Dokumen tersebut membahas mengenai energi yang dibutuhkan untuk proses budidaya tanaman padi mulai dari persiapan lahan, pompanisasi, panen, hingga proses pengolahan gabah menjadi beras. Sekitar 265-355 liter bahan bakar minyak diperlukan per hektar lahan, namun sekam padi yang dihasilkan setara dengan 100 liter bahan bakar minyak dan dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif melalui gasifikasi.
Mesin pengering padi dibuat oleh petani untuk petani dengan kapasitas 4 ton per hari. Menggunakan sekam sebagai bahan bakar. Mesin ini dapat mengeringkan padi hasil panen yang masih basah menjadi kering dengan menggunakan udara panas yang dihasilkan dari pembakaran sekam.
PROPOSAL "PEMBUATAN PABRIK GULA DEXTROSE di LAMPUNGWelly Febrianto
Untuk dapat tetap mengendalikan harga serta nilai manfaat dari ubikayu tersebut maka masih perlu terus mengembangkan jenis indutri lain yang masih sangat diperlukan hasil produknya baik kebutuhan dalam negeri ataupun ekspor yang dapat meningkatkan minat masyarakat dalam mengoptimalkan fungsi lahan untuk kemakmuran masyarakat dan tentunya dapat menyumbangkan peningkatan terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten TULANG BAWANG BARAT – LAMPUNG UTARA khususnya serta devisa Negara umumnya, karena peluang ekspor masih sangat terbuka.
Salah satu Industri Pengolah yang kami anjurkan adalah Pabrik Gula yang dapat menghasilkan Dextrose Monohidrat (DM) dan Glucose Liquid (GL).
Hubungi Kami jika ada Investor yang tertarik, kami akan presentasikan secara menyeluruh....
welly.febrianto2@gmail.com
Dokumen tersebut membahas mengenai energi yang dibutuhkan untuk proses budidaya tanaman padi mulai dari persiapan lahan, pompanisasi, panen, hingga proses pengolahan gabah menjadi beras. Sekitar 265-355 liter bahan bakar minyak diperlukan per hektar lahan, namun sekam padi yang dihasilkan setara dengan 100 liter bahan bakar minyak dan dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif melalui gasifikasi.
Mesin pengering padi dibuat oleh petani untuk petani dengan kapasitas 4 ton per hari. Menggunakan sekam sebagai bahan bakar. Mesin ini dapat mengeringkan padi hasil panen yang masih basah menjadi kering dengan menggunakan udara panas yang dihasilkan dari pembakaran sekam.
PROPOSAL "PEMBUATAN PABRIK GULA DEXTROSE di LAMPUNGWelly Febrianto
Untuk dapat tetap mengendalikan harga serta nilai manfaat dari ubikayu tersebut maka masih perlu terus mengembangkan jenis indutri lain yang masih sangat diperlukan hasil produknya baik kebutuhan dalam negeri ataupun ekspor yang dapat meningkatkan minat masyarakat dalam mengoptimalkan fungsi lahan untuk kemakmuran masyarakat dan tentunya dapat menyumbangkan peningkatan terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten TULANG BAWANG BARAT – LAMPUNG UTARA khususnya serta devisa Negara umumnya, karena peluang ekspor masih sangat terbuka.
Salah satu Industri Pengolah yang kami anjurkan adalah Pabrik Gula yang dapat menghasilkan Dextrose Monohidrat (DM) dan Glucose Liquid (GL).
Hubungi Kami jika ada Investor yang tertarik, kami akan presentasikan secara menyeluruh....
welly.febrianto2@gmail.com
Sistem industri gula kelapa rakyat di Kabupaten Magelang mengalami berbagai tantangan seperti mutu rendah, harga murah, biaya produksi tinggi, pasar terbatas, peralatan sederhana, dan ketidakadilan. Dokumen ini menyarankan pembentukan koperasi, penerapan teknologi baru hemat energi dan kemasan modern, serta sistem kemitraan yang adil untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing industri gula kelapa rakyat.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Pasca panen merupakan kegiatan penting untuk mempertahankan mutu dan mengurangi kerugian hasil pertanian. Teknologi pasca panen yang tepat meliputi panen, perontokan, pengeringan, penggilingan, dan pengemasan untuk meminimalisir penyusutan hasil.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang pemanfaatan limbah ampas tahu sebagai bahan baku produksi kerupuk pengganti tepung tapioka. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan merancang dan membuat mesin pemeras dan penghalus ampas tahu untuk meningkatkan produktivitas.
Dokumen tersebut membahas tentang proses pembuatan tahu, bahan baku, dan limbah yang dihasilkan. Tahu dibuat dari kedelai melalui proses perendaman, penggilingan, perebusan, penyaringan, penambahan asam cuka, pencetakan, dan pemotongan. Limbahnya berupa ampas tahu dan air limbah yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak atau bahan makanan.
Dokumen tersebut merupakan laporan praktikum mengenai persiapan traktor untuk operasi lapangan. Laporan tersebut menjelaskan beberapa hal penting yang harus diperiksa pada traktor sebelum digunakan di lapangan, seperti roda, minyak, saringan udara, sistem pendinginan, kelistrikan, dan bahan bakar. Laporan juga menjelaskan beberapa jenis SAE yang sesuai untuk berbagai kondisi iklim di berbagai negara.
Buku ini membahas tentang budidaya dan pasca panen tebu, mulai dari syarat tumbuh tebu, biologi tanaman, perbanyakan, penanaman, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, panen, hingga analisis usahatani. Diharapkan buku ini dapat memberikan informasi yang berguna bagi petani tebu untuk menerapkan teknologi budidaya yang baik guna meningkatkan produktivitas dan efisiensi industri gula nasional.
Dokumen tersebut membahas strategi untuk meningkatkan rendemen industri gula nasional, termasuk penataan varietas tebu yang unggul, penyediaan bibit yang sehat dan murni, serta optimalisasi proses pengolahan tebu menjadi gula."
Sistem industri gula kelapa rakyat di Kabupaten Magelang mengalami berbagai tantangan seperti mutu rendah, harga murah, biaya produksi tinggi, pasar terbatas, peralatan sederhana, dan ketidakadilan. Dokumen ini menyarankan pembentukan koperasi, penerapan teknologi baru hemat energi dan kemasan modern, serta sistem kemitraan yang adil untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing industri gula kelapa rakyat.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Pasca panen merupakan kegiatan penting untuk mempertahankan mutu dan mengurangi kerugian hasil pertanian. Teknologi pasca panen yang tepat meliputi panen, perontokan, pengeringan, penggilingan, dan pengemasan untuk meminimalisir penyusutan hasil.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang pemanfaatan limbah ampas tahu sebagai bahan baku produksi kerupuk pengganti tepung tapioka. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan merancang dan membuat mesin pemeras dan penghalus ampas tahu untuk meningkatkan produktivitas.
Dokumen tersebut membahas tentang proses pembuatan tahu, bahan baku, dan limbah yang dihasilkan. Tahu dibuat dari kedelai melalui proses perendaman, penggilingan, perebusan, penyaringan, penambahan asam cuka, pencetakan, dan pemotongan. Limbahnya berupa ampas tahu dan air limbah yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak atau bahan makanan.
Dokumen tersebut merupakan laporan praktikum mengenai persiapan traktor untuk operasi lapangan. Laporan tersebut menjelaskan beberapa hal penting yang harus diperiksa pada traktor sebelum digunakan di lapangan, seperti roda, minyak, saringan udara, sistem pendinginan, kelistrikan, dan bahan bakar. Laporan juga menjelaskan beberapa jenis SAE yang sesuai untuk berbagai kondisi iklim di berbagai negara.
Buku ini membahas tentang budidaya dan pasca panen tebu, mulai dari syarat tumbuh tebu, biologi tanaman, perbanyakan, penanaman, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, panen, hingga analisis usahatani. Diharapkan buku ini dapat memberikan informasi yang berguna bagi petani tebu untuk menerapkan teknologi budidaya yang baik guna meningkatkan produktivitas dan efisiensi industri gula nasional.
Dokumen tersebut membahas strategi untuk meningkatkan rendemen industri gula nasional, termasuk penataan varietas tebu yang unggul, penyediaan bibit yang sehat dan murni, serta optimalisasi proses pengolahan tebu menjadi gula."
Ringkuman dokumen:
Presentasi ini membahas rencana bisnis untuk memanfaatkan limbah pabrik kelapa sawit menjadi energi terbarukan melalui tiga proyek awal yaitu pembangkit listrik biogas, ekspor pellet biomassa, dan ekspor serat panjang kering yang dihasilkan dari limbah tandan kosong kelapa sawit. Presentasi ini juga menjelaskan peluang, kompetisi, sumber daya yang dibutuhkan, dan struktur tim yang akan membentuk
Dokumen tersebut membahas tentang inovasi pabrik pengolahan buah sawit skala mini untuk petani sawit. Dokumen ini memberikan masukan kepada petani sawit yang ingin membangun pabrik pengolahan minyak sawit skala kecil untuk meningkatkan pendapatan dan mengatasi berbagai kendala yang dihadapi petani sawit saat ini.
Perkembangan Teknologi dan Ketahanan PanganGita Saraswati
Dokumen tersebut membahas upaya BPPT dalam mengembangkan teknologi untuk mendukung ketahanan pangan, energi, dan lingkungan di Indonesia. Beberapa program yang disebutkan meliputi pengembangan pupuk organik, vaksin ikan, bioetanol, dan teknologi energi terbarukan seperti surya, angin, dan panas bumi.
1. Dokumen ini membahas proposal sistem 42 untuk meningkatkan kualitas batubara rendah menjadi batubara medium menggunakan teknologi penetrasi aditif.
2. Teknologi ini dapat meningkatkan nilai kalori batubara dari 3200-3500 menjadi 4200-4600 kcal/kg dengan biaya rendah.
3. Jika disetujui, pembuatan mesin akan dilakukan Agustus-November 2019 dan diharapkan mulai beroperasi Desember 2019.
Dokumen tersebut merangkum rencana kerja dan realisasi program community development CSR pertanian PT Bintang Delapan Mineral di Morowali, Sulawesi Tengah. Program ini bertujuan mengembangkan sentra pertanian berbasis teknologi dan agroindustri dengan memanfaatkan potensi lahan dan komoditas unggulan seperti kedelai. Rencana jangka pendek meliputi uji coba tani, pusat benih kedelai dan nilam, serta pabrik pengolahan. Rencana
Rendemen tebu adalah persentase gula yang dihasilkan dari tebu yang digiling. Rendemen dipengaruhi oleh kualitas tebu dan efisiensi pabrik gula. Kualitas tebu rendah karena petani melakukan panen berulang pada tanaman keprasan melebihi batas optimal, sehingga menurunkan rendemen. Solusinya adalah menanam dan memanen tebu pada saat kondisi tanaman dan kandungan gula optimal.
Dokumen tersebut membahas tentang proses penggilingan gabah menjadi beras dan optimalisasi penggunaan energi sekam padi untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya. Secara khusus dibahas tentang penggantian bahan bakar minyak/solar dengan energi sekam padi dalam proses pengeringan gabah dan penggerak mesin penggiling gabah, yang dapat menghemat biaya hingga ratusan ribu rupiah per siklus pengeringan dan pul
Industri kelapa sawit merupakan solusi energi alternatif yang ramah lingkungan karena sumber energinya dapat diperbarukan. Namun, pengembangan industri kelapa sawit di Indonesia menghadapi kendala seperti infrastruktur yang belum memadai dan belum adanya strategi yang terkoordinasi dari pemerintah.
1. Dokumen tersebut membahas strategi penerapan PPIC (Production Planning and Inventory Control/Perencanaan Produksi dan Kendali Persediaan) Pupuk Indonesia dalam perspektif keberlanjutan, mencakup rencana produksi, kendali persediaan, tantangan, dan inovasi lingkungan untuk menurunkan emisi.
1. Dokumen tersebut membahas rencana pembukaan usaha home industri getuk goreng yang memanfaatkan singkong sebagai bahan baku utamanya. Rencana ini bertujuan untuk melestarikan makanan tradisional, menciptakan lapangan kerja baru, dan meningkatkan perekonomian masyarakat.
2. Dibahas proses produksi getuk goreng secara tradisional mulai dari pemilihan bahan baku, pengukusan, penumbukan, pen
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang proses pembuatan sirup sorghum. Sirup sorghum dapat dibuat dengan metode tradisional menggunakan open pan atau metode modern menggunakan vacuum evaporator. Prosesnya meliputi pemerahan batang sorghum basah, pemurnian nira, penguapan, dan pengemasan. Sirup sorghum memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan madu dan dapat disimpan hingga delapan bulan.
Dokumen ini memberikan penjelasan tentang pentingnya menepati janji dan amanah. Terdapat beberapa ayat Al-Quran yang menekankan bahwa orang-orang yang menepati janji dan amanat akan mendapat balasan baik di akhirat, seperti masuk surga. Sebaliknya, mereka yang mengingkari janji akan mendapat azab. Dokumen ini juga mengingatkan untuk berhati-hati dalam memberikan sumpah dan janji.
Musawarah merupakan cara terbaik untuk menyelesaikan permasalahan secara bijaksana. Sebelum memulai musawarah, perlu berdoa kepada Allah agar mendapatkan hidayah dan petunjuk-Nya. Norma yang harus dipatuhi adalah menyampaikan kebenaran dengan sabar dan kasih sayang serta menghindari teriakan dan ejekan. Hasil musawarah yang baik ialah kesepakatan dengan menepati janji dan menjauhi perbuatan yang tid
Memberi makan orang miskin disebutkan sebagai hukuman atau kaffarat dalam beberapa kasus seperti membunuh binatang buruan saat ihram, melanggar puasa, dan menzihar istrinya sebagai ibunya. Hukuman tersebut berupa memberi makan sepuluh hingga enam puluh orang miskin tergantung kasusnya.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai perencanaan pembuatan reaktor biomassa gasifikasi, mulai dari kapasitas yang dibutuhkan, bahan biomassa yang digunakan, material konstruksi reaktor, bagian-bagian utama reaktor, serta beberapa kasus perancangan gasifier untuk aplikasi thermal maupun diesel engine beserta perhitungannya.
Dokumen tersebut membahas mengenai pemanfaatan biomasa gasifikasi di berbagai negara tetangga Indonesia seperti India, Sri Lanka, Myanmar, Vietnam, Thailand, Filipina, Kamboja, dan Malaysia. Dokumen tersebut juga membahas mengenai potensi pemanfaatan biomasa gasifikasi di Indonesia untuk aplikasi rumah tangga, industri, dan pembangkit listrik.
Dokumen tersebut membahas tentang teknologi pembakaran dan gasifikasi biomasa untuk menghasilkan energi. Teknologi gasifikasi biomasa generasi ketiga dijelaskan mampu menghasilkan gas bakar dari bahan biomassa berkualitas rendah dengan efisiensi dan dampak lingkungan yang lebih baik dibanding pembakaran langsung. Berbagai jenis biomassa yang tersedia lokal seperti sekam padi, batok kelapa, dan cangkang sawit
Proses distilasi ethanol memerlukan energi dalam jumlah besar, baik uap maupun listrik. Pemilihan sumber energi yang tepat sangat penting untuk efisiensi dan daya saing. Teknologi gasifikasi biomasa seperti sekam padi dan ampas tebu dapat menghasilkan uap dan listrik dengan biaya rendah, sehingga cocok digunakan dalam proses distilasi ethanol.
Dokumen ini membahas tentang gasifikasi biomassa menjadi gas bakar sintetis menggunakan gasifier. Jenis-jenis biomassa yang dapat digunakan sebagai bahan bakar antara lain sekam padi, tongkol jagung, kulit kacang tanah. Gas hasil gasifikasi dapat dimanfaatkan untuk aplikasi pemanasan maupun pembangkit listrik. Diberikan pula beberapa model gasifier beserta kapasitasnya sesuai dengan kebutuhan.
1. PABRIK GULA MINI
Kapasitas 50 ton tebu/hari
extendable 100 ton tebu/hari
Integrated ethanol plant
Page 1 of 10
2. EXECUTIVE SUMMARY.
KILANG GULA RAKYAT KAP 50 TCD.
INVESTASI PABRIK 50 tcd : Rp 9 -10 M
100 tcd : Rp 13.5 M
LUAS LAHAN EMPLASEMEN : 1,5 HA
LUAS TANAMAN TEBU : 100 - 200 HA
MODAL KERJA TANAMAN / OPERASI : Rp 1.75 M
TENAGA KERJA
SDM LOKAL DENGAN PELATIHAN
KOMISARIS 2 ORANG
MANAGER 1 ORANG
ASS MANAGER 2 ORANG
KARY BULANAN 9 ORANG
KARY HARIAN (3 SHIFT) 48 ORANG
KARYAWAN TANAMAN 50 ORANG.
PRODUKSI
ALTERNATIF 1 : GULA PUTIH + GULA CETAK
DIVERSIFIKASI PRODUKSI
ALTERNATIF 2 : GULA CETAK
ALTERNATIF 3 : GULA CAIR INDUSTRI
ALTERNATIF 4 : GULA PUTIH + TETES
HARGA POKOK PRODUKSI (EXCL DIVESTASI) .
HPP GULA (rerata 10 tahun dgn annual eskalasi 5%-app Rp 3500/kg
(belum termasuk penyusutan)
FINANCIAL ANALISIS.
NPV SISA KAS OPERASI 10 THN : POSITIF > Rp 16 M
PAY BACK PERIOD/ROI : < 5 TAHUN
IRR : 26%
Page 2 of 10
3. 1.Pendahuluan.
Gula sebagai salah satu dari sembilan bahan pokok yang
diperlukan saat ini ada dipersimpangan jalan, kebutuhan nasional
diatas produksi nasional (mencapai 3,25 juta ton pertahun) dan akan
cenderung meningkat sementara produk gula nasional dalam kisaran
2,2-2.5 juta ton pertahun dan cenderung stagnan, sementara
kekurangan sebesar lebih dari 1juta ton masih mengandalkan pasokan
import.
Terlepas dari sejarah bahwa pada sekitar tahun 1935 -
Indonesia (Nedherland Indies) pada saat itu sebagai exporter gula
dunia dengan teknologi abad 19 (teknologi tanaman dan teknologi
prosesing), saat ini defacto mengalami kemunduran di bidang
Teknologi prosesing dan dibidang teknologi tanaman, kemunduran ini
tercermin dari rendahnya produktivitas dan kwalitas tanaman tebu
dibanding dengan produktivitas dan rendemen gula yang pernah
dicapai ,produktivitas tanaman dari 120 ton tebu/ha turun sampai rata
rata hampir 70 ton tebu per ha dan rendemen saat ini hanya bisa
dicapai sebesar rata rata dibawah 8% saja dibanding angka rendemen
gula rata rata thn 1934 diatas 11% atau tejadi penurunan sekitar 40%.
1.2.Permasalahan
1.Pasokan gula hasil industri gula nasional hanya mampu
mengisi 60% kebutuhan gula nasional, sisanya masih harus di impor,
sementara proyeksi kebutuhan nasional makin meningkat.
2.Keberadaan industri gula nasional makin memprihatinkan
sehingga kurang mampu bersaing dengan gula import (ketuaan
mesin, keterbatasan lahan tanaman tebu di Jawa, kwalitas tanaman
tebu di Jawa maupun luar Jawa , efisiensi pengelolaan dll), sehingga
tidak siap menghadapi persaingan pasar global.
Page 3 of 10
4. 1.3.Maksud dan Tujuan.
Maksud dan tujuan penulisan proposal ini sebagai sumbang
sih alternatif solusi mengatasi permasalahan gula nasional yang serba
dilematik, atau sebagai salah satu alternative opsi menuju swa
sembada gula disamping opsi revitalisasi Pabrik Gula Besar yang
telah ada.
1.4.Visi dan Misi.
Mewujudkan Industri Gula Nasional sebagai tuan rumah
dinegeri sendiri dengan istilah Teknologi Gula Merah Putih , dengan
harga pokok produksi yang mampu bersaing dengan harga gula dunia
dan mengalihkan teknologi pergulaan dari milik institusi menjadi
teknologi yang dimiliki dan dikuasai dan dapat diterapkan masarakat
luas.
1.5.Sasaran
1.Memproduksi gula dengan harga pokok produksi yang
mampu bersaing dengan harga gula dunia, sehingga kedepan industri
gula nasional mampu bertahan pada era pasar terbuka.
2.Menuju industri gula dari industri padat modal dan padat
teknologi menjadi industri gula rakyat dengan teknologi sederhana dan
tepat guna tanpa mengurangi performance (simplifikasi teknologi).
3. Penyediaan lapangan kerja dengan konsentrasi dipedesaan
dengan segala dampak positifnya antara lain berkurangnya tingkat
urbanisasi dan sebagai pemacu pertumbuhan ekonomi setempat.
Page 4 of 10
5. 1.6.Strategi
1. Telah dibangun sebagai model dan percontohan unit PGM
kapasaitas 50 ton tebu perhari , dari uji operasi produksi 2007
didapatkan angka performance baik rendemen gula maupun kwalitas
gula yang dihasilkan sesuai dengan standart produksi.
2. Juga dilakukan perbaikan kwalitas tanaman dengan
pemilihan varitas unggul yang telah teruji serta kembali kepada
budidaya tanaman sesuai standart baku teknis budidaya tanaman
tebu.
2.Membangun Kilang Gula Rakyat .
Konsep teknologi Pabrik Gula Mini yang telah dibangun di
Kediri adalah berangkat dari dari teknologi pengrajin gula tradisionil
dengan memberikan sentuhan teknologi pabrik gula besar yang
diaplikasikan dan dikembangkan dengan tetap mengacu pada
kesederhanaan , namun mampu menghasilkan produk yang diminta
pasar (gula cair, gula merah atau kombinasi gula putih dan gula
merah) dan mampu untuk memproses gula non tebu (misalnya diluar
musim giling tebu bisa untuk memproses gula kelapa menjadi produk
dengan nilai tambah yang lebi baik), bahkan kedepan dapat
diintegrasikan dengan ethanol plant untuk kepentingan energy dll.
FILOSOPHI PGM.
KECIL – SEDERHANA – EKONOMIS.
BUKAN PABRIK BESAR DI SCALE DOWN
BUKAN SEPERTI PABRIK DILUAR NEGERI
SESUAI DENGAN KULTUR SETEMPAT.
OPERATOR TENAGA SETEMPAT DGN PELATIHAN.
Page 5 of 10
6. Ringkasan inovasi dan simplifikasi.
2.1. Module Pemerahan adalah pengembangan dari
pemerahan pengrajin tradisional dimana tebu hanya digiling sekali
diinovasi dan dilengkapi dengan cane preparation (cane crusher) dan
dilakukan dua atau tiga kali giling dengan dry proses (tanpa ada
tambahan air imbibisi),sehingga kehilangan gula terikut ampas
terkendali, uji lapangan didapat ampas keluar gilingan dalam kisaran
27-30% bobot tebu (tergantung kadar sabut tebu) dan juga
dimungkinkan untuk operasi wet crushing.
2.2. Module pemurnian dipilih pengapuran dengan modifikasi
pre phosphatasi, yang sebenarnya adalah terapan pemurnian semi
rafinasi sehingga didapat produk tanpa residu sulfur (belerang) GULA
SEHAT, disamping itu biaya bahan pembantu pemurnian lebih murah
tiap ton tebu dapat dihemat 4 kg belerang seharga lebih dari Rp
6.000/ ton tebu, belum efek korosi terhadap peralatan dan yang pasti
akan meninggalkan residu belerang dalam produk yang dihasilkan
dan dimungkinkan pengembangan sampai dengan rafinasi.
2.3. Module Penguapan adalah perbaikan dari penguapan
pengrajin gula tradisional yang menggunakan open pan dengan api
langsung diinovasi menjadi penguap hampa single atau double
effect, sehingga sejak awal suhu didih tidak lebih dari 60 Celsius
,sehingga kenaikan intensitas warna gula tidak terjadi, untuk membuat
kehampaan tidak menggunakan pompa hampa yang investasai dan
operasinya cukup mahal tetapi menggunakan barometric water jet
condenser yang hanya memerlukan pompa air disirkulasikan untuk
mengkondensasi uap sekaligus sebagai pompa hampa, terapan di
Kediri menunjukkan tingkat kehampaan yang dapat dicapai 64 cm
kolom air raksa yang sudah memenuhi tuntutan proses.
2.4. Module Masakan di inovasi sangat flexible , mampu
memproduksi gula kristal dan mampu memproduksi gula merah cetak
Page 6 of 10
7. sesuai permintaan pasar. Kelebihan lain adalah adanya perubahan
ratio antara luas panas vs volume dari cooking pan (heating surface
vs volume) sehingga dengan hanya satu cooking pan sudah mampu
menghasilkan gula kristal standart, sementara pabrik gula besar
memerlukan minimal 3-4 unit cooking pan karena harus melakukan
beberapa kali cut over, seperti halnya pada module penguapan sistim
kevacuuman juga menerapkan barometric water jet condenser.
2.5. Module Pemisahan Gula menggunakan sentrifugal
separator dimana umumnya digunakan vertical separator dengan
pengeringan steam spray diinovasi menjadi horizontal separator
dengan pengeringan menggunakan electric heating , tidak dilakukan
double curing seperti pabrik gula besar tetapi untuk menghasilkan
gula standart cukup dilakukan single curing sehingga hanya
memerlukan separator separo dari umumnya pabrik gula.
2.6. Lain lain.
Karena kebutuhan uap hanya untuk proses maka boiler
didesign tekanan rendah 2,5 bar dengan bahan baker ampas dan
bahan baker padat lainnya , boiler yang terpasang di Kediri dilengkapi
dengan biomass gasifikasi untuk subtitusi apabila kekurangan ampas,
meski demikian semua material digunakan adalah standart dan
bersertifikat dan melalui uji DEPNAKER.
Cat / lapisan tahan asam dan panas standart food grade
diperlukan untuk pelapisan permukaan peralatan dari carbon steel
yang bersentuhan dengan nira atau syrup untuk mengurangi
sebanyak mungkin kontaminasi besi (Fe dalam bentuk Feric) yang
akan meningkatkan intensitas warna produk dll.
3.Dimana Pabrik Gula Mini, layak dibangun.
Pada kondisi saat ini Pabrik Gula Mini sangat layak dibangun dan
dikembangkan di lokasi lokasi sbb:
Page 7 of 10
8. - Kawasan Indonesia Timur dan luar Jawa Lainnya
Pertimbangannya adalah meskipun harga gula di Jawa dalam kisaran
Rp 5.400/kg di kawasan terpencil harga masih dalam kisaran Rp
6.500/kg. Sementara sangat memungkinkan untuk mencari lahan
hanya seluas 100-200 ha dengan tanpa menimbulkan gejolak sosial
dan yang layak untuk ditanami tebu dengan keterbatasan sdm dan
dengan infrastrukture yang ada, sekaligus sebagai pemicu
pertumbuhan ekonomi setempat.
- Kawasan fanatik tanam tebu tetapi jauh dari pabrik gula.
Beberapa kawasan petaninya sudah sangat fanatik dengan tanaman
tebu tetapi jauh dari pabrik gula (Bojonegoro, Tuban, Gresik,lamongan
dimana tebunya harus diangkut ke Pabrik Gula di Wilayah Madiun
dengan jarak lebih dari 150 km, Juga Banyuwangi yang tebunya harus
dibawa ke Situbondo dan di beberapa kawasan lainnya.
- Kawasan pengrajin gula tradisional.
Untuk meningkatkan kwalitas dan produksi mereka sehingga lebih
mempunyai daya saing (Kediri, Blitar, Tulung Agung, Madiun ,
Rembang, Pati dll). Dan tidak mustahil kwalitas produksinya akan
memenuhi standart untuk komodity export.
4. Financial analisis.
Dari operasi Pabrik Gula Kediri beberapa pertanyaan telah terjawab
antara lain:
Pabrik Gula Mini mampu menghasilkan produksi Gula putih
sesuai standart dan bahkan mampu memproduksi sesuai permintaan
pasar.
Page 8 of 10
9. Pabrik Gula Mini mampu memberikan rendemen tidak lebih
jelek dari rendemen pabrik gula besar dan apabila secara bertahap
dilakukan uga perbaikan budidaya tanaman tebu akan mampu
meningkatkan rendemen optimal .
Pabrik Gula Mini mampu memproduksi dengan harga pokok
produksi yang mampu bersaing.
Harga pokok Produksi PGM di Jawa.
Komponen terbesar adalah divestasi/ penyusutan disusul tingginya
sewa lahan yang rata rata Rp 7.000.000,-/ha
HARGA POKOK GULA rerata 10 thn
Rp 3.750,-/kg Energy
Bhn penolong 443
excl penyusutan 40
1%
12%
Utilities
113
3%
Maintenance
158
4%
Tebu
2,032
53% Bunga
62
2%
Upah tetap
435
12%
Lain lain
66
Upah harian
2%
398
11%
Net Presen Value 10 tahun:
Total NPV kas bersih 10 tahun 15,890,597,819
NPV Nilai sisa pabrik 20 % 1,920,000,000
Total NPV + Nilai sisa pabrik 17,810,597,819
Pay Back Period
Kurang dari lima tahun
IRR
26%
Page 9 of 10
10. Harga pokok Produksi PGM di Luar Jawa.
Komponen terbesar adalah divestasi/ penyusutan , tetapi sewa lahan
di yakini relative lebih murah meskipun barangkali upah kerja relative
tinggi tetapi pasaran domestic rerata lebih tinggi 5-10% di banding
harga gula di Jawa yang dekat dengan produsen.
HARGA POKOK GULA rerata 10 thn
Energy
Rp 3.224 ,-/kg 443
Bhn penolong 14%
excl penyusutan 40
1%
Utilities
113
3%
Maintenance
158
5%
Tebu
1,506
47%
Bunga
62
2%
Upah tetap
435
14%
Lain lain
Upah harian
66
398
2%
12%
Net Presen Value 10 tahun:
Pay Back Period
Kurang dari lima tahun
IRR
26%
Detail financial analisis kami sajikan tersendiri
Page 10 of 10