SlideShare a Scribd company logo
3
2
1
SISTEM
REPRODUKSI
PADA WANITA
Oleh:
• Amalia Nisa Latifah (2)
• Anisa Nur Lailatullatifah (5)
• Bekti Ramadhani (7)
• Gien Azizaturrahimah (11)
• Kanita Shinta Wati (12)
Sistem Reproduksi
Reproduksi berarti “membuat kembali”,
jadi reproduksi pada manusia berarti kemampuan
manusia untuk memperoleh keturunan, sehingga
“sistem reproduksi adalah organ-organ yang berhubungan
dengan masalah seksualitas”.
Sistem reproduksi pada suatu organisme berbeda
antara jantan dan betina.
Sistem reproduksi pada perempuan berpusat di
ovarium.
 Pada wanita ovarium berfungsi menghasilkan ovum
dan hormon (estrogen dan progesteron) jika sel
telur pada ovarium telah masak, akan dilepaskan dari
ovarium, pelepasan telur dari ovarium disebut
ovulasi.
Sistem reproduksi pada manusia akan mulai berfungsi ketika
seseorang mencapai kedewasaan (pubertas).
 Pada seorang wanita ovariumnya telah mampu
menghasilkan sel telur (ovum) dan hormon estrogen.
Hormon estrogen berfungsi mempengaruhi timbulnya
tanda-tanda kelamin sekunder pada wanita, yaitu
 kulit menjadi semakin halus,
 suara menjadi lebih tinggi,
 tumbuhnya payudara, dan
 pinggul membesar.
A. Alat Reproduksi Wanita
1. Alat reproduksi luar
Terdiri dari :
 Vulva, terdiri dari
- labia mayora : merupakan bagian luar dari bibir vagina yang tebal
dilapisi lemak,
- labia minora : Labia minora atau bibir kecil, yaitu sepasang lipatan
kulit pada vagina yang halus dan tipis serta tidak mengandung lapisan
lemak.
 Klitoris (kelentit) : merupakan bagian vagina yang berbentuk
tonjolan kecil yang sering kali disebut klentit.
 Orificium urethrae (muara saluran kencing) : muara saluran kencing
yang letaknya tepat di bawah organ klitoris
 Himen : Di bagian bawah saluran kencing yang mengelilingi tempat
masuk ke vagina, terdapat himen yang dikenal dengan nama selaput
dara.
2. Alat reproduksi dalam
1. Ovarium (indung telur)
 Sepasang di rongga perut
 Fungsi : menghasilkan ovum (sel telur serta hormon esterogen dan
progesteron.
2. Fimbriae
 Silia lembut yang terletak di pagkal ovarium
 Fungsi : menangkap ovum dari ovarium
3. Infundibium tuba :
 Ujung oviduk yang berbentuk corong
 Fungsi : menampung ovum yang ditangkap fimbriae.
4.Tuba vallopi (oviduk)
• Jumlah sepasang dan
menghubungkan
ovarium dengan uterus
• Fungsi : tempat
terjadinya fertilisasi
5.Uterus (rahim)
• Rongga tempat pertumbuhan embrio
• Tersusun atas 3 lapisan : perimetrium,
miometrium, dan endometrium
6. Vagina
• Sebuah lubang berlapis otot yang membujur
ke belakang dan atas.
• Dinding vagina menghasilkan kelenjar
baetholini
 Menghasilkan lendir yang mempermudah
pada saat melahirkan
PROSES PEMBENTUKAN
OVUM (OOGENESIS)
OOGENESIS adalah proses pembentukan
ovum yang terjadi di dalam indung telur
atau ovarium
Tahapan Oogenesis
Pada akhirnya terbentuklah 1 ootid (sel telur)
dan 3 badan kutub sekunder
Oosit sekunder membelah menjadi ootid dan
badan kutub sekunder
LH merangsang terjadinya ovulasi
Estrogen merangsang hupofisis memproduksi
LH
Folikel graaf (folikel masak) yang memproduksi
estrogen
Oosit sekunder dipisahkan dari folikel – folikel
Oosit sekunder dan badan kutub primer
(polosit primer)
Oosit primer (calon sel telur)
Oogonium
Ovulasi
 OVULASI merupakan proses pelepasan telur yang telah
matang tersebut dari dalam rahim untuk kemudian berjalan
menuju tuba falopi untuk dibuahi. Proses ini biasanya terjadi 16
hari setelah hari pertama siklus menstruasi atau 14 hari
sebelum haid berikutnya.
Proses ovulasi
 Proses ovulasi dimulai dari dilepaskannya sebuah hormon dari
dalam otak yang disebut dengan Luteinizing Hormone (LH).
Kadar hormon ini meningkat secara drastic di dalam darah dan
urin sesaat sebelum ovulasi.
 LH memicu pelepasan sel telur yang telah matang dari dalam
ovarium yang kemudian bergerak menuju tuba falopi untuk
dibuahi. Jika sel telur tersebut tidak dibuahi, maka sel telur
tersebut akan mati dan luruh bersama dengan dinding rahim
pada awal siklus menstruasi.
Menstruasi
 Proses menstruasi adalah peluruhan dinding Rahim
(endometrium) yang disertai dengan terjadinya
perdarahan.
Siklus Haid
 Siklus haid yang normal berkisar antara 28 - 29 hari.
Ada beberapa perempuan yang masa siklusnya
berlangsung dari 20 sampai 35 hari masih dianggap
normal.Menstruasi bervariasi bagi setiap wanita dan
hampir 90% wanita memiliki siklus haid 25-35 hari dan
sekitar 10-15 % yang memilki siklus haid 28 hari.
Fase Menstruasi
1. Fase Menstruasi
Pada fase ini dinding rahim akan mengalami peluruhan dan keluar melalui
vagina dalam bentuk darah dengan kadar kekentalan yang berbeda-beda.
Terkadang terdapat juga gumpalan-gumpalan darah dalam proses tersebut.
Fase ini berlangsung selama 3 sampai dengan 4 hari.
2. Fase Pasca Menstruasi
Selama kurang lebih 4 hari luka akibat peluruhan dinding rahim tersebut
akan sembuh secara perlahan.
3. Fase Poliferasi atau pra-ovulasi
Fase ini terjadi setelah penyembuhan berhasil. Pada fase ini dinding rahim
mengalami penebalan dengan tebal kurang lebih 3.5 mm. Fase ini berlangsung
dari hari 5 sampai dengan hari ke 14. Pada fase ini leher rahim akan
mengeluarkan lender yang bersifat basa untuk menetralkan sifat asam yang
di hasilkan oleh vagina. Penetralan ini terjadi untuk memperpanjang hidup
sperma sehingga pembuahan lebih mudah terjadi.
4. Fase Sekresi atau ovulasi
Fase ini terjadi pada hari ke 14 atau yang di kenal dengan masa subur. Pada
fase ini sel endometrium mengeluarkan glikogen dan kapur yang nantinya
digunakan sebagai bahan makanan untuk telur yang sudah di buahi. Pada fase
ini ovum di matangkan dan siap untuk di buahi.
5. Fase Pascaovulasi
Jika ovum tidak dibuahi maka hormone progesterone dan hormon estrogen
mengalami kemunduran sehingga fase menstuasi terjadi kembali.
1. Fertilisasi
Fertilisasi atau pembuahan adalah proses peleburan
gamet-gamet haploid, yaitu sel sperma dan sel ovum yang
sudah matang untuk membentuk zigot haploid. Tempat
terjadinya fertilisasi umumnya di 1/3 Tuba fallopi
(Oviduct), bisa juga di luar Oviduct (Fertilisasi In
vitro). Dalam perjalanan menuju uterus, zigot akan
mengalami pembelahan.
Tahapan proses fertilisasi:
a. Begitu lepas dari Ovarium, Oosit akan bergerak
menuju Oviduct dengan bantuan epitel bersilia.
b. Setelah sperma diejakulasi, sperma bergerak dari
serviks (leher rahim), uterus, hingga tiba di
oviduct/tuba fallopi. Dibutuhkan waktu 14-72 jam
bagi sperma untuk membuahi Oosit. Keluarnya
Oosit disebabkaan oleh Luteinizing Hormone (LH)
yang disekresikan oleh hipofisis. Hipofisis
terangsang oleh estrogen yang diproduksi sel-sel
folikel.
c. Kapasitasi Spermatozoa di Oviduct adalah masa
penyesuaian dalam saluran reproduksi wanita di
mana terjadi pelepasan selubung glikoprotein dan
protein-protein plasma semen yang membungkus
akrosom yang berlangsung kira-kira 7 jam pada
manusia, selain itu Spermatozoa diberi nutrisi dan
ATP oleh jaringan Oviduct.
Pembelahan zigot ini menghasilkan 32 sel yang
bentuknya sama dan seperti buah arbei yang disebut
morula. Pembelahan morula menghasilkan blastosit dan
fasenya disebut blastula. Kurang lebih lima hari setelah
fertilisasi , blastosit dan fasenya disebut blastula. Kurang
lebih 5 hari setelah fertilisasi , blastosit menempel pada
endometrium dan prosesnya dinamakan implantasi.
Implantasi ini dapat menyebabkan kehamilan.
2. Gestasi (kehamilan)
Kehamilan adalah proses berkembangnya embrio di dalam uterus setelah
terjadinya fertilisasi (pembuahan). Pada saat terjadi implantasi, embrio akan
merangsang kelenjar-kelenjar dalam dinding uterus untuk memproduksi
hormon HCG (Human Chorionic Gonadotropin). Adanya HCG di dalam urine
dapat dipakai sebagai indikator dalam uji kehamilan.
Secara umum proses kehamilan dibagi menjadi 3 trimester yaitu trimester
pertama, trimester kedua dan trimester ketiga.
Pada trimester pertama, blastula akan berkembang menjadi 3 lapisan, yaitu
lapisan endoderm (lapisan dalam), lapisan mesoderm (lapisan tengah) dan
lapisan ektoderm (lapisan luar). Proses terbentuknya ketiga lapisan ini
dinamakan Gastrulasi.
a.Lapisan endoderm akan membentuk organ-organ pernapasan dan
pencernaan.
b.Lapisan mesoderm akan membentuk tulang, otot, jantung, pembuluh darah,
ginjal, limfa, dan organ reproduksi.
c.Lapisan Ektoderm akan membentuk sisem saraf, kulit, mata, hidung
danlapisan epidermis. Blastula yang telah mengalami organogenesis ini yang
dikenal dengan sebutan embrio (Janin).
3. Persalinan
Terjadi akibat serangkaian kontraksi uterus
yang kuat dan berirama.
Proses persalinan :
Hormon yang membantu  relaksin, estrogen,
oksitosin, dan prostaglandin.
Pembukaan
Serviks
Pengeluaran
Bayi
Pelepasan
Plasenta
ASI (Air Susu Ibu)
Bayi baru lahir hingga umur 6 bulan lebih hanya diberi ASI
eksklusif, karena :
1. Saat baru belajar menyusu, isapan bayi merangsang keluarnya air
susu.
2. ASI steril, mudah dicerna bayi, dan mengandung antibodi.
3. ASI yang pertama keluar mengandung zat kekebalan.
4. Mempercepat pengurangan bobot badan ibu setelah melahirkan.
5. Menambah ikatan emosi antara ibu dan anak.
6. Salah satu pencegah kehamilan. karena memberi asi eksklusif
akan mengalami keterlambatan datang bulan,sehingga tidak akan
hamil selama masa 6 bulan setelah melahirkan. Semakin sering
seorang ibu menyusui maka semakin berkurang untuk terjadinya
ovulasi (tidak akan hamil)
7. Untuk menghemat pengeluaran.
Thank you.. 
Any question?

More Related Content

Similar to PPT_SISTEM_REPRODUKSI_WANITTA_SMA.pptx

Alat reproduksi manusia
Alat reproduksi manusiaAlat reproduksi manusia
Alat reproduksi manusia
Mujahidin Waru
 
Biologi Kelas 9 - Sistem Reproduksi pada Manusia
Biologi Kelas 9 - Sistem Reproduksi pada ManusiaBiologi Kelas 9 - Sistem Reproduksi pada Manusia
Biologi Kelas 9 - Sistem Reproduksi pada Manusia
nissayyo
 
Sistem Reproduksi Manusia Kelas XI IPA
Sistem Reproduksi Manusia Kelas XI IPASistem Reproduksi Manusia Kelas XI IPA
Sistem Reproduksi Manusia Kelas XI IPA
Mutiara Dwi Faiska
 
Sistem Reproduksi.pptx
Sistem Reproduksi.pptxSistem Reproduksi.pptx
Sistem Reproduksi.pptx
RohayatiOcha
 
sistem reproduksi
sistem reproduksisistem reproduksi
sistem reproduksi
Sindy Septiawan
 
Reproduksi kelas 11
Reproduksi kelas 11Reproduksi kelas 11
Reproduksi kelas 11
Salsabila Tasyari
 
Sistem reproduksi
Sistem reproduksiSistem reproduksi
Sistem reproduksi
Septyana Ekaa
 
Sistem reproduksi manusia
Sistem reproduksi manusiaSistem reproduksi manusia
Sistem reproduksi manusia
Krisna Mustofa
 
Fertilisasi dan perkembangan embrio
Fertilisasi dan perkembangan embrioFertilisasi dan perkembangan embrio
Fertilisasi dan perkembangan embrio
MTs NEGERI 1 MODEL MEDAN
 
Sistem reproduksi pada manusia sma1sdaia620
Sistem reproduksi pada manusia sma1sdaia620Sistem reproduksi pada manusia sma1sdaia620
Sistem reproduksi pada manusia sma1sdaia620
Reedha Williams
 
Kelompok 2 Sistem Reproduksi (1).pptx
Kelompok 2 Sistem Reproduksi (1).pptxKelompok 2 Sistem Reproduksi (1).pptx
Kelompok 2 Sistem Reproduksi (1).pptx
grasianafloridaBoa1
 
Sistem Reproduksi .pptx
Sistem Reproduksi .pptxSistem Reproduksi .pptx
Sistem Reproduksi .pptx
wanda astari
 
Reprod manusia
Reprod  manusiaReprod  manusia
Reprod manusia
Annisa Khoerunnisya
 
Proses terjadinya manusia berdasarkan IPTEK
Proses terjadinya manusia berdasarkan IPTEKProses terjadinya manusia berdasarkan IPTEK
Proses terjadinya manusia berdasarkan IPTEK
mugnisulaeman
 
KB 2 proses terjadinya kehamilan
KB 2 proses terjadinya kehamilanKB 2 proses terjadinya kehamilan
KB 2 proses terjadinya kehamilanUwes Chaeruman
 
Proses terjadinya kehamilan
Proses terjadinya kehamilanProses terjadinya kehamilan
Proses terjadinya kehamilan
pjj_kemenkes
 
Proses terjadinya kehamilan
Proses terjadinya kehamilanProses terjadinya kehamilan
Proses terjadinya kehamilan
pjj_kemenkes
 
Female reproduction system
Female reproduction systemFemale reproduction system
Female reproduction systemNurul Wulandari
 
Anfisman
AnfismanAnfisman
Anfisman
miftahul ch
 

Similar to PPT_SISTEM_REPRODUKSI_WANITTA_SMA.pptx (20)

Alat reproduksi manusia
Alat reproduksi manusiaAlat reproduksi manusia
Alat reproduksi manusia
 
Biologi Kelas 9 - Sistem Reproduksi pada Manusia
Biologi Kelas 9 - Sistem Reproduksi pada ManusiaBiologi Kelas 9 - Sistem Reproduksi pada Manusia
Biologi Kelas 9 - Sistem Reproduksi pada Manusia
 
Sistem Reproduksi Manusia Kelas XI IPA
Sistem Reproduksi Manusia Kelas XI IPASistem Reproduksi Manusia Kelas XI IPA
Sistem Reproduksi Manusia Kelas XI IPA
 
Sistem Reproduksi.pptx
Sistem Reproduksi.pptxSistem Reproduksi.pptx
Sistem Reproduksi.pptx
 
sistem reproduksi
sistem reproduksisistem reproduksi
sistem reproduksi
 
Reproduksi kelas 11
Reproduksi kelas 11Reproduksi kelas 11
Reproduksi kelas 11
 
Sistem reproduksi
Sistem reproduksiSistem reproduksi
Sistem reproduksi
 
Sistem reproduksi manusia
Sistem reproduksi manusiaSistem reproduksi manusia
Sistem reproduksi manusia
 
Fertilisasi dan perkembangan embrio
Fertilisasi dan perkembangan embrioFertilisasi dan perkembangan embrio
Fertilisasi dan perkembangan embrio
 
Sistem reproduksi pada manusia sma1sdaia620
Sistem reproduksi pada manusia sma1sdaia620Sistem reproduksi pada manusia sma1sdaia620
Sistem reproduksi pada manusia sma1sdaia620
 
Kelompok 2 Sistem Reproduksi (1).pptx
Kelompok 2 Sistem Reproduksi (1).pptxKelompok 2 Sistem Reproduksi (1).pptx
Kelompok 2 Sistem Reproduksi (1).pptx
 
Sistem Reproduksi .pptx
Sistem Reproduksi .pptxSistem Reproduksi .pptx
Sistem Reproduksi .pptx
 
Reprod manusia
Reprod  manusiaReprod  manusia
Reprod manusia
 
Proses terjadinya manusia berdasarkan IPTEK
Proses terjadinya manusia berdasarkan IPTEKProses terjadinya manusia berdasarkan IPTEK
Proses terjadinya manusia berdasarkan IPTEK
 
REPRODUKSI
REPRODUKSIREPRODUKSI
REPRODUKSI
 
KB 2 proses terjadinya kehamilan
KB 2 proses terjadinya kehamilanKB 2 proses terjadinya kehamilan
KB 2 proses terjadinya kehamilan
 
Proses terjadinya kehamilan
Proses terjadinya kehamilanProses terjadinya kehamilan
Proses terjadinya kehamilan
 
Proses terjadinya kehamilan
Proses terjadinya kehamilanProses terjadinya kehamilan
Proses terjadinya kehamilan
 
Female reproduction system
Female reproduction systemFemale reproduction system
Female reproduction system
 
Anfisman
AnfismanAnfisman
Anfisman
 

Recently uploaded

PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIFPENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
FredyMaringga1
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
fritshenukh
 
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptxPENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
Hamzi Hadi
 
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan JiwaSejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
BayuEkaKurniawan1
 
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasijejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
lala263132
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
andiulfahmagefirahra1
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
ryskilahmudin
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
ratnawulokt
 
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdfMonitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
haniekusuma
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
syam586213
 
Tatalaksana Infeksi Menular Seksual (IMS)
Tatalaksana Infeksi Menular Seksual (IMS)Tatalaksana Infeksi Menular Seksual (IMS)
Tatalaksana Infeksi Menular Seksual (IMS)
hendityas
 
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docxASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
zalfazulfa174
 
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptxketerampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
pkmcinagara
 
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
ImanChimonxNurjaman
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
SyailaNandaSofiaWell
 
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptxAsuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
hosnuinayati1
 
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdfPencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
PramitaHertasning
 

Recently uploaded (17)

PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIFPENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
 
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptxPENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
 
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan JiwaSejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
 
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasijejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
 
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdfMonitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
 
Tatalaksana Infeksi Menular Seksual (IMS)
Tatalaksana Infeksi Menular Seksual (IMS)Tatalaksana Infeksi Menular Seksual (IMS)
Tatalaksana Infeksi Menular Seksual (IMS)
 
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docxASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
 
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptxketerampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
 
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
 
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptxAsuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
 
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdfPencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
 

PPT_SISTEM_REPRODUKSI_WANITTA_SMA.pptx

  • 2. SISTEM REPRODUKSI PADA WANITA Oleh: • Amalia Nisa Latifah (2) • Anisa Nur Lailatullatifah (5) • Bekti Ramadhani (7) • Gien Azizaturrahimah (11) • Kanita Shinta Wati (12)
  • 3. Sistem Reproduksi Reproduksi berarti “membuat kembali”, jadi reproduksi pada manusia berarti kemampuan manusia untuk memperoleh keturunan, sehingga “sistem reproduksi adalah organ-organ yang berhubungan dengan masalah seksualitas”. Sistem reproduksi pada suatu organisme berbeda antara jantan dan betina.
  • 4. Sistem reproduksi pada perempuan berpusat di ovarium.  Pada wanita ovarium berfungsi menghasilkan ovum dan hormon (estrogen dan progesteron) jika sel telur pada ovarium telah masak, akan dilepaskan dari ovarium, pelepasan telur dari ovarium disebut ovulasi. Sistem reproduksi pada manusia akan mulai berfungsi ketika seseorang mencapai kedewasaan (pubertas).  Pada seorang wanita ovariumnya telah mampu menghasilkan sel telur (ovum) dan hormon estrogen. Hormon estrogen berfungsi mempengaruhi timbulnya tanda-tanda kelamin sekunder pada wanita, yaitu  kulit menjadi semakin halus,  suara menjadi lebih tinggi,  tumbuhnya payudara, dan  pinggul membesar.
  • 5. A. Alat Reproduksi Wanita 1. Alat reproduksi luar Terdiri dari :  Vulva, terdiri dari - labia mayora : merupakan bagian luar dari bibir vagina yang tebal dilapisi lemak, - labia minora : Labia minora atau bibir kecil, yaitu sepasang lipatan kulit pada vagina yang halus dan tipis serta tidak mengandung lapisan lemak.  Klitoris (kelentit) : merupakan bagian vagina yang berbentuk tonjolan kecil yang sering kali disebut klentit.  Orificium urethrae (muara saluran kencing) : muara saluran kencing yang letaknya tepat di bawah organ klitoris  Himen : Di bagian bawah saluran kencing yang mengelilingi tempat masuk ke vagina, terdapat himen yang dikenal dengan nama selaput dara.
  • 6. 2. Alat reproduksi dalam 1. Ovarium (indung telur)  Sepasang di rongga perut  Fungsi : menghasilkan ovum (sel telur serta hormon esterogen dan progesteron. 2. Fimbriae  Silia lembut yang terletak di pagkal ovarium  Fungsi : menangkap ovum dari ovarium 3. Infundibium tuba :  Ujung oviduk yang berbentuk corong  Fungsi : menampung ovum yang ditangkap fimbriae.
  • 7. 4.Tuba vallopi (oviduk) • Jumlah sepasang dan menghubungkan ovarium dengan uterus • Fungsi : tempat terjadinya fertilisasi 5.Uterus (rahim) • Rongga tempat pertumbuhan embrio • Tersusun atas 3 lapisan : perimetrium, miometrium, dan endometrium 6. Vagina • Sebuah lubang berlapis otot yang membujur ke belakang dan atas. • Dinding vagina menghasilkan kelenjar baetholini  Menghasilkan lendir yang mempermudah pada saat melahirkan
  • 8. PROSES PEMBENTUKAN OVUM (OOGENESIS) OOGENESIS adalah proses pembentukan ovum yang terjadi di dalam indung telur atau ovarium
  • 9. Tahapan Oogenesis Pada akhirnya terbentuklah 1 ootid (sel telur) dan 3 badan kutub sekunder Oosit sekunder membelah menjadi ootid dan badan kutub sekunder LH merangsang terjadinya ovulasi Estrogen merangsang hupofisis memproduksi LH Folikel graaf (folikel masak) yang memproduksi estrogen Oosit sekunder dipisahkan dari folikel – folikel Oosit sekunder dan badan kutub primer (polosit primer) Oosit primer (calon sel telur) Oogonium
  • 10. Ovulasi  OVULASI merupakan proses pelepasan telur yang telah matang tersebut dari dalam rahim untuk kemudian berjalan menuju tuba falopi untuk dibuahi. Proses ini biasanya terjadi 16 hari setelah hari pertama siklus menstruasi atau 14 hari sebelum haid berikutnya. Proses ovulasi  Proses ovulasi dimulai dari dilepaskannya sebuah hormon dari dalam otak yang disebut dengan Luteinizing Hormone (LH). Kadar hormon ini meningkat secara drastic di dalam darah dan urin sesaat sebelum ovulasi.  LH memicu pelepasan sel telur yang telah matang dari dalam ovarium yang kemudian bergerak menuju tuba falopi untuk dibuahi. Jika sel telur tersebut tidak dibuahi, maka sel telur tersebut akan mati dan luruh bersama dengan dinding rahim pada awal siklus menstruasi.
  • 11.
  • 12. Menstruasi  Proses menstruasi adalah peluruhan dinding Rahim (endometrium) yang disertai dengan terjadinya perdarahan. Siklus Haid  Siklus haid yang normal berkisar antara 28 - 29 hari. Ada beberapa perempuan yang masa siklusnya berlangsung dari 20 sampai 35 hari masih dianggap normal.Menstruasi bervariasi bagi setiap wanita dan hampir 90% wanita memiliki siklus haid 25-35 hari dan sekitar 10-15 % yang memilki siklus haid 28 hari.
  • 13. Fase Menstruasi 1. Fase Menstruasi Pada fase ini dinding rahim akan mengalami peluruhan dan keluar melalui vagina dalam bentuk darah dengan kadar kekentalan yang berbeda-beda. Terkadang terdapat juga gumpalan-gumpalan darah dalam proses tersebut. Fase ini berlangsung selama 3 sampai dengan 4 hari. 2. Fase Pasca Menstruasi Selama kurang lebih 4 hari luka akibat peluruhan dinding rahim tersebut akan sembuh secara perlahan. 3. Fase Poliferasi atau pra-ovulasi Fase ini terjadi setelah penyembuhan berhasil. Pada fase ini dinding rahim mengalami penebalan dengan tebal kurang lebih 3.5 mm. Fase ini berlangsung dari hari 5 sampai dengan hari ke 14. Pada fase ini leher rahim akan mengeluarkan lender yang bersifat basa untuk menetralkan sifat asam yang di hasilkan oleh vagina. Penetralan ini terjadi untuk memperpanjang hidup sperma sehingga pembuahan lebih mudah terjadi. 4. Fase Sekresi atau ovulasi Fase ini terjadi pada hari ke 14 atau yang di kenal dengan masa subur. Pada fase ini sel endometrium mengeluarkan glikogen dan kapur yang nantinya digunakan sebagai bahan makanan untuk telur yang sudah di buahi. Pada fase ini ovum di matangkan dan siap untuk di buahi. 5. Fase Pascaovulasi Jika ovum tidak dibuahi maka hormone progesterone dan hormon estrogen mengalami kemunduran sehingga fase menstuasi terjadi kembali.
  • 14. 1. Fertilisasi Fertilisasi atau pembuahan adalah proses peleburan gamet-gamet haploid, yaitu sel sperma dan sel ovum yang sudah matang untuk membentuk zigot haploid. Tempat terjadinya fertilisasi umumnya di 1/3 Tuba fallopi (Oviduct), bisa juga di luar Oviduct (Fertilisasi In vitro). Dalam perjalanan menuju uterus, zigot akan mengalami pembelahan. Tahapan proses fertilisasi: a. Begitu lepas dari Ovarium, Oosit akan bergerak menuju Oviduct dengan bantuan epitel bersilia. b. Setelah sperma diejakulasi, sperma bergerak dari serviks (leher rahim), uterus, hingga tiba di oviduct/tuba fallopi. Dibutuhkan waktu 14-72 jam bagi sperma untuk membuahi Oosit. Keluarnya Oosit disebabkaan oleh Luteinizing Hormone (LH) yang disekresikan oleh hipofisis. Hipofisis terangsang oleh estrogen yang diproduksi sel-sel folikel. c. Kapasitasi Spermatozoa di Oviduct adalah masa penyesuaian dalam saluran reproduksi wanita di mana terjadi pelepasan selubung glikoprotein dan protein-protein plasma semen yang membungkus akrosom yang berlangsung kira-kira 7 jam pada manusia, selain itu Spermatozoa diberi nutrisi dan ATP oleh jaringan Oviduct.
  • 15. Pembelahan zigot ini menghasilkan 32 sel yang bentuknya sama dan seperti buah arbei yang disebut morula. Pembelahan morula menghasilkan blastosit dan fasenya disebut blastula. Kurang lebih lima hari setelah fertilisasi , blastosit dan fasenya disebut blastula. Kurang lebih 5 hari setelah fertilisasi , blastosit menempel pada endometrium dan prosesnya dinamakan implantasi. Implantasi ini dapat menyebabkan kehamilan.
  • 16. 2. Gestasi (kehamilan) Kehamilan adalah proses berkembangnya embrio di dalam uterus setelah terjadinya fertilisasi (pembuahan). Pada saat terjadi implantasi, embrio akan merangsang kelenjar-kelenjar dalam dinding uterus untuk memproduksi hormon HCG (Human Chorionic Gonadotropin). Adanya HCG di dalam urine dapat dipakai sebagai indikator dalam uji kehamilan. Secara umum proses kehamilan dibagi menjadi 3 trimester yaitu trimester pertama, trimester kedua dan trimester ketiga. Pada trimester pertama, blastula akan berkembang menjadi 3 lapisan, yaitu lapisan endoderm (lapisan dalam), lapisan mesoderm (lapisan tengah) dan lapisan ektoderm (lapisan luar). Proses terbentuknya ketiga lapisan ini dinamakan Gastrulasi. a.Lapisan endoderm akan membentuk organ-organ pernapasan dan pencernaan. b.Lapisan mesoderm akan membentuk tulang, otot, jantung, pembuluh darah, ginjal, limfa, dan organ reproduksi. c.Lapisan Ektoderm akan membentuk sisem saraf, kulit, mata, hidung danlapisan epidermis. Blastula yang telah mengalami organogenesis ini yang dikenal dengan sebutan embrio (Janin).
  • 17. 3. Persalinan Terjadi akibat serangkaian kontraksi uterus yang kuat dan berirama. Proses persalinan : Hormon yang membantu  relaksin, estrogen, oksitosin, dan prostaglandin. Pembukaan Serviks Pengeluaran Bayi Pelepasan Plasenta
  • 18. ASI (Air Susu Ibu) Bayi baru lahir hingga umur 6 bulan lebih hanya diberi ASI eksklusif, karena : 1. Saat baru belajar menyusu, isapan bayi merangsang keluarnya air susu. 2. ASI steril, mudah dicerna bayi, dan mengandung antibodi. 3. ASI yang pertama keluar mengandung zat kekebalan. 4. Mempercepat pengurangan bobot badan ibu setelah melahirkan. 5. Menambah ikatan emosi antara ibu dan anak. 6. Salah satu pencegah kehamilan. karena memberi asi eksklusif akan mengalami keterlambatan datang bulan,sehingga tidak akan hamil selama masa 6 bulan setelah melahirkan. Semakin sering seorang ibu menyusui maka semakin berkurang untuk terjadinya ovulasi (tidak akan hamil) 7. Untuk menghemat pengeluaran.
  • 19. Thank you..  Any question?