(lebar >1/2 incidan reveled pada sisiretak) bongkardangantidgn overlay
4. CORUGATION DAN SHOVING (RENJUL DAN TERDORONG)
Deskripsi :
suatu pergerakan plastis biasanya keriting atauterdorong melintang permukaan
perkerasan,kerusakan biasanya melintang arah lalu lintas,yg biasa terjadi dipersimpangan.
roughness
Kemungkinan penyebab :
biasanya disebabkan olehgerakanlalulintas (bergerak danberhenti) dikombinasidgn low
stiffness HMA, disebabkancampuran terkontaminasi,disaincampuranyg salah,produksiyg
salahataupenguapan, penggunaan aspal emulsi yg terhambat,kadar air yg berlebihandi
subgrade.
perbaikanantara laindengan :
a) bila rusak terbatas, buang yg rusak dan ditambal
b) bila rusak meluas, mengindikasikankerusakan umum campuran,bongkardanlapisi dgn
overlay.
5. DEPRESSION (MELENDUT)
Deskripsi;
daerahsetempat yang perkerasannya lebihrendah darielevasiyg sesungguhnya, lendutan
ini umumnya terjadisetelahhujandan air masukke tepiperkerasan.
Masalah yg timbul : roughness‟,lendutan yg diisi oleh air dapat menyebabkan „vehicle
hydroplaning‟.
Kemungkinan penyebab:
settlementsubgradeakibatpemadatan yg tidak cukup, atauada bagian subgrade yg lemah.
Perbaikan:
harus ditelitiakar masalahpenyebabnya apakah akibatsubgrade yg turunatausebab
lainnya, daerah yg turun dibongkar dandiganti dgn material yg baik,lalututup dgn
tambalan.
6. JOINTREFLECTION CRACKING (retak refleksi sambungan)
Deskripsi :
retak initerjadipada overlaydi atas perkerasankaku, retak terjaditepat diatas sambungan
perkerasan kaku,
Masalah yg timbul:
memungkinkan air masukperkerasan, roughness.
Kemungkinan Penyebab:
pergerakanplat beton dibawahperkerasanhotmixkarena thermalatau perubahan kadar
air, biasanya tidakdisebabkanoleh bebanlalulintas, namun demikian lalu lintas dapat
memperparahkerusakan.
Perbaikan:
strategi tergantung pada keparahan retaknya,
ountuk retak tidak parah(<1/2 inci lebarretak), retak disealing untukmencegah masuknya
air dan ravelling pada sisi retak,
obila retak parah (>1/2 incilebar retak danretaknya banyak) bongkar retak dandiganti dgn
overlay.
8. LONGITUDINAL CRACKING (retak memanjang)
Deskripsi:
retak yg paralelterhadap as jalan atau arah penghamparan, biasanya jenis ‘fatigue
cracking’.
Masalah yg timbul:
bisa kemasukan air,roughness,indikasiakanterjadiretak buaya dan kerusakanstruktur.
Penyebab yg mungkin:
a). pelaksanaan sambunganyg jelekatausalahlokasinya,sambungan merupakan daerah
perkerasan yg kurang padat,oleh sebab itu harus dibuat diluarjejak roda sehingga beban
berkurang,
b) reflektifretakdari lapisan dibawahnya
c) ‘fatigue hotmix’ yg dapat berlanjut menjadiretak buaya
d) top-down cracking.
Perbaikan :
strategi tergantung tingkatkerusakan,
a). rusak ringan dgn lebar retak <1/2 inciseal retak untuk menghindari masukair dan
terjadinya raveling pada sisiretak,
b) resak beratdgn lebarretak>1/2 incibongkardandiperbaiki dgnoverlay.
9. PATCHING (TAMBALAN)
Deskripsi :
daerahperkerasanyg telahdigantidgn material baruuntuk memperbaiki perkerasan lama
Masalah : roughness
Kemungkinan penyebab :
kerusakanperkerasansetempat yg dibuang danditambal, sepertipada pemotongan
perkerasan untuk pemasangan utilitas.
Perbaikan :
tambalan sendiri merupakan tindakan perbaikan.
Cuma perbaikan sendiriharus diperhitungkan sebagai struktural ataunon struktural ?
10. POLISHED AGGREGATE
Deskripsi :
daerahpada perkerasandimana bagianagregat bagian permukaan perkerasan beraspal
sangat sedikitatautidak ada sama sekali butiran agregat yang bersudut
Masalah yang timbul : menurunnya skidresistance
Penyebab yang mungkin :
penggerusan lalulintas yg berulang,umumnya akibat perkerasan menua yg menyebabkan
butiran bersudutmenjadi licin,halini terjadi dgncepat apabila agregat rentanterhadap
abrasiatau terkena studded tirewearyang berlebihan.
Perbaikan :
berikan lapisan skid resistanceseperti slurry sealatauBSTatauoverlay
11. POTHOLES (BERLOBANG)
Deskripsi :
openurunanberbentuk cekungan daripermukaanperkerasansampai seluruhlapisan
hotmix sampai kebasecoursenya,
oumumnya mempunyaisisiyg tajam danvertikaldekat sisi dari lobang,lobang biasa terjadi
pada jalan yg mempunyai hotmix yg tipis 25sampai50 mm dan jarang terjadipada jalan
hot mix yg tebal 100mm.
Masalah yg timbul:
roughness, infiltrasiair pada perkerasan
Penyebab yg mungkin:
umumnya ,lobang merupakanhasildari retak buaya, lalu berlanjut akibatlalulintas
erlepasnya bagian retak menjadilobang.
Perbaikan: dengan penambalan.
12. RAVELING (PELEPASAN BUTIR)
Deskripsi:
kerusakanyg berlanjut pada lapisanhot mix dari permukaan berlanjut kebawahnya
sebagai akibat terlepasnya butiranagregat.
Masalah yg timbul :
•terlepasnya ikatanpada perkerasan,
•roughness,
•air yg terkumpul pada bagian yg raveling bisa menyebabkan hydroplaning,
•dan hilangnya skidresistance.
Kemungkinan Penyebab:
hilangnya ikatan butiran agregate danaspalsebagaiakibat,
a). debu menyelimuti butiran agregat sehingga aspal melekatpada debu bukan pada
agregat
b) segregasi agregat, apabila butiranhalus hilang dari matrikagregat,laluaspalhanya
mampu merekatpada agregatkasar yg relatifmempunyaititik kontak yang terbatas
c) tidak cukuppemadatansaat pelaksanaan, kepadatanyg tinggi diperlukan untuk
membuatkohesi dalam hotmix,Pelepasan mekanis oleh jenis lalulintas tertentu.
Perbaikan:
perkerasan yg raveling harus diteliti penyebab kerusakannya, umumnya dibagi dua
kategori,
orusak yg kecildibuang dan ditambalulang,
orusak yg besar mengindikasikan kerusakan umum, buang bagian yg rusak dan dioverlay.
13. RUTTING (BERALUR)
Deskripsi:
odepresi permukaan perkerasan pada jejak roda,terjadijembulansepanjang sisiyang
beralur tersebut,alur akan nampak setelah turun hujandanterisiair,
oada dua jenis rutting yaitu rutting campuran dan rutting subgrade.
oRutting campuranterjadibila subgradebelum rutting,tetapiterjadidepresi permukaan
pada jejak roda sebagai akibat masalah pemadatan/ disaincampuran.
oSubgrade rutting terjadibila menunjukan subgrade depresiakibatbeban, dalam halini
perkerasan settlepada subgrade yg diikutioleh depresipermukaanpada jejak roda.
Masalah yg timbul:
alur yg terisiair akan menyebabkan ‘vechilehydroplaning’,dapat berbahaya karena akan
menarik kendaraan tetap berada pada lajur alur.
Penyebab yg mungkin:
deformasi permanen pada suatulapisanperkerasanatau subgrade biasanya disebabkan
konsolidasiatau pergerakan lateral material akibat bebanlalulintas, penyebabkhususnya
adalah:
a) kurang pemadatan lapisan hot mix saatpelaksanaan,bila kepadatan awalnya belum
cukup, perkerasan akan terus memadat dibawahpengaruhbeban lalu lintas.
b) Subgrade rutting akibattidak memadainya struktur perkerasan,
c) tidak memadainya perencanaancampuran misal akibat terlalutingginya kadaraspal,
kebanyakan material filler,tidakmemadainya jumlahbutiranagregat yang bersudut.
Rutting yg diakibatkan ‘studdedtire wear’ menunjukkanmasalah yang sama seperti rutting
yang dibicarakandi atas, tetapi haliniakibatmechanical disloading (kurang beban mekanis)
akibat pemakaian,bukan deformasi perkerasan.
Perbaikan :
rutting yg berat harus ditelitiakar penyebabnya apakahkurang pemadatan,subgrade
rutting, disain campuransalahatau studded tirewear, rutting yg dalamnya kecil<1/3 inci
(7 mm) biasanya dibiarkan saja, sedangkan yg berat harus diratakan dandioverlay.
52 14. SLIPPAGECRACKING (RETAK BERGESER)
Deskripsi :
retak bentuk bulansabit atausetengah lingkaran umumnya mempunyaidua titik akhir
sesuai arah lalu lintas.
Masalah yg timbul :bisa kemasukan air,danroughness.
Penyebab yg mungkin :
pengeremanatau belokan roda kendaran yg menyebabkan permukaan perkerasan slip dan
berubah posisi, terjadinya slip dandeformasidisebabkanrendahnya kekuatan permukaan
campuran atau ikatan yg lemahantara permukan hot mix dengan lapisan dibawahnya pad
suatu susunanstruktur perkerasan.
Perbaikan :
bongkar dangantibagian daerah yg rusak tersebut.
15. Stripping
Deskripsi :
hilangnya ikatan antara agregat dan aspalpengikatyg umumnya dimulai pada dasarhotmix
dan berlanjutkearahatas,apabila stripping mulaidari permukaan danberlanjutke bawah
hal ini dinamakanravelling.
Masalah yg timbul :
menurunnya daya dukung struktural, rutting,shoving/corugation, ravelling atau craking
alligator ataulongitudinal.
Penyebab yg mungkin:
obottom-up stripping susah dikenali karenamerupakan manifestasi padapermukaan
perkerasan itu sendiri akibat bentuk distresyg lainnyatermasuk rutting,
shoving/corugation,ravelling, atau cracking
obiasanyaperlu dilakukan coring untuk menentukan secarajelasakibat kerusakan
tersebut, hal ini terjadiakibat
a) sifat kimia permukaan agregatyg jelek
b) air pada campuran hot mix menyebabkan kerusakan
c) overlay diatas lapisan existing open graded menurutpengalaman WSDOToverlay diatas
ini cenderung stripping.
Perbaikan :
ostripping pada perkerasan harus diteliti penyebabnya,misal bagaimana air bisa masuk
perkerasan,
oumumnya perkerasanyang rusak dibongkardan digantisetelahdilakukanperbaikan
drainasebawah permukaan(subsurfacedrainage)
16. TRANSVERSE(THERMAL)CRACKING (retak termal melintang)
Deskripsi :
retak pada perkerasanarahmelintang sumbujalan atauarahpengaspalan, biasanya
merupakanjenis retak thermal.
Masalah yg timbul :
memungkinkan infiltrasi air, roughness
Kemungkinan penyebab :
a) shringkage pada permukaancampuran akibat temperatur rendah ataupenuaan aspal
b) reflectivecrack akibatretak dibawah lapisan permukaan
c) top-down cracking
Perbaikan :
strategi tergantung tingkatkerusakan dan berlanjutnya retak,
a) retak ringanlebar (<1/2 incidan tidak meluas),sealing retak untuk mencegah masuknya
air ke subgrademelalui retak danterjadinya raveling pada sisiretak
b) retak berat,lebar >1/2 inci dan meluas),bongkar danganti perkerasan yg retak dgn
overlay
17. WATER BLEEDING/ PUMPING
Deskripsi :
Hal ini terjadi apabila airmerembes keluar joint atau retak atau melalui lapisan hotmix yg
sangat porous, pumping terjadi apabila air dan material halus ikut keluardari bawah lapisan
pekerasan melaluiretak akibatpengaruhbeban lalu lintas
Masalah yang timbul :
menurunnya skid reistance, suatuindikasitingginya porositas perkerasan (water bleeding),
menurunnya daya dukung struktural(pumping).
Penyebab yg mungkin:
a) perkerasanyg porous akibatkurang pemadatan sewaktupelaksanaan atau perencanaan
campuran yg salah
b) tingginya muka air tanah
c) drainaseyg jelek
Perbaikan :
Water bleeding atau pumping harus diteliti akar penyebabnya apabila masalah disebabkan
muka air tanahyg tinggiatau drainaseyg jelek, drainasesubgrade harus diperbaiki, apabila
masalah campuranyg jeleklakukanslurryseal.

More Related Content

What's hot

Modul 2
Modul 2Modul 2
Perbaikan Beton dan pelaksanaannyaa
Perbaikan Beton dan pelaksanaannyaaPerbaikan Beton dan pelaksanaannyaa
Perbaikan Beton dan pelaksanaannyaa
Adita Utami
 
Material jalan 2
Material jalan 2Material jalan 2
Material jalan 2
Githa Maharani
 
02 Agus=Kerusakan Pada Perkerasan Aspal
02 Agus=Kerusakan Pada Perkerasan Aspal02 Agus=Kerusakan Pada Perkerasan Aspal
02 Agus=Kerusakan Pada Perkerasan Aspal
Afianto Faisol
 
Materi perkerasan Jalan
Materi perkerasan Jalan Materi perkerasan Jalan
Materi perkerasan Jalan
hycal farist
 
Cerucukjkr
CerucukjkrCerucukjkr
Cerucukjkr
ceonaimi
 
Bahan kuliah _teknologi_beton
Bahan kuliah _teknologi_betonBahan kuliah _teknologi_beton
Bahan kuliah _teknologi_beton
ramabhakti123
 
aplikasi semen
aplikasi semenaplikasi semen
aplikasi semen
annisaramadhani36
 
Perhitungan Beton Mutu Tinggi Metode ACI
Perhitungan Beton Mutu Tinggi Metode ACIPerhitungan Beton Mutu Tinggi Metode ACI
Perhitungan Beton Mutu Tinggi Metode ACI
Arnas Aidil
 
Tugas Teknologi Bahan Konstruksi
Tugas Teknologi Bahan KonstruksiTugas Teknologi Bahan Konstruksi
Tugas Teknologi Bahan Konstruksi
Debora Elluisa Manurung
 
Teknik Perkerasan Jalan
Teknik Perkerasan JalanTeknik Perkerasan Jalan
Teknik Perkerasan Jalan
Debora Elluisa Manurung
 
Stabilitas tanah dengan kapur
Stabilitas tanah dengan kapurStabilitas tanah dengan kapur
Stabilitas tanah dengan kapur
herewith sofian
 
Presentasi Pekerjaan Beton Revisi
Presentasi Pekerjaan Beton RevisiPresentasi Pekerjaan Beton Revisi
Presentasi Pekerjaan Beton Revisiguest3e33dbc
 
Beton prategang
Beton prategangBeton prategang
Beton prategang
Budi Suryanto
 
Perkerasan Jalan_Ayu Fatimah Zahra
Perkerasan Jalan_Ayu Fatimah ZahraPerkerasan Jalan_Ayu Fatimah Zahra
Perkerasan Jalan_Ayu Fatimah ZahraAyu Fatimah Zahra
 
Bab 1 sd 4 kel 2 tbk2 edit
Bab 1 sd 4 kel 2 tbk2 editBab 1 sd 4 kel 2 tbk2 edit
Bab 1 sd 4 kel 2 tbk2 edit
MyName Ratna Pusparini
 
Bab i pendahuluan lentur
Bab i pendahuluan lenturBab i pendahuluan lentur
Bab i pendahuluan lenturKetut Swandana
 
Pengecoran beton di bawah air
Pengecoran beton di bawah airPengecoran beton di bawah air
Pengecoran beton di bawah air
KEL6MPKBetonPTB11
 
Stabilitas tanah dengan kapur (lime in soil stabilization) stjr 2018 - itb
Stabilitas tanah dengan kapur (lime in soil stabilization)   stjr 2018 - itbStabilitas tanah dengan kapur (lime in soil stabilization)   stjr 2018 - itb
Stabilitas tanah dengan kapur (lime in soil stabilization) stjr 2018 - itb
Hanifa Indira Ryandhini
 

What's hot (19)

Modul 2
Modul 2Modul 2
Modul 2
 
Perbaikan Beton dan pelaksanaannyaa
Perbaikan Beton dan pelaksanaannyaaPerbaikan Beton dan pelaksanaannyaa
Perbaikan Beton dan pelaksanaannyaa
 
Material jalan 2
Material jalan 2Material jalan 2
Material jalan 2
 
02 Agus=Kerusakan Pada Perkerasan Aspal
02 Agus=Kerusakan Pada Perkerasan Aspal02 Agus=Kerusakan Pada Perkerasan Aspal
02 Agus=Kerusakan Pada Perkerasan Aspal
 
Materi perkerasan Jalan
Materi perkerasan Jalan Materi perkerasan Jalan
Materi perkerasan Jalan
 
Cerucukjkr
CerucukjkrCerucukjkr
Cerucukjkr
 
Bahan kuliah _teknologi_beton
Bahan kuliah _teknologi_betonBahan kuliah _teknologi_beton
Bahan kuliah _teknologi_beton
 
aplikasi semen
aplikasi semenaplikasi semen
aplikasi semen
 
Perhitungan Beton Mutu Tinggi Metode ACI
Perhitungan Beton Mutu Tinggi Metode ACIPerhitungan Beton Mutu Tinggi Metode ACI
Perhitungan Beton Mutu Tinggi Metode ACI
 
Tugas Teknologi Bahan Konstruksi
Tugas Teknologi Bahan KonstruksiTugas Teknologi Bahan Konstruksi
Tugas Teknologi Bahan Konstruksi
 
Teknik Perkerasan Jalan
Teknik Perkerasan JalanTeknik Perkerasan Jalan
Teknik Perkerasan Jalan
 
Stabilitas tanah dengan kapur
Stabilitas tanah dengan kapurStabilitas tanah dengan kapur
Stabilitas tanah dengan kapur
 
Presentasi Pekerjaan Beton Revisi
Presentasi Pekerjaan Beton RevisiPresentasi Pekerjaan Beton Revisi
Presentasi Pekerjaan Beton Revisi
 
Beton prategang
Beton prategangBeton prategang
Beton prategang
 
Perkerasan Jalan_Ayu Fatimah Zahra
Perkerasan Jalan_Ayu Fatimah ZahraPerkerasan Jalan_Ayu Fatimah Zahra
Perkerasan Jalan_Ayu Fatimah Zahra
 
Bab 1 sd 4 kel 2 tbk2 edit
Bab 1 sd 4 kel 2 tbk2 editBab 1 sd 4 kel 2 tbk2 edit
Bab 1 sd 4 kel 2 tbk2 edit
 
Bab i pendahuluan lentur
Bab i pendahuluan lenturBab i pendahuluan lentur
Bab i pendahuluan lentur
 
Pengecoran beton di bawah air
Pengecoran beton di bawah airPengecoran beton di bawah air
Pengecoran beton di bawah air
 
Stabilitas tanah dengan kapur (lime in soil stabilization) stjr 2018 - itb
Stabilitas tanah dengan kapur (lime in soil stabilization)   stjr 2018 - itbStabilitas tanah dengan kapur (lime in soil stabilization)   stjr 2018 - itb
Stabilitas tanah dengan kapur (lime in soil stabilization) stjr 2018 - itb
 

Similar to Sheet uts val

01. Webinar Gb. Standar Perkerasan Jalan_Ok.pdf
01. Webinar Gb. Standar Perkerasan Jalan_Ok.pdf01. Webinar Gb. Standar Perkerasan Jalan_Ok.pdf
01. Webinar Gb. Standar Perkerasan Jalan_Ok.pdf
RaihanZahran2
 
1a0df_Spesifikasi_Perkerasan_Tasripin_Balai_Jogja.pptx
1a0df_Spesifikasi_Perkerasan_Tasripin_Balai_Jogja.pptx1a0df_Spesifikasi_Perkerasan_Tasripin_Balai_Jogja.pptx
1a0df_Spesifikasi_Perkerasan_Tasripin_Balai_Jogja.pptx
HidayatNm1
 
Presentasi alfin
Presentasi alfinPresentasi alfin
Presentasi alfin
alfin_elbarca
 
jenis kerusakan jalan.ppt
jenis kerusakan jalan.pptjenis kerusakan jalan.ppt
jenis kerusakan jalan.ppt
ReadyTataSurya1
 
pertemuan-10-perencanaan-campuran-beraspal.pdf
pertemuan-10-perencanaan-campuran-beraspal.pdfpertemuan-10-perencanaan-campuran-beraspal.pdf
pertemuan-10-perencanaan-campuran-beraspal.pdf
AgusTriyono78
 
12051294.ppt
12051294.ppt12051294.ppt
12051294.ppt
ReadyTataSurya1
 
Perencanaan Pelapisan Tambah Pada Perkerasan Kaku
Perencanaan Pelapisan Tambah Pada Perkerasan KakuPerencanaan Pelapisan Tambah Pada Perkerasan Kaku
Perencanaan Pelapisan Tambah Pada Perkerasan Kaku
Debora Elluisa Manurung
 
dalam ppt ini untuk menghitung PPT MDP 2013.pptx
dalam ppt ini untuk menghitung PPT MDP 2013.pptxdalam ppt ini untuk menghitung PPT MDP 2013.pptx
dalam ppt ini untuk menghitung PPT MDP 2013.pptx
prodiftsp2023
 
Modul 10 PPJ.pdf
Modul 10 PPJ.pdfModul 10 PPJ.pdf
Modul 10 PPJ.pdf
AfriHandayani1
 
Desain perkerasan jalan (kelompok 1)
Desain perkerasan jalan (kelompok 1)Desain perkerasan jalan (kelompok 1)
Desain perkerasan jalan (kelompok 1)
Fathoni Kudo
 
metode-xx kerja-pelaksanaan-perkerasan-kaku.ppt
metode-xx kerja-pelaksanaan-perkerasan-kaku.pptmetode-xx kerja-pelaksanaan-perkerasan-kaku.ppt
metode-xx kerja-pelaksanaan-perkerasan-kaku.ppt
darmadi ir,mm
 
Spektek
SpektekSpektek
Spektek
Agus Wahyu
 

Similar to Sheet uts val (13)

01. Webinar Gb. Standar Perkerasan Jalan_Ok.pdf
01. Webinar Gb. Standar Perkerasan Jalan_Ok.pdf01. Webinar Gb. Standar Perkerasan Jalan_Ok.pdf
01. Webinar Gb. Standar Perkerasan Jalan_Ok.pdf
 
1a0df_Spesifikasi_Perkerasan_Tasripin_Balai_Jogja.pptx
1a0df_Spesifikasi_Perkerasan_Tasripin_Balai_Jogja.pptx1a0df_Spesifikasi_Perkerasan_Tasripin_Balai_Jogja.pptx
1a0df_Spesifikasi_Perkerasan_Tasripin_Balai_Jogja.pptx
 
Presentasi alfin
Presentasi alfinPresentasi alfin
Presentasi alfin
 
Presentasi alfin
Presentasi alfinPresentasi alfin
Presentasi alfin
 
jenis kerusakan jalan.ppt
jenis kerusakan jalan.pptjenis kerusakan jalan.ppt
jenis kerusakan jalan.ppt
 
pertemuan-10-perencanaan-campuran-beraspal.pdf
pertemuan-10-perencanaan-campuran-beraspal.pdfpertemuan-10-perencanaan-campuran-beraspal.pdf
pertemuan-10-perencanaan-campuran-beraspal.pdf
 
12051294.ppt
12051294.ppt12051294.ppt
12051294.ppt
 
Perencanaan Pelapisan Tambah Pada Perkerasan Kaku
Perencanaan Pelapisan Tambah Pada Perkerasan KakuPerencanaan Pelapisan Tambah Pada Perkerasan Kaku
Perencanaan Pelapisan Tambah Pada Perkerasan Kaku
 
dalam ppt ini untuk menghitung PPT MDP 2013.pptx
dalam ppt ini untuk menghitung PPT MDP 2013.pptxdalam ppt ini untuk menghitung PPT MDP 2013.pptx
dalam ppt ini untuk menghitung PPT MDP 2013.pptx
 
Modul 10 PPJ.pdf
Modul 10 PPJ.pdfModul 10 PPJ.pdf
Modul 10 PPJ.pdf
 
Desain perkerasan jalan (kelompok 1)
Desain perkerasan jalan (kelompok 1)Desain perkerasan jalan (kelompok 1)
Desain perkerasan jalan (kelompok 1)
 
metode-xx kerja-pelaksanaan-perkerasan-kaku.ppt
metode-xx kerja-pelaksanaan-perkerasan-kaku.pptmetode-xx kerja-pelaksanaan-perkerasan-kaku.ppt
metode-xx kerja-pelaksanaan-perkerasan-kaku.ppt
 
Spektek
SpektekSpektek
Spektek
 

Sheet uts val

  • 1.
  • 2. RANGKAIAN PERENCANAAN CAMPURAN : 1. Pemeriksaansumber bahan Bahan bakusesuaisyaratkualitas ‘Stock pile’ mencukupidengan kualitas yang sama 2. Rencana Pendahuluan Gradasiagregat mendekatinilai tengahdari batas spesifikasi Komposisi yang diperoleh merupakan dasar dariperhitungan harga/biaya 3. PemeriksaanRutin dari Mix Design Bahan baku(sesuai denganvolumeyang disyaratkan dalam spec) Pemeriksaan saatproduksi campuran Pemeriksaan pasca campuran(pada pengangkutan) Pemeriksaan sebelumdansebelum dihampar,sesudahdihampar,setelahdipadatkan PERKIRAAN ASPAL YANGDIGUNAKAN : 1.ASPHALTINSTITUT FORMULA r = 0,035 A +0,045B +0,18C A : % Agg. Tertahan#No. 8 (2,38mm) B : % Agg. Lolos #No. 8 (2,38mm) danTertahan #No. 200(0,074mm) C : % Agg. Lolos #No. 200(0,074mm) 2. JAPAN ROAD ASSOCIATION r = 0,02 A+0,065 B1+0,065 B2 +0,065C +1,13 A : % Agg. Tertahan#No. 8 (2,38mm) B1 : % Agg. Lolos #No. 8 (2,38mm) dan Tertahan#No. 50 (0,279mm) B2 : % Agg. Lolos #No. 50 (0,279mm) dan Tertahan#No. 200(0,074mm) A : % Agg. Lolos #No. 200 (0,074 mm) 3. MENGGUNAKAN ASPAL CAIR (CUTBACK ASPHALT) r = 0,02 A+0,07 B+0,13C +0,020D A : % Agg. Tertahan#No. 50 (0,279mm) B : % Agg. Lolos #No. 50 (0,279 mm) danTertahan #No. 100 (0,149mm) C : % Agg. Lolos #No. 100(0,149mm) danTertahan#No. 200(0,074mm) D : % Agg. Lolos #No. 200(0,074mm) 4. MENGGUNAKAN ASPAL EMULSI r = 0,05 A+0,10 B+0,50C A : % Agg. Tertahan#No. 8 (2,38mm) B : % Agg. Lolos #No. 8 (2,38mm) danTertahan #No. 200(0,074mm) C : % Agg. Lolos #No. 200(0,074mm) KERUSAKAN PADA PERKERASAN ASPAL 1. Fatigue(alligator) cracking (retak kelelahan/retak buaya) 2. Bleeding (keluar aspal dari permukaan jalan) 3. Block Cracking (retakblok) 4. Corrugattion and shoving (renjuldan terdorong) 5. Depression (melendut) 6. Joint reflectioncracking (retak refleksi sambungan) 7. Lane/shoulderdrop-of(penurunan lajur/bahu) 8. Longitudinalcracking (retak memanjang) 9. Patching (tambalan) 10. Polished aggregate(agregat melicin) 11. Potholes (berlobang) 12. Ravelling (tergerus) 13. Rutting (beralur) 14. Slippagecracking (retak menggeser) 15. Stripping 16. Transverse(thermal) cracking (retak termal melintang) 17. Water bleeding and pumping 1. FATIGUE(ALLIGATOR)CRACKING Deskripsi : elelahan pada permukaan hot mix akibat lalu lintas berulang. tensile stress cukupbesar kemudian menjalar kepermukaandalam bentuksatuataulebih retak memanjang. “klasik”ataudisebut“bottom–up”. Pada perkerasan yg cukup tebalretak biasanya dimulaidariatas pada lokasi tensile tress yang tinggi yg dihasilkandari interaksiban dan asphalt binderaging (top-down cracking). memanjang akansaling tersambung membentuk bersudut banyak dan terbentuksepertikulitbuaya. Masalah yg timbul : indikasi kerusakanstruktural, retak dapatdimasuki air, roughness, dapat berlanjut menjadi rusak berlobang. Penyebab yg mungkin : tidak cukupmenanggung struktur,yg dapat disebabkan hal-hal berikut : a) menurunnya karakteristikmenanggung beban, pada base, subbase akibat drainaseyg buruk ataukualitas base yg mengandung clay. b) Stripping pada dasar hotmix, bagianyg stripping berkontribusimelemahkan kekuatan perkerasan akibatnya efektiftebalperkerasan berkurang. c) Meningkatnya beban (umpama beban berlebihdibanding dgndisain) d) Tidak memadainya disain struktur perkerasan e). Pelaksanaan yg tidak baik ,misalnya karena pemadatan yg tidak tercapai sesuai ketentuan. Perbaikan: kerusakanharus ditelitiuntuk menentukanakar penyebab termasuk test pit atau coring untuk mengetahui adanya airdi bawahperkerasan, perbaikan umumnya ada dua kategori, yakni : a). rusak setempat menunjukansubgrade yg lemah,ganti dgnpenggalian dan perbaiki drainasenya,laludi tambal dgnmaterial baru b) retak yg luas menunjukkankerusakanstruktursecara umum,lakukan overlayyg cukup kuat untuk menanggung bebanyg ada. 2. BLEEDING Deskripsi : suatufilmaspalpada permukaan perkerasan, yg biasanya terlihat licindan sepertikaca yg seterusnya dapat lengketpada roda kendaraan. Masalah: hilangnya skidresistance terutama saat hujan. Penyebab yg mungkin: obleeding terjadi bila ruang antar agregat diisi seluruhnya olehaspalterutama saat cuaca panas yg mengembang ke permukaanperkerasan. oPada saatcuaca dingin aspal tidak bisa masuk lagi pada perkerasanmaka aspalakan terakumulasipada permukaanperkerasan, hal initerjadiakibatkombinasi: a) kelebihan aspal pada campuran bisa darisalah mix designatausaat produksinya b) kelebihan takaran pada penyemprotan chipseal c) rendahnya kadarporipada campuran. 3. BLOCK CRACKING Deskripsi : iperkerasanmenjadibeberapa bagianpersegi, blok berukuran kira-kira 0,1m2–9 m2. . Penyebab yg mungkin: HMAshringkageakibattemperatur berulang,umumnya disebabkanketidakmampuan aspal mengembang danmengkerutakibatcyles temperatur,akibatdari a) aspalbinder aging b) pemilihanaspalyg jeleksaat mix disain Perbaikan: tergantung pada parah tidaknya kerusakan : a). Kerusakanyg rendah(lebar <1/2 inci) cukup retak disealing untuk mencegah masuk air dan tidak terjadiravelling pada sisi retak, b). Retak parah(lebar >1/2 incidan reveled pada sisiretak) bongkardangantidgn overlay 4. CORUGATION DAN SHOVING (RENJUL DAN TERDORONG) Deskripsi : suatu pergerakan plastis biasanya keriting atauterdorong melintang permukaan perkerasan,kerusakan biasanya melintang arah lalu lintas,yg biasa terjadi dipersimpangan. roughness
  • 3. Kemungkinan penyebab : biasanya disebabkan olehgerakanlalulintas (bergerak danberhenti) dikombinasidgn low stiffness HMA, disebabkancampuran terkontaminasi,disaincampuranyg salah,produksiyg salahataupenguapan, penggunaan aspal emulsi yg terhambat,kadar air yg berlebihandi subgrade. perbaikanantara laindengan : a) bila rusak terbatas, buang yg rusak dan ditambal b) bila rusak meluas, mengindikasikankerusakan umum campuran,bongkardanlapisi dgn overlay. 5. DEPRESSION (MELENDUT) Deskripsi; daerahsetempat yang perkerasannya lebihrendah darielevasiyg sesungguhnya, lendutan ini umumnya terjadisetelahhujandan air masukke tepiperkerasan. Masalah yg timbul : roughness‟,lendutan yg diisi oleh air dapat menyebabkan „vehicle hydroplaning‟. Kemungkinan penyebab: settlementsubgradeakibatpemadatan yg tidak cukup, atauada bagian subgrade yg lemah. Perbaikan: harus ditelitiakar masalahpenyebabnya apakah akibatsubgrade yg turunatausebab lainnya, daerah yg turun dibongkar dandiganti dgn material yg baik,lalututup dgn tambalan. 6. JOINTREFLECTION CRACKING (retak refleksi sambungan) Deskripsi : retak initerjadipada overlaydi atas perkerasankaku, retak terjaditepat diatas sambungan perkerasan kaku, Masalah yg timbul: memungkinkan air masukperkerasan, roughness. Kemungkinan Penyebab: pergerakanplat beton dibawahperkerasanhotmixkarena thermalatau perubahan kadar air, biasanya tidakdisebabkanoleh bebanlalulintas, namun demikian lalu lintas dapat memperparahkerusakan. Perbaikan: strategi tergantung pada keparahan retaknya, ountuk retak tidak parah(<1/2 inci lebarretak), retak disealing untukmencegah masuknya air dan ravelling pada sisi retak, obila retak parah (>1/2 incilebar retak danretaknya banyak) bongkar retak dandiganti dgn overlay. 8. LONGITUDINAL CRACKING (retak memanjang) Deskripsi: retak yg paralelterhadap as jalan atau arah penghamparan, biasanya jenis ‘fatigue cracking’. Masalah yg timbul: bisa kemasukan air,roughness,indikasiakanterjadiretak buaya dan kerusakanstruktur. Penyebab yg mungkin: a). pelaksanaan sambunganyg jelekatausalahlokasinya,sambungan merupakan daerah perkerasan yg kurang padat,oleh sebab itu harus dibuat diluarjejak roda sehingga beban berkurang, b) reflektifretakdari lapisan dibawahnya c) ‘fatigue hotmix’ yg dapat berlanjut menjadiretak buaya d) top-down cracking. Perbaikan : strategi tergantung tingkatkerusakan, a). rusak ringan dgn lebar retak <1/2 inciseal retak untuk menghindari masukair dan terjadinya raveling pada sisiretak, b) resak beratdgn lebarretak>1/2 incibongkardandiperbaiki dgnoverlay. 9. PATCHING (TAMBALAN) Deskripsi : daerahperkerasanyg telahdigantidgn material baruuntuk memperbaiki perkerasan lama Masalah : roughness Kemungkinan penyebab : kerusakanperkerasansetempat yg dibuang danditambal, sepertipada pemotongan perkerasan untuk pemasangan utilitas. Perbaikan : tambalan sendiri merupakan tindakan perbaikan. Cuma perbaikan sendiriharus diperhitungkan sebagai struktural ataunon struktural ? 10. POLISHED AGGREGATE Deskripsi : daerahpada perkerasandimana bagianagregat bagian permukaan perkerasan beraspal sangat sedikitatautidak ada sama sekali butiran agregat yang bersudut Masalah yang timbul : menurunnya skidresistance Penyebab yang mungkin : penggerusan lalulintas yg berulang,umumnya akibat perkerasan menua yg menyebabkan butiran bersudutmenjadi licin,halini terjadi dgncepat apabila agregat rentanterhadap abrasiatau terkena studded tirewearyang berlebihan. Perbaikan : berikan lapisan skid resistanceseperti slurry sealatauBSTatauoverlay 11. POTHOLES (BERLOBANG) Deskripsi : openurunanberbentuk cekungan daripermukaanperkerasansampai seluruhlapisan hotmix sampai kebasecoursenya, oumumnya mempunyaisisiyg tajam danvertikaldekat sisi dari lobang,lobang biasa terjadi pada jalan yg mempunyai hotmix yg tipis 25sampai50 mm dan jarang terjadipada jalan hot mix yg tebal 100mm. Masalah yg timbul: roughness, infiltrasiair pada perkerasan Penyebab yg mungkin: umumnya ,lobang merupakanhasildari retak buaya, lalu berlanjut akibatlalulintas erlepasnya bagian retak menjadilobang. Perbaikan: dengan penambalan. 12. RAVELING (PELEPASAN BUTIR) Deskripsi: kerusakanyg berlanjut pada lapisanhot mix dari permukaan berlanjut kebawahnya sebagai akibat terlepasnya butiranagregat. Masalah yg timbul : •terlepasnya ikatanpada perkerasan, •roughness, •air yg terkumpul pada bagian yg raveling bisa menyebabkan hydroplaning, •dan hilangnya skidresistance. Kemungkinan Penyebab: hilangnya ikatan butiran agregate danaspalsebagaiakibat, a). debu menyelimuti butiran agregat sehingga aspal melekatpada debu bukan pada agregat b) segregasi agregat, apabila butiranhalus hilang dari matrikagregat,laluaspalhanya mampu merekatpada agregatkasar yg relatifmempunyaititik kontak yang terbatas c) tidak cukuppemadatansaat pelaksanaan, kepadatanyg tinggi diperlukan untuk membuatkohesi dalam hotmix,Pelepasan mekanis oleh jenis lalulintas tertentu. Perbaikan: perkerasan yg raveling harus diteliti penyebab kerusakannya, umumnya dibagi dua kategori, orusak yg kecildibuang dan ditambalulang, orusak yg besar mengindikasikan kerusakan umum, buang bagian yg rusak dan dioverlay. 13. RUTTING (BERALUR) Deskripsi: odepresi permukaan perkerasan pada jejak roda,terjadijembulansepanjang sisiyang beralur tersebut,alur akan nampak setelah turun hujandanterisiair, oada dua jenis rutting yaitu rutting campuran dan rutting subgrade. oRutting campuranterjadibila subgradebelum rutting,tetapiterjadidepresi permukaan pada jejak roda sebagai akibat masalah pemadatan/ disaincampuran. oSubgrade rutting terjadibila menunjukan subgrade depresiakibatbeban, dalam halini perkerasan settlepada subgrade yg diikutioleh depresipermukaanpada jejak roda. Masalah yg timbul: alur yg terisiair akan menyebabkan ‘vechilehydroplaning’,dapat berbahaya karena akan menarik kendaraan tetap berada pada lajur alur. Penyebab yg mungkin: deformasi permanen pada suatulapisanperkerasanatau subgrade biasanya disebabkan konsolidasiatau pergerakan lateral material akibat bebanlalulintas, penyebabkhususnya adalah: a) kurang pemadatan lapisan hot mix saatpelaksanaan,bila kepadatan awalnya belum cukup, perkerasan akan terus memadat dibawahpengaruhbeban lalu lintas. b) Subgrade rutting akibattidak memadainya struktur perkerasan, c) tidak memadainya perencanaancampuran misal akibat terlalutingginya kadaraspal, kebanyakan material filler,tidakmemadainya jumlahbutiranagregat yang bersudut. Rutting yg diakibatkan ‘studdedtire wear’ menunjukkanmasalah yang sama seperti rutting yang dibicarakandi atas, tetapi haliniakibatmechanical disloading (kurang beban mekanis) akibat pemakaian,bukan deformasi perkerasan. Perbaikan : rutting yg berat harus ditelitiakar penyebabnya apakahkurang pemadatan,subgrade rutting, disain campuransalahatau studded tirewear, rutting yg dalamnya kecil<1/3 inci (7 mm) biasanya dibiarkan saja, sedangkan yg berat harus diratakan dandioverlay. 52 14. SLIPPAGECRACKING (RETAK BERGESER) Deskripsi : retak bentuk bulansabit atausetengah lingkaran umumnya mempunyaidua titik akhir sesuai arah lalu lintas. Masalah yg timbul :bisa kemasukan air,danroughness. Penyebab yg mungkin : pengeremanatau belokan roda kendaran yg menyebabkan permukaan perkerasan slip dan berubah posisi, terjadinya slip dandeformasidisebabkanrendahnya kekuatan permukaan campuran atau ikatan yg lemahantara permukan hot mix dengan lapisan dibawahnya pad suatu susunanstruktur perkerasan. Perbaikan : bongkar dangantibagian daerah yg rusak tersebut. 15. Stripping Deskripsi : hilangnya ikatan antara agregat dan aspalpengikatyg umumnya dimulai pada dasarhotmix dan berlanjutkearahatas,apabila stripping mulaidari permukaan danberlanjutke bawah hal ini dinamakanravelling. Masalah yg timbul : menurunnya daya dukung struktural, rutting,shoving/corugation, ravelling atau craking alligator ataulongitudinal. Penyebab yg mungkin: obottom-up stripping susah dikenali karenamerupakan manifestasi padapermukaan perkerasan itu sendiri akibat bentuk distresyg lainnyatermasuk rutting, shoving/corugation,ravelling, atau cracking
  • 4. obiasanyaperlu dilakukan coring untuk menentukan secarajelasakibat kerusakan tersebut, hal ini terjadiakibat a) sifat kimia permukaan agregatyg jelek b) air pada campuran hot mix menyebabkan kerusakan c) overlay diatas lapisan existing open graded menurutpengalaman WSDOToverlay diatas ini cenderung stripping. Perbaikan : ostripping pada perkerasan harus diteliti penyebabnya,misal bagaimana air bisa masuk perkerasan, oumumnya perkerasanyang rusak dibongkardan digantisetelahdilakukanperbaikan drainasebawah permukaan(subsurfacedrainage) 16. TRANSVERSE(THERMAL)CRACKING (retak termal melintang) Deskripsi : retak pada perkerasanarahmelintang sumbujalan atauarahpengaspalan, biasanya merupakanjenis retak thermal. Masalah yg timbul : memungkinkan infiltrasi air, roughness Kemungkinan penyebab : a) shringkage pada permukaancampuran akibat temperatur rendah ataupenuaan aspal b) reflectivecrack akibatretak dibawah lapisan permukaan c) top-down cracking Perbaikan : strategi tergantung tingkatkerusakan dan berlanjutnya retak, a) retak ringanlebar (<1/2 incidan tidak meluas),sealing retak untuk mencegah masuknya air ke subgrademelalui retak danterjadinya raveling pada sisiretak b) retak berat,lebar >1/2 inci dan meluas),bongkar danganti perkerasan yg retak dgn overlay 17. WATER BLEEDING/ PUMPING Deskripsi : Hal ini terjadi apabila airmerembes keluar joint atau retak atau melalui lapisan hotmix yg sangat porous, pumping terjadi apabila air dan material halus ikut keluardari bawah lapisan pekerasan melaluiretak akibatpengaruhbeban lalu lintas Masalah yang timbul : menurunnya skid reistance, suatuindikasitingginya porositas perkerasan (water bleeding), menurunnya daya dukung struktural(pumping). Penyebab yg mungkin: a) perkerasanyg porous akibatkurang pemadatan sewaktupelaksanaan atau perencanaan campuran yg salah b) tingginya muka air tanah c) drainaseyg jelek Perbaikan : Water bleeding atau pumping harus diteliti akar penyebabnya apabila masalah disebabkan muka air tanahyg tinggiatau drainaseyg jelek, drainasesubgrade harus diperbaiki, apabila masalah campuranyg jeleklakukanslurryseal.