SlideShare a Scribd company logo
SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH




                      BUKU 1

         Laporan Pertanggungjawaban Keuangan
                   Kebijakan Umum
               Bagan Perkiraan Standar
                    Jurnal Standar




                        Pokja IV
    Evaluasi Pembiayaan & Informasi Keuangan Daerah

Tim Evaluasi Dan Percepatan Pelaksanaan Perimbangan
             Keuangan Pusat Dan Daerah
              KMK: 355/KMK.07/2001
BUKU 1 - SAKD


                           KATA PENGANTAR

       Penerapan otonomi daerah seutuhnya membawa konsekuensi logis
berupa penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan berdasarkan
manajemen keuangan yang sehat. Sesuai ketentuan peraturan perundangan
yang telah ditetapkan, pemerintah daerah berkewajiban untuk membuat Laporan
Pertanggung Jawaban Keuangan yang terdiri dari Laporan Perhitungan
Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Nota Perhitungan Anggaran.
Peraturan Pemerintah Nomor 105 tahun 2001 menyatakan bahwa pemerintah
daerah memiliki kewenangan untuk menetapkan sistem dan prosedur
pengelolaan keuangan daerah dalam bentuk Peraturan Daerah. Sistem tersebut
diperlukan untuk memenuhi kewajiban pemerintah daerah dalam membuat
Laporan Pertanggung Jawaban Keuangan daerah yang bersangkutan.

       Dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999
tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, dan
Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 34 Tahun
2000 dipandang perlu untuk melakukan berbagai kegiatan untuk mendukung
pelaksanaan kebijakan di bidang perimbangan keuangan pusat dan daerah.
Selanjutnya Menteri Keuangan dengan Keputusan Nomor 355/KMK.07/2001
telah membentuk Tim Evaluasi dan Pemantapan Pelaksanaan Perimbangan
Keuangan Pusat dan Daerah yang terdiri dari berbagai Kelompok Kerja (Pokja)
diantaranya Pokja Evaluasi dan Informasi Keuangan Daerah.

       Salah satu wujud nyata hasil dari Pokja Evaluasi dan Informasi Keuangan
Daerah tersebut adalah pembuatan Pedoman Sistem Akuntansi Keuangan
Daerah (SAKD) yang terdiri dari lima buku yaitu: Buku 1 mengenai Kebijakan
Umum, Bagan Akun, dan Jurnal Standar, Buku 2 mengenai Pos-Pos Neraca,
Buku 3 mengenai Pos-Pos Perhitungan Anggaran, Buku 4 mengenai Prosedur
Akuntansi (Bagan Arus Dokumen) dan Buku 5 mengenai Simulasi SAKD.
Pedoman SAKD Edisi 2 ini berupaya mengakomodasi masukan dari
stakeholders setelah adanya edisi 1 Oktober 2001. Perubahan antara lain
dilakukan terhadap akuntansi pos Ekuitas Dana

      Pedoman SAKD ini diharapkan akan membantu penerapan SAKD
sehingga untuk waktu yang tidak terlalu lama, pemerintah daerah telah mampu
menghasilkan Laporan Pertanggung Jawaban Keuangan. Penerapan SAKD
menuntut adanya pemahaman utuh dari pelaksana manajemen keuangan
daerah dan adanya penyempurnaan secara terus menerus dari instansi yang
berkewenangan sehingga pencapaian akuntabilitas kinerja instansi pemerintah
daerah sebagai bagian dari kepemerintahan yang baik (good governance) dapat
menjadi kenyataan.

                                                     Jakarta, 9 Januari 2002
                                                        TIM PENYUSUN
Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :                  i
Depkeu (DJPKPD, BAKUN, , BINTEK ), BPKP dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),
Buku 1 – Daftar Isi




                                  Daftar Isi


                                                                       Halaman
  Kata Pengantar                                                           I
  Daftar Isi                                                               ii
  Pendahuluan                                                             1-3
  BAB I      LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN                        4 – 10
             1. Format Laporan Perhitungan APBD Propinsi                   5
             2. Format Laporan Neraca Propinsi                             6
             3. Format Laporan Arus Kas Propinsi                           7
             4. Format Laporan Perhtiungan APBD Kab/Kota                   8
             5. Format Laporan Neraca Kabupaten/Kota                       9
             6. Format Laporan Arus Kas Kabupaten/Kota                    10

  BAB II    KEBIJAKAN UMUM AKUNTANSI                KEUANGAN             11-16
            PEMERINTAH DAERAH
            A. Tujuan pelaporan keuangan pemerintah                        11
            B. Dasar hukum                                                 11
            C. Asumsi Dasar Akuntansi Keuangan Pemerintah                  12
            D. Ciri Dasar Akuntansi Keuangan Pemerintah                    12
            E. Entitas Akuntansi Pemerintah Daerah                         13
            F. Klasifikasi dan Kode Perkiraan Akuntansi                    14
            G. Penyusunan Laporan Keuangan                                 15
            H. Penyajian Laporan Perhitungan Anggaran                      16

  BAB III   BAGAN PERKIRAAN STANDAR                                      17-50

  BAB IV    JURNAL STANDAR                                               51-81




Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :                     ii
Depkeu (DJPKPD, BAKUN, , BINTEK ), BPKP dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),
Buku 1 SAKD - Pendahuluan




                                   PENDAHULUAN

A. DASAR KEBUTUHAN AKUNTANSI PEMERINTAHAN DAERAH

    Reformasi politik di Indonesia telah mengubah sistem kehidupan negara.
    Selain dipenuhi dengan tuntutan untuk menciptakan good governance yang
    terbebas dari tindakan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme, penciptaan sistem
    pemerintahan yang lebih berimbang di antara eksekutif, judikatif, dan
    legislatif. Partisipasi itu mewujud dalam tuntutan akan Akuntabilitas Publik
    dan Otonomi Daerah.
    Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah dan
    Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan
    Pusat dan Daerah adalah 2 (dua) undang-undang yang berupaya
    mewujudkan otonomi daerah yang lebih luas. Sebagai penjabaran otonomi
    tersebut di bidang administrasi keuangan daerah, berbagai peraturan
    perundangan yang lebih operasional pun telah dikeluarkan. Beberapa
    peraturan yang relevan disebut di sini adalah sebagai berikut:
    - Peraturan Pemerintah Nomor 104 Tahun 2000 tentang Dana
        Perimbangan,
    - Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan
        Pertanggungjawaban Keuangan Daerah,
    - Peraturan Pemerintah Nomor 106 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan
        Pertanggungjawaban Keuangan Daerah dalam rangka Pelaksanaan
        Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan, dan
    - Peraturan Pemerintah Nomor 107 Tahun 2000 tentang Pinjaman Daerah.
    - Peraturan Pemerintah Nomor 108 Tahun 2000 tentang Tatacara
        Pertanggungjawaban Kepala Daerah.
    - Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2000 tentang Kedudukan
        Keuangan Daerah,
    - Peraturan Pemerintah Nomor 110 Tahun 2000 tentang Kedudukan
        Keuangan DPRD.

    Arti penting akuntabilitas dalam good governance ini tampaknya sudah
    sangat disadari sebagaimana terlihat dari aturan yang dituangkan dalam
    peraturan pemerintah tersebut diatas. Laporan pertanggungjawaban Kepala
    Daerah pun tampaknya menjadi sangat strategis, lebih-lebih karena Dewan
    Perwakilan Rakyat Daerah yang sudah semakin sadar akan hak
    konstitusionalnya. Akan tetapi, penyajian Laporan Pertanggungjawaban
    kepala daerah yang antara lain berisikan Neraca, Laporan Perhitungan
    Anggaran dan Laporan Arus Kas masih sangat sulit disusun.




Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :                                1
Depkeu (DJPKPD, BAKUN, , BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),
Buku 1 SAKD - Pendahuluan




    Permasalahan di atas sebenarnya bukan politis. Bahkan sebagian besar
    adalah berasal dari permasalahan teoritis, sistem dan prosedur akuntansi dan
    pelaporan pertanggungjawaban keuangan daerah. Masalah teoritis, sistem
    dan prosedur ini muncul sebagai konsekuensi logis dari implikasi
    progresivitas pembaharuan yang dituntut oleh Peraturan Pemerintah Nomor
    105 Tahun 2000.

    Pembaruan-pembaruan tersebut, pada dasarnya menyangkut hal-hal sebagai
    berikut:
    - Pembaruan anggaran, melalui perubahan struktur anggaran, proses
        penyusunan     anggaran,    perubahan      format  dan administrasi
        pelaksanaannya, serta penerapan standar akuntansi;
    - Pembaruan pendanaan melalui perubahan kewenangan daerah dalam
        memanfaatkan dana, prinsip pengelolaan kas, cadangan, penggunaan
        dana pinjaman, dan pembelanjaan defisit, dan
    - Penyederhanaan prosedur, baik dalam penyusunan anggaran,
        pelaksanaan, maupun dalam perhitungannya.

    Kata kunci dari seluruh pembaharuan di atas adalah Kinerja. Dan ini
    memang secara khusus ditegaskan dalam pasal 8 dan pasal 20 ayat (2)
    Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000, yang mengatur bahwa APBD
    disusun berdasarkan kinerja yang tolok ukurnya perlu dikembangkan
    sehingga dapat dievaluasi atau diukur.

    Perangkat perundang-undangan otonomi daerah sesungguhnya sudah pula
    melengkapi manajemen pemerintahan daerah dengan Peraturan Pemerintah
    Nomor 108 Tahun 2000 tentang Tata Cara Pertanggungjawaban Kepala
    Daerah. Peraturan Pemerintah ini menyebutkan bahwa Pertanggungjawaban
    Kepala Daerah dinilai berdasarkan tolok ukur Rencana Strategis. Setiap
    daerah wajib menetapkan Rencana Strategis dalam jangka 1 (satu) bulan
    setelah Kepala Daerah dilantik. Rencana strategis ini beserta dokumen
    perencanaan daerah lainnya memerlukan pengesahan oleh DPRD.


B. TUJUAN PENYUSUNAN

    Permasalahan yang telah diuraikan di atas memberikan keyakinan bahwa
    suatu penyusunan pedoman akuntansi keuangan daerah sangat diperlukan.
    Hal tersebut semakin relevan mengingat adanya batas waktu bagi
    pemerintah daerah untuk dapat menyajikan laporan pertanggungjawaban
    yang berisikan laporan keuangan sudah semakin mendesak.




Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :                                2
Depkeu (DJPKPD, BAKUN, , BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),
Buku 1 SAKD - Pendahuluan




    Berdasarkan kebutuhan tersebut, pedoman akuntansi ini disusun dengan
    tujuan sebagai berikut:
    - Menyediakan bagi pemerintah daerah suatu pedoman akuntansi yang
        diharapkan dapat diterapkan bagi pencatatan transaksi keuangan
        pemerintah daerah yang berlaku dewasa ini, terutama dengan
        diberlakukannya otonomi daerah yang baru.
    - Menyediakan bagi pemerintah suatu pedoman akuntansi yang dilengkapi
        dengan klasifikasi rekening dan prosedur pencatatan serta jurnal standar
        yang telah disesuaikan dengan siklus kegiatan pemerintah daerah yang
        mencakup penganggaran, perbendaharaan, dan pelaporannya
    Pedoman ini memerlukan penyempurnaan secara terus menerus sesuai
    kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan yang baik.

C. SISTEMATIKA PEDOMAN
   Pedoman Sistem Akuntansi                  Keuangan       Daerah      ini    disusun   dengan
   sistematika sebagai berikut:

    BUKU 1
    Pendahuluan
    BAB I. Laporan Pertanggungjawaban Keuangan
    BAB II. Kebijakan Umum
    BAB III. Bagan Perkiraan Standar
    BAB IV. Jurnal Standar

    BUKU 2 POS POS NERACA
    BAB I. Pedoman Akuntansi Aset Lancar
    BAB II. Pedoman Akuntansi Investasi Permanen
    BAB III. Pedoman Akuntansi Aktiva Tetap
    BAB IV. Pedoman Akuntansi Aktiva Lainnya
    BAB V. Pedoman Akuntansi Kewajiban Jangka Pendek
    BAB VI. Pedoman Akuntansi Kewajiban Jangka Panjang
    BAB VII. Pedoman Akuntansi Ekuitas Dana

    BUKU 3 POS POS PERHITUNGAN ANGGARAN
    BAB I. Pedoman Akuntansi APBD
    BAB II. Pedoman Akuntansi Pendapatan
    BAB III. Pedoman Akuntansi Belanja
    BAB IV. Pedoman Akuntansi Bagi Hasil Ke Kab/Kota/Desa
    BAB V. Pedoman Akuntansi Dana Cadangan
    BAB VI. Pedoman Akuntansi Pembiayaan
    BAB VII. Akuntansi Transaksi Non Anggaran

    BUKU 4 PROSEDUR AKUNTANSI
                     BUKU 5 SIMULASI SAKD


Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :                                 3
Depkeu (DJPKPD, BAKUN, , BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),
Bab I – Laporan Pertanggungjawaban Keuangan




                                   BAB I

   LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN




                        Format Laporan Keuangan :


Pemerintah Propinsi :

LAPORAN PERHITUNGAN APBD PEMERINTAH DAERAH PROPINSI

NERACA PEMERINTAH DAERAH PROPINSI

LAPORAN ARUS KAS PEMERINTAH DAERAH PROPINSI



Pemerintah Kabupaten/Kota :

LAPORAN PERHITUNGAN APBD PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA

NERACA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA

LAPORAN ARUS KAS PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA




Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan dan Informasi Keuangan Daerah :                   4
Depkeu (DJPKPD, BAKUN, dan BINTEK ), BPKP dan Depdagri (KMK355/KMK.07/2001)
LAPORAN PERHITUNGAN APBD
                          PEMERINTAH DAERAH PROPINSI
          UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 20X0
                                                                            APBD    20X0
No                             URAIAN
                                                                   Anggaran Realisasi      (%)
                                                                     (Rp.)    (Rp.)

1 PENDAPATAN
 2   PENDAPATAN ASLI DAERAH
 3      Pendapatan Pajak Daerah                                      xxx           xxx     xx
 4      Pendapatan Retribusi Daerah                                  xxx           xxx     xx
 5      Pendapatan Bagian Laba BUMD dan Investasi Lainnya            xxx           xxx     xx
 6      Lain-lain Pendapatan Asli Daerah                             xxx           xxx     xx
 7       Total Pendapatan Asli Daerah (3+4+5+6)                     xxxx           xxxx    xx
 8   PENDAPATAN DANA PERIMBANGAN
 9     Pendapatan Bagian Daerah dari PBB & BPHTP                     xxx           xxx     xx
10     Pendapatan Bagian Daerah dari Pajak Penghasilan               xxx           xxx     xx
11     Pendapatan Bagian Daerah dari SDA                             xxx           xxx     xx
12     Dana Alokasi Umum                                             xxx           xxx     xx
13     Dana Alokasi Khusus                                           xxx           xxx     xx
14       Total Pendapatan Asli Daerah (3+4+5+6)                     xxxx           xxxx    xx
15   LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH
16     Pendapatan Hibah                                              xxx            xxx    xx
17     Pendapatan Dana Darurat                                       xxx            xxx    xx
18     Lain lain Pendapatan                                          xxx            xxx    xx
19       Total Lain-Lain Pendapatan yang Sah (16+17+18)              xxx            xxx    xx
20   TOTAL PENDAPATAN(7+14+19)                                      xxxxx          xxxxx   xx
21 BELANJA
22   Belanja Operasi
23     Belanja Pegawai                                               xxx           xxx     xx
24     Belanja Barang dan Jasa                                       xxx           xxx     xx
25     Belanja Pemeliharaan                                          xxx           xxx     xx
26     Belanja Perjalanan Dinas                                      xxx           xxx     xx
27     Belanja Pinjaman                                              xxx           xxx     xx
28     Belanja Subsidi                                               xxx           xxx     xx
29     Belanja Hibah                                                 xxx           xxx     xx
30     Belanja Bantuan Sosial                                        xxx           xxx     xx
31     Belanja Operasi Lainnya                                       xxx           xxx     xx
32       Total Belanja Operasi (23+24+25+26+27+28+29+30+31)         xxxx           xxxx    xx
33   Belanja Modal
34     Belanja Aset Tetap                                            xxx           xxx     xx
35     Belanja Aset Lainnya                                          xxx           xxx     xx
36       Total Belanja Modal (34+35)                                xxxx           xxxx    xx
37   Belanja Tak Tersangka                                           xxx           xxx     xx
38 TOTAL BELANJA (32+36+37)                                          xxx           xxxx    xx
39 BAGI HASIL PENDAPATAN KE KAB. / KOTA
40     Bagi Hasil Pajak ke Kab. / Kota                               xxx           xxx     xx
41     Bagi Hasil Retribusi ke Kabupaten / Kota                      xxx           xxx     xx
42     Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Kab. / Kota                  xxx           xxx     xx
43 TOTAL BAGI HASIL PENDAPATAN KE KAB. / KOTA (40+41+42)             xxx           xxxx    xx

44 DANA CADANGAN
45     Pembentukan Dana Cadangan                                     xxx           xxx     xx
46     Pencairan Dana Cadangan                                       xxx           xxx     xx
47 DANA CADANGAN NETTO (45-46)                                       xxx           xxxx    xx
48 SURPLUS/DEFISIT (20-48-43-47)                                     xxx            xxx    xx

49 PEMBIAYAAN
50   Penerimaan
51     Sisa Lebih Perhitungan Anggaran                               xxx           xxx     xx
52     Penjualan Aset Daerah yang Dipisahkan                         xxx           xxx     xx
53     Penjualan Investasi Lainnya                                   xxx           xxx     xx
54     Pinjaman Luar Negeri                                          xxx           xxx     xx
55     Pinjaman dari Pemerintah Pusat                                xxx           xxx     xx
56     Pinjaman dari Pemerintah Daerah Otonom Lainnya                xxx           xxx     xx
57     Pinjaman dari BUMN / BUMD                                     xxx           xxx     xx
58     Pinjaman dari Bank / Lembaga Keuangan                         xxx           xxx     xx
59     Pinjaman Dalam negeri Lainnya                                 xxx           xxx     xx
60       Total Penerimaan (51+52+53+54+55+56+57+58+59)              xxxx           xxxx    xx
61   Pengeluaran
62     Pembayaran Pokok Pinjaman Luar Negeri                         xxx           xxx     xx
63     Pembayaran Pokok Pinjaman kepada Pemerintah Pusat             xxx           xxx     xx
64     Pembayaran Pokok Pinjaman kepada Pemerintah daerah Otonom     xxx           xxx     xx
65     Pembayaran Pokok Pinjaman kepada BUMN / BUMD                  xxx           xxx     xx
66     Pembayaran Pokok Pinjaman kepada Dalam Negeri lainnya         xxx           xxx     xx
67     Penyertaan Modal Pemerintah                                   xxx           xxx     xx
68     Pengeluaran Investasi Permanen                                xxx           xxx     xx
69     Pemberian Pinjaman Jangka Panjang                             xxx           xxx     xx
70       Total Pengeluaran (62+63+64+65+66+67+68+69+70)              xxx           xxx     xx
71 PEMBIAYAAN NETTO(60-70)                                          xxxx           xxxx    xx
NERACA
                              PEMERINTAH DAERAH PROPINSI
                            PER 31 DESEMBER 20X1 DAN 20X0
                                                                     (Dalam rupiah)
No.                             Uraian                              20X1     20X0
 1 ASET
 2 ASET LANCAR
 3    Kas di Kas Daerah                                             XXX      XXX
 4    Kas di Pemegang Kas                                           XXX      XXX
 5    Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran                      XXX      XXX
 6    Bagian Lancar Pinjaman kpd BUMN/D & Lembaga Internasional     XXX      XXX
 7    Bagian Lancar TGR                                             XXX      XXX
 8    Piutang Pajak                                                 XXX      XXX
 9    Piutang Lain-lain                                             XXX      XXX
10    Persediaan                                                    XXX      XXX
11        Jumlah Aset Lancar (3+4+5+6+7+8+9+10)                     XXX      XXX
12 INVESTASI PERMANEN
13    Penyertaan Modal Pemerintah Daerah                            XXX      XXX
14    Pinjaman kpd BUMN/BUMD/Pemerintah Pusat/Daerah Otonom         XXX      XXX
15    Penyertaan Modal dlm Proyek Pembangunan                       XXX      XXX
16    Investasi Permanen Lainnya                                    XXX      XXX
17        Jumlah Investasi Permanen (13+14+15+16)                   XXX      XXX
18 ASET TETAP
19    Tanah                                                         XXX      XXX
20    Peralatan dan Mesin                                           XXX      XXX
21    Gedung dan Bangunan                                           XXX      XXX
22    Jalan, Irigasi dan Jaringan                                   XXX      XXX
23    Aset Tetap Lainnya                                            XXX      XXX
24    Konstruksi dalam pengerjaan
25        Jumlah Aset Tetap (19+20+21+22+23+24)                     XXX      XXX
26 ASET LAINNYA
27    Tagihan Penjualan Angsuran                                    XXX      XXX
28    Built Operating Transfer                                      XXX      XXX
29    Dana Cadangan                                                 XXX      XXX
30    Lain-lain Aset                                                XXX      XXX
31        Jumlah set Lainnya (27 + 28 + 29 + 30)                    XXX      XXX
32 TOTAL ASET (11+17+25+31)                                         XXXX     XXXX
33 HUTANG
34 HUTANG JANGKA PENDEK
35    Bagian Lancar Hutang Jangka Panjang                           XXX      XXX
36    Hutang PFK                                                    XXX      XXX
37        Jumlah Hutang Jangka Pendek (35+36)                       XXX      XXX
38 HUTANG JANGKA PANJANG
39    Hutang Luar Negeri                                            XXX      XXX
40    Hutang kepada Pemerintah Pusat                                XXX      XXX
41    Hutang kepada Pemerintah Daerah Otonom Lainnya                XXX      XXX
42    Hutang kepada BUMN / BUMD                                     XXX      XXX
43    Hutang kepada Bank / Lembaga Keuangan                         XXX      XXX
44    Hutang Dalam Negeri Lainnya                                   XXX      XXX
45    Hutang Bunga                                                  XXX      XXX
46        Jumlah Hutang Jangka Panjang (39+40+41+42+43+44+45)       XXX      XXX
47 TOTAL HUTANG (37+46)                                             XXX      XXX
48                        NET ASET (32 - 47)                        XXXX     XXXX
49 EKUITAS DANA
50 Ekuitas Dana Lancar
      SiLPA Tahun Pelaporan                                         XXX      XXX
51    Akumulasi SiLPA                                               XXX      XXX
52    Cadangan Piutang                                              XXX      XXX
53    Cadangan Persediaan                                           XXX      XXX
54    Dana Yang Harus Disediakan utk Pembayaran Hutang Jangka Pend (XXX)    (XXX)
55        Total Ekuitas Dana Lancar                                 XXX      XXX
56 Ekuitas Dana Yang Diinvestasikan
57    Diinvestasikan dalam Investasi Permanen                       XXX      XXX
58    Diinvestasikan dalam Aset Tetap                               XXX      XXX
59    Diinvestasikan dalam Aset Lain-lain                           XXX      XXX
60    Dana Yang Disediakan untuk Pembayaran Hutang Jangka Panjang (XXX)     (XXX)
61        Total Ekuitas Dana Yang Diinvestasikan                    XXX      XXX
62 Ekuitas Dana Yang Dicadangkan
63    Diinvestasikan dalam Dana Cadangan                            XXX      XXX
64        Total Ekuitas Dana Yang Dicadangkan                       XXX      XXX
65                   NET EKUITAS DANA (50+51+52)                    XXXX     XXXX




                                                                                      6
LAPORAN ARUS KAS
                                   PEMERINTAH DAERAH PROPINSI
               Untuk Tahun Yang Berakhir Sampai Dengan 31 Desember 20X1 dan 20X0
                                                                                       (Dalam rupiah)
                                          Uraian                                     20X1     20X0
 1   Arus Kas dari Aktivitas Operasi
 2   Arus Masuk Kas
 3      PENDAPATAN ASLI DAERAH
 4           Pendapatan Pajak Daerah                                                 XXX      XXX
 5           Pendapatan Retribusi Daerah                                             XXX      XXX
 6           Pendapatan Bag. Laba dan BUMD dan Investasi Lainnya                     XXX      XXX
 7           Lain-lain Pendapatan Asli Daerah                                        XXX      XXX
 8                Total Pendapatan Asli Daerah (4+5+6+7)                             XXX      XXX
 9      PENDAPATAN DANA PERIMBANGAN DARI PEMERINTAH PUSAT
10           Pendapatan Bagian Daerah PBB dan BPHTB                                  XXX      XXX
11           Pendapatan Bagian Daerah dari Pajak Penghasilan                         XXX      XXX
12           Pendapatan Bagian Daerah dari SDA                                       XXX      XXX
13           Pendapatan Dana Alokasi Umum                                            XXX      XXX
14           Pendapatan Dana Alokasi Khusus                                          XXX      XXX
15                Total Pendapatan Dana Perimbangan (10+11+12+13+14)                 XXX      XXX
16      LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH
17           Pendapatan Hibah                                                        XXX      XXX
18           Pendapatan Dana Darurat                                                 XXX      XXX
19           Lain-lain Pendapatan                                                    XXX      XXX
20                Total Lain-lain Pendapatan yang Sah (17+18+19)                     XXX      XXX
21   Total Arus Masuk Kas                                                            XXX      XXX
22   Arus Keluar Kas
23           Belanja   Pegawai                                                       XXX      XXX
24           Belanja   Barang dan Jasa                                               XXX      XXX
25           Belanja   Pemeliharaan                                                  XXX      XXX
26           Belanja   Perjalanan Dinas                                              XXX      XXX
27           Belanja Pinjaman                                                        XXX      XXX
28           Belanja Subsidi                                                         XXX      XXX
29           Belanja Hibah                                                           XXX      XXX
30           Belanja Bantuan Sosial                                                  XXX      XXX
31           Belanja Operasi Lainnya                                                 XXX      XXX
32           Belanja Tak Tersangka                                                   XXX      XXX
33           Bagi Hasil Pajak ke Kab. / Kota                                         XXX      XXX
34           Bagi Hasil Retribusi ke Kab. / Kota                                     XXX      XXX
35           Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Kab./Kota                              XXX      XXX
36   Total Arus Keluar Kas (23+24+25+26+27+28+29+30+31+32+33+34+35)                  XXX      XXX
37   Arus Kas Bersih Dari Aktivitas Operasi                                          XXXX     XXXX
38   Arus Kas dari   Transaksi Aset Tetap dan Aset Lainnya
39   Arus Masuk Kas
40      Pendapatan dari Penjualan Aset Tetap                                         XXX      XXX
41      Pendapatan dari Penjualan Aset Lainnya                                       XXX      XXX
42           Total Arus Masuk Kas (40+41)                                            XXX      XXX
43   Arus Keluar Kas
44      Pembelian Aset Tetap                                                         XXX      XXX
45      Pembelian Aset Lainnya                                                       XXX      XXX
46           Total Arus Keluar Kas (44+45)                                           XXX      XXX
47   Arus Kas Bersih dari Transaksi Aset Tetap dan Aset Lainnya (42-46)              XXXX     XXXX
48   Arus Kas dari Aktivitas Pembiayaan
49   Arus Masuk Kas
50      Penerimaan   Penjualan Aset Daerah yang Dipisahkan                           XXX      XXX
51      Penerimaan   Kembali Pinjaman kpd BUMN/D/Pem. Pusat/ Daerah Otonom Lainnya   XXX      XXX
52      Penerimaan   Pinjaman dari Pemerintah Pusat                                  XXX      XXX
53      Penerimaan   Pinjaman dari Pemerintah Daerah Otonom Lainnya                  XXX      XXX
54      Penerimaan   Pinjaman Dalam negeri Lainnya                                   XXX      XXX
55      Penerimaan   Pinjaman Luar Negeri                                            XXX      XXX
56           Total   Arus Masuk Kas (50+51+52+53+%4+55)                              XXX      XXX
57   Arus Keluar Kas
58      Pembayaran Pokok Pinjaman kepada Pemerintah Pusat                            XXX      XXX
59      Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri                                       XXX      XXX
60      Pembayaran Pokok Pinjaman kepada Pemerintah daerah Otonom Lainnya            XXX      XXX
61      Pembayaran Pokok Pinjaman Luar Negeri                                        XXX      XXX
62      Pengeluaran Penyertaan Modal Pemerintah Daerah                               XXX      XXX
63      Pemberian Pinjaman kepada BUMN/D/Pem. Pusat / daerah Otonom Lainnya          XXX      XXX
64           Total Arus Keluar Kas (58+59+60+61+62+63)                               XXX      XXX
65   Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pembiayaan (56-64)                               XXX      XXX
66   Arus Kas dari Aktivitas Non-Anggaran
67   Arus Masuk Kas
68      Penerimaan PFK                                                               XXX      XXX
69   Arus Keluar Kas
70      Pengeluaran PFK                                                              XXX      XXX
71   Arus Kas Bersih dari Aktivitas Non-Anggaran (68-70)                             XXX      XXX
72   Kenaikan/Penurunan Kas (37+47+65+71)                                            XXX      XXX
73   Saldo Awal Kas                                                                  XXX      XXX
74   Saldo Akhir Kas (72+73)                                                         XXX      XXX
LAPORAN PERHITUNGAN APBD
                                     PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA
                      UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER    200X

                                                                                           APBD    200X
No                                      URAIAN                                          Realisas
                                                                               Anggaran    i              (%)
                                                                                (Rp.)             (Rp.)

1    PENDAPATAN
2      PENDAPATAN ASLI DAERAH
3         Pendapatan Pajak Daerah                                                    xxx           xxx    xx
4         Pendapatan Retribusi Daerah                                                xxx           xxx    xx
5         Pendapatan Bagian Laba BUMD dan Investasi Lainnya                         xxx           xxx     xx
6         Lain-lain Pendapatan Asli Daerah                                           xxx           xxx    xx
7          Total Pendapatan Asli Daerah (3+4+5+6)                                   xxxx          xxxx    xx
8      PENDAPATAN DANA PERIMBANGAN
9        Pendapatan Bagian Daerah dari PBB dan BPHTB                                xxx           xxx     xx
10       Pendapatan Bagian Daerah dari Pajak Penghasilan                            xxx           xxx     xx
11       Pendapatan Bagian Daerah dari SDA                                           xxx           xxx    xx
12       Dana Alokasi Umum                                                           xxx           xxx    xx
13       Dana Alokasi Khusus                                                         xxx           xxx    xx
14         Total Dana Perimbangan (9+10+11+12+13)                                   xxxx          xxxx    xx
15     PENDAPATAN BAGI HASIL DARI PEMERINTAH PROPINSI                               xxxx          xxxx    xx
16       Pendapatan Bagi Hasil Pajak                                                 xxx           xxx    xx
17       Pendapatan Bagi Hasil Lainnya                                               xxx           xxx    xx
18         Total Pendapatan Bagi Hasil dari Pemerintah Propinsi ( 16+17)            xxxx          xxxx    xx
19     LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH
20       Pendapatan Hibah                                                           xxx           xxx     xx
21       Pendapatan Dana Darurat                                                    xxx           xxx     xx
22       Lain lain Pendapatan                                                       xxx           xxx     xx
23         Total Lain-lain Pendapatan yang Sah (20+21+22)                           xxx           xxx     xx
24   TOTAL PENDAPATAN (7+14+18+23)                                              xxxxx             xxxxx   xx
25   BELANJA
26     Belanja Operasi
27       Belanja Pegawai                                                             xxx           xxx    xx
28       Belanja Barang dan Jasa                                                     xxx           xxx    xx
29       Belanja Pemeliharaan                                                        xxx           xxx    xx
30       Belanja Perjalanan Dinas                                                    xxx           xxx    xx
31       Belanja Pinjaman                                                            xxx           xxx    xx
32       Belanja Subsidi                                                             xxx           xxx    xx
33       Belanja Hibah                                                               xxx           xxx    xx
34       Belanja Bantuan Sosial                                                      xxx           xxx    xx
35       Belanja Operasi Lainnya                                                     xxx           xxx    xx
36          Total Belanja Operasi (27+28+29+30+31+32+33+34+35)                      xxxx          xxxx    xx
37     Belanja Modal
38       Belanja Aset Tetap                                                          xxx           xxx    xx
39       Belanja Aset Lainnya                                                        xxx           xxx    xx
40          Total Belanja Modal (38+39)                                             xxxx          xxxx    xx
41     Belanja Tak Tersangka                                                         xxx           xxx    xx
42   TOTAL BELANJA   (36+40+41)                                                     xxx           xxxx    xx

43   BAGI HASIL PENDAPATAN KE DESA
44       Bagi Hasil Pajak ke Desa                                                   xxx           xxx     xx
45       Bagi Hasil Retribusi ke Desa                                               xxx           xxx     xx
46       Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke        Desa                               xxx           xxx     xx
47   TOTAL BAGI HASIL PENDAPATAN KE    DESA (44+45+46)                              xxx           xxxx    xx
48   DANA CADANGAN
49       Pembentukan Dana Cadangan                                                  xxx           xxx     xx
50       Pencairan Dana Cadangan                                                    xxx           xxx     xx
51   DANA CADANGAN NETTO (49-50)                                                    xxx           xxxx    xx
52   SURPLUS/DEFISIT (24-42-47-51)                                                  xxx            xxx    xx

53   PEMBIAYAAN
54     Penerimaan
55       Sisa Lebih Perhitungan Anggaran                                             xxx           xxx    xx
56       Penjualan Aset Daerah yang Dipisahkan                                       xxx           xxx    xx
57       Penjualan Investasi Lainnya                                                 xxx           xxx    xx
58       Pinjaman Luar Negeri                                                        xxx           xxx    xx
59       Pinjaman dari Pemerintah Pusat                                              xxx           xxx    xx
60       Pinjaman dari Pemerintah Daerah Otonom Lainnya                             xxx           xxx     xx
61       Pinjaman dari BUMN / BUMD                                                   xxx           xxx    xx
62       Pinjaman dari Bank / Lembaga Keuangan                                       xxx           xxx    xx
63       Pinjaman Dalam Negeri Lainnya                                               xxx           xxx    xx
64         Total Penerimaan (55+56+57+58+59+60+61+62+63)                            xxxx          xxxx    xx
65     Pengeluaran
66       Pembayaran Pokok Pinjaman Luar Negeri                                      xxx           xxx     xx
67       Pembayaran Pokok Pinjaman kepada Pemerintah Pusat                          xxx           xxx     xx
68       Pembayaran Pokok Pinjaman kepada Pemerintah daerah Otonom Lainnya          xxx           xxx     xx
69       Pembayaran Pokok Pinjaman kepada BUMN / BUMD                               xxx           xxx     xx
70       Pembayaran Pokok Pinjaman kepada Bank / Lembaga Keuangan
71       Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri Lainnya                             xxx           xxx     xx
72       Penyertaan Modal Pemerintah                                                xxx           xxx     xx
73       Pemberian Pinjaman Jangka Panjang                                          xxx           xxx     xx
74         Total Pengeluaran (66+67+68+69+70+71+72+73)                              xxx           xxx     xx

75   PEMBIAYAAN NETTO(52-74)                                                        xxxx          xxxx    xx
NERACA
                                  PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA
                                    PER 31 DESEMBER 20X1 DAN 20X0
No.                                     Uraian                                   20X1   20X0
 1 ASET
 2 ASET LANCAR
 3   Kas di Kas Daerah                                                           XXX    XXX
 4   Kas di Pemegang Kas                                                         XXX    XXX
 5   Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran                                    XXX    XXX
 6   Bagian Lancar Pinjaman kpd BUMN/D/Pem. Pusat/Daerah Otonom & Lbg. Interna   XXX    XXX
 7   Bagian Lancar TGR                                                           XXX    XXX
 8   Piutang Pajak                                                               XXX    XXX
 9   Piutang Lain-lain                                                           XXX    XXX
10   Persediaan                                                                  XXX    XXX
11       Jumlah Aset Lancar (3+4+5+6+7+8+9+10)                                   XXX    XXX
12 INVESTASI PERMANEN
13   Penyertaan Modal Pemerintah Daerah                                          XXX    XXX
14   Pinjaman kpd BUMN/BUMD/Pem. Pusat/Daerah Otonom & Lbg. Internasional        XXX    XXX
15   Penyertaan Modal dlm Proyek Pembangunan                                     XXX    XXX
16   Investasi Permanen Lainnya                                                  XXX    XXX
17       Jumlah Investasi Permanen (13+14+15+16)                                 XXX    XXX
18 ASET TETAP
19   Tanah                                                                       XXX    XXX
20   Peralatan dan Mesin                                                         XXX    XXX
21   Gedung dan Bangunan                                                         XXX    XXX
22   Jalan, Irigasi dan Jaringan                                                 XXX    XXX
23   Aset Tetap Lainnya                                                          XXX    XXX
24   Konstruksi dalam pengerjaan
25       Jumlah Aset Tetap (19+20+21+22+23+24)                                   XXX    XXX
26 ASET LAINNYA
27   Tagihan Penjualan Angsuran                                                   XXX    XXX
28   Built Operating Transfer                                                     XXX    XXX
29   Dana Cadangan                                                                XXX    XXX
30   Lain-lain Aset                                                               XXX    XXX
31       Jumlah Aset Lainnya (27+28+29+30)                                        XXX    XXX
32 TOTAL ASET (11+17+24+31)                                                      XXXX   XXXX

33   HUTANG
34   HUTANG JANGKA PENDEK
35     Bagian Lancar Hutang Jangka Panjang                                       XXX    XXX
36     Hutang PFK                                                                XXX    XXX
37          Jumlah Hutang Jangka Pendek (35+36)                                  XXX    XXX
38   HUTANG JANGKA PANJANG
39     Hutang Luar Negeri                                                         XXX    XXX
40     Hutang kepada Pemerintah Pusat                                             XXX    XXX
41     Hutang kepada Pemerintah Daerah Otonom Lainnya                             XXX    XXX
42     Hutang kepada BUMN / BUMD                                                  XXX    XXX
43     Hutang kepada Bank / Lembaga Keuangan                                      XXX    XXX
44     Hutang Dalam Negeri Lainnya                                                XXX    XXX
45     Hutang Bunga                                                               XXX    XXX
46          Jumlah Hutang Jangka Panjang (39+40+41+42+43+44+45)                   XXX    XXX
47   TOTAL HUTANG (37+46)                                                         XXX    XXX
48                               NET ASET (32 - 47)                              XXXX   XXXX

49 EKUITAS DANA
50 Ekuitas Dana Lancar
     Akumulasi SiLPA                                                             XXX    XXX
     Cadangan Piutang                                                            XXX    XXX
     Cadangan Persediaan                                                         XXX    XXX
     Dana Yang Harus Disediakan utk Pembayaran Hutang Jangka Pendek              XXX    XXX
         Total Ekuitas Dana Lancar                                               XXX    XXX
51 Ekuitas Dana Yang Diinvestasikan
     Diinvestasikan dalam Investasi Permanen                                     XXX    XXX
     Diinvestasikan dalam Aset Tetap                                             XXX    XXX
     Diinvestasikan dalam Aset Lain-lain                                         XXX    XXX
     Dana Yang Disediakan untuk Pembayaran Hutang Jangka Panjang                 XXX    XXX
         Total Ekuitas Dana Yang Diinvestasikan                                  XXX    XXX
52 Ekuitas Dana Yang Dicadangkan
     Diinvestasikan dalam Dana Cadangan                                           XXX    XXX
         Total Ekuitas Dana Yang Dicadangkan                                      XXX    XXX
53                         NET EKUITAS DANA (50+51+52)                           XXXX   XXXX
LAPORAN ARUS KAS
                                     PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA
                     Untuk Tahun Yang Berakhir Sampai Dengan 31 Desember 20X1 dan 20X0
                                                                                               (Dalam rupiah)
No.                                      Uraian                                      20X1            20X0
 1 Arus Kas dari Aktivitas Operasi
 2 Arus Masuk Kas
 3    PENDAPATAN ASLI DAERAH
 4        Pendapatan Pajak Daerah                                                        XXX         XXX
 5        Pendapatan Retribusi Daerah                                                    XXX         XXX
 6        Pendapatan Bagian Laba BUMD dan Investasi Lainnya                              XXX         XXX
 7        Lain-lain Pendapatan Asli Daerah                                               XXX         XXX
 8            Total Pendapatan Asli Daerah (4+5+6+7)                                     XXX         XXX
 9    PENDAPATAN DANA PERIMBANGAN DARI PEMERINTAH PUSAT
10        Pendapatan Bagian Daerah dari PBB dan BPHTB                                    XXX         XXX
11        Pendapatan Bagian Daerah dari Pajak Penghasilan                                XXX         XXX
12        Pendapatan Bagian Daerah dari SDA                                              XXX         XXX
13        Dana Alokasi Umum                                                              XXX         XXX
14        Dana Alokasi Khusus                                                            XXX         XXX
15            Total Pendapatan Dana Perimbangan (10+11+12+13+14)                         XXX         XXX
16    PENDAPATAN BAGI HASIL DARI PEMERINTAH PROPINSI
17        Pendapatan Bagi Hasil Pajak                                                    XXX         XXX
18        Pendapatan Bagi Hasil Lainnya                                                  XXX         XXX
19            Total Pendapatan Bagi Hasil dari Pemerintah Propinsi (17+18)               XXX         XXX
20    LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH
21        Pendapatan Hibah                                                               XXX         XXX
22        Pendapatan Dana Darurat                                                        XXX         XXX
23        Lain lain Pendapatan                                                           XXX         XXX
24            Total Lain-lain Pendapatan yang Sah (21+22+23)                             XXX         XXX
25 Total Arus Masuk Kas (8+15+19+24)
26 Arus Keluar Kas
27        Belanja Pegawai                                                                XXX         XXX
28        Belanja Barang dan Jasa                                                        XXX         XXX
29        Belanja Pemeliharaan                                                           XXX         XXX
30        Belanja Perjalanan Dinas                                                       XXX         XXX
31        Belanja Pinjaman                                                               XXX         XXX
32        Belanja Subsidi                                                                XXX         XXX
33        Belanja Hibah                                                                  XXX         XXX
34        Belanja Bantuan Sosial                                                         XXX         XXX
35        Belanja Operasi Lainnya                                                        XXX         XXX
36        Belanja Tak Tersangka                                                          XXX         XXX
37        Bagi Hasil Pajak ke Desa                                                       XXX         XXX
38        Bagi Hasil Retribusi ke Desa                                                   XXX         XXX
39        Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke   Desa                                        XXX         XXX
40 Total Arus Keluar Kas (27+28+29+30+31+32+33+34+35+36+37+38+39)                        XXX         XXX
41 Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi (25-40)                                        XXX         XXX
42    Arus Kas dari Transaksi Aset Tetap dan Aset lainnya
43   Arus Masuk Kas
44      Pendapatan dari Penjualan Aset Tetap                                             XXX         XXX
45      Pendapatan dari Penjualan Aset Lainnya                                           XXX         XXX
46   Total Arus Masuk Kas (44+45)                                                        XXX         XXX
47   Arus Keluar Kas
48      Pembelian Aset Tetap                                                             XXX         XXX
49      Pembeliaan Aset Lainnya                                                          XXX         XXX
50   Total Arus Keluar Kas (48+49)                                                       XXX         XXX
51   Arus Kas Bersih Dari Transaksi Aset Tetap dan Aset lainnya (46-50)                  XXX         XXX
52 Arus Kas dari Aktivitas Pembiayaan
53 Arus Masuk Kas
54    Penerimaan Penjualan Aset yang Dipisahkan                                          XXX         XXX
55    Penerimaan Kembali Pinjaman kepada BUMN/D/Pem. Pusat/Daerah Otonom Lainnya         XXX         XXX
56    Penerimaan Pinjaman dari BUMN / BUMD                                               XXX         XXX
57    Penerimaan Pinjaman dari Pemerintah Pusat                                          XXX         XXX
58    Penerimaan Pinjaman dari Pemerintah Daerah Otonom Lainnya                          XXX         XXX
59    Pinjaman dari Bank / Lembaga Keuangan                                              XXX         XXX
60    Penerimaan Pinjaman Dalam Negeri Lainnya                                           XXX         XXX
61    Penerimaan Pinjaman Luar Negeri                                                    XXX         XXX
62 Total Arus Masuk Kas (54+55+56+57+58+59+60+61)                                        XXX         XXX
63 Arus Keluar Kas
64    Pembayaran Pokok Pinjaman kepada Pemerintah Pusat                                  XXX         XXX
65    Pembayaran Pokok Pinjaman BUMN/BUMD                                                XXX         XXX
66    Pembayaran Pokok Pinjaman Pemerintah Daerah Otonom Lainnya                         XXX         XXX
67    Pembayaran Pokok Pinjaman kepada Bank / Lembaga Keuangan                           XXX         XXX
68    Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri Lainnya                                     XXX         XXX
69    Pembayaran Pokok Pinjaman Luar Negeri                                              XXX         XXX
70    Pemberian Pinjaman Jangka Panjang                                                  XXX         XXX
71    Pengeluaran Penyertaan Modal Pemerintah Daerah                                     XXX         XXX
72 Total Arus Keluar Kas (63+64+65+66+67+68+69+70+71)                                    XXX         XXX
73 Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pembiayaan (62-72)                                     XXX         XXX
74   ARUS KAS DARI AKTIVITAS NON-ANGGARAN
75   Arus Masuk Kas
76      Penerimaan PFK                                                                   XXX         XXX
77   Arus Keluar Kas
78      Pengeluaran PFK                                                                  XXX         XXX
79   Arus Kas Bersih dari Aktivitas Non-Anggaran (75-77)                                 XXX         XXX
80   Kenaikan/Penurunan Kas (41+51+73+79)                                                XXX         XXX
81   Saldo Awal Kas                                                                      XXX         XXX
82   Saldo Akhir Kas (80+81)                                                             XXX         XXX
Bab II Kebijakan Umum Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah




                                    BAB II

                      KEBIJAKAN UMUM
          AKUNTANSI KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

A. Tujuan pelaporan keuangan pemerintah:

   a. Akuntabilitas
      Mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan
      kebijakan yang dipercayakan kepada unit organisasi pemerintah dalam
      rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan melalui laporan keuangan
      pemerintah secara periodik;
   b. Manajerial
      Menyediakan informasi keuangan yang berguna untuk perencanaan dan
      pengelolaan keuangan pemerintah serta memudahkan pengendalian yang
      efektif atas seluruh aset, hutang, dan ekuitas dana.
   c. Transparansi
      Menyediakan informasi keuangan yang terbuka bagi masyarakat dalam
      rangka mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik.

   Laporan keuangan pemerintah yang selanjutnya disebut sebagai laporan
   pertanggungjawaban merupakan hasil proses akuntansi atas transaksi-
   transaksi keuangan pemerintah. Laporan pertanggungjawaban untuk tujuan
   umum, terdiri dari laporan perhitungan anggaran, neraca, laporan arus kas dan
   nota perhitungan anggaran. Tidak tertutup kemungkinan laporan keuangan
   dapat dikembangkan untuk tujuan khusus.


B. Dasar Hukum

   Akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah harus menunjukkan ketaatan
   terhadap peraturan perundang-undangan, antara lain :
   a. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia khususnya yang mengatur
       mengenai keuangan negara;
   b. Indische Comptabiliteitswet (ICW) / Undang-Undang Perbendaharaan
       Indonesia (UUPI);
   c. Undang-undang APBN;
   d. Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang pemerintahan
       daerah;
   e. Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang perimbangan
       keuangan pusat dan daerah;

                                                                                 11
Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :
Depkeu (DJPKPD, BAKUN, , BINTEK ), BPKP dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),
Bab II Kebijakan Umum Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah




   f. Keputusan Presiden (Keppres) tentang Pelaksanaan APBN;

   g. Peraturan perundang-undangan lainnya yang mengatur tentang keuangan
      pusat dan daerah.

   Apabila terdapat pertentangan antara standar akuntansi keuangan pemerintah
   dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, maka yang berlaku
   adalah peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.


C. Asumsi Dasar Akuntansi Keuangan Pemerintah

   Dasar Kas

   Pendapatan diakui pada saat dibukukan pada Kas Umum Negara/Kas Daerah
   dan belanja diakui pada saat dikeluarkan dari Kas Umum Negara/Kas Daerah.

   Azas Universalitas

   Semua pengeluaran harus tercantum dalam anggaran.

   Azas Bruto

   Tidak ada kompensasi antara penerimaan dan pengeluaran.

   Dana Umum

   Dana Umum adalah suatu entitas fiskal dan akuntansi yang mempertanggung
   jawabkan keseluruhan penerimaan dan pengeluaran negara/daerah, termasuk
   aset, hutang, dan ekuitas dana.

   Dana Umum yang dimaksud disini adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja
   Negara/Daerah.

   Dana     yang     digunakan  untuk   membiayai   kegiatan   tertentu
   dipertanggungjawabkan sebagai dana khusus yang merupakan bagian tak
   terpisahkan dari Dana Umum.


D. Ciri Dasar Akuntansi Keuangan Pemerintah

   Akuntansi keuangan pemerintah meliputi semua kegiatan yang mencakup
   pengumpulan data, pengklasifikasian, pembukuan dan pelaporan atas
   transaksi keuangan pemerintah.

                                                                                 12
Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :
Depkeu (DJPKPD, BAKUN, , BINTEK ), BPKP dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),
Bab II Kebijakan Umum Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah




   Akuntansi keuangan pemerintah merupakan bagian dari disiplin ilmu
   akuntansi yang memiliki ciri-ciri tersendiri yang berbeda dengan akuntansi
   komersial, yaitu :

   a. Tidak bertujuan untuk mengukur laba
      Tujuan pemerintah adalah memberikan pelayanan kepada masyarakat,
      sehingga harus memberikan informasi keuangan mengenai sumber-
      sumber yang digunakan untuk pelayanan dan dari mana sumber-sumber
      tersebut diperoleh;

   b. Tidak ada kepentingan pemilik
      Pemerintah tidak memiliki kekayaan sendiri sebagaimana perusahaan.
      Bila aset melebihi hutang, maka kelebihan tersebut tidak dapat dibagikan
      kepada rakyat sebagaimana layaknya badan usaha komersial yang
      membagikan dividen pada akhir tahun buku;

   c. Adanya akuntansi anggaran
      Akuntansi anggaran mencakup akuntansi atas estimasi pendapatan,
      apropriasi, estimasi pendapatan yang dialokasikan, otorisasi kredit
      anggaran (allotment) serta realisasi pendapatan dan belanja untuk
      pembuatan laporan yang menunjukkan / membuktikan ketaatan dengan
      syarat-syarat yang ditetapkan dalam dokumen otorisasi kredit anggaran
      (allotment) dan peraturan-peraturan pelaksanaan anggaran yang berlaku.


E. Entitas Akuntansi Pemerintah Daerah

   Untuk memastikan prosedur penuntasan akuntabilitas (accountability
   discharge), perlu ditetapkan entitas pelaporan keuangan untuk menunjukkan
   entitas akuntansi yang menjadi pusat-pusat pertanggungjawaban keuangan
   pemerintah. Entitas pelaporan keuangan mengacu pada konsep bahwa setiap
   pusat pertanggungjawaban harus bertanggungjawab atas pelaksanaan
   tugasnya sesuai dengan peraturan.

   Entitas pelaporan keuangan pemerintah daerah terdiri atas :

   a. Pemerintah Daerah secara keseluruhan
   b. DPRD, Pemerintah Tingkat Propinsi/Kabupaten/Kota, Dinas pemerintah
      tingkat   propinsi/kabupaten/kota dan  Lembaga     Teknis  Daerah
      Propinsi/Kabupaten/Kota

   Penetapan Dinas sebagai entitas akuntansi pemerintah daerah didasarkan
   pada pengertian bahwa pengukuran kinerja akan lebih tepat jika dilakukan atas

                                                                                 13
Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :
Depkeu (DJPKPD, BAKUN, , BINTEK ), BPKP dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),
Bab II Kebijakan Umum Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah




   suatu fungsi. Dalam struktur pemerintah daerah, dinas merupakan suatu unit
   kerja yang paling mendekati gambaran suatu fungsi pemerintah daerah.

F. Klasifikasi dan Kode Perkiraan Akuntansi

   Bagan perkiraan standar dan kode perkiraan mutlak diperlukan sebagai
   pedoman dalam penyelenggaraan akuntansi pemerintah. Dengan adanya
   standarisasi perkiraan berikut kodenya memungkinkan perlakuan akuntansi
   yang seragam dan konsisten sehingga mempermudah dalam penyusunan
   laporan keuangan konsolidasi di tingkat daerah maupun di tingkat pusat.

   Mengingat bahwa Indonesia merupakan negara kesatuan berarti bahwa
   daerah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari negara kesatuan Republik
   Indonesia, maka dalam era otonomipun tetap diperlukan informasi keuangan
   per wilayah ataupun secara nasional untuk analisa fiskal maupun ekonomi
   makro. Konsekuensi dari tuntutan kebutuhan tersebut adalah diperlukannya
   harmonisasi praktik akuntansi antara pemerintah pusat dan daerah. Hal ini
   diatur melalui bagan perkiraan standar yang menjadi acuan bagi pemerintah
   pusat dan pemerintah daerah dalam mengembangkan sistem akuntansinya.

   Di samping untuk memfasilitasi pengkonsolidasian kinerja keuangan per
   pemerintah daerah atau pemerintah pusat, klasifikasi perkiraan dan
   pengkodeannya juga diperlukan untuk menyelaraskan akuntansi keuangan
   pemerintah dengan sistem statistik keuangan Internasional, sebagaimana
   diusulkan oleh International Monetary Fund dalam konsep Government
   Finance Statistic (GFS). Satu hal yang mendasar dari klasifikasi menurut GFS
   adalah bahwa klasifikasi tersebut harus dapat mengakomodasi pengukuran
   kinerja pemerintah.

   Untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka klasifikasi perkiraan selain
   berdasarkan sistem anggaran lama, yaitu per mata anggaran penerimaan
   (MAP), mata anggaran pengeluaran (MAK), maka seluruh aktivitas keuangan
   pemerintah daerah harus dapat dirinci berdasarkan organisasi, fungsi dan
   klasifikasi ekonomi. Di samping itu, agar konsisten dengan penerapan sistem
   perencanaan strategik sebagaimana dimaksudkan dalam Instruksi Presiden
   Nomor 7 tahun 1999 tentang Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, klasifikasi
   rekening pun harus mampu dirinci hingga menggambarkan program dan
   aktivitas setiap entitas akuntansi.

   Untuk mengakomodasikan kebutuhan ini, klasifikasi rekening pemerintah
   daerah disusun dalam 29 digit. Susunan kode perkiraan sebanyak 29 digit
   dialokasikan sebagai berikut:



                                                                                 14
Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :
Depkeu (DJPKPD, BAKUN, , BINTEK ), BPKP dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),
Bab II Kebijakan Umum Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah




   xxxx.xxxxxx.xx.xxx.xx.xxx.xx.xx.xx.xxx.

   xxxx      Buku besar
   xxxxxx    Buku pembantu

   xx        Fungsi
   xxx       Sub fungsi

   xx        Program
   xxx       Kegiatan

   xx        Organisasi Level 1 (Dinas)
   xx        Organisasi Level 2 (UPTD)
   xx        Lokasi (Propinsi)
   xxx       Lokasi (Kabupaten/Kota)


   Bagan perkiraan yang dikembangkan berdasarkan kode buku besar dan buku
   pembantu ada pada Bab III.

G. Penyusunan Laporan Keuangan

   Pelaporan keuangan pemerintah harus menyajikan secara wajar dan
   mengungkapkan secara penuh atas kegiatan pemerintah dan sumber daya
   ekonomis yang dipercayakan, serta menunjukkan ketaatan terhadap peraturan
   perundang-undangan.     Fungsi    laporan    keuangan     adalah    untuk
   mengkomunikasikan informasi keuangan kepada para pemakai. Standar
   umum pelaporan keuangan ini merupakan pedoman penyajian informasi dalam
   laporan keuangan untuk memenuhi fungsi tersebut.

   Laporan keuangan harus disajikan dengan memenuhi hal-hal berikut:
   a) Disajikan dengan menunjukkan perbandingan antara periode berjalan
      dengan periode sebelumnya. Agar perbandingan dapat bermanfaat, maka
      informasi keuangan dari periode berjalan harus dilaporkan secara konsisten
      dengan informasi pada periode sebelumnya. Apabila terjadi perubahan
      akuntansi harus diungkapkan dalam laporan keuangan.
   b) Diterbitkan tepat waktu segera setelah periode akuntansi berakhir.
   c) Laporan keuangan harus menyajikan transaksi-transaksi atau kejadian-
      kejadian yang penting. Informasi laporan keuangan dapat diandalkan bila
      pemakai laporan dapat menggunakan informasi tersebut untuk
      pengambilan keputusan atas transaksi dan kejadian yang penting
      berdasarkan kondisi keuangan yang sesungguhnya.
   d) Mencakup Laporan Perhitungan Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas dan
      Nota Perhitungan Anggaran.

                                                                                 15
Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :
Depkeu (DJPKPD, BAKUN, , BINTEK ), BPKP dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),
Bab II Kebijakan Umum Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah




H. Penyajian Laporan Perhitungan Anggaran

   Laporan Perhitungan Anggaran merupakan laporan yang menyajikan
   pendapatan, belanja dan pembiayaan selama tahun anggaran tertentu untuk
   suatu Pemerintah Daerah. Laporan ini memuat angka-angka anggaran dan
   realisasi tahun berjalan dan tahun sebelumnya. Oleh karena itu dengan
   memperbandingkan angka-angka tersebut dan memanfaatkan informasi
   lainnya yang ada dalam Nota Perhitungan Anggaran dapat digunakan untuk
   mengukur dan mengevaluasi kinerja suatu unit pemerintah daerah.

   Nota Perhitungan Anggaran serta daftar tambahan yang terkait di dalamnya
   harus disajikan sedemikian rupa sehingga dapat menunjukkan laporan kinerja
   input, process, output, dan outcome kegiatan pemerintah daerah yang
   dikaitkan dengan laporan keuangannya. Nota Perhitungan Anggaran dan
   daftar tambahan ini diperlukan antara lain untuk memuat ringkasan realisasi
   pendapatan, belanja, pembiayaan, kinerja keuangan dan menjelaskan
   perkiraan-perkiraan dalam laporan keuangan serta memberikan referensi
   silang terhadap perkiraan laporan keuangan tertentu.




                                                                                 16
Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :
Depkeu (DJPKPD, BAKUN, , BINTEK ), BPKP dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),
Bab III – BAGAN PERKIRAAN STANDAR




                                    BAGAN PERKIRAAN STANDAR

      Kelompok Perkiraan Buku Besar
      Sub Kelompok
No.
          Buku Besar                                                                                         Kode BB       Kode BP
             Buku Pembantu
                     Sub Sistem (tidak muncul dalam laporan akuntansi)(*)

      ASET
      ASET LANCAR                                                                                          0001 - 0999

  1       Kas di Kas Daerah                                                                                0100 (*)
               Kas di BPD                                                                                                  000010
               Kas di Bank A                                                                                               000020
               Kas di Bank B                                                                                               000030
               Kas di Bank. Dst.                                                                                           000040
               Deposito                                                                                                    000050
               Sertifikat Bank Indonesia dst….                                                                             000060
  2       Kas di Pemegang Kas                                                                              0200
               Kas di Pemegang Kas A                                                                                       000010
               Kas di Pemegang Kas B                                                                                       000020
               Kas di Pemegang Kas. Dst.                                                                                   000030
  3       Bagian Lancar dari Tagihan Penjualan Angsuran                                                    0300
  4       Bagian Lancar Pinjaman kpd BUMN/BUMD dan Lembaga Internasional                                   0400
  5       Bagian Lancar TGR                                                                                0500
  6       Piutang Pajak                                                                                    0600 (*)
               Piutang pajak hotel                                                                                         000010
               Piutang pajak restoran                                                                                      000020
               Piutang pajak lainnya                                                                                       000030
  7       Piutang Lain-lain                                                                                0700 (*)
  8       Persediaan                                                                                       0800 (*)




Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah: Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK), BPKP dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001)   18
Bab III – BAGAN PERKIRAAN STANDAR




              Persediaan Pakai Habis                                                                                            000010
              Persediaan Tak Habis Pakai                                                                                        000020
              Persediaan Bekas Pakai                                                                                            000030
              Persediaan untuk Dijual/Diserahkan (contoh benih ikan)                                                            000040
      INVESTASI PERMANEN                                                                                          1000 - 1999
  9      Penyertaan Modal Pemda (PMP)                                                                             1100 (*)
              PMP BUMN                                                                                                          000010
              PMP BUMD                                                                                                          000020
              PMP Lembaga Keu. Negara                                                                                           000030
              PMP Badan Hukum Milik Negara                                                                                      000040
              PMP Badan Hukum Milik Daerah                                                                                      000050
              PMP Badan Internasional                                                                                           000060
              PMP Badan Usaha Lainnya                                                                                           000070
 10      Pinjaman kpd BUMN/BUMD/Pem. Pusat/Daerah Otonom Lainnya dan Lembaga Internasional                        1200 (*)
              Pinjaman kepada BUMN                                                                                              000010
              Pinjaman kepada BUMD                                                                                              000020
              Pinjaman kepada Pem. Pusat                                                                                        000030
              Pinjaman kepada Daerah Otonom Lainnya                                                                             000040
              Pinjaman kepada Lembaga Internasional                                                                             000050
 11      Penyertaan dlm. Proyek Pembangunan (contoh PIR)                                                          1300 (*)
 12      Investasi Permanen Lainnya                                                                               1400 (*)
      ASET TETAP                                                                                                  2000 - 2999
 13      Tanah                                                                                                    2100
 14      Peralatan dan Mesin                                                                                      2200 (*)
                 Alat berat (buldoser dll.)                                                                                     000010
                 Alat angkutan (alat angkut apung, alat angkut darat & kereta api)                                              000020
                 Alat bengkel dan alat ukur (alat bengkel berbensin, alat bengkel tak bermesin, alat ukur)                      000030
                 Alat pertanian (traktor dll.)                                                                                  000040
                 Alat kantor & rumah tangga (mesin ketik, mesin fotocopy, mesin pembersih debu, dan mesin cuci)                 000050
                 Alat studio, komunikasi & pemancar (amplifier, telepon dan faksimili)                                          000060
                 Alat kedokteran dan kesehatan (bedah gigi dan unit x-ray)                                                      000070
                 Alat laboratorium (incubator dll.)                                                                             000080
                 Alat persenjataan                                                                                              000090
                 Komputer (PC dll.)                                                                                             000100
                 Alat eksplorasi                                                                                                000110




Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah: Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK), BPKP dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001)      19
Bab III – BAGAN PERKIRAAN STANDAR




                   Alat pemboran                                                                                           000120
                   Alat produksi, pengolahan dan pemurnian                                                                 000130
                   Alat bantu eksplorasi                                                                                   000140
                   Alat keselamatan kerja                                                                                  000150
                   Alat peraga                                                                                             000160
                   Unit peralatan proses/produksi                                                                          000170
 15       Gedung dan Bangunan                                                                               2300(*)
                   Bangunan gedung                                                                                         000010
                   Monumen (bangunan bersejarah, candi)                                                                    000020
                   Bangunan menara                                                                                         000030
                   Rambu-rambu                                                                                             000040
                   Tugu titik kontrol/pasti                                                                                000050
                   Rumah dinas                                                                                             000060
                   Gedung kantor                                                                                           000070
 16       Jalan, irigasi dan jaringan                                                                       2400(*)
                   Jalan dan jembatan                                                                                      000010
                   (jalan raya & jalan umum, jembatan pada jalan dan jembatan layang)
                   Bangunan dan air (waduk, bendungan)                                                                     000020
                   Instalasi (instalasi air minum & air kotor)                                                             000030
                   Jaringan (jaringan air minum & listrik)                                                                 000040
 17       Aset Tetap lainnya                                                                                2500(*)
                   Koleksi perpustakaan/buku (buku ilmu pengetahuan dan sejarah)                                           000010
                   Barang bercorak kesenian/kebudayaan/olah raga (pahatan kayu dan lukisan)                                000020
                   Hewan (di Pusat, khusus hewan tertentu masuk BM/KN seperti kuda dan anjing pelacak)                     000030
                   Ikan (di pusat tidak masuk neraca, dicatat secara extra comptable)                                      000040
                   Tanaman (di pusat tidak masuk neraca, dicatat secara extra comptable)                                   000050
 18       Konstruksi dalam Pengerjaan                                                                       2600(*)
              Peralatan dan Mesin                                                                                          000010
              Gedung dan Bangunan                                                                                          000020
              Jalan, irigasi dan jaringan                                                                                  000030

      ASET LAINNYA                                                                                          3000 - 3999
 19     Tagihan Penjualan Angsuran                                                                          3100(*)
            Tagihan Angsuran Rumah                                                                                         000010
            Tagihan Angsuran Kendaraan                                                                                     000020




Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah: Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK), BPKP dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001)    20
Bab III – BAGAN PERKIRAAN STANDAR




              Tagihan Angsuran Lainnya                                                                                     000030
 20       Kemitraan dengan Pihak Ketiga                                                                    3200(*)
              Built, Operate and Transfer (BOT)                                                                            000010
                 BOT A
                 BOT B dst
              Kerja Sama Operasional (KSO)                                                                                 000020
                 KSO A
                 KSO B dst
              Kemitraan Lainnya                                                                                            000030
 21       Dana Cadangan                                                                                    3300
              Dana Cadangan A                                                                                              000010
              Dana Cadangan B                                                                                              000020
              Dana Cadangan C dst                                                                                          000030
 22       Lain Lain Aset                                                                                   3400 (*)
                  Tagihan TGR pada Pegawai                                                                                 000010
                  Tagihan TGR pada Pihak Ketiga                                                                            000020

      HUTANG
      HUTANG JANGKA PENDEK                                                                                 4000 - 4999
 23     Bagian Lancar Hutang Jangka Panjang                                                                4100
 24     Hutang Biaya Pinjaman                                                                              4200
 25     Hutang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK)                                                              4300 (*)
            Hutang Perwalian/PFK Beras                                                                                     000010
            Hutang Perwalian/PFK Taspen                                                                                    000020
            Hutang Perwalian/PFK Askes                                                                                     000030
            Hutang Perwalian/PFK PPh Pusat                                                                                 000040
            Hutang Perwalian/PFK PPN Pusat                                                                                 000050
            Hutang Perwalian/PFK Taperum                                                                                   000060
            Hutang Perwalian/PFK Lainnya                                                                                   000070

      HUTANG JANGKA PANJANG                                                                                5000 - 5999
 26     Hutang Jangka Panjang                                                                              5100 (*)
            Hutang Luar Negeri                                                                                             000010
            Hutang kepada Pemerintah Pusat                                                                                 000020
            Hutang kepada Pemda Otonom Lainnya                                                                             000030




Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah: Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK), BPKP dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001)   21
Bab III – BAGAN PERKIRAAN STANDAR




              Hutang kepada BUMN/BUMD                                                                                      000040
              Hutang kepada Bank / Lembaga Keuangan                                                                        000050
              Hutang Dalam Negeri Lainnya                                                                                  000060
 27       Hutang Bunga                                                                                     5200 (*)
              Hutang Bunga Luar Negeri                                                                                     000010
              Hutang Bunga kepada Pemerintah Pusat                                                                         000020
              Hutang Bunga kepada Daerah Otonom Lainnya                                                                    000030
              Hutang Bunga kepada BUMN/BUMD                                                                                000040
              Hutang Bunga kepada Bank / Lembaga Keuangan                                                                  000050
              Hutang Bunga Dalam Negeri Lainnya                                                                            000050

      EKUITAS DANA
      EKUITAS DANA LANCAR                                                                                  6000 - 6999
 28     Akumulasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA)                                                  6100
 29     SiLPA Tahun Pelaporan                                                                              6200
 30     Surplus / Defisit Tahun Pelaporan                                                                  6300
 31     Pembiayaan Netto Tahun Pelaporan                                                                   6400
 32     Cadangan untuk Piutang                                                                             6500
 33     Cadangan untuk Persediaan                                                                          6600
 34     Dana yang harus disediakan untuk pembayaran hutang jangka pendek                                   6700
 35     Dana yang harus disediakan untuk hutang PFK                                                        6800

      EKUITAS DANA YANG DIINVESTASIKAN                                                                     7000 - 7899
 36     Diinvestasikan dalam investasi permanen                                                            7100
 37     Diinvestasikan dalam aset tetap                                                                    7200
 38     Diinvestasikan dalam aset lainnya (cat. Tidak termasuk dana cadangan)                              7300
 39     Dana yang harus disediakan untuk pembayaran hutang jangka panjang                                  7400

      EKUITAS DANA YANG DICADANGKAN                                                                        7900 - 7999
 40     Diinvestasikan dalam Dana Cadangan                                                                 7900

      PENDAPATAN                                                                                           8000 - 8399
      PENDAPATAN ASLI DAERAH                                                                               8000 - 8099
 41     Pendapatan Pajak Daerah                                                                            8010 (*)
            Pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan Diatas Air                                                   Ayat




Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah: Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK), BPKP dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001)   22
Bab III – BAGAN PERKIRAAN STANDAR




              Pendapatan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kend. Di Atas air                                           Ayat
              Pendapatan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor                                                              Ayat
              Pendapatan Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan                               Ayat
              (ABTAP)
              Pendapatan Pajak Hotel                                                                                       Ayat
              Pendapatan Pajak Restoran                                                                                    Ayat
              Pendapatan Pajak Hiburan                                                                                     Ayat
              Pendapatan Pajak Reklame                                                                                     Ayat
              Pendapatan Pajak Penerangan Jalan                                                                            Ayat
              Pendapatan Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C                                                         Ayat
              Pendapatan Pajak Parkir                                                                                      Ayat
              Pendapatan Pajak Daerah Lainnya                                                                              Ayat
              Pengembalian Pendapatan Pajak Daerah (tidak dianggarkan)                                                     Pasal
 42       Pendapatan Retribusi Daerah                                                        8020
              Pendapatan RJUm – Pelayanan Kesehatan (RJUm = Retribusi Jasa Umum)                                           Ayat
              Pendapatan RJUm – Pelayanan Persampahan / Kebersihan                                                         Ayat
              Pendapatan RJUm – Penggantian Biaya Cetak KTP dan Akte Catatan Sipil                                         Ayat
              Pendapatan RJUm – Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat                                                    Ayat
              Pendapatan RJUm – Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum                                                        Ayat
              Pendapatan RJUm – Pelayanan Pasar                                                                            Ayat
              Pendapatan RJUm – Pengujian Kendaraan Bermotor                                                               Ayat
              Pendapatan RJUm - Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran                                                         Ayat
              Pendapatan RJUm – Penggantian Biaya Cetak Peta                                                               Ayat
              Pendapatan RJUm – Pengujian Kapal Perikanan                                                                  Ayat
              Pendapatan RJUs – Pemakaian Kekayaan Daerah (RJUs = Retribusi Jasa Usaha)                                    Ayat
              Pendapatan RJUs – Pasar Grosir dan / atau Pertokoan                                                          Ayat
              Pendapatan RJUs – Tempat Pelelangan                                                                          Ayat
              Pendapatan RJUs – Terminal                                                                                   Ayat
              Pendapatan RJUs – Tempat Khusus Parkir                                                                       Ayat
              Pendapatan RJUs – Tempat Penginapan, Pesanggrahan, dan Villa                                                 Ayat
              Pendapatan RJUs – Penyedotan Kakus                                                                           Ayat
              Pendapatan RJUs – Rumah Potong Hewan                                                                         Ayat
              Pendapatan RJUs – Pelayanan Pelabuhan Kapal                                                                  Ayat
              Pendapatan RJUs – Tempat Rekreasi dan Olah Raga                                                              Ayat
              Pendapatan RJUs – Penyeberangan di Atas Air                                                                  Ayat




Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah: Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK), BPKP dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001)   23
Bab III – BAGAN PERKIRAAN STANDAR




              Pendapatan RJUs – Pengelolaan Limbah Cair                                                                    Ayat
              Pendapatan RJUs – Penjualan Produksi Usaha                                                                   Ayat
              Pendapatan RPT – Ijin Mendirikan Bangunan (RPT = Retribusi Perizinan Tertentu)                               Ayat
              Pendapatan RPT – Ijin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol                                                    Ayat
              Pendapatan RPT – Ijin Gangguan                                                                               Ayat
              Pendapatan RPT – Ijin Trayek                                                                                 Ayat
              Pendapatan Retribusi Daerah Lainnya                                                                          Ayat
              Pengembalian Pendapatan Retribusi Daerah (tidak dianggarkan)                                                 Pasal
 43       Pendapatan Bagian Laba BUMD dan Investasi Lainnya                                      8030 (*)
              Pendapatan dari PMP BUMD                                                                                     Ayat
              Pendapatan dari PMP BUMN                                                                                     Ayat
              Pendapatan dari PMP Lembaga Keu. Negara                                                                      Ayat
              Pendapatan dari PMP Badan Hukum Milik Negara                                                                 Ayat
              Pendapatan dari PMP Badan Hukum Milik Daerah                                                                 Ayat
              Pendapatan dari PMP Badan Internasional                                                                      Ayat
              Pendapatan dari PMP Badan Usaha Lainnya                                                                      Ayat
              Pendapatan dari Investasi Lainnya                                                                            Ayat
              Pengembalian Pendapatan Bagian Laba BUMD dan Investasi Lainnya (tidak dianggarkan)                           Pasal
 44       Pendapatan Lain-lain PAD                                                               8040 (*)
              Pendapatan dari Tuntutan Ganti Rugi                                                                          Ayat
              Pendapatan dari Penerimaan Kembali Belanja Tahun Berjalan (perkiraan sementara)                              Ayat
              Pendapatan dari Penerimaan Kembali Belanja Tahun Lalu                                                        Ayat
              Pendapatan dari Penjualan Kendaraan Bermotor                                                                 Ayat
              Pendapatan dari Penjualan Sewa Beli Rumah Dinas                                                              Ayat
              Pendapatan dari Penjualan Rumah / Bangunan / Gedung dan Tanah                                                Ayat
              Pendapatan dari Penjualan Hasil Produksi / Sitaan                                                            Ayat
              Pendapatan dari Penjualan Aset yang berlebih / Rusak                                                         Ayat
              Pendapatan Asli Daerah Lainnya                                                                               Ayat
              Pengembalian Lain-lain PAD (tidak dianggarkan)                                                               Pasal

      PENDAPATAN DANA PERIMBANGAN                                                                          8100 - 8199
 45     Pendapatan Bagian Daerah dari PBB dan BPHTB                                                        8110
            Pendapatan Bagian Daerah dari PBB                                                                              Ayat
            Pendapatan Bagian Daerah dari BPHTB                                                                            Ayat
            Pengembalian Pendapatan Bagian Daerah dari PBB dan BPHTB (tidak dianggarkan)                                   Pasal




Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah: Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK), BPKP dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001)   24
Bab III – BAGAN PERKIRAAN STANDAR




 46       Pendapatan Bagian Daerah dari PPh                                                                8120
              PPh Karyawan (Ps 21)                                                                                         Ayat
              PPh Orang Pribadi (Ps 25/29)                                                                                 Ayat
              Pengembalian Pendapatan Bagian Daerah dari PPh (tidak dianggarkan)                                           Pasal
 47       Pendapatan Bagian Daerah dari SDA                                                                8130
              Pend. Bagian Daerah dari Sektor Kehutanan                                                                    Ayat
              Pend. Bagian Daerah dari Sektor Pertambangan Umum                                                            Ayat
              Pend. Bagian Daerah dari Sektor Perikanan                                                                    Ayat
              Pend. Bagian Daerah dari Sektor Pertambangan Migas                                                           Ayat
              Pend. Bagian Daerah dari Sektor Lainnya                                                                      Ayat
              Pengembalian Pendapatan Bagian Daerah dari SDA (tidak dianggarkan)                                           Pasal
 48       Pendapatan Dana Alokasi Umum                                                                     8140
              Pendapatan Dana Alokasi Umum                                                                                 Ayat
              Pengembalian Pendapatan Dana Alokasi Umum (tidak dianggarkan)                                                Pasal
 49       Pendapatan Dana Alokasi Khusus                                                                   8150
              Pendapatan Dana Alokasi Khusus                                                                               Ayat
              Pengembalian Pendapatan Dana Alokasi Khusus (tidak dianggarkan)                                              Pasal

      PENDAPATAN BAGI HASIL DARI PEMERINTAH PROVINSI                                                       8200 - 8299
 50      Pendapatan Bagi hasil Pajak Provinsi                                                              8210
            Pendapatan Bagi Hasil Pajak Kendaraan Bermotor dan Kend. di Atas air                                           Ayat
            Pendapatan Bagi Hasil Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kend. di Atas air                                  Ayat
            Pendapatan Bagi Hasil Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor                                                     Ayat
            Pendapatan Bagi Hasil Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan ABTAP                                                  Ayat
            Pengembalian Pendapatan Bagi hasil Pajak (tidak dianggarkan)                                                   Pasal
 51      Pendapatan Bagi Hasil Lainnya dari Provinsi                                                       8220
            Pendapatan Bagi Hasil Lainnya                                                                                  Ayat
            Pengembalian Pendapatan Bagi Hasil Lainnya (tidak dianggarkan)                                                 Pasal

      LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH                                                                        8300 - 8399
 52     Pendapatan Hibah                                                                                   8310
            Pendapatan Hibah dari Perorangan                                                                               Ayat
            Pendapatan Hibah dari Lembaga                                                                                  Ayat
            Pengembalian Pendapatan Hibah (tidak dianggarkan)                                                              Pasal
 53     Pendapatan Dana Darurat                                                                            8320




Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah: Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK), BPKP dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001)   25
Sakd modul 1
Sakd modul 1
Sakd modul 1
Sakd modul 1
Sakd modul 1
Sakd modul 1
Sakd modul 1
Sakd modul 1
Sakd modul 1
Sakd modul 1
Sakd modul 1
Sakd modul 1
Sakd modul 1
Sakd modul 1
Sakd modul 1
Sakd modul 1
Sakd modul 1
Sakd modul 1
Sakd modul 1
Sakd modul 1
Sakd modul 1
Sakd modul 1
Sakd modul 1
Sakd modul 1
Sakd modul 1
Sakd modul 1
Sakd modul 1
Sakd modul 1
Sakd modul 1
Sakd modul 1
Sakd modul 1
Sakd modul 1
Sakd modul 1
Sakd modul 1
Sakd modul 1
Sakd modul 1
Sakd modul 1
Sakd modul 1
Sakd modul 1
Sakd modul 1
Sakd modul 1
Sakd modul 1
Sakd modul 1
Sakd modul 1
Sakd modul 1
Sakd modul 1
Sakd modul 1
Sakd modul 1
Sakd modul 1
Sakd modul 1
Sakd modul 1
Sakd modul 1
Sakd modul 1
Sakd modul 1
Sakd modul 1
Sakd modul 1
Sakd modul 1

More Related Content

What's hot

Pp nomor 12 tahun 2019
Pp nomor 12 tahun 2019Pp nomor 12 tahun 2019
Pp nomor 12 tahun 2019La Salle
 
Dana Alokasi Khusus (DAK)
Dana Alokasi Khusus (DAK)Dana Alokasi Khusus (DAK)
Dana Alokasi Khusus (DAK)Joy Irman
 
Makalah akuntansi pemerintahan 4
Makalah akuntansi pemerintahan 4Makalah akuntansi pemerintahan 4
Makalah akuntansi pemerintahan 4Cyrenia Dini
 
Anggaran-sektor-publik
 Anggaran-sektor-publik Anggaran-sektor-publik
Anggaran-sektor-publikRESTU AGUSTI
 
0. konsep dan siklus akuntansi
0. konsep dan siklus akuntansi0. konsep dan siklus akuntansi
0. konsep dan siklus akuntansivanyyyy
 
Standar akuntansi pemerintahan
Standar akuntansi pemerintahanStandar akuntansi pemerintahan
Standar akuntansi pemerintahanAnggun Jayanti
 
Pendanaan APBD Provinsi dan Kab/Kota dalam mendukung Program Sanitasi di daerah
Pendanaan APBD Provinsi dan Kab/Kota dalam mendukung Program Sanitasi di daerahPendanaan APBD Provinsi dan Kab/Kota dalam mendukung Program Sanitasi di daerah
Pendanaan APBD Provinsi dan Kab/Kota dalam mendukung Program Sanitasi di daerahinfosanitasi
 
Analisis apbd 2010_cetak
Analisis apbd 2010_cetakAnalisis apbd 2010_cetak
Analisis apbd 2010_cetakrosarahardi
 
Pengelolaan dan pelaporan keuangan pemerintah
Pengelolaan dan pelaporan keuangan pemerintahPengelolaan dan pelaporan keuangan pemerintah
Pengelolaan dan pelaporan keuangan pemerintahEndi Nugroho
 
anggaran daerah
anggaran daerahanggaran daerah
anggaran daerahAry Efendi
 
Pp no. 8 tahun 2006 tentang pelaporan keuangan dan kinerja instansi pemerintah
Pp no. 8 tahun 2006 tentang pelaporan keuangan dan kinerja instansi pemerintahPp no. 8 tahun 2006 tentang pelaporan keuangan dan kinerja instansi pemerintah
Pp no. 8 tahun 2006 tentang pelaporan keuangan dan kinerja instansi pemerintahDyp The Magna
 
Modul Akuntansi Akrual untuk Pemerintah Daerah
Modul Akuntansi Akrual untuk Pemerintah DaerahModul Akuntansi Akrual untuk Pemerintah Daerah
Modul Akuntansi Akrual untuk Pemerintah DaerahDeddi Nordiawan
 
Akuntansi skpd rtm part ia
Akuntansi skpd rtm part iaAkuntansi skpd rtm part ia
Akuntansi skpd rtm part iaAmbara Sugama
 
SAPP - Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat
SAPP - Sistem Akuntansi Pemerintah PusatSAPP - Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat
SAPP - Sistem Akuntansi Pemerintah PusatTatang Suwandi
 
06 pengelolaan-keuangan-negara
06 pengelolaan-keuangan-negara06 pengelolaan-keuangan-negara
06 pengelolaan-keuangan-negararajapontar
 
Sri suwanti jurnal standar - Akuntansi Pemerintahan Daerah
Sri suwanti    jurnal standar - Akuntansi Pemerintahan DaerahSri suwanti    jurnal standar - Akuntansi Pemerintahan Daerah
Sri suwanti jurnal standar - Akuntansi Pemerintahan DaerahSri Suwanti
 

What's hot (20)

Pp nomor 12 tahun 2019
Pp nomor 12 tahun 2019Pp nomor 12 tahun 2019
Pp nomor 12 tahun 2019
 
Dana Alokasi Khusus (DAK)
Dana Alokasi Khusus (DAK)Dana Alokasi Khusus (DAK)
Dana Alokasi Khusus (DAK)
 
Makalah akuntansi pemerintahan 4
Makalah akuntansi pemerintahan 4Makalah akuntansi pemerintahan 4
Makalah akuntansi pemerintahan 4
 
Anggaran-sektor-publik
 Anggaran-sektor-publik Anggaran-sektor-publik
Anggaran-sektor-publik
 
Pedoman Pengelolan Keuangan daerah
Pedoman Pengelolan Keuangan daerah Pedoman Pengelolan Keuangan daerah
Pedoman Pengelolan Keuangan daerah
 
0. konsep dan siklus akuntansi
0. konsep dan siklus akuntansi0. konsep dan siklus akuntansi
0. konsep dan siklus akuntansi
 
KONSEP ANGGARAN
KONSEP ANGGARANKONSEP ANGGARAN
KONSEP ANGGARAN
 
Standar akuntansi pemerintahan
Standar akuntansi pemerintahanStandar akuntansi pemerintahan
Standar akuntansi pemerintahan
 
Pendanaan APBD Provinsi dan Kab/Kota dalam mendukung Program Sanitasi di daerah
Pendanaan APBD Provinsi dan Kab/Kota dalam mendukung Program Sanitasi di daerahPendanaan APBD Provinsi dan Kab/Kota dalam mendukung Program Sanitasi di daerah
Pendanaan APBD Provinsi dan Kab/Kota dalam mendukung Program Sanitasi di daerah
 
Analisis apbd 2010_cetak
Analisis apbd 2010_cetakAnalisis apbd 2010_cetak
Analisis apbd 2010_cetak
 
Pengelolaan dan pelaporan keuangan pemerintah
Pengelolaan dan pelaporan keuangan pemerintahPengelolaan dan pelaporan keuangan pemerintah
Pengelolaan dan pelaporan keuangan pemerintah
 
anggaran daerah
anggaran daerahanggaran daerah
anggaran daerah
 
Pp no. 8 tahun 2006 tentang pelaporan keuangan dan kinerja instansi pemerintah
Pp no. 8 tahun 2006 tentang pelaporan keuangan dan kinerja instansi pemerintahPp no. 8 tahun 2006 tentang pelaporan keuangan dan kinerja instansi pemerintah
Pp no. 8 tahun 2006 tentang pelaporan keuangan dan kinerja instansi pemerintah
 
Modul Akuntansi Akrual untuk Pemerintah Daerah
Modul Akuntansi Akrual untuk Pemerintah DaerahModul Akuntansi Akrual untuk Pemerintah Daerah
Modul Akuntansi Akrual untuk Pemerintah Daerah
 
Pelaksanaan anggaran
Pelaksanaan anggaranPelaksanaan anggaran
Pelaksanaan anggaran
 
Akuntansi skpd rtm part ia
Akuntansi skpd rtm part iaAkuntansi skpd rtm part ia
Akuntansi skpd rtm part ia
 
Paparan FGD SHSR
Paparan FGD SHSRPaparan FGD SHSR
Paparan FGD SHSR
 
SAPP - Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat
SAPP - Sistem Akuntansi Pemerintah PusatSAPP - Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat
SAPP - Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat
 
06 pengelolaan-keuangan-negara
06 pengelolaan-keuangan-negara06 pengelolaan-keuangan-negara
06 pengelolaan-keuangan-negara
 
Sri suwanti jurnal standar - Akuntansi Pemerintahan Daerah
Sri suwanti    jurnal standar - Akuntansi Pemerintahan DaerahSri suwanti    jurnal standar - Akuntansi Pemerintahan Daerah
Sri suwanti jurnal standar - Akuntansi Pemerintahan Daerah
 

Similar to Sakd modul 1

1 lingk-akpem
1 lingk-akpem1 lingk-akpem
1 lingk-akpemfycar
 
UU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara
UU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan NegaraUU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara
UU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negaraatambua
 
Manajemen keuangan negara
Manajemen keuangan negaraManajemen keuangan negara
Manajemen keuangan negaraBPKP
 
219421-pengaruh-pemahaman-akuntansi-pemanfaatan.pdf
219421-pengaruh-pemahaman-akuntansi-pemanfaatan.pdf219421-pengaruh-pemahaman-akuntansi-pemanfaatan.pdf
219421-pengaruh-pemahaman-akuntansi-pemanfaatan.pdfAgus arwani
 
13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daeraha
13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daeraha13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daeraha
13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daerahaRian Saifulloh
 
paparan-pp-90-2010-kemenkeu-111017032134-phpapp02.pdf
paparan-pp-90-2010-kemenkeu-111017032134-phpapp02.pdfpaparan-pp-90-2010-kemenkeu-111017032134-phpapp02.pdf
paparan-pp-90-2010-kemenkeu-111017032134-phpapp02.pdfkurniawansantoso6
 
Info jadwal bimtek dan diklat keuangan daerah
Info jadwal bimtek dan diklat keuangan daerahInfo jadwal bimtek dan diklat keuangan daerah
Info jadwal bimtek dan diklat keuangan daerahAndi Adinata
 
Modul ii manajemen keuangan daerah
Modul ii manajemen keuangan daerahModul ii manajemen keuangan daerah
Modul ii manajemen keuangan daerahAhmad Kamarudin
 
UU No. 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara
UU No. 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan NegaraUU No. 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara
UU No. 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negaraatambua
 
Software Akuntansi Pemerintahan
Software Akuntansi PemerintahanSoftware Akuntansi Pemerintahan
Software Akuntansi PemerintahanBarmed Studio
 
Makalah analisis kinerja keuangan kab. kulon progo tahun anggaran 2012 sampai...
Makalah analisis kinerja keuangan kab. kulon progo tahun anggaran 2012 sampai...Makalah analisis kinerja keuangan kab. kulon progo tahun anggaran 2012 sampai...
Makalah analisis kinerja keuangan kab. kulon progo tahun anggaran 2012 sampai...ghiyats dewantara
 
Penerapan akuntansi berbasis akrual pada pemerintah daerah
Penerapan akuntansi berbasis akrual pada pemerintah daerahPenerapan akuntansi berbasis akrual pada pemerintah daerah
Penerapan akuntansi berbasis akrual pada pemerintah daerahPT. waluh bajarang
 
Slides MStrategi Pengembangan Kapasitas SDM Pemerintah Daerah dalam Mewujudka...
Slides MStrategi Pengembangan Kapasitas SDM Pemerintah Daerah dalam Mewujudka...Slides MStrategi Pengembangan Kapasitas SDM Pemerintah Daerah dalam Mewujudka...
Slides MStrategi Pengembangan Kapasitas SDM Pemerintah Daerah dalam Mewujudka...azetra
 
Manajemen-Keuangan-Pemerintah.pptx
Manajemen-Keuangan-Pemerintah.pptxManajemen-Keuangan-Pemerintah.pptx
Manajemen-Keuangan-Pemerintah.pptxDodi Irsyadsudirman
 
Bab iii kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah amj
Bab iii kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah amjBab iii kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah amj
Bab iii kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah amjCahyo Wiryanto
 

Similar to Sakd modul 1 (20)

1 lingk-akpem
1 lingk-akpem1 lingk-akpem
1 lingk-akpem
 
Perkembangan uu no.27 tahun 2010
Perkembangan uu no.27 tahun 2010Perkembangan uu no.27 tahun 2010
Perkembangan uu no.27 tahun 2010
 
UU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara
UU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan NegaraUU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara
UU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara
 
Manajemen keuangan negara
Manajemen keuangan negaraManajemen keuangan negara
Manajemen keuangan negara
 
219421-pengaruh-pemahaman-akuntansi-pemanfaatan.pdf
219421-pengaruh-pemahaman-akuntansi-pemanfaatan.pdf219421-pengaruh-pemahaman-akuntansi-pemanfaatan.pdf
219421-pengaruh-pemahaman-akuntansi-pemanfaatan.pdf
 
13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daeraha
13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daeraha13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daeraha
13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daeraha
 
paparan-pp-90-2010-kemenkeu-111017032134-phpapp02.pdf
paparan-pp-90-2010-kemenkeu-111017032134-phpapp02.pdfpaparan-pp-90-2010-kemenkeu-111017032134-phpapp02.pdf
paparan-pp-90-2010-kemenkeu-111017032134-phpapp02.pdf
 
Info jadwal bimtek dan diklat keuangan daerah
Info jadwal bimtek dan diklat keuangan daerahInfo jadwal bimtek dan diklat keuangan daerah
Info jadwal bimtek dan diklat keuangan daerah
 
Modul ii manajemen keuangan daerah
Modul ii manajemen keuangan daerahModul ii manajemen keuangan daerah
Modul ii manajemen keuangan daerah
 
UU No. 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara
UU No. 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan NegaraUU No. 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara
UU No. 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara
 
Sakd modul 4
Sakd modul 4Sakd modul 4
Sakd modul 4
 
Software Akuntansi Pemerintahan
Software Akuntansi PemerintahanSoftware Akuntansi Pemerintahan
Software Akuntansi Pemerintahan
 
Makalah analisis kinerja keuangan kab. kulon progo tahun anggaran 2012 sampai...
Makalah analisis kinerja keuangan kab. kulon progo tahun anggaran 2012 sampai...Makalah analisis kinerja keuangan kab. kulon progo tahun anggaran 2012 sampai...
Makalah analisis kinerja keuangan kab. kulon progo tahun anggaran 2012 sampai...
 
Penerapan akuntansi berbasis akrual pada pemerintah daerah
Penerapan akuntansi berbasis akrual pada pemerintah daerahPenerapan akuntansi berbasis akrual pada pemerintah daerah
Penerapan akuntansi berbasis akrual pada pemerintah daerah
 
Paparan pp-90-2010-kemenkeu
Paparan pp-90-2010-kemenkeuPaparan pp-90-2010-kemenkeu
Paparan pp-90-2010-kemenkeu
 
Slides MStrategi Pengembangan Kapasitas SDM Pemerintah Daerah dalam Mewujudka...
Slides MStrategi Pengembangan Kapasitas SDM Pemerintah Daerah dalam Mewujudka...Slides MStrategi Pengembangan Kapasitas SDM Pemerintah Daerah dalam Mewujudka...
Slides MStrategi Pengembangan Kapasitas SDM Pemerintah Daerah dalam Mewujudka...
 
[[RTM3.docx
[[RTM3.docx[[RTM3.docx
[[RTM3.docx
 
Manajemen-Keuangan-Pemerintah.pptx
Manajemen-Keuangan-Pemerintah.pptxManajemen-Keuangan-Pemerintah.pptx
Manajemen-Keuangan-Pemerintah.pptx
 
PPAS Tahun 2017
PPAS Tahun 2017PPAS Tahun 2017
PPAS Tahun 2017
 
Bab iii kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah amj
Bab iii kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah amjBab iii kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah amj
Bab iii kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah amj
 

More from Inspektorat Kabupaten Banjar (20)

Piagam pengawasan (revisi)
Piagam pengawasan (revisi)Piagam pengawasan (revisi)
Piagam pengawasan (revisi)
 
Piagam Pengawasan
Piagam PengawasanPiagam Pengawasan
Piagam Pengawasan
 
8. pokin inspektorat 2016
8. pokin inspektorat 20168. pokin inspektorat 2016
8. pokin inspektorat 2016
 
4. iku
4. iku4. iku
4. iku
 
3. pk 2018 inspektorat
3. pk 2018 inspektorat3. pk 2018 inspektorat
3. pk 2018 inspektorat
 
6. rencana aksi 2018
6. rencana aksi 20186. rencana aksi 2018
6. rencana aksi 2018
 
2. renja 2018
2. renja 20182. renja 2018
2. renja 2018
 
6. rencana aksi 2017
6. rencana aksi 20176. rencana aksi 2017
6. rencana aksi 2017
 
Renja 2017
Renja 2017Renja 2017
Renja 2017
 
pk 2017 inspektorat
pk 2017 inspektoratpk 2017 inspektorat
pk 2017 inspektorat
 
Renstra 2016 2021
Renstra 2016 2021Renstra 2016 2021
Renstra 2016 2021
 
Renja 2016 inspektorat
Renja 2016 inspektoratRenja 2016 inspektorat
Renja 2016 inspektorat
 
Isi renstra 2016 2021 hasil perbaikan
Isi renstra 2016 2021 hasil perbaikanIsi renstra 2016 2021 hasil perbaikan
Isi renstra 2016 2021 hasil perbaikan
 
Rkt skpd
Rkt skpdRkt skpd
Rkt skpd
 
Revisi iii renstra 2011 2015
Revisi iii renstra 2011 2015Revisi iii renstra 2011 2015
Revisi iii renstra 2011 2015
 
Renja 2015
Renja 2015Renja 2015
Renja 2015
 
Rencana aksi kinerja
Rencana aksi kinerjaRencana aksi kinerja
Rencana aksi kinerja
 
Perjanjian kinerja 2016
Perjanjian kinerja 2016Perjanjian kinerja 2016
Perjanjian kinerja 2016
 
Laporan kinerja instansi pemerintah
Laporan kinerja instansi pemerintahLaporan kinerja instansi pemerintah
Laporan kinerja instansi pemerintah
 
Lampiran perjanjian kinerja 2015
Lampiran perjanjian kinerja 2015Lampiran perjanjian kinerja 2015
Lampiran perjanjian kinerja 2015
 

Recently uploaded

Sejarah dan Keunikan Sritoto Sri Toto dalam Budaya Indonesia
Sejarah dan Keunikan Sritoto Sri Toto dalam Budaya IndonesiaSejarah dan Keunikan Sritoto Sri Toto dalam Budaya Indonesia
Sejarah dan Keunikan Sritoto Sri Toto dalam Budaya IndonesiaHaseebBashir5
 
Judul: Mengenal Raja Bonanza88: Platform Taruhan Online yang Populer
Judul: Mengenal Raja Bonanza88: Platform Taruhan Online yang PopulerJudul: Mengenal Raja Bonanza88: Platform Taruhan Online yang Populer
Judul: Mengenal Raja Bonanza88: Platform Taruhan Online yang PopulerHaseebBashir5
 
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptxPOWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptxEchaNox
 
SUNDABET DAFTAR SLOT ONLINE GACOR MAXWIN
SUNDABET DAFTAR SLOT ONLINE GACOR MAXWINSUNDABET DAFTAR SLOT ONLINE GACOR MAXWIN
SUNDABET DAFTAR SLOT ONLINE GACOR MAXWINSUNDABET
 
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptxAUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptxindrioktuviani10
 
ppt metodologi penelitian bisnis digital Al faiz
ppt metodologi penelitian bisnis digital Al faizppt metodologi penelitian bisnis digital Al faiz
ppt metodologi penelitian bisnis digital Al faizAlfaiz21
 
Materi Pemasaran Kelas 11 kurikulum merdeka
Materi Pemasaran Kelas 11 kurikulum merdekaMateri Pemasaran Kelas 11 kurikulum merdeka
Materi Pemasaran Kelas 11 kurikulum merdeka13FitriDwi
 
Apotik Yang Jual Obat Aborsi Medan Wa 082220463965 Klinik Obat Aborsi Cytotec...
Apotik Yang Jual Obat Aborsi Medan Wa 082220463965 Klinik Obat Aborsi Cytotec...Apotik Yang Jual Obat Aborsi Medan Wa 082220463965 Klinik Obat Aborsi Cytotec...
Apotik Yang Jual Obat Aborsi Medan Wa 082220463965 Klinik Obat Aborsi Cytotec...Klinik Aborsi
 
PPT METODOLOGI PENELITIAN MUHAMMAD IQBAL.pdf
PPT METODOLOGI PENELITIAN MUHAMMAD IQBAL.pdfPPT METODOLOGI PENELITIAN MUHAMMAD IQBAL.pdf
PPT METODOLOGI PENELITIAN MUHAMMAD IQBAL.pdfMuhammadIqbal24956
 
UNIKBET : Daftar Slot Pragmatic Play Deposit Via Bank Cimb Niaga Bonus 100% T...
UNIKBET : Daftar Slot Pragmatic Play Deposit Via Bank Cimb Niaga Bonus 100% T...UNIKBET : Daftar Slot Pragmatic Play Deposit Via Bank Cimb Niaga Bonus 100% T...
UNIKBET : Daftar Slot Pragmatic Play Deposit Via Bank Cimb Niaga Bonus 100% T...unikbetslotbankmaybank
 
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Bisa Deposit Bank Permata Bonus Terb...
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Bisa Deposit Bank Permata Bonus Terb...UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Bisa Deposit Bank Permata Bonus Terb...
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Bisa Deposit Bank Permata Bonus Terb...unikbetslotbankmaybank
 
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke KlojenGrass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke KlojenPavingBlockBolong
 
UNIKBET : Link Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Bank Qris
UNIKBET : Link Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Bank QrisUNIKBET : Link Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Bank Qris
UNIKBET : Link Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Bank Qrisunikbetslotbankmaybank
 
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baikkinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baikHalomoanHutajulu3
 
PPT METODOLOGI PENELITIAN BISNIS DIGITAL SUTAN MAULANA
PPT METODOLOGI PENELITIAN BISNIS DIGITAL SUTAN MAULANAPPT METODOLOGI PENELITIAN BISNIS DIGITAL SUTAN MAULANA
PPT METODOLOGI PENELITIAN BISNIS DIGITAL SUTAN MAULANASutan Maulana
 
Huong dan 218 -2024 Lien nganh CQĐT-VKS.pdf
Huong dan 218 -2024 Lien nganh CQĐT-VKS.pdfHuong dan 218 -2024 Lien nganh CQĐT-VKS.pdf
Huong dan 218 -2024 Lien nganh CQĐT-VKS.pdfNguynPhng705830
 
Materi Pemasaran Internasional dan Pemasaran Global
Materi Pemasaran Internasional dan Pemasaran GlobalMateri Pemasaran Internasional dan Pemasaran Global
Materi Pemasaran Internasional dan Pemasaran Globalzulfikar425966
 
PENGARUH PERCEIVED USEFULNESS, PERCEIVED EASE OF USE, DAN PERCEIVED RISK TERH...
PENGARUH PERCEIVED USEFULNESS, PERCEIVED EASE OF USE, DAN PERCEIVED RISK TERH...PENGARUH PERCEIVED USEFULNESS, PERCEIVED EASE OF USE, DAN PERCEIVED RISK TERH...
PENGARUH PERCEIVED USEFULNESS, PERCEIVED EASE OF USE, DAN PERCEIVED RISK TERH...helenenolaloren
 
PPT METODOLOGI PENELITIAN IKHSAN MAULANA.pdf
PPT METODOLOGI PENELITIAN IKHSAN MAULANA.pdfPPT METODOLOGI PENELITIAN IKHSAN MAULANA.pdf
PPT METODOLOGI PENELITIAN IKHSAN MAULANA.pdfIkhsan Maulana
 

Recently uploaded (19)

Sejarah dan Keunikan Sritoto Sri Toto dalam Budaya Indonesia
Sejarah dan Keunikan Sritoto Sri Toto dalam Budaya IndonesiaSejarah dan Keunikan Sritoto Sri Toto dalam Budaya Indonesia
Sejarah dan Keunikan Sritoto Sri Toto dalam Budaya Indonesia
 
Judul: Mengenal Raja Bonanza88: Platform Taruhan Online yang Populer
Judul: Mengenal Raja Bonanza88: Platform Taruhan Online yang PopulerJudul: Mengenal Raja Bonanza88: Platform Taruhan Online yang Populer
Judul: Mengenal Raja Bonanza88: Platform Taruhan Online yang Populer
 
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptxPOWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
 
SUNDABET DAFTAR SLOT ONLINE GACOR MAXWIN
SUNDABET DAFTAR SLOT ONLINE GACOR MAXWINSUNDABET DAFTAR SLOT ONLINE GACOR MAXWIN
SUNDABET DAFTAR SLOT ONLINE GACOR MAXWIN
 
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptxAUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
 
ppt metodologi penelitian bisnis digital Al faiz
ppt metodologi penelitian bisnis digital Al faizppt metodologi penelitian bisnis digital Al faiz
ppt metodologi penelitian bisnis digital Al faiz
 
Materi Pemasaran Kelas 11 kurikulum merdeka
Materi Pemasaran Kelas 11 kurikulum merdekaMateri Pemasaran Kelas 11 kurikulum merdeka
Materi Pemasaran Kelas 11 kurikulum merdeka
 
Apotik Yang Jual Obat Aborsi Medan Wa 082220463965 Klinik Obat Aborsi Cytotec...
Apotik Yang Jual Obat Aborsi Medan Wa 082220463965 Klinik Obat Aborsi Cytotec...Apotik Yang Jual Obat Aborsi Medan Wa 082220463965 Klinik Obat Aborsi Cytotec...
Apotik Yang Jual Obat Aborsi Medan Wa 082220463965 Klinik Obat Aborsi Cytotec...
 
PPT METODOLOGI PENELITIAN MUHAMMAD IQBAL.pdf
PPT METODOLOGI PENELITIAN MUHAMMAD IQBAL.pdfPPT METODOLOGI PENELITIAN MUHAMMAD IQBAL.pdf
PPT METODOLOGI PENELITIAN MUHAMMAD IQBAL.pdf
 
UNIKBET : Daftar Slot Pragmatic Play Deposit Via Bank Cimb Niaga Bonus 100% T...
UNIKBET : Daftar Slot Pragmatic Play Deposit Via Bank Cimb Niaga Bonus 100% T...UNIKBET : Daftar Slot Pragmatic Play Deposit Via Bank Cimb Niaga Bonus 100% T...
UNIKBET : Daftar Slot Pragmatic Play Deposit Via Bank Cimb Niaga Bonus 100% T...
 
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Bisa Deposit Bank Permata Bonus Terb...
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Bisa Deposit Bank Permata Bonus Terb...UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Bisa Deposit Bank Permata Bonus Terb...
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Bisa Deposit Bank Permata Bonus Terb...
 
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke KlojenGrass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
 
UNIKBET : Link Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Bank Qris
UNIKBET : Link Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Bank QrisUNIKBET : Link Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Bank Qris
UNIKBET : Link Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Bank Qris
 
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baikkinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
 
PPT METODOLOGI PENELITIAN BISNIS DIGITAL SUTAN MAULANA
PPT METODOLOGI PENELITIAN BISNIS DIGITAL SUTAN MAULANAPPT METODOLOGI PENELITIAN BISNIS DIGITAL SUTAN MAULANA
PPT METODOLOGI PENELITIAN BISNIS DIGITAL SUTAN MAULANA
 
Huong dan 218 -2024 Lien nganh CQĐT-VKS.pdf
Huong dan 218 -2024 Lien nganh CQĐT-VKS.pdfHuong dan 218 -2024 Lien nganh CQĐT-VKS.pdf
Huong dan 218 -2024 Lien nganh CQĐT-VKS.pdf
 
Materi Pemasaran Internasional dan Pemasaran Global
Materi Pemasaran Internasional dan Pemasaran GlobalMateri Pemasaran Internasional dan Pemasaran Global
Materi Pemasaran Internasional dan Pemasaran Global
 
PENGARUH PERCEIVED USEFULNESS, PERCEIVED EASE OF USE, DAN PERCEIVED RISK TERH...
PENGARUH PERCEIVED USEFULNESS, PERCEIVED EASE OF USE, DAN PERCEIVED RISK TERH...PENGARUH PERCEIVED USEFULNESS, PERCEIVED EASE OF USE, DAN PERCEIVED RISK TERH...
PENGARUH PERCEIVED USEFULNESS, PERCEIVED EASE OF USE, DAN PERCEIVED RISK TERH...
 
PPT METODOLOGI PENELITIAN IKHSAN MAULANA.pdf
PPT METODOLOGI PENELITIAN IKHSAN MAULANA.pdfPPT METODOLOGI PENELITIAN IKHSAN MAULANA.pdf
PPT METODOLOGI PENELITIAN IKHSAN MAULANA.pdf
 

Sakd modul 1

  • 1. SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH BUKU 1 Laporan Pertanggungjawaban Keuangan Kebijakan Umum Bagan Perkiraan Standar Jurnal Standar Pokja IV Evaluasi Pembiayaan & Informasi Keuangan Daerah Tim Evaluasi Dan Percepatan Pelaksanaan Perimbangan Keuangan Pusat Dan Daerah KMK: 355/KMK.07/2001
  • 2. BUKU 1 - SAKD KATA PENGANTAR Penerapan otonomi daerah seutuhnya membawa konsekuensi logis berupa penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan berdasarkan manajemen keuangan yang sehat. Sesuai ketentuan peraturan perundangan yang telah ditetapkan, pemerintah daerah berkewajiban untuk membuat Laporan Pertanggung Jawaban Keuangan yang terdiri dari Laporan Perhitungan Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Nota Perhitungan Anggaran. Peraturan Pemerintah Nomor 105 tahun 2001 menyatakan bahwa pemerintah daerah memiliki kewenangan untuk menetapkan sistem dan prosedur pengelolaan keuangan daerah dalam bentuk Peraturan Daerah. Sistem tersebut diperlukan untuk memenuhi kewajiban pemerintah daerah dalam membuat Laporan Pertanggung Jawaban Keuangan daerah yang bersangkutan. Dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, dan Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 dipandang perlu untuk melakukan berbagai kegiatan untuk mendukung pelaksanaan kebijakan di bidang perimbangan keuangan pusat dan daerah. Selanjutnya Menteri Keuangan dengan Keputusan Nomor 355/KMK.07/2001 telah membentuk Tim Evaluasi dan Pemantapan Pelaksanaan Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah yang terdiri dari berbagai Kelompok Kerja (Pokja) diantaranya Pokja Evaluasi dan Informasi Keuangan Daerah. Salah satu wujud nyata hasil dari Pokja Evaluasi dan Informasi Keuangan Daerah tersebut adalah pembuatan Pedoman Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (SAKD) yang terdiri dari lima buku yaitu: Buku 1 mengenai Kebijakan Umum, Bagan Akun, dan Jurnal Standar, Buku 2 mengenai Pos-Pos Neraca, Buku 3 mengenai Pos-Pos Perhitungan Anggaran, Buku 4 mengenai Prosedur Akuntansi (Bagan Arus Dokumen) dan Buku 5 mengenai Simulasi SAKD. Pedoman SAKD Edisi 2 ini berupaya mengakomodasi masukan dari stakeholders setelah adanya edisi 1 Oktober 2001. Perubahan antara lain dilakukan terhadap akuntansi pos Ekuitas Dana Pedoman SAKD ini diharapkan akan membantu penerapan SAKD sehingga untuk waktu yang tidak terlalu lama, pemerintah daerah telah mampu menghasilkan Laporan Pertanggung Jawaban Keuangan. Penerapan SAKD menuntut adanya pemahaman utuh dari pelaksana manajemen keuangan daerah dan adanya penyempurnaan secara terus menerus dari instansi yang berkewenangan sehingga pencapaian akuntabilitas kinerja instansi pemerintah daerah sebagai bagian dari kepemerintahan yang baik (good governance) dapat menjadi kenyataan. Jakarta, 9 Januari 2002 TIM PENYUSUN Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah : i Depkeu (DJPKPD, BAKUN, , BINTEK ), BPKP dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),
  • 3. Buku 1 – Daftar Isi Daftar Isi Halaman Kata Pengantar I Daftar Isi ii Pendahuluan 1-3 BAB I LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN 4 – 10 1. Format Laporan Perhitungan APBD Propinsi 5 2. Format Laporan Neraca Propinsi 6 3. Format Laporan Arus Kas Propinsi 7 4. Format Laporan Perhtiungan APBD Kab/Kota 8 5. Format Laporan Neraca Kabupaten/Kota 9 6. Format Laporan Arus Kas Kabupaten/Kota 10 BAB II KEBIJAKAN UMUM AKUNTANSI KEUANGAN 11-16 PEMERINTAH DAERAH A. Tujuan pelaporan keuangan pemerintah 11 B. Dasar hukum 11 C. Asumsi Dasar Akuntansi Keuangan Pemerintah 12 D. Ciri Dasar Akuntansi Keuangan Pemerintah 12 E. Entitas Akuntansi Pemerintah Daerah 13 F. Klasifikasi dan Kode Perkiraan Akuntansi 14 G. Penyusunan Laporan Keuangan 15 H. Penyajian Laporan Perhitungan Anggaran 16 BAB III BAGAN PERKIRAAN STANDAR 17-50 BAB IV JURNAL STANDAR 51-81 Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah : ii Depkeu (DJPKPD, BAKUN, , BINTEK ), BPKP dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),
  • 4. Buku 1 SAKD - Pendahuluan PENDAHULUAN A. DASAR KEBUTUHAN AKUNTANSI PEMERINTAHAN DAERAH Reformasi politik di Indonesia telah mengubah sistem kehidupan negara. Selain dipenuhi dengan tuntutan untuk menciptakan good governance yang terbebas dari tindakan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme, penciptaan sistem pemerintahan yang lebih berimbang di antara eksekutif, judikatif, dan legislatif. Partisipasi itu mewujud dalam tuntutan akan Akuntabilitas Publik dan Otonomi Daerah. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah dan Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah adalah 2 (dua) undang-undang yang berupaya mewujudkan otonomi daerah yang lebih luas. Sebagai penjabaran otonomi tersebut di bidang administrasi keuangan daerah, berbagai peraturan perundangan yang lebih operasional pun telah dikeluarkan. Beberapa peraturan yang relevan disebut di sini adalah sebagai berikut: - Peraturan Pemerintah Nomor 104 Tahun 2000 tentang Dana Perimbangan, - Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah, - Peraturan Pemerintah Nomor 106 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah dalam rangka Pelaksanaan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan, dan - Peraturan Pemerintah Nomor 107 Tahun 2000 tentang Pinjaman Daerah. - Peraturan Pemerintah Nomor 108 Tahun 2000 tentang Tatacara Pertanggungjawaban Kepala Daerah. - Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2000 tentang Kedudukan Keuangan Daerah, - Peraturan Pemerintah Nomor 110 Tahun 2000 tentang Kedudukan Keuangan DPRD. Arti penting akuntabilitas dalam good governance ini tampaknya sudah sangat disadari sebagaimana terlihat dari aturan yang dituangkan dalam peraturan pemerintah tersebut diatas. Laporan pertanggungjawaban Kepala Daerah pun tampaknya menjadi sangat strategis, lebih-lebih karena Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang sudah semakin sadar akan hak konstitusionalnya. Akan tetapi, penyajian Laporan Pertanggungjawaban kepala daerah yang antara lain berisikan Neraca, Laporan Perhitungan Anggaran dan Laporan Arus Kas masih sangat sulit disusun. Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah : 1 Depkeu (DJPKPD, BAKUN, , BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),
  • 5. Buku 1 SAKD - Pendahuluan Permasalahan di atas sebenarnya bukan politis. Bahkan sebagian besar adalah berasal dari permasalahan teoritis, sistem dan prosedur akuntansi dan pelaporan pertanggungjawaban keuangan daerah. Masalah teoritis, sistem dan prosedur ini muncul sebagai konsekuensi logis dari implikasi progresivitas pembaharuan yang dituntut oleh Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000. Pembaruan-pembaruan tersebut, pada dasarnya menyangkut hal-hal sebagai berikut: - Pembaruan anggaran, melalui perubahan struktur anggaran, proses penyusunan anggaran, perubahan format dan administrasi pelaksanaannya, serta penerapan standar akuntansi; - Pembaruan pendanaan melalui perubahan kewenangan daerah dalam memanfaatkan dana, prinsip pengelolaan kas, cadangan, penggunaan dana pinjaman, dan pembelanjaan defisit, dan - Penyederhanaan prosedur, baik dalam penyusunan anggaran, pelaksanaan, maupun dalam perhitungannya. Kata kunci dari seluruh pembaharuan di atas adalah Kinerja. Dan ini memang secara khusus ditegaskan dalam pasal 8 dan pasal 20 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000, yang mengatur bahwa APBD disusun berdasarkan kinerja yang tolok ukurnya perlu dikembangkan sehingga dapat dievaluasi atau diukur. Perangkat perundang-undangan otonomi daerah sesungguhnya sudah pula melengkapi manajemen pemerintahan daerah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 108 Tahun 2000 tentang Tata Cara Pertanggungjawaban Kepala Daerah. Peraturan Pemerintah ini menyebutkan bahwa Pertanggungjawaban Kepala Daerah dinilai berdasarkan tolok ukur Rencana Strategis. Setiap daerah wajib menetapkan Rencana Strategis dalam jangka 1 (satu) bulan setelah Kepala Daerah dilantik. Rencana strategis ini beserta dokumen perencanaan daerah lainnya memerlukan pengesahan oleh DPRD. B. TUJUAN PENYUSUNAN Permasalahan yang telah diuraikan di atas memberikan keyakinan bahwa suatu penyusunan pedoman akuntansi keuangan daerah sangat diperlukan. Hal tersebut semakin relevan mengingat adanya batas waktu bagi pemerintah daerah untuk dapat menyajikan laporan pertanggungjawaban yang berisikan laporan keuangan sudah semakin mendesak. Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah : 2 Depkeu (DJPKPD, BAKUN, , BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),
  • 6. Buku 1 SAKD - Pendahuluan Berdasarkan kebutuhan tersebut, pedoman akuntansi ini disusun dengan tujuan sebagai berikut: - Menyediakan bagi pemerintah daerah suatu pedoman akuntansi yang diharapkan dapat diterapkan bagi pencatatan transaksi keuangan pemerintah daerah yang berlaku dewasa ini, terutama dengan diberlakukannya otonomi daerah yang baru. - Menyediakan bagi pemerintah suatu pedoman akuntansi yang dilengkapi dengan klasifikasi rekening dan prosedur pencatatan serta jurnal standar yang telah disesuaikan dengan siklus kegiatan pemerintah daerah yang mencakup penganggaran, perbendaharaan, dan pelaporannya Pedoman ini memerlukan penyempurnaan secara terus menerus sesuai kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan yang baik. C. SISTEMATIKA PEDOMAN Pedoman Sistem Akuntansi Keuangan Daerah ini disusun dengan sistematika sebagai berikut: BUKU 1 Pendahuluan BAB I. Laporan Pertanggungjawaban Keuangan BAB II. Kebijakan Umum BAB III. Bagan Perkiraan Standar BAB IV. Jurnal Standar BUKU 2 POS POS NERACA BAB I. Pedoman Akuntansi Aset Lancar BAB II. Pedoman Akuntansi Investasi Permanen BAB III. Pedoman Akuntansi Aktiva Tetap BAB IV. Pedoman Akuntansi Aktiva Lainnya BAB V. Pedoman Akuntansi Kewajiban Jangka Pendek BAB VI. Pedoman Akuntansi Kewajiban Jangka Panjang BAB VII. Pedoman Akuntansi Ekuitas Dana BUKU 3 POS POS PERHITUNGAN ANGGARAN BAB I. Pedoman Akuntansi APBD BAB II. Pedoman Akuntansi Pendapatan BAB III. Pedoman Akuntansi Belanja BAB IV. Pedoman Akuntansi Bagi Hasil Ke Kab/Kota/Desa BAB V. Pedoman Akuntansi Dana Cadangan BAB VI. Pedoman Akuntansi Pembiayaan BAB VII. Akuntansi Transaksi Non Anggaran BUKU 4 PROSEDUR AKUNTANSI BUKU 5 SIMULASI SAKD Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah : 3 Depkeu (DJPKPD, BAKUN, , BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),
  • 7. Bab I – Laporan Pertanggungjawaban Keuangan BAB I LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN Format Laporan Keuangan : Pemerintah Propinsi : LAPORAN PERHITUNGAN APBD PEMERINTAH DAERAH PROPINSI NERACA PEMERINTAH DAERAH PROPINSI LAPORAN ARUS KAS PEMERINTAH DAERAH PROPINSI Pemerintah Kabupaten/Kota : LAPORAN PERHITUNGAN APBD PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA NERACA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA LAPORAN ARUS KAS PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan dan Informasi Keuangan Daerah : 4 Depkeu (DJPKPD, BAKUN, dan BINTEK ), BPKP dan Depdagri (KMK355/KMK.07/2001)
  • 8. LAPORAN PERHITUNGAN APBD PEMERINTAH DAERAH PROPINSI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 20X0 APBD 20X0 No URAIAN Anggaran Realisasi (%) (Rp.) (Rp.) 1 PENDAPATAN 2 PENDAPATAN ASLI DAERAH 3 Pendapatan Pajak Daerah xxx xxx xx 4 Pendapatan Retribusi Daerah xxx xxx xx 5 Pendapatan Bagian Laba BUMD dan Investasi Lainnya xxx xxx xx 6 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah xxx xxx xx 7 Total Pendapatan Asli Daerah (3+4+5+6) xxxx xxxx xx 8 PENDAPATAN DANA PERIMBANGAN 9 Pendapatan Bagian Daerah dari PBB & BPHTP xxx xxx xx 10 Pendapatan Bagian Daerah dari Pajak Penghasilan xxx xxx xx 11 Pendapatan Bagian Daerah dari SDA xxx xxx xx 12 Dana Alokasi Umum xxx xxx xx 13 Dana Alokasi Khusus xxx xxx xx 14 Total Pendapatan Asli Daerah (3+4+5+6) xxxx xxxx xx 15 LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH 16 Pendapatan Hibah xxx xxx xx 17 Pendapatan Dana Darurat xxx xxx xx 18 Lain lain Pendapatan xxx xxx xx 19 Total Lain-Lain Pendapatan yang Sah (16+17+18) xxx xxx xx 20 TOTAL PENDAPATAN(7+14+19) xxxxx xxxxx xx 21 BELANJA 22 Belanja Operasi 23 Belanja Pegawai xxx xxx xx 24 Belanja Barang dan Jasa xxx xxx xx 25 Belanja Pemeliharaan xxx xxx xx 26 Belanja Perjalanan Dinas xxx xxx xx 27 Belanja Pinjaman xxx xxx xx 28 Belanja Subsidi xxx xxx xx 29 Belanja Hibah xxx xxx xx 30 Belanja Bantuan Sosial xxx xxx xx 31 Belanja Operasi Lainnya xxx xxx xx 32 Total Belanja Operasi (23+24+25+26+27+28+29+30+31) xxxx xxxx xx 33 Belanja Modal 34 Belanja Aset Tetap xxx xxx xx 35 Belanja Aset Lainnya xxx xxx xx 36 Total Belanja Modal (34+35) xxxx xxxx xx 37 Belanja Tak Tersangka xxx xxx xx 38 TOTAL BELANJA (32+36+37) xxx xxxx xx 39 BAGI HASIL PENDAPATAN KE KAB. / KOTA 40 Bagi Hasil Pajak ke Kab. / Kota xxx xxx xx 41 Bagi Hasil Retribusi ke Kabupaten / Kota xxx xxx xx 42 Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Kab. / Kota xxx xxx xx 43 TOTAL BAGI HASIL PENDAPATAN KE KAB. / KOTA (40+41+42) xxx xxxx xx 44 DANA CADANGAN 45 Pembentukan Dana Cadangan xxx xxx xx 46 Pencairan Dana Cadangan xxx xxx xx 47 DANA CADANGAN NETTO (45-46) xxx xxxx xx 48 SURPLUS/DEFISIT (20-48-43-47) xxx xxx xx 49 PEMBIAYAAN 50 Penerimaan 51 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran xxx xxx xx 52 Penjualan Aset Daerah yang Dipisahkan xxx xxx xx 53 Penjualan Investasi Lainnya xxx xxx xx 54 Pinjaman Luar Negeri xxx xxx xx 55 Pinjaman dari Pemerintah Pusat xxx xxx xx 56 Pinjaman dari Pemerintah Daerah Otonom Lainnya xxx xxx xx 57 Pinjaman dari BUMN / BUMD xxx xxx xx 58 Pinjaman dari Bank / Lembaga Keuangan xxx xxx xx 59 Pinjaman Dalam negeri Lainnya xxx xxx xx 60 Total Penerimaan (51+52+53+54+55+56+57+58+59) xxxx xxxx xx 61 Pengeluaran 62 Pembayaran Pokok Pinjaman Luar Negeri xxx xxx xx 63 Pembayaran Pokok Pinjaman kepada Pemerintah Pusat xxx xxx xx 64 Pembayaran Pokok Pinjaman kepada Pemerintah daerah Otonom xxx xxx xx 65 Pembayaran Pokok Pinjaman kepada BUMN / BUMD xxx xxx xx 66 Pembayaran Pokok Pinjaman kepada Dalam Negeri lainnya xxx xxx xx 67 Penyertaan Modal Pemerintah xxx xxx xx 68 Pengeluaran Investasi Permanen xxx xxx xx 69 Pemberian Pinjaman Jangka Panjang xxx xxx xx 70 Total Pengeluaran (62+63+64+65+66+67+68+69+70) xxx xxx xx 71 PEMBIAYAAN NETTO(60-70) xxxx xxxx xx
  • 9. NERACA PEMERINTAH DAERAH PROPINSI PER 31 DESEMBER 20X1 DAN 20X0 (Dalam rupiah) No. Uraian 20X1 20X0 1 ASET 2 ASET LANCAR 3 Kas di Kas Daerah XXX XXX 4 Kas di Pemegang Kas XXX XXX 5 Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran XXX XXX 6 Bagian Lancar Pinjaman kpd BUMN/D & Lembaga Internasional XXX XXX 7 Bagian Lancar TGR XXX XXX 8 Piutang Pajak XXX XXX 9 Piutang Lain-lain XXX XXX 10 Persediaan XXX XXX 11 Jumlah Aset Lancar (3+4+5+6+7+8+9+10) XXX XXX 12 INVESTASI PERMANEN 13 Penyertaan Modal Pemerintah Daerah XXX XXX 14 Pinjaman kpd BUMN/BUMD/Pemerintah Pusat/Daerah Otonom XXX XXX 15 Penyertaan Modal dlm Proyek Pembangunan XXX XXX 16 Investasi Permanen Lainnya XXX XXX 17 Jumlah Investasi Permanen (13+14+15+16) XXX XXX 18 ASET TETAP 19 Tanah XXX XXX 20 Peralatan dan Mesin XXX XXX 21 Gedung dan Bangunan XXX XXX 22 Jalan, Irigasi dan Jaringan XXX XXX 23 Aset Tetap Lainnya XXX XXX 24 Konstruksi dalam pengerjaan 25 Jumlah Aset Tetap (19+20+21+22+23+24) XXX XXX 26 ASET LAINNYA 27 Tagihan Penjualan Angsuran XXX XXX 28 Built Operating Transfer XXX XXX 29 Dana Cadangan XXX XXX 30 Lain-lain Aset XXX XXX 31 Jumlah set Lainnya (27 + 28 + 29 + 30) XXX XXX 32 TOTAL ASET (11+17+25+31) XXXX XXXX 33 HUTANG 34 HUTANG JANGKA PENDEK 35 Bagian Lancar Hutang Jangka Panjang XXX XXX 36 Hutang PFK XXX XXX 37 Jumlah Hutang Jangka Pendek (35+36) XXX XXX 38 HUTANG JANGKA PANJANG 39 Hutang Luar Negeri XXX XXX 40 Hutang kepada Pemerintah Pusat XXX XXX 41 Hutang kepada Pemerintah Daerah Otonom Lainnya XXX XXX 42 Hutang kepada BUMN / BUMD XXX XXX 43 Hutang kepada Bank / Lembaga Keuangan XXX XXX 44 Hutang Dalam Negeri Lainnya XXX XXX 45 Hutang Bunga XXX XXX 46 Jumlah Hutang Jangka Panjang (39+40+41+42+43+44+45) XXX XXX 47 TOTAL HUTANG (37+46) XXX XXX 48 NET ASET (32 - 47) XXXX XXXX 49 EKUITAS DANA 50 Ekuitas Dana Lancar SiLPA Tahun Pelaporan XXX XXX 51 Akumulasi SiLPA XXX XXX 52 Cadangan Piutang XXX XXX 53 Cadangan Persediaan XXX XXX 54 Dana Yang Harus Disediakan utk Pembayaran Hutang Jangka Pend (XXX) (XXX) 55 Total Ekuitas Dana Lancar XXX XXX 56 Ekuitas Dana Yang Diinvestasikan 57 Diinvestasikan dalam Investasi Permanen XXX XXX 58 Diinvestasikan dalam Aset Tetap XXX XXX 59 Diinvestasikan dalam Aset Lain-lain XXX XXX 60 Dana Yang Disediakan untuk Pembayaran Hutang Jangka Panjang (XXX) (XXX) 61 Total Ekuitas Dana Yang Diinvestasikan XXX XXX 62 Ekuitas Dana Yang Dicadangkan 63 Diinvestasikan dalam Dana Cadangan XXX XXX 64 Total Ekuitas Dana Yang Dicadangkan XXX XXX 65 NET EKUITAS DANA (50+51+52) XXXX XXXX 6
  • 10. LAPORAN ARUS KAS PEMERINTAH DAERAH PROPINSI Untuk Tahun Yang Berakhir Sampai Dengan 31 Desember 20X1 dan 20X0 (Dalam rupiah) Uraian 20X1 20X0 1 Arus Kas dari Aktivitas Operasi 2 Arus Masuk Kas 3 PENDAPATAN ASLI DAERAH 4 Pendapatan Pajak Daerah XXX XXX 5 Pendapatan Retribusi Daerah XXX XXX 6 Pendapatan Bag. Laba dan BUMD dan Investasi Lainnya XXX XXX 7 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah XXX XXX 8 Total Pendapatan Asli Daerah (4+5+6+7) XXX XXX 9 PENDAPATAN DANA PERIMBANGAN DARI PEMERINTAH PUSAT 10 Pendapatan Bagian Daerah PBB dan BPHTB XXX XXX 11 Pendapatan Bagian Daerah dari Pajak Penghasilan XXX XXX 12 Pendapatan Bagian Daerah dari SDA XXX XXX 13 Pendapatan Dana Alokasi Umum XXX XXX 14 Pendapatan Dana Alokasi Khusus XXX XXX 15 Total Pendapatan Dana Perimbangan (10+11+12+13+14) XXX XXX 16 LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH 17 Pendapatan Hibah XXX XXX 18 Pendapatan Dana Darurat XXX XXX 19 Lain-lain Pendapatan XXX XXX 20 Total Lain-lain Pendapatan yang Sah (17+18+19) XXX XXX 21 Total Arus Masuk Kas XXX XXX 22 Arus Keluar Kas 23 Belanja Pegawai XXX XXX 24 Belanja Barang dan Jasa XXX XXX 25 Belanja Pemeliharaan XXX XXX 26 Belanja Perjalanan Dinas XXX XXX 27 Belanja Pinjaman XXX XXX 28 Belanja Subsidi XXX XXX 29 Belanja Hibah XXX XXX 30 Belanja Bantuan Sosial XXX XXX 31 Belanja Operasi Lainnya XXX XXX 32 Belanja Tak Tersangka XXX XXX 33 Bagi Hasil Pajak ke Kab. / Kota XXX XXX 34 Bagi Hasil Retribusi ke Kab. / Kota XXX XXX 35 Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Kab./Kota XXX XXX 36 Total Arus Keluar Kas (23+24+25+26+27+28+29+30+31+32+33+34+35) XXX XXX 37 Arus Kas Bersih Dari Aktivitas Operasi XXXX XXXX 38 Arus Kas dari Transaksi Aset Tetap dan Aset Lainnya 39 Arus Masuk Kas 40 Pendapatan dari Penjualan Aset Tetap XXX XXX 41 Pendapatan dari Penjualan Aset Lainnya XXX XXX 42 Total Arus Masuk Kas (40+41) XXX XXX 43 Arus Keluar Kas 44 Pembelian Aset Tetap XXX XXX 45 Pembelian Aset Lainnya XXX XXX 46 Total Arus Keluar Kas (44+45) XXX XXX 47 Arus Kas Bersih dari Transaksi Aset Tetap dan Aset Lainnya (42-46) XXXX XXXX 48 Arus Kas dari Aktivitas Pembiayaan 49 Arus Masuk Kas 50 Penerimaan Penjualan Aset Daerah yang Dipisahkan XXX XXX 51 Penerimaan Kembali Pinjaman kpd BUMN/D/Pem. Pusat/ Daerah Otonom Lainnya XXX XXX 52 Penerimaan Pinjaman dari Pemerintah Pusat XXX XXX 53 Penerimaan Pinjaman dari Pemerintah Daerah Otonom Lainnya XXX XXX 54 Penerimaan Pinjaman Dalam negeri Lainnya XXX XXX 55 Penerimaan Pinjaman Luar Negeri XXX XXX 56 Total Arus Masuk Kas (50+51+52+53+%4+55) XXX XXX 57 Arus Keluar Kas 58 Pembayaran Pokok Pinjaman kepada Pemerintah Pusat XXX XXX 59 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri XXX XXX 60 Pembayaran Pokok Pinjaman kepada Pemerintah daerah Otonom Lainnya XXX XXX 61 Pembayaran Pokok Pinjaman Luar Negeri XXX XXX 62 Pengeluaran Penyertaan Modal Pemerintah Daerah XXX XXX 63 Pemberian Pinjaman kepada BUMN/D/Pem. Pusat / daerah Otonom Lainnya XXX XXX 64 Total Arus Keluar Kas (58+59+60+61+62+63) XXX XXX 65 Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pembiayaan (56-64) XXX XXX 66 Arus Kas dari Aktivitas Non-Anggaran 67 Arus Masuk Kas 68 Penerimaan PFK XXX XXX 69 Arus Keluar Kas 70 Pengeluaran PFK XXX XXX 71 Arus Kas Bersih dari Aktivitas Non-Anggaran (68-70) XXX XXX 72 Kenaikan/Penurunan Kas (37+47+65+71) XXX XXX 73 Saldo Awal Kas XXX XXX 74 Saldo Akhir Kas (72+73) XXX XXX
  • 11. LAPORAN PERHITUNGAN APBD PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 200X APBD 200X No URAIAN Realisas Anggaran i (%) (Rp.) (Rp.) 1 PENDAPATAN 2 PENDAPATAN ASLI DAERAH 3 Pendapatan Pajak Daerah xxx xxx xx 4 Pendapatan Retribusi Daerah xxx xxx xx 5 Pendapatan Bagian Laba BUMD dan Investasi Lainnya xxx xxx xx 6 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah xxx xxx xx 7 Total Pendapatan Asli Daerah (3+4+5+6) xxxx xxxx xx 8 PENDAPATAN DANA PERIMBANGAN 9 Pendapatan Bagian Daerah dari PBB dan BPHTB xxx xxx xx 10 Pendapatan Bagian Daerah dari Pajak Penghasilan xxx xxx xx 11 Pendapatan Bagian Daerah dari SDA xxx xxx xx 12 Dana Alokasi Umum xxx xxx xx 13 Dana Alokasi Khusus xxx xxx xx 14 Total Dana Perimbangan (9+10+11+12+13) xxxx xxxx xx 15 PENDAPATAN BAGI HASIL DARI PEMERINTAH PROPINSI xxxx xxxx xx 16 Pendapatan Bagi Hasil Pajak xxx xxx xx 17 Pendapatan Bagi Hasil Lainnya xxx xxx xx 18 Total Pendapatan Bagi Hasil dari Pemerintah Propinsi ( 16+17) xxxx xxxx xx 19 LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH 20 Pendapatan Hibah xxx xxx xx 21 Pendapatan Dana Darurat xxx xxx xx 22 Lain lain Pendapatan xxx xxx xx 23 Total Lain-lain Pendapatan yang Sah (20+21+22) xxx xxx xx 24 TOTAL PENDAPATAN (7+14+18+23) xxxxx xxxxx xx 25 BELANJA 26 Belanja Operasi 27 Belanja Pegawai xxx xxx xx 28 Belanja Barang dan Jasa xxx xxx xx 29 Belanja Pemeliharaan xxx xxx xx 30 Belanja Perjalanan Dinas xxx xxx xx 31 Belanja Pinjaman xxx xxx xx 32 Belanja Subsidi xxx xxx xx 33 Belanja Hibah xxx xxx xx 34 Belanja Bantuan Sosial xxx xxx xx 35 Belanja Operasi Lainnya xxx xxx xx 36 Total Belanja Operasi (27+28+29+30+31+32+33+34+35) xxxx xxxx xx 37 Belanja Modal 38 Belanja Aset Tetap xxx xxx xx 39 Belanja Aset Lainnya xxx xxx xx 40 Total Belanja Modal (38+39) xxxx xxxx xx 41 Belanja Tak Tersangka xxx xxx xx 42 TOTAL BELANJA (36+40+41) xxx xxxx xx 43 BAGI HASIL PENDAPATAN KE DESA 44 Bagi Hasil Pajak ke Desa xxx xxx xx 45 Bagi Hasil Retribusi ke Desa xxx xxx xx 46 Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Desa xxx xxx xx 47 TOTAL BAGI HASIL PENDAPATAN KE DESA (44+45+46) xxx xxxx xx 48 DANA CADANGAN 49 Pembentukan Dana Cadangan xxx xxx xx 50 Pencairan Dana Cadangan xxx xxx xx 51 DANA CADANGAN NETTO (49-50) xxx xxxx xx 52 SURPLUS/DEFISIT (24-42-47-51) xxx xxx xx 53 PEMBIAYAAN 54 Penerimaan 55 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran xxx xxx xx 56 Penjualan Aset Daerah yang Dipisahkan xxx xxx xx 57 Penjualan Investasi Lainnya xxx xxx xx 58 Pinjaman Luar Negeri xxx xxx xx 59 Pinjaman dari Pemerintah Pusat xxx xxx xx 60 Pinjaman dari Pemerintah Daerah Otonom Lainnya xxx xxx xx 61 Pinjaman dari BUMN / BUMD xxx xxx xx 62 Pinjaman dari Bank / Lembaga Keuangan xxx xxx xx 63 Pinjaman Dalam Negeri Lainnya xxx xxx xx 64 Total Penerimaan (55+56+57+58+59+60+61+62+63) xxxx xxxx xx 65 Pengeluaran 66 Pembayaran Pokok Pinjaman Luar Negeri xxx xxx xx 67 Pembayaran Pokok Pinjaman kepada Pemerintah Pusat xxx xxx xx 68 Pembayaran Pokok Pinjaman kepada Pemerintah daerah Otonom Lainnya xxx xxx xx 69 Pembayaran Pokok Pinjaman kepada BUMN / BUMD xxx xxx xx 70 Pembayaran Pokok Pinjaman kepada Bank / Lembaga Keuangan 71 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri Lainnya xxx xxx xx 72 Penyertaan Modal Pemerintah xxx xxx xx 73 Pemberian Pinjaman Jangka Panjang xxx xxx xx 74 Total Pengeluaran (66+67+68+69+70+71+72+73) xxx xxx xx 75 PEMBIAYAAN NETTO(52-74) xxxx xxxx xx
  • 12. NERACA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA PER 31 DESEMBER 20X1 DAN 20X0 No. Uraian 20X1 20X0 1 ASET 2 ASET LANCAR 3 Kas di Kas Daerah XXX XXX 4 Kas di Pemegang Kas XXX XXX 5 Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran XXX XXX 6 Bagian Lancar Pinjaman kpd BUMN/D/Pem. Pusat/Daerah Otonom & Lbg. Interna XXX XXX 7 Bagian Lancar TGR XXX XXX 8 Piutang Pajak XXX XXX 9 Piutang Lain-lain XXX XXX 10 Persediaan XXX XXX 11 Jumlah Aset Lancar (3+4+5+6+7+8+9+10) XXX XXX 12 INVESTASI PERMANEN 13 Penyertaan Modal Pemerintah Daerah XXX XXX 14 Pinjaman kpd BUMN/BUMD/Pem. Pusat/Daerah Otonom & Lbg. Internasional XXX XXX 15 Penyertaan Modal dlm Proyek Pembangunan XXX XXX 16 Investasi Permanen Lainnya XXX XXX 17 Jumlah Investasi Permanen (13+14+15+16) XXX XXX 18 ASET TETAP 19 Tanah XXX XXX 20 Peralatan dan Mesin XXX XXX 21 Gedung dan Bangunan XXX XXX 22 Jalan, Irigasi dan Jaringan XXX XXX 23 Aset Tetap Lainnya XXX XXX 24 Konstruksi dalam pengerjaan 25 Jumlah Aset Tetap (19+20+21+22+23+24) XXX XXX 26 ASET LAINNYA 27 Tagihan Penjualan Angsuran XXX XXX 28 Built Operating Transfer XXX XXX 29 Dana Cadangan XXX XXX 30 Lain-lain Aset XXX XXX 31 Jumlah Aset Lainnya (27+28+29+30) XXX XXX 32 TOTAL ASET (11+17+24+31) XXXX XXXX 33 HUTANG 34 HUTANG JANGKA PENDEK 35 Bagian Lancar Hutang Jangka Panjang XXX XXX 36 Hutang PFK XXX XXX 37 Jumlah Hutang Jangka Pendek (35+36) XXX XXX 38 HUTANG JANGKA PANJANG 39 Hutang Luar Negeri XXX XXX 40 Hutang kepada Pemerintah Pusat XXX XXX 41 Hutang kepada Pemerintah Daerah Otonom Lainnya XXX XXX 42 Hutang kepada BUMN / BUMD XXX XXX 43 Hutang kepada Bank / Lembaga Keuangan XXX XXX 44 Hutang Dalam Negeri Lainnya XXX XXX 45 Hutang Bunga XXX XXX 46 Jumlah Hutang Jangka Panjang (39+40+41+42+43+44+45) XXX XXX 47 TOTAL HUTANG (37+46) XXX XXX 48 NET ASET (32 - 47) XXXX XXXX 49 EKUITAS DANA 50 Ekuitas Dana Lancar Akumulasi SiLPA XXX XXX Cadangan Piutang XXX XXX Cadangan Persediaan XXX XXX Dana Yang Harus Disediakan utk Pembayaran Hutang Jangka Pendek XXX XXX Total Ekuitas Dana Lancar XXX XXX 51 Ekuitas Dana Yang Diinvestasikan Diinvestasikan dalam Investasi Permanen XXX XXX Diinvestasikan dalam Aset Tetap XXX XXX Diinvestasikan dalam Aset Lain-lain XXX XXX Dana Yang Disediakan untuk Pembayaran Hutang Jangka Panjang XXX XXX Total Ekuitas Dana Yang Diinvestasikan XXX XXX 52 Ekuitas Dana Yang Dicadangkan Diinvestasikan dalam Dana Cadangan XXX XXX Total Ekuitas Dana Yang Dicadangkan XXX XXX 53 NET EKUITAS DANA (50+51+52) XXXX XXXX
  • 13. LAPORAN ARUS KAS PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA Untuk Tahun Yang Berakhir Sampai Dengan 31 Desember 20X1 dan 20X0 (Dalam rupiah) No. Uraian 20X1 20X0 1 Arus Kas dari Aktivitas Operasi 2 Arus Masuk Kas 3 PENDAPATAN ASLI DAERAH 4 Pendapatan Pajak Daerah XXX XXX 5 Pendapatan Retribusi Daerah XXX XXX 6 Pendapatan Bagian Laba BUMD dan Investasi Lainnya XXX XXX 7 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah XXX XXX 8 Total Pendapatan Asli Daerah (4+5+6+7) XXX XXX 9 PENDAPATAN DANA PERIMBANGAN DARI PEMERINTAH PUSAT 10 Pendapatan Bagian Daerah dari PBB dan BPHTB XXX XXX 11 Pendapatan Bagian Daerah dari Pajak Penghasilan XXX XXX 12 Pendapatan Bagian Daerah dari SDA XXX XXX 13 Dana Alokasi Umum XXX XXX 14 Dana Alokasi Khusus XXX XXX 15 Total Pendapatan Dana Perimbangan (10+11+12+13+14) XXX XXX 16 PENDAPATAN BAGI HASIL DARI PEMERINTAH PROPINSI 17 Pendapatan Bagi Hasil Pajak XXX XXX 18 Pendapatan Bagi Hasil Lainnya XXX XXX 19 Total Pendapatan Bagi Hasil dari Pemerintah Propinsi (17+18) XXX XXX 20 LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH 21 Pendapatan Hibah XXX XXX 22 Pendapatan Dana Darurat XXX XXX 23 Lain lain Pendapatan XXX XXX 24 Total Lain-lain Pendapatan yang Sah (21+22+23) XXX XXX 25 Total Arus Masuk Kas (8+15+19+24) 26 Arus Keluar Kas 27 Belanja Pegawai XXX XXX 28 Belanja Barang dan Jasa XXX XXX 29 Belanja Pemeliharaan XXX XXX 30 Belanja Perjalanan Dinas XXX XXX 31 Belanja Pinjaman XXX XXX 32 Belanja Subsidi XXX XXX 33 Belanja Hibah XXX XXX 34 Belanja Bantuan Sosial XXX XXX 35 Belanja Operasi Lainnya XXX XXX 36 Belanja Tak Tersangka XXX XXX 37 Bagi Hasil Pajak ke Desa XXX XXX 38 Bagi Hasil Retribusi ke Desa XXX XXX 39 Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Desa XXX XXX 40 Total Arus Keluar Kas (27+28+29+30+31+32+33+34+35+36+37+38+39) XXX XXX 41 Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi (25-40) XXX XXX 42 Arus Kas dari Transaksi Aset Tetap dan Aset lainnya 43 Arus Masuk Kas 44 Pendapatan dari Penjualan Aset Tetap XXX XXX 45 Pendapatan dari Penjualan Aset Lainnya XXX XXX 46 Total Arus Masuk Kas (44+45) XXX XXX 47 Arus Keluar Kas 48 Pembelian Aset Tetap XXX XXX 49 Pembeliaan Aset Lainnya XXX XXX 50 Total Arus Keluar Kas (48+49) XXX XXX 51 Arus Kas Bersih Dari Transaksi Aset Tetap dan Aset lainnya (46-50) XXX XXX 52 Arus Kas dari Aktivitas Pembiayaan 53 Arus Masuk Kas 54 Penerimaan Penjualan Aset yang Dipisahkan XXX XXX 55 Penerimaan Kembali Pinjaman kepada BUMN/D/Pem. Pusat/Daerah Otonom Lainnya XXX XXX 56 Penerimaan Pinjaman dari BUMN / BUMD XXX XXX 57 Penerimaan Pinjaman dari Pemerintah Pusat XXX XXX 58 Penerimaan Pinjaman dari Pemerintah Daerah Otonom Lainnya XXX XXX 59 Pinjaman dari Bank / Lembaga Keuangan XXX XXX 60 Penerimaan Pinjaman Dalam Negeri Lainnya XXX XXX 61 Penerimaan Pinjaman Luar Negeri XXX XXX 62 Total Arus Masuk Kas (54+55+56+57+58+59+60+61) XXX XXX 63 Arus Keluar Kas 64 Pembayaran Pokok Pinjaman kepada Pemerintah Pusat XXX XXX 65 Pembayaran Pokok Pinjaman BUMN/BUMD XXX XXX 66 Pembayaran Pokok Pinjaman Pemerintah Daerah Otonom Lainnya XXX XXX 67 Pembayaran Pokok Pinjaman kepada Bank / Lembaga Keuangan XXX XXX 68 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri Lainnya XXX XXX 69 Pembayaran Pokok Pinjaman Luar Negeri XXX XXX 70 Pemberian Pinjaman Jangka Panjang XXX XXX 71 Pengeluaran Penyertaan Modal Pemerintah Daerah XXX XXX 72 Total Arus Keluar Kas (63+64+65+66+67+68+69+70+71) XXX XXX 73 Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pembiayaan (62-72) XXX XXX 74 ARUS KAS DARI AKTIVITAS NON-ANGGARAN 75 Arus Masuk Kas 76 Penerimaan PFK XXX XXX 77 Arus Keluar Kas 78 Pengeluaran PFK XXX XXX 79 Arus Kas Bersih dari Aktivitas Non-Anggaran (75-77) XXX XXX 80 Kenaikan/Penurunan Kas (41+51+73+79) XXX XXX 81 Saldo Awal Kas XXX XXX 82 Saldo Akhir Kas (80+81) XXX XXX
  • 14. Bab II Kebijakan Umum Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah BAB II KEBIJAKAN UMUM AKUNTANSI KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH A. Tujuan pelaporan keuangan pemerintah: a. Akuntabilitas Mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada unit organisasi pemerintah dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan melalui laporan keuangan pemerintah secara periodik; b. Manajerial Menyediakan informasi keuangan yang berguna untuk perencanaan dan pengelolaan keuangan pemerintah serta memudahkan pengendalian yang efektif atas seluruh aset, hutang, dan ekuitas dana. c. Transparansi Menyediakan informasi keuangan yang terbuka bagi masyarakat dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik. Laporan keuangan pemerintah yang selanjutnya disebut sebagai laporan pertanggungjawaban merupakan hasil proses akuntansi atas transaksi- transaksi keuangan pemerintah. Laporan pertanggungjawaban untuk tujuan umum, terdiri dari laporan perhitungan anggaran, neraca, laporan arus kas dan nota perhitungan anggaran. Tidak tertutup kemungkinan laporan keuangan dapat dikembangkan untuk tujuan khusus. B. Dasar Hukum Akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah harus menunjukkan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan, antara lain : a. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia khususnya yang mengatur mengenai keuangan negara; b. Indische Comptabiliteitswet (ICW) / Undang-Undang Perbendaharaan Indonesia (UUPI); c. Undang-undang APBN; d. Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang pemerintahan daerah; e. Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah; 11 Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah : Depkeu (DJPKPD, BAKUN, , BINTEK ), BPKP dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),
  • 15. Bab II Kebijakan Umum Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah f. Keputusan Presiden (Keppres) tentang Pelaksanaan APBN; g. Peraturan perundang-undangan lainnya yang mengatur tentang keuangan pusat dan daerah. Apabila terdapat pertentangan antara standar akuntansi keuangan pemerintah dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, maka yang berlaku adalah peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi. C. Asumsi Dasar Akuntansi Keuangan Pemerintah Dasar Kas Pendapatan diakui pada saat dibukukan pada Kas Umum Negara/Kas Daerah dan belanja diakui pada saat dikeluarkan dari Kas Umum Negara/Kas Daerah. Azas Universalitas Semua pengeluaran harus tercantum dalam anggaran. Azas Bruto Tidak ada kompensasi antara penerimaan dan pengeluaran. Dana Umum Dana Umum adalah suatu entitas fiskal dan akuntansi yang mempertanggung jawabkan keseluruhan penerimaan dan pengeluaran negara/daerah, termasuk aset, hutang, dan ekuitas dana. Dana Umum yang dimaksud disini adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/Daerah. Dana yang digunakan untuk membiayai kegiatan tertentu dipertanggungjawabkan sebagai dana khusus yang merupakan bagian tak terpisahkan dari Dana Umum. D. Ciri Dasar Akuntansi Keuangan Pemerintah Akuntansi keuangan pemerintah meliputi semua kegiatan yang mencakup pengumpulan data, pengklasifikasian, pembukuan dan pelaporan atas transaksi keuangan pemerintah. 12 Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah : Depkeu (DJPKPD, BAKUN, , BINTEK ), BPKP dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),
  • 16. Bab II Kebijakan Umum Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah Akuntansi keuangan pemerintah merupakan bagian dari disiplin ilmu akuntansi yang memiliki ciri-ciri tersendiri yang berbeda dengan akuntansi komersial, yaitu : a. Tidak bertujuan untuk mengukur laba Tujuan pemerintah adalah memberikan pelayanan kepada masyarakat, sehingga harus memberikan informasi keuangan mengenai sumber- sumber yang digunakan untuk pelayanan dan dari mana sumber-sumber tersebut diperoleh; b. Tidak ada kepentingan pemilik Pemerintah tidak memiliki kekayaan sendiri sebagaimana perusahaan. Bila aset melebihi hutang, maka kelebihan tersebut tidak dapat dibagikan kepada rakyat sebagaimana layaknya badan usaha komersial yang membagikan dividen pada akhir tahun buku; c. Adanya akuntansi anggaran Akuntansi anggaran mencakup akuntansi atas estimasi pendapatan, apropriasi, estimasi pendapatan yang dialokasikan, otorisasi kredit anggaran (allotment) serta realisasi pendapatan dan belanja untuk pembuatan laporan yang menunjukkan / membuktikan ketaatan dengan syarat-syarat yang ditetapkan dalam dokumen otorisasi kredit anggaran (allotment) dan peraturan-peraturan pelaksanaan anggaran yang berlaku. E. Entitas Akuntansi Pemerintah Daerah Untuk memastikan prosedur penuntasan akuntabilitas (accountability discharge), perlu ditetapkan entitas pelaporan keuangan untuk menunjukkan entitas akuntansi yang menjadi pusat-pusat pertanggungjawaban keuangan pemerintah. Entitas pelaporan keuangan mengacu pada konsep bahwa setiap pusat pertanggungjawaban harus bertanggungjawab atas pelaksanaan tugasnya sesuai dengan peraturan. Entitas pelaporan keuangan pemerintah daerah terdiri atas : a. Pemerintah Daerah secara keseluruhan b. DPRD, Pemerintah Tingkat Propinsi/Kabupaten/Kota, Dinas pemerintah tingkat propinsi/kabupaten/kota dan Lembaga Teknis Daerah Propinsi/Kabupaten/Kota Penetapan Dinas sebagai entitas akuntansi pemerintah daerah didasarkan pada pengertian bahwa pengukuran kinerja akan lebih tepat jika dilakukan atas 13 Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah : Depkeu (DJPKPD, BAKUN, , BINTEK ), BPKP dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),
  • 17. Bab II Kebijakan Umum Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah suatu fungsi. Dalam struktur pemerintah daerah, dinas merupakan suatu unit kerja yang paling mendekati gambaran suatu fungsi pemerintah daerah. F. Klasifikasi dan Kode Perkiraan Akuntansi Bagan perkiraan standar dan kode perkiraan mutlak diperlukan sebagai pedoman dalam penyelenggaraan akuntansi pemerintah. Dengan adanya standarisasi perkiraan berikut kodenya memungkinkan perlakuan akuntansi yang seragam dan konsisten sehingga mempermudah dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi di tingkat daerah maupun di tingkat pusat. Mengingat bahwa Indonesia merupakan negara kesatuan berarti bahwa daerah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari negara kesatuan Republik Indonesia, maka dalam era otonomipun tetap diperlukan informasi keuangan per wilayah ataupun secara nasional untuk analisa fiskal maupun ekonomi makro. Konsekuensi dari tuntutan kebutuhan tersebut adalah diperlukannya harmonisasi praktik akuntansi antara pemerintah pusat dan daerah. Hal ini diatur melalui bagan perkiraan standar yang menjadi acuan bagi pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam mengembangkan sistem akuntansinya. Di samping untuk memfasilitasi pengkonsolidasian kinerja keuangan per pemerintah daerah atau pemerintah pusat, klasifikasi perkiraan dan pengkodeannya juga diperlukan untuk menyelaraskan akuntansi keuangan pemerintah dengan sistem statistik keuangan Internasional, sebagaimana diusulkan oleh International Monetary Fund dalam konsep Government Finance Statistic (GFS). Satu hal yang mendasar dari klasifikasi menurut GFS adalah bahwa klasifikasi tersebut harus dapat mengakomodasi pengukuran kinerja pemerintah. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka klasifikasi perkiraan selain berdasarkan sistem anggaran lama, yaitu per mata anggaran penerimaan (MAP), mata anggaran pengeluaran (MAK), maka seluruh aktivitas keuangan pemerintah daerah harus dapat dirinci berdasarkan organisasi, fungsi dan klasifikasi ekonomi. Di samping itu, agar konsisten dengan penerapan sistem perencanaan strategik sebagaimana dimaksudkan dalam Instruksi Presiden Nomor 7 tahun 1999 tentang Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, klasifikasi rekening pun harus mampu dirinci hingga menggambarkan program dan aktivitas setiap entitas akuntansi. Untuk mengakomodasikan kebutuhan ini, klasifikasi rekening pemerintah daerah disusun dalam 29 digit. Susunan kode perkiraan sebanyak 29 digit dialokasikan sebagai berikut: 14 Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah : Depkeu (DJPKPD, BAKUN, , BINTEK ), BPKP dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),
  • 18. Bab II Kebijakan Umum Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah xxxx.xxxxxx.xx.xxx.xx.xxx.xx.xx.xx.xxx. xxxx Buku besar xxxxxx Buku pembantu xx Fungsi xxx Sub fungsi xx Program xxx Kegiatan xx Organisasi Level 1 (Dinas) xx Organisasi Level 2 (UPTD) xx Lokasi (Propinsi) xxx Lokasi (Kabupaten/Kota) Bagan perkiraan yang dikembangkan berdasarkan kode buku besar dan buku pembantu ada pada Bab III. G. Penyusunan Laporan Keuangan Pelaporan keuangan pemerintah harus menyajikan secara wajar dan mengungkapkan secara penuh atas kegiatan pemerintah dan sumber daya ekonomis yang dipercayakan, serta menunjukkan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Fungsi laporan keuangan adalah untuk mengkomunikasikan informasi keuangan kepada para pemakai. Standar umum pelaporan keuangan ini merupakan pedoman penyajian informasi dalam laporan keuangan untuk memenuhi fungsi tersebut. Laporan keuangan harus disajikan dengan memenuhi hal-hal berikut: a) Disajikan dengan menunjukkan perbandingan antara periode berjalan dengan periode sebelumnya. Agar perbandingan dapat bermanfaat, maka informasi keuangan dari periode berjalan harus dilaporkan secara konsisten dengan informasi pada periode sebelumnya. Apabila terjadi perubahan akuntansi harus diungkapkan dalam laporan keuangan. b) Diterbitkan tepat waktu segera setelah periode akuntansi berakhir. c) Laporan keuangan harus menyajikan transaksi-transaksi atau kejadian- kejadian yang penting. Informasi laporan keuangan dapat diandalkan bila pemakai laporan dapat menggunakan informasi tersebut untuk pengambilan keputusan atas transaksi dan kejadian yang penting berdasarkan kondisi keuangan yang sesungguhnya. d) Mencakup Laporan Perhitungan Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas dan Nota Perhitungan Anggaran. 15 Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah : Depkeu (DJPKPD, BAKUN, , BINTEK ), BPKP dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),
  • 19. Bab II Kebijakan Umum Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah H. Penyajian Laporan Perhitungan Anggaran Laporan Perhitungan Anggaran merupakan laporan yang menyajikan pendapatan, belanja dan pembiayaan selama tahun anggaran tertentu untuk suatu Pemerintah Daerah. Laporan ini memuat angka-angka anggaran dan realisasi tahun berjalan dan tahun sebelumnya. Oleh karena itu dengan memperbandingkan angka-angka tersebut dan memanfaatkan informasi lainnya yang ada dalam Nota Perhitungan Anggaran dapat digunakan untuk mengukur dan mengevaluasi kinerja suatu unit pemerintah daerah. Nota Perhitungan Anggaran serta daftar tambahan yang terkait di dalamnya harus disajikan sedemikian rupa sehingga dapat menunjukkan laporan kinerja input, process, output, dan outcome kegiatan pemerintah daerah yang dikaitkan dengan laporan keuangannya. Nota Perhitungan Anggaran dan daftar tambahan ini diperlukan antara lain untuk memuat ringkasan realisasi pendapatan, belanja, pembiayaan, kinerja keuangan dan menjelaskan perkiraan-perkiraan dalam laporan keuangan serta memberikan referensi silang terhadap perkiraan laporan keuangan tertentu. 16 Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah : Depkeu (DJPKPD, BAKUN, , BINTEK ), BPKP dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001),
  • 20. Bab III – BAGAN PERKIRAAN STANDAR BAGAN PERKIRAAN STANDAR Kelompok Perkiraan Buku Besar Sub Kelompok No. Buku Besar Kode BB Kode BP Buku Pembantu Sub Sistem (tidak muncul dalam laporan akuntansi)(*) ASET ASET LANCAR 0001 - 0999 1 Kas di Kas Daerah 0100 (*) Kas di BPD 000010 Kas di Bank A 000020 Kas di Bank B 000030 Kas di Bank. Dst. 000040 Deposito 000050 Sertifikat Bank Indonesia dst…. 000060 2 Kas di Pemegang Kas 0200 Kas di Pemegang Kas A 000010 Kas di Pemegang Kas B 000020 Kas di Pemegang Kas. Dst. 000030 3 Bagian Lancar dari Tagihan Penjualan Angsuran 0300 4 Bagian Lancar Pinjaman kpd BUMN/BUMD dan Lembaga Internasional 0400 5 Bagian Lancar TGR 0500 6 Piutang Pajak 0600 (*) Piutang pajak hotel 000010 Piutang pajak restoran 000020 Piutang pajak lainnya 000030 7 Piutang Lain-lain 0700 (*) 8 Persediaan 0800 (*) Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah: Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK), BPKP dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001) 18
  • 21. Bab III – BAGAN PERKIRAAN STANDAR Persediaan Pakai Habis 000010 Persediaan Tak Habis Pakai 000020 Persediaan Bekas Pakai 000030 Persediaan untuk Dijual/Diserahkan (contoh benih ikan) 000040 INVESTASI PERMANEN 1000 - 1999 9 Penyertaan Modal Pemda (PMP) 1100 (*) PMP BUMN 000010 PMP BUMD 000020 PMP Lembaga Keu. Negara 000030 PMP Badan Hukum Milik Negara 000040 PMP Badan Hukum Milik Daerah 000050 PMP Badan Internasional 000060 PMP Badan Usaha Lainnya 000070 10 Pinjaman kpd BUMN/BUMD/Pem. Pusat/Daerah Otonom Lainnya dan Lembaga Internasional 1200 (*) Pinjaman kepada BUMN 000010 Pinjaman kepada BUMD 000020 Pinjaman kepada Pem. Pusat 000030 Pinjaman kepada Daerah Otonom Lainnya 000040 Pinjaman kepada Lembaga Internasional 000050 11 Penyertaan dlm. Proyek Pembangunan (contoh PIR) 1300 (*) 12 Investasi Permanen Lainnya 1400 (*) ASET TETAP 2000 - 2999 13 Tanah 2100 14 Peralatan dan Mesin 2200 (*) Alat berat (buldoser dll.) 000010 Alat angkutan (alat angkut apung, alat angkut darat & kereta api) 000020 Alat bengkel dan alat ukur (alat bengkel berbensin, alat bengkel tak bermesin, alat ukur) 000030 Alat pertanian (traktor dll.) 000040 Alat kantor & rumah tangga (mesin ketik, mesin fotocopy, mesin pembersih debu, dan mesin cuci) 000050 Alat studio, komunikasi & pemancar (amplifier, telepon dan faksimili) 000060 Alat kedokteran dan kesehatan (bedah gigi dan unit x-ray) 000070 Alat laboratorium (incubator dll.) 000080 Alat persenjataan 000090 Komputer (PC dll.) 000100 Alat eksplorasi 000110 Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah: Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK), BPKP dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001) 19
  • 22. Bab III – BAGAN PERKIRAAN STANDAR Alat pemboran 000120 Alat produksi, pengolahan dan pemurnian 000130 Alat bantu eksplorasi 000140 Alat keselamatan kerja 000150 Alat peraga 000160 Unit peralatan proses/produksi 000170 15 Gedung dan Bangunan 2300(*) Bangunan gedung 000010 Monumen (bangunan bersejarah, candi) 000020 Bangunan menara 000030 Rambu-rambu 000040 Tugu titik kontrol/pasti 000050 Rumah dinas 000060 Gedung kantor 000070 16 Jalan, irigasi dan jaringan 2400(*) Jalan dan jembatan 000010 (jalan raya & jalan umum, jembatan pada jalan dan jembatan layang) Bangunan dan air (waduk, bendungan) 000020 Instalasi (instalasi air minum & air kotor) 000030 Jaringan (jaringan air minum & listrik) 000040 17 Aset Tetap lainnya 2500(*) Koleksi perpustakaan/buku (buku ilmu pengetahuan dan sejarah) 000010 Barang bercorak kesenian/kebudayaan/olah raga (pahatan kayu dan lukisan) 000020 Hewan (di Pusat, khusus hewan tertentu masuk BM/KN seperti kuda dan anjing pelacak) 000030 Ikan (di pusat tidak masuk neraca, dicatat secara extra comptable) 000040 Tanaman (di pusat tidak masuk neraca, dicatat secara extra comptable) 000050 18 Konstruksi dalam Pengerjaan 2600(*) Peralatan dan Mesin 000010 Gedung dan Bangunan 000020 Jalan, irigasi dan jaringan 000030 ASET LAINNYA 3000 - 3999 19 Tagihan Penjualan Angsuran 3100(*) Tagihan Angsuran Rumah 000010 Tagihan Angsuran Kendaraan 000020 Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah: Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK), BPKP dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001) 20
  • 23. Bab III – BAGAN PERKIRAAN STANDAR Tagihan Angsuran Lainnya 000030 20 Kemitraan dengan Pihak Ketiga 3200(*) Built, Operate and Transfer (BOT) 000010 BOT A BOT B dst Kerja Sama Operasional (KSO) 000020 KSO A KSO B dst Kemitraan Lainnya 000030 21 Dana Cadangan 3300 Dana Cadangan A 000010 Dana Cadangan B 000020 Dana Cadangan C dst 000030 22 Lain Lain Aset 3400 (*) Tagihan TGR pada Pegawai 000010 Tagihan TGR pada Pihak Ketiga 000020 HUTANG HUTANG JANGKA PENDEK 4000 - 4999 23 Bagian Lancar Hutang Jangka Panjang 4100 24 Hutang Biaya Pinjaman 4200 25 Hutang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) 4300 (*) Hutang Perwalian/PFK Beras 000010 Hutang Perwalian/PFK Taspen 000020 Hutang Perwalian/PFK Askes 000030 Hutang Perwalian/PFK PPh Pusat 000040 Hutang Perwalian/PFK PPN Pusat 000050 Hutang Perwalian/PFK Taperum 000060 Hutang Perwalian/PFK Lainnya 000070 HUTANG JANGKA PANJANG 5000 - 5999 26 Hutang Jangka Panjang 5100 (*) Hutang Luar Negeri 000010 Hutang kepada Pemerintah Pusat 000020 Hutang kepada Pemda Otonom Lainnya 000030 Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah: Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK), BPKP dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001) 21
  • 24. Bab III – BAGAN PERKIRAAN STANDAR Hutang kepada BUMN/BUMD 000040 Hutang kepada Bank / Lembaga Keuangan 000050 Hutang Dalam Negeri Lainnya 000060 27 Hutang Bunga 5200 (*) Hutang Bunga Luar Negeri 000010 Hutang Bunga kepada Pemerintah Pusat 000020 Hutang Bunga kepada Daerah Otonom Lainnya 000030 Hutang Bunga kepada BUMN/BUMD 000040 Hutang Bunga kepada Bank / Lembaga Keuangan 000050 Hutang Bunga Dalam Negeri Lainnya 000050 EKUITAS DANA EKUITAS DANA LANCAR 6000 - 6999 28 Akumulasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) 6100 29 SiLPA Tahun Pelaporan 6200 30 Surplus / Defisit Tahun Pelaporan 6300 31 Pembiayaan Netto Tahun Pelaporan 6400 32 Cadangan untuk Piutang 6500 33 Cadangan untuk Persediaan 6600 34 Dana yang harus disediakan untuk pembayaran hutang jangka pendek 6700 35 Dana yang harus disediakan untuk hutang PFK 6800 EKUITAS DANA YANG DIINVESTASIKAN 7000 - 7899 36 Diinvestasikan dalam investasi permanen 7100 37 Diinvestasikan dalam aset tetap 7200 38 Diinvestasikan dalam aset lainnya (cat. Tidak termasuk dana cadangan) 7300 39 Dana yang harus disediakan untuk pembayaran hutang jangka panjang 7400 EKUITAS DANA YANG DICADANGKAN 7900 - 7999 40 Diinvestasikan dalam Dana Cadangan 7900 PENDAPATAN 8000 - 8399 PENDAPATAN ASLI DAERAH 8000 - 8099 41 Pendapatan Pajak Daerah 8010 (*) Pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan Diatas Air Ayat Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah: Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK), BPKP dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001) 22
  • 25. Bab III – BAGAN PERKIRAAN STANDAR Pendapatan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kend. Di Atas air Ayat Pendapatan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor Ayat Pendapatan Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan Ayat (ABTAP) Pendapatan Pajak Hotel Ayat Pendapatan Pajak Restoran Ayat Pendapatan Pajak Hiburan Ayat Pendapatan Pajak Reklame Ayat Pendapatan Pajak Penerangan Jalan Ayat Pendapatan Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C Ayat Pendapatan Pajak Parkir Ayat Pendapatan Pajak Daerah Lainnya Ayat Pengembalian Pendapatan Pajak Daerah (tidak dianggarkan) Pasal 42 Pendapatan Retribusi Daerah 8020 Pendapatan RJUm – Pelayanan Kesehatan (RJUm = Retribusi Jasa Umum) Ayat Pendapatan RJUm – Pelayanan Persampahan / Kebersihan Ayat Pendapatan RJUm – Penggantian Biaya Cetak KTP dan Akte Catatan Sipil Ayat Pendapatan RJUm – Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat Ayat Pendapatan RJUm – Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum Ayat Pendapatan RJUm – Pelayanan Pasar Ayat Pendapatan RJUm – Pengujian Kendaraan Bermotor Ayat Pendapatan RJUm - Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran Ayat Pendapatan RJUm – Penggantian Biaya Cetak Peta Ayat Pendapatan RJUm – Pengujian Kapal Perikanan Ayat Pendapatan RJUs – Pemakaian Kekayaan Daerah (RJUs = Retribusi Jasa Usaha) Ayat Pendapatan RJUs – Pasar Grosir dan / atau Pertokoan Ayat Pendapatan RJUs – Tempat Pelelangan Ayat Pendapatan RJUs – Terminal Ayat Pendapatan RJUs – Tempat Khusus Parkir Ayat Pendapatan RJUs – Tempat Penginapan, Pesanggrahan, dan Villa Ayat Pendapatan RJUs – Penyedotan Kakus Ayat Pendapatan RJUs – Rumah Potong Hewan Ayat Pendapatan RJUs – Pelayanan Pelabuhan Kapal Ayat Pendapatan RJUs – Tempat Rekreasi dan Olah Raga Ayat Pendapatan RJUs – Penyeberangan di Atas Air Ayat Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah: Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK), BPKP dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001) 23
  • 26. Bab III – BAGAN PERKIRAAN STANDAR Pendapatan RJUs – Pengelolaan Limbah Cair Ayat Pendapatan RJUs – Penjualan Produksi Usaha Ayat Pendapatan RPT – Ijin Mendirikan Bangunan (RPT = Retribusi Perizinan Tertentu) Ayat Pendapatan RPT – Ijin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol Ayat Pendapatan RPT – Ijin Gangguan Ayat Pendapatan RPT – Ijin Trayek Ayat Pendapatan Retribusi Daerah Lainnya Ayat Pengembalian Pendapatan Retribusi Daerah (tidak dianggarkan) Pasal 43 Pendapatan Bagian Laba BUMD dan Investasi Lainnya 8030 (*) Pendapatan dari PMP BUMD Ayat Pendapatan dari PMP BUMN Ayat Pendapatan dari PMP Lembaga Keu. Negara Ayat Pendapatan dari PMP Badan Hukum Milik Negara Ayat Pendapatan dari PMP Badan Hukum Milik Daerah Ayat Pendapatan dari PMP Badan Internasional Ayat Pendapatan dari PMP Badan Usaha Lainnya Ayat Pendapatan dari Investasi Lainnya Ayat Pengembalian Pendapatan Bagian Laba BUMD dan Investasi Lainnya (tidak dianggarkan) Pasal 44 Pendapatan Lain-lain PAD 8040 (*) Pendapatan dari Tuntutan Ganti Rugi Ayat Pendapatan dari Penerimaan Kembali Belanja Tahun Berjalan (perkiraan sementara) Ayat Pendapatan dari Penerimaan Kembali Belanja Tahun Lalu Ayat Pendapatan dari Penjualan Kendaraan Bermotor Ayat Pendapatan dari Penjualan Sewa Beli Rumah Dinas Ayat Pendapatan dari Penjualan Rumah / Bangunan / Gedung dan Tanah Ayat Pendapatan dari Penjualan Hasil Produksi / Sitaan Ayat Pendapatan dari Penjualan Aset yang berlebih / Rusak Ayat Pendapatan Asli Daerah Lainnya Ayat Pengembalian Lain-lain PAD (tidak dianggarkan) Pasal PENDAPATAN DANA PERIMBANGAN 8100 - 8199 45 Pendapatan Bagian Daerah dari PBB dan BPHTB 8110 Pendapatan Bagian Daerah dari PBB Ayat Pendapatan Bagian Daerah dari BPHTB Ayat Pengembalian Pendapatan Bagian Daerah dari PBB dan BPHTB (tidak dianggarkan) Pasal Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah: Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK), BPKP dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001) 24
  • 27. Bab III – BAGAN PERKIRAAN STANDAR 46 Pendapatan Bagian Daerah dari PPh 8120 PPh Karyawan (Ps 21) Ayat PPh Orang Pribadi (Ps 25/29) Ayat Pengembalian Pendapatan Bagian Daerah dari PPh (tidak dianggarkan) Pasal 47 Pendapatan Bagian Daerah dari SDA 8130 Pend. Bagian Daerah dari Sektor Kehutanan Ayat Pend. Bagian Daerah dari Sektor Pertambangan Umum Ayat Pend. Bagian Daerah dari Sektor Perikanan Ayat Pend. Bagian Daerah dari Sektor Pertambangan Migas Ayat Pend. Bagian Daerah dari Sektor Lainnya Ayat Pengembalian Pendapatan Bagian Daerah dari SDA (tidak dianggarkan) Pasal 48 Pendapatan Dana Alokasi Umum 8140 Pendapatan Dana Alokasi Umum Ayat Pengembalian Pendapatan Dana Alokasi Umum (tidak dianggarkan) Pasal 49 Pendapatan Dana Alokasi Khusus 8150 Pendapatan Dana Alokasi Khusus Ayat Pengembalian Pendapatan Dana Alokasi Khusus (tidak dianggarkan) Pasal PENDAPATAN BAGI HASIL DARI PEMERINTAH PROVINSI 8200 - 8299 50 Pendapatan Bagi hasil Pajak Provinsi 8210 Pendapatan Bagi Hasil Pajak Kendaraan Bermotor dan Kend. di Atas air Ayat Pendapatan Bagi Hasil Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kend. di Atas air Ayat Pendapatan Bagi Hasil Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor Ayat Pendapatan Bagi Hasil Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan ABTAP Ayat Pengembalian Pendapatan Bagi hasil Pajak (tidak dianggarkan) Pasal 51 Pendapatan Bagi Hasil Lainnya dari Provinsi 8220 Pendapatan Bagi Hasil Lainnya Ayat Pengembalian Pendapatan Bagi Hasil Lainnya (tidak dianggarkan) Pasal LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH 8300 - 8399 52 Pendapatan Hibah 8310 Pendapatan Hibah dari Perorangan Ayat Pendapatan Hibah dari Lembaga Ayat Pengembalian Pendapatan Hibah (tidak dianggarkan) Pasal 53 Pendapatan Dana Darurat 8320 Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah: Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK), BPKP dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001) 25