SlideShare a Scribd company logo
1 of 25
1
Asosiasi Dinas Kesehatan Seluruh Indonesia (ADINKES)
ADINKES adalah asosiasi dari dinas kesehatan provinsi dan kabupaten/kota
dan seluruh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Kesehatan yang merupakan wadah
bersama untuk komunikasi, advokasi, fasilitasi sesama dinas kesehatan. Sesuai Surat
Edaran Direktur Jenderal Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri Nomor :
400/6141/OTDA Tanggal 22 Oktober 2012, ADINKES merupakan mitra dari
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Disamping itu, sesuai Surat Keputusan
Menteri Kesehatan Nomor 455/MENKES/SK/XI/2013 tanggal 21 November 2013
tentang Asosiasi Fasilitas Kesehatan juga nota kerjasama dan perjanjian kerjasama
antara ADINKES dengan Badan PPSDM No. HK.05.01/I.2/11073/2014 tanggal 19
Agustus 2014 tentang pelaksanaan pelatihan kompetensi teknis, dan lain lain.
ADINKES mempunyai tujuan terhimpunnya Dinas Kesehatan Seluruh Indonesia dan
UPT Dinas Kesehatan dalam satu wadah organisasi guna meningkatkan peran serta
dan pengembangan Dinas Kesehatan secara aktif, terarah dan terpadu sesuai arah
dan tujuan Pembangunan Nasional dalam Bidang Kesehatan. Secara organisasi,
ADINKES mempunyai fungsi sebagai:
a. Wadah pembinaan dan pengembangan anggota sesuai tujuan organisasi
b. Sarana komunikasi dan kerjasama antar anggota, anggota dengan Dinas
Kesehatan lain dan anggota dengan institusi lain.
c. Sebagai penghubung antara Kementerian Kesehatan dengan Kementerian
Dalam Negeri sebagai koordinator program desentralisasi di Indonesia
d. Sebagai penghubung antara Dinas Kesehatan dengan berbagai asosiasi
terkait, antara lain Asosiasi Rumah Sakit Daerah (Arsada), Asosiasi
Pemerintah Daerah (APPSI, Apeksi, Apkasi), Asosiasi DPRD (Adeksi,
Adkasi) Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) / organisasi peduli
kesehatan, dunia usaha yang berkecimpung di bidang kesehatan dan
organsasi profesi dan perguruan tinggi
Anggota ADINKES adalah Dinas Kesehatan dan anggota perseorangan, yang
terdiri dari anggota biasa, anggota luar biasa dan anggota kehormatan yang masing-
masing memiliki hak yang sama.
Visi ADINKES
Terwujudnya kebersamaan dalam menuju Indonesia Sehat
Misi ADINKES
1. Meningkatkan komunikasi dan kerjasama antar Anggota, Pemerintah, Swasta
dan Masyarakat dalam melaksanakan Otonomi Daerah / Desentralisasi
2. Mengembangkan anggota sesuai dengan tujuan organisasi
3. Menggerakan pembangunan Nasional yang Berwawasan Kesehatan
Organisasi ADINKES ini berfungsi sebagai :
1. Wadah Pembinaan dan Pengembangan Dinas Kesehatan selaku
penanggungjawab pelaksanaan urusan pemerintahan bidang kesehatan di
Daerah
2. Wadah peran serta anggota dan organisasi dalam mensukseskan
pembangunan nasional bidang kesehatan
2
3. Sarana komunikasi dan kerjasama antar anggota dan organisasi lainnya,
serta berupaya membangun harmonisasi hubungan antara Pemerintah Pusat
dan Pemerintahan Daerah
Keterlibatan ADINKES dalam Menyiapkan Materi Lampiran UU No. 23
Tahun 2014, Peraturan Pemerintah dan Peraturan Menteri Kesehatan
sebagai Turunan UU tersebut dalam Bidang Kesehatan terkait dengan
Penguatan Sistem Kesehatan
Sebagai negara yang mengamban amanah mensejahterakan rakyatnya
sebagaimana diatur didalam konstitusi negara, pemerintah (eksekutif) menjadi
ujung tombak dalam melaksanakan amanah konstitusi itu. Negara Indonesia
merupakan Negara Kesatuan yang mempunyai tata pemerintahan secara berjenjang
yaitu pemerintah (pusat), Provinsi dan Kabupaten/Kota. Dala m rangka
mensejahterakan masyarakat itu telah diatur sistem pemerintahan antara pusat dan
Pemerintahan Daerah serta keserasian hubungan antar keduanya. Secara spesifik
pemerintahan daerah diatur melalui Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah. Dalam undang-undang ini diatur mekanisme penyelenggaraan
pemerintahan daerah dalam rangka mensejahterakan masyarakat.
Posisi ADINKES sesuai makalah Prof. Djohermansyah Djohan, MA. Direktur Jenderal Otonomi Daerah,
Kementerian Dalam Negeri pada RAKERNAS ADINKES 2012
Dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dilakukan berdasarkan
urusan-urusan. Kesehatan menurut Pasal 12 ayat (1) UU No. 23 tahun 2014
termasuk dalam 6 (enam) bidang sebagai urusan wajib yang terkait dengan
pelayanan dasar yang keberadaan harus selalu ada dan tidak dapat digabung
dengan SKPD lain dan Pemerintahan Daerah wajib memprioritaskan pelaksanaan
Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar. Pelaksanaan
Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar berpedoman
3
pada standar pelayanan minimal (SPM) yang ditetapkan Pemerintah Pusat. SPM
dilaksanakan secara bertahap dengan mempertimbangkan kapasitas keuangan
daerah, kapasitas pegawai, dan ketersediaan sarana dan prasarana
Hal baru dalam UU No. 23 Tahun 2014 adalah Pembagian urusan antara
pemerintah, pemerintahan daerah provinsi dan pemerintahan daerah
kabupaten/kota, termasuk Bidang Kesehatan yang tertuang dalam Butir B Lampiran
UU No. 23 tahun 2014 yang sebelumnya di atur dalam PP No. 38 Tahun 2007.
ADINKES melaksanakan kegiatan sesuai rekomendasi Sekretaris Jenderal,
Kementerian Kesehatan melalui surat No. HK 04.04/IV/780/2013 tanggal 9 April
2013 yaitu membantu mempersiapkan 8 (delapan) prioritas kegiatan Kementerian
Kesehatan, namun belum semua rekomendasi kementerian kesehatan tersebut
dapat dilaksanakan oleh ADINKES oleh karena berbagai sebab. Namun ADINKES
telah berhasil menyelesaikan rancangan Lampiran UU Pemerintah daerah
tentang Pembagian Urusan antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintahan Daerah
provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota dan Pasal 211 ayat (2) yang
memperkuat peran Kementerian /LNK yang sekarang telah menjadi Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014. Walaupun pada rekomendasi Sekretaris Jenderal tersebut
draft Lampiran revisi UU No. 32 Tahun 2004 tidak termasuk dalam rekomendasi
Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan, namun Butir B Lampiran UU No. 23
Tahun 2014 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah Pusat
dengan Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota
adalah kontribusi utuh ADINKES melalui kegiatan AIPHSS-AusAID/DFAT.
Usulan ADINKES setelah beberapa kali di presentasikan oleh ADINKES dalam
Rapat Koordinasi Pimpinan (RAKORPIM) yang di pimpin langsung oleh Ibu Menteri
Kesehatan yang selanjutnya menjadi Butir B Lampiran UU No. 23 Tahun 2014, yaitu
sebagai berikut :
NO SUB URUSAN PEMERINTAH PUSAT DAERAH PROVINSI
DAERAH
KABUPATEN/KOTA
1 2 3 4 5
1. Upaya
Kesehatan
a. Pengelolaan Upaya
Kesehatan Perorangan
(UKP) Rujukan
Nasional/Lintas Provinsi
a. Pengelolaan UKP
Rujukan tingkat
Provinsi/Lintas
Kabupaten/Kota
a. Pengelolaan UKP
Primer dan Rujukan
tingkat
Kabupaten/Kota
b. Pengelolaan Upaya
Kesehatan Masyarakat
(UKM) Nasional dan
Rujukan Nasional/Lintas
Provinsi
b. Pengelolaan UKM
Provinsi dan Rujukan
tingkat
Provinsi/Lintas
Kabupaten/Kota
b. Pengelolaan UKM
Kabupaten/Kota da
Rujukan tingkar
Kabupaten/Kota
c. Penyelenggaraan
registrasi, akreditasi,
standarisasi Fasilitas
Pelayanan Kesehatan
Publik dan Privat
c. ------- c. -------
d. Penetapan Kelas RS
Kelas A dan B serta
Penetapan Strata
d. Penetapan Kelas RS
Kelas C dan D serta
Penetapan Strata
d. Penetapan Strata
Fasilitas Pelayanan
Kesehatan tingkat
4
NO SUB URUSAN PEMERINTAH PUSAT DAERAH PROVINSI
DAERAH
KABUPATEN/KOTA
1 2 3 4 5
Fasilitas Pelayanan
Kesehatan tingkat
Nasional
Fasilitas Pelayanan
Kesehatan tingkat
Provinsi.
Kabupaten/ Kota
e. Penerbitan izin Rumas
Sakit Kelas A, dan
Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Penanaman
Modal Asing (PMA) serta
Fasilitas Pelayanan
Kesehatan tingkat
Nasional
e. Penerbitan izin
Rumah Sakit Kelas B
Serta Fasilitas
Pelayanan Kesehatan
tingkat Provinsi
e. Penerbitan izin
Rumah Sakit Kelas C
dan D, serta Fasilitas
Pelayanan Kesehatan
tingkat Kabupaten/
Kota
2. Sumber Daya
Manusia
Kesehatan
a. Penetapan standardisasi
dan registrasi Tenaga
Kesehatan Indonesia,
Tenaga Kesehatan-
Warga Negara Asing
(TK-WNA), serta
Penerbitan
Rekomendasi
pengesahan Rencana
Pengunaan Tenaga Kerja
Asing (RPTKA) dan izin
Mempekerjakan Tenaga
Asing (IMTA)
a. ------- a. Penerbitan izin
praktik dan izin
kerja Tenaga
Kesehatan
b. Penetapan penempatan
Dokter Spesialis dan
dokter gigi spesialis
sesuai dengan
kebutuhan dan
kemampuan
b. Penetapan
penempatan Dokter
Spesialis, Dokter Gigi
Spesialis, Dokter,
Dokter Gigi dan
Apoteker serta tenaga
kesehatan lainnya di
Fasilitas Pelayanan
Kesehatan milik
Pemerintah Daerah
Provinsi
b. Penetapan
penempatan Dokter
Spesialis, Dokter Gigi
Spesialis, Dokter,
Dokter Gigi dan
Apoteker serta
tenaga kesehatan
lainnya di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan
milik Pemerintah
Daerah Kabupaten/
Kota
c. Penetapan standar
kompetensi teknis dan
sertifikasi pelaksana
urusan pemerintahan
bidang kesehatan
c. ------- c. -------
d. Penetapan standar
pengembangan
kapasitas SDM
Kesehatan
d. ------- d. -------
5
NO SUB URUSAN PEMERINTAH PUSAT DAERAH PROVINSI
DAERAH
KABUPATEN/KOTA
1 2 3 4 5
e. Perencanaan dan
pengembangan SDM
Kesehatan untuk UKM
dan UKP Nasional
e. Perencanaan dan
pengembangan SDM
Kesehatan untuk UKM
dan UKP Provinsi
e. Perencanaan dan
pengembangan SDM
Kesehatan untuk
UKM dan UKP
Kabupaten/Kota
3. Sediaan
Farmasi, Alat
Kesehatan dan
Makanan-
Minuman
a. Penyediaan obat, vaksin,
alat kesehatan dan
suplemen kesehatan
program Nasional
a. ------- a. -------
b. Pengawasan
ketersediaan,
pemerataan dan
keterjangkauan obat dan
alat kesehatan
b. ------- b. -------
c. Pembinaan dan
pengawasan Industri,
sarana produksi dan
sarana distribusi sediaan
farmasi, obat tradisional,
alat kesehatan dan
Perbekalan Kesehatan
Rumah Tangga (PKRT),
bahan baku obat, bahan
baku alam yang terkait
dengan kesehatan
c.1. Penerbitan izinCabang
Perusahaan Besar Farmasi
(PBF) dan cabang
Penyalur
Alat Kesehatan (PAK)
c.1. Penerbitan izin Apotik,
Toko Obat, Toko Alat
Kesehatan dan Optikal
c.2. Penerbitan izin Usaha
Kecil Obat Tradisional
(UKOT)
c.2. Penerbitan Izin Usaha
Mikro Obat Tradisional
(UMOT)
d. Pengawasan pre-market
obat, obat tradisional,
kosmentika, alat
kesehatan, dan
makanan-minuman
d. ------- d.1. Penerbitan sertifikat
produksi alat kesehatan
kelas I tertentu dan
PKRT kelas I tertentu
perusahaan rumah
tangga
d.2. Penerbitan izin makanan
dan minuman pada
industri rumah tangga
e. Pengawasan pre-market
obat, obat tradisional,
kosmetika, alat
kesehatan, Perbekalan
Kesehatan Rumah
Tangga (PKRT) dan
makanan-minuman
e. ------- e. -------
f. Pengawasan pre-market
obat, obat tradisional,
kosmetika, alat
kesehatan, Perbekalan
Kesehatan Rumah
f. ------- f. Pengawasan post-
market produk
makanan-minuman
industri rumah
tangga
6
NO SUB URUSAN PEMERINTAH PUSAT DAERAH PROVINSI
DAERAH
KABUPATEN/KOTA
1 2 3 4 5
Tangga (PKRT) dan
makanan-minuman
4. Pemberdayaan
Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat
bidang kesehatan melalui tokoh
nasional dan internasional,
kelompok masyarakat, organisasi
swadaya masyarakat serta dunia
usaha tingkat nasional dan
internasional
Pemberdayaan masyarakat
bidang kesehatan melalui
tokoh Provinsi, kelompok
masyarakat, organisasi
swadaya masyarakat dan
dunia usaha tingkat Provinsi
Pemberdayaan masyarakat
bidang kesehatan melalui
tokoh Kabuaten/Kota,
kelompok masyarakat,
organisasi swadaya
masyarakat dan dunia usaha
tingkat Kabupaten/ Kota
Paralel dengan revisi dengan revisi UU No. 32 tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah dan seluruh Peraturan Pemerintah turunannya serta secara
teknis wajib ditindaklanjuti dengan Peraturan Menteri Kesehatan. Untuk hal tersebut,
dengan dukungan dana dari DFAT dalam kerangka kegiatan AIPHSS, Asosiasi Dinas
Kesehatan Seluruh Indonesia (ADINKES) sesuai rekomendasi Sekretaris
Jenderal Kementerian Kesehatan No. HK 04.04/IV/780/2013 tanggal 9
April 2013 membantu mempersiapkan berbagai rancangan Peraturan Pemerintah
terkait dengan Bidang Kesehatan dan Peraturan Menteri Kesehatan sesuai amanat
UU tentang Pemda dan PP turunannya. Selanjutnya, melalui Biro Perencanaan dan
Anggaran Kementerian Kesehatan serta dukungan pembiayaan dari AIPHSS –
AusAID/DFAT, Asosiasi Dinas Kesehatan Seluruh Indonesia (ADINKES) telah
berhasil menyusun berbagai regulasi sesuai rekomendasi Kementerian Kesehatan,
sebagai berikut :
a) Draft Pembagian Urusan antara Pemerintah dengan Pemerintahan Daerah
Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten Kota pada Lampiran revisi Undang-
Undang No. 32 Tahun 2004 (tidak tertuang dalam Rekomendasi Kementerian
Kesehatan)
b) Draft Revisi Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
antara Pemerintah dengan Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan
Daerah Kabupaten Kota bidang kesehatan
c) Draft Revisi Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah yaitu Penambahan Pasal tentang Kewenangan
Kementerian/Lembaga Non Kementerian terhadap Pengaturan Teknis Organisasi
Perangkat Daerah [Pasal 211 ayat (2)]
d) Draft Revisi Peraturan Menteri Kesehatan No. 741 Tahun 2007 tentang Indikator
Standar Pelayanan Minimal Pemerintahan Kabupaten/Kota Bidang Kesehatan
e) Draft Revisi Keputusan Menteri Kesehatan No. 922 Tahun 2008 tentang Petunjuk
Teknis Pembagian Urusan antara Pemerintah dengan Pemerintahan Daerah
Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten Kota bidang kesehatan
f) Draft Revisi Keputusan Menteri Kesehatan No. 828 Tahun 2008 tentang Petunjuk
Teknis Standar Pelayanan Minimal Pemerintahan Kabupaten Kota bidang
kesehatan
7
g) Draft Revisi Keputusan Menteri Kesehatan No. 317 Tahun 2009 tentang Petunjuk
Teknis Pembiayaan Standar Pelayanan Minimal Pemerintahan Kabupaten Kota
bidang kesehatan
h) Mengembangkan Draft Kurikulum Kompetensi Teknis Pelaksanan Urusan Bidang
Kesehatan di Daerah dan jajaran dibawahnya
i) Draft Revisi Keputusan Menteri Kesehatan No.267 Tahun 2008 tentang Petunjuk
Teknis Organisasi Dinas Daerah
j) Draft Revisi Keputusan Menteri Kesehatan No.128 Tahun 2004 tentang Kebijakan
Dasar Puskesmas. Kegiatan ini telah selesai dengan terbitnya Peraturan Menteri
Kesehatan No. 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas.
k) Mengembangkan Draft Pola Peraturan Bupati/Peraturan Walikota Penetapan
Puskesmas sebagai PPK BLUD Puskesmas dan Standar Pelayanan di Puskesmas
Selanjutnya kegiatan tersebut diatas di uraikan sebagai berikut :
A. Draft Pedoman Teknis Pembagian Urusan Pemerintahan Bidang
Kesehatan antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintahan Daerah
Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota.
Upaya kesehatan diutamakan pada berbagai upaya yang mempunyai daya ungkit
tinggi dalam pencapaian sasaran pembangunan kesehatan utamanya penduduk
rentan, antara lain: ibu, bayi, anak, manusia usia lanjut, dan masyarakat miskin.
Pelayanan kesehatan meliputi peningkatan, pencegahan, pengobatan, dan
pemulihan, baik pelayanan kesehatan konvensional maupun pelayanan kesehatan
tradisional, alternatif dan komplementer melalui pendidikan dan pelatihan dengan
selalu mengutamakan keamanan, kualitas, dan bermanfaat.
Sumber daya upaya kesehatan terdiri dari sumber daya manusia kesehatan,
fasilitas kesehatan, pembiayaan, sarana dan prasarana, termasuk, sediaan farmasi
dan alat kesehatan, serta manajemen, informasi, dan regulasi kesehatan yang
memadai guna terselenggaranya upaya kesehatan. Fasilitas kesehatan
menyelenggarakan keseluruhan upaya kesehatan secara tidak langsung untuk
mendukung penyelenggaran upaya kesehatan langsung.
Fasilitas pelayanan kesehatan merupakan alat dan/atau tempat yang digunakan
untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan, baik peningkatan, pencegahan,
pengobatan, maupun pemulihan yang dilakukan oleh pemerintah dan/atau
masyarakat, termasuk swasta. Fasilitas pelayanan kesehatan meliputi fasilitas
pelayanan kesehatan perorangan dan/atau fasilitas pelayanan kesehatan
masyarakat, yang diselenggarakan oleh Pemerintah (termasuk TNI/Polri),
Pemerintah Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota, dan/atau masyarakat yang sifatnya
sesuai dengan kondisi geografis dan kebutuhan masyarakat.
Fasilitas pelayanan kesehatan tersebut meliputi pelayanan kesehatan tingkat
pertama/primer, pelayanan kesehatan tingkat kedua/sekunder dan pelayanan
kesehatan tingkat ketiga/tersier. Ketentuan persyaratan fasilitas pelayanan
kesehatan tersebut ditetapkan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pembagian antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintahan Daerah Provinsi
dan pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut :
8
1.1. SUB BIDANG UPAYA KESEHATAN PERORANGAN
1.1.1. Pemerintah
Pusat
: Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Rujukan
Nasional/Lintas Provinsi
Provinsi : Penyelengaraan UKP Rujukan tingkat Provinsi/Lintas
Kabupaten/Kota
Kabupaten/Kota : Penyelenggaraan UKP Primer dan Rujukan tingkat
Kabupaten/Kota
1.2. SUB-SUB BIDANG UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT
1.2.1. Pemerintah
Pusat
: Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Rujukan
Nasional/Lintas Provinsi
Provinsi : Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat
Rujukan Nasional/Lintas Provinsi
Kabupaten/Kota : Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakar
Primer dan Rujukan tingkat Kabupaten/Kota
1.3. SUB-SUB BIDANG FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
1.3.1. Pemerintah
Pusat
: Penyelenggaraan Registrasi, Akreditasi, Standardisasi
Rumah Sakit Publik dan Privat
Provinsi : -
Kabupaten/Kota : -
1.3.2. Pemerintah
Pusat
: Penetapan dan penerbitan Izin Rumah Sakit Kelas A
publik dan privat serta Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Modal Asing (PMA)
Provinsi : Penetapan dan penerbitan Izin Rumah Sakit Kelas B
Publik dan Privat
Kabupaten/Kota : Penetapan dan penerbitan Izin Rumah Sakit Kelas C
dan D, serta Fasilitas Pelayanan Kesehatan Dasar
Publik dan Privat
2. SUB BIDANG PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN
Pemerintah
Pusat
: 1. Pengelolaan dan penyelenggaraan penelitian yang
meliputi agenda riset kesehatan nasional/lintas
Provinsi, serta pengelolaan produk penelitian dan
pengembangan kesehatan
2. Pengelolaan produk penelitian dan pengembangan
Kesehatan
3. Pengelolaan jejaring penelitian kesehatan Nasional
dan informasi hasil Litbangkes Nasional
4. Pengelolaan persetujuan etik penelitian kesehatan
dan registry penelitian epidemiologi klinik
5. Pengelolaan persetujuan perjanjian alih materian
(Material Transfer Agreement)
6. Pemberian izin penelitian bidang kesehatan yang
9
berpotensi menimbulkan bahaya bagi kesehatan
manusia, kelestarian fungsi lingkungan, kerukunan
bermasyarakat, keselamatan bangsa, dan berpotensi
merugikan Negara
7. Sertifikasi penelitian kesehatan
8. Akreditasi lembaga penelitian kesehatan
Provinsi : 1. Pengelolaan dan penyelenggaraan penelitianKesehatan
yang meliputi agenda riset kesehatan Provinsi/lintas
Kabupaten/Kota
2. Pelaksanaan Jejaring penelitian kesehatan di tingkat
Provinsi/ lintas Kabupaten/Kota
Kabupaten/Kota : 1. Pengelolaan dan penyelenggaraan penelitian kesehatan
yang meliputi agenda riset kesehatan di
Kabupaten/Kota
2. 2. Koordinasi dan pelaksanaan jejaring penelitian di
Kabupaten/Kota
3. SUB BIDANG PEMBIAYAAN KESEHATAN
3.1. SUB-SUB BIDANG PEMBIAYAAN UPAYA KESEHATAN PERORANGAN (UKP)
Pemerintah
Pusat
: Pembiayaan Penerima Bantuan Iuran (PBI) Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN) sesuai dengan pendataan.
Provinsi : Pembiayaan iuran jaminan kesehatan untuk masyarakat
miskin dan tidak mampu yang tidak tercakup dalam
pendataan JKN di kabupaten/kota tidak mampu
Kabupaten/Kota : Pembayaran iuran jaminan kesehatan untuk masyarakat
miskin dan tidak mampu yang tidak tercakup dalam
pendataan JKN
3.2. SUB SUB BIDANG PEMBIAYAAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT (UKM)
Pemerintah
Pusat
: 1. Pembiayaan kegiatan UKM Lintas Provinsi
2. Pembiayaan Pemberdayaan masyarakat bidang
kesehatan melalui kelompok dan organisasi masyarakat
pada tingkat Nasional
Provinsi : 1. Pembiayaan kegiatan UKM Lintas Provinsi
2. Pembiayaan UKM dan Pemberdayaan masyarakat
bidang kesehatan melalui kelompok dan organisasi
masyarakat pada tingkat Provinsi
Kabupaten/Kota : 1. Pembiayaan kegiatan UKM di Kabupaten/Kota
2. Pembiayaan Pemberdayaan masyarakat bidang
kesehatan melalui kelompok, organisasi masyarakat
pada tingkat Kabupaten/Kota perorangan dan
masyarakat luas.
10
4. SUB BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA
4.1. SUB-SUB BIDANG STANDARDISASI, REGISTRASI TENAGA KESEHATAN
DAN REKOMENDASI PENGESAHAN RENCANA PENGGUNAAN TENAGA
KESEHATAN ASING, SERTA IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KESEHATAN
ASING
Pemerintah
Pusat
: Penetapan standardisasi Tenaga Kesehatan Indonesia,
standardisasi, Registrasi Tenaga Kesehatan-Warga
Negara Asing (TK-WNA), serta Penerbitan Rekomendasi
pengesahan Rencana penggunaan Tenaga Kerja Asing
(RPTKA) dan Izin Mempekerjakan Tenaga Asing (IMTA).
Provinsi : Penyelenggaraan registrasi Tenaga Kesehatan Indonesia
Kabupaten/Kota : Penerbitan izin praktik dan Izin kerja Tenaga Kesehatan
4.2. SUB SUB BIDANG FASILITASI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
TERPENCIL, SANGAT TERPENCIL DAN TIDAK DIMINATI
Pemerintah
Pusat
: Fasilitasi pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan Terpencil,
Sangat Terpencil dan Tidak Diminati melalui
Penempatan Dokter, Dokter Gigi, Tenaga Kefarmasian,
Tenaga Kesehatan Masyarakat, Tenaga Gizi, Dan
Tenaga Keteknisian Medis.
Provinsi : -
Kabupaten/Kota : -
4.3. SUB-SUB BIDANG STANDAR KOMPETENSI TEKNIS DAN SERTIFIKASI
PELAKSANA URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KESEHATAN
Pemerintah
Pusat
: Penetapan standar kompetensi teknis dan sertifikasi
pelaksana urusan pemerintahan bidang kesehatan
Provinsi : -
Kabupaten/Kota : -
5. SUB BIDANG SEDIAAN FARMASI, ALAT KESEHATAN DAN MAKANAN
MINUMAN
5.1. Pemerintah
Pusat
: Penyediaan obat, vaksin, alat tes diagnostik cepat dan reagen
Program nasional.
Provinsi : -
Kabupaten/Kota : -
5.2. Pemerintah
Pusat
: Pengendalian industri, sarana produksi dan sarana
distribusi sediaan farmasi, bahan baku obat, dan obat
tradisional.
Provinsi : Penerbitan izin Cabang PBF dan cabang penyalur Alat
Kesehatan.
Kabupaten/Kota : Penerbitan izin pendirian Apotik dan Toko Obat
11
5.3 Pemerintah
Pusat
: -
Provinsi : Penerbitan izin produksi, edar dan distribusi Usaha Kecil
Obat Tradisional (UKOT)
Kabupaten/Kota : Penerbitan izin Usaha Mikro Obat Tradisional (UMOT)
5.4 Pemerintah
Pusat
: 1. Pengawasan pre market dan pengawasan produk obat,
obat tradisional,kosmetika, alat kesehatan, dan
makanan minuman
2. Pengawasan produk obat, obat tradisional, kosmetika,
alat kesehatan, dan makanan minuman
Provinsi : -
Kabupaten/Kota : Penerbitan izin makanan dan minuman industri kecil
dan/atau rumah tangga.
6. SUB BIDANG MANAJEMEN, INFORMASI, DAN REGULASI KESEHATAN
6.1 SUB SUB BIDANG SISTEM INFORMASI KESEHATAN
6.1.1 Pemerintah
Pusat
: Pengaturan dan pengurusan standarisasi,pengelolaan,
dan Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan tingkat
Nasional
Provinsi : Pengaturan dan pengurusan pengelolaan, dan
pengembangan Sistem Informasi Kesehatan tingkat
Provinsi
Kabupaten/Kota : Pengaturan dan pengurusan Pengelolaan, dan
Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan tingkat
kabupaten/kota
7. SUB BIDANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Pemerintah
Pusat
: Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan melalui
kelompok dan organisasi masyarakat tingkat Nasional
Provinsi : Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan melalui
kelompok dan organisasi masyarakat pada tingkat
Provinsi
Kabupaten/Kota : Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan melalui
kelompok, organisasi masyarakat pada tingkat
Kabupaten/Kota, perorangan dan masyarakat luas
8. SUB BIDANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Pemerintah
Pusat
: Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan
melalui kelompok dan organisasi masyarakat
tingkat Nasional
Provinsi : Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan
melalui kelompok dan organisasi masyarakat pada
tingkat Provinsi
12
Kabupaten/Kota : Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan
melalui kelompok, organisasi masyarakat pada
tingkat Kabupaten/Kota, perorangan dan
masyarakat luas
B. Draft Pedoman Teknis Organisasi Perangkat Daerah Bidang Kesehatan
Organisasi atau kelembagaan merupakan elemen penting dalam
penyelenggaraan urusan pemerintahan. Untuk hal tersebut ADINKES berperan
penting dalam lahirnya Pasal 211 ayat (2) UU No. 23 Tahun 2014 tentang
Nomenklatur Perangkat daerah dan Unit Kerja pada Perangkat Daerah yang
melaksanakan Urusan pemerintahan dibuat dengan memperhatikan pedoman dari
Kementerian/LPNK yang membidangi Urusan Pemerintahan tersebut. Disamping itu,
ADINKES juga telah selesai rancangan Permenkes tentang Pedoman Teknis
organisasi perangkat daerah bidang kesehatan. Pedoman Teknis organisasi
perangkat daerah bidang kesehatan menjadi panduan dalam penataan kelembagaan
kesehatan di daerah ke depan. Dalam Pedoman Teknis organisasi perangkat daerah
bidang kesehatan akan diatur secara lebih kongkrit hal-hal mengenai ;
pembentukan, kedudukan, tugas, fungsi, susunan organisasi dan tata hubungan
kerja Dinas kesehatan di Provinsi, Kabupaten dan Kota, Rumah Sakit Daerah
Provinsi, Kabupaten dan Kota serta penataan kelembagaan Pusat Kesehatan
Masyarakat (Puskesmas) sebagai Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD).
Pedoman Teknis tersebut, juga akan mempertegas upaya deeselonisasi pada
kelembagaan Rumah Sakit Daerah dan Puskesmas dengan memperkuat jabatan
fungsional, serta memberikan acuan lembaga tersebut menjadi badan layanan
umum daerah (BLUD). Pengorganisasian pelaksanaan urusan kesehatan pada daerah
provinsi, kabupaten/kota dalam peraturan ini diwadahi dalam bentuk Dinas Daerah,
Rumah Sakit Daerah dan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas).
Dinas Kesehatan Provinsi
Pembentukan: Dinas Kesehatan diatur dalam Peraturan daerah Provinsi, dengan
berpedoman pada peraturan pemerintah tentang organisasi perangkat daerah.
Kedudukan: Dinas Kesehatan merupakan unsur pelaksana otonomi daerah; Dinas
Kesehatan dipimpin oleh Kepala Dinas; Kepala dinas berkedudukan di bawah dan
bertanggung jawab kepada Gubernur Kepala Daerah, melalui sekretaris daerah.
Tugas: Dinas Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan
daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.
Fungsi: perumusan kebijakan teknis di bidang kesehatan; penyelenggaraan urusan
pemerintahan dan pelayanan umum di bidang kesehatan; pembinaan dan
pelaksanaan tugas di bidang kesehatan; dan pelaksanaan tugas lain yang diberikan
oleh gubernur sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Susunan Organisasi: Susunan organisasi Dinas Kesehatan pada Pemerintah
Daerah Provinsi sesuai Pasal 217 UU No. 23 tahun 2014 dibagi kedalam 3 (tiga) tipe
yaitu tipe A, tipe B dan tipe C, sesuai beban kerjanya.
13
Kriteria/kalisifikasi: Tipologi Dinas Kesehatan pada Pemerintah Daerah Provinsi
didasarkan atas penilaian beberapa variabel ,meliputi : Jumlah Penduduk; Cakupan
Wilayah Kerja, terdiri atas : jumlah kabupaten/kota; jumlah tenaga kesehatan;
sarana dan prasarana kesehatan yang menjadi kewenangan Provinsi; dan jumlah
usaha kecil obat tradisional, cabang pedagang besar farmasi dan penyalur alat
kesehatan; Besaran APBD untuk urusan kesehatan.
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Pembentukan: Dinas Kesehatan diatur dalam Peraturan daerah Kabupaten/Kota,
dengan berpedoman pada peraturan pemerintah tentang organisasi perangkat
daerah.
Kedudukan: Dinas Kesehatan merupakan unsur pelaksana otonomi daerah; Dinas
Kesehatan dipimpin oleh kepala dinas; Kepala dinas berkedudukan di bawah
danbertanggung jawab kepada Bupati/Walikota melalui sekretaris daerah.
Tugas: Dinas Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan
daerah dibidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.
Fungsi: perumusan kebijakan teknis di bidang kesehatan; penyelenggaraan urusan
pemerintahan danpelayanan umum di bidang kesehatan; pembinaan dan
pelaksanaan tugas di bidang kesehatan; dan pelaksanaan tugas lain yang diberikan
oleh gubernur sesuai dengan tugas danfungsinya.
Susunan Organisasi: Susunan organisasi Dinas Kesehatan pada Pemerintah
Daerah kabupaten/Kota sesuai Pasal 217 UU No. 23 tahun 2014dibagi kedalam 3
(tiga) tipe yaitu tipe A, tipe B, dan tipe C, sesuai beban tugasnya.
Kriteria/kalisifikasi: Tipologi Dinas Kesehatan pada Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota didasarkan atas penilaian beberapa variabel,meliputi: Jumlah
Penduduk, Cakupan wilayah kerja,terdiri atas : jumlah Kecamatan; jumlah tenaga
kesehatan; jumlah Puskesmas; sarana dan prasarana kesehatan yang menjadi
kewenangan Kabupaten/Kota; Besaran APBD untuk urusan kesehatan.
Rumah Sakit Daerah Provinsi
Pembentukan: Rumah Sakit Daerah Provinsi diatur dalam Peraturan Daerah
Provinsi, berdasarkan peraturan peundangan-undangan.
Kedudukan: Rumah Sakit Daerah merupakan unsur pelaksana pemberian
pelayanan kesehatan perorangan di daerah; Rumah sakit daerah provinsi dipimpin
oleh seorang Direktur dalam jabatan non struktural;
Tugas: Rumah Sakit Daerah Provinsi mempunyai tugas memberikan
pelayanankesehatan perorangan secara paripurna di Provinsi.
Fungsi: penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai
dengan standarpelayanan rumah sakit; pemeliharaan dan peningkatan
kesehatanperorangan melalui pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua
dan ketiga sesuai kebutuhan medis; penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan
sumberdaya manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian
14
pelayanan kesehatan; dan penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta
penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan
kesehatan denganmemperhatikan etika ilmu pengetahuan bidangkesehatan.
Susunan Organisasi: Susunan organisasi rumah Sakit Daerah provinsi tipe B,
terdiri dari paling banyak 3 (tiga) wakil direktur dalam jabatan non struktural, kecuali
Wakil Direktur yang membidangi administrasi membawahkan paling banyak 3 (tiga)
Subbagian. Selain yang membidangi administrasi membawahkan Instalasi dan
Kelompok Jabatan Fungsional; Instalasi membawahkan Unit Pelaksana Fungsional;
Unit Pelaksana Fungsional dipimpin oleh seorang Kepala yang diangkat dari tenaga
fungsional senior di bidangnya. Bagi Provinsi yang sejak berlakunya peraturan ini
sudah memiliki RS Tipe A, dinyatakan tetap berlaku. Rumah Sakit Daerah Provinsi
diarahkan menjadi Badan Layanan Umum Daerah yang penetapannya diatur dalam
Peraturan Gubernur. Bagi Rumah Sakit Daerah Provinsi yang ditetapkan menjadi
Badan Layanan Umum Daerah, susunan organisasinya dapat mengikuti pola Badan
Layanan Umum Daerah sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Rumah Sakit Daerah Kabupaten/Kota
Pembentukan: Rumah Sakit Daerah Provinsi diatur dalam Peraturan Daerah
Kabupaten/Kota, berdasarkan peraturan peundangan-undangan.
Kedudukan: Rumah Sakit Daerah merupakan unsur pelaksana pemberian
pelayanan kesehatan perorangan di daerah; Rumah sakit daerah kabupaten/kota
dipimpin oleh seorang Direktur dalam jabatan non struktural;
Tugas: Rumah Sakit Daerah Provinsi mempunyai tugas memberikan
pelayanankesehatan perorangan di kabupaten/kota.
Fungsi: penyelenggaraan pelayanan pengobatan danpemulihan kesehatan sesuai
dengan standarpelayanan rumah sakit; pemeliharaan dan peningkatan
kesehatanperorangan melalui pelayanan kesehatan yangparipurna tingkat kedua dan
ketiga sesuaikebutuhan medis; penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan
sumberdaya manusia dalam rangka peningkatankemampuan dalam pemberian
pelayanan kesehatan; dan penyelenggaraan penelitian dan pengembangan
sertapenapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangkapeningkatan pelayanan
kesehatan denganmemperhatikan etika ilmu pengetahuan bidangkesehatan.
Susunan Organisasi: Susunan organisasi rumah Sakit Daerah Kabupaten/Kota
dibagi ke dalam 2 (dua) tipe yaitu tipe C dan tipe D; Susunan organisasi rumah Sakit
Daerah Kabupaten/Kota tipe C, terdiri dari paling banyak 3 (tiga) wakil direktur
dalam jabatan non struktural, kecuali Wakil Direktur yang membidangi administrasi
membawahkan paling banyak 2 (dua) Subbagian. Selain yang membidangi
administrasi membawahkan Instalasi dan Kelompok Jabatan Fungsional; Susunan
organisasi rumah Sakit Daerah Kabupaten/Kota tipe D, paling banyak 3 (tiga) wakil
direktur dalam jabatan non struktural, kecuali Wakil Direktur yang membidangi
administrasi. Selain yang membidangi administrasi membawahkan Instalasi dan
Kelompok Jabatan Fungsional; Instalasi membawahkan Unit Pelaksana Fungsional;
Unit Pelaksana Fungsional dipimpin oleh seorang Kepala yang diangkat dari tenaga
fungsional senior di bidangnya. Bagi kabupaten/Kota yang sejak berlakunya
peraturan ini sudah memiliki Rumah Sakit Tipe B, dinyatakan tetap berlaku. Rumah
15
Sakit Daerah Kabupaten/Kota diarahkan menjadi Badan Layanan Umum Daerah yang
penetapannya diatur dalam Peraturan Bupati/Walikota. Bagi Rumah Sakit Daerah
Kabupaten/Kota yang ditetapkan menjadi Badan Layanan Umum Daerah, susunan
organisasinya dapat mengikuti pola Badan Layanan Umum Daerah sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Bagi Pejabat struktural, tetap memperoleh hak-
hak keuangannya sampai ditetapkannya menjadi Pejabat fungsional.
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)
Pembentukan: Puskesmas dibentuk dengan Peraturan Daerah; Pada prinsipnya,
setiap Kecamatan dibentuk 1 (satu) Puskesmas, apabila beban kerjanya dinilai
cukup besar maka dalam 1 ( satu ) Kecamatan dapat dibentuk lebih dari 1 (satu)
Puskesmas.
Kedudukan: Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan, dipimpin
oleh seorang kepala dalam jabatan non struktural, yang berada di bawah dan
bertanggung jawab langsung kepada Kepala Dinas Kabupaten/Kota.
Tugas: Puskesmas mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian urusan dinas
kab/kota di bidang upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan
perorangan (UKP).
Fungsi: Untuk melaksanakan tugas pokok , Puskesmas menyelenggarakan fungsi :
pelaksanaan pelayanan kesehatan masyarakat primer; pemberdayakan masyarakat
di bidang kesehatan; pelaksanaan kesehatan perorangan primer; pelaksanaan
kordinasi fasilitas kesehatan perorangan primer; pengelolaan data kesehatan
masyarakat primer, data pemberdayaan masyarakat, dan data kesehatan
perorangan primer; peningkatan kapasitas tenaga kesehatan strata pertama.
Susunan Organisasi: Susunan organisasi Puskesmas terdiri atas: Kepala (Non
Struktural); Subbagian Tata Usaha (eselon IV.b); dan Para Penanggung jawab
fungsional; Kelompok Jabatan Fungsional.
Puskesmas dapat diarahkan menjadi Badan Layanan Umum Daerah yang
penetapannya diatur dalam Peraturan Bupati/Walikota.
Bagi Kepala Puskesmas yang sudah ditetapkan sebagai pejabat struktural,tetap
menerima hak-hak keuangannya sampai dialihkan menjadi pejabat fungsioal.
Tata Kerja
Dalam melaksanakan tugas setiap pimpinan satuan organisasi wajib
menerapkan koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi baik dalam lingkungan masing-
masing maupun dengan instansi lain sesuai bidang tugas masing-masing.
Setiap pimpinan satuan organisasi, wajib mengawasi bawahan, dan apabila terjadi
penyimpangan wajib mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku serta bertanggung jawab memimpin
dan mengoordinasikan bawahannya dan memberikan bimbingan serta petunjuk bagi
pelaksanaan tugas bawahan. Disamping itu, setiap pimpinan satuan organisasi, wajib
mengikuti dan mematuhi prosedur kerja dan bertanggung jawab kepada atasan
serta menyampaikan laporan secara berkala tepat pada waktunya serta wajib
menyusun petunjuk teknis dan prosedur tetap sebagai acuan kerja bawahan,
sehingga setiap bawahan mengetahui dengan pasti pekerjaan yang akan dikerjakan
dan kepada siapa harus dipertanggungjawabkan. Dan lain sebagainya.
16
Dalam melaksanakan tugasnya setiap pimpinan satuan organisasi, dibantu oleh
kepala satuan organisasi di bawahnya dan dalam rangka pemberian bimbingan dan
pembinaan kepada bawahan masing-masing wajib mengadakan rapat berkala.
Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan tentang Pedoman teknis organisasi
perangkat daerah bidang kesehatan telah disiapkan oleh ADINKES dan
dipresentasikan dalam beberapa kali di Rakorpim yang dipimpin oleh Ibu Menteri
Kesehatan
Tata Hubungan Kerja
Disamping tatakerja ADINKES juga menyiapkan bagaimana tata hubungan kerja yang
selama ini belum pernah di rumuskan, baik oleh Kementerian Kesehatan maupun Oleh
Kementerian Dalam Negeri. Tata Hubungan Kerja ini penting karena mengatur tata hubungan
kerja antar unit organisasi pelaksanaan urusan kesehatan pada pemerintah daerah yaitu
Dinas, Rumah Sakit, Puskesmas dan instansi terkait lainnya.
C. Standar Pelayanan Minimal bidang Kesehatan
Standar Pelayanan Minimal (SPM) merupakan salah satu cara yang ditempuh
untuk mendorong pemerintah daerah melakukan pelayanan publik yang tepat bagi
masyarakat, dan sekaligus mendorong masyarakat untuk melakukan kontrol
terhadap kinerja pemerintah di bidang pelayanan publik bidang kesehatan.
SPM dianggap sebagai tindakan yang logis bagi Pemerintah Daerah karena
beberapa alasan. Pertama, didasarkan kemampuan daerahnya masing-masing, maka
sulit bagi Pemerintah Daerah untuk melaksanakan semua kewenangan/fungsi yang
ada. Keterbatasan dana, sumber daya aparatur, kelengkapan, dan faktor lainnya
membuat Pemerintah Daerah harus mampu menentukan jenis-jenis pelayanan yang
minimal harus disediakan bagi masyarakat. Kedua, dengan munculnya SPM
memungkinkan bagi Pemerintah Daerah untuk melakukan kegiatannya secara “lebih
terukur”. Ketiga, dengan SPM yang disertai tolok ukur pencapaian kinerja yang logis
dan riil akan memudahkan bagi masyarakat untuk memantau kinerja aparatnya,
sebagai salah satu unsur terciptanya penyelenggaraan pemerintahan yang baik.
Penyelenggaraan pemerintahan yang baik merupakan issue yang paling mengemuka
dalam pengelolaan administrasi publik dewasa ini.
Bagi warga, keberadaan SPM juga amat penting karena SPM menjelaskan hak-
hak dasar warga yang harus dipenuhi oleh daerah. Pemahaman terhadap hak-hak
warga terhadap pelayanan PRB amat penting bagi mereka untuk dapat memastikan
apakah pemerintah telah memenuhi tanggungjawab konstitusional kepada
warganya, khususnya dalam bidang kesehatan. SPM karenanya dapat menjadi
instrumen kontrol yang efektif terhadap jalannya penyelenggaraan pemerintahan
daerah. Secara prinsip, warga memerlukan instrumen untuk mengecek apakah
agennya (pemerintah) telah melaksanakan tugasnya dengan baik atau sebaliknya.
SPM karenanya dapat menjadi instrumen bagi warga dan penduduk untuk
mengaktualisasikan perannya sebagai warga negara yang berdaulat dan menjadi alat
ukur bagi mereka untuk menilai kinerja dari pemerintahnya.
17
Indikator SPM 2014-2019
Indikator SPM Kabupaten/Kota meliputi:
Promosi Kesehatan terdiri dari:
1. Promosi Kesehatan Untuk Siswa Pendidikan Dasar;
2. Promosi Kesehatan Untuk Masyarakat Di Puskesmas dan Jaringannya;
3. Promosi untuk Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan Oleh
Puskesmas dan Jaringannya
Skrining dan Pelayanan Kesehatan berdasar Daur Kehidupan terdiri dari:
1. Paket Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil di Puskesmas dan Jaringannya;
2. Paket Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di Puskesmas dan
Jaringannya;
3. Paket Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir di Puskesmas dan Jaringannya;
4. Paket Pelayanan Kesehatan Balita di Puskesmas dan Jaringannya;
5. Skrining Kesehatan Siswa Pendidikan Dasar;
6. Skrining Kesehatan Penduduk Remaja (Usia 15 - 18 th) Keatas di Puskesmas;
7. Skrining Kesehatan Penduduk Dewasa (19- 59 th) di Puskesmas;
8. Skrining Kesehatan Lansia (Usia 60 th Keatas) di Puskesmas dan RSUD.
Pemeriksaan Penyakit Menular terdiri dari:
1. Pemeriksaan Terduga Tuberkulosis (TB) di Puskesmas dan RSUD;
2. Pemeriksaan Terduga HIV dan AIDS di Puskesmas dan RSUD
Pelayanan Sanitasi Lingkungan terdiri dari:
1. Pelayanan kesehatan lingkungan di Satuan Pendidikan Dasar Formal;
2. Pelayanan kesehatan lingkungan di Pasar Tradisional
3. Respons SKDR yang Dilakukan Dalam Waktu Kurang Dari 24 Jam
Indikator SPM Propinsi meliputi:
Promosi Kesehatan terdiri dari:
1. Promosi Kesehatan Untuk Siswa Pendidikan Menengah;
2. Promosi Kesehatan Dengan Media Massa
Inspeksi sanitasi lingkungan terdiri dari:
Pelayanan kesehatan lingkungan di Satuan Pendidikan Menengah;
Petunjuk Teknis SPM
Setiap indikator dalam SPM Kabupaten/Kota dan SPM Provinsi diuraikan secara rinci
dalam pengertian, definisi operasional, rumus perhitungan kinerja, contoh
perhitungan, target, sumber data, rujukan, sumber daya manusia atau pelaksana.
Pembiayaan SPM
Pembiayaan SPM wajib diprioritaskan dalam penganggaran APBD sebelum
menganggarkan kegiatan lainnya sebagaimana diamanatkan dalam pasal 9 ayat (4)
dan ayat (5) Peraturan Pemerintah Nomor 65 tahun 2005 tentang Standar Pelayanan
18
Minimal serta pasal 26 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah. Sumber pendanaan dalam APBD yang dapat
digunakan untuk membiayai kegiatan pemenuhan SPM dapat berasal dari dana
alokasi umum (DAU), dana bagi hasil atau pendapatan asli daerah.
Dana Alokasi Khusus (DAK) dapat digunakan untuk memenuhi pencapaian
SPM sepanjang sudah disediakan untuk itu. Bagi daerah yang sumber
penerimaannya dari dana DAU, bagi hasil dan PAD terbatas, maka sumber
pendanaan seharusnya dialokasikan melalui Dana Alokasi Khusus (DAK). Mengingat
pemenuhan SPM adalah pemenuhan kebutuhan dasar warga negara untuk
mempertahankan hidup secara layak, maka penganggaran pendanaan SPM wajib
dilakukan baik oleh pemerintah daerah maupun oleh pemerintah pusat melalui
mekanisme pendanaan yang diatur dalam peraturan perundang-undangan yang
salah satunya dapat melalui dana alokasi khusus pencapaian SPM.
Agar SPM bisa dicapai, rencana pencapaian SPM harus dicantum dalam
seluruh dokumen perencanaan daerah yang menjadi landasan bagi daerah dalam
penganggaran. Perencanaan pencapaian SPM wajib dimasukkan kedalam dokumen
rencana pembangunan daerah lima tahunan yaitu RPJMD. RPJMD berisi arak
kebijakan dan program pembangunan setiap daerah dalam lima tahun. Untuk
menjamin pencapaian SPM maka program-program yang terkait dengan pencapaian
SPM wajib dimasukkan ke dalam arah kebijakan dan program pembangunan daerah
tersebut selama lima tahun termasuk target dan pagu indikatif pendanaannya. Selain
dimasukkan ke dalam rencana pembangunan daerah lima tahunan, rencana
pencapaian SPM harus juga dimasukkan ke dalam dokumen rencana strategis setiap
perangkat daerah sesuai dengan bidangnya. Rencana pencapaian SPM bidang
kesehatan wajib dimasukkan ke dalam rencana strategis Dinas Kesehatan
kabupaten, kota atau provinsi yang bersangkutan.
Draft Indikator SPM, Petunjuk Teknis SPM dan Perhitungan Pembiayaan SPM
telah disiapkan oleh ADINKES dan dipresentasikan dalam beberapa kali di Rakorpim
yang dipimpin oleh Ibu Menteri Kesehatan. Disamping itu, ADINKES juga terus
menerus mendampingi Pejabat Eselon I dan II kementerian Kesehatan dalam Sidang
DPOD, baik di tingkat eselon II lintas sektor terkait maupun Tingkat Tim Teknis
DPOD yang di pimpin oleh Dirjen Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri.
D. Kompetensi Teknis Pelaksana Urusan Pemerintahan Daerah Bidang
Kesehatan
Pelaksana Urusan Pemerintahan Bidang Kesehatan Daerah adalah Kepala SKPD
Dinas Kesehatan dan jabatan-jabatan struktural dibawah Kepala Dinas Kesehatan
yang bertugas membantu kepala daerah dalam melaksanakan urusan pemerintahan
daerah bidang kesehatan di provinsi dan kabupaten/kota.
Sebagai pelaksana urusan pemerintahan bidang kesehatan, kepala SKPD dan
jabatan-jabatan struktural dibawah kepala dinas, dituntut memiliki kapasitas atau
kemampuan yang secara teknis dapat digunakan untuk membantu kepala daerah
dalam membuat dan merumuskan kebijakan teknis bidang kesehatan, membuat
perencanan strategik dan program pembangunan kesehatan daerah,
menyelenggarakan pelayanan umum bidang kesehatan di daerah dan melakukan
pembinaan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya di bidang kesehatan di daerah
19
provinsi dan Kabupaten/Kota. Kompetensi Teknis sebagai Pelaksana Urusan
Pemerintahan Bidang Kesehatan diharapkan dapat:
 Merumuskan kebijakan teknis bidang kesehatan
 Melaksanakan urusan pemerintahan bidang kesehatan
 Menyelenggarakan pelayanan publik bidang kesehatan
 Melakukan pembinaan teknis terhadap pemangku kepentingan yang
terkait dalam pembangunan kesehatan
Pengangkatan pegawai atau aparatur sipil negara ke dalam suatu jabatan
struktural pelaksana urusan pemerintahan bidang kesehatan dilakukan setelah
memenuhi persyaratan kualifikasi serta standar kompetensi jabatan yang akan
dipangkunya melalui proses rekruitmen dan seleksi. Sesuai Pasal 233 UU No. 23
Tahun 2014, kompetensi tersebut adalah kompetensi teknis; kompetensi manajerial;
kompetensi sosio-kultural; dan kompetensi pemerintahan.
Kompetensi Teknis Umum bidang kesehatan wajib dimiliki oleh pejabat struktural
yang meliputi kemampuan manajerial, kepemimpinan dan profesionalisme serta
komunikasi, jejaring dan advokasi. Kompetensi Teknis Khusus dibidang kesehatan wajib
dimiliki oleh pejabat struktural agar dapat melaksanakan tugasnya terkait dengan
bidang kesehatan secara professional, efektif dan efisien sebagai pelaksana urusan
pemerintahan bidang kesehatan.
Prosedur
Pelatihan kompetensi teknis pelaksana urusan pemerintahan bidang
kesehatan dilaksanakan oleh lembaga yang di akreditasi sedangkan penerbitan dan
pengesahan sertifikat kelulusan kompetensi teknis pelaksana urusan pemerintahan
bidang kesehatan dilakukan oleh Menteri Kesehatan..
Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan tentang kompetensi teknis pelaksana
urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan yang dilengkapi dengan kurikulum
dan modul pelatihan kompetensi teknis pelaksana urusan pemerintahan daerah
bidang kesehatan telah disiapkan oleh ADINKES dan dipresentasikan dalam
beberapa kali di Rakorpim yang dipimpin oleh Ibu Menteri Kesehatan.
E. Pusat Kesehatan Masyarakat
Pusat Kesehatan Masyarakat, yang selanjutnya disingkat Puskesmas adalah
fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyakarat
dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan
upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Puskesmas sebagai pengelola kesehatan wilayah kecamatan sebenarnya
merupakan konsep lama, namun belum diterjemahkan ke dalam bentuk lembaga
yang secara operasional sesuai dengan dinamika dan tuntutan dan kebutuhan
jaman, khususnya dalam penyelenggaraan pelayanan dasar secara paripurna.
Dalam lingkup Primary Health Care (PHC) sebagai satu sistem kesehatan, maka
puskesmas-puskesmas yang berada di wilayah Kabupaten/kota dengan jejaring
20
pelayanannya, menjadi komponen penyelenggara pelayanan kesehatan tingkat
pertama yang perlu untuk dilakukan penguatan.
Penguatan Puskesmas yang dimaksud adalah suatu bentuk upaya penguatan
(revitalisasi) fungsi-fungsi Puskesmas, baik yang melemah, yang tidak berfungsi lagi,
bahkan yang menyimpang dari konsep dasarnya, dengan melalui peninjauan ulang
atas rincian upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, dalam
upaya mengimplementasikan fungsi-fungsi puskesmas.
Disamping untuk memperkuat fungsi-fungsi Puskesmas, perlu dilakukan
penguatan strategi pencapaian program, mengingat sumberdaya yang tersedia
untuk melaksanakan fungsi-fungsi tersebut sangat terbatas sehingga perlu dilakukan
strategi pelaksanaan program secara terintegrasi di Puskesmas.
Dengan fungsi sebagai penanggung jawab terhadap kesehatan wilayah
kecamatan, maka Puskesmas juga mempunyai peran koordinatif bagi semua
fasilitas kesehatan tingkat pertama milik pemerintah dan masyarakat yang berada di
wilayah kecamatan.
Fasilitas dimaksud adalah fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat tingkat
pertama, fasilitas kesehatan perorangan tingkat pertama, fasilitas produksi dan
distribusi sediaan farmasi, alkes, makanan dan minuman, upaya kesehatan berbasis
masyarakat.
Selain itu, di era BPJS, Puskesmas selain berperan dalam memberikan
pelayanan primer sebagai bagian dari upaya kesehatan perorangan, juga perlu
melakukan koordinasi dalam penyelesaian keluhan/pengaduan dari peserta BPJS
Kesehatan, peserta asuransi kesehatan komersial yang merupakan penduduk di
wilayah tersebut. Keseluruhan fungsi kewilayahan puskesmas ini, memerlukan
perencanaan, anggaran dan dilaksanakan oleh Puskesmas.
Agar Puskesmas sebagai salah satu bentuk fasilitas pelayanan kesehatan
yang dibutuhkan untuk terselenggaranya pelayanan kesehatan yang mudah diakses,
terjangkau dan bermutu dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya, baik dari segi jumlah, jenis maupun bentuk pelayanannya
perlu ditingkatkan kemampuan serta diintegrasikan dan diterpadukan programnya.
Atas dasar latar belakang tersebut diatas, sesuai dengan perannya yang diatur pada
Butir B Lampiran UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dalam
pelaksanaan urusan pemerintahan wajib bidang kesehatan yang diserahkan kepada
daerah, pemerintah pusat dalam hal ini adalah Kementerian Kesehatan perlu
menetapkan norma, standar, prosedur dan kriteria sebagai pedoman dalam
pelaksanaan pembagian urusan melalui peraturan Menteri Kesehatan dan dalam hal
ini tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
Peningkatan Kapasitas Tenaga Kesehatan
Dalam rangka memberikan pelayanan yang optimal perlu adanya peningkatan
kapasitas tenaga kesehatan di Puskesmas. Peningkatan kapasitas tenaga Kesehatan
dapat dilakukan melalui :
21
 Penguatan pelayanan di fasilitas pelayanan kesehatan di Puskesmas, Pustu,
Polindes, Puskesmas keliling.
 Peningkatan akses dan keterjangkauan pelayanan untuk masyarakat,
peningkatan cakupan program dan pemanfaatan pelayanan oleh masyarakat
di Puskesmas.
 Penguatan dalam pengorganisasian kegiatan di fasilitas pelayanan Puskesmas
berdasarkan bukti (evidance based) melalui pelaksanaan manajemen
Puskesmas
 Penguatan dalam penjaminan kualitas (quality assurance) pelayanan
kesehatan di Puskesmas.
 Penguatan dalam pemberdayaan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas.
 Penguatan pembinaan pelayanan kesehatan di puskesmas secara teknis dan
administratif oleh dinas kesehatan dan rumahsakit
 Penguatan jejaring rujukan pelayanan kesehatan
Integrasi Atau Keterpaduan
Integrasi atau keterpaduan merupakan bentuk penyelenggaraan setiap upaya
pelayanan kesehatan di Puskesmas harus secara terintegrasi, dalam rangka
mengatasi keterbatasan sumber daya, jika mungkin sejak tahap perencanaan:
sumber daya, jika mungkin sejak tahap perencanaan:
 Integrasi atau Keterpaduan lintas program adalah upaya memadukan
penyelenggaraan berbagai upaya kesehatan yg menjadi tanggung jawab
Puskesmas, meliputi : program HIV/AIDS dalam layanan komprehensif
berkesinambungan (LKB); Tb; Malaria antara lain dalam pelayanan ibu hamil
sebelum persalinan (ante natal care) terpadu dan manajemen terpadu balita
sakit didaerah endemis malaria; Kesehatan Ibu termasuk Gizi; dan imunisasi
dan kesehatan anak termasuk Imunisasi, pneumoni & diare.
Wadah integrasi di wilayah Puskesmas meliputi Pelayanan Pengobatan
melalui pelayanan manajemen terpadu balita sakit (MTBS), pemeriksaan
Laboratorium, pemberian obat, Pusling, Pelayanan ibu hamil sebelum
persalinan (Ante Natal Care=ANC) terpadu, kegiatan outreach baik di fasilitas
pemerintah dan swasta, Manajemen di Puskesmas meliputi Perencanaan
tingkat Puskesmas. Lokakarya mini dan penilaian kinerja puskesmas dengan
memperhatikan good leadership, manajemen kegiatan pelayan, manajemen
informasi dan manajemen mutu, Penguatan dan distribusi SDM, sistem
informasi, logistik, pembiayaan, Pelaksanaan upaya kesehatan perseorangan
dalam klinik puskesmas berizin, Sarana UKBM untuk melaksanakan kegiatan
UKM
Integrasi manajemen Puskesmas dilakukan melalui: Penguatan dalam
perencanaan, pemantauan melalui lokakarya mini bulanan dan penilaian di
Puskesmas melalui penilaian kinerja setiap tahun, Penguatan dalam
kerjasama lintas sector dengan melaksanakan lokakarya mini triwulanan dan
Penguatan dalam pembinaan masyarakat.
Integrasi pembiayaan Puskesmas dilakukan melalui Pembiayaan yang
bersumber dari Pemerintah meliputi dana pusat dan daerah, Pembiayaan
yang bersumbermasyarakat: swadaya dan kegiatan kemasyarakatan lainnya,
Pembiayaan yang bersumber swasta: Corporate Social Responsibilitty
(Tanggung jawab Sosial Perusahaan).
Integrasi Penguatan dalam pengelolaan logistik di Puskesmas dilakukan
melalui Penguatan system informasi logistik, Penyimpanan dan distribusi
22
logistik, Penggunaan logistik yang tepat, Menjamin ketersediaan logistik di
fasilitas pelayanan dan Menjamin kualitas logistik yang tersedia.
 Keterpaduan Lintas sektor merupakan upaya memadukan penyelenggaraan
upaya Puskesmas (wajib, pengembangan dan inovasi) dengan berbagai
program dari sektor terkait pd tingkat kecamatan.
Pemberdayaan Masyarakat
Setiap Puskesmas wajib melakukan pemberdayaan masyarakat di wilayah
kerjanya. Pemberdayaan masyarakat dilakukan dalam rangka memberdayakan
perorangan, keluarga dan masyarakat agar berperan aktif dalam penyelenggaraan
setiap upaya Puskesmas.
Puskesmas berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap upaya Puskesmas
dalam rangka meningkatkan kemampuannya untuk berperi-laku hidup bersih dan
sehat secara mandiri serta menumbuhkan dan menggerakkan peran-sertanya dalam
upaya-upaya kesehatan di lingkungan komunitasnya.
Sistem Rujukan
Rujukan upaya kesehatan perorangan meliputi : Rujukan kasus untuk
keperluan diagnostik, pengobatan, tindakan medik (operasi), Rujukan bahan
pemeriksaan (spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium yg lebih lengkap; Rujukan
Puskesmas dalam menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dapat melakukan
rujukan. Rujukan meliputi; Rujukan upaya kesehatan perorangan; dan Rujukan
upaya kesehatan masyarakat.
ilmu pengetahuan, mendatangkan tenaga yang lebih kompeten untuk
melakukan bimbingan tenaga Puskesmas dan atau menyelenggarakan pelayanan
medik di Puskesmas;
Rujukan upaya kesehatan masyarakat meliputi: Rujukan sarana dan logistik, antara
lain peminjaman alat fogging, peminjaman alat lab kesehatan, peminjaman alat
audio visual, bantuan vaksin, obat-obatan, bahan habis pakai dan bahan makanan;
Rujukan tenaga, dukungan tenaga akhli untuk penyelidikan KLB, bantuan
penyelesaian masalah hukum kesehatan, penanggulangan gangguan kesehatan
karena bencana alam, Rujukan operasional, menyerahkan sepenuhnya kewenangan
dan tanggungjawab penyelesaian masalah kesmas dan atau penyelenggaraan upaya
kesehatan masyarakat kepada dinas kesehatan Kabupaten/Kota.
Standar Pelayanan
Dalam menyelenggarakan upaya kesehatan setiap Puskesmas wajib membuat
Standar Pelayanan Puskesmas dengan mengacu pada standard pelayanan nasional
sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Standar pelayanan Puskesmas
meliputi:
 Standar pelayanan pemberdayaan masyarakat;
 Standar pelayanan kesehatan masyarakat primer;
 Standar pelayanan kesehatan perorangan primer
 Standar pelayanan penyediaan data kesehatan;
 Standar pelayanan koordinasi fasilitas kesehatan perorangan primer
23
Standar pelayanan disusun oleh Puskesmas, dibahas dan disetujui Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota, ditetapkan dengan Peraturan Bupati/Walikota. Standar
dijadikan pedoman dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Puskesmas.
Selanjutnya, seluruh hasil kegiatan inisial AIPHSS – ADINKES tersebut diatas
telah diterima oleh Kementerian Kesehatan dengan ucapan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya sesuai surat Sekretaris Jenderal Kementerian
Kesehatan No. HK.05.01/IV/1169/2014 tanggal 14 Juli 2014 tentang Respon Hasil
Kegiatan Inisial AIPHSS-ADINKES.
Rencana Kegiatan ADINKES 2015- 2017 adalah sebagai berikut
I. Mempersiapkan regulasi bidang kesehatan pasca terbitnya UU No.
23 Tahun 2014, antara lain :
1. NSPK Pengaturan pembagian urusan pemerintahan
2. Keputusan Menteri Kesehatan tentang Kurikulum dan Modul
Kompetensi Teknis Bidang Kesehatan
3. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Pedoman Teknis
Pengangkatan dalam Jabatan Organisasi Perangkat Daerah
Bidang Kesehatan
II. Tindaklanjut pelaksanaan regulasi bidang kesehatan di Provinsi dan
Kabupaten/Kota (Mentoring dan Monitoring – Evaluasi)
III. Penguatan Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota
IV. Penguatan dan Revitalisasi Puskesmas dalam Pelayanan
Komprehensif dan Terintegrasi Kesehatan Ibu dan Anak
V. Penguatan Kapasitas ADINKES, baik Pusat maupun Wilayah dalam
mendukung Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota
Sesuai rencana kegiatan ADINKES 2015 - 2017 tersebut diatas adalah
sebagai berikut :
1. Pembuatan Norma, Standar, Presedur dan Kriteria (NSPK) Pembagian Urusan
antara Pemerintah dengan Pemerintah Daerah Bidang Kesehatan sangat penting
untuk diterbitkan mengingat sesuai Pasal 17 UU No. 23 tahun 2014 di amanatkan
bahwa Daerah dalam menentukan kebijakan wajib berpedoman pada NSPK yang
ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan. Apabila Kebijakan Pemerintahan Daerah
yang dibuat tidak mempedomani NSPK yang telah ditetapkan oleh Kementerian
Kesehatan, maka Pemerintah Pusat melalui Menteri dalam Negeri membatalkan
Kebiajakan daerah tersebut dan Kegiatan yang diajukan kepada AIPHSS – DFAT
berupa:
Penulisan draft Permenkes tentang NSPK Bidang Kesehatan Pembagian Urusan
antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan daerah
Kabuapaten/Kota Bidang Kesehatan untuk:
I. Perencanaan Tenaga Kesehatan
II. Pendayagunaan Tenaga Kesehatan
III. Pelayanan Kesehatan Ibu
IV. Pelayanan Kesehatan Anak
V. Pelayanan Kesehatan HIV-AIDS
VI. Perizinan
24
VII. Pelayanan Kesehatan Rujukan
VIII. Pelayanan untuk Hipertensi
IX. Pelayanan Standar Pelayanan Minimal
X. Pemberdayaan Masyarakat
a. Legal Drafting
b. Desiminasi
c. Pembuatan Laporan
2. Workshop, Mentoring, Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Standar Pelayanan
Minimal (SPM) Bidang kesehatan di daerah Kegiatan AIPHSS-DFAT
Kegiatan yang diajukan berupa :
a. Penyusunan materi uji coba
- Penyiapan Daerah untuk melaksanakan SPM
Penyusunan Pedoman Kajian Kesiapan Daerah Dalam melaksanakan SPM,
antara lain : SDM; Peralatan Kesehatan dan Non Kesehatan, Alat Peraga
Promosi Kesehatan dan lain-lainnya;
- Perhitungan sasaran pelayanan
- Pelaksanaan kajian kesiapan Daerah dalam pelaksanaan SPM dan
Pelatihan
perhitungan kebutuhan biaya SPM :
b. Pembuatan pedoman mentoring dan monitoring dan evaluasi implementasi
SPM
c. Pembentukan tim uji coba implementasi SPM
d. Pelaksanaan uji coba
e. Pelaksanaan mentoring pasca sosialisasi secara regular dan berkala di daerah
uji coba
f. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan SPM secara reguler dan
berkala di daerah uji coba
g. Pembuatan laporan
3. Pelatihan Kompetensi Teknis Pelaksana Urusan Pemerintahan Bidang Kesehatan
Kegiatan yang diajukan berupa:
a. pertemuan serial penyusunan modul pelatihan
b. pertemuan serial penyusunan Permenkes tentang penyelenggaraan pelatihan
Kompetensi Teknis Pelaksana Urusan Pemerintahan Bidang Kesehatan
c. pertemuan serial penyusunan Permenkes tentang pengangkatan pelaksana
urusan pemerintahan bidang kesehatan
d. Pembuatan pedoman monitoring dan evaluasi paska pelatihan
e. Pembuatan database peserta pelatihan yang selalu updated
f. Pelatihan pelatih nasional (Master of Training)
g. Uji coba pelatihan peningkatan Kompetensi Teknis Kepala Dinas Kesehatan
dan Direktur Rumah Sakit Daerah di NTT dan Surabaya
h. Evaluasi kegiatan
i. Pembuatan laporan
25
IV. Penguatan dan Revitalisasi Puskesmas termasuk dalam Pelayanan
Komprehensif dan Terintegrasi Kesehatan Ibu dan Anak
1. Akreditasi Puskesmas
2. Meningkatkan pelayanan KIA yang komperhensif dan terintegrasi dengan
pendekatan SPM
 ASBK KIA
 Alokasi pembiayaan KIA
 Meningkatkan pelayanan KIA
3. Meningkatkan health governance pada tingkat Kabupaten/Kota melalui
mekanisme akuntabilitas dan peningkatan kompetensi Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota
 Meningkatkan kapasitas Dinas Kesehatan dalam Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD) termasuk akuntabilitasnya
 Meningkatkan kapasitas Kepala Dinas Kesehatan sesuai dengan
standar kompetensi
4. Pelaksanaan penguatan sistem kesehatan Kabupaten/Kota dan perluasannya
 Meningkatkan sistem informasi di Kabupaten/Kota
 Mendokumentasikan pembelajaran yang ditemukan untuk
direplikasikan
V. Penguatan Kapasitas ADINKES, baik Pusat maupun Wilayah dalam
mendukung Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota
 Peningkatan kemampuan perencanaan dan manajemen ADINKES di
daerah
 Mentoring dan Monitoring-Evaluasi
 Pengembangan ADINKES sebagai lembaga independen untuk
akreditasi Puskesmas
Jakarta, 26 November 2014
Asosiasi Dinas Kesehatan Seluruh Indonesia,
dr. Krishnajaya, MS
K e t u a

More Related Content

What's hot

Permenkes No. 84 Tahun 2014 Tentang DAK 2015
Permenkes No. 84 Tahun 2014 Tentang DAK 2015Permenkes No. 84 Tahun 2014 Tentang DAK 2015
Permenkes No. 84 Tahun 2014 Tentang DAK 2015Sainal Edi Kamal
 
SK TENTANG PEDOMAN STANDAR PELAYANAN PADA PUSKESMAS
SK TENTANG PEDOMAN STANDAR PELAYANAN PADA PUSKESMAS  SK TENTANG PEDOMAN STANDAR PELAYANAN PADA PUSKESMAS
SK TENTANG PEDOMAN STANDAR PELAYANAN PADA PUSKESMAS Zakiah dr
 
Pmk no _86_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dak_nonfisik_bidang_kesehatan_ta_202...
Pmk no _86_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dak_nonfisik_bidang_kesehatan_ta_202...Pmk no _86_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dak_nonfisik_bidang_kesehatan_ta_202...
Pmk no _86_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dak_nonfisik_bidang_kesehatan_ta_202...Rendra GUnawan
 
Standar pelayanan Minimal Tahun 2018
Standar pelayanan Minimal Tahun 2018Standar pelayanan Minimal Tahun 2018
Standar pelayanan Minimal Tahun 2018Muh Saleh
 
Permenkes 21 2015 kapsul vitamin a bayi, balita dan ibu nifas
Permenkes 21 2015 kapsul vitamin a bayi, balita dan ibu nifasPermenkes 21 2015 kapsul vitamin a bayi, balita dan ibu nifas
Permenkes 21 2015 kapsul vitamin a bayi, balita dan ibu nifasUlfah Hanum
 
Permenkes No. 3 Tahun 2019 tentang Juknis penggunaan Dana alokasi khusus nonf...
Permenkes No. 3 Tahun 2019 tentang Juknis penggunaan Dana alokasi khusus nonf...Permenkes No. 3 Tahun 2019 tentang Juknis penggunaan Dana alokasi khusus nonf...
Permenkes No. 3 Tahun 2019 tentang Juknis penggunaan Dana alokasi khusus nonf...Ulfah Hanum
 
DOKUMEN SPM BLUD PUSKESMAS
DOKUMEN SPM BLUD PUSKESMASDOKUMEN SPM BLUD PUSKESMAS
DOKUMEN SPM BLUD PUSKESMASZakiah dr
 
Buku doen 2015
Buku doen 2015 Buku doen 2015
Buku doen 2015 hersu12345
 
Kepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rs
Kepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rsKepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rs
Kepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rsWira Kusuma
 
Tahun 2013 permenpan nomor 30 tentang jabatan fungsional rekam medis dan angk...
Tahun 2013 permenpan nomor 30 tentang jabatan fungsional rekam medis dan angk...Tahun 2013 permenpan nomor 30 tentang jabatan fungsional rekam medis dan angk...
Tahun 2013 permenpan nomor 30 tentang jabatan fungsional rekam medis dan angk...halimah uminur
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG TARIF PELAYAN...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG TARIF PELAYAN...PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG TARIF PELAYAN...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG TARIF PELAYAN...iniPurwokerto
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARA...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARA...PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARA...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARA...iniPurwokerto
 

What's hot (16)

Permenkes No. 84 Tahun 2014 Tentang DAK 2015
Permenkes No. 84 Tahun 2014 Tentang DAK 2015Permenkes No. 84 Tahun 2014 Tentang DAK 2015
Permenkes No. 84 Tahun 2014 Tentang DAK 2015
 
SK TENTANG PEDOMAN STANDAR PELAYANAN PADA PUSKESMAS
SK TENTANG PEDOMAN STANDAR PELAYANAN PADA PUSKESMAS  SK TENTANG PEDOMAN STANDAR PELAYANAN PADA PUSKESMAS
SK TENTANG PEDOMAN STANDAR PELAYANAN PADA PUSKESMAS
 
Pmk no _86_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dak_nonfisik_bidang_kesehatan_ta_202...
Pmk no _86_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dak_nonfisik_bidang_kesehatan_ta_202...Pmk no _86_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dak_nonfisik_bidang_kesehatan_ta_202...
Pmk no _86_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dak_nonfisik_bidang_kesehatan_ta_202...
 
Standar pelayanan Minimal Tahun 2018
Standar pelayanan Minimal Tahun 2018Standar pelayanan Minimal Tahun 2018
Standar pelayanan Minimal Tahun 2018
 
Permenkes 21 2015 kapsul vitamin a bayi, balita dan ibu nifas
Permenkes 21 2015 kapsul vitamin a bayi, balita dan ibu nifasPermenkes 21 2015 kapsul vitamin a bayi, balita dan ibu nifas
Permenkes 21 2015 kapsul vitamin a bayi, balita dan ibu nifas
 
Permenkes No. 3 Tahun 2019 tentang Juknis penggunaan Dana alokasi khusus nonf...
Permenkes No. 3 Tahun 2019 tentang Juknis penggunaan Dana alokasi khusus nonf...Permenkes No. 3 Tahun 2019 tentang Juknis penggunaan Dana alokasi khusus nonf...
Permenkes No. 3 Tahun 2019 tentang Juknis penggunaan Dana alokasi khusus nonf...
 
DOKUMEN SPM BLUD PUSKESMAS
DOKUMEN SPM BLUD PUSKESMASDOKUMEN SPM BLUD PUSKESMAS
DOKUMEN SPM BLUD PUSKESMAS
 
Buku doen 2015
Buku doen 2015 Buku doen 2015
Buku doen 2015
 
Kepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rs
Kepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rsKepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rs
Kepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rs
 
Tahun 2013 permenpan nomor 30 tentang jabatan fungsional rekam medis dan angk...
Tahun 2013 permenpan nomor 30 tentang jabatan fungsional rekam medis dan angk...Tahun 2013 permenpan nomor 30 tentang jabatan fungsional rekam medis dan angk...
Tahun 2013 permenpan nomor 30 tentang jabatan fungsional rekam medis dan angk...
 
Tor krisna prasarana dak 2020
Tor krisna prasarana dak 2020Tor krisna prasarana dak 2020
Tor krisna prasarana dak 2020
 
Renja rumah sakit tahun 2019
Renja rumah sakit tahun 2019Renja rumah sakit tahun 2019
Renja rumah sakit tahun 2019
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG TARIF PELAYAN...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG TARIF PELAYAN...PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG TARIF PELAYAN...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG TARIF PELAYAN...
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARA...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARA...PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARA...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARA...
 
Permenkes No.40 Thn.2012 ttg Pedoman Pelaksanaan Program Jamkesmas
Permenkes No.40 Thn.2012 ttg Pedoman Pelaksanaan Program JamkesmasPermenkes No.40 Thn.2012 ttg Pedoman Pelaksanaan Program Jamkesmas
Permenkes No.40 Thn.2012 ttg Pedoman Pelaksanaan Program Jamkesmas
 
Manual Pelaksanaan JKN BPJS Kesehatan
Manual Pelaksanaan JKN BPJS KesehatanManual Pelaksanaan JKN BPJS Kesehatan
Manual Pelaksanaan JKN BPJS Kesehatan
 

Similar to SP

Buku Juknis Bantuan Operasional Kesehatan
Buku Juknis Bantuan Operasional KesehatanBuku Juknis Bantuan Operasional Kesehatan
Buku Juknis Bantuan Operasional KesehatanAnggit T A W
 
Juknis jamkesmas 2011
Juknis jamkesmas 2011Juknis jamkesmas 2011
Juknis jamkesmas 2011Lintas Rakyat
 
35709382 kmk-pedoman-penyusunan-an-sdm-kesehatan-81-2004
35709382 kmk-pedoman-penyusunan-an-sdm-kesehatan-81-200435709382 kmk-pedoman-penyusunan-an-sdm-kesehatan-81-2004
35709382 kmk-pedoman-penyusunan-an-sdm-kesehatan-81-2004riantynova
 
LKJIP Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2022.pdf
LKJIP Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2022.pdfLKJIP Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2022.pdf
LKJIP Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2022.pdfMuh Saleh
 
Pmk no _3_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dana_alokasi_khusus_nonfisik_bidang_k...
Pmk no _3_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dana_alokasi_khusus_nonfisik_bidang_k...Pmk no _3_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dana_alokasi_khusus_nonfisik_bidang_k...
Pmk no _3_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dana_alokasi_khusus_nonfisik_bidang_k...dhiyan01792
 
Pmk no _3_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dana_alokasi_khusus_nonfisik_bidang_k...
Pmk no _3_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dana_alokasi_khusus_nonfisik_bidang_k...Pmk no _3_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dana_alokasi_khusus_nonfisik_bidang_k...
Pmk no _3_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dana_alokasi_khusus_nonfisik_bidang_k...Etti Suryani
 
PMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.pdf
PMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.pdfPMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.pdf
PMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.pdfSangidYahya3
 
PMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.docx
PMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.docxPMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.docx
PMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.docxSangidYahya3
 
PMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.docx
PMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.docxPMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.docx
PMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.docxSangidYahya3
 
PMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.pdf
PMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.pdfPMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.pdf
PMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.pdfSangidYahya3
 
Kepmenkes no.129 tahun 2008 standar pelayanan minimal rs
Kepmenkes no.129 tahun 2008 standar pelayanan minimal rsKepmenkes no.129 tahun 2008 standar pelayanan minimal rs
Kepmenkes no.129 tahun 2008 standar pelayanan minimal rsIrfan Nur
 
Kepmenkes no.129 tahun 2008 standar pelayanan minimal rs 1
Kepmenkes no.129 tahun 2008 standar pelayanan minimal rs 1Kepmenkes no.129 tahun 2008 standar pelayanan minimal rs 1
Kepmenkes no.129 tahun 2008 standar pelayanan minimal rs 1Irfan Nur
 
Tahun 2008 kepmenkes no.129 standar pelayanan minimal rs
Tahun 2008 kepmenkes no.129 standar pelayanan minimal rsTahun 2008 kepmenkes no.129 standar pelayanan minimal rs
Tahun 2008 kepmenkes no.129 standar pelayanan minimal rshalimah uminur
 
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 201...
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 201...Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 201...
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 201...Muh Saleh
 
Pmk no 129 tahun 2008 tengan spm rs lengkap converted
Pmk no 129 tahun 2008 tengan spm rs lengkap convertedPmk no 129 tahun 2008 tengan spm rs lengkap converted
Pmk no 129 tahun 2008 tengan spm rs lengkap convertedrisaf risafak
 

Similar to SP (20)

Juknis bok-2013
Juknis bok-2013Juknis bok-2013
Juknis bok-2013
 
Buku Juknis Bantuan Operasional Kesehatan
Buku Juknis Bantuan Operasional KesehatanBuku Juknis Bantuan Operasional Kesehatan
Buku Juknis Bantuan Operasional Kesehatan
 
Juknis jamkesmas 2011
Juknis jamkesmas 2011Juknis jamkesmas 2011
Juknis jamkesmas 2011
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
35709382 kmk-pedoman-penyusunan-an-sdm-kesehatan-81-2004
35709382 kmk-pedoman-penyusunan-an-sdm-kesehatan-81-200435709382 kmk-pedoman-penyusunan-an-sdm-kesehatan-81-2004
35709382 kmk-pedoman-penyusunan-an-sdm-kesehatan-81-2004
 
LKJIP Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2022.pdf
LKJIP Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2022.pdfLKJIP Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2022.pdf
LKJIP Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2022.pdf
 
Buku pdbk
Buku pdbkBuku pdbk
Buku pdbk
 
Juknis izin op. rs
Juknis izin op. rsJuknis izin op. rs
Juknis izin op. rs
 
Pmk no _3_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dana_alokasi_khusus_nonfisik_bidang_k...
Pmk no _3_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dana_alokasi_khusus_nonfisik_bidang_k...Pmk no _3_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dana_alokasi_khusus_nonfisik_bidang_k...
Pmk no _3_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dana_alokasi_khusus_nonfisik_bidang_k...
 
Pmk no _3_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dana_alokasi_khusus_nonfisik_bidang_k...
Pmk no _3_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dana_alokasi_khusus_nonfisik_bidang_k...Pmk no _3_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dana_alokasi_khusus_nonfisik_bidang_k...
Pmk no _3_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dana_alokasi_khusus_nonfisik_bidang_k...
 
2 dinkes edit
2 dinkes edit2 dinkes edit
2 dinkes edit
 
PMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.pdf
PMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.pdfPMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.pdf
PMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.pdf
 
PMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.docx
PMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.docxPMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.docx
PMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.docx
 
PMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.docx
PMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.docxPMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.docx
PMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.docx
 
PMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.pdf
PMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.pdfPMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.pdf
PMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.pdf
 
Kepmenkes no.129 tahun 2008 standar pelayanan minimal rs
Kepmenkes no.129 tahun 2008 standar pelayanan minimal rsKepmenkes no.129 tahun 2008 standar pelayanan minimal rs
Kepmenkes no.129 tahun 2008 standar pelayanan minimal rs
 
Kepmenkes no.129 tahun 2008 standar pelayanan minimal rs 1
Kepmenkes no.129 tahun 2008 standar pelayanan minimal rs 1Kepmenkes no.129 tahun 2008 standar pelayanan minimal rs 1
Kepmenkes no.129 tahun 2008 standar pelayanan minimal rs 1
 
Tahun 2008 kepmenkes no.129 standar pelayanan minimal rs
Tahun 2008 kepmenkes no.129 standar pelayanan minimal rsTahun 2008 kepmenkes no.129 standar pelayanan minimal rs
Tahun 2008 kepmenkes no.129 standar pelayanan minimal rs
 
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 201...
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 201...Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 201...
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 201...
 
Pmk no 129 tahun 2008 tengan spm rs lengkap converted
Pmk no 129 tahun 2008 tengan spm rs lengkap convertedPmk no 129 tahun 2008 tengan spm rs lengkap converted
Pmk no 129 tahun 2008 tengan spm rs lengkap converted
 

Recently uploaded

Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan Penggajian.pptx
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan   Penggajian.pptxBab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan   Penggajian.pptx
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan Penggajian.pptxlulustugasakhirkulia
 
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...HaseebBashir5
 
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik PerhatianTentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik PerhatianHaseebBashir5
 
MAKALAH MANAJEMEN BISNIS RIRIS DAN YUDI.docx
MAKALAH MANAJEMEN BISNIS RIRIS DAN YUDI.docxMAKALAH MANAJEMEN BISNIS RIRIS DAN YUDI.docx
MAKALAH MANAJEMEN BISNIS RIRIS DAN YUDI.docxYogiAJ
 
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkaja
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama LinkajaUNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkaja
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkajaunikbetslotbankmaybank
 
04 AKMEN new.pdf........................
04 AKMEN new.pdf........................04 AKMEN new.pdf........................
04 AKMEN new.pdf........................rendisalay
 
PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024
PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024
PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024HelmyTransformasi
 
Capital Asset Priceng Model atau CAPM 11
Capital Asset Priceng Model atau CAPM 11Capital Asset Priceng Model atau CAPM 11
Capital Asset Priceng Model atau CAPM 11Al-ghifari Erik
 
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2PutriMuaini
 
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contohLAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contohkhunagnes1
 
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...FORTRESS
 
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solo
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing SoloCALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solo
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solojasa marketing online
 
Slide tentang Akuntansi Perpajakan Indonesia
Slide tentang Akuntansi Perpajakan IndonesiaSlide tentang Akuntansi Perpajakan Indonesia
Slide tentang Akuntansi Perpajakan IndonesiaNovrinKartikaTumbade
 
UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...
UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...
UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...FORTRESS
 
"Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor"
"Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor""Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor"
"Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor"HaseebBashir5
 
KUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptx
KUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptxKUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptx
KUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptxFORTRESS
 
2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx
2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx
2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptxerlyndakasim2
 
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...FORTRESS
 
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di IndonesiaTajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di IndonesiaHaseebBashir5
 
SV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang Populer
SV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang PopulerSV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang Populer
SV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang PopulerHaseebBashir5
 

Recently uploaded (20)

Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan Penggajian.pptx
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan   Penggajian.pptxBab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan   Penggajian.pptx
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan Penggajian.pptx
 
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...
 
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik PerhatianTentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
 
MAKALAH MANAJEMEN BISNIS RIRIS DAN YUDI.docx
MAKALAH MANAJEMEN BISNIS RIRIS DAN YUDI.docxMAKALAH MANAJEMEN BISNIS RIRIS DAN YUDI.docx
MAKALAH MANAJEMEN BISNIS RIRIS DAN YUDI.docx
 
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkaja
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama LinkajaUNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkaja
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkaja
 
04 AKMEN new.pdf........................
04 AKMEN new.pdf........................04 AKMEN new.pdf........................
04 AKMEN new.pdf........................
 
PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024
PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024
PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024
 
Capital Asset Priceng Model atau CAPM 11
Capital Asset Priceng Model atau CAPM 11Capital Asset Priceng Model atau CAPM 11
Capital Asset Priceng Model atau CAPM 11
 
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2
 
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contohLAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
 
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
 
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solo
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing SoloCALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solo
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solo
 
Slide tentang Akuntansi Perpajakan Indonesia
Slide tentang Akuntansi Perpajakan IndonesiaSlide tentang Akuntansi Perpajakan Indonesia
Slide tentang Akuntansi Perpajakan Indonesia
 
UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...
UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...
UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...
 
"Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor"
"Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor""Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor"
"Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor"
 
KUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptx
KUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptxKUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptx
KUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptx
 
2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx
2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx
2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx
 
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
 
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di IndonesiaTajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
 
SV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang Populer
SV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang PopulerSV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang Populer
SV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang Populer
 

SP

  • 1. 1 Asosiasi Dinas Kesehatan Seluruh Indonesia (ADINKES) ADINKES adalah asosiasi dari dinas kesehatan provinsi dan kabupaten/kota dan seluruh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Kesehatan yang merupakan wadah bersama untuk komunikasi, advokasi, fasilitasi sesama dinas kesehatan. Sesuai Surat Edaran Direktur Jenderal Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri Nomor : 400/6141/OTDA Tanggal 22 Oktober 2012, ADINKES merupakan mitra dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Disamping itu, sesuai Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 455/MENKES/SK/XI/2013 tanggal 21 November 2013 tentang Asosiasi Fasilitas Kesehatan juga nota kerjasama dan perjanjian kerjasama antara ADINKES dengan Badan PPSDM No. HK.05.01/I.2/11073/2014 tanggal 19 Agustus 2014 tentang pelaksanaan pelatihan kompetensi teknis, dan lain lain. ADINKES mempunyai tujuan terhimpunnya Dinas Kesehatan Seluruh Indonesia dan UPT Dinas Kesehatan dalam satu wadah organisasi guna meningkatkan peran serta dan pengembangan Dinas Kesehatan secara aktif, terarah dan terpadu sesuai arah dan tujuan Pembangunan Nasional dalam Bidang Kesehatan. Secara organisasi, ADINKES mempunyai fungsi sebagai: a. Wadah pembinaan dan pengembangan anggota sesuai tujuan organisasi b. Sarana komunikasi dan kerjasama antar anggota, anggota dengan Dinas Kesehatan lain dan anggota dengan institusi lain. c. Sebagai penghubung antara Kementerian Kesehatan dengan Kementerian Dalam Negeri sebagai koordinator program desentralisasi di Indonesia d. Sebagai penghubung antara Dinas Kesehatan dengan berbagai asosiasi terkait, antara lain Asosiasi Rumah Sakit Daerah (Arsada), Asosiasi Pemerintah Daerah (APPSI, Apeksi, Apkasi), Asosiasi DPRD (Adeksi, Adkasi) Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) / organisasi peduli kesehatan, dunia usaha yang berkecimpung di bidang kesehatan dan organsasi profesi dan perguruan tinggi Anggota ADINKES adalah Dinas Kesehatan dan anggota perseorangan, yang terdiri dari anggota biasa, anggota luar biasa dan anggota kehormatan yang masing- masing memiliki hak yang sama. Visi ADINKES Terwujudnya kebersamaan dalam menuju Indonesia Sehat Misi ADINKES 1. Meningkatkan komunikasi dan kerjasama antar Anggota, Pemerintah, Swasta dan Masyarakat dalam melaksanakan Otonomi Daerah / Desentralisasi 2. Mengembangkan anggota sesuai dengan tujuan organisasi 3. Menggerakan pembangunan Nasional yang Berwawasan Kesehatan Organisasi ADINKES ini berfungsi sebagai : 1. Wadah Pembinaan dan Pengembangan Dinas Kesehatan selaku penanggungjawab pelaksanaan urusan pemerintahan bidang kesehatan di Daerah 2. Wadah peran serta anggota dan organisasi dalam mensukseskan pembangunan nasional bidang kesehatan
  • 2. 2 3. Sarana komunikasi dan kerjasama antar anggota dan organisasi lainnya, serta berupaya membangun harmonisasi hubungan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah Keterlibatan ADINKES dalam Menyiapkan Materi Lampiran UU No. 23 Tahun 2014, Peraturan Pemerintah dan Peraturan Menteri Kesehatan sebagai Turunan UU tersebut dalam Bidang Kesehatan terkait dengan Penguatan Sistem Kesehatan Sebagai negara yang mengamban amanah mensejahterakan rakyatnya sebagaimana diatur didalam konstitusi negara, pemerintah (eksekutif) menjadi ujung tombak dalam melaksanakan amanah konstitusi itu. Negara Indonesia merupakan Negara Kesatuan yang mempunyai tata pemerintahan secara berjenjang yaitu pemerintah (pusat), Provinsi dan Kabupaten/Kota. Dala m rangka mensejahterakan masyarakat itu telah diatur sistem pemerintahan antara pusat dan Pemerintahan Daerah serta keserasian hubungan antar keduanya. Secara spesifik pemerintahan daerah diatur melalui Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Dalam undang-undang ini diatur mekanisme penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam rangka mensejahterakan masyarakat. Posisi ADINKES sesuai makalah Prof. Djohermansyah Djohan, MA. Direktur Jenderal Otonomi Daerah, Kementerian Dalam Negeri pada RAKERNAS ADINKES 2012 Dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dilakukan berdasarkan urusan-urusan. Kesehatan menurut Pasal 12 ayat (1) UU No. 23 tahun 2014 termasuk dalam 6 (enam) bidang sebagai urusan wajib yang terkait dengan pelayanan dasar yang keberadaan harus selalu ada dan tidak dapat digabung dengan SKPD lain dan Pemerintahan Daerah wajib memprioritaskan pelaksanaan Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar. Pelaksanaan Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar berpedoman
  • 3. 3 pada standar pelayanan minimal (SPM) yang ditetapkan Pemerintah Pusat. SPM dilaksanakan secara bertahap dengan mempertimbangkan kapasitas keuangan daerah, kapasitas pegawai, dan ketersediaan sarana dan prasarana Hal baru dalam UU No. 23 Tahun 2014 adalah Pembagian urusan antara pemerintah, pemerintahan daerah provinsi dan pemerintahan daerah kabupaten/kota, termasuk Bidang Kesehatan yang tertuang dalam Butir B Lampiran UU No. 23 tahun 2014 yang sebelumnya di atur dalam PP No. 38 Tahun 2007. ADINKES melaksanakan kegiatan sesuai rekomendasi Sekretaris Jenderal, Kementerian Kesehatan melalui surat No. HK 04.04/IV/780/2013 tanggal 9 April 2013 yaitu membantu mempersiapkan 8 (delapan) prioritas kegiatan Kementerian Kesehatan, namun belum semua rekomendasi kementerian kesehatan tersebut dapat dilaksanakan oleh ADINKES oleh karena berbagai sebab. Namun ADINKES telah berhasil menyelesaikan rancangan Lampiran UU Pemerintah daerah tentang Pembagian Urusan antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintahan Daerah provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota dan Pasal 211 ayat (2) yang memperkuat peran Kementerian /LNK yang sekarang telah menjadi Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014. Walaupun pada rekomendasi Sekretaris Jenderal tersebut draft Lampiran revisi UU No. 32 Tahun 2004 tidak termasuk dalam rekomendasi Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan, namun Butir B Lampiran UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota adalah kontribusi utuh ADINKES melalui kegiatan AIPHSS-AusAID/DFAT. Usulan ADINKES setelah beberapa kali di presentasikan oleh ADINKES dalam Rapat Koordinasi Pimpinan (RAKORPIM) yang di pimpin langsung oleh Ibu Menteri Kesehatan yang selanjutnya menjadi Butir B Lampiran UU No. 23 Tahun 2014, yaitu sebagai berikut : NO SUB URUSAN PEMERINTAH PUSAT DAERAH PROVINSI DAERAH KABUPATEN/KOTA 1 2 3 4 5 1. Upaya Kesehatan a. Pengelolaan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) Rujukan Nasional/Lintas Provinsi a. Pengelolaan UKP Rujukan tingkat Provinsi/Lintas Kabupaten/Kota a. Pengelolaan UKP Primer dan Rujukan tingkat Kabupaten/Kota b. Pengelolaan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Nasional dan Rujukan Nasional/Lintas Provinsi b. Pengelolaan UKM Provinsi dan Rujukan tingkat Provinsi/Lintas Kabupaten/Kota b. Pengelolaan UKM Kabupaten/Kota da Rujukan tingkar Kabupaten/Kota c. Penyelenggaraan registrasi, akreditasi, standarisasi Fasilitas Pelayanan Kesehatan Publik dan Privat c. ------- c. ------- d. Penetapan Kelas RS Kelas A dan B serta Penetapan Strata d. Penetapan Kelas RS Kelas C dan D serta Penetapan Strata d. Penetapan Strata Fasilitas Pelayanan Kesehatan tingkat
  • 4. 4 NO SUB URUSAN PEMERINTAH PUSAT DAERAH PROVINSI DAERAH KABUPATEN/KOTA 1 2 3 4 5 Fasilitas Pelayanan Kesehatan tingkat Nasional Fasilitas Pelayanan Kesehatan tingkat Provinsi. Kabupaten/ Kota e. Penerbitan izin Rumas Sakit Kelas A, dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Penanaman Modal Asing (PMA) serta Fasilitas Pelayanan Kesehatan tingkat Nasional e. Penerbitan izin Rumah Sakit Kelas B Serta Fasilitas Pelayanan Kesehatan tingkat Provinsi e. Penerbitan izin Rumah Sakit Kelas C dan D, serta Fasilitas Pelayanan Kesehatan tingkat Kabupaten/ Kota 2. Sumber Daya Manusia Kesehatan a. Penetapan standardisasi dan registrasi Tenaga Kesehatan Indonesia, Tenaga Kesehatan- Warga Negara Asing (TK-WNA), serta Penerbitan Rekomendasi pengesahan Rencana Pengunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA) dan izin Mempekerjakan Tenaga Asing (IMTA) a. ------- a. Penerbitan izin praktik dan izin kerja Tenaga Kesehatan b. Penetapan penempatan Dokter Spesialis dan dokter gigi spesialis sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan b. Penetapan penempatan Dokter Spesialis, Dokter Gigi Spesialis, Dokter, Dokter Gigi dan Apoteker serta tenaga kesehatan lainnya di Fasilitas Pelayanan Kesehatan milik Pemerintah Daerah Provinsi b. Penetapan penempatan Dokter Spesialis, Dokter Gigi Spesialis, Dokter, Dokter Gigi dan Apoteker serta tenaga kesehatan lainnya di Fasilitas Pelayanan Kesehatan milik Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota c. Penetapan standar kompetensi teknis dan sertifikasi pelaksana urusan pemerintahan bidang kesehatan c. ------- c. ------- d. Penetapan standar pengembangan kapasitas SDM Kesehatan d. ------- d. -------
  • 5. 5 NO SUB URUSAN PEMERINTAH PUSAT DAERAH PROVINSI DAERAH KABUPATEN/KOTA 1 2 3 4 5 e. Perencanaan dan pengembangan SDM Kesehatan untuk UKM dan UKP Nasional e. Perencanaan dan pengembangan SDM Kesehatan untuk UKM dan UKP Provinsi e. Perencanaan dan pengembangan SDM Kesehatan untuk UKM dan UKP Kabupaten/Kota 3. Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Makanan- Minuman a. Penyediaan obat, vaksin, alat kesehatan dan suplemen kesehatan program Nasional a. ------- a. ------- b. Pengawasan ketersediaan, pemerataan dan keterjangkauan obat dan alat kesehatan b. ------- b. ------- c. Pembinaan dan pengawasan Industri, sarana produksi dan sarana distribusi sediaan farmasi, obat tradisional, alat kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT), bahan baku obat, bahan baku alam yang terkait dengan kesehatan c.1. Penerbitan izinCabang Perusahaan Besar Farmasi (PBF) dan cabang Penyalur Alat Kesehatan (PAK) c.1. Penerbitan izin Apotik, Toko Obat, Toko Alat Kesehatan dan Optikal c.2. Penerbitan izin Usaha Kecil Obat Tradisional (UKOT) c.2. Penerbitan Izin Usaha Mikro Obat Tradisional (UMOT) d. Pengawasan pre-market obat, obat tradisional, kosmentika, alat kesehatan, dan makanan-minuman d. ------- d.1. Penerbitan sertifikat produksi alat kesehatan kelas I tertentu dan PKRT kelas I tertentu perusahaan rumah tangga d.2. Penerbitan izin makanan dan minuman pada industri rumah tangga e. Pengawasan pre-market obat, obat tradisional, kosmetika, alat kesehatan, Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) dan makanan-minuman e. ------- e. ------- f. Pengawasan pre-market obat, obat tradisional, kosmetika, alat kesehatan, Perbekalan Kesehatan Rumah f. ------- f. Pengawasan post- market produk makanan-minuman industri rumah tangga
  • 6. 6 NO SUB URUSAN PEMERINTAH PUSAT DAERAH PROVINSI DAERAH KABUPATEN/KOTA 1 2 3 4 5 Tangga (PKRT) dan makanan-minuman 4. Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan melalui tokoh nasional dan internasional, kelompok masyarakat, organisasi swadaya masyarakat serta dunia usaha tingkat nasional dan internasional Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan melalui tokoh Provinsi, kelompok masyarakat, organisasi swadaya masyarakat dan dunia usaha tingkat Provinsi Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan melalui tokoh Kabuaten/Kota, kelompok masyarakat, organisasi swadaya masyarakat dan dunia usaha tingkat Kabupaten/ Kota Paralel dengan revisi dengan revisi UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan seluruh Peraturan Pemerintah turunannya serta secara teknis wajib ditindaklanjuti dengan Peraturan Menteri Kesehatan. Untuk hal tersebut, dengan dukungan dana dari DFAT dalam kerangka kegiatan AIPHSS, Asosiasi Dinas Kesehatan Seluruh Indonesia (ADINKES) sesuai rekomendasi Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan No. HK 04.04/IV/780/2013 tanggal 9 April 2013 membantu mempersiapkan berbagai rancangan Peraturan Pemerintah terkait dengan Bidang Kesehatan dan Peraturan Menteri Kesehatan sesuai amanat UU tentang Pemda dan PP turunannya. Selanjutnya, melalui Biro Perencanaan dan Anggaran Kementerian Kesehatan serta dukungan pembiayaan dari AIPHSS – AusAID/DFAT, Asosiasi Dinas Kesehatan Seluruh Indonesia (ADINKES) telah berhasil menyusun berbagai regulasi sesuai rekomendasi Kementerian Kesehatan, sebagai berikut : a) Draft Pembagian Urusan antara Pemerintah dengan Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten Kota pada Lampiran revisi Undang- Undang No. 32 Tahun 2004 (tidak tertuang dalam Rekomendasi Kementerian Kesehatan) b) Draft Revisi Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan antara Pemerintah dengan Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten Kota bidang kesehatan c) Draft Revisi Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah yaitu Penambahan Pasal tentang Kewenangan Kementerian/Lembaga Non Kementerian terhadap Pengaturan Teknis Organisasi Perangkat Daerah [Pasal 211 ayat (2)] d) Draft Revisi Peraturan Menteri Kesehatan No. 741 Tahun 2007 tentang Indikator Standar Pelayanan Minimal Pemerintahan Kabupaten/Kota Bidang Kesehatan e) Draft Revisi Keputusan Menteri Kesehatan No. 922 Tahun 2008 tentang Petunjuk Teknis Pembagian Urusan antara Pemerintah dengan Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten Kota bidang kesehatan f) Draft Revisi Keputusan Menteri Kesehatan No. 828 Tahun 2008 tentang Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Pemerintahan Kabupaten Kota bidang kesehatan
  • 7. 7 g) Draft Revisi Keputusan Menteri Kesehatan No. 317 Tahun 2009 tentang Petunjuk Teknis Pembiayaan Standar Pelayanan Minimal Pemerintahan Kabupaten Kota bidang kesehatan h) Mengembangkan Draft Kurikulum Kompetensi Teknis Pelaksanan Urusan Bidang Kesehatan di Daerah dan jajaran dibawahnya i) Draft Revisi Keputusan Menteri Kesehatan No.267 Tahun 2008 tentang Petunjuk Teknis Organisasi Dinas Daerah j) Draft Revisi Keputusan Menteri Kesehatan No.128 Tahun 2004 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas. Kegiatan ini telah selesai dengan terbitnya Peraturan Menteri Kesehatan No. 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas. k) Mengembangkan Draft Pola Peraturan Bupati/Peraturan Walikota Penetapan Puskesmas sebagai PPK BLUD Puskesmas dan Standar Pelayanan di Puskesmas Selanjutnya kegiatan tersebut diatas di uraikan sebagai berikut : A. Draft Pedoman Teknis Pembagian Urusan Pemerintahan Bidang Kesehatan antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota. Upaya kesehatan diutamakan pada berbagai upaya yang mempunyai daya ungkit tinggi dalam pencapaian sasaran pembangunan kesehatan utamanya penduduk rentan, antara lain: ibu, bayi, anak, manusia usia lanjut, dan masyarakat miskin. Pelayanan kesehatan meliputi peningkatan, pencegahan, pengobatan, dan pemulihan, baik pelayanan kesehatan konvensional maupun pelayanan kesehatan tradisional, alternatif dan komplementer melalui pendidikan dan pelatihan dengan selalu mengutamakan keamanan, kualitas, dan bermanfaat. Sumber daya upaya kesehatan terdiri dari sumber daya manusia kesehatan, fasilitas kesehatan, pembiayaan, sarana dan prasarana, termasuk, sediaan farmasi dan alat kesehatan, serta manajemen, informasi, dan regulasi kesehatan yang memadai guna terselenggaranya upaya kesehatan. Fasilitas kesehatan menyelenggarakan keseluruhan upaya kesehatan secara tidak langsung untuk mendukung penyelenggaran upaya kesehatan langsung. Fasilitas pelayanan kesehatan merupakan alat dan/atau tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan, baik peningkatan, pencegahan, pengobatan, maupun pemulihan yang dilakukan oleh pemerintah dan/atau masyarakat, termasuk swasta. Fasilitas pelayanan kesehatan meliputi fasilitas pelayanan kesehatan perorangan dan/atau fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat, yang diselenggarakan oleh Pemerintah (termasuk TNI/Polri), Pemerintah Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota, dan/atau masyarakat yang sifatnya sesuai dengan kondisi geografis dan kebutuhan masyarakat. Fasilitas pelayanan kesehatan tersebut meliputi pelayanan kesehatan tingkat pertama/primer, pelayanan kesehatan tingkat kedua/sekunder dan pelayanan kesehatan tingkat ketiga/tersier. Ketentuan persyaratan fasilitas pelayanan kesehatan tersebut ditetapkan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pembagian antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintahan Daerah Provinsi dan pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut :
  • 8. 8 1.1. SUB BIDANG UPAYA KESEHATAN PERORANGAN 1.1.1. Pemerintah Pusat : Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Rujukan Nasional/Lintas Provinsi Provinsi : Penyelengaraan UKP Rujukan tingkat Provinsi/Lintas Kabupaten/Kota Kabupaten/Kota : Penyelenggaraan UKP Primer dan Rujukan tingkat Kabupaten/Kota 1.2. SUB-SUB BIDANG UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT 1.2.1. Pemerintah Pusat : Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Rujukan Nasional/Lintas Provinsi Provinsi : Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat Rujukan Nasional/Lintas Provinsi Kabupaten/Kota : Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakar Primer dan Rujukan tingkat Kabupaten/Kota 1.3. SUB-SUB BIDANG FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN 1.3.1. Pemerintah Pusat : Penyelenggaraan Registrasi, Akreditasi, Standardisasi Rumah Sakit Publik dan Privat Provinsi : - Kabupaten/Kota : - 1.3.2. Pemerintah Pusat : Penetapan dan penerbitan Izin Rumah Sakit Kelas A publik dan privat serta Fasilitas Pelayanan Kesehatan Modal Asing (PMA) Provinsi : Penetapan dan penerbitan Izin Rumah Sakit Kelas B Publik dan Privat Kabupaten/Kota : Penetapan dan penerbitan Izin Rumah Sakit Kelas C dan D, serta Fasilitas Pelayanan Kesehatan Dasar Publik dan Privat 2. SUB BIDANG PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN Pemerintah Pusat : 1. Pengelolaan dan penyelenggaraan penelitian yang meliputi agenda riset kesehatan nasional/lintas Provinsi, serta pengelolaan produk penelitian dan pengembangan kesehatan 2. Pengelolaan produk penelitian dan pengembangan Kesehatan 3. Pengelolaan jejaring penelitian kesehatan Nasional dan informasi hasil Litbangkes Nasional 4. Pengelolaan persetujuan etik penelitian kesehatan dan registry penelitian epidemiologi klinik 5. Pengelolaan persetujuan perjanjian alih materian (Material Transfer Agreement) 6. Pemberian izin penelitian bidang kesehatan yang
  • 9. 9 berpotensi menimbulkan bahaya bagi kesehatan manusia, kelestarian fungsi lingkungan, kerukunan bermasyarakat, keselamatan bangsa, dan berpotensi merugikan Negara 7. Sertifikasi penelitian kesehatan 8. Akreditasi lembaga penelitian kesehatan Provinsi : 1. Pengelolaan dan penyelenggaraan penelitianKesehatan yang meliputi agenda riset kesehatan Provinsi/lintas Kabupaten/Kota 2. Pelaksanaan Jejaring penelitian kesehatan di tingkat Provinsi/ lintas Kabupaten/Kota Kabupaten/Kota : 1. Pengelolaan dan penyelenggaraan penelitian kesehatan yang meliputi agenda riset kesehatan di Kabupaten/Kota 2. 2. Koordinasi dan pelaksanaan jejaring penelitian di Kabupaten/Kota 3. SUB BIDANG PEMBIAYAAN KESEHATAN 3.1. SUB-SUB BIDANG PEMBIAYAAN UPAYA KESEHATAN PERORANGAN (UKP) Pemerintah Pusat : Pembiayaan Penerima Bantuan Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sesuai dengan pendataan. Provinsi : Pembiayaan iuran jaminan kesehatan untuk masyarakat miskin dan tidak mampu yang tidak tercakup dalam pendataan JKN di kabupaten/kota tidak mampu Kabupaten/Kota : Pembayaran iuran jaminan kesehatan untuk masyarakat miskin dan tidak mampu yang tidak tercakup dalam pendataan JKN 3.2. SUB SUB BIDANG PEMBIAYAAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT (UKM) Pemerintah Pusat : 1. Pembiayaan kegiatan UKM Lintas Provinsi 2. Pembiayaan Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan melalui kelompok dan organisasi masyarakat pada tingkat Nasional Provinsi : 1. Pembiayaan kegiatan UKM Lintas Provinsi 2. Pembiayaan UKM dan Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan melalui kelompok dan organisasi masyarakat pada tingkat Provinsi Kabupaten/Kota : 1. Pembiayaan kegiatan UKM di Kabupaten/Kota 2. Pembiayaan Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan melalui kelompok, organisasi masyarakat pada tingkat Kabupaten/Kota perorangan dan masyarakat luas.
  • 10. 10 4. SUB BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA 4.1. SUB-SUB BIDANG STANDARDISASI, REGISTRASI TENAGA KESEHATAN DAN REKOMENDASI PENGESAHAN RENCANA PENGGUNAAN TENAGA KESEHATAN ASING, SERTA IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KESEHATAN ASING Pemerintah Pusat : Penetapan standardisasi Tenaga Kesehatan Indonesia, standardisasi, Registrasi Tenaga Kesehatan-Warga Negara Asing (TK-WNA), serta Penerbitan Rekomendasi pengesahan Rencana penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA) dan Izin Mempekerjakan Tenaga Asing (IMTA). Provinsi : Penyelenggaraan registrasi Tenaga Kesehatan Indonesia Kabupaten/Kota : Penerbitan izin praktik dan Izin kerja Tenaga Kesehatan 4.2. SUB SUB BIDANG FASILITASI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN TERPENCIL, SANGAT TERPENCIL DAN TIDAK DIMINATI Pemerintah Pusat : Fasilitasi pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan Terpencil, Sangat Terpencil dan Tidak Diminati melalui Penempatan Dokter, Dokter Gigi, Tenaga Kefarmasian, Tenaga Kesehatan Masyarakat, Tenaga Gizi, Dan Tenaga Keteknisian Medis. Provinsi : - Kabupaten/Kota : - 4.3. SUB-SUB BIDANG STANDAR KOMPETENSI TEKNIS DAN SERTIFIKASI PELAKSANA URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KESEHATAN Pemerintah Pusat : Penetapan standar kompetensi teknis dan sertifikasi pelaksana urusan pemerintahan bidang kesehatan Provinsi : - Kabupaten/Kota : - 5. SUB BIDANG SEDIAAN FARMASI, ALAT KESEHATAN DAN MAKANAN MINUMAN 5.1. Pemerintah Pusat : Penyediaan obat, vaksin, alat tes diagnostik cepat dan reagen Program nasional. Provinsi : - Kabupaten/Kota : - 5.2. Pemerintah Pusat : Pengendalian industri, sarana produksi dan sarana distribusi sediaan farmasi, bahan baku obat, dan obat tradisional. Provinsi : Penerbitan izin Cabang PBF dan cabang penyalur Alat Kesehatan. Kabupaten/Kota : Penerbitan izin pendirian Apotik dan Toko Obat
  • 11. 11 5.3 Pemerintah Pusat : - Provinsi : Penerbitan izin produksi, edar dan distribusi Usaha Kecil Obat Tradisional (UKOT) Kabupaten/Kota : Penerbitan izin Usaha Mikro Obat Tradisional (UMOT) 5.4 Pemerintah Pusat : 1. Pengawasan pre market dan pengawasan produk obat, obat tradisional,kosmetika, alat kesehatan, dan makanan minuman 2. Pengawasan produk obat, obat tradisional, kosmetika, alat kesehatan, dan makanan minuman Provinsi : - Kabupaten/Kota : Penerbitan izin makanan dan minuman industri kecil dan/atau rumah tangga. 6. SUB BIDANG MANAJEMEN, INFORMASI, DAN REGULASI KESEHATAN 6.1 SUB SUB BIDANG SISTEM INFORMASI KESEHATAN 6.1.1 Pemerintah Pusat : Pengaturan dan pengurusan standarisasi,pengelolaan, dan Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan tingkat Nasional Provinsi : Pengaturan dan pengurusan pengelolaan, dan pengembangan Sistem Informasi Kesehatan tingkat Provinsi Kabupaten/Kota : Pengaturan dan pengurusan Pengelolaan, dan Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan tingkat kabupaten/kota 7. SUB BIDANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Pemerintah Pusat : Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan melalui kelompok dan organisasi masyarakat tingkat Nasional Provinsi : Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan melalui kelompok dan organisasi masyarakat pada tingkat Provinsi Kabupaten/Kota : Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan melalui kelompok, organisasi masyarakat pada tingkat Kabupaten/Kota, perorangan dan masyarakat luas 8. SUB BIDANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Pemerintah Pusat : Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan melalui kelompok dan organisasi masyarakat tingkat Nasional Provinsi : Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan melalui kelompok dan organisasi masyarakat pada tingkat Provinsi
  • 12. 12 Kabupaten/Kota : Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan melalui kelompok, organisasi masyarakat pada tingkat Kabupaten/Kota, perorangan dan masyarakat luas B. Draft Pedoman Teknis Organisasi Perangkat Daerah Bidang Kesehatan Organisasi atau kelembagaan merupakan elemen penting dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan. Untuk hal tersebut ADINKES berperan penting dalam lahirnya Pasal 211 ayat (2) UU No. 23 Tahun 2014 tentang Nomenklatur Perangkat daerah dan Unit Kerja pada Perangkat Daerah yang melaksanakan Urusan pemerintahan dibuat dengan memperhatikan pedoman dari Kementerian/LPNK yang membidangi Urusan Pemerintahan tersebut. Disamping itu, ADINKES juga telah selesai rancangan Permenkes tentang Pedoman Teknis organisasi perangkat daerah bidang kesehatan. Pedoman Teknis organisasi perangkat daerah bidang kesehatan menjadi panduan dalam penataan kelembagaan kesehatan di daerah ke depan. Dalam Pedoman Teknis organisasi perangkat daerah bidang kesehatan akan diatur secara lebih kongkrit hal-hal mengenai ; pembentukan, kedudukan, tugas, fungsi, susunan organisasi dan tata hubungan kerja Dinas kesehatan di Provinsi, Kabupaten dan Kota, Rumah Sakit Daerah Provinsi, Kabupaten dan Kota serta penataan kelembagaan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) sebagai Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD). Pedoman Teknis tersebut, juga akan mempertegas upaya deeselonisasi pada kelembagaan Rumah Sakit Daerah dan Puskesmas dengan memperkuat jabatan fungsional, serta memberikan acuan lembaga tersebut menjadi badan layanan umum daerah (BLUD). Pengorganisasian pelaksanaan urusan kesehatan pada daerah provinsi, kabupaten/kota dalam peraturan ini diwadahi dalam bentuk Dinas Daerah, Rumah Sakit Daerah dan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). Dinas Kesehatan Provinsi Pembentukan: Dinas Kesehatan diatur dalam Peraturan daerah Provinsi, dengan berpedoman pada peraturan pemerintah tentang organisasi perangkat daerah. Kedudukan: Dinas Kesehatan merupakan unsur pelaksana otonomi daerah; Dinas Kesehatan dipimpin oleh Kepala Dinas; Kepala dinas berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur Kepala Daerah, melalui sekretaris daerah. Tugas: Dinas Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan. Fungsi: perumusan kebijakan teknis di bidang kesehatan; penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang kesehatan; pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kesehatan; dan pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh gubernur sesuai dengan tugas dan fungsinya. Susunan Organisasi: Susunan organisasi Dinas Kesehatan pada Pemerintah Daerah Provinsi sesuai Pasal 217 UU No. 23 tahun 2014 dibagi kedalam 3 (tiga) tipe yaitu tipe A, tipe B dan tipe C, sesuai beban kerjanya.
  • 13. 13 Kriteria/kalisifikasi: Tipologi Dinas Kesehatan pada Pemerintah Daerah Provinsi didasarkan atas penilaian beberapa variabel ,meliputi : Jumlah Penduduk; Cakupan Wilayah Kerja, terdiri atas : jumlah kabupaten/kota; jumlah tenaga kesehatan; sarana dan prasarana kesehatan yang menjadi kewenangan Provinsi; dan jumlah usaha kecil obat tradisional, cabang pedagang besar farmasi dan penyalur alat kesehatan; Besaran APBD untuk urusan kesehatan. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Pembentukan: Dinas Kesehatan diatur dalam Peraturan daerah Kabupaten/Kota, dengan berpedoman pada peraturan pemerintah tentang organisasi perangkat daerah. Kedudukan: Dinas Kesehatan merupakan unsur pelaksana otonomi daerah; Dinas Kesehatan dipimpin oleh kepala dinas; Kepala dinas berkedudukan di bawah danbertanggung jawab kepada Bupati/Walikota melalui sekretaris daerah. Tugas: Dinas Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah dibidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan. Fungsi: perumusan kebijakan teknis di bidang kesehatan; penyelenggaraan urusan pemerintahan danpelayanan umum di bidang kesehatan; pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kesehatan; dan pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh gubernur sesuai dengan tugas danfungsinya. Susunan Organisasi: Susunan organisasi Dinas Kesehatan pada Pemerintah Daerah kabupaten/Kota sesuai Pasal 217 UU No. 23 tahun 2014dibagi kedalam 3 (tiga) tipe yaitu tipe A, tipe B, dan tipe C, sesuai beban tugasnya. Kriteria/kalisifikasi: Tipologi Dinas Kesehatan pada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota didasarkan atas penilaian beberapa variabel,meliputi: Jumlah Penduduk, Cakupan wilayah kerja,terdiri atas : jumlah Kecamatan; jumlah tenaga kesehatan; jumlah Puskesmas; sarana dan prasarana kesehatan yang menjadi kewenangan Kabupaten/Kota; Besaran APBD untuk urusan kesehatan. Rumah Sakit Daerah Provinsi Pembentukan: Rumah Sakit Daerah Provinsi diatur dalam Peraturan Daerah Provinsi, berdasarkan peraturan peundangan-undangan. Kedudukan: Rumah Sakit Daerah merupakan unsur pelaksana pemberian pelayanan kesehatan perorangan di daerah; Rumah sakit daerah provinsi dipimpin oleh seorang Direktur dalam jabatan non struktural; Tugas: Rumah Sakit Daerah Provinsi mempunyai tugas memberikan pelayanankesehatan perorangan secara paripurna di Provinsi. Fungsi: penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan standarpelayanan rumah sakit; pemeliharaan dan peningkatan kesehatanperorangan melalui pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis; penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumberdaya manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian
  • 14. 14 pelayanan kesehatan; dan penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan denganmemperhatikan etika ilmu pengetahuan bidangkesehatan. Susunan Organisasi: Susunan organisasi rumah Sakit Daerah provinsi tipe B, terdiri dari paling banyak 3 (tiga) wakil direktur dalam jabatan non struktural, kecuali Wakil Direktur yang membidangi administrasi membawahkan paling banyak 3 (tiga) Subbagian. Selain yang membidangi administrasi membawahkan Instalasi dan Kelompok Jabatan Fungsional; Instalasi membawahkan Unit Pelaksana Fungsional; Unit Pelaksana Fungsional dipimpin oleh seorang Kepala yang diangkat dari tenaga fungsional senior di bidangnya. Bagi Provinsi yang sejak berlakunya peraturan ini sudah memiliki RS Tipe A, dinyatakan tetap berlaku. Rumah Sakit Daerah Provinsi diarahkan menjadi Badan Layanan Umum Daerah yang penetapannya diatur dalam Peraturan Gubernur. Bagi Rumah Sakit Daerah Provinsi yang ditetapkan menjadi Badan Layanan Umum Daerah, susunan organisasinya dapat mengikuti pola Badan Layanan Umum Daerah sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Rumah Sakit Daerah Kabupaten/Kota Pembentukan: Rumah Sakit Daerah Provinsi diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten/Kota, berdasarkan peraturan peundangan-undangan. Kedudukan: Rumah Sakit Daerah merupakan unsur pelaksana pemberian pelayanan kesehatan perorangan di daerah; Rumah sakit daerah kabupaten/kota dipimpin oleh seorang Direktur dalam jabatan non struktural; Tugas: Rumah Sakit Daerah Provinsi mempunyai tugas memberikan pelayanankesehatan perorangan di kabupaten/kota. Fungsi: penyelenggaraan pelayanan pengobatan danpemulihan kesehatan sesuai dengan standarpelayanan rumah sakit; pemeliharaan dan peningkatan kesehatanperorangan melalui pelayanan kesehatan yangparipurna tingkat kedua dan ketiga sesuaikebutuhan medis; penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumberdaya manusia dalam rangka peningkatankemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan; dan penyelenggaraan penelitian dan pengembangan sertapenapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangkapeningkatan pelayanan kesehatan denganmemperhatikan etika ilmu pengetahuan bidangkesehatan. Susunan Organisasi: Susunan organisasi rumah Sakit Daerah Kabupaten/Kota dibagi ke dalam 2 (dua) tipe yaitu tipe C dan tipe D; Susunan organisasi rumah Sakit Daerah Kabupaten/Kota tipe C, terdiri dari paling banyak 3 (tiga) wakil direktur dalam jabatan non struktural, kecuali Wakil Direktur yang membidangi administrasi membawahkan paling banyak 2 (dua) Subbagian. Selain yang membidangi administrasi membawahkan Instalasi dan Kelompok Jabatan Fungsional; Susunan organisasi rumah Sakit Daerah Kabupaten/Kota tipe D, paling banyak 3 (tiga) wakil direktur dalam jabatan non struktural, kecuali Wakil Direktur yang membidangi administrasi. Selain yang membidangi administrasi membawahkan Instalasi dan Kelompok Jabatan Fungsional; Instalasi membawahkan Unit Pelaksana Fungsional; Unit Pelaksana Fungsional dipimpin oleh seorang Kepala yang diangkat dari tenaga fungsional senior di bidangnya. Bagi kabupaten/Kota yang sejak berlakunya peraturan ini sudah memiliki Rumah Sakit Tipe B, dinyatakan tetap berlaku. Rumah
  • 15. 15 Sakit Daerah Kabupaten/Kota diarahkan menjadi Badan Layanan Umum Daerah yang penetapannya diatur dalam Peraturan Bupati/Walikota. Bagi Rumah Sakit Daerah Kabupaten/Kota yang ditetapkan menjadi Badan Layanan Umum Daerah, susunan organisasinya dapat mengikuti pola Badan Layanan Umum Daerah sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bagi Pejabat struktural, tetap memperoleh hak- hak keuangannya sampai ditetapkannya menjadi Pejabat fungsional. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Pembentukan: Puskesmas dibentuk dengan Peraturan Daerah; Pada prinsipnya, setiap Kecamatan dibentuk 1 (satu) Puskesmas, apabila beban kerjanya dinilai cukup besar maka dalam 1 ( satu ) Kecamatan dapat dibentuk lebih dari 1 (satu) Puskesmas. Kedudukan: Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan, dipimpin oleh seorang kepala dalam jabatan non struktural, yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Dinas Kabupaten/Kota. Tugas: Puskesmas mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian urusan dinas kab/kota di bidang upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan perorangan (UKP). Fungsi: Untuk melaksanakan tugas pokok , Puskesmas menyelenggarakan fungsi : pelaksanaan pelayanan kesehatan masyarakat primer; pemberdayakan masyarakat di bidang kesehatan; pelaksanaan kesehatan perorangan primer; pelaksanaan kordinasi fasilitas kesehatan perorangan primer; pengelolaan data kesehatan masyarakat primer, data pemberdayaan masyarakat, dan data kesehatan perorangan primer; peningkatan kapasitas tenaga kesehatan strata pertama. Susunan Organisasi: Susunan organisasi Puskesmas terdiri atas: Kepala (Non Struktural); Subbagian Tata Usaha (eselon IV.b); dan Para Penanggung jawab fungsional; Kelompok Jabatan Fungsional. Puskesmas dapat diarahkan menjadi Badan Layanan Umum Daerah yang penetapannya diatur dalam Peraturan Bupati/Walikota. Bagi Kepala Puskesmas yang sudah ditetapkan sebagai pejabat struktural,tetap menerima hak-hak keuangannya sampai dialihkan menjadi pejabat fungsioal. Tata Kerja Dalam melaksanakan tugas setiap pimpinan satuan organisasi wajib menerapkan koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi baik dalam lingkungan masing- masing maupun dengan instansi lain sesuai bidang tugas masing-masing. Setiap pimpinan satuan organisasi, wajib mengawasi bawahan, dan apabila terjadi penyimpangan wajib mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta bertanggung jawab memimpin dan mengoordinasikan bawahannya dan memberikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahan. Disamping itu, setiap pimpinan satuan organisasi, wajib mengikuti dan mematuhi prosedur kerja dan bertanggung jawab kepada atasan serta menyampaikan laporan secara berkala tepat pada waktunya serta wajib menyusun petunjuk teknis dan prosedur tetap sebagai acuan kerja bawahan, sehingga setiap bawahan mengetahui dengan pasti pekerjaan yang akan dikerjakan dan kepada siapa harus dipertanggungjawabkan. Dan lain sebagainya.
  • 16. 16 Dalam melaksanakan tugasnya setiap pimpinan satuan organisasi, dibantu oleh kepala satuan organisasi di bawahnya dan dalam rangka pemberian bimbingan dan pembinaan kepada bawahan masing-masing wajib mengadakan rapat berkala. Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan tentang Pedoman teknis organisasi perangkat daerah bidang kesehatan telah disiapkan oleh ADINKES dan dipresentasikan dalam beberapa kali di Rakorpim yang dipimpin oleh Ibu Menteri Kesehatan Tata Hubungan Kerja Disamping tatakerja ADINKES juga menyiapkan bagaimana tata hubungan kerja yang selama ini belum pernah di rumuskan, baik oleh Kementerian Kesehatan maupun Oleh Kementerian Dalam Negeri. Tata Hubungan Kerja ini penting karena mengatur tata hubungan kerja antar unit organisasi pelaksanaan urusan kesehatan pada pemerintah daerah yaitu Dinas, Rumah Sakit, Puskesmas dan instansi terkait lainnya. C. Standar Pelayanan Minimal bidang Kesehatan Standar Pelayanan Minimal (SPM) merupakan salah satu cara yang ditempuh untuk mendorong pemerintah daerah melakukan pelayanan publik yang tepat bagi masyarakat, dan sekaligus mendorong masyarakat untuk melakukan kontrol terhadap kinerja pemerintah di bidang pelayanan publik bidang kesehatan. SPM dianggap sebagai tindakan yang logis bagi Pemerintah Daerah karena beberapa alasan. Pertama, didasarkan kemampuan daerahnya masing-masing, maka sulit bagi Pemerintah Daerah untuk melaksanakan semua kewenangan/fungsi yang ada. Keterbatasan dana, sumber daya aparatur, kelengkapan, dan faktor lainnya membuat Pemerintah Daerah harus mampu menentukan jenis-jenis pelayanan yang minimal harus disediakan bagi masyarakat. Kedua, dengan munculnya SPM memungkinkan bagi Pemerintah Daerah untuk melakukan kegiatannya secara “lebih terukur”. Ketiga, dengan SPM yang disertai tolok ukur pencapaian kinerja yang logis dan riil akan memudahkan bagi masyarakat untuk memantau kinerja aparatnya, sebagai salah satu unsur terciptanya penyelenggaraan pemerintahan yang baik. Penyelenggaraan pemerintahan yang baik merupakan issue yang paling mengemuka dalam pengelolaan administrasi publik dewasa ini. Bagi warga, keberadaan SPM juga amat penting karena SPM menjelaskan hak- hak dasar warga yang harus dipenuhi oleh daerah. Pemahaman terhadap hak-hak warga terhadap pelayanan PRB amat penting bagi mereka untuk dapat memastikan apakah pemerintah telah memenuhi tanggungjawab konstitusional kepada warganya, khususnya dalam bidang kesehatan. SPM karenanya dapat menjadi instrumen kontrol yang efektif terhadap jalannya penyelenggaraan pemerintahan daerah. Secara prinsip, warga memerlukan instrumen untuk mengecek apakah agennya (pemerintah) telah melaksanakan tugasnya dengan baik atau sebaliknya. SPM karenanya dapat menjadi instrumen bagi warga dan penduduk untuk mengaktualisasikan perannya sebagai warga negara yang berdaulat dan menjadi alat ukur bagi mereka untuk menilai kinerja dari pemerintahnya.
  • 17. 17 Indikator SPM 2014-2019 Indikator SPM Kabupaten/Kota meliputi: Promosi Kesehatan terdiri dari: 1. Promosi Kesehatan Untuk Siswa Pendidikan Dasar; 2. Promosi Kesehatan Untuk Masyarakat Di Puskesmas dan Jaringannya; 3. Promosi untuk Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan Oleh Puskesmas dan Jaringannya Skrining dan Pelayanan Kesehatan berdasar Daur Kehidupan terdiri dari: 1. Paket Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil di Puskesmas dan Jaringannya; 2. Paket Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di Puskesmas dan Jaringannya; 3. Paket Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir di Puskesmas dan Jaringannya; 4. Paket Pelayanan Kesehatan Balita di Puskesmas dan Jaringannya; 5. Skrining Kesehatan Siswa Pendidikan Dasar; 6. Skrining Kesehatan Penduduk Remaja (Usia 15 - 18 th) Keatas di Puskesmas; 7. Skrining Kesehatan Penduduk Dewasa (19- 59 th) di Puskesmas; 8. Skrining Kesehatan Lansia (Usia 60 th Keatas) di Puskesmas dan RSUD. Pemeriksaan Penyakit Menular terdiri dari: 1. Pemeriksaan Terduga Tuberkulosis (TB) di Puskesmas dan RSUD; 2. Pemeriksaan Terduga HIV dan AIDS di Puskesmas dan RSUD Pelayanan Sanitasi Lingkungan terdiri dari: 1. Pelayanan kesehatan lingkungan di Satuan Pendidikan Dasar Formal; 2. Pelayanan kesehatan lingkungan di Pasar Tradisional 3. Respons SKDR yang Dilakukan Dalam Waktu Kurang Dari 24 Jam Indikator SPM Propinsi meliputi: Promosi Kesehatan terdiri dari: 1. Promosi Kesehatan Untuk Siswa Pendidikan Menengah; 2. Promosi Kesehatan Dengan Media Massa Inspeksi sanitasi lingkungan terdiri dari: Pelayanan kesehatan lingkungan di Satuan Pendidikan Menengah; Petunjuk Teknis SPM Setiap indikator dalam SPM Kabupaten/Kota dan SPM Provinsi diuraikan secara rinci dalam pengertian, definisi operasional, rumus perhitungan kinerja, contoh perhitungan, target, sumber data, rujukan, sumber daya manusia atau pelaksana. Pembiayaan SPM Pembiayaan SPM wajib diprioritaskan dalam penganggaran APBD sebelum menganggarkan kegiatan lainnya sebagaimana diamanatkan dalam pasal 9 ayat (4) dan ayat (5) Peraturan Pemerintah Nomor 65 tahun 2005 tentang Standar Pelayanan
  • 18. 18 Minimal serta pasal 26 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Sumber pendanaan dalam APBD yang dapat digunakan untuk membiayai kegiatan pemenuhan SPM dapat berasal dari dana alokasi umum (DAU), dana bagi hasil atau pendapatan asli daerah. Dana Alokasi Khusus (DAK) dapat digunakan untuk memenuhi pencapaian SPM sepanjang sudah disediakan untuk itu. Bagi daerah yang sumber penerimaannya dari dana DAU, bagi hasil dan PAD terbatas, maka sumber pendanaan seharusnya dialokasikan melalui Dana Alokasi Khusus (DAK). Mengingat pemenuhan SPM adalah pemenuhan kebutuhan dasar warga negara untuk mempertahankan hidup secara layak, maka penganggaran pendanaan SPM wajib dilakukan baik oleh pemerintah daerah maupun oleh pemerintah pusat melalui mekanisme pendanaan yang diatur dalam peraturan perundang-undangan yang salah satunya dapat melalui dana alokasi khusus pencapaian SPM. Agar SPM bisa dicapai, rencana pencapaian SPM harus dicantum dalam seluruh dokumen perencanaan daerah yang menjadi landasan bagi daerah dalam penganggaran. Perencanaan pencapaian SPM wajib dimasukkan kedalam dokumen rencana pembangunan daerah lima tahunan yaitu RPJMD. RPJMD berisi arak kebijakan dan program pembangunan setiap daerah dalam lima tahun. Untuk menjamin pencapaian SPM maka program-program yang terkait dengan pencapaian SPM wajib dimasukkan ke dalam arah kebijakan dan program pembangunan daerah tersebut selama lima tahun termasuk target dan pagu indikatif pendanaannya. Selain dimasukkan ke dalam rencana pembangunan daerah lima tahunan, rencana pencapaian SPM harus juga dimasukkan ke dalam dokumen rencana strategis setiap perangkat daerah sesuai dengan bidangnya. Rencana pencapaian SPM bidang kesehatan wajib dimasukkan ke dalam rencana strategis Dinas Kesehatan kabupaten, kota atau provinsi yang bersangkutan. Draft Indikator SPM, Petunjuk Teknis SPM dan Perhitungan Pembiayaan SPM telah disiapkan oleh ADINKES dan dipresentasikan dalam beberapa kali di Rakorpim yang dipimpin oleh Ibu Menteri Kesehatan. Disamping itu, ADINKES juga terus menerus mendampingi Pejabat Eselon I dan II kementerian Kesehatan dalam Sidang DPOD, baik di tingkat eselon II lintas sektor terkait maupun Tingkat Tim Teknis DPOD yang di pimpin oleh Dirjen Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri. D. Kompetensi Teknis Pelaksana Urusan Pemerintahan Daerah Bidang Kesehatan Pelaksana Urusan Pemerintahan Bidang Kesehatan Daerah adalah Kepala SKPD Dinas Kesehatan dan jabatan-jabatan struktural dibawah Kepala Dinas Kesehatan yang bertugas membantu kepala daerah dalam melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan di provinsi dan kabupaten/kota. Sebagai pelaksana urusan pemerintahan bidang kesehatan, kepala SKPD dan jabatan-jabatan struktural dibawah kepala dinas, dituntut memiliki kapasitas atau kemampuan yang secara teknis dapat digunakan untuk membantu kepala daerah dalam membuat dan merumuskan kebijakan teknis bidang kesehatan, membuat perencanan strategik dan program pembangunan kesehatan daerah, menyelenggarakan pelayanan umum bidang kesehatan di daerah dan melakukan pembinaan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya di bidang kesehatan di daerah
  • 19. 19 provinsi dan Kabupaten/Kota. Kompetensi Teknis sebagai Pelaksana Urusan Pemerintahan Bidang Kesehatan diharapkan dapat:  Merumuskan kebijakan teknis bidang kesehatan  Melaksanakan urusan pemerintahan bidang kesehatan  Menyelenggarakan pelayanan publik bidang kesehatan  Melakukan pembinaan teknis terhadap pemangku kepentingan yang terkait dalam pembangunan kesehatan Pengangkatan pegawai atau aparatur sipil negara ke dalam suatu jabatan struktural pelaksana urusan pemerintahan bidang kesehatan dilakukan setelah memenuhi persyaratan kualifikasi serta standar kompetensi jabatan yang akan dipangkunya melalui proses rekruitmen dan seleksi. Sesuai Pasal 233 UU No. 23 Tahun 2014, kompetensi tersebut adalah kompetensi teknis; kompetensi manajerial; kompetensi sosio-kultural; dan kompetensi pemerintahan. Kompetensi Teknis Umum bidang kesehatan wajib dimiliki oleh pejabat struktural yang meliputi kemampuan manajerial, kepemimpinan dan profesionalisme serta komunikasi, jejaring dan advokasi. Kompetensi Teknis Khusus dibidang kesehatan wajib dimiliki oleh pejabat struktural agar dapat melaksanakan tugasnya terkait dengan bidang kesehatan secara professional, efektif dan efisien sebagai pelaksana urusan pemerintahan bidang kesehatan. Prosedur Pelatihan kompetensi teknis pelaksana urusan pemerintahan bidang kesehatan dilaksanakan oleh lembaga yang di akreditasi sedangkan penerbitan dan pengesahan sertifikat kelulusan kompetensi teknis pelaksana urusan pemerintahan bidang kesehatan dilakukan oleh Menteri Kesehatan.. Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan tentang kompetensi teknis pelaksana urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan yang dilengkapi dengan kurikulum dan modul pelatihan kompetensi teknis pelaksana urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan telah disiapkan oleh ADINKES dan dipresentasikan dalam beberapa kali di Rakorpim yang dipimpin oleh Ibu Menteri Kesehatan. E. Pusat Kesehatan Masyarakat Pusat Kesehatan Masyarakat, yang selanjutnya disingkat Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyakarat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Puskesmas sebagai pengelola kesehatan wilayah kecamatan sebenarnya merupakan konsep lama, namun belum diterjemahkan ke dalam bentuk lembaga yang secara operasional sesuai dengan dinamika dan tuntutan dan kebutuhan jaman, khususnya dalam penyelenggaraan pelayanan dasar secara paripurna. Dalam lingkup Primary Health Care (PHC) sebagai satu sistem kesehatan, maka puskesmas-puskesmas yang berada di wilayah Kabupaten/kota dengan jejaring
  • 20. 20 pelayanannya, menjadi komponen penyelenggara pelayanan kesehatan tingkat pertama yang perlu untuk dilakukan penguatan. Penguatan Puskesmas yang dimaksud adalah suatu bentuk upaya penguatan (revitalisasi) fungsi-fungsi Puskesmas, baik yang melemah, yang tidak berfungsi lagi, bahkan yang menyimpang dari konsep dasarnya, dengan melalui peninjauan ulang atas rincian upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, dalam upaya mengimplementasikan fungsi-fungsi puskesmas. Disamping untuk memperkuat fungsi-fungsi Puskesmas, perlu dilakukan penguatan strategi pencapaian program, mengingat sumberdaya yang tersedia untuk melaksanakan fungsi-fungsi tersebut sangat terbatas sehingga perlu dilakukan strategi pelaksanaan program secara terintegrasi di Puskesmas. Dengan fungsi sebagai penanggung jawab terhadap kesehatan wilayah kecamatan, maka Puskesmas juga mempunyai peran koordinatif bagi semua fasilitas kesehatan tingkat pertama milik pemerintah dan masyarakat yang berada di wilayah kecamatan. Fasilitas dimaksud adalah fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat tingkat pertama, fasilitas kesehatan perorangan tingkat pertama, fasilitas produksi dan distribusi sediaan farmasi, alkes, makanan dan minuman, upaya kesehatan berbasis masyarakat. Selain itu, di era BPJS, Puskesmas selain berperan dalam memberikan pelayanan primer sebagai bagian dari upaya kesehatan perorangan, juga perlu melakukan koordinasi dalam penyelesaian keluhan/pengaduan dari peserta BPJS Kesehatan, peserta asuransi kesehatan komersial yang merupakan penduduk di wilayah tersebut. Keseluruhan fungsi kewilayahan puskesmas ini, memerlukan perencanaan, anggaran dan dilaksanakan oleh Puskesmas. Agar Puskesmas sebagai salah satu bentuk fasilitas pelayanan kesehatan yang dibutuhkan untuk terselenggaranya pelayanan kesehatan yang mudah diakses, terjangkau dan bermutu dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, baik dari segi jumlah, jenis maupun bentuk pelayanannya perlu ditingkatkan kemampuan serta diintegrasikan dan diterpadukan programnya. Atas dasar latar belakang tersebut diatas, sesuai dengan perannya yang diatur pada Butir B Lampiran UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dalam pelaksanaan urusan pemerintahan wajib bidang kesehatan yang diserahkan kepada daerah, pemerintah pusat dalam hal ini adalah Kementerian Kesehatan perlu menetapkan norma, standar, prosedur dan kriteria sebagai pedoman dalam pelaksanaan pembagian urusan melalui peraturan Menteri Kesehatan dan dalam hal ini tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Peningkatan Kapasitas Tenaga Kesehatan Dalam rangka memberikan pelayanan yang optimal perlu adanya peningkatan kapasitas tenaga kesehatan di Puskesmas. Peningkatan kapasitas tenaga Kesehatan dapat dilakukan melalui :
  • 21. 21  Penguatan pelayanan di fasilitas pelayanan kesehatan di Puskesmas, Pustu, Polindes, Puskesmas keliling.  Peningkatan akses dan keterjangkauan pelayanan untuk masyarakat, peningkatan cakupan program dan pemanfaatan pelayanan oleh masyarakat di Puskesmas.  Penguatan dalam pengorganisasian kegiatan di fasilitas pelayanan Puskesmas berdasarkan bukti (evidance based) melalui pelaksanaan manajemen Puskesmas  Penguatan dalam penjaminan kualitas (quality assurance) pelayanan kesehatan di Puskesmas.  Penguatan dalam pemberdayaan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas.  Penguatan pembinaan pelayanan kesehatan di puskesmas secara teknis dan administratif oleh dinas kesehatan dan rumahsakit  Penguatan jejaring rujukan pelayanan kesehatan Integrasi Atau Keterpaduan Integrasi atau keterpaduan merupakan bentuk penyelenggaraan setiap upaya pelayanan kesehatan di Puskesmas harus secara terintegrasi, dalam rangka mengatasi keterbatasan sumber daya, jika mungkin sejak tahap perencanaan: sumber daya, jika mungkin sejak tahap perencanaan:  Integrasi atau Keterpaduan lintas program adalah upaya memadukan penyelenggaraan berbagai upaya kesehatan yg menjadi tanggung jawab Puskesmas, meliputi : program HIV/AIDS dalam layanan komprehensif berkesinambungan (LKB); Tb; Malaria antara lain dalam pelayanan ibu hamil sebelum persalinan (ante natal care) terpadu dan manajemen terpadu balita sakit didaerah endemis malaria; Kesehatan Ibu termasuk Gizi; dan imunisasi dan kesehatan anak termasuk Imunisasi, pneumoni & diare. Wadah integrasi di wilayah Puskesmas meliputi Pelayanan Pengobatan melalui pelayanan manajemen terpadu balita sakit (MTBS), pemeriksaan Laboratorium, pemberian obat, Pusling, Pelayanan ibu hamil sebelum persalinan (Ante Natal Care=ANC) terpadu, kegiatan outreach baik di fasilitas pemerintah dan swasta, Manajemen di Puskesmas meliputi Perencanaan tingkat Puskesmas. Lokakarya mini dan penilaian kinerja puskesmas dengan memperhatikan good leadership, manajemen kegiatan pelayan, manajemen informasi dan manajemen mutu, Penguatan dan distribusi SDM, sistem informasi, logistik, pembiayaan, Pelaksanaan upaya kesehatan perseorangan dalam klinik puskesmas berizin, Sarana UKBM untuk melaksanakan kegiatan UKM Integrasi manajemen Puskesmas dilakukan melalui: Penguatan dalam perencanaan, pemantauan melalui lokakarya mini bulanan dan penilaian di Puskesmas melalui penilaian kinerja setiap tahun, Penguatan dalam kerjasama lintas sector dengan melaksanakan lokakarya mini triwulanan dan Penguatan dalam pembinaan masyarakat. Integrasi pembiayaan Puskesmas dilakukan melalui Pembiayaan yang bersumber dari Pemerintah meliputi dana pusat dan daerah, Pembiayaan yang bersumbermasyarakat: swadaya dan kegiatan kemasyarakatan lainnya, Pembiayaan yang bersumber swasta: Corporate Social Responsibilitty (Tanggung jawab Sosial Perusahaan). Integrasi Penguatan dalam pengelolaan logistik di Puskesmas dilakukan melalui Penguatan system informasi logistik, Penyimpanan dan distribusi
  • 22. 22 logistik, Penggunaan logistik yang tepat, Menjamin ketersediaan logistik di fasilitas pelayanan dan Menjamin kualitas logistik yang tersedia.  Keterpaduan Lintas sektor merupakan upaya memadukan penyelenggaraan upaya Puskesmas (wajib, pengembangan dan inovasi) dengan berbagai program dari sektor terkait pd tingkat kecamatan. Pemberdayaan Masyarakat Setiap Puskesmas wajib melakukan pemberdayaan masyarakat di wilayah kerjanya. Pemberdayaan masyarakat dilakukan dalam rangka memberdayakan perorangan, keluarga dan masyarakat agar berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap upaya Puskesmas. Puskesmas berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap upaya Puskesmas dalam rangka meningkatkan kemampuannya untuk berperi-laku hidup bersih dan sehat secara mandiri serta menumbuhkan dan menggerakkan peran-sertanya dalam upaya-upaya kesehatan di lingkungan komunitasnya. Sistem Rujukan Rujukan upaya kesehatan perorangan meliputi : Rujukan kasus untuk keperluan diagnostik, pengobatan, tindakan medik (operasi), Rujukan bahan pemeriksaan (spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium yg lebih lengkap; Rujukan Puskesmas dalam menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dapat melakukan rujukan. Rujukan meliputi; Rujukan upaya kesehatan perorangan; dan Rujukan upaya kesehatan masyarakat. ilmu pengetahuan, mendatangkan tenaga yang lebih kompeten untuk melakukan bimbingan tenaga Puskesmas dan atau menyelenggarakan pelayanan medik di Puskesmas; Rujukan upaya kesehatan masyarakat meliputi: Rujukan sarana dan logistik, antara lain peminjaman alat fogging, peminjaman alat lab kesehatan, peminjaman alat audio visual, bantuan vaksin, obat-obatan, bahan habis pakai dan bahan makanan; Rujukan tenaga, dukungan tenaga akhli untuk penyelidikan KLB, bantuan penyelesaian masalah hukum kesehatan, penanggulangan gangguan kesehatan karena bencana alam, Rujukan operasional, menyerahkan sepenuhnya kewenangan dan tanggungjawab penyelesaian masalah kesmas dan atau penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat kepada dinas kesehatan Kabupaten/Kota. Standar Pelayanan Dalam menyelenggarakan upaya kesehatan setiap Puskesmas wajib membuat Standar Pelayanan Puskesmas dengan mengacu pada standard pelayanan nasional sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Standar pelayanan Puskesmas meliputi:  Standar pelayanan pemberdayaan masyarakat;  Standar pelayanan kesehatan masyarakat primer;  Standar pelayanan kesehatan perorangan primer  Standar pelayanan penyediaan data kesehatan;  Standar pelayanan koordinasi fasilitas kesehatan perorangan primer
  • 23. 23 Standar pelayanan disusun oleh Puskesmas, dibahas dan disetujui Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, ditetapkan dengan Peraturan Bupati/Walikota. Standar dijadikan pedoman dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Puskesmas. Selanjutnya, seluruh hasil kegiatan inisial AIPHSS – ADINKES tersebut diatas telah diterima oleh Kementerian Kesehatan dengan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya sesuai surat Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan No. HK.05.01/IV/1169/2014 tanggal 14 Juli 2014 tentang Respon Hasil Kegiatan Inisial AIPHSS-ADINKES. Rencana Kegiatan ADINKES 2015- 2017 adalah sebagai berikut I. Mempersiapkan regulasi bidang kesehatan pasca terbitnya UU No. 23 Tahun 2014, antara lain : 1. NSPK Pengaturan pembagian urusan pemerintahan 2. Keputusan Menteri Kesehatan tentang Kurikulum dan Modul Kompetensi Teknis Bidang Kesehatan 3. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Pedoman Teknis Pengangkatan dalam Jabatan Organisasi Perangkat Daerah Bidang Kesehatan II. Tindaklanjut pelaksanaan regulasi bidang kesehatan di Provinsi dan Kabupaten/Kota (Mentoring dan Monitoring – Evaluasi) III. Penguatan Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota IV. Penguatan dan Revitalisasi Puskesmas dalam Pelayanan Komprehensif dan Terintegrasi Kesehatan Ibu dan Anak V. Penguatan Kapasitas ADINKES, baik Pusat maupun Wilayah dalam mendukung Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota Sesuai rencana kegiatan ADINKES 2015 - 2017 tersebut diatas adalah sebagai berikut : 1. Pembuatan Norma, Standar, Presedur dan Kriteria (NSPK) Pembagian Urusan antara Pemerintah dengan Pemerintah Daerah Bidang Kesehatan sangat penting untuk diterbitkan mengingat sesuai Pasal 17 UU No. 23 tahun 2014 di amanatkan bahwa Daerah dalam menentukan kebijakan wajib berpedoman pada NSPK yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan. Apabila Kebijakan Pemerintahan Daerah yang dibuat tidak mempedomani NSPK yang telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan, maka Pemerintah Pusat melalui Menteri dalam Negeri membatalkan Kebiajakan daerah tersebut dan Kegiatan yang diajukan kepada AIPHSS – DFAT berupa: Penulisan draft Permenkes tentang NSPK Bidang Kesehatan Pembagian Urusan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan daerah Kabuapaten/Kota Bidang Kesehatan untuk: I. Perencanaan Tenaga Kesehatan II. Pendayagunaan Tenaga Kesehatan III. Pelayanan Kesehatan Ibu IV. Pelayanan Kesehatan Anak V. Pelayanan Kesehatan HIV-AIDS VI. Perizinan
  • 24. 24 VII. Pelayanan Kesehatan Rujukan VIII. Pelayanan untuk Hipertensi IX. Pelayanan Standar Pelayanan Minimal X. Pemberdayaan Masyarakat a. Legal Drafting b. Desiminasi c. Pembuatan Laporan 2. Workshop, Mentoring, Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang kesehatan di daerah Kegiatan AIPHSS-DFAT Kegiatan yang diajukan berupa : a. Penyusunan materi uji coba - Penyiapan Daerah untuk melaksanakan SPM Penyusunan Pedoman Kajian Kesiapan Daerah Dalam melaksanakan SPM, antara lain : SDM; Peralatan Kesehatan dan Non Kesehatan, Alat Peraga Promosi Kesehatan dan lain-lainnya; - Perhitungan sasaran pelayanan - Pelaksanaan kajian kesiapan Daerah dalam pelaksanaan SPM dan Pelatihan perhitungan kebutuhan biaya SPM : b. Pembuatan pedoman mentoring dan monitoring dan evaluasi implementasi SPM c. Pembentukan tim uji coba implementasi SPM d. Pelaksanaan uji coba e. Pelaksanaan mentoring pasca sosialisasi secara regular dan berkala di daerah uji coba f. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan SPM secara reguler dan berkala di daerah uji coba g. Pembuatan laporan 3. Pelatihan Kompetensi Teknis Pelaksana Urusan Pemerintahan Bidang Kesehatan Kegiatan yang diajukan berupa: a. pertemuan serial penyusunan modul pelatihan b. pertemuan serial penyusunan Permenkes tentang penyelenggaraan pelatihan Kompetensi Teknis Pelaksana Urusan Pemerintahan Bidang Kesehatan c. pertemuan serial penyusunan Permenkes tentang pengangkatan pelaksana urusan pemerintahan bidang kesehatan d. Pembuatan pedoman monitoring dan evaluasi paska pelatihan e. Pembuatan database peserta pelatihan yang selalu updated f. Pelatihan pelatih nasional (Master of Training) g. Uji coba pelatihan peningkatan Kompetensi Teknis Kepala Dinas Kesehatan dan Direktur Rumah Sakit Daerah di NTT dan Surabaya h. Evaluasi kegiatan i. Pembuatan laporan
  • 25. 25 IV. Penguatan dan Revitalisasi Puskesmas termasuk dalam Pelayanan Komprehensif dan Terintegrasi Kesehatan Ibu dan Anak 1. Akreditasi Puskesmas 2. Meningkatkan pelayanan KIA yang komperhensif dan terintegrasi dengan pendekatan SPM  ASBK KIA  Alokasi pembiayaan KIA  Meningkatkan pelayanan KIA 3. Meningkatkan health governance pada tingkat Kabupaten/Kota melalui mekanisme akuntabilitas dan peningkatan kompetensi Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota  Meningkatkan kapasitas Dinas Kesehatan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) termasuk akuntabilitasnya  Meningkatkan kapasitas Kepala Dinas Kesehatan sesuai dengan standar kompetensi 4. Pelaksanaan penguatan sistem kesehatan Kabupaten/Kota dan perluasannya  Meningkatkan sistem informasi di Kabupaten/Kota  Mendokumentasikan pembelajaran yang ditemukan untuk direplikasikan V. Penguatan Kapasitas ADINKES, baik Pusat maupun Wilayah dalam mendukung Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota  Peningkatan kemampuan perencanaan dan manajemen ADINKES di daerah  Mentoring dan Monitoring-Evaluasi  Pengembangan ADINKES sebagai lembaga independen untuk akreditasi Puskesmas Jakarta, 26 November 2014 Asosiasi Dinas Kesehatan Seluruh Indonesia, dr. Krishnajaya, MS K e t u a