SlideShare a Scribd company logo
CLIENT CENTERED
THERAPY
ESTER MEITY
Pendekatan Konseling Client Centred
Prinsip Dasar
 Pandangan Tentang Sifat Manusia
 Manusia dalam pandangan Rogers adalah bersifat positif. Ia
mempercayai bahwa manusia memiliki dorongan untuk selalu bergerak
ke muka, berjuang untuk berfungsi, kooperatif, konstrukstif dan
memiliki kebaikan pada inti terdalam tanpa perlu mengendalikan
dorongan-dorongan agresifnya.
 Filosofi tentang manusia ini berimplikasi dalam praktek terapi client
centered dimana terapis meletakan tanggung jawab proses terapi pada
client, bukan terapis yang memiliki otoritas.
 Client diposisikan untuk memiliki kesanggupan-kesangguapan dalam
membuat keputusan.
 Pendekatan konseling client centered menekankan pada kecakapan
klien untuk menentukan isu yang penting bagi dirinya dan pemecahan
masalah dirinya.
 Konsep pokok yang mendasari adalah hal yang menyangkut konsep-
konsep mengenai diri (self), aktualisasi diri, teori kepribadian,dan
hakekat kecemasan.
 Menurut Roger konsep inti konseling berpusat pada klien adalah
konsep tentang diri dan konsep menjadi diri atau pertumbuhan
perwujudan diri.
 Terapi berpusat pada klien (Client Centered Teraphy) merupakan salah
satu teknik alternatif dalam praktik pekerjaan sosial, terutama bagi
terapis yang tidak begitu menguasai secara baik beberapa teori dan
praktik pekerjaan sosial, walaupun begitu bukan berarti tanpa tantangan
dan keahlian yang spesific.
 Latar Belakang Historis Terapi Client Centered
 Terapi Client Centered dipelopori oleh Carl R . Rogers sebagai reaksi
terhadap apa yang disebutnya sebagai keterbatasan-keterbatasan
mendasart dari psikoanalisis
 Pada hakikatnya pendekatan Client Centered merupakan cabang khusus
dari terapi Humanistik yang menggaris bawahi tindakan mengalami
klien berikut duni subjektif dan fenomenalnya
 Beberapa Asumsi Dasar Terapi Client Centered
 Individu memiliki kapasitas untuk membimbing, mengatur,
mengarahkan, dan mengendalikan dirinya sendiri apabila ia
diberikan kondisi tertentu yang mendukung
 Individu memiliki potensi untuk memahami apa yang terjadi
dalam hidupnya yang terkait dengan tekanan dan kecemasan
yang ia rasakan.
 Individu memiliki potensi untuk mengatur ulang dirinya
sedemikian rupa sehingga tidak hanya untuk menghilangkan
tekanan dan kecemasan yang ia rasakan, tetapi juga untuk
memenuhi kebutuhan diri dan mencapai kebahagiaan.
 Prinsip-Prinsip dalam Terapi Client Centered
 Kita berperilaku sesuai dengan persepsi kita terhadap realitas. Berkaitan
dengan hal ini, untuk memahami masalah klien, maka kita harus benar-
benar memahami bagaimana ia mempersepsikannya.
 Kita termotivasi oleh dorongan primer bawaan lahir yang berupa
dorongan untuk mengaktualisasikan diri. Secara otomatis individu akan
mengembangkan potensinya dalam kondisi-kondisi yang mendukung.
Kondisi-kondisi ini dapat diciptakan dalam terapi dan oleh karena itu,
terapis harus bersikap nondirektif.
 Individu memiliki kebutuhan dasar akan cinta dan penerimaan. Dalam
terapi, hal ini diterjemahkan sebagai adanya kebutuhan untuk fokus
pada hubungan (antara terapis dan klien-red) dan pengkomunikasian
empati, sikap menghargai, dan ketulusan dari terapis.
 Konsep diri individu bergantung pada penerimaan dan penghargaan
yang ia terima dari orang lain. Konsep diri klien dapat ia ubah apabila
ia mengalami penghargaan positif tanpa syarat (unconditional positive
regard) dalam terapi.
KONSEP DASAR
 Pandangan Menurut Rogers
 CLIENT CENTERED (KONSELING BERPUSAT KLIEN) – Model
konseling berpusat pribadi dikembangkan oleh Carl R. Rogers. Sebagai
hampiran keilmuan merupakan cabang dari psikologi humanistik yang
menekankan model fenomenologis. Konseling person-centered mula-
mula dikembangkan pada 1940 an sebagai reaksi terhadap konseling
psychoanalytic. Semula dikenal sebagai model nondirektif, kemudian
diubah menjadi client-centered.
 Carl R. Rogers mengembangkan terapi client-centered sebagai reaksi
terhadap apa yang disebutnya keterbatasan-keterbatasan mendasar dari
psikoanalisis. Terapis berfugsi terutama sebagai penunjang
pertumbuhan pribadi seseorang dengan jalan membantunya dalam
menemukan kesanggupan-kesanggupan untuk memecahkan masalah-
masalah. Pendekatan client centered ini menaruh kepercayaan yang
besar pada kesanggupan seseorang untuk mengikuti jalan terapi dan
menemukan arahnya sendiri.
 Ciri-Ciri Pendekatan Client Centered
Berikut ini uraian ciri-ciri pendektan Client Centered dari Rogers :
 Client dapat bertanggungjawab, memiliki kesanggupan dalam memecahkan
masalah dan memilih perliku yang dianggap pantas bagi dirinya.
 Menekankan dunia fenomenal client. Dengan empati dan pemahaman terhadap
client, terapis memfokuskan pada persepsi diri client dan persepsi client terhadap
dunia.
 Prinsip-prinsip psikoterapi berdasarkana bahwa hasrat kematangan psikologis
manusia itu berakar pada manusia sendiri. Maka psikoterapi itu bersifat
konstrukstif dimana dampak psikoteraputik terjadi karena hubungan konselor dan
client. Karena hal ini tidak dapat dilakukan sendirian (client).
 Efektifitas teraputik didasarkan pada sifat-sifat ketulusan, kehangatan,
penerimaan nonposesif dan empati yang akurat.
 Pendekatan ini bukanlah suatu sekumpulan teknik ataupun dogma. Tetapi berakar
pada sekumpulan sikap dan kepercayaan dimana dalam proses terapi, terapis dan
client memperlihatkan kemanusiawiannya dan partisipasi dalam pengalaman
pertumbunhan.
TUJUAN PENDEKATAN TERAPI
Terdapat beberapa tujuan pendekatan terapi Client Centered yaitu sebagai berikut :
 Keterbukaan pada Pengalaman
Sebagai lawan dari kebertahanan, keterbukaan pada pengalamam menyiratkan
menjadi lebih sadar terhadap kenyataan sebagaimana kenyataan itu hadir di luar
dirinya.
 Kepercayaan pada Organisme Sendiri
Salah satu tujuan terapi adalah membantu klien dalam membangun rasa percaya
terhadap diri sendiri. Dengan meningknya keterbukaan klien terhadap pengalaman-
pengalamannya sendiri, kepercayaan kilen kepada dirinya sendiri pun mulai timbul.
 Tempat Evaluasi Internal
Tempat evaluasi internal ini berkaitan dengan kepercayaan diri, yang berarti lebih
banyak mencari jawaban-jawaban pada diri sendiri bagi masalah-masalah
keberadaannya. Orang semakin menaruh perhatian pada pusat dirinya dari pada
mencari pengesahan bagi kepribadiannya dari luar. Dia mengganti persetujuan
universal dari orang lain dengan persetujuan dari dirinya sendiri. Dia menetapkan
standar-standar tingkah laku dan melihat ke dalam dirinya sendiri dalam membuat
putusan-putusan dan pilihan-pilihan bagi hidupnya.
 Kesediaan untuk menjadi Satu Proses.
Konsep tentang diri dalam proses pemenjadian merupakan lawan dari konsep diri sebagai
produk. Walaupun klien boleh jadi menjalani terapi untuk mencari sejenis formula guna
membangun keadaan berhasil dan berbahagia, tapi mereka menjadi sadar bahwa
peretumbuhan adalah suatu proses yang berkesinambungan. Para klien dalam terapi berada
dalam proses pengujian persepsi-persepsi dan kepercayaan-kepercayaannya serta membuka
diri bagi pengalaman-pengalaman baru, bahkan beberapa revisi.
 Tujuan Konseling
Tujuan Konseling dengan pendekatan Client Centered adalah sebagai berikut :
 Menciptakan suasana yang kondusif bagi klien untuk mengeksplorasi diri sehingga dapat
mengenal hambatan pertumbuhannya .
 Membantu klien agar dapat bergerak ke arah keterbukaan, kepercayaanyang lebih besar
kepada dirinya,keinginan untuk menjadi pribadi yang mandiri dan meningkatkan
spontanitas hidupnya.
 menyediakan iklim yang aman dan percaya dalam pengaturan konseling sedemikian
sehingga konseli, dengan menggunakan hubungan konseling untuk self-exploration,
menjadi sadar akan blok/hambatan ke pertumbuhan.
 Konseli cenderung untuk bergerak ke arah lebih terbuka, kepercayaan diri lebih besar,
lebih sedia untuk meningkatkan diri sebagai lawan menjadi mandeg, dan lebih hidup dari
standard internal sebagai lawan mengambil ukuran eksternal untuk apa ia perlu menjadi.
HUBUNGAN KONSELOR DENGAN KLIEN
 Konsep hubungan antara terapis dan client dalam pendekatan ini ditegaskan oleh
pernyataan Rogers (1961) “jika saya bisa menyajikan suatu tipe hubungan, maka
orang lain akan menemukan dalam dirinya sendiri kesanggupan menggunakan
hubungan itu untuk pertumbuhan dan perubahan, sehingga perkembangan
peribadipun akan terjadi.
 Ada enam kondisi yang diperlukan dan memadahi bagi perubahan kepribadian :
 Dua orang berada dalam hubungan psikologis.
 Orang pertama disebut client, ada dalam keadaan tidak selaras, peka dan cemas.
 Orang kedua disebut terapis, ada dalam keadaan selaras atau terintegrasi dalam
berhubungan.
 Terapis merasakan perhatian positif tak bersyarat terhadap client.
 terapis merasakan pengertian yang empatikterhadap kerangka acuan internal
client dan berusaha mengkomunikasikan perasaannya ini kepad terapis.
 Komunikasi pengertian empatik dan rasa hormat yang positif tak bersyarat dari
terapis kepada client setidak-tidaknya dapat dicapai.
 3 ciri atau sikap terapis yang membentuk bagian tengan hubungan teraputik :
 Pertama, Keselarasana/kesejatian. Konsep kesejatian yang dimaksud Rogers
adalah bagaimana terapis tampil nyata, utuh, otentik dan tidak palsu serta
terintegrasi selama pertemuan terapi. Terapis bersikap secara spontan dan terbuka
menyatakan sikap-sikap yang ada pada dirinya baik yang positif maupun negatif.
Terapis tidak diperkenankan terlibat secara emosional dan berbagi perasaan-
perasaan secara impulsive terhadap client. Hal ini dapat menghambat proses
terapi. Jelas bahwa pendekatan client centered berasumsi bahwa jika terapi
selaras/menunjukkan kesejatiannya dalam berhubungan dengan client maka
proses teraputic bisa berlangsung.
 Kedua, Perhatian positif tak bersayarat. Perhatian tak bersayarat itu tidak
dicampuri oleh evaluasi atau penilaian terhadap pemikiran-pemikiran dan tingkah
laku client sebagai hal yang buruk atau baik. Perhatian tak bersyarat bukan sikap
“Saya mau menerima asalkan… melainkan “Saya menerima anda apa adanya”.
Perhatian tak bersyarat itu seperti continuum. Semakin besar derajat kesukaan,
perhatian dan penerimaan hangat terhadap client, maka semakin besar pula
peluang untuk menunjung perubahan pada client.
 Ketiga, Pengertian empatik yang akurat. Pada bagian ini merupakan hal
yang sangat krusial, dimana terapis benar-benar dituntut untuk
menggunakan kemampuan inderanya dalam berempati guna mengenali
dan menjelajahi pengalaman subjektif dari client. Konsep ini
menyiratkan terapis memahami perasaan-perasaan client yang seakan-
akan perasaanya sendiri. Tugas yang makin rumit adalah memahami
perasaan client yang samar dan memberikan makna yang makin jelas.
Tugas terapis adalah membantu kesadaran client terhadap perasaan-
perasaan yang dialami. Regers percaya bahwa apabila terapis mampu
menjangkau dunia pribadi client sebagaimana dunia pribadi itu diamati
dan dirasakan oleh client, tanpa kehilangan identitas dirinya yang
terpisah dari client, maka perubahan yang konstruktif akan terjadi.
PROSES KONSELING
 Proses-proses yang terjadi dalam konseling dengan menggunakan pendekatan Client
Centered adalah sebagai berikut :
 Konseling memusatkan pada pengalaman individual.
 Konseling berupaya meminimalisir rasa diri terancam, dan memaksimalkan dan
serta menopang eksplorasi diri. Perubahan perilaku datang melalui pemanfaatan
potensi individu untuk menilai pengalamannya, membuatnya untuk memperjelas
dan mendapat tilikan pearasaan yang mengarah pada pertumbuhan.
 Melalui penerimaan terhadap klien, konselor membantu untuk menyatakan,
mengkaji dan memadukan pengalaman-pengalaman sebelunya ke dalam konsep
diri.
 Dengan redefinisi, pengalaman, individu mencapai penerimaan diri dan
menerima orang lain dan menjadi orang yang berkembang penuh.
 Wawancara merupakan alat utama dalam konseling untuk menumbuhkan
hubungan timbal balik.

More Related Content

Similar to ps4156_07_061814.ppt

Ppt eksistensial humanistik
Ppt eksistensial humanistikPpt eksistensial humanistik
Ppt eksistensial humanistik
Langgeng Prayogo
 
TEORI-TEORI KONSELING KELOMPOK pada mata kuliah psikologi konseling
TEORI-TEORI  KONSELING KELOMPOK pada mata kuliah psikologi konselingTEORI-TEORI  KONSELING KELOMPOK pada mata kuliah psikologi konseling
TEORI-TEORI KONSELING KELOMPOK pada mata kuliah psikologi konseling
SitiSara33
 
10 terapi realitas
10 terapi realitas10 terapi realitas
10 terapi realitasIchwan Muis
 
Terapi Realitas
Terapi RealitasTerapi Realitas
Terapi Realitas
Furqoni Aziz
 
Terapi Realitas
Terapi RealitasTerapi Realitas
Terapi Realitas
mohammadgufron
 
Bimbingan Konseling
Bimbingan KonselingBimbingan Konseling
Bimbingan Konseling
singgiharyanova
 
37. KOMUNIKASI TERAPEUTIK (1).pptx
37.  KOMUNIKASI TERAPEUTIK (1).pptx37.  KOMUNIKASI TERAPEUTIK (1).pptx
37. KOMUNIKASI TERAPEUTIK (1).pptx
yogiwijanarko1
 
Tera pi tingkah laku
Tera pi tingkah lakuTera pi tingkah laku
Tera pi tingkah lakuHdyismi
 
4457-materials.pdf
4457-materials.pdf4457-materials.pdf
4457-materials.pdf
veraprasetianingsih
 
P1 supportif therapy
P1 supportif therapyP1 supportif therapy
P1 supportif therapy
Yabniel Lit Jingga
 
POWER POINT TERAPI GESTALT DARI PEMAHAMAN BUKU COREY
POWER POINT TERAPI GESTALT DARI PEMAHAMAN BUKU COREYPOWER POINT TERAPI GESTALT DARI PEMAHAMAN BUKU COREY
POWER POINT TERAPI GESTALT DARI PEMAHAMAN BUKU COREY
topanegy
 
Materi buku ajar tetes mata 1
Materi buku ajar tetes mata 1Materi buku ajar tetes mata 1
Materi buku ajar tetes mata 1
Rusli Unci
 
Gangguan konsep-diri
Gangguan konsep-diriGangguan konsep-diri
Gangguan konsep-diri
Arya Ningrat
 
PRINSIP KONSELING.pptx
PRINSIP KONSELING.pptxPRINSIP KONSELING.pptx
PRINSIP KONSELING.pptx
ShofiyahKhoirunnisa
 
Konsep dasar keperawatan kesehatan jiwa
Konsep dasar keperawatan kesehatan jiwaKonsep dasar keperawatan kesehatan jiwa
Konsep dasar keperawatan kesehatan jiwa
Zha Sarimurni
 
Komunikasi Terapeutik
Komunikasi TerapeutikKomunikasi Terapeutik
Komunikasi Terapeutik
pjj_kemenkes
 
Konselor kunci (jordan)
Konselor kunci  (jordan)Konselor kunci  (jordan)
Konselor kunci (jordan)
Kirenius Wadu
 
Eksistensial-Humanistik
Eksistensial-HumanistikEksistensial-Humanistik
Eksistensial-Humanistik
bkupstegal
 

Similar to ps4156_07_061814.ppt (20)

Clien centered
Clien centeredClien centered
Clien centered
 
Ppt eksistensial humanistik
Ppt eksistensial humanistikPpt eksistensial humanistik
Ppt eksistensial humanistik
 
TEORI-TEORI KONSELING KELOMPOK pada mata kuliah psikologi konseling
TEORI-TEORI  KONSELING KELOMPOK pada mata kuliah psikologi konselingTEORI-TEORI  KONSELING KELOMPOK pada mata kuliah psikologi konseling
TEORI-TEORI KONSELING KELOMPOK pada mata kuliah psikologi konseling
 
10 terapi realitas
10 terapi realitas10 terapi realitas
10 terapi realitas
 
Terapi Realitas
Terapi RealitasTerapi Realitas
Terapi Realitas
 
Terapi Realitas
Terapi RealitasTerapi Realitas
Terapi Realitas
 
Bimbingan Konseling
Bimbingan KonselingBimbingan Konseling
Bimbingan Konseling
 
37. KOMUNIKASI TERAPEUTIK (1).pptx
37.  KOMUNIKASI TERAPEUTIK (1).pptx37.  KOMUNIKASI TERAPEUTIK (1).pptx
37. KOMUNIKASI TERAPEUTIK (1).pptx
 
Tera pi tingkah laku
Tera pi tingkah lakuTera pi tingkah laku
Tera pi tingkah laku
 
4457-materials.pdf
4457-materials.pdf4457-materials.pdf
4457-materials.pdf
 
P1 supportif therapy
P1 supportif therapyP1 supportif therapy
P1 supportif therapy
 
POWER POINT TERAPI GESTALT DARI PEMAHAMAN BUKU COREY
POWER POINT TERAPI GESTALT DARI PEMAHAMAN BUKU COREYPOWER POINT TERAPI GESTALT DARI PEMAHAMAN BUKU COREY
POWER POINT TERAPI GESTALT DARI PEMAHAMAN BUKU COREY
 
Materi buku ajar tetes mata 1
Materi buku ajar tetes mata 1Materi buku ajar tetes mata 1
Materi buku ajar tetes mata 1
 
Gangguan konsep-diri
Gangguan konsep-diriGangguan konsep-diri
Gangguan konsep-diri
 
PRINSIP KONSELING.pptx
PRINSIP KONSELING.pptxPRINSIP KONSELING.pptx
PRINSIP KONSELING.pptx
 
Wz manual kaunselor
Wz manual kaunselorWz manual kaunselor
Wz manual kaunselor
 
Konsep dasar keperawatan kesehatan jiwa
Konsep dasar keperawatan kesehatan jiwaKonsep dasar keperawatan kesehatan jiwa
Konsep dasar keperawatan kesehatan jiwa
 
Komunikasi Terapeutik
Komunikasi TerapeutikKomunikasi Terapeutik
Komunikasi Terapeutik
 
Konselor kunci (jordan)
Konselor kunci  (jordan)Konselor kunci  (jordan)
Konselor kunci (jordan)
 
Eksistensial-Humanistik
Eksistensial-HumanistikEksistensial-Humanistik
Eksistensial-Humanistik
 

More from hein30

Presentasi (2) (1).pptx
Presentasi (2) (1).pptxPresentasi (2) (1).pptx
Presentasi (2) (1).pptx
hein30
 
kelompok 7.pptx
kelompok 7.pptxkelompok 7.pptx
kelompok 7.pptx
hein30
 
PPT Teori Perkembangan Manusia.pptx
PPT Teori Perkembangan Manusia.pptxPPT Teori Perkembangan Manusia.pptx
PPT Teori Perkembangan Manusia.pptx
hein30
 
TM_8,9_Pertumbuhan_dan_Perkembangan_Manusia.ppt
TM_8,9_Pertumbuhan_dan_Perkembangan_Manusia.pptTM_8,9_Pertumbuhan_dan_Perkembangan_Manusia.ppt
TM_8,9_Pertumbuhan_dan_Perkembangan_Manusia.ppt
hein30
 
Psikologi-Perkembangan-Manusia-3.ppt
Psikologi-Perkembangan-Manusia-3.pptPsikologi-Perkembangan-Manusia-3.ppt
Psikologi-Perkembangan-Manusia-3.ppt
hein30
 
Teori Perkembangan Manusia.pptx
Teori Perkembangan Manusia.pptxTeori Perkembangan Manusia.pptx
Teori Perkembangan Manusia.pptx
hein30
 
Teori Rasional Emotive Behavior Theraphy.pptx
Teori Rasional Emotive Behavior Theraphy.pptxTeori Rasional Emotive Behavior Theraphy.pptx
Teori Rasional Emotive Behavior Theraphy.pptx
hein30
 
Materi Presentasi Kelompok 1.pptx
Materi Presentasi Kelompok 1.pptxMateri Presentasi Kelompok 1.pptx
Materi Presentasi Kelompok 1.pptx
hein30
 
UAS Bahasa Inggirs.pptx
UAS Bahasa Inggirs.pptxUAS Bahasa Inggirs.pptx
UAS Bahasa Inggirs.pptx
hein30
 
210823 Info Dasar HIV AIDS_ dr Ritha_220821_Hattu.ppt
210823 Info Dasar HIV AIDS_ dr Ritha_220821_Hattu.ppt210823 Info Dasar HIV AIDS_ dr Ritha_220821_Hattu.ppt
210823 Info Dasar HIV AIDS_ dr Ritha_220821_Hattu.ppt
hein30
 

More from hein30 (10)

Presentasi (2) (1).pptx
Presentasi (2) (1).pptxPresentasi (2) (1).pptx
Presentasi (2) (1).pptx
 
kelompok 7.pptx
kelompok 7.pptxkelompok 7.pptx
kelompok 7.pptx
 
PPT Teori Perkembangan Manusia.pptx
PPT Teori Perkembangan Manusia.pptxPPT Teori Perkembangan Manusia.pptx
PPT Teori Perkembangan Manusia.pptx
 
TM_8,9_Pertumbuhan_dan_Perkembangan_Manusia.ppt
TM_8,9_Pertumbuhan_dan_Perkembangan_Manusia.pptTM_8,9_Pertumbuhan_dan_Perkembangan_Manusia.ppt
TM_8,9_Pertumbuhan_dan_Perkembangan_Manusia.ppt
 
Psikologi-Perkembangan-Manusia-3.ppt
Psikologi-Perkembangan-Manusia-3.pptPsikologi-Perkembangan-Manusia-3.ppt
Psikologi-Perkembangan-Manusia-3.ppt
 
Teori Perkembangan Manusia.pptx
Teori Perkembangan Manusia.pptxTeori Perkembangan Manusia.pptx
Teori Perkembangan Manusia.pptx
 
Teori Rasional Emotive Behavior Theraphy.pptx
Teori Rasional Emotive Behavior Theraphy.pptxTeori Rasional Emotive Behavior Theraphy.pptx
Teori Rasional Emotive Behavior Theraphy.pptx
 
Materi Presentasi Kelompok 1.pptx
Materi Presentasi Kelompok 1.pptxMateri Presentasi Kelompok 1.pptx
Materi Presentasi Kelompok 1.pptx
 
UAS Bahasa Inggirs.pptx
UAS Bahasa Inggirs.pptxUAS Bahasa Inggirs.pptx
UAS Bahasa Inggirs.pptx
 
210823 Info Dasar HIV AIDS_ dr Ritha_220821_Hattu.ppt
210823 Info Dasar HIV AIDS_ dr Ritha_220821_Hattu.ppt210823 Info Dasar HIV AIDS_ dr Ritha_220821_Hattu.ppt
210823 Info Dasar HIV AIDS_ dr Ritha_220821_Hattu.ppt
 

Recently uploaded

Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
indraayurestuw
 
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudahrefleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
muhamadsufii48
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Kanaidi ken
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
junarpudin36
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
HendraSagita2
 
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos ValidasiAksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
DinaSetiawan2
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
ananda238570
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPALANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
Annisa Syahfitri
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
NanieIbrahim
 
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
nimah111
 
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptxObservasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
akram124738
 
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptxGERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
fildiausmayusuf1
 
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDFJUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
budimoko2
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
MashudiMashudi12
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
sabir51
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
nasrudienaulia
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
Kanaidi ken
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
GusniartiGusniarti5
 

Recently uploaded (20)

Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
 
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudahrefleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
 
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos ValidasiAksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPALANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
 
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
 
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptxObservasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
 
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptxGERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
 
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDFJUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
 

ps4156_07_061814.ppt

  • 2. Pendekatan Konseling Client Centred Prinsip Dasar  Pandangan Tentang Sifat Manusia  Manusia dalam pandangan Rogers adalah bersifat positif. Ia mempercayai bahwa manusia memiliki dorongan untuk selalu bergerak ke muka, berjuang untuk berfungsi, kooperatif, konstrukstif dan memiliki kebaikan pada inti terdalam tanpa perlu mengendalikan dorongan-dorongan agresifnya.  Filosofi tentang manusia ini berimplikasi dalam praktek terapi client centered dimana terapis meletakan tanggung jawab proses terapi pada client, bukan terapis yang memiliki otoritas.  Client diposisikan untuk memiliki kesanggupan-kesangguapan dalam membuat keputusan.
  • 3.  Pendekatan konseling client centered menekankan pada kecakapan klien untuk menentukan isu yang penting bagi dirinya dan pemecahan masalah dirinya.  Konsep pokok yang mendasari adalah hal yang menyangkut konsep- konsep mengenai diri (self), aktualisasi diri, teori kepribadian,dan hakekat kecemasan.  Menurut Roger konsep inti konseling berpusat pada klien adalah konsep tentang diri dan konsep menjadi diri atau pertumbuhan perwujudan diri.  Terapi berpusat pada klien (Client Centered Teraphy) merupakan salah satu teknik alternatif dalam praktik pekerjaan sosial, terutama bagi terapis yang tidak begitu menguasai secara baik beberapa teori dan praktik pekerjaan sosial, walaupun begitu bukan berarti tanpa tantangan dan keahlian yang spesific.
  • 4.  Latar Belakang Historis Terapi Client Centered  Terapi Client Centered dipelopori oleh Carl R . Rogers sebagai reaksi terhadap apa yang disebutnya sebagai keterbatasan-keterbatasan mendasart dari psikoanalisis  Pada hakikatnya pendekatan Client Centered merupakan cabang khusus dari terapi Humanistik yang menggaris bawahi tindakan mengalami klien berikut duni subjektif dan fenomenalnya
  • 5.  Beberapa Asumsi Dasar Terapi Client Centered  Individu memiliki kapasitas untuk membimbing, mengatur, mengarahkan, dan mengendalikan dirinya sendiri apabila ia diberikan kondisi tertentu yang mendukung  Individu memiliki potensi untuk memahami apa yang terjadi dalam hidupnya yang terkait dengan tekanan dan kecemasan yang ia rasakan.  Individu memiliki potensi untuk mengatur ulang dirinya sedemikian rupa sehingga tidak hanya untuk menghilangkan tekanan dan kecemasan yang ia rasakan, tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan diri dan mencapai kebahagiaan.
  • 6.  Prinsip-Prinsip dalam Terapi Client Centered  Kita berperilaku sesuai dengan persepsi kita terhadap realitas. Berkaitan dengan hal ini, untuk memahami masalah klien, maka kita harus benar- benar memahami bagaimana ia mempersepsikannya.  Kita termotivasi oleh dorongan primer bawaan lahir yang berupa dorongan untuk mengaktualisasikan diri. Secara otomatis individu akan mengembangkan potensinya dalam kondisi-kondisi yang mendukung. Kondisi-kondisi ini dapat diciptakan dalam terapi dan oleh karena itu, terapis harus bersikap nondirektif.  Individu memiliki kebutuhan dasar akan cinta dan penerimaan. Dalam terapi, hal ini diterjemahkan sebagai adanya kebutuhan untuk fokus pada hubungan (antara terapis dan klien-red) dan pengkomunikasian empati, sikap menghargai, dan ketulusan dari terapis.  Konsep diri individu bergantung pada penerimaan dan penghargaan yang ia terima dari orang lain. Konsep diri klien dapat ia ubah apabila ia mengalami penghargaan positif tanpa syarat (unconditional positive regard) dalam terapi.
  • 7. KONSEP DASAR  Pandangan Menurut Rogers  CLIENT CENTERED (KONSELING BERPUSAT KLIEN) – Model konseling berpusat pribadi dikembangkan oleh Carl R. Rogers. Sebagai hampiran keilmuan merupakan cabang dari psikologi humanistik yang menekankan model fenomenologis. Konseling person-centered mula- mula dikembangkan pada 1940 an sebagai reaksi terhadap konseling psychoanalytic. Semula dikenal sebagai model nondirektif, kemudian diubah menjadi client-centered.  Carl R. Rogers mengembangkan terapi client-centered sebagai reaksi terhadap apa yang disebutnya keterbatasan-keterbatasan mendasar dari psikoanalisis. Terapis berfugsi terutama sebagai penunjang pertumbuhan pribadi seseorang dengan jalan membantunya dalam menemukan kesanggupan-kesanggupan untuk memecahkan masalah- masalah. Pendekatan client centered ini menaruh kepercayaan yang besar pada kesanggupan seseorang untuk mengikuti jalan terapi dan menemukan arahnya sendiri.
  • 8.  Ciri-Ciri Pendekatan Client Centered Berikut ini uraian ciri-ciri pendektan Client Centered dari Rogers :  Client dapat bertanggungjawab, memiliki kesanggupan dalam memecahkan masalah dan memilih perliku yang dianggap pantas bagi dirinya.  Menekankan dunia fenomenal client. Dengan empati dan pemahaman terhadap client, terapis memfokuskan pada persepsi diri client dan persepsi client terhadap dunia.  Prinsip-prinsip psikoterapi berdasarkana bahwa hasrat kematangan psikologis manusia itu berakar pada manusia sendiri. Maka psikoterapi itu bersifat konstrukstif dimana dampak psikoteraputik terjadi karena hubungan konselor dan client. Karena hal ini tidak dapat dilakukan sendirian (client).  Efektifitas teraputik didasarkan pada sifat-sifat ketulusan, kehangatan, penerimaan nonposesif dan empati yang akurat.  Pendekatan ini bukanlah suatu sekumpulan teknik ataupun dogma. Tetapi berakar pada sekumpulan sikap dan kepercayaan dimana dalam proses terapi, terapis dan client memperlihatkan kemanusiawiannya dan partisipasi dalam pengalaman pertumbunhan.
  • 9. TUJUAN PENDEKATAN TERAPI Terdapat beberapa tujuan pendekatan terapi Client Centered yaitu sebagai berikut :  Keterbukaan pada Pengalaman Sebagai lawan dari kebertahanan, keterbukaan pada pengalamam menyiratkan menjadi lebih sadar terhadap kenyataan sebagaimana kenyataan itu hadir di luar dirinya.  Kepercayaan pada Organisme Sendiri Salah satu tujuan terapi adalah membantu klien dalam membangun rasa percaya terhadap diri sendiri. Dengan meningknya keterbukaan klien terhadap pengalaman- pengalamannya sendiri, kepercayaan kilen kepada dirinya sendiri pun mulai timbul.  Tempat Evaluasi Internal Tempat evaluasi internal ini berkaitan dengan kepercayaan diri, yang berarti lebih banyak mencari jawaban-jawaban pada diri sendiri bagi masalah-masalah keberadaannya. Orang semakin menaruh perhatian pada pusat dirinya dari pada mencari pengesahan bagi kepribadiannya dari luar. Dia mengganti persetujuan universal dari orang lain dengan persetujuan dari dirinya sendiri. Dia menetapkan standar-standar tingkah laku dan melihat ke dalam dirinya sendiri dalam membuat putusan-putusan dan pilihan-pilihan bagi hidupnya.
  • 10.  Kesediaan untuk menjadi Satu Proses. Konsep tentang diri dalam proses pemenjadian merupakan lawan dari konsep diri sebagai produk. Walaupun klien boleh jadi menjalani terapi untuk mencari sejenis formula guna membangun keadaan berhasil dan berbahagia, tapi mereka menjadi sadar bahwa peretumbuhan adalah suatu proses yang berkesinambungan. Para klien dalam terapi berada dalam proses pengujian persepsi-persepsi dan kepercayaan-kepercayaannya serta membuka diri bagi pengalaman-pengalaman baru, bahkan beberapa revisi.  Tujuan Konseling Tujuan Konseling dengan pendekatan Client Centered adalah sebagai berikut :  Menciptakan suasana yang kondusif bagi klien untuk mengeksplorasi diri sehingga dapat mengenal hambatan pertumbuhannya .  Membantu klien agar dapat bergerak ke arah keterbukaan, kepercayaanyang lebih besar kepada dirinya,keinginan untuk menjadi pribadi yang mandiri dan meningkatkan spontanitas hidupnya.  menyediakan iklim yang aman dan percaya dalam pengaturan konseling sedemikian sehingga konseli, dengan menggunakan hubungan konseling untuk self-exploration, menjadi sadar akan blok/hambatan ke pertumbuhan.  Konseli cenderung untuk bergerak ke arah lebih terbuka, kepercayaan diri lebih besar, lebih sedia untuk meningkatkan diri sebagai lawan menjadi mandeg, dan lebih hidup dari standard internal sebagai lawan mengambil ukuran eksternal untuk apa ia perlu menjadi.
  • 11. HUBUNGAN KONSELOR DENGAN KLIEN  Konsep hubungan antara terapis dan client dalam pendekatan ini ditegaskan oleh pernyataan Rogers (1961) “jika saya bisa menyajikan suatu tipe hubungan, maka orang lain akan menemukan dalam dirinya sendiri kesanggupan menggunakan hubungan itu untuk pertumbuhan dan perubahan, sehingga perkembangan peribadipun akan terjadi.  Ada enam kondisi yang diperlukan dan memadahi bagi perubahan kepribadian :  Dua orang berada dalam hubungan psikologis.  Orang pertama disebut client, ada dalam keadaan tidak selaras, peka dan cemas.  Orang kedua disebut terapis, ada dalam keadaan selaras atau terintegrasi dalam berhubungan.  Terapis merasakan perhatian positif tak bersyarat terhadap client.  terapis merasakan pengertian yang empatikterhadap kerangka acuan internal client dan berusaha mengkomunikasikan perasaannya ini kepad terapis.  Komunikasi pengertian empatik dan rasa hormat yang positif tak bersyarat dari terapis kepada client setidak-tidaknya dapat dicapai.
  • 12.  3 ciri atau sikap terapis yang membentuk bagian tengan hubungan teraputik :  Pertama, Keselarasana/kesejatian. Konsep kesejatian yang dimaksud Rogers adalah bagaimana terapis tampil nyata, utuh, otentik dan tidak palsu serta terintegrasi selama pertemuan terapi. Terapis bersikap secara spontan dan terbuka menyatakan sikap-sikap yang ada pada dirinya baik yang positif maupun negatif. Terapis tidak diperkenankan terlibat secara emosional dan berbagi perasaan- perasaan secara impulsive terhadap client. Hal ini dapat menghambat proses terapi. Jelas bahwa pendekatan client centered berasumsi bahwa jika terapi selaras/menunjukkan kesejatiannya dalam berhubungan dengan client maka proses teraputic bisa berlangsung.  Kedua, Perhatian positif tak bersayarat. Perhatian tak bersayarat itu tidak dicampuri oleh evaluasi atau penilaian terhadap pemikiran-pemikiran dan tingkah laku client sebagai hal yang buruk atau baik. Perhatian tak bersyarat bukan sikap “Saya mau menerima asalkan… melainkan “Saya menerima anda apa adanya”. Perhatian tak bersyarat itu seperti continuum. Semakin besar derajat kesukaan, perhatian dan penerimaan hangat terhadap client, maka semakin besar pula peluang untuk menunjung perubahan pada client.
  • 13.  Ketiga, Pengertian empatik yang akurat. Pada bagian ini merupakan hal yang sangat krusial, dimana terapis benar-benar dituntut untuk menggunakan kemampuan inderanya dalam berempati guna mengenali dan menjelajahi pengalaman subjektif dari client. Konsep ini menyiratkan terapis memahami perasaan-perasaan client yang seakan- akan perasaanya sendiri. Tugas yang makin rumit adalah memahami perasaan client yang samar dan memberikan makna yang makin jelas. Tugas terapis adalah membantu kesadaran client terhadap perasaan- perasaan yang dialami. Regers percaya bahwa apabila terapis mampu menjangkau dunia pribadi client sebagaimana dunia pribadi itu diamati dan dirasakan oleh client, tanpa kehilangan identitas dirinya yang terpisah dari client, maka perubahan yang konstruktif akan terjadi.
  • 14. PROSES KONSELING  Proses-proses yang terjadi dalam konseling dengan menggunakan pendekatan Client Centered adalah sebagai berikut :  Konseling memusatkan pada pengalaman individual.  Konseling berupaya meminimalisir rasa diri terancam, dan memaksimalkan dan serta menopang eksplorasi diri. Perubahan perilaku datang melalui pemanfaatan potensi individu untuk menilai pengalamannya, membuatnya untuk memperjelas dan mendapat tilikan pearasaan yang mengarah pada pertumbuhan.  Melalui penerimaan terhadap klien, konselor membantu untuk menyatakan, mengkaji dan memadukan pengalaman-pengalaman sebelunya ke dalam konsep diri.  Dengan redefinisi, pengalaman, individu mencapai penerimaan diri dan menerima orang lain dan menjadi orang yang berkembang penuh.  Wawancara merupakan alat utama dalam konseling untuk menumbuhkan hubungan timbal balik.