4. TUJUAN
Claudia Alves Bailey Dupont
Dani Martinez
Presentations are
communication tools
that can
Cahaya Dewi
Tujuan dari jurnal ini adalah untuk mengetahui
formulasi terigu dan tepung keladi pada
pembuatan roti tawar.
menentukan persenan kadar abu pada hasil
pengabuan roti.
5. METODE
Penelitian menggunakan Randomized Block Design dengan perbandingan tepung gandum dan
cocoyam dalam rasio yang berbeda untuk pembuatan roti. Rasio yang digunakan adalah 100% gandum:
0% cocoyam, 95% gandum: 5% cocoyam, 90% gandum: 10% cocoyam, 85% gandum: 15% cocoyam, 80%
gandum: 20% cocoyam, 75% gandum: 25% cocoyam, dan 70% gandum: 30% cocoyam. Perawatan
diulang dua kali, menghasilkan 14 unit percobaan.
Data dianalisis menggunakan analisis varians, dan jika ada efek yang signifikan, tes Duncan dilakukan.
Karakteristik roti, seperti volume, kadar air, kadar abu, kandungan serat kasar, kandungan protein, kadar
lemak, rasa, warna, tekstur, dan penerimaan secara keseluruhan, dievaluasi.
Formulasi 85% gandum dan 15% tepung cocoyam ditemukan menghasilkan roti dengan karakteristik
yang baik.
Tepung cocoyam disiapkan dengan mengiris tipis cocoyam dan merendamnya dalam larutan garam
selama 60 menit. Setelah direndam, itu dicuci, dikeringkan, dikeringkan dalam oven pada suhu 60°C,
digiling, dan diayak.
6. HasildanPembahasan
Penelitian menemukan bahwa formulasi 85% gandum dan 15% tepung cocoyam menghasilkan roti dengan
karakteristik yang baik, termasuk tingkat pembengkakan 129,87%, kadar air 32,13%, kadar abu 1,43%, kandungan
protein 16,42%, kadar lemak 10,09%, kandungan serat kasar 6,33%, dan kandungan karbohidrat 39,92%.
Roti juga sebagian besar memiliki pori-pori yang seragam, warna yang paling disukai, rasa yang paling disukai,
rasa yang paling disukai, tekstur yang paling disukai, dan penerimaan keseluruhan yang sebagian besar
disukai.
Namun, penelitian tidak menemukan efek signifikan pada rasa dan keseragaman pori-pori roti.
Penelitian menunjukkan bahwa penelitian lebih lanjut harus dilakukan untuk meningkatkan kandungan serat
makanan roti sambil mempertahankan penerimaan konsumen.
Formulasi 85% gandum dan 15% tepung cocoyam menghasilkan roti dengan karakteristik yang baik, termasuk
tingkat pembengkakan yang diinginkan, kadar air, kadar abu, kandungan protein, kadar lemak, kandungan
serat kasar, dan kandungan karbohidrat.
Roti juga sebagian besar memiliki pori-pori yang seragam, warna yang paling disukai, rasa yang paling disukai,
rasa yang paling disukai, tekstur yang paling disukai, dan penerimaan keseluruhan yang sebagian besar
disukai.
Namun, penelitian tidak menemukan efek signifikan pada rasa dan keseragaman pori-pori roti.
Studi ini menunjukkan perlunya penelitian lebih lanjut untuk meningkatkan kandungan serat makanan roti
sambil mempertahankan penerimaan konsumen.
7. INFORMASIKADARABU
Perbandingan terigu dan tepung keladi berpengaruh sangat nyata
(P<0,01) terhadap kadar abu roti tawar. Tabel 2 menunjukkan
bahwa kadar abu roti tawar berkisar antara 1,22% sampai dengan
1,63%. Kadar abu roti tawar tertinggi diperoleh dari perbandingan
70% terigu dan 30% tepung keladi yaitu 1,63% sedangkan kadar abu
roti tawar terendah diperoleh dari perbandingan 100% terigu dan
0% tepung keladi yaitu 1,22%. Tabel 2 menunjukkan bahwa semakin
meningkat penggunaan tepung keladi, kadar abu roti tawar
semakin meningkat. Hal ini disebabkan karena kadar abu terigu
sebesar 0,43% (bb) (Astawan, 2006), sedangkan kadar abu tepung
keladi sebesar 4,15% (bb) (Putra, dkk, 2011). Besarnya nilai kadar abu
roti yang dihasilkan telah sesuai dengan syarat mutu roti tawar
maksimal 3% bb (SNI 01-3840-1995).