SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
- 1 -
BAB I
PENDAHULUAN
Kawasaki Disease (KD) juga dikenal sebagai sindrom Kawasaki, lymphnode
syndrome dan mucocutaneous lymphnode syndrome merupakan penyakit autoimun
dengan gejala pembuluh darah ukuran sedang di seluruh tubuh mengalami inflamasi.
Kawasaki disease banyak terjadi pada anak usia di bawah lima tahun. Penyakit ini
mempengaruhi beberapa sistem organ, terutama pembuluh darah, kulit, membran
mukosa, dan kelenjar limfe. Meskipun efek ke sistem organ jarang, tetapi efek yang
paling serius adalah pada organ jantung, karena dapat menyebabkan aneurisma arteri
koroner pada anak yang tidak diobati. Tanpa pengobatan, terjadinya mortalitas
mencapai 1% dalam waktu enam minggu dari onset. Bila dengan pengobatan, angka
mortalitas kurang dari 0,01% di AS.1
Kawasaki disease pertama kali dijelaskan pada tahun 1967 oleh Dr Tomisaku
Kawasaki, yang melaporkan 50 kasus penyakit khas pada anak-anak yang terlihat di
pusat kesehatan palang merah Tokyo di Jepang. Anak-anak ini mengalami demam,
ruam, injeksi konjungtival, limfadenitis leher, inflamasi pada rongga mulut dan bibir,
eritema dan, edema pada tangan dan kaki.2
Penyakit ini awalnya di anggap ringan dan self-limited. Namun laporan
berikutnya mengindikasikan bahwa hampir 2% dari pasien dengan Kawasaki disease
kemudian meninggal oleh penyakitnya. Kematian terjadi pada anak usia kurang dari
dua tahun. Anak-anak ini meninggal saat keadaannya berangsur membaik atau setelah
mereka pulih dari sakitnya. Pemeriksaan postmortem mengungkapkan oklusi
trombotik lengkap pada coronary artery aneurysms (CAAs) dengan infark miokard
sebagai penyebab langsung kematian.2
Pada tahun 1976, Melish dkk pertama kali melaporkan Kawasaki disease di
Amerika Serikat pada suatu kelompok yang terdiri dari dua belas anak dari Honolulu
yang diteliti dari tahun 1971-1973. Kawasaki disease kini diakui di seluruh dunia,
meskipun jumlah kasus terbesar berada di Jepang. Ini merupakan penyebab utama
- 2 -
dari penyakit jantung didapat pada anak-anak di negara maju dan dapat menjadi
faktor risiko penyakit jantung iskemik. Di Amerika Serikat, Kawasaki disease telah
melampaui demam rematik akut sebagai penyebab utama penyakit jantung didapat
pada anak usia kurang dari lima tahun.2
- 3 -
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Penyakit Kawasaki (PK) atau mucocutaneous lymphnodes syndrome (MCLS)
adalah suatu penyakit peradangan pada anak yang ditandai oleh demam persisten,
peradangan mukokutaneus dan adenopati servikalis, radang bibir dan rongga mulut,
dan eritema serta edema pada tangan dan kaki.2,3
2.2. Epidemiologi
Sejak awal ditemukan pada tahun 1967, lebih dari 170.000 anak telah
didiagnosis dengan KD di Jepang. Baru-baru ini, serangkaian negara Eropa seperti
Inggris dan Italia telah melaporkan kasus KD. Di Jepang, insiden tersebut
diperkirakan melebihi 1000 / 1 juta anak usia di bawah 5 tahun. Di Amerika Serikat
Epidemi sindrom Kawasaki terjadi terutama pada akhir musim dingin dan musim
semi, dengan interval 2-3 tahun. Sekitar 3000 anak dengan sindrom Kawasaki dirawat
setiap tahunnya di Amerika Serikat. Pada umur kurang dari 8 tahun, ternyata anak
Amerika–Asia lebih sering diserang dari pada anak kulit hitam (3:1). Penyakit ini
banyak menarik perhatian, karena mengakibatkan lesi arteri koronaria asimtomatik
sebagai sekuele pada 5–10% kasus.1,2,3
2.3. Etiologi
Hingga saat ini penyebab pasti belum dapat diketahui, meskipun klinis,
laboratorium dan epidemiologi mengacu kepada penyakit infeksi. Diduga penyakit ini
dipicu oleh gangguan imun yang didahului oleh proses infeksi. Walaupun Rickettsia-
like bodies telah ditemukan pada jaringan beberapa penderita, tetapi uji serologik
urnumnya negatif, demikian pula biakan negatif. Penyebab lain yang juga menjadi
perkiraan antara lain strain propionibacterium acnes yang dipindahkan oleh tungau
ke manusia, reaksi imun abnormal terhadap virus Epstein -Barr, rubeola, rubella,
hepatitis, parainfluensa, toksin yang diproduksi oleh atau reaksi imunologik terhadap
streptokokus sanguis, treponema pallidum, leptospira, brucella atau mikoplasma.1,3
- 4 -
2.4. Patofisiologi
Pada stadium awal penyakit, sel endotelial dan lapisan tengah vaskuler (tunika
media) menjadi edema, tetapi lamina elastis interna masih utuh. Lalu, kira-kira 7-9
hari setelah onset demam, masuknya netrofil pada permukaan intima, yang dengan
cepat diikuti oleh proliferasi limfosit CD8+ (sitotoksik) dan sel plasma penghasil IgA.
Sel-sel inflamasi mensekresi bermacam-macam sitokin (seperti tumor necrosing
factor (TNF), faktor pertumbuhan endotelial vaskular, faktor kemotaksis dan aktifasi
monosit), interleukin (IL, misal: IL-1, IL-4, IL-6), dan matriks metaloproteinase
(MMP, terutama MMP3 dan MMP9) yang menargetkan sel-sel endotel dan
menyebabkan serangkaian peristiwa yang menghasilkan fragmentasi lamina elastis
internal dan kerusakan vaskular.
Selama beberapa minggu atau bulan berikutnya, sel-sel inflamasi yang aktif
digantikan oleh sel fibroblas dan monosit, dan jaringan ikat fibrosa mulai terbentuk
dalam dinding pembuluh darah. Dinding intima berproliferasi dan menebal. Dinding
pembuluh akhirnya menjadi menyempit atau tersumbat akibat stenosis atau trombus.
Sebagian besar patologi dari penyakit ini disebabkan oleh vaskulitis arteri sedang.
Awalnya, neutrofil yang hadir dalam jumlah besar, tapi dengan cepat beralih dan
menyusup ke sel mononuklear, limfosit T, dan imunoglobulin A (IgA)-yang
memproduksi sel plasma. Semua peradangan melibatkan tiga lapisan pembuluh.
Selama seluruh proses, kerusakan vaskular yang terbesar adalah ketika terjadinya
peningkatan progresif jumlah trombosit dalam serum, dan ini adalah titik puncak
penyakit dengan risiko yang paling signifikan adalah kematian.3
- 5 -
2.5. Manifestasi Klinis
Sering kali penyakit ini terlupakan dan baru terdiagnosis setelah anak
menderita demam tinggi berkepanjangan dan pemeriksaan darah terhadap adanya
infeksi yang rutin dikerjakan (seperti infeksi typhus, infeksi hepatitis, tuberkulosis)
menunjukkan hasil yang negative. Pada saat yang bersamaan berbagai antibiotika
telah dicoba. Memang sebagian anak yang terjangkit baru menunjukkan gejala
Kawasaki yang khas setelah demam tinggi 5 hari. Tetapi ada petunjuk gejala inti yang
bisa dipakai sebagai pegangan untuk secara dini mencurigai anak terpapar infeksi
ini.5
2.5.1. Perjalanan penyakit
2.5.1.1. Fase Akut (10 hari pertama )
Anak tampak sangat sakit dan mudah tersinggung. Kriteria diagnostic mayor
yang ditetapkan oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC) adalah
sebagai berikut :
a. Demam mendadak tinggi selama 5 hari atau lebih. Injeksi konjungtiva bilateral.
b. Orofaringeal eritema, lidah"Strawberry", atau bibir kering merah.
c. Eritema dan edema tangan dan kaki, deskuamasi periungal.
d. Ruam eritematus umum
e. Limfadenopati serviks lebih dari 0,6 inci (1,5 cm)
f. Perikarditis, miokarditis, kardiomegali, gagal jantung, dan efusi pleura.
g.Temuan terkait lainnya termasuk meningitis, arthritis, piuria steril,muntah dan diare
- 6 -
2.5.1.2. Fase Subakut (hari 11-25)
a) Gejala akut dari tahap I mereda sampai temperatur kembali normal.
b) Anak tetap mudah tersinggung dan tidak nafsu makan.
c) Kering, celah bibir pecah.
d) Deskuamasi jari tangan dan jari kaki.
e) Trombus koroner, aneurisma, infark miokard, dan gagal jantung.
f) Trombositosis puncak pada 2 minggu.
2.5.1.3. Fase Konvalesen (6 – 8 minggu dari awitan)
Pada fase ini laju endap darah dan hitung trombosit mencapai nilai normal
kembali, dapat dijumpai garis transfersa yang dikenal sebagai “Beau’s line”.
Meskipun anak tampak menunjukkan perbaikan klinis, namun kelainan jantung dapat
berlangsung terus.
Gambar 1.a.injeksi konjungtiva bilateral tanpa eksudat pada Kawasaki6
- 7 -
Gambar 1.b.wajah pasien penyakit kawasaki
dengan injeksi konjungtiva, bibir pecah-pecah, dan skin rashes9
Gambar 2a. Lidah Strawberry9
Lidah strawberry (gambar2 B)10
- 8 -
Gambar 3 a.Eritem dan edema pada Kawasaki 6
Gambar3b.Bibir pecah-pecah dan pembengkakan
sendi jari9
Gambar 4 a.Rash pada kawasaki6
- 9 -
Gambar 4 b.skin rash dismorfik pada penyakit
kawasaki6
Gambar 5.Skin rash dan lymphadenopati
servikal (sisi kanan, diameter >1.5 cm ).9
Gambar 6.Indurasi tempat suntikan BCG.9
- 10 -
Gambar 7.Deskuamasipada Kawasaki6
Gambar 8.Beau’s line pada kawasaki6
2.6.Diagnosis
Gejala-gejala penyakit Kawasaki adalah karena peradangan sistemik. Adalah penting
untuk menyadari bahwa tidak semua gejala sering hadir pada saat yang sama, sehingga
pemeriksaan ulang mungkin diperlukan sebelum diagnosis dapat dibuat. Diagnosis penyakit
kawasaki didasarkan pada gejala klinis semata. Diagnosis penyakit kawsaki dapat ditegakkan
jika ditemukan gejala demam ditambah empat dari lima kriteria lain.Tidak ada pemeriksaan
penunjang yang dapat memastikan diagnosis. Empat atau lebih dari gejala berikut tedapat
pada (Tabel 1):7
Tabel 1. Kriteria diagnostik untuk penyakit Kawasaki
Diagnosis membutuhkan demam yang tidak jelas selama ≥ 5 hari disertai adanya ≥ 4
tanda sebagai berikut:
lidah stroberi
- 11 -
Bilateral nonexudative konjungtivitis
Limfadenopati servikal, biasanya unilateral, dengan satu node ≥ 1,5 cm
Ruam polymorphous
Perubahan Ekstremitas (eritema pada telapak tangan dan telapak kaki,
pembengkakan tangan dan kaki, deskuamasi periungual dalam fase penyembuhan)
Sumber : The Permanente Journal/ Winter 2009/ Volume 13 No. 1

awal sakit, dengan nilai rata-rata 700.000 / mm3
dan low-
density lipoprotein dan penurunan tingkat high-density lipoprotein.
aneurisma arteri koroner
Ekokardiografi
Ekokardiografi merupakan pemeriksaan yang terpenting dan harus dilakukan
pada semua pasien yang didiagnosis penyakit kawasaki atau kecurigaan penyakit
kawasaki. Tujuan ekokardiografi terutama mendeteksi kelainan arteri kororner dan
gangguan fungsi jantung yang lain. Ekokardiografi pertama dilakukan saat diagnosis
ditegakkan. Jika tidak ditemukan kelainan, ekokardiografi diulang 2 minggu setelah
awitan dan kemudian diulang lagi setelah 6 minggu sejak awitan. Jika hasilnya
normal dan laju endap darah sudah normal maka ekokardiografi tidak harus diulang
lagi. Jika ditemukan kelainan pada fase akut, ekokardiografi dapat diulang
setidaknya sekali seminggu, bahkan jika perlu tiap 48 jam untuk memantau
pertambahan dimensi aneurisma arteri koroner atau pembentukan trombus. Ukuran
normal diameter arteri koroner pada anak 2 mm dan pada remaja 5 mm. 1,8
Kementrian kesehatan Jepang mendefinisikan arteri koroner yang abnormal
dengan diameter lumen >3 mm pada anak <5 tahun dan >4 mm pada anak yang
berusia >5 tahun. Segmen arteri koroner yang sakit atau terserang dapat menunjukkan
- 12 -
tanda ireguler, diameter yang membesar dari proksimal ke distal, dinding yang
menebal atau tidak jelas atau lumen yang tidak terlihat akibat oklusi trombus. Kadang
jika bagian distal dari arteri koroner terkena, menyulitkan deteksi secara
ekokardiografi. Kelainan arteri koroner kiri lebih banyak dijumpai dari yang kanan.
Penurunan fungsi ventrikel kiri dapat dijumpai. Regurgitasi katup trikuspid, mitral
dan aorta dapat dijumpai pada 50 % anak pada fase akut, diduga akibat miokarditis,
infark miokard atau oklusi arteri koroner. Dapat juga dijumpai efusi perikardium.1,8
Gambar 8. Evaluasi penyakit Kawasaki diduga tidak lengkap.1
- 13 -
Dengan tidak adanya gold standar untuk diagnosis, algoritma ini tidak dapat
menjadi bukti melainkan mewakili pendapat komite ahli. Konsultasi dengan para ahli
harus dicari bila diperlukan. Bayi > 6 bulan demam hari ke-7 tanpa penjelasan
lainnya harus menjalani pemeriksaan laboratorium, jika bukti peradangan sistemik
ditemukan, lakukan ekokardiogram, bahkan jika bayi tidak memiliki kriteria klinis.1
2.7. Diagnosis Banding
Diagnosis banding pada kawasaki sering berkaitan dengan infeksi virus pada
tahap awal pada penyakit. Berikut ini adalah tabel perbandingan antara penyakit
kawasaki dengan infeksi lainnya.12
- 14 -
2.8 Penatalaksanaan
Oleh karena penyebab penyakit kawasaki belum diketahui, maka tidak
tersedia terapi spesifik. Pengobatan biasanya bersifat suportif. Terapi untuk
keterkaitan kardiovaskular sangat rumit dan tidak terdapat keseragaman cara
tatalaksaanya. Berbagai regimen dianjurkan untuk pengobatan penyakit kawasaki
dengan kelebihan dan kelemahannya. Untuk mengurangi resiko komplikasi,
penatalaksanaan dilakukan segera setelah kemunculan gejala dan tanda, terutama
apabila masih ada demam. Tujuan penatalaksanaan awal adalah menurunkan demam
dan inflamasi serta mencegah kerusakan jantung. Untuk mencapai tujuan itu,
penatalaksanaan awal antara lain:11
Gamaglobulin. Pemberian gamaglobulin secara intravena dapat
menurunkan resiko masalah arteri koronarius. Di masa lalu, IVIG diberikan sebagai
dosis rendah selama 4 hari (400 mg / kg / hari), namun studi baru telah menunjukkan
bahwa dosis tunggal yang tinggi lebih efektif. Dalam prakteknya saat ini, dosisnya
adalah 2 g / kg secara intravena dalam waktu 10-12 jam.
Aspirin. Aspirin dosis tinggi dapat membantu menangani inflamasi.
Aspirin juga bisa mengurangi rasa sakit dan inflamasi sendi, juga menurunkan
demam. Penanganan sindrom Kawasaki merupakan pengecualian terhadap aturan
tidak boleh menggunakan aspirin pada anak-anak. Sebagian besar ahli menggunakan
dosis tinggi aspirin untuk jangka waktu bervariasi, diikuti dengan dosis rendah aspirin
untuk efek antiplatelet. Aspirin dosis tinggi (80-100 mg / kg / hari secara oral dibagi
dalam 4 dosis) diberikan pada fase akut untuk efek anti-inflamasi. Hal ini berlanjut
sampai hari ke-14 penyakit atau sampai pasien telah afebris untuk 48-72 jam. Setelah
pasien tetap afebris untuk 48-72 jam, dosis rendah aspirin dimulai untuk aktivitas
antiplatelet nya. Dosisnya adalah 3-5 mg / kg / hari untuk total 6-8 minggu selama
pasien tidak menunjukkan bukti kelainan koroner. Untuk pasien yang memiliki
aneurisma, aspirin harus dilanjutkan sampai aneurisma resolusi atau harus dilanjutkan
tanpa batas.
- 15 -
Karena risiko komplikasi serius, penatalaksanaan awal biasanya diberikan di rumah
sakit.
Setelah penatalaksanaan awal
Setelah demam turun pasien diberikan aspirin dosis rendah selama 6 – 8
minggu, dan lebih lama jika sudah mengalami aneurisma arteri koronarius. Aspirin
membantu mencegah penggumpalan darah. Tetapi, jika pasien mengalami flu atau
cacar air (varicella/chickenpox) selama pengobatan, aspirin harus dihentikan.
Pemberian aspirin berhubungan dengan sindrom Reye, penyakit jarang dan serius
yang mempengaruhi darah, hati, dan otak anak dan remaja setelah infeksi virus.
Tanpa pengobatan, sindrom Kawasaki bertahan selama kira-kira 12 hari,
meskipun komplikasi jantung dapat muncul setelahnya dan bertahan lama. Dengan
pengobatan, pasien dapat membaik segera setelah pemberian gamaglobulin
pertama.12
Pengobatan terhadap Sindrom Kawasaki yang resisten terhadap IVIG
Pasien yang dosis kedua terapi IVIG gagal dapat diobati dengan
kortikosteroid. Metilprednisolon intravena dapat diberikan 30 mg / kg selama 2-3 jam
diberikan sekali sehari selama 1-3 hari.
Pengobatan alternatif adalah infliximab (Remicade) 5 mg / kg, yang
merupakan antibodi monoklonal tikus-manusia chimeric diarahkan terhadap tumor
necrosis factor-alpha solubel dan terikat membran. Beberapa studi telah menemukan
infliximab berguna dalam mengobati penyakit Kawasaki yang tahan terhadap IVIG.
Burns dkk melaporkan infliximab sama efektifnya dengan dosis kedua IVIG pada
pasien yang tidak respon dengan dosis pertama IVIG.
Terapi alternatif lain untuk kasus resisten antara lain siklofosfamide dengan
dan tanpa methotrexate, namun, efektivitas perawatan ini masih belum pasti karena
mereka telah digunakan hanya dalam sejumlah kecil kasus. Berikut ini adalah terapi
tambahan untuk pasien yang tidak merespon terapi konvensional.
Ulinastatin adalah inhibitor tripsin manusia dimurnikan dari urin manusia.
Telah digunakan hanya di Jepang untuk kasus-kasus yaang sukar disembuhkan dari
- 16 -
penyakit Kawasaki dan diyakini berfungsi dengan menghambat elastase neutrofil dan
sintase prostaglandin H2 pada tingkat mRNA.
Di masa depan, dengan mengidentifikasi tanda tangan genetic untuk
kelompok ini, terapi lebih agresif, seperti terapi antitoksin, plasmaferesis, atau
siklosporin A, dapat digunakan untuk mengurangi komplikasi perifer.
Observasi masalah jantung
Jika pasien menunjukkan masalah jantung, pemeriksaan lanjutan untuk
memeriksa jantung dilakukan sekitar enam sampai delapan minggu setelah penyakit
mulai. Jika pasien mengalami masalah jantung yang berkelanjutan, pasien dapat
dirujuk ke spesialis jantung anak. Pada beberapa kasus, anak dengan aneurisma arteri
koronarius membutuhkan:13
Antikoagulan. Obat-obat seperti aspirin, klopidogrel, warfarin, dan heparin
membantu mencegah pembentukan gumpalan darah.
Angioplasti arteri koronarius. Prosedur ini membuka arteri yang telah
menyempit sampai menghambat aliran darah ke jantung.
Pemasangan stent. Prosedur ini menanam alat pada arteri yang tersumbat untuk
membantu membiarkan arteri tetap terbuka dan mengurangi resiko sumbatan ulang.
Pemasangan stent dapat menemani angioplasti.
Bypass graft arteri koronarius. Operasi ini membuat saluran baru melewati arteri
yang tersumbat atau menyempit dengan mengambil pembuluh darah dari kaki, dada,
atau tangan sebagai graft.
2.9. Komplikasi dan Prognosis
Penyakit Kawasaki adalah penyebab utama penyakit jantung didapat pada
anak. Sekitar 1 dari 5 anak dengan sindrom ini mengalami masalah jantung, tetapi
hanya sedikit yang mengalami kerusakan permanen. Komplikasi jantung meliputi:
Miokarditis, Mitral regurgitasi, Disritmia, Aneurisma arteri koronaria,vaskulitis.12
- 17 -
Masing-masing komplikasi dapat menyebabkan kerusakan pada jantung.
Inflamasi arteri koronarius dapat menuju pelemahan dan penonjolan dinding arteri
(aneurisma). Aneurisma meningkatkan resiko gumpalan darah terbentuk dan
menyumbat arteri, yang dapat menyebabkan serangan jantung atau menyebabkan
perdarahan internal yang mengancam nyawa. Pada sedikit anak yang mengalami
masalah arteri koronarius, sindrom Kawasaki dapat berakibat fatal meskipun dengan
perawatan.12
Dengan penanganan tepat dan cepat, prognosis bagus. Data terbatas, tetapi di
Amerika Serikat, kematian terjadi kira-kira 1% dari anak-anak yang terkena penyakit
ini. Pada anak-anak di bawah 1 tahun, tingkat kematian melebih 4%. Pada anak-anak
berumur 1 tahun atau lebih, tingkat kematian kurang dari 1%. Rata-rata tingkat
kematian di Jepang adalah 0,1-0,3%. Puncak kematian terjadi 15-45 hari setelah onset
demam. Sampai sekarang, tidak ada kematian dilaporkan pada kasus sindrom
Kawasaki pada orang dewasa.13
- 18 -
DAFTAR PUSTAKA
1. Jane W. Newburger, Diagnosis, Treatment, and Long-Term Management of Kawasaki
Disease, P: 1708-1728, PEDIATRICS Vol. 114 No. 6 December 2004.
2. Candra K. Siregar, Kelainan Jantung Pada Penyakit Kawasaki, Lembaga Emu Kesehatan
Anak Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin/ RS Ujung Pandang, Ujung Pandang.
Hal : 38-40, Cermin Dunia Kedokteran No. 75, 2004
3. Noah S Scheinfeld, Kawasaki Disease , Available at: http://emedicine.medscape.com/
diakses 16 November 2011.
4. Mahr A. Kawasaki disease. Orphanet Encyclopedia, June 2004, P : 1-5
5. Rubiana S. Penyakit Kawasaki Penyebab Kelainan Pada Pembuluh Darah Koroner Anak,
Staf Kardiologi Anak Pelayanan Jantung Terpadu, RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta
6. Circulation . (2001) .Diagnostic Guidelines for Kawasaki Disease. Diperoleh 19 Maret
2014, dari http://circ.ahajournals.org/content/103/2/335.full.pdf+html
7. Janelle R Cox, Recognition of Kawasaki Disease, The Permanente Journal/ Winter 2009/
Volume 13 No. 1
8. Anne H. Rowley, Kawasaki Disease, In : Richard E Behrman, Nelson Textbook of
Pediatrics 17th Edition, Chapter : 156
9. Molecules to humans .(2006).Cardiovascular Lesions of Kawasaki Disease: From Genetic
Study to Clinical Management .Diperoleh 19 Maret 2014.dari http:// cdn.intechopen.com
/pdfs-wm/37890.pdf
10. Scheinfeld, Kawasaki Disease,(2014)http://emedicine.medscape.com/article/965367-
overview#aw2aab6b2b5aa)
11. Hay WW, Levin MJ, Sondheimer JM, Deferding RR. KawasakiDisease. In:Hay WW,
Levin MJ, Sondheimer JM, Deferding RR. Lange Current Diagnosis & Treatment Pediatrics.
19th ed. USA 2009: 556-7.
12. Rowley AH, Shulmen ST. KawasakiDisease. In:Behrman RE, Kleigemen RM, Jenson
HB. Nelson text bok of Pediatrics. 18th ed. Philadelphia 2007: 1036-1042.

More Related Content

Similar to Referat kawasaki-anak

Saad askep sistem imunitas hiv AKPER PEMKAB MUNA
Saad askep sistem imunitas hiv AKPER PEMKAB MUNA Saad askep sistem imunitas hiv AKPER PEMKAB MUNA
Saad askep sistem imunitas hiv AKPER PEMKAB MUNA
Operator Warnet Vast Raha
 
Askep anak acute nonlymphoid (myelogenous) leukemia (anll atau aml)
Askep anak acute nonlymphoid (myelogenous) leukemia (anll atau aml)Askep anak acute nonlymphoid (myelogenous) leukemia (anll atau aml)
Askep anak acute nonlymphoid (myelogenous) leukemia (anll atau aml)
Asep Mulyaang
 
PPT CRS MENINGITIS TB dengan tb klinis.pptx
PPT CRS MENINGITIS TB dengan tb klinis.pptxPPT CRS MENINGITIS TB dengan tb klinis.pptx
PPT CRS MENINGITIS TB dengan tb klinis.pptx
Fajri29
 

Similar to Referat kawasaki-anak (20)

Preskas ulkus dekubitus wagner 3
Preskas ulkus dekubitus wagner 3Preskas ulkus dekubitus wagner 3
Preskas ulkus dekubitus wagner 3
 
Peny kulit darurat
Peny kulit daruratPeny kulit darurat
Peny kulit darurat
 
Isi blok 12
Isi blok 12Isi blok 12
Isi blok 12
 
Saad askep sistem imunitas hiv AKPER PEMKAB MUNA
Saad askep sistem imunitas hiv AKPER PEMKAB MUNA Saad askep sistem imunitas hiv AKPER PEMKAB MUNA
Saad askep sistem imunitas hiv AKPER PEMKAB MUNA
 
Tugas pa saad AKPER PEMKAB MUNA
Tugas pa saad AKPER PEMKAB MUNA Tugas pa saad AKPER PEMKAB MUNA
Tugas pa saad AKPER PEMKAB MUNA
 
Refrat vogt
Refrat vogt Refrat vogt
Refrat vogt
 
Idiopathic trombocytopenic purpura ( itp )
Idiopathic trombocytopenic purpura ( itp )Idiopathic trombocytopenic purpura ( itp )
Idiopathic trombocytopenic purpura ( itp )
 
Saad askep sistem imunitas hiv
Saad askep sistem imunitas hivSaad askep sistem imunitas hiv
Saad askep sistem imunitas hiv
 
Tugas pa saad
Tugas pa saadTugas pa saad
Tugas pa saad
 
Askep anak acute nonlymphoid (myelogenous) leukemia (anll atau aml)
Askep anak acute nonlymphoid (myelogenous) leukemia (anll atau aml)Askep anak acute nonlymphoid (myelogenous) leukemia (anll atau aml)
Askep anak acute nonlymphoid (myelogenous) leukemia (anll atau aml)
 
Decil
DecilDecil
Decil
 
Decil
DecilDecil
Decil
 
Laporan pendahuluan hiv
Laporan pendahuluan hivLaporan pendahuluan hiv
Laporan pendahuluan hiv
 
LAPORAN KASUS WULAN RSUD KLK.pptx
LAPORAN KASUS WULAN RSUD KLK.pptxLAPORAN KASUS WULAN RSUD KLK.pptx
LAPORAN KASUS WULAN RSUD KLK.pptx
 
Ensefalitis tb
Ensefalitis tbEnsefalitis tb
Ensefalitis tb
 
KELOMPOK 1 IKK DOK ERNA.pptx
KELOMPOK 1 IKK DOK ERNA.pptxKELOMPOK 1 IKK DOK ERNA.pptx
KELOMPOK 1 IKK DOK ERNA.pptx
 
PPT CRS MENINGITIS TB dengan tb klinis.pptx
PPT CRS MENINGITIS TB dengan tb klinis.pptxPPT CRS MENINGITIS TB dengan tb klinis.pptx
PPT CRS MENINGITIS TB dengan tb klinis.pptx
 
50815971 case-varisella
50815971 case-varisella50815971 case-varisella
50815971 case-varisella
 
Saad vaskulitis jhon AKPER PEMKAB MUNA
Saad vaskulitis jhon AKPER PEMKAB MUNA Saad vaskulitis jhon AKPER PEMKAB MUNA
Saad vaskulitis jhon AKPER PEMKAB MUNA
 
Tugas jurnal-kesimpulan Hordeolum kel 3.docx
Tugas jurnal-kesimpulan Hordeolum kel 3.docxTugas jurnal-kesimpulan Hordeolum kel 3.docx
Tugas jurnal-kesimpulan Hordeolum kel 3.docx
 

Recently uploaded

Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Yudiatma1
 
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
Acephasan2
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
BagasTriNugroho5
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
Zuheri
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
NezaPurna
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
Acephasan2
 

Recently uploaded (20)

MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanLogic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
 
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
 
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxStatistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
 
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasDbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
 
CATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOAS
CATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOASCATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOAS
CATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOAS
 
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptxFRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaAsuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdfKOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
 
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
 
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
 
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptxProses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
 

Referat kawasaki-anak

  • 1. - 1 - BAB I PENDAHULUAN Kawasaki Disease (KD) juga dikenal sebagai sindrom Kawasaki, lymphnode syndrome dan mucocutaneous lymphnode syndrome merupakan penyakit autoimun dengan gejala pembuluh darah ukuran sedang di seluruh tubuh mengalami inflamasi. Kawasaki disease banyak terjadi pada anak usia di bawah lima tahun. Penyakit ini mempengaruhi beberapa sistem organ, terutama pembuluh darah, kulit, membran mukosa, dan kelenjar limfe. Meskipun efek ke sistem organ jarang, tetapi efek yang paling serius adalah pada organ jantung, karena dapat menyebabkan aneurisma arteri koroner pada anak yang tidak diobati. Tanpa pengobatan, terjadinya mortalitas mencapai 1% dalam waktu enam minggu dari onset. Bila dengan pengobatan, angka mortalitas kurang dari 0,01% di AS.1 Kawasaki disease pertama kali dijelaskan pada tahun 1967 oleh Dr Tomisaku Kawasaki, yang melaporkan 50 kasus penyakit khas pada anak-anak yang terlihat di pusat kesehatan palang merah Tokyo di Jepang. Anak-anak ini mengalami demam, ruam, injeksi konjungtival, limfadenitis leher, inflamasi pada rongga mulut dan bibir, eritema dan, edema pada tangan dan kaki.2 Penyakit ini awalnya di anggap ringan dan self-limited. Namun laporan berikutnya mengindikasikan bahwa hampir 2% dari pasien dengan Kawasaki disease kemudian meninggal oleh penyakitnya. Kematian terjadi pada anak usia kurang dari dua tahun. Anak-anak ini meninggal saat keadaannya berangsur membaik atau setelah mereka pulih dari sakitnya. Pemeriksaan postmortem mengungkapkan oklusi trombotik lengkap pada coronary artery aneurysms (CAAs) dengan infark miokard sebagai penyebab langsung kematian.2 Pada tahun 1976, Melish dkk pertama kali melaporkan Kawasaki disease di Amerika Serikat pada suatu kelompok yang terdiri dari dua belas anak dari Honolulu yang diteliti dari tahun 1971-1973. Kawasaki disease kini diakui di seluruh dunia, meskipun jumlah kasus terbesar berada di Jepang. Ini merupakan penyebab utama
  • 2. - 2 - dari penyakit jantung didapat pada anak-anak di negara maju dan dapat menjadi faktor risiko penyakit jantung iskemik. Di Amerika Serikat, Kawasaki disease telah melampaui demam rematik akut sebagai penyebab utama penyakit jantung didapat pada anak usia kurang dari lima tahun.2
  • 3. - 3 - BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Penyakit Kawasaki (PK) atau mucocutaneous lymphnodes syndrome (MCLS) adalah suatu penyakit peradangan pada anak yang ditandai oleh demam persisten, peradangan mukokutaneus dan adenopati servikalis, radang bibir dan rongga mulut, dan eritema serta edema pada tangan dan kaki.2,3 2.2. Epidemiologi Sejak awal ditemukan pada tahun 1967, lebih dari 170.000 anak telah didiagnosis dengan KD di Jepang. Baru-baru ini, serangkaian negara Eropa seperti Inggris dan Italia telah melaporkan kasus KD. Di Jepang, insiden tersebut diperkirakan melebihi 1000 / 1 juta anak usia di bawah 5 tahun. Di Amerika Serikat Epidemi sindrom Kawasaki terjadi terutama pada akhir musim dingin dan musim semi, dengan interval 2-3 tahun. Sekitar 3000 anak dengan sindrom Kawasaki dirawat setiap tahunnya di Amerika Serikat. Pada umur kurang dari 8 tahun, ternyata anak Amerika–Asia lebih sering diserang dari pada anak kulit hitam (3:1). Penyakit ini banyak menarik perhatian, karena mengakibatkan lesi arteri koronaria asimtomatik sebagai sekuele pada 5–10% kasus.1,2,3 2.3. Etiologi Hingga saat ini penyebab pasti belum dapat diketahui, meskipun klinis, laboratorium dan epidemiologi mengacu kepada penyakit infeksi. Diduga penyakit ini dipicu oleh gangguan imun yang didahului oleh proses infeksi. Walaupun Rickettsia- like bodies telah ditemukan pada jaringan beberapa penderita, tetapi uji serologik urnumnya negatif, demikian pula biakan negatif. Penyebab lain yang juga menjadi perkiraan antara lain strain propionibacterium acnes yang dipindahkan oleh tungau ke manusia, reaksi imun abnormal terhadap virus Epstein -Barr, rubeola, rubella, hepatitis, parainfluensa, toksin yang diproduksi oleh atau reaksi imunologik terhadap streptokokus sanguis, treponema pallidum, leptospira, brucella atau mikoplasma.1,3
  • 4. - 4 - 2.4. Patofisiologi Pada stadium awal penyakit, sel endotelial dan lapisan tengah vaskuler (tunika media) menjadi edema, tetapi lamina elastis interna masih utuh. Lalu, kira-kira 7-9 hari setelah onset demam, masuknya netrofil pada permukaan intima, yang dengan cepat diikuti oleh proliferasi limfosit CD8+ (sitotoksik) dan sel plasma penghasil IgA. Sel-sel inflamasi mensekresi bermacam-macam sitokin (seperti tumor necrosing factor (TNF), faktor pertumbuhan endotelial vaskular, faktor kemotaksis dan aktifasi monosit), interleukin (IL, misal: IL-1, IL-4, IL-6), dan matriks metaloproteinase (MMP, terutama MMP3 dan MMP9) yang menargetkan sel-sel endotel dan menyebabkan serangkaian peristiwa yang menghasilkan fragmentasi lamina elastis internal dan kerusakan vaskular. Selama beberapa minggu atau bulan berikutnya, sel-sel inflamasi yang aktif digantikan oleh sel fibroblas dan monosit, dan jaringan ikat fibrosa mulai terbentuk dalam dinding pembuluh darah. Dinding intima berproliferasi dan menebal. Dinding pembuluh akhirnya menjadi menyempit atau tersumbat akibat stenosis atau trombus. Sebagian besar patologi dari penyakit ini disebabkan oleh vaskulitis arteri sedang. Awalnya, neutrofil yang hadir dalam jumlah besar, tapi dengan cepat beralih dan menyusup ke sel mononuklear, limfosit T, dan imunoglobulin A (IgA)-yang memproduksi sel plasma. Semua peradangan melibatkan tiga lapisan pembuluh. Selama seluruh proses, kerusakan vaskular yang terbesar adalah ketika terjadinya peningkatan progresif jumlah trombosit dalam serum, dan ini adalah titik puncak penyakit dengan risiko yang paling signifikan adalah kematian.3
  • 5. - 5 - 2.5. Manifestasi Klinis Sering kali penyakit ini terlupakan dan baru terdiagnosis setelah anak menderita demam tinggi berkepanjangan dan pemeriksaan darah terhadap adanya infeksi yang rutin dikerjakan (seperti infeksi typhus, infeksi hepatitis, tuberkulosis) menunjukkan hasil yang negative. Pada saat yang bersamaan berbagai antibiotika telah dicoba. Memang sebagian anak yang terjangkit baru menunjukkan gejala Kawasaki yang khas setelah demam tinggi 5 hari. Tetapi ada petunjuk gejala inti yang bisa dipakai sebagai pegangan untuk secara dini mencurigai anak terpapar infeksi ini.5 2.5.1. Perjalanan penyakit 2.5.1.1. Fase Akut (10 hari pertama ) Anak tampak sangat sakit dan mudah tersinggung. Kriteria diagnostic mayor yang ditetapkan oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC) adalah sebagai berikut : a. Demam mendadak tinggi selama 5 hari atau lebih. Injeksi konjungtiva bilateral. b. Orofaringeal eritema, lidah"Strawberry", atau bibir kering merah. c. Eritema dan edema tangan dan kaki, deskuamasi periungal. d. Ruam eritematus umum e. Limfadenopati serviks lebih dari 0,6 inci (1,5 cm) f. Perikarditis, miokarditis, kardiomegali, gagal jantung, dan efusi pleura. g.Temuan terkait lainnya termasuk meningitis, arthritis, piuria steril,muntah dan diare
  • 6. - 6 - 2.5.1.2. Fase Subakut (hari 11-25) a) Gejala akut dari tahap I mereda sampai temperatur kembali normal. b) Anak tetap mudah tersinggung dan tidak nafsu makan. c) Kering, celah bibir pecah. d) Deskuamasi jari tangan dan jari kaki. e) Trombus koroner, aneurisma, infark miokard, dan gagal jantung. f) Trombositosis puncak pada 2 minggu. 2.5.1.3. Fase Konvalesen (6 – 8 minggu dari awitan) Pada fase ini laju endap darah dan hitung trombosit mencapai nilai normal kembali, dapat dijumpai garis transfersa yang dikenal sebagai “Beau’s line”. Meskipun anak tampak menunjukkan perbaikan klinis, namun kelainan jantung dapat berlangsung terus. Gambar 1.a.injeksi konjungtiva bilateral tanpa eksudat pada Kawasaki6
  • 7. - 7 - Gambar 1.b.wajah pasien penyakit kawasaki dengan injeksi konjungtiva, bibir pecah-pecah, dan skin rashes9 Gambar 2a. Lidah Strawberry9 Lidah strawberry (gambar2 B)10
  • 8. - 8 - Gambar 3 a.Eritem dan edema pada Kawasaki 6 Gambar3b.Bibir pecah-pecah dan pembengkakan sendi jari9 Gambar 4 a.Rash pada kawasaki6
  • 9. - 9 - Gambar 4 b.skin rash dismorfik pada penyakit kawasaki6 Gambar 5.Skin rash dan lymphadenopati servikal (sisi kanan, diameter >1.5 cm ).9 Gambar 6.Indurasi tempat suntikan BCG.9
  • 10. - 10 - Gambar 7.Deskuamasipada Kawasaki6 Gambar 8.Beau’s line pada kawasaki6 2.6.Diagnosis Gejala-gejala penyakit Kawasaki adalah karena peradangan sistemik. Adalah penting untuk menyadari bahwa tidak semua gejala sering hadir pada saat yang sama, sehingga pemeriksaan ulang mungkin diperlukan sebelum diagnosis dapat dibuat. Diagnosis penyakit kawasaki didasarkan pada gejala klinis semata. Diagnosis penyakit kawsaki dapat ditegakkan jika ditemukan gejala demam ditambah empat dari lima kriteria lain.Tidak ada pemeriksaan penunjang yang dapat memastikan diagnosis. Empat atau lebih dari gejala berikut tedapat pada (Tabel 1):7 Tabel 1. Kriteria diagnostik untuk penyakit Kawasaki Diagnosis membutuhkan demam yang tidak jelas selama ≥ 5 hari disertai adanya ≥ 4 tanda sebagai berikut: lidah stroberi
  • 11. - 11 - Bilateral nonexudative konjungtivitis Limfadenopati servikal, biasanya unilateral, dengan satu node ≥ 1,5 cm Ruam polymorphous Perubahan Ekstremitas (eritema pada telapak tangan dan telapak kaki, pembengkakan tangan dan kaki, deskuamasi periungual dalam fase penyembuhan) Sumber : The Permanente Journal/ Winter 2009/ Volume 13 No. 1  awal sakit, dengan nilai rata-rata 700.000 / mm3 dan low- density lipoprotein dan penurunan tingkat high-density lipoprotein. aneurisma arteri koroner Ekokardiografi Ekokardiografi merupakan pemeriksaan yang terpenting dan harus dilakukan pada semua pasien yang didiagnosis penyakit kawasaki atau kecurigaan penyakit kawasaki. Tujuan ekokardiografi terutama mendeteksi kelainan arteri kororner dan gangguan fungsi jantung yang lain. Ekokardiografi pertama dilakukan saat diagnosis ditegakkan. Jika tidak ditemukan kelainan, ekokardiografi diulang 2 minggu setelah awitan dan kemudian diulang lagi setelah 6 minggu sejak awitan. Jika hasilnya normal dan laju endap darah sudah normal maka ekokardiografi tidak harus diulang lagi. Jika ditemukan kelainan pada fase akut, ekokardiografi dapat diulang setidaknya sekali seminggu, bahkan jika perlu tiap 48 jam untuk memantau pertambahan dimensi aneurisma arteri koroner atau pembentukan trombus. Ukuran normal diameter arteri koroner pada anak 2 mm dan pada remaja 5 mm. 1,8 Kementrian kesehatan Jepang mendefinisikan arteri koroner yang abnormal dengan diameter lumen >3 mm pada anak <5 tahun dan >4 mm pada anak yang berusia >5 tahun. Segmen arteri koroner yang sakit atau terserang dapat menunjukkan
  • 12. - 12 - tanda ireguler, diameter yang membesar dari proksimal ke distal, dinding yang menebal atau tidak jelas atau lumen yang tidak terlihat akibat oklusi trombus. Kadang jika bagian distal dari arteri koroner terkena, menyulitkan deteksi secara ekokardiografi. Kelainan arteri koroner kiri lebih banyak dijumpai dari yang kanan. Penurunan fungsi ventrikel kiri dapat dijumpai. Regurgitasi katup trikuspid, mitral dan aorta dapat dijumpai pada 50 % anak pada fase akut, diduga akibat miokarditis, infark miokard atau oklusi arteri koroner. Dapat juga dijumpai efusi perikardium.1,8 Gambar 8. Evaluasi penyakit Kawasaki diduga tidak lengkap.1
  • 13. - 13 - Dengan tidak adanya gold standar untuk diagnosis, algoritma ini tidak dapat menjadi bukti melainkan mewakili pendapat komite ahli. Konsultasi dengan para ahli harus dicari bila diperlukan. Bayi > 6 bulan demam hari ke-7 tanpa penjelasan lainnya harus menjalani pemeriksaan laboratorium, jika bukti peradangan sistemik ditemukan, lakukan ekokardiogram, bahkan jika bayi tidak memiliki kriteria klinis.1 2.7. Diagnosis Banding Diagnosis banding pada kawasaki sering berkaitan dengan infeksi virus pada tahap awal pada penyakit. Berikut ini adalah tabel perbandingan antara penyakit kawasaki dengan infeksi lainnya.12
  • 14. - 14 - 2.8 Penatalaksanaan Oleh karena penyebab penyakit kawasaki belum diketahui, maka tidak tersedia terapi spesifik. Pengobatan biasanya bersifat suportif. Terapi untuk keterkaitan kardiovaskular sangat rumit dan tidak terdapat keseragaman cara tatalaksaanya. Berbagai regimen dianjurkan untuk pengobatan penyakit kawasaki dengan kelebihan dan kelemahannya. Untuk mengurangi resiko komplikasi, penatalaksanaan dilakukan segera setelah kemunculan gejala dan tanda, terutama apabila masih ada demam. Tujuan penatalaksanaan awal adalah menurunkan demam dan inflamasi serta mencegah kerusakan jantung. Untuk mencapai tujuan itu, penatalaksanaan awal antara lain:11 Gamaglobulin. Pemberian gamaglobulin secara intravena dapat menurunkan resiko masalah arteri koronarius. Di masa lalu, IVIG diberikan sebagai dosis rendah selama 4 hari (400 mg / kg / hari), namun studi baru telah menunjukkan bahwa dosis tunggal yang tinggi lebih efektif. Dalam prakteknya saat ini, dosisnya adalah 2 g / kg secara intravena dalam waktu 10-12 jam. Aspirin. Aspirin dosis tinggi dapat membantu menangani inflamasi. Aspirin juga bisa mengurangi rasa sakit dan inflamasi sendi, juga menurunkan demam. Penanganan sindrom Kawasaki merupakan pengecualian terhadap aturan tidak boleh menggunakan aspirin pada anak-anak. Sebagian besar ahli menggunakan dosis tinggi aspirin untuk jangka waktu bervariasi, diikuti dengan dosis rendah aspirin untuk efek antiplatelet. Aspirin dosis tinggi (80-100 mg / kg / hari secara oral dibagi dalam 4 dosis) diberikan pada fase akut untuk efek anti-inflamasi. Hal ini berlanjut sampai hari ke-14 penyakit atau sampai pasien telah afebris untuk 48-72 jam. Setelah pasien tetap afebris untuk 48-72 jam, dosis rendah aspirin dimulai untuk aktivitas antiplatelet nya. Dosisnya adalah 3-5 mg / kg / hari untuk total 6-8 minggu selama pasien tidak menunjukkan bukti kelainan koroner. Untuk pasien yang memiliki aneurisma, aspirin harus dilanjutkan sampai aneurisma resolusi atau harus dilanjutkan tanpa batas.
  • 15. - 15 - Karena risiko komplikasi serius, penatalaksanaan awal biasanya diberikan di rumah sakit. Setelah penatalaksanaan awal Setelah demam turun pasien diberikan aspirin dosis rendah selama 6 – 8 minggu, dan lebih lama jika sudah mengalami aneurisma arteri koronarius. Aspirin membantu mencegah penggumpalan darah. Tetapi, jika pasien mengalami flu atau cacar air (varicella/chickenpox) selama pengobatan, aspirin harus dihentikan. Pemberian aspirin berhubungan dengan sindrom Reye, penyakit jarang dan serius yang mempengaruhi darah, hati, dan otak anak dan remaja setelah infeksi virus. Tanpa pengobatan, sindrom Kawasaki bertahan selama kira-kira 12 hari, meskipun komplikasi jantung dapat muncul setelahnya dan bertahan lama. Dengan pengobatan, pasien dapat membaik segera setelah pemberian gamaglobulin pertama.12 Pengobatan terhadap Sindrom Kawasaki yang resisten terhadap IVIG Pasien yang dosis kedua terapi IVIG gagal dapat diobati dengan kortikosteroid. Metilprednisolon intravena dapat diberikan 30 mg / kg selama 2-3 jam diberikan sekali sehari selama 1-3 hari. Pengobatan alternatif adalah infliximab (Remicade) 5 mg / kg, yang merupakan antibodi monoklonal tikus-manusia chimeric diarahkan terhadap tumor necrosis factor-alpha solubel dan terikat membran. Beberapa studi telah menemukan infliximab berguna dalam mengobati penyakit Kawasaki yang tahan terhadap IVIG. Burns dkk melaporkan infliximab sama efektifnya dengan dosis kedua IVIG pada pasien yang tidak respon dengan dosis pertama IVIG. Terapi alternatif lain untuk kasus resisten antara lain siklofosfamide dengan dan tanpa methotrexate, namun, efektivitas perawatan ini masih belum pasti karena mereka telah digunakan hanya dalam sejumlah kecil kasus. Berikut ini adalah terapi tambahan untuk pasien yang tidak merespon terapi konvensional. Ulinastatin adalah inhibitor tripsin manusia dimurnikan dari urin manusia. Telah digunakan hanya di Jepang untuk kasus-kasus yaang sukar disembuhkan dari
  • 16. - 16 - penyakit Kawasaki dan diyakini berfungsi dengan menghambat elastase neutrofil dan sintase prostaglandin H2 pada tingkat mRNA. Di masa depan, dengan mengidentifikasi tanda tangan genetic untuk kelompok ini, terapi lebih agresif, seperti terapi antitoksin, plasmaferesis, atau siklosporin A, dapat digunakan untuk mengurangi komplikasi perifer. Observasi masalah jantung Jika pasien menunjukkan masalah jantung, pemeriksaan lanjutan untuk memeriksa jantung dilakukan sekitar enam sampai delapan minggu setelah penyakit mulai. Jika pasien mengalami masalah jantung yang berkelanjutan, pasien dapat dirujuk ke spesialis jantung anak. Pada beberapa kasus, anak dengan aneurisma arteri koronarius membutuhkan:13 Antikoagulan. Obat-obat seperti aspirin, klopidogrel, warfarin, dan heparin membantu mencegah pembentukan gumpalan darah. Angioplasti arteri koronarius. Prosedur ini membuka arteri yang telah menyempit sampai menghambat aliran darah ke jantung. Pemasangan stent. Prosedur ini menanam alat pada arteri yang tersumbat untuk membantu membiarkan arteri tetap terbuka dan mengurangi resiko sumbatan ulang. Pemasangan stent dapat menemani angioplasti. Bypass graft arteri koronarius. Operasi ini membuat saluran baru melewati arteri yang tersumbat atau menyempit dengan mengambil pembuluh darah dari kaki, dada, atau tangan sebagai graft. 2.9. Komplikasi dan Prognosis Penyakit Kawasaki adalah penyebab utama penyakit jantung didapat pada anak. Sekitar 1 dari 5 anak dengan sindrom ini mengalami masalah jantung, tetapi hanya sedikit yang mengalami kerusakan permanen. Komplikasi jantung meliputi: Miokarditis, Mitral regurgitasi, Disritmia, Aneurisma arteri koronaria,vaskulitis.12
  • 17. - 17 - Masing-masing komplikasi dapat menyebabkan kerusakan pada jantung. Inflamasi arteri koronarius dapat menuju pelemahan dan penonjolan dinding arteri (aneurisma). Aneurisma meningkatkan resiko gumpalan darah terbentuk dan menyumbat arteri, yang dapat menyebabkan serangan jantung atau menyebabkan perdarahan internal yang mengancam nyawa. Pada sedikit anak yang mengalami masalah arteri koronarius, sindrom Kawasaki dapat berakibat fatal meskipun dengan perawatan.12 Dengan penanganan tepat dan cepat, prognosis bagus. Data terbatas, tetapi di Amerika Serikat, kematian terjadi kira-kira 1% dari anak-anak yang terkena penyakit ini. Pada anak-anak di bawah 1 tahun, tingkat kematian melebih 4%. Pada anak-anak berumur 1 tahun atau lebih, tingkat kematian kurang dari 1%. Rata-rata tingkat kematian di Jepang adalah 0,1-0,3%. Puncak kematian terjadi 15-45 hari setelah onset demam. Sampai sekarang, tidak ada kematian dilaporkan pada kasus sindrom Kawasaki pada orang dewasa.13
  • 18. - 18 - DAFTAR PUSTAKA 1. Jane W. Newburger, Diagnosis, Treatment, and Long-Term Management of Kawasaki Disease, P: 1708-1728, PEDIATRICS Vol. 114 No. 6 December 2004. 2. Candra K. Siregar, Kelainan Jantung Pada Penyakit Kawasaki, Lembaga Emu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin/ RS Ujung Pandang, Ujung Pandang. Hal : 38-40, Cermin Dunia Kedokteran No. 75, 2004 3. Noah S Scheinfeld, Kawasaki Disease , Available at: http://emedicine.medscape.com/ diakses 16 November 2011. 4. Mahr A. Kawasaki disease. Orphanet Encyclopedia, June 2004, P : 1-5 5. Rubiana S. Penyakit Kawasaki Penyebab Kelainan Pada Pembuluh Darah Koroner Anak, Staf Kardiologi Anak Pelayanan Jantung Terpadu, RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta 6. Circulation . (2001) .Diagnostic Guidelines for Kawasaki Disease. Diperoleh 19 Maret 2014, dari http://circ.ahajournals.org/content/103/2/335.full.pdf+html 7. Janelle R Cox, Recognition of Kawasaki Disease, The Permanente Journal/ Winter 2009/ Volume 13 No. 1 8. Anne H. Rowley, Kawasaki Disease, In : Richard E Behrman, Nelson Textbook of Pediatrics 17th Edition, Chapter : 156 9. Molecules to humans .(2006).Cardiovascular Lesions of Kawasaki Disease: From Genetic Study to Clinical Management .Diperoleh 19 Maret 2014.dari http:// cdn.intechopen.com /pdfs-wm/37890.pdf 10. Scheinfeld, Kawasaki Disease,(2014)http://emedicine.medscape.com/article/965367- overview#aw2aab6b2b5aa) 11. Hay WW, Levin MJ, Sondheimer JM, Deferding RR. KawasakiDisease. In:Hay WW, Levin MJ, Sondheimer JM, Deferding RR. Lange Current Diagnosis & Treatment Pediatrics. 19th ed. USA 2009: 556-7. 12. Rowley AH, Shulmen ST. KawasakiDisease. In:Behrman RE, Kleigemen RM, Jenson HB. Nelson text bok of Pediatrics. 18th ed. Philadelphia 2007: 1036-1042.