Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
Pelatihan tentang pemutakhiran, verifikasi dan validasi data keluarga berisiko stunting memberikan panduan untuk mengidentifikasi dan memperbarui data sasaran seperti ibu hamil, balita, dan pasangan usia subur berdasarkan faktor risiko stunting seperti sanitasi, air bersih, dan karakteristik empat terlalu. Proses ini memastikan data terkini digunakan untuk pendampingan keluarga guna m
Kegiatan Orientasi Kader kesehatan sangat perlu dilakukan terlebih pada awal tahun sebelum action kegiatan dimulai, karena peranan kader dalam program kesehatan sangatlah besar dan membantu petugas kesehatan di wilayah kerja..
Salah satu pendampingan yang dilakukan oleh kader dari Tim Pendamping Keluarga (TPK) dalam rangka mencegah stunting adalah menyiapkan calon pengantin (Catin) yang mempunyai kesiapan baik secara fisik maupun mental.
Penyiapan Catin ini, seyogyanya dilakukan oleh lingkup keluarga sejak mereka masih remaja. Beberapa hal yang bisa dilakukan oleh para orangtua yang memiliki remaja adalah dengan memperhatikan pola makan dan pemberian tablet Zat Besi (Fe).
Pemberian Fe ini penting untuk menjaga kesehatan reproduksi remaja putri. Terlebih ketika remaja putri menstruasi akan mengalami kekurangan Zat Besi.Oleh sebab itu, selain mengkonsumsi tablet FE, remaja putri juga dianjurkan untuk mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang dan vitamin yang cukup.
Setelah remaja putri beranjak dewasa dan akan melaksanakan pernikahan, maka tugas selanjutnya bagi kader TPK adalah memberikan pendampingan bagi Catin, minimal 3 bulan sebelum pernikahan.
Konsep pendampingan Catin yang dilakukan adalah menilai status gizi calon Pasangan Usia Subur (PUS) sejak 3 bulan sebelum menikah (pra nikah), sehingga akan terkoreksi sebelum masuk masa pernikahan dan bulan madu.Beberapa kasus yang sering ditemui pada Catin adalah banyaknya remaja atau pasangan usia subur yang status gizinya ada yang sebahagian anemia, yang kalau tidak dicegah akan berpotensi lahirnya bayi stunting.
Kegiatan Orientasi Kader kesehatan sangat perlu dilakukan terlebih pada awal tahun sebelum action kegiatan dimulai, karena peranan kader dalam program kesehatan sangatlah besar dan membantu petugas kesehatan di wilayah kerja..
Salah satu pendampingan yang dilakukan oleh kader dari Tim Pendamping Keluarga (TPK) dalam rangka mencegah stunting adalah menyiapkan calon pengantin (Catin) yang mempunyai kesiapan baik secara fisik maupun mental.
Penyiapan Catin ini, seyogyanya dilakukan oleh lingkup keluarga sejak mereka masih remaja. Beberapa hal yang bisa dilakukan oleh para orangtua yang memiliki remaja adalah dengan memperhatikan pola makan dan pemberian tablet Zat Besi (Fe).
Pemberian Fe ini penting untuk menjaga kesehatan reproduksi remaja putri. Terlebih ketika remaja putri menstruasi akan mengalami kekurangan Zat Besi.Oleh sebab itu, selain mengkonsumsi tablet FE, remaja putri juga dianjurkan untuk mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang dan vitamin yang cukup.
Setelah remaja putri beranjak dewasa dan akan melaksanakan pernikahan, maka tugas selanjutnya bagi kader TPK adalah memberikan pendampingan bagi Catin, minimal 3 bulan sebelum pernikahan.
Konsep pendampingan Catin yang dilakukan adalah menilai status gizi calon Pasangan Usia Subur (PUS) sejak 3 bulan sebelum menikah (pra nikah), sehingga akan terkoreksi sebelum masuk masa pernikahan dan bulan madu.Beberapa kasus yang sering ditemui pada Catin adalah banyaknya remaja atau pasangan usia subur yang status gizinya ada yang sebahagian anemia, yang kalau tidak dicegah akan berpotensi lahirnya bayi stunting.
PPT pak Ulum Rapat Kapus (26 Januari 2024).pptxPPT pak Ulum Rapat Kapus (26 Januari 2024).pptxPPT pak Ulum Rapat Kapus (26 Januari 2024).pptxPPT pak Ulum Rapat Kapus (26 Januari 2024).pptxPPT pak Ulum Rapat Kapus (26 Januari 2024).pptxPPT pak Ulum Rapat Kapus (26 Januari 2024).pptxPPT pak Ulum Rapat Kapus (26 Januari 2024).pptxPPT pak Ulum Rapat Kapus (26 Januari 2024).pptxPPT pak Ulum Rapat Kapus (26 Januari 2024).pptxPPT pak Ulum Rapat Kapus (26 Januari 2024).pptxPPT pak Ulum Rapat Kapus (26 Januari 2024).pptxPPT pak Ulum Rapat Kapus (26 Januari 2024).pptxPPT pak Ulum Rapat Kapus (26 Januari 2024).pptxPPT pak Ulum Rapat Kapus (26 Januari 2024).pptxPPT pak Ulum Rapat Kapus (26 Januari 2024).pptxPPT pak Ulum Rapat Kapus (26 Januari 2024).pptxPPT pak Ulum Rapat Kapus (26 Januari 2024).pptxPPT pak Ulum Rapat Kapus (26 Januari 2024).pptxPPT pak Ulum Rapat Kapus (26 Januari 2024).pptxPPT pak Ulum Rapat Kapus (26 Januari 2024).pptxPPT pak Ulum Rapat Kapus (26 Januari 2024).pptxPPT pak Ulum Rapat Kapus (26 Januari 2024).pptxPPT pak Ulum Rapat Kapus (26 Januari 2024).pptxPPT pak Ulum Rapat Kapus (26 Januari 2024).pptxPPT pak Ulum Rapat Kapus (26 Januari 2024).pptxPPT pak Ulum Rapat Kapus (26 Januari 2024).pptxPPT pak Ulum Rapat Kapus (26 Januari 2024).pptxPPT pak Ulum Rapat Kapus (26 Januari 2024).pptxPPT pak Ulum Rapat Kapus (26 Januari 2024).pptxPPT pak Ulum Rapat Kapus (26 Januari 2024).pptxPPT pak Ulum Rapat Kapus (26 Januari 2024).pptxPPT pak Ulum Rapat Kapus (26 Januari 2024).pptxPPT pak Ulum Rapat Kapus (26 Januari 2024).pptxPPT pak Ulum Rapat Kapus (26 Januari 2024).pptxPPT pak Ulum Rapat Kapus (26 Januari 2024).pptxPPT pak Ulum Rapat Kapus (26 Januari 2024).pptxPPT pak Ulum Rapat Kapus (26 Januari 2024).pptxPPT pak Ulum Rapat Kapus (26 Januari 2024).pptxPPT pak Ulum Rapat Kapus (26 Januari 2024).pptxPPT pak Ulum Rapat Kapus (26 Januari 2024).pptxPPT pak Ulum Rapat Kapus (26 Januari 2024).pptxPPT pak Ulum Rapat Kapus (26 Januari 2024).pptxPPT pak Ulum Rapat Kapus (26 Januari 2024).pptxPPT pak Ulum Rapat Kapus (26 Januari 2024).pptxPPT pak Ulum Rapat Kapus (26 Januari 2024).pptxPPT pak Ulum Rapat Kapus (26 Januari 2024).pptxPPT pak Ulum Rapat Kapus (26 Januari 2024).pptxPPT pak Ulum Rapat Kapus (26 Januari 2024).pptxPPT pak Ulum Rapat Kapus (26 Januari 2024).pptxPPT pak Ulum Rapat Kapus (26 Januari 2024).pptxPPT pak Ulum Rapat Kapus (26 Januari 2024).pptxPPT pak Ulum Rapat Kapus (26 Januari 2024).pptxPPT pak Ulum Rapat Kapus (26 Januari 2024).pptxPPT pak Ulum Rapat Kapus (26 Januari 2024).pptxPPT pak Ulum Rapat Kapus (26 Januari 2024).pptxPPT pak Ulum Rapat Kapus (26 Januari 2024).pptxPPT pak Ulum Rapat Kapus (26 Januari 2024).pptxPPT pak Ulum Rapat Kapus (26 Januari 2024).pptxPPT pak Ulum Rapat Kapus (26 Januari 2024).pptxPPT pak Ulum Rapat Kapus (26 Januari 2024).pptxPPT pak Ulum Rapat Kapus (26 Januari 2024).pptxPPT pak Ulum Rapat Kapus (26 Januari 2024).pptxPPT pak Ulum Rapat Kapus (26 Januari 2024).pptxPPT pak Ulum Rapat Kapus (26 Januari 20
Similar to PPT Pemutakhiran Data Sasaran Keluarga Berisiko Stunting_revisi.pptx (20)
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...d1051231039
Lahan gambut merupakan salah satu ekosistem yang unik dan penting secara global. Terbentuk dari endapan bahan organik yang terdekomposisi selama ribuan tahun, lahan gambut memiliki peran yang sangat signifikan dalam menjaga keanekaragaman hayati, menyimpan karbon, serta mengatur siklus air. Kerusakan lahan gambut dapat menyebabkan hilangnya habitat, degradasi lingkungan, dan penurunan kesuburan tanah. Kerusakan lahan gambut di Indonesia telah meningkat seiring waktu, dengan laju deforestasi dan degradasi lahan gambut yang signifikan. Menurut data, sekitar 70% dari lahan gambut di Indonesia telah rusak, dan angka tersebut terus meningkat. Kerusakan lahan gambut memiliki dampak yang luas dan serius, tidak hanya secara lokal tetapi juga global. Selain menyebabkan hilangnya habitat bagi berbagai spesies tumbuhan dan hewan yang khas bagi ekosistem gambut, kerusakan lahan gambut juga melepaskan jumlah karbon yang signifikan ke atmosfer, berkontribusi pada perubahan iklim global.Kerusakan lahan gambut memiliki dampak negatif yang luas pada masyarakat, lingkungan, dan ekonomi. Dalam jangka panjang, kerusakan lahan gambut dapat menyebabkan hilangnya sumber daya alam, penurunan kesuburan tanah, dan peningkatan risiko bencana alam.
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...d1051231072
Lahan gambut adalah salah satu ekosistem penting di dunia yang berfungsi sebagai penyimpan karbon yang sangat efisien. Di Asia Tenggara, lahan gambut memainkan peran krusial dalam menjaga keseimbangan ekologi dan ekonomi. Namun, seiring dengan meningkatnya tekanan terhadap lahan untuk aktivitas pertanian, perkebunan, dan pembangunan infrastruktur, degradasi lahan gambut telah menjadi masalah lingkungan yang signifikan. Degradasi lahan gambut terjadi ketika lahan tersebut mengalami penurunan kualitas, baik secara fisik, kimia, maupun biologis, yang pada akhirnya mengakibatkan pelepasan karbon dalam jumlah besar ke atmosfer.
Lahan gambut di Asia Tenggara, khususnya di negara-negara seperti Indonesia dan Malaysia, menyimpan cadangan karbon yang sangat besar. Diperkirakan bahwa lahan gambut di wilayah ini menyimpan sekitar 68,5 miliar ton karbon, yang jika terlepas, akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap emisi gas rumah kaca global.
Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...d1051231053
Gambut merupakan tanah yang memiliki karakteristik unik. Lahan gambut yang begitu luas di beberapa pulau besar di Indonesia, menjadikan pengelolaan lahan gambut sering dilakukan, terutama dalam peralihan fungsi menjadi perkebunan, pertanian, hingga pemukiman. Pada studi kasus ini lebih berfokus pada degradasi lahan gambut menjadi media tanam, proses, dampak, serta upaya pemulihan dampak yang dihasilkan dari degradasi lahan gambut tersebut
Hasil dari #INC4 #TraktatPlastik, #plastictreaty masih saja banyak reaksi ketidak puasan, tetapi seluruh negara anggota PBB bertekad melanjutkan putaran negosiasi
berikutnya: #INC5 di bulan November 2024 di Busan Korea Selatan
Cerita sukses desa-desa di Pasuruan kelola sampah dan hasilkan PAD ratusan juta adalah info inspiratif bagi khalayak yang berdiam di perdesaan
.
#PartisipasiASN dalam #bebersihsampah nyata biarpun tidak banyak informasinya
DAMPAK KEBAKARAN LAHAN GAMBUT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KESEHATAN MASYARAKAT.pdfd1051231031
Kebakaran hutan dan lahan gambut merupakan kebakaran permukaan dimana api membakar bahan bakar yang ada di atas permukaan seperti pepohonan maupun semak-semak, kemudian api menyebar tidak menentu secara perlahan di bawah permukaan (Ground fire), membakar bahan organicmelalui pori-pori gambut dan melalui akar semak belukar ataupun pohon yang bagian atasnya terbakar. Selanjutnya api menjalar secara vertical dan horizontal berbentuk seperti kantong asap dengan pembakaran yang tidak menyala (smoldering) sehingga hanya asap yang berwarna putih saja yang Nampak di atas permukaan, yang sering dikenal dengan kabut asap yang terjadi akibat kebakaran hutan yang bersifat masiv. Oleh karena peristiwa kebakaran tersebut terjadi di bawah tanah dan tidak nampak di permukaanselain itu tanahnya merupakan tanah basah/gambut yang mengandung air maka proses kegiatan pemadamannya tentu akan menimbulkan kesulitan.
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdfBrigittaBelva
Berada dalam kerangka Mata Kuliah Riset Periklanan, tim peneliti menganalisis penggunaan pendekatan "fear appeal" atau memicu rasa takut dalam kampanye #TogetherPossible yang dilakukan oleh World Wide Fund (WWF) untuk mengedukasi masyarakat tentang isu lingkungan.
Analisis dilakukan dengan metode kualitatif, meliputi analisis konten media sosial WWF, observasi, dan analisis naratif. Tidak hanya itu, penelitian ini juga memberikan strategi nyata untuk meningkatkan keterlibatan dan dampak kampanye serupa di masa depan.
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistemd1051231041
Pirit merupakan zat di dalam tanah yang terbawa karena adanya arus pasang surut. Zat ini dapat membahayakan ekosistem sekitar apabila mengalami reaksi oksidasi dan penyebab utama mengapa tanah menjadi masam, karena mengandung senyawa besi dan belerang. Studi kasus ini bertujuan untuk menganalisis pembentukan, dampak, peran, pengaruh, hingga upaya pengelolaan lingkungan yang dapat dilakukan guna mengatasi masalah ekosistem yang terjadi.
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...muhammadnoorhasby04
Gas rumah kaca memainkan peran penting dalam mempengaruhi iklim Bumi melalui mekanisme efek rumah kaca. Fenomena ini alami dan esensial untuk menjaga suhu Bumi tetap hangat dan layak huni. Namun, peningkatan konsentrasi gas rumah kaca akibat aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, dan praktik pertanian intensif, telah memperkuat efek ini, menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim yang signifikan.Pemanasan global membawa dampak luas pada berbagai aspek lingkungan, termasuk suhu rata-rata global, pola cuaca, kenaikan permukaan laut, serta frekuensi dan intensitas fenomena cuaca ekstrem seperti badai dan kekeringan. Dampak ini juga meluas ke ekosistem alami, menyebabkan gangguan pada habitat, distribusi spesies, dan interaksi ekologi, yang berdampak pada keanekaragaman hayati.
Untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh peningkatan gas rumah kaca dan perubahan iklim, upaya mitigasi dan adaptasi menjadi sangat penting. Langkah-langkah mitigasi meliputi transisi ke sumber energi terbarukan, peningkatan efisiensi energi, dan pengelolaan lahan yang berkelanjutan. Di sisi lain, langkah-langkah adaptasi mencakup pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap cuaca ekstrem, pengelolaan sumber daya air yang lebih baik, dan perlindungan terhadap wilayah pesisir.Selain itu, mengurangi konsumsi daging, memanfaatkan metode kompos, dan pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap perubahan iklim adalah beberapa tindakan konkret yang dapat diambil untuk mengurangi dampak gas rumah kaca.Dengan pemahaman yang lebih baik tentang mekanisme dan dampak dari efek rumah kaca, serta melalui kolaborasi global yang kuat dan langkah-langkah konkret yang efektif, kita dapat melindungi planet kita dan memastikan kesejahteraan bagi generasi mendatang.
ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...d1051231079
Hujan asam merupakan kombinasi ringan dari asam sulfat dan asam nitrat. Hujan asam biasanya terjadi di daerah-daerah yang padat penduduk dan banyaknya aktivitas manusia dalam kegiatan transportasi. Emisi gas SO2 dan NO2 yang berasal dari kegiatan industri dan transportasi merupakan penyebab terjadinya peristiwa hujan asam apabila emisi gas tersebut bereaksi dengan air hujan, dimana senyawa yang bersifat asam terbentuk. Emisi gas SO2 dan NO2 yang berasal dari aktivitas manusia dapat berubah menjadi nitrat (NO3 - ) dan sulfat (SO4 2-) melalui proses fisika dan kimia yang kompleks. Sulfat dan nitrat lebih banyak berbentuk asam yang terlarut dalam air hujan. Keasaman air hujan berhubungan erat dengan konsentrasi SO2 dan NO2 yang terlarut di dalam air hujan. Semakin tinggi konsentrasi SO2 dan NO2 , maka dapat mengakibatkan nilai keasaman air hujan semakin asam .Deposisi asam yang berasal dari emisi antropogenik SO2 dan NOx , memiliki pengaruh besar pada biogeokimia, dan menyebabkan pengasaman tanah dan air permukaan, eutrofikasi ekosistem darat dan air dan penurunan keanekaragaman hayati di banyak wilayah.
DAMPAK PIRIT ANTARA MANFAAT DAN BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN.pdfd1051231033
Tanah merupakan bagian terpenting dalam bidang pertanian, peranan tanah juga sangat kompleks bagi media perakaran tanaman. Tanah mampu menopang dan menyediakan unsur hara yang sangat dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan vegetatif dan generatif. Tanah tersusun dari bahan mineral, bahan organik, udara dan air. Bahan mineral tersusun dari hasil aktivitas pelapukan bebatuan, sedangkan bahan organik berasal dari pelapukan serasah tumbuhan akibat adanya aktivitas mikroorganisme di dalam tanah. Salah satu jenis tanah adalah tanah sulfat masam. Tanah sulfat masam ini keberadaannya di daerah rawa pasang surut. Sering kali tanah sulfat masam dijumpai pada lahan gambut terdegradasi yang mengakibatkan tanah mengandung pirit (FeS2) naik kepermukaan. Tanah sulfat masam yang mengandung pirit ini juga mengganggu pertumbuhan tanaman. Terganggunya pertumbuhan tanaman menyebabkan lahan ini nantinya akan ditinggalkan petani bila tidak dilakukan usaha perbaikan atau menjadi lahan bongkor.
“ANALISIS DINAMIKA DAN KONDISI ATMOSFER AKIBAT PENINGKATAN POLUTAN DAN EMISI...aisyrahadatul14
Pencemaran udara adalah pelepasan zat-zat berbahaya ke atmosfer, seperti polusi industri, kendaraan bermotor, dan pembakaran sampah. Dampaknya terhadap lingkungan sangat serius. Udara yang tercemar dapat merusak lapisan ozon, memicu perubahan iklim, dan mengurangi kualitas udara yang kita hirup setiap hari. Bagi makhluk hidup, pencemaran udara dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti penyakit pernapasan, iritasi mata, dan bahkan kematian. Lingkungan juga terdampak dengan terganggunya ekosistem dan berkurangnya keanekaragaman hayati.
PPT Pemutakhiran Data Sasaran Keluarga Berisiko Stunting_revisi.pptx
1. PEMUTAKHIRAN, VERIFIKASI DAN
VALIDASI DATA KELUARGA BERISIKO
STUNTING
Disampaikan pada Pelatihan Teknis Pelatihan Teknis Tim Pendamping Keluarga (TPK)
dalam Upaya Percepatan Penurunan Stunting di Provinsi Jawa Timur
BERENCANA ITU KEREN
2. TUJUAN PEMBELAJARAN
Hasil Belajar:
Setelah mengikuti mata pelatihan ini,
peserta mampu
mempraktikkan Pemutakhiran,
Verifikasi dan Validasi
Data Sasaran Keluarga Berisiko
Stunting.
Indikator Hasil Belajar:
1. Menjelaskan Konsep dasar Pemutakhiran,
Verifikasi dan Validasi Data sasaran keluarga
Berisiko stunting;
2. Menjelaskan Mekanisme Pemutakhiran,
Verifikasi dan Validasi Data Balita Stunting;
3. Mempraktikkan pengisian formulir Keluarga
Berisiko Stunting dan formulir Rekapitulasi
Hasil Pengukuran Balita.
3. OUTLINE
KONSEP DASAR PEMUTAKHIRAN, VERIFIKASI DAN
VALIDASI DATA KELUARGA BERSIKO STUNTING
MEKANISME PEMUTAKHIRAN, VERIFIKASI DAN
VALIDASI DATA KELUARGA BERSIKO STUNTING
PRAKTIK PENGISIAN FORMULIR
01
02
03
4. Definisi: Pemutakhiran, verifikasi dan validasi data
keluarga berisiko stunting dan kasus stunting
Proses pelaksanaan kegiatan membandingkan data
keluarga berisiko stunting yang bersumber dari
hasil Pendataan Keluarga 2021 (PK 21) dengan
kondisi terkini di lapangan agar data yang
digunakan sebagai peta kerja pendampingan
keluarga adalah data yang terakhir dan terbaru.
5. Apa itu?
Keluarga Berisiko Stunting
Berdasarkan pendataan Keluarga 2021, Keluarga
Berisiko Stunting dipetakan dengan penapisan
sanitasi, akses air bersih dan kondisi 4T (Terlalu
muda, Terlalu Tua yakni usia 35- 40 tahun, Terlalu
dekat, Terlalu Banyak).
Keluarga yang memiliki satu atau lebih faktor risiko stunting yang terdiri dari
keluarga yang memiliki anak remaja puteri/calon pengantin/ibu hamil/anak usia
0 (nol) - 23 (dua puluh tiga) bulan/anak usia 24 (dua puluh empat)-59 (lima
puluh sembilan) bulan berasal dari keluarga miskin, pendidikan orang tua rendah,
sanitasi lingkungan buruk, dan air minum tidak layak
Peraturan Kepala BKKBN Nomor 12 Tahun 2021
6. KELOMPOK SASARAN PENDAMPINGAN
• Kelompok umur 0-23 bulan
• Kelompok umur 24-59 bulan.
BALITA
Keluarga sasaran dengan faktor resiko:
- Sanitasi tidak layak
- Air minum tidak layak
- Memiliki salah satu karakteristik 4T.
KELUARGA BERISIKO STUNTING
PUS dengan karakteristik 4T:
- Terlalu MUDA: < 21 tahun
- Terlalu TUA : >35 – 40 tahun
- Terlalu DEKAT jarak kelahiran
- Terlalu BANYAK anak
PUS (PASANGAN USIA SUBUR)
REMAJA/CALON
PENGANTIN
3 bulan pra nikah
IBU HAMIL DAN
PASCA SALIN
7. Apakah memiliki Faktor Resiko?
FAKTOR RESIKO SPESIFIK PADA PERIODE INKUBASI:
Status Kesehatan, Status Gizi, dll
8. KELUARGA SASARAN
yang dilakukan
VERVAL
sasaran PUS yang tidak hamil/tidak
memiliki anak usia 0-23 bulan/tidak
memiliki anak usia 24-59 bulan tidak
dilakukan verifikasi;
namun tetap menjadi sasaran
pendampingan jika masuk dalam kategori
keluarga berisiko stunting.
10. TUJUAN:
pemutakhiran, verifikasi dan validasi data
keluarga Berisiko stunting
Tujuan Umum
Menyediakan data keluarga berisiko stunting yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan
penajaman sasaran operasional pendampingan keluarga berisiko stunting di lapangan
maupun intervensi program dalam rangka percepatan penurunan stunting
Tujuan Khusus
1. Memverifikasi data sasaran hasil PK 21 dengan data di lapangan
2. Memutakhirkan data sasaran hasil PK 21 dengan hasil verifikasi lapangan
3. Meningkatkan cakupan hasil pengukuran pertumbuhan balita
4. Meningkatkan cakupan keluarga berisiko stunting yang mendapatkan pendampingan
12. UNTUK APA?
TUJUAN PENDAMPINGAN BERBASIS DATA TERKINI
T T
T
T
TEPAT MENDAMPINGI
• Peta kerja
• NO ONE LEFT BEHIND :
Memastikan Tidak ada
satupun sasaran yang tidak
terdampingi .
TEPAT MEMFASILITASI SASARAN
BANSOS/BANTUAN LAINNYA
• Bansos bagi Keluarga beresiko
stunting dengan status miskin/pra
sejahtera
• Bantuan perumahan bagi Keluarga
dengan sanitasi/air bersih tidak layak
TEPAT MEMFASILITASI LAYANAN
RUJUKAN
• Layanan rujukan calon pengantin yang
belum mmenuhi syarat kesehatan
• Layanan rujukan balita stunting
• Layanan rujukan ibu hamil dengan resiko
TEPAT ADMINISTRASI
• Instrumen laporan kinerja Tim pendamping
keluarga
• Dasar dikeluarkannya Honor Pendampingan per
sasaran
13. RUANG LINGKUP
Faktor resiko keluarga
Berisiko stunting
Kegiatan yang dilakukan
meliputi pemutakhiran,
verifikasi dan validasi data
Keluarga sasaran
pendampingan
Sumber data yang
digunakan yaitu
Pendataan
Keluarga 2021
14. MEKANISME PEMUTAKHIRAN, VERIFIKASI
DAN VALIDASI KELUARGA BERISIKO
STUNTING
01
1. Penyusunan
Panduan
2. Penyiapan Cetak
Output
3. Cetak Output
4. Sosialisasi/Orientasi
Persiapan
02
Tk. Pusat s/d Tk.
Desa
Pengorganisasian
Lapangan
03
1. Identifikasi
Sasaran
2. Pengecekan Data
Hasil Pengukuran
Balita
3. Pengolahan hasil
Pelaksanaan 04
Tk. Provinsi s/d
Kecamatan
Rekonsiliasi Data
17. BERENCANA ITU KEREN
Formulir
Keluarga Berisiko Stunting
Merupakan formulir cetak output berisi
data by name keluarga sasaran dan
penapisan faktor risiko stunting
berdasarkan hasil PK21, yang selanjutnya
digunakan untuk kegiatan pemutakhiran,
verifikasi dan validasi data keluarga
berisiko stunting sesuai dengan kondisi
terkini.
18. BERENCANA ITU KEREN
• Pastikan sudah
mendapat cetak
output Rekapitulasi
Keluarga Beresiko
Stunting (R/I/KRS)
• Orientasi
Pelajari, Kenali data nama,
alamat & faktor resiko
masing-masing keluarga
sasaran
PENGAMATAN AWAL
LEMBAR OUTPUT
Tandai jika:
• ada perubahan/perlu
diperbaiki/
• perlu dihapus karena
sudah bukan sasaran/
• tambahkan keluarga
sasaran belum terdata
Balita/ibu hamil belum
terdata/belum lengkap
datanya UNTUK
DICATAT dalam R/I/KRS
• Rekap jumlah data
sasaran
• Laporkan melalui
LINK/manual ke
TPPS desa
SELAMBATNYA 15
APRIL
MUTAKHIRKAN
DATA
KENALI
DATA
SASARAN
LAPORKAN
KUNJUNGI
SASARAN
BERSIAP
LANGKAH PEMUTAKHIRAN
@bkkbnjatimofficial
19. BERENCANA ITU KEREN
Untuk menjadi pendamping keluarga yang HANDAL,
TPK harus MENGENALI SASARAN dengan TEPAT
DATA
REKAPITULASI
KELUARGA
BERESIKO STUNTING
BY NAME BY
ADDRESS
• Berapa jumlah PUS di wilayah kerja
saya? Siapa saja?
• Berapa jumlah keluarga yang memiliki
balita? Keluarga siapa saja?
• Berapa jumlah ibu hamil? Siapa saja
yang sedang hamil saat ini?
• Berapa jumlah calon pengantin 3 bulan
pra nikah? Siapa saja?
SIAPA SAJA, ADA
BERAPA?
• Di RT mana jumlah calon
pengantin/PUS/ibu hamil/balita
paling tinggi?
• Dimana alamat ibu hamil
A/B/C/D.....?
DIMANA?
• Apakah keluarga dengan calon
pengantin/ PUS/ibu hamil/balita
memenuhi salah satu faktor resiko:
- Tidak punya sumber air yang layak?
- Tidak punya sanitasi yang layak?
- Punya resiko 4T?
APAKAH MEMILIKI
FAKTOR RESIKO? • Apakah ada keluarga sasaran yang beulm
terdata?
• Apakah ibu A/B/C/D.... Sudah melahirkan?
🡪 hapus dari daftar ibu hamil
• Apakah balita di wilayah kerja saya sudah
terukur semua BB/Tbnya?
APAKAH DATA
SASARAN WILAYAH
KERJA TERUPDATE?
@bkkbnjatimofficial
20. BERENCANA ITU KEREN @bkkbnjatimofficial
KETENTUAN UMUN
Keluarga sasaran perlu DITANDAI sebelum dilakukan
pemutakhiran, verifikasi dan validasi data keluarga
berisiko stunting, dengan ketentuan:
Lingkari kolom NO untuk keluarga sasaran yang
akan dijadikan sebagai sasaran VERVAL pada form
cetak output R/I/KRS yang diberikan.
Keluarga Sasaran VERVAL yang perlu ditandai
adalah keluarga sasaran dengan kriteria:
Data pada hasil cetak output R/I/KRS
merupakan data seluruh keluarga
sasaran berdasarkan faktor risiko
stunting berdasarkan hasil PK 21
Untuk keluarga yang termasuk
dalam kriteria sasaran VERVAL
namun tidak terdapat datanya
pada cetak output, maka dicatat
pada form kosong R/I/KRS. Hasil
verifikasi dan validasi dicatat pada
kolom VERVAL, sedangkan kolom
PK21 dikosongkan.
Kolom PK 21 berisi data hasil PK 21,
sedangkan hasil verifikasi dan validasi
lapangan dicatat pada kolom
“VERVAL”.
21. BERENCANA ITU KEREN @bkkbnjatimofficial
KETENTUAN
UMUM
Data pada hasil cetak output
R/I/KRS merupakan data
seluruh keluarga sasaran
berdasarkan faktor risiko
stunting berdasarkan hasil PK
21
Kolom PK 21 berisi data
hasil PK 21, sedangkan
hasil verifikasi dan
validasi lapangan dicatat
pada kolom “VERVAL”.
Keluarga sasaran perlu
DITANDAI sebelum
dilakukan pemutakhiran,
verifikasi dan validasi data
keluarga berisiko stunting,
dengan ketentuan:
Lingkari kolom NO untuk
keluarga sasaran yang akan
dijadikan sebagai sasaran
VERVAL pada form cetak
output R/I/KRS yang
diberikan
Untuk keluarga yang
termasuk dalam
kriteria sasaran
VERVAL namun
tidak terdapat
datanya pada cetak
output, maka dicatat
pada form kosong
R/I/KRS. Hasil
verifikasi dan
validasi dicatat pada
kolom VERVAL,
sedangkan kolom
PK21 dikosongkan.
24. B E R E N C A N A I T U K E R E N
PETUNJUKPENGISIANWILAYAH DAN RINGKASAN DATA
WILAYAH
RINGKASAN DATA
25. B E R E N C A N A I T U K E R E N
PETUNJUKPENGISIANKOLOMVERVAL
IDENTITAS
KELUARGA
STATUS KELUARGA
26. B E R E N C A N A I T U K E R E N
PETUNJUKPENGISIANKOLOMVERVAL
KELUARGA
SASARAN
27. B E R E N C A N A I T U K E R E N
PETUNJUKPENGISIANKOLOMVERVAL
PENAPISAN
FAKTOR RISIKO
PENAPISAN FASILITAS
LINGKUNGAN
28. B E R E N C A N A I T U K E R E N
PETUNJUKPENGISIANKOLOMVERVAL
PENAPISAN
PUS 4 TERLALU
29. PETUNJUKPENGISIANKOLOMVERVAL
KELUARGA BERISIKO
STUNTING
KELUARGA
KASUS STUNTING
KRITERIA KELUARGA BERISIKO STUNTING
1. JIKA “KELUARGA SASARAN BUKAN PUS"
minimal 1 variabel penapisan, “JAMBAN" atau “SUMBER AIR MINUM” tidak
layak (terisi tanda (V))
2. JIKA "KELUARGA SASARAN PUS"
minimal 1 variabel , “JAMBAN" atau “SUMBER AIR MINUM” tidak layak
(terisi tanda (V)); atau
minimal 1 dari variabel penapisan “EMPAT TERLALU" terpenuhi (terisi
tanda (V))