SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
LATAR BELAKANG

kesehatan merupakan hal terpenting dan utama dalam kehidupan manusia dibandingkan
lainnya seperti jabatan, kekuasaan, pangkat, ataupun kekayaan. Tanpa kesehatan yang
optimal, semuanya akan menjadi tidak bermakna, oleh karena itulah sehat dan bugar
merupakan dambaan setiap orang.
Studi epidemiologi menunjukkan ada kaitan erat antara status kesehatan dan usia harapan
hidup manusia dengan pola konsumsinya. Masyarakat di daerah yang banyak mengkonsumsi
protein, lemak, gula dan garam misalnya, ternyata lebih banyak ditemukan sebagai penderita
penyakit-penyakit degeneratif dibandingkan masyarakat di wilayah yang banyak
mengkonsumsi karbohidrat, serat dan vitamin.
Negara dengan mayoritas penduduk berusia panjang seperti Jepang, mengkonsumsi makanan
yang kaya akan kacang-kacangan, sayur dan buah serta berkebiasaan minum teh hijau.
Masyarakat eskimo yang hidupnya tidak lepas dari konsumsi ikan, jarang sekali ditemukan
sebagai penderita penyakit jantung. Kelompok mayarakat yang terbiasa mengkonsumsi susu
fermentasi ternyata juga mempunyai rata-rata usia yang lebih panjang.
Peningkatan prevalensi penyakit degeneratif di Indonesia, memotivasi kami untuk
mengadakan seminar ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir pangan dan kesehatan
tentang pentingnya antioksidan untuk kecantikan serta kesehatan.
Antioksidan didefinisikan sebagai senyawa yang dapat menunda, memperlambat, dan
mencegah proses oksidasi lipid. Dalam arti khusus, antioksidan adalah zat yang dapat
menunda atau mencegah terjadinya reaksi antioksidasi radikal bebas dalam oksidasi lipid
(Kochhar dan Rossell, 1990).
Sumber-sumber antioksidan dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu
antioksidan sintetik (antioksidan yang diperoleh dari hasil sintesa reaksi kimia) dan
antioksidan alami (antioksidan hasil ekstraksi bahan alami).

Radikal bebas adalah atom atau molekul yang tidak stabil dan sangat
reaktif karena mengandung satu atau lebih elektron tidak berpasangan pada orbital
terluarnya. Untuk mencapai kestabilan atom atau molekul, radikal bebas akan
bereaksi dengan molekul disekitarnya untuk memperoleh pasangan elektron.
Reaksi ini akan berlangsung terus menerus dalam tubuh dan bila tidak dihentikan
akan menimbulkan berbagai penyakit seperti kanker, jantung, katarak, penuaan
dini, serta penyakit degeneratif lainnya. Oleh karena itu, tubuh memerlukan suatu
substansi penting yaitu antioksidan yang mampu menangkap radikal bebas
tersebut sehingga tidak dapat menginduksi suatu penyakit( Kikuzaki, H.,
Hisamoto, M., Hirose,K., Akiyama, K., and Taniguchi, H., 2002).
Di dalam tubuh kita terdapat senyawa yang disebut antioksidan yaitu
senyawa yang dapat menetralkan radikal bebas, seperti: enzim SOD (Superoksida 2
Dismutase), gluthatione, dan katalase. Antioksidan juga dapat diperoleh dari
asupan makanan yang banyak mengandung vitamin C, vitamin E dan betakaroten
serta senyawa fenolik. Bahan pangan yang dapat menjadi sumber antioksidan
alami, seperti rempah-rempah, coklat, biji-bijian, buah-buahan, sayur-sayuran
seperti buah tomat, pepaya, jeruk dan sebagainya ( Prakash, A., 2001).
Saat ini semakin banyak beredar produk pangan kaya antioksidan.
Kandungan antioksidan ini bisa meredam radikal bebas yang memicu
pertumbuhan sel kanker

Antioksidan adalah senyawa kimia yang dapat menyumbangkan satu atau lebih
elektron
kepada radikal bebas, sehingga radikal bebas tersebut dapat diredam (Suhartono,
2002).
Berdasarkan sumber perolehannya ada 2 macam antioksidan, yaitu antioksidan alami
dan
antioksidan buatan (sintetik) (Dalimartha dan Soedibyo, 1999). Tubuh manusia tidak
mempunyai
cadangan antioksidan dalam jumlah berlebih, sehingga jika terjadi paparan radikal
berlebih maka
tubuh membutuhkan antioksidan eksogen. Adanya kekhawatiran akan kemungkinan
efek samping
yang belum diketahui dari antioksidan sintetik menyebabkan antioksidan alami
menjadi alternatif
yang sangat dibutuhkan (Rohdiana, 2001; Sunarni, 2005).
Antioksidan alami mampu melindungi tubuh terhadap kerusakan yang disebabkan
spesies
oksigen reaktif, mampu menghambat terjadinya penyakit degeneratif serta mampu
menghambat
peroksidae lipid pada makanan. Meningkatnya minat untuk mendapatkan antioksidan
alami terjadi
beberapa tahun terakhir ini. Antioksidan alami umumnya mempunyai gugus hidroksi
dalam
struktur molekulnya (Sunarni, 2005).
Belimbing wuluh berkhasiat sebagai obat encok, obat penurun panas dan obat gondok.
Kandungan kimia yang terdapat pada daun belimbing wuluh antara lain saponin,
flavonoid dan
tanin (Anonim, 2001). Fraksi air daun belimbing wuluh terbukti sebagai antiinflamasi
(Effendi,
1998). Oksigen aktif dan radikal bebas berhubungan dengan beberapa kasus secara
fisiologi dan
patologis seperti peradangan, kekebalan, penuaan, mutagenik dan karsinogenik
(Rohdiana, 2001).
Proses peradangan diperantarai oleh sintesis prostaglandin yang dikatalisasi oleh
siklooksigenase.
Zat antara pada proses sintesis ini adalah terbentuknya radikal bebas (Lautan, 1997).
SeminarNasional Teknologi 2007 (SNT 2007) ISSN: 1978 – 9777
Yogyakarta, 24November 2007
E‐2
Salah satu uji untuk menentukan aktivitas antioksidan penangkap radikal adalah
metode
DPPH (1,1 Diphenyl-2-picrylhidrazyl). Metode DPPH memberikan informasi
reaktivitas senyawa
yang diuji dengan suatu radikal stabil. DPPH memberikan serapan kuat pada panjang
gelombang
517 nm dengan warna violet gelap. Penangkap radikal bebas menyebabkan elektron
menjadi
berpasangan yang kemudian menyebabkan penghilangan warna yang sebanding
dengan jumlah
elektron yang diambil (Sunarni, 2005)
Antioksidan adalah senyawa-senyawa yang mampu menghilangkan, membersihkan,
menahan
pembentukan ataupun memadukan efek spesies oksigen reaktif (Lautan,1997).
Penggunaan
senyawa antioksidan juga anti radikal saat ini semakin meluas seiring dengan semakin
besarnya
pemahaman masyarakat tentang peranannya dalam menghambat penyakit degeneratif
seperti
penyakit jantung, arteriosclerosis, kanker, serta gejala penuaan. Masalah-masalah ini
berkaitan
dengan kemampuan antioksidan untuk bekerja sebagai inhibitor (penghambat) reaksi
oksidasi oleh
radikal bebas reaktif yang menjadi salah satu pencetus penyakit-penyakit di atas (Tahir
dkk, 2003).
Fungsi utama antioksidan digunakan sebagai upaya untuk memperkecil terjadinya
proses
oksidasi dari lemak dan minyak, memperkecil terjadinya proses kerusakan dalam
makanan,
memperpanjang masa pemakaian dalam industri makanan, meningkatkan stabilitas
lemak yang
terkandung dalam makanan serta mencegah hilangnya kualitas sensori dan nutrisi.
Lipid
peroksidasi merupakan salah satu faktor yang cukup berperan dalam kerusakan
selama dalam
penyimpanan dan pengolahan makanan (Hernani dan Raharjo, 2005). Antioksidan
tidak hanya
digunakan dalam industri farmasi, tetapi juga digunakan secara luas dalam industri
makanan,
industri petroleum, industri karet dan sebagainya (Tahir dkk, 2003).
Antioksidan dalam bahan makanan dapat berasal dari kelompok yang terdiri atas satu
atau
lebih komponen pangan, substansi yang dibentuk dari reaksi selama pengolahan atau
dari bahan
tambahan pangan yang khusus diisolasi dari sumber-sumber alami dan ditambahkan
ke dalam
bahan makanan. Adanya antioksidan alami maupun sintetis dapat menghambat
oksidasi lipid,
mencegah kerusakan, perubahan dan degradasi komponen organik dalam bahan
makanan sehingga
dapat memperpanjang umur simpan (Rohdiana, 2001).
Tubuh manusia menghasilkan senyawa antioksidan, tetapi jumlahnya sering kali tidak
cukup
untuk menetralkan radikal bebas yang masuk ke dalam tubuh (Sofia, 2006; Hernani
dan Rahardjo,
2005). Sebagai contoh, tubuh manusia dapat menghasilkan Glutathione, salah satu
antioksidan
yang sangat kuat, hanya tubuh memerlukan asupan vitamin C sebesar 1.000 mg untuk
memicu
tubuh menghasilkan glutathione ini. Kekurangan antioksidan dalam tubuh
membutuhkan asupan
dari luar. Bila mulai menerapkan pola hidup sebagai vegetarian akan sangat
membantu dalam
mengurangi resiko keracunan akibat radikal bebas. Keseimbangan antara antioksidan
dan radikal
bebas menjadi kunci utama pencegahan stress oksidatif dan penyakit-penyakit kronis
yang
dihasilkan (Sofia, 2006).
Antioksidan terbagi menjadi antioksidan enzim dan vitamin. Antioksidan enzim
meliputi
superoksida dismutase (SOD), katalase dan glutation peroksidase (GSH.Prx).
Antioksidan vitamin
lebih populer sebagai antioksidan dibandingkan enzim. Antioksidan vitamin mencakup
alfa
tokoferol (vitamin E), beta karoten dan asam askorbat (vitamin C) yang banyak
didapatkan dari
tanaman dan hewan (Sofia, 2006).
Sebagai antioksidan, betakaroten adalah sumber utama vitamin A yang sebagian besar
terdapat pada tumbuhan. Selain melindungi buah-buahan dan sayuran berwarna
kuning atau hijau
gelap dari bahaya radiasi matahari, betakaroten juga berperan serupa dalam tubuh
manusia.
Betakaroten terkandung dalam wortel, brokoli, kentang dan tomat. Senyawa lain yang
memiliki SeminarNasional Teknologi 2007 (SNT 2007) ISSN: 1978 – 9777
Yogyakarta, 24November 2007
E‐3
sebagai antioksidan adalah flavonoid. Flavonoid merupakan senyawa polifenol yang
terdapat pada
teh, buah-buahan, sayuran, anggur, bir dan kecap (Sofia, 2006).
Kekurangan salah satu komponen tersebut akan menyebabkan terjadinya penurunan
status
antioksidan secara menyeluruh dan berakibat perlindungan tubuh terhadap serangan
radikal bebas
melemah, sehingga terjadilah berbagai macam penyakit. Pemeriksaan status
antioksidan tubuh
sekarang menjadi suatu piranti diagnostik yang penting. Pemeriksaan ini dapat
dilakukan melalui
pengukuran yaitu Status Antioksidan total, Superoksida Dismutase dan Glutation
Peroksidase
sekaligus untuk memeriksa status selenium (Wijaya, 1997).

More Related Content

What's hot

Kelompok 1 biokimiaa
Kelompok 1 biokimiaaKelompok 1 biokimiaa
Kelompok 1 biokimiaaAoiHikaru
 
Pengantar biokimia gizi (1)
Pengantar biokimia gizi (1)Pengantar biokimia gizi (1)
Pengantar biokimia gizi (1)adeputra93
 
Konsepdasarilmugizi 110405222553-phpapp02 2
Konsepdasarilmugizi 110405222553-phpapp02 2Konsepdasarilmugizi 110405222553-phpapp02 2
Konsepdasarilmugizi 110405222553-phpapp02 2Aldi Rahman
 
I12des bab ii tinjauan pustaka
I12des bab ii tinjauan pustakaI12des bab ii tinjauan pustaka
I12des bab ii tinjauan pustakaLailatul Rofiah
 
Konsep dasar met zat gizi (1)
Konsep dasar met zat gizi (1)Konsep dasar met zat gizi (1)
Konsep dasar met zat gizi (1)adeputra93
 
Fitoremediasi ry03 tugas dr jack
Fitoremediasi ry03 tugas dr jackFitoremediasi ry03 tugas dr jack
Fitoremediasi ry03 tugas dr jackRony - LIPI
 
Analisis protein
Analisis proteinAnalisis protein
Analisis proteinOvi Ardiana
 
Protein dan efeknya bagi kesehatan wanita sepanjang daur
Protein dan efeknya bagi kesehatan wanita sepanjang daurProtein dan efeknya bagi kesehatan wanita sepanjang daur
Protein dan efeknya bagi kesehatan wanita sepanjang daurhesti kusdianingrum
 

What's hot (9)

Kelompok 1 biokimiaa
Kelompok 1 biokimiaaKelompok 1 biokimiaa
Kelompok 1 biokimiaa
 
Pengantar biokimia gizi (1)
Pengantar biokimia gizi (1)Pengantar biokimia gizi (1)
Pengantar biokimia gizi (1)
 
Konsepdasarilmugizi 110405222553-phpapp02 2
Konsepdasarilmugizi 110405222553-phpapp02 2Konsepdasarilmugizi 110405222553-phpapp02 2
Konsepdasarilmugizi 110405222553-phpapp02 2
 
kb 2 proses menua
kb 2 proses menuakb 2 proses menua
kb 2 proses menua
 
I12des bab ii tinjauan pustaka
I12des bab ii tinjauan pustakaI12des bab ii tinjauan pustaka
I12des bab ii tinjauan pustaka
 
Konsep dasar met zat gizi (1)
Konsep dasar met zat gizi (1)Konsep dasar met zat gizi (1)
Konsep dasar met zat gizi (1)
 
Fitoremediasi ry03 tugas dr jack
Fitoremediasi ry03 tugas dr jackFitoremediasi ry03 tugas dr jack
Fitoremediasi ry03 tugas dr jack
 
Analisis protein
Analisis proteinAnalisis protein
Analisis protein
 
Protein dan efeknya bagi kesehatan wanita sepanjang daur
Protein dan efeknya bagi kesehatan wanita sepanjang daurProtein dan efeknya bagi kesehatan wanita sepanjang daur
Protein dan efeknya bagi kesehatan wanita sepanjang daur
 

Similar to Seminar iptek

ppt kelompok 3 pangan funsional.pptx
ppt kelompok 3 pangan funsional.pptxppt kelompok 3 pangan funsional.pptx
ppt kelompok 3 pangan funsional.pptxNurulSaadaturrifni1
 
1659-Article Text-11346-1-10-20190410.pdf
1659-Article Text-11346-1-10-20190410.pdf1659-Article Text-11346-1-10-20190410.pdf
1659-Article Text-11346-1-10-20190410.pdfNigelMahardhika
 
I12des bab ii tinjauan pustaka
I12des bab ii tinjauan pustakaI12des bab ii tinjauan pustaka
I12des bab ii tinjauan pustakaLailatul Rofiah
 
I12des bab ii tinjauan pustaka
I12des bab ii tinjauan pustakaI12des bab ii tinjauan pustaka
I12des bab ii tinjauan pustakaLailatul Rofiah
 
XAMthone Plus jus kulit manggis - 087861575969
XAMthone Plus jus kulit manggis - 087861575969XAMthone Plus jus kulit manggis - 087861575969
XAMthone Plus jus kulit manggis - 087861575969yantuar
 
Penambahan bahan plastik dalam proses penggorengan berdampak bagi kesehatan
Penambahan bahan plastik dalam proses penggorengan berdampak bagi kesehatanPenambahan bahan plastik dalam proses penggorengan berdampak bagi kesehatan
Penambahan bahan plastik dalam proses penggorengan berdampak bagi kesehatanasriss
 
Tugas Gizi Kesehatan_Story Telling
Tugas Gizi Kesehatan_Story TellingTugas Gizi Kesehatan_Story Telling
Tugas Gizi Kesehatan_Story Tellingdewisetiyana52
 
2 suhartono-dampak-pestisida-terhadap-kesehatan
2 suhartono-dampak-pestisida-terhadap-kesehatan2 suhartono-dampak-pestisida-terhadap-kesehatan
2 suhartono-dampak-pestisida-terhadap-kesehatanfillaili ahadia
 
Presentasi Dahsyat XAMthone Plus
Presentasi Dahsyat XAMthone PlusPresentasi Dahsyat XAMthone Plus
Presentasi Dahsyat XAMthone PlusXAMthone Plus
 
Presentasi Dahsyat XAMthone Plus
Presentasi Dahsyat XAMthone PlusPresentasi Dahsyat XAMthone Plus
Presentasi Dahsyat XAMthone Plusmuhamaderros
 
Tugas individu makalah bu dwi p
Tugas individu makalah bu dwi pTugas individu makalah bu dwi p
Tugas individu makalah bu dwi pSitiMushoffah
 

Similar to Seminar iptek (20)

ppt kelompok 3 pangan funsional.pptx
ppt kelompok 3 pangan funsional.pptxppt kelompok 3 pangan funsional.pptx
ppt kelompok 3 pangan funsional.pptx
 
1659-Article Text-11346-1-10-20190410.pdf
1659-Article Text-11346-1-10-20190410.pdf1659-Article Text-11346-1-10-20190410.pdf
1659-Article Text-11346-1-10-20190410.pdf
 
I12des bab ii tinjauan pustaka
I12des bab ii tinjauan pustakaI12des bab ii tinjauan pustaka
I12des bab ii tinjauan pustaka
 
I12des bab ii tinjauan pustaka
I12des bab ii tinjauan pustakaI12des bab ii tinjauan pustaka
I12des bab ii tinjauan pustaka
 
Bioaktivitas flavonoid
Bioaktivitas flavonoidBioaktivitas flavonoid
Bioaktivitas flavonoid
 
ikan nila hita,
ikan nila hita,ikan nila hita,
ikan nila hita,
 
XAMthone Plus jus kulit manggis - 087861575969
XAMthone Plus jus kulit manggis - 087861575969XAMthone Plus jus kulit manggis - 087861575969
XAMthone Plus jus kulit manggis - 087861575969
 
Penambahan bahan plastik dalam proses penggorengan berdampak bagi kesehatan
Penambahan bahan plastik dalam proses penggorengan berdampak bagi kesehatanPenambahan bahan plastik dalam proses penggorengan berdampak bagi kesehatan
Penambahan bahan plastik dalam proses penggorengan berdampak bagi kesehatan
 
Apa itu propolis
Apa itu propolisApa itu propolis
Apa itu propolis
 
Tugas Gizi Kesehatan_Story Telling
Tugas Gizi Kesehatan_Story TellingTugas Gizi Kesehatan_Story Telling
Tugas Gizi Kesehatan_Story Telling
 
2 suhartono-dampak-pestisida-terhadap-kesehatan
2 suhartono-dampak-pestisida-terhadap-kesehatan2 suhartono-dampak-pestisida-terhadap-kesehatan
2 suhartono-dampak-pestisida-terhadap-kesehatan
 
Seminar Farmasi.pptx
Seminar Farmasi.pptxSeminar Farmasi.pptx
Seminar Farmasi.pptx
 
Presentasi Dahsyat XAMthone Plus
Presentasi Dahsyat XAMthone PlusPresentasi Dahsyat XAMthone Plus
Presentasi Dahsyat XAMthone Plus
 
Presentasi Dahsyat XAMthone Plus
Presentasi Dahsyat XAMthone PlusPresentasi Dahsyat XAMthone Plus
Presentasi Dahsyat XAMthone Plus
 
JURNAL FIBRA
JURNAL FIBRAJURNAL FIBRA
JURNAL FIBRA
 
Senyawa bioaktif
Senyawa bioaktifSenyawa bioaktif
Senyawa bioaktif
 
Presentasidahsyat xamthone2
Presentasidahsyat xamthone2Presentasidahsyat xamthone2
Presentasidahsyat xamthone2
 
Proses penuaan
Proses penuaanProses penuaan
Proses penuaan
 
Sayur dan Buah
Sayur dan BuahSayur dan Buah
Sayur dan Buah
 
Tugas individu makalah bu dwi p
Tugas individu makalah bu dwi pTugas individu makalah bu dwi p
Tugas individu makalah bu dwi p
 

Seminar iptek

  • 1. LATAR BELAKANG kesehatan merupakan hal terpenting dan utama dalam kehidupan manusia dibandingkan lainnya seperti jabatan, kekuasaan, pangkat, ataupun kekayaan. Tanpa kesehatan yang optimal, semuanya akan menjadi tidak bermakna, oleh karena itulah sehat dan bugar merupakan dambaan setiap orang. Studi epidemiologi menunjukkan ada kaitan erat antara status kesehatan dan usia harapan hidup manusia dengan pola konsumsinya. Masyarakat di daerah yang banyak mengkonsumsi protein, lemak, gula dan garam misalnya, ternyata lebih banyak ditemukan sebagai penderita penyakit-penyakit degeneratif dibandingkan masyarakat di wilayah yang banyak mengkonsumsi karbohidrat, serat dan vitamin. Negara dengan mayoritas penduduk berusia panjang seperti Jepang, mengkonsumsi makanan yang kaya akan kacang-kacangan, sayur dan buah serta berkebiasaan minum teh hijau. Masyarakat eskimo yang hidupnya tidak lepas dari konsumsi ikan, jarang sekali ditemukan sebagai penderita penyakit jantung. Kelompok mayarakat yang terbiasa mengkonsumsi susu fermentasi ternyata juga mempunyai rata-rata usia yang lebih panjang. Peningkatan prevalensi penyakit degeneratif di Indonesia, memotivasi kami untuk mengadakan seminar ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir pangan dan kesehatan tentang pentingnya antioksidan untuk kecantikan serta kesehatan. Antioksidan didefinisikan sebagai senyawa yang dapat menunda, memperlambat, dan mencegah proses oksidasi lipid. Dalam arti khusus, antioksidan adalah zat yang dapat menunda atau mencegah terjadinya reaksi antioksidasi radikal bebas dalam oksidasi lipid (Kochhar dan Rossell, 1990). Sumber-sumber antioksidan dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu antioksidan sintetik (antioksidan yang diperoleh dari hasil sintesa reaksi kimia) dan antioksidan alami (antioksidan hasil ekstraksi bahan alami). Radikal bebas adalah atom atau molekul yang tidak stabil dan sangat reaktif karena mengandung satu atau lebih elektron tidak berpasangan pada orbital terluarnya. Untuk mencapai kestabilan atom atau molekul, radikal bebas akan bereaksi dengan molekul disekitarnya untuk memperoleh pasangan elektron. Reaksi ini akan berlangsung terus menerus dalam tubuh dan bila tidak dihentikan akan menimbulkan berbagai penyakit seperti kanker, jantung, katarak, penuaan dini, serta penyakit degeneratif lainnya. Oleh karena itu, tubuh memerlukan suatu substansi penting yaitu antioksidan yang mampu menangkap radikal bebas tersebut sehingga tidak dapat menginduksi suatu penyakit( Kikuzaki, H., Hisamoto, M., Hirose,K., Akiyama, K., and Taniguchi, H., 2002).
  • 2. Di dalam tubuh kita terdapat senyawa yang disebut antioksidan yaitu senyawa yang dapat menetralkan radikal bebas, seperti: enzim SOD (Superoksida 2 Dismutase), gluthatione, dan katalase. Antioksidan juga dapat diperoleh dari asupan makanan yang banyak mengandung vitamin C, vitamin E dan betakaroten serta senyawa fenolik. Bahan pangan yang dapat menjadi sumber antioksidan alami, seperti rempah-rempah, coklat, biji-bijian, buah-buahan, sayur-sayuran seperti buah tomat, pepaya, jeruk dan sebagainya ( Prakash, A., 2001). Saat ini semakin banyak beredar produk pangan kaya antioksidan. Kandungan antioksidan ini bisa meredam radikal bebas yang memicu pertumbuhan sel kanker Antioksidan adalah senyawa kimia yang dapat menyumbangkan satu atau lebih elektron kepada radikal bebas, sehingga radikal bebas tersebut dapat diredam (Suhartono, 2002). Berdasarkan sumber perolehannya ada 2 macam antioksidan, yaitu antioksidan alami dan antioksidan buatan (sintetik) (Dalimartha dan Soedibyo, 1999). Tubuh manusia tidak mempunyai cadangan antioksidan dalam jumlah berlebih, sehingga jika terjadi paparan radikal berlebih maka tubuh membutuhkan antioksidan eksogen. Adanya kekhawatiran akan kemungkinan efek samping yang belum diketahui dari antioksidan sintetik menyebabkan antioksidan alami menjadi alternatif yang sangat dibutuhkan (Rohdiana, 2001; Sunarni, 2005). Antioksidan alami mampu melindungi tubuh terhadap kerusakan yang disebabkan spesies oksigen reaktif, mampu menghambat terjadinya penyakit degeneratif serta mampu menghambat
  • 3. peroksidae lipid pada makanan. Meningkatnya minat untuk mendapatkan antioksidan alami terjadi beberapa tahun terakhir ini. Antioksidan alami umumnya mempunyai gugus hidroksi dalam struktur molekulnya (Sunarni, 2005). Belimbing wuluh berkhasiat sebagai obat encok, obat penurun panas dan obat gondok. Kandungan kimia yang terdapat pada daun belimbing wuluh antara lain saponin, flavonoid dan tanin (Anonim, 2001). Fraksi air daun belimbing wuluh terbukti sebagai antiinflamasi (Effendi, 1998). Oksigen aktif dan radikal bebas berhubungan dengan beberapa kasus secara fisiologi dan patologis seperti peradangan, kekebalan, penuaan, mutagenik dan karsinogenik (Rohdiana, 2001). Proses peradangan diperantarai oleh sintesis prostaglandin yang dikatalisasi oleh siklooksigenase. Zat antara pada proses sintesis ini adalah terbentuknya radikal bebas (Lautan, 1997). SeminarNasional Teknologi 2007 (SNT 2007) ISSN: 1978 – 9777 Yogyakarta, 24November 2007 E‐2 Salah satu uji untuk menentukan aktivitas antioksidan penangkap radikal adalah metode DPPH (1,1 Diphenyl-2-picrylhidrazyl). Metode DPPH memberikan informasi reaktivitas senyawa yang diuji dengan suatu radikal stabil. DPPH memberikan serapan kuat pada panjang gelombang 517 nm dengan warna violet gelap. Penangkap radikal bebas menyebabkan elektron menjadi berpasangan yang kemudian menyebabkan penghilangan warna yang sebanding dengan jumlah elektron yang diambil (Sunarni, 2005)
  • 4. Antioksidan adalah senyawa-senyawa yang mampu menghilangkan, membersihkan, menahan pembentukan ataupun memadukan efek spesies oksigen reaktif (Lautan,1997). Penggunaan senyawa antioksidan juga anti radikal saat ini semakin meluas seiring dengan semakin besarnya pemahaman masyarakat tentang peranannya dalam menghambat penyakit degeneratif seperti penyakit jantung, arteriosclerosis, kanker, serta gejala penuaan. Masalah-masalah ini berkaitan dengan kemampuan antioksidan untuk bekerja sebagai inhibitor (penghambat) reaksi oksidasi oleh radikal bebas reaktif yang menjadi salah satu pencetus penyakit-penyakit di atas (Tahir dkk, 2003). Fungsi utama antioksidan digunakan sebagai upaya untuk memperkecil terjadinya proses oksidasi dari lemak dan minyak, memperkecil terjadinya proses kerusakan dalam makanan, memperpanjang masa pemakaian dalam industri makanan, meningkatkan stabilitas lemak yang terkandung dalam makanan serta mencegah hilangnya kualitas sensori dan nutrisi. Lipid peroksidasi merupakan salah satu faktor yang cukup berperan dalam kerusakan selama dalam penyimpanan dan pengolahan makanan (Hernani dan Raharjo, 2005). Antioksidan tidak hanya digunakan dalam industri farmasi, tetapi juga digunakan secara luas dalam industri makanan, industri petroleum, industri karet dan sebagainya (Tahir dkk, 2003). Antioksidan dalam bahan makanan dapat berasal dari kelompok yang terdiri atas satu atau lebih komponen pangan, substansi yang dibentuk dari reaksi selama pengolahan atau dari bahan
  • 5. tambahan pangan yang khusus diisolasi dari sumber-sumber alami dan ditambahkan ke dalam bahan makanan. Adanya antioksidan alami maupun sintetis dapat menghambat oksidasi lipid, mencegah kerusakan, perubahan dan degradasi komponen organik dalam bahan makanan sehingga dapat memperpanjang umur simpan (Rohdiana, 2001). Tubuh manusia menghasilkan senyawa antioksidan, tetapi jumlahnya sering kali tidak cukup untuk menetralkan radikal bebas yang masuk ke dalam tubuh (Sofia, 2006; Hernani dan Rahardjo, 2005). Sebagai contoh, tubuh manusia dapat menghasilkan Glutathione, salah satu antioksidan yang sangat kuat, hanya tubuh memerlukan asupan vitamin C sebesar 1.000 mg untuk memicu tubuh menghasilkan glutathione ini. Kekurangan antioksidan dalam tubuh membutuhkan asupan dari luar. Bila mulai menerapkan pola hidup sebagai vegetarian akan sangat membantu dalam mengurangi resiko keracunan akibat radikal bebas. Keseimbangan antara antioksidan dan radikal bebas menjadi kunci utama pencegahan stress oksidatif dan penyakit-penyakit kronis yang dihasilkan (Sofia, 2006). Antioksidan terbagi menjadi antioksidan enzim dan vitamin. Antioksidan enzim meliputi superoksida dismutase (SOD), katalase dan glutation peroksidase (GSH.Prx). Antioksidan vitamin lebih populer sebagai antioksidan dibandingkan enzim. Antioksidan vitamin mencakup alfa tokoferol (vitamin E), beta karoten dan asam askorbat (vitamin C) yang banyak didapatkan dari tanaman dan hewan (Sofia, 2006).
  • 6. Sebagai antioksidan, betakaroten adalah sumber utama vitamin A yang sebagian besar terdapat pada tumbuhan. Selain melindungi buah-buahan dan sayuran berwarna kuning atau hijau gelap dari bahaya radiasi matahari, betakaroten juga berperan serupa dalam tubuh manusia. Betakaroten terkandung dalam wortel, brokoli, kentang dan tomat. Senyawa lain yang memiliki SeminarNasional Teknologi 2007 (SNT 2007) ISSN: 1978 – 9777 Yogyakarta, 24November 2007 E‐3 sebagai antioksidan adalah flavonoid. Flavonoid merupakan senyawa polifenol yang terdapat pada teh, buah-buahan, sayuran, anggur, bir dan kecap (Sofia, 2006). Kekurangan salah satu komponen tersebut akan menyebabkan terjadinya penurunan status antioksidan secara menyeluruh dan berakibat perlindungan tubuh terhadap serangan radikal bebas melemah, sehingga terjadilah berbagai macam penyakit. Pemeriksaan status antioksidan tubuh sekarang menjadi suatu piranti diagnostik yang penting. Pemeriksaan ini dapat dilakukan melalui pengukuran yaitu Status Antioksidan total, Superoksida Dismutase dan Glutation Peroksidase sekaligus untuk memeriksa status selenium (Wijaya, 1997).