SlideShare a Scribd company logo
NAMA : FAHMI ALDIN
NPM : 40405114035
PRODI : AVIONIKA 1 B2014
Translasi Frekuensi
Ada fenomena menarik dalam domain frekuensi. Bahwa frekuensi sinyal itu bisa
dijumlah, dikurang, dikali dan dibagi. Mirip bilangan bulat biasa. Ada juga hal yang tak kalah
menariknya, yaitu penjumlahan dan pengurangan frekuensi itu berasal dari perkalian dua
sinyal. Perkalian, penjumlahan dan pengurangan frekuensi ini hanya bisa terjadi dalamsistem
non-linier.
Sebuah sistemdisebut linier bila bentuk sinyal output yang dihasilkan sama persis
dengan bentuk sinyal inputnya. Sebagai contoh misalnya kabel coaxial. Sebuah sinyal yang
dilewatkan kabel coaxial tidak akan mengalami perubahan bentuk, hanya daya/amplitudonya
saja yang berkurang (akibat redaman kabel). Demikian juga dengan audio amplifier. Sebuah test
tone 1 kHz yang dimasukkan ke amplifier tidak akan berubah bentuknya. Frekuensinya tetap
sama (1 kHz) dan hanya amplitudonya saja yang bertambah besar( akibat gain amplifier). Bila
ada frekuensi lain selain test tone 1 kHz,, maka dikatakan amplifier ini bersifat non-linier.
Dalamhal audio, kelinieran amplifier sangat penting agar tidak muncul frekuensi-
frekuensi yang tidak dikehendaki. Tetapi dalam kasus lain sifat non-linier justru sangat
dibutuhkan. Sifat non-linier ini muncul akibat adanya komponen elektronik yang bisa "merusak"
bentuk sinyal. Misalnya dioda atau transistor.
Dioda hanya bisa mengalirkan arus ke satu arah saja. Bila diberi masukan berupa sinyal
bolak balik maka dioda akan memotong-motong sinyal itu hingga menjadi setengah gelombang
saja. Ini berarti sinyal bolak-balik itu telah “dirusak” oleh dioda. Menurut deret Fourier sinyal
yang “rusak” (bukan sinus murni) adalah merupakan jumlah dari sinyal-sinyal harmonik yang
tak berhingga jumlahnya. Maksudnya, bahwa di dalam sinyal yang "rusak" ini terkandung
komponen-komponen frekuensi harmonik yang tak terhingga banyaknya.
Hal yang sama juga terjadi pada transistor. Penguat transistor yang dioperasikan di kelas
B atau C juga bersifat "merusak" sinyal, apalagi bila amplitudo sinyal inputnya terlalu besar.
Penguat transistor pada gambar (1.b) adalah rangkaian penguat yang sengaja didesain agar
bersifat non-linier. Dalamrangkaian ini sinyal osilator yang masuk (Lo) diperkuat oleh amplifier
kemudian dilewatkan ke dalam rangkaian hard limitter agar bentuknya berubah mirip pulsa
persegi. Tujuannya adalah untuk menyalakan dan mematikan transistor seperti layaknya
switch. Dioda pada gambar (1.a) juga berfungsi sebagai switch yang berfungsi untuk "merusak"
sinyal Lo. Sinyal Lo yang rusak ini kemudian dijumlahkan dengan sinyal IF sehingga diperoleh
intermodulasi antar keduanya. Dari sinilah translasi frekuensi dari IF ke RF terjadi.
Gambar (1): Contoh implementasi sistem non-linier berupa (a) mixer pasif (b) mixer aktif
Translasi frekuensi sangat dibutuhkan bagi sebuah sebuah sinyal (yang membawa pesan
dengan bandwitdh tertentu) untuk ditempatkan pada satu kanal tertentu. Misalnya sebuah
sinyal TV yang harus digeser frekuensinya dari IF ke RF. Dengan mengetahui besarnya frekuensi
IF dan RF kita bisa menghitung besarnya frekuensi lokal osilator (Lo) yang dibutuhkan.
Gambar di bawah ini memperlihatkan mekanisme translasi sebuah sinyal TV. Pada
gambar (2.c) di bagain kiri terdapat sinyal TV dengan frekuensi pembawa suara 33,4 MHz dan
pembawa gambar 38.9 MHz. Kedua sinyal ini kemudian dimasukkan kedalam sistemnon-liner
lalu dijumlahkan dengan sinyal osilator 249,15 MHz. Sesuai sifat dasarnya yang "merusak" maka
di output sistemnon-linier ini akan muncul sekian banyak komponen-komponen frekuensi
harmonik maupun produk intermodulasi. Dari sekian banyak sinyal ini hanya komponen selisih
lah yang dalam kasus ini kita butuhkan. Maka dengan sebuah filter yang memiliki respons
seperti pada gambar (2.d) kita bisa mengambil sinyal yang kita butuhkan ini. Sementara
komponen-komponen frekuensi yang lain dibuang oleh filter. Hasilnya adalah sebuah sinyal TV
kanal 9 dengan spektrum sebagaimana ditujukkan dalam gambar (2.e).
Gambar (2): Mekanisme translasi frekuensi sinyal TV
Komponen jumlah dan selisih diperoleh dari produk intermodulasi, dimana komponen
ini justru diperoleh dari perkalian dua buah sinyal.
Konsep Penggeseran Frekuensi
Mixer adalah sebuah sistemnon-liner yang berfungsi untuk mencampur dua buah sinyal
dalam rangka untuk mendapatkan komponen frekuensi jumlah atau selisih. Komponen jumlah
atau selisih ini berasal dari produk intermodulasi kedua sinyal yang kemudian melahirkan
perkalian dari dua sinyal itu. Itulah sebabnya mixer juga sering disebut dengan rangkaian
pengali. Simbolnya adalah kali (x).
Gambar (a) Mixer sebagai model sistem non-linier (b) Simbol mixer sbg rangkaian pengali
Sebuah sistemnon-linier akan menghasilkan komponen-komponen sinyal yang secara
matematis dapat dituliskan sbb.
Dari persamaan di atas terlihat bahwa mixer akan menghasilkan sinyal-sinyal dengan
komponen frekuensi yang tak terhingga banyaknya. Dengan sebuah filter komponen-komponen
frekuensi yang demikian banyak itu dapat dengan mudah dihilangkan, dan selanjutnya hanya
satu komponen frekuensi yang dibutuhkan saja yang diambil. Oleh karena itu setelah mixer
umumnya diikuti dengan sebuah filter.
Produk intermodulasi orde dua (n = 2) adalah komponen yang paling dibutuhkan, karena
dari produk inilah akan dihasilkan komponen frekuensi jumlah dan frekuensi selisih. Untuk orde
dua, di output mixer akan terdapat komponen sinyal sbb:
Di sini terlihat bahwa suku kedua dari persamaan ini adalah berupa perkalian antara dua
sinyal input. Bila kedua sinyal ini berupa sinyal cosinus dan frekuensi masing-masing adalah fa
dan fb serta amplitudo masing-masing adalah Aa dan Ab, maka persamaan di atas bisa dituliskan
lagi menjadi:
Kemudian dengan menggunakan dalil-dalil trigoniometri, suku kedua yang berisi
perkalian dua sinyal itu bila diturunkan secara terpisah akan menjadi:
Dari persamaan ini dapat dilihat bahwa produk perkalian dua buah sinyal ternyata
menghasilkan komponen frekuensi jumlah (fa + fb) dan komponen frekuensi selisih (fa - fb).
Pertanyaan penting berikutnya adalah bagaimana bila salah satu dari dua sinyal itu berupa
sinyal yang sudah berisi pesan, misalnya pesan yang dimodulasikan secara AM atau FM? Mari
kita lihat bila misalnya :
Maka berdasarkan dalil-dalil trigoniometri mudah dibuktikan bahwa produk perkalian
antara sinyal A (osilator) dengan sinyal B (sinyal bermudulasi AM atau FM) akan menghasilkan:
Kedua persamaan ini memperlihatkan bahwa struktur matematik dari sinyal AM
maupun sinyal FM tidak berubah, dan hanya frekuensi pembawanya saja yang mengalami
pergeseran sebesar fa + fb dan fa - fb. Dengan demikian menjadi jelas bahwa mixer mampu
menghasilkan pergeseran frekuensi tanpa menghilangkan pesan atau informasi yang
terkandung di dalamnya.
Sifat mixer sebagai rangkaian pengali inilah yang kemudian dimanfaatkan untuk menggeser
frekuensi dari satu frekuensi ke frekuensi lain. Pada pesawat penerima super heterodyne
misalnya, mixer dimanfaatkan untuk menurunkan frekuensi dari RF ke IF, sedangkan pada
pemancar TV mixer dimanfaatkan untuk menggeser frekuensi dari IF ke RF. Aplikasi mixer
sangatlah luas, dan bahkan hampir semua peralatan komunikasi yang menggunakan frekuensi
radio selalu terdapat rangkaian mixer di dalamnya. Sebab hanya dengan mixer inilah
penggeseran frekuensi bisa dengan mudah dilakukan.

More Related Content

What's hot

Job 6 osilator colpitts dan hartley
Job 6 osilator colpitts dan hartleyJob 6 osilator colpitts dan hartley
Job 6 osilator colpitts dan hartley
Novita Lestari
 
Rangkaian R, L, C AC dan Rangkaian Filter
Rangkaian R, L, C AC dan Rangkaian FilterRangkaian R, L, C AC dan Rangkaian Filter
Rangkaian R, L, C AC dan Rangkaian Filter
Toro Jr.
 
Filter
FilterFilter
Uts siskom-2005
Uts siskom-2005Uts siskom-2005
Uts siskom-2005
Yudi Hartawan
 
Modulator
ModulatorModulator
Modulator
Frans Tutun
 
Modulasi digital ASK kelompok 2
Modulasi digital ASK kelompok 2Modulasi digital ASK kelompok 2
Modulasi digital ASK kelompok 2
Risdawati Hutabarat
 
05 penguat depan audio
05 penguat depan audio05 penguat depan audio
05 penguat depan audio
agus saefudin
 
Siskom (modulasi amplitudo)
Siskom (modulasi amplitudo)Siskom (modulasi amplitudo)
Siskom (modulasi amplitudo)
Muhammad Firzy Adha
 
Telekomunikasi Analog & Digital - Slide week 6 - transmisi sinyal analog seca...
Telekomunikasi Analog & Digital - Slide week 6 - transmisi sinyal analog seca...Telekomunikasi Analog & Digital - Slide week 6 - transmisi sinyal analog seca...
Telekomunikasi Analog & Digital - Slide week 6 - transmisi sinyal analog seca...Beny Nugraha
 
Modulasi digital
Modulasi digitalModulasi digital
Modulasi digital
Mulkan Fadhli
 
Kuliah 3-modulasi-amplitudo
Kuliah 3-modulasi-amplitudoKuliah 3-modulasi-amplitudo
Kuliah 3-modulasi-amplitudo
arinnana
 
Modul 02 konsep modulasi, modulasi analog, am
Modul 02 konsep modulasi, modulasi analog, amModul 02 konsep modulasi, modulasi analog, am
Modul 02 konsep modulasi, modulasi analog, am
Furwadi Rider
 
2 op amp
2 op amp2 op amp
2 op amp
Riza arfani
 
Percobaan Modulasi Frequensi
Percobaan Modulasi FrequensiPercobaan Modulasi Frequensi
Percobaan Modulasi Frequensi
Polytechnic State Semarang
 
Soal
Soal Soal
Telekomunikasi Analog & Digital - Slide week 4 - modulasi amplitudo
Telekomunikasi Analog & Digital - Slide week 4 - modulasi amplitudoTelekomunikasi Analog & Digital - Slide week 4 - modulasi amplitudo
Telekomunikasi Analog & Digital - Slide week 4 - modulasi amplitudo
Beny Nugraha
 
Soal prod audio video oke
Soal prod audio video okeSoal prod audio video oke
Soal prod audio video oke
EKO SUPRIYADI
 
Modulasi persentasi
Modulasi persentasiModulasi persentasi
Modulasi persentasi
Muhammad Firzy Adha
 
Soal us produktif audio video 2012
Soal us produktif audio video 2012Soal us produktif audio video 2012
Soal us produktif audio video 2012EKO SUPRIYADI
 

What's hot (19)

Job 6 osilator colpitts dan hartley
Job 6 osilator colpitts dan hartleyJob 6 osilator colpitts dan hartley
Job 6 osilator colpitts dan hartley
 
Rangkaian R, L, C AC dan Rangkaian Filter
Rangkaian R, L, C AC dan Rangkaian FilterRangkaian R, L, C AC dan Rangkaian Filter
Rangkaian R, L, C AC dan Rangkaian Filter
 
Filter
FilterFilter
Filter
 
Uts siskom-2005
Uts siskom-2005Uts siskom-2005
Uts siskom-2005
 
Modulator
ModulatorModulator
Modulator
 
Modulasi digital ASK kelompok 2
Modulasi digital ASK kelompok 2Modulasi digital ASK kelompok 2
Modulasi digital ASK kelompok 2
 
05 penguat depan audio
05 penguat depan audio05 penguat depan audio
05 penguat depan audio
 
Siskom (modulasi amplitudo)
Siskom (modulasi amplitudo)Siskom (modulasi amplitudo)
Siskom (modulasi amplitudo)
 
Telekomunikasi Analog & Digital - Slide week 6 - transmisi sinyal analog seca...
Telekomunikasi Analog & Digital - Slide week 6 - transmisi sinyal analog seca...Telekomunikasi Analog & Digital - Slide week 6 - transmisi sinyal analog seca...
Telekomunikasi Analog & Digital - Slide week 6 - transmisi sinyal analog seca...
 
Modulasi digital
Modulasi digitalModulasi digital
Modulasi digital
 
Kuliah 3-modulasi-amplitudo
Kuliah 3-modulasi-amplitudoKuliah 3-modulasi-amplitudo
Kuliah 3-modulasi-amplitudo
 
Modul 02 konsep modulasi, modulasi analog, am
Modul 02 konsep modulasi, modulasi analog, amModul 02 konsep modulasi, modulasi analog, am
Modul 02 konsep modulasi, modulasi analog, am
 
2 op amp
2 op amp2 op amp
2 op amp
 
Percobaan Modulasi Frequensi
Percobaan Modulasi FrequensiPercobaan Modulasi Frequensi
Percobaan Modulasi Frequensi
 
Soal
Soal Soal
Soal
 
Telekomunikasi Analog & Digital - Slide week 4 - modulasi amplitudo
Telekomunikasi Analog & Digital - Slide week 4 - modulasi amplitudoTelekomunikasi Analog & Digital - Slide week 4 - modulasi amplitudo
Telekomunikasi Analog & Digital - Slide week 4 - modulasi amplitudo
 
Soal prod audio video oke
Soal prod audio video okeSoal prod audio video oke
Soal prod audio video oke
 
Modulasi persentasi
Modulasi persentasiModulasi persentasi
Modulasi persentasi
 
Soal us produktif audio video 2012
Soal us produktif audio video 2012Soal us produktif audio video 2012
Soal us produktif audio video 2012
 

Similar to radio komunikasi , translasi frekuensi

Aplikasi Saluran Transmisi Pada Sistem Komunikasi.pdf
Aplikasi Saluran Transmisi Pada Sistem Komunikasi.pdfAplikasi Saluran Transmisi Pada Sistem Komunikasi.pdf
Aplikasi Saluran Transmisi Pada Sistem Komunikasi.pdf
Adam Superman
 
Gelombang FM dan AM
Gelombang FM dan AMGelombang FM dan AM
Gelombang FM dan AM
Polytechnic State Semarang
 
Bab vi sistem radio dan reproduksi suara1
Bab vi  sistem radio dan reproduksi suara1Bab vi  sistem radio dan reproduksi suara1
Bab vi sistem radio dan reproduksi suara1
Ardhi Elka
 
Modul 2-spektrum-dari-bentuk-gelombang-
Modul 2-spektrum-dari-bentuk-gelombang-Modul 2-spektrum-dari-bentuk-gelombang-
Modul 2-spektrum-dari-bentuk-gelombang-
AndiRahmania Rahma
 
Rgl 2 ppt3
Rgl 2 ppt3Rgl 2 ppt3
Rgl 2 ppt3
Lara Sati
 
Filter aktif pada beban converter 3 fasa 6
Filter aktif pada beban converter 3 fasa 6Filter aktif pada beban converter 3 fasa 6
Filter aktif pada beban converter 3 fasa 6
isol X'skamatics
 
bab 2.pdf
bab 2.pdfbab 2.pdf
bab 2.pdf
RizaJr
 
Materi Amplitude Modulation (AM)
Materi Amplitude Modulation (AM) Materi Amplitude Modulation (AM)
Materi Amplitude Modulation (AM)
Ferdi Dirgantara
 
Materi dan penjelasan trasnformasi fourier.pptx
Materi dan penjelasan trasnformasi fourier.pptxMateri dan penjelasan trasnformasi fourier.pptx
Materi dan penjelasan trasnformasi fourier.pptx
Anhonk1402
 
Kelompok 6(aplikasi transistor)
Kelompok 6(aplikasi transistor)Kelompok 6(aplikasi transistor)
Kelompok 6(aplikasi transistor)
Marina Natsir
 
Telekomunikasi Analog & Digital - Slide week 3 - transmisi dan penyaringan si...
Telekomunikasi Analog & Digital - Slide week 3 - transmisi dan penyaringan si...Telekomunikasi Analog & Digital - Slide week 3 - transmisi dan penyaringan si...
Telekomunikasi Analog & Digital - Slide week 3 - transmisi dan penyaringan si...Beny Nugraha
 
PERTEMUAN 6.pptx
PERTEMUAN 6.pptxPERTEMUAN 6.pptx
PERTEMUAN 6.pptx
HengrainiPutri1
 
Digital Microwave Radio B slides material
Digital Microwave Radio B slides materialDigital Microwave Radio B slides material
Digital Microwave Radio B slides material
ginanjaradi2
 
Sistem Non Linear - FM dan PM
Sistem Non Linear - FM dan PMSistem Non Linear - FM dan PM
Sistem Non Linear - FM dan PM
Aditya Mudzakir
 
Iht dasar transmisi
Iht dasar transmisiIht dasar transmisi
Iht dasar transmisipramukajabar
 
Sca iqbal
Sca iqbalSca iqbal
Sca iqbal
aif29
 
Prinsip kerja penerima
Prinsip kerja penerimaPrinsip kerja penerima
Prinsip kerja penerima
Dienoadam
 
Modulasi amplitudo
Modulasi amplitudoModulasi amplitudo
Modulasi amplitudo
Guntoro Nur Sa Dewo
 
Pengertian PM dan FM
Pengertian PM dan FMPengertian PM dan FM
Pengertian PM dan FM
Rizki Nugroho
 

Similar to radio komunikasi , translasi frekuensi (20)

Aplikasi Saluran Transmisi Pada Sistem Komunikasi.pdf
Aplikasi Saluran Transmisi Pada Sistem Komunikasi.pdfAplikasi Saluran Transmisi Pada Sistem Komunikasi.pdf
Aplikasi Saluran Transmisi Pada Sistem Komunikasi.pdf
 
Gelombang FM dan AM
Gelombang FM dan AMGelombang FM dan AM
Gelombang FM dan AM
 
Bab vi sistem radio dan reproduksi suara1
Bab vi  sistem radio dan reproduksi suara1Bab vi  sistem radio dan reproduksi suara1
Bab vi sistem radio dan reproduksi suara1
 
Modul 2-spektrum-dari-bentuk-gelombang-
Modul 2-spektrum-dari-bentuk-gelombang-Modul 2-spektrum-dari-bentuk-gelombang-
Modul 2-spektrum-dari-bentuk-gelombang-
 
Spectrum analyzer
Spectrum analyzerSpectrum analyzer
Spectrum analyzer
 
Rgl 2 ppt3
Rgl 2 ppt3Rgl 2 ppt3
Rgl 2 ppt3
 
Filter aktif pada beban converter 3 fasa 6
Filter aktif pada beban converter 3 fasa 6Filter aktif pada beban converter 3 fasa 6
Filter aktif pada beban converter 3 fasa 6
 
bab 2.pdf
bab 2.pdfbab 2.pdf
bab 2.pdf
 
Materi Amplitude Modulation (AM)
Materi Amplitude Modulation (AM) Materi Amplitude Modulation (AM)
Materi Amplitude Modulation (AM)
 
Materi dan penjelasan trasnformasi fourier.pptx
Materi dan penjelasan trasnformasi fourier.pptxMateri dan penjelasan trasnformasi fourier.pptx
Materi dan penjelasan trasnformasi fourier.pptx
 
Kelompok 6(aplikasi transistor)
Kelompok 6(aplikasi transistor)Kelompok 6(aplikasi transistor)
Kelompok 6(aplikasi transistor)
 
Telekomunikasi Analog & Digital - Slide week 3 - transmisi dan penyaringan si...
Telekomunikasi Analog & Digital - Slide week 3 - transmisi dan penyaringan si...Telekomunikasi Analog & Digital - Slide week 3 - transmisi dan penyaringan si...
Telekomunikasi Analog & Digital - Slide week 3 - transmisi dan penyaringan si...
 
PERTEMUAN 6.pptx
PERTEMUAN 6.pptxPERTEMUAN 6.pptx
PERTEMUAN 6.pptx
 
Digital Microwave Radio B slides material
Digital Microwave Radio B slides materialDigital Microwave Radio B slides material
Digital Microwave Radio B slides material
 
Sistem Non Linear - FM dan PM
Sistem Non Linear - FM dan PMSistem Non Linear - FM dan PM
Sistem Non Linear - FM dan PM
 
Iht dasar transmisi
Iht dasar transmisiIht dasar transmisi
Iht dasar transmisi
 
Sca iqbal
Sca iqbalSca iqbal
Sca iqbal
 
Prinsip kerja penerima
Prinsip kerja penerimaPrinsip kerja penerima
Prinsip kerja penerima
 
Modulasi amplitudo
Modulasi amplitudoModulasi amplitudo
Modulasi amplitudo
 
Pengertian PM dan FM
Pengertian PM dan FMPengertian PM dan FM
Pengertian PM dan FM
 

Recently uploaded

13. Melakukan Investigasi Kecelakaan Kerja.pptx
13. Melakukan Investigasi Kecelakaan Kerja.pptx13. Melakukan Investigasi Kecelakaan Kerja.pptx
13. Melakukan Investigasi Kecelakaan Kerja.pptx
noviardi261188
 
Materi 7 Evaluasi Interaksi Manusia dan Komputer
Materi 7 Evaluasi Interaksi Manusia dan KomputerMateri 7 Evaluasi Interaksi Manusia dan Komputer
Materi 7 Evaluasi Interaksi Manusia dan Komputer
MuhammadZidan94
 
Skema_sertifikasi_pusat_data Standar Nasional Indonesia SNI 8799-1-2019
Skema_sertifikasi_pusat_data Standar Nasional Indonesia SNI 8799-1-2019Skema_sertifikasi_pusat_data Standar Nasional Indonesia SNI 8799-1-2019
Skema_sertifikasi_pusat_data Standar Nasional Indonesia SNI 8799-1-2019
MuhammadIkmalWiawan
 
Materi Dasar Pelatihan PLC Basic (CP2E) OMRON
Materi Dasar Pelatihan PLC Basic (CP2E) OMRONMateri Dasar Pelatihan PLC Basic (CP2E) OMRON
Materi Dasar Pelatihan PLC Basic (CP2E) OMRON
haikal136839
 
Proses terbentuknya (genesa) batu Gamping
Proses terbentuknya (genesa) batu GampingProses terbentuknya (genesa) batu Gamping
Proses terbentuknya (genesa) batu Gamping
RonaMentari2
 
UJIKOM AHLI MUDA TEKNIK BANGUNAN GEDUNG.pptx
UJIKOM AHLI MUDA TEKNIK BANGUNAN GEDUNG.pptxUJIKOM AHLI MUDA TEKNIK BANGUNAN GEDUNG.pptx
UJIKOM AHLI MUDA TEKNIK BANGUNAN GEDUNG.pptx
priyantifitri
 

Recently uploaded (6)

13. Melakukan Investigasi Kecelakaan Kerja.pptx
13. Melakukan Investigasi Kecelakaan Kerja.pptx13. Melakukan Investigasi Kecelakaan Kerja.pptx
13. Melakukan Investigasi Kecelakaan Kerja.pptx
 
Materi 7 Evaluasi Interaksi Manusia dan Komputer
Materi 7 Evaluasi Interaksi Manusia dan KomputerMateri 7 Evaluasi Interaksi Manusia dan Komputer
Materi 7 Evaluasi Interaksi Manusia dan Komputer
 
Skema_sertifikasi_pusat_data Standar Nasional Indonesia SNI 8799-1-2019
Skema_sertifikasi_pusat_data Standar Nasional Indonesia SNI 8799-1-2019Skema_sertifikasi_pusat_data Standar Nasional Indonesia SNI 8799-1-2019
Skema_sertifikasi_pusat_data Standar Nasional Indonesia SNI 8799-1-2019
 
Materi Dasar Pelatihan PLC Basic (CP2E) OMRON
Materi Dasar Pelatihan PLC Basic (CP2E) OMRONMateri Dasar Pelatihan PLC Basic (CP2E) OMRON
Materi Dasar Pelatihan PLC Basic (CP2E) OMRON
 
Proses terbentuknya (genesa) batu Gamping
Proses terbentuknya (genesa) batu GampingProses terbentuknya (genesa) batu Gamping
Proses terbentuknya (genesa) batu Gamping
 
UJIKOM AHLI MUDA TEKNIK BANGUNAN GEDUNG.pptx
UJIKOM AHLI MUDA TEKNIK BANGUNAN GEDUNG.pptxUJIKOM AHLI MUDA TEKNIK BANGUNAN GEDUNG.pptx
UJIKOM AHLI MUDA TEKNIK BANGUNAN GEDUNG.pptx
 

radio komunikasi , translasi frekuensi

  • 1. NAMA : FAHMI ALDIN NPM : 40405114035 PRODI : AVIONIKA 1 B2014 Translasi Frekuensi Ada fenomena menarik dalam domain frekuensi. Bahwa frekuensi sinyal itu bisa dijumlah, dikurang, dikali dan dibagi. Mirip bilangan bulat biasa. Ada juga hal yang tak kalah menariknya, yaitu penjumlahan dan pengurangan frekuensi itu berasal dari perkalian dua sinyal. Perkalian, penjumlahan dan pengurangan frekuensi ini hanya bisa terjadi dalamsistem non-linier. Sebuah sistemdisebut linier bila bentuk sinyal output yang dihasilkan sama persis dengan bentuk sinyal inputnya. Sebagai contoh misalnya kabel coaxial. Sebuah sinyal yang dilewatkan kabel coaxial tidak akan mengalami perubahan bentuk, hanya daya/amplitudonya saja yang berkurang (akibat redaman kabel). Demikian juga dengan audio amplifier. Sebuah test tone 1 kHz yang dimasukkan ke amplifier tidak akan berubah bentuknya. Frekuensinya tetap sama (1 kHz) dan hanya amplitudonya saja yang bertambah besar( akibat gain amplifier). Bila ada frekuensi lain selain test tone 1 kHz,, maka dikatakan amplifier ini bersifat non-linier. Dalamhal audio, kelinieran amplifier sangat penting agar tidak muncul frekuensi- frekuensi yang tidak dikehendaki. Tetapi dalam kasus lain sifat non-linier justru sangat dibutuhkan. Sifat non-linier ini muncul akibat adanya komponen elektronik yang bisa "merusak" bentuk sinyal. Misalnya dioda atau transistor. Dioda hanya bisa mengalirkan arus ke satu arah saja. Bila diberi masukan berupa sinyal bolak balik maka dioda akan memotong-motong sinyal itu hingga menjadi setengah gelombang saja. Ini berarti sinyal bolak-balik itu telah “dirusak” oleh dioda. Menurut deret Fourier sinyal yang “rusak” (bukan sinus murni) adalah merupakan jumlah dari sinyal-sinyal harmonik yang tak berhingga jumlahnya. Maksudnya, bahwa di dalam sinyal yang "rusak" ini terkandung komponen-komponen frekuensi harmonik yang tak terhingga banyaknya. Hal yang sama juga terjadi pada transistor. Penguat transistor yang dioperasikan di kelas B atau C juga bersifat "merusak" sinyal, apalagi bila amplitudo sinyal inputnya terlalu besar. Penguat transistor pada gambar (1.b) adalah rangkaian penguat yang sengaja didesain agar bersifat non-linier. Dalamrangkaian ini sinyal osilator yang masuk (Lo) diperkuat oleh amplifier kemudian dilewatkan ke dalam rangkaian hard limitter agar bentuknya berubah mirip pulsa persegi. Tujuannya adalah untuk menyalakan dan mematikan transistor seperti layaknya switch. Dioda pada gambar (1.a) juga berfungsi sebagai switch yang berfungsi untuk "merusak" sinyal Lo. Sinyal Lo yang rusak ini kemudian dijumlahkan dengan sinyal IF sehingga diperoleh intermodulasi antar keduanya. Dari sinilah translasi frekuensi dari IF ke RF terjadi.
  • 2. Gambar (1): Contoh implementasi sistem non-linier berupa (a) mixer pasif (b) mixer aktif Translasi frekuensi sangat dibutuhkan bagi sebuah sebuah sinyal (yang membawa pesan dengan bandwitdh tertentu) untuk ditempatkan pada satu kanal tertentu. Misalnya sebuah sinyal TV yang harus digeser frekuensinya dari IF ke RF. Dengan mengetahui besarnya frekuensi IF dan RF kita bisa menghitung besarnya frekuensi lokal osilator (Lo) yang dibutuhkan. Gambar di bawah ini memperlihatkan mekanisme translasi sebuah sinyal TV. Pada gambar (2.c) di bagain kiri terdapat sinyal TV dengan frekuensi pembawa suara 33,4 MHz dan pembawa gambar 38.9 MHz. Kedua sinyal ini kemudian dimasukkan kedalam sistemnon-liner lalu dijumlahkan dengan sinyal osilator 249,15 MHz. Sesuai sifat dasarnya yang "merusak" maka di output sistemnon-linier ini akan muncul sekian banyak komponen-komponen frekuensi harmonik maupun produk intermodulasi. Dari sekian banyak sinyal ini hanya komponen selisih lah yang dalam kasus ini kita butuhkan. Maka dengan sebuah filter yang memiliki respons seperti pada gambar (2.d) kita bisa mengambil sinyal yang kita butuhkan ini. Sementara komponen-komponen frekuensi yang lain dibuang oleh filter. Hasilnya adalah sebuah sinyal TV kanal 9 dengan spektrum sebagaimana ditujukkan dalam gambar (2.e). Gambar (2): Mekanisme translasi frekuensi sinyal TV
  • 3. Komponen jumlah dan selisih diperoleh dari produk intermodulasi, dimana komponen ini justru diperoleh dari perkalian dua buah sinyal. Konsep Penggeseran Frekuensi Mixer adalah sebuah sistemnon-liner yang berfungsi untuk mencampur dua buah sinyal dalam rangka untuk mendapatkan komponen frekuensi jumlah atau selisih. Komponen jumlah atau selisih ini berasal dari produk intermodulasi kedua sinyal yang kemudian melahirkan perkalian dari dua sinyal itu. Itulah sebabnya mixer juga sering disebut dengan rangkaian pengali. Simbolnya adalah kali (x). Gambar (a) Mixer sebagai model sistem non-linier (b) Simbol mixer sbg rangkaian pengali Sebuah sistemnon-linier akan menghasilkan komponen-komponen sinyal yang secara matematis dapat dituliskan sbb. Dari persamaan di atas terlihat bahwa mixer akan menghasilkan sinyal-sinyal dengan komponen frekuensi yang tak terhingga banyaknya. Dengan sebuah filter komponen-komponen frekuensi yang demikian banyak itu dapat dengan mudah dihilangkan, dan selanjutnya hanya satu komponen frekuensi yang dibutuhkan saja yang diambil. Oleh karena itu setelah mixer umumnya diikuti dengan sebuah filter.
  • 4. Produk intermodulasi orde dua (n = 2) adalah komponen yang paling dibutuhkan, karena dari produk inilah akan dihasilkan komponen frekuensi jumlah dan frekuensi selisih. Untuk orde dua, di output mixer akan terdapat komponen sinyal sbb: Di sini terlihat bahwa suku kedua dari persamaan ini adalah berupa perkalian antara dua sinyal input. Bila kedua sinyal ini berupa sinyal cosinus dan frekuensi masing-masing adalah fa dan fb serta amplitudo masing-masing adalah Aa dan Ab, maka persamaan di atas bisa dituliskan lagi menjadi: Kemudian dengan menggunakan dalil-dalil trigoniometri, suku kedua yang berisi perkalian dua sinyal itu bila diturunkan secara terpisah akan menjadi: Dari persamaan ini dapat dilihat bahwa produk perkalian dua buah sinyal ternyata menghasilkan komponen frekuensi jumlah (fa + fb) dan komponen frekuensi selisih (fa - fb). Pertanyaan penting berikutnya adalah bagaimana bila salah satu dari dua sinyal itu berupa sinyal yang sudah berisi pesan, misalnya pesan yang dimodulasikan secara AM atau FM? Mari kita lihat bila misalnya : Maka berdasarkan dalil-dalil trigoniometri mudah dibuktikan bahwa produk perkalian antara sinyal A (osilator) dengan sinyal B (sinyal bermudulasi AM atau FM) akan menghasilkan:
  • 5. Kedua persamaan ini memperlihatkan bahwa struktur matematik dari sinyal AM maupun sinyal FM tidak berubah, dan hanya frekuensi pembawanya saja yang mengalami pergeseran sebesar fa + fb dan fa - fb. Dengan demikian menjadi jelas bahwa mixer mampu menghasilkan pergeseran frekuensi tanpa menghilangkan pesan atau informasi yang terkandung di dalamnya. Sifat mixer sebagai rangkaian pengali inilah yang kemudian dimanfaatkan untuk menggeser frekuensi dari satu frekuensi ke frekuensi lain. Pada pesawat penerima super heterodyne misalnya, mixer dimanfaatkan untuk menurunkan frekuensi dari RF ke IF, sedangkan pada pemancar TV mixer dimanfaatkan untuk menggeser frekuensi dari IF ke RF. Aplikasi mixer sangatlah luas, dan bahkan hampir semua peralatan komunikasi yang menggunakan frekuensi radio selalu terdapat rangkaian mixer di dalamnya. Sebab hanya dengan mixer inilah penggeseran frekuensi bisa dengan mudah dilakukan.