SA 800-820 - Audit atas laporan keuangan bertujuan khusus
1. PERTIMBANGAN KHUSUS — AUDIT ATAS LAPORAN
KEUANGAN YANG DISUSUN SESUAI DENGAN
KERANGKA BERTUJUAN KHUSUS
STANDAR AUDIT (“SA”) 800
1
Dewan Standar Profesi
2. RUANG LINGKUP
• SA 800 mengatur pertimbangan khusus dalam penerapan SA 100
– 700 dalam audit atas laporan keuangan yang disusun sesuai
dengan kerangka bertujuan khusus.
3. KETENTUAN
• Keterterimaan kerangka pelaporan keuangan: mengacu pada SA
210
• Pertimbangan dalam perencanaan dan pelaksanaan audit:
mengacu pada SA 200 dan SA 315.
4. PERUMUSAN OPINI DAN
PERTIMBANGAN DALAM PELAPORAN
• Ketika merumuskan suatu opini dan melaporkan laporan
keuangan bertujuan khusus, auditor harus menerapkan
ketentuan dalam SA 700 :
– mengevaluasi apakah laporan keuangan mengacu atau menjelaskan
kerangka pelaporan keuangan yang berlaku secara memadai.
– dalam hal laporan keuangan disusun sesuai dengan klausul suatu kontrak,
harus mengevaluasi apakah laporan keuangan menjelaskan secara
memadai setiap interpretasi signifikan atas kontrak yang mendasari
penyusunan laporan keuangan.
5. HAL –HAL YANG HARUS
DIPERHATIKAN AUDITOR
• Menjelaskan tujuan disusunnya laporan keuangan
• Jika manajemen memiliki pilihan atas kerangka pelaporan
keuangan dalam penyusunan laporan keuangan tersebut:
penjelasan tentang tanggung jawab manajemen atas laporan
keuangan
• Harus mencantumkan suatu paragraf Penekanan Suatu Hal yang
memperingatkan pengguna laporan auditor
6. DEFINISI KERANGKA BERTUJUAN KHUSUS
kerangka bertujuan khusus belum tentu merupakan suatu
kerangka penyajian wajar.
Laporan keuangan yang disusun sesuai dengan kerangka
bertujuan khusus mungkin merupakan satu-satunya laporan
keuangan yang disusun oleh suatu entitas.
7. CONTOH-CONTOH
KERANGKA BERTUJUAN KHUSUS
• Suatu basis akuntansi perpajakan untuk suatu set laporan
keuangan yang melampiri surat pemberitahuan tahunan (“SPT”)
entitas;
• Basis akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas untuk informasi
arus kas yang diharuskan oleh kreditur;
• Ketentuan pelaporan keuangan yang ditetapkan oleh regulator
untuk memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh regulator
tersebut.
8. PERTIMBANGAN KHUSUS
• Materialitas : manajemen dapat menyepakati dengan pengguna
laporan keuangan bertujuan khusus, atas salah saji yang
teridentifikasi di bawah ambang batas tidak akan dikoreksi atau
disesuaikan.
• Komunikasi dengan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola
: pada saat laporan keuangan tersebut disusun hanya untuk
penggunaan oleh manajemen semata, ketentuan SA 260 mungkin
tidak relevan, kecuali jika auditor juga bertanggung jawab atas
audit atas laporan keuangan bertujuan umum
9. PERTIMBANGAN KHUSUS — AUDIT ATAS LAPORAN
KEUANGAN TUNGGAL DAN UNSUR, AKUN, ATAU
POS SPESIFIK DALAM SUATU LAPORAN KEUANGAN
STANDAR AUDIT (“SA”) 805
9
Dewan Standar Profesi
10. RUANG LINGKUP
• SA ini tidak berlaku untuk laporan auditor komponen, yang
diterbitkan sebagai hasil pekerjaan yang dilaksanakan atas
informasi keuangan suatu komponen atas permintaan dari tim
perikatan grup untuk tujuan suatu audit atas laporan keuangan
grup (lihat SA 600).
• SA ini tidak menghapus ketentuan SA lain; dan juga tidak berarti
berlaku untuk semua pertimbangan khusus yang mungkin relevan
dengan keadaan perikatan.
11. PERUMUSAN OPINI DAN
PERTIMBANGAN PELAPORAN
• Menerapkan ketentuan dalam SA 700, disesuaikan seperlunya
dengan keadaan dalam perikatan.
• Opini terpisah untuk setiap perikatan
• Auditor harus membedakan opini atas suatu laporan keuangan
tunggal atau unsur spesifik dalam laporan keuangan dengan opini
atas laporan keuangan yang lengkap.
12. PERUMUSAN OPINI DAN
PERTIMBANGAN PELAPORAN - LANJUTAN
• Menentukan dampak paragraf Penekanan Suatu Hal atau paragraf
Hal Lain terhadap laporan auditor dalam laporan keuangan
tunggal atau unsur spesifik dalam laporan keuangan.
• Jika auditor menyatakan opini tidak wajar atau tidak menyatakan
pendapat atas laporan keuangan entitas yang lengkap: perlu opini
modifikasian dalam laporan keuangan tunggal yang membentuk
bagian laporan keuangan tersebut atau suatu unsur spesifik yang
membentuk bagian laporan keuangan tersebut.
13. PERUMUSAN OPINI DAN
PERTIMBANGAN PELAPORAN - LANJUTAN
• Jika auditor mempertimbangkan adalah tepat untuk menyatakan
suatu opini tanpa modifikasian atas unsur tersebut, auditor harus
hanya akan melakukan hal tersebut jika:
– Auditor tidak dilarang oleh peraturan perundang-undangan untuk
melakukan hal tersebut;
– Opini tersebut dinyatakan dalam suatu laporan auditor yang tidak
diterbitkan bersamaan dengan laporan auditor yang berisi opini tidak wajar
atau tidak menyatakan pendapat; dan
– Unsur spesifik tersebut tidak merupakan bagian utama dari laporan
keuangan yang lengkap.
14. PERUMUSAN OPINI DAN
PERTIMBANGAN PELAPORAN - LANJUTAN
• Auditor tidak boleh menyatakan suatu opini tanpa modifikasian
dalam laporan keuangan tunggal dari laporan keuangan yang
lengkap jika auditor telah menyatakan opini tidak wajar atau tidak
menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang lengkap. Tidak
15. PERTIMBANGAN PADA SAAT
PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN AUDIT
• Auditor dapat menggunakan bukti audit yang diperoleh sebagai
bagian dari audit atas laporan keuangan yang lengkap.
• Materialitas yang ditentukan untuk laporan keuangan tunggal
atau unsur spesifik dalam laporan keuangan mungkin lebih
rendah dari materialitas yang ditentukan untuk laporan keuangan
suatu entitas yang lengkap.
17. RUANG LINGKUP
• SA ini mengatur tanggung jawab auditor yang berkaitan dengan
perikatan untuk melaporkan ikhtisar laporan keuangan yang
berasal dari laporan keuangan auditan sesuai dengan SA oleh
auditor yang sama.
18. PENERIMAAN PERIKATAN
Sebelum menerima suatu perikatan untuk
melaporkan ikhtisar laporan keuangan,
auditor harus:
Menentukan apakah kriteria terapan adalah
dapat diterima.
Memperoleh pernyataan dari manajemen
bahwa manajemen mengakui dan
memahami tanggung jawabnya.
Menyetujui dengan manajemen atas bentuk
opini yang akan dinyatakan atas ikhtisar
laporan keuangan.
19. BENTUK OPINI
• Opini auditor harus, kecuali jika diharuskan lain oleh peraturan
perundang-undangan, menggunakan salah satu frasa berikut:
– Ikhtisar laporan keuangan adalah konsisten, dalam semua hal yang
material, dengan laporan keuangan auditan, sesuai dengan [kriteria
terapan]; atau
– Ikhtisar laporan keuangan adalah ikhtisar wajar dari laporan keuangan
auditan, sesuai dengan [kriteria terapan].
20. BENTUK OPINI - LANJUTAN
• Jika peraturan perundang-undangan menentukan penggunaan
kata-kata tertentu tentang opini, auditor harus:
– Menerapkan prosedur yang dijelaskan dalam paragraf 8 dan prosedur
lainnya yang dianggap perlu; dan
– Mengevaluasi apakah pemakai ikhtisar laporan keuangan kemungkinan
salah dalam memahami opini auditor dan mengevaluasi apakah diperlukan
penjelasan tambahan dalam laporan.
21. WAKTU PEKERJAAAN &
PERISTIWA SESUDAH TANGGAL LAPORAN
• Laporan auditor atas ikhtisar laporan keuangan dapat diberi
tanggal sesudah tanggal laporan auditor atas laporan keuangan
auditan.
• Auditor mungkin akan mengetahui adanya fakta yang ada pada
tanggal laporan auditor atas laporan keuangan auditan namun
sebelumnya tidak diketahui oleh auditor.
22. ATURAN LAIN
distribusi atau
penggunaan
laporan auditor
atas laporan
keuangan auditan
dibatasi
laporan keuangan
auditan disusun
sesuai dengan
suatu kerangka
khusus
maka auditor harus mencantumkan
pembatasan serupa atau memperingatkan
dalam laporan auditor atas ikhtisar laporan
keuangan
22
Ketika…
Atau…
23. ATURAN LAIN – LANJUTAN
Jika laporan keuangan auditan
berisi informasi komparatif, namun
ikhtisar laporan keuangan tidak
memuatnya.
Auditor harus menentukan apakah
tidak dicantumkannya informasi
tersebut merupakan hal yang wajar
dalam kondisi perikatan.
Auditor harus mengevaluasi apakah
informasi tambahan yang tidak diaudit
yang disajikan bersama dengan ikhtisar
laporan keuangan secara jelas dapat
dibedakan dari ikhtisar laporan keuangan.
24. PERBEDAAN
• SA 800 – 810 tidak secara khusus mengatur beberapa hal telah
diatur pada SA 600 terdahulu seperti:
– SA 622: Perikatan untuk Menerapkan Prosedur yang Disepakati atas Unsur,
Akun, atau Pos Tertentu dalam Laporan Keuangan.
– SA 623: Laporan Khusus.
– SA 625: Laporan tentang Penerapan Prinsip Akuntasi.
– SA 634: Surat untuk Penjamin Emisi dan Pihak Tertentu Lain yang Meminta.
25. PERBEDAAN - LANJUTAN
• SA 800 – 810 juga tidak melingkupi topik khusus seperti yang
sebelumnya diatur pada SA 700 seperti
– SA 710: Pertimbangan Khusus dalam Audit Bisnis Kecil.
– SA 722: Informasi Keuangan Intern.
• SA 800 – 810 juga tidak audit kepatuhan seperti yg sebelumnya
diatur pada SA 800
– SA 801: Audit Kepatuhan yang Diterapkan atas Entitas Pemerintah dan
Penerima Lain Bantuan Keuangan Pemerintah.
– SA 9801: Pelaporan Audit Laporan Keuangan Entitas Pemerintah dan
Penerima Bantuan Keuangan Pemerintah yan Pelakukan Penawaran Efek
Melalui Pasar Modal.
SA ini ditulis dalam konteks suatu set lengkap laporan keuangan yang disusun sesuai dengan kerangka bertujuan khusus. SPA 805 mengatur pertimbangan khusus yang relevan dengan suatu audit atas suatu laporan keuangan tunggal atau atas suatu unsur, akun, atau pos laporan keuangan tertentu.
Untuk tujuan SA, istilah di bawah ini memiliki makna yang dijelaskan sebagai berikut:
Laporan keuangan bertujuan khusus—Laporan keuangan yang disusun sesuai dengan suatu kerangka bertujuan khusus. (Ref: Para. A4)
Kerangka bertujuan khusus—Suatu kerangka pelaporan keuangan yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi keuangan bagi pengguna tertentu. Kerangka pelaporan keuangan dapat berupa suatu kerangka penyajian wajar atau kerangka kepatuhan. (Ref: Para. A1-A4)
Butir 1: dan jika diperlukan, pengguna yang dituju, atau pengacuan pada suatu catatan atas laporan keuangan yang berisi informasi tentang hal tersebut; dan
Butir 3: isi paragraf: bahwa laporan keuangan disusun sesuai dengan suatu kerangka bertujuan khusus dan bahwa, sebagai akibatnya, laporan keuangan belum tentu sesuai untuk tujuan lain. Auditor harus mencantumkan paragraf ini dengan menggunakan suatu judul yang tepat.
Tambahan butir 1: Hal ini karena kerangka bertujuan khusus belum tentu mematuhi seluruh ketentuan kerangka pelaporan keuangan yang ditetapkan oleh organisasi pengatur standar yang memiliki wewenang atau diakui, atau oleh peraturan perundang-undangan, yang diperlukan untuk mencapai penyajian wajar laporan keuangan.
Tambahan butir 2: Dalam kondisi tersebut, laporan keuangan tersebut mungkin digunakan oleh pihak-pihak selain mereka yang sebenarnya dituju berdasarkan rancangan kerangka pelaporan keuangan. Meskipun terdapat distribusi yang luas atas laporan keuangan dalam kondisi tersebut, laporan keuangan masih dipandang sebagai laporan keuangan bertujuan khusus untuk tujuan SPA
Tambahan butir 1: Adanya ambang batas tersebut tidak membebaskan auditor dari keharusan untuk menentukan tingkat materialitas sesuai dengan SPA 320, untuk tujuan perencanaan dan pelaksanaan audit atas laporan keuangan dengan tujuan khusus
SPA 600 “Pertimbangan Khusus-Audit Laporan Keuangan Grup (Termasuk Kerja Auditor Komponen)”
Tambahan butir 1: Bila dipandang tepat, auditor harus memodifikasi opini dalam laporan keuangan tunggal atau unsur spesifik dalam laporan keuangan, atau menambahkan suatu paragraf Penekanan Suatu Hal atau paragraf Hal Lain dalam laporan auditor
Tambahan butir 2: sesuai SPA 705
Hal ini berlaku meskipun laporan auditor dalam laporan keuangan tunggal tidak diterbitkan bersamaan dengan laporan auditor yang berisi opini tidak wajar atau tidak menyatakan pendapat. Hal ini karena suatu laporan keuangan tunggal dipandang merupakan bagian utama dari laporan keuangan tersebut.
Tambahan butir 1: Namun, SPA-SPA mengharuskan auditor untuk merencanakan dan melaksanakan audit atas laporan keuangan. Atas unsur-unsur yang saling berkaitan pada laporan keuangan lengkap, pada waktu melakukan audit atas laporan keuangan tunggal atau unsur spesifik dalam laporan keuangan, mungkin auditor perlu melaksanakan prosedur yang berkaitan dengan unsur yang saling berkaitan tersebut untuk memenuhi tujuan audit.
Tambahan butir 2:
Tanggung jawab manajemen berupa:
penyusunan ikhtisar laporan keuangan yang sesuai dengan kriteria terapan;
membuat laporan keuangan auditan tersedia bagi pemakai ikhtisar laporan keuangan yang dituju tanpa adanya kesulitan yang berarti; dan
memasukkan laporan auditor atas ikhtisar laporan keuangan dalam dokumen apapun yang berisi ikhtisar laporan keuangan dan laporan tersebut dan hal tersebut mengindikasikan bahwa auditor telah melaporkan ikhtisar laporan keuangan tersebut.
Tambahan Butir 2: Dalam hal ini, auditor tidak boleh menerbitkan laporan auditor atas ikhtisar laporan keuangan sampai auditor selesai mempertimbangkan dampak fakta tersebut terhadap laporan keuangan auditan.
Auditor harus membaca informasi lain yang dicantumkan dalam suatu dokumen yang berisi ikhtisar laporan keuangan dan laporan auditor yang terkait untuk mengidentifikasi adanya ketidakkonsistenan yang material, jika ada, dengan ikhtisar laporan keuangan.
Jika auditor mengetahui bahwa entitas berencana untuk menyatakan bahwa auditor telah memberikan opini atas ikhtisar laporan keuangan dalam suatu dokumen yang memuat ikhtisar laporan keuangan, namun tidak berencana untuk mencantumkan laporan auditor terkait, auditor harus meminta manajemen untuk memasukkan laporan auditor dalam dokumen tersebut.