2. • Mahasiswa mampu memahami dan
membedakan attitude, aptitude, routines,
pattern dan simple codes di dalam
pemerolehan Bahasa.
• Mahasiswa mampu membuat contoh
dari attitude, aptitude, routines, pattern dan
simple codes di dalam pemerolehan
Bahasa.
• Mahasiswa mampu mengkaji attitude,
aptitude, routines, pattern dan simple codes
di dalam pemerolehan Bahasa.
Tujuan Pembelajaran
3. Liliana
Warga
Negara
Inggris
Ke Indonesia
lanjut S2
o1. Liliana siswa yang sangat cerdas
mudah mempelajari Bahasa. Di
daerah domisilinya saat ini,
Yogyakarta, mayoritas orang-orang
menggunakan Bahasa Indonesia dan
Bahasa Jawa, kira-kira Bahasa
manakah yang lebih diutamakan
oleh Liliana untuk dipelajari?
o2. Kalimat apakah yang mungkin
akan dikuasainya untuk pertama
kali?
o3. Menurutmu, hal apa yang
mungkin akan menjadi kesulitan
bagi Liliana dalam mempelajari
Bahasa Target?
o4. Menurutmu, ketika Liliana ingin
menjelaskan sesuatu hal dalam
Bahasa Target (Bahasa Indonesia),
namun ia tidak tahu cara
menyebutkan hal tersebut di dalam
Bahasa Target, apa yang mungkin
akan Liliana lakukan?
7. 7
Tampilan Web di Hyperlink setelah dikerjakan
Mahasiswa:
*Via:
Liveworksheet.com
8. Aspek-Aspek yang Mempengaruhi
Pemerolehan Bahasa
Attitude
• Sikap Bahasa.
• Afektif dan motivasi (Integrative
motivation dan Instrumental
motivation).
• Berhubungan dengan socio affective
filter (sikap seorang pembelajar
untuk menyaring/memilih dalam
menggunakan bahasa karena
alasan sosial.) (Dulay dan Burt
(1977)
Aptitude
• Kecerdasan berbahasa.
• Kognitif
• Pembelajaran secara sadar
(Conscious learning)
• 3 komponen utama dalam
kecerdasan bahasa. Yang bisa
diujikan melalui Language Aptitude
Battery (LAB) atau Modern Language
Aptitude Test (MLAT):
• Phonemic coding ability,
• Grammatical sensibility, dan
• Inductive language learning ability
• (Carol in Krashen, 2002)
9. Routines
• Hanya menghafal seluruh ucapan atau
frasa.
•Bersifat kalimat-kalimat sederhana atau
struktur kalimat yang lengkap
•Pembelajar biasanya mengikuti apa yang
diucapkan/diucapkan orang lain
meskipun ia tidak memahami secara
pasti makna dan strukturnya.
•Contoh: “Apa kabar?”, “Selamat pagi.”
•(Krashen, 2002)
Pattern
Ungkapan yang memiliki unsur kreatif
di mana ungkapan yang dihasilkan
terdiri dari frase atau kalimat yang ada
aturannya atau batasan tertentu (slot
terbuka) (Krashen, 2002)
•Pembelajar dapat memulai satu contoh
kalimat, kemudian bentuknya dapat
diperluas (bentuk evolusi) (Krashen &
Scarcella, 1978)
•Contoh: Dia mempunyai buku → buku
(benda) dapat diganti dengan kata lain
seperti mobil, pensil, kartu anggota, dll.
Aspek-Aspek yang Mempengaruhi
Pemerolehan Bahasa
10. Simple Code
• Perilaku verbal yang secara struktural tidak terlalu rumit (Corder, 1978)
• Tidak secara sengaja menjadi bagian gramatikal dan terkontrol. Melainkan,
si pembicara hanyalah memperhatikan pemahaman pesan yang ditangkap
oleh pendengar. (Sholihah, 2017)
• 3 jenis simple code: Teacher-talk, Foreigner-talk, Interlanguage-talk
(Krashen, 2002)
• Simple Code bagi pembelajar bahasa kedua = Care-taker speech bagi
pembelajar bahasa pertama
Aspek-Aspek yang Mempengaruhi
Pemerolehan Bahasa
12. *Terdiri dari soal-soal yang berkaitan dengan attitude, aptitude, routines, pattern, dan simple codes,
contoh:
Tampilan Web di Hyperlink:
*Via: Quizizz.com
13.
14. Dalam mempelajari bahasa, yang diperlukan seorang pembelajar
bukan hanya aptitude (kecerdasan bahasa) saja, melainkan yang lebih
utama adalah attitude (sikap bahasa) yang disertai dengan tujuan dan
motivasi yang kuat yang akan membuat seorang pembelajar berhasil
mempelajari bahasa keduanya. Routines (rutinitas) dan pattern (pola)
adalah bahasa yang dihafalkan (memorized language). Rutinitas
bersifat kalimat-kalimat sederhana atau struktur kalimat yang
lengkap, seperti “apa kabar?”. Pola merupakan ungkapan yang
memiliki unsur kreatif di mana ungkapan yang dihasilkan terdiri dari
frase atau kalimat yang ada aturannya atau batasan tertentu (slot
terbuka). Simple Code ialah masukan atau input yang
disederhanakan agar si pembicara dengan pendengar bisa saling
memahami pesan yang disampaikan.
15. Referensi
• Sholihah, R. A. (2017). Attitude, Aptitude, Routines, Pattern, Dan Simple Codes Dalam
Pemerolehan Bahasa. Al-Adabiya: Jurnal Kebudayaan dan Keagamaan, 12(2), 171-184.
• Dardjowidjojo, Soenjono. Psikolinguistik. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2003.
• Chaer, Abdul. Psikolinguistik. Jakarta: Rineka Cipta, 2009.
• Dulay, H., & Burt, M. (1977). Remarks on Creativity in Language Acquisition. In M. Burt, H. Dulay,
& M. Finocchiaro (Eds.), Viewpoints on English as a Second Language (pp. 95-126). New York:
Regents.
• Krashen, S. (2002). Second language acquisition. Second Language Learning, 3(7), 19-39.
• Krashen, S., & Scarcella, R. (1978). ON ROUTINES AND PATTERNS IN LANGUAGE
ACQUISITION AND PERFORMANCE 1. Language learning, 28(2), 283-300.
• Corder, S. P. (1978). ‘Simple codes’ and the source of the second language learner's initial heuristic
hypothesis. Studies in second language acquisition, 1(1), 1-10.
16. TUGAS
1. Jelaskanlah apa itu perbedaan dari attitude dan aptitude dan berikan
contoh.
2. Jelaskanlah dan berikan contoh dari routines dan pattern.
3. Jelaskanlah dan berikan contoh dari simple codes.
4. Buatlah sebuah kajian mini mengenai attitude, aptitude, routines,
pattern dan simple codes dalam pemerolehan bahasa berdasarkan video
yang terlampir (link video dilampirkan di lembar kerja siswa)
• Kerjakanlah dalam kelompok yang terdiri dari 3 orang
• Mohon untuk mengumpulkan tugas dalam format Ms. Word melalui
Google Classroom
• Tenggat Waktu: 14 Desember 2023, 23.59 WIB