1. Pupuk Organik, Pupuk Hayati, dan Pupuk Kimia
Banyak orang yang sering salah presepsi dalam menggunakan pupuk kimia,
pupuk hayati dan pupuk organik. Pupuk organik dan pupuk hayati seringkali
disamakan dengan pupuk kimia. Padahal pupuk-pupuk ini sebenarnya
berbeda sama sekali. selanjutnya di link:
http://isroi.wordpress.com/2008/02/2...n-pupuk-kimia/
Membuat pupuk Effective Microorganisme atau EM
Pupuk EM adalah pupuk organik yang dibuat melalui proses fermentasi
menggunakan bakteri (microorganisme). Sampah organik dengan proses EM
dapat menjadi pupuk organik yang bermanfaat meningkatkan kualitas tanah.
Beriikut langkah-langkah pembuatan pupuk menggunakan EM :
Pembuatan bakteri penghancur (EM).
Bahan-bahan :
* Susu sapi atau susu kambing murni.
* Isi usus (ayam/kambing), yang dibutuhkan adalah bakteri di dalam usus.
* Seperempat kilogram terasi (terbuat dari kepala/kulit udang, kepala ikan) +
1 kg Gula pasir (perasan tebu) + 1 kg bekatul + 1 buah nanas + 10 liter air
bersih.
Alat-alat yang diperlukan :
Panci, kompor dan blender/parutan untuk menghaluskan nanas.
Cara pembuatan :
* Trasi, gula pasir, bekatul, nanas (yang dihaluskan dengan blender) dimasak
agar bakteri lain yang tidak diperlukan mati.
* Setelah mendidih, hasil adonannya didinginkan.
* Tambahkan susu, isi usus ayam atau kambing.
* Ditutup rapat. Setelah 12 jam timbul gelembung-gelembung.
* Bila sudah siap jadi akan menjadi kental/lengket.
Perlu diperhatikan susu jangan yang sudah basi karena kemampuan bakteri
sudah berkurang. Sedangkan kegunaan nanas adalah untuk menghilangkan
bau hasil proses bakteri. Link:
http://petanidesa.wordpress.com/2007...roorganism-em/
Cara Pembiakan Bakteri
2. Untuk menghemat biaya, bibit bakteri EM4 yang dibeli di toko atau koperasi
Saprotan dapat dikembangbiakkan sendiri, sehingga kebutuhan pupuk
organik untuk luas lahan yang ada dapat dipenuhi. Adapun prosedur
pembiakan bakteri EM4 adalah sebagai berikut:
Bahan dan Komposisi:
1 liter bakteri
3 kg bekatul (minimal)
¼ kg gula merah/gula pasir/tetes tebu (pilih salah satu)
¼ kg terasi
5 liter air
Alat dan Sarana:
Ember
Pengaduk
Panci pemasak air
Botol penyimpan
Saringan (dari kain atau kawat kasa)
Cara Pembiakan:
Panaskan 5 liter air sampai mendidih.
Masukkan terasi, bekatul dan tetes tebu/gula (jika memakai gula merah harus
dihancurkan dulu), lalu aduk hingga rata.
Setelah campuran rata, dinginkan sampai betul-betul dingin! (karena kalau
tidak betul-betul dingin, adonan justru dapat membunuh bakteri yang akan
dibiakkan).
Masukkan bakteri dan aduk sampai rata. Kemudian ditutup rapat selama 2
hari.
Pada hari ketiga dan selanjutnya tutup jangan terlalu rapat dan diaduk setiap
hari kurang lebih 10 menit.
Setelah 3-4 hari bakteri sudah dapat diambil dengan disaring, kemudian
disimpan dalam botol yang terbuka atau ditutup jangan terlalu rapat (agar
bakteri tetap mendapatkan oksigend ari udara).
Selanjutnya, botol-botol bakteri tersebut siap digunakan untuk membuat
kompos, pupuk cair maupun pupuk hijau dengan komposisi campuran
seperti yang akan diuraikan dibawah ini.
Catatan: Ampas hasil saringan dapat untuk membiakkan lagi dengan
menyiapkan air kurang lebih 1 liter dan menambahkan air matang dingin dan
gula saja.
Link: http://petanidesa.wordpress.com/2007...iakan-bakteri/
Cara Membuat Pupuk Cair Organik
Bahan dan Alat:
3. 1 liter bakteri
5 kg hijau-hijauan/daun-daun segar (bukan sisa dan jangan menggunakan
daun dari pohon yang bergetah berbahaya seperti karet, pinus, damar, nimba,
dan yang sulit lapuk seperti jato, bambu, dan lain-lainnya)
0,5 kg terasi dicairkan dengan air secukupnya
1 kg gula pasir/merah/tetes tebu (pilih salah satu) dan dicairkan dengan air
30 kg kotoran hewan
Air secukupnya
Ember/gentong/drum yang dapat ditutup rapat
Cara Pembuatan:
Kotoran hewan dan daun-daun hijau dimasukkan ke dalam ember.
Cairan gula dan terasi dimasukkan ke dalam ember.
Larutkan bakteri ke dalam air dan dimasukkan ke dalam drum, kemudian
ditutup rapat.
Setelah 8-10 hari, pembiakan bakteri sudah selesai dan drum sudah dapat
dibuka.
Saring dan masukkan ke dalam wadah yang bersih (botol) untuk
disimpan/digunakan.
Ampas sisa saringan masih mengandung bakteri, sisakan sekitar 1 sampai 2
liter, tambahkan air, terasi, dan gula dengan perbandingan yang sama.
Setelah 8-10 hari kemudian bakteri sudah berkembang biak lagi dan siap
digunakan. Demikian seterusnya.
Kegunaan:
Mempercepat pengomposan dari 3-4 bulan menjadi 30-40 hari.
Dapat digunakan langsung sebagai pupuk semprot, apabila tanah sudah
diberi kompos (subur), tetapi apabila tanah kurang subur/tandus, penggunaan
langsung sebagai pupuk tidak dianjurkan.
Pupuk cair (larutan bakteri) ini tidak diperbolehkan untuk dicampur dengan
bakteri lain, terutama bahan kimia atau bahan untuk pestisida lainnya seperti
tembakau.
Link: http://petanidesa.wordpress.com/2007...-cair-organik/
Cara Membuat Pupuk Hijau Organik
Pupuk Hijau: adalah pupuk organik yang terbuat dari sisa tanaman atau
sampah yang diproses dengan bantuan bakteri.
Bahan dan Komposisi:
200 kg hijau daun atau sampah dapur.
10 kg dedak halus.
¼ kg gula pasir/gula merah.
¼ liter bakteri.
200 liter air atau secukupnya.
4. Cara Pembuatan:
Hijau daun atau sampah dapur dicacah dan dibasahi.
Campurkan dedak halus atau bekatul dengan hijau daun.
Cairkan gula pasir atau gula merah dengan air.
Masukkan bakteri ke dalam air. Campurkan dengan cairan gula pasir atau
gula merah. Aduk hingga rata.
Cairan bakteri dan gula disiramkan pada campuran hijau
daun/sampah+bekatul. Aduk sampai rata, kemudian digundukkan/ditumpuk
hingga ketinggian 15-20 cm dan ditutup rapat.
Dalam waktu 3-4 hari pupuk hijau sudah jadi dan siap digunakan.
Link: http://petanidesa.wordpress.com/2007...hijau-organik/
Mudah2an Bermanfaat buat kita semua.
Last edited by
Lihatlah; 19th
November 2008
at 09:49..
20th November 2008, 15:24 #3
Lihatlah
Addict Member
Join Date: Nov 2007
Send PM
Posts: 306
Pupuk Bokashi
Versus Kompos
OLEH: WAYAN
NITA
Sebelum
dikenalnya
penggunaan
pupuk kimia oleh
petani, kompos
lebih dulu
populer. Seiring
dengan
perkembangan
teknologi kompos
pun
terpinggirkan.
Banyaknya
permintaan hasil
produksi
pertanian
5. menuntut petani
mengolah lahan
lebih cepat.
Petani tidak mau
lagi
menggunakan
kompos sebagai
pupuk
tanamannya.
Selain lama
penampakan hasil
aplikasi pada
tanaman juga
karena semakin
sulitnya
mendapatkan
bahan organik.
Kompos
merupakan pupuk
organik yang
mempunyai
banyak
keunggula
dibanding pupuk
kimia. Setelah
ditemukannya
teknologi EM
yang juga
berbahan organik
maka
sempurnalah
kandungan pupuk
organik Bokashi.
Meskipun sama-
sama
menggunakan
bahan organik
sebagai bahan
dasar pembuatan
pupuk organik.
Tapi Bokashi
lebih unggul
dibangdingkan
dengan kompos.
Karena Bokashi
diolah dengan
6. menggunakan
teknologi EM
sedangkan
kompos tidak.
Bila kita lihat
perbandingan
antara Bokashi
dan kompos,
kandungan hara
pada Bokashi
lebih tinggi,
periode proses
pada tanaman
lebih cepat,
pengaruh
terhadap tanah
sempurna, energi
yang hilang
rendah dan
populasi
mikroorganisme
dalam tanah lebih
sempurna
dibanding
kompos.
Keunggulan
tersebut
disebabkan
karena selain
menggunakan
bahan organik,
juga ada
campuran
Molasse (tetes
tebu)/larutan gula
merah dan
kandungan
mikroorganisme
dalam EM4 yang
lengkap.
Dalam
pembuatan
Bokashi, dapat
dilakukan secara
aerob maupun
anaerob. Bahan
7. yang digunakan
sama, yaitu
Molasse(Tetes
tebu), EM4 dan
bahan organik
(jerami, sekam
padi dan dedak
halus). Yang
berbeda adalah
dalam proses
fermentasinya.
Bokashi anaerob
setelah adonan
(bahan organik
disiram larutan
EM+Molasse+Air
sampai
kandungan air
40%) dicampur
rata kemudian
dimasukkan
kedalam drum
plastik atau
karung atau
kantong plastik.
Diamkan selama
7 hari dan di hari
ke-8 adonan telah
siap ditebarkan.
Bokashi siap
dipakai bila
tercium aroma
tape. Bokashi ini
ideal digunakan
sampai dengan 6
bulan bila
tersimpan dalam
kondisi yang
baik.
Bokashi aerob
setelah adonan
tercampur rata
kemudian
dihamparkan
diatas ubin yang
kering dan
8. ditutup dengan
terpal atau karung
goni. Dapat pula
dimasukkan
Diamkan selama
4-7 hari tetapi
setiap hari diaduk
agar suhu tidak
melebihi 40°C.
Bokashi siap
dipakai jika sudah
tercium aroma
bau tape. Bokashi
ini dapat dibuat
dengan
bermacam-
macam komposisi
bahan
organiknya.
Seperti Bokashi
pupuk kandang,
Bokashi jerami,
Bokashi arang
sekam, Bokashi
super dan
Bokashi Express.
Bahan baku
utama
menggunakan
EM4, Molasse,
pupuk kandang,
sekam padi dan
dedak.
20th November 2008, 16:03 #4
solidary
Mania Member
Thanks ya infonya ................
9. Join Date: Apr 2008
Location: Dipojok ruangan
Send PM
Posts: 5,715
"Kebahagianmu tidak tergantung pada diri orang lain,
tapi kebahagianmu berada di kedua tanganmu"
20th November 2008, 20:02 #5
Lihatlah
Addict Member
Join Date: Nov 2007
Send PM
Posts: 306
Quote:
Originally Posted by solidary
Thanks ya infonya ................
sama2
Dibanding Asli, EM Aktif Lebih Kuat
OLEH: WAYAN NITA
Produk EM yang beredar di pasaran kebanyakan berupa EM asli.
Yang tidak dapat langsung diaplikasikan pada media. Karena
kandungan mikroorganisme dalam EM asli tidur sehingga tidak
akan memberikan pengaruh yang nyata. Sama saja dengan
menaburkan kotoran ayam yang baru keluar ke tanaman. Semua
membutuhkan proses agar mendapatkan hasil yang maksimal.
EM asli perlu dilarutkan menjadi EM aktif. Karena EM aktif
aktivitasnya lebih tinggi daripada EM asli. Memang, dari segi
daya simpan EM asli lebih lama dari pada EM aktif, yaitu
mampu bertahan hingga lima tahun. Tetapi sebulan sesudah
pembuatan EM aktif, aktivitasnya drastis menurun. Rekomendasi
penggunaan EM aktif hanya satu bulan dan aktivitas
mikroorganisme paling tinggi pada hari ke-10 sampai hari ke-17
pasca dilarutkan.
Pembuatan larutan aktif dengan mencampurkan EM asli dengan
molasse (tetes tebu) dan air. Air yang cocok untuk membuat EM
aktif adalah air sumur, air yang bebas dari residu kimia, air yang
bebas dari pncemaran dan air yang bersih. Molasse yang
digunakan harus dibersihkan dari kotoran, dan dipilih dari pabrik
gula berkualitas. Semakin baru molasses, EM aktif yang
10. dihasilkan akan semakin bagus, maksimum satu tahun sejak
dikeluarkan dari pabrik. Bila sulit mendapat molasse, juga bisa
digunakan gula merah atau gula pasir yang telah dilarutkan.
EM asli dicampur dengan molasse dan air kemudian dimasukkan
ke dalam wadah dan ditutup rapat, biarkan 5-10 hari dalam
keadaan kedap udara. Wadah harus ditutup rapat dan dihindarkan
dari sinar matahari langsung. Tutup wadah dibuka pada hari ke
lima untuk mengeluarkan gas agar tidak meledak.
Setelah 5-10 hari kemudian EM aktif sudah dapat digunakan bila
tercium bau asam manis. PH EM aktif jadi 3,7 atau kurang,
idealnya 3,5. Wadah yang baik untuk menyimpan EM aktif
adalah tangki plastik atau tangki stainless stell, tangki bersih dan
tangki yang dapat mempertahankan kondisi anaerob. Jangan
gunakan bekas tempat oli atau tempat bahan kimia, yang kotor
atau tangki logam berkarat. EM aktif yang dihasilkan tidak boleh
digandakan.
21st November 2008, 12:27 #6
draculee
Groupie Member
Join Date: Apr 2008
Location: draculand -
twilight zone...
Send PM
Posts: 13,441
gw pernah coba, bikin kompos dr sisa makanan
sukses sih, cuma diprotes org rumah krn bau
hahaha
pooh's wife, peanut's momma
21st November 2008, 22:22 #7
Lihatlah
11. Addict Member
Join Date: Nov 2007
Send PM
Posts: 306
Quote:
Originally Posted by draculee
gw pernah coba, bikin kompos dr sisa makanan
sukses sih, cuma diprotes org rumah krn bau
hahaha
hihihi, memang kalo buat pupuk dari sisa2 bhn makanan dan dari
kotoran hewan pasti bau, saudara saya saja buat pupuk organik
dari bahan sisa rumah tangga dan hewan baunya tercium sampe
radius 1 km, kalo ada angin gede bisa lebih jauh lagi, tapi buat di
kebun sih no problemlah :d.
Menakar Komposisi Kandungan EM4
HORISON
OLEH: WAYAN NITA
Teknologi EM (Effective Mikroorganism) dapat digunakan
dalam bidang pertanian, peternakan, perikanan, lingkungan,
kesehatan dan industri. Meski sudah banyak kalangan
masyarakat yang menggunakan tapi tidak banyak yang tahu
tentang EM, komposisi kandungan, fungsi dan jenis-jenis EM.
EM merupakan campuran dari mikroorganisme bermanfaat yang
terdiri dari lima kelompok, 10 Genius 80 Spesies dan setelah di
lahan menjadi 125 Spesies. EM berupa larutan coklat dengan pH
3,5-4,0. Terdiri dari mikroorganisme Aerob dan anaerob. Meski
berbeda, dalam tanah memberikan multiple efect yang secara
dramatis meningkatkan mikro flora tanah. Bahan terlarut seperti
asam amino, sacharida, alkohol dapat diserap langsung oleh akar
tanaman.
Kandungan EM terdiri dari bakteri fotosintetik, bakteri asam
laktat, actinomicetes, ragi dan jamur fermentasi. Bakteri
fotosintetik membentuk zat-zat bermanfaat yang menghasilkan
asam amino, asam nukleat dan zat-zat bioaktif yang berasal dari
gas berbahaya dan berfungsi untuk mengikat nitrogen dari udara.
Bakteri asam laktat berfungsi untuk fermentasi bahan organik
jadi asam laktat, percepat perombakan bahan organik, lignin dan
cellulose, dan menekan pathogen dengan asam laktat yang
dihasilkan.
Actinomicetes menghasilkan zat anti mikroba dari asam amino
yang dihasilkan bakteri fotosintetik. Ragi menghasilkan zat anti
biotik, menghasilkan enzim dan hormon, sekresi ragi menjadi
substrat untuk mikroorganisme effektif bakteri asam laktat
actinomicetes. Cendawan fermentasi mampu mengurai bahan
organik secara cepat yang menghasilkan alkohol ester anti
12. mikroba, menghilangkan bau busuk, mencegah serangga dan ulat
merugikan dengan menghilangkan pakan.
Fungsi EM untuk mengaktifkan bakteri pelarut, meningkatkan
kandungan humus tanahlactobonillus sehingga mampu
memfermentasikan bahan organik menjadi asam amino. Bila
disemprotkan di daun mampu meningkatkan jumlah klorofil,
fotosintesis meningkat dan percepat kematangan buah dan
mengurangi buah busuk. Juga berfungsi untuk mengikat nitrogen
dari udara, menghasilkan senyawa yang berfunsi antioksidan,
menekan bau limbah, menggemburkan tanah, meningkatkan daya
dukung lahan, meningkatkan cita rasa produksi pangan,
perpanjang daya simpan produksi pertanian, meningkatkan
kualitas daging, meningkatkan kualitas air dan mengurangi
molaritas Benur.
Jenis-jenis EM yang ada seperti EM1 yang berupa media padat
berbentuk butiran yang mengandung 90% actinomicetes.
Berfungsi untuk mempercepat proses pembentukan kompos
dalam tanah. EM2 terdiri dari 80 species yang disusun
berdasarkan perbandingan tertentu.
Berbentuk kultur dalam kaldu ikan dengan pH 8,5. dalam tanah
mengeluarkan antibiotik untuk menekan patogen. EM3 terdiri
dari 95% bakteri fotosintetik dengan pH 8,5 dalam kaldu ikan
yang berfungsi membantu tugas EM2. Sakarida dan asam amino
disintesa oleh bakteri fotosintetik sehingga secara langsung dapat
diserap tanaman. EM4 terdiri dari 95% lactobacillus yang
berfungsi menguraikan bahan organik tanpa menimbulkan panas
tinggi karena mikroorganisme anaerob bekerja dengan kekuatan
enzim. EM5 berupa pestisida organik.
26th November 2008,
21:56
#8
Lihatlah
Addict Member
Join Date: Nov 2007
Send PM
Posts: 306
Mari membuat kompos skala rumah tangga
Salah satu dari pola hidup hijau yang dapat kita laksanakan adalah
mengelola sampah organic rumah tangga, dengan membuatnya
menjadi kompos.
Kompos adalah pupuk yang dibuat dari sampah organic organic.
Pembuatannya tidak terlalu rumit, tidak memerlukan tempat luas
dan tidak memerlukan banyak peralatan dan biaya. Hanya
memerlukan persiapan pendahuluan, sesudah itu kalau sudah rutin,
13. tidak merepotkan bahkan selain mengurangi masalah pembuangan
sampah, kompos yang dihasilkan dapat dimanfaatkan sendiri,
tidak perlu membeli.
Kompos berguna untuk memperbaiki struktur tanah, zat makanan
yang diperlukan tumbuhan akan tersedia. Mikroba yang ada dalam
kompos akan membantu penyerapan zat makanan yang
dibutuhkan tanaman. Tanah akan menjadi lebih gembur. Tanaman
yang dipupuk dengan kompos akan tumbuh lebih baik. Hasilnya
bunga-bunga berkembang, halaman menjadi asri dan teduh. Hawa
menjadi segar karena oksigen yang dihasilkan oleh tumbuhan.
Bagaimana Kompos Terjadi
Sampah organic secara alami akan mengalami peruraian oleh
berbagai jenis mikroba, binatang yang hidup di tanah, enzim dan
jamur. Proses peruraian ini memerlukan kondisi tertentu, yaitu
suhu, udara dan kelembaban. Makin cocok kondisinya, makin
cepat pembentukan kompos, dalam 4 – 6 minggu sudah jadi.
Apabila sampah organic ditimbun saja, baru berbulan-bulan
kemudian menjadi kompos. Dalam proses pengomposan akan
timbul panas krn aktivitas mikroba. Ini pertanda mikroba
mengunyah bahan organic dan merubahnya menjadi kompos.
Suhu optimal untk pengomposan dan harus dipertahankan adalah
45-65C.Jika terlalu panas harus dibolak-balik, setidak-tidaknya
setiap 7 hari.
Peralatan
Di dalam rumah ( ruang keluarga, kamar makan ) dan di depan
dapur disediakan 2 tempat sampah yang berbeda warna untuk
sampah organic dan sampah non-organic. Diperlukan bak plastic
atau drum bekas untuk pembuatan kompos. Di bagian dasarnya
diberi beberapa lubang untuk mengeluarkan kelebihan air. Untuk
menjaga kelembaban bagian atas dapat ditutup dengan karung
goni atau anyaman bambu. Dasar bak pengomposan dapat tanah
atau paving block, sehingga kelebihan air dapat merembes ke
bawah. Bak pengomposan tidak boleh kena air hujan, harus di
bawah atap.
Cara Pengomposan
- Campur 1 bagian sampah hijau dan 1 bagian sampah coklat.
- Tambahkan 1 bagian kompos lama atau lapisan tanah atas (top
soil) dan dicampur. Tanah atau kompos ini mengandung mikroba
aktif yang akan bekerja mengolah sampah menjadi kompos. Jika
14. ada kotoran ternak ( ayam atau sapi ) dapat pula dicampurkan .
- Pembuatan bisa sekaligus, atau selapis demi selapis misalnya
setiap 2 hari ditambah sampah baru. Setiap 7 hari diaduk.
- Pengomposan selesai jika campuran menjadi kehitaman, dan
tidak berbau sampah. Pada minggu ke-1 dan ke-2 mikroba mulai
bekerja menguraikan membuat kompos, sehingga suhu menjadi
sekitar 40C. Pada minggu ke-5 dan ke-6 suhu kembali normal,
kompos sudah jadi.
- Jika perlu diayak untuk memisahkan bagian yang kasar. Kompos
yang kasar bisa dicampurkan ke dalam bak pengomposan sebagai
activator.
Keberhasilan pengomposan terletak pada bagaimana kita dapat
mengendalikan suhu, kelembaban dan oksigen, agar mikroba
dapat memperoleh lingkungan yang optimal untuk berkembang
biak, ialah makanan cukup (bahan organic), kelembaban (30-50%)
dan udara segar (oksigen) untuk dapat bernapas.
Sampah organic sebaiknya dicacah menjadi potongan kecil. Untuk
mempercepat pengomposan, dapat ditambahkan bio-activator
berupa larutan effective microorganism (EM) yang dapat dibeli di
toko pertanian.
Penutup
Apabila setiap rumah tangga melakukan pemilahan sampahnya:
yang organic dijadikan kompos, yang non-organik disedekahkan
kepada pemulung, maka pemerintah tinggal mengelola sisanya
yang 10% saja,yang tidak dapat didaur ulang. Alangkah
senangnya pemulung, kalau penghuni rumah sudah memilah
sampahnya, sehingga mereka tinggal mengambil kertas, plastic
dsb. yang tidak dikotori sisa makanan, tanpa mengobrak-abrik bak
sampah (maaf) berebutan dengan anjing dan kucing. Jam kerjanya
akan lebih pendek, uang yang diperoleh akan lebih banyak.
Pembuatan kompos ini dapat pula dilakukan secara kolektif,
apabila keadaan tidak memungkinkan. Misalnya perumahan padat
penduduk, atau apartemen. Pengelolaannya dapat diserahkan
kepada RW atau pihak swasta. Namun masing-masing rumah
tangga tetap harus melakukan pemilahan sampahnya. Sehingga
tidak perlu lagi ada TPA yang memerlukan tanah luas dan
menimbulkan masalah pencemaran, bahaya longsor, pendangkalan
sungai, penyakit dsb.
Marilah…..kita menjadi pelopor, penggerak keluarga dan
masyarakat di sekitar kita.
Selain ikut memelihara lingkungan hidup, juga beribadah.
Mulailah dari yang kecil.
15. Mulailah dari diri sendiri.
Mulailah sekarang juga.
7th December 2008, 08:48 #9
mohulodu
Registered Member
Join Date: Oct 2008
Send PM
Posts: 34
Izin. Sedoot Yaa...
Mo Dijadiin Info Internet.. Di Kantor..
7th December 2008,
19:24
#10
Lihatlah
Addict Member
Join Date: Nov 2007
Send PM
Posts: 306
Quote:
Originally Posted by mohulodu
Izin. Sedoot Yaa...
Mo Dijadiin Info Internet.. Di Kantor..
Silahkan Mas/ Mbak, mudah2an bermanfaat. Berita2 yang ada disini
juga saya dapat dari hasil Google kok .
Petani Bantul Ciptakan Ramuan Alami Pengusir Hama
/
Minggu, 7 Desember 2008 | 19:05 WIB
YOGYAKARTA, MINGGU - Petani di Desa Srihardono, Kecamatan
Imogiri, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)
menciptakan ramuan pengusir hama yang sederhana namun efektif.
Temuan ini menjadi alternatif murah pengganti insektisida.
"Bahan-bahannya sederhana karena terdapat di sekitar kita, seperti
jamur, bambu, tanaman liar dan lain sebagainya," kata ketua Regu
16. Pengendali Tanaman (RPT) Srikaton, Hartoyo, saat pameran di
Kecamatan Imogiri, Minggu (7/12).
Salah satu contonya adalah ramuan pengusir lalat buah, bahannya
terbuat dari daun selasih yang ditumbuk halus, dan diberi air kelapa
dan tebu. Ramuan yang tercipta khas aroma lalat buah yang betina.
"Ramuan tersebut kita taruh di sebuah wadah, nantinya lalat buah
jantan akan datang dan mengeluarkan sperma, setelah itu lalat
tersebut langsung mati di tempat," katanya.
Alat pengusir lalat buah di pasaran lumayan mahal, sekitar
Rp100.000 per botol. Sedangkan ramuan alami yang dibuat Hartoyo,
jika ditotal hanya mengeluarkan dana Rp4.000 hingga Rp5.000 per
botol, dengan isi 4 kali lipat lebih banyak.
Hartoyo mengatakan temuannya yang lain adalah ramuan pengusir
hama tikus dari singkong direbus yang dicampur dengan air kelapa.
Jika tikus meminumnya, dia akan kehilangan nafsu makannya dan
beberapa hari kemudian tikus akan mati.
Ia mengatakan awalnya percobaan ini dimulai dengan sembilan
temannya dari pelatihan yang diberikan oleh dinas pertanian
Kabupaten Bantul. Kemudian mereka kombinasikan dengan banyak
membaca buku-buku yang terkait. Alat-alat dan ramuan yang
ditemukan berlaku untuk pengendalian hama untuk jenis apapun.
"Bahannya alami, dan mudah ditemukan di manapun, misalnya untuk
jamur Beuferia bassiana sangat mudah ditemukan atau jamur
trikodona sering berada di bawah bambu, hasilnya juga sudah diuji di
laboratorium milik Provinsi DIY," katanya.
Ia memamerkan alat-alat dan ramuannya di tiap ada kesempatan,
seperti pameran pertanian. Ia juga mengatakan tidak akan
mematenkan temuan ia dan teman-temannya itu, apalagi hingga
menjual.
"Saya tidak akan menjual, namun jika ada yang tertarik, saya lebih
baik mengajarkannya saja, saya rasa hal itu lebih berguna," katanya.
Link : http://www.kompas.com/read/xml/2008/....Pengusir.Hama
v