Standar Operasional Prosedur (SOP) Penahanan Satuan Reserse Narkoba Polres Bima mengatur tentang langkah-langkah penahanan tersangka, perpanjangan penahanan, pengalihan jenis penahanan, pemindahan tempat penahanan, pembantaran penahanan, penangguhan penahanan, dan penahanan lanjutan. SOP ini bertujuan untuk memastikan pelaksanaan tugas penyidikan dan penahanan berjalan sesuai prosedur hukum.
1. Dokumen tersebut menjelaskan alasan penghentian penyidikan, penangkapan, dan penahanan menurut hukum acara pidana Indonesia. Alasan penghentian penyidikan meliputi tidak diperoleh bukti, peristiwa bukan tindak pidana, demi hukum, nebis in idem, tersangka meninggal, dan kadaluarsa.
2. Dokumen juga menjelaskan syarat penangkapan berdasarkan dugaan keras dan bukti permulaan, s
Pedoman ini mengatur tentang permohonan izin Jaksa Agung untuk pemanggilan, pemeriksaan, penggeledahan, penangkapan, dan penahanan terhadap Jaksa yang diduga melakukan tindak pidana. Permohonan izin harus dilengkapi dokumen tertentu dan akan diperiksa oleh pejabat yang ditunjuk untuk memberikan rekomendasi kepada Jaksa Agung. Izin dapat disetujui atau ditolak, dan pelaksanaannya akan dilap
Pedoman ini mengatur tentang permohonan izin Jaksa Agung untuk pemanggilan, pemeriksaan, penggeledahan, penangkapan, dan penahanan terhadap Jaksa yang diduga melakukan tindak pidana. Permohonan izin harus dilengkapi dokumen tertentu dan akan diperiksa oleh pejabat yang ditunjuk untuk memberikan rekomendasi kepada Jaksa Agung. Izin dapat disetujui atau ditolak, dan pelaksanaannya akan dilap
Peraturan ini mengatur tentang Standar Operasional Prosedur Pelaksanaan Penyidikan Tindak Pidana oleh Badan Reserse Kriminal Polri. Terdiri dari 7 Bab yang mengatur tentang ketentuan umum, pelaksanaan penyelidikan dan penyidikan, administrasi penyidikan, bantuan teknis, sistem aplikasi elektronik, pengawasan penyidikan, dan penyelesaian perkara.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Menguraikan alasan penghentian penyidikan, penangkapan, dan penahanan menurut hukum pidana Indonesia serta batas waktu masing-masing.
2) Menjelaskan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penerapan batas waktu penangkapan dan penyelesaian masalah hukum yang mungkin timbul.
3) Maksimal waktu penahanan seseorang dalam proses hukum pidana
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Menguraikan alasan penghentian penyidikan, penangkapan, dan penahanan menurut hukum pidana Indonesia serta batas waktu masing-masing.
2) Menjelaskan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penerapan batas waktu penangkapan dan penyelesaian masalahnya.
3) Memberikan ringkasan mengenai dasar, tata cara, dan batas waktu penahanan menurut huk
Penyidikan oleh kepolisian dapat dihentikan dengan alasan tertentu seperti tidak adanya bukti yang cukup, peristiwa bukan merupakan tindak pidana, atau demi kepentingan hukum seperti kasus sudah pernah diadili. Proses penyidikan, penahanan, dan batas waktunya diatur dalam undang-undang. Terdakwa berhak mendapatkan ganti rugi jika penahanan melewati batas waktu yang ditentukan.
1. Dokumen tersebut menjelaskan alasan penghentian penyidikan, penangkapan, dan penahanan menurut hukum acara pidana Indonesia. Alasan penghentian penyidikan meliputi tidak diperoleh bukti, peristiwa bukan tindak pidana, demi hukum, nebis in idem, tersangka meninggal, dan kadaluarsa.
2. Dokumen juga menjelaskan syarat penangkapan berdasarkan dugaan keras dan bukti permulaan, s
Pedoman ini mengatur tentang permohonan izin Jaksa Agung untuk pemanggilan, pemeriksaan, penggeledahan, penangkapan, dan penahanan terhadap Jaksa yang diduga melakukan tindak pidana. Permohonan izin harus dilengkapi dokumen tertentu dan akan diperiksa oleh pejabat yang ditunjuk untuk memberikan rekomendasi kepada Jaksa Agung. Izin dapat disetujui atau ditolak, dan pelaksanaannya akan dilap
Pedoman ini mengatur tentang permohonan izin Jaksa Agung untuk pemanggilan, pemeriksaan, penggeledahan, penangkapan, dan penahanan terhadap Jaksa yang diduga melakukan tindak pidana. Permohonan izin harus dilengkapi dokumen tertentu dan akan diperiksa oleh pejabat yang ditunjuk untuk memberikan rekomendasi kepada Jaksa Agung. Izin dapat disetujui atau ditolak, dan pelaksanaannya akan dilap
Peraturan ini mengatur tentang Standar Operasional Prosedur Pelaksanaan Penyidikan Tindak Pidana oleh Badan Reserse Kriminal Polri. Terdiri dari 7 Bab yang mengatur tentang ketentuan umum, pelaksanaan penyelidikan dan penyidikan, administrasi penyidikan, bantuan teknis, sistem aplikasi elektronik, pengawasan penyidikan, dan penyelesaian perkara.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Menguraikan alasan penghentian penyidikan, penangkapan, dan penahanan menurut hukum pidana Indonesia serta batas waktu masing-masing.
2) Menjelaskan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penerapan batas waktu penangkapan dan penyelesaian masalah hukum yang mungkin timbul.
3) Maksimal waktu penahanan seseorang dalam proses hukum pidana
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Menguraikan alasan penghentian penyidikan, penangkapan, dan penahanan menurut hukum pidana Indonesia serta batas waktu masing-masing.
2) Menjelaskan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penerapan batas waktu penangkapan dan penyelesaian masalahnya.
3) Memberikan ringkasan mengenai dasar, tata cara, dan batas waktu penahanan menurut huk
Penyidikan oleh kepolisian dapat dihentikan dengan alasan tertentu seperti tidak adanya bukti yang cukup, peristiwa bukan merupakan tindak pidana, atau demi kepentingan hukum seperti kasus sudah pernah diadili. Proses penyidikan, penahanan, dan batas waktunya diatur dalam undang-undang. Terdakwa berhak mendapatkan ganti rugi jika penahanan melewati batas waktu yang ditentukan.
Penyidikan oleh kepolisian dapat dihentikan dengan alasan tertentu seperti tidak diperolehnya bukti yang cukup, peristiwa bukan merupakan tindak pidana, atau demi kepentingan hukum seperti kasus sudah pernah diadili, tersangka meninggal, atau kadaluarsa. Proses penahanan tersangka memiliki dasar, tata cara, dan batas waktu tertentu yang diatur dalam hukum acara pidana.
9 penuntut umum, pra penuntutan dan penuntutanGradeAlfonso
Dokumen tersebut membahas tentang definisi, perbedaan istilah, kedudukan, tugas dan wewenang Jaksa/Penuntut Umum. Secara garis besar, Jaksa adalah pejabat yang diberi wewenang untuk bertindak sebagai penuntut umum, melakukan penuntutan, dan melaksanakan putusan pengadilan. Penuntut Umum adalah Jaksa yang diberi wewenang untuk melakukan penuntutan dan penetapan hakim. Ke
Dokumen tersebut menjelaskan tentang berbagai aspek upaya paksa dalam hukum pidana Indonesia, termasuk pengertian, jenis (penangkapan, penahanan, penggeledahan, penyitaan, pemeriksaan surat), syarat pelaksanaan, dan batas waktu pelaksanaan untuk masing-masing upaya paksa.
7 upaya paksa ( penangkapan, penahanan, pengeledahan dan penyitaan);GradeAlfonso
Pertemuan ke-7 membahas tentang Upaya Paksa Hukum Acara Pidana di pengadilan
Note = Saran dan perbaikan sangat diharapkan untuk masa depan generasi Indonesia, terimakasih
Dokumen tersebut membahas tentang hukum acara pidana di Indonesia, termasuk pengertian, asas-asas, pihak yang terlibat, hak-hak tersangka dan terdakwa, serta tahapan penyelidikan dan penyidikan.
Dokumen tersebut membahas tentang hukum acara pidana dan hubungannya dengan hukum pidana, asas-asas hukum acara pidana, fungsi dan wewenang penyelidik dan penyidik, laporan dan pengaduan tindak pidana, penahanan, acara pemeriksaan dalam sidang pengadilan perkara pidana, dan surat dakwaan.
Silabus mata kuliah Hukum Acara Pidana membahas tentang pengertian, fungsi, tujuan, subjek, objek, sumber hukum, asas-asas, ilmu-ilmu pembantu, serta tahapan penyelidikan, penyidikan, pra penuntutan, penuntutan, pra peradilan, persidangan dan upaya hukum dalam proses perkara pidana.
Dokumen tersebut membahas tentang hukum acara pidana militer di Indonesia. Ia menjelaskan bahwa hukum acara pidana militer diatur dalam UU No. 31 Tahun 1997 dan berlaku asas-asas yang sama dengan KUHAP. Dokumen ini juga mendefinisikan hukum acara pidana militer, menjelaskan subjek dan objeknya, serta tahapan-tahapan proses hukum mulai dari penyidikan, penahanan, hingga kekuasaan lemb
Tersangka dan terdakwa memiliki hak untuk segera diadili dan mendapatkan bantuan hukum selama proses peradilan, termasuk hak untuk diberitahu tentang tuduhan, memberikan keterangan secara bebas, dan memilih penasihat hukum sendiri.
11 pengertian, alasan dan tujuan praperadilanGradeAlfonso
Pertemuan ke-11 membahas tentang konsep PRA-PERADILAN dalam sistem Hukum Acara Pidana di pengadilan
Note = Saran dan perbaikan sangat diharapkan untuk masa depan generasi Indonesia, terimakasih
Penyidikan oleh kepolisian dapat dihentikan dengan alasan tertentu seperti tidak diperolehnya bukti yang cukup, peristiwa bukan merupakan tindak pidana, atau demi kepentingan hukum seperti kasus sudah pernah diadili, tersangka meninggal, atau kadaluarsa. Proses penahanan tersangka memiliki dasar, tata cara, dan batas waktu tertentu yang diatur dalam hukum acara pidana.
9 penuntut umum, pra penuntutan dan penuntutanGradeAlfonso
Dokumen tersebut membahas tentang definisi, perbedaan istilah, kedudukan, tugas dan wewenang Jaksa/Penuntut Umum. Secara garis besar, Jaksa adalah pejabat yang diberi wewenang untuk bertindak sebagai penuntut umum, melakukan penuntutan, dan melaksanakan putusan pengadilan. Penuntut Umum adalah Jaksa yang diberi wewenang untuk melakukan penuntutan dan penetapan hakim. Ke
Dokumen tersebut menjelaskan tentang berbagai aspek upaya paksa dalam hukum pidana Indonesia, termasuk pengertian, jenis (penangkapan, penahanan, penggeledahan, penyitaan, pemeriksaan surat), syarat pelaksanaan, dan batas waktu pelaksanaan untuk masing-masing upaya paksa.
7 upaya paksa ( penangkapan, penahanan, pengeledahan dan penyitaan);GradeAlfonso
Pertemuan ke-7 membahas tentang Upaya Paksa Hukum Acara Pidana di pengadilan
Note = Saran dan perbaikan sangat diharapkan untuk masa depan generasi Indonesia, terimakasih
Dokumen tersebut membahas tentang hukum acara pidana di Indonesia, termasuk pengertian, asas-asas, pihak yang terlibat, hak-hak tersangka dan terdakwa, serta tahapan penyelidikan dan penyidikan.
Dokumen tersebut membahas tentang hukum acara pidana dan hubungannya dengan hukum pidana, asas-asas hukum acara pidana, fungsi dan wewenang penyelidik dan penyidik, laporan dan pengaduan tindak pidana, penahanan, acara pemeriksaan dalam sidang pengadilan perkara pidana, dan surat dakwaan.
Silabus mata kuliah Hukum Acara Pidana membahas tentang pengertian, fungsi, tujuan, subjek, objek, sumber hukum, asas-asas, ilmu-ilmu pembantu, serta tahapan penyelidikan, penyidikan, pra penuntutan, penuntutan, pra peradilan, persidangan dan upaya hukum dalam proses perkara pidana.
Dokumen tersebut membahas tentang hukum acara pidana militer di Indonesia. Ia menjelaskan bahwa hukum acara pidana militer diatur dalam UU No. 31 Tahun 1997 dan berlaku asas-asas yang sama dengan KUHAP. Dokumen ini juga mendefinisikan hukum acara pidana militer, menjelaskan subjek dan objeknya, serta tahapan-tahapan proses hukum mulai dari penyidikan, penahanan, hingga kekuasaan lemb
Tersangka dan terdakwa memiliki hak untuk segera diadili dan mendapatkan bantuan hukum selama proses peradilan, termasuk hak untuk diberitahu tentang tuduhan, memberikan keterangan secara bebas, dan memilih penasihat hukum sendiri.
11 pengertian, alasan dan tujuan praperadilanGradeAlfonso
Pertemuan ke-11 membahas tentang konsep PRA-PERADILAN dalam sistem Hukum Acara Pidana di pengadilan
Note = Saran dan perbaikan sangat diharapkan untuk masa depan generasi Indonesia, terimakasih
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
sanuan
1. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PENAHANAN
SATUAN RESERSE NARKOBA POLRES BIMA
A. Pendahuluan
Guna menjamin pelaksanaan tugas penyidikan yang benar, perlu disusun standar
operasional prosedur untuk dijadikan standar dalam melaksanakan penahanan. SOP ini merup
akan pedoman bagi penyidik dalam melaksanakan tugas yang wajib dilaksanakan.
B. Tujuan
Tindakan penahanan merupakan rangkaian atau bagian dari penyidikan.
Penahanan dilakukandengan mempertimbangkan alasan obyektif dan alasan subyektif,
alasan obyektif adalah penahanandilakukan terhadap tersangka yang melakukan
tindak pidana yang diancam hukuman lebih dari 5(lima) tahun sesuai pasal 21 ayat (4) huruf
a KUHAP atau terhadap pasal pengecualian yang diaturdalam pasal 21
ayat (4) huruf b KUHAP, sedangkan alasan subyektif adalah adanya
kekhawatirantersangka melarikan diri, merusak atau menghilangkan barang bukti dan atau m
engulangi perbuatan pidana sesuai pasal 21 ayat (1) KUHAP. Penahanan adalah pengekangan
kebebasanseseorang, sehingga harus dilakukan dengan proses yang benar, kesalahan
terhadap proses dapatmengganggu proses penyidikan. Standar Operasional Prosedur
penahanan ini dibuat sebagai
standar bagi Penyidik dalam melakukan tindakan penahanan dan sebagai langkah antisipasi te
rhadapadanya kesalahan prosedur yang mengakibatkan gugatan hukum. Standar Operasional
Prosedur penahanan disusun untuk mengefektifkan koordinasi baik dalam lingkungan interna
l Polri(Penyidik, Atasan penyidik dan pejabat rutan) maupun dalam lingkungan eksternal
antara lain JaksaPenuntut Umum ,Pengadilan dan instansi terkait lainnya.
C. Ruang Lingkup
Standar Operasional Prosedur Penahanan memuat petunjuk dan koordinasi meliputi syarat
yangharus dipenuhi dan langkah–
langkah penahanan. Standar Operasional Prosedur Penahanan ini berlaku bagi seluruh
Penyidik Sat Resnarkoba Polres Bima.
D. Definisi
1. Penahanan adalah penempatan tersangka atau terdakwa ditempat tertentu oleh penyidik ata
uPenuntut Umum atau Hakim dengan penetapannya, dalam hal serta menurut cara diatur
dalamundang – undang.
2. Penangguhan Penahanan adalah ditundanya atau tidak dilanjutkannya seorang tersangka
/terdakwa baik dengan jaminan orang atau jaminan uang berdasarkan syarat-syarat lain
yangditentukan.
3. Pengalihan Jenis Penahanan adalah mengalihkan status penahanan dari jenis penahanan ya
ngsatu kejenis penahanan yang lain oleh penyidik atau penuntut umum
4. Pembantaran penahanan adalah penundaan penahanan sementara terhadap tersangka karen
aalasan kesehatan (memerlukan rawat jalan/rawat inap) yang dikuatkan dengan
keterangandokter sampai dengan yang bersangkutan dinyatakan sembuh kembali.
5. Pemindahan tempat penahanan adalah memindahkan tersangka dari rutan yang satu ke ruta
nyang lain dengan pertimbangan - pertimbangan tertentu guna mempermudahkan
penyelesaian perkara.
2. 6. Penahanan lanjutan adalah menempatkan kembali tersangka yang pernah
ditangguhkan penahanannya dengan pertimbangan atau alasan tertentu kedalam
Rumah Tahanan Negara guna kepentingan penyidikan.
E. Petunjuk dan koordinasi
Tindakan penahanan merupakan salah satu bagian dari rangkaian penyidikan yang termasuk
dalamkategori upaya paksa penyidik. Dalam proses kegiatan penahanan, penyidik melakukan
berdasarkanketentuan hukum yang ada dalam KUHAP dan ketentuan hukum lainnya.
Dalam melaksanakankegiatan penahanan akan melibatkan penyidik / petugas kepolisian
lainnya maupun pihak di luar institusi kepolisian antara lain Jaksa Penuntut Umum,
Pengadilan Negeri dan Pejabat Rutan.
1.) Penahanan di Rutan/Cabang Rutana. Syarat yang harus dipenuhi
Dalam Surat Perintah Penahanan harus mencantumkan dasar dilakukan penahananyaitu:
a) Pasal 1 butir 21 KUHAP
b) Pasal 7 ayat (1) huruf d, pasal 11, pasal 20, pasal 21, pasal 22 a yat (1) KUHAP.
c) UU R I No. 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.
d) Undang – Undang yang dipersangkakan.
e) Undang – Undang lain yang terkait;
f) Laporan Polisi;
g) Surat perintah penyidikan;
h) Surat Perintah Tugas;
2) Penyidik membuat surat pemberitahuan penahanan tersangka kepada keluargatersangka/pe
nasehat hukum;
3) Petugas yang melaksanakan penahanan adalah penyidik yang mendapat perintahdalam
surat perintah penahanan.
b. Langkah – langkah penahanan di Rutan/Cabang Rutan:
1) Membuat Berita Acara penahanan sesaat segera setelah melakukan penahanan danditanda
tangankan kepada tersangka.
2) Membuat Berita Acara Penolakan tanda tangan, apabila tersangka
menolak menandatangani Berita Acara Penahanan.
3) Menyerahkan Surat Perintah Penahanan disampaikan kepada tersangka untuk tandatangan.
4) Surat perintah Penahanan disampaikan kepada tersangka, keluarga tersangka dan pejabat
rutan.
5) Meminta Dokter Tahanan untuk memeriksa kesehatan tersangka.
6) Memfoto dan mengambik sidik jari tersangka.
7) Menyerahkan tersangka kepada pejabat rutan untuk dimasukkan ke dalam rutan,
dengan dituangkan dalam Berita Acara Penyerahan Tersangka.
8) Memberitahukan kepada keluarga tersangka/ penasehat hukum dengan surat resmidan
tanda penerimaan surat.
2. Perpanjangan penahan Surat perintah penahanan yang diterbitkan kasatker selaku penyidik
sebagaimana dimaksud pasal 20 KUHAP berlaku paling lama 20 (dua puluh)
hari.Apabila selama 20 (dua puluh) hari penyidikannya belum selesai dan masih diperlukan p
enahanan tersangka maka penyidik dapat meminta kepada JPU untuk menerbitkan SuratPerpa
njangan Penahanan
yang berlaku paling lama 40 (empat puluh) hari dan apabila masih belum selesai dan masih di
perlukan penahanan tersangka maka penyidik dapat memintakepada pengadilan Negeri untuk
3. menerbitkan Surat Perpanjangan Penahanan yang berlakuselama 30 (tiga puluh) hari dan
perpanjangan penahanan dari pengadilan negeri dapatdiperpanjang kembali apabila
diperlukan.
Langkah – Langkah perpanjangan penahanan :
a. Penyidik mengirimkan surat permintaan perpanjangan penahanan tersangka kepadaKejaksa
an Negeri/Pengadilan Negeri dengan mencantumkan rujukan :
1) Pasal 24 ayat (2) KUHAP
2) UU RI No. 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia;
3) Laporan Polisi;
4) SPDP;
5) Surat Perintah penahanan;
Dan melampirkan :
1) Resume singkat;
2) Laporan Polisi;
3) Surat Perintah penyidikan:
4) SPDP;
5) Surat Perintah Penahanan;
6) Perpanjangan penahanan dari JPU ( untuk meminta penetapan dari Pengadilan Neg
eri)
b. Dengan dasar surat perintah perpanjangan dari JPU / penetapan penahanan dari
Pengadilan Negeri tersebut, maka penyidik dapat melakukan perpanjangan
penahanan tersangka.
c. Penyidik membuat surat pemberitahuan perpanjangan penahanan kepada keluargatersangk
a atau penasehat hukum.
d. Penyidik membuat berita acara perpanjangan penahanan dan ditanda tangankan kepadaters
angka.
e. Membuat Berita Acara penolakan tanda tangan, apabila tersangka
menolak menandatangani Berita Acara Perpanjangan penahanan.
f. Menyerahkan surat perpanjangan penahanan kepada tersangka, keluarga tersangka /Penase
hat hukum dan pejabat rutan.
g. Memberitahukan kepada keluarga tersangka/penasehat hukum dengan surat resmi dantanda
penerimaan surat.
3. Pengalihan Jenis PenahananDalam hal pemeriksaan terhadap tersangka telah selesai dan
tidak dikhawatirkan akan melarikan diri serta tidak menyulitkan dalam pengawasannya,
atau dalam hal kehadirantersangka sangat diperlukan oleh masyarakat karena profesi
/ keahliannya, maka terhadaptersangka dapat dilakukan pengalihan
penahanan.Jenis penahanan dapat berupa : penahanan rutan, penahanan rumah, penahan kota.
a. Persyaratan
1) Adanya pengajuan permohonan pengalihan jenis penahanan dari tersangka /keluarganya
/ penasehat hukumnya yang diketahui oleh RT/RW/Kepala desa.
2) Wajib untuk melapor diri kepada penyidik selama menjalani penahanan. b. Langkah –
langkah pengalihan jenis penahanan :
1) Apabila kasatker mengabulkan permohonan tersangka/ keluarganya/penasehathukumnya,
maka penyidik membuat :
a) Surat Perintah Pengalihan je nis pena hanan
b) Berita Acara pengalihan jenis Penahanan
c) Surat Keterangan Wajib lapord) Resume Singkat
4. 2) Penyidik menyerahkan surat perintah pengalihan jenis penahanan kepada tersangkauntuk
ditanda tangani oleh tersangka dan penyidik.
3) Penyidik menyerahkan surat perintah pengalihan jenis penahanan kepada tersangka,keluar
ga tersangka dan pejabat rutan.
4) Kasatker menugaskan anggota untuk melakukan pengawasan terhadap tersangka.
4. Pemindahan tempat penahananDalam hal penyidikan berlangsung dan dibutuhkan tindakan
untuk memindahkan penahanantersangka dari satu rutan ke rutan lain guna
melancarkan penyidikan, maka penyidik dapatmelakukan pemindahan tempat penahanan,
dengan langkah – langkah sebagai berikut
:a. Penyidik mempertimbangkan alasan pemindahan tempat penahanan.
b. Pemindahanan tempat penahanan hanya dilakukan untuk kepentingan penyidikan, penuntut
an dan peradilan yang cepat, mudah dan murah.
c. Penyidik menempatkan keamanan dan keselamatan tersangka yang ditahan sebagai priorita
s utama
d. Melakukan koordinasi dengan penyidik dari kesatuan lain yang mempunyai kaitan dengan
kasus tersebut.
e. Menentukan waktu pemindahan tahanan.
f. Menyerahkan tersangka dan menyelesaikan administrasi pemindahan tempat penahanan :
- Surat perintah tugas
- Surat Perintah penyerahan tersangka
- Berita acara penyerahan tersangka- Surat Perintah Pemindahan tempat penahanan-
Berita Acara pemindahan tempat penahanang. Membuat laporan pelaksanaan tugas peminda
han tempat penahanan.
5. Pembantaran Penahanan
a. Meminta Dokter untuk memeriksa kesehatan tersangka untuk memastikan tersangka masih
bisa ditahan atau tidak.
b. Apabila kondisi tersangka tidak memungkinkan untuk dilakukan penahanan, maka
penyidik melakukan pembantaran agar tersangka dirawat/opname.
c. Membuat surat perintah pembantaran dan berita acara pembantaran
d. Selama masa perawatan/opname, penyidik melakukan pengawasan dan pengamanan
terhadap tersangka.
6. Penangguhan penahananPenangguhan penahanan dapat dilakukan atas jaminan uang atau
orang :Jaminan Uang
a. Membuat perjanjian antara penyidik dengan tersangka atau penasehat hukum
denganmencantumkan uang jaminan dan syarat – syarat lainnya.
b. Pemohonan menyetorkan uang jaminan kepanitera Pengadilan Negeri dengan formulir pen
yetoran yang dilakukan oleh penyidik
c. Berdasarkan bukti setor uang, maka penyidik mengeluarkan surat perintah penangguhan
penahanan.
Jaminan Orang
a. Membuat perjanjian antara penyidik dengan tersangka atau penasehat hukum
denganmencantumkan identitas penjamin, besarnya uang yang harus dijamin oleh
penjaminsyarat – syarat lainnya.
b. Berdasarkan surat jaminan, maka penyidik mengeluarkan surat perintah penangguhan pena
hanan
5. 7. Penahanan Lanjutan
a. Membuat surat perintah penahanan lanjutan dan surat pemberitahuan penahanan lanjutanke
pada keluarga tersangka.
b. Mengajukan surat perintah penahanan lanjutan dan surat pemberitahuan lanjutankepada
keluarga tersangka
c. Mencatat dalam register
surat perintah penahanan lanjutan dan surat pemberitahuan penahanan lanjutan kepada
keluarga tersangka
d. Melaksana kan penahanan lanjutan
e. Membuat berita acara penahanan lanjutan ditanda tangankan kepada tersangka
f. Membuat berita acara penolakan tanda tangan, apabila tersangaka menolak menandatangan
i berita acara penahanan lanjutan
g. Menyerahakan surat perintah penahanan lanjutan kepada tersangka untuk ditanda tangani
h. Surat Perintah penahanan lanjutan disampaikan kepada tersangka, keluarga tersangka dan
pejabat rutan
i. Meminta Dokter untuk memeriksa tersangka
j. Menyerahkan tersangka kepada pajabat rutan untuk dimasukkan kedalam rutan, denganditu
angkan dalam berita acara penyerahan tersangka.
k. Memberitahukan kepada keluarga tersangka / Penasehat hukum dengan surat resmi dantan
da penerimaan surat.
8. Pengeluaran Tahanan
a. Membuat Surat Perintah pengeluaran tahanan dan surat pemberitahuan pengeluarantahanan
kepada keluarga tersangka
b. Mengajukan surat perintah pengeluaran tahanan dan surat pemberitahuan pengeluaran
tahanan kepada keluarga tersangka
c. Mencatat dalam register surat perintah pengeluaran tahanan dan surat pemberitahuan penge
luaran tahanan kepada keluarga tersangka
d. Melaksanakan pengeluaran tahanan
e. Membuat Berita Acara pengeluaran tahanan dan ditanda tangankan kepada tersangka
f. Membuat berita acara penolakan tanda tangan, apabila tersangka menolak menandatangani.
g. Menyerahkan surat perintah pengeluaran tahanan kepada tersangka untuk ditanda tangani
h. Surat Perintah pengeluaran tahanan disampaikan kepada terangka, keluarga tersangka
dan pejabat rutan
i. Meminta Dokter untuk memeriksa tersangka
6. j. Mengeluarkan tersangka dari Rutank. Memberitahukan kepada keluarga tersangka
/ Penasehat hukum dengan surat resmi dantanda penerimaan Surat.
F. PENUTUP
Demikian Standar Operasional Prosedur ( Sop ) Penahanan ini dibuat sebagai pedoman
dan panduan bagi penyidik/penyidik pembantu dalam melaksanakan penyidikan
KASAT RESNARKOBA
I MADE DIMAS W., S.I.K
IPTU NRP 89110553