Dokumen tersebut membahas tentang epidemiologi penyakit tidak menular khususnya hipertensi. Hipertensi dijelaskan sebagai peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik yang berlangsung dalam jangka panjang. Dokumen ini juga menjelaskan definisi, klasifikasi, gejala, faktor risiko, komplikasi, dan pencegahan hipertensi.
1. EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TIDAK MENULAR
ARDIAN S. LEKY
(1807010252)
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
2020
2. Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah
peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg
dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada
dua kali pengukuran dengan selang waktu 5 menit
dalam keadaan cukup istirahat/tenang.
3. HIPERTENSI
WHO, 2013
Suatu keadaan ketika tekanan darah di pembuluh darah meningkat secara
kronis.Tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥ 90
mmHg.
American Society of
Hypertention (ASH)
Suatu sindrom atau kumpulan gejala kardiovaskuler yang
progresif sebagai akibat dari kondisi lain yang kompleks dan
saling berhubungan
Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam jangka waktu lama
(persisten) dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal),
jantung (PJK) dan otak (stroke) bila tidak dideteksi secara dini dan
mendapat pengobatan yang memadai.
4. Kategori Tekanan Darah Sistol
(mmHg)
Tekanan Darah Diastol
(mmHg)
Optimal
Normal
Tinggi
< 120
< 130
130-139
< 80
< 85
85-89
Tingkat 1 (Hipertensi
Ringan)
Sub-group: perbatasan
140-159
140-149
90-99
90-94
Tingkat 2 (Hipertensi
Sedang)
160-179 100-109
Tingkat 3 (Hipertensi Berat) ≥ 180 ≥ 110
Hipertensi Sistol Terisolasi
(Isolated Systolic
Hypertention)
Sub-group: perbatasan
≥ 140
140-149
< 90
< 90
KLASIFIKASI HIPERTENSI (WHO)
5. Klasifikasi tekanan darah menurut Joint National Committee on
Direction, Evaluation and Treatment of High Blood Preasure
Klasifikasi Tekanan Darah Sistol (mmHg) Tekanan Darah Diastol (mmHg)
Normal < 120 < 80
Prehipertensi 120-139 80-89
Hipertensi
Stage 1
140-159 90-99
Hipertensi
Stage 2
160 atau > 160 100 atau > 100
6. Riskesdas 2018 menyatakan prevalensi hipertensi berdasarkan hasil
pengukuran pada panduduk usia ≥ 18 tahun sebesar 34,1% tertinggi di
Kalimantan Selatan (44,1%), terendah di Papua (22,2%).
Estimasi jumlah kasus di Indonesia
63.309.620 orang
Angka kematian akibat hipertensi sebesar
427.218 kematian
7.
8. Penyebabnya tidak diketahui (idiopatik),
walaupun dikatakan dengan kombinasi faktor
gaya hidup seperti kurang bergerak
(inaktivitas) dan pola makan
Diketahui penyebabnya. Pada sekitar 5-10%
penderita HT, penyebabnya adalah penyakit ginjal.
1-2% penyebabnya adalah kelainan hormonal atau
peakaian obat tertentu (Misal Pil KB)
Jenis Hipertensi
Berdasarkan Penyebabnya
HT
Primer
(Esensial)
HT
Sekunder
(Non-
Esensial)
9. 1. Hipertensi Diastolik
2. Hipertensi Sistolik
3. Hipertensi Campuran
Jenis Hipertensi
Berdasar Bentuk
Hipertensi Ditandai dengan peningkatan tekanan darah pada
pembuluh darah aeteri paru-paru yang menyebabkan
sesak napas, pusing dan pingsan pada saat melakukan
aktivitas.
Hipertensi Pulmonal
11. • Orang yang tidak aktif cenderung mempunyai detak jantung lebih cepat dan otot
jantung harus bekerja lebih keras pada setiap kontraksi.
• Semakin keras dan sering jantung harus memompa semakin besar pula kekuatan yang
mendesak arteri.
Aktifitas fisik yang kurang beresiko 2,67X menderita hipertensi dibandingkan
dengan yang sering beraktifitas fisik/olahraga
(Mannan, 2013)
12.
13. • Sodium adalah penyebab penting dari hipertensi esensial.
• Asupan garam yang tinggi akan menyebabkan pengeluaran berlebihan
dari hormon natriouretik yang secara tidak langsung akan
meningkatkan tekanan darah.
• Asupan garam tinggi yang dapat menimbulkan perubahan tekanan
darah yang dapat terdeteksi adalah lebih dari 14 gram per hari atau
jika dikonversi kedalam takaran sendok makan adalah lebih dari dua
sendok makan.
14. • Nikotin yang beredar di dalam tubuh akan memberi sinyal kepada otak
untuk melepaskan hormon adrenalin. Adanya hormon ini akan membuat
pembuluh darah menjadi menyempit dan memaksa jantung untuk
bekerja lebih berat.
• Tar yang masuk ke dalam darah dapat memaksa jantung bekerja dan
memompa darah lebih kuat, sehingga dapat meningkatkan tekanan
darah di dalam tubuh.
• Karbon monoksida. Zat ini dapat mengikat hemoglobin di dalam darah
sekaligus mengentalkan darah, sehingga mudah menempel di dinding
pembuluh darah. Pembuluh darah akan menyempit dan akhirnya
memaksa jantung untuk memompa darah lebih cepat.
15. • Adanya faktor genetik pada keluarga akan menyebabkan keluarga
beresiko menderita hipertensi.
• Hal ini berhubungan dengan peningkatan kadar sodium intraseluler
dan rendahnya rasio potassium terhadap sodium.
• Individu dengan orang tua yang memiliki riwayat hipertensi
mempunyai resiko 2X lebih besar untuk menderita hipertensi dari
pada orang yang tidak mempunyai keluarga dengan riwayat
hipertensi.
16. Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria sama dengan wanita.
Namun wanita terlindung dari penyakit kardiovasikuler sebelum
menopause. Wanita yang bemum mengalami menopause dilindungi
oleh hormone estrogen yang berperan dalam peningkatan kadar
High Dnsity Lipoprotein (HDL). Kadar kolestrol HDR yang tinggi
merupakan faktor pelindung dalam terjadinya proses
aterosklerosis. Pada premenopause wanita mulai kehilangan
sedikit demi sedikit hormone estrogen yang selama ini melindungi
pembuluh dari kerusakan seiring bertambahnya usia.
17. • Kopi merupakan minuman stimulant yang dikonsumsi secara luas di
seluruh dunia. Kopi dapat meningkatkan secara akut tekanan darah
dengan memblok reseptor vasodilatasi adenosin yang meningkatkan
nerepinefrin plasma.
• Minum 2-3 kali cangkir kopi akan meningkatkan tekanan darah secara
akut, dengan variasi yang luas antara individu dari 3/4 mmHg sampai 15/13
mmHg. Tekanan darah akan mencapai puncak dalam satu jam dan kembali
ke tekanan darah dasar setelah empat jam.
18. • Obesitas diketahui sebagai hasil kombinasi disfungsi pusat
makan di otak, ketidakseimbangan asupan energi dan
pengeluaran serta genetic.
• Pada obesitas, lemak visceral mengakibatkan resistensi
insulin, akibatnya terjadi peningkatan absorbsi Na oleh ginjal
sehingga dapat terjadi hipertensi.
19. TANDA DAN GEJALA HIPERTENSI
• Bercak merah pada mata,
• Wajah memerah,
• Pusing,
• Sakit kepala,
• Sesak napas,
• Terdapat darah di dalam urin,
• Detak jantung tidak beraturan,
• Hidung mengeluarkan darah atau
mimisan
21. Tahap Pre-Patogenesis
Pada keadaan ini penyakit belum
ditemukan oleh karena pada umumnya
daya tahan tubuh pejamu masih kuat.
Dengan perkataan lain seseorang berada
dalam keadaan sehat.
22. • Tahap Inkubasi
Perjalanan penyakit hipertensi
sangat perlahan. Penderita
hipertensi mungkin tak
menunjukkan gejala selama
bertahun-tahun. Masa laten ini
menyelubungi perkembangan
penyakit sampai terjadi kerusakan
organ yang bermakna.
Tahap Patogenesis
23. Tahap Patogenesis
• Tahap Penyakit Dini
Peningkatan tekanan darah merupakan
satu-satunya tanda pada hipertensi ringan.
Bergantung pada tingginya tekanan darah
gejala yang timbul dapat berbeda-beda,
hipertensi baru tampak bila telah terjadi
komplikasi pada organ target/vital seperti
ginjal, jantung, otak, dan mata
24. Tahap Patogenesis
• Tahap Penyakit Lanjut
Gagal jantung, gangguan penglihatan,
gangguan neurology, dan gangguan fungsi
ginjal paling banyak ditemukan pada
hipertensi berat.
25. Tahap PASCA Patogenesis
• Tahap Akhir Penyakit
Tahap Akhir Penyakit hipertensi: Komplikasi
(infark miokardium, stroke, gagal ginjal)
hingga mengalami kematian
(Priyanto, 2008).
28. Kerusakan Pada Jantung
Jika tekanan darah tidak terkendali
dan terlalu tinggi, kondisi tersebut
dapat merusak fungsi jantung Anda
dan menimbulkan beberapa
komplikasi hipertensi, seperti
penyakit jantung koroner, pembesaran
jantung bagian kiri, serangan jantung,
dan gagal jantung.
32. Kesulitan dalam mengingat
Penyempitan atau penyumbatan
pembuluh darah pada penderita
hipertensi dapat menyebabkan
komplikasi berupa
bermasalahnya suplai darah
menuju otak. Hal ini yang dapat
meningkatkan risiko terjadinya
komplikasi hipertensi berupa
demensia.
33.
34. OBAT HIPERTENSI:
• Diuretika
• Alfa-Blocker
• Beta-Blocker
• Vasodilator
• Antagonis kalsium,
• Penghambat ACE
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya untuk menurunkan tekanan
darah saja, namun mengurangi dan mencegah komplikasi akibat
hipertensi agar penderita dapat bertambah kuat.
38. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier silaksanakan agar penderita hipertensi
terhindar dari komplikasi yang lebih lanjut serta untuk
meningkatkan kualitas hidup dan memperpanjang lama ketahanan
hidup (Kemenkes RI, 2012).
Hipertensi ini merupakan silent killer dimana gejal dapat bervariasi pada masing-masing individu dan hamper sama dengan gejala penyakit lainnya.
Hipertensi diastolic yatu peninggian tekanan pada diastolic
Hipertensi sistolik yatu peninggian tekanan pada sistolik
Hipertensi campuran yaitu peninggian tekanan pada diastolic dan sistolik
Kurangnya aktifitas fiisik menaikan risikotekanan darah tinggi karena bertambahnya risiko untuk menjadi gemuk. Orang-orang yang tidak aktifcenderung mempunyai detak jantung lebih cepat dan otot jantung harus bekerja lebih keras pada setiap kontraksi,semakin keras dan semakin sering jantung harus memompa semakin besar pula kekuatan yang mendesak arteri. Olahraga yang teratur dapat menurunkan tahanan perifer yang akan menurungkan tekanan darah (untuk hipertensi) dan melatih otot jantung untuk terbiasa melakukan pekerjaan yang lebih
Beberapa penelituan menunjukan bahwa dengan berolahraga dapat menurunkan tekanan darah. Hal tersebut juga diperkuat dengan penelitian oleh mannan (2013), menunjukan bahwa aktifitas fisik yang kurang berisiko 2,67 x menderita hipertensi dibandingkan dengan yang sering beraktifvitas fisik/olahraga.aktivitas fisik menuurunkan risiko terjadinya hipertensi dan diabetes. Mekanismenya melibatkan perubahan berat badan dan toleransi glukosa
Stres merupakan rasa takut dan cemas dari perasaan dan tubuh seseorang terhadap adanya perubahan dari lingkungan
Apabila ada sesuatu hal mengancam secara fisiologis, kelenjar pituitary otak akan mengirimkan hormone kelenjar endokrin kedalam darah, hormone ini berfingsi untuk mengaktifkan hormone adrenalin hidrokosrtison, sehingga membuat tubuh dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan yang terjadi.
Hormone adrenalin akan meningkat sewaktu kita stres, dan itu bisa mengakibatkan jantung memompa darah lebih cepat sehingga tekanan darahpun meningkat secara alamiah. Dalam kondisi seperti ini seseorang akan merasakan detak jantung yang lebih cepat dan keringat dingin yang mengalir di daerah tengkuk.
Merokok menyebabkan lonjakan langsung dalam tekanan darah, serta dapat meningkatkan kadar tekanan darah sistolik sebanyak empat mmHg. Nikotin dalam produk tembakau memacu sistem saraf untuk melepaskan zat kimia yang dapat menyempitkan pembuluh darah dan berkontribusi terhadap tekanan darah tinggi.
Adanya faktor genetic pada keluarga akan menyebabkan kelurga berisiko menderita hipertensi. Hal ini berhubungan dengan peningkatan kadar sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara potasium terhadap sodium.individu dengan orang tua dengan hipertensi mempunyai risiko 2x kali lebih besar untuk menderita hipertensi dari pada orang yang tidak mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi. Hipertensi dapat diakibatkan karena mutase gen tunggal.
Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria sama dengan wanita. Namun wanita terlindungi dari penyakit kardiovaskuler sebelum menopause.wanita yang belum mengalami menopause dilindungi oleh hormone estrogen yang berperan dalam meningkatkan kadar high density lipoprotein (HDL). Kadar kolesterol HDL yang tinggi merupakan faktor pelindung dalam mencegah terjadinya proses ateroklerosis. Pada premenopause wanita mulai kehilangan sedikit demi sedikit hormone esterogen yang selama ini melindungi pembuluh darah dari kerusakan seiring berjalannya waktu
Seorang mungkin benar-benar tidak menyadari bahwa ia mengalami tekanan darah tinggi yang berbahaya. Alasan utama untuk masalah ini adalah bahwa tekanan darah tinggi atau hipertensi yang tidak terdiagnosis sering kali tidak menampilkan tanda dan gejala. Satu-satunya cara jitu untuk memastikan gejala darah tinggi atau hipertensi adalah melalui tes tekanan darah secara teratur.
Pembuluh arteri yang sehat memiliki bentuk yang elastis, kuat, dan fleksibel. Namun, jika Anda menderita hipertensi yang tidak segera ditangani di awal, akan muncul komplikasi akibat kenaikan darah yang tidak terkendali. Kemungkinan komplikasi yang dapat Anda alami akibat hipertensi adalah pembuluh arteri menyempit dan rusak dan penyakit arteri perifer.
Retinopati hipertensi adalah kerusakan pada retina dan pembulu darah di sekitar retina yang disebabkan oleh tekanan darah tinggi. Hipertensi bisa membuat pembuluh darah di retina menebal. Penebalan ini memicu penyempitan pembuluh yang kemudia menghambat darah mengalir ke retina. Akhirnya, fungsi retina terganggu dan menimbulkan gangguan penglihatan.
Penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah pada penderita hipertensi dapat menyebabkan komplikasi berupa bermasalahnya suplai darah menuju otak. Hal ini yang dapat meningkatkan risiko terjadinya komplikasi hipertensi berupa demensia. Demensia merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan gejala-gejala hilang ingatan, kebingungan, sulit berbicara, serta sulit memahami atau menerima informasi.
Diuretika, obat yang memperbanyak urin, mempertinggi pengeluaran garam (NaCl) dengan turunnya kadar Na+, maka tekanan darah akan turun dan efek hipotensifnya kurang kuat. Obat yang sering digunakan adalah obat yang daya kerjanyan panjang sehingga dapat digunakan dosis tunggal, diutamakan diuretika yang hemat kalium.
Alfa-Blocker, adalah obat yang dapat memblokir reseptor alfa dan menyebabkan vasodilataso dan turunnya tekana darah. Obat yang termasuk jenis alfa-blocker adalah Prazosin dan Terazosin.
Beta-blocker, diduga kerjanya berdasarkan beta blokase pada jantung sehingga mengurangi daya dan frekuensi kontrasi jantung, dengan demikian tekanan darah akan menurun dan daya hipotesisnya baik. Obat yang termasuk jenis ini yaitu Propanolol, Atenolol, Pindolol, dsb.
Vasodilator, dapat langsung mengembangkan dinding arteriole sehingga daya tahan pembuluh perifer berkurang dan tekanan darah menurun. Obat yang termasuk jenis ini yaitu Hidrajazine dan Ecarazine.
Antagonis kalsium, menghambat pemasukan ion kalsium kedalam otot polos pembuluh dengan efek vasodilatsi dan turunnya tekanan darah. Obat yang termasuk jenis ini yaitu Nivedipin dan Verapamin.
Penghambat ACE, menurunkan tekanan darah dengan cara menghambat angiotensin converting enzyme yang berdaya vasokonstruksi kuat. Obat jenis ini yaitu Captopril (Capoten).