SlideShare a Scribd company logo
PERTEMUAN
MIKROBA DENGAN
SEL FAGOSIT
OLEH:
Apt. FARID ZULKARNAIN NUR SYAH, S.Farm.,M.Farm
http://www.free-powerpoint-templates-design.com
ISI
01
02
03
04
05
.
BIOLOGI SEL FAGOSITOSIS
.
FAGOSITOSIS DALAM
POLIMORFONUCLER LAUKOSIT
FAGOSITOSIS DALAM MAKROFAG
.
STRATEGI MIKROBA MENGHADAPI
FAGOSIT
PERTUMBUHAN SEL FAGOSIT
ISI
06
07
.
MEMBUNUH FAGOSIT
.
KONSEKUENSI DEFEK DALAM SEL
FAGOSITIK
.
Section 1
BIOLOGI SEL FAGOSITOSIS
BIOLOGI SEL FAGOSITOSIS
FAGOSIT
FAGOSIT adalah bagian paling
kuat dan penting dari
pertahanan tubuh yang dapat
beroperasi tanda penundaan
JENIS FAGOSIT
1. LEUKOSIT
POLIMORFONUKLEUS
(neutrofil, eosinofil, basofil
dan sel mast)
2. MAKROFAG
FAGOSITOSIS
FAGOSITOSIS adalah proses pertahanan tubuh yang kompleks yang
hasilnya berdampak pada terhadap respon imun dan inflamasi di
area tertentu
FAGOSITOSIS
- Adanya mediasi oleh aktin dalam mendeteksi pola patogen (Patogen-a
ssociated molecular patern/PAMPs) oleh reseptor pengenal pola patogen
(Patern recognition receptor/PRRs) yang terdapat pada membran plasma
fagosit
Contoh PAMPs pada bakteri, jamur
- Karbohidrat
- Lipopolisakarida
- lipoprotein
Contoh PAMPs pada Virus
- dsRNA
GAMBAR 1.
RESEPTOR MAKROFAG DAN
MOLEKUL FUNGSI DALAM
FAGOSITOSIS
PRR/ reseptor:
-
FAGOSITOSIS DI LEUKOSIT POLINUKLEUS
TIPE SEL
- 70 % dari leukosit
- Banyak terdapat di paru-paru
- Tidak Memiliki Mitokondria
- Kaya glikogen (sbg energi saat
kondisi anaerob)
- Aktif Melawan: S.Aureus, P.
Aeruginosa, E.Coli, Virus Herpes,
Virus influenza dan HIV
NEUTROFIL
- 0,5 % Dari leukosit
- Terdapat di submukosa,
pembuluh darah,
BASOFIL
- 1% dari leukosit
- Terdapat di jaringan, submukosa
usus, saluran nafas
- Kurang efektif dibanding neutrofil
- Aktif melawan: parasit (ct.
schistosomula)
EUSINOFIL
.
SEL MAST
Gb. 2
Tahapan fagositosis dimediasi ole
h reseptor opsonik
1. Ikatan pola patogen sel bakteri dengan
reseptor pada membran plasma sel fag
osit
2. Bakteri masuk dalam vakuola sel fagos
it
3. Menuju vakuola fagositik (fagosom) (bu
tiran lisosom bekerja dengan cara pen
gasaman, molekul sitolitik, proteolisis),
terdapat peran neutrofil
4. Lisosom bersatu dengan membrannya,
membentuk fagolisosom, terjadi proses
pencernaan bakteri
5. Dinding bakteri rusak, mayat bakteri di
cerna
Produk inflamasi
Hasil pertempuran mikrooganisme dan fagosit, bisa tipis dan berair (strep
tokokus), tebal (staphylococci), murahan (Mycobacterium tuberculosis), h
ijau (P. aeruginosa pigments) atau berbau busuk (anaerobic bacteria). Seb
elum munculnya agen antimikroba modern, abses staphylococcal bisa me
ngandung lebih dari setengah liter nanah.
Gb. 3
Aktifitas mikrobisiga
oksigen-dependen d
alam neutrofil
Penjelasan Gb. 3
Saat proses fagositosis, terjadi oksidase NADPH melepaskan oksigen. O2 + satu e
lektron menyebabkan superoksidase. dua molekul superoksidase berinterkasi me
njadi H2O2 (bisa terjadi secara spontan atau bantuan superoksidase dismutase)
H2O2 pada gilirannya dapat direduksi menjadi radikal hidroksil (OH). Bisa juga me
njalani halogenasi yang dimediasi myeloperoxidase untuk menghasilkan hipoklori
t (OClˉ) yang tidak hanya mengganggu dinding sel bakteri dengan halogenasi teta
pi juga bereaksi dengan H2O2 untuk membentuk oksigen tunggal (Δg 'O2) , yang m
ungkin berfungsi sebagai antimikroba.Dengan demikian, hidroksil bebas (OH) dan
superoksida (O2ˉ) radikal, H2O2, OClˉ dan singlet oksigen (Δg 'O2)
Semuanya diproduksi dineutrofil di membran fagosom, sebagian besar dengan m
enggunakan rantai transpor elektron, dan melibatkan sitokrom b.
Tetapi tidak jelas apakah sebagian atau seluruhnya produk-produk ini bertanggung jawa
b untuk membunuh atau apakah itu juga tergantung pada aktivitas lain dari rantai transp
or elektron.
Mekanisme Kerja Fagositosis
Oxygen-dependent
Aktifitas pada bakteri
aerob
Oxygen-
independent
Aktifitas pada bakteri
anaerob
1. Saat terjadi fagositosis, terjadi oksidase NADPH melepaskan O2.
2. O2 menjadi superoksidase (O2ˉ) karena penambahan satu elektron
3. Dua molekul O2ˉ berinteraksi menjadi H2O2
4. Oleh myeloperoksidase dihalogenasi menghasilkan hipoklorit (OClˉ)
5. Singlet oksigen + H2O2
6. Terjadi lisis dinding sel bakteri Reaksi terjadi di neutrofil di membran
fagosom
Semua berperan sebagai antimikroba
1. pH vakuola 3,5
2. Granula dikirim ke fagositik vakuola mengandung antimikroba (al.
azurophil, lisosom, myeloperoksidase, laktoferin, lizozim, berbagai protein
kationik, asam hidrolase)
Section 3
FAGOSITOSIS DALAM MAKROFAG
PERBEDAAN NEUTROFIL DAN MAKROFAG
NEUTROFIL
1. MENGANDUNG PROTEIN
KATIONIK
2. AKTIFITAS BAKTERI LEBIH
UNGGUL
3. WAKTU HIDUP SINGKAT (HARI)
MAKROFAG
1. TIDAK MENGANDUNG
PROTEIN KATIONIK, TETAPI
PEPTIDA DEFENSIN
2. KURANG UNGGUL DIBANDING
NEUTROFIL
3. WAKTU HIDUP LAMA (BULAN)
MEKANISME KERJA FAGOSITOSIS MAKROFAG
GAMBAR 4.5 Representasi skematis dari jalur NO
pada makrofag murine. Nitrit oksida sintetase
(NOS) memediasi penambahan O2 ke guanidino N
dari L-arginine untuk membentuk NO. Ini dengan c
epat dikonversi menjadiNO2 2 dan NO2 3 Justru ya
ng RNI terlibat dan dengan mekanisme apa pembu
nuhan berlangsung tidak jelas. Tetrahydrobiopterin
(THB) adalah kofaktor penting untuk NOS tetapi ini
tidak ada dalam makrofag manusia. Itu jalur dibloki
r oleh analog arginin NG-monometil-L-arginin. Pro
ses ini tunduk pada modulasi oleh beberapa sitoki
n tetapi dua tampaknya sangat penting. Sintesis N
OS diaktifkan oleh interferon-γ (IFN-γ) dan langkah
-langkah selanjutnya dioptimalkan oleh tumor necr
osis factor-α (TNF-α). Yang terakhir mungkin timbu
l dari makro-fag dirangsang oleh IFN-γ di tempat p
ertama efek autokrin.
Section 4
STRATEGI MIKROBA MENGHADAPI FAGOSIT
GAMBAR 4.6 Strategi antiphagocytic tersedia
untuk mikroorganisme. Sejauh mana strategi
sebenarnya digunakan oleh mikroorganisme.
1. Penghambatan Chemotaxis atau Mobilisasi Sel Fagosit
• Mikroorganisme dapat menghindari perhatian sel fagositik oleh inhibisi chemotaxis, d
an sebagai akibat dari ini inang kurang mampu memfokuskan neutrofil dan macropha
ges ke area infeksi yang tepat. Beberapa racun bakteri menghambat gerakan neutrofi
l dan makrofag tersebut
• Contoh: Protein Penghambat Kemotaksis dari S. aureus (Chips) adalah protein yang
disekresikan yang mengikat C5a dan bentuknya serupa reseptor peptida pada neutro
fil. Ini menghalangi pendeteksian gradien konsentrasi kemotaksis oleh neutrofil dan d
engan demikian menghambat kapasitasnya untuk merasakan target dan menyerang
sel S. aureus.
• mikroorganisme melepaskan zat yang menghambat pembentukan atau aksi faktor pe
rangsang koloni, dengan demikian akan mengganggu respon fagositik terhadap infek
si, beberapa dari mereka mungkin diharapkan untuk melakukannya
2. Penghambatan Adsorpsi Mikroorganisme ke Permukaan
Sel Fagosit
• Contoh pilon (gonokokus) menempel ke neutrofil tetapi tidak tertelan atau terbunuh.
• Secara in vitro Mycoplasma hominis secara ekstraseluler dengan neutrofil manusia ,
dan tampaknya tidak ada adsorpsi yang kuat dari mycoplasmas ke neutrophil permuk
aan, karena mycoplasmas merusak neutrofil, yang menunjukkan peningkatan oksidas
i glukosa dan pembunuhan cacat E. coli fagositosis.
• Jika neutrofil ditambahkan ke protozoa parasit Toxoplasma gondii secara vitro, neutr
ofil tidak menuju ke toksoplasma artinya Toksoplasma yang dilapisi antibakteri, atau
mati, atau berhasil difagositosis dan dicerna oleh neutrofil
• Banyak virus tidak akan menempel => tidak dapat menginfeksi kecuali spesifik pada
reseptor sel fagosit, ini menjadi keuntungan bagi virus untuk tidak dihancurkan
3. Inhibisi Fagosit - Opsonins
• Ketahanan terhadap fagositosis karena
1. komponen dinding sel bakteri,
2. kapsul yang menutup dinding bakteri, disekresikan oleh bakteri.
3. Contoh zat antiphagocytic pada permukaan bakteri yaitu protein M- pada s
treptokokus dan kapsul polisakarida dari pneumokokus.
4. Mereka dapat tumbuh secara ekstraseluler menghindari penyerapan oleh s
el fagositik
• protein M- pada streptokokus dikaitkan dengan resistensi fagositosis diperantarai m
elalui mekanisme yang berbeda termasuk pengikatan faktor H yang mengganggu jalu
r complement, dan pengikatan IgG melalui Fc non-spesifiknya yang menghasilkan a
ntibodi terimobilisasi sehingga salah dikenali oleh Fc reseptor pada fagosit yang ber
edar.
• Dengan cara yang sama, protein staphylococcal A mengikat wilayah Fc dari IgG
melalui 4 atau 5 domain yang mengikat IgG dan mungkin menjadi faktor yang
signifikan dalam kurangnya keberhasilan hingga saat ini dalam mendorong respons
kekebalan protektif pada manusia dalam melawan Infeksi S. aureus.
• beberapa mikroorganisme menimbulkan masalah mekanis murni untuk sel fagositik
tanpa secara khusus mencegah fagositosis motil, apakah motilitas disebabkan oleh
flagella (bakteri Gram-negatif, Trichomonas vaginalis) Atau gerakan amoeboid
(Entamoeba histolytica). Immobilising antibodi mungkin diperlukan.
• Ukuran kecil dari mikroorganisme bisa menjadi masalah.
• Makrofag tunggal tidak akan bisa untuk fagositosis mikroorganisme besar, dan Pada
jamur ada hifa . makrofag yang mencoba fagositosis pada jamur akan terbawa pada
pertumbuhan hifa
• Opsonisasi tanpa antibodi spesifik terjadi setelah deposisi C3b pada permukaan bakt
eri setelah aktivasi jalur pelengkap alternatif dan perlekatan reseptor C3b pada fagosi
t. Ini adalah pertahanan tuan rumah yang penting pada awal infeksi, sebelumnya anti
bodi terbentuk, dan berikut ini dapat dianggap sebagai 'strategi' mikroba untuk mence
gah jenis opsonisasi ini.
• Encapsulated strain dari S. aureus muncul untuk mengaktifkan dan mengikat komple
men tanpa membutuhkan antibodi, tetapi tidak opsonisasi dan fagositosis.
• Misalnya, protein permukaan ClfA mengikat untuk melengkapi faktor I, dan SdrE berik
atan dengan factor H mengakibatkan penurunan opsonophagocytosis.
• Dalam kasus Streptokokus Grup A, lapisan luar protein M mencegah aktivasi pelengk
ap dengan jalur alternatif.
4. Penghambatan Fusion dari Lysosome dengan vakuola Fag
osit
• Patogen seperti M. tuberculosis, Chlamydia dan Legionella spp. menghasilkan kompo
nen dinding sel yang dilepaskan dari fagosom dan memodifikasi membran lisosom un
tuk menghambat fusi (M. tuberculosis menghasilkan sulfatides).
• Virulen Salmonella typhimurium juga menghambat fusi dan membelah dalam vakuola
yang tidak digunakan
• Parasit protozoa intraselular T. gondii adalah fagositosis oleh makrofag, menginduksi
sendiri dengan secara aktif memasukkan silinder ke dalam makrofag. Namun dalam
proporsi besar vakuola tidak ada fusi lisosomal, sehingga toksoplasma bertambah ba
nyak dan akhirnya membunuh sel
• Mitokondria dan panjangnya retikulum endoplasma mengelilingi vakuola ini, mungkin
sebagai respons terhadap rangsangan kimia timbul dari toxoplasmas,
5. Resistan terhadap pembunuhan dan pencernaan
di fagolisosom
• Banyak bakteri patogen menunjukkan tingkat resistensi dan juga digesti pada fagolis
osom, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.1.
• Katalase, dengan menghancurkan H2O2 mungkin melindungi bakteri untuk dihancurk
an dan strain kaya staphylococci dan L. monocytogenes menunjukkan kelangsungan
hidup yang lebih baik di dalam neutrofil.
• SOD diproduksi oleh Streptococci, menghasilkan H2O2, yang dapat memiliki efek pe
nghambatan pada staphylococci yang bersaing menginfeksi di nasofaring
• Dalam kasus Salmonella, resistensi terhadap pembunuhan intraseluler sebagian dim
ediasi oleh produksi faktor seperti SOD, yang menghambat oksigen dan nitrogen. Se
lain itu, pengangkut ion logam tampaknya penting untuk kelangsungan hidupnya
6. Melarikan diri dari sel fagosom
• Contoh :
• Shigella melarikan diri dari vakuola
• Listeria monocytogen menginfeksi makrofag tikus, kemudian dapat melarikan diri ke s
itoplasma
• Mekanisme: Fosfolipase A membuat membran phagolisosomal rentan terhadap efek
perusakan listeriolisin O, sehingga organisme dapat melarikan diri
Section 5
PERTUMBUHAN SEL FAGOSIT
• Bakteri cenderung tetap hidup jika mereka difagositosis oleh neutrofil, tetapi secara in
traseluler pertumbuhan umumnya sedikit dibandingkan dengan pertumbuhan bakteri
dalam cairan ekstraseluler.
• Bakteri memanfaatkan makrofag sebagai perlindungan dan memberi makan, dibandi
gkan menghancurkan dan mencernanya.
• Terkadang mitokondria dan ribosom direkrut ke tepi phagosome, di mana mereka mu
ngkin berperan sebagai nutrisi dan pertumbuhan bakteri. Kemampuan tumbuh di ma
krofag bisa sebagai kunci keberhasilan mikroorganisme invasif
• Bakteri, jamur dan protozoa sering berkembang biak di dalam vakuola fagositik.
• Makanan bergizi parasit terjadi di membran vakuola, dan bahan inang harus tersedia
untuk parasit.
• Coccidias tertentu, misalnya menginduksi sel inang menjadi extrude material ke dala
m vakuola dan kemudian mengambilnya dengan endocytosis
Section 6
MEMBUNUH SEL FAGOSIT
MEMBUNUH PHAGOCYTE
Antiphagocytic killing the phagocytes
1. Streptococus patogenik melepaskan hemolisim (streptoisim)
Melisiskan sel darah merah
Pada neutrofil
(butiran neutrofil meledak dan isisnya dibuang ke sitoplasma sel)
2. Enzim lisosomona => terbatas pada vakuola fagostik
Dilepaskan pada sitoplasma sel
Menyerang sel komponen => mencairkan sitoplasma => sel mati
Section 7
KONSEKUENSI DEFEK PADA SEL FAGOSIT
KONSEKUENSI DEFEK DI SEL FAGOSITIK
• Pentingnya sel fagositik dalam pertahanan melawan mikroorganisme diilustrasikan da
ri pengamatan pada penyakit di mana ada kekurangan atau cacat sel fagositik.
• Kekurangan neutrofil yang serius, dengan, 1000 μm23 dalam darah (normal 2000) 50
00 mm23), terlihat pada leukemia akut dan predisposisi infeksi dengan bakteri Gram-
negatif dan pyogenic Gram-positif.
• Anak-anak dengan penyakit granulomatosa kronis memiliki neutrofil yang terlihat nor
mal dan menunjukkan kemotaksis dan fagositosis normal, tetapi ada pembunuhan ba
kteri intraseluler yang rusak, terlihat pada kode komponen penting dalam sistem oksi
dase NADPH fagosit sehingga rentan terkena infeksi bakteri stapilococal dan bakteri
gram – dan infeksi supuruatif berulang dengan bakteri virulensi tingkat rendah sepert
i E. coli, Klebsiella spp., staphylococci dan micrococci, Contoh lain dari defek neutrofi
l terlihat pada penyakit Chediak-Higashi,
Ringkasan
• Pertemuan antara mikroorganisme dan sel fagositik Di pusat fitur infeksi dan patogeni
tas. Phagocytes dirancang untuk menelan, membunuh, dan mencerna mikroorganis
me asing dan jalannya infeksi tergantung pada keberhasilan yang dilakukan sel fagos
it. Meskipun zat yang dihasilkan oleh mikroba pada pelekatan pertama tampaknya
memiliki fungsi yang berguna, tidak semua akan terbukti menjadi sangat penting dala
m sel host yang terinfeksi. Pembunuhan mikroba dan pencernaan pada fagosit masi
h hanya sebagian dipahami, tetapi penting untuk memahami secara logis dari cara-ca
ra mikroorganisme mana yang dapat terhindar dari sel fagosit dibunuh dan dicerna.
Sebagian besar virus tidak menginfeksi fagosit, dan kecuali dengan cara dengan end
ositosis atau fusi, bukan fagositosis.
SEL FAGOSIT.pptx

More Related Content

Similar to SEL FAGOSIT.pptx

358607746-209975740-PPT-Imunologi-Infeksi-Tampil-ppt.ppt
358607746-209975740-PPT-Imunologi-Infeksi-Tampil-ppt.ppt358607746-209975740-PPT-Imunologi-Infeksi-Tampil-ppt.ppt
358607746-209975740-PPT-Imunologi-Infeksi-Tampil-ppt.pptRickyRaditiaSulistio
 
Imunologi; imunologi infeksi
Imunologi; imunologi infeksiImunologi; imunologi infeksi
Imunologi; imunologi infeksiLisa Andina
 
sistem imun penyakit infeksi.ppt
sistem imun penyakit infeksi.pptsistem imun penyakit infeksi.ppt
sistem imun penyakit infeksi.pptbennyxt4n
 
PPT Sistem Immun Innate dan Adaptive.pptx
PPT Sistem Immun Innate dan Adaptive.pptxPPT Sistem Immun Innate dan Adaptive.pptx
PPT Sistem Immun Innate dan Adaptive.pptxAgusMahendra13
 
INTERAKSI HOST DAN BAKTERI PADA PENYAKIT PERIODONTAL (1).pptx
INTERAKSI HOST DAN BAKTERI PADA PENYAKIT PERIODONTAL (1).pptxINTERAKSI HOST DAN BAKTERI PADA PENYAKIT PERIODONTAL (1).pptx
INTERAKSI HOST DAN BAKTERI PADA PENYAKIT PERIODONTAL (1).pptxjeongjaehyunkiyowo14
 
PPT Sistem Immun Innate dan Adaptive (1).pptx
PPT Sistem Immun Innate dan Adaptive (1).pptxPPT Sistem Immun Innate dan Adaptive (1).pptx
PPT Sistem Immun Innate dan Adaptive (1).pptxherlinaina2
 
Respon imun pada infeksi bag.3
Respon imun pada infeksi bag.3Respon imun pada infeksi bag.3
Respon imun pada infeksi bag.3tristyanto
 
Innate-immunitRy.pdfRGQGRERgergewGOQ23UFQO
Innate-immunitRy.pdfRGQGRERgergewGOQ23UFQOInnate-immunitRy.pdfRGQGRERgergewGOQ23UFQO
Innate-immunitRy.pdfRGQGRERgergewGOQ23UFQOrabiatulkhafifah2
 
Obat obat anti jamur
Obat obat anti jamurObat obat anti jamur
Obat obat anti jamurfikri asyura
 
3 BAB III. GAMBARAN UMUM SISTEM IMUN.ppt
3 BAB III. GAMBARAN UMUM SISTEM IMUN.ppt3 BAB III. GAMBARAN UMUM SISTEM IMUN.ppt
3 BAB III. GAMBARAN UMUM SISTEM IMUN.pptssuser297c991
 
Makalah hipersensitivitas
Makalah hipersensitivitasMakalah hipersensitivitas
Makalah hipersensitivitasWarnet Raha
 
Pertemuan 3 imunitas terhadap parasit
Pertemuan 3 imunitas terhadap parasitPertemuan 3 imunitas terhadap parasit
Pertemuan 3 imunitas terhadap parasitSuryanata Kesuma
 
demam typoid
demam typoiddemam typoid
demam typoidsryast
 

Similar to SEL FAGOSIT.pptx (20)

MIKROBIOLOGI DA VIROLOGI KEL3 KELAS 1B
MIKROBIOLOGI DA VIROLOGI KEL3 KELAS 1BMIKROBIOLOGI DA VIROLOGI KEL3 KELAS 1B
MIKROBIOLOGI DA VIROLOGI KEL3 KELAS 1B
 
358607746-209975740-PPT-Imunologi-Infeksi-Tampil-ppt.ppt
358607746-209975740-PPT-Imunologi-Infeksi-Tampil-ppt.ppt358607746-209975740-PPT-Imunologi-Infeksi-Tampil-ppt.ppt
358607746-209975740-PPT-Imunologi-Infeksi-Tampil-ppt.ppt
 
Imunologi; imunologi infeksi
Imunologi; imunologi infeksiImunologi; imunologi infeksi
Imunologi; imunologi infeksi
 
sistem imun penyakit infeksi.ppt
sistem imun penyakit infeksi.pptsistem imun penyakit infeksi.ppt
sistem imun penyakit infeksi.ppt
 
(1) sistem imun
(1) sistem imun(1) sistem imun
(1) sistem imun
 
Materi Kuliah
Materi KuliahMateri Kuliah
Materi Kuliah
 
PPT Sistem Immun Innate dan Adaptive.pptx
PPT Sistem Immun Innate dan Adaptive.pptxPPT Sistem Immun Innate dan Adaptive.pptx
PPT Sistem Immun Innate dan Adaptive.pptx
 
INTERAKSI HOST DAN BAKTERI PADA PENYAKIT PERIODONTAL (1).pptx
INTERAKSI HOST DAN BAKTERI PADA PENYAKIT PERIODONTAL (1).pptxINTERAKSI HOST DAN BAKTERI PADA PENYAKIT PERIODONTAL (1).pptx
INTERAKSI HOST DAN BAKTERI PADA PENYAKIT PERIODONTAL (1).pptx
 
PPT Sistem Immun Innate dan Adaptive (1).pptx
PPT Sistem Immun Innate dan Adaptive (1).pptxPPT Sistem Immun Innate dan Adaptive (1).pptx
PPT Sistem Immun Innate dan Adaptive (1).pptx
 
Makalah hipersensitivitas
Makalah hipersensitivitasMakalah hipersensitivitas
Makalah hipersensitivitas
 
Respon imun pada infeksi bag.3
Respon imun pada infeksi bag.3Respon imun pada infeksi bag.3
Respon imun pada infeksi bag.3
 
Innate-immunitRy.pdfRGQGRERgergewGOQ23UFQO
Innate-immunitRy.pdfRGQGRERgergewGOQ23UFQOInnate-immunitRy.pdfRGQGRERgergewGOQ23UFQO
Innate-immunitRy.pdfRGQGRERgergewGOQ23UFQO
 
Obat_Anti_Jamur(1).ppt
Obat_Anti_Jamur(1).pptObat_Anti_Jamur(1).ppt
Obat_Anti_Jamur(1).ppt
 
Obat obat anti jamur
Obat obat anti jamurObat obat anti jamur
Obat obat anti jamur
 
3 BAB III. GAMBARAN UMUM SISTEM IMUN.ppt
3 BAB III. GAMBARAN UMUM SISTEM IMUN.ppt3 BAB III. GAMBARAN UMUM SISTEM IMUN.ppt
3 BAB III. GAMBARAN UMUM SISTEM IMUN.ppt
 
Makalah hipersensitivitas (2)
Makalah hipersensitivitas (2)Makalah hipersensitivitas (2)
Makalah hipersensitivitas (2)
 
Makalah hipersensitivitas
Makalah hipersensitivitasMakalah hipersensitivitas
Makalah hipersensitivitas
 
Makalah hipersensitivitas
Makalah hipersensitivitasMakalah hipersensitivitas
Makalah hipersensitivitas
 
Pertemuan 3 imunitas terhadap parasit
Pertemuan 3 imunitas terhadap parasitPertemuan 3 imunitas terhadap parasit
Pertemuan 3 imunitas terhadap parasit
 
demam typoid
demam typoiddemam typoid
demam typoid
 

Recently uploaded

JUKNIS INISIASI PENGOBATAN TBC RO DI PUSKESMAS(komplit).pdf
JUKNIS INISIASI PENGOBATAN TBC RO DI PUSKESMAS(komplit).pdfJUKNIS INISIASI PENGOBATAN TBC RO DI PUSKESMAS(komplit).pdf
JUKNIS INISIASI PENGOBATAN TBC RO DI PUSKESMAS(komplit).pdfgraceduma3
 
Penyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.ppt
Penyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.pptPenyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.ppt
Penyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.pptagussudarmanto9
 
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEKKOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEKAshriNurIstiqomah1
 
Peran orang tua dalam mendidik anak.pptx
Peran orang tua dalam mendidik anak.pptxPeran orang tua dalam mendidik anak.pptx
Peran orang tua dalam mendidik anak.pptxMuhammadMazlan12
 
Chest Meeting Presentasi divisi pulmo Ny.K
Chest Meeting  Presentasi divisi pulmo Ny.KChest Meeting  Presentasi divisi pulmo Ny.K
Chest Meeting Presentasi divisi pulmo Ny.Kdanangandi
 
Peritonitis dan Optek Perforasi Gaster.pptx
Peritonitis  dan Optek Perforasi Gaster.pptxPeritonitis  dan Optek Perforasi Gaster.pptx
Peritonitis dan Optek Perforasi Gaster.pptxWirataShiju
 
Posyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptx
Posyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptxPosyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptx
Posyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptxNickyRhuum
 
127743877-Otopsi-Virtual-forensic-basic.pptx
127743877-Otopsi-Virtual-forensic-basic.pptx127743877-Otopsi-Virtual-forensic-basic.pptx
127743877-Otopsi-Virtual-forensic-basic.pptxJonathanIngram16
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subangjualobat34
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garutjualobat34
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptxYernimaDaeli1
 
Jual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman - Bantul
Jual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman -  BantulJual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman -  Bantul
Jual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman - Bantulviagrajogja
 
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdahmateri tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdahtien148950
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxrifdahatikah1
 
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasiNURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasihanifatunfajria
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 

Recently uploaded (17)

JUKNIS INISIASI PENGOBATAN TBC RO DI PUSKESMAS(komplit).pdf
JUKNIS INISIASI PENGOBATAN TBC RO DI PUSKESMAS(komplit).pdfJUKNIS INISIASI PENGOBATAN TBC RO DI PUSKESMAS(komplit).pdf
JUKNIS INISIASI PENGOBATAN TBC RO DI PUSKESMAS(komplit).pdf
 
Penyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.ppt
Penyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.pptPenyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.ppt
Penyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.ppt
 
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEKKOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
 
Peran orang tua dalam mendidik anak.pptx
Peran orang tua dalam mendidik anak.pptxPeran orang tua dalam mendidik anak.pptx
Peran orang tua dalam mendidik anak.pptx
 
Chest Meeting Presentasi divisi pulmo Ny.K
Chest Meeting  Presentasi divisi pulmo Ny.KChest Meeting  Presentasi divisi pulmo Ny.K
Chest Meeting Presentasi divisi pulmo Ny.K
 
Peritonitis dan Optek Perforasi Gaster.pptx
Peritonitis  dan Optek Perforasi Gaster.pptxPeritonitis  dan Optek Perforasi Gaster.pptx
Peritonitis dan Optek Perforasi Gaster.pptx
 
Posyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptx
Posyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptxPosyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptx
Posyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptx
 
127743877-Otopsi-Virtual-forensic-basic.pptx
127743877-Otopsi-Virtual-forensic-basic.pptx127743877-Otopsi-Virtual-forensic-basic.pptx
127743877-Otopsi-Virtual-forensic-basic.pptx
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
 
Jual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman - Bantul
Jual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman -  BantulJual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman -  Bantul
Jual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman - Bantul
 
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdahmateri tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
 
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasiNURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
 

SEL FAGOSIT.pptx

  • 1. PERTEMUAN MIKROBA DENGAN SEL FAGOSIT OLEH: Apt. FARID ZULKARNAIN NUR SYAH, S.Farm.,M.Farm http://www.free-powerpoint-templates-design.com
  • 2. ISI 01 02 03 04 05 . BIOLOGI SEL FAGOSITOSIS . FAGOSITOSIS DALAM POLIMORFONUCLER LAUKOSIT FAGOSITOSIS DALAM MAKROFAG . STRATEGI MIKROBA MENGHADAPI FAGOSIT PERTUMBUHAN SEL FAGOSIT
  • 4. Section 1 BIOLOGI SEL FAGOSITOSIS
  • 5. BIOLOGI SEL FAGOSITOSIS FAGOSIT FAGOSIT adalah bagian paling kuat dan penting dari pertahanan tubuh yang dapat beroperasi tanda penundaan JENIS FAGOSIT 1. LEUKOSIT POLIMORFONUKLEUS (neutrofil, eosinofil, basofil dan sel mast) 2. MAKROFAG FAGOSITOSIS FAGOSITOSIS adalah proses pertahanan tubuh yang kompleks yang hasilnya berdampak pada terhadap respon imun dan inflamasi di area tertentu
  • 6. FAGOSITOSIS - Adanya mediasi oleh aktin dalam mendeteksi pola patogen (Patogen-a ssociated molecular patern/PAMPs) oleh reseptor pengenal pola patogen (Patern recognition receptor/PRRs) yang terdapat pada membran plasma fagosit Contoh PAMPs pada bakteri, jamur - Karbohidrat - Lipopolisakarida - lipoprotein Contoh PAMPs pada Virus - dsRNA
  • 7. GAMBAR 1. RESEPTOR MAKROFAG DAN MOLEKUL FUNGSI DALAM FAGOSITOSIS PRR/ reseptor: -
  • 8. FAGOSITOSIS DI LEUKOSIT POLINUKLEUS TIPE SEL - 70 % dari leukosit - Banyak terdapat di paru-paru - Tidak Memiliki Mitokondria - Kaya glikogen (sbg energi saat kondisi anaerob) - Aktif Melawan: S.Aureus, P. Aeruginosa, E.Coli, Virus Herpes, Virus influenza dan HIV NEUTROFIL - 0,5 % Dari leukosit - Terdapat di submukosa, pembuluh darah, BASOFIL - 1% dari leukosit - Terdapat di jaringan, submukosa usus, saluran nafas - Kurang efektif dibanding neutrofil - Aktif melawan: parasit (ct. schistosomula) EUSINOFIL . SEL MAST
  • 9. Gb. 2 Tahapan fagositosis dimediasi ole h reseptor opsonik 1. Ikatan pola patogen sel bakteri dengan reseptor pada membran plasma sel fag osit 2. Bakteri masuk dalam vakuola sel fagos it 3. Menuju vakuola fagositik (fagosom) (bu tiran lisosom bekerja dengan cara pen gasaman, molekul sitolitik, proteolisis), terdapat peran neutrofil 4. Lisosom bersatu dengan membrannya, membentuk fagolisosom, terjadi proses pencernaan bakteri 5. Dinding bakteri rusak, mayat bakteri di cerna
  • 10. Produk inflamasi Hasil pertempuran mikrooganisme dan fagosit, bisa tipis dan berair (strep tokokus), tebal (staphylococci), murahan (Mycobacterium tuberculosis), h ijau (P. aeruginosa pigments) atau berbau busuk (anaerobic bacteria). Seb elum munculnya agen antimikroba modern, abses staphylococcal bisa me ngandung lebih dari setengah liter nanah.
  • 12. Penjelasan Gb. 3 Saat proses fagositosis, terjadi oksidase NADPH melepaskan oksigen. O2 + satu e lektron menyebabkan superoksidase. dua molekul superoksidase berinterkasi me njadi H2O2 (bisa terjadi secara spontan atau bantuan superoksidase dismutase) H2O2 pada gilirannya dapat direduksi menjadi radikal hidroksil (OH). Bisa juga me njalani halogenasi yang dimediasi myeloperoxidase untuk menghasilkan hipoklori t (OClˉ) yang tidak hanya mengganggu dinding sel bakteri dengan halogenasi teta pi juga bereaksi dengan H2O2 untuk membentuk oksigen tunggal (Δg 'O2) , yang m ungkin berfungsi sebagai antimikroba.Dengan demikian, hidroksil bebas (OH) dan superoksida (O2ˉ) radikal, H2O2, OClˉ dan singlet oksigen (Δg 'O2) Semuanya diproduksi dineutrofil di membran fagosom, sebagian besar dengan m enggunakan rantai transpor elektron, dan melibatkan sitokrom b. Tetapi tidak jelas apakah sebagian atau seluruhnya produk-produk ini bertanggung jawa b untuk membunuh atau apakah itu juga tergantung pada aktivitas lain dari rantai transp or elektron.
  • 13. Mekanisme Kerja Fagositosis Oxygen-dependent Aktifitas pada bakteri aerob Oxygen- independent Aktifitas pada bakteri anaerob 1. Saat terjadi fagositosis, terjadi oksidase NADPH melepaskan O2. 2. O2 menjadi superoksidase (O2ˉ) karena penambahan satu elektron 3. Dua molekul O2ˉ berinteraksi menjadi H2O2 4. Oleh myeloperoksidase dihalogenasi menghasilkan hipoklorit (OClˉ) 5. Singlet oksigen + H2O2 6. Terjadi lisis dinding sel bakteri Reaksi terjadi di neutrofil di membran fagosom Semua berperan sebagai antimikroba 1. pH vakuola 3,5 2. Granula dikirim ke fagositik vakuola mengandung antimikroba (al. azurophil, lisosom, myeloperoksidase, laktoferin, lizozim, berbagai protein kationik, asam hidrolase)
  • 14.
  • 16. PERBEDAAN NEUTROFIL DAN MAKROFAG NEUTROFIL 1. MENGANDUNG PROTEIN KATIONIK 2. AKTIFITAS BAKTERI LEBIH UNGGUL 3. WAKTU HIDUP SINGKAT (HARI) MAKROFAG 1. TIDAK MENGANDUNG PROTEIN KATIONIK, TETAPI PEPTIDA DEFENSIN 2. KURANG UNGGUL DIBANDING NEUTROFIL 3. WAKTU HIDUP LAMA (BULAN)
  • 17. MEKANISME KERJA FAGOSITOSIS MAKROFAG GAMBAR 4.5 Representasi skematis dari jalur NO pada makrofag murine. Nitrit oksida sintetase (NOS) memediasi penambahan O2 ke guanidino N dari L-arginine untuk membentuk NO. Ini dengan c epat dikonversi menjadiNO2 2 dan NO2 3 Justru ya ng RNI terlibat dan dengan mekanisme apa pembu nuhan berlangsung tidak jelas. Tetrahydrobiopterin (THB) adalah kofaktor penting untuk NOS tetapi ini tidak ada dalam makrofag manusia. Itu jalur dibloki r oleh analog arginin NG-monometil-L-arginin. Pro ses ini tunduk pada modulasi oleh beberapa sitoki n tetapi dua tampaknya sangat penting. Sintesis N OS diaktifkan oleh interferon-γ (IFN-γ) dan langkah -langkah selanjutnya dioptimalkan oleh tumor necr osis factor-α (TNF-α). Yang terakhir mungkin timbu l dari makro-fag dirangsang oleh IFN-γ di tempat p ertama efek autokrin.
  • 18. Section 4 STRATEGI MIKROBA MENGHADAPI FAGOSIT
  • 19. GAMBAR 4.6 Strategi antiphagocytic tersedia untuk mikroorganisme. Sejauh mana strategi sebenarnya digunakan oleh mikroorganisme.
  • 20.
  • 21.
  • 22. 1. Penghambatan Chemotaxis atau Mobilisasi Sel Fagosit • Mikroorganisme dapat menghindari perhatian sel fagositik oleh inhibisi chemotaxis, d an sebagai akibat dari ini inang kurang mampu memfokuskan neutrofil dan macropha ges ke area infeksi yang tepat. Beberapa racun bakteri menghambat gerakan neutrofi l dan makrofag tersebut • Contoh: Protein Penghambat Kemotaksis dari S. aureus (Chips) adalah protein yang disekresikan yang mengikat C5a dan bentuknya serupa reseptor peptida pada neutro fil. Ini menghalangi pendeteksian gradien konsentrasi kemotaksis oleh neutrofil dan d engan demikian menghambat kapasitasnya untuk merasakan target dan menyerang sel S. aureus. • mikroorganisme melepaskan zat yang menghambat pembentukan atau aksi faktor pe rangsang koloni, dengan demikian akan mengganggu respon fagositik terhadap infek si, beberapa dari mereka mungkin diharapkan untuk melakukannya
  • 23. 2. Penghambatan Adsorpsi Mikroorganisme ke Permukaan Sel Fagosit • Contoh pilon (gonokokus) menempel ke neutrofil tetapi tidak tertelan atau terbunuh. • Secara in vitro Mycoplasma hominis secara ekstraseluler dengan neutrofil manusia , dan tampaknya tidak ada adsorpsi yang kuat dari mycoplasmas ke neutrophil permuk aan, karena mycoplasmas merusak neutrofil, yang menunjukkan peningkatan oksidas i glukosa dan pembunuhan cacat E. coli fagositosis. • Jika neutrofil ditambahkan ke protozoa parasit Toxoplasma gondii secara vitro, neutr ofil tidak menuju ke toksoplasma artinya Toksoplasma yang dilapisi antibakteri, atau mati, atau berhasil difagositosis dan dicerna oleh neutrofil • Banyak virus tidak akan menempel => tidak dapat menginfeksi kecuali spesifik pada reseptor sel fagosit, ini menjadi keuntungan bagi virus untuk tidak dihancurkan
  • 24. 3. Inhibisi Fagosit - Opsonins • Ketahanan terhadap fagositosis karena 1. komponen dinding sel bakteri, 2. kapsul yang menutup dinding bakteri, disekresikan oleh bakteri. 3. Contoh zat antiphagocytic pada permukaan bakteri yaitu protein M- pada s treptokokus dan kapsul polisakarida dari pneumokokus. 4. Mereka dapat tumbuh secara ekstraseluler menghindari penyerapan oleh s el fagositik • protein M- pada streptokokus dikaitkan dengan resistensi fagositosis diperantarai m elalui mekanisme yang berbeda termasuk pengikatan faktor H yang mengganggu jalu r complement, dan pengikatan IgG melalui Fc non-spesifiknya yang menghasilkan a ntibodi terimobilisasi sehingga salah dikenali oleh Fc reseptor pada fagosit yang ber edar.
  • 25. • Dengan cara yang sama, protein staphylococcal A mengikat wilayah Fc dari IgG melalui 4 atau 5 domain yang mengikat IgG dan mungkin menjadi faktor yang signifikan dalam kurangnya keberhasilan hingga saat ini dalam mendorong respons kekebalan protektif pada manusia dalam melawan Infeksi S. aureus. • beberapa mikroorganisme menimbulkan masalah mekanis murni untuk sel fagositik tanpa secara khusus mencegah fagositosis motil, apakah motilitas disebabkan oleh flagella (bakteri Gram-negatif, Trichomonas vaginalis) Atau gerakan amoeboid (Entamoeba histolytica). Immobilising antibodi mungkin diperlukan. • Ukuran kecil dari mikroorganisme bisa menjadi masalah. • Makrofag tunggal tidak akan bisa untuk fagositosis mikroorganisme besar, dan Pada jamur ada hifa . makrofag yang mencoba fagositosis pada jamur akan terbawa pada pertumbuhan hifa
  • 26. • Opsonisasi tanpa antibodi spesifik terjadi setelah deposisi C3b pada permukaan bakt eri setelah aktivasi jalur pelengkap alternatif dan perlekatan reseptor C3b pada fagosi t. Ini adalah pertahanan tuan rumah yang penting pada awal infeksi, sebelumnya anti bodi terbentuk, dan berikut ini dapat dianggap sebagai 'strategi' mikroba untuk mence gah jenis opsonisasi ini. • Encapsulated strain dari S. aureus muncul untuk mengaktifkan dan mengikat komple men tanpa membutuhkan antibodi, tetapi tidak opsonisasi dan fagositosis. • Misalnya, protein permukaan ClfA mengikat untuk melengkapi faktor I, dan SdrE berik atan dengan factor H mengakibatkan penurunan opsonophagocytosis. • Dalam kasus Streptokokus Grup A, lapisan luar protein M mencegah aktivasi pelengk ap dengan jalur alternatif.
  • 27. 4. Penghambatan Fusion dari Lysosome dengan vakuola Fag osit • Patogen seperti M. tuberculosis, Chlamydia dan Legionella spp. menghasilkan kompo nen dinding sel yang dilepaskan dari fagosom dan memodifikasi membran lisosom un tuk menghambat fusi (M. tuberculosis menghasilkan sulfatides). • Virulen Salmonella typhimurium juga menghambat fusi dan membelah dalam vakuola yang tidak digunakan • Parasit protozoa intraselular T. gondii adalah fagositosis oleh makrofag, menginduksi sendiri dengan secara aktif memasukkan silinder ke dalam makrofag. Namun dalam proporsi besar vakuola tidak ada fusi lisosomal, sehingga toksoplasma bertambah ba nyak dan akhirnya membunuh sel • Mitokondria dan panjangnya retikulum endoplasma mengelilingi vakuola ini, mungkin sebagai respons terhadap rangsangan kimia timbul dari toxoplasmas,
  • 28. 5. Resistan terhadap pembunuhan dan pencernaan di fagolisosom • Banyak bakteri patogen menunjukkan tingkat resistensi dan juga digesti pada fagolis osom, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.1. • Katalase, dengan menghancurkan H2O2 mungkin melindungi bakteri untuk dihancurk an dan strain kaya staphylococci dan L. monocytogenes menunjukkan kelangsungan hidup yang lebih baik di dalam neutrofil. • SOD diproduksi oleh Streptococci, menghasilkan H2O2, yang dapat memiliki efek pe nghambatan pada staphylococci yang bersaing menginfeksi di nasofaring • Dalam kasus Salmonella, resistensi terhadap pembunuhan intraseluler sebagian dim ediasi oleh produksi faktor seperti SOD, yang menghambat oksigen dan nitrogen. Se lain itu, pengangkut ion logam tampaknya penting untuk kelangsungan hidupnya
  • 29. 6. Melarikan diri dari sel fagosom • Contoh : • Shigella melarikan diri dari vakuola • Listeria monocytogen menginfeksi makrofag tikus, kemudian dapat melarikan diri ke s itoplasma • Mekanisme: Fosfolipase A membuat membran phagolisosomal rentan terhadap efek perusakan listeriolisin O, sehingga organisme dapat melarikan diri
  • 31. • Bakteri cenderung tetap hidup jika mereka difagositosis oleh neutrofil, tetapi secara in traseluler pertumbuhan umumnya sedikit dibandingkan dengan pertumbuhan bakteri dalam cairan ekstraseluler. • Bakteri memanfaatkan makrofag sebagai perlindungan dan memberi makan, dibandi gkan menghancurkan dan mencernanya. • Terkadang mitokondria dan ribosom direkrut ke tepi phagosome, di mana mereka mu ngkin berperan sebagai nutrisi dan pertumbuhan bakteri. Kemampuan tumbuh di ma krofag bisa sebagai kunci keberhasilan mikroorganisme invasif
  • 32. • Bakteri, jamur dan protozoa sering berkembang biak di dalam vakuola fagositik. • Makanan bergizi parasit terjadi di membran vakuola, dan bahan inang harus tersedia untuk parasit. • Coccidias tertentu, misalnya menginduksi sel inang menjadi extrude material ke dala m vakuola dan kemudian mengambilnya dengan endocytosis
  • 33.
  • 35. MEMBUNUH PHAGOCYTE Antiphagocytic killing the phagocytes 1. Streptococus patogenik melepaskan hemolisim (streptoisim) Melisiskan sel darah merah Pada neutrofil (butiran neutrofil meledak dan isisnya dibuang ke sitoplasma sel) 2. Enzim lisosomona => terbatas pada vakuola fagostik Dilepaskan pada sitoplasma sel Menyerang sel komponen => mencairkan sitoplasma => sel mati
  • 36. Section 7 KONSEKUENSI DEFEK PADA SEL FAGOSIT
  • 37. KONSEKUENSI DEFEK DI SEL FAGOSITIK • Pentingnya sel fagositik dalam pertahanan melawan mikroorganisme diilustrasikan da ri pengamatan pada penyakit di mana ada kekurangan atau cacat sel fagositik. • Kekurangan neutrofil yang serius, dengan, 1000 μm23 dalam darah (normal 2000) 50 00 mm23), terlihat pada leukemia akut dan predisposisi infeksi dengan bakteri Gram- negatif dan pyogenic Gram-positif. • Anak-anak dengan penyakit granulomatosa kronis memiliki neutrofil yang terlihat nor mal dan menunjukkan kemotaksis dan fagositosis normal, tetapi ada pembunuhan ba kteri intraseluler yang rusak, terlihat pada kode komponen penting dalam sistem oksi dase NADPH fagosit sehingga rentan terkena infeksi bakteri stapilococal dan bakteri gram – dan infeksi supuruatif berulang dengan bakteri virulensi tingkat rendah sepert i E. coli, Klebsiella spp., staphylococci dan micrococci, Contoh lain dari defek neutrofi l terlihat pada penyakit Chediak-Higashi,
  • 38. Ringkasan • Pertemuan antara mikroorganisme dan sel fagositik Di pusat fitur infeksi dan patogeni tas. Phagocytes dirancang untuk menelan, membunuh, dan mencerna mikroorganis me asing dan jalannya infeksi tergantung pada keberhasilan yang dilakukan sel fagos it. Meskipun zat yang dihasilkan oleh mikroba pada pelekatan pertama tampaknya memiliki fungsi yang berguna, tidak semua akan terbukti menjadi sangat penting dala m sel host yang terinfeksi. Pembunuhan mikroba dan pencernaan pada fagosit masi h hanya sebagian dipahami, tetapi penting untuk memahami secara logis dari cara-ca ra mikroorganisme mana yang dapat terhindar dari sel fagosit dibunuh dan dicerna. Sebagian besar virus tidak menginfeksi fagosit, dan kecuali dengan cara dengan end ositosis atau fusi, bukan fagositosis.