Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai pengertian masdar dalam bahasa Arab, cara membuat masdar dari berbagai kata kerja, dan contoh-contoh masdar. Masdar didefinisikan sebagai kata benda yang menunjukkan kejadian dari suatu kata kerja tanpa waktu, dan dibedakan menjadi masdar mim dan masdar ghairu mim.
Logika merupakan cara berfikir yang rasional, dengan demikian manusia mampu untuk mengembangkan pola pikirnya secara luas akan tetapi terkontrol sehingga membawa kepada kebenaran. Dalam pembahasan logika/ilmu mantiq banyak hal yang dibahas salah satu diantaranya pembahasan tentang lafaz kata, dalam hal ini pemakalah membahas tentang “Kulliyatul Khams/Term Universal”. Kulliyatul khams atau term universal merupakan salah satu pembahasan dari lafaz/kata, pembahasan lafaz ini terdiri dari pengertian, pembagian lafaz, dan kulliyatul khams. Kulliyatul khams terdiri dari lima macam. Diantaranya kulli dzati (zat) dan kulli ‘irdhi (sifat) yang masing-masingnya mempunyai cabang yaitu kulli dzati terdiri dari tiga bagian dan kulli ‘irdhi terdiri dari dua bagian, jadi yang kelima cabang inilah yang disebut dengan “kulliyatul khams”.
Logika merupakan cara berfikir yang rasional, dengan demikian manusia mampu untuk mengembangkan pola pikirnya secara luas akan tetapi terkontrol sehingga membawa kepada kebenaran. Dalam pembahasan logika/ilmu mantiq banyak hal yang dibahas salah satu diantaranya pembahasan tentang lafaz kata, dalam hal ini pemakalah membahas tentang “Kulliyatul Khams/Term Universal”. Kulliyatul khams atau term universal merupakan salah satu pembahasan dari lafaz/kata, pembahasan lafaz ini terdiri dari pengertian, pembagian lafaz, dan kulliyatul khams. Kulliyatul khams terdiri dari lima macam. Diantaranya kulli dzati (zat) dan kulli ‘irdhi (sifat) yang masing-masingnya mempunyai cabang yaitu kulli dzati terdiri dari tiga bagian dan kulli ‘irdhi terdiri dari dua bagian, jadi yang kelima cabang inilah yang disebut dengan “kulliyatul khams”.
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
2. Kelompok 5
M Imam Basrurrohman (op)
M Usman Nabire (menjelaskan)
Zidan Khaerul R (menjelaskan)
Salma Rahma C (menjelaskan)
Nurul Hidayah (menjelaskan)
3. Pengertian masdar
Masdar adalah lafadz yang berada pada urutan
ketiga dari tashrifan fi’il Contoh: ضرب,ضربا.
Lafadz-lafadz yang menunjukkan kejadian, tidak
mempunyai zaman, mengandung beberapa huruf fi’il, dan
berupa lafadz, seperti contoh : علم,علما, atau dikira-
kirakan (taqdiron), contoh : قاتل,قتاال, atau mengganti
huruf yang sudah dibuang dengan huruf lain contoh : وعد,
وعدة.
4. Cara membuat masdar
Contoh Contoh
Fiil madhi masdar Fiil madhi masdar Fiil madhi masdar
Fiil 4
huruf
ََلَعْفَأ َالَعْفِإ ََن َسْحَأ َان َسْحِإ ََصَلْخَأ َصَالْخِإ
ََلَّعَف َلْيِعْفَت ََلَّتَر َلْيِتْرَت ََرَّدَق َرْيِدْقَت
ََلَاعَف َالَعِف/ََفُمَةَلَاع ََلَتاَق ََالتِق ََدَهَاج ََةدَهَاجُم
ََلَلْعَف َلَالْعِف ََلَزَْلز ََالزْلِز َََسو َْسو ََاسو ْسِو
Kaidah membuat masdar .
•membuat Masdar dari Fiil madhi yang tiga huruf atau Fiil Mu’tal (yang
tedapat huruf ilatnya()اوي adalah dengan menghafal, karena tidak ada
kaidah yang pasti
•membuat Masdar dari Fiil madhi 4,5 atau 6 huruf adalah dengan
mengikuti wazan(pola/timbangan) berikut ini !
5. Contoh masdar
Masdar dibagi menjadi 2 :
1. Masdar mim
2. Masdar ghoiru mim
A. Masdar mim adalah masdar yang terdapat mim
zaidah diawal kalimatnya, seperti contoh : منصرا,منطللق,
منقلبة adapun masdar mim itu di fathah mim nya dengan
mutlak, kecuali dari fiil bina matsal wawu , kalau bina missal
wawu di kasroh ain fiilnya.
B. Masdar ghoiru mim adalah masdar yang tidak
terdapat mim zaidah diawal kalimatnya,
seperti contoh : اجتهادا,ًَةًقرأ,َِاًدم
6. Contoh masdar
Contoh dinamakan Isim Masdar
عطاء
‘ATHOO’UN = Pemberian
Contoh dinamakan Masdar
إعطاء
I’THOO’AN = Pemberian
Persamaannya Lafazh ‘ATHOO’UN dan I’THOO’AN yaitu sama dalam hal penunjukan
kejadian. Perbedaannya adalah lafazh ‘ATHOO’AN tidak terdapat huruf Hamzah yang terdapat pada
bentuk Fi’ilnya yang berupa lafazh :
أعطى
A’THOO = Memberikan
Tidak terdapatnya huruf Fi’ilnya tersebut baik secara Lafzhan atau secara Takdiran, demikan ini
syarat disebut Isim Mashdar.
Beda jika tidak terdapat huruf Fi’ilnya secara Lafzhan, tapi ada secara Taqdiran, demikian tetap
dinamakan Mashdar. contoh:
قتال
QITAALUN = peperangan
Mashdar dari Fi’il
7. Contoh masdar
قاتل
QOOTALA.= berperang
Lafazh QITAALUN tidak ada huruf Alif sebelum huruf TA’ sebagaimana pada bentuk Fi’ilnya.
Dalam contoh ini tidak terdapat huruf Fi’ilnya secara Lafzhan tapi ada secara Takdiran. Sebab dalam beberapa
tempat ia diucapkan dengan lafazh:
قيتال
QIITAALAN = Peperangan
Alif diganti dengan Ya’ untuk menyesuaikan harkat kasroh huruf sebelumnya. Adapun dibaca QITAALAN
dengan membuang Ya’ untuk litakhfif/memudahkan dan likatsrotil-isti’mal/banyak dipakai.
Beda juga jika ada pengganti dari huruf yg tidak ada, demikian tetap dinamakan Mashdar. contoh:
عدة
‘IDATAN = Janji
Mashdar dari Fi’il WA’ADA. Tidak ada huruf wawu seperti yang terdapat pada Fi’ilnya baik secara Lafzhan dan
Taqdiran. Tapi ada penggantinya yaitu huruf TA’.