Studi kasus mengenai pengukuran kinerja Hotel Grasia Semarang menggunakan metode SMART System menunjukkan bahwa dari 18 KPI yang diukur, 15 KPI telah mencapai target sedangkan 3 KPI belum, yakni fleksibilitas, waktu proses, dan biaya. Saran untuk meningkatkan kinerja adalah dengan memfokuskan perbaikan pada ketiga KPI tersebut yang memiliki skor terendah.
1. PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN
DENGAN METODE STRATEGIC MANAGEMENT
ANALYSIS AND REPORTING TECHNIQUE
SYSTEM (SMART SYSTEM)
(Studi Kasus Hotel Grasia Semarang)
Muhammad Ulil Albab
11 522 374
4. Rumusan dan Batasan Masalah
Rumusan
a. Berapa nilai KPI Hotel Grasia diukur dengan SMART System
b. Rekomendasi apa yang dapat diberikan kepada pihak pengambil kebijakan untuk
meningkatkan kinerja perusahaan?
Batasan
a. Penelitian pengukuruan kinerja dan pengambilan data berdasar data yang
dikeluarkan Hotel Grasia
b. Metode yang digunakan untuk melakukan pengukuran kinerja adalah SMART
System
c. Data yang digunakan dalam tiap perspektif adalah data Hotel Grasia tahun 2013
dan 2014
5. Objek Penelitian
Jenis Data
a. Data Primer
b. Data Sekunder
Metode Pengumpulan Data
a. Studi Pustaka
b. Studi Lapangan
c. Wawancara
Hotel Grasia yang berlokasi di Jl. S. Parman No. 29 Semarang, Jawa Tengah
6. Profil Hotel Grasia
Jenis Layanan Tipe Harga (Rupiah)
Room Rate
Suite 1.000.000
Executive 800.000
Deluxe 700.000
Superior 600.000
Wedding Package
Silver 20.000.000
Gold 35.000.000
Platinum 55.000.000
GRASIA PACKAGE (Gathering, Reunion,
Anniversary and Special Event)
125.000/Pax
Table Manners Package 85.000/Pax
Cooking Class Package 150.000/Pax
Bulan
2013
(Room Occupied)
2014
(Room Occupied)
Januari 1215 1154
Februari 1657 1355
Maret 1276 1137
April 1596 1572
Mei 1468 1674
Juni 2124 2342
Juli 2354 2479
Agustus 1324 1368
September 1526 1632
Oktober 2096 2351
November 1978 1927
Desember 1457 2362
7. Hierarki Tiap Perspektif
Model Pengukuran Kinerja
Ukuran Finansial
Ukuran Pasar
Produktivitas
Fleksibilitas
Kepuasan Pelanggan
Pengiriman
Waktu Proses
Biaya
Kualitas
No Perspektif Hasil
1 Ukuran Finansial 0,183
2 Ukuran Pasar 0,237
3 Produktivitas 0,074
4 Fleksibilitas 0,109
5 Kepuasan Pelanggan 0,257
6 Biaya 0,029
7 Waktu Proses 0,036
8 Pengiriman 0,017
9 Kualitas 0,058
8. Kepuasan Konsumen
Profil Berdasarkan Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan
Usia Responden
15-25 26-35 36-45 >45
No Atribut
Sangat
Tidak
Puas
Tidak
Puas
Cukup Puas Puas
Sangat
Puas
1 A1 0 2 28 50 17
2 A2 0 3 43 44 7
3 A3 0 2 30 55 10
4 A4 0 3 40 45 9
5 A5 0 1 34 47 15
6 A6 0 4 39 42 12
7 A7 0 1 42 40 14
8 A8 0 4 33 48 12
9 A9 0 1 43 40 13
10 A10 0 0 32 49 16
Total 0 21 364 460 125
Prosentase 0% 2% 38% 47% 13%
9. Scoring System
Pada bagian pembuatan skor digunakan metode scoring system dimana higher is
better dan lower is better. Higher is better menunjukkan dimana skor =
(aktual/target) X 100%. Sedangkan pada lower is better semakin rendah
pencapaian/skor, maka mengindikasikan semakin baik, skor = (2-(aktual/target)) X
100% (Harnanda, 2013)
10. Penutup
Kesimpulan
a. Terdapat 18 key performance indicator (KPI) yang dijadikan sebagai metric
pengukuran kinerja. Berdasarkan kerangka SMART System KPI yang
diperoleh Hotel Grasia dimana kinerja KPI belum mencapai target terdapat 3
KPI. Kinerja KPI yang sudah mencapai terdapat 15 KPI.
b. Pengambil kebijakan bisa melakukan peningkatan kinerja terlebih pada KPI
yang memiliki nilai dibawah target yaitu KPI 4, KPI 11, dan KPI 13.
Saran
a. Perusahaan dapat membuat prioritas mengenai KPI yang difokuskan untuk
meningkatkan skor yang diperoleh dengan memperhatikan bobot masing
masing KPI.
b. Terdapat 6 KPI memiliki bobot lebih dari 25% sangat berpengaruh terhadap
kinerja perusahaan secara keseluruhan.
c. Upaya perbaikan berdasarkan skor yang diperoleh dapat dimulai dari KPI 11
dengan skor 5,0, lalu KPI 13 dengan skor 5,7 dan KPI 4 dengan skor 7,0.