3. NAMA :
PROF. M. SORIMANGARAJA
SITANGGANG
TEMPAT/TGL LAHIR :
HUTAMULA 5 MARET 1967
JABATAN :
KETUA GOLONGAN SI RAJA BATAK
GURU SPIRITUAL DUNIA
PENDIRI DAN KETUA YAYASAN PUSUK BUHIT SAKTI
GURU BESAR MOSSAK SENI BELA DIRI BATAK)
4.
5. •Pengembangan Pariwisata Toba dengan Sosiologi hidup
masyarakat.
•Sapaan, Teguran, Sambutan, Pertanyaan, Jawaban, adalah
wujud nyata dari sosiologi kehidupan manusia, tak jarang
kita tidak sadari dalam tutur kata, pandangan mata,
pendapat, salah di hadapan orang lain dengan demikian kita
akan mengambil hikmah dari kata-kata mutiara di bawah ini
yang dapat membawa kita menuju hidup bermasyarakat
dalam kehidupan sehari-hari.
”Danau Toba adalah objek wisata daerah kepingan surga
dari Sumatera”, demikian kata-kata mutiara Kementerian
Pariwisata dan Budaya.
6. Jika kita mendengar kata Samosir Danau Toba
adalah daerah kunjungan kepingan surga, maka
untuk menuju daerah tersebut sangat banyak yang
harus dilakukan, seperti: sarana dan prasarana, yag
dilihat, yang dijual, terutama toleran
kemasyarakatannya.
7. TAK KENAL MAKA TAK SAYANG
Danau Toba sangat terkenal dibelahan dunia ini.
Danau yang indah dan sangat mempesona. Setelah
kita dapat melihat waduk yang sangat indah sekali.
Dan setelah kita kenal lebih dalam, maka akan
terlihat keramba ikan, yang merusak pandangan
mata,dan ketika kita mandi maka pacat pun
berlengketan (menempel.red) di tubuh
kita...bagaimana ini...?
8. TAK INGIN KARENA TAK SUKA
Kita tak ingin mandi di pantai ( pinggir) danau toba,
tidak suka karena ada pacat, Tak ingin beli mangga
karena tak suka kiloannya, kilo menurut berapa
bijipun harganya bisa tetap 1 kilo gram.
9. TAK MENARIK MAKA TAK RAMAI
Saya tidak menonton karena penampilannya,
nyanyi-nyanyi saja, maunya budaya batak itu yang
ditampilkan baru enak.
TAK LAYAK MAKA TAK DIJUAL
Apa yang seharusnya kita jual alam pengembangan
pariwisata Toba ini agar maju. Yang sesuai dengan
sosiologi Danau Toba.
10. TAK MENARIK MAKA TAK RAMAI
Apa yang seharusnya kita jual alam, budaya dalam
pengembangan pariwisata Toba ini agar maju.
Yang sesuai dengan sosiologi Danau Toba tsb, Itu
yang layak dijual bukan budaya import.
11. TAK BERBUDAYA MAKA TAK BERADAT
Dalam kehidupan sehari, kita tidak sadar dalam
meniti prilaku kita dalam kata-kata dan pandangan
terhadap sesama kita karena prilaku kita itu bukan
prilaku yang sebenarnya.
12. TAK SEPAKAT MAKA TAK TERCAPAI
Kata mutiara ini sangat penting sekali untuk
mewujudkan pariwisata Toba. Kesepakatan seluruh
isi kawasan danau Toba;Pemerintah, Budayawan,
Tokoh Adat, Tokoh Masyarakat sangatlah
menentukan terwujudnya pariwisata Toba.
13. VISI
Andai pemerintah seluruh kawasan danau Toba,
menganggarkan biaya masing-masing dalam
membuat pesta danau toba setiap tahunnya .
Dengan menampilkan seluruh budaya zaman
dahulu asli kawasan danau Toba dibantu dengan
teknologi Entertainment, maka pariwisata danau
toba akan terwujud, jangan seperti yang lalu-lalu.
14.
15. Dalam tatanan kehidupan masyarakat batak zaman dahulu,
sebenarnya sudah ada sejak dari zaman dahulu, namun
karena ada jajahan budaya lama, maka kita dengan tidak
sadar sudah kehilangan karakter dan jati diri kita sendiri.
Jika kita kaji lebih dalam sosiologi kehidupan bermasyarakat
zaman dahulu mungkin akan lebih baik kita gunakan sekarang
dalam pengembangan pariwisata Danau Toba.
Si Raja Batak telah meninggalkan pesan kepada kita
masyarakat batak, masyarakat Danau Toba bagaimana
bersosiologi kehidupan.
16.
17.
18. a. Seia sekatalah bagai lapis pisang.
Kita kenal pohon pisang yang lain dari tumbuhan lainnya
Karena hanya dengan kulit yang berlapis-lapis dia bisa
berdiri tegak dan menghasilkan buah.
b. Saling mendorong bagaikan buah talas yang tumbuh di
kemiringan.
Talas mempunyai buah dibawah tanah yang buahnya
saling berantai yang tumbuh dikemiringan.
c. Saling ia mengiyakan bagaikan suara Gong.
Gong pada gondang batak ada 4;
1. Ogung Panggora – Gong Pemanggil
2. Ogung Ghutan -- Gong Pengikut
3. Ogung Oloan -- Gong Pengiya
4. Ogung Pandaoli -- Gong Penyelaras
19. Filosofi Gendang Batak/Gong ini sangatlah
mengandung arti yang sangat tinggi dalam
bersosiologi kehidupan bermasyarakat.
Karena didalamnya terkandung, Gong
Pemanggil, Gong Pengikut, Gong Pengiya,
dan Gong Penyelaras, dan jika ini sering
hingga menghasilkan bunyi yang indah dan
ketukan yang pas hingga dapat ditari-tarikan
dapat memanggsil roh, jika salah satu gong
salah pukul maka suaranya akan berantakan
20. d. Seia sekata bagai rasa air, jangan dua rasa bagai rasa tuak.
Rasa air danau toba itu hanya 1 rasa, tetapi ras atuak bermacam-macam.
Dalam kehidupan bermasyarakat pada zaman dahulu filosofi ini adalah
pemegang peranan penting dalam menghasilkan kesepakatan dan
keberhasilan. Kita sangat mengharapkan filosofi kita gunakan dalam
kehidupan bermasyarakat di kawasan danau Toba, terutama pada pihak
pemerintah di kawasan danau Toba dan seluruh pelaku wisata dan
budaya.
Dgn: Bagaikan lapis pisang tumbuh tegak karena saling berlapis, dan
bagaikan pohon talas yang tumbuh dikemiringan saling mendorong dan
saling merangkai seia sekata bagaikan suara gong.
Satu keputusan bagai rasa air akan membawa pariwisata danau Toba
ketingkat keberhasilan.
21. 2. DALIHAN NA TOLU
Dalihan Na Tolu adalah sebuah pedoman tatanan
hidup masyarakat batak.
Dalihan Na Tolu ini sangat efisien digunakan dalam hidup
bermasyarakat di kawasan danau Toba, hingga saat ini.
-Somba Mahula-hula
- Eeluk Marboru
-Manat Mardongan Tubu
22. Gubernur Sumut mengatakan, pada HUT Kab. Samosir 2014 :
-Tamu,pengunjung danau Toba,kita hargai,kita layani karena
mereka kita naggap Hula-hula.
-Kita tingkatkan pelayanan kita para pelaku wisata terhadap
para tamu, pengunjung danau Toba karena kita adalah Boru.
-Kitapara pemerintah Kepala Daerah sekawasan danau Toba,
mari kita sepakat, mari kita bahas, mari kita hargai bagaimana
danau Toba ini kita buat agar maju dan lestari karena kita
Dongan Tubu.
-SOMBA MAHULA-HULA – Tamu
-ELEK MARBORU – Pelaku Wisata
-MANAT MARDONGAN TUBU – Pemerintah Kawasan Toba
23. KARAKTER DANAU TOBA DAN NILAI BUDAYA DALAM
PENGEMBANGAN PARIWISATA DANAU TOBA
Dalam kehidupan masyarakat danauToba dan dapat menghasilkan
pengembangan Pariwisata danau Toba kita harus kembali kepada karkater batak,
danau Toba jati diri kita sendir.
a. Kita telah banyak meninggalkan karakter kita sendiri, misalnya:
Saat sapaan pertemuan dan perpisahan kita selalu mengucap kata Horas!!...
Namun sekarang orang Batak sudah mulai maju dengan mengucapkan
sapaan, pertemuan danperpisahan dengan kata ’ Syalom’
Dalam kehidupan masyarakat batak karakter kehidupan batak itu sudah
berubah dari karakter batak asli menjadi karakter Yahudi.
b. Dalam event besar datau kecil seharusnya kita akan menampilkan Seni dan
Budaya diri sendiri yang akan kita gali dan lestarikan dan kita jual kepada
dunia.
Misal : Geopark, Tari Cawan, Mangalahat Horbo, Opera Batak, Gorga,
Aksara Batak, serta seluruh hasil karya leluhur kita zaman dahulu
akan kita gali dan lestarikan, jual ke dunia International
dan itu pernah dilakukan
pada Pesta Danau Toba
Tahun 80’an.
24. c. Karakter berbudaya dan bersosialisasi dalam kehidupan bermasyarakat dan
pedoman tata cara peninggalan leluhur zaman dahulu yaitu:
- MALIM PARHUNDUL – HORMAT DUDUK
- MALIM PAKATAION – HORMAT BERBICARA
- MALIM PARDALAN – HORMAT DALAM PERJALANAN
- MALIM PANGALAKKA – HORMAT DALAM BERBUDAYA
- MALIM DINASA ULAON – HORMAT DALAM SEGALA KEGIATAN
Kesimpulan:
1. Untuk menunjukkan pengembangan Pariwisata danau Toba adalah:
- Danau Toba yan besar, maju adalah danau Toba yang tahu akan
sejarah dan budaya.
2. Menyatulah, bagaikan pisang, saling mendukunglah bagaikan talas
yang tumbuh dikemiringan, seia sekatalah bagaikan suara gong, dan
1 pendapatlah bagai rasa air jangan dua bagai rasa tuak.
25. Mari kita sambut tamu kita sebagai Hula, dan berbenah dirilah kita
para pelaku wisata karena kita sebagai Boru, mari kita sepakat kita
rumuskan, kita rancang, kita para Bupati se kawasan danau Toba.
Mari kita rumuskan hendak kemana kita arungi danau Toba ini
karena kita adalah Dongan Tubu.
Mari kita hiasi, gali dan lestarikan budaya leluhur danau Toba karena
itulah yang layak jualuntuk pengembangan pariwisata danau Toba
dan kembali menjadi diri danau Toba yang sebenarnya.
Demikianlah setitik saran dan pesan dari saya dalam Dimensi
Sosiologi-Budaya Pengembangan Pariwisata Danau Toba, akhir
kata...dari Jantung Danau Toba, saya Prof. M. Sorimangaraja
Sitanggang mengucapkan Terimakasih...Horas..Horas...Horas
WWW.RAJABATAK.ORG-WWW.PUSUKBUHITSAKTI.COM