SlideShare a Scribd company logo
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PENAHANAN
SATUAN RESERSE NARKOBA POLRES BIMA
A. Pendahuluan
Guna menjamin pelaksanaan tugas penyidikan yang benar, perlu disusun standar
operasional prosedur untuk dijadikan standar dalam melaksanakan penahanan. SOP ini merup
akan pedoman bagi penyidik dalam melaksanakan tugas yang wajib dilaksanakan.
B. Tujuan
Tindakan penahanan merupakan rangkaian atau bagian dari penyidikan.
Penahanan dilakukandengan mempertimbangkan alasan obyektif dan alasan subyektif,
alasan obyektif adalah penahanandilakukan terhadap tersangka yang melakukan
tindak pidana yang diancam hukuman lebih dari 5(lima) tahun sesuai pasal 21 ayat (4) huruf
a KUHAP atau terhadap pasal pengecualian yang diaturdalam pasal 21
ayat (4) huruf b KUHAP, sedangkan alasan subyektif adalah adanya
kekhawatirantersangka melarikan diri, merusak atau menghilangkan barang bukti dan atau m
engulangi perbuatan pidana sesuai pasal 21 ayat (1) KUHAP. Penahanan adalah pengekangan
kebebasanseseorang, sehingga harus dilakukan dengan proses yang benar, kesalahan
terhadap proses dapatmengganggu proses penyidikan. Standar Operasional Prosedur
penahanan ini dibuat sebagai
standar bagi Penyidik dalam melakukan tindakan penahanan dan sebagai langkah antisipasi te
rhadapadanya kesalahan prosedur yang mengakibatkan gugatan hukum. Standar Operasional
Prosedur penahanan disusun untuk mengefektifkan koordinasi baik dalam lingkungan interna
l Polri(Penyidik, Atasan penyidik dan pejabat rutan) maupun dalam lingkungan eksternal
antara lain JaksaPenuntut Umum ,Pengadilan dan instansi terkait lainnya.
C. Ruang Lingkup
Standar Operasional Prosedur Penahanan memuat petunjuk dan koordinasi meliputi syarat
yangharus dipenuhi dan langkah–
langkah penahanan. Standar Operasional Prosedur Penahanan ini berlaku bagi seluruh
Penyidik Sat Resnarkoba Polres Bima.
D. Definisi
1. Penahanan adalah penempatan tersangka atau terdakwa ditempat tertentu oleh penyidik ata
uPenuntut Umum atau Hakim dengan penetapannya, dalam hal serta menurut cara diatur
dalamundang – undang.
2. Penangguhan Penahanan adalah ditundanya atau tidak dilanjutkannya seorang tersangka
/terdakwa baik dengan jaminan orang atau jaminan uang berdasarkan syarat-syarat lain
yangditentukan.
3. Pengalihan Jenis Penahanan adalah mengalihkan status penahanan dari jenis penahanan ya
ngsatu kejenis penahanan yang lain oleh penyidik atau penuntut umum
4. Pembantaran penahanan adalah penundaan penahanan sementara terhadap tersangka karen
aalasan kesehatan (memerlukan rawat jalan/rawat inap) yang dikuatkan dengan
keterangandokter sampai dengan yang bersangkutan dinyatakan sembuh kembali.
5. Pemindahan tempat penahanan adalah memindahkan tersangka dari rutan yang satu ke ruta
nyang lain dengan pertimbangan - pertimbangan tertentu guna mempermudahkan
penyelesaian perkara.
6. Penahanan lanjutan adalah menempatkan kembali tersangka yang pernah
ditangguhkan penahanannya dengan pertimbangan atau alasan tertentu kedalam
Rumah Tahanan Negara guna kepentingan penyidikan.
E. Petunjuk dan koordinasi
Tindakan penahanan merupakan salah satu bagian dari rangkaian penyidikan yang termasuk
dalamkategori upaya paksa penyidik. Dalam proses kegiatan penahanan, penyidik melakukan
berdasarkanketentuan hukum yang ada dalam KUHAP dan ketentuan hukum lainnya.
Dalam melaksanakankegiatan penahanan akan melibatkan penyidik / petugas kepolisian
lainnya maupun pihak di luar institusi kepolisian antara lain Jaksa Penuntut Umum,
Pengadilan Negeri dan Pejabat Rutan.
1.) Penahanan di Rutan/Cabang Rutana. Syarat yang harus dipenuhi
Dalam Surat Perintah Penahanan harus mencantumkan dasar dilakukan penahananyaitu:
a) Pasal 1 butir 21 KUHAP
b) Pasal 7 ayat (1) huruf d, pasal 11, pasal 20, pasal 21, pasal 22 a yat (1) KUHAP.
c) UU R I No. 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.
d) Undang – Undang yang dipersangkakan.
e) Undang – Undang lain yang terkait;
f) Laporan Polisi;
g) Surat perintah penyidikan;
h) Surat Perintah Tugas;
2) Penyidik membuat surat pemberitahuan penahanan tersangka kepada keluargatersangka/pe
nasehat hukum;
3) Petugas yang melaksanakan penahanan adalah penyidik yang mendapat perintahdalam
surat perintah penahanan.
b. Langkah – langkah penahanan di Rutan/Cabang Rutan:
1) Membuat Berita Acara penahanan sesaat segera setelah melakukan penahanan danditanda
tangankan kepada tersangka.
2) Membuat Berita Acara Penolakan tanda tangan, apabila tersangka
menolak menandatangani Berita Acara Penahanan.
3) Menyerahkan Surat Perintah Penahanan disampaikan kepada tersangka untuk tandatangan.
4) Surat perintah Penahanan disampaikan kepada tersangka, keluarga tersangka dan pejabat
rutan.
5) Meminta Dokter Tahanan untuk memeriksa kesehatan tersangka.
6) Memfoto dan mengambik sidik jari tersangka.
7) Menyerahkan tersangka kepada pejabat rutan untuk dimasukkan ke dalam rutan,
dengan dituangkan dalam Berita Acara Penyerahan Tersangka.
8) Memberitahukan kepada keluarga tersangka/ penasehat hukum dengan surat resmidan
tanda penerimaan surat.
2. Perpanjangan penahan Surat perintah penahanan yang diterbitkan kasatker selaku penyidik
sebagaimana dimaksud pasal 20 KUHAP berlaku paling lama 20 (dua puluh)
hari.Apabila selama 20 (dua puluh) hari penyidikannya belum selesai dan masih diperlukan p
enahanan tersangka maka penyidik dapat meminta kepada JPU untuk menerbitkan SuratPerpa
njangan Penahanan
yang berlaku paling lama 40 (empat puluh) hari dan apabila masih belum selesai dan masih di
perlukan penahanan tersangka maka penyidik dapat memintakepada pengadilan Negeri untuk
menerbitkan Surat Perpanjangan Penahanan yang berlakuselama 30 (tiga puluh) hari dan
perpanjangan penahanan dari pengadilan negeri dapatdiperpanjang kembali apabila
diperlukan.
Langkah – Langkah perpanjangan penahanan :
a. Penyidik mengirimkan surat permintaan perpanjangan penahanan tersangka kepadaKejaksa
an Negeri/Pengadilan Negeri dengan mencantumkan rujukan :
1) Pasal 24 ayat (2) KUHAP
2) UU RI No. 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia;
3) Laporan Polisi;
4) SPDP;
5) Surat Perintah penahanan;
Dan melampirkan :
1) Resume singkat;
2) Laporan Polisi;
3) Surat Perintah penyidikan:
4) SPDP;
5) Surat Perintah Penahanan;
6) Perpanjangan penahanan dari JPU ( untuk meminta penetapan dari Pengadilan Neg
eri)
b. Dengan dasar surat perintah perpanjangan dari JPU / penetapan penahanan dari
Pengadilan Negeri tersebut, maka penyidik dapat melakukan perpanjangan
penahanan tersangka.
c. Penyidik membuat surat pemberitahuan perpanjangan penahanan kepada keluargatersangk
a atau penasehat hukum.
d. Penyidik membuat berita acara perpanjangan penahanan dan ditanda tangankan kepadaters
angka.
e. Membuat Berita Acara penolakan tanda tangan, apabila tersangka
menolak menandatangani Berita Acara Perpanjangan penahanan.
f. Menyerahkan surat perpanjangan penahanan kepada tersangka, keluarga tersangka /Penase
hat hukum dan pejabat rutan.
g. Memberitahukan kepada keluarga tersangka/penasehat hukum dengan surat resmi dantanda
penerimaan surat.
3. Pengalihan Jenis PenahananDalam hal pemeriksaan terhadap tersangka telah selesai dan
tidak dikhawatirkan akan melarikan diri serta tidak menyulitkan dalam pengawasannya,
atau dalam hal kehadirantersangka sangat diperlukan oleh masyarakat karena profesi
/ keahliannya, maka terhadaptersangka dapat dilakukan pengalihan
penahanan.Jenis penahanan dapat berupa : penahanan rutan, penahanan rumah, penahan kota.
a. Persyaratan
1) Adanya pengajuan permohonan pengalihan jenis penahanan dari tersangka /keluarganya
/ penasehat hukumnya yang diketahui oleh RT/RW/Kepala desa.
2) Wajib untuk melapor diri kepada penyidik selama menjalani penahanan. b. Langkah –
langkah pengalihan jenis penahanan :
1) Apabila kasatker mengabulkan permohonan tersangka/ keluarganya/penasehathukumnya,
maka penyidik membuat :
a) Surat Perintah Pengalihan je nis pena hanan
b) Berita Acara pengalihan jenis Penahanan
c) Surat Keterangan Wajib lapord) Resume Singkat
2) Penyidik menyerahkan surat perintah pengalihan jenis penahanan kepada tersangkauntuk
ditanda tangani oleh tersangka dan penyidik.
3) Penyidik menyerahkan surat perintah pengalihan jenis penahanan kepada tersangka,keluar
ga tersangka dan pejabat rutan.
4) Kasatker menugaskan anggota untuk melakukan pengawasan terhadap tersangka.
4. Pemindahan tempat penahananDalam hal penyidikan berlangsung dan dibutuhkan tindakan
untuk memindahkan penahanantersangka dari satu rutan ke rutan lain guna
melancarkan penyidikan, maka penyidik dapatmelakukan pemindahan tempat penahanan,
dengan langkah – langkah sebagai berikut
:a. Penyidik mempertimbangkan alasan pemindahan tempat penahanan.
b. Pemindahanan tempat penahanan hanya dilakukan untuk kepentingan penyidikan, penuntut
an dan peradilan yang cepat, mudah dan murah.
c. Penyidik menempatkan keamanan dan keselamatan tersangka yang ditahan sebagai priorita
s utama
d. Melakukan koordinasi dengan penyidik dari kesatuan lain yang mempunyai kaitan dengan
kasus tersebut.
e. Menentukan waktu pemindahan tahanan.
f. Menyerahkan tersangka dan menyelesaikan administrasi pemindahan tempat penahanan :
- Surat perintah tugas
- Surat Perintah penyerahan tersangka
- Berita acara penyerahan tersangka- Surat Perintah Pemindahan tempat penahanan-
Berita Acara pemindahan tempat penahanang. Membuat laporan pelaksanaan tugas peminda
han tempat penahanan.
5. Pembantaran Penahanan
a. Meminta Dokter untuk memeriksa kesehatan tersangka untuk memastikan tersangka masih
bisa ditahan atau tidak.
b. Apabila kondisi tersangka tidak memungkinkan untuk dilakukan penahanan, maka
penyidik melakukan pembantaran agar tersangka dirawat/opname.
c. Membuat surat perintah pembantaran dan berita acara pembantaran
d. Selama masa perawatan/opname, penyidik melakukan pengawasan dan pengamanan
terhadap tersangka.
6. Penangguhan penahananPenangguhan penahanan dapat dilakukan atas jaminan uang atau
orang :Jaminan Uang
a. Membuat perjanjian antara penyidik dengan tersangka atau penasehat hukum
denganmencantumkan uang jaminan dan syarat – syarat lainnya.
b. Pemohonan menyetorkan uang jaminan kepanitera Pengadilan Negeri dengan formulir pen
yetoran yang dilakukan oleh penyidik
c. Berdasarkan bukti setor uang, maka penyidik mengeluarkan surat perintah penangguhan
penahanan.
Jaminan Orang
a. Membuat perjanjian antara penyidik dengan tersangka atau penasehat hukum
denganmencantumkan identitas penjamin, besarnya uang yang harus dijamin oleh
penjaminsyarat – syarat lainnya.
b. Berdasarkan surat jaminan, maka penyidik mengeluarkan surat perintah penangguhan pena
hanan
7. Penahanan Lanjutan
a. Membuat surat perintah penahanan lanjutan dan surat pemberitahuan penahanan lanjutanke
pada keluarga tersangka.
b. Mengajukan surat perintah penahanan lanjutan dan surat pemberitahuan lanjutankepada
keluarga tersangka
c. Mencatat dalam register
surat perintah penahanan lanjutan dan surat pemberitahuan penahanan lanjutan kepada
keluarga tersangka
d. Melaksana kan penahanan lanjutan
e. Membuat berita acara penahanan lanjutan ditanda tangankan kepada tersangka
f. Membuat berita acara penolakan tanda tangan, apabila tersangaka menolak menandatangan
i berita acara penahanan lanjutan
g. Menyerahakan surat perintah penahanan lanjutan kepada tersangka untuk ditanda tangani
h. Surat Perintah penahanan lanjutan disampaikan kepada tersangka, keluarga tersangka dan
pejabat rutan
i. Meminta Dokter untuk memeriksa tersangka
j. Menyerahkan tersangka kepada pajabat rutan untuk dimasukkan kedalam rutan, denganditu
angkan dalam berita acara penyerahan tersangka.
k. Memberitahukan kepada keluarga tersangka / Penasehat hukum dengan surat resmi dantan
da penerimaan surat.
8. Pengeluaran Tahanan
a. Membuat Surat Perintah pengeluaran tahanan dan surat pemberitahuan pengeluarantahanan
kepada keluarga tersangka
b. Mengajukan surat perintah pengeluaran tahanan dan surat pemberitahuan pengeluaran
tahanan kepada keluarga tersangka
c. Mencatat dalam register surat perintah pengeluaran tahanan dan surat pemberitahuan penge
luaran tahanan kepada keluarga tersangka
d. Melaksanakan pengeluaran tahanan
e. Membuat Berita Acara pengeluaran tahanan dan ditanda tangankan kepada tersangka
f. Membuat berita acara penolakan tanda tangan, apabila tersangka menolak menandatangani.
g. Menyerahkan surat perintah pengeluaran tahanan kepada tersangka untuk ditanda tangani
h. Surat Perintah pengeluaran tahanan disampaikan kepada terangka, keluarga tersangka
dan pejabat rutan
i. Meminta Dokter untuk memeriksa tersangka
j. Mengeluarkan tersangka dari Rutank. Memberitahukan kepada keluarga tersangka
/ Penasehat hukum dengan surat resmi dantanda penerimaan Surat.
F. PENUTUP
Demikian Standar Operasional Prosedur ( Sop ) Penahanan ini dibuat sebagai pedoman
dan panduan bagi penyidik/penyidik pembantu dalam melaksanakan penyidikan
KASAT RESNARKOBA
I MADE DIMAS W., S.I.K
IPTU NRP 89110553

More Related Content

Similar to sanuan

Alasan penghentian penyidikan
Alasan penghentian penyidikanAlasan penghentian penyidikan
Alasan penghentian penyidikan
Operator Warnet Vast Raha
 
9 penuntut umum, pra penuntutan dan penuntutan
9 penuntut umum, pra penuntutan dan penuntutan9 penuntut umum, pra penuntutan dan penuntutan
9 penuntut umum, pra penuntutan dan penuntutan
GradeAlfonso
 
UPAYA PAKSA
UPAYA PAKSAUPAYA PAKSA
UPAYA PAKSA
Muhammad Qoyim
 
Materi 5.ppt
Materi 5.pptMateri 5.ppt
Materi 5.ppt
SneekPeak
 
7 upaya paksa ( penangkapan, penahanan, pengeledahan dan penyitaan);
7 upaya paksa ( penangkapan, penahanan, pengeledahan dan penyitaan);7 upaya paksa ( penangkapan, penahanan, pengeledahan dan penyitaan);
7 upaya paksa ( penangkapan, penahanan, pengeledahan dan penyitaan);
GradeAlfonso
 
Materi 5.ppt
Materi 5.pptMateri 5.ppt
Materi 5.ppt
IchaRastamaniaKediri
 
PPT PROSES PERADILAN PIDANA .BY NINA RAHAYU BELIApptx
PPT PROSES PERADILAN PIDANA .BY NINA RAHAYU BELIApptxPPT PROSES PERADILAN PIDANA .BY NINA RAHAYU BELIApptx
PPT PROSES PERADILAN PIDANA .BY NINA RAHAYU BELIApptx
NinaRahayuBelia
 
penuntutan dalam huikum pidana gafaauala
penuntutan dalam huikum pidana gafaaualapenuntutan dalam huikum pidana gafaauala
penuntutan dalam huikum pidana gafaauala
M Setiawan
 
Rangkuman hukum acara pidana & perdata
Rangkuman hukum acara pidana & perdataRangkuman hukum acara pidana & perdata
Rangkuman hukum acara pidana & perdata
MakmurZakaria
 
8 penangkapan penahanan
8 penangkapan penahanan8 penangkapan penahanan
8 penangkapan penahananRonalto_Tan
 
KUHAP.ppt
KUHAP.pptKUHAP.ppt
KUHAP.ppt
xontonxxintinx
 
HUKUM ACARA PIDANA.ppt
HUKUM ACARA PIDANA.pptHUKUM ACARA PIDANA.ppt
HUKUM ACARA PIDANA.ppt
YuliaFikriAisya
 
PPT HUKUM PIDANA - Pra peradilan Di Indonesia
PPT HUKUM PIDANA - Pra peradilan Di IndonesiaPPT HUKUM PIDANA - Pra peradilan Di Indonesia
PPT HUKUM PIDANA - Pra peradilan Di Indonesia
Bagus Edi Prayogo
 
praperadilann.pptx
praperadilann.pptxpraperadilann.pptx
praperadilann.pptx
DirgaGunk
 
Hukum Acara Pidana militer.ppt
Hukum Acara Pidana militer.pptHukum Acara Pidana militer.ppt
Hukum Acara Pidana militer.ppt
MANLEAFAMILY
 
11988944.ppt
11988944.ppt11988944.ppt
11988944.ppt
AbnelaFobia
 
LIDIK SIDIK.ppt
LIDIK SIDIK.pptLIDIK SIDIK.ppt
LIDIK SIDIK.ppt
DirgaGunk
 
Aspek Medikolegal Visum et Repertum dan Rape Kit.pdf
Aspek Medikolegal Visum et Repertum dan Rape Kit.pdfAspek Medikolegal Visum et Repertum dan Rape Kit.pdf
Aspek Medikolegal Visum et Repertum dan Rape Kit.pdf
puskesmas74
 
Perka BNN RI No.2 Thn.2011 ttg Tata Cara Penanganan Tersangka atau Terdakwa P...
Perka BNN RI No.2 Thn.2011 ttg Tata Cara Penanganan Tersangka atau Terdakwa P...Perka BNN RI No.2 Thn.2011 ttg Tata Cara Penanganan Tersangka atau Terdakwa P...
Perka BNN RI No.2 Thn.2011 ttg Tata Cara Penanganan Tersangka atau Terdakwa P...
JARINGAN METHADONE INDONESIA-JIMI™ | Indonesia MMT Program Community Network®
 
11 pengertian, alasan dan tujuan praperadilan
11 pengertian, alasan  dan tujuan praperadilan11 pengertian, alasan  dan tujuan praperadilan
11 pengertian, alasan dan tujuan praperadilan
GradeAlfonso
 

Similar to sanuan (20)

Alasan penghentian penyidikan
Alasan penghentian penyidikanAlasan penghentian penyidikan
Alasan penghentian penyidikan
 
9 penuntut umum, pra penuntutan dan penuntutan
9 penuntut umum, pra penuntutan dan penuntutan9 penuntut umum, pra penuntutan dan penuntutan
9 penuntut umum, pra penuntutan dan penuntutan
 
UPAYA PAKSA
UPAYA PAKSAUPAYA PAKSA
UPAYA PAKSA
 
Materi 5.ppt
Materi 5.pptMateri 5.ppt
Materi 5.ppt
 
7 upaya paksa ( penangkapan, penahanan, pengeledahan dan penyitaan);
7 upaya paksa ( penangkapan, penahanan, pengeledahan dan penyitaan);7 upaya paksa ( penangkapan, penahanan, pengeledahan dan penyitaan);
7 upaya paksa ( penangkapan, penahanan, pengeledahan dan penyitaan);
 
Materi 5.ppt
Materi 5.pptMateri 5.ppt
Materi 5.ppt
 
PPT PROSES PERADILAN PIDANA .BY NINA RAHAYU BELIApptx
PPT PROSES PERADILAN PIDANA .BY NINA RAHAYU BELIApptxPPT PROSES PERADILAN PIDANA .BY NINA RAHAYU BELIApptx
PPT PROSES PERADILAN PIDANA .BY NINA RAHAYU BELIApptx
 
penuntutan dalam huikum pidana gafaauala
penuntutan dalam huikum pidana gafaaualapenuntutan dalam huikum pidana gafaauala
penuntutan dalam huikum pidana gafaauala
 
Rangkuman hukum acara pidana & perdata
Rangkuman hukum acara pidana & perdataRangkuman hukum acara pidana & perdata
Rangkuman hukum acara pidana & perdata
 
8 penangkapan penahanan
8 penangkapan penahanan8 penangkapan penahanan
8 penangkapan penahanan
 
KUHAP.ppt
KUHAP.pptKUHAP.ppt
KUHAP.ppt
 
HUKUM ACARA PIDANA.ppt
HUKUM ACARA PIDANA.pptHUKUM ACARA PIDANA.ppt
HUKUM ACARA PIDANA.ppt
 
PPT HUKUM PIDANA - Pra peradilan Di Indonesia
PPT HUKUM PIDANA - Pra peradilan Di IndonesiaPPT HUKUM PIDANA - Pra peradilan Di Indonesia
PPT HUKUM PIDANA - Pra peradilan Di Indonesia
 
praperadilann.pptx
praperadilann.pptxpraperadilann.pptx
praperadilann.pptx
 
Hukum Acara Pidana militer.ppt
Hukum Acara Pidana militer.pptHukum Acara Pidana militer.ppt
Hukum Acara Pidana militer.ppt
 
11988944.ppt
11988944.ppt11988944.ppt
11988944.ppt
 
LIDIK SIDIK.ppt
LIDIK SIDIK.pptLIDIK SIDIK.ppt
LIDIK SIDIK.ppt
 
Aspek Medikolegal Visum et Repertum dan Rape Kit.pdf
Aspek Medikolegal Visum et Repertum dan Rape Kit.pdfAspek Medikolegal Visum et Repertum dan Rape Kit.pdf
Aspek Medikolegal Visum et Repertum dan Rape Kit.pdf
 
Perka BNN RI No.2 Thn.2011 ttg Tata Cara Penanganan Tersangka atau Terdakwa P...
Perka BNN RI No.2 Thn.2011 ttg Tata Cara Penanganan Tersangka atau Terdakwa P...Perka BNN RI No.2 Thn.2011 ttg Tata Cara Penanganan Tersangka atau Terdakwa P...
Perka BNN RI No.2 Thn.2011 ttg Tata Cara Penanganan Tersangka atau Terdakwa P...
 
11 pengertian, alasan dan tujuan praperadilan
11 pengertian, alasan  dan tujuan praperadilan11 pengertian, alasan  dan tujuan praperadilan
11 pengertian, alasan dan tujuan praperadilan
 

Recently uploaded

FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
NavaldiMalau
 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
YongYongYong1
 
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDFJUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
budimoko2
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
NURULNAHARIAHBINTIAH
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
junaedikuluri1
 
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptxPOWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
cikgumeran1
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
junarpudin36
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
NanieIbrahim
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
GusniartiGusniarti5
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
esmaducoklat
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
maulatamah
 
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remajamateri penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
DewiInekePuteri
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
ahyani72
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
nasrudienaulia
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdfKONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
AsyeraPerangin1
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
NirmalaJane
 
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 

Recently uploaded (20)

FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
 
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDFJUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
 
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptxPOWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
 
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remajamateri penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdfKONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
 
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
 

sanuan

  • 1. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PENAHANAN SATUAN RESERSE NARKOBA POLRES BIMA A. Pendahuluan Guna menjamin pelaksanaan tugas penyidikan yang benar, perlu disusun standar operasional prosedur untuk dijadikan standar dalam melaksanakan penahanan. SOP ini merup akan pedoman bagi penyidik dalam melaksanakan tugas yang wajib dilaksanakan. B. Tujuan Tindakan penahanan merupakan rangkaian atau bagian dari penyidikan. Penahanan dilakukandengan mempertimbangkan alasan obyektif dan alasan subyektif, alasan obyektif adalah penahanandilakukan terhadap tersangka yang melakukan tindak pidana yang diancam hukuman lebih dari 5(lima) tahun sesuai pasal 21 ayat (4) huruf a KUHAP atau terhadap pasal pengecualian yang diaturdalam pasal 21 ayat (4) huruf b KUHAP, sedangkan alasan subyektif adalah adanya kekhawatirantersangka melarikan diri, merusak atau menghilangkan barang bukti dan atau m engulangi perbuatan pidana sesuai pasal 21 ayat (1) KUHAP. Penahanan adalah pengekangan kebebasanseseorang, sehingga harus dilakukan dengan proses yang benar, kesalahan terhadap proses dapatmengganggu proses penyidikan. Standar Operasional Prosedur penahanan ini dibuat sebagai standar bagi Penyidik dalam melakukan tindakan penahanan dan sebagai langkah antisipasi te rhadapadanya kesalahan prosedur yang mengakibatkan gugatan hukum. Standar Operasional Prosedur penahanan disusun untuk mengefektifkan koordinasi baik dalam lingkungan interna l Polri(Penyidik, Atasan penyidik dan pejabat rutan) maupun dalam lingkungan eksternal antara lain JaksaPenuntut Umum ,Pengadilan dan instansi terkait lainnya. C. Ruang Lingkup Standar Operasional Prosedur Penahanan memuat petunjuk dan koordinasi meliputi syarat yangharus dipenuhi dan langkah– langkah penahanan. Standar Operasional Prosedur Penahanan ini berlaku bagi seluruh Penyidik Sat Resnarkoba Polres Bima. D. Definisi 1. Penahanan adalah penempatan tersangka atau terdakwa ditempat tertentu oleh penyidik ata uPenuntut Umum atau Hakim dengan penetapannya, dalam hal serta menurut cara diatur dalamundang – undang. 2. Penangguhan Penahanan adalah ditundanya atau tidak dilanjutkannya seorang tersangka /terdakwa baik dengan jaminan orang atau jaminan uang berdasarkan syarat-syarat lain yangditentukan. 3. Pengalihan Jenis Penahanan adalah mengalihkan status penahanan dari jenis penahanan ya ngsatu kejenis penahanan yang lain oleh penyidik atau penuntut umum 4. Pembantaran penahanan adalah penundaan penahanan sementara terhadap tersangka karen aalasan kesehatan (memerlukan rawat jalan/rawat inap) yang dikuatkan dengan keterangandokter sampai dengan yang bersangkutan dinyatakan sembuh kembali. 5. Pemindahan tempat penahanan adalah memindahkan tersangka dari rutan yang satu ke ruta nyang lain dengan pertimbangan - pertimbangan tertentu guna mempermudahkan penyelesaian perkara.
  • 2. 6. Penahanan lanjutan adalah menempatkan kembali tersangka yang pernah ditangguhkan penahanannya dengan pertimbangan atau alasan tertentu kedalam Rumah Tahanan Negara guna kepentingan penyidikan. E. Petunjuk dan koordinasi Tindakan penahanan merupakan salah satu bagian dari rangkaian penyidikan yang termasuk dalamkategori upaya paksa penyidik. Dalam proses kegiatan penahanan, penyidik melakukan berdasarkanketentuan hukum yang ada dalam KUHAP dan ketentuan hukum lainnya. Dalam melaksanakankegiatan penahanan akan melibatkan penyidik / petugas kepolisian lainnya maupun pihak di luar institusi kepolisian antara lain Jaksa Penuntut Umum, Pengadilan Negeri dan Pejabat Rutan. 1.) Penahanan di Rutan/Cabang Rutana. Syarat yang harus dipenuhi Dalam Surat Perintah Penahanan harus mencantumkan dasar dilakukan penahananyaitu: a) Pasal 1 butir 21 KUHAP b) Pasal 7 ayat (1) huruf d, pasal 11, pasal 20, pasal 21, pasal 22 a yat (1) KUHAP. c) UU R I No. 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia. d) Undang – Undang yang dipersangkakan. e) Undang – Undang lain yang terkait; f) Laporan Polisi; g) Surat perintah penyidikan; h) Surat Perintah Tugas; 2) Penyidik membuat surat pemberitahuan penahanan tersangka kepada keluargatersangka/pe nasehat hukum; 3) Petugas yang melaksanakan penahanan adalah penyidik yang mendapat perintahdalam surat perintah penahanan. b. Langkah – langkah penahanan di Rutan/Cabang Rutan: 1) Membuat Berita Acara penahanan sesaat segera setelah melakukan penahanan danditanda tangankan kepada tersangka. 2) Membuat Berita Acara Penolakan tanda tangan, apabila tersangka menolak menandatangani Berita Acara Penahanan. 3) Menyerahkan Surat Perintah Penahanan disampaikan kepada tersangka untuk tandatangan. 4) Surat perintah Penahanan disampaikan kepada tersangka, keluarga tersangka dan pejabat rutan. 5) Meminta Dokter Tahanan untuk memeriksa kesehatan tersangka. 6) Memfoto dan mengambik sidik jari tersangka. 7) Menyerahkan tersangka kepada pejabat rutan untuk dimasukkan ke dalam rutan, dengan dituangkan dalam Berita Acara Penyerahan Tersangka. 8) Memberitahukan kepada keluarga tersangka/ penasehat hukum dengan surat resmidan tanda penerimaan surat. 2. Perpanjangan penahan Surat perintah penahanan yang diterbitkan kasatker selaku penyidik sebagaimana dimaksud pasal 20 KUHAP berlaku paling lama 20 (dua puluh) hari.Apabila selama 20 (dua puluh) hari penyidikannya belum selesai dan masih diperlukan p enahanan tersangka maka penyidik dapat meminta kepada JPU untuk menerbitkan SuratPerpa njangan Penahanan yang berlaku paling lama 40 (empat puluh) hari dan apabila masih belum selesai dan masih di perlukan penahanan tersangka maka penyidik dapat memintakepada pengadilan Negeri untuk
  • 3. menerbitkan Surat Perpanjangan Penahanan yang berlakuselama 30 (tiga puluh) hari dan perpanjangan penahanan dari pengadilan negeri dapatdiperpanjang kembali apabila diperlukan. Langkah – Langkah perpanjangan penahanan : a. Penyidik mengirimkan surat permintaan perpanjangan penahanan tersangka kepadaKejaksa an Negeri/Pengadilan Negeri dengan mencantumkan rujukan : 1) Pasal 24 ayat (2) KUHAP 2) UU RI No. 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia; 3) Laporan Polisi; 4) SPDP; 5) Surat Perintah penahanan; Dan melampirkan : 1) Resume singkat; 2) Laporan Polisi; 3) Surat Perintah penyidikan: 4) SPDP; 5) Surat Perintah Penahanan; 6) Perpanjangan penahanan dari JPU ( untuk meminta penetapan dari Pengadilan Neg eri) b. Dengan dasar surat perintah perpanjangan dari JPU / penetapan penahanan dari Pengadilan Negeri tersebut, maka penyidik dapat melakukan perpanjangan penahanan tersangka. c. Penyidik membuat surat pemberitahuan perpanjangan penahanan kepada keluargatersangk a atau penasehat hukum. d. Penyidik membuat berita acara perpanjangan penahanan dan ditanda tangankan kepadaters angka. e. Membuat Berita Acara penolakan tanda tangan, apabila tersangka menolak menandatangani Berita Acara Perpanjangan penahanan. f. Menyerahkan surat perpanjangan penahanan kepada tersangka, keluarga tersangka /Penase hat hukum dan pejabat rutan. g. Memberitahukan kepada keluarga tersangka/penasehat hukum dengan surat resmi dantanda penerimaan surat. 3. Pengalihan Jenis PenahananDalam hal pemeriksaan terhadap tersangka telah selesai dan tidak dikhawatirkan akan melarikan diri serta tidak menyulitkan dalam pengawasannya, atau dalam hal kehadirantersangka sangat diperlukan oleh masyarakat karena profesi / keahliannya, maka terhadaptersangka dapat dilakukan pengalihan penahanan.Jenis penahanan dapat berupa : penahanan rutan, penahanan rumah, penahan kota. a. Persyaratan 1) Adanya pengajuan permohonan pengalihan jenis penahanan dari tersangka /keluarganya / penasehat hukumnya yang diketahui oleh RT/RW/Kepala desa. 2) Wajib untuk melapor diri kepada penyidik selama menjalani penahanan. b. Langkah – langkah pengalihan jenis penahanan : 1) Apabila kasatker mengabulkan permohonan tersangka/ keluarganya/penasehathukumnya, maka penyidik membuat : a) Surat Perintah Pengalihan je nis pena hanan b) Berita Acara pengalihan jenis Penahanan c) Surat Keterangan Wajib lapord) Resume Singkat
  • 4. 2) Penyidik menyerahkan surat perintah pengalihan jenis penahanan kepada tersangkauntuk ditanda tangani oleh tersangka dan penyidik. 3) Penyidik menyerahkan surat perintah pengalihan jenis penahanan kepada tersangka,keluar ga tersangka dan pejabat rutan. 4) Kasatker menugaskan anggota untuk melakukan pengawasan terhadap tersangka. 4. Pemindahan tempat penahananDalam hal penyidikan berlangsung dan dibutuhkan tindakan untuk memindahkan penahanantersangka dari satu rutan ke rutan lain guna melancarkan penyidikan, maka penyidik dapatmelakukan pemindahan tempat penahanan, dengan langkah – langkah sebagai berikut :a. Penyidik mempertimbangkan alasan pemindahan tempat penahanan. b. Pemindahanan tempat penahanan hanya dilakukan untuk kepentingan penyidikan, penuntut an dan peradilan yang cepat, mudah dan murah. c. Penyidik menempatkan keamanan dan keselamatan tersangka yang ditahan sebagai priorita s utama d. Melakukan koordinasi dengan penyidik dari kesatuan lain yang mempunyai kaitan dengan kasus tersebut. e. Menentukan waktu pemindahan tahanan. f. Menyerahkan tersangka dan menyelesaikan administrasi pemindahan tempat penahanan : - Surat perintah tugas - Surat Perintah penyerahan tersangka - Berita acara penyerahan tersangka- Surat Perintah Pemindahan tempat penahanan- Berita Acara pemindahan tempat penahanang. Membuat laporan pelaksanaan tugas peminda han tempat penahanan. 5. Pembantaran Penahanan a. Meminta Dokter untuk memeriksa kesehatan tersangka untuk memastikan tersangka masih bisa ditahan atau tidak. b. Apabila kondisi tersangka tidak memungkinkan untuk dilakukan penahanan, maka penyidik melakukan pembantaran agar tersangka dirawat/opname. c. Membuat surat perintah pembantaran dan berita acara pembantaran d. Selama masa perawatan/opname, penyidik melakukan pengawasan dan pengamanan terhadap tersangka. 6. Penangguhan penahananPenangguhan penahanan dapat dilakukan atas jaminan uang atau orang :Jaminan Uang a. Membuat perjanjian antara penyidik dengan tersangka atau penasehat hukum denganmencantumkan uang jaminan dan syarat – syarat lainnya. b. Pemohonan menyetorkan uang jaminan kepanitera Pengadilan Negeri dengan formulir pen yetoran yang dilakukan oleh penyidik c. Berdasarkan bukti setor uang, maka penyidik mengeluarkan surat perintah penangguhan penahanan. Jaminan Orang a. Membuat perjanjian antara penyidik dengan tersangka atau penasehat hukum denganmencantumkan identitas penjamin, besarnya uang yang harus dijamin oleh penjaminsyarat – syarat lainnya. b. Berdasarkan surat jaminan, maka penyidik mengeluarkan surat perintah penangguhan pena hanan
  • 5. 7. Penahanan Lanjutan a. Membuat surat perintah penahanan lanjutan dan surat pemberitahuan penahanan lanjutanke pada keluarga tersangka. b. Mengajukan surat perintah penahanan lanjutan dan surat pemberitahuan lanjutankepada keluarga tersangka c. Mencatat dalam register surat perintah penahanan lanjutan dan surat pemberitahuan penahanan lanjutan kepada keluarga tersangka d. Melaksana kan penahanan lanjutan e. Membuat berita acara penahanan lanjutan ditanda tangankan kepada tersangka f. Membuat berita acara penolakan tanda tangan, apabila tersangaka menolak menandatangan i berita acara penahanan lanjutan g. Menyerahakan surat perintah penahanan lanjutan kepada tersangka untuk ditanda tangani h. Surat Perintah penahanan lanjutan disampaikan kepada tersangka, keluarga tersangka dan pejabat rutan i. Meminta Dokter untuk memeriksa tersangka j. Menyerahkan tersangka kepada pajabat rutan untuk dimasukkan kedalam rutan, denganditu angkan dalam berita acara penyerahan tersangka. k. Memberitahukan kepada keluarga tersangka / Penasehat hukum dengan surat resmi dantan da penerimaan surat. 8. Pengeluaran Tahanan a. Membuat Surat Perintah pengeluaran tahanan dan surat pemberitahuan pengeluarantahanan kepada keluarga tersangka b. Mengajukan surat perintah pengeluaran tahanan dan surat pemberitahuan pengeluaran tahanan kepada keluarga tersangka c. Mencatat dalam register surat perintah pengeluaran tahanan dan surat pemberitahuan penge luaran tahanan kepada keluarga tersangka d. Melaksanakan pengeluaran tahanan e. Membuat Berita Acara pengeluaran tahanan dan ditanda tangankan kepada tersangka f. Membuat berita acara penolakan tanda tangan, apabila tersangka menolak menandatangani. g. Menyerahkan surat perintah pengeluaran tahanan kepada tersangka untuk ditanda tangani h. Surat Perintah pengeluaran tahanan disampaikan kepada terangka, keluarga tersangka dan pejabat rutan i. Meminta Dokter untuk memeriksa tersangka
  • 6. j. Mengeluarkan tersangka dari Rutank. Memberitahukan kepada keluarga tersangka / Penasehat hukum dengan surat resmi dantanda penerimaan Surat. F. PENUTUP Demikian Standar Operasional Prosedur ( Sop ) Penahanan ini dibuat sebagai pedoman dan panduan bagi penyidik/penyidik pembantu dalam melaksanakan penyidikan KASAT RESNARKOBA I MADE DIMAS W., S.I.K IPTU NRP 89110553