SlideShare a Scribd company logo
1 of 50
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA
TIGA DIMENSI PADA SISWA KELAS V SDN. NO. 45 BIRINGBALANG
KECAMATAN PATTALLASSANG
KABUPATEN TAKALAR
OLEH : Irmawati, S.Pd., M.Pd
PENDAHULUAN
● Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha membudayakan manusia
yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia seutuhnya. Oleh
karena itu, perlu diadakan upaya peningkatan mutu pendidikan. Adapun
tujuan inovasi atau pembaharuan pendidikan adalah meningkatkan
efisiensi, relevansi, kualitas dan efektivitas, sarana, serta jumlah peserta
didik sebanyak-banyaknya dengan hasil pendidikan sebesar-besarnya
dengan menggunakan sumber tenaga, uang, alat dan waktu dalam
jumlah yang sekecil-kecilnya.
● Dalam pelajaran Matematika khususnya di SDN No. 45 Biringbalang pada
kelas V, pelaksanaan pembelajaran belum berlangsung sesuai dengan
harapan. Siswa kurang berminat untuk mempelajari matematika, karena
mereka menganggap bahwa matematika adalah mata pelajaran yang
rumit dan sulit. Di samping itu, banyak siswa yang mengalami hambatan
dan kesulitan dalam mempelajari matematika.
● Berdasarkan hasil observasi yang ditemukan oleh penulis pada semester genap
tahun ajaran 2021/2022 di kelas V SDN No. 45 Biringbalang Kecamatan Pattallassang
bahwa hanya 40% siswanya mampu menyerap materi pelajaran Matematika,
sedangkan 60% siswa yang tidak mampu menyerap materi pelajaran Matematika
● Untuk mengatasi hal ini, guru seharusnya memahami kondisi siswa sehingga dalam
menerapkan model pembelajaran siswa merasa lebih mudah memahami materi
pelajaran. Penggunaan media dalam pembelajaran salah satu alternatif yang dapat
membuat siswa termotivasi, tertarik, dan mudah menerima pelajaran karena siswa
dapat mengamati langsung benda yang digunakan.
● Salah satu media pembelajaran yang dimaksud adalah alat peraga yang dapat
memberikan pengalaman kongkret, memotivasi, serta mempertinggi daya serap dan
daya ingat siswa dalam pembelajaran. Alasan digunakannya alat peraga tiga dimensi
dalam proses pembelajaran karena dapat merangsang kemampuan daya ingat anak
serta merangsang kreativitas guru dan siswa sehingga dapat meningkatkan hasil
belajar matematika siswa kelas V SDN No. 45 Biringbalang Kecamatan Pattallassang.
IDENTIFIKASI MASALAH
01 02
Rendahnya
hasil belajar
siswa
Pembelajaran
masih berpusat
pada guru
Berdasarkan latar belakang
yang telah dikemukakan di atas,
maka rumusan masalah sebagai
berikut: “Apakah hasil belajar
matematika siswa dapat
meningkat melalui alat peraga
tiga dimensi di kelas V SDN No.
45 Biringbalang Kecamatan
Kecamatan Pattallassang?”.
RUMUSAN MASALAH
PEMECAHAN MASALAH
Masalah tersebut di atas akan
dipecahkan dengan menggunakan alat
peraga tiga dimensi dalam
pembelajaran matematika kelas v sdn
no. 45 biringbalang kecamatan
pattallassang
TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah
di atas, maka tujuan penelitian
tindakan kelas ini adalah untuk
meningkatkan hasil belajar
matematika melalui alat peraga
tiga dimensi di kelas V SDN No.
45 Biringbalang kecamatan
Pattallassang.
Dapat dimanfaatkan
sebagai contoh
dalam peningkatan
hasil belajar
matematika siswa
melalui alat peraga
tiga dimensi.
Dapat
digunakan
untuk
meningkatkan
hasil belajar
matematika
siswa melalui
alat peraga
tiga dimensi.
Membangun
pemikiran dalam
memecahkan
masalah bahwa
melalui alat peraga
tiga dimensi dalam
pelajaran matematika
maupun pelajaran
lainnya merupakan
acuan untuk
melakukan proses
penilaian kepada
siswa.
MANFAAT PENELITIAN
1 2 3
Bab 2
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN
1. Defenisi Matematika
Istilah mathematis (Inggris), mathematic (Jerman), mathematique (Prancis),
matematico (Italia), matematiceski (Rusia), berasal dari kata latin
mathematica, yang mulanya diambil dari perkataan Yunani,
mathematike, yang berarti “relating to learning ”. Perkataan itu
mempunyai akar kata mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu .
Perkataan “mathematike” berhubungan erat dengan sebuah kata lainnya
yang serupa yang mengandung arti belajar (berpikir). Suherman, dkk
(2003:15).
2. Pengertian Media Pengajaran
● Istilah media berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak
dari ”medium” yang secara umum berarti perantara atau pengantar.
Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke
penerima pesan. Amir (2001: 1).
● Secara terperinci, maka pengertian media pengajaran adalah:
○ Alat-alat fisik dimana pesan-pesan instruksional dikomunikasikan
(Gagne dan Reiser ; 1983 ; 3).
○ Setiap alat baik hardware (perangkat keras) maupun software
(perangkat lunak) yang dipergunakan sebagai media komunikasi
dan tujuannya untuk meningkatkan efektifitas proses belajar
mengajar. (Dienje Borman Rumumpuk ; 1986 ; 6).
3. Pengertian Alat Peraga Tiga Dimensi
Alat peraga adalah alat atau benda yang digunakan untuk memperagakan
fakta, konsep, prinsip, atau prosedur tertentu agar tampak lebih nyata
dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi antara guru dan siswa
dalam proses belajar mengajar di kelas. Tiga dimensi yaitu suatu alat atau
benda yang nyata yang dapat dilihat, didengar dan bisa melibatkan lebih
banyak perasaan. Jadi alat peraga tiga dimensi adalah alat atau benda
yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk memperagakan fakta,
konsep, prinsip, atau prosedur tertentu agar tampak lebih nyata dalam
rangka lebih mengefektifkan komunikasi antara guru dan siswa dalam
proses belajar mengajar di kelas.
4. Tujuan Penggunaan Media Pengajaran
Secara terperinci, tujuan penggunaan media pengajaran adalah:
● Memberikan kemudahan kepada siswa untuk lebih memahami konsep,
prinsip, sikap dan keterampilan tertentu dengan menggunakan media
yang paling tepat menurut karakteristik bahan pelajaran.
● Memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan bervariasi sehinga
lebih merangsang minat siswa untuk belajar.
● Menumbuhkan sikap dan keterampilan tertentu dalam teknologi karena
peserta didik tertarik untuk menggunakan media tertentu.
● Menciptakan situasi belajar yang tidak dapat dilupakan peserta didik.
5. Fungsi Media Pengajaran
Secara umum media pengajaran berfungsi :
● Alat bantu untuk menciptakan situasi belajar
mengajar yang efektif.
● Bagian integral dari keseluruhan situasi mengajar.
● Membangkitkan motivasi belajar peserta didik.
6. Jenis-jenis Media Pengajaran Tiga Dimensi
● Media visual
○ Media gambar diam (Still Pictures)
○ Media papan
○ Media Proyeksi
● Media Audio-Visual
○ Televisi
○ Video kaset
● Model (tiruan)
7. langkah-langkah pembelajaran
matematika di sekolah dasar
● Penanaman Konsep Dasar, yaitu pembelajaran suatu konsep baru matematika, ketika siswa
belum pernah mempelajari konsep tersebut. Kita dapat mengetahui konsep ini dari isi kurikulum,
yang dicirikan dengan kata ”mengenal”. Pembelajaran penanaman konsep dasar merupakan
jembatan yang harus dapat menghubungkan kemampuan kognitif siswa yang konkrit dengan
konsep baru matematika yang abstrak. Dalam kegiatan pembelajaran konsep dasar ini, media
atau alat peraga diharapkan dapat digunakan untuk membantu kemampuan pola pikir siswa.
● Pemahaman Konsep, yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep, yang bertujuan agar
siswa lebih memahami suatu konsep matematika. Pemahaman konsep terdiri atas dua
pengertian, yaitu:
a. Merupakan kelanjutan dari pembelajaran penanaman konsep dalam suatu pertemuan.
b. Pembelajaran pemahaman konsep dilakukan pada pertemuan yang berbeda, tetapi masih
merupakan kelanjutan dari penanaman konsep. Pada pertemuan tersebut, penanaman konsep
dianggap sudah disampaikan pada pertemuan sebelumnya, di semester atau kelas sebelumnya.
● Pembinaan Keterampilan, yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman
konsep dan pemahaman konsep. Pembelajaran pembinaan keterampilan
bertujuan agar siswalebih terampil dalam menggunakan berbagai
konsepmatematika. Seperti halnya pada pemahaman konsep, pembinaan
keterampilan juga terdiri atas dua pengertian. Pertama, merupakan
kelanjutan dari pembelajaran penanaman konsep dan pemahaman
konsep dalam suatu pertemuan. Sedangkan kedua, pembelajaran
pembinaan keterampilan dilakukan pada pertemuan yang berbeda, tapi
masih merupakan lanjutan dari penanaman dan pemahaman konsep.
8. Hasil Belajar Matematika
● Hasil belajar merupakan faktor yang menentukan dalam semua
kegiatan proses belajar. Hasil belajar merupakan prestasi
belajar yang dimiliki oleh siswa. Tinggi rendahnya hasil belajar
merupakan prestasi yang dicapai oleh seorang siswa dalam
meningkatkan prestasi belajarnya atau mengusahakan sesuatu
yang tidak baik menjadi sesuatu yang lebih baik.
● Menurut Ambo Enre Abdullah (1979:2), “Hasil belajar merupakan
indikator kualitas pengetahuan yang dikuasai oleh anak. Tinggi
rendahnya hasil belajar dapat menjadi indikator sedikit
banyaknya pengetahuan yang dikuasai oleh siswa dalam
bidang studi atau kurikulum tertentu.”
Kerangka pikir
Hipotesis tindakan
● Berdasarkan kajian teori, maka hipotesis tindakan ini
adalah jika dalam pembelajaran matematika
menggunakan alat peraga tiga dimensi maka hasil
belajar matematika siswa kelas V SDN No. 45
Biringbalang Kecamatan Pattallassang dapat
ditingkatkan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metode Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom
action research dengan metode kualitatif dan kuantitatif) yang
meliputi 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan,
observasi/evaluasi, dan refleksi.
B. Subyek, Lokasi, dan Waktu
Penelitian
● Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN No.
45 Biringbalang Kecamatan Pattallassang yang
berjumlah 36 orang terdiri dari 21 orang siswa
perempuan dan 15 orang siswa laki-laki. Penelitian
dilaksanakan di kelas V SDN No. 45
● BiringbalangKecamatan Kecamatan Pattallassang.
● Lokasi penelitian dilakukan di SDN No. 45
BiringbalangKecamatan Kecamatan Pattallassang.
● Waktu penelitian dilaksanakan selama dua bulan lebih
yaitu mulai bulan Juni 2022 Sampai Oktober 2022
c. Variabel Penelitian
● Variabel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah: penggunaan alat peraga tiga dimensi (x)
yang dianggap sebagai variabel bebas,
meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas
V SDN No. 45 Biringbalang Kecamatan
Pattallassang (y) dianggap variabel terikat.
D. Prosedur Penelitian
Siklus I
a). Tahap Perencanaan
Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:
○ Menelaah kurikulum Matematika SDN No. 45 Biringbalang Kecamatan Pattallassang
○ Mempelajari bahan yang diajarkan dari berbagai sumber.
○ Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
○ Menyediakan alat dan bahan yang diperlukan.
○ Merancang dan membuat soal sebagai alat evaluasi.
○ Membuat lembaran observasi untuk siswa, guru, dan hasil pengamatan untuk penilaian siswa.
b). Tahap Pelaksanaan Tindakan
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam pelaksanaan
tindakan ini adalah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
skenario pembelajaran yang telah dibuat yakni pada setiap pemberian
materi, peneliti yang bertindak sebagai guru selalu memberikan
gambaran atau model kepada siswa yang ada di dalam kehidupan
sehari-hari. Selanjutnya, memberikan tugas kepada siswa berupa LKS,
setelah sebelumnya membagi siswa kedalam beberapa kelompok.
Kemudian siswa diberi kesempatan untuk mengkonstruksi pengetahuan
dan pengalamannya untuk menemukan pemecahan masalah yang
disajikan berdasarkan media yang diberikan untuk selanjutnya meminta
siswa menyampaikan hasil temuannya di depan kelas dan memberikan
tugas/pekerjaan rumah kepada siswa sebagai bahan penilaian
tambahan bagi siswa dalam memecahkan masalah yang lebih banyak
lagi.
c). Tahap Observasi dan Evaluasi
Pada prinsipnya tahap observasi ini dilakukan selama penelitian berlangsung yang terdapat pada lembar observasi yang
meliputi:
○ Siswa yang hadir pada tiap pertemuan.
○ Siswa yang mengajukan pertanyaan, tanggapan atau komentar.
○ Siswa yang menjawab pertanyaan lisan guru.
○ Siswa yang mengajukan diri untuk mengerjakan soal di papan tulis.
○ Siswa yang aktif dalam kelompok.
○ Siswa yang membantu menyelesaikan soal.
○ Mencatat setiap hal yang dialami oleh siswa, situasi dan kondisi belajar siswa berdasarkan lembar observasi yang
sudah dibuat dalam hal ini mengenai kehadiran siswa, perhatian dan keaktifan siswa mengikuti proses belajar
mengajar. Begitu pun hasil pekerjaan rumahnya yang akan dinilai kembali pada waktu ada pelajaran matematika
lagi.
○ Evaluasi dilaksanakan dengan melihat hasil belajar matematika siswa selama proses pembelajaran dengan
memberikan tes tertulis setelah menggunakan alat peraga tiga dimensi.
d). Tahap Refleksi
Refleksi dilakukan pada setiap selesai satu tahap dalam setiap siklus
pembelajaran, sehingga instrumen penilaian yang dibuat selama dalam
pembelajaran mendapatkan perbaikan. Hasil refleksi pada siklus I, menjadi
bahan tindakan pada siklus berikutnya, hingga kelemahan yang dilakukan
oleh siswa berkurang atau pelaksanaannya lebih baik.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada tahap refleksi ini, yaitu:
● Merefleksikan setiap hal yang diperoleh melalui lembaran observasi,
yakni keaktifan siswa dalam menyelesaikan tugas secara individu dan
tugas berkelompok
● Menilai dan mempelajari perkembangan hasil kemampuan dan pekerjaan
siswa dalam bentuk individu dan kelompok yang diberikan selama siklus I
serta nilai terakhir siklus II.
● Guru melakukan refleksi tentang perbaikan :
(a). Metode pembelajaran yang diberikan.
(b). Hasil belajar matematika siswa.
Siklus II
a). Tahap Perencanaan
1) Merancang siklus II ini sama memecahkan masalah pada siklus I.
2) Dari hasil refleksi serta tanggapan yang diberikan siswa pada siklus I, guru menyusun rencana
baru untuk dibuat tindakan antara lain: mengawasi siswa lebih tegas dan memberikan teguran
bagi siswa yang kurang disiplin.
3) Memberikan motivasi agar siswa dapat lebih bergairah dan senang belajar, baik secara individu
maupun berkelompok.
b). Tahap Pelaksanaan Tindakan
Tindakan siklus II adalah melanjutkan langkah-langkah yang telah dilakukan pada siklus I
dan beberapa perbaikan yang dianggap perlu dan dapat memecahkan masalah yang ditemukan
pada siklus sebelumnya,dengan materi yang berbeda dan pemberian tugas yang berbeda pula.
Adapun tindakan yang dimaksud yaitu:
● Melanjutkan pelajaran matematika dengan alat peraga tiga dimensi.
● Siswa/kelompok yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugasnya, maka sebaiknya
diberikan bimbingan.
● Hasil kerja dari masing-masing individu dan kelompok, didiskusikan dan jika ada jawaban yang
kurang tepat, maka guru membetulkannya.
c). Tahap Observasi dan Evaluasi
Secara umum, tahap observasi dan evaluasi siklus I ini adalah melanjutkan kegiatan pada siklus I yang
dilaksanakan pada saat proses belajar mengajar. Observasi dan evaluasi yang dilakukan lebih ditingkatkan
kecermatannya dan diupayakan secara maksimal agar siswa lebih secara aktif dalam mengikuti pelajaran
secara termotivasi lebih rajin belajar dan lebih baik dalam meningkatkan kemampuan hasil belajar
matematikanya.
d). Tahap Refleksi
Refleksi dilakukan pada setiap selesai satu tahap dalam setiap siklus pembelajaran, sehingga instrumen
penilain yang dibuat dalam pembelajaran dilakukan perbaikan. Hasil refleksi pada siklus II, menjadi bahan
tindakan terakhir yang merupakan akhir pada proses tindakan dan merupakan gabungan dari siklus I.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada tahap refleksi ini, yaitu
● Merefleksikan setiap hal yang diperoleh melalui lembaran observasi, yakni keaktifan siswa dalam
menyelesaikan tugas secara individu dan tugas berkelompok seperti pada siklus I.
● Menilai dan mempelajari perkembangan hasil pekerjaan siswa dalam bentuk individu dan kelompok
yang diberikan selama siklus I serta nilai terakhir siklus II.
● Memberikan kesempatan kepada siswa untuk membuat refleksi atau tanggapan tertulis ataupun saran-
saran perbaikan atas:
○ Alat peraga tiga dimensi yang diberikan.
○ Kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan di kelas.
E. Data Penelitian
● Hasil belajar yaitu hasil yang diperoleh siswa dalam bentuk nilai setelah
mengikuti pembelajaran dengan menggunakan alat peraga tiga dimensi.
● Aktivitas siswa yaitu segala kegiatan yang dilakukan siswa selama
pembelajaran matematika dengan menggunakan alat peraga tiga dimensi.
F. Teknik Pengumpulan Data
● Sumber Data. Sumber data adalah personal penelitian yang terdiri dari:
peneliti, guru, dan siswa kelas V SDN No. 45 Biringbalang Kecamatan
Pattallassang
● Jenis Data. Jenis data yang diperoleh adalah data kuantitatif dan data
kualitatif.
● Cara Pengambilan Data. Data diambil dengan cara observasi dan
menggunakan tes soal matematika terhadap siswa.
G. Teknik Analisis Data
● Sesuai dengan jenis yang akan dikumpulkan, maka analisis
data penelitian dilakukan dalam dua macam, yaitu: analisis
kuantitatif dan analisis kualitatif. Data mengenai hasil belajar
Matematika siswa dianalisis secara kuantitatif .Untuk analisis
kualitatif diperlukan pada data hasil observasi. Kriteria yang
digunakan untuk kategori ini adalah berdasarkan teknik
kategori standar yang ditetapkan oleh Departemen
Pendidikan Nasional dan Kebudayaan.
H. Indikator Keberhasilan
● Yang menjadi indikator keberhasilan dalam penelitan ini adalah terjadinya
perubahan sikap siswa kelas V terhadap bahan ajar dalam proses belajar
mengajar matematika dan dari hasil belajar siswa, serta peningkatan skor
rata-rata hasil belajar siswa melalui penggunaan alat peraga tiga dimensi.
Apabila terdapat 80% siswayang memperoleh skor minimal 65, maka kelas
dianggap tuntas secara klasikal terjadi peningkatan hasil belajar siswa
terhadap mata pelajaran matematika setelah menggunakan alat peraga tiga
dimensi.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
HASIL PENELITIAN
Setelah diuraikan pembahasan tentang kreativitas guru matematika kelas V
SDN No. 45 Biringbalang Kecamatan Pattallassang Selanjutnya akan diuraikan
tentang hasil belajar siswa, dimana hasil belajar siswa tersebut diperoleh dari
hasil penelitian yang dilaksanakan di kelas V SDN No. 45 Biringbalang
Kecamatan Pattallassangdengan menggunakan alat peraga tiga dimensi yang
dilakukan terhadap responden penelitian melalui tes baik secara lisan maupun
tertulis, dan baik secara individu maupun kelompok dengan dianalisis secara
kuantitatif dan kualitatif yang dilakukan dalam dua siklus dan masing-masing
dilakukan dalam 3 kali pertemuan, serta pengujian hasil penelitian tentang
peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas V SDN No. 45 Biringbalang
Kecamatan Pattallassang dengan menggunakan alat peraga tiga dimensi.
1. Hasil Analisis Kuantitatif
b. Hasil Belajar Siswa
2. Hasil Analisis Kualitatif
Aktivitas Siswa
● Data tingkat aktivitas siswa yang relevan dengan pembelajaran rata-rata 20,67 dengan
porsentase 63,89% pada siklus pertama dan pada siklus kedua meningkat menjadi 29
dengan porsentase 80,55%. Artinya terjadi peningkatan 16,66%.
● Data tingkat aktivitas siswa yang tidak relevan dengan pembelajaran memperlihatkan
penurunan dari rata-rata 5 dengan porsentase 13,89% pada siklus pertama dan pada
siklus kedua turun menjadi 2,33 dengan porsentase 6,48% pada siklus kedua. Artinya
terjadi penurunan sebesar 7,41%.
Hasil Belajar Siswa
Dari tabel hasil belajar siswa di atas menunjukkan bahwa dari 36 siswa Kelas V SDN No. 45 Biringbalang
Kecamatan Pattallassang telah mengalami peningkatan hasil belajar dengan perincian sebagai berikut :
● Pada kategori ”sangat tinggi” dari siklus I belum ada siswa yang mendapat nilai sangat tinggi kemudian pada
siklus II sudah 10 siswa yang berada pada kategori ”sangat tinggi” dengan persentase 27,78%. Ini berarti siswa
pada kategori ”sangat tinggi” telah mengalami peningkatan sebesar 27,78 %.
● Pada kategori ”tinggi” dari siklus I yakni 7 siswa dengan presentase 19,44 % kemudian siklus II menjadi 22 siswa
dengan persentase 61,11%. Ini berarti siswa pada kategori ”tinggi” telah mengalami peningkatan sebesar 41,67
%.
● Pada kategori ”sedang” dari siklus I yakni 14 siswa dengan persentase 38,89 % dan pada siklus II ada 4 siswa
yang berada pada kategori ”sedang” dengan persentase 11,11 %. Ini berarti siswa pada kategori ”sedang” telah
mengalami penurunan sebesar 27,78 %.
● Pada kategori ”rendah” dari siklus I yakni 15 siswa dengan persentase 41,67% dan pada siklus II ada 0 siswa
yang berada pada kategori rendah dengan persentase 0%. Ini berarti siswa pada kategori ”rendah” telah
mengalami penurunan sebesar 41,67 %.
● Pada kategori ”sangat rendah” dari siklus I yakni 0 siswa dengan persentase 0 % dan pada siklus II ada 0
siswa yang berada pada kategori sedang dengan persentase 0%.
● Nilai rata-rata siklus pertama sebesar 59,5 dan 77,3 pada siklus kedua. Nilai tertinggi pada siklus pertama
sebesar 79 dan 90 pada siklus kedua. Nilai terendah pada siklus pertama 30 dan 62 pada siklus kedua.
Sebagaimana yang terlihat pada tabel diatas.
B. PEMBAHASAN
● Aktivitas Belajar Siswa
○ Aktivitas Siswa Siklus I
● Pada siklus I, semangat minat dan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar dalam menjawab pertanyaan
lisan guru, bertanya tentang materi yang dibahas serta mengajukan tanggapan dapat dikatakan kurang sekali,
hal tersebut hanya dilakukan oleh siswa yang tergolong pintar. Tampak sekali tiap siswa yang hanya pasif dan
hanya mendengarkan serta mencatat saja tiap materi yang diajarkan
● Pada pertemuan kedua dan berakhirnya siklus pertama, semangat siswa untuk menyelesaikan soal secara
kelompok sudah tampak. Walaupun masih ada siswa yang masih pasif. Hal ini terlihat dari kurang kompaknya
setiap kelompok dan kurang komunikasinya antara anggota kelompok serta masih banyak siswa yang meminta
bimbingan kepada guru sebelum melakukan diskusi dengan teman sekelompoknya bahkan ada kelompok yang
anggotanya tidak mau naik menuliskan jawabannya di papan tulis.
● Dari hasil pengamatan diketahui bahwa diantara mereka ada yang tidak menerima dikelompokkan dengan teman
sekelompoknya, karena mereka ingin memilih anggota kelompoknya sendiri.
● Setiap selesai proses pembelajaran, guru selalu memberikan pekerjaan rumah dengan tujuan agar siswa mau
belajar dan melatih diri dalam menyelesaikan soal-soal yang ada dan dikumpul pada pertemuan berikutnya.
Penggunaan alat peraga tiga dimensi pada fase terakhir adalah pemberian penghargaan baik secara individu
maupun kelompok.
○ Aktivitas Siswa Siklus II
Adapun pembahasan perubahan sikap siswa pada siklus II adalah sebagai berikut:
● Kehadiran siswa semakin meningkat dan semangat memperhatikan pelajaran semakin terlihat,
walaupun masih ada beberapa siswa yang kadang melakukan kegiatan lain ketika guru sedang
menjelaskan.
● Sudah terlihat keseriusan siswa dalam menyelesaikan soal-soal serta sudah terlihat
kekompakan dalam kelompoknya.
● Keaktifan siswa dalam proses belajar menjawab pertanyaan maupun bertanya tentang materi
yang dibahas. Mereka saling bersaing ingin kelompoknya yang unggul.
● Siswa sudah mampu mengerjakan soal latihan dengan meminta bimbingan dari guru serta
bertanya kepada teman sekelompoknya.
● Siswa yang mengerjakan di papan tulis dengan benar semakin meningkat berkat adanya
kerjasama anggota kelompoknya.
● Pada siklus II ini siswa sudah mulai berani mengangkat tangan dan mempresentasikan hasil
kerjasama mereka.
2. Hasil Belajar Siswa
● Hasil belajar siswa yang telah dikategorikan dalam bentuk prosentase kemudian
dibandingkan antara kedua siklus menunjukkan perbedaan seperti pada 4.3. Terjadi
pergeseran nilai hasil belajar dari siklus pertama ke siklus kedua. Peningkatan nilai
kategori “Sedang” ke “Tinggi” diikuti dengan penurunan nilai kategori “Sangat
Rendah”, sehingga puncak nilai bergeser ke kategori “Sangat Tinggi”.
● Proses pembelajaran yang lebih efektif tentu didasari oleh perencanaan yang
matang sehingga aktivitas siswa dapat lebih meninggkat dengan demikian sebagai
konsekuensinya adalah hasil belajar yang lebih baik.
● Terjadi peningkatan hasil belajar baik secara rata-rata 57,31 pada siklus I menjadi
75,22 pada siklus II. Untuk nilai tertinggi 79 pada siklus pertama menjadi 90 pada
siklus kedua, serta nilai terendah pada siklus I adalah 40 dan pada siklus II menjadi
62.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai “ Meningkatkanan Hasil Belajar Matematika
dengan Menggunakan Alat Peraga Tiga Dimensi pada Siswa Kelas V SDN No. 45
Biringbalang Kecamatan Pattallassang”, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1). Tingkat kemampuan siswa kelas V SDN No. 45 Biringbalang Kecamatan
Pattallassang dalam mengerjakan tugasnya, baik secara lisan maupun tulisan. Pada
siklus I masuk dalam kategori ”sedang” dengan nilai rata-rata 57,31 tetapi pada siklus II
mengalami kemajuan dengan kategori ”tinggi” dengan nilai rata-rata 75,22. Ini berarti,
hasil belajar siswa meningkat 17,91.
2). Terdapat peningkatan hasil belajar matematika dengan menggunakan alat Peraga
tiga dimensi pada Siswa Kelas V SDN No. 45 Biringbalang Kecamatan Pattallassang,
baik secara kualitatif maupun kuantitatif, karena kemampuan siswa dalam
mengerjakan tugas-tugasnya mengalami peningkatan. Hal tersebut dapat dilihat
pada lampiran 1.
B. Saran
● Dalam upaya peningkatan hasil belajar matematika di semua jenjang pendidikan, salah
satu upaya yang dapat dilakukan adalah meningkatkan kompetensi guru dalam
bidangnya masing-masing.
● Khususnya kepada para siswa, bahkan dalam rangka meningkatkan hasil belajarnya, di
samping didukung oleh berbagai faktor juga tidak terlepas dari kerja keras untuk
mempelajari kembali materi yang telah diberikan oleh guru di sekolah.
● Dengan selesainya skripsi ini diharapkan menjadi sumbangsih pemikiran bagi guru-guru
dan siswa SDN No. 45 Biringbalang Kecamatan Pattallassang, dan dijadikan sebagai
bahan tambahan peningkatan kualitas untuk tahun-tahun berikutnya.
● Kepada peneliti selanjutnya agar dapat meneruskan atau melengkapi penelitian ini,
sehingga apa yang kita inginkan bersama dapat mencapai hasil yang lebih akurat dan
dapat dipercaya.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah. Ambo. Enre. 1979. Langkah-Langkah Perhubungan Statistik Pendidikan. Ujung Pandang: Biro
IKIP.
Amir. 2001. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Bloom.1976. Karakteristik Pembelajaran Anak. Jakarta: Balai Pustaka.
Borman. Dienje. Rumumpuk. 1986. Karakteristik Pembelajaran Anak. Jakarta: Balai Pustaka.
Cornelius. 1982. Karakteristik Pembelajaran Anak. Jakarta: Balai Pustaka.
Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1996. Program Pembelajaran Terpadu D-II PGSD. Jakarta:
Proyek Pendidikan Tenaga Akademik Bagian Proyek Pengembangan Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Gagne dan Reiser. 1983. Karakteristik Pembelajaran Anak. Jakarta: Balai Pustaka.
Hamalik Oemar. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Martina.
Hopkins. 1993. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Martina.
Hudoyo. 2006. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.
Johnson dan Myklebust. 1967. Karakteristik Pembelajaran Anak. Jakarta: Balai Pustaka.
Kasbola. 1999. Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Dikti.
Klirk. 1962. Karakteristik Pembelajaran Anak. Jakarta: Balai Pustaka.
Moedjiono dan Moh. Dimyati 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Proyek Pembinaan
Tenaga Kependidikan.
Notowidjaya. Rohman. 1984. Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional Dikti.
Ruseffendi. 1991. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Slameto. 1995. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Proyek Pendidikan Tenaga Akademik
Bagian Proyek Pengembanagan PGSD.
Soedjadi. 2000. Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Dikti.
Sujadi. 2000. Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Dikti.
Sudjana. Nana. 1998. Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta: Sinar Baru.
Sudjana. Nana. 2000. Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta: Sinar Baru.
Sudjana. Nana. 2004. Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah. Bandung: Sinar Algesindo Baru.
Sugiyono. 2004. Penelitian Kuantitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Suherman,dkk. 2003. Karakteristik Pembelajaran Matematika. Jakarta: Balai Pustaka.
DOKUMENTASI
THANKS!

More Related Content

Similar to PPt template yang butuh silahlan diundau.pptx

Bab I, II, III Poposal
Bab I, II, III PoposalBab I, II, III Poposal
Bab I, II, III Poposal
mumukholisah
 

Similar to PPt template yang butuh silahlan diundau.pptx (20)

Proposal 2014
Proposal 2014Proposal 2014
Proposal 2014
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitian
 
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISKURSUS MULTI REPRESENTASI BERBANTUAN VIDEO KON...
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISKURSUS MULTI REPRESENTASI BERBANTUAN VIDEO KON...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISKURSUS MULTI REPRESENTASI BERBANTUAN VIDEO KON...
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISKURSUS MULTI REPRESENTASI BERBANTUAN VIDEO KON...
 
Agissssss
AgissssssAgissssss
Agissssss
 
Analisis Jurnal Penelitian Strategi Belajar Mengajar
Analisis Jurnal Penelitian Strategi Belajar MengajarAnalisis Jurnal Penelitian Strategi Belajar Mengajar
Analisis Jurnal Penelitian Strategi Belajar Mengajar
 
Karya Ilmiah Ayu Imtyas Rusdiansyah_Draf.docx
Karya Ilmiah Ayu Imtyas Rusdiansyah_Draf.docxKarya Ilmiah Ayu Imtyas Rusdiansyah_Draf.docx
Karya Ilmiah Ayu Imtyas Rusdiansyah_Draf.docx
 
Karya Ilmiah Ayu Imtyas Rusdiansyah_Draf.pdf
Karya Ilmiah Ayu Imtyas Rusdiansyah_Draf.pdfKarya Ilmiah Ayu Imtyas Rusdiansyah_Draf.pdf
Karya Ilmiah Ayu Imtyas Rusdiansyah_Draf.pdf
 
Model Pembelajaran Inquiry
Model Pembelajaran InquiryModel Pembelajaran Inquiry
Model Pembelajaran Inquiry
 
Bab I, II, III Poposal
Bab I, II, III PoposalBab I, II, III Poposal
Bab I, II, III Poposal
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
4
44
4
 
Contoh artikel Tes
Contoh artikel TesContoh artikel Tes
Contoh artikel Tes
 
Bab i.3 doc
Bab i.3 docBab i.3 doc
Bab i.3 doc
 
Ptk
PtkPtk
Ptk
 
PPT SI dian horid
PPT SI dian horidPPT SI dian horid
PPT SI dian horid
 
Karya Ilmiah Ayu Imtyas Rusdiansyah_Draf.docx
Karya Ilmiah Ayu Imtyas Rusdiansyah_Draf.docxKarya Ilmiah Ayu Imtyas Rusdiansyah_Draf.docx
Karya Ilmiah Ayu Imtyas Rusdiansyah_Draf.docx
 
Model ASSURE (Kajian Kes)
Model ASSURE (Kajian Kes)Model ASSURE (Kajian Kes)
Model ASSURE (Kajian Kes)
 
karya ilmiah
karya ilmiahkarya ilmiah
karya ilmiah
 
Bahan sumber matematik 2
Bahan sumber matematik 2Bahan sumber matematik 2
Bahan sumber matematik 2
 
3262
32623262
3262
 

Recently uploaded

Obat Aborsi Papua Barat 082223109953 ( Pills Cytotec Asli ) Jual Obat Penggug...
Obat Aborsi Papua Barat 082223109953 ( Pills Cytotec Asli ) Jual Obat Penggug...Obat Aborsi Papua Barat 082223109953 ( Pills Cytotec Asli ) Jual Obat Penggug...
Obat Aborsi Papua Barat 082223109953 ( Pills Cytotec Asli ) Jual Obat Penggug...
Jual Obat Aborsi Apotik Jual Obat Cytotec Di Sorong
 
Jual Cytotec Jakarta Barat 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Jakarta Barat 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Jakarta Barat 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Jakarta Barat 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
ssupi412
 

Recently uploaded (12)

Lim4D Link Slot Super Maxwin Anti Nawala Terpercaya
Lim4D Link Slot Super Maxwin Anti Nawala TerpercayaLim4D Link Slot Super Maxwin Anti Nawala Terpercaya
Lim4D Link Slot Super Maxwin Anti Nawala Terpercaya
 
SLOT RAHFFI AHMAD > LINK DAFTAR GACOR 2024
SLOT RAHFFI AHMAD  > LINK DAFTAR GACOR 2024SLOT RAHFFI AHMAD  > LINK DAFTAR GACOR 2024
SLOT RAHFFI AHMAD > LINK DAFTAR GACOR 2024
 
Obat Aborsi Papua Barat 082223109953 ( Pills Cytotec Asli ) Jual Obat Penggug...
Obat Aborsi Papua Barat 082223109953 ( Pills Cytotec Asli ) Jual Obat Penggug...Obat Aborsi Papua Barat 082223109953 ( Pills Cytotec Asli ) Jual Obat Penggug...
Obat Aborsi Papua Barat 082223109953 ( Pills Cytotec Asli ) Jual Obat Penggug...
 
Sizi99 Rekomendasi Bo Slot Gacor Anti Nawala Gampang Jackpot 2024
Sizi99 Rekomendasi Bo Slot Gacor Anti Nawala Gampang Jackpot 2024Sizi99 Rekomendasi Bo Slot Gacor Anti Nawala Gampang Jackpot 2024
Sizi99 Rekomendasi Bo Slot Gacor Anti Nawala Gampang Jackpot 2024
 
DOMBATOTO Sensasi Togel Online dengan Bet 100 Rupiah di 2024
DOMBATOTO Sensasi Togel Online dengan Bet 100 Rupiah di 2024DOMBATOTO Sensasi Togel Online dengan Bet 100 Rupiah di 2024
DOMBATOTO Sensasi Togel Online dengan Bet 100 Rupiah di 2024
 
Jual Cytotec Jakarta Barat 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Jakarta Barat 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Jakarta Barat 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Jakarta Barat 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
 
Papilo99 Link Slot Online Gacor Hari Ini & Slot Mudah Maxwin Terpercaya
Papilo99 Link Slot Online Gacor Hari Ini & Slot Mudah Maxwin TerpercayaPapilo99 Link Slot Online Gacor Hari Ini & Slot Mudah Maxwin Terpercaya
Papilo99 Link Slot Online Gacor Hari Ini & Slot Mudah Maxwin Terpercaya
 
Kisetoto Daftar Situs Slot Gacor Anti Nawala RTP Mudah Menang Terbaru
Kisetoto Daftar Situs Slot Gacor Anti Nawala RTP Mudah Menang TerbaruKisetoto Daftar Situs Slot Gacor Anti Nawala RTP Mudah Menang Terbaru
Kisetoto Daftar Situs Slot Gacor Anti Nawala RTP Mudah Menang Terbaru
 
IDMPO : SITUS SLOT PALING PROVITE & REKOMENDASI 2024
IDMPO : SITUS SLOT PALING PROVITE & REKOMENDASI 2024IDMPO : SITUS SLOT PALING PROVITE & REKOMENDASI 2024
IDMPO : SITUS SLOT PALING PROVITE & REKOMENDASI 2024
 
tugas kelompok irsyad aldey.pdf
tugas kelompok irsyad aldey.pdftugas kelompok irsyad aldey.pdf
tugas kelompok irsyad aldey.pdf
 
BAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot Besar
BAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot BesarBAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot Besar
BAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot Besar
 
IDMPO : SITUS SLOT MPO KEMENANGAN JACKPOT TERPERCAYA & PASTI WITHDRAW
IDMPO : SITUS SLOT MPO KEMENANGAN JACKPOT TERPERCAYA & PASTI WITHDRAWIDMPO : SITUS SLOT MPO KEMENANGAN JACKPOT TERPERCAYA & PASTI WITHDRAW
IDMPO : SITUS SLOT MPO KEMENANGAN JACKPOT TERPERCAYA & PASTI WITHDRAW
 

PPt template yang butuh silahlan diundau.pptx

  • 1. MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA TIGA DIMENSI PADA SISWA KELAS V SDN. NO. 45 BIRINGBALANG KECAMATAN PATTALLASSANG KABUPATEN TAKALAR OLEH : Irmawati, S.Pd., M.Pd
  • 2. PENDAHULUAN ● Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha membudayakan manusia yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia seutuhnya. Oleh karena itu, perlu diadakan upaya peningkatan mutu pendidikan. Adapun tujuan inovasi atau pembaharuan pendidikan adalah meningkatkan efisiensi, relevansi, kualitas dan efektivitas, sarana, serta jumlah peserta didik sebanyak-banyaknya dengan hasil pendidikan sebesar-besarnya dengan menggunakan sumber tenaga, uang, alat dan waktu dalam jumlah yang sekecil-kecilnya. ● Dalam pelajaran Matematika khususnya di SDN No. 45 Biringbalang pada kelas V, pelaksanaan pembelajaran belum berlangsung sesuai dengan harapan. Siswa kurang berminat untuk mempelajari matematika, karena mereka menganggap bahwa matematika adalah mata pelajaran yang rumit dan sulit. Di samping itu, banyak siswa yang mengalami hambatan dan kesulitan dalam mempelajari matematika.
  • 3. ● Berdasarkan hasil observasi yang ditemukan oleh penulis pada semester genap tahun ajaran 2021/2022 di kelas V SDN No. 45 Biringbalang Kecamatan Pattallassang bahwa hanya 40% siswanya mampu menyerap materi pelajaran Matematika, sedangkan 60% siswa yang tidak mampu menyerap materi pelajaran Matematika ● Untuk mengatasi hal ini, guru seharusnya memahami kondisi siswa sehingga dalam menerapkan model pembelajaran siswa merasa lebih mudah memahami materi pelajaran. Penggunaan media dalam pembelajaran salah satu alternatif yang dapat membuat siswa termotivasi, tertarik, dan mudah menerima pelajaran karena siswa dapat mengamati langsung benda yang digunakan. ● Salah satu media pembelajaran yang dimaksud adalah alat peraga yang dapat memberikan pengalaman kongkret, memotivasi, serta mempertinggi daya serap dan daya ingat siswa dalam pembelajaran. Alasan digunakannya alat peraga tiga dimensi dalam proses pembelajaran karena dapat merangsang kemampuan daya ingat anak serta merangsang kreativitas guru dan siswa sehingga dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas V SDN No. 45 Biringbalang Kecamatan Pattallassang.
  • 4. IDENTIFIKASI MASALAH 01 02 Rendahnya hasil belajar siswa Pembelajaran masih berpusat pada guru
  • 5. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah sebagai berikut: “Apakah hasil belajar matematika siswa dapat meningkat melalui alat peraga tiga dimensi di kelas V SDN No. 45 Biringbalang Kecamatan Kecamatan Pattallassang?”. RUMUSAN MASALAH
  • 6. PEMECAHAN MASALAH Masalah tersebut di atas akan dipecahkan dengan menggunakan alat peraga tiga dimensi dalam pembelajaran matematika kelas v sdn no. 45 biringbalang kecamatan pattallassang
  • 7. TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar matematika melalui alat peraga tiga dimensi di kelas V SDN No. 45 Biringbalang kecamatan Pattallassang.
  • 8. Dapat dimanfaatkan sebagai contoh dalam peningkatan hasil belajar matematika siswa melalui alat peraga tiga dimensi. Dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa melalui alat peraga tiga dimensi. Membangun pemikiran dalam memecahkan masalah bahwa melalui alat peraga tiga dimensi dalam pelajaran matematika maupun pelajaran lainnya merupakan acuan untuk melakukan proses penilaian kepada siswa. MANFAAT PENELITIAN 1 2 3
  • 9. Bab 2 KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN 1. Defenisi Matematika Istilah mathematis (Inggris), mathematic (Jerman), mathematique (Prancis), matematico (Italia), matematiceski (Rusia), berasal dari kata latin mathematica, yang mulanya diambil dari perkataan Yunani, mathematike, yang berarti “relating to learning ”. Perkataan itu mempunyai akar kata mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu . Perkataan “mathematike” berhubungan erat dengan sebuah kata lainnya yang serupa yang mengandung arti belajar (berpikir). Suherman, dkk (2003:15).
  • 10. 2. Pengertian Media Pengajaran ● Istilah media berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak dari ”medium” yang secara umum berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Amir (2001: 1). ● Secara terperinci, maka pengertian media pengajaran adalah: ○ Alat-alat fisik dimana pesan-pesan instruksional dikomunikasikan (Gagne dan Reiser ; 1983 ; 3). ○ Setiap alat baik hardware (perangkat keras) maupun software (perangkat lunak) yang dipergunakan sebagai media komunikasi dan tujuannya untuk meningkatkan efektifitas proses belajar mengajar. (Dienje Borman Rumumpuk ; 1986 ; 6).
  • 11. 3. Pengertian Alat Peraga Tiga Dimensi Alat peraga adalah alat atau benda yang digunakan untuk memperagakan fakta, konsep, prinsip, atau prosedur tertentu agar tampak lebih nyata dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi antara guru dan siswa dalam proses belajar mengajar di kelas. Tiga dimensi yaitu suatu alat atau benda yang nyata yang dapat dilihat, didengar dan bisa melibatkan lebih banyak perasaan. Jadi alat peraga tiga dimensi adalah alat atau benda yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk memperagakan fakta, konsep, prinsip, atau prosedur tertentu agar tampak lebih nyata dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi antara guru dan siswa dalam proses belajar mengajar di kelas.
  • 12. 4. Tujuan Penggunaan Media Pengajaran Secara terperinci, tujuan penggunaan media pengajaran adalah: ● Memberikan kemudahan kepada siswa untuk lebih memahami konsep, prinsip, sikap dan keterampilan tertentu dengan menggunakan media yang paling tepat menurut karakteristik bahan pelajaran. ● Memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan bervariasi sehinga lebih merangsang minat siswa untuk belajar. ● Menumbuhkan sikap dan keterampilan tertentu dalam teknologi karena peserta didik tertarik untuk menggunakan media tertentu. ● Menciptakan situasi belajar yang tidak dapat dilupakan peserta didik.
  • 13. 5. Fungsi Media Pengajaran Secara umum media pengajaran berfungsi : ● Alat bantu untuk menciptakan situasi belajar mengajar yang efektif. ● Bagian integral dari keseluruhan situasi mengajar. ● Membangkitkan motivasi belajar peserta didik.
  • 14. 6. Jenis-jenis Media Pengajaran Tiga Dimensi ● Media visual ○ Media gambar diam (Still Pictures) ○ Media papan ○ Media Proyeksi ● Media Audio-Visual ○ Televisi ○ Video kaset ● Model (tiruan)
  • 15. 7. langkah-langkah pembelajaran matematika di sekolah dasar ● Penanaman Konsep Dasar, yaitu pembelajaran suatu konsep baru matematika, ketika siswa belum pernah mempelajari konsep tersebut. Kita dapat mengetahui konsep ini dari isi kurikulum, yang dicirikan dengan kata ”mengenal”. Pembelajaran penanaman konsep dasar merupakan jembatan yang harus dapat menghubungkan kemampuan kognitif siswa yang konkrit dengan konsep baru matematika yang abstrak. Dalam kegiatan pembelajaran konsep dasar ini, media atau alat peraga diharapkan dapat digunakan untuk membantu kemampuan pola pikir siswa. ● Pemahaman Konsep, yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep, yang bertujuan agar siswa lebih memahami suatu konsep matematika. Pemahaman konsep terdiri atas dua pengertian, yaitu: a. Merupakan kelanjutan dari pembelajaran penanaman konsep dalam suatu pertemuan. b. Pembelajaran pemahaman konsep dilakukan pada pertemuan yang berbeda, tetapi masih merupakan kelanjutan dari penanaman konsep. Pada pertemuan tersebut, penanaman konsep dianggap sudah disampaikan pada pertemuan sebelumnya, di semester atau kelas sebelumnya.
  • 16. ● Pembinaan Keterampilan, yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep dan pemahaman konsep. Pembelajaran pembinaan keterampilan bertujuan agar siswalebih terampil dalam menggunakan berbagai konsepmatematika. Seperti halnya pada pemahaman konsep, pembinaan keterampilan juga terdiri atas dua pengertian. Pertama, merupakan kelanjutan dari pembelajaran penanaman konsep dan pemahaman konsep dalam suatu pertemuan. Sedangkan kedua, pembelajaran pembinaan keterampilan dilakukan pada pertemuan yang berbeda, tapi masih merupakan lanjutan dari penanaman dan pemahaman konsep.
  • 17. 8. Hasil Belajar Matematika ● Hasil belajar merupakan faktor yang menentukan dalam semua kegiatan proses belajar. Hasil belajar merupakan prestasi belajar yang dimiliki oleh siswa. Tinggi rendahnya hasil belajar merupakan prestasi yang dicapai oleh seorang siswa dalam meningkatkan prestasi belajarnya atau mengusahakan sesuatu yang tidak baik menjadi sesuatu yang lebih baik. ● Menurut Ambo Enre Abdullah (1979:2), “Hasil belajar merupakan indikator kualitas pengetahuan yang dikuasai oleh anak. Tinggi rendahnya hasil belajar dapat menjadi indikator sedikit banyaknya pengetahuan yang dikuasai oleh siswa dalam bidang studi atau kurikulum tertentu.”
  • 19. Hipotesis tindakan ● Berdasarkan kajian teori, maka hipotesis tindakan ini adalah jika dalam pembelajaran matematika menggunakan alat peraga tiga dimensi maka hasil belajar matematika siswa kelas V SDN No. 45 Biringbalang Kecamatan Pattallassang dapat ditingkatkan.
  • 20. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode Penelitian Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research dengan metode kualitatif dan kuantitatif) yang meliputi 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi/evaluasi, dan refleksi.
  • 21. B. Subyek, Lokasi, dan Waktu Penelitian ● Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN No. 45 Biringbalang Kecamatan Pattallassang yang berjumlah 36 orang terdiri dari 21 orang siswa perempuan dan 15 orang siswa laki-laki. Penelitian dilaksanakan di kelas V SDN No. 45 ● BiringbalangKecamatan Kecamatan Pattallassang. ● Lokasi penelitian dilakukan di SDN No. 45 BiringbalangKecamatan Kecamatan Pattallassang. ● Waktu penelitian dilaksanakan selama dua bulan lebih yaitu mulai bulan Juni 2022 Sampai Oktober 2022
  • 22. c. Variabel Penelitian ● Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: penggunaan alat peraga tiga dimensi (x) yang dianggap sebagai variabel bebas, meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas V SDN No. 45 Biringbalang Kecamatan Pattallassang (y) dianggap variabel terikat.
  • 24. Siklus I a). Tahap Perencanaan Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah: ○ Menelaah kurikulum Matematika SDN No. 45 Biringbalang Kecamatan Pattallassang ○ Mempelajari bahan yang diajarkan dari berbagai sumber. ○ Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). ○ Menyediakan alat dan bahan yang diperlukan. ○ Merancang dan membuat soal sebagai alat evaluasi. ○ Membuat lembaran observasi untuk siswa, guru, dan hasil pengamatan untuk penilaian siswa.
  • 25. b). Tahap Pelaksanaan Tindakan Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam pelaksanaan tindakan ini adalah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah dibuat yakni pada setiap pemberian materi, peneliti yang bertindak sebagai guru selalu memberikan gambaran atau model kepada siswa yang ada di dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya, memberikan tugas kepada siswa berupa LKS, setelah sebelumnya membagi siswa kedalam beberapa kelompok. Kemudian siswa diberi kesempatan untuk mengkonstruksi pengetahuan dan pengalamannya untuk menemukan pemecahan masalah yang disajikan berdasarkan media yang diberikan untuk selanjutnya meminta siswa menyampaikan hasil temuannya di depan kelas dan memberikan tugas/pekerjaan rumah kepada siswa sebagai bahan penilaian tambahan bagi siswa dalam memecahkan masalah yang lebih banyak lagi.
  • 26. c). Tahap Observasi dan Evaluasi Pada prinsipnya tahap observasi ini dilakukan selama penelitian berlangsung yang terdapat pada lembar observasi yang meliputi: ○ Siswa yang hadir pada tiap pertemuan. ○ Siswa yang mengajukan pertanyaan, tanggapan atau komentar. ○ Siswa yang menjawab pertanyaan lisan guru. ○ Siswa yang mengajukan diri untuk mengerjakan soal di papan tulis. ○ Siswa yang aktif dalam kelompok. ○ Siswa yang membantu menyelesaikan soal. ○ Mencatat setiap hal yang dialami oleh siswa, situasi dan kondisi belajar siswa berdasarkan lembar observasi yang sudah dibuat dalam hal ini mengenai kehadiran siswa, perhatian dan keaktifan siswa mengikuti proses belajar mengajar. Begitu pun hasil pekerjaan rumahnya yang akan dinilai kembali pada waktu ada pelajaran matematika lagi. ○ Evaluasi dilaksanakan dengan melihat hasil belajar matematika siswa selama proses pembelajaran dengan memberikan tes tertulis setelah menggunakan alat peraga tiga dimensi.
  • 27. d). Tahap Refleksi Refleksi dilakukan pada setiap selesai satu tahap dalam setiap siklus pembelajaran, sehingga instrumen penilaian yang dibuat selama dalam pembelajaran mendapatkan perbaikan. Hasil refleksi pada siklus I, menjadi bahan tindakan pada siklus berikutnya, hingga kelemahan yang dilakukan oleh siswa berkurang atau pelaksanaannya lebih baik. Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada tahap refleksi ini, yaitu: ● Merefleksikan setiap hal yang diperoleh melalui lembaran observasi, yakni keaktifan siswa dalam menyelesaikan tugas secara individu dan tugas berkelompok ● Menilai dan mempelajari perkembangan hasil kemampuan dan pekerjaan siswa dalam bentuk individu dan kelompok yang diberikan selama siklus I serta nilai terakhir siklus II. ● Guru melakukan refleksi tentang perbaikan : (a). Metode pembelajaran yang diberikan. (b). Hasil belajar matematika siswa.
  • 28. Siklus II a). Tahap Perencanaan 1) Merancang siklus II ini sama memecahkan masalah pada siklus I. 2) Dari hasil refleksi serta tanggapan yang diberikan siswa pada siklus I, guru menyusun rencana baru untuk dibuat tindakan antara lain: mengawasi siswa lebih tegas dan memberikan teguran bagi siswa yang kurang disiplin. 3) Memberikan motivasi agar siswa dapat lebih bergairah dan senang belajar, baik secara individu maupun berkelompok. b). Tahap Pelaksanaan Tindakan Tindakan siklus II adalah melanjutkan langkah-langkah yang telah dilakukan pada siklus I dan beberapa perbaikan yang dianggap perlu dan dapat memecahkan masalah yang ditemukan pada siklus sebelumnya,dengan materi yang berbeda dan pemberian tugas yang berbeda pula. Adapun tindakan yang dimaksud yaitu: ● Melanjutkan pelajaran matematika dengan alat peraga tiga dimensi. ● Siswa/kelompok yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugasnya, maka sebaiknya diberikan bimbingan. ● Hasil kerja dari masing-masing individu dan kelompok, didiskusikan dan jika ada jawaban yang kurang tepat, maka guru membetulkannya.
  • 29. c). Tahap Observasi dan Evaluasi Secara umum, tahap observasi dan evaluasi siklus I ini adalah melanjutkan kegiatan pada siklus I yang dilaksanakan pada saat proses belajar mengajar. Observasi dan evaluasi yang dilakukan lebih ditingkatkan kecermatannya dan diupayakan secara maksimal agar siswa lebih secara aktif dalam mengikuti pelajaran secara termotivasi lebih rajin belajar dan lebih baik dalam meningkatkan kemampuan hasil belajar matematikanya. d). Tahap Refleksi Refleksi dilakukan pada setiap selesai satu tahap dalam setiap siklus pembelajaran, sehingga instrumen penilain yang dibuat dalam pembelajaran dilakukan perbaikan. Hasil refleksi pada siklus II, menjadi bahan tindakan terakhir yang merupakan akhir pada proses tindakan dan merupakan gabungan dari siklus I. Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada tahap refleksi ini, yaitu ● Merefleksikan setiap hal yang diperoleh melalui lembaran observasi, yakni keaktifan siswa dalam menyelesaikan tugas secara individu dan tugas berkelompok seperti pada siklus I. ● Menilai dan mempelajari perkembangan hasil pekerjaan siswa dalam bentuk individu dan kelompok yang diberikan selama siklus I serta nilai terakhir siklus II. ● Memberikan kesempatan kepada siswa untuk membuat refleksi atau tanggapan tertulis ataupun saran- saran perbaikan atas: ○ Alat peraga tiga dimensi yang diberikan. ○ Kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan di kelas.
  • 30. E. Data Penelitian ● Hasil belajar yaitu hasil yang diperoleh siswa dalam bentuk nilai setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan alat peraga tiga dimensi. ● Aktivitas siswa yaitu segala kegiatan yang dilakukan siswa selama pembelajaran matematika dengan menggunakan alat peraga tiga dimensi.
  • 31. F. Teknik Pengumpulan Data ● Sumber Data. Sumber data adalah personal penelitian yang terdiri dari: peneliti, guru, dan siswa kelas V SDN No. 45 Biringbalang Kecamatan Pattallassang ● Jenis Data. Jenis data yang diperoleh adalah data kuantitatif dan data kualitatif. ● Cara Pengambilan Data. Data diambil dengan cara observasi dan menggunakan tes soal matematika terhadap siswa.
  • 32. G. Teknik Analisis Data ● Sesuai dengan jenis yang akan dikumpulkan, maka analisis data penelitian dilakukan dalam dua macam, yaitu: analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Data mengenai hasil belajar Matematika siswa dianalisis secara kuantitatif .Untuk analisis kualitatif diperlukan pada data hasil observasi. Kriteria yang digunakan untuk kategori ini adalah berdasarkan teknik kategori standar yang ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional dan Kebudayaan.
  • 33. H. Indikator Keberhasilan ● Yang menjadi indikator keberhasilan dalam penelitan ini adalah terjadinya perubahan sikap siswa kelas V terhadap bahan ajar dalam proses belajar mengajar matematika dan dari hasil belajar siswa, serta peningkatan skor rata-rata hasil belajar siswa melalui penggunaan alat peraga tiga dimensi. Apabila terdapat 80% siswayang memperoleh skor minimal 65, maka kelas dianggap tuntas secara klasikal terjadi peningkatan hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran matematika setelah menggunakan alat peraga tiga dimensi.
  • 34. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Setelah diuraikan pembahasan tentang kreativitas guru matematika kelas V SDN No. 45 Biringbalang Kecamatan Pattallassang Selanjutnya akan diuraikan tentang hasil belajar siswa, dimana hasil belajar siswa tersebut diperoleh dari hasil penelitian yang dilaksanakan di kelas V SDN No. 45 Biringbalang Kecamatan Pattallassangdengan menggunakan alat peraga tiga dimensi yang dilakukan terhadap responden penelitian melalui tes baik secara lisan maupun tertulis, dan baik secara individu maupun kelompok dengan dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif yang dilakukan dalam dua siklus dan masing-masing dilakukan dalam 3 kali pertemuan, serta pengujian hasil penelitian tentang peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas V SDN No. 45 Biringbalang Kecamatan Pattallassang dengan menggunakan alat peraga tiga dimensi.
  • 35. 1. Hasil Analisis Kuantitatif
  • 36.
  • 38. 2. Hasil Analisis Kualitatif Aktivitas Siswa ● Data tingkat aktivitas siswa yang relevan dengan pembelajaran rata-rata 20,67 dengan porsentase 63,89% pada siklus pertama dan pada siklus kedua meningkat menjadi 29 dengan porsentase 80,55%. Artinya terjadi peningkatan 16,66%. ● Data tingkat aktivitas siswa yang tidak relevan dengan pembelajaran memperlihatkan penurunan dari rata-rata 5 dengan porsentase 13,89% pada siklus pertama dan pada siklus kedua turun menjadi 2,33 dengan porsentase 6,48% pada siklus kedua. Artinya terjadi penurunan sebesar 7,41%.
  • 39. Hasil Belajar Siswa Dari tabel hasil belajar siswa di atas menunjukkan bahwa dari 36 siswa Kelas V SDN No. 45 Biringbalang Kecamatan Pattallassang telah mengalami peningkatan hasil belajar dengan perincian sebagai berikut : ● Pada kategori ”sangat tinggi” dari siklus I belum ada siswa yang mendapat nilai sangat tinggi kemudian pada siklus II sudah 10 siswa yang berada pada kategori ”sangat tinggi” dengan persentase 27,78%. Ini berarti siswa pada kategori ”sangat tinggi” telah mengalami peningkatan sebesar 27,78 %. ● Pada kategori ”tinggi” dari siklus I yakni 7 siswa dengan presentase 19,44 % kemudian siklus II menjadi 22 siswa dengan persentase 61,11%. Ini berarti siswa pada kategori ”tinggi” telah mengalami peningkatan sebesar 41,67 %. ● Pada kategori ”sedang” dari siklus I yakni 14 siswa dengan persentase 38,89 % dan pada siklus II ada 4 siswa yang berada pada kategori ”sedang” dengan persentase 11,11 %. Ini berarti siswa pada kategori ”sedang” telah mengalami penurunan sebesar 27,78 %. ● Pada kategori ”rendah” dari siklus I yakni 15 siswa dengan persentase 41,67% dan pada siklus II ada 0 siswa yang berada pada kategori rendah dengan persentase 0%. Ini berarti siswa pada kategori ”rendah” telah mengalami penurunan sebesar 41,67 %. ● Pada kategori ”sangat rendah” dari siklus I yakni 0 siswa dengan persentase 0 % dan pada siklus II ada 0 siswa yang berada pada kategori sedang dengan persentase 0%. ● Nilai rata-rata siklus pertama sebesar 59,5 dan 77,3 pada siklus kedua. Nilai tertinggi pada siklus pertama sebesar 79 dan 90 pada siklus kedua. Nilai terendah pada siklus pertama 30 dan 62 pada siklus kedua. Sebagaimana yang terlihat pada tabel diatas.
  • 40. B. PEMBAHASAN ● Aktivitas Belajar Siswa ○ Aktivitas Siswa Siklus I ● Pada siklus I, semangat minat dan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar dalam menjawab pertanyaan lisan guru, bertanya tentang materi yang dibahas serta mengajukan tanggapan dapat dikatakan kurang sekali, hal tersebut hanya dilakukan oleh siswa yang tergolong pintar. Tampak sekali tiap siswa yang hanya pasif dan hanya mendengarkan serta mencatat saja tiap materi yang diajarkan ● Pada pertemuan kedua dan berakhirnya siklus pertama, semangat siswa untuk menyelesaikan soal secara kelompok sudah tampak. Walaupun masih ada siswa yang masih pasif. Hal ini terlihat dari kurang kompaknya setiap kelompok dan kurang komunikasinya antara anggota kelompok serta masih banyak siswa yang meminta bimbingan kepada guru sebelum melakukan diskusi dengan teman sekelompoknya bahkan ada kelompok yang anggotanya tidak mau naik menuliskan jawabannya di papan tulis. ● Dari hasil pengamatan diketahui bahwa diantara mereka ada yang tidak menerima dikelompokkan dengan teman sekelompoknya, karena mereka ingin memilih anggota kelompoknya sendiri. ● Setiap selesai proses pembelajaran, guru selalu memberikan pekerjaan rumah dengan tujuan agar siswa mau belajar dan melatih diri dalam menyelesaikan soal-soal yang ada dan dikumpul pada pertemuan berikutnya. Penggunaan alat peraga tiga dimensi pada fase terakhir adalah pemberian penghargaan baik secara individu maupun kelompok.
  • 41. ○ Aktivitas Siswa Siklus II Adapun pembahasan perubahan sikap siswa pada siklus II adalah sebagai berikut: ● Kehadiran siswa semakin meningkat dan semangat memperhatikan pelajaran semakin terlihat, walaupun masih ada beberapa siswa yang kadang melakukan kegiatan lain ketika guru sedang menjelaskan. ● Sudah terlihat keseriusan siswa dalam menyelesaikan soal-soal serta sudah terlihat kekompakan dalam kelompoknya. ● Keaktifan siswa dalam proses belajar menjawab pertanyaan maupun bertanya tentang materi yang dibahas. Mereka saling bersaing ingin kelompoknya yang unggul. ● Siswa sudah mampu mengerjakan soal latihan dengan meminta bimbingan dari guru serta bertanya kepada teman sekelompoknya. ● Siswa yang mengerjakan di papan tulis dengan benar semakin meningkat berkat adanya kerjasama anggota kelompoknya. ● Pada siklus II ini siswa sudah mulai berani mengangkat tangan dan mempresentasikan hasil kerjasama mereka.
  • 42. 2. Hasil Belajar Siswa ● Hasil belajar siswa yang telah dikategorikan dalam bentuk prosentase kemudian dibandingkan antara kedua siklus menunjukkan perbedaan seperti pada 4.3. Terjadi pergeseran nilai hasil belajar dari siklus pertama ke siklus kedua. Peningkatan nilai kategori “Sedang” ke “Tinggi” diikuti dengan penurunan nilai kategori “Sangat Rendah”, sehingga puncak nilai bergeser ke kategori “Sangat Tinggi”. ● Proses pembelajaran yang lebih efektif tentu didasari oleh perencanaan yang matang sehingga aktivitas siswa dapat lebih meninggkat dengan demikian sebagai konsekuensinya adalah hasil belajar yang lebih baik. ● Terjadi peningkatan hasil belajar baik secara rata-rata 57,31 pada siklus I menjadi 75,22 pada siklus II. Untuk nilai tertinggi 79 pada siklus pertama menjadi 90 pada siklus kedua, serta nilai terendah pada siklus I adalah 40 dan pada siklus II menjadi 62.
  • 43. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai “ Meningkatkanan Hasil Belajar Matematika dengan Menggunakan Alat Peraga Tiga Dimensi pada Siswa Kelas V SDN No. 45 Biringbalang Kecamatan Pattallassang”, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1). Tingkat kemampuan siswa kelas V SDN No. 45 Biringbalang Kecamatan Pattallassang dalam mengerjakan tugasnya, baik secara lisan maupun tulisan. Pada siklus I masuk dalam kategori ”sedang” dengan nilai rata-rata 57,31 tetapi pada siklus II mengalami kemajuan dengan kategori ”tinggi” dengan nilai rata-rata 75,22. Ini berarti, hasil belajar siswa meningkat 17,91. 2). Terdapat peningkatan hasil belajar matematika dengan menggunakan alat Peraga tiga dimensi pada Siswa Kelas V SDN No. 45 Biringbalang Kecamatan Pattallassang, baik secara kualitatif maupun kuantitatif, karena kemampuan siswa dalam mengerjakan tugas-tugasnya mengalami peningkatan. Hal tersebut dapat dilihat pada lampiran 1.
  • 44. B. Saran ● Dalam upaya peningkatan hasil belajar matematika di semua jenjang pendidikan, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah meningkatkan kompetensi guru dalam bidangnya masing-masing. ● Khususnya kepada para siswa, bahkan dalam rangka meningkatkan hasil belajarnya, di samping didukung oleh berbagai faktor juga tidak terlepas dari kerja keras untuk mempelajari kembali materi yang telah diberikan oleh guru di sekolah. ● Dengan selesainya skripsi ini diharapkan menjadi sumbangsih pemikiran bagi guru-guru dan siswa SDN No. 45 Biringbalang Kecamatan Pattallassang, dan dijadikan sebagai bahan tambahan peningkatan kualitas untuk tahun-tahun berikutnya. ● Kepada peneliti selanjutnya agar dapat meneruskan atau melengkapi penelitian ini, sehingga apa yang kita inginkan bersama dapat mencapai hasil yang lebih akurat dan dapat dipercaya.
  • 45. DAFTAR PUSTAKA Abdullah. Ambo. Enre. 1979. Langkah-Langkah Perhubungan Statistik Pendidikan. Ujung Pandang: Biro IKIP. Amir. 2001. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Bloom.1976. Karakteristik Pembelajaran Anak. Jakarta: Balai Pustaka. Borman. Dienje. Rumumpuk. 1986. Karakteristik Pembelajaran Anak. Jakarta: Balai Pustaka. Cornelius. 1982. Karakteristik Pembelajaran Anak. Jakarta: Balai Pustaka. Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1996. Program Pembelajaran Terpadu D-II PGSD. Jakarta: Proyek Pendidikan Tenaga Akademik Bagian Proyek Pengembangan Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Gagne dan Reiser. 1983. Karakteristik Pembelajaran Anak. Jakarta: Balai Pustaka. Hamalik Oemar. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Martina. Hopkins. 1993. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Martina. Hudoyo. 2006. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan. Johnson dan Myklebust. 1967. Karakteristik Pembelajaran Anak. Jakarta: Balai Pustaka. Kasbola. 1999. Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Dikti. Klirk. 1962. Karakteristik Pembelajaran Anak. Jakarta: Balai Pustaka.
  • 46. Moedjiono dan Moh. Dimyati 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan. Notowidjaya. Rohman. 1984. Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Dikti. Ruseffendi. 1991. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta : Rineka Cipta. Slameto. 1995. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Proyek Pendidikan Tenaga Akademik Bagian Proyek Pengembanagan PGSD. Soedjadi. 2000. Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Dikti. Sujadi. 2000. Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Dikti. Sudjana. Nana. 1998. Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta: Sinar Baru. Sudjana. Nana. 2000. Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta: Sinar Baru. Sudjana. Nana. 2004. Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah. Bandung: Sinar Algesindo Baru. Sugiyono. 2004. Penelitian Kuantitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya. Suherman,dkk. 2003. Karakteristik Pembelajaran Matematika. Jakarta: Balai Pustaka.
  • 48.
  • 49.