PESAN: Jangan langsung di-copy tanpa cross-check dan meng-update informasi baru ya. PLUS, jangan lupa ubah template-nya. :)
Sumber: Siswa biasa.
Bila ada informasi yang kurang, dapat ditambahkan. Kritik dan pesan dapat langsung menghubungi saya. :) Semoga bermanfaat!
PESAN: Jangan langsung di-copy tanpa cross-check dan meng-update informasi baru ya. PLUS, jangan lupa ubah template-nya. :)
Sumber: Siswa biasa.
Bila ada informasi yang kurang, dapat ditambahkan. Kritik dan pesan dapat langsung menghubungi saya. :) Semoga bermanfaat!
Lembaga negara yang dibentuk berdasarkan UU no 21 tahun 2011 yang independen dan bebas dari campur tangan pihak lain, yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan terhadap keseluruhan kegiatan disektor jasa keuangan.
Fungsi ojk sebagai lembaga pengawas perbankan nasionalcekkembali dotcom
Pasal 5 UU OJK menjelaskan mengenai fungsi OJK yakni menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan. Lebih lanjut ketentuan Pasal 6 UU OJK menyatakan bahwa, OJK melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan terhadap:
tugas eko 12,Nuralamsah,Ranty pusriana,Lembaga jasa keuangan perekonomian ind...Alamsyah Al
postingan ini menjelaskan tentang lembaga keuangan yang ada diindonesia, seperti pengertian, macam macam lembaga uang. dan lainnya, kami membuat ini dengan tujuan ingin memeberi informasi kepada para pembaca tentang lembaga keuangan yang ada di indonesia, lewat makalah ini, kami berharap agar pembaca dapat memahami segala bentuk lembaga jasa keuangan di indonesia. semoga bermanfaat..
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
1. Sekilas Mengenai OJK ( Otorisasi Jasa Keuangan ) di Indonesia Sesuai
dengan UU No 21 Tahun 2011
Di Indonesia mungkin kata-kata tentang OJK mungkin belum banyak kita kenal. OJK
adalah singkatan dari Otorisasi Jasa Keuangan, sebelum mengenal lebih lanjut tentang
OJK kita harus lebih dahulu mengerti apa yang dimaksud dengan Jasa Keuangan. Jasa
keuangan secara umum adalah istilah yang digunakan untuk merujuk jasa yang
disediakan oleh industry atau organisasi keuangan salah satu bentuk perusahaan yang
menyediakan jasa keuangan adalah bank, asuransi, kartu kredit dan sekuritas. Sejarah
singkat mengenai Jasa Keuangan, dapat dilihat kembali dari perkembangan di amerika
serikat sejak dikeluarkannya Gramm-Leach-Bliley Act pada akhir tahun 1990 yang
memungkinkan perusahaan yang beroperasi di industry keuangan AS untuk bergabung.
Sedangkan yang dimaksud dengan OJK sendiri kita dapat mellihatnya pada UU no 21
tahun 2011. Menurut Kepala Biro Perasuransian Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) Isa Rachmatarwata dengan pembentukan OJK
diharapkan dapat berperan sebagai badan pengawas industry keuangan yang bersifat
netral dan konsisten dalam menjalankan aturan yang berlaku.
<>. Pengertian OJK
Menurut UU No 21 tahun 2011 Bab I pasal 1 ayat 1 yang dimaksud dengan OJK "adalah
lembaga yang independen dan bebas dari campur tangan pihak lain, yang mempunyai
fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini."
Pada dasarnya UU mengenai OJK hanya mengatur mengenai pengorganisasian dan tata
pelaksanaan kegiatan keuangan dari lembaga yang memiliki otoritas pengaturan dan
pengawasan terhadap sektor jasa keuangan. Diharapkan dengan dibentuknya OJK ini
dapat dicapai mekanisme koordinasi yang lebih efektif di dalam menangani
permasalahan yang timbul dalam sistem keuangan sehingga dapat lebih menjamin
tercapainya stabilitas sistem keuangan dan agar adanya pengaturan juga pengawasan
yang lebih terintegrasi.
2. <>. Tugas Seksi Jasa Keuangan
Menurut pasal 6 dari UU No 21 tahun 2011 tugas utama dari OJK adalah berupa
melakukan pengaturan dan juga pengawasan terhadap kegiatan berikut :
Kegiatan jasa keuangan di sektor Perbankan
Kegiatan jasa keuangan di sektor Pasar Modal
Kegiatan jasa keuangan di sektor Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga
Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya.
Dalam menjalankan tugas pengaturan dan pengawasan, OJK mempunyai
wewenang:
Terkait Khusus Pengawasan dan Pengaturan Lembaga Jasa Keuangan Bank
yang meliputi :
o Perizinan untuk pendirian bank, pembukaan kantor bank, anggaran dasar,
rencana kerja, kepemilikan, kepengurusan dan sumber daya manusia,
merger, konsolidasi dan akuisisi bank, serta pencabutan izin usaha bank;
dan
o Kegiatan usaha bank, antara lain sumber dana, penyediaan dana, produk
hibridasi, dan aktivitas di bidang jasa;
o Pengaturan dan pengawasan mengenai kesehatan bank yang meliputi:
likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, kualitas aset, rasio kecukupan modal
minimum, batas maksimum pemberian kredit, rasio pinjaman terhadap
simpanan, dan pencadangan bank; laporan bank yang terkait dengan
kesehatan dan kinerja bank; sistem informasi debitur; pengujian kredit
(credit testing); dan standar akuntansi bank;
o Pengaturan dan pengawasan mengenai aspek kehati-hatian bank, meliputi:
manajemen risiko; tata kelola bank; prinsip mengenal nasabah dan anti
pencucian uang; dan pencegahan pembiayaan terorisme dan kejahatan
perbankan; dan pemeriksaan bank.
Terkait Pengaturan Lembaga Jasa Keuangan (Bank dan Non-Bank) yang
meliputi :
o Menetapkan peraturan dan keputusan OJK;
o Menetapkan peraturan mengenai pengawasan di sektor jasa keuangan;
o Menetapkan kebijakan mengenai pelaksanaan tugas OJK
o Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan perintah tertulis
terhadap Lembaga Jasa Keuangan dan pihak tertentu;
o Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan pengelola statuter
pada Lembaga Jasa Keuangan;
o Menetapkan struktur organisasi dan infrastruktur, serta mengelola,
memelihara, dan menatausahakan kekayaan dan kewajiban; dan
3. o Menetapkan peraturan mengenai tata cara pengenaan sanksi sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di sektor jasa
keuangan.
Terkait Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan (Bank dan Non-Bank) yang
meliputi :
o Menetapkan kebijakan operasional pengawasan terhadap kegiatan
jasa keuangan;
o Mengawasi pelaksanaan tugas pengawasan yang dilaksanakan oleh
Kepala Eksekutif;
o Melakukan pengawasan, pemeriksaan, penyidikan, perlindungan
Konsumen, dan tindakan lain terhadap Lembaga Jasa Keuangan,
pelaku, dan/atau penunjang kegiatan jasa keuangan sebagaimana
dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di sektor jasa
keuangan;
o Memberikan perintah tertulis kepada Lembaga Jasa Keuangan
dan/atau pihak tertentu;
o Melakukan penunjukan pengelola statuter;
o Menetapkan penggunaan pengelola statuter;
o Menetapkan sanksi administratif terhadap pihak yang melakukan
pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di sektor jasa
keuangan; dan
o Memberikan dan/atau mencabut: izin usaha, izin orang
perseorangan, efektifnya pernyataan pendaftaran, surat tanda
terdaftar, persetujuan melakukan kegiatan usaha, pengesahan,
persetujuan atau penetapan pembubaran dan penetapan lain.
<>. Asas-asas OJK dalam menjalankan kegiatan
Untuk melaksanakan kegiatannya OJK sendiri juga mempunyai asas-asas tertentu
yang harus dijadikan pedoman yaitu :
1. Asas Independensi, tentang sifat independensi OJK dalam melaksanakan
kegiatannya
2. Asas Kepastian Hukum, bahwa OJK mengutamakan landasan dari UU yang
berlaku untuk melakukan kegiatannya
3. Asas Kepentingan Umum, bahwa semua kegiatan OJK didasarkan untuk
melindungi dan memajukan kepentingan umum
4. Asas Profesionalitas
5. Asas Integritas, OJK selalu berpegang teguh pada nilai moral dalam setiap
tindakan dan keputusan yang diambilnya
6. Asas Keterbukaan
4. 7. Asas Akuntabilitas, bahwa semua kegiatan dari OJK sendiri dapat
dipertanggungjawabkankepadapublic
<>. Tantangan dan Kelemahan dari OJK
Dengan digabungkannya kegiatan dan pengawasan sector keuangan menjadi OJK
tentu ada tantangan dan kelemahan yang menyertainya, salah satu bentuk tantangan
terbesar efektivitas dan kredibilitas OJK. Seperti yang sudah kita ketahui selama ini
sector jasa keuangan di Indonesia masih bisa tergolong lemah terhadap krisis
keuangan global.
Salah satu penyebabnya adalah masih terkonsentrasi pada perbankan. Bank menghadapi
masalah struktural lemahnya permodalan, rendahnya variasi pendanaan, dan risiko
UMKM sehingga mengakibatkan masih tingginya biaya dana dan suku bunga perbankan.
Diharapkan kelemahan ini dapat diatasi dengan sektor jasa keuangan akan diatur dan
diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Menurut Anggito Abimanyu Dosen Fakultas
Ekonomika dan Bisnis UGM, Yogyakarta berikut ini adalah beberapa tantangan dari OJK
Tantangan Pendalaman
Apabila kita meninjau aset sektor jasa keuangan dan kapitalisasi pasar modal, kita
tertinggal dibandingkan dengan negara berkembang lain. Salah satu tujuan dari
pembentukan OJK menurut UU adalah agar keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa
keuangan dapat diintegrasikan sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan
memudahkan koordinasi. Tantangan utama yang dihadapi di sektor keuangan di
Indonesia adalah konsekuensi dari pendalaman sektor keuangan, kerentanan pada
risiko global, dan kredibilitas OJK.
Sektor keuangan merupakan "pusat" dari sistem dalam sebuah perekonomian.
Kegagalan sektor keuangan dapat melemahkan kinerja seluruh sistem dalam
perekonomian (Joseph Stiglitz, 1994). Salah satu kunci utama pendalaman keuangan
adalah akselerasi pertumbuhan ekonomi melalui ekspansi akses untuk pihak-pihak
yang tak memiliki kecukupan finansial. Tak kalah penting adalah kekuatan struktur
permodalan, infrastruktur, dan inovasi produk jasa keuangan.
Yang menjadi masalah adalah bahwa inovasi produk keuangan juga memiliki resiko
tersendiri yaitu pertumbuhan produk derivatif (suatu cara untuk membuat para
pemegang dana memiliki rasa aman, tetapi eksesnya tidak dapat diperkirakan) sangat
cepat dan pada umumnya (80 persen) produk
derivatif berupa over the counter (OTC) dalam bentuk forex options dan
future, credit default swap (CDS), dan OTC lainnya.
5. Kerentanan Terhadap Krisis Global
Sektor jasa keuangan di Indonesia masih sangat rentan pada gejolak eksternal. Krisis
keuangan dapat terjadi sebagai akibat dari efek ketularan, baik dari negara tetangga, lingkup
regional, maupun global. Dampak krisis moneter 1998 terhadap perekonomian Indonesia
sangat besar, dengan biaya pemulihan krisis mencapai 60 persen dari PDB. Sektor perbankan
Indonesia praktis kolaps jika pemerintah tidak merekapitalisasi perbankan. Krisis 1998
memberikan pelajaran mengenai pentingnya kehati-hatian dan pengelolaan serta pengawasan
perbankan yang profesional.
Kepercayaan Terhadap OJK
OJK adalah lembaga otoritas yang dibentuk dari integrasi dua lembaga besar, yaitu Direktorat
Pengatur dan Pengawas Perbankan BI dan Bapepam-LK Kementerian Keuangan. Selain
kendala kelambanan waktu, efektivitas lembaga, dan cakupan wilayah kerja, OJK menghadapi
permasalahan dalam mencapai model integrasi yang optimal karena peran dan kepentingan
masing-masing cenderung berbeda, yakni antara prinsip prudensial pada perbankan dan
lembaga keuangan serta keterbukaan pada pasar modal.
Sedangkan mengenai masalah kelemahan OJK sendiri, menurut Calon
Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mulia P Nasution kelemahan dari
OJK antara lain soal pengaturan dan pengawasan dalam satu organisasi secara
terpadu namun beliau juga mengatakan bahwa dengan organisasi yang
mengatur dan mengawasi yang baru ini, mestinya bisa bekerja dengan baik
dibandingkan dengan organisasi yang sekarang.
Sumber dan referensi :
http://berita.liputan6.com/read/409404/calon-anggota-komisioner-
kritik-kelemahan-ojk
http://nasional.kompas.com/read/2012/03/30/02065538/Tantangan.OJK
http://id.wikipedia.org/wiki/Jasa_keuangan
http://en.wikipedia.org/wiki/Financial_services
http://pascasarjana-stiami.ac.id/2012/05/sedikit-menilik-otoritas-jasa-
keuangan-menurut-uu-no-21-tentang-otoritas-jasa-keuangan/